Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai gejala, derajat, diagnosis, dan tatalaksana demam berdarah dengue. Gejala yang disebutkan meliputi demam, nyeri otot, dan manifestasi perdarahan. Ada empat derajat dengue berdasarkan gejala klinis dan penurunan status. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan laboratorium. Tatalaksananya meliputi pemberian cairan, obat antipyretik, dan transfusi jika diperlukan.
9. Darah Lengkap = Hemokonsentrasi (
Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih )
Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau
kurang )
Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition
Test )
Rontgen Thorac = Effusi Pleura
11. A. Medik
DHF tanpa Renjatan
Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga
dilakukan kompres
Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan )
untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak
>1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi
, beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak
<1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit
meningkat
12. DHF dengan Renjatan
Pasang infus RL
Jika dengan infus tidak ada respon maka
berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB
)
Tranfusi jika Hb dan Ht turun
13. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
Observasi intik output
Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi
tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4
jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda
vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala
seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi
fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15
menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap
jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
14. Obsevasi perdarahan :
Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
Catat banyak, warna dari perdarahan
Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan
tractus Gastro Intestinal
15. Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
Beri minum banyak
Berikan kompres
16. Kaji riwayat Keperawatan
Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda
perdarahan , mual muntah, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda –
tanda renjatan ( denyut nadi cepat dan
lemah, hipotensi, kulit dingin dan
lembab, terutama pada
ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan
kesadaran )
17. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler
, perdarahan, muntah, dan demam
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan perdarahan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada
nafsu makan
Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksivirus
Perubahan proses proses keluarga berhubungan
dengan kondisi anak
18. Anak menunjukkan tanda – tanda
terpenuhinya kebutuhan cairan
Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi
jaringan perifer yang adekwat
Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam
batas normal
Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
19. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor
tidak elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun
Mengobservasi dan mencatat intake dan output
Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum
tubuh
Mempertahankan intake dan output yang adekwat
Memonitor dan mencatat berat badan
Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water
loss / IWL )
20. Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital (
kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan
darah , Cappilary Refill )
Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada
ektremitas ( suhu , kelembaban dan warna )
Menilai kemungkinan terjadinya kematian
aringan pada ekstremitas seperti dingin , neri
, pembengkakan kaki )
21. Ijinkan anak memakan makanan yang dapa
ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki
kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen
nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan
makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering
Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama dan dengan skala yang sama
Mempertahankan kebersihan mulut pasien
Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat
untuk penyembuhan penyakit
22. Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh
Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
Lakukan “ tepid sponge” ( seka ) dengan air
biasa
Tingkatkan intake cairan
Berikan terapi untuk menurunkan suhu
23. mengkaji perasaan dn persepsi orang tua
atau anggota keluarga terhadap situasi yang
penuh stress
Ijinkan orang tua dan keluarga untuk
memberikan respon secara panjang lebar dan
identifikasi faktor yang paling mencmaskan
keluarga
Identifikasikan koping yang biasa digunakan
dn seberapa besar keberhasilannya dalam
mengatasi keadaan
24. Menghindari atau mencegah berkembangnya
nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
Rumah selalu terang
Tidak menggantung pakaian
Bak / tempat penampungan air sering
dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari
sekali
Kubur barang – barang bekas yang
memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya
air hujan
Tutup tempat penampungan air
25. Berikan informasi tentang kebutuhan
melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kondisi fisik anak
Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek
samping
Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan
penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk
mengatasi gejala
Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai
waktu yang ditentukan
26. Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI
Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo
Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI
jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien
DHF. Jakarta, EGC, 1995
Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper
hal 269 – 267