SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
PERPAJAKAN

1 PENGERTIAN PERPAJAKAN
Menurut UU NO. 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

APBN yang sebagian besar dari pajak digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan & pembangunan, seperti membiayai posyandu, fasilitas & infrastruktur, subsidi
pangan & BBM, dana alokasi umum, pelayanan kesehatan, penegak hokum, pendidikan,
kelestarian LH, penanggulan bencana, kelestarian budaya, transportasi masal, pertahanan &
keamanan, pemilihan umum.

Landasan Hukum :

     1. Pasal 1 butir 2 UU KUP

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak,
dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dangan ketentuan
perundang-undangan perpajakan.

     2. Pasal 2 ayat 1 UU KUP

Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan pada kantor direktorat
jenderal pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak
dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak

Kapankah Subjek Pajak Menjadi Wajib Pajak ?

Subjek pajak menjadi wajib pajak apabila memenuhi criteria subjek pajak dan memenuhi criteria
kewajiban objektif yaitu apabila yang bersangkutan telah menerima atau memperoleh
penghasilan yang dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan.

1. unsur-unsur yang terkandung dalam pajak :

a.      Iuran rakyat kepada negara
        Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang bukan barang.
b.      Berdasarkan undang-undang
        Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
        pelaksanaannya.


MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                Page 1
STIE “YASA ANGGANA” Garut
c.     Tanpa jasa timbal Balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat
       ditunjuk.
d.     Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang
       bermanfaat bagi masyarakat luas.

2. fungsi-fungsi pajak

a.    fungsi budgetair ; pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
      pengeluaran-pengeluarannya.
b.    Fungsi mengatur (regulerend) ; pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
      kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contohnya :
a.    pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi
      minuman keras
b.    pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya
      hidup konsumtif
c.    tarif pajak untuk ekspor 0%, untuk mendorong ekspor produk indonesia di pasaran dunia.

3. Hukum Pajak :

a.      hukum pajak materiil : memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan,
perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak
(subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan
hapusnya hutang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Contoh :
Undang-Undang pajak penghasilan
b.       hukum pajak formiil ; memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materiil
menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil). Contoh : ketentuan umum dan
tata cara perpajakan.
4. - Pajak langsung : pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : pajak penghasilan (PPh)
- pajak tidak langsung : pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain. Contoh ; pajak pertambahan nilai (PPn)


2 NPWP
1) Pengertian NPWP
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
yang digunakan sebagai tanda pengenal diri atau indentitas dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan.




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                             Page 2
STIE “YASA ANGGANA” Garut
2) KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI & MELAPORKAN USAHA
Pasal 2 ayat (2) dan (3) UU KUP & Penjelasan

1. KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP :
     Orang Pribadi Usahawan/Pekerjaan Bebas
     Orang Pribadi Non Usahawan (Karyawan) berpenghasilan diatas PTKP
     Semua badan
     WP OP Pengusaha Tertentu
2.MELAPORKAN USAHA UNTUK DIKUKUHKAN MENJADI PKP :
       - Pengusaha yang telah memenuhi syarat sbg PKP
       - Pengusaha yg telah melampaui batasan pengusaha
         Kecil pada suatu masa dalam suatu tahun buku.
       - Pengusaha Kecil yang memilih menjadi PKP
3. SANKSI PERPAJAKAN
   Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri atau melaporkan usahanya akan dikenakan sanksi
   menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Syarat Memperoleh NPWP
WP Orang Pribadi Non-Usahawan:
            Fotocopy KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor.
WP Orang Pribadi Usahawan:
            Fotocopy KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor;
            Fotocopy Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari instansi
               yang berwenang.
WP Badan:
            Fotocopy akte pendirian;
            Fotocopy KTP salah seorang pengurus;
            Fotocopy Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari instansi
               yang berwenang.
Bendaharawan Pemungut/Pemotong:
            Fotocopy surat penunjukan sebagai bendaharawan;
            Fotocopy tanda bukti diri KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor.
WP berstatus cabang
- fotocopy kartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusat
4) Fungsi NPWP Dan Pengukuhan PKP
   Fungsi NPWP
   • Sarana dalam administrasi perpajakan;
   • Tanda pengenal diri atau Identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban
      perpajakannya
   • Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
   • Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan.
   • Setiap WP hanya diberikan satu NPWP




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                              Page 3
STIE “YASA ANGGANA” Garut
Fungsi Pengukuhan PKP
   • Pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban PKP di bidang PPN dan PPn BM
   • Sebagai identitas PKP yang bersangkutan.

5) Penghapusan NPWP Psl 3

   Kriteria
   • Mengajukan diri
   • WP dilikuidasi
   • BUT yg menghentikan kegiatan usaha
   • Diangap perlu oleh DJP

   Setelah dilakukan pemeriksaan
   • Utk WP OP max 6 bln
   • Utk WP Badan max 12 bln

6) SANKSI NPWP

   Pasal 39 UU KUP

   (1) Setiap orang yang dengan sengaja:

      a.      tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak
              Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
              dimaksud dalam Pasal 2; atau

      b.       sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan
              pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali
              jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

   (2) Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilipatkan 2 (dua) apabila seseorang
   melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung
   sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.

   (3) Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana
   menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan
   Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, atau dipidana dengan
   pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah
   restitusi yang dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak."




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                Page 4
STIE “YASA ANGGANA” Garut
7) Kewajiban Setelah NPWP

   1. Pembayaran Masa
                – a. PPh Pasal 25
                – b. PPh Pasal 21 (PPh Karyawan)
                – c. PPh Pasal 22
                – d. PPh Pasal 23
   2. Pelaporan
   3. SPT Tahunan PPh (Badan/Orang Pribadi/Pasal 21)
   4. Pelunasan Utang Pajak
   5. Pembukuan atau Pencatatan




