SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DAN MEDIA
GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERBICARA (SPEAKING) MATERI PROFESSION
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA
KELAS X AP1 SMK YAPENSU SUNGAILIAT
Oleh :
RUSNAINI
NIM : 010306789
Email : rusnainiakhmad@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian mengenai Penerapan Metode Role Playing Dan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara (Speaking) Materi Profession Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Siswa Kelas X AP1 SMK YAPENSU Sungailiat telah dilaksanakan
pada bulan Maret sampai April 2013. Yang melatar belakangi penelitian ini adalah
kenyataan masih banyak guru yang
gaya mengajarnya monoton sehingga
menimbulkan siswa malas, bosan dan mengantuk saat proses pembelajaran
disebabkan guru belum maksimal dan tidak sesuai antara metode dan media yang
digunakan dengan materi. Oleh sebab itu tingkat penguasaan materi rendah, prestasi
siswa menurun. Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan siswa
dan profesional guru dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di SMK Yapensu
Sungailiat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui tiga siklus.
Pada siklus I penulis memberikan materi dengan metode work individually hasilnya
kurang memuaskan. Pada siklus II, siswa menunjukkan hasil yang agak memuaskan.
Begitu juga pada siklus III hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Dari hasil
observasi kemampuan berbicara speaking) siswa meningkat dari siklus I = 46,34%
pada siklus II = 73,17%, sedangkan pada siklus III = 100%. Dari hasil siklus I sampai
dengan siklus III dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode role playing dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada pelajaran bahasa inggris di Kelas
X AP1 SMK Yapensu Sungailiat.
Kata kunci : Metode Role playing, Media gambar, Kemampuan Berbicara.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berbicara (speaking) sebagian siswa menganggap suatu kemampuan yang
sulit baik dalam pengucapan (pronounciation) maupun kosa kata (vocabulary)
bahkan ada siswa yang takut ketika ada pelajaran bahasa Inggris karena merasa
tidak bisa, ada juga yang malas atau mengantuk karena disuruh membaca dan
menulis. Dengan Metode dan Media pembelajaran yang digunakan yang akan lebih
lanjut dibicarakan adalah metode bermain peran (role playing) dan media yang
berupa gambar (picture) yang diterapkan pada penelitian ini sehingga siswa dapat
memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya.
Penulis disini menemukan pembelajaran bahasa Inggris di kelas X AP1
materi Profession sangat rendah, dimana 41 siswa terdapat 9 orang = 21,95% siswa
yang mampu menguasai materi Profession tersebut dengan cukup baik dan
memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, sedangkan
sebagian siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah Kreteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 75. Kondisi ini akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan berbicara siswa
dalam melakukan proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud melakukan perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam materi ”Profession
(profesi)” melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas
(research class room) yaitu suatu kegiatan menguji cobakan suatu ide dalam praktik
atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (Ryanto, 2001).
1.

Identifikasi Masalah
a. Rendahnya motivasi dan percaya diri siswa dalam proses pembelajaran.
b. Rendahnya tingkat penguasaan berbahasa siswa dalam berbicara (speaking)
c. Metode yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik materi
d. Guru tidak menggunakan media pembelajaran

2.

Analisis Masalah
a. Metode yang digunakan guru tidak menarik siswa selain itu guru kurang
bervariasi atau monoton dalam mengajar.
b. Media yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi terhadap pembelajaran yang
sudah dilaksanakan, permasalahan tersebut diatas, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Metode Role Playing Dan
Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbicara (Speaking)
Materi Profession Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas X AP1 SMK
YAPENSU Sungailiat ?”

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun penelitian ini bertujuan
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas X AP1
melalui Metode Role Playing dan Penggunaan Media Gambar (picture).
2. Untuk mengetahui dampak Metode Role Playing dan Penggunaan Media
Gambar (picture) terhadap kemampuan berbicara (speaking).

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk :
1. Siswa :
Termotivasi agar lebih antusias dan kreatif dalam penyelesaian pembelajaran
bahasa Inggris sehingga mempermudah pengajaran pada materi berbicara
(speaking).
2. Guru :
Meningkatkan keterampilan mengajar guru menggunakan metode role playing
dan meningkatkan kreatifitas dan inovasi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran Bahasa Inggris.
3. Sekolah
Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Role Playing
Bermain peran merupakan suatu permainan dimana pemain memainkan
peran untuk merajut sebuah cerita bersama berdasarkan karakteristik tokoh tersebut.
Menurut Hayes (1989) “Role playing activity merupakan salah satu metode yang
dapat meningkatkan metode pembangunan karakter siswa”. Santrock (1995: 272)
menyatakan bahwa “bermain peran (role play) adalah suatu kegiatan yang
menyenangkan secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan”. Santrock juga menyatakan
“bermain peran memungkinkan anak mengatasi frustasi dan merupakan suatu
medium bagi ahli terapi untuk mengalisis konflik-konflik anak dan cara-cara mereka
mengatasinya”. Menurut Corsini (1996) menyatakan bahwa “bermain peran dapat
digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa dan mengerti seseorang dengan
cara mengamati
atau

kegiatan

perilakunya waktu memerankan dengan spontan situasi-situasi
yang

terjadi

dalam

kehidupan

yang

sebenarnya”.

(www.psychogymania.com diunduh tgl 15 maret 2013)
B.

Media Gambar Pendukung Proses Pembelajaran
Media adalah alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk
menyampaikan suatu pesan (Message)

atau informasi dari sumber (resource)

kepada penerimanya (receiver). Sebagai seorang guru media pembelajaran bukanlah
sesuatu yang asing baginya. Dengan media pembelajaran merupakan sesuatu yang
akrab dengan profesinya dan harus digunakannya dalam dalam proses pembelajaran
yang sedangkan guru lakukan agar pembelajaran tersebut bermakna.
Media gambar merupakan pendukung dalam proses belajar mengajar karena
dengan pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat dengan
mudah diterima siswa saat materi disampaikan. Apalagi Media pembelajaran yang
ditampilkan itu menarik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
siswa akan termotivasi untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
suasan pembelajaran tidak membosankan tapi justru suasana yang menyenangkan.
Menurut Brown (1973) “Media pembelajaran yaitu sebagai alat bantu yang dapat
digunakan oleh guru dalam

proses kegiatan pembelajaran”. Tujuan media

pembelajaran yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan atau informasi
secara lebih mudah kepada siswa sehingga dapat menguasai pesan-pesan tersebut
secara cepat dan akurat dan yang dikomunikasikan diserap semaksimal mungkin
oleh para siswa sebagai penerima pesan.

