Teks tersebut membahas tentang semantik sebagai salah satu tataran analisis bahasa yang mempelajari tentang makna. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan yaitu tentang hakikat makna semantik, relasi makna antara lain sinonim, antonim, polisemi, dan jenis-jenis perubahan makna.
2. HAKIKAT MAKNA
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda
atau lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh
seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883.
Kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari ti8ga tataran analisis bahasa:
fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
3. (1)
/m/, /e/, /j/, /a/
(siginifian)
meja
(tanda linguistik)
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ GAMBAR SEBUAH MEJA
‘sejenis perabot
rumah tangga/ kantor’ (signifie)
6. 2. Hakikat Makna Semantik
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure Menurut de
Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan
(Perancis: signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant,
Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari pada
konsep atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan
(signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem
bahasa yang bersangkutan.
Dalam bidang semantik istilah yang biasa digunakan untuk tanda-linguistik itu adalah
leksem atau makna kata. Yang perlu dipahami adalah tidak semua makna kata atau
leksem itu mempunyai acuan konkret di dunia nyata. Misalnya leksem seperti
agama, cinta, kebudayaan, dan keadilan tidak dapat ditampilkan referennya secara
konkret. Di dalam penggunaannya makna kata atau leksem itu seringkali, dan
mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan juga dari
acuannya.
7. Berikut beberapa contoh :
Dasar buaya, ibunya senDiri Ditipunya.
( temukan makna kata paDa konteks kalimatnya)
Adik jatuh dari sepeda.
Dia jatuh dalam ujian yang lalu.
Dia jatuh cinta pada adikku.
Kalau harganya jatuh lagi kita akan berangkat.
(makna kata dilihat dari dalam konteks wacananya atau konteks
situasinya)
Sudah hampir pukul dua belas !! •Sudah hampir pukul dua belas !! • Rapormu bagus sekali, Nak!”Rapormu bagus sekali, Nak!”
(Jelas, dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji.(Jelas, dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji.
Dengan kalimat itu dia sebenarnya bermaksud menegur atau mungkinDengan kalimat itu dia sebenarnya bermaksud menegur atau mungkin
mengejek anaknya itu.)mengejek anaknya itu.)
8. Sebuah kata, misalnya meja, terdiri atas unsur lambang
bunyi yaitu [m-e-j-a] dan konsep atau citra mental benda-
benda (objek) yang dinamakan meja. Menurut Ogden dan
Richards (1923), dalam karya klasik tentang “teori
semantik segi tiga” , kaitan antara lambang, citra mental
atau konsep, dan referen atau objek dapat dijelaskan
dengan gambar di halaman 286.
9. Makna Leksikal, Gramatikal dan Kontekstual
• Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meskipun tanpa konteks
apapun
• Makna Gramatikal adalah makna yang baru akan muncul kalau terjadi proses gramatikal, seperti
afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi
• Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks.
Makna Referensial dan Non-referensial
• Makna referensial adalah jika suatu kata memiliki referens atau acuannya.
• Makna non-referensial adalah kata-kata yang tidak memiliki acuan
Makna Denotatif dan Konotatif
• Makna denotative adalah makna asli, asal atau makna yang sebenarnya. Sama dengan makna
leksikal
• Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotative yang berhbungan
dengan nilai rasa dari orang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut.
10. Makna konseptual : makna yang menyatakan konsep asli atau makna sebenarnya
yang dimiliki sebuah kata. Contohnya: kata “rumah” memiliki makna konseptual
bangunan tempat tinggal manusia.
Makna asosiatif : makna lambang atau kiasan yang digunakan oleh suatu
masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain yang ada pada konsep asal kata
tersebut. Contohnya: kata “melati” berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian
Dalam makna asosiatif terdapat 4 bagian makna yaitu:
Makna konotatif adalah makna tambahan yanng berhubungan dengan nilai rasa dari
orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contohnya: kata
kurus bersinonim dengan kata kerempeng dan kata ramping. Kata kerempeng
memiliki konotasi rasa yang tidak menyenangkan sedangkan kata ramping
memiliki konotasi rasa yang menyenangkan.
11. Makna stilistika adalah makna kata yang berkenaan dengan pengunaan kata
sehubungan dengan perbedaan sosial atau bidang kegiatan. Contohnya:
penggunaan kata rumah dapat dibedakan menjadi pondok, kediaman,
kondomium, istana, vila, dan wisma. Kata-kata tersebut memberi asosiasi
yang berbeda terhadap penghuninya.
