SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
Microcontroller Interface
- Serial Peripheral Interface (SPI)
- Inter Integrated Circuit (I2C)
   Download slide di
   http://rumah-belajar.org
Serial Peripheral Interface


   Beroperasi dalam duplex (simultaneously read/write)
   Data rate sampai beberapa Mbps (8 Mbps)
   Diciptakan oleh Motorola (1980). Ekivalennya dari
    National Semiconductor bernama Microwire.
Kekurangan

   Tidak memiliki mekanisme acknowledgement untuk
    mengkonfirmasi penerimaan data
   Tidak ada flow control
   SPI tidak memiliki high-level protocol untuk master-
    slave dialog
   Bisa bermasalah bila slave lebih dari satu karena
    tidak ada built-in addressing
   Makin kompleks sebanding dengan jumlah slave
Operasi

   Komunikasi dilakukan dengan hubungan
    master/slave, master menginisiasi frame data
   Data selalu dikirimkan dalam dua arah
   Ada empat signal pada SPI:
    –   Clock (SCLK)
    –   Master Data Output Slave Data Input (MOSI)
    –   Master Data Input Slave Data Output (MISO)
    –   Slave Select (CSS)
Single Master Single Slave
Single Master Single Slave

   SCLK dibangkitkan oleh master dan masuk ke slave
    untuk sinkronisasi
   Master memilih slave device dengan cara
    membangkitkan sinyal SS yang sesuai
   Master mengirim bit melalui MOSI dan diterima slave
    melalui MISO
   Bit disimpan di SPI data register (SPODR)
   SPODR.7 master -> SPODR.0 slave dan
    SPODR.7 slave -> SPODR.0 master
   Bit ke-7 ditentukan dari clock ke-8 SCLK
Single Master Multiple Slave
Control Register (1)
Control Register (2)


Bit-bit CPOL dan CPHA mengendalikan polaritas dan
fasa clock. Untuk dapat berkomunikasi, mode master
dan slave harus sama.

   MODE      CPOL      CPHA     Active
                                edge
     0         0        0       Rising
     1         0        1       Falling
     2         1        0       Falling
     3         1        1       Rising
   Parameter clock polarity (CPOL) dan clock
    phase (CPHA)
   CPHA = 0
    –   CPOL = 0
            Data is latched at rising edge of the clock
    –   CPOL = 1
            Data is latched at falling edge of the clock
   CPHA = 1, polaritas dibalik.
Operasi SPI untuk mode Rising Edge
Inter Integrated Circuit
• Merupakan two-wired bus.
• Awalnya digunakan untuk interface beberapa alat.
• Kecepatan:
– 100 kbps (Standard Mode)
– 400 kbps (Fast Mode)
– 3.4 Mbps (High-Speed Mode)
 Transfer Data: Serial, 8-bit Oriented, bi-directional
 Master-Slave bus dengan arbitration
 Master dapat bertindak sebagai transmitter atau receiver.
 Pengalamatan: 7 bit atau 10 bit alamat yang unik.
 Device limit: dibatasi oleh kapasitansi maksimum 400 pF.
Terminologi

•     Transmitter yaitu device yang mengirim data ke bus.
•     Receiver yaitu device yang menerima data dari bus.
•     Master yaitu device yang memiliki inisiatif (memulai dan
      mengakhiri) transfer data dan yang membangkitkan sinyal
      clock.
•     Slave yaitu device yang dialamati (diakses berdasarkan
      alamatnya) oleh Master.
•     Multi-master yaitu sistem yang memungkinkan lebih dari satu
      Master melakukan initiatif transfer data dalam waktu yang
      bersamaan tanpa terjadi korupsi data.
•     Arbitration yaitu prosedur yang memastikan bahwa jika ada
      lebih dari satu Master melakukan inisiatif transfer data secara
      bersamaan, hanya akan ada satu Master yang diperbolehkan
      dengan tanpa merusak data yang sedang ditransfer.
•     Synchronization yaitu prosedur untuk menyelaraskan sinyal
      clock dari dua atau lebih device.
Karakter I2C

Karakter perangkat keras:
   Kedua pin pada I2C yaitu SDA dan SCL harus memiliki
    kemampuan input dan output.
   Kedua pin tersebut terhubung pada I2C bus yang telah di pull-up
    dengan resistor ke suplai positif dari sistem.
   Semua device yang terhubung pada bus harus terhubung pada
    ground yang sama sebagai referensi.
Karakter I2C



