SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Diet pada Klien dengan
penyakit jantung koroner
dr. H. Dede Ridwan N
Penyakit Jantung Koroner
• Pembuluh koroner normal dapat melebar dan meningkatkan
aliran darah sekitar 5-6 kali di atas tingkat istirahat.
• Pembuluh darah yang mengalami stenosis atau gangguan
tidak dapat melebar sehingga terjadi kekurangan oksigen
ketika kebutuhan oksigen meningkat melebihi kapasitas
pembuluh untuk meningkatkan aliran.
• Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang
bersifat sementara dan reversibel. Iskemia yang lama akan
menyebabkan kematian sel otot atau nekrosis. Secara klinis,
nekrosis miokardium dikenal dengan nama infark miokardium.
Etiologi:
• Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab
penyakit arteri koronaria yang paling sering ditemukan
• Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan
fibrosa dalam arteri koronaria sehingga mempersempit lumen
pembuluh darah
• Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah
akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium
• Bila penyakit ini semakin berlanjut maka penyempitan lumen
akan diikuti dengan perubahan vaskular yang mengurangi
kemampuan pembuluh untuk melebar
• Dengan demikian keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen menjadi genting, membahayakan miokardium distal
dari daerah lesi
Etiologi
• AterosklerosisAterosklerosis
penimbunan lipid dan
jaringan fibrosa
Flak ( Lumen Menyempit)
Perfusi Miokardium
• Faktor-faktor resiko aterosklerosis:
1. Yang tidak dapat diubah :Usia, jenis kelamin, riwayat
keluarga, ras.
2. Yang dapat diubah :
Mayor → 1. Peningkatan lipid serum
2. Hipertensi
3. Merokok
4. Gangguan toleransi glukosa
5. Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori
6. Hiperhomosisteinemia
Minor → 1.Gaya hidup yang kurang gerak
2. Stres psikologi
3. Tipe kepribadian
Patogenesis
• Peningkatan kadar lipid terutama LDL pada darah
mempermudah terjadinya peroksidasi lipid
• Dorongan dan perubahan aliran darah serta hiperlipidemia dan
hiperhomosistein, menyebabkan meningkatnya shear stress
pada pembuluh darah (endotel) sehingga pembuluh darah lebih
mudah terluka
• Luka pada endotel, mempermudah masuknya LDL teroksidasi
(ox-LDL). Ox-LDL yang masuk ke dalam subendotel pembuluh
darah, tidak berikatan dengan reseptor LDL melainkan
ditangkap oleh reseptor scavenger yaitu makrofag
• Makrofag ini berasal dari monosit teraktivasi yang dipermudah
masuknya ke dalam ruang subendotel oleh perlukaan endotel
tersebut. Makrofag akan secara terus-menerus menangkap Ox-
LDL sehingga terbentuklah foam cell. Kemudian foam cell
tersebut akan membentuk garis lemak (fatty streak).
• Ox-LDL menstimulasi sel T untuk melepaskan sitokin.
Kemudian sitokin ini mengaktivasi monosit menjadi makrofag
dan menyebabkan proliferasi otot polos (dekat dengan lesi)
yang migrasi ke ruang subendotelial (tunika media ke tunika
intima) karena distimulasi oleh hormon pertumbuhan
(Platelet Derived Growth Factor~PDGF)
• PDGF disekresi oleh platelet yang adhesi dan agregasi pada
lesi endotel karena induksi dari terbukanya kolagen fibrosa
subendotel
• Sel otot polos tersebut mengeluarkan kolagen dan molekul
matriksnya serta mengikat ox-LDL sehingga ikut membentuk
foam cell dan memperbesar lesi
• Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak
fibrosa sehingga terbentuklah ateroma (plak aterosklerotik)
yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium,
debris selular dan kapiler
• Hal ini menyebabkan perubahan degeneratif dinding arteria.
• Penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan
vaskular untuk memberikan respon juga berkurang.
Manifestasi klinis timbul ketika proses aterogenik sudah
mencapai tingkat lanjut
• Fase preklinis ini berlangsung hingga 20-40 tahun. Lesi yang
bermakna klinis adalah lesi yang menyumbat lumen
pembuluh darah hingga lebih dari 75%. Hal ini mengakibatkan
iskemia dan disfungsi miokardium
• Proses patologis akhir yang dapat menimbulkan gangguan
klinis dapat terjadi dengan cara berikut:
1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
2. Perdarahan pada plak ateroma.
3. Pembentukan trombus yang diawali agregasi trombosit.
4. Embolisasi trombus atau fragmen plak.
5. Spasme arteria koronaria.
• Lesi aterosklerotik biasanya berkembang pada segmen
proksimal dari arteria koronaria, yaitu pada tempat lengkung
yang tajam, percabangan, atau perlekatan
• Lesi-lesi ini cenderung terlokalisir dan fokal dalam
penyebarannya tapi pada fase yang lebih lanjut, lesi-lesi
tersebut tersebar difus.
Patofisiologi
1. Iskemia
• Iskemia miokardium lokal terjadi karena kebutuhan oksigen
yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh darah
yang terserang penyakit
• Iskemia yang sementara akan menyebabkan perubahan
reversibel pada tingkat sel dan jaringan, dan menekan fungsi
miokardium.
• Kadar oksigen yang berkurang menyebabkan metabolisme
miokardium berubah dari metabolisme aerobik (fosforilasi
oksidatif dan siklus krebs) menjadi metabolisme anaerobik
(jalur glikolisis)
• Hal ini mengakibatkan penurunan pembentukan fosfat
berenergi
• Hasil metabolisme anaerob adalah asam laktat yang akan
tertimbun sehingga menurunkan pH sel
• Hipoksia, asidosis, dan berkurangnya energi akan mengganggu
