1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan karakteristik penelitian eksperimen, termasuk variabel-variabel yang terlibat, instrumen penelitian, dan langkah-langkah yang dilakukan.
1. BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan untuk memperoleh
kebenaran mengenai sesuatu masalah dengan metode ilmiah. Dorongan utama
manusia untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang ada pada
setiap manusia. 1
Dalam dunia penelitian, ketika seseorang ingin memperoleh kebenaran
mengenai suatu masalah. Maka banyak sekali metode-metode yang dapat
digunakan ketika seorang peneliti ingin melakukan penelitian. Salah satu metode
tersebut adalah metode penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling
produktif. Karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab
hipotesis yang utamanya berkaitan dengan sebab akibat. Di samping itu,
penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang
memerlukan syarat yang lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis penelitian
lainnya. Hal ini karena sesuai dengan maksud para peneliti yang mengiginkan
adanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang
menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel mana yang memperoleh akibat
terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen.2
Sengaja penulis deskripsikan sedikit mengenai penelitian eksperimen
karena metode penelitian eksperimen inilah yang menjadi judul dalam makalah
ini, makalah ini selajutnya akan membahas beberapa sub judul diantaranya:
Masalah Dalam Penelitian Eksperimental, Kajian Teori Dalam Penelitian
Eksperimental, Variabel penelitian, Instrumen Penelitian Eksperimen, Penentuan
Populasi dan Sampel Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Pembuatan
Perlakuan, Analisis Data Penelitian. pembahasan tentang beberapa sub-sub judul
diatas akan dilakukan dengan cara merujuk pada buku-buku yang relevan.
PENELITIAN EKSPERIMEN
1
2
2. Oleh: Rahmat Rifai Lubis
Menurut sejarah, seorang navigator Inggris bernama Sir Humprey Gilbert
(1539-1583) dan seorang dokter dan ahli bintang Italia bernama Galileo Galilei
(1564-1642) merupakan “bapak” dari metode eksperimen. Gilbert membuktikan
ketidakbenaran Forta, seorang ahli pada masanya, dan menolak teori forta yang
mengatakan bahwa besi akan menjadi besi berani jika besi digosok dengan
berlian. Gilbert membantah hukum forta tersebut dengan mengadakan percobaan-
percobaan. Ia menggosok besi dengan 95 macam berlian di depan saksi-saksi, dan
hasil percobaannya menunjukkan bahwa tidak ada satu bahanpun yang dapat
membuat besi menjadi besi berani.
Galilei menolak hukum Aristoteles (384-322 SM) yang menyatakan bahwa
kecepatan benda yang sejenis sebanding dengan berat benda tersebut Galilei
membuat percobaan dengan melemparkan bola besi yang beratnya berbeda-beda
dari atas menara condong Pisa. Kenyataannya, semua bola besi tersebut jatuh
dalam waktu yang sama, walaupun bola besi tersebut berbeda-beda beratnya.3
1. Pengertian dan Karakteristik Penelitian Eksperimen
Jackie Watson sebagaimana yang dikutip oleh Masganti Sitorus
mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai berikut:
The experimental designs provide the most rigorous test of hypotheses are
characterized by the determination of cause and effect relationships
between two or more variables (desain penelitian eksperimen melakukan
pengujian hipotesis yang ketat dengan menentukan hubungan sebab akibat
antara dua atau lebih variabel) eksperimen dapat dilakukan di laboratorim,
diruang kelas, atau di tempat lain.4
Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.5
3 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2011), h.63.
4 Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Medan: IAIN Press, 2011),
h. 111-112.
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 72.