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                               Page 5
STIE “YASA ANGGANA” Garut
3 TATA CARA PEMBAYARAN MASA DAN TAHUNAN
A. Pembayaran Pajak
    Mekanisme Pembayaran Pajak :
   a) Membayar sendiri yang terutang :
       1)      Pembayaran angsuran setiap bulan (PPh Pasal 25)
               Pembayaran PPh Pasal 25 yaitu pembayaran pajak penghasilan          secara
    angsuran. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan beban Wajib Pajak dalam melunasi
    pajak yang terutang dalam satu tahun pajak. Wajib Pajak diwajibkan untuk mengangsur
    pajak yang akan terutang pada akhir tahun dengan membayar sendiri angsuran setiap bulan.
       2)      Pembayaran PPh Pasal 29 setelah akhir tahun :
               Pembayaran PPh Pasal 29 yaitu pelunasan pajak penghasilan yang dilakukan
               sendiri oleh Wajib Pajak pada akhir tahun pajak apabila pajak terutang untuk
               suatu tahun pajak lebih besar dari jumlah total pajak yang dibayar sendiri dan
               pajak yang dipotong atau dipungut pihak lain sebagai kredit pajak.
    b) Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal 4         (2), PPh Pasal 15,
       PPh Pasal 21, 22, dan 23, serta PPh Pasal 26).
       Pihak lain disini :
       1)      Pemberi penghasilan;
       2)      Pemberi kerja; atau
       3)      Pihak lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah.
               Penjelasan lebih lanjut mengenai pemotongan dan pemungutan pajak diuraikan
       lebih lanjut pada bagian Pemotongan/Pemungutan (butir C).
    c) Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah.
    d) Pembayaran Pajak-pajak lainnya.
       1)      Pembayaran PBB yaitu pelunasan berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak
               Terutang (SPPT). Untuk daerah Jakarta, pembayaran PBB sudah dapat dilakukan
               dengan menggunakan ATM Bank-bank tertentu.
       2)      Pembayaran BPHTB yaitu pelunasan pajak atas perolehan hak atas tanah dan
               bangunan.
       3)      Pembayaran Bea Materai yaitu pelunasan pajak atas dokumen yang dapat
               dilakukan dengan cara menggunakan benda materai berupa materai tempel
               atau kertas bermaterai atau dengan cara lain seperti menggunakan mesin teraan.

B. Pelaksanaan Pembayaran Pajak
    Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank pemerintah maupun swasta dan kantor pos
    dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di KPP terdekat, atau
    dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara elektronik (e-payment).




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                  Page 6
STIE “YASA ANGGANA” Garut
C. Pemotongan / Pemungutan
   Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, ada pembayaran bulanan yang dilakukan
   dengan mekanisme pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Adapun jenis
   pemotongan/pemungutan adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26,
   dan PPN dan PPn BM.

Adapun definisi dari masing-masing pajak penghasilan tersebut adalah sebagai berikut :

-     PPh Pasal 21 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan
      dengan penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri
      sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan (seperti gaji yang diterima
      oleh pegawai dipotong oleh perusahaan dimana dia bekerja).

-     PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan
      dengan pembayaran atas penyerahan barang, impor barang dan kegiatan usaha di bidang-
      bidang tertentu (seperti penyerahan barang oleh rekanan kepada bendaharawan
      pemerintah).

-     PPh Pasal 23 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan
      dengan penghasilan tertentu seperti : deviden, bunga, royalty, sewa, dan jasa yang
      diterima oleh WP badan dalam negeri, dan BUT.

-     PPh Pasal 26 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan
      dengan penghasilan yang diterima oleh WP luar negeri.

-     PPh Final (Pasal 4 ayat (2)

      Ada beberapa penghasilan yang dikenakan PPh Final. Yang dimaksud final disini bahwa
      pajak yang dipotong, dipungut oleh pihak ketiga atau dibayar sendiri tidak dapat
      dikreditkan (bukan pembayaran di muka) terhadap utang pajak pada akhir tahun dalam
      penghitungan pajak penghasilan pada SPT Tahunan. Beberapa contoh penghasilan yang
      dikenakan PPh final : bunga deposito, penjualan tanah dan bangunan, persewaan tanah
      dan bangunan, hadiah undian, bunga obligasi dsb.

-     PPh Pasal 15 adalah pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh Wajib Pajak
      tertentu yang menggunakan norma penghitungan khusus, antara lain perusahaan
      pelayaran atau penerbangan internasional, perusahaan asuransi luar negeri, perusahaan
      pengeboran minyak, gas dan panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang
      melakukan investasi dalam bentuk bangun guna serah.




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                 Page 7
STIE “YASA ANGGANA” Garut
D. Pelaporan

    Sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Perpajakan, Surat Pemberitahuan (SPT)
    mempunyai fungsi sebagai suatu sarana bagi Wajib Pajak di dalam melaporkan dan
    mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu
    Surat Pemberitahuan berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak baik
    yang dilakukan Wajib Pajak sendiri maupun melalui mekanisme pemotongan dan
    pemungutan yang dilakukan oleh pihak ke-3, melaporkan harta dan kewajiban, dan
    pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan dan pemungutan pajak yang
    telah dilakukan. Sehingga Surat Pemberitahuan mempunyai makna yang cukup penting baik
    bagi Wajib Pajak maupun aparatur pajak.

    Pelaporan pajak disampaikan ke KPP dimana Wajib Pajak terdaftar. SPT dapat dibedakan
    sebagai berikut :

    1) SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas    pembayaran
        pajak bulanan. Ada beberapa SPT Masa :
        -      PPh Pasal 21,
        -      PPh Pasal 22,
        -      PPh Pasal 23,
        -      PPh Pasal 25,
        -      PPh Pasal 26,
        -      PPN dan PPnBM,
        -      Pemungut PPN
    2) SPT Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan. Ada beberapa jenis
        SPT Tahunan :
        -      Badan
        -      Orang Pribadi
    Untuk lampiran 1721 A1 pada SPT Masa PPh Pasal 21 dapat digunakan media elektronik
    (disket dan cartridge).

    Saat ini khusus untuk SPT Masa PPN sudah dapat disampaikan secara elektronik (on-line)
    melalui aplikasi e-filing. Dalam waktu dekat, penyampaian SPT Tahunan PPh dapat
    dilakukan secara online melalui aplikasi e-SPT.