fungsi ventrikel kiri
• Kekuatan kontraksi miokardium yang terserang menurun,
serabutnya memendek dan daya serta kecepatannya berkurang.
Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi
abnormal (menonjol keluar setiap ventrikel berkontraksi).
• Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung,
mengubah hemodinamika
• Perubahan ini bervariasi sesuai dengan ukuran segmen yang
mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi sistem
saraf otonom
• Fungsi ventrikel kiri yang menurun menyebabkan berkurangnya
curah sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung
berdenyut) sehingga mengurangi curah jantung. Berkurangnya
pengosongan ventrikel saat sistol akan memperbesar volume
ventrikel. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tekanan jantung kiri
dan tekanan baji dalam kapiler paru-paru
2. Infark
• Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan
menyebabkan kerusakan selular yang ireversibel dan
kematian otot atau nekrosis
• Bagian miokardium yang mengalami infark atau nekrosis akan
berhenti berkontraksi secara permanen
• Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah
iskemik yang berpotensi dapat hidup
• Ukuran infark akhir tergantung dari nasib daerah iskemik
tersebut
• Bila pinggir daerah ini mengalami nekrosis maka daerah infark
akan bertambah besar sedangkan dengan perbaikan iskemia
maka daerah nekrosis akan mengecil
• Infark miokard biasanya menyerang daerah ventrikel kiri.
Infark transmural adalah infark yang mengenai seluruh tebal
dinding yang bersangkutan sedangkan infark subendokardial
adalah infark terbatas pada separuh bagian dalam
miokardium
• Infark biasanya menyerang dinding anterior, lateral, posterior
dan septum ventrikel kiri
• Jika infark melibatkan sebagian besar ventrikel maka infark
dinamakan sesuai dengan lokasinya yaitu anteroseptal,
anterolateral, inferolateral
• Infark pada dinding posterior ventrikel kanan juga ditemukan
pad ¼ kasus dinding inferior ventrikel kiri. Pada keadaan ini
harus dipikirkan adanya infark biventrikular
• Infark miokard jelas akan mengurangi fungsi ventrikel karena
otot yang nekrosis kehilangan daya kontraksi sedangkan otot
yang iskemia di sekitarnya juga mengalami gangguan daya
kontraksi. Secara fungsional, infark miokardium akan
menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia:
1. Daya kontraksi menurun.
2. Gerakan dinding abnormal.
3. Perubahan daya kembang dinding ventrikel.
4. Pengurangan curah sekuncup.
5. Pengurangan fraksi ejeksi.
6. Peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik
ventrikel.
7. Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri.
• Komplikasi iskemia dan infark:
1. Gagal jantung kongestif.
2. Syok kardiogenik.
3. Disfungsi otot papilaris.
4. Defek septum ventrikel.
5. Ruptura jantung.
6. Aneurisma ventrikel.
7. Tromboembolisme.
8. Perikarditis.
9. Sindrom Dressler.
10. Aritmia.
Diet Untuk Mencegah Hiperlipidemia atau
Menurunkan Kadar Lipid Darah
• Terapi utama yang harus dilakukan adalah pengobatan non
farmakologis (non-drug therapy) yaitu perubahan diet dan gaya hidup
• Jika terapi non farmakologis ini gagal maka baru diterapi dengan
obat-obatan
• PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) telah membuat
suatu konsesus nasional dalam pengelolaan hiperlipidemia pada
diabetes
• Pada konsesus itu ditetapkan diet baik yang baik untuk pasien
dislipidemia (hiperkolesterolemia ringan, hipetrigliseridemia ringan-
sedang, partikel LDL abnormal, kadar LDL rendah akibat abnormalitas
lipoprotein) pada diabetes yang pada dasarnya sama dengan diet
pada dislipidemia umumnya (Study Group European Atherosclerosis
Society dan National Cholesterol Education Program~NCEP)
Nutrien Tahap 1
NCEP
Diet
PERKENI
Tahap 2
NCEP
Karbohidrat (%
kalori)
50 60-70 50
Protein (% kalori) 15-20 10-15 15-20
Lemak (% kalori)
Terdiri dari:
<30 20-25 <30
1. Lemak jenuh <10 <10 <7
2. Lemak tak jenuh <10 - -
3. Lemak tak jenuh
tunggal
<10 - -
Kolesterol
(mg/hari)
<300 <300 <200
Jenis makanan Makanan yang Dianjurkan Makanan yang Dihindari
Daging/ikan Daging muda, daging ayam
tanpa kulit, ikan laut, batasi
udang, cumi.
Sebaiknya dibakar/direbus.
Daging berlemak, kulit
ayam/bebek, sosis, daging
olahan, jeroan, makanan
kaleng.
Telur Putih telur boleh bebas. Kuning telur 2 butir/minggu.
Lemak/minyak Gunakan minyak jagung,
kacang, bunga matahari,
wijen, zaitun.
Semua minyak/mentega dari
binatang, minyak kelapa.
Susu Susu skim, keju rendah lemak. Susu full cream, keju tinggi
lemak.
Kacang-kacang Kacang, tahu, tempe, kwaci,
wijen, bunga matahari.
Semua kacang-kacangan
kecuali yang dianjurkan.
Nasi, roti Semua jenis nasi dan roti yang
tidak diolah.
Nasi olahan (kebuli, lemak),
roti isi, pastry.
Sayuran Semua jenis tidak terbatas.
Buah Bebas. Batasi alpokat, kelapa, duren.
Pada tabel ini dapat dilihat daftar makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari
• Sayuran dan buah-buahan selain mengandung kalori yang rendah, juga
mengandung nutrien yang lain. Salah satunya adalah antioksidan. Vitamin C
dan E , terutama, memberikan perlindungan terhadap PJK. Fungsi
antioksidan ini melalui pencegahan lipid peroksidase yaitu:
1. Menurunkan konsentrasi O2 yang terlokalisir (misalnya membungkus
makanan dengan nitrogen).
