SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Télécharger pour lire hors ligne
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA




               Disusun oleh :

              RIFKA MARWANI

                  12146




AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
                   2012

                                          1
BAB I

                                      PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

             Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak

      mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan

      atau   kaidah   yang berlaku    sehingga   terbentuklah   rangkaian    kata   yang dapat

      mengungkapkan     gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata             yang dapat

      mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.

             Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah

      kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita

      gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita

      masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu

      saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.

             Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar

      kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah

      1) Apa yang dimaksud dengan kalimat?

      2) Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat?

      3) Apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal dan kalimat majemuk menurut strukturnya

        dalam Bahasa Indonesia?

      4) Ada berapa pola kalimat dalam Bahasa Indonesia?

      5) Apa saja yang merupakan makna kalimat?

                                                                                             2
1.3   Tujuan

           Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita

      tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang

      baik dan benar dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.


1.4 Manfaat

          Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:

         Agar mahasiswa mengetahui devenisi tentang kalimat.

         Mahasiswa dapat mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa Indonesia.

         Mahasiswa mengetahui berbagai macam janis kalimat yang sering di gunakan menurut

          struktur gramatikalnya.

         Mahasiswa dapat mengetahui janis kalimat menurut fungsinya.

         Mahasiswa mendapatkan contoh-contoh kalimat sesuai pola dasar kalimat.




                                                                                        3
BAB II

                                      PEMBAHASAN


2.1   Pengertian

            Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau

      perasaan.

            Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,

      baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki

      subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut

      kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun,

      dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan

      berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda

      tanya (?) dan tanda seru (!).


2.2   Unsur-Unsur Kalimat

            Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita

      harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa

      Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek,

      Predikat, Objek, Keterangan).

            Berikut beberapa unsur kalimat :

      2.2.1 Subjek (S)

                   Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping

            unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat

            yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
                                                                                                 4
Ciri-ciri subjek sebagai berikut :

 Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa

          Penentuan    subjek dapat dilakukan dengan       mencari    jawaban     atas

   pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek

   kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.

   Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.

 Disertai Kata Itu

          Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk

   menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif

   misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata

   itu.

   Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.

 Didahului Kata Bahwa

          Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang

   menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata

   bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat

   yang menggunakan kata adalah atau ialah.

   Contoh :

     o Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.

     o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.

 Mempunyai Keterangan Pewatas Yang




                                                                                    5
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih

        lanjut dengan    menggunakan penghubung        yang.   Keterangan ini dinamakan

        keterangan pewatas.

        Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.

      Tidak Didahului Preposisi

             Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.

        Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu

        sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

      Berupa Nomina atau Frasa Nominal

             Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina,

        subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

        Contoh : Bermain itu menyenangkan.

2.2.2 Predikat (P)

            Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek.

     Predikat berfungsi menjelaskan subjek.

     Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.

      Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana

             Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas

        pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai

        apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa

        nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk

        menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.

        Contoh :
                                                                                          6
o Gadis itu cantik.

   o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.

 Kata Adalah atau Ialah

       Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama

  digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara

  subjek dan pelengkap tidak jelas.

   Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku

 Dapat Diingkarkan

        Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang

  diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk

  predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda

  predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau

  predikat kata merupakan.

   Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.

 Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

       Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata

  aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di

  depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa

  dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara

  (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

   Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.

 Unsur Pengisi Predikat

 Predikat suatu kalimat dapat berupa:
                                                                                7
o Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.

         o Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia

            (bilangan).

2.2.3 Objek (O)

            Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan

     predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu

     kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek.

     Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak

     memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan

     berawalan me-.

            Ciri-ciri objek sebagai berikut :

      Langsung di Belakang Predikat

            Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului

       predikat.

        Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.

      Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

            Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam

       kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur

       objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai

       dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

        Contoh : Keju itu dimakan tikus.

      Tidak Didahului Preposisi


                                                                                         8
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului

         preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan

         preposisi.

         Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.

      Didahului Kata Bahwa

              Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat

         ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

2.2.4 Pelengkap (Pel.)

             Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena

     melengkapi makna verba predikat kalimat.

             Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur

     kalimat ini :

     o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.

     o Menempati posisi di belakang predikat.

     o Tidak didahului preposisi.

             Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek

     dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah

     yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

             Berikut ciri-ciri pelengkap.

