1. SOSIALISASI DALAM ERA GLOBALISASI
Nama Kelompok:
1.Adi karta kusuma
2. ridho pratama satria
3. eka yuli mardilah
4.nanik yuliyani
5,intan risky r.
SMA N 1 Merangin
Tahun ajaran 2012/2013
Kata Pengantar
2. Assalamualaikum Wr. Wb. Pertama kami ucapkan terimak kasih
kehadirat Allah SWT atas kuasanya kita sekalian masih diberi kesempatan
untuk segalanya. Selanjutnya, marilah kita hadiahkan Salawat beserta
salam kepada Imam ketika Sholat, Panglima medan perang, Nabi
Muhammad SAW. Berkat beliaulah, dunia ini berada di alam yang
benderang dan penuh dengan rahmat Pengetahuan ini.
Melalui kata pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih terhadap
beberapa pihak yang telah membantu kami dalam penugasan Diskusi
Sosiologi ini, antara lain media internet dan beberapa bahan lainnya.
Seperti, copy materi dan buku-buku mengenai sosiologi. Akhirnya, kami
berhasil menyelesaikan Diskusi ini dengan lancar dan memuaskan.
Bangko, Januari 2012
Penyusun
3. Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan ..........................
BAB II
Permasalahan ........................
Bab iii
Pembahasan ..........................
1.Pengertian sosialisasi,kepribadian,
dan globalisasi ......................
2.media-media yang mempengaruhi
kepribadian ............................
3.faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian ............................
4.unsur-unsur
kepribadian ............................
5.Tipe-tipe sosialisasi ...........
6. Proses-proses sosialisasi ..
7.pengruh sosialisasi dalam pembentukan
kepribadian
yang tangguh .........................
8.hasil-hasil yang tercapai dari sosialisasi dalam
pengaruhnya membentuk
kepribadian ............................
9.Pembebtukan nilai-nilai dan norma-norma
Dalam proses sosialisasi ......
10.kesimpulan ..............................
4. Bab I
Pendahuluan
Di Era Globalisasi ini, telah kita lihat bersama banyak sekali
perubahan yang telah terjadi. Teknologi, Pengetahuan dan beberapa
lainnya. Telah mengalami “Upgrade” yang sangat mencegangkan. Mulai
dari TV yang hanya 2 warna menjadi Colour Full, Komputer dengan
fasilitas dan aplikasinya kini sangat termansyurkan. Apalagi kini, ada isu
yang menggatakan Kertas akan tergantikan kedudukannya. Ini suatu hal
yang tak pernah terpikirkan oleh orang-orang pada zaman dahulu.
Namun, dibalik layar emas Globalisasi ini. Ada beberapa hal yang
akan membuat orang tersadar akan bahayanya dampak negatif dari
Globalisasi ini. Sebut saja Global Warning, Krisis Global, dan lainnya.
Namun, yang sangat menggerikan adalah mulai terkikisnya beberapa nilai,
norma dan bahkan adat, mulai terabaikan.
Globalisasi ini merupakan bagian dengan label khusus di fase
Sosialisasi, jika Globalisasi dihayati dengan nilai kepositifannya maka akan
berdampak positif pula. Andaikan kita memanfaatkan sisi negative dari
Globalisasi ini, maka dipastikan kita akan mendapat hasil yang negative
pula.
Sisi negatif ini sering menjerat kalangan kaum yang mudah hilang
pegangannya, jelas itu Pemuda, Pemuda adalah bagian dari pemisahan
pangkat manusia dari Anak-anak ke pangkat yang lebih tinggi dari itu,
tepatnya Dewasa. Pemuda seringkali meremehkan arti hadirnya
5. kenegatifan Globalisasi ini, sehingga berdampak pula pada
kepribadiannya. Banyak diantara mereka mulai kehilangan arah dan
akhirnya menyesal setelah proses Pemuda ini hilang.
Untuk Menyelamatkan para pemuda ini, Sosialisasi sangat besar
andilnya dalam Rescue ini. Dengan hadirnya Sosialisasi, yang bertujuan
untuk menghadirkan kepositifan globalisasi ini. InsyaAllah, Nilai-nilai dan
Norma-norma yang sempat terkikis akan kembali menjadi karang lebih
tahan dari ombak dan arus Kenegatifan Globalisasi ini.