4   SANKSI BAGI WP
    Sanksi Administrasi dikenakan :
    • SPT Tahunan tidak disampaikan atau terlambat disampaikan dikenakan sanksi denda
       administrasi Rp. 1.000.000,- untuk SPT Masa PPN Rp. 500.000,- dan SPT Masa PPh
       Pasal 21 Rp. 100.000,-
    • Atas keterlambatan pembayaran pajak yang terutang dikenakan sanksi denda bunga 2%
       sebulan.
MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                               Page 8
STIE “YASA ANGGANA” Garut
5 PEMERIKSAAN
     Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, Direktur
Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. Pelaksanaan pemeriksaan
dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap Wajib Pajak yang bertujuan
untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan dengan tujuan menguji kepatuhan Wajib
Pajak dan tujuan lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Dalam hal dilakukan pemeriksaan, Wajib Pajak berhak :
-       Meminta Surat Perintah Pemeriksaan
-       Melihat Tanda Pengenal Pemeriksaan
-       Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan
-       Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT
     Pemeriksaan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi pemeriksaan rutin, pemeriksaan
kriteria seleksi, pemeriksaan khusus, pemeriksaan Wajib Pajak lokasi, pemeriksaan tahun
berjalan dan pemeriksaan bukti permulaan. Pemeriksaan yang disebutkan terakhir adalah
pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang terindikasi melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan.


6 KEBERATAN DAN BANDING
1. KEBERATAN
        Wajib Pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu ketetapan pajak dari
hasil pemeriksaan dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak
paling lambat 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan, dan atas keberatan tersebut Direktur Jenderal
Pajak akan memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak
surat keberatan diterima.
Syarat Pengajuan Keberatan adalah :

-      Mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor
       Pelayanan Pajak setempat atas SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, dan Pemotongan dan
       Pemungutan oleh pihak ketiga.

-      Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak
       terutang menurut perhitungan Wajib Pajak dengan menyebutkan alasan-alasan yang jelas.

-      Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak surat ketetapan pajak,
       kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi
       karena di luar kekuasaannya.

-      Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai Surat
       Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.
MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                   Page 9
STIE “YASA ANGGANA” Garut
2. BANDING
       Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan atas
keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan banding ke Badan
Peradilan Pajak. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dalam
waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima dilampiri Surat Keputusan Keberatan tersebut.
Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding. Perlu diketahui bahwa Wajib
Pajak yang mengajukan banding harus membayar minimal 50% dari utang pajak yang diajukan
banding. Pengadilan Pajak harus menetapkan putusan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak
Surat Banding diterima.
       Apabila putusan Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian atau seluruh Banding, maka
kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.


7 PENAGIHAN
     Apabila WP tidak membayar pajak terutang sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan dalam STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, maka DJP dapat melakukan tindakan penagihan. Proses penagihan
dimulai dengan Surat Teguran dan dilanjutkan dengan Surat Paksa. Dalam hal WP tetap tidak
membayar tagihan pajaknya maka dapat dilakukan penyitaan dan pelelangan atas harta WP yang
disita tersebut untuk melunasi pajak yang tidak/belum dibayar.

Adapun jangka waktu proses penagihan sebagai berikut :

-      Surat Teguran diterbitkan apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari jatuh tempo
       pembayaran Wajib Pajak tidak membayar utang pajaknya.

-      Surat Paksa diterbitkan dalam jangka 21 (dua puluh satu) hari setelah Surat Teguran
       apabila Wajib Pajak tetap belum melunasi utang pajaknya.

-      Sita dilakukan dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak Surat Paksa disampaikan.

-      Lelang dilakukan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang.
       Sedangkan pengumuman lelang dilakukan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah
       penyitaan.

DJP dapat melakukan pencegahan dan penyanderaan terhadap WP Pajak/penanggung pajak yang
tidak kooperatif dalam membayar hutang pajaknya.




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                Page 10
STIE “YASA ANGGANA” Garut
8 HAK-HAK WP
Hak-Hak Wp Lainnya :

-     Kerahasiaan Wajib Pajak
      Wajib Pajak mempunyai hak untuk mendapat perlindungan kerahasiaan atas segala
      sesuatu informasi yang telah disampaikannya kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam
      rangka menjalankan ketentuan perpajakan. Disamping itu pihak lain yang melakukan
      tugas di bidang perpajakan juga dilarang mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak,
      termasuk tenaga ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, pengacara yang ditunjuk oleh Direktur
      Jenderal Pajak untuk membantu pelaksanaan Undang-undang Perpajakan.
      Kerahasiaan Wajib Pajak antara lain :
      a)    Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang
                    dilaporkan oleh Wajib Pajak;
      b)    Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia;
      c)    Dokumen atau rahasia Wajib Pajak lainnya sesuai ketentuan perpajakan        yang
            berlaku


-     Namun demikian dalam rangka penyidikan, penuntutan atau dalam rangka kerjasama
      dengan instansi pemerintah lainnya, keterangan atau bukti tertulis dari atau tentang Wajib
      Pajak dapat diberikan atau diperlihatkan kepada pihak tertentu yang ditetapkan oleh
      Menteri Keuangan.
-     Penundaan Pembayaran
      Dalam hal-hal atau kondisi tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
      menunda pembayaran pajak.
-     Pengangsuran Pembayaran
      Dalam hal-hal atau kondisi teretntu, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan
      mengangsur pembayaran tersebut.
-     Penundaan Pelaporan SPT Tahunan
      Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat menyampaikan perpanjangan
      penyampaian SPT Tahunan baik PPh Badan maupun PPh Pasal 21
-     Pengurangan PPh Pasal 25
      Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan pengurangan angsuran
      PPh Pasal 25.
-     Pengurangan PBB
      Wajib Pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada
      hubungannya dengan subjek pajak atau karena       sebab-sebab tertentu lainnya serta
      dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam dan juga bagi Wajib Pajak anggota


MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                Page 11
STIE “YASA ANGGANA” Garut
veteran pejuang kemerdekaan dan veteran pembela kemerdekaan, dapat mengajukan
      permohonan pengurangan atau pajak terutang.
-     Pembebasan Pajak
      Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembebasan
      atas pemotongan/pemungutan pajak penghasilan.
-     Pembagian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak
      Wajib Pajak yang telah memenuhi kriteria tertentu sebagai Wajib Pajak Patuh dapat
      diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dalam jangka waktu
      paling lambat 1 bulan untuk PPN dan 3 bulan untuk PPh sejak tanggal permohonan.
-     Pajak Ditanggung Pemerintah
      Dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana
      pinjaman luar negeri PPh yang terutang atas penghasilan yang diterima oleh kontraktor,
      konsultan dan supplier utama ditanggung oleh pemerintah.
-     Insentif Perpajakan
      Di bidang PPN, untuk Barang Kena Pajak tertentu atau kegiatan tertentu diberikan
      fasilitas pembebasan PPN atau PPN Tidak Dipungut, BKP tertentu yang dibebaskan dari
      pengenaan PPN antara lain Kereta Api, Pesawat Udara, Kapal Laut, Buku-buku,
      perlengkapan TNI/POLRI. Perusahaan yang melakukan kegiatan di kawasan tertentu
      seperti Kawasan Berikat mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut antara lain atas impor
      dan perolehan bahan baku.


