SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  26
Télécharger pour lire hors ligne
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
PUSAT PENELITIAN KARET
BALAI PENELITIAN SEMBAWA PALEMBANG
DOSEN PEMBIMBING : 1. Prof.Dr.Ir.Hj Anis Tatik Maryani M.P.
2. Ir. Dede Martino M.P.
3. Ir. HELMI SALIM
R I F A S O T I A
D1B012088
JURUSAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi Rahmat dan
Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan LAPORAN PRAKTIKUM
LAPANGAN PUSAT PENELITIAN KARET BALAI PENELITIAN SEMBAWA PALEMBANG”
Sholawat beserta salam marilah kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, karena berkat beliaulah yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang yang kita rasakan saat ini.
Selain itu kami pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan. Saya berharap paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Jambi, 15 juni 2015
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................. 5
BAB II METEDOLOGI PRAKTIKUM...................................................... 6
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan....................................................... 6
2.2 Data yang Diperoleh ........................................................................ 6
2.3 Pembahasan ...................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 21
iv
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Luas Areal Karet Berdasarkan Pengusahaannya 2005 – 2014* 3
v
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Seminar tentang karet 7
2. Kebun Entres Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa 7
3. Staf Pegawai Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa dan Dosen
Pembimbing Praktikum Lapang Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas
Pertanian Universitas Jambi 8
4. Proses pemilihan batang entres atas 9
5. Proses Pemindahan mata entres 11
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas perkebunan.
Susunan taksonomi sebegai berikut;
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Dicotyledonae
Kelas : Euphorbiales
SUku : Euphorbiaceae
Marga : Havea
Jenis : Havea brailiensis
Tanaman karet berasal dari Brasil. Tanaman ini merupakan sumber utama
bahan karet alam dunia. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet merupakan satu-
satunya yang dikebunkan secara besar-besaran. Devisa negara yang dihasilkan
dari komditas karet ini cukup besar. Karet mempunyai arti penting dalam aspek
kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: Salah satu komoditi
penghasil devisa negara. Tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk dan
Sumber penghasilan bagi petani karet.
Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluas di dunia,
dan merupakan produsen penghasil karet alam terbesar nomor dua di dunia
dengan produksi 2,5 juta ton setelah Negara Thailand, namun luas areal
perkebunan karet alam Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan 3,43 Juta
Hektar atau sekitar 1,5 kali luas kebun karet Thailand (Sumber GAPKINDO
2009). Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan
peremajaan dan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan
kosong / tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.
Karet alam Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis karena
merupakan salah satu komoditi industri hasil tanaman tropis yang mempunyai
peranan penting dan strategis dalam mendukung perekonomian nasional,
utamanya sebagai sumber nafkah berjuta-juta petani karet di pedesaan sehingga
dapat membendung arus urbanisasi, serta sebagai penyedia lapangan kerja bagi
buruh pabrik karet dan salah satunya adalah sebagai andalan dan unggulan seperti
2
ekspor karet alam yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya
peningkatan sumber devisa Indonesia. Melihat potensi pasar karet yang cukup
besar tersebut, perlu kiranya pemerintah beserta seluruh aspek yang terkait
mendorong terciptanya suatu lingkungan yang dapat mengoptimalkan kinerja
karet nasional. Salah satu langkah yang dapat mendorong peningkatan produksi
adalah peremajaan lahan karet yang sebagian besar telah memasuki tahapan tidak
produktif (tanaman berusia di atas 20 tahun) di samping tetap melakukan
perluasan lahan.
Strategi peremajaan lahan karet dinilai cukup baik dengan luas lahan karet
saat ini mencapai 3,4 juta hektar sehingga apabila lahan tersebut dioptimalkan
melalui peremajaan diharapkan tingkat produksi akan meningkat sekitar 20-30 %.
Terdapat 3 jenis perkebunan karet yang ada di Indonesia, yaitu Perkebunan
Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta
(PBS). Dari ketiga jenis perkebunan tersebut, PR mendominasi dari luas lahan
yang mencapai 2,9 juta hektar atau sekitar 85% dari lahan perkebunan karet.
Dengan sedemikian luasnya perkebunan karet yang dikelola rakyat,
keterkaitan penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber pendapatan rakyat
diharapkan dapat ditingkatkan dengan pengelolaan yang terpadu. Perkebunan
besar diharapkan dapat menjalin program kemitraan dengan petani agar nilai
tambah dari pengelolaan perkebunan rakyat dapat optimal diantaranya dengan
kemitraan di bidang pemasaran, pembinaan produksi hingga pembiayaan yang
berkesinambungan.
3
Luas areal dan produksi karet Indonesia, dapat terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Luas Areal Karet Berdasarkan Pengusahaannya 2005 – 2014*
Tahun Luas Area (000 ha) Total
AreaPR BUMN SWASTA
2005 2,767 237 275 3,279
2006 2,833 238 276 3,346
2007 2,899 238 276 3,141
2008 2,910 238 276 2,424
2009 2,912 239 284 3,435
2010 2,922 239 284 3,445
2011 2,932 2250 284 3,456
2012 2,980 258 268 3,506
2013 3,028 259 269 3,556
2014* 3,063 264 279 3,606
SUMBER : Statistik Perkebunan Karet Indonesia, 2007-2009, 2010-2012, 2011-2013,
2012-2014Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia 2014 (GAPKINDO)
*) Estimation (Prediksi)
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia merupakan
produsen penghasil karet alam terbesar nomor dua di dunia dengan produksi 2,5
juta ton setelah Negara Thailand, namun luas areal perkebunan karet alam
Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan 3,43 Juta Hektar atau sekitar 1,5
kali luas kebun karet Thailand (Sumber GAPKINDO 2009). Jumlah ini masih
akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan peremajaan dan memberdayakan
lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan kosong / tidak produktif yang sesuai
