SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
Tugas Kelompok




                 Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
                         Mata kuliah : FISMAT I
                            Dosen: Adila, S.Pd




                              Disusun oleh :
                              Kelompok : V


                       Muhammad Sukma Rohim
                           (0801130133)




 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
             PALANGKARAYA
      JURUSAN TARBIYAH PRODI FISIKA
                TAHUN 2009
BAB I
                                         PEMBAHASAN


   A. PENGERTIAN MATRIKS


         Teori tentang matriks pertama kali dikembangkan oleh Arthur Cayley (1821–
1895) pada 1857. Sekarang, matriks telah menjadi alat yang berguna di berbagai
bidang. Adapun metode determinan ditemukan oleh Seki Kowa (1642–1708) pada
1683 di Jepang dan ditemukan pula oleh Gottfried Wilhelm Von Leibnitz (1646–
1716) di Jerman. Keduanya hanya menggunakan matriks dalam persamaan linear.
         Matriks merupakan kumpulan bilangan yang tersusun menurut baris dan
kolom sedemikian sehingga tampak seperti bentuk sebuah persegi panjang atau
sistem penulisan objek yang dinyatakan dalam bentuk baris dan kolom. Objek
matriks dapat berupa bilangan real, bilangan kompleks ataupun fungsi. Sebuah
matriks biasanya dinyatakan dengan huruf besar, misalnya A. Setiap bilangan yang
terdapat dalam matriks disebut elemen matriks. Semua bilangan yang tersusun dalam
jalur horizontal disebut baris dan bilangan yang tersusun dalam jalur vertical disebut
kolom.
         Elemen matriks bisa dinyatakan dengan notasi a 1j, dengan i menyatakan baris
dan j menyatakan kolom. Bentuk umum sebuah matriks dengan elemen a                  1j

dinyatakan sebagai berikut :


                         a11       a12        a13       ...   a 1n
                         a21       a22        a23       ...   a 2n
                A=        :         :          :                  :
                         am1       am2        am3       ...   amn

                m = jumlah baris                        n = jumlah kolom
                i = 1, 2, 3, …. M                       j = 1, 2, 3, ….n


matriks A dengan elemen a i j dapat dituliskan dengan bentuk
                A = ( a ij ) = [ a 1j ] . . . . . . . . . . . .       (i)
Matriks A yang mempunyai baris m dan kolom m dikatakan matriks A
        dengan ordo m x n atau ditulus sebagai A m x n . Contoh : A =            3 -1     0
                                                                                  2    5 7
Matriks diatas adalah matriks dengan m = 2 dan n = 3 atau ordo A        2 x 3.   jika kita ingin
mengetahui elemen a      23   kita harus melihat elemen yang terdapat pada baris 2 dan
kolom 3. dalam contoh ini a 23 = 7
        Matriks berordo 2 x 1 karena kolomnya hanya satu maka matriks ini disebut
kolom secara umum matriks kolom disebut matriks ordo n x 1. Sedangkan matriks 1
x 3, karena hanya terdiri dari satu baris, maka matriks ini dinamakan matriks baris
secara umum disebut matriks ordo 1 x n. Matriks yang mempunyai m = n disebut
matriks bujur sangkar.


B. JENIS-JENIS MATRIKS

     Matriks terdiri atas berbagai jenis antara lain, matriks nol, matriks baris, matriks
kolom, matriks persegi, matriks segitiga atas, matriks segitiga bawah, matriks
diagonal, dan matriks identitas.

a. Matriks Nol
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya bernilai nol, contohnya

A=       0 0           B=          0 0        C=         0 0 0
         0 0                       0 0                   0 0
                                   0 0

        Semua unsur pada matriks A, B, dan C adalah angka 0, sehingga disebut
sebagai matriks nol.


b. matriks baris.
       Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri atas satu baris saja,
contohnya

        5 3 1                          3 -1
P=                            Q=
        0 0 0                          0 0
         0 0
Matriks P berordo 1 × 3, Q berordo 1 × 2, Matriks P an Q di atas hanya memiliki
satu baris saja sehingga disebut sebaai matriks baris.
c. Matriks Kolom
       Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom, contohnya

K=     5          L=      5



Matriks K berordo 2 × 1, matriks L beordo 3 × 1. Matriks K, dan L di atas hanya
memiliki satu kolom saja sehingga disebut sebagai matriks kolom.

d. Matriks Persegi
       Matriks persegi adalah matriks yang banyak baris dan banyak kolomnya
sama, contohnya

                               2 3 5
N=         2 3            M=   0 -1 7
                               3 4 4
           0 -1

       Matriks N berordo 2 × 2 dan matriks M berordo 3 × 3. Karena banyaknya
baris sama dengan banyaknya kolom, maka matriks N dan M disebut sebagai matriks
persegi.


e. Matriks Segitiga Atas
      Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen di bawah diagonal
utamanya bernilai nol, sebagai contohnya.

            a     b   c
N=          0     d   e
            0     0   f


f. Matriks Segitiga Bawah
       Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen di atas diagonal
utamanya bernilai nol, contohnya

                a 0 0
                b c 0
                d e f


g. Matriks Diagonal
       Ialah suatu matrix dimana semua elemen di luar diaogonal pokok mempunyai
       nilai 0 dan paling tidak satu elemen pada diagonal pokok ≠ 0,biasanya diberi
       simbol D.
Contoh:
                              1   0   0
                   D=         0   2   0
                              0   0   5


h. Matriks Identitas
Matriks identitas adalah matriks skalar yang elemen-elemen pada diagonal utamanya
bernilai 1.
        Contoh:
         1. n = 2                                       2. n = 3

                                                                    1 0 0
                         1 0                                        0 1 0
               I2 =                                          I3 =
                         0 1                                        0 0 1


i. Matriks skalar
        Ialah suatu bilangan konstan. Kalau k, suatu bilangan konstan, maka hasil k.I
        dinamakan scalar matrix.

