SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku fluida merupakan hal yang penting dalam teknik proses pada
umumnya dan merupakan salah satu dasar yang diperlukan untuk mempelajari satuan-
satuan proses. Proses-proses di industri kimia acap kali memerlukan pengaliran fluida
melalui pipa, saluran dan peralatan proses. Para sarjana kimia biasanya berhadapan
dengan masalah aliran didalam pipa tertutup yang penuh dengan fluida bergerak. Tetapi
mereka juga sering menemukan masalah dimana fluida yang mengalir dalam pipa tidak
terisi penuh.
Di industri kimia, penggunaan energi sangat penting. Sedangkan didalam
suatu sistem perpipaan, pada proses perpindahan massa terdapat energi yang hilang dari
fluida.
1.2 Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk :
1.2.1 Dapat melakukan peneraan orificemeter.
1.2.2 Dapat menentukan koefisien orificemeter (Co).
1.2.3 Dapat menentukan friction losses pada sistem perpipaan (Ғ)
1.2.4 Dapat menentukan panjang ekivalen dari perangkat perlengkapan sistem
perpipaan (Le).
1.2.5 Dapat menentukan karekteristik pompa.
1.3 Ruang Lingkup
Fluida terbagi menjadi dua, yaitu: fluida cair dan fluida gas. Berdasarkan
pengaruh tekanan dan temperatur terhadap densitas, fluida dibagi menjadi dua:
1. Fluida incompressible (tak mampu mampat)
Adalah fluida yang jika tekanan dan suhunya berubah maka akan mengakibatkan
ketidakberubahan densitas fluida secara signifikan.
Contoh: zat cair ( air,larutan)
2. Fluida compressible (mampu mampat)
Adalah fluida yang jika temperature dan tekanan berubah sedikit saja maka akan
mengakibatkan perubahan densitas fluida secara signifikan.
Contoh: gas
Dalam percobaan ini yang akan digunakan adalah fluida incompressible (tak
mampu mampat) yaitu air dalam suatu sistem perpipaan yang digunakan untuk
mempelajari energi yang hilang akibat adanya faktor gesekan dan adanya bagian-bagian
dari perlengkapan pipa. Dimana pada sistem perpipaan tersebut tidak terdapat konsumsi
dan regenerasi yang dilakukan oleh fluida (air). Selain itu kondisi yang terjadi
diasumsikan steady state dan tidak melibatkan alat penukar panas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fluida merupakan zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri dengan
bentuk tempatnya. Pada suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas
atau rapat massa tertentu. Walaupun densitas fluida bergantung pada suhu dan tekanan,
perubahan densitas karena perubahan variable itu mungkin besar dan mungkin kecil.
Jika densitas itu hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang agak besar pada suhu
dan tekanan tertentu, maka fluida tersebut disebut fluida tak mampu mampat
(incompressible). Tetapi apabila densitasnya peka terhadap perubahan variable tekanan
dan temperature disebut fluida mampu mampat (compressible). Zat cair biasanya
dianggap fluida tak mampu mampat. Sedangkan gas merupakan fluida mampu mampat.
Untuk mempelajari karakteristik aliran fluida tak mampu mampat dalam
sistem perpipaan, yang meliputi pipa beserta alat perlengkapannya berlaku hukum
Bernoulli.Persamaan Bernoulli ini diturunkan dari persamaan neraca energi yaitu:
d [m( u + g.z +
2
2
v
)]sys = ( U + ρ
P
+ g.z +
2
2
v
)in dmin – ( U + ρ
P
+ g.z +
2
2
v
)out dmout +
dQ – dw
dengan asumsi bahwa sistem dalam keadaan steady state, maka nilai akumulasi = 0
maka persamaannya menjadi:
( U + ρ
P
+ g.z +
2
2v
)in dmin – ( U + ρ
P
+ g.z +
2
2
v
)out dmout = dQ – dW
kedua ruas dibagi aliran massa
( U + ρ
P
+ g.z +
2
2
v
)in – ( U + ρ
P
+ g.z +
2
2
v
)out = dQ/dm – dW/dm
input – output = akumulasi
ρ
P∆
+ g. z∆ +
2
2
v∆
= - W – ( U∆ –Q )
Karena fluida yang digunakan adalah fluida yang incompresible liqiud maka
U∆ – Q = Ғ,
sehingga persamaan diatas menjadi:
( ρ
P∆
+ g. z∆ +
2
2
v∆
) = -W – Ғ ( Persamaan Bernoulli )
2.1 Pengukuran laju alir
Untuk mengukur laju alir fluida di dalam pipa digunakan orificemeter.
Orificemeter adalah alat untuk mengukur laju alir fluida didalam pipa. Persamaan baku
orificemeter dapat diturunkan dari persamaan Bernoulli.
( ρ
P∆
+ g. z∆ +
2
2
v∆
) = -W – Ғ
Dengan menggunakan asumsi :
1. z∆ diabaikan karena pada sistem yang ditinjau yaitu orifice ketinggian aliran
masuk sama dengan tinggi aliran keluar.
2. W dapat diabaikan karena sistem yang ditinjau adalah orificemeter, dimana pada
sistem tersebut tidak terdapat pompa.
3. F dapat diabaikan karena diasumsikan fluida adalah fluida ideal dimana tidak
terjadi gaya tarik menarik dengan dinding orificemeter.
Sehingga persamaan Bernoulli diatas menjadi :
ρ
P∆
-
2
2
v∆
= 0
P∆ = P2–P1 v2
= v2
2
– v1
2
Maka di dapat persamaan :
ρ
12 PP −
+
2
2
1
2
2 vv −
= 0 ……………………….(1)