C. Kemampuan Berbicara
1. Arti berbicara
Berbicara (speaking) adalah sesuatu yang mengandung maksud dan
dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan dan
para penyimak dan para pembaca, Brown dalam Tarigan, 1981 : 10-13).
Berbicara ada serangkaian perbuatan atau tindakan yang mengandung maksud
dan tujuan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi supaya
dapat menyampaikan pikiran secara efektif.
Kriteria dalam perencanaan pengajaran keterampilan berbicara bagi
guru. Harmer (1998 : 122) menyarankan bahwa “suatu perencanaan yang baik
memerlukan variasi yang koherensi yang padu”. Pernyataan ini mengharapkan
guru untuk memberikan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang bervariasi yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dimana siswa mempelajar topik yang
sama namun siswa distimulan dengan kegiatan yang bervariasi sehingga siswa
tidak merasa bosan atau jenuh.
2. Pemilihan Materi dalam kemampuan berbicara (speaking)
Para siswa harus dilibatkan dalam bermacam-macam kegiatan lisan,
serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara, oleh sebab itu
guru mampu membuat skenario yang dapat memberi motivasi kepada siswa agar
berlatih dalam berbicara bahasa Inggris. Nunan, (1989 : 51) menyimpulkan dari
sejumlah teori dan penelitian bahwa “belajar berbicara dalam bahasa kedua atau
bahasa asing akan difasilitasi ketika pelajar secara aktif ikut serta dalam
melakukan komunikasi”.
Dari penjelasan diatas guru harus memiliki perencanaan yang baik
sebelum melakukan pembelajaran dikelas. Perencanaan yang baik harus
berdasarkan 4 aspek yang dikemukakan oleh Harmer (1988, selain perencanaan
persiapan materi dengan baik, guru harus mempertimbangkan metode yang baik
dan cocok dengan materi yang akan diajarkan. Proses belajar mengajar yang
dikenal dengan pembelajaran kontekstual (contexual teaching and learning)
menyatakan bahwa belajar akan bermakna ketika guru mampu menyelaraskan
materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan yang nyata dan siswa sesuai
dengan apa yang sedang mereka pelajari.
Menurut Hadfield dan Hammer (1971), bahwa prosedur pengajaran
keterampilan berbicara memiliki 3 (tiga) tingkatan, umumnya adalah : kegiatan
awal (setting up, engage)¸ kegiatan inti (speaking practice), umpan balik (feed
back)

dan memperkenalkan EAS singkatan dari kegiatan awal (engage),

kegiatan inti (speaking), belajar (study), keduanya hanya berbeda pada istilah.
Pemilihan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga dalam
proses pembelajaran siswa merasa lebih aktif dan termotivasi karena siswa dapat
menguasai materi itu dengan baik dan siswa merasa nyaman dalam proses
kegiatan belajar di dalam kelas.

D. Profesi (profession)
Pengertian profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu
atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum dikatakan memiliki
profesi yang sesuai. Seseorang mengatakan bahwa profesinya sebagai seorang guru,
penyanyi, pedagang, arsitek, dokter, perawat, pengacara, penari dan sebagainya.
Menurut Walter Johnson (1959) definisi profesi :
Seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat
kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan
pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan berkadar tinggi.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
(expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Artinya,
profesi mempunyai kemampuan yang diperoleh dari pendidikan khusus. Menurut
pendapat Didi Atmadilaga, menafsirkan makna “profesi” yang dikemukakan dalam
Encyclopedia of Social Sciences sebagai berikut :
...Wewenang praktek suatu kejuruan yang bersifat pelayanan pada
kemanusiaan secara intelektual spesifik yang sangat tinggi, yang didukung
oleh penguasaan pengetahuan keahlian serta seperangkat sikap dan
keterampilan tehnik, yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus,
yang penyelenggaraannya dilimpahkan kepada lembaga pendidikan tinggi ...
yang bersama memberikan izin praktek atau penolakan praktek dan
kelayakan praktek dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku, baik yang diawasi langsung oleh pemerintah maupun assosiasi
profesi yang bersangkutan.
Selanjutnya Walter Johnson (1959) mengartikan pertugas profesional
(profesionals) sebagai”... seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang
mempunyai tingkat kesulitan lebh dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan
dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi”.
E.

Pembelajaran Bahasa Inggris
Pembelajaran suatu usaha untuk membuat siswa belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan
sehingga ditarik kesimpulan aspek yang terlihat adalah siswa, proses belajar dan
situasi belajar. Menurut (Depdiknas 2004:6) menyatakan bahwa :
Bahasa Inggris merupakan alat berkomunikasi secara lisan dan tulisan.
Berkomunikasi dalam bahasa Inggris dimaksud untuk memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan budaya.

F.

Hasil Belajar
Untuk mengetahui hasil belajar digunakan bermacam-macam cara dengan
melaksanakan evaluasi, pengukuran, penilaian dan tes dalam proses kegiatan
pembelajaran, Stuffbeam dalam Abin Syamsudin Maknan (1996) mengemukakan
“Educational evaluation is the process of delineating, obtaining and providing
useful, information for judging decision alternative,”
Menurut Stuffbeam (1996) menyatakan “esensi evaluasi adalah memberikan
informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan”. Evaluasi adalah kegiatan
identifikasi untuk melihat apakah program yang direncanakan sudah tercapai atau
belum, berharga atau tidak melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Menurut
Mendikbud (1980, dalam Setiyadi 2007:2.24) menyatakan bahwa:
terdapat 10 kemampuan dasar guru yang sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Kemampuan dasar guru tersebut antara lain penguasaan bahan
pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya, pengelolaan program
belajar mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber
pembelajaran, penguasaan landasan-landasan kependidikan, pengelolaan
interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi siswa, pengenalan dan
penyelenggaraan administrasi dan pemahaman prinsip-prinsip dan
pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan
mutu pengajaran.
Penilaian dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan untuk
mengetahui kemajuan dari hasil belajar siswa. Dengan penilaian ini dapat
mendiagnosa kesulitan yang dialami siswa dalam belajar, serta memberi umpan balik
untuk perbaikan proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Slameto (2003: 62)
mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar
terdiri dari dua faktor utama, yaitu:
faktor internal yang terdiri atas faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat
tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan. Faktor eksternal terdiri atas
faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi
pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
disiplin sekolah, alat belajar, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung), faktor masyarakat, mass media, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakat.

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Yapensu Sungailiat dan khususnya
penelitian ini dilaksanakan di kelas X AP1 yang siswanya pberjumlah 41 orang yang
terdiri dari 3 orang siswa laki-laki dan 38 orang siswa perempuan.
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Yapensu Sungailiat dan
khusunya penelitian ini dilaksanakan di kelas X AP1 yang siswanya berjumlah 41
orang yang terdiri dari 3 orang siswa laki-laki dan 38 orang siswa perempuan.

B.

Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan mulai dari pembelajaran normal, siklus I, siklus
II dan siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Jam
ke

Mata Pelajaran

1-2

Bahasa Inggris

1-2

Bahasa Inggris

1-2

Bahasa Inggris

1-2

Bahasa Inggris

Pokok
Bahasan
Berbicara
(speaking)
Berbicara
(speaking)
Berbicara
(speaking)
Berbicara
(speaking)

Pembelajaran
Pra siklus

Waktu Pelaksanaan
09 Oktober 2012

Siklus I

14 Maret 2013

Siklus II

21 Maret 2013

Siklus III

26 Maret 2013
C. Deskripsi Per-Siklus
Penelitian dilaksanakan awalnya dengan pembelajaran pra siklus yaitu
proses pembelajaran dengan metode work induvidually dan penelitian ini
dilaksanakan 3 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
1. Pra siklus
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah :
1)

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari
penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.

2)

Menyampaikan

materi profesi

(profession) pada

siswa dengan

menggunakan metode work individually dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
3)

Membuat soal test dengan metode work individually yang memasukkan
bagian speaking didalamnya.

