SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  45
TATARAN LINGUISTIK : SEMANTIK
 KELOMPOK 4 :
 Gianluky
 Ghina Robbaniah
 Khoerunisa
 Maharani Siswanto
 M Arief Setiawan
 Nectar Permitasari
 Nurbaiti Indah Lestari
 Novita Handayani
 Yanti Ratnasari
HAKIKAT MAKNA
 Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda
atau lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh
seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883.
Kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari ti8ga tataran analisis bahasa:
fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
(1)
/m/, /e/, /j/, /a/
(siginifian)
meja
(tanda linguistik)
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ GAMBAR SEBUAH MEJA
‘sejenis perabot
rumah tangga/ kantor’ (signifie)
(2)
(B) konsep
‘sejenis perabot rumah tangga/kantor
(a) _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ (c)
Tanda linguistik referen
<m-e-j-a>
(3)
(B) konsep
MEJA
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ (c) referen(objek/benda
(A) bentuk
 2. Hakikat Makna Semantik
 Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure Menurut de
Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan
(Perancis: signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant,
Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari pada
konsep atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan
(signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem
bahasa yang bersangkutan.
 Dalam bidang semantik istilah yang biasa digunakan untuk tanda-linguistik itu adalah
leksem atau makna kata. Yang perlu dipahami adalah tidak semua makna kata atau
leksem itu mempunyai acuan konkret di dunia nyata. Misalnya leksem seperti
agama, cinta, kebudayaan, dan keadilan tidak dapat ditampilkan referennya secara
konkret. Di dalam penggunaannya makna kata atau leksem itu seringkali, dan
mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan juga dari
acuannya.
Berikut beberapa contoh :
 Dasar buaya, ibunya senDiri Ditipunya.
( temukan makna kata paDa konteks kalimatnya)
 Adik jatuh dari sepeda.
Dia jatuh dalam ujian yang lalu.
Dia jatuh cinta pada adikku.
Kalau harganya jatuh lagi kita akan berangkat.
(makna kata dilihat dari dalam konteks wacananya atau konteks
situasinya)
 Sudah hampir pukul dua belas !! •Sudah hampir pukul dua belas !! • Rapormu bagus sekali, Nak!”Rapormu bagus sekali, Nak!”
(Jelas, dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji.(Jelas, dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji.
Dengan kalimat itu dia sebenarnya bermaksud menegur atau mungkinDengan kalimat itu dia sebenarnya bermaksud menegur atau mungkin
mengejek anaknya itu.)mengejek anaknya itu.)
 Sebuah kata, misalnya meja, terdiri atas unsur lambang
bunyi yaitu [m-e-j-a] dan konsep atau citra mental benda-
benda (objek) yang dinamakan meja. Menurut Ogden dan
Richards (1923), dalam karya klasik tentang “teori
semantik segi tiga” , kaitan antara lambang, citra mental
atau konsep, dan referen atau objek dapat dijelaskan
dengan gambar di halaman 286.
Makna Leksikal, Gramatikal dan Kontekstual
• Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meskipun tanpa konteks
apapun
• Makna Gramatikal adalah makna yang baru akan muncul kalau terjadi proses gramatikal, seperti
afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi
• Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks.
Makna Referensial dan Non-referensial
• Makna referensial adalah jika suatu kata memiliki referens atau acuannya.
• Makna non-referensial adalah kata-kata yang tidak memiliki acuan
Makna Denotatif dan Konotatif
• Makna denotative adalah makna asli, asal atau makna yang sebenarnya. Sama dengan makna
leksikal
• Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotative yang berhbungan
dengan nilai rasa dari orang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut.
 Makna konseptual : makna yang menyatakan konsep asli atau makna sebenarnya
yang dimiliki sebuah kata. Contohnya: kata “rumah” memiliki makna konseptual
bangunan tempat tinggal manusia.
 Makna asosiatif : makna lambang atau kiasan yang digunakan oleh suatu
masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain yang ada pada konsep asal kata
tersebut. Contohnya: kata “melati” berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian
 Dalam makna asosiatif terdapat 4 bagian makna yaitu:
 Makna konotatif adalah makna tambahan yanng berhubungan dengan nilai rasa dari
orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contohnya: kata
kurus bersinonim dengan kata kerempeng dan kata ramping. Kata kerempeng
memiliki konotasi rasa yang tidak menyenangkan sedangkan kata ramping
memiliki konotasi rasa yang menyenangkan.
 Makna stilistika adalah makna kata yang berkenaan dengan pengunaan kata
sehubungan dengan perbedaan sosial atau bidang kegiatan. Contohnya:
penggunaan kata rumah dapat dibedakan menjadi pondok, kediaman,
kondomium, istana, vila, dan wisma. Kata-kata tersebut memberi asosiasi
yang berbeda terhadap penghuninya.
 Makna afektif adalah makna kata yang berkenaan dengan perasaan pembicara
terhadap lawan bicara atau terhadap objek yang dibicarakan.
 Makna kolokatif adalah makna kata yang hanya cocok digunakan berpasangan
dengan kata tertentu lainnya. Contohnya: kata “tampan” cocok digunakan
dengan kata “pemuda” atau “pria”, misalnya “pemuda tampan atau pria
tampan” tetapi tidak bisa dikatakan gadis tampan. Kata “tampan”
beralokasi dengan kata “pemuda” atau kata “pria”.
 Makna kata adalah makna yang baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada
dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya.
 Makna istilah adalah makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan,
meskipun tanpa konteks kalimat. Contohnya: dalam istilah kedpkteran kata
tangan dan lengan mempunyai makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian
dari pergelangan sampai ke jari tangan sedangkan lengan bermakna bagian dari
pergelangan sampai ke pangkal bahu
 Makna idiom adalah makna ungkapan atau makna yang menyimpang dari konsep
yang sebenarnya
 Idiom terbagi menjadi 2 macam yaitu:
 Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsur nya sudah melebur
menjadi satu kesatuan sehingga makna yang dimiliki berasal dari satu
kesatuan itu. Contohnya: membanting tulang yang bermakna bekerja
keras, meja hijau yang bermakna pengadilan
 Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna
yang sebenarnya. Contohnya: koran kuning yang bermakna koran yang
memuat berita sensasi
 Peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri dari makna unsur-unsur
nya karena adanya hubungan antara makna asli dengan makna nya sebagai
peribahasa. Contohnya: tong kosong nyaring bunyinya yang bermakna
orang yang banyak omongnya biasanya tidak berilmu. Makna ini dapat
ditarik dari asosiasi bahwa tong yang berisi bila dipukul tidak
mengeluarkan bunyi sedangkan tong yang kosong bila dipukul
mengeluarkan bunyi yang keras.
Relasi Makna
Adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu
dengan satuan bahasa lainnya.
Relasi semantik dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna,
ketercakupan makna kegandaan makna, atau juga kelebihan makna
SINONIM
 Adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara
satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya.
z.B : betul = benar, bunga = kembang, mati = meninggal
Bersifat dua arah
Pintar Pandai
Faktor-faktor yang menyebabkan dua buah
sinonim maknanya tidak akan pesis sama :
1. Faktor Waktu
z.B : Hulubalang = Komandan
2. Faktor Tempat atau Wilayah
z.B : Saya = Beta
3. Keformalan
z.B : Uang = Duit
4. Faktor Sosial
z.B : Saya = Aku
5. Faktor bidang Kegiatan
z.B : Matahari = Surya
6. Faktor Nuansa Makna
z.B : melihat, melirik, menonton, meninjau, mengintip
Antonim
Adalah hubungan semantik antara dua bauah satuan ujaran yang maknanya
menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang
lainnya.
z.B : baik >< buruk, kanan >< kiri, depan >< belakang
Bersifat dua arah
Naik Turun
Jenis-jenis Antonim
1. Antonim yang bersifat mutlak
z.B : diam >< bergerak
2. Antonim yang bersifat relatif
z.B : besar >< kecil
3. Antonim yang bersifaft relasional
z.B : suami >< istri
4. Antonim yang bersifat hierarki
z.B : gram >< kilogram
POLISEMI
Adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh : Kepala
1.Kepalanya luka kena pecahan kepala
2.Kepala kantor itu bukan paman saya
3.Kepala surat biasanya berisi nama dan alamat surat
4.Kepalajarum itu terbuat dari pelastik
HOMONIMI
 Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang “kebetulan”
sama bentuknya; maknanya berbeda
contoh: - pacar “inai”, pacar “kekasih”
- bark “ gonggongan anjing”, bark “kulit pohon”
 Pada kasus homonimi terdapat 2 istilah lain, yaitu
- Homofoni
- Homografi
HIPONIMI
 Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang
maknanya tercakup dalam ujaran lain
contoh: kata merpati dengan kata burung.
1. Merpati
2. Tekukur
3. Perkutut
4. Balam
5. Kepodang
6. Cendrawasih
7. cucakrawa
1
2 3
4 5
6
7
 Relasi hiponimi bersifat searah, bukan dua arah, sebab kalau merpati
berhiponim dengan burung, maka burung bukan berhiponim dengan
merpati, melainkan berhipernim.
 Masalah hiponim dan hipernim sebenarnya adalah usaha untuk membuat
klasifikasi akan adanya kelas generik dan spesifik.
contoh: burung (generik): merpati, perkutut, tekukur (spesifik)
Ambiguiti atau ketaksaan
 Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala dapat terjadinya kegandaan
makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda.
contoh: buku sejarah baru
dapat ditafsirkan (1) buku sejarah itu baru terbit, atau (2) buku itu
memuat sejarah zaman baru.
 Ketaksaan dapat juga terjadi karena masalah homonimi, sedangkan
konteksnya tidak jelas.
 Ketaksaan dapat juga terjadi dalam bahasa lisan, meskipun dengan intonasi
yang tepat.
contoh: Ujang dan Nanang bersahabat karib.
Dia sangat mencintai istrinya.
kemungkinannya: (1) Ujang mencintai istri Ujang
(2) Ujang mencintai istri Nanang
(3) Nanang mencintai istri Nanang
(4) Nanang mencintai istri Ujang
REDUNDANSI
 Redundansi diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan unsur
segmental dalam suatu bentuk ujaran.
contoh: Bola itu ditendang oleh Dika, sama maknanya dengan Bola itu
ditendang Dika.
penggunaan kata oleh inilah yang disebut redundansi, berlebih-lebihan.
Perubahan Makna
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna, yaitu :
1. Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi
2. Perkembangan sosial budaya
3. Perkembangan pemakaian kata
4. Pertukaran tanggapan indera
5. Adanya asosiasi
Perubahan makna kata atau satuan ujaran terdiri atas
beberapa macam, yaitu :
1. Perubahan yang meluas
2. Perubahan yang menyempit
3. Perubahan yang berubah total
Dalam pembicaraan mengenai perubahan makna biasanya dibicarakan juga
usaha untuk “menghaluskan” atau “mengkasarkan” ungkapan dengan
menggunakan kosakata yang memiliki sifat itu.
Usaha menghaluskan mengenai perubahan makna dikenal dengan istilah
eufemia atau eufemisme, sedangakan usaha mengkasarkannya dikenal
dengan istilah disfemia.
Pengertian medan makna
medan makna adalah seperangkat unsur
leksikal yang maknanya saling berhubungan
karena menggambambarkan bagian dari bidang