3. Sedangkan menurut Wiersma sebagaimana yang dikutip Emzir
mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-
kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental,
sengaja dimanipulasi oleh peneliti.6
Definisi yang lebih jelas diungkapkan oleh M. Kasiram bahwa eksperimen
dapat didefinisikan sebagai suatu model penelitian di mana peneliti memanipulasi
suatu stimuli atau kondisi, kemudian mengobservasi pengaruh atau akibat dari
perubahan stimuli atau kondisi tersebut pada obyek yang dikenai stimuli atau
kondisi tersebut.7
Untuk lebih mudah memahami pengertian penelitian eksperimen, terutama
pada beberapa kata yang menjadi kata kunci dalam penelitian eksperimen, seperti
kata manipulasi, control, dan observasi, maka disini akan dijelaskan tentang
karekteristik penelitian eksperimen, yaitu:
a. Manipulasi
Karekteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah
adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan oleh si
peneliti. Dalam hal ini Sukardi menjelaskan bahwa memanipulasi variabel ini
tidak mempunyai arti yang negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian.
Yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan
oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam
variabel terikat. Sebagai contoh dalam hal ini misalnya dalam suatu proses
penelitian laboratorium, dua kelompok yaitu treatment dan kelompok kontrol
diberikan suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin, sedang dan panas.
Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu awal agar mereka
memperoleh hasil yang mungkin berbeda di antara kedua grup. Perbedaan yang
muncul tersebut diperhitungkan sebagai akibat adanya manipulasi variabel
terhadap dua kelompok.8
6 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009), h. 63.
7 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian.(Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 210.
8 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), h.181.
4. b. Mengontrol variabel
Karekteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu
adanya kontrol yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel yang
ada. Menurut L.R.Gay sebagaimana yang dikutip oleh Emzir dalam buku
Educational Research: Competencies For Analysis & Application, Kontrol atau
pengendalian mengacu pada usaha-usaha pihak peneliti untuk menyingkirkan
pengaruh suatu variabel (selain variabel bebas) yang dapat mempengaruhi
performansi pada variabel terikat. Dengan kata lain, peneliti ingin agar kelompok
sedapat mungkin sama, dengan demikian perbedaan utama di antara mereka
hanyalah variabel bebas, perbedaan yang disebabkan oleh peniliti.9
c. Observasi (pengamatan)
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel bebas
terhadap variabel terikat dalam suatu penelitian eksperimen, pengamatan perlu
dilakukan. Pengamatan dilakukan pada ciri-ciri tingkah laku subjek yang diteliti.
Dalam melakukan pengamatan ini peneliti melakukan pengukuran dengan
menggunakan instrumen.10
2. Masalah Dalam Penelitian Eksperimental
Maganti mengungkapkan bahwa masalah adalah kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Masalah penelitian adalah kesenjangan antara harapan
dan kenyataan yang dapat diteliti.11
Menurut kerlinger permasalahan yang kan diteliti hendaknya dapat
memenuhi tiga kriteria penting, yaitu:
a) Permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dua variabel
atau lebih
b) Sebaoknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak
meragukan
9 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009), h. 67.
10 Ibid, h. 68
11
5. c) Sebaiknya dapat diuji secara empirik.12
Jadi meurut sukardi suatu masalah pada penelitian eksperimen pada
prinsipnya terbangun dari hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat
(causal-effect relationship). Pada penelitian eksperimen masalah itu muncul
melalui pertanyaan sederhana yang berkaitan dengan sesuatu jika dilakukan pada
kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan terjadi? Oleh karena itu
penelitian eksperimen ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mengatur situasi
dimana pengaruh beberava variabel terhadap satu atu variabel terikat dapat
teridentifikasi.13
3. Kajian Teori Dalam Penelitian Eksperimental
Dalam mengkaji sumber pengetahuan, peneliti mencar dasar-dasar nyang
menjadi acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. melakukan
pendalaman dan mengidentifikasi pengetahuan yang tidak terbatas hanya pada
satu sumber saja tetapi dapat bervariasi. Kegiatan inilah yang disebut dengan
kajian teori.
