Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
13. Kinerja
Jantung
• Kemampuan
sel
miokard
memompa
dengan
cara
memanjang
pada
diastole
dan
memendek
pada
sistole.
• Preload
dan
afterload
• Frekuensi
kontraksi
• Stroke
volume
dipengaruhi
oleh
kecukupan
volume
dan
kekuatan
miokard
CO
=
SV
x
HR
TD
=
CO
x
RP
15. Berg
R
A
et
al.
Circulation.
2010;122:S685-‐S705
16. Berg
R
A
et
al.
Circulation.
2010;122:S685-‐S705
17.
18. Resusitasi
Jantung
Paru
• Pijat
jantung
langsung
dilakukan
begitu
ada
korban
tidak
sadar
• Kriteria
pijat
jantung
yang
baik:
• Penderita
berbaring
dengan
alas
keras
• Pijat
di
tulang
dada,
bukan
di
kiri
atau
kanannya
• Push
hard
and
fast
• Sekitar
100
kali
per
menit,
dalamnya
5
cm
• Dinding
dada
yang
ditekan
kembali
sempurna
• Jangan
sering-‐sering
menghentikan
pijat
jantung
• 30
–
2
19. Jalan
Nafas
dan
Bantuan
Nafas
• Pertahankan
jalan
nafas
tetap
terbuka
agar
udara
bebas
keluar
masuk
• Head
Tilt
-‐
Chin
Lift
• Bantuan
nafas
yang
baik:
• Mulut
-‐
mulut
atau
mulut
-‐
hidung
atau
mulut
stoma
• Kedap
• Tarik
nafas
biasa
• Tiup
cepat
sampai
dinding
dada
terangkat
• Hati-‐hati
27. Neumar
R
et
al.
Circulation
2010;122:S729-‐S767
28. Akses
Obat-‐obatan
• Intra
vena
– Pilihan
utama
• Intra
osseous
– Ada
kit
komersial
untuk
dewasa
• Endotracheal
– Dosis
obat
2-‐2,5
kali
dosis
yang
dianjurkan,
campur
dengan
aquades
mencapai
5-‐10
cc.
• Intra
vena
sentral
– Ideal,
monitor
perbaikan
kondisi
29. Terapi
Listrik
• Defibrilasi:
bifasik
sesuai
rekomendasi
alat
atau
120
–
200
J,
monofasik
360
J.
• Gelombang
bifasik
lebih
aman
dan
efektif.
• Penggunaan
perekat
lebih
baik,
superoanterior
kanan
dan
inferoanterior
kiri.
Hati-‐hati
memberikan
gel
di
permukaan
dinding
dada.
• Pijat
jantung
secara
efektif
setelah
terapi
listrik!
30. Epinefrin
/
Adrenalin
• Indikasi:
– Henti
jantung,
bradikardia
simtomatis,
hipotensi
berat,
anafilaksis
• Pada
henti
jantung
– 1
miligram
tiap
3-‐5
menit
saat
resusitasi
– 0,2
mg/kg
untuk
indikasi
spesifik
(keracunan
penyekat
beta
/
penyekat
kanal
kalsium)
– 2
–
10
mcg/kg/menit
dititrasi
sesuai
respon
untuk
indikasi
bradikardia
/
hipoteni
berat
• Simpan
pada
suhu
<180C
31. Amiodarone
(1)
• Indikasi
– Fibrilasi
atrium,
takiaritmia
ventrikuler
– VF
/
VT
tanpa
nadi
refrakter,
VT
polimorfik
dan
takikardia
QRS
lebar
sumber
tidak
jelas,
pendukung
pada
SVT
dan
VT,
takikardia
atrial
multifokal,
mengontrol
kecepatan
nadi
pada
fibrilasi
atrial
• Perhatian
– Vasodilatasi,
hipotensi,
kontraindikasi
pada
hipertiroid,
inotropik
negatif,
prolong
QT
32. Amiodarone
(2)
• Dosis
– Henti
jantung:
300
miligram
iv
diencerkan
dengan
20
–
30
mL
D5%.
