SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
Ulkus Peptikum adalah kerusakan pada mukosa yang melapisi
saluran pencernaan akibat serangan asam dan pepsin, ulkus
dapat berlangsung akut dan kronis. (JCE Underwood, 1999).
Ulkus Peptikum adalah kerusakan pada jaringan mukosa dan
lapisan otot saluran pencernaan bagian atas yang dapat terjadi di
esophagus, gaster, duodenum dan yeyenum. (Qrs Supriyadi, dkk,
2000).
Ulkus Peptikum adalah ulkus yang terjadi pada mukosa dan
submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muscularis, dan
traktus gastrointestinalis yang selalu berhubungan dngan asam
lambung yang cukup mengandung HCL. (Sujono, Hadi, 1995).
Ulkus Peptikum adalah keadaan dimana kontinuitas mukosa
lambung terputus dan meluas sampai dibawah epitel. (Peter,
Anugrah, 1994).
Penyebab yang pasti belum diketahui, namun
beberapa kasus dihubungkan dengan peningkatan
sekresi asam lambung dan lemahnya barier mukosa
lambung. (Supriyadi, 2000).
Dapat juga disebabkan oleh aspiin, alcohol,
prostaglandin, indometasin, phenilbutazon, dan
kortikosteroid, (Peter, Anugrah, 1994).
Penyebab lain adalah asam getah lambung terhadap
resistensi mukosa lambung, golongan darah O, SSP,
imflamasi bacterial dan non bacterial, infark, factor
hormonal, factor obat-obatan, herediter, factor
penyebab lain (hernia, sirosis, hepatic, penyakit
paru, penyakit kardiovascular).
Ulkus Peptikum sering disebut sebagai nulukus lambung,
duodenal/ esophagus tergantung lokasinya. Ulkus ini disebabkan
oleh erosi area terbatas dari membrane mukosa. Erosi ini dapat
meluas sedalam lapisan otot/seluruh otot di peritoneum.
Ulkus Peptikum lebih mungkin terjadi pada duodenum daripada
lambung, biasanya ini terjadi secara tunggal ataupun dalam
bentuk multiple. Ulkus Peptikum kronis cenderung terjadi pada
kurfatura minor dari lambung dekat pylorus. Ulkus stress, yang
secara klinis berbeda dari Ulkus Peptikum adalah ulserasi pada
mukosa yang dapat terjadi pada area gastrointestinal. Kedua
kondisi ini peptic dapat terjadi pada esophagus (esopagitis),
lambung (gastritis), duodenum (duodenitis).

Perhatikan sisi Ulkus Peptikum dan sisi imflamasi umum. Asam
hidodorida dibentuk oleh sel B dalam antrum. Kelenjar duodenal
mensekresi larutan mucus alkalin, (Smeltzer, SC, 2002).
Ulkus Peptikum terjadi terutama pada
mukosa gatroduodenal karena jaringan ini
tidak dapat menahan kerja asam lambung
pencernaan (asam HCL) dan pepsin. Erosi
yang terjadi berkaitan dengan peningkatan
konsentrasi dan kerja asam pepsin atau
berkenaan dengan penurunan pertahanan
normal dari mukosa.
Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi
mucus yang cukup untuk bertindak sebagai
barier terhadap asam klorida.
Sekresi lambung terjadi pada tiga fase :
o Serolitik,
o Lambung, dan
o Usus







Karena fase ini terkait dan tidak saling tergantung satu sama lain, gangguan
pada salah satu fase dapat terjadi ulcerogenik.
Fase sefalik (psikis)
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bahu atau
rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikalcerebral yang pada
gilirannya, merangsang saraf vagal. Intinya makanan yang tidak
menimbulkan nafsu makan mepunyai sedikit efek pada sekresi lambung.
Fase lambung
Pada fase lambung, asam dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi
dan mekanis terhadap reseptor di dinding lambung. Reflek vagal
menimbulkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh
makanan.
Fase usus
Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormone diaggap
menjadi gastrin yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam
lambung.
Barier mukosa lambung : asam hidroklorida disekresi secara
continue, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik
dan hormonal yang dimulai oleh rangsangan lambung dan usus.
Bila asam hidroklorida bersamaan dengan pepsin, akan merusak
lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil
permukaan mukosa lambung, kemudian menyebar kedalamnya
dengan lambat.
Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa
lambung. Barier ini adalah pertahanan terhadap pencernaan yang
dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri.
Faktor ini yang mempengaruhi pertahanan mukosa adalah suplai
darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mucosal dan
regenerasi epitel. Oleh karena itu seseorang mungkin mengalami
Ulkus Peptikum karena satu dari dua faktor yaitu :
Hipersekresi asam pepsin
o Kelemahan barier mukosa lambung.
o
Manifestasi klinis Ulkus Peptikum yaitu nyeri abdomen seperti terbakar terutama
terasa apabila lambung atau duodenum tidak berisi makanan, karena makanan
dalam keadaan normal menyangga kadar HCL bebas, nyeri sering timbul pada malam
hari (corwin, JC. 2000).
Biasanya pasien dengan ulkus sering mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk/
sensasi terbakar di epigastrum tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri
terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi
dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Nyeri hilang dengan makan, karena
makanan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali.
Pirosis (nyeri ulu hati) beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esofagus
dan lambung, yang naik ke mulut dan kadang-kadang disertai eruptasi asam,
eruptasi atau sendawa umumnya terjadi pada lambung pasien kosong. Muntah
meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi
gejal ulkus peptikum.