Kajian teori yang baik adalah kajian teori yang cocok dengan variabel
penelitian secara teoritis dan filosofis. Misalnya penelitian pendidikan islam
sebaiknya kajian teori diambil dari tokoh-tokoh pendidikan islam agar filosofis
pendidikan islam ikut terbangun dalam teori-teori yang digunakan. Kemudian
jumlah kelompok teori yang dikumpulkan harus disesuaikan dengan jumlah
variabel yang ditelti. Kalau dalam penelitian eksperimen ada variabel independent
dan variabel dependent maka kedua-duanya harus dijelaskan berdasarkan teori-
teori yang ada.
Ada beberapa langkah dalam melakukan kajian teori, yaitu:
a) Menidentifikasi term kunci yang akan digunakan dalam pencarian
literatur.
b) Mengumpulkan semua literatur yang berkaitan dengan topik
c) Memilih literatur yang akan digunakan
12
13
6. d) Mengorganisir literatur yang telah dipilih
e) Menulis review literature dan menuliskan ringkasanya.
4. Variabel penelitian
F.N.Kerlinger mendefinisikan bahwa variabel ialah suatu sifat yang dapat
memiliki bermacam nilai atau lebih tegasnya variabel itu adalah sesuatu yang
bervariasi.14
Sukardi menjelaskan bahwa dalam penelitian eksperimen variabel-variabel
yang ada termasuk variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat
atau dependent variable, sudah ditentukan secara tegas oleh para peneliti sejak
awal penelitian. Variabel bebas biasanya merupakan variabel yang dimanipulasi
secara sistematis. Di bidang pendidikan, yang diidentifikasi sebagai variabel bebas
di antaranya termasuk: metode mengajar, macam-macam penguatan
(reinforcements), frekuensi penguatan, sarana dan prasarana pendidikan,
lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar dan sebagainya.
Sedangkan variabel terikat yang sering juga disebut dengan criterion variable
merupakan variabel yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel
bebas. Variabel terikat ini disebut dependent variable karena memang fungsi
mereka yang tergantung pada variabel bebas yang sering dikelompokkan sebagai
variabel terikat dalam bidang pendidikan misalnya: hasil belajar siswa, kesiapan
belajar siswa, kemandirian siswa dan sebagainya.15
Untuk lebih memperjelas penjelasan di atas penulis mengutip pendapat
Kasiram yang membagi varibel yang perlu dikendalikan dalam penelitian
eksperimen menjadi dua macam, yaitu16:
1. Variabel eksperimen (experimental variable) atau disebut juga treatment
variable.17
14 Fred N.kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, terjemahan Landung R.
Simatupang, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), h.49.
15 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), h.178-179.
16 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 212.
7. 2. Variabel bukan eksperimen (non experimental variable), yaitu variabel
selain treatment.18
5. Instrumen Penelitian Eksperimen
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa Instrumen penelitian diartikan
sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya.19
Instrumen penelitian ini adalah merupakan sesuatu hal yang sangat perlu
Bahkan menurut Burhan Bungin, instrumen penelitian menempati posisi teramat
penting sebagai perangkat lunak dari seluruh rangkaian proses pengumpulan data
penelitian di lapangan, lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa instrumen
penelitian itu tidak berbeda dengan sebuah “jala” atau “jaring” yang digunakan
untuk menangkap atau menghimpun data sebanyak dan sevalid mungkin.20
Maka untuk menjelaskan tentang instrumen yang dipakai dalam penelitian
eksperimen, penulis mengutip penjelasan dari Masganti sitorus. Yang mana
dijelaskan bahwa instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
eksperimen antara lain tes, angket dan perlakuan. Tes-tes telah di ujicobakan
sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data. Tes dilakukan di awal dan di
akhir penelitian untuk mengetahui terjadi perubahan pada perilaku responden
penelitian. Angket digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian misalnya variabel konsep diri
siswa dalam penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran kontekstual
terhadap hasil belajar PAI. Perlakuan digunakan untuk menyediakan situasi yang
diperkirakan menjadi sebab terjadinya perubahan pada variabel terikat yang
17 Cukup disebut treatment saja. Variabel eksperimen atau treatment adalah kondisi atau
tindakan yang hendak diteliti pengaruhnya terhadap tingkah laku obyek. Dalam hal ini peneliti
harus mempersiapkan treatment sedemikian rupa, sehingga semua gejala yang ditimbukan oleh
treatment tadi dapat diamati dengan baik.