4)

Menyiapkan lembar evaluasi siswa.

b. Pelasanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama
pembelajaran
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama
melaksanakan pembelajaran berbicara (speaking).
d. Refleksi
Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang
telah didapat pada saat proses pembelajaran. Analisa ini digunakan sebagai
evaluasi apakah memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemampuan
berbicara bahasa Inggris siswa atau tidak. Dalam refleksi ini peneliti
mengkaji apa yang telah atau belum berhasil dalam penerapan penelitian
tersebut.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah :
1)

Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Pada RPP siklus I
fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking)

2). Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan
bagian speaking didalamnya
3)

Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

4)

Membentuk kelompok

5)

Memberikan penjelasan pada siswa cara kerja bermain peran (role
playing).

b. Pelasanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama
pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain
peran (role playing) yaitu langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan
skenario pembelajaran.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama
melaksanakan metode role playing yang telah diterapkan. Apakah siswa
mengalami kesulitan dalam menerapkan metode role playing tersebut.
d. Refleksi
Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang
telah didapat pada saat penerapan metode role playing. Analisa ini digunakan
sebagai evaluasi terhadap kinerja bermain peran apakah memiliki pengaruh
terhadap perkembangan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa atau
tidak. Dalam refleksi ini peneliti mengkaji apa yang telah atau belum berhasil
dalam penerapan penelitian, apa yang telah berhasil dan kenapa hal ini terjadi.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah :
1)

Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan tujuan
perbaikan. Pada RPP siklus II fokus pada perbaikan pembelajaran adalah
peningkatan respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran
berbicara (speaking).

2)

Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan
bagian speaking didalamnya

3)

Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

4)

Membentuk kelompok

5)

Memberikan penjelasan pada siswa cara kerja bermain peran (role
playing).

b. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama
pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain
peran (role playing).
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama
melaksanakan metode role playing dan media gambar yang telah diterapkan.
Apakah siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan metode role playing
tersebut.
d. Refleksi
Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang
telah didapat pada saat penerapan metode role playing. Analisa ini digunakan
sebagai evaluasi terhadap kinerja bermain peran apakah memiliki pengaruh
terhadap perkembangan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa atau
tidak. Dalam refleksi ini peneliti mengkaji apa yang telah atau belum berhasil
dalam penerapan penelitian, apa yang telah berhasil dan kenapa hal ini terjadi.
Refleksi dilakukan langsung setelah rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
bersama dengan supervisor 2. Hasil diskusi pada refleksi II dijadikan
masukan pada siklus III.

4. Siklus III
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah :
1)

Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP dan tujuan perbaikan.
Pada RPP siklus II fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan
respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara
(speaking).

2)

Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian
speaking didalamnya.

3)

Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

4)

Membentuk kelompok

5)

Memberikan penjelasan pada siswa cara kerja bermain peran (role
playing).

b. Pelasanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama
pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain
peran (role playing).
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama
melaksanakan metode role playing dan media gambar yang telah diterapkan.
Pengamatab ditekankan pada hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang
telah didapat pada saat penerapan metode role playing dan media gambar.
Analisa ini digunakan sebagai evaluasi terhadap kinerja bermain peran apakah
memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbicara bahasa
Inggris siswa atau tidak. Refleksi dilakukan langsung setelah rencana perbaikan
pembelajaran (RPP) bersama dengan supervisor 2. Hasil diskusi pada refleksi
III dijadikan pelaporan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Setelah dilaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dari siklus I sampai siklus III, didapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Hasil Pra Siklus
a. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru
bersama supervisor 2 bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus masih rendah
hal ini disebabkan guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode work
individually, sehingga nilai atau hasil belajar siswa yang di dapat dari
pembelajaran pra siklus merupakan dasar penilaian terhadap perkembangan
hasil belajar siswa.

Kemampuan siswa dalam penguasaan konsep pada pra siklus
dengan rata-rata kelas sebesar 65,71 dengan rincian siswa yang
mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 32 orang siswa atau 78,05% termasuk
dalam kategori belum tuntas, dan yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 9
orang siswa atau 21,95% termasuk dalam kategori tuntas.
b. Hasil Observasi
Hasil observasi terhadap hasil belajar siswa pada pra siklus dapat
diketahui bahwa presentase ketuntasan belajar siswa baru sebanyak 9
orang siswa atau sebesar 21,95% dari seluruh siswa dalam satu kelas
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65,71. Hal ini menunjukan bahwa
ketercapaian target pada pra siklus ini masih jauh dari harapan, yaitu
85% siswa dalam satu kelas harus mencapai kreteria ketuntasan minimal
(KKM) 75.
c. Refleksi
Hasil observasi terhadap guru melalui proses pembelajaran dan
hasil belajar siswa dengan menerapkan metode work individually
direfleksi dengan menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian
disimpulkan bahwa siswa belum mencapai tingkat ketuntasan seperti
yang diharapkan yang ditunjukan dengan siswa yang mencapai
ketuntasan belajar hanya sebanyak 9 orangs siswa = 21,95%. Sedangkan
target ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85% dari seluruh siswa dalam
satu kelas harus menguasai 75% materi pembelajaran.
Adapun permasalahan dalam proses pembelajaran pada Pra Siklus ini
yang merupakan penyebab dari rendahnya ketuntasan belajar siswa, sebagai
berikut:
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode
tunggal, yaitu metode work individually, dimana proses pembelajaran
berpusat pada guru dan berlangsung secara monoton dan tidak menarik,
sehingga siswa menjadi bosan dan pasif. hal ini menunjukan bahwa
pengetahuan guru terhadap metode pembelajaran sangat kurang
2. Guru kurang menguasai kelas, sehingga kelas menjadi ribut dan peserta
didik sibuk dengan kegiatan masing masing tanpa memperhatikan materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dari kelemahan kelemahan tersebut diatas, maka dicarikan solusi
sebagai berikut:
1. Guru mencoba untuk menerapkan metode pembelajaran yang diasumsikan
dapat menjadikan suasana pembelajaran lebih menarik, sehingga siswa
berminat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, yaitu metode role
playing dalam pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I.
2. Penguasaan kelas yang baik dari guru melalui perhatian yang merata
terhadap siswa baik secara individu maupun kelompok.

2. Hasil Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran Siklus I didasarkan pada kekurangan
pembelajaran Pra Siklus. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara
(speaking) dengan menggunakan metode bermain peran (role playing). Adapun
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)

Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Pada RPP siklus I
fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking).

2). Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian
speaking didalamnya
3). Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
4)

Membentuk kelompok

5)

Memberikan penjelasan pada siswa mengenai bermain peran (role
playing).

b. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk
belajar bahasa melalui bermain peran (role playing) sesuai dengan skenario
pembelajaran.
c. Pengamatan
Kemampuan siswa dalam penguasaan konsep pada siklus I siswa yang
mendapat nilai < 75 sebanyak 22 orang siswa = 53,66% termasuk dalam kategori
belum tuntas, dan yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 19 orang = 46,34%
termasuk dalam kategori tuntas.
d. Refleksi
Hasil observasi terhadap guru melalui proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa dengan menerapkan metode bermain peran (role playing) direfleksi
dengan menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian pada Refleksi siklus I ini,
siswa belum mencapai tingkat ketuntasan seperti yang diharapkan walaupun
mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan pra siklus
yang ditunjukan dengan nilai rata rata kelas sebesar 72,12 dan siswa yang
mencapai ketuntasan belajar meningkat sebanyak 19 siswa = 46,34%, berarti
meningkat sebanyak 10 siswa atau 24,39 dibandingkan pra siklus. Adapun
permasalahan dalam proses pembelajaran pada Siklus I ini yang merupakan
penyebab dari belum tercapainya ketuntasan belajar siswa, sebagai berikut:
1. Siswa dan guru masih dalam penyesuaian metode bermain peran (role
playing) yang diterapkan dalam perbaikan pembelajaran siklus I.
2. Guru kurang menguasai kelas, dan mengatur waktu sehingga proses
pembelajaran terkesan terburu-buru.
Dari kelemahan kelemahan tersebut di atas, maka dicarikan solusi
sebagai berikut:
1. Guru merencanakan untuk dapat mengatur waktu dalam proses perbaikan
menggunakan

metode bermain peran (role playing) dalam proses

pembelajaran kemampuan berbicara (speaking).
2. Guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran melalui metode bermain peran
(role playing) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara
(speaking) siswa dalam proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

2. Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah :
1)

Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Pada RPP siklus II
fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking) agar mencapai
Kriterian Ketuntansan Minimal (KKM) kelas X AP1 yaitu 75 (RPP terlampir)

2)

Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian
speaking didalamnya yang akan diadakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa.