9 SISTEM PUNGUTAN PAJAK
Ada 3 sistem :

1.    Self Assesment (PPh dan PPN)

      Wajib Pajak berperan aktif sendiri menghitung, menetapkan, menyetorkan dan
      melaporkan pajak yang terutang.
      Kantor Pajak berperan mengawasi kebenaran atau tidak laporan yang disampaikan dan
      bila perlu melakukan pemeriksaan tingkat kepatuhan wajib pajak dengan hasil akhir
      menerbitkan Surat Ketetapan Pajak.

2.    Official Assesment (PBB)

      Kantor Pajak menghitung, menetapkan besarnya pajak terutang dalam Surat
      Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                              Page 12
STIE “YASA ANGGANA” Garut
3.     System Witholding

       Adanya pihak ketiga yang menghitung, menetapkan, menyetorkan dan melaporkan pajak
       yang sudah dipotong/dipungut misalnya : PPh atas gaji, Imbalan jasa dari bendaharawan
       pemerintah dan lainnya.


10 DASAR PENAGIHAN
Yang menjadi dasar penagihan pajak :
   1. STP
   2. SKPKB
   3. SKPKBT
   4. SK Pembetulan
   5. SK Keberatan
   6. SK Putusan Banding
   7. Putusan Peninjauan Kembali
   8. SPPT PBB

I.     Penagihan Seketika dan Sekaligus

Adalah penagihan yang dilakukan segera tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran
untuk seluruh jenis pajak termasuk biaya penagihan.

Dilakukan bila :
a.    Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia selamanya atau berniat untuk itu.
b.    Penanggung pajak memindahkan barang yang dimiliki atau dikuasai atau mengecilkan
      kegiatan usaha atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia.
c.    Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan :
      -       Membubarkan usaha
      -       Menggabungkan/memekarkan
      -       Memindahtangankan
      -       Perubahan bentuk usaha
d.    Badan usaha akan dibubarkan oleh negara.
e.    Terjadi penyitaan barang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau ada tanda-tanda pailit.

II.    Hak Mendahului (UU No. 28 Tahun 2007 Pasal 21)

Hak Mendahului Adalah hak negara sebagai kreditor yang mempunyai hak mendahului atas
barang-barang milik penanggung pajak yang akan dilelang dimuka umum.
Meliputi :
-      Pokok pajak
-      Sanksi administrasi (bunga, denda, kenaikan, biaya penagihan)
       mendahului utang pajak melebihi segala hak mendahului lainnya, kecuali :

MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                               Page 13
STIE “YASA ANGGANA” Garut
-      Biaya perkara
-      Biaya untuk menyelamatkan barang-barang
-      Biaya perkara yang disebabkan pelelangan atau penyelesaian warisan
Apabila wajib pajak dinyatakan pailit bubar atau likuidasi maka Kurator/ Likuidator dilarang
membagi kepada kreditor lainnya sebelum utang-utang pajak dibayar.
Tak mendahului hilang setelah 5 tahun sejak :
a.     Pemberitahuan surat paksa diberitahukan secara resmi.
b.     Bila diberikan penundaan pembayaran maka pajak batas akhir penundaan diberikan


11 DALUWARSA
Hak melakukan penagihan pajak daluwarsa setelah lewat 5 (lima) tahun terhitung sejak
penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, SK Keberatan, Putusan
Banding serta PK.
Daluwarsa tertangguhkan apabila :
a.    Diterbitkan surat paksa
b.    Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak langsung atau tidak langsung
c.    Diterbitkan SKPKBT, karena Pasal 13 ayat (5) SKPKBT Pasal 15 (4) KUP.
d.    Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                                Page 14
STIE “YASA ANGGANA” Garut
12 PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam karya
ilmiah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul karya
ilmiah ini.saya harap Semoga karya ilmiah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                           Page 15
STIE “YASA ANGGANA” Garut
13 DAFTAR PUSTAKA
  I.   http://www.lintasberita.web.id/ringkasan-materi-kuliah-perpajakan-1/
 II.   http://sharingbahankuliah.blogspot.com/2009/06/bahan-kuliah-perpajakan.html
III.   http://www.slideshare.net/roniap1/savedfiles?s_title=ketentuan-umum-dan-tatacara-
       perpajakan&user_login=iyandri




MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN                                                              Page 16
STIE “YASA ANGGANA” Garut

Contenu connexe

Tendances

Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Yesica Adicondro
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanRoko Subagya
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...Roko Subagya
 
Ppt perpajakan
Ppt perpajakanPpt perpajakan
Ppt perpajakanUNISBA
 
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIAmnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIRoko Subagya
 
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online  PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online Roko Subagya
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKYABES HULU
 
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkkKonsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkkLutfi Ardhani
 
Landasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLandasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLamsiskaRosalina
 
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajakUu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajakRoko Subagya
 
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhUu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhChairudin NR
 
Bab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakanBab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakandessayti
 
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-UndangSEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-UndangRoko Subagya
 

Tendances (20)

Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
 
KUP A kelompok 1
KUP A kelompok 1KUP A kelompok 1
KUP A kelompok 1
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
 
KUP
KUPKUP
KUP
 
Ppt perpajakan
Ppt perpajakanPpt perpajakan
Ppt perpajakan
 
Pengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKANPengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKAN
 
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap IIIAmnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
Amnesti pajak Telah Memasuki Tahap III
 
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online  PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAK
 
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkkKonsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
 
Landasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan PajakLandasan Hukum Penagihan Pajak
Landasan Hukum Penagihan Pajak
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajakUu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
 