18 Variabel yang dapat mempengaruhi tingkah laku obyek coba dalam menanggapi
treatment yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini adal dua macam: variabel yang dapat di
control (controlled variable) dan yang tidak dapat dikontrol (Extraneous variables).
19 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.101
20 M.Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2005), h.94-95.
8. diteliti misalnya perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode
kontekstual.21
6. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris Population yang berarti jumlah
penduduk.22 Oleh sebab itu kata populasi selalu dikaitkan dengan masalah-
masalah kependudukan. Kemudian kata populasi banyak digunakan dalam
berbagai disiplin ilmu, termasuk metodologi penelitian.
Untuk lebih memperjelas pemahaman terdapat beberapa pengertian
populasi menurut para ahli:
1) Populasi menurut Sugiyono adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.23
2) Menurut Babbie sebagaimana yang dikutip Sukardi tidak lain adalah
elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara
teoritis menjadi target hasil penelitian.24
3) Suharsimi mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.25
Dari beberapa penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan yang
dalam hal ini penulis mengutip kesimpulan Masganti, dikarenakan dapat mewakili
dari beberpa defenisi diatas, yaitu: polulasi dalam metodologi penelitian adalah:
21 Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Medan: IAIN Press,
2011), h. 120.
22 Lihat: Jhon M.Echols & Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama: 2005), h.438.
23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h.80.
24 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), h.53.
25
9. “Keseluruhan unit yang memiliki cirri-ciri yang sama menurut kriteria penilaian
yang sedang dilakukan”. 26
Terkait dengan masalah populasi ada hal yang perlu untuk diperhatikan.
Bahwa sebelum penelitian dilakukan peneliti harus mengetahui sebaran dan ciri-
ciri populasinya, apakah populasi terdistribusi secara homogen atau heterogen. 27
Homogenitas populasi adalah hal yang sangat diutamakan dalam penelitian
eksperimen, apabila upaya homogenitas dapat dicapai secara maksimal maka
sangat membantu peningkatan validitas penelitian.
Homogenitas subyek penelitian dapat dicapai dengan membatasi cirri-ciri
populasinya yang diantaranya adalah:
a. Aspek tempat, wilayah atau tempat subyek penelitian
b. Aspek subjek sendiri, jenis kelamin, umur, rasial, pendidikan
c. Aspek sosial, kelas sosial, keluarga dan lingkungan sosial.28
b. Sampel
1. Pengertian dan Hal Memilih Sampel
Untuk memberikan pemahaman tentang apa itu sampel disini akan
dikemukakan beberapa defenisi dari sampel penelitian:
1) Menurt suharsimi sebahagian atau wakil populasi yang diteliti.
2) Menurut Sugiyono adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
3) Menurut masganti sebahagian jumlah obyek yang terpilih untuk diteliti
dengan menggunakan tekniksampling tertentu.
26 Masganti Sitorus, op.cit, h.44.
27 Populasi Homogen, yaitu kesluruhan individu yang menjadi anggota populasi,
memiliki sifat-sifat yang relatif sama satu sama lainnya. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan
individu anggota populasi relatif memiliki sifat-sifat individual, di mana sifat tersebut
membedakan individu anggota populasi yang satu dengan yang lainnya. Lihat: M.Burhan Bungin,
Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h.100.
28
10. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan sampel itu adalah
sebahagian dari jumlah dan karekteristik dari populasi yang terpilih untuk diteliti.