                        1 0       0           k 0   0
        k.I3 = k        0 1       0   =       0 k   0
                        0 0       1           0 0   k

        Contoh:
                   K=4

                                  1 0     0         4    0    0
                   4.I3 = 4       0 1     0     =   0    4    0
                                  0 0     1         0    0    4




A. Operasi Matriks
              Dua buah matriks A dan B dikatakan sama yaitu A=B, apabila A dan B
    mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama dan disamping itu elemen-elemen
    pada baris dan kolom yang bersangkutan harus sama artinya aij = bij untuk semua
    nilai I dan j, dimana:
    aij = elemen matrix A dari baris i dan kolom j
    bij = elemen matrix B dari baris i dan kolom j
contoh:
1.
            2     4                        2   4
     A=                        dan B =
            3     5                        3   5

                          A =B
2.
            1 0 0                                1 0
     A=     0 1 0              dan       B=      0 1


     A ≠ B; jumlah kolom tidak sama.
1) Penjumlahan matrix
               Kalau matrix A = (bij), dengan m = baris dan n = kolom dan matrix B
     = (bij), dengan m = baris dan n = kolom, dijumlahkan (dikurangi) maka
     diperoleh matrix yang ketiga, yaitu matrix c = (cij), dengan m = baris dan n=
     kolom. Dimana elemen-elemennya diperoleh dengan menjumlahkan
     (mengurangkan) elemen-elemen matrix A dan B yaitu bahwa: cij = aij + bij.



                      a11…a12...a1j…a1n                b11…b12…b1j…b1n
     A+B=             a21…a22…a2j…a2n              +   b21…b22…b2j…b2n              =
                      ai1…..ai2…aij….ain               bi1….bi2….bij….bin
                      am1…am2..amj...amn               bm1..bm2..bmj…bmn
                      c11…c12…c1j…c1n
          C=          c21…c22…c2j….c2n
                      ci1….c12…cij…..cin
                      cm1…cm2..cmj..cmn


                                             1     3   2                    5   5       7
          A= 4 2           5         dan B = 3     1   4   A+B=C
             3 1           6                                                6   2       10

          Untuk bisa melakukan penjumlahan dan pengurangan dari matriks A dan
          B, kedua matrix ters3ebut harus mempunyai jumlah baris dan kolom yang
          sama.
2) Pengurangan matrix
   A – B = A + (-1) B
   Contoh:
                 4 3                        4 2
       A=                  dan B =
                 2 5                        1 3



                                  4     3             -4   -2       0   1
       A – B = A + (-1) B =                       -             =
                                  2     5             -1   -3       1   2

   Untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan dari matrix A dan B kedua
   matrix tersebut harus mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama.
   Hukum bagi penjumlahan matrix:
   a. A + B = (aij + bij) = (bij + aij) = B + A
   b. A + B + C = (aij + bij ) + c = (A + B) + C = aij + (bij + cij) = A + (B+C)


3) Perkalian matriks
   a. Perkalian dengan scalar
       Mengalikan matriks dengan sebuah bilangan atau mengalikan masing-
       masing elemennya dengan bilangan tersebut.
       Apabila matrix A harus dikalikan dengan scalar k ini berarti bahwa
       semua elemen dari matrix A harus dikalilan dengan k, jadi apabila A =
       (aij), maka kA = k(aij) = (aij) k = Ak.
       Contoh:


       4x    3    2    5      =       12     8 20
             6    1    7              24     4 28

       Yaitu secara umum k[aij] = [k aij]
   b. Perkalian 2 buah matrix
       Dua buah matrix dapat dikalikan, satu terhadap yang lain, hanya jika
       banyaknya kolom dalam matrix yang pertama sama dengan banyaknya
       baris dalam matrix yang ke dua.

