SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
      BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN


                              SALINAN
            PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
                       DAN LEMBAGA KEUANGAN

                            NOMOR : PER- 07/BL/2009

                                    TENTANG

   REFERENSI UNSUR PREMI MURNI SERTA UNSUR BIAYA ADMINISTRASI
       DAN BIAYA UMUM LAINNYA PADA LINI USAHA ASURANSI
                KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2010

                   KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
                        DAN LEMBAGA KEUANGAN,


Menimbang    :   a. bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (3) Peraturan Menteri
                    Keuangan Nomor 74/PMK.010/2007 tentang Penyelenggaraan
                    Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan
                    Bermotor, referensi unsur premi murni serta unsur biaya
                    administrasi dan biaya umum lainnya perlu ditinjau setiap
                    tahun dan perubahannya ditetapkan oleh Ketua Badan
                    Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan;
                 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
                    huruf a, perlu untuk menetapkan referensi unsur premi serta
                    unsur biaya administrasi dan biaya umum lainnya yang baru
                    dengan Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
                    Lembaga Keuangan;
Mengingat    :   1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
                    Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                    1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467);
                 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang
                    Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara
                    Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan
                    Lembaran Negara Nomor 3506) sebagaimana telah diubah
                    terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008
                    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 212,
                    Tambahan Lembaran Negara Nomor 4954);
                 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun
                    2006;
                 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/
                    PMK.010/2007 tentang Penyelenggaraan Pertanggungan
                    Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor;
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
      BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                                     -2–


                               MEMUTUSKAN

Menetapkan :   PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
               DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG REFERENSI UNSUR
               PREMI MURNI SERTA UNSUR BIAYA ADMINISTRASI DAN
               BIAYA UMUM LAINNYA PADA LINI USAHA ASURANSI
               KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2010.

                                    Pasal 1

               Referensi unsur premi murni pada lini usaha asuransi kendaraan
               bermotor yang dapat digunakan oleh Perusahaan Asuransi Umum
               sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri
               Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.010/2007 tentang
               Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi
               Kendaraan Bermotor adalah sebagaimana tercantum dalam
               Lampiran 1 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
               Lembaga Keuangan ini.

                                    Pasal 2
               (1) Perusahaan asuransi umum yang memiliki data profil risiko dan
                   kerugian untuk periode 5 (lima) tahun atau lebih wajib
                   menggunakan data sendiri dalam menetapkan tarif premi murni,
                   dengan memperhitungkan faktor kredibilitas.
               (2) Penggunaan faktor kredibilitas dalam penetapan tarif premi
                   murni dilakukan dengan tata cara dan formula sebagaimana
                   dimaksud dalam Lampiran 2 Peraturan Ketua Badan Pengawas
                   Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini.

                                    Pasal 3
               (1) Perusahaan asuransi umum yang memiliki data biaya
                   administrasi dan biaya umum lain untuk periode 5 (lima) tahun
                   atau lebih wajib menggunakan data sendiri dalam menetapkan
                   tingkat biaya administrasi dan biaya umum lain.
               (2) Perusahaan asuransi umum yang tidak memiliki data
                   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membebankan biaya
                   administrasi dan biaya umum lain paling tinggi 15% dari premi
                   bruto.

                                    Pasal 4

               Pembentukan cadangan atas premi yang belum merupakan
               pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Menteri
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
       BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                                    -3–


               Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.010/2007 tentang
               Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi
               Kendaraan Bermotor dihitung dengan menggunakan referensi unsur
               premi murni sesuai Lampiran 1 Peraturan Ketua Badan Pengawas
               Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini.

                                   Pasal 5

               Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
               Keuangan Nomor PER-06/BL/2008 tentang Referensi Unsur Premi
               Murni Serta Unsur Biaya Administrasi Dan Biaya Umum Lainnya
               Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor Tahun 2008 - 2009
               berlaku sampai dengan tanggal 28 Februari 2010.

                                   Pasal 6

               Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
               Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2010.

               Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
               Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
               Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
               Indonesia.


                                       Ditetapkan di   : Jakarta
                                       pada tanggal    : 31 Desember 2009

                                       Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
                                       dan Lembaga Keuangan

                                       ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya
                                       A. Fuad Rahmany
Kepala Bagian Umum
                                       NIP 060063058
ttd.

Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008
LAMPIRAN 1
                                                 Peraturan Ketua Bapepam dan LK
                                                 Nomor : PER- 07/BL/2009
                                                 Tanggal : 31 Desember 2009

                       REFERENSI UNSUR PREMI MURNI
             PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
I. REFERENSI UNSUR PREMI MURNI
                                           PERTANGGUNGAN
                       UANG                                  PERTANGGUNGAN
   KATEGORI                                TOTAL LOSS ONLY
                  PERTANGGUNGAN                               COMPREHENSIVE
                                                (TLO)
       (1)                  (2)                   (3)               (4)
   Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk
    Kategori 1   0 s.d. Rp150.000.000,00        0,37%              2,16%
                 Rp150.000.001,00 s.d.
    Kategori 2                                  0,31%              1,58%
                 Rp300.000.000,00
                 Rp300.000.001,00 s.d.
    Kategori 3                                  0,29%              1,28%
                 Rp500.000.000,00
                 Rp500.000.001,00 s.d.
    Kategori 4                                  0,28%              1,06%
                 Rp800.000.000,00
                 Lebih dari
    Kategori 5                                  0,28%              0,88%
                 Rp800.000.000,00
   Jenis Kendaraan Bus dan Truk
                 Truk, semua uang
    Kategori 6                                  0,28%              1,39%
                 pertanggungan
                 Bus, semua uang
    Kategori 7                                  0,10%              0,78%
                 pertanggungan
   Jenis Kendaraan Roda 2 (dua)
                 Semua uang
    Kategori 8                                  0,67%                -
                 pertanggungan

  Penerapan unsur premi murni pada tabel di atas dilakukan dengan ketentuan
  sebagai berikut:
  1. Unsur premi murni di atas berlaku untuk penutupan dasar bagi kendaraan
     berumur sampai dengan 3 (tiga) tahun. Untuk kendaraan berumur lebih dari
     3 (tiga) tahun, harus dikenakan premi tambahan yang wajar.
  2. Untuk perluasan Strike, Riot, Civil Commotion (SRCC), Flood, Earthquake, dan
     Third Party Liability (TPL) harus dikenakan premi tambahan.
  3. Unsur premi murni di atas merupakan persentase dari uang pertanggungan.
  4. Deductible minimum sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
  5. Premi murni paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) dari premi bruto.
II. PREMI YANG DIBEBANKAN PADA TERTANGGUNG
    Premi yang dibebankan pada tertanggung adalah premi murni ditambah biaya
    administrasi dan umum, biaya akuisisi, dan keuntungan perusahaan.
LAMPIRAN 2
                                                     Peraturan Ketua Bapepam dan LK
                                                     Nomor : PER- 07/BL/2009
                                                     Tanggal : 31 Desember 2009


             TATA CARA PENGGUNAAN FAKTOR KREDIBILITAS
          DALAM MENETAPKAN UNSUR PREMI MURNI PERUSAHAAN

1. Perusahaan asuransi umum yang memiliki data profil risiko dan kerugian untuk
   periode 5 (lima) tahun atau lebih menghitung unsur premi murni berdasarkan data
   profil risiko dan kerugian yang dimilikinya sendiri ( R PS ) untuk tiap-tiap kategori.
2. Perusahaan asuransi umum menghitung faktor kredibilitas untuk R PS , selanjutnya
   dinyatakan dengan Z, dengan formula sebagai berikut:

           N 
   Z = min  ,1
           K 

   dengan

   Z = faktor kredibilitas
   N = besar seluruh klaim perusahaan dalam tahun underwriting 2005, 2006, dan
       2007
   K = Rp7.500.000.000,00 untuk pertanggungan Total Loss Only (TLO), atau
       Rp15.000.000.000,00 untuk pertanggungan COMPREHENSIVE
3. Perusahaan asuransi umum menetapkan unsur premi murni perusahaan (R)
   dengan mengkombinasikan R PS dan unsur premi murni referensi R REF
   berdasarkan formula sebagai berikut:

   R = Z × R PS + (1 − Z ) × R REF

   dengan
   R     = unsur premi murni perusahaan
   Z     = faktor kredibilitas
   R PS
         = unsur premi murni berdasarkan data profil risiko dan kerugian yang
           dimiliki perusahaan
   R REF
         = unsur premi murni referensi berdasarkan Lampiran 1

Contenu connexe

Tendances

SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...
SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...
SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...Ridwan Ichsan
 

Tendances (7)

PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010
 
Pp 39 tahun_2008
Pp 39 tahun_2008Pp 39 tahun_2008
Pp 39 tahun_2008
 
Pp 25-2020
Pp 25-2020Pp 25-2020
Pp 25-2020
 
64 pmk.05 2020_per
64 pmk.05 2020_per64 pmk.05 2020_per
64 pmk.05 2020_per
 
1 pp63 th1999
1 pp63 th19991 pp63 th1999
1 pp63 th1999
 
SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...
SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...
SK DJLK No. 390 / 2005 Tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Kesehatan Keuangan...
 