3)

Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

4)

Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan
akademis, jenis kelamin, maupun etnis.

5)

Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Pelaksanaan
Untuk melakukan perbaikan pembelajaran siklus II dengan penerapan
metode Role playing materi Profesi yang dilakukan sesuai dengan skenario
pembelajaran.
c. Pengamatan
kemampuan siswa dalam berbicara (speaking) pada siklus II dengan
nilai rata-rata kelas sebesar 76,93 dengan rincian siswa yang mendapat nilai

<

75 sebanyak 11 orang siswa atau 26,83% termasuk dalam kategori belum tuntas,
dan siswa mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 30 orang siswa atau 73,17% termasuk
dalam kategori tuntas.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1). Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode
bermain peran (role playing).
2). Melakukan refleksi terhadap penerapan metode bermain peran (role playing)
dan mempertimbangkan langkah pembelajaran selanjutnya.
3). Melakukan

refleksi

terhadap

keaktifan

siswa

dalam

pembelajaran

Kemampuan berbicara (speaking) materi profesi.

4. Hasil Siklus III
` a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah :
1) Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Pada RPP siklus III fokus
pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan hasil belajar
siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking) agar mencapai Kriterian
Ketuntansan Minimal (KKM) kelas X AP1 yaitu 75 (RPP terlampir)
2) Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian
speaking didalamnya yang akan diadakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
3) Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
4) Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan
akademis, jenis kelamin, maupun etnis.
5) Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat.

Dalam

pelaksanaan

penelitian

guru

menjadi

fasilitator

selama

pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain
peran (role playing) sesuai dengan skenario pembelajaran.
c. Pengamatan
Kemampuan siswa dalam kemampuan berbicara (speaking) siklus III
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,07 dengan rincian tidak ada lagi siswa
yang mendapat nilai < 75 termasuk dalam kategori belum tuntas, dan seluruh
siswa mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 41 orang siswa atau 100% termasuk dalam
kategori tuntas. Hal ini berarti kreteria ketuntasan minimal yang ditetapkan dapat
tercapai.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1)

Menganalisis kelemahan dan siswa saat menerapkan metode bermain peran
(role playing).

2)

Melakukan refleksi terhadap penerapan bermain peran (role playing) dan
menggunakan media gambar untuk pertimbangkan langkah pembelajaran
selanjutnya.

3)

Melakukan refleksi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris materi profesi.

4)

Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

5)

Menganalisis hasil akhir penelitian.
Berdasarkan tahapan kegiatan perbaikan Siklus III ini, siswa sudah

mencapai keaktifan dan ketuntasan seperti yang diharapkan yang ditunjukkan
dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,07 dan siswa yang mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 41 orang peserta didik atau 100%. Hal ini melebihi target
ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85% dari seluruh siswa dalam satu kelas harus
menguasai 75% materi pelajaran.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi kemampuan berbicara (speaking)
terhadap 41 orang siswa kelas X AP1 SMK Yapensu Sungailiat selama dilakukan
perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain peran
(role playing) dan media gambar (picture) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran Kemampuan berbucara (speaking) materi Profesi untuk
peningkatan hasil belajar siswa. Sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai
seperti pendapat Cocco, De, 1968, dalam Ibrahim, et. al. (2007: 3.9), “untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus bisa menumbuhkan motivasi dalam diri
siswa”.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1.

Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan metode
bermain peran (role playing)

2.

Penggunaan metode bermain peran (role playing)

untuk meningkatkan

kemampuan berbicara siswa karena didalam kegiatan metode role playing
sudah tercangkup semua kompetensi didalamnya dan dapat meningkatkan
partisipasi aktif para siswa dalam

kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris

khususnya Kemampuan Berbicara (speaking).
3.

Penggunaan Alat peraga merupakan segala sesuatu alat yang dapat menunjang
keefektifan dan keefisiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman
informasi atau pesan pembelajaran. Media gambar dimanfaatkan oleh guru
dalam pembelajaran agar materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saran untuk upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut:
1.

Proses pembelajaran Bahasa Inggris khususnya kemampuan berbicara
(speaking) dapat dilakukan untuk dapat menciptakan konteks yang bermakna
bagi peningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

2.

Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dan menarik sehingga dapat
meningkatkan pemahaman siswa.

3.

Guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh atau mengantuk
kegiatan pembelajaran di kelas.

dalam proses
DAFTAR PUSTAKA

Setiyadi Bambang, Ag., dkk. (2008), TEFL 2. Jakarta : Universitas Terbuka.
Setiyadi, Ag., Junaidi, Mistar, (2007). Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Jakarta :
Universitas Terbuka.
Menurut Tarigan. (1981). Batasan dan Tentang Bahasa dalam Berbicara Sebagai suatu
siswa Kelas 2 SMP Negeri 6 Serang. Jakarta : mhtml : file//F:majalah %20
skripsi %20 PENGARUH %20 PENGUASAAN %20 TEORI %20 BE.
http://www.sekolahdasar.net/2012/03.media-gambar-pendukung-proses-html?m=1
diunduh tanggal 15 Maret 2013.
http://zulkifli media pembelajaran.wordprese.com/292/05/15/pengertian-media-menurutpara-ahli/.
http://www.sarjanaku.com/2011/05/pengertian-mediapemanfaatan-media-html?m=1
diunduh tanggal 15 Maret 2013.
http://www.psychogymania.com. Diunduh tanggal 15 Maret 2013.
Suyitno, Amin. 2004.Pemilihan model-model Pembelajaran dan penerapannya di
sekolah Semarang : PPS UNNES.
Suminarsih. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran : LPMP Jawa Tengah.
Menurut Harmer. (1998;122). Pemilihan Materi yang Baik dalam Keterampilan
Berbicara Dalam Setiyadi Bambang, Ag., dkk. TEFL 2, Jakarta : Universitas
Terbuka.
Menurut Nunan. (1989:51). Pemilihan Metode yang dapat Mendorong Siswa untuk
Berbicara Bahasa Inggris Dalam Setiyadi Bambang, Ag., dkk TEFL 2. Jakarta :
Universitsa Terbuka.
Stuffbeam (Abin Syamsudin Makman, 1996). Hasil Belajar. Dalam Rachmadie, Sabrony
H, andi dan Sudja’h Moch. TEFL IV. Jakarta : Universitas Terbuka.
Menurut Johnson Walter (Satori Djam’an, dkk. 2007). Defini Profesi. Profesi Keguruan.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Menurut Didi Atmadilaga (Satori Djam’an, dkk. 2007) Makna Profesi. Dalam
Encyclopedia of Social Sciences. Profesi Keguruan Jakarta : Universitas
Terbuka.