untuk perkebunan karet.
Karet alam Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis karena
merupakan salah satu komoditi industri hasil tanaman tropis yang mempunyai
peranan penting dan strategis dalam mendukung perekonomian nasional,
utamanya sebagai sumber nafkah berjuta-juta petani karet di pedesaan sehingga
dapat membendung arus urbanisasi, serta sebagai penyedia lapangan kerja bagi
4
buruh pabrik karet dan salah satunya adalah sebagai andalan dan unggulan seperti
ekspor karet alam yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya
peningkatan sumber devisa Indonesia Tidak hanya perkebunan milik perusahaan
besar yang berkembang pesat di Indonesia pada waktu itu, perkebunan milik
rakyat pun berkembang sangat cepat. Selain karena permintaan karet dunia yag
cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan harga relative tinggi,
perkembangan perkebunan karet rakyat juga disebabkan aspek budidayanya yang
cukup mudah.
Ketika produksi karet melonjak akibat meluasnya areal perkebunan yang
di usahakan perusahaan dan rakyat, maka beralakulah hukum pasar, yakni harga
menjadi anjlok atau turun drastis. Meskipun menghadapi situasi yang sulit,
perkebunan milik rakyat tetap berjalan. Hanya kegairahan mereka dalam
membudidayakan dan memelihara tanamannya tidak seperti saat-saat sebelumnya.
Para petani karet masih mempertahankan tanamannya dengan harapan suatu saat
keadaan akan membaik.
Posisi sebagai pemasok karet dunia tidak diikuti langkah-langkah dalam
mempertahankannya. Tidak ada perluasan lahan dan pemeliharaan tanaman tidak
dilakukan secara intensif. Bahkan, hal paling penting, yaitu peremajaan tanaman
juga tidak pernah dilakukan. Factor-faktor tersebut masih diperparah oleh situasi
politik dalam negeri pada awal-awal kemredekaan yang terus bergolak. Belajar
dari pengalaman tersebut para petani karet Indonesia mulai membenahi
perkebunan mereka dengan cara melekukan peremajaan tanaman, pemupukan
intensif, penggunaan pestisida, dan pemanfaatan zat pemacu produksi.
Meskipun demikian, posisi Indonesia sebagai produsen karet utama dunia
baik dalam volume dan kualitas tetap bisa diraih kembali. Langkah-langkah yang
bisa diambil untuk mewujudkannya adalah memperbaiki teknik budidaya dan
pengolahannya, sehingga produktivitas dan kualitasnya dapat ditingkatkan.
Balai Penelitian Sembawa merupakan salah satu penyedia berbagai inovasi
teknologi yang terbukti mampu memberikan hasil yang nyata untuk
perkembangan tanaman karet. Berbagai inovasi teknologi tersebut seperti klon
unggul karet, bahan tanam bermutu, sistem sadap, sistem usahatani karet terpadu
baik pada tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan
5
(TM), pengendalian hama dan penyakit, rekomendasi pemupukan, perbaikan mutu
bahan olah karet yang ramah lingkungan, dan model percepatan peremajaan karet
rakyat partisipatif.
Balai Penelitian Sembawa Terletak di tengah-tengah perkebunan karet
rakyat, sejak tahun 1982 Balai Penelitian Sembawa menjalankan misinya untuk
menghasilkan teknologi di bidang perkaretan. Tidak kurang dari 27 orang tenaga
peneliti yang handal dari berbagai disiplin ilmu seperti pemuliaan, agronomi,
proteksi tanaman, tanah dan iklim, pengolahan hasil, dan sosial ekonomi
terintegrasi bekerja dan berusaha menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi
pengembangan perkebunan karet. Dilengkapi dengan berbagai laboratorium,
kebun percobaan, perpustakaan, stasiun klimatologi, rumah kaca yang memadai.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum lapangan ke Balai Penelitian Sembawa ini
adalah untuk mengaplikasikan dan melihat secara langsung perkembangan
tanaman karet (Hevea brassiliensis) yang telah didapat selama perkuliahan dan
juga untuk melihat dan mengetahui lebih jauh tentang teknik okulasi tanaman
karet.
6
BAB II
METEDOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan praktikum lapangan ini adalah pada hari Senin
09 Juni 2015 yang bertempat di Balai Penelitian Karet Sembawa, Sumatera
Selatan.
2.2 Data Yang di Peroleh
1. Seminar tentang karet
7
Gambar 1. Seminar tentang karet
2. Survey ke perkebunan karet untuk melihat langsung proses pengambilan
mata entres.
Gambar 2. Kebun Entres Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa
8
Gambar 3. Staf Pegawai Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa dan Dosen
Pembimbing Praktikum Lapang Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas
Pertanian Universitas Jambi.
9
Gambar 4. Proses pemilihan batang entres atas
10
11
Gambar 5. Proses Pemindahan mata entres
12
2.3 Pembahasan
1) Rekomendasi Klon Karet Unggul Periode 2010-2014
Klon unggul baru merupakan syarat utama agar komoditas karet dapat
menghasilkan produksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga dapat
menguntungkan didalam persaingan global. Dalam upaya memperoleh klonklon
unggul, para peneliti dan pemulia tanaman terus menerus melakukan penelitian
untuk menghasilkan klon karet unggul baik penghasil lateks, maupun lateks-kayu.
Balai Penelitian Karet Sembawa telah menghasilkan klon-klon karet ungul
yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014. Sistem rekomendasi
disesuaikan dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman yang menyebutkan bahwa klon/varietas yang dapat disebarluaskan
kepada pengguna harus berupa benih bina. Klon anjuran komersial
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok klon penghasil lateks dan
penghasil lateks-kayu, yaitu :
 Klon Penghasil Lateks :IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24,
PB 260, PB 330, dan PB 340.
 Klon Penghasil Lateks-Kayu : RRIC 100, IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR
107, dan IRR 119.
Sedangkan benih anjuran untuk batang bawah sebagai berikut :
Benih Anjuran untuk Batang Bawah : AVROS 2037, GT 1, BPM 24, PB 260,
RRIC 100, dan PB 330.
2) Potensi Produksi
Data potensi produksi lateks merupakan rata-rata produksi tahunan selama
5 – 15 tahun sadap. Potensi ini merupakan hasil pengamatan pada plot percobaan
dengan pengelolaan yang dilakukan sesuai standar dan penyadapan dilakukan
dengan sistem s/2 d/3 selama dua tahun pertama dan diikuti dengan s/2 d/2 tanpa
menggunakan stimulan.
13
3) Tanaman Sela
Tanaman karet dapat ditumpang sarikan dengan tanaman berikut :
 Karet dengan jagung
 Karet dengan cabe
 Karet dengan padi
 Karet dengan pisang dan nenas
 Karet dengan jati