         Di Belakang Predikat

                Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang

          predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

          Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
                                                                                       9
o Diah mengirimi saya buku baru.

                o Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.

                Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai

          pelengkap dan tidak mendahului predikat.

         Tidak Didahului Preposisi

                  Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.

             Contoh : Sherina bermain piano.

2.2.5 Keterangan (K)

             Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan

     merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu

     yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,

     cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.

     Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam,

     pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak

     kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya,

     jika, dan sehingga.

             Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.

      Bukan Unsur Utama

             Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan

         unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak

         bersifat wajib.

      Tidak Terikat Posisi


                                                                                      10
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki

  kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat,

  atau di antara subjek dan predikat.

  Contoh :

   o Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.

   o Mereka memperhatikan materi dengan seksama.

 Terdapat Beberapa Jenis Keterangan

      Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.

  o Keterangan Waktu

         Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan

     yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin,

     besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa

     frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi,

     hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak

     kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah,

     sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.

  o Keterangan Tempat

          Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai

     oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.

  o Keterangan Cara

         Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan

     cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara


                                                                               11
yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak

  kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.

o Keterangan Alat

       Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata

  dengan yang diikuti nomina (kata benda).

o Keterangan Sebab

      Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang

  berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina

  atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh

  konjungtor karena atau lantaran.

o Keterangan Tujuan

       Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang

  berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan

  yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.

o Keterangan Aposisi

       Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau

  objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda

  kurang.

  Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.

o Keterangan Tambahan

      Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek),

  tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan


                                                                                  12
unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat

                 menggantikan unsur yang diterangkan.

                 Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.

                 Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang

                 diterangkan yaitu kata Marshanda.

              o Keterangan Pewatas

                      Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek,

                 predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat

                 ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa

                 yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.

                      Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang

                 mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga

                 lebih.

2.3   Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia

             Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah

      kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita

      gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita

      masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu

      saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.

             Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar

      ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami

      perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan



                                                                                          13
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar

dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

2.3.1   Kalimat Dasar Berpola S P

                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat

        kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata

        bilangan. Misalnya:

        o Mereka / sedang berenang.

              S               P (kata kerja)

        o Ayahnya / guru SMA.

              S             P (kata benda)

        o Gambar itu / bagus.

               S            P (kata sifat)

        o Peserta penataran ini / empat puluh orang.

                      S                        P (kata bilangan)

2.3.2   Kalimat Dasar Berpola S P O

                  Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek

        berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek

        berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

                  Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.

                  S            P                     O

2.3.3   Kalimat Dasar Berpola S P Pel.




                                                                                        14
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.

        Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau

        kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:

               Anaknya / beternak / ayam.

                  S             P       Pel.

2.3.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

               Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan

        pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba

        intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina

        atau frasa nominal. Misalnya:

               Dia / mengirimi / saya / surat.

                S       P           O          Pel.

2.3.5   Kalimat Dasar Berpola S P K

               Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki

        unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau

        frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa

        berpreposisi. Misalnya:

               Mereka / berasal / dari Surabaya.

                  S         P              K

2.3.6   Kalimat Dasar Berpola S P O K

               Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan

        keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba



                                                                                      15
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa

               berpreposisi. Misalnya:

                        Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.

                        S          P          O              K

       2.3.7   Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

                   Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan

               keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba

               intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan

               berupa frasa berpreposisi. Misalnya :

                   Ungu / bermain / musik / di atas panggung.

                     S         P       Pel.          K

       2.3.8   Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

                    Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan

               keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba

               intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina

               atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

                   Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.

                    S         P          O    Pel.       K



2.4   Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatatikalnya

               Menurut strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal

      dapat pula berupa kalimmat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat kalimat setara

      (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-suborkodinatif).

                                                                                               16
Gagasan yang tunggal dinyatakan dalamm kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi

diungkapkan dengan kalimat majemuk.

2.4.1 Kalimat Tunggal

             Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. pada hakikatnya,

      kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam

      bahasa indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang

      sederhana.Kalimat-kalimat yang tunggal itu terdiri atas satu subjek dan satu

      predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula

      ditelusuri pola-pola pembentuknya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola

      kalimat dasar.

2.4.2 Kalimat Majemuk Setara

             Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat

      majemuk setara dibedakan menjadi emat jenis, sebagai berikut.