    Karakter Transfer Data Bit :
     Data bit dikirim/diterima melalui SDA, sedangkan sinyal clock
     dikirim/diterima melalui SCL, dimana dalam setiap transfer data bit
     satu sinyal clock dihasilkan, transfer data bit dianggap valid jika
     data bit pada SDA tetap stabil selama sinyal clock high, data bit
     hanya boleh berubah jika sinyal clock dalam konsisi low.
Kondisi Signaling I2C

    Kondisi START dan STOP :
    1.   Apabila pada SDA terjadi transisi dari kondisi high ke kondisi
         low pada saat SCL berkondisi high, maka terjadilah kondisi
         START.
    2.   Apabila pada SDA terjadi transisi dari kondisi low ke kondisi
         high pada saat SCL berkondisi high, maka terjadilah kondisi
         STOP.
    3.   Kondisi START dan STOP selalu dibangkitkan oleh Master, dan
         bus dikatakan sibuk setelah START dan dikatakan bebas
         setelah STOP.
Kondisi Signaling I2C
    ACK dan NACK :
    1. Kondisi ACK terjadi apabila receiver "menarik" SDA
       pada kondisi low selama 1 sinyal clock.
    2. Kondisi NACK terjadi apabila receiver
       "membebaskan" SDA pada kondisi high selama 1
       sinyal clock.
Cara kerja I2C Bus

   Address byte terdiri dari bagian yang tetap dan
    bagian yang dapat diprogram, bagian yang tetap
    merupakan bawaan dari IC , sedangkan yang dapat
    diprogram biasanya berupa pin address pada IC
    yang bersangkutan, sebagai contoh IC
    PCF8591, memiliki address byte sbb : 1 0 0 1 A2 A1
    A0 , dimana 1001 adalah bagian yang tetap dan
    A2,A1,A0 adalah bagian yang dapat diprogram
    sesuai dengan kondisi logika pada pin IC PCF8591.
Cara kerja I2C Bus

   Sinyal Acknowledge (ACK) terjadi :
    Dari Slave ke Master Transmitter :
     – Sesudah address byte diterima dengan baik oleh slave
     – Setiap kali slave selesai menerima data byte dengan baik
     Dari Master Receiver ke Slave :
     – Setiap kali Master selesai menerima data byte dengan baik


   Sinyal Negative Acknowledge (NACK) terjadi :
    Dari Slave ke Master Transmitter :
     – Setelah slave gagal menerima address byte dengan baik
     – Setiap kali slave gagal menerima data byte dengan baik
     – Slave tidak terhubung pada bus
     Dari Master Receiver ke slave :
     – Setelah Master menerima data byte yang terakhir dari slave
Multi Master

 Pada I2C bus bisa terjadi situasi dimana lebih dari 1
 device mengambil initiatif transfer data sebagai
 Master, dengan protocol Master/slave dan karakter
 hardware open drain/open collector yang bersifat
 wired AND, hal ini tidak menyebabkan terjadinya
 korupsi data, yang disebut dengan Multi Master.

 Untuk dapat melakukan Multi Master ada 2 hal yang
 penting yaitu Clock Synchronization dan Arbitration.
Clock Synchronization


jika salah satu device menarik bus dalam kondisi low
maka device lain tidak dapat membuat bus tersebut
menjadi high sehingga jika ada lebih dari satu device yang
melakukan initiatif transfer data sebagai Master dengan
membangkitkan sinyal clock pada SCL pada saat yang
bersamaan harus ada sinkronisasi clock
Clock Synchronization


   Jika Master1 (Clock 1) memulai periode low sinyal clock-
    nya, maka SCL menjadi low, Master2 mendeteksi kondisi
    tersebut dan harus juga memulai menghitung periode low
    sinyal clock-nya.
Clock Synchronization

   Saat Master1 (Clock 1) akan memulai periode high
    sinyal clock-nya dan mendeteksi bahwa SCL masih
    dalam kondisi low (disebabkan periode low sinyal clock
    dari Master 2 (Clock 2) masih belum selesai) maka dia
    harus menunggu dan tidak menghitung periode high
    sinyal clock-nya terlebih dahulu.
Clock Synchronization