Penentuan terpilihnya sampel penelitian itu haruslah dengan teliti. Artinya
haruslah benar-benar representatif. Maksudnya adalah harus benar-benar bisa
mewakili seluruh karekteristik yang ada dalam populasi.29
Menurut Burhan Bungin ada bebapa hal yang perlu dalam menentukan
sampel dalam suatu penelitian, yaitu:
a. Derajat keseragaman (degree of homogeneity) populasi. Semakin
homogen populasi, maka semakin besar kemungkinan penggunaan
sampel dalam jumlah kecil.
b. Derajat kemampuan peneliti mengenal sifat-sifat khusus populasi.
c. Presisi (ketetapan/kesamaan) yang dikehendaki penelitian. populasi
penelitian amat besar sehingga derajat kemampuan peneliti mengenal
karekteristik khusus populasi menjadi rendah. Oleh karena itu jika
penelitian menghendaki derajat presisi yang tinggi, maka menjadi
keharusan menggunakan sampel besar dalam penelitian yang
dilakukannya.
d. Penggunaan teknik sampling yang tepat. Sampling adalah kegiatan
yang berkaitan dengan langkah-langkah penetuan sampel penelitian.30
Selanjutnya mengenai besaran jumlah kelompok sampel yang dibutuhkan
pada suatu penelitian eksperimen adalah tergantung dari desain eksperimen yang
digunakan. Ada eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelompok yang diambil
dari populasi yang sama, dan ada pula eksperimen yang dilakukan satu kelompok
saja tetapi terhadap kelompok tersebut dilakukan pengukuran sebanyak dua kali.
Sehingga jumlah sampelnya tergantung dari desain kelompok yang ditentukan.
Sedangkan besaran anggota sample, ditentukan oleh kekuatan pengaruh perlakuan
dari studi-studi sebelumnya.31
29 Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral , terjemahan Landung
R.Simatupang, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1996, h. 188.
30 M.Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2005), h.104.
31 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.393.
11. Maka dengan kata lain kita dapat merumuskan bahwa sebelum melakukan
penggambilan sampel peneliti harus mengetahui terlebih dahulu berapa besar
anggota sampel yang akan diambil dari populasinya. Besar anggota sampel akan
mempengaruhi representatif atau tidaknya sample terhadap populasi. Dijelaskan
bahwa semakin besar anggota sampel semakin mencerminkan keadaan
populasinya.32
2. Teknik Pengambilan Sampel33
Dalam metodologi penelitian banyak sekali teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel penelitian, namun yang terkenal dalam penelitian eksperimen
adalah dengan cara randomisasi.
Yaitu pemilihan subyek34 secara acak (random) di dalam menentukan
kelompok kontrol maupun eksperimen. Hal ini dilakukan untuk menghindari
variabel-variabel di luar yang diuji/eksperimen turut mempengaruhi terhadap
variabel terikat. Randomisasi dilakukan pada saat menentukan subyek eksperimen
pada kelompok control dan eksperimen sebelum perlakuan. Cara biasa yang
dilakukan untuk hal tersebut adalah mengukur kemampuan awal terhadap variabel
terikat antara kelompok eksperimen dengan kelompok control. Setelah hasil
tersebut diketahui dan memberikan kesamaan (rata-rata kemampuan kelompok
contol dan kelompok eksperimen tidak berbeda) maka eksperimen dapat
dilakukan.
7. Pembuatan Perlakuan
Pada penjelasan sebelumnya di atas sebenarnya sudah dijelaskan sedikit
mengenai pembuatan perlakuan yang dalam penelitian eksperimen disebut juga
dengan manipulasi.
Jadi adapun yang dimaksud dengan perbuatan perlakuan adalah perlakuan
yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam
variabel terikat
32 kerlinger
33 Atau disebut juga dengan Metode Sampling, lihat: M. Burhan Bungin, op. cit, h.105
34
12. Dalam penelitian eksperimen variabel bebas keadaanya dimanipulasi,
sedangkan variabel terikat sebagai variabel yang dipengaruhi tidak dimanipulasi.