       1. Dua kalimat tunggal atau lebih daat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika

          kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat

          majemuk setara penjumlahan. Contoh :

          Kami membaca

          Mereka menulis

          Kami membaca dan mereka menuliss

          Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabung itu lebih dari dua

          kalimat tunggal.

           Contoh :

          Direktur tenang.

                                                                                      17
Karyawan duduk teatur.

   Para nasabah antre.

   Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.

2. Kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata

   tetapi,   meliainkan   atau   sedangkan   jika kalimat itu menununjukkan

   pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perbandingan.

   Contoh:

   Amerika dan jepang tergolong negara yang maju.

   Indonesia dan brunei darussalam tergolong negara berkembang.

   Jeang tergolong negara maju, tetapi indonesia tergolong negara yang

   berkembang

3. Kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika

   kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut kalimat

   majemuk setara berurutan. Contoh:

   Mula-mula disebutkan juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan juara

   MTQ tingkat dewasa.

   Upacara serah terima pengurus koprasi telah selesai, lalu pak ustadz

   membacakan doa.

4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau, jika

   kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk

   setara pemilihan. Contoh:

   Para pemilik televisi membayar iuran televisinya dikantor pos yang terdekat,

   atau para petugas menariknya kerumah pemilik televisi.

                                                                              18
   Kalimat majemuk setara rapatan

                      Dalam kalimat majemuk setara, ada ang berbentuk kalimat

            rapatan, yaitu suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal.

            Yang dirapatkan ialah unsur subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal

            seperti ini, unsur yang sama cukup disebut satu kali. Contoh:

             Mentri agama tidak membuka seminar tentang zakat.

             Mentri agama menutup seminar tentang zakat

             Mentri agama bukan membuka, melaiankan menutup seminar tentang

             zakat.

2.4.3 Kalimat majemuk tidak setara

            Kalimat majemuk tida setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas

     (klausa bebas) da satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terkait).

     Jalinan kalimat ini menggambarkan kepentingan yang berbeda-beda diantara unsur

     gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan kedalam induk kalimat, sedangkan

     Pertaliannya dari sudut pandangna waktu., sebab, akibat, tujuan, syarat dan

     sebagainnyadengan aspek gagasan yang lain dituangkan dalam anak kalimat. Induk

     kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan

     hal-hal yang lain. Contoh:

        Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke

     hotel-hotel yang besar.

     Anak kalimat: apabila engkau ingin melihat bak mandi panas

     Induk kalimat: saya akan membawamu ke hotel-hotel yang besar.



                                                                                    19
Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena,

      apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah,

      sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa dan sebagainya.

2.4.4 Kalimat majemuk taksetara yang berunsur sama.

             Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikan unsur-unsur

      subjeknya sama. Contoh:

          Kami sudah lelah.

          Kami ingin ulang.

          Karena sudah lelah, kami ingin pulang.

                 Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan

      pada induk kalimatterrdaat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal

      seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak

      kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya. Jika dalam anak kalimat tidak

      terdapat subjek, itu berarti subjek anak kalimat sama dengan subjek        induk

      kalimat.

2.4.5 Penghilangan kata penghubung

             Ada beberapa kalimat majemuk tak setara rapatan yang mencoba

      mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat seingga

      kalimat itu menjadi salah. Contoh:

          Membaca surat itu, saya sangat terkejut.

          Anak kalimat : Membaca surat itu

          Induk kalimat : Saya sangat terkejut.



                                                                                    20
Subjek anak kalimat itu sama persis dengan subjek pada induk kalimat itu,

      yaitu saya.

             Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak

      benar (tidak baku). Penanda yang dapat yang dipakai ialah setelah sehingga

      kalimat akan menjadi :

         Setelah (saya) membaca surat itu, saya terkejut.

         Setelah membaca surat itu saya terkejut.

2.4.6 Kalimat majemuk campuran

            Kalimat jenis ini terdiri atas kalimagt majemuk taksetara(bertingkat) dan

     kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat

     majemuk taksetara (bertingkat). Misalnya:

          - Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

             (bertingkat+setara).

          - Kami pulang, tetapi mereka masih tetap bekerja karena tugasnya belum

             selesai. (Setara+bertingkat)

            Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan

     induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung

     pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat+setara.

            Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk

     setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena

     tugasnya belum selesai. Jadi, susuna kalimat kedua adalah setara+bertingkat.




                                                                                    21
2.5   Jenis Kalimat Menurut Gayanya (Retorikanya)

             Tulisan akan lebih efektif jika disamping kalimat-kalimat yang disusunya benar,

      juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembaca. Walaupun kalimat-

      kalimat yang disusunya sudah dramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu

      memuaskan pembacanya jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan

      pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi.

      Misalnya, konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu

      konstruksi induk kalimat-anak kalimat.

             Menurut gaya penyampain atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan

      menjadi tiga macam, yaitu (a) kalimat yang melepas (b) kalimat yang berklimaks (c)

      kalimat yang berimbang (setara atau campuran).

         a. Kalimat yang Melepas

                    Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat

             dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu

             disebut melepas. Contoh:

             1) Saya akan dibelikan sepeda oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana.

             2) Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang

                 berlaku agar kehidupan dinegara ini bejalan dengan aman dan tertib.

        b.   Kalimat yang Berklimaks

                    Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh

             induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat

             memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan

             memahami kalimat tersebut itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum

                                                                                           22
kalimat itu selesai, terasa bahwa masih ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu

            induk kalimat.

                   Oleh karena itu, penyajian kaliamat yang konstruksinya terasa berklimaks,

            dan terasa membentuk ketegangan. Misalnya:

                 1) Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

                 2) Setelah 1.232 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandrera

                    warga negara perancis itu dibebaskan juga.

         c. Kalimat yang berimbang

                   Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuuk setara atau majemuk

            campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya

            memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan kedalam bangun kalimat

            yang bersimetri. Misalnya:

                1) Bursa saham nampaknya semakin bergairah, investasi asing dan domestik

                   berlomba melakukan transaksi, dan IHSG menaik tajam.

                2) Jika stbilita nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan

                   dapat beribadat dengan leluasa.

                   Ketiga penyampaian tadi terdapat dalam kalimat majemuk. Adapun kalimat

            pada umumnya dapat divariasikan menjadi kaliamat panjang-pendek, aktif-pasif,

            inversi, dan engedepanan keterangan.


2.6   Jenis Kalimat Menurut Fungsinya

            Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan,

      kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat

                                                                                         23
disajikan dalam bentuk ositif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas

menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan,

perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda baca.

2.6.1 Kalimat Pernyataan (Deklaratif)

              Kalimat dipakai jika penutur ingin menyampaikan sesuatu dengan lengkap

       pada waktu ia ingin menyampaikan informasi keada lawan bahasanya. (biasanya

       intonasi menurun; tanda baca titik). Misalnya:

       Positif : Presiden SBY mengadakan kunjungan keluar negeri

       Negatif : Tidak semua nasabah bank memperoleh kridit lemah.

2.6.2 Kalimat Pertanyaan (Interogatif)

              Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau

       reaksi (jawaban) yang diharapkan. (biasanya intonasi menurunn; tanda baca tanda

       tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana,

       mengapa, berapa, dan kapan. Misalnya:

      Positif :       Kapan saudara ergi ke jakarta?

                      Mengapa dia gagal dalam ujian?

      Negatif :      Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang yang

                      disepakati?

2.6.3 Kalimat Perintah

                   Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang

        orang berbuat sesuatu. ( Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda

        seru. Misalnya:

       Positif :      Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke kantor.

                                                                                        24
Negatif :     Sebaiknya kita tidak berfikira semit tentang hak asasi

                    manusia.

2.6.4 Kalimat Seruan

             Kalimat seruan di pakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang

      kuat atau yang mendadak. (Biasanya di tandai oleh menaiknya suara pada kalimat

      lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis). Misalnya:

      Positif :    Bukan main, cantiknya.

      Negatif :   Aduh pekerjaan rumah saya tidak terbawa.




                                                                                        25
BAB III

                                             PENUTUP



3.1   Kesimpulan

           Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang

      mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara

      naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud

      tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.

      (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

           Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia ada

      delapan, kedelapan pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan

      dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan

      kompleks.

           Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan

      dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif0,

      tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang

      tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan

      kalimat majemuk.

           Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan,

      kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat

      disajikan dalam bentuk ositif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas

      menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan,

      perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda baca.