kebudayaan atau realitas dalam alam semesta
tertentu.
misalnya : nama-nama warna, atau nama-nama
perkerabatan.
pengelompokan kata-kata berdasarkan medan maknanya sangat
bergantung pada konsep kebudayaan masing-masing masyarakat
pemakai bahasa tersebut.
Merah
Kuning
Hijau
Biru
Coklat
Abu-
abu
Putih
hitam
Kelompok warna dasar
dalam bahasa Indonesia
White
red
Green
Yellow
Blue
Brown
Purlpe
Pink
Orange
grey
Kelompok warna
dasar dalam bahasa
inggris
Contoh : Nama
perkerabatan
Kakak
Dalam
Bahasa
indonesia
Brother
Panggilan orang yang lahir dari ibu yang
sama
Dalam
Bahasa inggris
Adik
Sister
Berdasarka
n usia
Berdasarkan
jenis
kelamin
Dalam studi medan makna, kata-kata biasanya
dibagi atas empat kelompok , yaitu :
Kelompok bendaan (entiti)
Kelompok
kejadian/peristiwa (event)
Kelompok abstrak
Kelompok relasi
Tidak
terbatas
Terbatas
digolongkan menjadi 2, yaitu :
 golongan kolokasi
• golongan set
Golongan Medan Makna
berdasarkan hubungan
semantisnya
kolokasi
Kolokasi (berasal dari bahasa latin collolco
yang berarti ada ditempat yang sama dengan)
menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang
terjadi antara kata atau unsur lesikal itu.
Kolokasi menunjuk pada hubungan
sintagmatik karena karena sifatnya
yang linear
Jadi, kata-kata kolokasi ditemukan
bersama atau berada bersama dalam
satu tempat atau satu lingkungan.
Misalnya pada kalimat :
“tiang layar perahu nelayan itu patah dihantam badai, lalu
perahu itu digulung ombak, dan tenggelam beserta isinya”
Kita dapati kata-kata layar, perahu, nelayan, badai, ombak,
dan tenggelam yang merupakan kata-kata dalam satu
kolokasi ; satuan tempat atau lingkungan, yaitu lingkungan
kelautan.
Golongan Set
Set menunjuk pada hubungan
paragdimatik karena kata-kata atau
unsur-unsur yang berada dalam suatu set
dapat saling menggantikan.
Suatu set biasanya berupa sekelompok unsur
lesikal dari kelas yang sama yang tampaknya merupakan
satu kesatuan. Setiap unsur lesikal dalam suatu set
dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan
anggota-anggota dalam set tersebut.
Misalnya :
 Kata remaja merupakan tahap pertumbuhan
antara kanak-kanak dengan dewasa;
Bayi – kanak-kanak – remaja – dewasa - lansia
Set tahap pertumbuhan
 Sejuk adalah suhu diantara dingin dengan
hangat.
dingin - sejuk – hangat – panas – terik
set suhu
Pengelompokkan kata berdasarkan kolokasi dan set
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teori
medan makna, meskipun makna unsur-unsur lesikal itu
sering bertumpang tindih dan batasan-batasannya
sering kali menjadi kabur.
Selain itu pengelompokkan ini juga kurang memperhatikan
perbedaan antara makna denotasi dan makna konotasi antara makna
dasar dari suatu kata atau leksem dengan makna tambahan dari kata
itu.
pengelompokan kata atas medan makna ini hanya bertumpu
pada makna dasar, makna denotatif atau makna pusatnya saja .
Komponen makna
Komponen makna (komponen semantik )
mengajarkan bahwa setiap kata atau
unsur leksikal terdiri dari satu atau
beberapa unsur yang bersama-sama
membentuk makna kata atau makna
unsur leksikal tersebut.
Analisis komponen makna mengandaikan
setiap unsur leksikal memiliki atau tidak
memiliki suatu ciri yang membedakannya
dengan unsur lain .
Komponen Makna ayah Ibu
1. Manusia + +
2. Dewasa + +
3. Jantan + -
4. Kawin + +
5. Punya anak + +
Analisis komponen makna kata
ayah dan ibu
(+) : Memiliki komponen tersebut
( -) : Tidak memiliki komponen tersebut
Analisis komponen makna dapat digunakan untuk untuk
mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim
Menganalisis perbedaan
makna antar keduanya
Ayah
=
Bapa
k
Komponen Makna ayah bapak
1. Manusia + +
2. Dewasa + +
3. Sapaan kepada
orang tua laki-
laki
+ +
4. Sapaan kepada
yang dihormati
- +
Jadi , bapak merupakan sapaan kepada orang tua laki-laki yang dihormati sedangkan
ayah tidak
Contoh :
(57) Kamia mengahadap { bapak/ayah } Gubernur Suryadi di
kantornya.
Kegunaan analisis komponen makna yang lain :
 Membuat prediksi makna-makna
gramatikal
Afiksasi reduplikasi komposisi
Prefik –me pada nomina
1.( menggergaji ,
menombak )
Memiliki komponen makna /
+alat/ , maka memiliki
makna gramatikal
melakukan tindakan
dengan alat.
2. ( mematung , membeo )
Memiliki komponen makna /
+sifat/, atau /+ciri khas/ ,
maka memiliki makna
gramatikal menjadi atau
berbuat seperti.
3. ( menyambal , menyate )
Memiliki komponen makna /
+hasil olahan/ , maka akan
memiliki makna gramatikal
membuat yang disebut kata
dasarnya.
Terlihat adanya
perbedaan verba yang
memiliki komponen
makna /+sesaat/ dan
/-sesaat/
1./+sesaat/ , memiliki
makna gramatikal
‘berulang-ulang’
(memotong-motong)
2./-sesaat/ , memiliki
makna gramatikal
‘dilakukan tanpa tujuan’
( membaca-baca)
Prose penggabungan
leksem dengan leksem,
komponen makna yang
dimiliki oleh bentuk dasar
yang terlibat dalam proses
itu menentukan juga
makna gramatikal yang
dihasilkan .
Contoh :
Dalam makna gramatikal
‘milik’ hanya terjadi bila
konstituen kedua dari
komposisi itu memiliki
makna /+manusia/, atau/
+dianggap manusia/
Rumah dika , rumah paman
Bulu kucing
Kesesuaian Semantik dan Sintaksis
Berterima tidaknya sebuah kalimat bukan hanya masalah gramatikal. Tetapi juga masalah semantik
CONTOH :
1. Kambing yang Pak Udin terlepas lagi
2. Segelas Kambing minum setumpuk air
3. Kambing itu membaca komik
4. Penduduk DKI Jakarta sekarang ada 50 juta orang
gramatikal
leksikal
semantik
informasi
Analisis persesuaian semantik dan sintaksis harus
memperhitungkan komponen makna kata secara lebih
terperinci.
CONTOH :
1.Nenek makan dendeng
2.Kucing makan dendeng
3. Kambing itu makan rumput
Makan = makhluk hidup