   Saat Master2 (Clock 2) memulai periode high sinyal
    clock-nya, maka kondisi SCL mehjadi high, Master1
    (Clock1) yang mendeteksi kondisi tersebut juga harus
    memulai menghitung periode high sinyal clock-nya
Clock Synchronization

   Karena Master 1 (Clock1) terlebih dahulu menyelesaikan
    periode high sinyal clock-nya dan memulai periode low
    maka kondisi SCL menjadi low, maka Master 2 (Clock 2)
    yang mendeteksi kondisi tersebut juga harus memulai
    menghitung periode low sinyal clock-nya, demikian
    seterusnya sehingga terjadilah sinkronisasi sinyal clock
    antara Master1 dan Master2.
Arbitration


 Dalam Multi Master, bisa terjadi kemungkinan lebih
 dari satu device melakukan initiatif transfer data
 menjadi Master, walaupun transfer data hanya bisa
 dilakukan jika kondisi bus bebas, tetapi sangat
 memungkinkan lebih dari satu device mendeteksi
 kondisi bus sebagai bebas dan membangkitkan
 kondisi START sedikit berselisih waktu tetapi masih
 dalam batas-batas kondisi START yang valid. Untuk
 kondisi seperti dijelaskan diatas, maka arbitration
 diberlakukan bit demi bit hingga selesai, dimana
 sekali lagi sifat/karakter bus yang wired AND
 memungkinkan hal tersebut terjadi.
Arbitration


   Sebagai contoh Master 1 (Data 1) akan mentrasfer data 101xxxxxB
    sedangkan Master 2 (Data 2) akan mentransfer data 100101xxB.
   Kedua Master mendeteksi bus dalam keadaan bebas, dan
    membangkitkan sinyal START yang hampir bersamaan, Master 1
    lebih dahulu membangkitkan START sehingga kondisi SDA
    mengikuti Master 1, baru kemudian Master 2 membangkitkan
    START, tetapi kondisi START pada SDA masih valid untuk Master2.
Arbitration

   Kedua Master mentransfer MSbit (sama-sama
    "1"), kemudian data bit berikutnya (sama-sama "0"), pada
    bit yang berikutnya Master1 berusaha untuk membuat SDA
    high sesuai dengan data bit-nya, sedangkan Master 2
    berusaha untuk membuat SDA low (sesuai dengan data
    bit-nya), karena sifat wired AND dari SDA, maka kondisi
    SDA menjadi low, karena itu Master 1 dikatakan
    kehilangan arbitrasi (dengan kata lain bisa disebut sebagai
    kehilangan kontrol) atas SDA.
Arbitration

   Bagi Master 1 yang kehilangan arbitrasi bisa terus
    membangkitkan sinyal clock sampai transfer data selesai
    dan bus dalam kondisi bebas lagi, bagi Master 2 yang
    memenangkan arbitrasi (mendapat kontrol) atas SDA
    dapat menyelesaikan transfer data-nya tanpa ada data
    yang terkorupsi sama sekali.
Perbandingan SPI dan I2C

                                     SPI                      I2C

        Operasi                   Full Duplex            Half Duplex
      Bit rate max                  8 Mbps             I2C v2.0 3,4 Mbps
Metoda Addressing Slave    Tidak ada, diganti dengan         Ada
                            metoda slave select SS
   Pengembang awal             Motorolla (1980)         Philips (1990)
      Interface pin          3 + Chip Select (SS)             2
Jumlah devais yang dapat       Sebanyak pin SS               112
   menggunakan bus
      bersamaan
Host controller firmware          sederhana                sedang
 Ketahanan thdp derau               rentan                Lebih baik

Contenu connexe

Plus de Rumah Belajar

Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyRumah Belajar
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrixRumah Belajar
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysisRumah Belajar
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detectionRumah Belajar
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurementRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary Rumah Belajar
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahRumah Belajar
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif Rumah Belajar
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyRumah Belajar
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Rumah Belajar
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiRumah Belajar
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysisRumah Belajar
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanRumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Rumah Belajar
 
Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Rumah Belajar
 

Plus de Rumah Belajar (20)

Image segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphologyImage segmentation 3 morphology
Image segmentation 3 morphology
 
point processing
point processingpoint processing
point processing
 
03 image transform
03 image transform03 image transform
03 image transform
 
02 2d systems matrix
02 2d systems matrix02 2d systems matrix
02 2d systems matrix
 