Uu tax amnesty
Uu tax amnestyUu tax amnesty
Uu tax amnesty
 
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhUu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
 
Penagihan pajak
Penagihan pajak Penagihan pajak
Penagihan pajak
 
Bab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakanBab 1 pengantar perpajakan
Bab 1 pengantar perpajakan
 
Surat Setoran Pajak
Surat Setoran PajakSurat Setoran Pajak
Surat Setoran Pajak
 
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-UndangSEQUEL  ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
SEQUEL ANALISA PPN ::: Kuncinya Pada Tarif dan Undang-Undang
 

En vedette

Undang undang-tahun-2003-13-03
Undang undang-tahun-2003-13-03Undang undang-tahun-2003-13-03
Undang undang-tahun-2003-13-03Harry Calbara
 
Prakt,komp & adm,pajak
Prakt,komp & adm,pajakPrakt,komp & adm,pajak
Prakt,komp & adm,pajakardi7835
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...Uofa_Unsada
 
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02dhoan Evridho
 
Contoh surat perjanjian kerjaharianlepas
Contoh surat perjanjian kerjaharianlepasContoh surat perjanjian kerjaharianlepas
Contoh surat perjanjian kerjaharianlepasalfiansinaga04091985
 
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerjaPertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerjaMuhammmad Alfan
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Bbe Mee
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaiankppnpelaihari
 
Contoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahContoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahBudi Cahyadi
 

En vedette (12)

Undang undang-tahun-2003-13-03
Undang undang-tahun-2003-13-03Undang undang-tahun-2003-13-03
Undang undang-tahun-2003-13-03
 
Prakt,komp & adm,pajak
Prakt,komp & adm,pajakPrakt,komp & adm,pajak
Prakt,komp & adm,pajak
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
 
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
Contohperaturanperusahaanbucah 130112082458-phpapp02
 
CONTOH SOP Mengatasi Pemogokan Karyawan
CONTOH SOP Mengatasi Pemogokan KaryawanCONTOH SOP Mengatasi Pemogokan Karyawan
CONTOH SOP Mengatasi Pemogokan Karyawan
 
Contoh surat perjanjian kerjaharianlepas
Contoh surat perjanjian kerjaharianlepasContoh surat perjanjian kerjaharianlepas
Contoh surat perjanjian kerjaharianlepas
 
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerjaPertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
Pertanyaan mengenai gaji atau upah kerja
 
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
 
Surat penyataan
Surat penyataanSurat penyataan
Surat penyataan
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
 
Contoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahContoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucah
 
Honda Desi Emeliyani
Honda Desi EmeliyaniHonda Desi Emeliyani
Honda Desi Emeliyani
 

Similaire à Perpajakan

Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sariwuulans
 
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Meyta Aini
 
pajak.pptx
pajak.pptxpajak.pptx
pajak.pptxaliana42
 
Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt
Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.pptKetentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt
Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.pptIrmaBoruSitumorang
 
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptxMateri 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptxzefriwau
 
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan IndonesiaBudi Septiawan
 
Materi Kup I Suwardi
Materi Kup I SuwardiMateri Kup I Suwardi
Materi Kup I SuwardiBayu Prasetyo
 
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptxPPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptxDonnyEmanuel
 
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang PribadiS-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadimateripenyuluhan
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKiqbalkurniawan27
 

Similaire à Perpajakan (20)

Tugas pajak
Tugas pajakTugas pajak
Tugas pajak
 
Tgs pratikum
Tgs pratikumTgs pratikum
Tgs pratikum
 
Vera helen simbolon
Vera helen simbolonVera helen simbolon
Vera helen simbolon
 
Makalah ptkp1
Makalah ptkp1Makalah ptkp1
Makalah ptkp1
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sari
 
Tugas wulan sari
Tugas wulan sariTugas wulan sari
Tugas wulan sari
 
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
 
pajak.pptx
pajak.pptxpajak.pptx
pajak.pptx
 
PajakYogya (5).pptx
PajakYogya (5).pptxPajakYogya (5).pptx
PajakYogya (5).pptx
 
Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt
Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.pptKetentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt
Ketentuan_umum_dan_tata_cara_perpajakan.ppt
 
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptxMateri 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Prakom & pajak
Prakom & pajakPrakom & pajak
Prakom & pajak
 
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
01 npwp,pembayaran,SPT Perpajakan Indonesia
 
Materi Kup I Suwardi
Materi Kup I SuwardiMateri Kup I Suwardi
Materi Kup I Suwardi
 
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptxPPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
PPT_TENTANG_KUP_HAK_DAN_KEWAJIBAN_WAJIB.pptx
 
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang PribadiS-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
S-PL-022-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Orang Pribadi
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
P ajak
P ajakP ajak
P ajak
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
 