                                                      b1
   A = (a11) = a11 a12 a13            B = (bij) =     b2
               a21 a22 a23
                                                      b3
b1
                       a11 a12 a13                           a11b1 + a12b2 + a13b3
    Maka A . B =                          .   b2       =
                       a21 a22 a23                           a21b1 + a22b2 + a23b3
    Contoh:                                   b3


    1.                                8
         A=   4 7      6     B=       5
              2 3      1              9




         A .B =   4.8 + 7.5 + 6.9                 =     32   35    54         =      121
                  2.8 + 3.5 + 1.9                       16   15    9                 40



    2.
                  5                           8 4       3    1
         A=       7                  B=       2 5       8    6
                  4


                      1 5
                      2 7            8 4      3        1
         A.B=         3 4    .       2 5      8        6


                      1.8 + 5.2   1.4 + 5.5           1.3 + 5.8   1.1 + 5.6
                      2.8 + 7.2   2.4 + 7.5           2.3 + 7.8   2.1 + 7.6
              =
                      3.8 + 4.2   3.4 + 4.5           3.3 + 4.8   3.1 + 4.6


                       8+10 4+25 3+40 1+30                                 18     29   43 31
              =        16+14 8+35 6+56 2+42                                30     43   62 44
                       28+8 12+20 9+32 3+42                                36     32    41 27


4). Perpangkatan Matriks
    Sifat perpangkatan pada matriks sama halnya seperti sifat perpangkatan pada
bilangan-bilangan untuk setiap a bilangan riil, berlaku :
a2 = a x a
a3 = a x a x a
:
an = a x a x . . . x a ( sebanyak n faktor )
contoh :
     diketahui matriks A =        -1    1
                                   2    0
     Tentukan :
     a. A2 dan A3
     b. 3A2 - 2A3
     Penyelesaian :
                             -1    1        -1    1                 3 -1
     a. A2 = A X A =          2    0         2    0    =            -2 2



                                  -1    1        3 -1                 -5 3
       A3 = A X A2 =                                            =      6 -2
                                   2    0        -2 2



     b. 3A2 - 2A3 = 3         3 -1          - 2       -5   3
                              -2 2                     6   -2


                              9        6          -10 6
                      =
                              -6       6          12 -4



                              19 -9
                      =
                              -18 10


D. Matrik Transpose
       Matriks A transpose didapatkan dari matriks A dengan memindahkan elemen
baris menjadi elemen kolom atau dengan memindahkan elemen kolom menjadi
elemen baris.
Jika kita memiliki matriks A, maka matriks transpose dari A biasa ditulis sebagai A T,
misalnya :
                                                          a                  d
           a b c                                        
        A=        maka matriks transpose AT adalah : AT= b                  e
           d f d
                 
                                                                               
                                                          c
                                                                             f
                                                                               
E. Matriks invers A-1
             Matriks invers dari suatu matriks A adalah matriks B yang bila
   diperkalikan dengan matrik A memberikan matriks satuan I, yakni :
                                          AB=I
   Selanjutnya, notasi matriks invers A dinyatakan dengan A-1 dapat dibuktikan
   bahwa
                                       AB-1=A-1A=I
   Cara mencari matriks invers
   Sebuah matrik yang dikalikan matriks inversnya akan menghasilkan matrik
   satuan.
                                         A A-1 = I
   Contoh
            5 2
   Jika A =         , hitunglah A-1
             − 3 1
                   
                    5 2
   Penyelesaian A =      ,
                    − 3 1
                 a b
   Misalkan A-1=     
                 c d 
   Gunakan persamaan
                                       AB-1=A-1A=I
   Metode matriks kofaktor
                                                1
                                       A-1=         KT
                                              det A
   Dengan K adalah matrik kofaktor dari matrik A
   Contoh
                                    5 2
   Hitunglah invers dari matrik A =      
                                    − 3 1
   Penyelesaian
           5 2
   det A =       = 5 + 6 = 11
           − 3 1
   matrik kofaktor K yang diperoleh dari persamaan adalah:
   K         =      dan
5 2
   KT =      
        − 3 1
   Dengan menggunakan persamaan (5.4) diperoleh :
                                                     T
                                      -1 1 1 − 2
                                     A = 
                                        11  3 5 
                                                 
   Catatan
   1. jika matrik A adalah matrik ordo n x n dan det A ≠ 0 maka matrik tersebut
       mempuyai matrik invers A-1 matrik A disebut matrik nonsingular
   2. jika det A = 0 maka matriks A disebut matriks singular matriks singular tidak
       mempunyai matrik invers.


   Determinan
             Pada Sub bab A telah dikenalkan pada matriks persegi, yaitu matriks yang
   jumlah baris dan jumlah kolomnya sama. Pada bagian ini, akan dikenalkan pada
   determinan dari suatu matriks persegi.
   a. Determinan Matriks 2 × 2

   Misalkan A adalah matriks persegi ordo 2 × 2 berikut.

A =      a     b
         c     d



       Determinan dari matriks A didefinisikan sebagai selisih antara hasil kali
elemen-elemen pada diagonal utama dengan hasil kali elemen-elemen pada diagonal
sekunder. Determinan dari matriks A dinotasikan dengan det A atau A. Berdasarkan
definisi determinan, diperoleh determinan dari matriks A sebagai berikut.
                       a b
Det A = │A│ =          c d      = (a x d) - (b x c)


                = ad - bc

Contoh :
Tentukan nilai determinan dari matriks berikut :

         - 4 -3
A =       2 -1
Penyelesaian :
Det A =        -4     -3     = (-4x( - 1)) – ( - 3 x 2 )
               2      -1
                            = 4 + 6 = 10


    b. Determinan Matriks 3 × 3
Determinan dari matriks A adalah pengurangan D1 oleh D2, maka det A = D1 – D2