4) Budidaya Tanaman Karet
a. Pembibitan
Komponen bahan tanaman karet adalah :
 Ketersediaan mata entres ( kebun entreas)
 Ketersediaan biji ( batang bawah )
 Ketersediaan tenaga okulator
Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun
vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah
secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan
pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:
1. Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
1/2 - 3/4 cm.
2. Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan
mata diambil dari ketiak daun.
3. Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara
Kulit jendela dan kambium
4. Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang
tebalnya 0,04 mm.
5. Dua minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.
6. Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah pemotongan miring.
14
Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah: AVROS
2037, PR 350, PB 260, BPM 24, RRIC 100, PB 330, GTI, LCB 1320 dan PR 228.
Sifat yang diharapkan adalah cepat tumbuh, daya gabung, kemampuan berbuah,
tahan hama penyakit daun, mudah di okulasi, akarnya kuat.
b. Pembukaan lahan (Land Clearing)
Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan
jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi : (a) pembabatan
semak belukar, (b) penebangan pohon, (c) perecanaan dan pemangkasan, (d)
pendongkelan akar kayu, (e) penumpukan dan pembersihan. Seiring dengan
pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blokblok, penataan jalan-
jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan.
c. Penanaman
a. Persiapan Lahan Penanaman
Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan
berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang
sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :
 Pemberantasan Alang-alang, Ilalang dan Gulma lainnya
Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai
vegetasi alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan
bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini
kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia (Ally)
maupun secara mekanis.
b. Pengolahan Tanah
Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat
dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan
antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20cm. Namun
demikian pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat
dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.
c. Pembuatan ters/Petakan dan Benteng/Piket
Pada areal lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan
pembuatan teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar
15
150. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air
hujan. Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat
kemiringan lahan. Untuk setiap 6-10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah)
dibuat benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.
d. Pengajiran
Pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang
tanaman dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :
 Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 00 - 80)
jarak tanam adalah 7m x 3m (= 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus
mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7m dan arah Utara - Selatan
berjarak 3m.
 Pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8%-15%) jarak
tanam 8m x 2,5m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur
bersambung setiap 1,25m (penanaman secara kontur).
 Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20cm
sampai 30cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan
tempat penggalian lubang untuk tanaman.
e. Pelubang
Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60cm x 60cm bagian atas, dan 40cm
x 40cm bagian dasar dengan kedalaman 60cm. Pada waktu melubang, tanah
bagian atas (top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil)
diletakkan di sebelah kanan. Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum
bibit karet ditanam.
f. Penanaman Kacangan Penutup Tanah (Legume cover crops = LCC)
Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet
mulai ditanam dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi,
memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, mengurangi pengupan air, serta untuk
membatasi pertumbuhan gulma. Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan adalah
4kg. Pueraria javanica, 6kg Colopogonium mucunoides, dan 4kg Centrosema
pubescens, yang dicampur ke dalam 5 kg rock Phosphate (RP) sebagai media.
Selain itu juga dianjurkan untuk menyisipkan Colopogonium caerulem yang tahan
naungan (shade resistence) ex biji atau ex steck dalam polibag kecil sebanyak
16
1.000 bibit/ha. Tanaman kacangan dipelihara dengan melakukan penyiangan, dan
pemupukan dengan 200 kg RP per hektar, dengan cara menyebar rata di atas
tanaman kacangan.
g. Seleksi dan Penanaman Bibit
1. Seleksi bibit
Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk
memperoleh bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain :
berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan
hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa
syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :
 Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.
 Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas
 Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral
 Bebas dari penyakit jamur akar (wws).
2. Kebutuhan bibit
Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman
karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman
sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun plasma diperlukan
sebanyak 523 batang bibit karet.
3. Penanaman
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim
penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan
sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat
penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur
dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50
gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.
d. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet
meliputi pemberantasan gulma, pemupukan dan pemberantasan hama dan
penyakit tanaman.
 Penyiangan gulma
17
Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM)
maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-
alang, Mikania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Untuk mencapai bal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan dengan