01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis01 introduction image processing analysis
01 introduction image processing analysis
 
04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection04 image enhancement edge detection
04 image enhancement edge detection
 
06 object measurement
06 object measurement06 object measurement
06 object measurement
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
 
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelahBab 06 kriteria kegagalan lelah
Bab 06 kriteria kegagalan lelah
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif Bab 08 screws, fasteners and connection  syarif
Bab 08 screws, fasteners and connection syarif
 
Bab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesorinyBab 07 poros dan aksesoriny
Bab 07 poros dan aksesoriny
 
Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1Bab 05 kriteria kegagalan 1
Bab 05 kriteria kegagalan 1
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 
Bab 03 load analysis
Bab 03 load analysisBab 03 load analysis
Bab 03 load analysis
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasanBab 11 bantalan dan sistem pelumasan
Bab 11 bantalan dan sistem pelumasan
 
Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8Mikrokontroler pertemuan 8
Mikrokontroler pertemuan 8
 
Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7Mikrokontroler pertemuan 7
Mikrokontroler pertemuan 7
 

Dernier

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Dernier (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

16. microcontroller interface (spi dan i2 c)

  • 1. Microcontroller Interface - Serial Peripheral Interface (SPI) - Inter Integrated Circuit (I2C)
  • 2. Download slide di  http://rumah-belajar.org
  • 3. Serial Peripheral Interface  Beroperasi dalam duplex (simultaneously read/write)  Data rate sampai beberapa Mbps (8 Mbps)  Diciptakan oleh Motorola (1980). Ekivalennya dari National Semiconductor bernama Microwire.
  • 4. Kekurangan  Tidak memiliki mekanisme acknowledgement untuk mengkonfirmasi penerimaan data  Tidak ada flow control  SPI tidak memiliki high-level protocol untuk master- slave dialog  Bisa bermasalah bila slave lebih dari satu karena tidak ada built-in addressing  Makin kompleks sebanding dengan jumlah slave
  • 5. Operasi  Komunikasi dilakukan dengan hubungan master/slave, master menginisiasi frame data  Data selalu dikirimkan dalam dua arah  Ada empat signal pada SPI: – Clock (SCLK) – Master Data Output Slave Data Input (MOSI) – Master Data Input Slave Data Output (MISO) – Slave Select (CSS)
  • 7. Single Master Single Slave  SCLK dibangkitkan oleh master dan masuk ke slave untuk sinkronisasi  Master memilih slave device dengan cara membangkitkan sinyal SS yang sesuai  Master mengirim bit melalui MOSI dan diterima slave melalui MISO  Bit disimpan di SPI data register (SPODR)  SPODR.7 master -> SPODR.0 slave dan SPODR.7 slave -> SPODR.0 master  Bit ke-7 ditentukan dari clock ke-8 SCLK
  • 10. Control Register (2) Bit-bit CPOL dan CPHA mengendalikan polaritas dan fasa clock. Untuk dapat berkomunikasi, mode master dan slave harus sama. MODE CPOL CPHA Active edge 0 0 0 Rising 1 0 1 Falling 2 1 0 Falling 3 1 1 Rising
  • 11. Parameter clock polarity (CPOL) dan clock phase (CPHA)  CPHA = 0 – CPOL = 0  Data is latched at rising edge of the clock – CPOL = 1  Data is latched at falling edge of the clock  CPHA = 1, polaritas dibalik.
  • 12. Operasi SPI untuk mode Rising Edge
  • 13. Inter Integrated Circuit • Merupakan two-wired bus. • Awalnya digunakan untuk interface beberapa alat. • Kecepatan: – 100 kbps (Standard Mode) – 400 kbps (Fast Mode) – 3.4 Mbps (High-Speed Mode)  Transfer Data: Serial, 8-bit Oriented, bi-directional  Master-Slave bus dengan arbitration  Master dapat bertindak sebagai transmitter atau receiver.  Pengalamatan: 7 bit atau 10 bit alamat yang unik.  Device limit: dibatasi oleh kapasitansi maksimum 400 pF.