Hal ini dihubungkan dengan obstruksi jalan keluar lambung oleh spasme mukosa
pylorus serta oleh obstruksi mekanis. Konstipasi dan pendarahan dapat terjadi pada
pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan, (Smeltzer,SC,
2002).
 Tanda





:

Penurunan berat badan sebagai konsekuensi ari
gejala mual, muntah dan anoreksia ;
Ditemukannya komplikasi seperti pendarahan,
perforasi, penetrasi dan obstruksi ;
Dalam penentuan diagnose ulkus peptikum, maka
perlu dilakukan sejumlah pemeriksaan,
diantaranya :






Data pengujian asam lambung ;
Uji Helicobacter Pylori ;
Serat optic diatas endoskopi
(eshophagogastroduodenoscopy) ;
Terapi :
Terapi non farmakologi








Menghilangkan kebiasaan
merokok dan penggunaan AINS
;
Menghindari
makanan/minuman tertentu
yang dapat merangsang ulkus
seperti makanan pedas, kafein
dan alcohol ;
Mengganti penggunaan AINS
nonselektif dengan
asetaminofen, salisilat
takterasetilasi (isal salsalat)
atau AINS selektif COX-2 untuk
mengatasi timbulnya rasa nyeri
;
Dalam kondisi trsebut ulkus
peptikum memerlukan
tindakan pembedahan.

Terapi farmakologi
Terapi untuk menyembuhkan /menjaga
penyembuhan ulkus peptikum dapat
dipilih diantara alternative berikut :
o
o
o
o
o

o

o

Omeprazole 20-40 mg/hari,
Lanzoprazole 15-30 mg/hari,
Pantoprazole 40 mg/hari,
Esomeprazole 20-40 mg/hari.
Antagonis reseptor H2 (H2RAs) dapat berupa
simetidin 4x300 mg/hari atau 2x400 mg/hari
atau 800 mg sebelum tidur, dosis
maintenance 800 mg sebelum tidur.
Ranitidine 2x150 mg atau 1x300 mg sebelum
tidur dengan dosis maintenance 150-300 mg
sebelum tidur, atau famotidin 2x20 mg atau
1x40 mg sebelum tidur, dengan dosis
maintenance 20-40 mg sebelum tidur.
Sukralfat 4x1 mg atau 2x2 mg dengan dosis
maintenance 2x1-2 mg/hari.
Ulkus peptik

Contenu connexe

Tendances

farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
nisha althaf
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
Trie Marcory
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Trie Marcory
 

Tendances (20)

Penggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latinPenggunaan bahasa latin
Penggunaan bahasa latin
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Evaluasi sediaan
Evaluasi sediaanEvaluasi sediaan
Evaluasi sediaan
 
Biofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan RektalBiofarmasetik Sediaan Rektal
Biofarmasetik Sediaan Rektal
 

En vedette

Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Yesi Tika
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
Aulia Amani
 
Penggunaan antasida
Penggunaan antasidaPenggunaan antasida
Penggunaan antasida
Iskani kasim
 
Asuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisAsuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritis
Rizky maulana
 
Materi pengenalan program prolanis
Materi pengenalan program prolanisMateri pengenalan program prolanis
Materi pengenalan program prolanis
Klinik Jejaring PT Rumah Sakit Padjadjaran
 

En vedette (20)

Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
 
Askep ulkus peptikum 1
Askep ulkus peptikum 1Askep ulkus peptikum 1
Askep ulkus peptikum 1
 
Modul 3 kb 1 radang dan
Modul 3 kb 1 radang danModul 3 kb 1 radang dan
Modul 3 kb 1 radang dan
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 
Dd
DdDd
Dd
 
Penggunaan antasida
Penggunaan antasidaPenggunaan antasida
Penggunaan antasida
 
Asuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritisAsuhan keperawatan gastritis
Asuhan keperawatan gastritis
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Laporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisLaporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitis
 