Contenu connexe

Tendances

Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Hildadp
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional iwan setiawan
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiaNUR DIANA
 
Fonetik & Fonologi : Bunyi Konsonan
Fonetik & Fonologi : Bunyi KonsonanFonetik & Fonologi : Bunyi Konsonan
Fonetik & Fonologi : Bunyi KonsonanNur Aini
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumDidikparavisi
 
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikKelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikYudha Fadillah
 
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur KodeMakalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur KodeIzan M.Pd
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisMuhammad Idris
 
Beda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kodeBeda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kodeMuqtaf Hasan
 

Tendances (20)

Medan makna
Medan maknaMedan makna
Medan makna
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Kohesi gramatikal 2
Kohesi gramatikal 2Kohesi gramatikal 2
Kohesi gramatikal 2
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
 
Morfologi
MorfologiMorfologi
Morfologi
 
Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional Linguistik sistemik fungsional
Linguistik sistemik fungsional
 
Pilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksiPilihan kata-diksi
Pilihan kata-diksi
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
C. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.UC. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.U
 
Fonetik & Fonologi : Bunyi Konsonan
Fonetik & Fonologi : Bunyi KonsonanFonetik & Fonologi : Bunyi Konsonan
Fonetik & Fonologi : Bunyi Konsonan
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umum
 
Diksi (pilihan kata)
Diksi (pilihan kata)Diksi (pilihan kata)
Diksi (pilihan kata)
 
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikKelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur KodeMakalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
 
Deiksis
DeiksisDeiksis
Deiksis
 
Semantik sem.6
Semantik sem.6Semantik sem.6
Semantik sem.6
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Beda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kodeBeda Alih kode dan Campur kode
Beda Alih kode dan Campur kode
 

En vedette

Nomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi SintaksisNomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi SintaksisAzizoel Metiadini
 
Pendekatan semantik baru
Pendekatan semantik baruPendekatan semantik baru
Pendekatan semantik barusrikesumadewi
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahbekti liyasari
 
Makalah semantik tentang makna
Makalah semantik tentang maknaMakalah semantik tentang makna
Makalah semantik tentang maknaMuhammad Idris
 
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumMakalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumSentra Komputer dan Foto Copy
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKExcella Fiona
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarBu Ila
 