Dengan tujuan sederhana, pemuda-pemuda ini akan selamat dan
sukses dalam menempuh Globalisasi yang kini sangat menyediakan
ranjau-ranjau darat yang sangat membahayakan. Mudahan-mudahan
dengan hasil diskusi ini, pemuda-pemuda akan tersadar dan dapat
mengambil hikmah dari apa itu yang disebut Era Globalisasi.
6. Bab II
Permasalahan
1. Pengertian dari Sosialisasi, Kepribadian, dan Globalisasi.
2. Media-media yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian.
3. Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian.
4. Unsur-Unsur Kepribadian.
5. Tipe-tipe sosialisasi
6. Proses-proses sosialisasi
7. Pengaruh Sosialisasi dalam pembentukan Kepribadian.
8. Hasil-hasil yang tercapai dari Sosialisasi dalam Pengaruhnya
Membentuk Kepribadian.
9. Pembentukan Nilai-Nilai dan Norma-Norma dalam Proses Sosialisasi
dan di Fase Globalisasi.
10.Keterkaitan Globalisasi dengan Sosialisasi
7. BAB III
Pembahasan
1.Pengertian dari Sosialisasi, Kepribadian, dan Globalisasi
Sosialisasi memiliki beberapa definisi dari beberapa ahli terkemuka
dunia, antara lain sebagai berikut :
Soerjono Soekanto, sosialisasi ialah proses sosial tempat seorang
individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berprilaku yang
sesuai dengan prilaku orang-orang disekitarnya.
Peter L. Berger, sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang
sedang belajar menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipela
jarinya ialah peranan pola hidup dalam masyarakat yang sesuai
dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku
dalam masyarakat.
Charlotte Buhler Sosialisasi adalah proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara
hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya.
Jack Levin dan James L. Spates Sosialisasi adalah proses
pewarisan dan pelembagaan kebudayaan ke dalam kepribadian
individu.
8. Jadi, ditinjau dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat kita simpulkan
bahwa Sosialisasi adalah Proses seumur hidup bagaimana seseorang
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara hidup, nilai-nilai,
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima
oleh masyarakat.
Sedangkan Kepribadian sendiri adalah gambaran secara umum dari
perilaku seorang individu yang sangat khas yang dapat terlihat dari perilaku
seharihari. Wujud nyata dari kepribadian dapat berupa banyak hal antara
lain perangai, sikap, atau perilaku, tutur kata, persepsi, kegemaran,
keimanan,dan sebagainya.
Kepribadian merupakan perpaduan antara warisan biologis yang
diterima seseorang dari leluhurnya dengan pengaruh lingkungan melalui
proses interaksi dan proses sosialisasi sejak lahir hingga dewasa. Sebelum
kalian mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya
kepribadian maka terlebih dahulu kalian harus mengetahui apa yang
dimaksud dengan kepribadian.
Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang
lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Menurut
asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu
proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
9. 2. Media-media yang mempengaruhi Kepribadian:
Dalam pembentukan kepribadian, ada beberapa media-media yang
mempengaruhi proses pembentukan kepribadian ini antara lain :
Keluarga, sangat memegang penting peranan dalam pembentukan
kepribadian anak. Tak dapat dipungkiri lagi keluarga adalah hal
terdekat dari diri kita. Sebagai salah satu Media sosialisasi, keluarga
hendaknya menularkan kepositifan terhadap bagian dari
keluarganya, sehingga kepribadian yang tangguh akan sanggup
untuk untuk dituntaskan.
Teman Sebaya, merupakan media yang sering sekali untuk contact,
baik itu saat di sekolah, tempat bermain, tempat les, dan lain-lain.
Kadang banyak anak yang tak memikirkan apa efek dari berteman
dengan orang yang salah, mereka beranggapan itu hanya sementara
untuk dilakukannya. Seperti berteman dengan Perokok, dia hanya
beranggapan bahwa temannya merokok itu hanya untuk melepas
dan bebas dari masalahnya. Namun, akhirnya ia pun tertular dari
kebiasaan itu dan hancurlah kepribadiannya. Maka dari itu, jika
berteman harus memperhatikan kebiasaan buruknya. Jangan sampai
kita ikut tertular.