  • 14. Terminologi • Transmitter yaitu device yang mengirim data ke bus. • Receiver yaitu device yang menerima data dari bus. • Master yaitu device yang memiliki inisiatif (memulai dan mengakhiri) transfer data dan yang membangkitkan sinyal clock. • Slave yaitu device yang dialamati (diakses berdasarkan alamatnya) oleh Master. • Multi-master yaitu sistem yang memungkinkan lebih dari satu Master melakukan initiatif transfer data dalam waktu yang bersamaan tanpa terjadi korupsi data. • Arbitration yaitu prosedur yang memastikan bahwa jika ada lebih dari satu Master melakukan inisiatif transfer data secara bersamaan, hanya akan ada satu Master yang diperbolehkan dengan tanpa merusak data yang sedang ditransfer. • Synchronization yaitu prosedur untuk menyelaraskan sinyal clock dari dua atau lebih device.
  • 15. Karakter I2C Karakter perangkat keras:  Kedua pin pada I2C yaitu SDA dan SCL harus memiliki kemampuan input dan output.  Kedua pin tersebut terhubung pada I2C bus yang telah di pull-up dengan resistor ke suplai positif dari sistem.  Semua device yang terhubung pada bus harus terhubung pada ground yang sama sebagai referensi.
  • 16. Karakter I2C  Karakter Transfer Data Bit : Data bit dikirim/diterima melalui SDA, sedangkan sinyal clock dikirim/diterima melalui SCL, dimana dalam setiap transfer data bit satu sinyal clock dihasilkan, transfer data bit dianggap valid jika data bit pada SDA tetap stabil selama sinyal clock high, data bit hanya boleh berubah jika sinyal clock dalam konsisi low.
  • 17. Kondisi Signaling I2C  Kondisi START dan STOP : 1. Apabila pada SDA terjadi transisi dari kondisi high ke kondisi low pada saat SCL berkondisi high, maka terjadilah kondisi START. 2. Apabila pada SDA terjadi transisi dari kondisi low ke kondisi high pada saat SCL berkondisi high, maka terjadilah kondisi STOP. 3. Kondisi START dan STOP selalu dibangkitkan oleh Master, dan bus dikatakan sibuk setelah START dan dikatakan bebas setelah STOP.
  • 18. Kondisi Signaling I2C  ACK dan NACK : 1. Kondisi ACK terjadi apabila receiver "menarik" SDA pada kondisi low selama 1 sinyal clock. 2. Kondisi NACK terjadi apabila receiver "membebaskan" SDA pada kondisi high selama 1 sinyal clock.
  • 19. Cara kerja I2C Bus  Address byte terdiri dari bagian yang tetap dan bagian yang dapat diprogram, bagian yang tetap merupakan bawaan dari IC , sedangkan yang dapat diprogram biasanya berupa pin address pada IC yang bersangkutan, sebagai contoh IC PCF8591, memiliki address byte sbb : 1 0 0 1 A2 A1 A0 , dimana 1001 adalah bagian yang tetap dan A2,A1,A0 adalah bagian yang dapat diprogram sesuai dengan kondisi logika pada pin IC PCF8591.
  • 20. Cara kerja I2C Bus  Sinyal Acknowledge (ACK) terjadi : Dari Slave ke Master Transmitter : – Sesudah address byte diterima dengan baik oleh slave – Setiap kali slave selesai menerima data byte dengan baik Dari Master Receiver ke Slave : – Setiap kali Master selesai menerima data byte dengan baik  Sinyal Negative Acknowledge (NACK) terjadi : Dari Slave ke Master Transmitter : – Setelah slave gagal menerima address byte dengan baik – Setiap kali slave gagal menerima data byte dengan baik – Slave tidak terhubung pada bus Dari Master Receiver ke slave : – Setelah Master menerima data byte yang terakhir dari slave
  • 21. Multi Master Pada I2C bus bisa terjadi situasi dimana lebih dari 1 device mengambil initiatif transfer data sebagai Master, dengan protocol Master/slave dan karakter hardware open drain/open collector yang bersifat wired AND, hal ini tidak menyebabkan terjadinya korupsi data, yang disebut dengan Multi Master. Untuk dapat melakukan Multi Master ada 2 hal yang penting yaitu Clock Synchronization dan Arbitration.