Dari neraca massa :
(laju alir massa masuk)–(laju alir massa keluar)+(konsumsi)–(regenerasi)= (akumulasi)
min – mout + konsumsi – regenerasi = akumulasi
karena tidak ada reaksi kimia yang terjadi maka konsumsi dan regenerasi dapat
diabaikan atau nilainya mendekati nol. Sedangkan untuk akumulasi karena sisitem
diasumsikan steady state maka akumulasi dapat diabaikan atau sama dengan nol.
Dari asumsi diatas maka diperoleh:
inm – outm = 0
inm = outm
laju alir massa (m) sendiri merupakan hasil perkalian antara densitas(ρ) fluida dengan
debit (Q)
inm = outm
ρ1.Q1 = ρ2.Q2
ρ1.A1.v1 = ρ2.A2.v2
karena fluida yang digunakan adalah fluida tak mampu mampat maka ρ1 = ρ2
A1.v1 = A2 .v2 ( persamaan kontinuitas )
v1 =
1
2
A
A
* v2 …………………………………..(2)
persamaan (1) dan (2)
ρ
12 PP −
=
2
2
2
2
1 vv −
ρ
12 PP −
=
2
)*( 2
2
2
2
1
2
vv
A
A
−
ρ
12 PP −
=
2
)(* 2
2
1
22
2 v
A
A
v −
ρ
12 PP −
=
2
)1)(( 2
1
22
2 −
A
A
v
2
2v =
]1)[(
)(2
2
1
2
12
−
−
A
A
PP
ρ
2v =
])(1[
)(2
2
1
2
21
A
A
PP
−
−
ρ
Dengan asumsi yang digunakan untuk merumuskan kecepatan fluida dimana tidak
terdapat beda ketinggian (∆Z = 0) dan tidak ada kerja yang digunakan (W = 0), maka
perlu digunakan factor koreksi ( Co )
2v = Co .
])(1[
)(2
2
1
2
21
A
A
PP
−
−
ρ
Q ≅ A2.v2
Q = Co.A2.
])(1[
)(2
2
1
2
21
A
A
PP
−
−
ρ
Q = Co.A2.
])(1[
2
2
1
2
A
A
−ρ 21 PP −
Harga Co.A2.
])(1[
2
2
1
2
A
A
−ρ
tetap, maka dimisalkan sebagai k sehingga dapat ditulis
Q = k 21 PP − dimana 21 PP − = manometerh∆
Maka untuk kalibrasi orificemeter dapat dilakukan dengan membuat grafik Q terhadap
h∆
Q
h∆
Slope dari grafik diatas adalah harga nilai dari konstanta k. apabila harga k di ketahui
maka kita dapat menentukan harga factor koreksi (Co)
2.2 Bilangan Reynold
Bilangan Reynold (NRe) adalah suatu bilangan tanpa dimensi yang berlaku
pada saat zat alir dengan viskositas μ dan densitas ρ yang mengalir dengan laju v
melalui suatu pipa ( atau melalui suatu rintangan ) dengan diameter D
NRe = µ
ρ Dv **
Pada sistem perpipaan tertutup baik untuk aliran laminer maupun aliran turbulen
memiliki harga NRe = 10.000 dengan syarat alirannya stedi state dan berkembang
penuh (McCabe, Smith dan Harriot, Operasi Teknik Kimia jilid 1).
2.3 Faktor Gesekan
Apabila di dalam aliran fluida terdapat gaya gesekan dengan pipa maka dapat
digunakan persamaan fanning :
)5(....
.2
.)(
)4(....
..2
2
2
air
cairHg
LV
Dhg
LV
DF
f
ρ
ρρ ∆−
=
=
Dimana Ғ : Hilang tekan karena gesekan (N/m2
)
ƒ : factor gesekan
v : kecepatan rata-rata fluida (m/s)
l : panjang pipa (m)
ρ : densitas fluida (kg/m3
)
D: diameter pipa (m)
gc: 1 (tetapan konvensional) (kg.m/N.s2
)
Persamaan fanning berlaku tergantung pada jenis kekasaran pipa dan jenis
aliran. Besarnya gaya gesek didalam pipa dapat dihitung juga dengan persamaan
Bernoulli. Adapun asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan di sepanjang pipa tetap
2. Tidak terdapat perbedaan ketinggian.
3. Tidak ada kerja masuk.
F
PP
FW
V
Zg
P
=
−
−−=
∆
+∆+
∆
ρ
ρ
12
2
2
2.4 Panjang Ekivalen
Panjang ekivalen adalah panjang pipa lurus yang dapat digunakan untuk
menggantikan sambungan (misal : valve, elbow, sambungan T, dll) dimana pada laju
alir yang sama memberikan pressure drop atau friction losses yang sama.
Ғ =
D
vlf e
2
...2
……….. (1)
ρ
P∆
= - Ғ ………………(2)
persamaan (1) dan (2) :
ρ
12 PP −
=
D
vlf e
2
...2
el =
ρ
12 PP −
2
..2 vf
D
Dalam penentuan factor fanning dapat dilakukan dengan menggunakan 3 cara yaitu:
1. Dengan menggunakan grafik NRe terhadap factor gesekan Ғ . Apabila
menggunakan grafik maka ada data yang diperlukan yaitu tingkat kekerasan pipa
harus diketahui.
2. Menggunakan persamaan rumus empirik yaitu factor fanning fungsi dari
bilangan Reynold ƒ = φ (NRe)
Untuk aliran laminar : NRe < 2000
Re
16
N
f =
untuk aliran turbulen : NRe > 4100
25,0
Re
079,0
N
f =
3. Menggunakan data-data percobaan
2.5 Pompa
Pompa digunakan dalam sistem aliran untuk meningkatkan energi mekanik
fluida yang mengalir. Peningkatan itu digunakan untuk mempertahankan aliran. Energi
mekanik yang diberikan pompa harus dikurangi dengan rugi gesekan. Tetapi pada
prakteknya digunakan efisiensi pompa. Untuk mengetahui kerja pompa yang diberikan
pada sistem maka kita dapat menggunakan persamaan Bernoulli dengan menggunakan
asumsi yaitu:
1. Kecepatan di sepanjang pipa sama ( v∆ =0)
2. Factor gesekan pompa diabaikan
3. Tidak terdapat perbedaan ketinggian ( z∆ =0)
Maka persamaan Bernoulli :
ρ
P∆
= - W
Karakteristik pompa dapat ditentukan berdasarkan:
1. Kerja Pompa (W) :
air
airHg hg
W
W
PP
ρ
ρρ
ρ
∆−
=
−=
−
)(
12
2. Head pompa (H)
air
airHg
g
hg
H
g
W
H
ρ
ρρ
.
)( ∆−
=
=
3. Daya pompa ( P )
WmP .=
( ) QhgP
Q
P
P
airHgf ..∆−=