Makna afektif adalah makna kata yang berkenaan dengan perasaan pembicara
terhadap lawan bicara atau terhadap objek yang dibicarakan.
Makna kolokatif adalah makna kata yang hanya cocok digunakan berpasangan
dengan kata tertentu lainnya. Contohnya: kata “tampan” cocok digunakan
dengan kata “pemuda” atau “pria”, misalnya “pemuda tampan atau pria
tampan” tetapi tidak bisa dikatakan gadis tampan. Kata “tampan”
beralokasi dengan kata “pemuda” atau kata “pria”.
12. Makna kata adalah makna yang baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada
dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya.
Makna istilah adalah makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan,
meskipun tanpa konteks kalimat. Contohnya: dalam istilah kedpkteran kata
tangan dan lengan mempunyai makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian
dari pergelangan sampai ke jari tangan sedangkan lengan bermakna bagian dari
pergelangan sampai ke pangkal bahu
Makna idiom adalah makna ungkapan atau makna yang menyimpang dari konsep
yang sebenarnya
Idiom terbagi menjadi 2 macam yaitu:
13. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsur nya sudah melebur
menjadi satu kesatuan sehingga makna yang dimiliki berasal dari satu
kesatuan itu. Contohnya: membanting tulang yang bermakna bekerja
keras, meja hijau yang bermakna pengadilan
Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna
yang sebenarnya. Contohnya: koran kuning yang bermakna koran yang
memuat berita sensasi
Peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri dari makna unsur-unsur
nya karena adanya hubungan antara makna asli dengan makna nya sebagai
peribahasa. Contohnya: tong kosong nyaring bunyinya yang bermakna
orang yang banyak omongnya biasanya tidak berilmu. Makna ini dapat
ditarik dari asosiasi bahwa tong yang berisi bila dipukul tidak
mengeluarkan bunyi sedangkan tong yang kosong bila dipukul
mengeluarkan bunyi yang keras.
14. Relasi Makna
Adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu
dengan satuan bahasa lainnya.
Relasi semantik dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna,
ketercakupan makna kegandaan makna, atau juga kelebihan makna
15. SINONIM
Adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara
satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya.
z.B : betul = benar, bunga = kembang, mati = meninggal
Bersifat dua arah
Pintar Pandai
16. Faktor-faktor yang menyebabkan dua buah
sinonim maknanya tidak akan pesis sama :
1. Faktor Waktu
z.B : Hulubalang = Komandan
2. Faktor Tempat atau Wilayah
z.B : Saya = Beta
3. Keformalan
z.B : Uang = Duit
4. Faktor Sosial
z.B : Saya = Aku
5. Faktor bidang Kegiatan
z.B : Matahari = Surya
6. Faktor Nuansa Makna
z.B : melihat, melirik, menonton, meninjau, mengintip
17. Antonim
Adalah hubungan semantik antara dua bauah satuan ujaran yang maknanya
menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang
lainnya.
z.B : baik >< buruk, kanan >< kiri, depan >< belakang
Bersifat dua arah
Naik Turun
18. Jenis-jenis Antonim
1. Antonim yang bersifat mutlak
z.B : diam >< bergerak
2. Antonim yang bersifat relatif
z.B : besar >< kecil
3. Antonim yang bersifaft relasional
z.B : suami >< istri
4. Antonim yang bersifat hierarki
z.B : gram >< kilogram
19. POLISEMI
Adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh : Kepala
1.Kepalanya luka kena pecahan kepala
2.Kepala kantor itu bukan paman saya
3.Kepala surat biasanya berisi nama dan alamat surat
4.Kepalajarum itu terbuat dari pelastik
20. HOMONIMI
Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang “kebetulan”
sama bentuknya; maknanya berbeda
contoh: - pacar “inai”, pacar “kekasih”
- bark “ gonggongan anjing”, bark “kulit pohon”
Pada kasus homonimi terdapat 2 istilah lain, yaitu
- Homofoni
- Homografi
21. HIPONIMI
Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang
maknanya tercakup dalam ujaran lain
contoh: kata merpati dengan kata burung.
1. Merpati
2. Tekukur
3. Perkutut
4. Balam
5. Kepodang
6. Cendrawasih
7. cucakrawa
1
2 3
4 5
6
7
22. Relasi hiponimi bersifat searah, bukan dua arah, sebab kalau merpati
berhiponim dengan burung, maka burung bukan berhiponim dengan
merpati, melainkan berhipernim.