2. Mencegah inisiasi first chain dengan scavenging radikal yang menginisiasi
seperti OH•.
3. Mengikat ion metal sehingga tidak membentuk spesies yang menginisiasi
seperti OH•, feril atau Fe2+/Fe3+/O2. dan/atau tidak mendekomposisi lipid
peroksida menjadi radikal peroksi atau alkoksi.
4. Mendekomposisi peroksida dengan mengkonversi mereka menjadi produk
non-radikal seperti alkohol.
5. Memecah rantai, misalnya dengan cara scavenging intermediate radicals
seperti radikal peroksi dan alkoksi untuk mencegah abstraksi hidrogen yang
berkelanjutan (antioksidan fenol atau amino aromatik).
• A–OH + RO2· (RO·) → A-O· + RO2H(ROH)
• A-NH- + RO2· (RO·) → A-N·- + RO2H(ROH)
Antioksidan Diet
Karotenoid
(5-7mg/hari)
Sayur-sayuran dan buah-buahan yang
berwarna kuning, oranye, dan merah (pepaya,
brokoli, semangka, peach, kentang, tomat,
wortel, bayam, dll).
Vitamin C
(200-<1000 mg/hari)
Sayur-sayuran dan buah-buahan.
Vitamin E
(100-200 IU/hari)
Wheat germ oil, minyak safflower, minyak
bunga matahari, cereal grains, kacang, sayur-
sayuran dan buah-buahan, diet hewani.
Flavonoid dan isoflavon Tangerine, grapefruit, sayuran hijau, bawang,
ceri, plum, kacang kedelai, daun teh, dll.
Koenzim Q
(10-30 mg/hari)
Diet hewani dan nabati.
Asam urat Anchovies, sarden, roti manis, ginjal, hati.
Glutation Brokoli, sayuran hijau (parsley, bayam).
Antioksidan seperti yang tertera pada tabel di atas, dapat diperoleh dari diet sehari-hari.
Pada tabel berikut ini dapat dilihat beberapa contoh antioksidan beserta sumber
dietnya
• Oleh karena itu, dapat disimpulkan terapi non-drug maksimal
dilakukan dengan:
1. Mencegah atau menghentikan merokok.
2. Menurunkan diet asam lemak yang dapat meningkatkan
kolesterol.
3. Menurunkan diet asam kolesterol.
4. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai.
5. Aktivitas fisik regular.
6. Mengurangi diet garam.
7. Meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
8. Konsumsi vitamin antioksidan
Klasifikasi Dislipidemia berdasarkan Fredrickson *
Fenotip Peningkatan lipoprotein Level serum kolesterol Level serum trigliserida Atherogenik
I Kilomikron Normal/ ↑ Tidak terlihat
IIa LDL Normal +++
IIb LDL dan VLDL +++
III IDL +++
IV VLDL Normal/ +
V VLDL dan kilomikron Normal/ +
=meningkat,ringan; =meningkat sedang; =meningkat,berat; =meningkat,sangat berat; +=atherogenitas ringan-sedang;
+++=atherogenitas berat.*--kadar HDL tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi Fredrickson.
Kategori resiko : TLC dimulai Pertimbangan Target LDL :
jika : Terapi Obat :
Resiko rendah : tanpa CHD/ LDL≥160mg/dL 190mg/dL <160mg/dL
setara dengan CHD dan (160-189mg/dL
<0-1 faktor resiko pilihan terapi obat
untuk LDL)
Resiko sedang : tanpa CHD/ LDL ≥130mg/dL ≥ 160 mg/dL <130 mg/dL
Setara dengan CHD
≥2 resiko CHD dengan estimasi
resiko dlm 10 tahun <10%
Resiko cenderung tinggi :tanpa LDL 130 mg/dL 130 mg/dL <130 mg/dL
CHD/ setara dengan CHD dan (target lain
2 resiko CHD,dengan estimasi 100 mg/dL)
Resiko dalam 10 tahun 10-20%
TERAPI NUTRISI
Pengaturan Diet (TLC)
•TLC (Therapeutic Life Changes) merupakan pegangan bagi
penderita dislipidemia yang direkomendasikan oleh NCEP ATP III
pada bulan Mei 2001 dalam Manajemen Kolesterol
•NCEP merekomendasikan panduan diet, exercise dan
pengontrolan berat badan sebagai dasar penatalaksanaan
dislipidemia , intervensi dasar ini dapat memberikan perbaikan
hingga 90% penderita dislipidemia
• Guidelines yang diberikan dengan tujuan “orang dewasa yang
sehat” adalah sebagai berikut :
1. Pola makan keseluruhan yang sehat
2. Berat badan yang ideal
3. Kadar kolesterol yang sesuai
4. Tekanan darah yang sesuai
Komponen Rekomendasi
Nutrien yang meningkatkan LDL
Lemak tak jenuh* < 7% dari total kalori
Kolesterol makanan < 200 mg/hari
Pilihan terapi untuk menurunkan LDL
Plant stanols/sterols 2 gram/ hari
Meningkatkan serat yang larut air 10–25 gram/ hari
Total kalori (energi) Sesuaikan kalori total untuk menjaga berat badan
ideal/ mencegah kenaikan berat badan
Aktifitas fisik Termasuk melakukan exercise dengan intensitas
sedang untuk membakar kalori minimal 200 kkal/
hari
Komponen dalam TLC dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
TLC Diet dalam ATP III
Nutrien Asupan yang direkomendasikan dalam %
dari total kalori
Lemak Total 1 25–35%
Lemak jenuh < 7%
Lemak tak jenuh ganda Sampai dengan 10%
Lemak tak jenuh tunggal Sampai dengan 20%
Karbohidrat2 50–60% dari total kalori
Protein Sekitar 15%
Kolesterol < 200 mg/ hari
Total Kalori3 Asupan energi balans dan ekspenditur
untuk menjaga berat badan ideal dan
mencegah kenaikan berat badan
• Rekomendasi 25–35% lemak diperbolehkan ntuk menigkatkan
asupan dari lemak tak jenuh menggantikan karbohidrat pada
pasien dengan sindroma metabolik atau diabetes.
• Karbohidrat terutama harus berasal dari makanan yang kaya
mengandung karbohidrat kompleks.Termasuk grains(terutama
whole grains), buah dan sayuran.
• Energi ekspenditur harian sebaiknya meliputi minimal aktifitas
fisik dengan itensitas sedang (membakar sekitar 200 kkal/
hari).
• Pilihan lain meliputi menambahkan 10–25 gram serat yang
larut air; 2 g/hari plant-derived sterols atau stanols. Protein
kedelai dapat digunakan sebagai pengganti produk hewani
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot (20)