∆
=
ρρ
ρ
ρ
4. Efisiensi pompa ( η )
%100x
P
P
act
=η
P = Daya teoritis yang didapat dari persamaan bernoulli
P act = Daya poros yang disuplai oleh pompa
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Alat
• Pipa, tangki, pompa 1 buah
• Orificemeter 1 buah
• Manometer pipa U 2 buah
• Viskometer 1 buah
• Piknometer 1 buah
• Stopwatch 1 buah
• Gelas ukur 1000 ml 1 buah
2. Bahan
• Aquadest
• Air kran
3.2 Prosedur Kerja
1. Peneraan Orificemeter
Mengisi tangki dengan air hingga ketinggian tertentu
Mengalirkan air dari tangki dengan bantuan pompa ke pipa yang telah di
pasang orificemeter kemudian ukur perbedaan ketingguan manometer
Mengukur waktu yang diperlukan air untuk mencapai volume tertentu
Mengukur t dan V untuk perbedaan manometer yang lain
2. Penentuan faktor gesekan pipa
Mengisi tangki dengan air kran sampai ketinggian tertentu
Menentukan volum control yang akan digunakan pada sistem
Memasang manometer pada pipa yang akan ditentukan factor
gesekannya
Mengalirkan air pada pipa yang sudah ditentukan dengan bantuan
pompa secara recycle
Mencatat h∆ pada manometer yang dipasang pada orificemeter
dan pipa
3. Penentuan panjang ekivalen
Menentukan volum control yang akan digunakan sebagai sistem
Memasang manometer pada perlengkapan pipa yang akan diukur
panjang ekivalennya
Mengalirkan air pada system yang telah ditentukan dengan bantuan
pompa secara recycle
Mencatat h∆ manometer yang dipasang pada perlengkapan pipa dan
orificemeter
4. Efesiensi pompa
Menentukan volum control yang akan digunakan sebagai sisitem
Mengalirkan air pada pipa
Mencatat h∆ pada orificemeter, serta waktu alir
3.3 Skema Alat
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Kurva Kalibrasi Orificemeter
Kalibrasi Orificemeter
y = 0.0014x
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Ah (m)
Q(m3/s)
4.2 Kurva hubungan Q (m3
/s) terhadap Co (Faktor koreksi orifice)
Grafik Q (m3/s) terhadap Co
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
Co
Q(m3/s)
4.3 Kurva Karakteristik Pompa
Kurva karakteristik pompa
y = 3E-05x + 0.0001
R2
= 0.9847
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
W
Q(m3/s)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap n (efisiensi)
y = 9263.4x - 1.3521
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004
Q (m3/s)
n
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap H (Head total)
y = 0.0003x + 0.0001
R2
= 0.9847
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
H
Q(m3/s)
4.4 Kurva hubungan Q (m3
/s) terhadap F (friction losses)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses)
pada pipa D 1.25 in
y = 0.0004x + 0.0001
R2
= 0.9162
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
F
Q(m3/s)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses)
pada pipa D 1 in
y = 0.0004x + 0.0001
R2
= 0.9803
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
F
Q(m3/s)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses)
pada pipa D 0.75 in
y = 0.0003x + 7E-05
R2
= 0.9842
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
F
Q(m3/s)
4.5 Kurva hubungan Q (m3
/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen)
pada pipa D 1.25 in
y = 0.0007x
R2
= 1
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Le
Q(m3/s)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen)
pada pipa D 1 in
y = 0.0004x - 2E-18
R2
= 1
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Le
Q(m3/s)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses)
pada pipa D 0.75 in
y = 0.0003x + 7E-05
R2
= 0.9842
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
F
Q(m3/s)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen)
pada Elbow
y = 0.0007x + 6E-19
R2
= 1
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Le
Q(m3/s)
Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen)
pada sambungan T
y = 0.0007x + 6E-19
R2
= 1
0
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
0.0004
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Le
Q(m3/s)
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh koofisien koreksi (Co) terhadap debit (Q)
Grafik Co terhadap Q (debit) berupa grafik dengan garis lurus sehingga dapat
disimpulkan dengan meningkatnya atau menurunya harga Q maka harga Co tidak akan
mengalami perubahan (konstan). Hal ini sesuai dengan perumusan hubungan Q
terhadap √∆h :
Q = Co.A2.
h
A
A
g
ƥ
−
−
])(1[
)(2
2
1
2
21
ρ
ρρ
Hal itu dapat terjadi karena koefisien orifice (Co) merupakan suatu faktor
koreksi dari adanya pengecilan atau pembesaran mendadak dalam sistem perpipaan,
sehingga dengan ukuran (diameter) Co yang tetap akan membuat faktor koreksi Co
bernilai konstan untuk setiap debit laju alir yang berbeda.
Dari data literatur, harga Co relatif konstan selama nilai NRe > 2000. Harga Co
untuk aliran turbulen sebesar 0.61 ( McCabe, Smith and Harriot ). Pada percobaan
didapat harga Co sebesar 0.61432, hasil ini cukup mendekati dengan harga Co dari
literatur.
5.2. Pengaruh Friction losses (Ғ) pada pipa lurus terhadap debit (Q)
5.2.1 Diameter pipa berubah dengan debit tetap
Dari grafik Ғ terhadap Q dapat dilihat bahwa pipa yang diameternya paling kecil
memiliki nilai friction losses (Ғ) yang paling besar. Hal ini disebabkan oleh ruang
gerak fluida (air kran) untuk mengalir lebih sempit sehingga hampir seluruh
permukaan fluida (air kran) bergesekan dengan dinding pipa.
5.2.2 Diameter pipa tetap dan debit berubah
Dari grafik Ғ terhadap Q dapat dilihat nilai Ғ meningkat seiring dengan
meningkatnya laju alir volumetrik (Q). Hal ini dapat terjadi karena energi kinetik
yang dibawa oleh fluida sebagian berubah bentuk menjadi energi panas yang
dihasilkan oleh gesekan antara fluida dengan dinding pipa, sehingga dapat
disimpulkan semakin cepat fluida mengalir maka hilang energi akibat gesekan
akan semakin besar pula.
5.3. Pengaruh Panjang Ekivalen (Le) terhadap Debit (Q)
Panjang ekivalen merupakan panjang pipa lurus yang mewakili panjang dari
sistem perlengkapan pipa dimana dapat memberikan friction losses yang sama dan
pressure drop yang sama. Dari grafik dapat dilihat semakin besar debit (Q) yang
diberikan maka panjang ekivalen yang diperlukan semakin besar pula.
5.4. Pengaruh Tinggi Tekan, Efisiensi, dan Kerja Pompa terhadap Debit (Q)
5.4.1 Pengaruh Efisiensi (η) pompa terhadap debit (Q)
Pada percobaan ini efisiensi pompa yang diperoleh kecil sekali. Hal ini disebabkan
oleh pengambilan sistem kontrol yang digunakan untuk menentukan efisiensi
pompa. Seharusnya sistem kontrol yang digunakan adalah sistem pompa. Tetapi
karena keterbatasan alat yang digunakan sistem yang dipakai adalah sistem yang
paling dekat dengan letak pompa yaitu sistem orificemeter.
5.4.2 Pengaruh kerja, daya, dan tinggi tekan total
Laju alir massa fluida yang di keluarkan semakin banyak jika laju alir yang
diberikan semakin besar. Untuk memperbesar laju alir tersebut, dibutuhkan daya
hisap pompa (P) yang besar sehingga kerja yang dihasilkan pompa (W) akan
semakin besar pula. Hal ini dapat dilihat dari grafik W terhadap Q dan P terhadap
Q dimana nilai P dan W meningkat seiring dengan bertambahnya nilai Q.
5.4.3 Pengaruh tinggi tekan total (H) terhadap debit (Q)
Tinggi tekan total yang dihasilkan dari percobaan ini adalah 0.4427m atau sekitar
45 cm. Nilai ini tidak sesuai dengan sistem yang digunakan pada percobaan yang
tingginya sekitar 180 cm. Hal ini disebabkan oleh sistem kontrol yang digunakan
bukan sistem pompa melainkan sistem yang terdekat dengan letak pompa yaitu
sistem kontrol orificemeter.
BAB VI
KESIMPULAN
 Harga Co yang diperoleh dari percobaan adalah 0.61432
 Friction losses untuk setiap pipa:
Untuk D = 1.25 in diperoleh harga Ғ = 0.2479 m2
/s2
Untuk D = 1.00 in diperoleh harga Ғ = 0.4132 m2
/s2
Untuk D = 0.75 in diperoleh harga Ғ = 0.5547 m2
/s2
 Panjang ekivalen untuk system perlengkapan pipa:
Valve 1 : 0.3667 m
Valve 2 : 0.6341 m
Valve 3 : 1.0286 m
Elbow : 0.3667 m
Sambungan T : 0.3667 m
 Karakteristik pompa ditentukan oleh kerja yang dihasilkan pompa, daya pompa,
efisiensi, dan tinggi tekan total dari pompa.dari percobaan ini diperoleh:
W : 4.3384 watt
P : 1.2364 watt
η : 0.9891 %
H : 0.4427 m
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Mc.Cabe, Smith and Carnot, “Operasi Teknik Kimia I”, Terj. Ir.G. Jasjfi,
Erlangga,1999
2. Noel de Nevers, “Fluid Mechanics For Chemichal Engineering”, McGraw
Hill,1973.
3. Perry, J.H, “Chemichal Engineers Handbook”,McGraw Hill,1973.
Lampiran D
Contoh Perhitungan
D.1 Menentukan densitas air kran
3
3
/456.996
0261.0
0065.26
0261.0
793.996
0153.26
mkg
piknoV
airm
air
m
aquades
aquadesm
piknoV
=
=
=
=
=
=
ρ
ρ
D.2 Menentukan Viskositas air
cp
aqaqt
aqairairt
air
846.0
148.67*996.793
0.97156456.9965.129
=
∗∗
=
∗
∗∗
=
ρ
µρ
µ
D.3 Menghitung Gaya Gesekan pada pipa
Diameter 1.25 in
22
/062.0
456.996
1.0*8,9*)13600456.996(
.)(
sm
F
F
hgHgair
F
P
=
−
=
−=
∆−
−=
∆
ρ
ρρ
ρ
D.4 Menghitung Panjang Ekivalen
Pada Valve 1
m
Vf
DhgHgair
Le
2031.0
1451.0*1474.0*4*456.996
1.0*8,9*)13600456.996(
..4.
2..)(
2
2
=
−
−=
∆−
−=
ρ
ρρ
D.5 Menghitung faktor gesekan
Diameter 1.25 in
0369.0
4.1*1451.0*2
035052.0*062.0
.2
.
2
2
=
=
=
LV
DF
f
D.6 Menghitung Koefisien Orifice
61432.0
1
46497.9
443.1
456.996
1.0.*8.9*)13600456.996(*2
*443.1
00014.0
1
.)(2
2
2
1
2
2
=