Det A = a b c              a b
           d    e f        d e
            g h      i     g h


= (a)(e)(i) + (b)(f)(g) + (c)(d)(h) – (g)(e)(c) – (h)(f)(a) – (i)(d)(b)
= D1 – D2
    Berdasarkan nilai diskriminannya suatu matriks dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
    matriks singular dan matriks non singular. Matriks singular adalah matriks yang
    determinannya nol, sedangkan matriks non singular adalah matiks yang
    determinannya tidak sama dengan nol.


cara menentukan invers dari suatu matriks :
a. Adjoin Matriks Berordo 2 × 2
    Adjoin dari matriks berordo 2 × 2 diperoleh dengan cara menukar elemen pada
    diagonal utama dan elemen pada diagonal sekunder dikalikan dengan (–1).
    Misalkan, jika A =           a   b       maka, adjoin A =   d -b
                                     c   d                        -c a


b. Minor, Kofaktor, dan Adjoin matriks
1) Minor
Misalkan matriks A berordo 3 × 3 sebagai berikut:

        a11---a12--- a13
A =
        a21 a22 a23
        a31 a32 a33
Contoh :
M22 = 2     3    = - 4 – 9 = -13
        3 -2


       Jika baris ke-1 dan kolom ke-2 dari matriks tersebut dihilangkan maka akan
diperoleh matriks baru dengan ordo 2 × 2, determinan dari matriksnya dinamakan
minor. Karena kita menghilangkan baris kesatu dan kolom kedua maka minor
tersebut dinamakan minor dari baris ke-1 kolom ke-2 yang dilambangkan oleh M12.
2) Kofaktor
Jika Mij merupakan minor ke-ij dari matriks A maka kofaktor adalah hasil perkalian
elemen minor Mij dengan (–1) I + j. Dengan demikian, Kij = (–1) I + j Mij Sehingga
diperoleh matriks kofaktor dari matriks A adalah :


        K11 K12 K13
K=     K21 K22 K23
       K31 K32 K33
Contoh :
K21 = (–1)2 + 1 · M21 = (–1)(–1) = 1


3) Adjoin Matriks
Matriks adjoint
     Matriks adjoint A, dinotasikan denagn kT, adalah matriks yang elemenya terdiri
dari elemen kofaktor A yang ditransposkan. K disebut matriks kofaktor.
Contoh 1
Carilah matriks adjoint A=kT dari;


A=         1 3
           2 4



   Penyelesaian :
   Kofaktor baris 1: + 4 -2
   Kofaktor baris 2:-3    +1
   Jadi,
-2                        -3
                               T
   K=                     dan k =
                 -3   1                    -2   1

Catatan :
     Untuk matriks k, elemenya terdiri dari kofaktor matriks A, yakni(-1)i+j Mij, dan
kT sering dinyatakan juga dengan A.


                                    KESIMPULAN


         Matriks merupakan kumpulan bilangan yang tersusun menurut baris dan
kolom sedemikian sehingga tampak seperti bentuk sebuah persegi panjang atau
sistem penulisan objek yang dinyatakan dalam bentuk baris dan kolom. Objek
matriks dapat berupa bilangan real, bilangan kompleks ataupun fungsi. Sebuah
matriks biasanya dinyatakan dengan huruf besar, misalnya A. Setiap bilangan yang
terdapat dalam matriks disebut elemen matriks. Semua bilangan yang tersusun dalam
jalur horizontal disebut baris dan bilangan yang tersusun dalam jalur vertical disebut
kolom.
 Operasi yang yang ada pada matriks meliputi: penjumlahan matriks,
   pengurangan matriks ,perkalian matriks , dan determinan.
 Fungsi determinan dinotasikan dengan detA sebagai jumlah hasil kali elementer
   bertanda dari A. angka detA disebut determinan dari A atau determinant of A

     Matriks A transpose didapatkan dari matriks A dengan memindahkan elemen
baris menjadi elemen kolom atau dengan memindahkan elemen kolom menjadi
elemen baris.
Jika kita memiliki matriks A, maka matriks transpose dari A biasa ditulis sebagai A T,
misalnya :
                                                   a            d
     a b c                                    T 
  A=       maka matriks transpose A adalah : A = b
                                     T                           e
                                                                  
    d f d                                        c            f
                                                                 
     Matriks adjoint A, dinotasikan denagn kT, adalah matriks yang elemenya terdiri
dari elemen kofaktor A yang ditransposkan. K disebut matriks kofaktor.

