Analisis pembiayaan membutuhkan informasi dan data yang lengkap dan akurat dari calon nasabah beserta laporan keuangan yang diaudit. Laporan feasiibilitas dan kepatuhan terhadap prinsip kehati-hatian penting untuk menilai kelayakan proyek dan menjaga kesehatan bank.
3. Faktor Penentu Kualitas Hasil Analisis
Pembiayaan
1) Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis pembiayaan dilaksanakan oleh seorang Account
Officer (AO) yang harus mempunyai keterampilan yang
bersifat teknis maupun pengetahuan yang bersifat teoretis,
di samping mempunyai mental yang kuat.
2)Faktor Data Analisis
Informasi dan data yang diperlukan harus lengkap, dapat
dipercaya, dan akurat. Hal tersebut dilakukan, yaitu:
a. Melakukan penelitian secara fisik (on the spot).
b. Untuk laporan keuangan (neraca dan daftar rugi/laba)
bisa dengan cara meminta bantuan kantor akuntan.
3) Tehnik analisis
Tehnik analisis meliputi dua macam, yaitu analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif.
4. Account Officer harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sudah biasa dengan formulir analisis dan cara
menganalisis.
Mengetahui spread sheet program untuk analisis
pembiayaan.
Memiliki pengetahuan tentang pengertian yang tepat
mengenai prinsip-prinsip pembiayaan.
Mengetahui praktik/kebiasaan dalam
perdagangan/perusahaan.
Mempunyai wawasan luas dalam bidang
keuangan/permodalan, manajemen, akuntansi, dan
ekonomi.
Memiliki mental yang kuat, sehingga tidak mudah
terpengaruh.
5. Account Officer harus mengetahui:
Ketentuan dan larangan yang berlaku atas
pembiayaan yang dimohon.
Besar pembiayaan yang diminta dan untuk apa
pembiayaan tersebut dipergunakan.
Bagaimana rencana pembiayaan dan pelunasan oleh
nasabah, serta dari mana sumber dana pelunasan
pembiayaan atau Cash Flow usaha nasabah.
Informasi dan data utama yang diperlukan
sehubungan dengan pembiayaan yang diminta.
Informasi dan data tambahan apa yang perlu
dilengkapi.
6. B. Informasi dan Data yang Diperlukan
Ini mencakup semua
keterangan dan data
yang diperlukan untuk
bahan analisis
sehubungan dengan
permohonan
pembiayaan yang
diajukan oleh
pemohon.
7. Informasi dan Data yang Harus dipenuhi
untuk Setiap Permohonan Pembiayaan.
1.
2.
3.
Informasi dan Data
Umum Tentang
Nasabah
Informasi dan Data
Khusus untuk
Pembiayaan Modal
Kerja
Informasi dan Data
Khusus untuk
Pembiayaan Investasi
8. 1. Informasi dan Data Umum Tentang Nasabah
Surat permohonan pembiayaan dari nasabah.
Akta pendirian dan perubahan-perubahannya serta pengesahan dari
instansi berwenang
Izin untuk mengajukan permohonan pembiayaan
Surat kewarganegaraan.
Izin usaha dan tanda daftar perusahaan (TDP) dari Departemen
Perdagangan.
Izin Undang-Undang Gangguan sesuai ketentuan Pemda setempat
(HO/Hinder Ordo-nantie); bila diperlukan, untuk proyek-proyek tertentu,
adanya AMDAL.
Neraca dan daftar rugi/laba dua tahun terakhir (jika mungkin 3 tahun
terakhir) dan neraca tahun yang sedang berjalan.
Akan tetapi, apabila pemohon pembiayaan adalah atas nama pribadi yang
tidak wajib melampirkan laporan keuangan pada SPT tahunan PPh, maka
yang bersangkutan hanya diwajibkan menyampaikan foto copy SPT
Tahunan PPh.
Realisasi usaha minimal 12 (dua belas) bulan atau minimal 6 (enam) bulan
terakhir (produksi dan penjualan dalam kuantum dan nilai).