Akut iskemik
Akut iskemikAkut iskemik
Akut iskemik
 
Lp stroke iwan
Lp stroke iwanLp stroke iwan
Lp stroke iwan
 
Askep cva
Askep cvaAskep cva
Askep cva
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Hidrosefalus
HidrosefalusHidrosefalus
Hidrosefalus
 
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Patofisiologi
PatofisiologiPatofisiologi
Patofisiologi
 
Penyakit aterosklerotik koroner
Penyakit aterosklerotik koronerPenyakit aterosklerotik koroner
Penyakit aterosklerotik koroner
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNAAskep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
60201765 jantung
60201765 jantung60201765 jantung
60201765 jantung
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSISANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
 
tak
taktak
tak
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 

Similar to Diet pada klien dengan penyakit jantung dan gagal kharisma

Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMSistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMdewisetiyana52
 
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Yesi Tika
 
(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskuler
(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskuler(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskuler
(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskulerNonkq Frederic
 
Ppt stroke 2
Ppt stroke 2Ppt stroke 2
Ppt stroke 2riaasof
 
Penyakit jantung iskemik
Penyakit jantung iskemikPenyakit jantung iskemik
Penyakit jantung iskemikSulistia Rini
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusSelvia Agueda
 
Nota transport bm f5
Nota transport bm f5Nota transport bm f5
Nota transport bm f5azilla83
 
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkDwi Handayani
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxAmexCuk
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralSri Nala
 
Kelainan Retrogresif.pptx
Kelainan Retrogresif.pptxKelainan Retrogresif.pptx
Kelainan Retrogresif.pptxbennyxt4n
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxJuliaArtayani
 

Similar to Diet pada klien dengan penyakit jantung dan gagal kharisma (20)

Skenario 2
Skenario 2Skenario 2
Skenario 2
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKMSistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
Sistem Cardiovaskuler_Materi Dosen IKM
 