Sekolah, tempat dimana 25% aktifitas pemuda dilakukan. Disini,
apabila dia mengamalkan dan mengikuti seluruh proses yang ada di
sekolah dengan baik. Kemungkinan besar dia akan terjaga dari
serangan-serangan luar dan akhirnya menjadi Kepribadian yang
tangguh.
Media Massa, merupakan tempat dimana informasi didapat. Namun
yang di sayangkan disini pemanfaatan media massa kini mulai
disalah artikan oleh para pemuda, seperti halnya Game Online. Kini
Game Online banyak sekali merusak akhlaq pemuda, contoh
POKER. Mereka harus membeli sebuah Card untuk mengisi modal ia
bermain. Tanpa Card tersebut, maka ia tak akan bisa bermain Poker
tersebut. Takutnya, jika uangnya habis, maka ia akan nekat mencuri
uang hanya untuk membeli sebuah Card yang konyol itu.
10. 3.Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian:
Sama seperti halnya media-media diatas, ada beberapa hal yang
mempengaruhi pembentukan Kepribadian. Contohnya sebagai berikut :
Faktor Lingkungan : Lingkungan merupakan tempat dimana para
pemuda ini tinggal. Jika pemuda ini berada dilingkungan yang aman.
Maka para pemuda ini akan tentram dan dapat melakukan
aktifitasnya dengan tenang. Jika lingkungannya berada ditempat
yang mengalami criminal setiap harinya, maka akan dipastikan ia
akan melakukan dan menirukan itu juga.
Faktor Warisan Biologis : Adanya persamaan biologis dalam diri
manusia membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam
kepribadian dan perilaku semua orang. Semua manusia yang normal
dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu seperti
mempunyai dua tangan, dua kaki, panca indra,otak, dan sebagainya.
Selain itu setiap warisan biologis membentuk karakter kepribadian
unik karena tidak semua orang mempunyai karakter fisik yang sama
meskipun anak kembar pasti ada perbedaannya.
Kebudayaan Khusus : masyarakat petani dengan masyarakat kota
di lingkungan sekitar. Apakah mereka mempunyai kepribadian yang
berbeda? Kita mengetahui bahwa setiap masyarakat selalu
mempuyai karakter yang khusus dan berbeda satu sama lain.
Karakter yang khas ini bisa disebut sebagai kebudayaan khusus
yang hanya dapat ditemui pada masyarakat tertentu.
11. 4.Unsur-Unsur Kepribadian.
Ada banyak bagian atau unsur pembentuk kepribadian sebagai
bagian dari pemahaman tentang kepribadian. Adapun unsur-unsur
pembentuk kepribadian terdiri dari:
A. Pengetahuan : Setiap manusia berusaha untuk mengisi
pemikirannya dengan berbagai macam pengetahuan yang ada di
lingkungannya. Semua hal yang telah dipelajari sebagai pengetahuan
direkam dalam otak dan dicerna atau direspon melalui bentuk-bentuk
perilaku tertentu.
B. Perasaan : Merupakan bentuk penilaian seseorang terhadap
sesuatu hal yang berupa perasaan positif ataupun negatif sehingga
penilaian ini akan memberikan respon yang positif maupun negatif. Setiap
perilaku yang didasarkan pada perasaan mempunyai penilaian yang
subjektif karena setiap manusia mempunyai penilaian terhadap seseorang
itu berbeda-beda.
C. Dorongan Naluri : Adalah keinginan yang ada pada diri
seseorang bersumber dari panca indra sebagai aksi yang kemudian
dicerna dan diwujudkan dalam bentuk reaksi. Setiap dorongan naluri
sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk menanggapi
rangsangan tersebut.
12. 5.Pengaruh Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
yang Tangguh.
Sosialisasi memiliki andil yang sangat besar dalam proses ini, tak lain
karena sosialisasi memegang cara individu terhubung dan menggunakan
Nilai-nilai dan Norma-norma dalam kehidipan sebelum diterima dalam
masyarakat. Sosialisasi disini juga bisa berfungsi benteng dari seseorang
untuk menangulagi serangan-serangan kenegatifan Globalisasi.