9.
Rencana penggunaan pembiayaan
Proyeksi L/R minimal selama jangka waktu pembiayaan yang diminta
(penjelasan lebih lanjut mengenai rencana biaya dan pendapatan sesuai
jenis pembiayaan) lihat halaman berikutnya.
Cash budget (Cash Flow Projection) untuk periode selama jangka waktu
pembiayaan yang diminta disertai rencana penarikan dan pelunasan
pembiayaan.
Curriculum vitae dari para pengurus meliputi antara lain umur, pendidikan,
pengalaman serta pasfoto para pengurus dan komisaris.
Rekomendasi dan atau referensi dari pihak ketiga.
Copy surat tanda pembayaran pajak perseroan tahun terakhir (surat
fiskal), PBB, dan NPWP yang telah dilegalisasi.
Daftar jaminan yang menunjukkan jenis barang, jumlah/ukuran, lokasi,
nilai (utama, tambahan, sumber penilaian), status kepemilikan dan copy
bukti kepemilikan. Jika barang jaminan bukan milik pemohon, maka harus
disertakan surat kuasa notariil yang tidak dapat dicabut kembali dari
pemilik untuk menjaminkan barang tersebut.
Keterangan mengenai hubungan dan atau jabatan setiap anggota
pengurus dengan perusahaan lain (jika ada).
10. 2. Informasi dan Data Khusus untuk
Pembiayaan Modal Kerja
a.
b.
c.
d.
e.
Pembiayaan Ekspor
Pembiayaan Perdagangan Lokal (Dalam
Negeri)
Pembiayaan Industri
Pembiayaan Modal Kerja
Hotel, Kontrakan, dan Sebagainya
11. 3. Informasi dan Data Khusus untuk
Pembiayaan Investasi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Pembiayaan Investasi Sektor Industri
Pembiayaan Investasi Sektor Perkebunan
PerhutananPembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Investasi Sektor Peternakan
Pembiayaan Investasi Sektor Perikanan
Pembiayaan Investasi Jasa Angkutan Darat
Pembiayaan Investasi Jasa Angkutan Laut-Udara-Sungai
dan Penyeberangan
Pembiayaan Investasi Hotel, Apartemen, Real Estate, dan
Ruko
Personal Loan
Pembiayaan Pemilikan Rumah (KPR)
Pembiayaan Kendaraan Bermotor (KKB)
12. C. Sumber dan Cara Memeroleh Informasi
1.
2.
3.
Sumber
Informasi
Cara Memeroleh
Informasi
Aspek Teknis
13. D. Feasibility Study
1. Pengertian
Feasibility study adalah hasil studi yang
menggambarkan keadaan dan prospek
suatu proyek, baik dari segi teknis
maupun ekonomis.
14. 2. Kegunaan feasibility study
Feasibility study sebagai salah satu alat yang dapat
membantu bank dalam pelaksanaan pemberian
pembiayaannya, antara lain:
a. Dapat digunakan untuk bahan pengawasan,
mengingat bahwa keperluan feasibility study
tidak saja pada saat pengajuan pembiayaan,
tetapi juga pada waktu pembiayaan sedang
berjalan.
b. Dapat memudahkan dan memperlancar proses
analisis pembiayaan, karena data yang
diperlukan bank cukup terpenuhi dan dapat
dipertanggungjawabkan (reliable).
15. 3. Pembiayaan yang memerlukan
feasibility study
Keperluan akan feasibility study diatur sebagai
berikut:
a. Untuk setiap permohonan pembiayaan investasi
dalam jumlah tertentu, di samping nasabah
harus menyampaikan project proposal, juga
harus menyampaikan feasibility study yang
disusun/dibuat oleh konsultan.
b. Feasibility study tidak saja diminta pada saat
pengajuan pembiayaan baru, tetapi juga untuk
pembiayaan-pembiayaan yang sedang berjalan
sepanjang bank menilai bahwa suatu proyek
yang telah mendapat pembiayaan perlu
feasibility study. Biaya penyusunan/pembuatan
feasibility study ditanggung oleh nasabah.