Miokard infark
Miokard  infarkMiokard  infark
Miokard infark
 
Patologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan SelPatologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan Sel
 
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
Asuhan keperawatan periferal arterial disease (pad)
 
(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskuler
(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskuler(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskuler
(Kel 1)askep lansia dengan sistem kardiovaskuler
 
Ppt stroke 2
Ppt stroke 2Ppt stroke 2
Ppt stroke 2
 
Penyakit jantung iskemik
Penyakit jantung iskemikPenyakit jantung iskemik
Penyakit jantung iskemik
 
Sistem Sirkulasi Manusia
Sistem Sirkulasi ManusiaSistem Sirkulasi Manusia
Sistem Sirkulasi Manusia
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 
5. syok kardiogenik
5. syok kardiogenik5. syok kardiogenik
5. syok kardiogenik
 
Nota transport bm f5
Nota transport bm f5Nota transport bm f5
Nota transport bm f5
 
Askep lena pak yataba AKPER PEMKAB MUNA
Askep lena pak yataba  AKPER PEMKAB MUNA Askep lena pak yataba  AKPER PEMKAB MUNA
Askep lena pak yataba AKPER PEMKAB MUNA
 
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infark
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
 
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitral
 
Kelainan Retrogresif.pptx
Kelainan Retrogresif.pptxKelainan Retrogresif.pptx
Kelainan Retrogresif.pptx
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
 
Chf
Chf Chf
Chf
 

More from Rizky maulana

More from Rizky maulana (18)

Arsip yang kacau
Arsip yang kacauArsip yang kacau
Arsip yang kacau
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Gangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.pptGangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.ppt
 
Asuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisAsuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritis
 
Asuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalAsuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektal
 
Askep pencernaan
Askep pencernaanAskep pencernaan
Askep pencernaan
 
Askep gout
Askep goutAskep gout
Askep gout
 
Askep epilepsi
Askep epilepsiAskep epilepsi
Askep epilepsi
 
Askep dhf
Askep dhfAskep dhf
Askep dhf
 
Prinsip prinsip kehidupan
Prinsip prinsip kehidupanPrinsip prinsip kehidupan
Prinsip prinsip kehidupan
 
Biologi sel
Biologi selBiologi sel
Biologi sel
 
Nutrisi pada pasien kolesterol
Nutrisi pada pasien kolesterolNutrisi pada pasien kolesterol
Nutrisi pada pasien kolesterol
 
Nutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensiNutrisi pada pasien hipertensi
Nutrisi pada pasien hipertensi
 
Nutrisi pada chronic renal
Nutrisi pada chronic renalNutrisi pada chronic renal
Nutrisi pada chronic renal
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 
Asam urat
Asam uratAsam urat
Asam urat
 