Masalah hiponim dan hipernim sebenarnya adalah usaha untuk membuat
klasifikasi akan adanya kelas generik dan spesifik.
contoh: burung (generik): merpati, perkutut, tekukur (spesifik)
23.
24. Ambiguiti atau ketaksaan
Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala dapat terjadinya kegandaan
makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda.
contoh: buku sejarah baru
dapat ditafsirkan (1) buku sejarah itu baru terbit, atau (2) buku itu
memuat sejarah zaman baru.
Ketaksaan dapat juga terjadi karena masalah homonimi, sedangkan
konteksnya tidak jelas.
25. Ketaksaan dapat juga terjadi dalam bahasa lisan, meskipun dengan intonasi
yang tepat.
contoh: Ujang dan Nanang bersahabat karib.
Dia sangat mencintai istrinya.
kemungkinannya: (1) Ujang mencintai istri Ujang
(2) Ujang mencintai istri Nanang
(3) Nanang mencintai istri Nanang
(4) Nanang mencintai istri Ujang
26. REDUNDANSI
Redundansi diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan unsur
segmental dalam suatu bentuk ujaran.
contoh: Bola itu ditendang oleh Dika, sama maknanya dengan Bola itu
ditendang Dika.
penggunaan kata oleh inilah yang disebut redundansi, berlebih-lebihan.
27. Perubahan Makna
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna, yaitu :
1. Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi
2. Perkembangan sosial budaya
3. Perkembangan pemakaian kata
4. Pertukaran tanggapan indera
5. Adanya asosiasi
28. Perubahan makna kata atau satuan ujaran terdiri atas
beberapa macam, yaitu :
1. Perubahan yang meluas
2. Perubahan yang menyempit
3. Perubahan yang berubah total
29. Dalam pembicaraan mengenai perubahan makna biasanya dibicarakan juga
usaha untuk “menghaluskan” atau “mengkasarkan” ungkapan dengan
menggunakan kosakata yang memiliki sifat itu.
Usaha menghaluskan mengenai perubahan makna dikenal dengan istilah
eufemia atau eufemisme, sedangakan usaha mengkasarkannya dikenal
dengan istilah disfemia.
30. Pengertian medan makna
medan makna adalah seperangkat unsur
leksikal yang maknanya saling berhubungan
karena menggambambarkan bagian dari bidang
kebudayaan atau realitas dalam alam semesta
tertentu.
misalnya : nama-nama warna, atau nama-nama
perkerabatan.
pengelompokan kata-kata berdasarkan medan maknanya sangat
bergantung pada konsep kebudayaan masing-masing masyarakat
pemakai bahasa tersebut.
33. Dalam studi medan makna, kata-kata biasanya
dibagi atas empat kelompok , yaitu :
Kelompok bendaan (entiti)
Kelompok
kejadian/peristiwa (event)
Kelompok abstrak
Kelompok relasi
Tidak
terbatas
Terbatas
34. digolongkan menjadi 2, yaitu :
golongan kolokasi
• golongan set
Golongan Medan Makna
berdasarkan hubungan
semantisnya
35. kolokasi
Kolokasi (berasal dari bahasa latin collolco
yang berarti ada ditempat yang sama dengan)
menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang
terjadi antara kata atau unsur lesikal itu.
Kolokasi menunjuk pada hubungan
sintagmatik karena karena sifatnya
yang linear
36. Jadi, kata-kata kolokasi ditemukan
bersama atau berada bersama dalam
satu tempat atau satu lingkungan.
Misalnya pada kalimat :
“tiang layar perahu nelayan itu patah dihantam badai, lalu
perahu itu digulung ombak, dan tenggelam beserta isinya”
Kita dapati kata-kata layar, perahu, nelayan, badai, ombak,
dan tenggelam yang merupakan kata-kata dalam satu
kolokasi ; satuan tempat atau lingkungan, yaitu lingkungan
kelautan.
37. Golongan Set
Set menunjuk pada hubungan
paragdimatik karena kata-kata atau
unsur-unsur yang berada dalam suatu set
dapat saling menggantikan.
Suatu set biasanya berupa sekelompok unsur
lesikal dari kelas yang sama yang tampaknya merupakan
satu kesatuan. Setiap unsur lesikal dalam suatu set
dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan
anggota-anggota dalam set tersebut.