Contenu connexe

Tendances

Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Buku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaranBuku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaranbagibagiilmu
 
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaFransiska Ista
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Eman Syukur
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanUHN
 
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar FajarDwicahyo4
 
Teori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke dehTeori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke dehkholid harras
 
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSMATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSIWAN SUKMA NURICHT
 
Pernyataan keaslian karya tulis
Pernyataan keaslian karya tulisPernyataan keaslian karya tulis
Pernyataan keaslian karya tulisDani Al-Fath
 
Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolahbagibagiilmu
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifUniversitas Negeri Semarang
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...khairunnisa mulyana
 

Tendances (20)

Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Buku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaranBuku ajar media pembelajaran
Buku ajar media pembelajaran
 
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesiaMetode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
Metode dan teknik pembelajaran bahasa indonesia
 
Jenis dan bentuk penilaian
Jenis dan bentuk penilaianJenis dan bentuk penilaian
Jenis dan bentuk penilaian
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
 
RPP ips kelas 6
RPP ips kelas 6RPP ips kelas 6
RPP ips kelas 6
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
Hak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guruHak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guru
 
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatanEvaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
Evaluasi pendidikan tentang test standar dan buatan
 
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
 
Teori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke dehTeori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke deh
 
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTSMATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
MATERI PENILAIAN DAN PENYUSUNAN SOAL HOTS
 
Pernyataan keaslian karya tulis
Pernyataan keaslian karya tulisPernyataan keaslian karya tulis
Pernyataan keaslian karya tulis
 
Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolah
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP RANAH AFEKTIF SISWA SEKO...
 

Similaire à Jurnal metode role playing dan media gambar

Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasadaud5530
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisandri wahyudi
 
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfKumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfRitma Ariesha
 
LK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdf
LK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdfLK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdf
LK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdfAprilia Damayanti
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...Alorka 114114
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)Bunyamin Yusuf
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audiobalqishusin
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)noviyulianti
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hatiProposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hatiAyu Febriyanti
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxMasitaMasita16
 
PRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptx
PRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptxPRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptx
PRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptxVivaKurniawati
 
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Tjoetnyak Izzatie
 
pengabdian masyarakat
pengabdian masyarakatpengabdian masyarakat
pengabdian masyarakatOscar Ririn
 
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiNurdiana Wahyuni
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajaryazidramdhani1
 

Similaire à Jurnal metode role playing dan media gambar (20)

Ketrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasaKetrampilan berbahasa
Ketrampilan berbahasa
 
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulisUpaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
Upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis
 
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdfKumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
Kumpulan karya ilmiah populer mgmp bahasa ingggris kubu raya 2012 pdf
 
LK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdf
LK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdfLK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdf
LK 3.1 - Aprilia Ayu Damayanti - new 2.pdf
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
 
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
model pembelajaran speaking inovatif (juara 1 tgkt Prov. Jateng)
 
Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesiaUsaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
Usaha peningkatan hasil belajar bahasa indonesia
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hatiProposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
Proposal skripsiku yang di buat dengan sepenuh hati
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
 
PRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptx
PRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptxPRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptx
PRESENTASI_PTK_VIVA_DEMPET.pptx
 
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam ...
 
pengabdian masyarakat
pengabdian masyarakatpengabdian masyarakat
pengabdian masyarakat
 
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
 
3129-10223-1-PB.pdf
3129-10223-1-PB.pdf3129-10223-1-PB.pdf
3129-10223-1-PB.pdf
 
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar MengajarPeran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Peran dan Urgensi Media Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar
 