File download
File downloadFile download
File download
 
Kajian hukum islam
Kajian hukum islamKajian hukum islam
Kajian hukum islam
 

Diet pada klien dengan penyakit jantung dan gagal kharisma

  • 1. Diet pada Klien dengan penyakit jantung koroner dr. H. Dede Ridwan N
  • 2. Penyakit Jantung Koroner • Pembuluh koroner normal dapat melebar dan meningkatkan aliran darah sekitar 5-6 kali di atas tingkat istirahat. • Pembuluh darah yang mengalami stenosis atau gangguan tidak dapat melebar sehingga terjadi kekurangan oksigen ketika kebutuhan oksigen meningkat melebihi kapasitas pembuluh untuk meningkatkan aliran. • Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bersifat sementara dan reversibel. Iskemia yang lama akan menyebabkan kematian sel otot atau nekrosis. Secara klinis, nekrosis miokardium dikenal dengan nama infark miokardium.
  • 3. Etiologi: • Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri koronaria yang paling sering ditemukan • Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria sehingga mempersempit lumen pembuluh darah • Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium • Bila penyakit ini semakin berlanjut maka penyempitan lumen akan diikuti dengan perubahan vaskular yang mengurangi kemampuan pembuluh untuk melebar • Dengan demikian keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen menjadi genting, membahayakan miokardium distal dari daerah lesi
  • 4. Etiologi • AterosklerosisAterosklerosis penimbunan lipid dan jaringan fibrosa Flak ( Lumen Menyempit) Perfusi Miokardium
  • 5. • Faktor-faktor resiko aterosklerosis: 1. Yang tidak dapat diubah :Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, ras. 2. Yang dapat diubah : Mayor → 1. Peningkatan lipid serum 2. Hipertensi 3. Merokok 4. Gangguan toleransi glukosa 5. Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori 6. Hiperhomosisteinemia Minor → 1.Gaya hidup yang kurang gerak 2. Stres psikologi 3. Tipe kepribadian
  • 6. Patogenesis • Peningkatan kadar lipid terutama LDL pada darah mempermudah terjadinya peroksidasi lipid • Dorongan dan perubahan aliran darah serta hiperlipidemia dan hiperhomosistein, menyebabkan meningkatnya shear stress pada pembuluh darah (endotel) sehingga pembuluh darah lebih mudah terluka • Luka pada endotel, mempermudah masuknya LDL teroksidasi (ox-LDL). Ox-LDL yang masuk ke dalam subendotel pembuluh darah, tidak berikatan dengan reseptor LDL melainkan ditangkap oleh reseptor scavenger yaitu makrofag • Makrofag ini berasal dari monosit teraktivasi yang dipermudah masuknya ke dalam ruang subendotel oleh perlukaan endotel tersebut. Makrofag akan secara terus-menerus menangkap Ox- LDL sehingga terbentuklah foam cell. Kemudian foam cell tersebut akan membentuk garis lemak (fatty streak).
  • 7. • Ox-LDL menstimulasi sel T untuk melepaskan sitokin. Kemudian sitokin ini mengaktivasi monosit menjadi makrofag dan menyebabkan proliferasi otot polos (dekat dengan lesi) yang migrasi ke ruang subendotelial (tunika media ke tunika intima) karena distimulasi oleh hormon pertumbuhan (Platelet Derived Growth Factor~PDGF) • PDGF disekresi oleh platelet yang adhesi dan agregasi pada lesi endotel karena induksi dari terbukanya kolagen fibrosa subendotel • Sel otot polos tersebut mengeluarkan kolagen dan molekul matriksnya serta mengikat ox-LDL sehingga ikut membentuk foam cell dan memperbesar lesi
  • 8. • Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosa sehingga terbentuklah ateroma (plak aterosklerotik) yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris selular dan kapiler • Hal ini menyebabkan perubahan degeneratif dinding arteria. • Penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan vaskular untuk memberikan respon juga berkurang. Manifestasi klinis timbul ketika proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut • Fase preklinis ini berlangsung hingga 20-40 tahun. Lesi yang bermakna klinis adalah lesi yang menyumbat lumen pembuluh darah hingga lebih dari 75%. Hal ini mengakibatkan iskemia dan disfungsi miokardium
  • 9. • Proses patologis akhir yang dapat menimbulkan gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut: 1. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak. 2. Perdarahan pada plak ateroma. 3. Pembentukan trombus yang diawali agregasi trombosit. 4. Embolisasi trombus atau fragmen plak. 5. Spasme arteria koronaria. • Lesi aterosklerotik biasanya berkembang pada segmen proksimal dari arteria koronaria, yaitu pada tempat lengkung yang tajam, percabangan, atau perlekatan • Lesi-lesi ini cenderung terlokalisir dan fokal dalam penyebarannya tapi pada fase yang lebih lanjut, lesi-lesi tersebut tersebar difus.
  • 10. Patofisiologi 1. Iskemia • Iskemia miokardium lokal terjadi karena kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh darah yang terserang penyakit • Iskemia yang sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan, dan menekan fungsi miokardium. • Kadar oksigen yang berkurang menyebabkan metabolisme miokardium berubah dari metabolisme aerobik (fosforilasi oksidatif dan siklus krebs) menjadi metabolisme anaerobik (jalur glikolisis) • Hal ini mengakibatkan penurunan pembentukan fosfat berenergi • Hasil metabolisme anaerob adalah asam laktat yang akan tertimbun sehingga menurunkan pH sel