Pmk 108 sbk 2010
Pmk 108 sbk 2010Pmk 108 sbk 2010
Pmk 108 sbk 2010
 

Similaire à ASURANSI KENDARAAN

Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009
Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009
Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009Ridwan Ichsan
 
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptxPengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptxIkaRani1
 
10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013
10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013 10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013
10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013 Abi Aeera
 
Pengurang Penghasilan Bruto dalam PPh
Pengurang Penghasilan Bruto dalam PPhPengurang Penghasilan Bruto dalam PPh
Pengurang Penghasilan Bruto dalam PPhNadia Eva
 
Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...
Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...
Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...Kanaidi ken
 
Socialization good read, everyone okay !
Socialization good read, everyone okay !Socialization good read, everyone okay !
Socialization good read, everyone okay !IndrawatyAddas
 
LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...
LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...
LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...Kanaidi ken
 
Presentasi pedoman 2012 yes
Presentasi pedoman 2012 yesPresentasi pedoman 2012 yes
Presentasi pedoman 2012 yesrioyotto
 
Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015Andi Ismail
 
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdfPOJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdfAristoElyanTambuwun1
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakkaromah95
 
Psak 2 (rev. 2009) laporan arus kas
Psak 2 (rev. 2009) laporan arus kasPsak 2 (rev. 2009) laporan arus kas
Psak 2 (rev. 2009) laporan arus kasMas Abz
 
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptxCheetahShop14
 

Similaire à ASURANSI KENDARAAN (20)

Kep220 2002(biaya hp)
Kep220 2002(biaya hp)Kep220 2002(biaya hp)
Kep220 2002(biaya hp)
 
Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009
Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009
Se modal-sendiri-unit-syariah29 mei2009
 
PMK Nomor 47/PMK.011/2010
PMK Nomor 47/PMK.011/2010PMK Nomor 47/PMK.011/2010
PMK Nomor 47/PMK.011/2010
 
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptxPengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
Pengakuan biaya akuntansi pajak.pptx
 
10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013
10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013 10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013
10102012 konsep permenhub ttg standar biaya 2013
 
Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008Perdirjen 28 2008
Perdirjen 28 2008
 
Kep 100-mbu-2002
Kep 100-mbu-2002Kep 100-mbu-2002
Kep 100-mbu-2002
 
Pengurang Penghasilan Bruto dalam PPh
Pengurang Penghasilan Bruto dalam PPhPengurang Penghasilan Bruto dalam PPh
Pengurang Penghasilan Bruto dalam PPh
 
Per 04 tahun_2009
Per 04 tahun_2009Per 04 tahun_2009
Per 04 tahun_2009
 
Pmk 50-2012
Pmk 50-2012Pmk 50-2012
Pmk 50-2012
 
Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...
Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...
Penghasilan Anggota Direksi dan DEKOM/DEWAS BUMN _"Pelatihan ORGAN & SDM BUMN...
 
Boncu2
Boncu2Boncu2
Boncu2
 
Socialization good read, everyone okay !
Socialization good read, everyone okay !Socialization good read, everyone okay !
Socialization good read, everyone okay !
 
LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...
LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...
LTI (Long Term Incentive) / Insentif Jangka Panjang Direksi & Dekom/Dewas BUM...
 
Presentasi pedoman 2012 yes
Presentasi pedoman 2012 yesPresentasi pedoman 2012 yes
Presentasi pedoman 2012 yes
 
Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015Perka bkpm 13 tahun 2015
Perka bkpm 13 tahun 2015
 
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdfPOJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajak
 
Psak 2 (rev. 2009) laporan arus kas
Psak 2 (rev. 2009) laporan arus kasPsak 2 (rev. 2009) laporan arus kas
Psak 2 (rev. 2009) laporan arus kas
 
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
8. Slide Optimalisasi Aset pada BLU - Materi Bimtek Kanwil 2018.pptx
 

Plus de Ridwan Ichsan

Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)
Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)
Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)Ridwan Ichsan
 
Cause related marketing - 3 m case
Cause related marketing  - 3 m caseCause related marketing  - 3 m case
Cause related marketing - 3 m caseRidwan Ichsan
 