Contenu connexe

Tendances

Tendances (19)

Matrik
MatrikMatrik
Matrik
 
Determinan es
Determinan esDeterminan es
Determinan es
 
Matematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: MatriksMatematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: Matriks
 
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriks
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriksBab 3(2) determinan dan i nvers matriks
Bab 3(2) determinan dan i nvers matriks
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Pertemuan1&2
Pertemuan1&2Pertemuan1&2
Pertemuan1&2
 
Matriks
Matriks Matriks
Matriks
 
Determinan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisiDeterminan matriks hasil dekomposisi
Determinan matriks hasil dekomposisi
 
Matriks
Matriks Matriks
Matriks
 
Determinan Matrik
Determinan MatrikDeterminan Matrik
Determinan Matrik
 
Aljabar rev
Aljabar  revAljabar  rev
Aljabar rev
 
File pendukung powerpoint matriks
File pendukung powerpoint matriksFile pendukung powerpoint matriks
File pendukung powerpoint matriks
 
Materi Determinan (STIS)
Materi Determinan (STIS)Materi Determinan (STIS)
Materi Determinan (STIS)
 
Matriks - Pembagian dan Penjumlahan
Matriks - Pembagian dan PenjumlahanMatriks - Pembagian dan Penjumlahan
Matriks - Pembagian dan Penjumlahan
 
Bab 3(1) matriks
Bab 3(1) matriksBab 3(1) matriks
Bab 3(1) matriks
 
Uas b. indonesia
Uas b. indonesiaUas b. indonesia
Uas b. indonesia
 
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LNMatrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
 

Similaire à matriks

Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorWork Free
 
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funMatriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funenggar dywari
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3pitrahdewi
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3arman11111
 
Matriks & Operasinya Matriks invers
Matriks  & Operasinya Matriks inversMatriks  & Operasinya Matriks invers
Matriks & Operasinya Matriks inversMuhammad Martayuda
 
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptxmatematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptxYesyOktaviyanti1
 
Pengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriksPengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriksSMKN 9 Bandung
 
matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7iimpunya3
 
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiPengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiFirazHafiz
 
Aljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi MatriksAljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi MatriksMuhammad Martayuda
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IMukhrizal Effendi
 
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptxPERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptxFitriYuliana13
 

Similaire à matriks (20)

Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & VektorFismat Kel. 4 Matriks & Vektor
Fismat Kel. 4 Matriks & Vektor
 
BMP ESPA4222
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222
 
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funMatriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Matriks & Operasinya Matriks invers
Matriks  & Operasinya Matriks inversMatriks  & Operasinya Matriks invers
Matriks & Operasinya Matriks invers
 
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptxmatematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
matematika kelas 11 matriks lengkap.pptx
 
Pengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriksPengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriks
 
Buku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi MatriksBuku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi Matriks
 
matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7matrik 1.3 1.5, 1.7
matrik 1.3 1.5, 1.7
 
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiPengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
 
Aljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi MatriksAljabar linier : Notasi Matriks
Aljabar linier : Notasi Matriks
 
Aljabar Linier
Aljabar LinierAljabar Linier
Aljabar Linier
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
 
8. Matriks.pdf
8.  Matriks.pdf8.  Matriks.pdf
8. Matriks.pdf
 
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptxPERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
 
matriks_2.ppt
matriks_2.pptmatriks_2.ppt
matriks_2.ppt
 

Dernier

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 

Dernier (20)

PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

matriks

  • 1. Tugas Kelompok Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah : FISMAT I Dosen: Adila, S.Pd Disusun oleh : Kelompok : V Muhammad Sukma Rohim (0801130133) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PALANGKARAYA JURUSAN TARBIYAH PRODI FISIKA TAHUN 2009
  • 2. BAB I PEMBAHASAN A. PENGERTIAN MATRIKS Teori tentang matriks pertama kali dikembangkan oleh Arthur Cayley (1821– 1895) pada 1857. Sekarang, matriks telah menjadi alat yang berguna di berbagai bidang. Adapun metode determinan ditemukan oleh Seki Kowa (1642–1708) pada 1683 di Jepang dan ditemukan pula oleh Gottfried Wilhelm Von Leibnitz (1646– 1716) di Jerman. Keduanya hanya menggunakan matriks dalam persamaan linear. Matriks merupakan kumpulan bilangan yang tersusun menurut baris dan kolom sedemikian sehingga tampak seperti bentuk sebuah persegi panjang atau sistem penulisan objek yang dinyatakan dalam bentuk baris dan kolom. Objek matriks dapat berupa bilangan real, bilangan kompleks ataupun fungsi. Sebuah matriks biasanya dinyatakan dengan huruf besar, misalnya A. Setiap bilangan yang terdapat dalam matriks disebut elemen matriks. Semua bilangan yang tersusun dalam jalur horizontal disebut baris dan bilangan yang tersusun dalam jalur vertical disebut kolom. Elemen matriks bisa dinyatakan dengan notasi a 1j, dengan i menyatakan baris dan j menyatakan kolom. Bentuk umum sebuah matriks dengan elemen a 1j dinyatakan sebagai berikut : a11 a12 a13 ... a 1n a21 a22 a23 ... a 2n A= : : : : am1 am2 am3 ... amn m = jumlah baris n = jumlah kolom i = 1, 2, 3, …. M j = 1, 2, 3, ….n matriks A dengan elemen a i j dapat dituliskan dengan bentuk A = ( a ij ) = [ a 1j ] . . . . . . . . . . . . (i)
  • 3. Matriks A yang mempunyai baris m dan kolom m dikatakan matriks A dengan ordo m x n atau ditulus sebagai A m x n . Contoh : A = 3 -1 0 2 5 7 Matriks diatas adalah matriks dengan m = 2 dan n = 3 atau ordo A 2 x 3. jika kita ingin mengetahui elemen a 23 kita harus melihat elemen yang terdapat pada baris 2 dan kolom 3. dalam contoh ini a 23 = 7 Matriks berordo 2 x 1 karena kolomnya hanya satu maka matriks ini disebut kolom secara umum matriks kolom disebut matriks ordo n x 1. Sedangkan matriks 1 x 3, karena hanya terdiri dari satu baris, maka matriks ini dinamakan matriks baris secara umum disebut matriks ordo 1 x n. Matriks yang mempunyai m = n disebut matriks bujur sangkar. B. JENIS-JENIS MATRIKS Matriks terdiri atas berbagai jenis antara lain, matriks nol, matriks baris, matriks kolom, matriks persegi, matriks segitiga atas, matriks segitiga bawah, matriks diagonal, dan matriks identitas. a. Matriks Nol Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya bernilai nol, contohnya A= 0 0 B= 0 0 C= 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Semua unsur pada matriks A, B, dan C adalah angka 0, sehingga disebut sebagai matriks nol. b. matriks baris. Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri atas satu baris saja, contohnya 5 3 1 3 -1 P= Q= 0 0 0 0 0 0 0 Matriks P berordo 1 × 3, Q berordo 1 × 2, Matriks P an Q di atas hanya memiliki satu baris saja sehingga disebut sebaai matriks baris.
  • 4. c. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang terdiri atas satu kolom, contohnya K= 5 L= 5 Matriks K berordo 2 × 1, matriks L beordo 3 × 1. Matriks K, dan L di atas hanya memiliki satu kolom saja sehingga disebut sebagai matriks kolom. d. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang banyak baris dan banyak kolomnya sama, contohnya 2 3 5 N= 2 3 M= 0 -1 7 3 4 4 0 -1 Matriks N berordo 2 × 2 dan matriks M berordo 3 × 3. Karena banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom, maka matriks N dan M disebut sebagai matriks persegi. e. Matriks Segitiga Atas Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen di bawah diagonal utamanya bernilai nol, sebagai contohnya. a b c N= 0 d e 0 0 f f. Matriks Segitiga Bawah Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen di atas diagonal utamanya bernilai nol, contohnya a 0 0 b c 0 d e f g. Matriks Diagonal Ialah suatu matrix dimana semua elemen di luar diaogonal pokok mempunyai nilai 0 dan paling tidak satu elemen pada diagonal pokok ≠ 0,biasanya diberi simbol D.