Lanjutkan
dengan
150
miligram
dalam
selang
waktu
3
–
5
menit.
– Takikardi
QRS
lebar
stabil:
maksimal
2,2
gram/24
jam,
150
miligram
iv
dalam
5
–
10
menit
dapat
diulang
selang
10
menit.
Lanjutkan
dosis
pemeliharaan
360
miligram
selama
6
jam
lalu
540
miligram
dalam
18
jam.
• Jangan
diencerkan
dengan
NaCl
/
RL
(mengkristal)!
34. Sindrom
Koroner
Akut
• Trombosis
koroner
dan
robekan
plak
– Plak
tidak
stabil
– Ruptur
plak
– Mikroemboli
– Trombus
oklusif
• Spasme
arteri
koroner
• STEMI,
NSTEMI,
dan
Angina
pektoris
tidak
stabil
(UAP)
• Serangan
jantung
38. Tanda
dan
Gejala
(2)
• Pemeriksaan
fisik
dapat
normal
• Sering
muncul:
cemas,
keringat
dingin
• Tanda
komplikasi:
sesak
nafas,
bradikardia,
takikardia,
galop
S3,
ronkhi
basah
halus,
dan
bising
jantung.
• Elektrokardiogram:
– Elevasi
segmen
ST
/
LBBB
baru
– Depresi
segmen
ST
/
inversi
T
yang
dinamis
42. O'Connor
R
E
et
al.
Circulation.
2010;122:S787-‐S817
43. Terapi
Reperfusi
• Fibrinolitik:
aliran
koroner
50-‐60%
– Indikasi
dan
kontra
indikasi
– Streptokinase
1,5
juta
unit
diencerkan
dalam
500cc
NaCl
0,9%
atau
D5%
– Infus
dalam
30
menit
dengan
pengawasan
ketatm
• Percutaneus
Coronary
Intervention:
90%
– Syok
kardiogenik
– STEMI
usia>
75
tahun
dengan
syok
kardiogenik
– Kontra
indikasi
fibrinolisis
44. O'Connor
R
E
et
al.
Circulation.
2010;122:S787-‐S817
45. Monaco
• Morfin
– Drug
of
choice,
NSAIDs
tidak
boleh
• Oksigen
• Nitrat
– Isosorbid
dinitrat
5
miligram
• Aspirin
– 160
–
325
miligram
kecuali
kontraindikasi
• Clopidogrel
– 300
miligram
kecuali
akan
PCI
(600
miligram)
• Antikoagulan
– Enoxaparin
/
Fondaparinux
/
Heparin
46. Morfin
Sulfat
• Indikasi:
– Angina
pada
sindrom
koroner
akut
yang
tidak
respon
dengan
nitrat,
edema
paru
tanpa
syok
• Perhatian
– Perlahan,
depresi
nafas,
hipotensi
pada
hipovolemia,
hati-‐hati
pada
infark
ventrikel
• Dosis
– 2
–
4
miligram
iv.
– Naikkan
maks
10
mg
dengan
interval
5
–
15
menit
48. Hipotensi,
Syok,
Edema
Paru
• Hipotensi:
sistolik
<
100
mmHg
• Syok:
hipotensi
dengan
kumpulan
gejala
akibat
perfusi
seluler
yang
tidak
mencukupi
dan
asupan
oksigen
tidak
mencukupi
untuk
kebutuhan
metabolik.
• Edema
paru:
penumpukan
cairan
di
pembuluh
darah
dan
parenkim
paru.
• Gagal
jantung
akut:
penurunan
fungsi
jantung
mendadak
dengan
atau
tanpa
didahului
kelainan
jantung.
49. Kinerja
Jantung
• Kemampuan
sel
miokard
memompa
dengan
cara
memanjang
pada
diastole
dan
memendek
pada
sistole.