rotasi 2x sebulan, sedangkan pada tahun ke dua hingga mencapai matang sadap,
rotasi penyiangan dilakukan 1 x sebulan.
 Program pemupukan
Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program
pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan
dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada
semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus.
Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan
tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih
dahulu dari Urea dan KCl.
 Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pada umumnya hama utama tanaman karet adalah rayap (Coptotermes sp),
yang dapat diberantas dengan menggunakan Chlordane 8 EC atau Basudin 6 0 EC
dengan konsentrasi 0,3%. Sementara itu hama Kuuk (Exopholis hypoleuca) dapat
diberantas dengan Basudin 10 G. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan
pada perkebunan antara lain :
a. Cendawan akar merah (Ganoderma pseudoferrum) dapat diberantas
dengan collar protectant.
b. Penyakit daun Gloesporium pada TBM, dapat diberantas penyemprotan
larutan KOC,misalnya Cabak dengan konsentrasi 0,1% atau Daconil 75
wp dengan konsentrasi 0,1 sampai 0,2%. Sementara itu, jika menyerang
TM, dapat diberantas dengan system fogging menggunakan Daconil atau
fungisida lainnya.
c. Cendawan akar putih (Rigidonporus lignosus), dapat diberantas dengan
Fomac 2 atau Shell Collar Protectant atau Calixin Collar Protectant.
d. Penyakit jamur upas (Corticum salmonikolor) dapat diberantas dengan
Calixin Ready Mix 2%.
18
e. Penyakit bidang sadapan Mouldyrot dapat diberantas dengan Benlate
konsentrasi 0,1 -0,2% atau Difolan 4F konsentrasi 1 - 2%.
f. Penyakit bidang sadapan kanker garis (Phytophora palmivora) diberantas
dengan Difolatan 4 F konsentrasi 2 - 4%.
JENIS OKULASI
Teknik Umur Batang Bawah Umur dan Warna Entres
Dini 2-3 bulan 3-4 minggu, hijau muda
Hijau 4-6 bulan 3-4 bulan , hijau
Cokelat 8-18 bulan 1-2 tahun, cokelat
Tahapan Okulasi berupa persiapan dan kesiapan Bahan okulasi berupa :
 Batu asa dan pisau
 Plastic okulasi
Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim
untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.
Adapun syarat tumbuh tanaman karet adalah sebagai berikut:
a. Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15°C LS dan
15°LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai
produksinya juga terlambat. Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal
antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100
sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi
akan berkurang. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25°C sampai 35°C.
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan
ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut
tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Kecepatan angin yang terlalu kencang
pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet.
b. Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih
mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini
disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
19
karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan
sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarattumbuh tanaman
karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m.
Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur,
tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya
secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial
biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya
kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada
pH, 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada
umumnya antara lain:
 Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
 Aerase dan drainase cukup
 Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
 Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
 Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
 Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
 Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
 Kemiringan tanah < 16% dan
 Permukaan air tanah < 100 cm
Dalam pelaksanaan budidaya tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang
dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai dengan
pemanenan.
e. Penyadapan Tanaman Karet
Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan
tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan
manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka
diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang
sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada
ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 50 cm. Jika
60% dari populasi tanaman telah memenuhi criteria tersebut, maka areal
pertanaman sudah siap dipanen.
20
BAB III
KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan dari laporan praktikum
lapangan ke Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa Sumatera Selatan ini
adalah :
a) Perkembangbiakan tanaman karet dapat dilakukan dengan cara okulasi
dengan menggunakan mata entres, dimana disediakan secara khusus
perkebunan karet untuk di ambil mata entresnya saja.
b) Untuk menghasilkan mata entres yang baik, perlu dilakukannya pemurnian
kebun entres.
c) Pemurnian kebun entres dilakukan pada saat kebun karet berumur 8-12
bulan setelah tanam.
d) Penanaman tanaman karet dilakukan pada musim hujan (sekitar bulan
Oktober-Desember).
e) Penyadapan karet dilakukan pada saat tanaman berumur 4.5-6 tahun.
Tetapi pada dasarnya teknik budidaya tanaman karet yang dilakukan
dibalai penelitian sembawa tidak jauh berbeda dengan materi yang diperoleh di
perkuliahan, termasuk dengan tekhnik okulasi yang dilakukan. Hanya saja disini
menggunakan tenaga ahli yang sudah terlatih, sehingga hasil yang diperoleh bisa
maksimal. Dan dari pelatihan kelapangan ini bisa melihat secara langsung tahap-
tahap okulasi dan mengenal mana tanaman batang atas yang baik, dan penanaman,
kebun yang baik sampai kepemasaran yang idela.
21
DAFTAR PUSTAKA
Balai Peneliti Perkebunan Karet Sembawa,Sumatera Selatan.
http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/17/kedok-kakek-winnie-the-
pooh-itu-terbongkar-saat-istrinya-ditangkap
http://vibiznews.com/2014/03/20/raksasa-karet-indonesia-mampukah/
http://www.gapkindo.org/id/component/content/article/1-artikel/157-luas-
perkebunan-karet-id
Setiawan DH dan Andoko Agus,2005. Petunjuk Lengkap Budidaya
Karet.PT AgroMedia Pustaka.Jakarta