McDonalds Corporation - Organizational Behavior Case
McDonalds Corporation - Organizational Behavior CaseMcDonalds Corporation - Organizational Behavior Case
McDonalds Corporation - Organizational Behavior CaseRidwan Ichsan
 
Extracting Consumer Surplus
Extracting Consumer SurplusExtracting Consumer Surplus
Extracting Consumer SurplusRidwan Ichsan
 
Kerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JIT
Kerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JITKerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JIT
Kerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JITRidwan Ichsan
 
Underwriting Liability Insurance: an overview
Underwriting Liability Insurance: an overviewUnderwriting Liability Insurance: an overview
Underwriting Liability Insurance: an overviewRidwan Ichsan
 
Avn 102 waiver of subrogation endorsement
Avn 102 waiver of subrogation endorsementAvn 102 waiver of subrogation endorsement
Avn 102 waiver of subrogation endorsementRidwan Ichsan
 
Avn 100 fraudulent claims clause
Avn 100 fraudulent claims clauseAvn 100 fraudulent claims clause
Avn 100 fraudulent claims clauseRidwan Ichsan
 
Avn 99 continuing liability termination notice
Avn 99 continuing liability termination noticeAvn 99 continuing liability termination notice
Avn 99 continuing liability termination noticeRidwan Ichsan
 
Avn 99 aircraft finance lease contract continuing liability endorsement
Avn 99 aircraft finance lease contract   continuing liability endorsement Avn 99 aircraft finance lease contract   continuing liability endorsement
Avn 99 aircraft finance lease contract continuing liability endorsement Ridwan Ichsan
 
Avn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insurance
Avn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insuranceAvn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insurance
Avn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insuranceRidwan Ichsan
 
Avn 97 arbitration clause
Avn 97 arbitration clauseAvn 97 arbitration clause
Avn 97 arbitration clauseRidwan Ichsan
 
Avn 67 c termination notice
Avn 67 c termination noticeAvn 67 c termination notice
Avn 67 c termination noticeRidwan Ichsan
 
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement hull war
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement hull warAvn 67 c airline finance lease contract endorsement hull war
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement hull warRidwan Ichsan
 
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement
Avn 67 c airline finance lease contract endorsementAvn 67 c airline finance lease contract endorsement
Avn 67 c airline finance lease contract endorsementRidwan Ichsan
 
Avn 52 r guidance note extended coverage endorsement - aviation liabilities
Avn 52 r guidance note   extended coverage endorsement - aviation liabilitiesAvn 52 r guidance note   extended coverage endorsement - aviation liabilities
Avn 52 r guidance note extended coverage endorsement - aviation liabilitiesRidwan Ichsan
 
Avn 52 r extended coverage endorsement aviation liabilities
Avn 52 r extended coverage endorsement   aviation liabilities Avn 52 r extended coverage endorsement   aviation liabilities
Avn 52 r extended coverage endorsement aviation liabilities Ridwan Ichsan
 
Avn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsement
Avn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsementAvn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsement
Avn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsementRidwan Ichsan
 
Avn 52 p a products endorsement for avn52 clauses
Avn 52 p a products endorsement for avn52 clausesAvn 52 p a products endorsement for avn52 clauses
Avn 52 p a products endorsement for avn52 clausesRidwan Ichsan
 
Avn 52 l extended coverage endorsement aviation liabilities
Avn 52 l extended coverage endorsement   aviation liabilitiesAvn 52 l extended coverage endorsement   aviation liabilities
Avn 52 l extended coverage endorsement aviation liabilitiesRidwan Ichsan
 

Plus de Ridwan Ichsan (20)

Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)
Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)
Gas or Grouse Case Solution (Business Ethics)
 
Cause related marketing - 3 m case
Cause related marketing  - 3 m caseCause related marketing  - 3 m case
Cause related marketing - 3 m case
 
McDonalds Corporation - Organizational Behavior Case
McDonalds Corporation - Organizational Behavior CaseMcDonalds Corporation - Organizational Behavior Case
McDonalds Corporation - Organizational Behavior Case
 
Extracting Consumer Surplus
Extracting Consumer SurplusExtracting Consumer Surplus
Extracting Consumer Surplus
 
Kerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JIT
Kerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JITKerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JIT
Kerangka Teori kanban dan Junbiki dalam JIT
 
Underwriting Liability Insurance: an overview
Underwriting Liability Insurance: an overviewUnderwriting Liability Insurance: an overview
Underwriting Liability Insurance: an overview
 