−





−
−
−
−
=








−





∆−
=
E
E
E
A
A
air
hgHgair
A
Q
Co
ρ
ρρ

Contenu connexe

Tendances

Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstansartikot
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Marfizal Marfizal
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...wahyuddin S.T
 
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorShell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorFaiprianda Assyari Rahmatullah
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaKhoridatun Nafisah
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaRock Sandy
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRsartikot
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yangGusti Rusmayadi
 
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)RafidimSeptian
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetrisgalih
 

Tendances (20)

Siklus rankine
Siklus rankineSiklus rankine
Siklus rankine
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
 
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorShell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
 
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massaPertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
Pertemuan ke 6dan-7_neraca_massa
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
Fluidisasi2 (repaired)
Fluidisasi2 (repaired)Fluidisasi2 (repaired)
Fluidisasi2 (repaired)
 
Aliran fluida lengkap
Aliran fluida lengkapAliran fluida lengkap
Aliran fluida lengkap
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
 
Materi 1 mekanika fluida 1
Materi 1 mekanika fluida 1Materi 1 mekanika fluida 1
Materi 1 mekanika fluida 1
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
 
Bab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat VolumetrisBab 3 Sifat Volumetris
Bab 3 Sifat Volumetris
 

Similaire à OPTIMAL ALUR FLUIDA

Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group eIndiana Agak
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMarfizal Marfizal
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aceh Engineering State
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAli Hasimi Pane
 
Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1Alen Pepa
 
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptTransport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptssuser97aaa8
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaFransiska Puteri
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksiadhegokil
 
Plta & teori kontrol 2
Plta & teori kontrol   2Plta & teori kontrol   2
Plta & teori kontrol 2likatia
 
Makalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiair
Makalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiairMakalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiair
Makalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiairEdi abu Azzam
 
Dinamika fluida pertemuan 3 lanjut
Dinamika fluida pertemuan 3 lanjutDinamika fluida pertemuan 3 lanjut
Dinamika fluida pertemuan 3 lanjutMarfizal Marfizal
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan TurbinYahya Ynh
 
Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Afifah Nur
 
eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2DEDI RIWANTO
 

Similaire à OPTIMAL ALUR FLUIDA (20)

Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group e
 
Mekanika fluida ppt
Mekanika fluida pptMekanika fluida ppt
Mekanika fluida ppt
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okkMekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 1 okk
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Mekanika10
Mekanika10Mekanika10
Mekanika10
 
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipseAnalisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
Analisa perpindahan panas konveksi paksa pada pipa ellipse
 
Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1Karakteristik aliran fluida1
Karakteristik aliran fluida1
 
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptTransport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksi
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Plta & teori kontrol 2
Plta & teori kontrol   2Plta & teori kontrol   2
Plta & teori kontrol 2
 
Makalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiair
Makalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiairMakalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiair
Makalah knmxiv(2008)jaringapipadistribusiair
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Hukum I termodinamika
Hukum I termodinamikaHukum I termodinamika
Hukum I termodinamika
 
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESINPRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
PRATIKUM FENOMENA & PENGUKURAN DASAR MESIN
 