  • 5. Contoh: 1 0 0 D= 0 2 0 0 0 5 h. Matriks Identitas Matriks identitas adalah matriks skalar yang elemen-elemen pada diagonal utamanya bernilai 1. Contoh: 1. n = 2 2. n = 3 1 0 0 1 0 0 1 0 I2 = I3 = 0 1 0 0 1 i. Matriks skalar Ialah suatu bilangan konstan. Kalau k, suatu bilangan konstan, maka hasil k.I dinamakan scalar matrix. 1 0 0 k 0 0 k.I3 = k 0 1 0 = 0 k 0 0 0 1 0 0 k Contoh: K=4 1 0 0 4 0 0 4.I3 = 4 0 1 0 = 0 4 0 0 0 1 0 0 4 A. Operasi Matriks Dua buah matriks A dan B dikatakan sama yaitu A=B, apabila A dan B mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama dan disamping itu elemen-elemen pada baris dan kolom yang bersangkutan harus sama artinya aij = bij untuk semua nilai I dan j, dimana: aij = elemen matrix A dari baris i dan kolom j bij = elemen matrix B dari baris i dan kolom j
  • 6. contoh: 1. 2 4 2 4 A= dan B = 3 5 3 5 A =B 2. 1 0 0 1 0 A= 0 1 0 dan B= 0 1 A ≠ B; jumlah kolom tidak sama. 1) Penjumlahan matrix Kalau matrix A = (bij), dengan m = baris dan n = kolom dan matrix B = (bij), dengan m = baris dan n = kolom, dijumlahkan (dikurangi) maka diperoleh matrix yang ketiga, yaitu matrix c = (cij), dengan m = baris dan n= kolom. Dimana elemen-elemennya diperoleh dengan menjumlahkan (mengurangkan) elemen-elemen matrix A dan B yaitu bahwa: cij = aij + bij. a11…a12...a1j…a1n b11…b12…b1j…b1n A+B= a21…a22…a2j…a2n + b21…b22…b2j…b2n = ai1…..ai2…aij….ain bi1….bi2….bij….bin am1…am2..amj...amn bm1..bm2..bmj…bmn c11…c12…c1j…c1n C= c21…c22…c2j….c2n ci1….c12…cij…..cin cm1…cm2..cmj..cmn 1 3 2 5 5 7 A= 4 2 5 dan B = 3 1 4 A+B=C 3 1 6 6 2 10 Untuk bisa melakukan penjumlahan dan pengurangan dari matriks A dan B, kedua matrix ters3ebut harus mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama.
  • 7. 2) Pengurangan matrix A – B = A + (-1) B Contoh: 4 3 4 2 A= dan B = 2 5 1 3 4 3 -4 -2 0 1 A – B = A + (-1) B = - = 2 5 -1 -3 1 2 Untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan dari matrix A dan B kedua matrix tersebut harus mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama. Hukum bagi penjumlahan matrix: a. A + B = (aij + bij) = (bij + aij) = B + A b. A + B + C = (aij + bij ) + c = (A + B) + C = aij + (bij + cij) = A + (B+C) 3) Perkalian matriks a. Perkalian dengan scalar Mengalikan matriks dengan sebuah bilangan atau mengalikan masing- masing elemennya dengan bilangan tersebut. Apabila matrix A harus dikalikan dengan scalar k ini berarti bahwa semua elemen dari matrix A harus dikalilan dengan k, jadi apabila A = (aij), maka kA = k(aij) = (aij) k = Ak. Contoh: 4x 3 2 5 = 12 8 20 6 1 7 24 4 28 Yaitu secara umum k[aij] = [k aij] b. Perkalian 2 buah matrix Dua buah matrix dapat dikalikan, satu terhadap yang lain, hanya jika banyaknya kolom dalam matrix yang pertama sama dengan banyaknya baris dalam matrix yang ke dua. b1 A = (a11) = a11 a12 a13 B = (bij) = b2 a21 a22 a23 b3
  • 8. b1 a11 a12 a13 a11b1 + a12b2 + a13b3 Maka A . B = . b2 = a21 a22 a23 a21b1 + a22b2 + a23b3 Contoh: b3 1. 8 A= 4 7 6 B= 5 2 3 1 9 A .B = 4.8 + 7.5 + 6.9 = 32 35 54 = 121 2.8 + 3.5 + 1.9 16 15 9 40 2. 5 8 4 3 1 A= 7 B= 2 5 8 6 4 1 5 2 7 8 4 3 1 A.B= 3 4 . 2 5 8 6 1.8 + 5.2 1.4 + 5.5 1.3 + 5.8 1.1 + 5.6 2.8 + 7.2 2.4 + 7.5 2.3 + 7.8 2.1 + 7.6 = 3.8 + 4.2 3.4 + 4.5 3.3 + 4.8 3.1 + 4.6 8+10 4+25 3+40 1+30 18 29 43 31 = 16+14 8+35 6+56 2+42 30 43 62 44 28+8 12+20 9+32 3+42 36 32 41 27 4). Perpangkatan Matriks Sifat perpangkatan pada matriks sama halnya seperti sifat perpangkatan pada bilangan-bilangan untuk setiap a bilangan riil, berlaku : a2 = a x a a3 = a x a x a : an = a x a x . . . x a ( sebanyak n faktor )
  • 9. contoh : diketahui matriks A = -1 1 2 0 Tentukan : a. A2 dan A3 b. 3A2 - 2A3 Penyelesaian : -1 1 -1 1 3 -1 a. A2 = A X A = 2 0 2 0 = -2 2 -1 1 3 -1 -5 3 A3 = A X A2 = = 6 -2 2 0 -2 2 b. 3A2 - 2A3 = 3 3 -1 - 2 -5 3 -2 2 6 -2 9 6 -10 6 = -6 6 12 -4 19 -9 = -18 10 D. Matrik Transpose Matriks A transpose didapatkan dari matriks A dengan memindahkan elemen baris menjadi elemen kolom atau dengan memindahkan elemen kolom menjadi elemen baris. Jika kita memiliki matriks A, maka matriks transpose dari A biasa ditulis sebagai A T, misalnya : a d  a b c  A= maka matriks transpose AT adalah : AT= b e  d f d   c  f 
  • 10. E. Matriks invers A-1 Matriks invers dari suatu matriks A adalah matriks B yang bila diperkalikan dengan matrik A memberikan matriks satuan I, yakni : AB=I Selanjutnya, notasi matriks invers A dinyatakan dengan A-1 dapat dibuktikan bahwa AB-1=A-1A=I Cara mencari matriks invers Sebuah matrik yang dikalikan matriks inversnya akan menghasilkan matrik satuan. A A-1 = I Contoh 5 2 Jika A =  , hitunglah A-1  − 3 1  5 2 Penyelesaian A =  , − 3 1 a b Misalkan A-1=   c d  Gunakan persamaan AB-1=A-1A=I Metode matriks kofaktor 1 A-1= KT det A Dengan K adalah matrik kofaktor dari matrik A Contoh 5 2 Hitunglah invers dari matrik A =   − 3 1 Penyelesaian 5 2 det A =   = 5 + 6 = 11 − 3 1 matrik kofaktor K yang diperoleh dari persamaan adalah: K = dan