Avn 102 waiver of subrogation endorsement
Avn 102 waiver of subrogation endorsementAvn 102 waiver of subrogation endorsement
Avn 102 waiver of subrogation endorsement
 
Avn 100 fraudulent claims clause
Avn 100 fraudulent claims clauseAvn 100 fraudulent claims clause
Avn 100 fraudulent claims clause
 
Avn 99 continuing liability termination notice
Avn 99 continuing liability termination noticeAvn 99 continuing liability termination notice
Avn 99 continuing liability termination notice
 
Avn 99 aircraft finance lease contract continuing liability endorsement
Avn 99 aircraft finance lease contract   continuing liability endorsement Avn 99 aircraft finance lease contract   continuing liability endorsement
Avn 99 aircraft finance lease contract continuing liability endorsement
 
Avn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insurance
Avn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insuranceAvn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insurance
Avn 98 aviation products grounding and other aviation liabilities insurance
 
Avn 97 arbitration clause
Avn 97 arbitration clauseAvn 97 arbitration clause
Avn 97 arbitration clause
 
Avn 67 c termination notice
Avn 67 c termination noticeAvn 67 c termination notice
Avn 67 c termination notice
 
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement hull war
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement hull warAvn 67 c airline finance lease contract endorsement hull war
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement hull war
 
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement
Avn 67 c airline finance lease contract endorsementAvn 67 c airline finance lease contract endorsement
Avn 67 c airline finance lease contract endorsement
 
Avn 52 r guidance note extended coverage endorsement - aviation liabilities
Avn 52 r guidance note   extended coverage endorsement - aviation liabilitiesAvn 52 r guidance note   extended coverage endorsement - aviation liabilities
Avn 52 r guidance note extended coverage endorsement - aviation liabilities
 
Avn 52 r extended coverage endorsement aviation liabilities
Avn 52 r extended coverage endorsement   aviation liabilities Avn 52 r extended coverage endorsement   aviation liabilities
Avn 52 r extended coverage endorsement aviation liabilities
 
Avn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsement
Avn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsementAvn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsement
Avn 52 p aviation manufacturers product liabilities endorsement
 
Avn 52 p a products endorsement for avn52 clauses
Avn 52 p a products endorsement for avn52 clausesAvn 52 p a products endorsement for avn52 clauses
Avn 52 p a products endorsement for avn52 clauses
 
Avn 52 l extended coverage endorsement aviation liabilities
Avn 52 l extended coverage endorsement   aviation liabilitiesAvn 52 l extended coverage endorsement   aviation liabilities
Avn 52 l extended coverage endorsement aviation liabilities
 