                                                                                               26
3.2 Saran

            Demikianlah pembahasan tentang kalimat dalam bahsa Indonesia yang dapat kami

     kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-katanya sehingga

     tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang, kami meminta maaf jika

     terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, semoga para pembaca, pendengar dan

     guru pembimbing dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, demi

     kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Wassalamu’alaiku wr.wrb.




                                                                                       27
DAFTAR PUSTAKA


Bindousd.Jenis kalimat Menurut Fungsinya. http://binakubinamu.blogspot.com/2011/03/jenis-
        kalmat-menurut-fungsinya.html(diakses tanggal : 20 September 2012)
Al-zen, Dede Zainal Muttaqin .Pola Dasar Kalimat Bahasa
        Indonesia.http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/pola-dasar-
        kalimat-bahasa-indonesia.html (diakses tanggal : 20 September 2012)
Arif,Nasrul.Kalimat Dalam Bahasa Indonesia.http://nasrulcrossz.blogspot.com/2011/04/kalimat-
        dalam-bahasa-indonesia-by.html(diakses tanggal : 20 September 2012)
Permata.PengertianKalimat.http://olivya-permata.blogspot.com/2010/03/pengertian-
        kalimat.html(diakses tanggal : 20 September 2012)
Widyaningsih,Nina.Kalimat    Dalam    Bahasa    Indonesia.lecturer.ukdw.ac.id/othie/Pengertian
        Kalimat.pdf(diakses tanggal : 20 September 2012)




                                                                                           28

Contenu connexe

Tendances

MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...Nurfaizatul Jannah
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAMATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAZona Bebas
 
Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)salsa moyara
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katadinitsyh
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiastikesby kebidanan
 
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar PustakaKutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar PustakaBonadea Visakha
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Syaiful Ahdan
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahMila Urmila
 
Laporan presentasi kelompok 4
Laporan presentasi kelompok 4Laporan presentasi kelompok 4
Laporan presentasi kelompok 4natal kristiono
 
Pemisahan suku kata Bahasa Indonesia
Pemisahan suku kata Bahasa IndonesiaPemisahan suku kata Bahasa Indonesia
Pemisahan suku kata Bahasa IndonesiaArham Ramlan
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaRakha Al
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Suciati Yunus
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaChusnul Khotimah
 

Tendances (20)

B.indonesia kata ulang
B.indonesia   kata ulangB.indonesia   kata ulang
B.indonesia kata ulang
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
5 kalimat efektif
5 kalimat efektif5 kalimat efektif
5 kalimat efektif
 
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAMATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
 
PUEBI
PUEBIPUEBI
PUEBI
 
Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)Asal mula pancasila (LANGSUNG)
Asal mula pancasila (LANGSUNG)
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
 
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar PustakaKutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalah
 
Laporan presentasi kelompok 4
Laporan presentasi kelompok 4Laporan presentasi kelompok 4
Laporan presentasi kelompok 4
 
Pemisahan suku kata Bahasa Indonesia
Pemisahan suku kata Bahasa IndonesiaPemisahan suku kata Bahasa Indonesia
Pemisahan suku kata Bahasa Indonesia
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesia
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
 
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa IndonesiaPPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
PPT kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 

Similaire à Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biNurul Qamar
 
Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiahtaufiq99
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal linguistik
Proposal linguistikProposal linguistik
Proposal linguistikYeti Dwi
 
Pembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimatPembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimatMuhammad Amal
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxZukét Printing
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfZukét Printing
 
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat Debby Zalina
 
Kalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektifKalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektifTitikbudiarti
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugipipit rantika
 
Dr ton sintaksis
Dr ton sintaksisDr ton sintaksis
Dr ton sintaksisShah Raider
 
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)Ifen Anas
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxyulianwaruwu
 

Similaire à Kalimat dalam Bahasa Indonesia (20)

Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiah
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
Proposal linguistik
Proposal linguistikProposal linguistik
Proposal linguistik
 
Pembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimatPembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimat
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
 
Tugas bindo
Tugas bindoTugas bindo
Tugas bindo
 
Kalimat bahasa indonesia
Kalimat bahasa indonesiaKalimat bahasa indonesia
Kalimat bahasa indonesia
 
Pilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksiPilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksi
 
KELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdfKELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdf
 
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
Tugas B.Indo kelas 9 - Ragam Kalimat
 
Kalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektifKalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektif
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 
Dr ton sintaksis
Dr ton sintaksisDr ton sintaksis
Dr ton sintaksis
 
4. kalimat
4. kalimat4. kalimat
4. kalimat
 
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
 

Plus de Rifka Marwani

Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifasKebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifasRifka Marwani
 
MEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanMEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanRifka Marwani
 
Menuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madaniMenuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madaniRifka Marwani
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseRifka Marwani
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranRifka Marwani
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaRifka Marwani
 

Plus de Rifka Marwani (8)

Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifasKebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
Kebersihan diri ibu dan bayi masa nifas
 
MEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanMEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatan
 
Menuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madaniMenuju masyarakat madani
Menuju masyarakat madani
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al Quran
 
Iman kepada kitab
Iman kepada kitabIman kepada kitab
Iman kepada kitab
 
Midwifery of canada
Midwifery of canadaMidwifery of canada
Midwifery of canada
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 

Dernier

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 

Dernier (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

Kalimat dalam Bahasa Indonesia

  • 1. KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Disusun oleh : RIFKA MARWANI 12146 AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2012 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. 1.2 Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan kalimat? 2) Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat? 3) Apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal dan kalimat majemuk menurut strukturnya dalam Bahasa Indonesia? 4) Ada berapa pola kalimat dalam Bahasa Indonesia? 5) Apa saja yang merupakan makna kalimat? 2
  • 3. 1.3 Tujuan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua. 1.4 Manfaat Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:  Agar mahasiswa mengetahui devenisi tentang kalimat.  Mahasiswa dapat mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa Indonesia.  Mahasiswa mengetahui berbagai macam janis kalimat yang sering di gunakan menurut struktur gramatikalnya.  Mahasiswa dapat mengetahui janis kalimat menurut fungsinya.  Mahasiswa mendapatkan contoh-contoh kalimat sesuai pola dasar kalimat. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). 2.2 Unsur-Unsur Kalimat Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan). Berikut beberapa unsur kalimat : 2.2.1 Subjek (S) Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. 4
  • 5. Ciri-ciri subjek sebagai berikut :  Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa. Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.  Disertai Kata Itu Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu. Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.  Didahului Kata Bahwa Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah. Contoh : o Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini. o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.  Mempunyai Keterangan Pewatas Yang 5
  • 6. Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas. Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.  Tidak Didahului Preposisi Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.  Berupa Nomina atau Frasa Nominal Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu. Contoh : Bermain itu menyenangkan. 2.2.2 Predikat (P) Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek. Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.  Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia. Contoh : 6
  • 7. o Gadis itu cantik. o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.  Kata Adalah atau Ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas. Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku  Dapat Diingkarkan Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan. Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.  Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.  Unsur Pengisi Predikat  Predikat suatu kalimat dapat berupa: 7
  • 8. o Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina. o Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan). 2.2.3 Objek (O) Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek sebagai berikut :  Langsung di Belakang Predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.  Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Contoh : Keju itu dimakan tikus.  Tidak Didahului Preposisi 8
  • 9. Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi. Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.  Didahului Kata Bahwa Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif. 2.2.4 Pelengkap (Pel.) Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini : o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat. o Menempati posisi di belakang predikat. o Tidak didahului preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.  Di Belakang Predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut. 9
  • 10. o Diah mengirimi saya buku baru. o Mereka membelikan ayahnya sepeda baru. Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.  Tidak Didahului Preposisi Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Contoh : Sherina bermain piano. 2.2.5 Keterangan (K) Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.  Bukan Unsur Utama Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.  Tidak Terikat Posisi 10