Materi pengenalan program prolanis
Materi pengenalan program prolanisMateri pengenalan program prolanis
Materi pengenalan program prolanis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Crohn’s disease
Crohn’s diseaseCrohn’s disease
Crohn’s disease
 
06 prolanis
06 prolanis06 prolanis
06 prolanis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Penyuluhan prolanis revisi
Penyuluhan prolanis revisiPenyuluhan prolanis revisi
Penyuluhan prolanis revisi
 
Gastritis. powerpoint
Gastritis. powerpointGastritis. powerpoint
Gastritis. powerpoint
 
Gastritis
Gastritis Gastritis
Gastritis
 

Similaire à Ulkus peptik

Similaire à Ulkus peptik (20)

Gastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.pptGastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.ppt
 
Mekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntahMekanisme mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah
 
Tugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikumTugas busugijati ulkus peptikum
Tugas busugijati ulkus peptikum
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)Makalah gastritis (3)
Makalah gastritis (3)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)Makalah gastritis (2)
Makalah gastritis (2)
 
Makalah farmakoterapi GERD
Makalah farmakoterapi GERDMakalah farmakoterapi GERD
Makalah farmakoterapi GERD
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Qqqqqooooooooytre
QqqqqooooooooytreQqqqqooooooooytre
Qqqqqooooooooytre
 
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambungPeradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
Peradangan gastritis-adalah-peradangan-pada-mukosa-lambung
 
Lapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaidLapkas gastropati nsaid
Lapkas gastropati nsaid
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritisAsuhan keperawatan anak dengan gastritis
Asuhan keperawatan anak dengan gastritis
 
Askep gastritis 3
Askep gastritis 3Askep gastritis 3
Askep gastritis 3
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 

Plus de Tina Novianty S (10)

Psikopat
PsikopatPsikopat
Psikopat
 
Dispepsia
DispepsiaDispepsia
Dispepsia
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Diagnostik helminth
Diagnostik helminthDiagnostik helminth
Diagnostik helminth
 
pemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsung
pemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsungpemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsung
pemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsung
 
Kimia koloid
Kimia koloidKimia koloid
Kimia koloid
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Batuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina nBatuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina n
 
gelombang bunyi
gelombang bunyigelombang bunyi
gelombang bunyi
 
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dadaOksigenasi, nebu & fisioterafi dada
Oksigenasi, nebu & fisioterafi dada
 