• Preload
dan
afterload
• Frekuensi
kontraksi
• Stroke
volume
dipengaruhi
oleh
kecukupan
volume
dan
kekuatan
miokard
CO
=
SV
x
HR
TD
=
CO
x
RP
50. Triad
Kardiovaskuler
Rate
Problem
Pump
Problem
Volume
–
Vascular
Resistance
Problem
Bradikardi
Sinus
bradikardi,
AV-‐
Block
derajat
dua
dan
tiga,
kegagalan
pacemaker.
Primer
Infark,
kardiomiopati,
miokarditis,
ruptur
korda,
ruptur
interventrikuler,
insufisiensi
aorta
akut.
Kehilangan
Volume
Perdarahan,
kehilangan
cairan
dari
gastrointestinal
dan
ginjal,
insensible
loss,
insufisiensi
adrenal.
Takikardi
Sinus
takikardi,
flutter
atrial,
fibrilasi
atrial,
PSVT,
takikardi
ventrikel.
Sekunder
Akibat
obat,
tamponade
kordis,
emboli
paru,
miksoma,
sindrom
vena
cavae
superior.
Resistensi
Vaskuler
Trauma
sistem
saraf,
jejas
spinal,
kehilangan
ruang
ketiga,
sepsis,
akibat
obat.
51. Reynolds
H
R
,
and
Hochman
J
S
Circulation.
2008;117:686-‐697
52. Masalah
VOLUME
• Hipovolemia
absolut
– Cairan
tubuh
hilang,
misal
perdarahan,
muntah,
diare,
poliuri,
penguapan
berlebihan,
dehidrasi.
• Hipovolemia
relatif
– Kapasitas
vaskuler
meningkat.
• Sering
tersamar
atau
bersama
masalah
pompa
dan
rate
è
Fluid
challenge.
• Vasopresor
diberikan
SETELAH
kekurangan
cairan
teratasi.
53. Masalah
RATE
• Frekuensi
cepat
atau
lambat?
• Paling
mudah
dideteksi
dengan
meraba
nadi
/
monitor
elektrokardiografi.
• Tentukan
jenis
irama!
• Atasi
irama
tersebut
dengan
algoritme
yang
sesuai!
54. Neumar
R
et
al.
Circulation
2010;122:S729-‐S767
55. Neumar
R
et
al.
Circulation
2010;122:S729-‐S767
56. Masalah
POMPA
(1)
• Kumpulkan
data
subjektif
– Faktor
risiko
kardiovaskuler,
riwayat
sakit
jantung,
stroke,
penyakit
ginjal
• Kumpulkan
data
objektif
– Pemeriksaan
fisik,
foto
polos
thorax,
EKG,
echocardiography
kalau
perlu.
• Semua
pasien
syok
dapat
menjadi
masalah
pompa
bila
sirkulasi
tidak
dapat
memenuhi
kebutuhan
oksigen,
gula,
dan
ATP
di
jaringan.
57. Masalah
POMPA
(2)
• Perlu:
– Pengobatan
bersama
memperbaiki
rate
dan
volume.
– Koreksi
masalah
dasar:
hipoksia,
hipoglikemia,
dan
overdosis
obat.
– Memperbaiki
kontraksi,
vasodilator,
diuretik,
alat
bantu
mekanik,
atau
operasi
koreksi.
• Usahakan
tekanan
pengisian
ventrikel
kiri
di
atas
18
mmHg.
• Challenge
test:
250
–
500
cc
cairan
salin
normal.
59. Norepinefrine
/
Noradrenaline
• Indikasi
– Syok
kardiogenik
berat
dengan
tekanan
darah
sistolik
<
70
mmHg
• Dosis
– BB
<
70
kg:
0,1
–
0,5
mcg/kg/menit
– BB
>
70
kg:
7
–
35
mcg/menit
• Perhatian
– Bila
ekstravasasi:
nekrosis
– Meningkatkan
oxygen
demand
&
aritmia
60. Dobutamine
• Indikasi:
– Masalah
pompa
dengan
TD
70-‐100
mmHg
tanpa
tanda
syok.