  • 11. Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat. Contoh : o Malam ini, Suju akan kembali ke Korea. o Mereka memperhatikan materi dengan seksama.  Terdapat Beberapa Jenis Keterangan Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat. o Keterangan Waktu Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika. o Keterangan Tempat Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam. o Keterangan Cara Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara 11
  • 12. yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam. o Keterangan Alat Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikuti nomina (kata benda). o Keterangan Sebab Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran. o Keterangan Tujuan Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk. o Keterangan Aposisi Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang. Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan. o Keterangan Tambahan Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan 12
  • 13. unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa. Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Marshanda. o Keterangan Pewatas Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa. Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih. 2.3 Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan 13
  • 14. kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut. 2.3.1 Kalimat Dasar Berpola S P Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya: o Mereka / sedang berenang. S P (kata kerja) o Ayahnya / guru SMA. S P (kata benda) o Gambar itu / bagus. S P (kata sifat) o Peserta penataran ini / empat puluh orang. S P (kata bilangan) 2.3.2 Kalimat Dasar Berpola S P O Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya: Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. S P O 2.3.3 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. 14
  • 15. Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya: Anaknya / beternak / ayam. S P Pel. 2.3.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya: Dia / mengirimi / saya / surat. S P O Pel. 2.3.5 Kalimat Dasar Berpola S P K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Mereka / berasal / dari Surabaya. S P K 2.3.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba 15
  • 16. intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. S P O K 2.3.7 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya : Ungu / bermain / musik / di atas panggung. S P Pel. K 2.3.8 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya: Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. S P O Pel. K 2.4 Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatatikalnya Menurut strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat pula berupa kalimmat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat kalimat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-suborkodinatif). 16
  • 17. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalamm kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk. 2.4.1 Kalimat Tunggal Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. pada hakikatnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana.Kalimat-kalimat yang tunggal itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentuknya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar. 2.4.2 Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dibedakan menjadi emat jenis, sebagai berikut. 1. Dua kalimat tunggal atau lebih daat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan. Contoh : Kami membaca Mereka menulis Kami membaca dan mereka menuliss Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabung itu lebih dari dua kalimat tunggal. Contoh : Direktur tenang. 17
  • 18. Karyawan duduk teatur. Para nasabah antre. Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre. 2. Kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi, meliainkan atau sedangkan jika kalimat itu menununjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perbandingan. Contoh: Amerika dan jepang tergolong negara yang maju. Indonesia dan brunei darussalam tergolong negara berkembang. Jeang tergolong negara maju, tetapi indonesia tergolong negara yang berkembang 3. Kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara berurutan. Contoh: Mula-mula disebutkan juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan juara MTQ tingkat dewasa. Upacara serah terima pengurus koprasi telah selesai, lalu pak ustadz membacakan doa. 4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau, jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan. Contoh: Para pemilik televisi membayar iuran televisinya dikantor pos yang terdekat, atau para petugas menariknya kerumah pemilik televisi. 18
  • 19. Kalimat majemuk setara rapatan Dalam kalimat majemuk setara, ada ang berbentuk kalimat rapatan, yaitu suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan ialah unsur subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal seperti ini, unsur yang sama cukup disebut satu kali. Contoh: Mentri agama tidak membuka seminar tentang zakat. Mentri agama menutup seminar tentang zakat Mentri agama bukan membuka, melaiankan menutup seminar tentang zakat. 2.4.3 Kalimat majemuk tidak setara Kalimat majemuk tida setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas) da satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terkait). Jalinan kalimat ini menggambarkan kepentingan yang berbeda-beda diantara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan kedalam induk kalimat, sedangkan Pertaliannya dari sudut pandangna waktu., sebab, akibat, tujuan, syarat dan sebagainnyadengan aspek gagasan yang lain dituangkan dalam anak kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal yang lain. Contoh: Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke hotel-hotel yang besar. Anak kalimat: apabila engkau ingin melihat bak mandi panas Induk kalimat: saya akan membawamu ke hotel-hotel yang besar. 19
  • 20. Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa dan sebagainya. 2.4.4 Kalimat majemuk taksetara yang berunsur sama. Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikan unsur-unsur subjeknya sama. Contoh: Kami sudah lelah. Kami ingin ulang. Karena sudah lelah, kami ingin pulang. Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan pada induk kalimatterrdaat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya. Jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, itu berarti subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat. 2.4.5 Penghilangan kata penghubung Ada beberapa kalimat majemuk tak setara rapatan yang mencoba mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat seingga kalimat itu menjadi salah. Contoh: Membaca surat itu, saya sangat terkejut. Anak kalimat : Membaca surat itu Induk kalimat : Saya sangat terkejut. 20