Perpajakan

  • 1. PERPAJAKAN 1 PENGERTIAN PERPAJAKAN Menurut UU NO. 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. APBN yang sebagian besar dari pajak digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan & pembangunan, seperti membiayai posyandu, fasilitas & infrastruktur, subsidi pangan & BBM, dana alokasi umum, pelayanan kesehatan, penegak hokum, pendidikan, kelestarian LH, penanggulan bencana, kelestarian budaya, transportasi masal, pertahanan & keamanan, pemilihan umum. Landasan Hukum : 1. Pasal 1 butir 2 UU KUP Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dangan ketentuan perundang-undangan perpajakan. 2. Pasal 2 ayat 1 UU KUP Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan pada kantor direktorat jenderal pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Kapankah Subjek Pajak Menjadi Wajib Pajak ? Subjek pajak menjadi wajib pajak apabila memenuhi criteria subjek pajak dan memenuhi criteria kewajiban objektif yaitu apabila yang bersangkutan telah menerima atau memperoleh penghasilan yang dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan. 1. unsur-unsur yang terkandung dalam pajak : a. Iuran rakyat kepada negara Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang bukan barang. b. Berdasarkan undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 1 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 2. c. Tanpa jasa timbal Balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. 2. fungsi-fungsi pajak a. fungsi budgetair ; pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. b. Fungsi mengatur (regulerend) ; pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Contohnya : a. pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras b. pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif c. tarif pajak untuk ekspor 0%, untuk mendorong ekspor produk indonesia di pasaran dunia. 3. Hukum Pajak : a. hukum pajak materiil : memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya hutang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Contoh : Undang-Undang pajak penghasilan b. hukum pajak formiil ; memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil). Contoh : ketentuan umum dan tata cara perpajakan. 4. - Pajak langsung : pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : pajak penghasilan (PPh) - pajak tidak langsung : pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh ; pajak pertambahan nilai (PPn) 2 NPWP 1) Pengertian NPWP NPWP adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda pengenal diri atau indentitas dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 2 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 3. 2) KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI & MELAPORKAN USAHA Pasal 2 ayat (2) dan (3) UU KUP & Penjelasan 1. KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP :  Orang Pribadi Usahawan/Pekerjaan Bebas  Orang Pribadi Non Usahawan (Karyawan) berpenghasilan diatas PTKP  Semua badan  WP OP Pengusaha Tertentu 2.MELAPORKAN USAHA UNTUK DIKUKUHKAN MENJADI PKP : - Pengusaha yang telah memenuhi syarat sbg PKP - Pengusaha yg telah melampaui batasan pengusaha Kecil pada suatu masa dalam suatu tahun buku. - Pengusaha Kecil yang memilih menjadi PKP 3. SANKSI PERPAJAKAN Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri atau melaporkan usahanya akan dikenakan sanksi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Syarat Memperoleh NPWP WP Orang Pribadi Non-Usahawan:  Fotocopy KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor. WP Orang Pribadi Usahawan:  Fotocopy KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor;  Fotocopy Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari instansi yang berwenang. WP Badan:  Fotocopy akte pendirian;  Fotocopy KTP salah seorang pengurus;  Fotocopy Surat Izin Usaha atau Surat Keterangan Tempat Usaha dari instansi yang berwenang. Bendaharawan Pemungut/Pemotong:  Fotocopy surat penunjukan sebagai bendaharawan;  Fotocopy tanda bukti diri KTP/Kartu Keluarga/SIM/Paspor. WP berstatus cabang - fotocopy kartu NPWP atau Bukti Pendaftaran WP Kantor Pusat 4) Fungsi NPWP Dan Pengukuhan PKP Fungsi NPWP • Sarana dalam administrasi perpajakan; • Tanda pengenal diri atau Identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya • Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan • Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan. • Setiap WP hanya diberikan satu NPWP MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 3 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 4. Fungsi Pengukuhan PKP • Pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban PKP di bidang PPN dan PPn BM • Sebagai identitas PKP yang bersangkutan. 5) Penghapusan NPWP Psl 3 Kriteria • Mengajukan diri • WP dilikuidasi • BUT yg menghentikan kegiatan usaha • Diangap perlu oleh DJP Setelah dilakukan pemeriksaan • Utk WP OP max 6 bln • Utk WP Badan max 12 bln 6) SANKSI NPWP Pasal 39 UU KUP (1) Setiap orang yang dengan sengaja: a. tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; atau b. sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. (2) Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilipatkan 2 (dua) apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan. (3) Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, atau dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak." MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 4 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 5. 7) Kewajiban Setelah NPWP 1. Pembayaran Masa – a. PPh Pasal 25 – b. PPh Pasal 21 (PPh Karyawan) – c. PPh Pasal 22 – d. PPh Pasal 23 2. Pelaporan 3. SPT Tahunan PPh (Badan/Orang Pribadi/Pasal 21) 4. Pelunasan Utang Pajak 5. Pembukuan atau Pencatatan MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 5 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 6. 3 TATA CARA PEMBAYARAN MASA DAN TAHUNAN A. Pembayaran Pajak Mekanisme Pembayaran Pajak : a) Membayar sendiri yang terutang : 1) Pembayaran angsuran setiap bulan (PPh Pasal 25) Pembayaran PPh Pasal 25 yaitu pembayaran pajak penghasilan secara angsuran. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan beban Wajib Pajak dalam melunasi pajak yang terutang dalam satu tahun pajak. Wajib Pajak diwajibkan untuk mengangsur pajak yang akan terutang pada akhir tahun dengan membayar sendiri angsuran setiap bulan. 2) Pembayaran PPh Pasal 29 setelah akhir tahun : Pembayaran PPh Pasal 29 yaitu pelunasan pajak penghasilan yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak pada akhir tahun pajak apabila pajak terutang untuk suatu tahun pajak lebih besar dari jumlah total pajak yang dibayar sendiri dan pajak yang dipotong atau dipungut pihak lain sebagai kredit pajak. b) Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 21, 22, dan 23, serta PPh Pasal 26). Pihak lain disini : 1) Pemberi penghasilan; 2) Pemberi kerja; atau 3) Pihak lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah. Penjelasan lebih lanjut mengenai pemotongan dan pemungutan pajak diuraikan lebih lanjut pada bagian Pemotongan/Pemungutan (butir C). c) Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah. d) Pembayaran Pajak-pajak lainnya. 1) Pembayaran PBB yaitu pelunasan berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Untuk daerah Jakarta, pembayaran PBB sudah dapat dilakukan dengan menggunakan ATM Bank-bank tertentu. 