Yang Perlu ditinjau kembali adalah cara sosialisasi ini bisa
dimanfaatkan dengan efektif oleh para media-media sosialisasi diatas,
apakah mereka membawa angin perubahan positif atau angin perubahan
negative. Positifnya yaitu seperti, keluarga yang menanamkan Nilai-nilai
dan Norma-norma positif. Contoh, menanamkan agar sholat 5 waktu tepat
waktu dan ak boleh ditinggalkan selagi kita masih bernyawa. Pulang saat
Maghrib dan melaksanakan Ibadah, Makan bersama, saling share apa
yang harus dibenahi dalam keluarganya.
Namun, apabila media-media sosialisasi menanamkan nilai-nilai dan
norma-norma yang Negatif. Maka akan sulit untuk mencapai kepribadian
yang tangguh, karena pondasi untuk meraih tujuan itu diberikan kualitas
terendah. Seperti, Broken Home didalam keluarganya, berteman dengan
banyak orang nakal dan jahat, serta juga tidak mengindahkan lagi nilai-nilai
kerohanian, norma-norma yang harusnya dipatuhi hanya dianggap
hembusan balon permen karet yang dengan mudahnya meletus.
6.Tipe-tipe sosialisasi
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda.
contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di
kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang
disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah
terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan,
seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling
membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe
13. sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi
tersebut adalah sebagai berikut.
Formal Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti
pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat,
sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di
dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada
pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah,
seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan
guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami
proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan
disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga
diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya
sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai
teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun
hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya
mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.
7.Proses-proses sosialisasi
A. Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui
seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak
mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk
memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai
melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
14. Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih
balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat
oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata
makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai
terbentuk kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya,
kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak.
Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang
lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial
manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari
orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi
pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma
dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang
amat berarti (Significant other)
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran
yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran.
Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat
sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-
sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi
semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-
peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma
tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
15. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized
other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata
lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang
berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--
bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia
dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat
dalam arti sepenuhnya.
B. Menurut Charles H. Cooley
Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia,
Konsep Diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya
dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self
terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut.
1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang
paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu
menang di berbagai lomba.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.
Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak
membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain
selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa
muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu
mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu
memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum
tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila
dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat
ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang
lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
16. 3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.
Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat,
timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana
seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa
penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada
kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai
dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu
kebenarannya.
8.Hasil-hasil yang tercapai dari Sosialisasi dalam
Pengaruhnya Membentuk Kepribadian.
Sosialisasi membentuk beberapa kepribadian, hasilnya pun sesuai
dengan apa yang telah diberikan oleh sosialisasi. Beberapa diantaranya
ada yang mengecewakan dan membanggakan. Beberapa diantaranya
sebagai berikut
A. Pribadi yang tangguh :
sesuai dengan judul dan tujuan kami, kepribadian tangguh akan dihasilkan
dari sosialisasi yang baik, dan bersifat membangun. Contoh Kepribadian tangguh
adalah orang-orang yang berhasil didalam bidangnya masing-masing dengan
suatu sosialisasi yang dahsyat dan mampu membangkitkan motivasinya untuk
menjadikan individu tersebut mampu menjadi tangguh. Salah satunya Artis Olga
Syahputra, Sebelum ia menjadi artis seperti sekarang. Dulunya ia hanya Figuran
di beberapa Sinetron, berakting menjadi Wanita, dan sempat dicap sebagai
Banci, dan dibenci oleh lingkungannya. Namun akibat sosialisasi dan motivasi
dari ibunya yang selalu member ia motivasi, kekasihnya yang walaupun ia
17. menjalin kasih dengan artis kecengan. Ia tetap setia dan member support pada
olga hingga olga mampu menjadi pribadi tangguh seperti saat ini.
B. Pribadi yang mengecewakan :
Pribadi ini menjadi negative, karena sosialisasinya yang berbaur dgn
kenegatifan dan tak ada media yang bersifat membangun dan malah merusak.
Banyak diantaranya tak mampu untuk melawan, mencegah dirinya jatuh ke
dalam jurang curam negatifnya Globalisasi. Seperti Turn on Drug’s, mabuk-
mabukan menjadi minuman air sehari-harinya. Bahkan yang terburuk Berzina
tanpa ada rasa takut terhadap Tuhan, saat ia dinasehati ia telah kebal dari ini.