Tvorba riječi ponavljanje i vježbanje
Tvorba riječi ponavljanje i vježbanjeTvorba riječi ponavljanje i vježbanje
Tvorba riječi ponavljanje i vježbanjeIvana Čališ
 
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
 teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p) teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)Siska Paramitha
 

En vedette (14)

Nomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi SintaksisNomina & Pronomina Materi Sintaksis
Nomina & Pronomina Materi Sintaksis
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
 
Drama
DramaDrama
Drama
 
Pendekatan semantik baru
Pendekatan semantik baruPendekatan semantik baru
Pendekatan semantik baru
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarah
 
Makalah semantik tentang makna
Makalah semantik tentang maknaMakalah semantik tentang makna
Makalah semantik tentang makna
 
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umumMakalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
Makalah makna kata konotasi, makna kata denotasi dan kata umum
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
Tvorba riječi ponavljanje i vježbanje
Tvorba riječi ponavljanje i vježbanjeTvorba riječi ponavljanje i vježbanje
Tvorba riječi ponavljanje i vježbanje
 
Frazemi vježba
Frazemi vježbaFrazemi vježba
Frazemi vježba
 
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
 teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p) teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
 

Similaire à Tataran linguistik semantik

Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053elbadr
 
Semantik leksikal
Semantik leksikalSemantik leksikal
Semantik leksikalewer Rewel
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word documentFajar Pambudi
 
Semantik bahasa indonesia
Semantik bahasa indonesiaSemantik bahasa indonesia
Semantik bahasa indonesiaTohir Haliwaza
 
KAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNAKAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNAsyoretta
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3Laila Mohd Sarjan
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)Laila Mohd Sarjan
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3Oh Jenny
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayunoorabib
 

Similaire à Tataran linguistik semantik (20)

Semantik Pragmatis
Semantik PragmatisSemantik Pragmatis
Semantik Pragmatis
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053
 
Semantik leksikal
Semantik leksikalSemantik leksikal
Semantik leksikal
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Semantik bahasa indonesia
Semantik bahasa indonesiaSemantik bahasa indonesia
Semantik bahasa indonesia
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
Bab 7-sarwo-edi
Bab 7-sarwo-ediBab 7-sarwo-edi
Bab 7-sarwo-edi
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
KAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNAKAIDAH MAKNA
KAIDAH MAKNA
 
Makalah semanti1
Makalah semanti1Makalah semanti1
Makalah semanti1
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
SEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptxSEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptx
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
 

Plus de Romza Baher

Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi
Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologiSejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi
Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologiRomza Baher
 
Presentasi pendidikan yang menyenangkan
Presentasi pendidikan yang menyenangkanPresentasi pendidikan yang menyenangkan
Presentasi pendidikan yang menyenangkanRomza Baher
 
Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososialPerkembangan psikososial
Perkembangan psikososialRomza Baher
 
Alat pembelajaran
Alat pembelajaranAlat pembelajaran
Alat pembelajaranRomza Baher
 
Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)
Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)
Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)Romza Baher
 
Sains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamSains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamRomza Baher
 

Plus de Romza Baher (7)

Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi
Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologiSejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi
Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi
 
Presentasi pendidikan yang menyenangkan
Presentasi pendidikan yang menyenangkanPresentasi pendidikan yang menyenangkan
Presentasi pendidikan yang menyenangkan
 
Perkembangan psikososial
Perkembangan psikososialPerkembangan psikososial
Perkembangan psikososial
 
Alat pembelajaran
Alat pembelajaranAlat pembelajaran
Alat pembelajaran
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)
Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)
Presentasi sintaksis (diatesis dan wacana)
 
Sains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islamSains dan teknologi dalam islam
Sains dan teknologi dalam islam
 

Dernier

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 

Dernier (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Tataran linguistik semantik