Contenu connexe

Tendances

Artikel Ilmiah Mengenai UPPB Lavender
Artikel Ilmiah Mengenai UPPB LavenderArtikel Ilmiah Mengenai UPPB Lavender
Artikel Ilmiah Mengenai UPPB LavenderAprizal Alamsyah
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaHeri Saputra
 
Farmer institutional role in marketing organic rice, indonesia
Farmer institutional role in marketing organic rice, indonesiaFarmer institutional role in marketing organic rice, indonesia
Farmer institutional role in marketing organic rice, indonesiarenysukmawani
 
Proposal kelapa sawit
Proposal kelapa sawitProposal kelapa sawit
Proposal kelapa sawitAbdi Muttaqin
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1NURUL FADLI
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii050496
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonSurya Atmaja
 
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan panganKeynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan panganZain Corps
 

Tendances (18)

Rptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masamRptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masam
 
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
 
Kertas kerja-kelapa-matag
Kertas kerja-kelapa-matagKertas kerja-kelapa-matag
Kertas kerja-kelapa-matag
 
Artikel Ilmiah Mengenai UPPB Lavender
Artikel Ilmiah Mengenai UPPB LavenderArtikel Ilmiah Mengenai UPPB Lavender
Artikel Ilmiah Mengenai UPPB Lavender
 
Lkin
LkinLkin
Lkin
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di Indonesia
 
Bab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 tonBab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 ton
 
Farmer institutional role in marketing organic rice, indonesia
Farmer institutional role in marketing organic rice, indonesiaFarmer institutional role in marketing organic rice, indonesia
Farmer institutional role in marketing organic rice, indonesia
 
Panglima ketahanan pangan
Panglima ketahanan panganPanglima ketahanan pangan
Panglima ketahanan pangan
 
Proposal kelapa sawit
Proposal kelapa sawitProposal kelapa sawit
Proposal kelapa sawit
 
50508576 padi
50508576 padi50508576 padi
50508576 padi
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Rdhp upbs
Rdhp upbsRdhp upbs
Rdhp upbs
 
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengon
 
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan panganKeynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
Keynote speech menteri pertanian dalam seminar keadulatan pangan
 
Coconut browniss
Coconut brownissCoconut browniss
Coconut browniss
 

Similaire à Praktek lapang sembawa rifa sotia

Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPeople Power
 
Tugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyaniTugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyaniFAUZIYAH NUSTYANI
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Puan Habibah
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summaryEla Afellay
 
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...ripto atmaja
 
Budidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasarBudidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasarDuwi Yahya
 
Bisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsaBisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsabumnbersatu
 
Sawit bagian-a
Sawit bagian-aSawit bagian-a
Sawit bagian-adinooaku
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGWelly Febrianto
 
Pengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdf
Pengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdfPengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdf
Pengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdfSahbani1
 
Laporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahLaporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahM Abidin
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Fitri Hamasah
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiAGROTEKNOLOGI
 
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetManajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetKrisanto Krisanto
 

Similaire à Praktek lapang sembawa rifa sotia (20)

PORANG.docx
PORANG.docxPORANG.docx
PORANG.docx
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
 
Tugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyaniTugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyani
 
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
 
Food security paper-summary
Food security paper-summaryFood security paper-summary
Food security paper-summary
 
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
KARYA ILMIA BUDIDAYA PADI (Oryza sativa) TANAM BENIH LANGSUNG ( TABELA ) DI D...
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Budidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasarBudidaya rumputlauttaliletakdasar
Budidaya rumputlauttaliletakdasar
 
Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018
 
Bisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsaBisnis singkong membangun bangsa
Bisnis singkong membangun bangsa
 
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
130986761 manajemen-agribisnis-perikanan
 
Sawit bagian-a
Sawit bagian-aSawit bagian-a
Sawit bagian-a
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
 
Pengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdf
Pengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdfPengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdf
Pengelolaan Perkebuan Kelapa Sawit Berkelanjutan Kalteng 2008.pdf
 
Laporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahLaporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillah
 
Pkm gt
Pkm gtPkm gt
Pkm gt
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetManajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
 