Lain halnya dgn Olga,dia terjun kedunia Entertaiment dengan motivasi untuk
memperbaiki keadaan keluarganya. Memang sosialisasinya termasuk buruk
karena selalu mendapat hinaan. Namun ia mampu membentengi dirinya dengan
kekuatan imannya dan dukungan orang-orang tercintanya ( ibu dan kekasihnya ).
Jika individu ini, tak mampu menahan serangan kenegatifan dan tak ada
dukungan dari orang-orang yg dicintainya. Sehingga ia pun dgn mudahnya
hancur dan berantakan.
9.Pembentukan Nilai-Nilai dan Norma-Norma saat Proses
Sosialisasi dalam Fase Globalisasi.
Pada saat proses Sosialisasi dalam lingkup globalisasi, ada beberapa
koefisien yang akan dibentuk oleh fase ini. Salah satunya adalah koefisien
Pembangunan fondasi Nilai-nilai dan Norma-norma. Sebagai fase dan
fasilitas untuk membentuk kepribadian. Sosialisasi harus diperhatikan dan
dijunjung tinggi keberadaanya, antara lain saat sosialisasi antara orang tua
dan anak. Disini mereka bisa share apa yang harus dipenuhi, apa yang
harus di mengerti. Dan juga yang terpenting adalah pembentukan nilai-
nilai, contoh mengajak mereka sholat bejamaah, makan bersama,
mengajarkan anak-anaknya untuk meneladani nilai-nilai kebaikannya.
Norma-norma juga dibentuk saat fase ini, seperti apabila kita
salah. Maka difase ini akan diberitahu apa yang kita langgar dan
bagaimana cara kita untuk mengatasi kesalahan ini, keluarga adalah salah
satu dari beragam media yang mampu mengerti dan memberikan objek
18. sasarannya pengertian, peneguran, penenangan, dan juga berjasa besar
dalam pembentukan karakter dari induvidu tertarget.
10. Keterkaitan Globalisasi dengan Sosialisasi.
Globalisasi hampir sama dengan Sosialisasi peranannya dalam
pembentukan karakter manusia. Namun, sosialisasi ini terjadi mungkin
hanya dibeberapa tempat namun jika Globalisasi mencakup seluruh Benua
dan Samudra. Hubungan mereka adalah bersifat menguasai salah satu
individu yang terperangkap didalamnya. Seperti, jika kita terperangkap
dalam kenegatifan keduanya. Maka akan dipastikan kita pun turut
mengalami kenegatifan, sedangkan jika masuk kedalam Circle Positivnya.
Maka kita akan terbawa kearah yang juga positif. Intinya, Globalisasi dan
Sosialisasi berhubungan baik karena mampu membuat kita memfollow
mereka.
19. KESIMPULAN
Jadi, menurut pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa
banyak media-media untuk orang melakukan sosialisasi, dan pada media-
media inilah seseorang akan dapat membentuk keperibadian orang
tersebut,dan apabila seseorang dapat melakukan sosialisasi dengan
baik,maka orang tersebut akan mudah diterima dan menyesuaikan diri
terhadap lingkungan sekitarnya, banyak media/tempat orang dalam
melakukan sosialisasi salah satu contohnya media keluarga ; keluarga
selama ini dianggap memiliki peran sentral dalam membentuk
keperibadian seseorang,karna dimulai dari keluargalah orang pertama kali
melakukan sosialisasi,keharmonisan dalam keluarga merupakan kunci
terbentuknya sosialisasi yang baik, yang akan membentuk kepribadian
yang tangguh didalam diri manusia, dan sebaliknya apabila keharmonisan
dalam kehidupan keluarga buruk, maka bukan tidak mungkin sesorang
memiliki kepribadian yang rapuh, ibaratkan layang-layang putus yang
pasrah akan kemana angin membawanya.
Saran : Bagi Kita semua khususnya agar lebih berhati-hati dalam menjalani
era sekarang karena globalisasi saat ini mampu menjatuhkan kita didalam
jurang keterpurukan. InsyaAllah kita bisa selamat dengan hasil sosialisasi
yang positif dan membangun