Dinamika fluida pertemuan 3 lanjut
Dinamika fluida pertemuan 3 lanjutDinamika fluida pertemuan 3 lanjut
Dinamika fluida pertemuan 3 lanjut
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan Turbin
 
Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3Matematika teknik kimia minggu 3
Matematika teknik kimia minggu 3
 
eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2eksperimen fisika 2
eksperimen fisika 2
 

Plus de GGM Spektafest

Laporan Lensa dan Cermin
Laporan Lensa dan CerminLaporan Lensa dan Cermin
Laporan Lensa dan CerminGGM Spektafest
 
Polarisasi Prisma (O3)
Polarisasi Prisma (O3)Polarisasi Prisma (O3)
Polarisasi Prisma (O3)GGM Spektafest
 
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)GGM Spektafest
 
Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)GGM Spektafest
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasGGM Spektafest
 
Laporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat AtwoodLaporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat AtwoodGGM Spektafest
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)GGM Spektafest
 
Cover Fisika Dasar 1 ITENAS
Cover Fisika Dasar 1 ITENASCover Fisika Dasar 1 ITENAS
Cover Fisika Dasar 1 ITENASGGM Spektafest
 
Perpindahan panas dan distilasi sederhana
Perpindahan panas dan distilasi sederhanaPerpindahan panas dan distilasi sederhana
Perpindahan panas dan distilasi sederhanaGGM Spektafest
 
Hasil perhitungan Orifice Gas
Hasil perhitungan Orifice GasHasil perhitungan Orifice Gas
Hasil perhitungan Orifice GasGGM Spektafest
 

Plus de GGM Spektafest (20)

O5
O5O5
O5
 
Laporan Lensa dan Cermin
Laporan Lensa dan CerminLaporan Lensa dan Cermin
Laporan Lensa dan Cermin
 
Polarisasi Prisma (O3)
Polarisasi Prisma (O3)Polarisasi Prisma (O3)
Polarisasi Prisma (O3)
 
Laporan Prisma (O2)
Laporan Prisma (O2)Laporan Prisma (O2)
Laporan Prisma (O2)
 
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
Laporan Rumus Rumus Lensa (O1)
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)Laporan Modulus Puntir (M4)
Laporan Modulus Puntir (M4)
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
 
Laporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat AtwoodLaporan Pesawat Atwood
Laporan Pesawat Atwood
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
 
Cover Fisika Dasar 1 ITENAS
Cover Fisika Dasar 1 ITENASCover Fisika Dasar 1 ITENAS
Cover Fisika Dasar 1 ITENAS
 
Perpindahan panas dan distilasi sederhana
Perpindahan panas dan distilasi sederhanaPerpindahan panas dan distilasi sederhana
Perpindahan panas dan distilasi sederhana
 
Perpan
PerpanPerpan
Perpan
 
Hasil perhitungan Orifice Gas
Hasil perhitungan Orifice GasHasil perhitungan Orifice Gas
Hasil perhitungan Orifice Gas
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Mixing - Pencampuran
Mixing - PencampuranMixing - Pencampuran
Mixing - Pencampuran
 
Laporan penggilingan
Laporan penggilinganLaporan penggilingan
Laporan penggilingan
 
Fluidisasi Gas
Fluidisasi GasFluidisasi Gas
Fluidisasi Gas
 
Fluidisasi Cair
Fluidisasi CairFluidisasi Cair
Fluidisasi Cair
 
Laporan filter press
Laporan filter pressLaporan filter press
Laporan filter press
 

Dernier

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxSyifaDzikron
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 

Dernier (20)

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docxRPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
RPP PERBAIKAN UNTUK SIMULASI (Recovered).docx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 