Praktek lapang sembawa rifa sotia

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN PUSAT PENELITIAN KARET BALAI PENELITIAN SEMBAWA PALEMBANG DOSEN PEMBIMBING : 1. Prof.Dr.Ir.Hj Anis Tatik Maryani M.P. 2. Ir. Dede Martino M.P. 3. Ir. HELMI SALIM R I F A S O T I A D1B012088 JURUSAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2015
  • 2. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN PUSAT PENELITIAN KARET BALAI PENELITIAN SEMBAWA PALEMBANG” Sholawat beserta salam marilah kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, karena berkat beliaulah yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yang kita rasakan saat ini. Selain itu kami pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Saya berharap paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Jambi, 15 juni 2015
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iii DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1Latar Belakang................................................................................... 1 1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................. 5 BAB II METEDOLOGI PRAKTIKUM...................................................... 6 2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan....................................................... 6 2.2 Data yang Diperoleh ........................................................................ 6 2.3 Pembahasan ...................................................................................... 12 BAB III KESIMPULAN................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 21
  • 4. iv DAFTAR TABEL No Halaman 1. Luas Areal Karet Berdasarkan Pengusahaannya 2005 – 2014* 3
  • 5. v DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Seminar tentang karet 7 2. Kebun Entres Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa 7 3. Staf Pegawai Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa dan Dosen Pembimbing Praktikum Lapang Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Jambi 8 4. Proses pemilihan batang entres atas 9 5. Proses Pemindahan mata entres 11
  • 6. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas perkebunan. Susunan taksonomi sebegai berikut; Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Dicotyledonae Kelas : Euphorbiales SUku : Euphorbiaceae Marga : Havea Jenis : Havea brailiensis Tanaman karet berasal dari Brasil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet merupakan satu- satunya yang dikebunkan secara besar-besaran. Devisa negara yang dihasilkan dari komditas karet ini cukup besar. Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: Salah satu komoditi penghasil devisa negara. Tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk dan Sumber penghasilan bagi petani karet. Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluas di dunia, dan merupakan produsen penghasil karet alam terbesar nomor dua di dunia dengan produksi 2,5 juta ton setelah Negara Thailand, namun luas areal perkebunan karet alam Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan 3,43 Juta Hektar atau sekitar 1,5 kali luas kebun karet Thailand (Sumber GAPKINDO 2009). Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan peremajaan dan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan kosong / tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet. Karet alam Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis karena merupakan salah satu komoditi industri hasil tanaman tropis yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam mendukung perekonomian nasional, utamanya sebagai sumber nafkah berjuta-juta petani karet di pedesaan sehingga dapat membendung arus urbanisasi, serta sebagai penyedia lapangan kerja bagi buruh pabrik karet dan salah satunya adalah sebagai andalan dan unggulan seperti
  • 7. 2 ekspor karet alam yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan sumber devisa Indonesia. Melihat potensi pasar karet yang cukup besar tersebut, perlu kiranya pemerintah beserta seluruh aspek yang terkait mendorong terciptanya suatu lingkungan yang dapat mengoptimalkan kinerja karet nasional. Salah satu langkah yang dapat mendorong peningkatan produksi adalah peremajaan lahan karet yang sebagian besar telah memasuki tahapan tidak produktif (tanaman berusia di atas 20 tahun) di samping tetap melakukan perluasan lahan. Strategi peremajaan lahan karet dinilai cukup baik dengan luas lahan karet saat ini mencapai 3,4 juta hektar sehingga apabila lahan tersebut dioptimalkan melalui peremajaan diharapkan tingkat produksi akan meningkat sekitar 20-30 %. Terdapat 3 jenis perkebunan karet yang ada di Indonesia, yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Dari ketiga jenis perkebunan tersebut, PR mendominasi dari luas lahan yang mencapai 2,9 juta hektar atau sekitar 85% dari lahan perkebunan karet. Dengan sedemikian luasnya perkebunan karet yang dikelola rakyat, keterkaitan penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber pendapatan rakyat diharapkan dapat ditingkatkan dengan pengelolaan yang terpadu. Perkebunan besar diharapkan dapat menjalin program kemitraan dengan petani agar nilai tambah dari pengelolaan perkebunan rakyat dapat optimal diantaranya dengan kemitraan di bidang pemasaran, pembinaan produksi hingga pembiayaan yang berkesinambungan.
  • 8. 3 Luas areal dan produksi karet Indonesia, dapat terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Luas Areal Karet Berdasarkan Pengusahaannya 2005 – 2014* Tahun Luas Area (000 ha) Total AreaPR BUMN SWASTA 2005 2,767 237 275 3,279 2006 2,833 238 276 3,346 2007 2,899 238 276 3,141 2008 2,910 238 276 2,424 2009 2,912 239 284 3,435 2010 2,922 239 284 3,445 2011 2,932 2250 284 3,456 2012 2,980 258 268 3,506 2013 3,028 259 269 3,556 2014* 3,063 264 279 3,606 SUMBER : Statistik Perkebunan Karet Indonesia, 2007-2009, 2010-2012, 2011-2013, 2012-2014Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia 2014 (GAPKINDO) *) Estimation (Prediksi) Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia merupakan produsen penghasil karet alam terbesar nomor dua di dunia dengan produksi 2,5 juta ton setelah Negara Thailand, namun luas areal perkebunan karet alam Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan 3,43 Juta Hektar atau sekitar 1,5 kali luas kebun karet Thailand (Sumber GAPKINDO 2009). Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan peremajaan dan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan kosong / tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet. Karet alam Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis karena merupakan salah satu komoditi industri hasil tanaman tropis yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam mendukung perekonomian nasional, utamanya sebagai sumber nafkah berjuta-juta petani karet di pedesaan sehingga dapat membendung arus urbanisasi, serta sebagai penyedia lapangan kerja bagi