ASURANSI KENDARAAN

  • 1. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : PER- 07/BL/2009 TENTANG REFERENSI UNSUR PREMI MURNI SERTA UNSUR BIAYA ADMINISTRASI DAN BIAYA UMUM LAINNYA PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2010 KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.010/2007 tentang Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor, referensi unsur premi murni serta unsur biaya administrasi dan biaya umum lainnya perlu ditinjau setiap tahun dan perubahannya ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu untuk menetapkan referensi unsur premi serta unsur biaya administrasi dan biaya umum lainnya yang baru dengan Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3467); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3506) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 212, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4954); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2006; 4. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/ PMK.010/2007 tentang Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor;
  • 2. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2– MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG REFERENSI UNSUR PREMI MURNI SERTA UNSUR BIAYA ADMINISTRASI DAN BIAYA UMUM LAINNYA PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2010. Pasal 1 Referensi unsur premi murni pada lini usaha asuransi kendaraan bermotor yang dapat digunakan oleh Perusahaan Asuransi Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.010/2007 tentang Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini. Pasal 2 (1) Perusahaan asuransi umum yang memiliki data profil risiko dan kerugian untuk periode 5 (lima) tahun atau lebih wajib menggunakan data sendiri dalam menetapkan tarif premi murni, dengan memperhitungkan faktor kredibilitas. (2) Penggunaan faktor kredibilitas dalam penetapan tarif premi murni dilakukan dengan tata cara dan formula sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 2 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini. Pasal 3 (1) Perusahaan asuransi umum yang memiliki data biaya administrasi dan biaya umum lain untuk periode 5 (lima) tahun atau lebih wajib menggunakan data sendiri dalam menetapkan tingkat biaya administrasi dan biaya umum lain. (2) Perusahaan asuransi umum yang tidak memiliki data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membebankan biaya administrasi dan biaya umum lain paling tinggi 15% dari premi bruto. Pasal 4 Pembentukan cadangan atas premi yang belum merupakan pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Menteri
  • 3. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -3– Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.010/2007 tentang Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor dihitung dengan menggunakan referensi unsur premi murni sesuai Lampiran 1 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini. Pasal 5 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor PER-06/BL/2008 tentang Referensi Unsur Premi Murni Serta Unsur Biaya Administrasi Dan Biaya Umum Lainnya Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor Tahun 2008 - 2009 berlaku sampai dengan tanggal 28 Februari 2010. Pasal 6 Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2010. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 31 Desember 2009 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd. Salinan sesuai dengan aslinya A. Fuad Rahmany Kepala Bagian Umum NIP 060063058 ttd. Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008
  • 4. LAMPIRAN 1 Peraturan Ketua Bapepam dan LK Nomor : PER- 07/BL/2009 Tanggal : 31 Desember 2009 REFERENSI UNSUR PREMI MURNI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR I. REFERENSI UNSUR PREMI MURNI PERTANGGUNGAN UANG PERTANGGUNGAN KATEGORI TOTAL LOSS ONLY PERTANGGUNGAN COMPREHENSIVE (TLO) (1) (2) (3) (4) Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk Kategori 1 0 s.d. Rp150.000.000,00 0,37% 2,16% Rp150.000.001,00 s.d. Kategori 2 0,31% 1,58% Rp300.000.000,00 Rp300.000.001,00 s.d. Kategori 3 0,29% 1,28% Rp500.000.000,00 Rp500.000.001,00 s.d. Kategori 4 0,28% 1,06% Rp800.000.000,00 Lebih dari Kategori 5 0,28% 0,88% Rp800.000.000,00 Jenis Kendaraan Bus dan Truk Truk, semua uang Kategori 6 0,28% 1,39% pertanggungan Bus, semua uang Kategori 7 0,10% 0,78% pertanggungan Jenis Kendaraan Roda 2 (dua) Semua uang Kategori 8 0,67% - pertanggungan Penerapan unsur premi murni pada tabel di atas dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Unsur premi murni di atas berlaku untuk penutupan dasar bagi kendaraan berumur sampai dengan 3 (tiga) tahun. Untuk kendaraan berumur lebih dari 3 (tiga) tahun, harus dikenakan premi tambahan yang wajar. 2. Untuk perluasan Strike, Riot, Civil Commotion (SRCC), Flood, Earthquake, dan Third Party Liability (TPL) harus dikenakan premi tambahan. 3. Unsur premi murni di atas merupakan persentase dari uang pertanggungan. 4. Deductible minimum sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah). 5. Premi murni paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) dari premi bruto. II. PREMI YANG DIBEBANKAN PADA TERTANGGUNG Premi yang dibebankan pada tertanggung adalah premi murni ditambah biaya administrasi dan umum, biaya akuisisi, dan keuntungan perusahaan.
  • 5. LAMPIRAN 2 Peraturan Ketua Bapepam dan LK Nomor : PER- 07/BL/2009 Tanggal : 31 Desember 2009 TATA CARA PENGGUNAAN FAKTOR KREDIBILITAS DALAM MENETAPKAN UNSUR PREMI MURNI PERUSAHAAN 1. Perusahaan asuransi umum yang memiliki data profil risiko dan kerugian untuk periode 5 (lima) tahun atau lebih menghitung unsur premi murni berdasarkan data profil risiko dan kerugian yang dimilikinya sendiri ( R PS ) untuk tiap-tiap kategori. 2. Perusahaan asuransi umum menghitung faktor kredibilitas untuk R PS , selanjutnya dinyatakan dengan Z, dengan formula sebagai berikut: N  Z = min  ,1 K  dengan Z = faktor kredibilitas N = besar seluruh klaim perusahaan dalam tahun underwriting 2005, 2006, dan 2007 K = Rp7.500.000.000,00 untuk pertanggungan Total Loss Only (TLO), atau Rp15.000.000.000,00 untuk pertanggungan COMPREHENSIVE 3. Perusahaan asuransi umum menetapkan unsur premi murni perusahaan (R) dengan mengkombinasikan R PS dan unsur premi murni referensi R REF berdasarkan formula sebagai berikut: R = Z × R PS + (1 − Z ) × R REF dengan R = unsur premi murni perusahaan Z = faktor kredibilitas R PS = unsur premi murni berdasarkan data profil risiko dan kerugian yang dimiliki perusahaan R REF = unsur premi murni referensi berdasarkan Lampiran 1