OPTIMAL ALUR FLUIDA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku fluida merupakan hal yang penting dalam teknik proses pada umumnya dan merupakan salah satu dasar yang diperlukan untuk mempelajari satuan- satuan proses. Proses-proses di industri kimia acap kali memerlukan pengaliran fluida melalui pipa, saluran dan peralatan proses. Para sarjana kimia biasanya berhadapan dengan masalah aliran didalam pipa tertutup yang penuh dengan fluida bergerak. Tetapi mereka juga sering menemukan masalah dimana fluida yang mengalir dalam pipa tidak terisi penuh. Di industri kimia, penggunaan energi sangat penting. Sedangkan didalam suatu sistem perpipaan, pada proses perpindahan massa terdapat energi yang hilang dari fluida. 1.2 Tujuan Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk : 1.2.1 Dapat melakukan peneraan orificemeter. 1.2.2 Dapat menentukan koefisien orificemeter (Co). 1.2.3 Dapat menentukan friction losses pada sistem perpipaan (Ғ) 1.2.4 Dapat menentukan panjang ekivalen dari perangkat perlengkapan sistem perpipaan (Le). 1.2.5 Dapat menentukan karekteristik pompa.
  • 2. 1.3 Ruang Lingkup Fluida terbagi menjadi dua, yaitu: fluida cair dan fluida gas. Berdasarkan pengaruh tekanan dan temperatur terhadap densitas, fluida dibagi menjadi dua: 1. Fluida incompressible (tak mampu mampat) Adalah fluida yang jika tekanan dan suhunya berubah maka akan mengakibatkan ketidakberubahan densitas fluida secara signifikan. Contoh: zat cair ( air,larutan) 2. Fluida compressible (mampu mampat) Adalah fluida yang jika temperature dan tekanan berubah sedikit saja maka akan mengakibatkan perubahan densitas fluida secara signifikan. Contoh: gas Dalam percobaan ini yang akan digunakan adalah fluida incompressible (tak mampu mampat) yaitu air dalam suatu sistem perpipaan yang digunakan untuk mempelajari energi yang hilang akibat adanya faktor gesekan dan adanya bagian-bagian dari perlengkapan pipa. Dimana pada sistem perpipaan tersebut tidak terdapat konsumsi dan regenerasi yang dilakukan oleh fluida (air). Selain itu kondisi yang terjadi diasumsikan steady state dan tidak melibatkan alat penukar panas.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fluida merupakan zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan diri dengan bentuk tempatnya. Pada suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas atau rapat massa tertentu. Walaupun densitas fluida bergantung pada suhu dan tekanan, perubahan densitas karena perubahan variable itu mungkin besar dan mungkin kecil. Jika densitas itu hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang agak besar pada suhu dan tekanan tertentu, maka fluida tersebut disebut fluida tak mampu mampat (incompressible). Tetapi apabila densitasnya peka terhadap perubahan variable tekanan dan temperature disebut fluida mampu mampat (compressible). Zat cair biasanya dianggap fluida tak mampu mampat. Sedangkan gas merupakan fluida mampu mampat. Untuk mempelajari karakteristik aliran fluida tak mampu mampat dalam sistem perpipaan, yang meliputi pipa beserta alat perlengkapannya berlaku hukum Bernoulli.Persamaan Bernoulli ini diturunkan dari persamaan neraca energi yaitu: d [m( u + g.z + 2 2 v )]sys = ( U + ρ P + g.z + 2 2 v )in dmin – ( U + ρ P + g.z + 2 2 v )out dmout + dQ – dw dengan asumsi bahwa sistem dalam keadaan steady state, maka nilai akumulasi = 0 maka persamaannya menjadi: ( U + ρ P + g.z + 2 2v )in dmin – ( U + ρ P + g.z + 2 2 v )out dmout = dQ – dW kedua ruas dibagi aliran massa ( U + ρ P + g.z + 2 2 v )in – ( U + ρ P + g.z + 2 2 v )out = dQ/dm – dW/dm input – output = akumulasi ρ P∆ + g. z∆ + 2 2 v∆ = - W – ( U∆ –Q ) Karena fluida yang digunakan adalah fluida yang incompresible liqiud maka
  • 4. U∆ – Q = Ғ, sehingga persamaan diatas menjadi: ( ρ P∆ + g. z∆ + 2 2 v∆ ) = -W – Ғ ( Persamaan Bernoulli ) 2.1 Pengukuran laju alir Untuk mengukur laju alir fluida di dalam pipa digunakan orificemeter. Orificemeter adalah alat untuk mengukur laju alir fluida didalam pipa. Persamaan baku orificemeter dapat diturunkan dari persamaan Bernoulli. ( ρ P∆ + g. z∆ + 2 2 v∆ ) = -W – Ғ Dengan menggunakan asumsi : 1. z∆ diabaikan karena pada sistem yang ditinjau yaitu orifice ketinggian aliran masuk sama dengan tinggi aliran keluar. 2. W dapat diabaikan karena sistem yang ditinjau adalah orificemeter, dimana pada sistem tersebut tidak terdapat pompa. 3. F dapat diabaikan karena diasumsikan fluida adalah fluida ideal dimana tidak terjadi gaya tarik menarik dengan dinding orificemeter. Sehingga persamaan Bernoulli diatas menjadi : ρ P∆ - 2 2 v∆ = 0 P∆ = P2–P1 v2 = v2 2 – v1 2 Maka di dapat persamaan : ρ 12 PP − + 2 2 1 2 2 vv − = 0 ……………………….(1) Dari neraca massa :
  • 5. (laju alir massa masuk)–(laju alir massa keluar)+(konsumsi)–(regenerasi)= (akumulasi) min – mout + konsumsi – regenerasi = akumulasi karena tidak ada reaksi kimia yang terjadi maka konsumsi dan regenerasi dapat diabaikan atau nilainya mendekati nol. Sedangkan untuk akumulasi karena sisitem diasumsikan steady state maka akumulasi dapat diabaikan atau sama dengan nol. Dari asumsi diatas maka diperoleh: inm – outm = 0 inm = outm laju alir massa (m) sendiri merupakan hasil perkalian antara densitas(ρ) fluida dengan debit (Q) inm = outm ρ1.Q1 = ρ2.Q2 ρ1.A1.v1 = ρ2.A2.v2 karena fluida yang digunakan adalah fluida tak mampu mampat maka ρ1 = ρ2 A1.v1 = A2 .v2 ( persamaan kontinuitas ) v1 = 1 2 A A * v2 …………………………………..(2) persamaan (1) dan (2) ρ 12 PP − = 2 2 2 2 1 vv − ρ 12 PP − = 2 )*( 2 2 2 2 1 2 vv A A − ρ 12 PP − = 2 )(* 2 2 1 22 2 v A A v − ρ 12 PP − = 2 )1)(( 2 1 22 2 − A A v 2 2v = ]1)[( )(2 2 1 2 12 − − A A PP ρ 2v = ])(1[ )(2 2 1 2 21 A A PP − − ρ