Ulkus peptik

  • 1.
  • 2. Ulkus Peptikum adalah kerusakan pada mukosa yang melapisi saluran pencernaan akibat serangan asam dan pepsin, ulkus dapat berlangsung akut dan kronis. (JCE Underwood, 1999). Ulkus Peptikum adalah kerusakan pada jaringan mukosa dan lapisan otot saluran pencernaan bagian atas yang dapat terjadi di esophagus, gaster, duodenum dan yeyenum. (Qrs Supriyadi, dkk, 2000). Ulkus Peptikum adalah ulkus yang terjadi pada mukosa dan submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muscularis, dan traktus gastrointestinalis yang selalu berhubungan dngan asam lambung yang cukup mengandung HCL. (Sujono, Hadi, 1995). Ulkus Peptikum adalah keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai dibawah epitel. (Peter, Anugrah, 1994).
  • 3. Penyebab yang pasti belum diketahui, namun beberapa kasus dihubungkan dengan peningkatan sekresi asam lambung dan lemahnya barier mukosa lambung. (Supriyadi, 2000). Dapat juga disebabkan oleh aspiin, alcohol, prostaglandin, indometasin, phenilbutazon, dan kortikosteroid, (Peter, Anugrah, 1994). Penyebab lain adalah asam getah lambung terhadap resistensi mukosa lambung, golongan darah O, SSP, imflamasi bacterial dan non bacterial, infark, factor hormonal, factor obat-obatan, herediter, factor penyebab lain (hernia, sirosis, hepatic, penyakit paru, penyakit kardiovascular).
  • 4. Ulkus Peptikum sering disebut sebagai nulukus lambung, duodenal/ esophagus tergantung lokasinya. Ulkus ini disebabkan oleh erosi area terbatas dari membrane mukosa. Erosi ini dapat meluas sedalam lapisan otot/seluruh otot di peritoneum. Ulkus Peptikum lebih mungkin terjadi pada duodenum daripada lambung, biasanya ini terjadi secara tunggal ataupun dalam bentuk multiple. Ulkus Peptikum kronis cenderung terjadi pada kurfatura minor dari lambung dekat pylorus. Ulkus stress, yang secara klinis berbeda dari Ulkus Peptikum adalah ulserasi pada mukosa yang dapat terjadi pada area gastrointestinal. Kedua kondisi ini peptic dapat terjadi pada esophagus (esopagitis), lambung (gastritis), duodenum (duodenitis). Perhatikan sisi Ulkus Peptikum dan sisi imflamasi umum. Asam hidodorida dibentuk oleh sel B dalam antrum. Kelenjar duodenal mensekresi larutan mucus alkalin, (Smeltzer, SC, 2002).
  • 5. Ulkus Peptikum terjadi terutama pada mukosa gatroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam HCL) dan pepsin. Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam pepsin atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mucus yang cukup untuk bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.
  • 6. Sekresi lambung terjadi pada tiga fase : o Serolitik, o Lambung, dan o Usus    Karena fase ini terkait dan tidak saling tergantung satu sama lain, gangguan pada salah satu fase dapat terjadi ulcerogenik. Fase sefalik (psikis) Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bahu atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikalcerebral yang pada gilirannya, merangsang saraf vagal. Intinya makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan mepunyai sedikit efek pada sekresi lambung. Fase lambung Pada fase lambung, asam dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap reseptor di dinding lambung. Reflek vagal menimbulkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan. Fase usus Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormone diaggap menjadi gastrin yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
  • 7. Barier mukosa lambung : asam hidroklorida disekresi secara continue, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida bersamaan dengan pepsin, akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil permukaan mukosa lambung, kemudian menyebar kedalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Faktor ini yang mempengaruhi pertahanan mukosa adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mucosal dan regenerasi epitel. Oleh karena itu seseorang mungkin mengalami Ulkus Peptikum karena satu dari dua faktor yaitu : Hipersekresi asam pepsin o Kelemahan barier mukosa lambung. o
  • 8. Manifestasi klinis Ulkus Peptikum yaitu nyeri abdomen seperti terbakar terutama terasa apabila lambung atau duodenum tidak berisi makanan, karena makanan dalam keadaan normal menyangga kadar HCL bebas, nyeri sering timbul pada malam hari (corwin, JC. 2000). Biasanya pasien dengan ulkus sering mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk/ sensasi terbakar di epigastrum tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Nyeri hilang dengan makan, karena makanan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali. Pirosis (nyeri ulu hati) beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esofagus dan lambung, yang naik ke mulut dan kadang-kadang disertai eruptasi asam, eruptasi atau sendawa umumnya terjadi pada lambung pasien kosong. Muntah meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi gejal ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan obstruksi jalan keluar lambung oleh spasme mukosa pylorus serta oleh obstruksi mekanis. Konstipasi dan pendarahan dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan, (Smeltzer,SC, 2002).
  • 9.  Tanda    : Penurunan berat badan sebagai konsekuensi ari gejala mual, muntah dan anoreksia ; Ditemukannya komplikasi seperti pendarahan, perforasi, penetrasi dan obstruksi ; Dalam penentuan diagnose ulkus peptikum, maka perlu dilakukan sejumlah pemeriksaan, diantaranya :     Data pengujian asam lambung ; Uji Helicobacter Pylori ; Serat optic diatas endoskopi (eshophagogastroduodenoscopy) ; Terapi :
  • 10. Terapi non farmakologi     Menghilangkan kebiasaan merokok dan penggunaan AINS ; Menghindari makanan/minuman tertentu yang dapat merangsang ulkus seperti makanan pedas, kafein dan alcohol ; Mengganti penggunaan AINS nonselektif dengan asetaminofen, salisilat takterasetilasi (isal salsalat) atau AINS selektif COX-2 untuk mengatasi timbulnya rasa nyeri ; Dalam kondisi trsebut ulkus peptikum memerlukan tindakan pembedahan. Terapi farmakologi Terapi untuk menyembuhkan /menjaga penyembuhan ulkus peptikum dapat dipilih diantara alternative berikut : o o o o o o o Omeprazole 20-40 mg/hari, Lanzoprazole 15-30 mg/hari, Pantoprazole 40 mg/hari, Esomeprazole 20-40 mg/hari. Antagonis reseptor H2 (H2RAs) dapat berupa simetidin 4x300 mg/hari atau 2x400 mg/hari atau 800 mg sebelum tidur, dosis maintenance 800 mg sebelum tidur. Ranitidine 2x150 mg atau 1x300 mg sebelum tidur dengan dosis maintenance 150-300 mg sebelum tidur, atau famotidin 2x20 mg atau 1x40 mg sebelum tidur, dengan dosis maintenance 20-40 mg sebelum tidur. Sukralfat 4x1 mg atau 2x2 mg dengan dosis maintenance 2x1-2 mg/hari.