  • 1. TATARAN LINGUISTIK : SEMANTIK  KELOMPOK 4 :  Gianluky  Ghina Robbaniah  Khoerunisa  Maharani Siswanto  M Arief Setiawan  Nectar Permitasari  Nurbaiti Indah Lestari  Novita Handayani  Yanti Ratnasari
  • 2. HAKIKAT MAKNA  Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari ti8ga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
  • 3. (1) /m/, /e/, /j/, /a/ (siginifian) meja (tanda linguistik) _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ GAMBAR SEBUAH MEJA ‘sejenis perabot rumah tangga/ kantor’ (signifie)
  • 4. (2) (B) konsep ‘sejenis perabot rumah tangga/kantor (a) _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ (c) Tanda linguistik referen <m-e-j-a>
  • 5. (3) (B) konsep MEJA _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ (c) referen(objek/benda (A) bentuk
  • 6.  2. Hakikat Makna Semantik  Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan (Perancis: signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari pada konsep atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan.  Dalam bidang semantik istilah yang biasa digunakan untuk tanda-linguistik itu adalah leksem atau makna kata. Yang perlu dipahami adalah tidak semua makna kata atau leksem itu mempunyai acuan konkret di dunia nyata. Misalnya leksem seperti agama, cinta, kebudayaan, dan keadilan tidak dapat ditampilkan referennya secara konkret. Di dalam penggunaannya makna kata atau leksem itu seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan juga dari acuannya.
  • 7. Berikut beberapa contoh :  Dasar buaya, ibunya senDiri Ditipunya. ( temukan makna kata paDa konteks kalimatnya)  Adik jatuh dari sepeda. Dia jatuh dalam ujian yang lalu. Dia jatuh cinta pada adikku. Kalau harganya jatuh lagi kita akan berangkat. (makna kata dilihat dari dalam konteks wacananya atau konteks situasinya)  Sudah hampir pukul dua belas !! •Sudah hampir pukul dua belas !! • Rapormu bagus sekali, Nak!”Rapormu bagus sekali, Nak!” (Jelas, dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji.(Jelas, dia tidak bermaksud memuji walaupun nadanya memuji. Dengan kalimat itu dia sebenarnya bermaksud menegur atau mungkinDengan kalimat itu dia sebenarnya bermaksud menegur atau mungkin mengejek anaknya itu.)mengejek anaknya itu.)
  • 8.  Sebuah kata, misalnya meja, terdiri atas unsur lambang bunyi yaitu [m-e-j-a] dan konsep atau citra mental benda- benda (objek) yang dinamakan meja. Menurut Ogden dan Richards (1923), dalam karya klasik tentang “teori semantik segi tiga” , kaitan antara lambang, citra mental atau konsep, dan referen atau objek dapat dijelaskan dengan gambar di halaman 286.
  • 9. Makna Leksikal, Gramatikal dan Kontekstual • Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meskipun tanpa konteks apapun • Makna Gramatikal adalah makna yang baru akan muncul kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi • Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks. Makna Referensial dan Non-referensial • Makna referensial adalah jika suatu kata memiliki referens atau acuannya. • Makna non-referensial adalah kata-kata yang tidak memiliki acuan Makna Denotatif dan Konotatif • Makna denotative adalah makna asli, asal atau makna yang sebenarnya. Sama dengan makna leksikal • Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotative yang berhbungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut.
  • 10.  Makna konseptual : makna yang menyatakan konsep asli atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah kata. Contohnya: kata “rumah” memiliki makna konseptual bangunan tempat tinggal manusia.  Makna asosiatif : makna lambang atau kiasan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain yang ada pada konsep asal kata tersebut. Contohnya: kata “melati” berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian  Dalam makna asosiatif terdapat 4 bagian makna yaitu:  Makna konotatif adalah makna tambahan yanng berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contohnya: kata kurus bersinonim dengan kata kerempeng dan kata ramping. Kata kerempeng memiliki konotasi rasa yang tidak menyenangkan sedangkan kata ramping memiliki konotasi rasa yang menyenangkan.
  • 11.  Makna stilistika adalah makna kata yang berkenaan dengan pengunaan kata sehubungan dengan perbedaan sosial atau bidang kegiatan. Contohnya: penggunaan kata rumah dapat dibedakan menjadi pondok, kediaman, kondomium, istana, vila, dan wisma. Kata-kata tersebut memberi asosiasi yang berbeda terhadap penghuninya.  Makna afektif adalah makna kata yang berkenaan dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau terhadap objek yang dibicarakan.  Makna kolokatif adalah makna kata yang hanya cocok digunakan berpasangan dengan kata tertentu lainnya. Contohnya: kata “tampan” cocok digunakan dengan kata “pemuda” atau “pria”, misalnya “pemuda tampan atau pria tampan” tetapi tidak bisa dikatakan gadis tampan. Kata “tampan” beralokasi dengan kata “pemuda” atau kata “pria”.
  • 12.  Makna kata adalah makna yang baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya.  Makna istilah adalah makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Contohnya: dalam istilah kedpkteran kata tangan dan lengan mempunyai makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan sedangkan lengan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu  Makna idiom adalah makna ungkapan atau makna yang menyimpang dari konsep yang sebenarnya  Idiom terbagi menjadi 2 macam yaitu:
  • 13.  Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsur nya sudah melebur menjadi satu kesatuan sehingga makna yang dimiliki berasal dari satu kesatuan itu. Contohnya: membanting tulang yang bermakna bekerja keras, meja hijau yang bermakna pengadilan  Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna yang sebenarnya. Contohnya: koran kuning yang bermakna koran yang memuat berita sensasi  Peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri dari makna unsur-unsur nya karena adanya hubungan antara makna asli dengan makna nya sebagai peribahasa. Contohnya: tong kosong nyaring bunyinya yang bermakna orang yang banyak omongnya biasanya tidak berilmu. Makna ini dapat ditarik dari asosiasi bahwa tong yang berisi bila dipukul tidak mengeluarkan bunyi sedangkan tong yang kosong bila dipukul mengeluarkan bunyi yang keras.
  • 14. Relasi Makna Adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Relasi semantik dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna, ketercakupan makna kegandaan makna, atau juga kelebihan makna
  • 15. SINONIM  Adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. z.B : betul = benar, bunga = kembang, mati = meninggal Bersifat dua arah Pintar Pandai
  • 16. Faktor-faktor yang menyebabkan dua buah sinonim maknanya tidak akan pesis sama : 1. Faktor Waktu z.B : Hulubalang = Komandan 2. Faktor Tempat atau Wilayah z.B : Saya = Beta 3. Keformalan z.B : Uang = Duit 4. Faktor Sosial z.B : Saya = Aku 5. Faktor bidang Kegiatan z.B : Matahari = Surya 6. Faktor Nuansa Makna z.B : melihat, melirik, menonton, meninjau, mengintip
  • 17. Antonim Adalah hubungan semantik antara dua bauah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lainnya. z.B : baik >< buruk, kanan >< kiri, depan >< belakang Bersifat dua arah Naik Turun
  • 18. Jenis-jenis Antonim 1. Antonim yang bersifat mutlak z.B : diam >< bergerak 2. Antonim yang bersifat relatif z.B : besar >< kecil 3. Antonim yang bersifaft relasional z.B : suami >< istri 4. Antonim yang bersifat hierarki z.B : gram >< kilogram
  • 19. POLISEMI Adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Contoh : Kepala 1.Kepalanya luka kena pecahan kepala 2.Kepala kantor itu bukan paman saya 3.Kepala surat biasanya berisi nama dan alamat surat 4.Kepalajarum itu terbuat dari pelastik
  • 20. HOMONIMI  Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang “kebetulan” sama bentuknya; maknanya berbeda contoh: - pacar “inai”, pacar “kekasih” - bark “ gonggongan anjing”, bark “kulit pohon”  Pada kasus homonimi terdapat 2 istilah lain, yaitu - Homofoni - Homografi
  • 21. HIPONIMI  Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam ujaran lain contoh: kata merpati dengan kata burung. 1. Merpati 2. Tekukur 3. Perkutut 4. Balam 5. Kepodang 6. Cendrawasih 7. cucakrawa 1 2 3 4 5 6 7
  • 22.  Relasi hiponimi bersifat searah, bukan dua arah, sebab kalau merpati berhiponim dengan burung, maka burung bukan berhiponim dengan merpati, melainkan berhipernim.  Masalah hiponim dan hipernim sebenarnya adalah usaha untuk membuat klasifikasi akan adanya kelas generik dan spesifik. contoh: burung (generik): merpati, perkutut, tekukur (spesifik)
  • 23.
  • 24. Ambiguiti atau ketaksaan  Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal yang berbeda. contoh: buku sejarah baru dapat ditafsirkan (1) buku sejarah itu baru terbit, atau (2) buku itu memuat sejarah zaman baru.  Ketaksaan dapat juga terjadi karena masalah homonimi, sedangkan konteksnya tidak jelas.
  • 25.  Ketaksaan dapat juga terjadi dalam bahasa lisan, meskipun dengan intonasi yang tepat. contoh: Ujang dan Nanang bersahabat karib. Dia sangat mencintai istrinya. kemungkinannya: (1) Ujang mencintai istri Ujang (2) Ujang mencintai istri Nanang (3) Nanang mencintai istri Nanang (4) Nanang mencintai istri Ujang
  • 26. REDUNDANSI  Redundansi diartikan sebagai berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran. contoh: Bola itu ditendang oleh Dika, sama maknanya dengan Bola itu ditendang Dika. penggunaan kata oleh inilah yang disebut redundansi, berlebih-lebihan.
  • 27. Perubahan Makna Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna, yaitu : 1. Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi 2. Perkembangan sosial budaya 3. Perkembangan pemakaian kata 4. Pertukaran tanggapan indera 5. Adanya asosiasi
  • 28. Perubahan makna kata atau satuan ujaran terdiri atas beberapa macam, yaitu : 1. Perubahan yang meluas 2. Perubahan yang menyempit 3. Perubahan yang berubah total
  • 29. Dalam pembicaraan mengenai perubahan makna biasanya dibicarakan juga usaha untuk “menghaluskan” atau “mengkasarkan” ungkapan dengan menggunakan kosakata yang memiliki sifat itu. Usaha menghaluskan mengenai perubahan makna dikenal dengan istilah eufemia atau eufemisme, sedangakan usaha mengkasarkannya dikenal dengan istilah disfemia.
  • 30. Pengertian medan makna medan makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu. misalnya : nama-nama warna, atau nama-nama perkerabatan. pengelompokan kata-kata berdasarkan medan maknanya sangat bergantung pada konsep kebudayaan masing-masing masyarakat pemakai bahasa tersebut.