Jurnal metode role playing dan media gambar

  • 1. PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA (SPEAKING) MATERI PROFESSION MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS X AP1 SMK YAPENSU SUNGAILIAT Oleh : RUSNAINI NIM : 010306789 Email : rusnainiakhmad@yahoo.com ABSTRAK Penelitian mengenai Penerapan Metode Role Playing Dan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara (Speaking) Materi Profession Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas X AP1 SMK YAPENSU Sungailiat telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2013. Yang melatar belakangi penelitian ini adalah kenyataan masih banyak guru yang gaya mengajarnya monoton sehingga menimbulkan siswa malas, bosan dan mengantuk saat proses pembelajaran disebabkan guru belum maksimal dan tidak sesuai antara metode dan media yang digunakan dengan materi. Oleh sebab itu tingkat penguasaan materi rendah, prestasi siswa menurun. Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan siswa dan profesional guru dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di SMK Yapensu Sungailiat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui tiga siklus. Pada siklus I penulis memberikan materi dengan metode work individually hasilnya kurang memuaskan. Pada siklus II, siswa menunjukkan hasil yang agak memuaskan. Begitu juga pada siklus III hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Dari hasil observasi kemampuan berbicara speaking) siswa meningkat dari siklus I = 46,34% pada siklus II = 73,17%, sedangkan pada siklus III = 100%. Dari hasil siklus I sampai dengan siklus III dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada pelajaran bahasa inggris di Kelas X AP1 SMK Yapensu Sungailiat. Kata kunci : Metode Role playing, Media gambar, Kemampuan Berbicara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara (speaking) sebagian siswa menganggap suatu kemampuan yang sulit baik dalam pengucapan (pronounciation) maupun kosa kata (vocabulary)
  • 2. bahkan ada siswa yang takut ketika ada pelajaran bahasa Inggris karena merasa tidak bisa, ada juga yang malas atau mengantuk karena disuruh membaca dan menulis. Dengan Metode dan Media pembelajaran yang digunakan yang akan lebih lanjut dibicarakan adalah metode bermain peran (role playing) dan media yang berupa gambar (picture) yang diterapkan pada penelitian ini sehingga siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Penulis disini menemukan pembelajaran bahasa Inggris di kelas X AP1 materi Profession sangat rendah, dimana 41 siswa terdapat 9 orang = 21,95% siswa yang mampu menguasai materi Profession tersebut dengan cukup baik dan memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, sedangkan sebagian siswa lainnya mendapatkan nilai di bawah Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Kondisi ini akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan berbicara siswa dalam melakukan proses pembelajaran Bahasa Inggris. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis bermaksud melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam materi ”Profession (profesi)” melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (research class room) yaitu suatu kegiatan menguji cobakan suatu ide dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (Ryanto, 2001). 1. Identifikasi Masalah a. Rendahnya motivasi dan percaya diri siswa dalam proses pembelajaran. b. Rendahnya tingkat penguasaan berbahasa siswa dalam berbicara (speaking) c. Metode yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik materi d. Guru tidak menggunakan media pembelajaran 2. Analisis Masalah a. Metode yang digunakan guru tidak menarik siswa selain itu guru kurang bervariasi atau monoton dalam mengajar. b. Media yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan, permasalahan tersebut diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Metode Role Playing Dan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara (Speaking)
  • 3. Materi Profession Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas X AP1 SMK YAPENSU Sungailiat ?” C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas X AP1 melalui Metode Role Playing dan Penggunaan Media Gambar (picture). 2. Untuk mengetahui dampak Metode Role Playing dan Penggunaan Media Gambar (picture) terhadap kemampuan berbicara (speaking). D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk : 1. Siswa : Termotivasi agar lebih antusias dan kreatif dalam penyelesaian pembelajaran bahasa Inggris sehingga mempermudah pengajaran pada materi berbicara (speaking). 2. Guru : Meningkatkan keterampilan mengajar guru menggunakan metode role playing dan meningkatkan kreatifitas dan inovasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Inggris. 3. Sekolah Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Role Playing Bermain peran merupakan suatu permainan dimana pemain memainkan peran untuk merajut sebuah cerita bersama berdasarkan karakteristik tokoh tersebut. Menurut Hayes (1989) “Role playing activity merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan metode pembangunan karakter siswa”. Santrock (1995: 272) menyatakan bahwa “bermain peran (role play) adalah suatu kegiatan yang
  • 4. menyenangkan secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan”. Santrock juga menyatakan “bermain peran memungkinkan anak mengatasi frustasi dan merupakan suatu medium bagi ahli terapi untuk mengalisis konflik-konflik anak dan cara-cara mereka mengatasinya”. Menurut Corsini (1996) menyatakan bahwa “bermain peran dapat digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa dan mengerti seseorang dengan cara mengamati atau kegiatan perilakunya waktu memerankan dengan spontan situasi-situasi yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya”. (www.psychogymania.com diunduh tgl 15 maret 2013) B. Media Gambar Pendukung Proses Pembelajaran Media adalah alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (Message) atau informasi dari sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Sebagai seorang guru media pembelajaran bukanlah sesuatu yang asing baginya. Dengan media pembelajaran merupakan sesuatu yang akrab dengan profesinya dan harus digunakannya dalam dalam proses pembelajaran yang sedangkan guru lakukan agar pembelajaran tersebut bermakna. Media gambar merupakan pendukung dalam proses belajar mengajar karena dengan pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat dengan mudah diterima siswa saat materi disampaikan. Apalagi Media pembelajaran yang ditampilkan itu menarik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan siswa akan termotivasi untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga suasan pembelajaran tidak membosankan tapi justru suasana yang menyenangkan. Menurut Brown (1973) “Media pembelajaran yaitu sebagai alat bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran”. Tujuan media pembelajaran yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan atau informasi secara lebih mudah kepada siswa sehingga dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat dan yang dikomunikasikan diserap semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima pesan. C. Kemampuan Berbicara 1. Arti berbicara Berbicara (speaking) adalah sesuatu yang mengandung maksud dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan dan para penyimak dan para pembaca, Brown dalam Tarigan, 1981 : 10-13).
  • 5. Berbicara ada serangkaian perbuatan atau tindakan yang mengandung maksud dan tujuan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi supaya dapat menyampaikan pikiran secara efektif. Kriteria dalam perencanaan pengajaran keterampilan berbicara bagi guru. Harmer (1998 : 122) menyarankan bahwa “suatu perencanaan yang baik memerlukan variasi yang koherensi yang padu”. Pernyataan ini mengharapkan guru untuk memberikan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang bervariasi yang berhubungan satu dengan yang lainnya dimana siswa mempelajar topik yang sama namun siswa distimulan dengan kegiatan yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan atau jenuh. 2. Pemilihan Materi dalam kemampuan berbicara (speaking) Para siswa harus dilibatkan dalam bermacam-macam kegiatan lisan, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara, oleh sebab itu guru mampu membuat skenario yang dapat memberi motivasi kepada siswa agar berlatih dalam berbicara bahasa Inggris. Nunan, (1989 : 51) menyimpulkan dari sejumlah teori dan penelitian bahwa “belajar berbicara dalam bahasa kedua atau bahasa asing akan difasilitasi ketika pelajar secara aktif ikut serta dalam melakukan komunikasi”. Dari penjelasan diatas guru harus memiliki perencanaan yang baik sebelum melakukan pembelajaran dikelas. Perencanaan yang baik harus berdasarkan 4 aspek yang dikemukakan oleh Harmer (1988, selain perencanaan persiapan materi dengan baik, guru harus mempertimbangkan metode yang baik dan cocok dengan materi yang akan diajarkan. Proses belajar mengajar yang dikenal dengan pembelajaran kontekstual (contexual teaching and learning) menyatakan bahwa belajar akan bermakna ketika guru mampu menyelaraskan materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan yang nyata dan siswa sesuai dengan apa yang sedang mereka pelajari. Menurut Hadfield dan Hammer (1971), bahwa prosedur pengajaran keterampilan berbicara memiliki 3 (tiga) tingkatan, umumnya adalah : kegiatan awal (setting up, engage)¸ kegiatan inti (speaking practice), umpan balik (feed back) dan memperkenalkan EAS singkatan dari kegiatan awal (engage), kegiatan inti (speaking), belajar (study), keduanya hanya berbeda pada istilah. Pemilihan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa merasa lebih aktif dan termotivasi karena siswa dapat
  • 6. menguasai materi itu dengan baik dan siswa merasa nyaman dalam proses kegiatan belajar di dalam kelas. D. Profesi (profession) Pengertian profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Seseorang mengatakan bahwa profesinya sebagai seorang guru, penyanyi, pedagang, arsitek, dokter, perawat, pengacara, penari dan sebagainya. Menurut Walter Johnson (1959) definisi profesi : Seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan pengetahuan berkadar tinggi. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Artinya, profesi mempunyai kemampuan yang diperoleh dari pendidikan khusus. Menurut pendapat Didi Atmadilaga, menafsirkan makna “profesi” yang dikemukakan dalam Encyclopedia of Social Sciences sebagai berikut : ...Wewenang praktek suatu kejuruan yang bersifat pelayanan pada kemanusiaan secara intelektual spesifik yang sangat tinggi, yang didukung oleh penguasaan pengetahuan keahlian serta seperangkat sikap dan keterampilan tehnik, yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus, yang penyelenggaraannya dilimpahkan kepada lembaga pendidikan tinggi ... yang bersama memberikan izin praktek atau penolakan praktek dan kelayakan praktek dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang diawasi langsung oleh pemerintah maupun assosiasi profesi yang bersangkutan. Selanjutnya Walter Johnson (1959) mengartikan pertugas profesional (profesionals) sebagai”... seseorang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebh dari biasa dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi”. E. Pembelajaran Bahasa Inggris Pembelajaran suatu usaha untuk membuat siswa belajar. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan
  • 7. sehingga ditarik kesimpulan aspek yang terlihat adalah siswa, proses belajar dan situasi belajar. Menurut (Depdiknas 2004:6) menyatakan bahwa : Bahasa Inggris merupakan alat berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Inggris dimaksud untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. F. Hasil Belajar Untuk mengetahui hasil belajar digunakan bermacam-macam cara dengan melaksanakan evaluasi, pengukuran, penilaian dan tes dalam proses kegiatan pembelajaran, Stuffbeam dalam Abin Syamsudin Maknan (1996) mengemukakan “Educational evaluation is the process of delineating, obtaining and providing useful, information for judging decision alternative,” Menurut Stuffbeam (1996) menyatakan “esensi evaluasi adalah memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan”. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah program yang direncanakan sudah tercapai atau belum, berharga atau tidak melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Menurut Mendikbud (1980, dalam Setiyadi 2007:2.24) menyatakan bahwa: terdapat 10 kemampuan dasar guru yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kemampuan dasar guru tersebut antara lain penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya, pengelolaan program belajar mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber pembelajaran, penguasaan landasan-landasan kependidikan, pengelolaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi siswa, pengenalan dan penyelenggaraan administrasi dan pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajaran. Penilaian dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan untuk mengetahui kemajuan dari hasil belajar siswa. Dengan penilaian ini dapat mendiagnosa kesulitan yang dialami siswa dalam belajar, serta memberi umpan balik untuk perbaikan proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Slameto (2003: 62) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara garis besar terdiri dari dua faktor utama, yaitu: faktor internal yang terdiri atas faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan. Faktor eksternal terdiri atas faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi
  • 8. pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat belajar, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung), faktor masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Yapensu Sungailiat dan khususnya penelitian ini dilaksanakan di kelas X AP1 yang siswanya pberjumlah 41 orang yang terdiri dari 3 orang siswa laki-laki dan 38 orang siswa perempuan. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Yapensu Sungailiat dan khusunya penelitian ini dilaksanakan di kelas X AP1 yang siswanya berjumlah 41 orang yang terdiri dari 3 orang siswa laki-laki dan 38 orang siswa perempuan. B. Waktu Penelitian Adapun waktu pelaksanaan mulai dari pembelajaran normal, siklus I, siklus II dan siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Waktu Penelitian Jam ke Mata Pelajaran 1-2 Bahasa Inggris 1-2 Bahasa Inggris 1-2 Bahasa Inggris 1-2 Bahasa Inggris Pokok Bahasan Berbicara (speaking) Berbicara (speaking) Berbicara (speaking) Berbicara (speaking) Pembelajaran Pra siklus Waktu Pelaksanaan 09 Oktober 2012 Siklus I 14 Maret 2013 Siklus II 21 Maret 2013 Siklus III 26 Maret 2013
  • 9. C. Deskripsi Per-Siklus Penelitian dilaksanakan awalnya dengan pembelajaran pra siklus yaitu proses pembelajaran dengan metode work induvidually dan penelitian ini dilaksanakan 3 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1. Pra siklus a. Perencanaan Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah : 1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. 2) Menyampaikan materi profesi (profession) pada siswa dengan menggunakan metode work individually dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Membuat soal test dengan metode work individually yang memasukkan bagian speaking didalamnya. 4) Menyiapkan lembar evaluasi siswa. b. Pelasanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama melaksanakan pembelajaran berbicara (speaking). d. Refleksi Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang telah didapat pada saat proses pembelajaran. Analisa ini digunakan sebagai evaluasi apakah memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa atau tidak. Dalam refleksi ini peneliti mengkaji apa yang telah atau belum berhasil dalam penerapan penelitian tersebut.
  • 10. 2. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah : 1) Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Pada RPP siklus I fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking) 2). Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian speaking didalamnya 3) Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 4) Membentuk kelompok 5) Memberikan penjelasan pada siswa cara kerja bermain peran (role playing). b. Pelasanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain peran (role playing) yaitu langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama melaksanakan metode role playing yang telah diterapkan. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan metode role playing tersebut. d. Refleksi Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang telah didapat pada saat penerapan metode role playing. Analisa ini digunakan sebagai evaluasi terhadap kinerja bermain peran apakah memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa atau tidak. Dalam refleksi ini peneliti mengkaji apa yang telah atau belum berhasil dalam penerapan penelitian, apa yang telah berhasil dan kenapa hal ini terjadi.
  • 11. 3. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah : 1) Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan tujuan perbaikan. Pada RPP siklus II fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking). 2) Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian speaking didalamnya 3) Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 4) Membentuk kelompok 5) Memberikan penjelasan pada siswa cara kerja bermain peran (role playing). b. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain peran (role playing). c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama melaksanakan metode role playing dan media gambar yang telah diterapkan. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan metode role playing tersebut. d. Refleksi Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang telah didapat pada saat penerapan metode role playing. Analisa ini digunakan sebagai evaluasi terhadap kinerja bermain peran apakah memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa atau tidak. Dalam refleksi ini peneliti mengkaji apa yang telah atau belum berhasil dalam penerapan penelitian, apa yang telah berhasil dan kenapa hal ini terjadi. Refleksi dilakukan langsung setelah rencana perbaikan pembelajaran (RPP)
  • 12. bersama dengan supervisor 2. Hasil diskusi pada refleksi II dijadikan masukan pada siklus III. 4. Siklus III a. Perencanaan Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah : 1) Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP dan tujuan perbaikan. Pada RPP siklus II fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking). 2) Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian speaking didalamnya. 3) Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 4) Membentuk kelompok 5) Memberikan penjelasan pada siswa cara kerja bermain peran (role playing). b. Pelasanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain peran (role playing). c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini guru sebagai peneliti melihat perkembangan siswa selama melaksanakan metode role playing dan media gambar yang telah diterapkan. Pengamatab ditekankan pada hasil belajar siswa. d. Refleksi Guru dan juga sebagai peneliti melakukan analisa atau data yang telah didapat pada saat penerapan metode role playing dan media gambar. Analisa ini digunakan sebagai evaluasi terhadap kinerja bermain peran apakah memiliki pengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa atau tidak. Refleksi dilakukan langsung setelah rencana perbaikan
  • 13. pembelajaran (RPP) bersama dengan supervisor 2. Hasil diskusi pada refleksi III dijadikan pelaporan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah dilaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari siklus I sampai siklus III, didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Hasil Pra Siklus a. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru bersama supervisor 2 bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus masih rendah hal ini disebabkan guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode work individually, sehingga nilai atau hasil belajar siswa yang di dapat dari pembelajaran pra siklus merupakan dasar penilaian terhadap perkembangan hasil belajar siswa. Kemampuan siswa dalam penguasaan konsep pada pra siklus dengan rata-rata kelas sebesar 65,71 dengan rincian siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 32 orang siswa atau 78,05% termasuk dalam kategori belum tuntas, dan yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 9 orang siswa atau 21,95% termasuk dalam kategori tuntas. b. Hasil Observasi Hasil observasi terhadap hasil belajar siswa pada pra siklus dapat diketahui bahwa presentase ketuntasan belajar siswa baru sebanyak 9 orang siswa atau sebesar 21,95% dari seluruh siswa dalam satu kelas dengan nilai rata-rata kelas sebesar 65,71. Hal ini menunjukan bahwa ketercapaian target pada pra siklus ini masih jauh dari harapan, yaitu 85% siswa dalam satu kelas harus mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) 75. c. Refleksi Hasil observasi terhadap guru melalui proses pembelajaran dan