  • 22. Clock Synchronization jika salah satu device menarik bus dalam kondisi low maka device lain tidak dapat membuat bus tersebut menjadi high sehingga jika ada lebih dari satu device yang melakukan initiatif transfer data sebagai Master dengan membangkitkan sinyal clock pada SCL pada saat yang bersamaan harus ada sinkronisasi clock
  • 23. Clock Synchronization  Jika Master1 (Clock 1) memulai periode low sinyal clock- nya, maka SCL menjadi low, Master2 mendeteksi kondisi tersebut dan harus juga memulai menghitung periode low sinyal clock-nya.
  • 24. Clock Synchronization  Saat Master1 (Clock 1) akan memulai periode high sinyal clock-nya dan mendeteksi bahwa SCL masih dalam kondisi low (disebabkan periode low sinyal clock dari Master 2 (Clock 2) masih belum selesai) maka dia harus menunggu dan tidak menghitung periode high sinyal clock-nya terlebih dahulu.
  • 25. Clock Synchronization  Saat Master2 (Clock 2) memulai periode high sinyal clock-nya, maka kondisi SCL mehjadi high, Master1 (Clock1) yang mendeteksi kondisi tersebut juga harus memulai menghitung periode high sinyal clock-nya
  • 26. Clock Synchronization  Karena Master 1 (Clock1) terlebih dahulu menyelesaikan periode high sinyal clock-nya dan memulai periode low maka kondisi SCL menjadi low, maka Master 2 (Clock 2) yang mendeteksi kondisi tersebut juga harus memulai menghitung periode low sinyal clock-nya, demikian seterusnya sehingga terjadilah sinkronisasi sinyal clock antara Master1 dan Master2.
  • 27. Arbitration Dalam Multi Master, bisa terjadi kemungkinan lebih dari satu device melakukan initiatif transfer data menjadi Master, walaupun transfer data hanya bisa dilakukan jika kondisi bus bebas, tetapi sangat memungkinkan lebih dari satu device mendeteksi kondisi bus sebagai bebas dan membangkitkan kondisi START sedikit berselisih waktu tetapi masih dalam batas-batas kondisi START yang valid. Untuk kondisi seperti dijelaskan diatas, maka arbitration diberlakukan bit demi bit hingga selesai, dimana sekali lagi sifat/karakter bus yang wired AND memungkinkan hal tersebut terjadi.
  • 28. Arbitration  Sebagai contoh Master 1 (Data 1) akan mentrasfer data 101xxxxxB sedangkan Master 2 (Data 2) akan mentransfer data 100101xxB.  Kedua Master mendeteksi bus dalam keadaan bebas, dan membangkitkan sinyal START yang hampir bersamaan, Master 1 lebih dahulu membangkitkan START sehingga kondisi SDA mengikuti Master 1, baru kemudian Master 2 membangkitkan START, tetapi kondisi START pada SDA masih valid untuk Master2.
  • 29. Arbitration  Kedua Master mentransfer MSbit (sama-sama "1"), kemudian data bit berikutnya (sama-sama "0"), pada bit yang berikutnya Master1 berusaha untuk membuat SDA high sesuai dengan data bit-nya, sedangkan Master 2 berusaha untuk membuat SDA low (sesuai dengan data bit-nya), karena sifat wired AND dari SDA, maka kondisi SDA menjadi low, karena itu Master 1 dikatakan kehilangan arbitrasi (dengan kata lain bisa disebut sebagai kehilangan kontrol) atas SDA.
  • 30. Arbitration  Bagi Master 1 yang kehilangan arbitrasi bisa terus membangkitkan sinyal clock sampai transfer data selesai dan bus dalam kondisi bebas lagi, bagi Master 2 yang memenangkan arbitrasi (mendapat kontrol) atas SDA dapat menyelesaikan transfer data-nya tanpa ada data yang terkorupsi sama sekali.
  • 31. Perbandingan SPI dan I2C SPI I2C Operasi Full Duplex Half Duplex Bit rate max 8 Mbps I2C v2.0 3,4 Mbps Metoda Addressing Slave Tidak ada, diganti dengan Ada metoda slave select SS Pengembang awal Motorolla (1980) Philips (1990) Interface pin 3 + Chip Select (SS) 2 Jumlah devais yang dapat Sebanyak pin SS 112 menggunakan bus bersamaan Host controller firmware sederhana sedang Ketahanan thdp derau rentan Lebih baik