Untuk menghindari pengaruh lain terhadap variabel terikat maka dilakukan
amper/pengendalian terhadap variabel-variabel tersebut.
8. Metode Pengumpulan Data
Sering sekali terjadi kesalahpahaman bahwa metode pengumpulan data.
Sering diartikan sama dengan instrument pengumpulan data. Oleh karena itu
sebelumnya penulis akan menjelaskan terlebih dahulu perbedaan dari kedua hal
tersebut.
Dalam hal ini suharsimi arikunto menjelaskan secara luas bahwa, metode
pengumpulan data adalah “cara-cara” yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpukan data. Sedangkan instrument pengumpulan data adalah “alat bantu”
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.35
Jadi secara ringkas bahwa perbedaan yang paling menonjol dari keduanya
adalah bahwa metode adalah “cara” dan sedangkan instrument adalah “alat
bantu”.
Metode pengumpulan data dalam penelitian eksperimen umumnya
menggunakan tes, angket, dan eksperimen.
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
2. Angket (kuesioner)
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
3. Eksperimen
Eksperimen digunakan untuk membuat suatu situasi yang telah dirancang
sebelumnya oleh si peneliti.36
35 100-101
36 Suharsimi buat halaman tes sama angket dan eksperimen halaman yang terpisah
13. 9. Analisis Data Penelitian
Analisis data dari hasil pengumpulan data, merupakan tahapan yang
penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yag telah
terkumpul tanpa di analisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data
yang mati. Oleh karena itu analisis data itu adalah untuk memberikan arti, makna,
dan nilai yang terkandung dalam data.37
Namun sebelumnnya di sini akan dijelaskan tentang macam-macam model
penelitian eksperimen, hal ini dikarenakan bahwa dalam hal analisis data
penelitian eksperimen haruslah di sesuaikan dengan model atau desain yang
dipilih oleh si peneliti.
a. Eksperimen murni
Dalam eksperimen murni (true eksperimen) pengujian variabel bebas dan
variabel terikat dilakukan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok control.
Subyek-subyek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut (juga pada masing-
masing kelompok) di ambil secara acak. Dalam pelaksanaan penelitian, kesamaan
karekteristik subjek tersebut memang dibuat sama atau disamakan penyamaanya
dilakukan melalui pengujian, umpamanya pengujian kecerdasan, bakat,
kecakapan, ktahanan fisik dan sebagainya.banyak model desain penelitian
eksperimen yang bisa digunakan, desain dasarnya adalah desain kelompok control
pretes tes acak, yang bisa di visualisasikan sebagi berikut:
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Acak A (eksperimen) 0 X 01
Acak B (control) 0 02
Keterangan:
0 = skor pre test (kedua kelompok memiliki skor/kemampuan yang sama
X = perlakuan (hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan)
37 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian.(malang: uin-malang press, 2008), hlm. 127.
14. 01 = skor pretest untuk kelompok eksperimen
02 = skor pretest untuk kelompok control
Terdapat juga model lain dengan 3 kelompok eksperimen tanpa kelompok
komtrol.