  • 11. • Hipoksia, asidosis, dan berkurangnya energi akan mengganggu fungsi ventrikel kiri • Kekuatan kontraksi miokardium yang terserang menurun, serabutnya memendek dan daya serta kecepatannya berkurang. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal (menonjol keluar setiap ventrikel berkontraksi). • Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung, mengubah hemodinamika • Perubahan ini bervariasi sesuai dengan ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi sistem saraf otonom • Fungsi ventrikel kiri yang menurun menyebabkan berkurangnya curah sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut) sehingga mengurangi curah jantung. Berkurangnya pengosongan ventrikel saat sistol akan memperbesar volume ventrikel. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tekanan jantung kiri dan tekanan baji dalam kapiler paru-paru
  • 12. 2. Infark • Iskemia yang berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan selular yang ireversibel dan kematian otot atau nekrosis • Bagian miokardium yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen • Jaringan yang mengalami infark dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang berpotensi dapat hidup • Ukuran infark akhir tergantung dari nasib daerah iskemik tersebut • Bila pinggir daerah ini mengalami nekrosis maka daerah infark akan bertambah besar sedangkan dengan perbaikan iskemia maka daerah nekrosis akan mengecil
  • 13. • Infark miokard biasanya menyerang daerah ventrikel kiri. Infark transmural adalah infark yang mengenai seluruh tebal dinding yang bersangkutan sedangkan infark subendokardial adalah infark terbatas pada separuh bagian dalam miokardium • Infark biasanya menyerang dinding anterior, lateral, posterior dan septum ventrikel kiri • Jika infark melibatkan sebagian besar ventrikel maka infark dinamakan sesuai dengan lokasinya yaitu anteroseptal, anterolateral, inferolateral • Infark pada dinding posterior ventrikel kanan juga ditemukan pad ¼ kasus dinding inferior ventrikel kiri. Pada keadaan ini harus dipikirkan adanya infark biventrikular
  • 14. • Infark miokard jelas akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang nekrosis kehilangan daya kontraksi sedangkan otot yang iskemia di sekitarnya juga mengalami gangguan daya kontraksi. Secara fungsional, infark miokardium akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia: 1. Daya kontraksi menurun. 2. Gerakan dinding abnormal. 3. Perubahan daya kembang dinding ventrikel. 4. Pengurangan curah sekuncup. 5. Pengurangan fraksi ejeksi. 6. Peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel. 7. Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri.
  • 15. • Komplikasi iskemia dan infark: 1. Gagal jantung kongestif. 2. Syok kardiogenik. 3. Disfungsi otot papilaris. 4. Defek septum ventrikel. 5. Ruptura jantung. 6. Aneurisma ventrikel. 7. Tromboembolisme. 8. Perikarditis. 9. Sindrom Dressler. 10. Aritmia.
  • 16. Diet Untuk Mencegah Hiperlipidemia atau Menurunkan Kadar Lipid Darah • Terapi utama yang harus dilakukan adalah pengobatan non farmakologis (non-drug therapy) yaitu perubahan diet dan gaya hidup • Jika terapi non farmakologis ini gagal maka baru diterapi dengan obat-obatan • PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) telah membuat suatu konsesus nasional dalam pengelolaan hiperlipidemia pada diabetes • Pada konsesus itu ditetapkan diet baik yang baik untuk pasien dislipidemia (hiperkolesterolemia ringan, hipetrigliseridemia ringan- sedang, partikel LDL abnormal, kadar LDL rendah akibat abnormalitas lipoprotein) pada diabetes yang pada dasarnya sama dengan diet pada dislipidemia umumnya (Study Group European Atherosclerosis Society dan National Cholesterol Education Program~NCEP)
  • 17. Nutrien Tahap 1 NCEP Diet PERKENI Tahap 2 NCEP Karbohidrat (% kalori) 50 60-70 50 Protein (% kalori) 15-20 10-15 15-20 Lemak (% kalori) Terdiri dari: <30 20-25 <30 1. Lemak jenuh <10 <10 <7 2. Lemak tak jenuh <10 - - 3. Lemak tak jenuh tunggal <10 - - Kolesterol (mg/hari) <300 <300 <200
  • 18. Jenis makanan Makanan yang Dianjurkan Makanan yang Dihindari Daging/ikan Daging muda, daging ayam tanpa kulit, ikan laut, batasi udang, cumi. Sebaiknya dibakar/direbus. Daging berlemak, kulit ayam/bebek, sosis, daging olahan, jeroan, makanan kaleng. Telur Putih telur boleh bebas. Kuning telur 2 butir/minggu. Lemak/minyak Gunakan minyak jagung, kacang, bunga matahari, wijen, zaitun. Semua minyak/mentega dari binatang, minyak kelapa. Susu Susu skim, keju rendah lemak. Susu full cream, keju tinggi lemak. Kacang-kacang Kacang, tahu, tempe, kwaci, wijen, bunga matahari. Semua kacang-kacangan kecuali yang dianjurkan. Nasi, roti Semua jenis nasi dan roti yang tidak diolah. Nasi olahan (kebuli, lemak), roti isi, pastry. Sayuran Semua jenis tidak terbatas. Buah Bebas. Batasi alpokat, kelapa, duren. Pada tabel ini dapat dilihat daftar makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari
  • 19. • Sayuran dan buah-buahan selain mengandung kalori yang rendah, juga mengandung nutrien yang lain. Salah satunya adalah antioksidan. Vitamin C dan E , terutama, memberikan perlindungan terhadap PJK. Fungsi antioksidan ini melalui pencegahan lipid peroksidase yaitu: 1. Menurunkan konsentrasi O2 yang terlokalisir (misalnya membungkus makanan dengan nitrogen). 2. Mencegah inisiasi first chain dengan scavenging radikal yang menginisiasi seperti OH•. 3. Mengikat ion metal sehingga tidak membentuk spesies yang menginisiasi seperti OH•, feril atau Fe2+/Fe3+/O2. dan/atau tidak mendekomposisi lipid peroksida menjadi radikal peroksi atau alkoksi. 4. Mendekomposisi peroksida dengan mengkonversi mereka menjadi produk non-radikal seperti alkohol. 5. Memecah rantai, misalnya dengan cara scavenging intermediate radicals seperti radikal peroksi dan alkoksi untuk mencegah abstraksi hidrogen yang berkelanjutan (antioksidan fenol atau amino aromatik). • A–OH + RO2· (RO·) → A-O· + RO2H(ROH) • A-NH- + RO2· (RO·) → A-N·- + RO2H(ROH)
  • 20. Antioksidan Diet Karotenoid (5-7mg/hari) Sayur-sayuran dan buah-buahan yang berwarna kuning, oranye, dan merah (pepaya, brokoli, semangka, peach, kentang, tomat, wortel, bayam, dll). Vitamin C (200-<1000 mg/hari) Sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin E (100-200 IU/hari) Wheat germ oil, minyak safflower, minyak bunga matahari, cereal grains, kacang, sayur- sayuran dan buah-buahan, diet hewani. Flavonoid dan isoflavon Tangerine, grapefruit, sayuran hijau, bawang, ceri, plum, kacang kedelai, daun teh, dll. Koenzim Q (10-30 mg/hari) Diet hewani dan nabati. Asam urat Anchovies, sarden, roti manis, ginjal, hati. Glutation Brokoli, sayuran hijau (parsley, bayam). Antioksidan seperti yang tertera pada tabel di atas, dapat diperoleh dari diet sehari-hari. Pada tabel berikut ini dapat dilihat beberapa contoh antioksidan beserta sumber dietnya
  • 21. • Oleh karena itu, dapat disimpulkan terapi non-drug maksimal dilakukan dengan: 1. Mencegah atau menghentikan merokok. 2. Menurunkan diet asam lemak yang dapat meningkatkan kolesterol. 3. Menurunkan diet asam kolesterol. 4. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai. 5. Aktivitas fisik regular. 6. Mengurangi diet garam. 7. Meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. 8. Konsumsi vitamin antioksidan
  • 22. Klasifikasi Dislipidemia berdasarkan Fredrickson * Fenotip Peningkatan lipoprotein Level serum kolesterol Level serum trigliserida Atherogenik I Kilomikron Normal/ ↑ Tidak terlihat IIa LDL Normal +++ IIb LDL dan VLDL +++ III IDL +++ IV VLDL Normal/ + V VLDL dan kilomikron Normal/ + =meningkat,ringan; =meningkat sedang; =meningkat,berat; =meningkat,sangat berat; +=atherogenitas ringan-sedang; +++=atherogenitas berat.*--kadar HDL tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi Fredrickson. Kategori resiko : TLC dimulai Pertimbangan Target LDL : jika : Terapi Obat : Resiko rendah : tanpa CHD/ LDL≥160mg/dL 190mg/dL <160mg/dL setara dengan CHD dan (160-189mg/dL <0-1 faktor resiko pilihan terapi obat untuk LDL) Resiko sedang : tanpa CHD/ LDL ≥130mg/dL ≥ 160 mg/dL <130 mg/dL Setara dengan CHD ≥2 resiko CHD dengan estimasi resiko dlm 10 tahun <10% Resiko cenderung tinggi :tanpa LDL 130 mg/dL 130 mg/dL <130 mg/dL CHD/ setara dengan CHD dan (target lain 2 resiko CHD,dengan estimasi 100 mg/dL) Resiko dalam 10 tahun 10-20%
  • 23. TERAPI NUTRISI Pengaturan Diet (TLC) •TLC (Therapeutic Life Changes) merupakan pegangan bagi penderita dislipidemia yang direkomendasikan oleh NCEP ATP III pada bulan Mei 2001 dalam Manajemen Kolesterol •NCEP merekomendasikan panduan diet, exercise dan pengontrolan berat badan sebagai dasar penatalaksanaan dislipidemia , intervensi dasar ini dapat memberikan perbaikan hingga 90% penderita dislipidemia • Guidelines yang diberikan dengan tujuan “orang dewasa yang sehat” adalah sebagai berikut : 1. Pola makan keseluruhan yang sehat 2. Berat badan yang ideal 3. Kadar kolesterol yang sesuai 4. Tekanan darah yang sesuai
  • 24. Komponen Rekomendasi Nutrien yang meningkatkan LDL Lemak tak jenuh* < 7% dari total kalori Kolesterol makanan < 200 mg/hari Pilihan terapi untuk menurunkan LDL Plant stanols/sterols 2 gram/ hari Meningkatkan serat yang larut air 10–25 gram/ hari Total kalori (energi) Sesuaikan kalori total untuk menjaga berat badan ideal/ mencegah kenaikan berat badan Aktifitas fisik Termasuk melakukan exercise dengan intensitas sedang untuk membakar kalori minimal 200 kkal/ hari Komponen dalam TLC dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
  • 25. TLC Diet dalam ATP III Nutrien Asupan yang direkomendasikan dalam % dari total kalori Lemak Total 1 25–35% Lemak jenuh < 7% Lemak tak jenuh ganda Sampai dengan 10% Lemak tak jenuh tunggal Sampai dengan 20% Karbohidrat2 50–60% dari total kalori Protein Sekitar 15% Kolesterol < 200 mg/ hari Total Kalori3 Asupan energi balans dan ekspenditur untuk menjaga berat badan ideal dan mencegah kenaikan berat badan
  • 26. • Rekomendasi 25–35% lemak diperbolehkan ntuk menigkatkan asupan dari lemak tak jenuh menggantikan karbohidrat pada pasien dengan sindroma metabolik atau diabetes. • Karbohidrat terutama harus berasal dari makanan yang kaya mengandung karbohidrat kompleks.Termasuk grains(terutama whole grains), buah dan sayuran. • Energi ekspenditur harian sebaiknya meliputi minimal aktifitas fisik dengan itensitas sedang (membakar sekitar 200 kkal/ hari). • Pilihan lain meliputi menambahkan 10–25 gram serat yang larut air; 2 g/hari plant-derived sterols atau stanols. Protein kedelai dapat digunakan sebagai pengganti produk hewani