38. Misalnya :
Kata remaja merupakan tahap pertumbuhan
antara kanak-kanak dengan dewasa;
Bayi – kanak-kanak – remaja – dewasa - lansia
Set tahap pertumbuhan
Sejuk adalah suhu diantara dingin dengan
hangat.
dingin - sejuk – hangat – panas – terik
set suhu
39. Pengelompokkan kata berdasarkan kolokasi dan set
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teori
medan makna, meskipun makna unsur-unsur lesikal itu
sering bertumpang tindih dan batasan-batasannya
sering kali menjadi kabur.
Selain itu pengelompokkan ini juga kurang memperhatikan
perbedaan antara makna denotasi dan makna konotasi antara makna
dasar dari suatu kata atau leksem dengan makna tambahan dari kata
itu.
pengelompokan kata atas medan makna ini hanya bertumpu
pada makna dasar, makna denotatif atau makna pusatnya saja .
40. Komponen makna
Komponen makna (komponen semantik )
mengajarkan bahwa setiap kata atau
unsur leksikal terdiri dari satu atau
beberapa unsur yang bersama-sama
membentuk makna kata atau makna
unsur leksikal tersebut.
Analisis komponen makna mengandaikan
setiap unsur leksikal memiliki atau tidak
memiliki suatu ciri yang membedakannya
dengan unsur lain .
41. Komponen Makna ayah Ibu
1. Manusia + +
2. Dewasa + +
3. Jantan + -
4. Kawin + +
5. Punya anak + +
Analisis komponen makna kata
ayah dan ibu
(+) : Memiliki komponen tersebut
( -) : Tidak memiliki komponen tersebut
42. Analisis komponen makna dapat digunakan untuk untuk
mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim
Menganalisis perbedaan
makna antar keduanya
Ayah
=
Bapa
k
Komponen Makna ayah bapak
1. Manusia + +
2. Dewasa + +
3. Sapaan kepada
orang tua laki-
laki
+ +
4. Sapaan kepada
yang dihormati
- +
Jadi , bapak merupakan sapaan kepada orang tua laki-laki yang dihormati sedangkan
ayah tidak
Contoh :
(57) Kamia mengahadap { bapak/ayah } Gubernur Suryadi di
kantornya.
43. Kegunaan analisis komponen makna yang lain :
Membuat prediksi makna-makna
gramatikal
Afiksasi reduplikasi komposisi
Prefik –me pada nomina
1.( menggergaji ,
menombak )
Memiliki komponen makna /
+alat/ , maka memiliki
makna gramatikal
melakukan tindakan
dengan alat.
2. ( mematung , membeo )
Memiliki komponen makna /
+sifat/, atau /+ciri khas/ ,
maka memiliki makna
gramatikal menjadi atau
berbuat seperti.
3. ( menyambal , menyate )
Memiliki komponen makna /
+hasil olahan/ , maka akan
memiliki makna gramatikal
membuat yang disebut kata
dasarnya.
Terlihat adanya
perbedaan verba yang
memiliki komponen
makna /+sesaat/ dan
/-sesaat/
1./+sesaat/ , memiliki
makna gramatikal
‘berulang-ulang’
(memotong-motong)
2./-sesaat/ , memiliki
makna gramatikal
‘dilakukan tanpa tujuan’
( membaca-baca)
Prose penggabungan
leksem dengan leksem,
komponen makna yang
dimiliki oleh bentuk dasar
yang terlibat dalam proses
itu menentukan juga
makna gramatikal yang
dihasilkan .
Contoh :
Dalam makna gramatikal
‘milik’ hanya terjadi bila
konstituen kedua dari
komposisi itu memiliki
makna /+manusia/, atau/
+dianggap manusia/
Rumah dika , rumah paman
Bulu kucing
44. Kesesuaian Semantik dan Sintaksis
Berterima tidaknya sebuah kalimat bukan hanya masalah gramatikal. Tetapi juga masalah semantik
CONTOH :
1. Kambing yang Pak Udin terlepas lagi
2. Segelas Kambing minum setumpuk air
3. Kambing itu membaca komik
4. Penduduk DKI Jakarta sekarang ada 50 juta orang
gramatikal
leksikal
semantik
informasi
45. Analisis persesuaian semantik dan sintaksis harus
memperhitungkan komponen makna kata secara lebih
terperinci.
CONTOH :
1.Nenek makan dendeng
2.Kucing makan dendeng
3. Kambing itu makan rumput
Makan = makhluk hidup