  • 31. Merah Kuning Hijau Biru Coklat Abu- abu Putih hitam Kelompok warna dasar dalam bahasa Indonesia White red Green Yellow Blue Brown Purlpe Pink Orange grey Kelompok warna dasar dalam bahasa inggris
  • 32. Contoh : Nama perkerabatan Kakak Dalam Bahasa indonesia Brother Panggilan orang yang lahir dari ibu yang sama Dalam Bahasa inggris Adik Sister Berdasarka n usia Berdasarkan jenis kelamin
  • 33. Dalam studi medan makna, kata-kata biasanya dibagi atas empat kelompok , yaitu : Kelompok bendaan (entiti) Kelompok kejadian/peristiwa (event) Kelompok abstrak Kelompok relasi Tidak terbatas Terbatas
  • 34. digolongkan menjadi 2, yaitu :  golongan kolokasi • golongan set Golongan Medan Makna berdasarkan hubungan semantisnya
  • 35. kolokasi Kolokasi (berasal dari bahasa latin collolco yang berarti ada ditempat yang sama dengan) menunjuk kepada hubungan sintagmatik yang terjadi antara kata atau unsur lesikal itu. Kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik karena karena sifatnya yang linear
  • 36. Jadi, kata-kata kolokasi ditemukan bersama atau berada bersama dalam satu tempat atau satu lingkungan. Misalnya pada kalimat : “tiang layar perahu nelayan itu patah dihantam badai, lalu perahu itu digulung ombak, dan tenggelam beserta isinya” Kita dapati kata-kata layar, perahu, nelayan, badai, ombak, dan tenggelam yang merupakan kata-kata dalam satu kolokasi ; satuan tempat atau lingkungan, yaitu lingkungan kelautan.
  • 37. Golongan Set Set menunjuk pada hubungan paragdimatik karena kata-kata atau unsur-unsur yang berada dalam suatu set dapat saling menggantikan. Suatu set biasanya berupa sekelompok unsur lesikal dari kelas yang sama yang tampaknya merupakan satu kesatuan. Setiap unsur lesikal dalam suatu set dibatasi oleh tempatnya dalam hubungan dengan anggota-anggota dalam set tersebut.
  • 38. Misalnya :  Kata remaja merupakan tahap pertumbuhan antara kanak-kanak dengan dewasa; Bayi – kanak-kanak – remaja – dewasa - lansia Set tahap pertumbuhan  Sejuk adalah suhu diantara dingin dengan hangat. dingin - sejuk – hangat – panas – terik set suhu
  • 39. Pengelompokkan kata berdasarkan kolokasi dan set dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai teori medan makna, meskipun makna unsur-unsur lesikal itu sering bertumpang tindih dan batasan-batasannya sering kali menjadi kabur. Selain itu pengelompokkan ini juga kurang memperhatikan perbedaan antara makna denotasi dan makna konotasi antara makna dasar dari suatu kata atau leksem dengan makna tambahan dari kata itu. pengelompokan kata atas medan makna ini hanya bertumpu pada makna dasar, makna denotatif atau makna pusatnya saja .
  • 40. Komponen makna Komponen makna (komponen semantik ) mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Analisis komponen makna mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu ciri yang membedakannya dengan unsur lain .
  • 41. Komponen Makna ayah Ibu 1. Manusia + + 2. Dewasa + + 3. Jantan + - 4. Kawin + + 5. Punya anak + + Analisis komponen makna kata ayah dan ibu (+) : Memiliki komponen tersebut ( -) : Tidak memiliki komponen tersebut
  • 42. Analisis komponen makna dapat digunakan untuk untuk mencari perbedaan dari bentuk-bentuk yang bersinonim Menganalisis perbedaan makna antar keduanya Ayah = Bapa k Komponen Makna ayah bapak 1. Manusia + + 2. Dewasa + + 3. Sapaan kepada orang tua laki- laki + + 4. Sapaan kepada yang dihormati - + Jadi , bapak merupakan sapaan kepada orang tua laki-laki yang dihormati sedangkan ayah tidak Contoh : (57) Kamia mengahadap { bapak/ayah } Gubernur Suryadi di kantornya.
  • 43. Kegunaan analisis komponen makna yang lain :  Membuat prediksi makna-makna gramatikal Afiksasi reduplikasi komposisi Prefik –me pada nomina 1.( menggergaji , menombak ) Memiliki komponen makna / +alat/ , maka memiliki makna gramatikal melakukan tindakan dengan alat. 2. ( mematung , membeo ) Memiliki komponen makna / +sifat/, atau /+ciri khas/ , maka memiliki makna gramatikal menjadi atau berbuat seperti. 3. ( menyambal , menyate ) Memiliki komponen makna / +hasil olahan/ , maka akan memiliki makna gramatikal membuat yang disebut kata dasarnya. Terlihat adanya perbedaan verba yang memiliki komponen makna /+sesaat/ dan /-sesaat/ 1./+sesaat/ , memiliki makna gramatikal ‘berulang-ulang’ (memotong-motong) 2./-sesaat/ , memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan’ ( membaca-baca) Prose penggabungan leksem dengan leksem, komponen makna yang dimiliki oleh bentuk dasar yang terlibat dalam proses itu menentukan juga makna gramatikal yang dihasilkan . Contoh : Dalam makna gramatikal ‘milik’ hanya terjadi bila konstituen kedua dari komposisi itu memiliki makna /+manusia/, atau/ +dianggap manusia/ Rumah dika , rumah paman Bulu kucing
  • 44. Kesesuaian Semantik dan Sintaksis Berterima tidaknya sebuah kalimat bukan hanya masalah gramatikal. Tetapi juga masalah semantik CONTOH : 1. Kambing yang Pak Udin terlepas lagi 2. Segelas Kambing minum setumpuk air 3. Kambing itu membaca komik 4. Penduduk DKI Jakarta sekarang ada 50 juta orang gramatikal leksikal semantik informasi
  • 45. Analisis persesuaian semantik dan sintaksis harus memperhitungkan komponen makna kata secara lebih terperinci. CONTOH : 1.Nenek makan dendeng 2.Kucing makan dendeng 3. Kambing itu makan rumput Makan = makhluk hidup