16. 4. Aspek-aspek yang Perlu Diperhatikan
dalam feasibility study
a.
b.
c.
d.
Aspek
Aspek
Aspek
Aspek
Yuridis
Organisasi/Manajemen
Ekonomi Makro
Teknis
18. 1. Kegunaan laporan akuntan
Memenuhi keperluan:
Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif
mengenai suatu perusahaan, untuk keperluan pemakai
dalam mengambil keputusan.
Menyajikan informasi yang dapat dipercaya tentang
posisi keuangan dan perubahan kekayaan bersih
perusahaan.
Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu
para pemakai dalam menaksir kemampuan perolehan
laba perusahaan.
Menyajikan informasi lainnya yang dapat diperlukan
mengenai perubahan dalam harta dan kewajiban serta
mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan
keperluan para pemakai.
19. 2. Laporan akuntan berguna untuk melihat:
Kemampuan self financing.
Penggunaan pembiayaan.
Ada tidaknya pinjaman dari pihak ketiga di luar
pembiayaan bank.
Seluruh harta kekayaan nasabah.
Hutang piutang nasabah kepada pihak ketiga.
Keadaan likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas.
Perkembangan usaha.
Kebenaran mengenai aset perusahaan dalam
hubungannya dengan barang agunan.
20. 3. Pembiayaan
yang Memerlukan Laporan Akuntan
Permohonan pembiayaan eksploitasi di atas
jumlah tertentu harus dilengkapi dengan neraca
dan rugi/laba yang diaudit oleh akuntan publik.
Selama jangka waktu pembiayaan, harus ada
laporan akuntan tahunan, dan jika mungkin
laporan tengah tahunan.
Permohonan pembiayaan investasi baru di atas
jumlah tertentu harus dilengkapi dengan neraca
dan rugi/laba yang diaudit oleh akuntan publik.
Di samping itu, selama jangka waktu
pembiayaan, harus ada pula laporan akuntan
tahunan, dan jika mungkin laporan tengah
tahunan.
21.
Laporan Akuntan dimaksud tidak berlaku bagi
proyek-proyek pemerintah yang belum berstatus
Badan Hukum, dan untuk itu dapat diminta
bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). Laporan akuntan harus
disusun oleh salah satu kantor akuntan publik
yang memiliki izin usaha dan bonafiditasnya
cukup terjamin, serta termuat dalam buku daftar
kantor akuntan yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia.
22. penggunaan akuntan didasarkan kepada petunjuk bank dan
pelaksanaannya sbb:
Penunjukan akuntan yang akan
mengadakan pemeriksaan dilakukan oleh
bank (bisa atas usul pemohon).
Penandatangan perjanjian sebagai suatu
Terms of Reference oleh bank, pemohon,
dan akuntan.
23. 4. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
laporan akuntan
a.
b.
c.
d.
e.
Bentuk laporan akuntan
Pernyataan dan pendapat akuntan
Nama dan kedudukan penyusun laporan
Jenis pemeriksaan
Biaya akuntan (Accountant Fee);
dibebankan kepada nasabah
24. F. Prinsip Kehati-hatian
Prinsip kehati-hatian bagi bank (prudential
regulations) bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan bank. Ketentuan ini meliputi Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Net Open Position (NOP),
Loan to Deposit Ratio (LDR), Batas Maksimum
Pemberian Pembiayaan (BMPK), dan lain-lain
sebagai kebutuhan.
Setiap pemberian pembiayaan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, akan
berpengaruh terhadap ketentuan dimaksud. Oleh
karena itu, sebelum pemberian pembiayaan
disetujui, perlu dilakukan evaluasi terhadap
ketentuan tersebut.
25. Uraian mengenai ketentuan tersebut di
atas adalah sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR)
Capital Adequacy Ratio
(CAR)
Net Open Position
(NOP)/Posisi Devisa
Neto (PDN)
Financial Deposit Ratio
(FDR)