  • 6. Dengan asumsi yang digunakan untuk merumuskan kecepatan fluida dimana tidak terdapat beda ketinggian (∆Z = 0) dan tidak ada kerja yang digunakan (W = 0), maka perlu digunakan factor koreksi ( Co ) 2v = Co . ])(1[ )(2 2 1 2 21 A A PP − − ρ Q ≅ A2.v2 Q = Co.A2. ])(1[ )(2 2 1 2 21 A A PP − − ρ Q = Co.A2. ])(1[ 2 2 1 2 A A −ρ 21 PP − Harga Co.A2. ])(1[ 2 2 1 2 A A −ρ tetap, maka dimisalkan sebagai k sehingga dapat ditulis Q = k 21 PP − dimana 21 PP − = manometerh∆ Maka untuk kalibrasi orificemeter dapat dilakukan dengan membuat grafik Q terhadap h∆ Q h∆ Slope dari grafik diatas adalah harga nilai dari konstanta k. apabila harga k di ketahui maka kita dapat menentukan harga factor koreksi (Co) 2.2 Bilangan Reynold Bilangan Reynold (NRe) adalah suatu bilangan tanpa dimensi yang berlaku pada saat zat alir dengan viskositas μ dan densitas ρ yang mengalir dengan laju v melalui suatu pipa ( atau melalui suatu rintangan ) dengan diameter D NRe = µ ρ Dv ** Pada sistem perpipaan tertutup baik untuk aliran laminer maupun aliran turbulen memiliki harga NRe = 10.000 dengan syarat alirannya stedi state dan berkembang penuh (McCabe, Smith dan Harriot, Operasi Teknik Kimia jilid 1).
  • 7. 2.3 Faktor Gesekan Apabila di dalam aliran fluida terdapat gaya gesekan dengan pipa maka dapat digunakan persamaan fanning : )5(.... .2 .)( )4(.... ..2 2 2 air cairHg LV Dhg LV DF f ρ ρρ ∆− = = Dimana Ғ : Hilang tekan karena gesekan (N/m2 ) ƒ : factor gesekan v : kecepatan rata-rata fluida (m/s) l : panjang pipa (m) ρ : densitas fluida (kg/m3 ) D: diameter pipa (m) gc: 1 (tetapan konvensional) (kg.m/N.s2 ) Persamaan fanning berlaku tergantung pada jenis kekasaran pipa dan jenis aliran. Besarnya gaya gesek didalam pipa dapat dihitung juga dengan persamaan Bernoulli. Adapun asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kecepatan di sepanjang pipa tetap 2. Tidak terdapat perbedaan ketinggian. 3. Tidak ada kerja masuk. F PP FW V Zg P = − −−= ∆ +∆+ ∆ ρ ρ 12 2 2 2.4 Panjang Ekivalen Panjang ekivalen adalah panjang pipa lurus yang dapat digunakan untuk menggantikan sambungan (misal : valve, elbow, sambungan T, dll) dimana pada laju alir yang sama memberikan pressure drop atau friction losses yang sama.
  • 8. Ғ = D vlf e 2 ...2 ……….. (1) ρ P∆ = - Ғ ………………(2) persamaan (1) dan (2) : ρ 12 PP − = D vlf e 2 ...2 el = ρ 12 PP − 2 ..2 vf D Dalam penentuan factor fanning dapat dilakukan dengan menggunakan 3 cara yaitu: 1. Dengan menggunakan grafik NRe terhadap factor gesekan Ғ . Apabila menggunakan grafik maka ada data yang diperlukan yaitu tingkat kekerasan pipa harus diketahui.
  • 9. 2. Menggunakan persamaan rumus empirik yaitu factor fanning fungsi dari bilangan Reynold ƒ = φ (NRe) Untuk aliran laminar : NRe < 2000 Re 16 N f = untuk aliran turbulen : NRe > 4100 25,0 Re 079,0 N f = 3. Menggunakan data-data percobaan 2.5 Pompa Pompa digunakan dalam sistem aliran untuk meningkatkan energi mekanik fluida yang mengalir. Peningkatan itu digunakan untuk mempertahankan aliran. Energi mekanik yang diberikan pompa harus dikurangi dengan rugi gesekan. Tetapi pada prakteknya digunakan efisiensi pompa. Untuk mengetahui kerja pompa yang diberikan pada sistem maka kita dapat menggunakan persamaan Bernoulli dengan menggunakan asumsi yaitu: 1. Kecepatan di sepanjang pipa sama ( v∆ =0) 2. Factor gesekan pompa diabaikan 3. Tidak terdapat perbedaan ketinggian ( z∆ =0) Maka persamaan Bernoulli : ρ P∆ = - W Karakteristik pompa dapat ditentukan berdasarkan: 1. Kerja Pompa (W) :
  • 10. air airHg hg W W PP ρ ρρ ρ ∆− = −= − )( 12 2. Head pompa (H) air airHg g hg H g W H ρ ρρ . )( ∆− = = 3. Daya pompa ( P ) WmP .= ( ) QhgP Q P P airHgf ..∆−=      ∆ = ρρ ρ ρ 4. Efisiensi pompa ( η ) %100x P P act =η P = Daya teoritis yang didapat dari persamaan bernoulli P act = Daya poros yang disuplai oleh pompa BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
  • 11. 3.1 Alat dan Bahan 1. Alat • Pipa, tangki, pompa 1 buah • Orificemeter 1 buah • Manometer pipa U 2 buah • Viskometer 1 buah • Piknometer 1 buah • Stopwatch 1 buah • Gelas ukur 1000 ml 1 buah 2. Bahan • Aquadest • Air kran 3.2 Prosedur Kerja
  • 12. 1. Peneraan Orificemeter Mengisi tangki dengan air hingga ketinggian tertentu Mengalirkan air dari tangki dengan bantuan pompa ke pipa yang telah di pasang orificemeter kemudian ukur perbedaan ketingguan manometer Mengukur waktu yang diperlukan air untuk mencapai volume tertentu Mengukur t dan V untuk perbedaan manometer yang lain 2. Penentuan faktor gesekan pipa Mengisi tangki dengan air kran sampai ketinggian tertentu Menentukan volum control yang akan digunakan pada sistem Memasang manometer pada pipa yang akan ditentukan factor gesekannya Mengalirkan air pada pipa yang sudah ditentukan dengan bantuan pompa secara recycle Mencatat h∆ pada manometer yang dipasang pada orificemeter dan pipa 3. Penentuan panjang ekivalen Menentukan volum control yang akan digunakan sebagai sistem Memasang manometer pada perlengkapan pipa yang akan diukur
  • 13. panjang ekivalennya Mengalirkan air pada system yang telah ditentukan dengan bantuan pompa secara recycle Mencatat h∆ manometer yang dipasang pada perlengkapan pipa dan orificemeter 4. Efesiensi pompa Menentukan volum control yang akan digunakan sebagai sisitem Mengalirkan air pada pipa Mencatat h∆ pada orificemeter, serta waktu alir 3.3 Skema Alat
  • 14. BAB IV HASIL PERCOBAAN 4.1 Kurva Kalibrasi Orificemeter
  • 15. Kalibrasi Orificemeter y = 0.0014x 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 Ah (m) Q(m3/s) 4.2 Kurva hubungan Q (m3 /s) terhadap Co (Faktor koreksi orifice) Grafik Q (m3/s) terhadap Co 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 Co Q(m3/s) 4.3 Kurva Karakteristik Pompa Kurva karakteristik pompa y = 3E-05x + 0.0001 R2 = 0.9847 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 W Q(m3/s)
  • 16. Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap n (efisiensi) y = 9263.4x - 1.3521 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 Q (m3/s) n Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap H (Head total) y = 0.0003x + 0.0001 R2 = 0.9847 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 H Q(m3/s) 4.4 Kurva hubungan Q (m3 /s) terhadap F (friction losses) Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses) pada pipa D 1.25 in y = 0.0004x + 0.0001 R2 = 0.9162 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 F Q(m3/s) Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses) pada pipa D 1 in y = 0.0004x + 0.0001 R2 = 0.9803 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 F Q(m3/s)