  • 11. 5 2 KT =   − 3 1 Dengan menggunakan persamaan (5.4) diperoleh : T -1 1 1 − 2 A =  11  3 5   Catatan 1. jika matrik A adalah matrik ordo n x n dan det A ≠ 0 maka matrik tersebut mempuyai matrik invers A-1 matrik A disebut matrik nonsingular 2. jika det A = 0 maka matriks A disebut matriks singular matriks singular tidak mempunyai matrik invers. Determinan Pada Sub bab A telah dikenalkan pada matriks persegi, yaitu matriks yang jumlah baris dan jumlah kolomnya sama. Pada bagian ini, akan dikenalkan pada determinan dari suatu matriks persegi. a. Determinan Matriks 2 × 2 Misalkan A adalah matriks persegi ordo 2 × 2 berikut. A = a b c d Determinan dari matriks A didefinisikan sebagai selisih antara hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama dengan hasil kali elemen-elemen pada diagonal sekunder. Determinan dari matriks A dinotasikan dengan det A atau A. Berdasarkan definisi determinan, diperoleh determinan dari matriks A sebagai berikut. a b Det A = │A│ = c d = (a x d) - (b x c) = ad - bc Contoh : Tentukan nilai determinan dari matriks berikut : - 4 -3 A = 2 -1
  • 12. Penyelesaian : Det A = -4 -3 = (-4x( - 1)) – ( - 3 x 2 ) 2 -1 = 4 + 6 = 10 b. Determinan Matriks 3 × 3 Determinan dari matriks A adalah pengurangan D1 oleh D2, maka det A = D1 – D2 Det A = a b c a b d e f d e g h i g h = (a)(e)(i) + (b)(f)(g) + (c)(d)(h) – (g)(e)(c) – (h)(f)(a) – (i)(d)(b) = D1 – D2 Berdasarkan nilai diskriminannya suatu matriks dibedakan menjadi 2 jenis yaitu matriks singular dan matriks non singular. Matriks singular adalah matriks yang determinannya nol, sedangkan matriks non singular adalah matiks yang determinannya tidak sama dengan nol. cara menentukan invers dari suatu matriks : a. Adjoin Matriks Berordo 2 × 2 Adjoin dari matriks berordo 2 × 2 diperoleh dengan cara menukar elemen pada diagonal utama dan elemen pada diagonal sekunder dikalikan dengan (–1). Misalkan, jika A = a b maka, adjoin A = d -b c d -c a b. Minor, Kofaktor, dan Adjoin matriks 1) Minor Misalkan matriks A berordo 3 × 3 sebagai berikut: a11---a12--- a13 A = a21 a22 a23 a31 a32 a33
  • 13. Contoh : M22 = 2 3 = - 4 – 9 = -13 3 -2 Jika baris ke-1 dan kolom ke-2 dari matriks tersebut dihilangkan maka akan diperoleh matriks baru dengan ordo 2 × 2, determinan dari matriksnya dinamakan minor. Karena kita menghilangkan baris kesatu dan kolom kedua maka minor tersebut dinamakan minor dari baris ke-1 kolom ke-2 yang dilambangkan oleh M12. 2) Kofaktor Jika Mij merupakan minor ke-ij dari matriks A maka kofaktor adalah hasil perkalian elemen minor Mij dengan (–1) I + j. Dengan demikian, Kij = (–1) I + j Mij Sehingga diperoleh matriks kofaktor dari matriks A adalah : K11 K12 K13 K= K21 K22 K23 K31 K32 K33 Contoh : K21 = (–1)2 + 1 · M21 = (–1)(–1) = 1 3) Adjoin Matriks Matriks adjoint Matriks adjoint A, dinotasikan denagn kT, adalah matriks yang elemenya terdiri dari elemen kofaktor A yang ditransposkan. K disebut matriks kofaktor. Contoh 1 Carilah matriks adjoint A=kT dari; A= 1 3 2 4 Penyelesaian : Kofaktor baris 1: + 4 -2 Kofaktor baris 2:-3 +1 Jadi,
  • 14. -2 -3 T K= dan k = -3 1 -2 1 Catatan : Untuk matriks k, elemenya terdiri dari kofaktor matriks A, yakni(-1)i+j Mij, dan kT sering dinyatakan juga dengan A. KESIMPULAN Matriks merupakan kumpulan bilangan yang tersusun menurut baris dan kolom sedemikian sehingga tampak seperti bentuk sebuah persegi panjang atau sistem penulisan objek yang dinyatakan dalam bentuk baris dan kolom. Objek matriks dapat berupa bilangan real, bilangan kompleks ataupun fungsi. Sebuah matriks biasanya dinyatakan dengan huruf besar, misalnya A. Setiap bilangan yang terdapat dalam matriks disebut elemen matriks. Semua bilangan yang tersusun dalam jalur horizontal disebut baris dan bilangan yang tersusun dalam jalur vertical disebut kolom.  Operasi yang yang ada pada matriks meliputi: penjumlahan matriks, pengurangan matriks ,perkalian matriks , dan determinan.  Fungsi determinan dinotasikan dengan detA sebagai jumlah hasil kali elementer bertanda dari A. angka detA disebut determinan dari A atau determinant of A Matriks A transpose didapatkan dari matriks A dengan memindahkan elemen baris menjadi elemen kolom atau dengan memindahkan elemen kolom menjadi elemen baris. Jika kita memiliki matriks A, maka matriks transpose dari A biasa ditulis sebagai A T, misalnya : a d  a b c T  A=  maka matriks transpose A adalah : A = b T e  d f d  c f   Matriks adjoint A, dinotasikan denagn kT, adalah matriks yang elemenya terdiri dari elemen kofaktor A yang ditransposkan. K disebut matriks kofaktor.