• Perhatian:
– Syok
/
tanda
syok,
menyebabkan
takiaritmia,
tekanan
darah
fluktuatif,
sakit
kepala,
mual.
– Jangan
kombinasi
dengan
larutan
alkali
(misal
natrium
bikarbonat).
• Dosis:
– 2
–
20
mcg/kg/menit
dititrasi,
jaga
agar
HR
tidak
meningkat
>
10%
dari
awal.
61. Dopamine
• Indikasi:
– Lini
kedua
untuk
bradikardi
simtomatis
setelah
atropin,
hipotensi
(TD
70
–
100
mmHg)
dengan
tanda
syok.
• Perhatian:
– Kecukupan
cairan,
menyebabkan
takiaritmia,
tekanan
darah
fluktuatif,
sakit
kepala,
mual,
hati-‐hati
dengan
gagal
jantung
kongestif.
– Jangan
kombinasi
dengan
larutan
alkali
(misal
natrium
bikarbonat).
• Dosis
– 2
–
20
mcg/kg/menit
dititrasi
perlahan.
62. Furosemide
• Indikasi:
– Terapi
edema
paru
akut
dengan
TD
>
90
–
100
mmHg
tanpa
tanda
dan
gejala
syok.
• Perhatian:
– Dehidrasi,
hipovolemia,
hipotensi,
hipokalemia,
dan
dapat
menimbulkan
ketidakseimbangan
elektrolit.
• Dosis:
– 0,5
–
1
mg/kg
diberikan
selama
1
–
2
menit
– Dapat
dinaikkan
menjadi
2
mg/kg
perlahan,
1
–
2
menit
63. Referensi
• American
Heart
Association.
Part
7:
The
Era
of
Reperfusion:
Section
1:
Acute
Coronary
Syndromes
(Acute
Myocardial
Infarction).
Circulation.
2000;102:I-‐172-‐I-‐203
• Berg
RA
et
al.
Part
5:
Adult
Basic
Life
Support:
2010
American
Heart
Association
Guidelines
for
Cardiopulmonary
Resuscitation
and
Emergency
Cardiovascular
Care.
Circulation.
2010;122:S685-‐S705
• Neumar
R
et
al.
Part
8:
Adult
Advanced
Cardiovascular
Life
Support:
2010
American
Heart
Association
Guidelines
for
Cardiopulmonary
Resuscitation
and
Emergency
Cardiovascular
Care.
Circulation
2010;122:S729-‐S767
• O'Connor
R
E
et
al.
Part
10:
Acute
Coronary
Syndromes:
2010
American
Heart
Association
Guidelines
for
Cardiopulmonary
Resuscitation
and
Emergency
Cardiovascular
Care.
Circulation.
2010;122:S787-‐S817
• Reynolds
H
R
,
and
Hochman
J
S.
Cardiogenic
Shock:
Current
Concepts
and
Improving
Outcomes.
Circulation.
2008;117:686-‐697
• Standring
S
(Ed.).
2005.
Gray’s
Anatomy,
the
Anatomical
Basis
of
Clinical
Practice.
Elsevier
64. SELESAI
Presentasi
ini
disiapkan
dengan
Microsoft®
PowerPoint®
for
Mac
2011
version
14.4.3.
Seluruh
sumber
ditampilkan
dalam
halaman
referensi.
Sumber
gambar
dicantumkan
bersama
dengan
gambar.
Tidak
ada
konflik
kepentingan
dalam
pembuatan
naskah
presentasi
ini.
File
PDF
presentasi
ini
dapat
diunduh
gratis
di
http://slideshare.net.
Kabupaten
Rote
Ndao,
NTT,
May
10,
2014