  • 17. Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses) pada pipa D 0.75 in y = 0.0003x + 7E-05 R2 = 0.9842 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 F Q(m3/s) 4.5 Kurva hubungan Q (m3 /s) terhadap Le (Panjang Ekivalen) Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen) pada pipa D 1.25 in y = 0.0007x R2 = 1 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Le Q(m3/s) Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen) pada pipa D 1 in y = 0.0004x - 2E-18 R2 = 1 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Le Q(m3/s) Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap F (friction Losses) pada pipa D 0.75 in y = 0.0003x + 7E-05 R2 = 0.9842 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 F Q(m3/s)
  • 18. Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen) pada Elbow y = 0.0007x + 6E-19 R2 = 1 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Le Q(m3/s) Kurva hubungan Q (m3/s) terhadap Le (Panjang Ekivalen) pada sambungan T y = 0.0007x + 6E-19 R2 = 1 0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Le Q(m3/s)
  • 19. BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh koofisien koreksi (Co) terhadap debit (Q) Grafik Co terhadap Q (debit) berupa grafik dengan garis lurus sehingga dapat disimpulkan dengan meningkatnya atau menurunya harga Q maka harga Co tidak akan mengalami perubahan (konstan). Hal ini sesuai dengan perumusan hubungan Q terhadap √∆h : Q = Co.A2. h A A g ∆• − − ])(1[ )(2 2 1 2 21 ρ ρρ Hal itu dapat terjadi karena koefisien orifice (Co) merupakan suatu faktor koreksi dari adanya pengecilan atau pembesaran mendadak dalam sistem perpipaan, sehingga dengan ukuran (diameter) Co yang tetap akan membuat faktor koreksi Co bernilai konstan untuk setiap debit laju alir yang berbeda. Dari data literatur, harga Co relatif konstan selama nilai NRe > 2000. Harga Co untuk aliran turbulen sebesar 0.61 ( McCabe, Smith and Harriot ). Pada percobaan didapat harga Co sebesar 0.61432, hasil ini cukup mendekati dengan harga Co dari literatur. 5.2. Pengaruh Friction losses (Ғ) pada pipa lurus terhadap debit (Q) 5.2.1 Diameter pipa berubah dengan debit tetap Dari grafik Ғ terhadap Q dapat dilihat bahwa pipa yang diameternya paling kecil memiliki nilai friction losses (Ғ) yang paling besar. Hal ini disebabkan oleh ruang gerak fluida (air kran) untuk mengalir lebih sempit sehingga hampir seluruh permukaan fluida (air kran) bergesekan dengan dinding pipa. 5.2.2 Diameter pipa tetap dan debit berubah Dari grafik Ғ terhadap Q dapat dilihat nilai Ғ meningkat seiring dengan meningkatnya laju alir volumetrik (Q). Hal ini dapat terjadi karena energi kinetik yang dibawa oleh fluida sebagian berubah bentuk menjadi energi panas yang dihasilkan oleh gesekan antara fluida dengan dinding pipa, sehingga dapat disimpulkan semakin cepat fluida mengalir maka hilang energi akibat gesekan akan semakin besar pula.
  • 20. 5.3. Pengaruh Panjang Ekivalen (Le) terhadap Debit (Q) Panjang ekivalen merupakan panjang pipa lurus yang mewakili panjang dari sistem perlengkapan pipa dimana dapat memberikan friction losses yang sama dan pressure drop yang sama. Dari grafik dapat dilihat semakin besar debit (Q) yang diberikan maka panjang ekivalen yang diperlukan semakin besar pula. 5.4. Pengaruh Tinggi Tekan, Efisiensi, dan Kerja Pompa terhadap Debit (Q) 5.4.1 Pengaruh Efisiensi (η) pompa terhadap debit (Q) Pada percobaan ini efisiensi pompa yang diperoleh kecil sekali. Hal ini disebabkan oleh pengambilan sistem kontrol yang digunakan untuk menentukan efisiensi pompa. Seharusnya sistem kontrol yang digunakan adalah sistem pompa. Tetapi karena keterbatasan alat yang digunakan sistem yang dipakai adalah sistem yang paling dekat dengan letak pompa yaitu sistem orificemeter. 5.4.2 Pengaruh kerja, daya, dan tinggi tekan total Laju alir massa fluida yang di keluarkan semakin banyak jika laju alir yang diberikan semakin besar. Untuk memperbesar laju alir tersebut, dibutuhkan daya hisap pompa (P) yang besar sehingga kerja yang dihasilkan pompa (W) akan semakin besar pula. Hal ini dapat dilihat dari grafik W terhadap Q dan P terhadap Q dimana nilai P dan W meningkat seiring dengan bertambahnya nilai Q. 5.4.3 Pengaruh tinggi tekan total (H) terhadap debit (Q) Tinggi tekan total yang dihasilkan dari percobaan ini adalah 0.4427m atau sekitar 45 cm. Nilai ini tidak sesuai dengan sistem yang digunakan pada percobaan yang tingginya sekitar 180 cm. Hal ini disebabkan oleh sistem kontrol yang digunakan bukan sistem pompa melainkan sistem yang terdekat dengan letak pompa yaitu sistem kontrol orificemeter.
  • 21. BAB VI KESIMPULAN  Harga Co yang diperoleh dari percobaan adalah 0.61432  Friction losses untuk setiap pipa: Untuk D = 1.25 in diperoleh harga Ғ = 0.2479 m2 /s2 Untuk D = 1.00 in diperoleh harga Ғ = 0.4132 m2 /s2 Untuk D = 0.75 in diperoleh harga Ғ = 0.5547 m2 /s2  Panjang ekivalen untuk system perlengkapan pipa: Valve 1 : 0.3667 m Valve 2 : 0.6341 m Valve 3 : 1.0286 m Elbow : 0.3667 m Sambungan T : 0.3667 m  Karakteristik pompa ditentukan oleh kerja yang dihasilkan pompa, daya pompa, efisiensi, dan tinggi tekan total dari pompa.dari percobaan ini diperoleh: W : 4.3384 watt P : 1.2364 watt η : 0.9891 % H : 0.4427 m
  • 22. BAB VII DAFTAR PUSTAKA 1. Mc.Cabe, Smith and Carnot, “Operasi Teknik Kimia I”, Terj. Ir.G. Jasjfi, Erlangga,1999 2. Noel de Nevers, “Fluid Mechanics For Chemichal Engineering”, McGraw Hill,1973. 3. Perry, J.H, “Chemichal Engineers Handbook”,McGraw Hill,1973.
  • 23. Lampiran D Contoh Perhitungan D.1 Menentukan densitas air kran 3 3 /456.996 0261.0 0065.26 0261.0 793.996 0153.26 mkg piknoV airm air m aquades aquadesm piknoV = = = = = = ρ ρ D.2 Menentukan Viskositas air cp aqaqt aqairairt air 846.0 148.67*996.793 0.97156456.9965.129 = ∗∗ = ∗ ∗∗ = ρ µρ µ D.3 Menghitung Gaya Gesekan pada pipa Diameter 1.25 in 22 /062.0 456.996 1.0*8,9*)13600456.996( .)( sm F F hgHgair F P = − = −= ∆− −= ∆ ρ ρρ ρ D.4 Menghitung Panjang Ekivalen Pada Valve 1 m Vf DhgHgair Le 2031.0 1451.0*1474.0*4*456.996 1.0*8,9*)13600456.996( ..4. 2..)( 2 2 = − −= ∆− −= ρ ρρ D.5 Menghitung faktor gesekan Diameter 1.25 in
  • 24. 0369.0 4.1*1451.0*2 035052.0*062.0 .2 . 2 2 = = = LV DF f D.6 Menghitung Koefisien Orifice 61432.0 1 46497.9 443.1 456.996 1.0.*8.9*)13600456.996(*2 *443.1 00014.0 1 .)(2 2 2 1 2 2 =         −      − − − − =         −      ∆− = E E E A A air hgHgair A Q Co ρ ρρ