  • 9. 4 buruh pabrik karet dan salah satunya adalah sebagai andalan dan unggulan seperti ekspor karet alam yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan sumber devisa Indonesia Tidak hanya perkebunan milik perusahaan besar yang berkembang pesat di Indonesia pada waktu itu, perkebunan milik rakyat pun berkembang sangat cepat. Selain karena permintaan karet dunia yag cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan harga relative tinggi, perkembangan perkebunan karet rakyat juga disebabkan aspek budidayanya yang cukup mudah. Ketika produksi karet melonjak akibat meluasnya areal perkebunan yang di usahakan perusahaan dan rakyat, maka beralakulah hukum pasar, yakni harga menjadi anjlok atau turun drastis. Meskipun menghadapi situasi yang sulit, perkebunan milik rakyat tetap berjalan. Hanya kegairahan mereka dalam membudidayakan dan memelihara tanamannya tidak seperti saat-saat sebelumnya. Para petani karet masih mempertahankan tanamannya dengan harapan suatu saat keadaan akan membaik. Posisi sebagai pemasok karet dunia tidak diikuti langkah-langkah dalam mempertahankannya. Tidak ada perluasan lahan dan pemeliharaan tanaman tidak dilakukan secara intensif. Bahkan, hal paling penting, yaitu peremajaan tanaman juga tidak pernah dilakukan. Factor-faktor tersebut masih diperparah oleh situasi politik dalam negeri pada awal-awal kemredekaan yang terus bergolak. Belajar dari pengalaman tersebut para petani karet Indonesia mulai membenahi perkebunan mereka dengan cara melekukan peremajaan tanaman, pemupukan intensif, penggunaan pestisida, dan pemanfaatan zat pemacu produksi. Meskipun demikian, posisi Indonesia sebagai produsen karet utama dunia baik dalam volume dan kualitas tetap bisa diraih kembali. Langkah-langkah yang bisa diambil untuk mewujudkannya adalah memperbaiki teknik budidaya dan pengolahannya, sehingga produktivitas dan kualitasnya dapat ditingkatkan. Balai Penelitian Sembawa merupakan salah satu penyedia berbagai inovasi teknologi yang terbukti mampu memberikan hasil yang nyata untuk perkembangan tanaman karet. Berbagai inovasi teknologi tersebut seperti klon unggul karet, bahan tanam bermutu, sistem sadap, sistem usahatani karet terpadu baik pada tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan
  • 10. 5 (TM), pengendalian hama dan penyakit, rekomendasi pemupukan, perbaikan mutu bahan olah karet yang ramah lingkungan, dan model percepatan peremajaan karet rakyat partisipatif. Balai Penelitian Sembawa Terletak di tengah-tengah perkebunan karet rakyat, sejak tahun 1982 Balai Penelitian Sembawa menjalankan misinya untuk menghasilkan teknologi di bidang perkaretan. Tidak kurang dari 27 orang tenaga peneliti yang handal dari berbagai disiplin ilmu seperti pemuliaan, agronomi, proteksi tanaman, tanah dan iklim, pengolahan hasil, dan sosial ekonomi terintegrasi bekerja dan berusaha menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan perkebunan karet. Dilengkapi dengan berbagai laboratorium, kebun percobaan, perpustakaan, stasiun klimatologi, rumah kaca yang memadai. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum lapangan ke Balai Penelitian Sembawa ini adalah untuk mengaplikasikan dan melihat secara langsung perkembangan tanaman karet (Hevea brassiliensis) yang telah didapat selama perkuliahan dan juga untuk melihat dan mengetahui lebih jauh tentang teknik okulasi tanaman karet.
  • 11. 6 BAB II METEDOLOGI PRAKTIKUM 2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Adapun waktu pelaksanaan praktikum lapangan ini adalah pada hari Senin 09 Juni 2015 yang bertempat di Balai Penelitian Karet Sembawa, Sumatera Selatan. 2.2 Data Yang di Peroleh 1. Seminar tentang karet
  • 12. 7 Gambar 1. Seminar tentang karet 2. Survey ke perkebunan karet untuk melihat langsung proses pengambilan mata entres. Gambar 2. Kebun Entres Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa
  • 13. 8 Gambar 3. Staf Pegawai Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa dan Dosen Pembimbing Praktikum Lapang Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
  • 14. 9 Gambar 4. Proses pemilihan batang entres atas
  • 15. 10
  • 16. 11 Gambar 5. Proses Pemindahan mata entres
  • 17. 12 2.3 Pembahasan 1) Rekomendasi Klon Karet Unggul Periode 2010-2014 Klon unggul baru merupakan syarat utama agar komoditas karet dapat menghasilkan produksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga dapat menguntungkan didalam persaingan global. Dalam upaya memperoleh klonklon unggul, para peneliti dan pemulia tanaman terus menerus melakukan penelitian untuk menghasilkan klon karet unggul baik penghasil lateks, maupun lateks-kayu. Balai Penelitian Karet Sembawa telah menghasilkan klon-klon karet ungul yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014. Sistem rekomendasi disesuaikan dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang menyebutkan bahwa klon/varietas yang dapat disebarluaskan kepada pengguna harus berupa benih bina. Klon anjuran komersial dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok klon penghasil lateks dan penghasil lateks-kayu, yaitu :  Klon Penghasil Lateks :IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330, dan PB 340.  Klon Penghasil Lateks-Kayu : RRIC 100, IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR 107, dan IRR 119. Sedangkan benih anjuran untuk batang bawah sebagai berikut : Benih Anjuran untuk Batang Bawah : AVROS 2037, GT 1, BPM 24, PB 260, RRIC 100, dan PB 330. 2) Potensi Produksi Data potensi produksi lateks merupakan rata-rata produksi tahunan selama 5 – 15 tahun sadap. Potensi ini merupakan hasil pengamatan pada plot percobaan dengan pengelolaan yang dilakukan sesuai standar dan penyadapan dilakukan dengan sistem s/2 d/3 selama dua tahun pertama dan diikuti dengan s/2 d/2 tanpa menggunakan stimulan.
  • 18. 13 3) Tanaman Sela Tanaman karet dapat ditumpang sarikan dengan tanaman berikut :  Karet dengan jagung  Karet dengan cabe  Karet dengan padi  Karet dengan pisang dan nenas  Karet dengan jati 4) Budidaya Tanaman Karet a. Pembibitan Komponen bahan tanaman karet adalah :  Ketersediaan mata entres ( kebun entreas)  Ketersediaan biji ( batang bawah )  Ketersediaan tenaga okulator Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb: 1. Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 1/2 - 3/4 cm. 2. Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata diambil dari ketiak daun. 3. Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara Kulit jendela dan kambium 4. Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang tebalnya 0,04 mm. 5. Dua minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai. 6. Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan arah pemotongan miring.
  • 19. 14 Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah: AVROS 2037, PR 350, PB 260, BPM 24, RRIC 100, PB 330, GTI, LCB 1320 dan PR 228. Sifat yang diharapkan adalah cepat tumbuh, daya gabung, kemampuan berbuah, tahan hama penyakit daun, mudah di okulasi, akarnya kuat. b. Pembukaan lahan (Land Clearing) Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi : (a) pembabatan semak belukar, (b) penebangan pohon, (c) perecanaan dan pemangkasan, (d) pendongkelan akar kayu, (e) penumpukan dan pembersihan. Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blokblok, penataan jalan- jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan. c. Penanaman a. Persiapan Lahan Penanaman Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :  Pemberantasan Alang-alang, Ilalang dan Gulma lainnya Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai vegetasi alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia (Ally) maupun secara mekanis. b. Pengolahan Tanah Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20cm. Namun demikian pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah. c. Pembuatan ters/Petakan dan Benteng/Piket Pada areal lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan pembuatan teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar
  • 20. 15 150. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air hujan. Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat kemiringan lahan. Untuk setiap 6-10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah) dibuat benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan. d. Pengajiran Pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :  Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 00 - 80) jarak tanam adalah 7m x 3m (= 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7m dan arah Utara - Selatan berjarak 3m.  Pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8%-15%) jarak tanam 8m x 2,5m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25m (penanaman secara kontur).  Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20cm sampai 30cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat penggalian lubang untuk tanaman. e. Pelubang Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60cm x 60cm bagian atas, dan 40cm x 40cm bagian dasar dengan kedalaman 60cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil) diletakkan di sebelah kanan. Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam. f. Penanaman Kacangan Penutup Tanah (Legume cover crops = LCC) Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet mulai ditanam dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, mengurangi pengupan air, serta untuk membatasi pertumbuhan gulma. Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan adalah 4kg. Pueraria javanica, 6kg Colopogonium mucunoides, dan 4kg Centrosema pubescens, yang dicampur ke dalam 5 kg rock Phosphate (RP) sebagai media. Selain itu juga dianjurkan untuk menyisipkan Colopogonium caerulem yang tahan naungan (shade resistence) ex biji atau ex steck dalam polibag kecil sebanyak
  • 21. 16 1.000 bibit/ha. Tanaman kacangan dipelihara dengan melakukan penyiangan, dan pemupukan dengan 200 kg RP per hektar, dengan cara menyebar rata di atas tanaman kacangan. g. Seleksi dan Penanaman Bibit 1. Seleksi bibit Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain : berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :  Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.  Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas  Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral  Bebas dari penyakit jamur akar (wws). 2. Kebutuhan bibit Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun plasma diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet. 3. Penanaman Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar. d. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pemberantasan gulma, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman.  Penyiangan gulma
  • 22. 17 Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang- alang, Mikania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai bal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan dengan rotasi 2x sebulan, sedangkan pada tahun ke dua hingga mencapai matang sadap, rotasi penyiangan dilakukan 1 x sebulan.  Program pemupukan Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.  Pemberantasan Hama dan Penyakit Pada umumnya hama utama tanaman karet adalah rayap (Coptotermes sp), yang dapat diberantas dengan menggunakan Chlordane 8 EC atau Basudin 6 0 EC dengan konsentrasi 0,3%. Sementara itu hama Kuuk (Exopholis hypoleuca) dapat diberantas dengan Basudin 10 G. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan antara lain : a. Cendawan akar merah (Ganoderma pseudoferrum) dapat diberantas dengan collar protectant. b. Penyakit daun Gloesporium pada TBM, dapat diberantas penyemprotan larutan KOC,misalnya Cabak dengan konsentrasi 0,1% atau Daconil 75 wp dengan konsentrasi 0,1 sampai 0,2%. Sementara itu, jika menyerang TM, dapat diberantas dengan system fogging menggunakan Daconil atau fungisida lainnya. c. Cendawan akar putih (Rigidonporus lignosus), dapat diberantas dengan Fomac 2 atau Shell Collar Protectant atau Calixin Collar Protectant. d. Penyakit jamur upas (Corticum salmonikolor) dapat diberantas dengan Calixin Ready Mix 2%.
  • 23. 18 e. Penyakit bidang sadapan Mouldyrot dapat diberantas dengan Benlate konsentrasi 0,1 -0,2% atau Difolan 4F konsentrasi 1 - 2%. f. Penyakit bidang sadapan kanker garis (Phytophora palmivora) diberantas dengan Difolatan 4 F konsentrasi 2 - 4%. JENIS OKULASI Teknik Umur Batang Bawah Umur dan Warna Entres Dini 2-3 bulan 3-4 minggu, hijau muda Hijau 4-6 bulan 3-4 bulan , hijau Cokelat 8-18 bulan 1-2 tahun, cokelat Tahapan Okulasi berupa persiapan dan kesiapan Bahan okulasi berupa :  Batu asa dan pisau  Plastic okulasi Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya. Adapun syarat tumbuh tanaman karet adalah sebagai berikut: a. Iklim Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15°C LS dan 15°LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat. Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25°C sampai 35°C. Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet. b. Tanah Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman
  • 24. 19 karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarattumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH, 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain:  Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas  Aerase dan drainase cukup  Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air  Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir  Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm  Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro  Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5  Kemiringan tanah < 16% dan  Permukaan air tanah < 100 cm Dalam pelaksanaan budidaya tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai dengan pemanenan. e. Penyadapan Tanaman Karet Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 50 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi criteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen.
  • 25. 20 BAB III KESIMPULAN Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan dari laporan praktikum lapangan ke Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa Sumatera Selatan ini adalah : a) Perkembangbiakan tanaman karet dapat dilakukan dengan cara okulasi dengan menggunakan mata entres, dimana disediakan secara khusus perkebunan karet untuk di ambil mata entresnya saja. b) Untuk menghasilkan mata entres yang baik, perlu dilakukannya pemurnian kebun entres. c) Pemurnian kebun entres dilakukan pada saat kebun karet berumur 8-12 bulan setelah tanam. d) Penanaman tanaman karet dilakukan pada musim hujan (sekitar bulan Oktober-Desember). e) Penyadapan karet dilakukan pada saat tanaman berumur 4.5-6 tahun. Tetapi pada dasarnya teknik budidaya tanaman karet yang dilakukan dibalai penelitian sembawa tidak jauh berbeda dengan materi yang diperoleh di perkuliahan, termasuk dengan tekhnik okulasi yang dilakukan. Hanya saja disini menggunakan tenaga ahli yang sudah terlatih, sehingga hasil yang diperoleh bisa maksimal. Dan dari pelatihan kelapangan ini bisa melihat secara langsung tahap- tahap okulasi dan mengenal mana tanaman batang atas yang baik, dan penanaman, kebun yang baik sampai kepemasaran yang idela.
  • 26. 21 DAFTAR PUSTAKA Balai Peneliti Perkebunan Karet Sembawa,Sumatera Selatan. http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/17/kedok-kakek-winnie-the- pooh-itu-terbongkar-saat-istrinya-ditangkap http://vibiznews.com/2014/03/20/raksasa-karet-indonesia-mampukah/ http://www.gapkindo.org/id/component/content/article/1-artikel/157-luas- perkebunan-karet-id Setiawan DH dan Andoko Agus,2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet.PT AgroMedia Pustaka.Jakarta