2) Pembayaran BPHTB yaitu pelunasan pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan. 3) Pembayaran Bea Materai yaitu pelunasan pajak atas dokumen yang dapat dilakukan dengan cara menggunakan benda materai berupa materai tempel atau kertas bermaterai atau dengan cara lain seperti menggunakan mesin teraan. B. Pelaksanaan Pembayaran Pajak Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank pemerintah maupun swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di KPP terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara elektronik (e-payment). MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 6 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 7. C. Pemotongan / Pemungutan Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, ada pembayaran bulanan yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Adapun jenis pemotongan/pemungutan adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, dan PPN dan PPn BM. Adapun definisi dari masing-masing pajak penghasilan tersebut adalah sebagai berikut : - PPh Pasal 21 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan dengan penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan (seperti gaji yang diterima oleh pegawai dipotong oleh perusahaan dimana dia bekerja). - PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang, impor barang dan kegiatan usaha di bidang- bidang tertentu (seperti penyerahan barang oleh rekanan kepada bendaharawan pemerintah). - PPh Pasal 23 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan dengan penghasilan tertentu seperti : deviden, bunga, royalty, sewa, dan jasa yang diterima oleh WP badan dalam negeri, dan BUT. - PPh Pasal 26 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan dengan penghasilan yang diterima oleh WP luar negeri. - PPh Final (Pasal 4 ayat (2) Ada beberapa penghasilan yang dikenakan PPh Final. Yang dimaksud final disini bahwa pajak yang dipotong, dipungut oleh pihak ketiga atau dibayar sendiri tidak dapat dikreditkan (bukan pembayaran di muka) terhadap utang pajak pada akhir tahun dalam penghitungan pajak penghasilan pada SPT Tahunan. Beberapa contoh penghasilan yang dikenakan PPh final : bunga deposito, penjualan tanah dan bangunan, persewaan tanah dan bangunan, hadiah undian, bunga obligasi dsb. - PPh Pasal 15 adalah pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh Wajib Pajak tertentu yang menggunakan norma penghitungan khusus, antara lain perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional, perusahaan asuransi luar negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi, perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun guna serah. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 7 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 8. D. Pelaporan Sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Perpajakan, Surat Pemberitahuan (SPT) mempunyai fungsi sebagai suatu sarana bagi Wajib Pajak di dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu Surat Pemberitahuan berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak baik yang dilakukan Wajib Pajak sendiri maupun melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang dilakukan oleh pihak ke-3, melaporkan harta dan kewajiban, dan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan dan pemungutan pajak yang telah dilakukan. Sehingga Surat Pemberitahuan mempunyai makna yang cukup penting baik bagi Wajib Pajak maupun aparatur pajak. Pelaporan pajak disampaikan ke KPP dimana Wajib Pajak terdaftar. SPT dapat dibedakan sebagai berikut : 1) SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak bulanan. Ada beberapa SPT Masa : - PPh Pasal 21, - PPh Pasal 22, - PPh Pasal 23, - PPh Pasal 25, - PPh Pasal 26, - PPN dan PPnBM, - Pemungut PPN 2) SPT Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan. Ada beberapa jenis SPT Tahunan : - Badan - Orang Pribadi Untuk lampiran 1721 A1 pada SPT Masa PPh Pasal 21 dapat digunakan media elektronik (disket dan cartridge). Saat ini khusus untuk SPT Masa PPN sudah dapat disampaikan secara elektronik (on-line) melalui aplikasi e-filing. Dalam waktu dekat, penyampaian SPT Tahunan PPh dapat dilakukan secara online melalui aplikasi e-SPT. 4 SANKSI BAGI WP Sanksi Administrasi dikenakan : • SPT Tahunan tidak disampaikan atau terlambat disampaikan dikenakan sanksi denda administrasi Rp. 1.000.000,- untuk SPT Masa PPN Rp. 500.000,- dan SPT Masa PPh Pasal 21 Rp. 100.000,- • Atas keterlambatan pembayaran pajak yang terutang dikenakan sanksi denda bunga 2% sebulan. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 8 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 9. 5 PEMERIKSAAN Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap Wajib Pajak yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan dengan tujuan menguji kepatuhan Wajib Pajak dan tujuan lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam hal dilakukan pemeriksaan, Wajib Pajak berhak : - Meminta Surat Perintah Pemeriksaan - Melihat Tanda Pengenal Pemeriksaan - Mendapat penjelasan mengenai maksud dan tujuan pemeriksaan - Meminta rincian perbedaan antara hasil pemeriksaan dan SPT Pemeriksaan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi pemeriksaan rutin, pemeriksaan kriteria seleksi, pemeriksaan khusus, pemeriksaan Wajib Pajak lokasi, pemeriksaan tahun berjalan dan pemeriksaan bukti permulaan. Pemeriksaan yang disebutkan terakhir adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang terindikasi melakukan tindak pidana di bidang perpajakan. 6 KEBERATAN DAN BANDING 1. KEBERATAN Wajib Pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak paling lambat 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan, dan atas keberatan tersebut Direktur Jenderal Pajak akan memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak surat keberatan diterima. Syarat Pengajuan Keberatan adalah : - Mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat atas SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, dan Pemotongan dan Pemungutan oleh pihak ketiga. - Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak terutang menurut perhitungan Wajib Pajak dengan menyebutkan alasan-alasan yang jelas. - Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak surat ketetapan pajak, kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena di luar kekuasaannya. - Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai Surat Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 9 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 10. 2. BANDING Apabila Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan Keberatan atas keberatan yang diajukannya, maka Wajib Pajak masih dapat mengajukan banding ke Badan Peradilan Pajak. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima dilampiri Surat Keputusan Keberatan tersebut. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding. Perlu diketahui bahwa Wajib Pajak yang mengajukan banding harus membayar minimal 50% dari utang pajak yang diajukan banding. Pengadilan Pajak harus menetapkan putusan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak Surat Banding diterima. Apabila putusan Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian atau seluruh Banding, maka kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. 7 PENAGIHAN Apabila WP tidak membayar pajak terutang sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, maka DJP dapat melakukan tindakan penagihan. Proses penagihan dimulai dengan Surat Teguran dan dilanjutkan dengan Surat Paksa. Dalam hal WP tetap tidak membayar tagihan pajaknya maka dapat dilakukan penyitaan dan pelelangan atas harta WP yang disita tersebut untuk melunasi pajak yang tidak/belum dibayar. Adapun jangka waktu proses penagihan sebagai berikut : - Surat Teguran diterbitkan apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari jatuh tempo pembayaran Wajib Pajak tidak membayar utang pajaknya. - Surat Paksa diterbitkan dalam jangka 21 (dua puluh satu) hari setelah Surat Teguran apabila Wajib Pajak tetap belum melunasi utang pajaknya. - Sita dilakukan dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak Surat Paksa disampaikan. - Lelang dilakukan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang. Sedangkan pengumuman lelang dilakukan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah penyitaan. DJP dapat melakukan pencegahan dan penyanderaan terhadap WP Pajak/penanggung pajak yang tidak kooperatif dalam membayar hutang pajaknya. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 10 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 11. 8 HAK-HAK WP Hak-Hak Wp Lainnya : - Kerahasiaan Wajib Pajak Wajib Pajak mempunyai hak untuk mendapat perlindungan kerahasiaan atas segala sesuatu informasi yang telah disampaikannya kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan perpajakan. Disamping itu pihak lain yang melakukan tugas di bidang perpajakan juga dilarang mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak, termasuk tenaga ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, pengacara yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk membantu pelaksanaan Undang-undang Perpajakan. Kerahasiaan Wajib Pajak antara lain : a) Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, dan dokumen lainnya yang dilaporkan oleh Wajib Pajak; b) Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia; c) Dokumen atau rahasia Wajib Pajak lainnya sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku - Namun demikian dalam rangka penyidikan, penuntutan atau dalam rangka kerjasama dengan instansi pemerintah lainnya, keterangan atau bukti tertulis dari atau tentang Wajib Pajak dapat diberikan atau diperlihatkan kepada pihak tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. - Penundaan Pembayaran Dalam hal-hal atau kondisi tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan menunda pembayaran pajak. - Pengangsuran Pembayaran Dalam hal-hal atau kondisi teretntu, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan mengangsur pembayaran tersebut. - Penundaan Pelaporan SPT Tahunan Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat menyampaikan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan baik PPh Badan maupun PPh Pasal 21 - Pengurangan PPh Pasal 25 Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan pengurangan angsuran PPh Pasal 25. - Pengurangan PBB Wajib Pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak atau karena sebab-sebab tertentu lainnya serta dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam dan juga bagi Wajib Pajak anggota MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 11 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 12. veteran pejuang kemerdekaan dan veteran pembela kemerdekaan, dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pajak terutang. - Pembebasan Pajak Dengan alasan-alasan tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembebasan atas pemotongan/pemungutan pajak penghasilan. - Pembagian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak Wajib Pajak yang telah memenuhi kriteria tertentu sebagai Wajib Pajak Patuh dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dalam jangka waktu paling lambat 1 bulan untuk PPN dan 3 bulan untuk PPh sejak tanggal permohonan. - Pajak Ditanggung Pemerintah Dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar negeri PPh yang terutang atas penghasilan yang diterima oleh kontraktor, konsultan dan supplier utama ditanggung oleh pemerintah. - Insentif Perpajakan Di bidang PPN, untuk Barang Kena Pajak tertentu atau kegiatan tertentu diberikan fasilitas pembebasan PPN atau PPN Tidak Dipungut, BKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN antara lain Kereta Api, Pesawat Udara, Kapal Laut, Buku-buku, perlengkapan TNI/POLRI. Perusahaan yang melakukan kegiatan di kawasan tertentu seperti Kawasan Berikat mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut antara lain atas impor dan perolehan bahan baku. 9 SISTEM PUNGUTAN PAJAK Ada 3 sistem : 1. Self Assesment (PPh dan PPN) Wajib Pajak berperan aktif sendiri menghitung, menetapkan, menyetorkan dan melaporkan pajak yang terutang. Kantor Pajak berperan mengawasi kebenaran atau tidak laporan yang disampaikan dan bila perlu melakukan pemeriksaan tingkat kepatuhan wajib pajak dengan hasil akhir menerbitkan Surat Ketetapan Pajak. 2. Official Assesment (PBB) Kantor Pajak menghitung, menetapkan besarnya pajak terutang dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 12 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 13. 3. System Witholding Adanya pihak ketiga yang menghitung, menetapkan, menyetorkan dan melaporkan pajak yang sudah dipotong/dipungut misalnya : PPh atas gaji, Imbalan jasa dari bendaharawan pemerintah dan lainnya. 10 DASAR PENAGIHAN Yang menjadi dasar penagihan pajak : 1. STP 2. SKPKB 3. SKPKBT 4. SK Pembetulan 5. SK Keberatan 6. SK Putusan Banding 7. Putusan Peninjauan Kembali 8. SPPT PBB I. Penagihan Seketika dan Sekaligus Adalah penagihan yang dilakukan segera tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran untuk seluruh jenis pajak termasuk biaya penagihan. Dilakukan bila : a. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia selamanya atau berniat untuk itu. b. Penanggung pajak memindahkan barang yang dimiliki atau dikuasai atau mengecilkan kegiatan usaha atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia. c. Terdapat tanda-tanda bahwa penanggung pajak akan : - Membubarkan usaha - Menggabungkan/memekarkan - Memindahtangankan - Perubahan bentuk usaha d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara. e. Terjadi penyitaan barang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau ada tanda-tanda pailit. II. Hak Mendahului (UU No. 28 Tahun 2007 Pasal 21) Hak Mendahului Adalah hak negara sebagai kreditor yang mempunyai hak mendahului atas barang-barang milik penanggung pajak yang akan dilelang dimuka umum. Meliputi : - Pokok pajak - Sanksi administrasi (bunga, denda, kenaikan, biaya penagihan) mendahului utang pajak melebihi segala hak mendahului lainnya, kecuali : MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 13 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 14. - Biaya perkara - Biaya untuk menyelamatkan barang-barang - Biaya perkara yang disebabkan pelelangan atau penyelesaian warisan Apabila wajib pajak dinyatakan pailit bubar atau likuidasi maka Kurator/ Likuidator dilarang membagi kepada kreditor lainnya sebelum utang-utang pajak dibayar. Tak mendahului hilang setelah 5 tahun sejak : a. Pemberitahuan surat paksa diberitahukan secara resmi. b. Bila diberikan penundaan pembayaran maka pajak batas akhir penundaan diberikan 11 DALUWARSA Hak melakukan penagihan pajak daluwarsa setelah lewat 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding serta PK. Daluwarsa tertangguhkan apabila : a. Diterbitkan surat paksa b. Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak langsung atau tidak langsung c. Diterbitkan SKPKBT, karena Pasal 13 ayat (5) SKPKBT Pasal 15 (4) KUP. d. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 14 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 15. 12 PENUTUP Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam karya ilmiah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul karya ilmiah ini.saya harap Semoga karya ilmiah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 15 STIE “YASA ANGGANA” Garut
  • 16. 13 DAFTAR PUSTAKA I. http://www.lintasberita.web.id/ringkasan-materi-kuliah-perpajakan-1/ II. http://sharingbahankuliah.blogspot.com/2009/06/bahan-kuliah-perpajakan.html III. http://www.slideshare.net/roniap1/savedfiles?s_title=ketentuan-umum-dan-tatacara- perpajakan&user_login=iyandri MANAJEMEN S1, PERPAJAKAN Page 16 STIE “YASA ANGGANA” Garut