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Acak A (eksperimen) 0 X1 01
Acak B (eksperimen) 0 X2 02
Acak C (eksperimen) 0 X3 03
Keterangan:
0 = skor pre test (ketiga kelompok memiliki skor/kemampuan yang sama
X1 = perlakuan (semua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda)
01 = skor postest untuk kelompok eksperimen pertama
02 = skor postest untuk kelompok eksperimen kedua
03 = skor postest untuk kelompok eksperimen ketiga
Model lain adalah model 3 kelompok eksperimen dan 1 kelompok control
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Acak A (eksperimen) 0 X1 01
Acak B (eksperimen) 0 X2 02
Acak C (eksperimen) 0 X3 03
Acak D (Kontrol) 0 04
Keterangan:
1 = skor pre test (ke empat kelompok memiliki skor/kemampuan yang sama
X1 = perlakuan (tiga kelompok mendapat perlakuan yang berbeda, sementara
kelompok keempat tidak mendapatkan perlakuan)
01 = skor postest untuk kelompok eksperimen pertama
02 = skor postest untuk kelompok eksperimen kedua
03 = skor postest untuk kelompok eksperimen ketiga
03 = skor postest untuk kelompok eksperimen keempat
Model lain adalah model eksperimen murni tanpa menggunakan pretest
Kelompok Perlakuan Posttest
15. Acak A (eksperimen) X1 01
Acak B (eksperimen) X2 02
Acak C (eksperimen) X3 03
b. Eksperimen semu
Eksperimen semu adalah yang dilakukan karena tidak mungkin dapat
mengontrol semua variabel turut mempengaruhi terhadap variabel terikat. Untuk
mengurangi pengaruh variabel lain dipergunakan pengontrolan variabel dengan
cara melakukan pemasangan terhadap subyek yang diteliti, misalny IQ, Usia dan
lainsebaginya. Model terbaru dalam kuasi eksperimen dikenal dengan metode
eksperimen dengan desain factorial. Desai factorial melibatkan dua atau lebih
variabel bebas, dan sekurangnya satu yang dimanipulasi oleh sipeneliti.
c. Eksperimen lemah atau pra eksperimen
Model ini tidak mempertimbangkan adanya randomisasi pengamblan
kelompok dan tikak memperhitungkan skor pre test yang diperoleh, jugatidak
menggunakan pengontrolan terhadap variabel.
Setelah dijelaskan tentang berbagai model penelitian eksperimen, menurut
Gay sebagaimana yang dikutip Masganti adapun analisis data yang sering
digunakan dalam penlitian eksperimen antara lain dengan analysis of covarian
(ANCOVA), Analisis of variance (ANAVA) dan t Test.
t-test digunakan untuk menguji perbedaan dua buah rerata nilai dua
variabel. Teknik tersebut mempunyai keterbatasan tertentu yakni tidak dapat
digunakan untuk membedakan rerata yang lebih dari dua nilai. Sedangkan teknik
analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan yang lebih dari dua nilai yaitu
analisis varians.
Analisis kovarian adalah suatu metode statistik untuk penyamaan
kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih variabel control.
Dalam arti, analisis kovarian mengatur skor pada suatu variabel terikat untuk
perbedaan awal pada beberapa variabel lain, seperti sebagai skor pretest, IQ,
Kesiapan membaca, bakat music dan sebagainya.
Analisis of variance (ANAVA), merupakan sebuah teknik iferensial yang
digunakan untuk menguji perbedaan rerata nilai.
16. BAB III
KESIMPULAN
Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Beberapa ciri utama dari penelitian ini adalah manipulasi,
pengendalian, randomisasi, observasi.
Masalah pada penelitian eksperimen pada prinsipnya terbangun dari
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship.
Selanjutnya dalam penelitian ini variabel dibagi kepada dua, ada yang disebut
dengan variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat).
Dalam penelitian eksperimen terdapat yang disebut dengan kelompok
experiment dan kelompok control. Pada kelompok eksperimen dilakukan
perlakuan atau yang disebut manipulasi sedangkan pada kelompok control tidak
diberikan perlakuan.
17. Populasi dalam penelitian ini umumnya bersifat homogeny, sedangkan
tekhnik samplingnya adalah menggunakan sampling radndom. Kemudian adapun
instrument penelitiannya adalah tes, angket, perlakuan dan metode pengumpulan
data dalam penelitian eksperimen adalah tes, angket, observasi. Dan analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah t-tes, analysis variants, analysis
covariant.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
18. Bungin, M.Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2005.
Echols, Jhon M. & Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama: 2005.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009.
Kasiram, Moh, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian, Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Kerlinger, Fred, Asas-Asas Penelitian Behavioral, terjemahan Landung R.
Simatupang, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta:Ghalia Indonesia, 2011.
Sitorus, Masganti, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, Medan: IAIN Press,
2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.