  • 14. hasil belajar siswa dengan menerapkan metode work individually direfleksi dengan menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian disimpulkan bahwa siswa belum mencapai tingkat ketuntasan seperti yang diharapkan yang ditunjukan dengan siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya sebanyak 9 orangs siswa = 21,95%. Sedangkan target ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85% dari seluruh siswa dalam satu kelas harus menguasai 75% materi pembelajaran. Adapun permasalahan dalam proses pembelajaran pada Pra Siklus ini yang merupakan penyebab dari rendahnya ketuntasan belajar siswa, sebagai berikut: 1. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode tunggal, yaitu metode work individually, dimana proses pembelajaran berpusat pada guru dan berlangsung secara monoton dan tidak menarik, sehingga siswa menjadi bosan dan pasif. hal ini menunjukan bahwa pengetahuan guru terhadap metode pembelajaran sangat kurang 2. Guru kurang menguasai kelas, sehingga kelas menjadi ribut dan peserta didik sibuk dengan kegiatan masing masing tanpa memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari kelemahan kelemahan tersebut diatas, maka dicarikan solusi sebagai berikut: 1. Guru mencoba untuk menerapkan metode pembelajaran yang diasumsikan dapat menjadikan suasana pembelajaran lebih menarik, sehingga siswa berminat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, yaitu metode role playing dalam pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I. 2. Penguasaan kelas yang baik dari guru melalui perhatian yang merata terhadap siswa baik secara individu maupun kelompok. 2. Hasil Siklus I a. Perencanaan Perencanaan pembelajaran Siklus I didasarkan pada kekurangan pembelajaran Pra Siklus. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) dengan menggunakan metode bermain peran (role playing). Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
  • 15. 1) Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP). Pada RPP siklus I fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking). 2). Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian speaking didalamnya 3). Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 4) Membentuk kelompok 5) Memberikan penjelasan pada siswa mengenai bermain peran (role playing). b. Pelaksanaan Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa melalui bermain peran (role playing) sesuai dengan skenario pembelajaran. c. Pengamatan Kemampuan siswa dalam penguasaan konsep pada siklus I siswa yang mendapat nilai < 75 sebanyak 22 orang siswa = 53,66% termasuk dalam kategori belum tuntas, dan yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 19 orang = 46,34% termasuk dalam kategori tuntas. d. Refleksi Hasil observasi terhadap guru melalui proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode bermain peran (role playing) direfleksi dengan menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian pada Refleksi siklus I ini, siswa belum mencapai tingkat ketuntasan seperti yang diharapkan walaupun mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan pra siklus yang ditunjukan dengan nilai rata rata kelas sebesar 72,12 dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat sebanyak 19 siswa = 46,34%, berarti meningkat sebanyak 10 siswa atau 24,39 dibandingkan pra siklus. Adapun permasalahan dalam proses pembelajaran pada Siklus I ini yang merupakan penyebab dari belum tercapainya ketuntasan belajar siswa, sebagai berikut: 1. Siswa dan guru masih dalam penyesuaian metode bermain peran (role playing) yang diterapkan dalam perbaikan pembelajaran siklus I. 2. Guru kurang menguasai kelas, dan mengatur waktu sehingga proses pembelajaran terkesan terburu-buru.
  • 16. Dari kelemahan kelemahan tersebut di atas, maka dicarikan solusi sebagai berikut: 1. Guru merencanakan untuk dapat mengatur waktu dalam proses perbaikan menggunakan metode bermain peran (role playing) dalam proses pembelajaran kemampuan berbicara (speaking). 2. Guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran melalui metode bermain peran (role playing) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) siswa dalam proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 2. Hasil Siklus II a. Perencanaan Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah : 1) Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Pada RPP siklus II fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking) agar mencapai Kriterian Ketuntansan Minimal (KKM) kelas X AP1 yaitu 75 (RPP terlampir) 2) Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian speaking didalamnya yang akan diadakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. 3) Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 4) Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun etnis. 5) Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Pelaksanaan Untuk melakukan perbaikan pembelajaran siklus II dengan penerapan metode Role playing materi Profesi yang dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran. c. Pengamatan kemampuan siswa dalam berbicara (speaking) pada siklus II dengan nilai rata-rata kelas sebesar 76,93 dengan rincian siswa yang mendapat nilai < 75 sebanyak 11 orang siswa atau 26,83% termasuk dalam kategori belum tuntas,
  • 17. dan siswa mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 30 orang siswa atau 73,17% termasuk dalam kategori tuntas. d. Refleksi Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1). Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan metode bermain peran (role playing). 2). Melakukan refleksi terhadap penerapan metode bermain peran (role playing) dan mempertimbangkan langkah pembelajaran selanjutnya. 3). Melakukan refleksi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Kemampuan berbicara (speaking) materi profesi. 4. Hasil Siklus III ` a. Perencanaan Pada tahap perencanaan sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah : 1) Penyusunan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Pada RPP siklus III fokus pada perbaikan pembelajaran adalah peningkatan respon siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran berbicara (speaking) agar mencapai Kriterian Ketuntansan Minimal (KKM) kelas X AP1 yaitu 75 (RPP terlampir) 2) Membuat soal test dengan metode role playing yang memasukkan bagian speaking didalamnya yang akan diadakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. 3) Menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 4) Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun etnis. 5) Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Pelaksanaan Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa Inggris melalui bermain peran (role playing) sesuai dengan skenario pembelajaran. c. Pengamatan Kemampuan siswa dalam kemampuan berbicara (speaking) siklus III dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,07 dengan rincian tidak ada lagi siswa
  • 18. yang mendapat nilai < 75 termasuk dalam kategori belum tuntas, dan seluruh siswa mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 41 orang siswa atau 100% termasuk dalam kategori tuntas. Hal ini berarti kreteria ketuntasan minimal yang ditetapkan dapat tercapai. d. Refleksi Refleksi dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) Menganalisis kelemahan dan siswa saat menerapkan metode bermain peran (role playing). 2) Melakukan refleksi terhadap penerapan bermain peran (role playing) dan menggunakan media gambar untuk pertimbangkan langkah pembelajaran selanjutnya. 3) Melakukan refleksi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris materi profesi. 4) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa. 5) Menganalisis hasil akhir penelitian. Berdasarkan tahapan kegiatan perbaikan Siklus III ini, siswa sudah mencapai keaktifan dan ketuntasan seperti yang diharapkan yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 81,07 dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 41 orang peserta didik atau 100%. Hal ini melebihi target ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85% dari seluruh siswa dalam satu kelas harus menguasai 75% materi pelajaran. B. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan/observasi kemampuan berbicara (speaking) terhadap 41 orang siswa kelas X AP1 SMK Yapensu Sungailiat selama dilakukan perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain peran (role playing) dan media gambar (picture) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Kemampuan berbucara (speaking) materi Profesi untuk peningkatan hasil belajar siswa. Sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai seperti pendapat Cocco, De, 1968, dalam Ibrahim, et. al. (2007: 3.9), “untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus bisa menumbuhkan motivasi dalam diri siswa”.
  • 19. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan metode bermain peran (role playing) 2. Penggunaan metode bermain peran (role playing) untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa karena didalam kegiatan metode role playing sudah tercangkup semua kompetensi didalamnya dan dapat meningkatkan partisipasi aktif para siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris khususnya Kemampuan Berbicara (speaking). 3. Penggunaan Alat peraga merupakan segala sesuatu alat yang dapat menunjang keefektifan dan keefisiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi atau pesan pembelajaran. Media gambar dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran agar materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saran untuk upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran Bahasa Inggris khususnya kemampuan berbicara (speaking) dapat dilakukan untuk dapat menciptakan konteks yang bermakna bagi peningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 2. Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dan menarik sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. 3. Guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga siswa tidak jenuh atau mengantuk kegiatan pembelajaran di kelas. dalam proses
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Setiyadi Bambang, Ag., dkk. (2008), TEFL 2. Jakarta : Universitas Terbuka. Setiyadi, Ag., Junaidi, Mistar, (2007). Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Jakarta : Universitas Terbuka. Menurut Tarigan. (1981). Batasan dan Tentang Bahasa dalam Berbicara Sebagai suatu siswa Kelas 2 SMP Negeri 6 Serang. Jakarta : mhtml : file//F:majalah %20 skripsi %20 PENGARUH %20 PENGUASAAN %20 TEORI %20 BE. http://www.sekolahdasar.net/2012/03.media-gambar-pendukung-proses-html?m=1 diunduh tanggal 15 Maret 2013. http://zulkifli media pembelajaran.wordprese.com/292/05/15/pengertian-media-menurutpara-ahli/. http://www.sarjanaku.com/2011/05/pengertian-mediapemanfaatan-media-html?m=1 diunduh tanggal 15 Maret 2013. http://www.psychogymania.com. Diunduh tanggal 15 Maret 2013. Suyitno, Amin. 2004.Pemilihan model-model Pembelajaran dan penerapannya di sekolah Semarang : PPS UNNES. Suminarsih. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran : LPMP Jawa Tengah. Menurut Harmer. (1998;122). Pemilihan Materi yang Baik dalam Keterampilan Berbicara Dalam Setiyadi Bambang, Ag., dkk. TEFL 2, Jakarta : Universitas Terbuka. Menurut Nunan. (1989:51). Pemilihan Metode yang dapat Mendorong Siswa untuk Berbicara Bahasa Inggris Dalam Setiyadi Bambang, Ag., dkk TEFL 2. Jakarta : Universitsa Terbuka. Stuffbeam (Abin Syamsudin Makman, 1996). Hasil Belajar. Dalam Rachmadie, Sabrony H, andi dan Sudja’h Moch. TEFL IV. Jakarta : Universitas Terbuka. Menurut Johnson Walter (Satori Djam’an, dkk. 2007). Defini Profesi. Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka. Menurut Didi Atmadilaga (Satori Djam’an, dkk. 2007) Makna Profesi. Dalam Encyclopedia of Social Sciences. Profesi Keguruan Jakarta : Universitas Terbuka.