  • 21. Subjek anak kalimat itu sama persis dengan subjek pada induk kalimat itu, yaitu saya. Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak baku). Penanda yang dapat yang dipakai ialah setelah sehingga kalimat akan menjadi : Setelah (saya) membaca surat itu, saya terkejut. Setelah membaca surat itu saya terkejut. 2.4.6 Kalimat majemuk campuran Kalimat jenis ini terdiri atas kalimagt majemuk taksetara(bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat). Misalnya: - Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. (bertingkat+setara). - Kami pulang, tetapi mereka masih tetap bekerja karena tugasnya belum selesai. (Setara+bertingkat) Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat+setara. Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susuna kalimat kedua adalah setara+bertingkat. 21
  • 22. 2.5 Jenis Kalimat Menurut Gayanya (Retorikanya) Tulisan akan lebih efektif jika disamping kalimat-kalimat yang disusunya benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembaca. Walaupun kalimat- kalimat yang disusunya sudah dramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu konstruksi induk kalimat-anak kalimat. Menurut gaya penyampain atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (a) kalimat yang melepas (b) kalimat yang berklimaks (c) kalimat yang berimbang (setara atau campuran). a. Kalimat yang Melepas Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. Contoh: 1) Saya akan dibelikan sepeda oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana. 2) Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan dinegara ini bejalan dengan aman dan tertib. b. Kalimat yang Berklimaks Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami kalimat tersebut itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum 22
  • 23. kalimat itu selesai, terasa bahwa masih ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kaliamat yang konstruksinya terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan. Misalnya: 1) Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya. 2) Setelah 1.232 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandrera warga negara perancis itu dibebaskan juga. c. Kalimat yang berimbang Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan kedalam bangun kalimat yang bersimetri. Misalnya: 1) Bursa saham nampaknya semakin bergairah, investasi asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG menaik tajam. 2) Jika stbilita nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa. Ketiga penyampaian tadi terdapat dalam kalimat majemuk. Adapun kalimat pada umumnya dapat divariasikan menjadi kaliamat panjang-pendek, aktif-pasif, inversi, dan engedepanan keterangan. 2.6 Jenis Kalimat Menurut Fungsinya Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat 23
  • 24. disajikan dalam bentuk ositif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda baca. 2.6.1 Kalimat Pernyataan (Deklaratif) Kalimat dipakai jika penutur ingin menyampaikan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi keada lawan bahasanya. (biasanya intonasi menurun; tanda baca titik). Misalnya: Positif : Presiden SBY mengadakan kunjungan keluar negeri Negatif : Tidak semua nasabah bank memperoleh kridit lemah. 2.6.2 Kalimat Pertanyaan (Interogatif) Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (biasanya intonasi menurunn; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan. Misalnya: Positif : Kapan saudara ergi ke jakarta? Mengapa dia gagal dalam ujian? Negatif : Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang yang disepakati? 2.6.3 Kalimat Perintah Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. ( Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru. Misalnya: Positif : Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke kantor. 24
  • 25. Negatif : Sebaiknya kita tidak berfikira semit tentang hak asasi manusia. 2.6.4 Kalimat Seruan Kalimat seruan di pakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak. (Biasanya di tandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis). Misalnya: Positif : Bukan main, cantiknya. Negatif : Aduh pekerjaan rumah saya tidak terbawa. 25
  • 26. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia ada delapan, kedelapan pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks. Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif0, tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk. Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk ositif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda baca. 26
  • 27. 3.2 Saran Demikianlah pembahasan tentang kalimat dalam bahsa Indonesia yang dapat kami kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-katanya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang, kami meminta maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, semoga para pembaca, pendengar dan guru pembimbing dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, demi kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Wassalamu’alaiku wr.wrb. 27
  • 28. DAFTAR PUSTAKA Bindousd.Jenis kalimat Menurut Fungsinya. http://binakubinamu.blogspot.com/2011/03/jenis- kalmat-menurut-fungsinya.html(diakses tanggal : 20 September 2012) Al-zen, Dede Zainal Muttaqin .Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia.http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/pola-dasar- kalimat-bahasa-indonesia.html (diakses tanggal : 20 September 2012) Arif,Nasrul.Kalimat Dalam Bahasa Indonesia.http://nasrulcrossz.blogspot.com/2011/04/kalimat- dalam-bahasa-indonesia-by.html(diakses tanggal : 20 September 2012) Permata.PengertianKalimat.http://olivya-permata.blogspot.com/2010/03/pengertian- kalimat.html(diakses tanggal : 20 September 2012) Widyaningsih,Nina.Kalimat Dalam Bahasa Indonesia.lecturer.ukdw.ac.id/othie/Pengertian Kalimat.pdf(diakses tanggal : 20 September 2012) 28