1. Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari terus aku nanti. Aku menunggu
keputusan hasil UN, waktu itu aku masih SD. Ketika waktu itu tiba, aku dan teman-teman
sangat bahagia melihat hasil UN bahwa kami telah lulus. Tapi waktu itu juga kami akan
berpisah. Tapi kami berjanji tidak akan melupakan momen-momen dimana dulu kami selalu
gembira dan sedih bersama sebagai teman selamanya. Salah satu temanku yang menjadi
sahabat terbaikku yaitu seorang cewek yang bernama Kiki. Dia cewek yang pintar dan baik,
meskipun kadang suka cerewet dan dia satu-satunya cewek tomboi yang aku kenal.
Setelah aku melihat hasil UN aku bertanya kepada kiki, “kiki, setelah ini kamu mau
kemana ?”. “mau pulanglah, masak harus disini terus ! hehehehe....” jawab kiki. Aku pun
menjawab,“huhuhuhu.... ditanya serius malah jawab kayak gitu ?”.
kiki tak langsung menjawab, dia terdiam sejenak lalu mulai berbicara lagi,“ mungkin
mau lanjutin sekolah ke MTsN 1 NGAWI aja, sekolahnya kan deket kota. Kamu gimana ?
ikut aku aja pasti enak ! katanya aku sahabat terbaikmu, ayoo !”.
aku pun bingung gara-gara mendengar ocehan kiki yang bikin kepalaku mau meledak.
aku menjawab,” maaf ya ? Karena aku mencoba untuk tidak 1 sekolah denganmu, aku lanjutin
ke MTsN 1 PARON aja”.” Yohhh ben, gak setia kawan” Balas kiki dengan wajah kecewa.”
Hehehehe.... gak apa-apa, kita kan masih bisa kumpul bareng. Aku janji !” aku jawab dengan
tersenyum. Akhirnya kiki mengerti.
Suatu hari, awal aku kelas 1 MTs kiki mengajakku bermain kerumahnya. Kiki
bertanya “gimana ? cepet ke rumahku sekarang !”. karena aku tidak mau kiki tersinggung, aku
jawab “iya, iya. Aku kesitu sekarang. Memangnya ada apa ?”. kiki membalas,”something
nuw, udah pokoknya kesini cepet !”. karena memang dasar sifat kiki seperti itu, aku setuju
saja. Dan sampai dirumah kiki, ada 2 orang asing yang tak aku kenal. Aku lihat mereka
sepertinya mereka ada hubungan khusus, tapi tidak peduli lalu aku duduk disamping kiki. Aku
penasaran, akhirnya aku tanya kiki. Ternyata benar bahwa mereka sedang saling suka, tapi
aku anggap itu biasa saja.
Lalu kiki memperkenalkan 2 orang ini kepadaku,” hei, kenalin temenku satu sekolah
dari kota. Ini sofa dan ini bima”. Aku jawab,” heleh, gayamu pakai bilang anak kota segala”.
“memang benar lho, tanya aja !” jawab kiki.
Lalu aku memperkenal diri,”hei, salam kenal ! aku saiful sahabat kiki”. Salah satu
dari mereka menjawab,”salam kenal juga! Aku bima dan ini sofa. Kami juga teman kiki juga”.
Setelah berkenalan, kami saling mengobrol lama tentang profil untuk lebih dekat dan akhirnya
aku tau ternyata bima tinggal di Beran dan sofa tinggal di Dempel. Ketika kami mengobrol,
aku melihat wajah sofa agak lama dan tiba-tiba aku merasa aneh. Perasaan ini muncul ketika
2. sofa berbicara dan tersenyum yang membuat hatiku damai dan tentram. Dan aku merasa
bahwa sofa cewek yang pintar, cantik dan baik hati. Ketika aku melihat bima, aku sadar
bahwa sofa sudah ada yang punya yaitu bima. jadi aku menutup perasaan yang baru muncul
ini.
Daun-daun mulai layu, warna langit berubah kekuning-kuning tua yang menandakan
waktu sudah sore, maka bima dan sofa berpamitan pulang. Mereka kesini naik 1 motor yang
berarti bahwa mereka berboncengan, ketika mereka perlahan-lahan menjauh aku terus
menatap sofa dan berfikir seandainya yang membonceng aku pasti aku bahagia. Tiba-tiba kiki
menepuk punggungku,”hayoo... ngalamun apa ? kamu cemburu ya ? ngaku aja, aku kan
sahabatmu kenal betul dari sorotan matamu !”. aku kaget dan menjawab, “ gak i, sok tau !”.
“menurutmu sofa gimana tadi ?” tanya kiki lagi. Dengan cueknya aku jawab,” biasa aja, ...”
Setelah kejadian yang indah itu, aku terus terbayang wajah dan senyuman sofa. Lalu
aku mulai memberanikan diri mendekati sofa. Aku meminta nomor hp sofa kepada kiki lewat
hp, “ki, aku minta nomor hp sofa !”. Dengan gaya tomboi dan cerewetnya kiki membalas,”
berani berapa ? gayamu minta-minta nomor sofa. Mau ngapain ?“. karena aku tidak mau kinal
tau. maka aku balas, ”sahabat apa itu, sahabat koq ndak mau bantu ? lok emang sahabat kasih
tau aja !”.
Dengan alasan itu, akhirnya kiki memberi nomor HP sofa kepadaku. Lalu aku
langsung mencoba nomor yang diberikan kiki dengan mengirim sms karena aku malu jika
telefon dengan cewek kecuali kiki, “ hai, assalamu’alaikum ? apakah benar ini sofa ? ini aku
saiful sahabatnya kiki”.
Agak lama sofa membalas dan akhirnya 1 pesan kotak masuk, pesan itu dari sofa yang
berisi “ wa’alaikum salam, hai juga. Benar, kamu dapat nomor hp ku dari siapa ?”. aku pun
membalas,” dari kiki, maaf sebelumnya bolehkah aku sms-an denganmu ?”. “maaf ya ?
sebetulnya aku ngantuk dan badanku capek habis kerumah kiki tadi” balas sofa. Aku maklum
dan kasihan sofa karena memang aku sms jam 10 malam dan sofa baru pulang dari rumah kiki
tadi. Akhirnya cukup komunikasi kami selesai malam itu.
Pada suatu hari aku pergi kerumah kiki untuk sekedar main kerumah kiki. Beberapa
saat kemudian nada pesanku berbunyi, ada sms dari sofa dan aku membukanya. Aku terkejut
ketika melihat 2 sms dari sonya, ”saiful, maaf menggangu ? apa sih keinginan cowok dari
cewek ? apa salahku hingga dia mau dan berani mutusin aku ? memangnya aku ini apa ? aku
bukan cewek yang dipermainkan begitu saja ! pedih dan perih...”.
Sms yang kedua berisi,” jadi saiful aku minta tolong bisakah sekarang bilang ke kiki
untuk kerumahku ? tolong..”. setelah melihat itu, lalu aku memberitahu ke kiki,”. Lalu aku
memberi tau kiki, “ki, lihat sms ini ! sofa baru diputusin bima dan kamu disuruh
kerumahnya !”.
kiki garang mendengar itu, dia marah sambil melototi aku. Aku kemudian takut dan
berkata dalam hati, ”seandainya jika bima itu aku, bagaimana nasib masa depanku sampai di
apa-apakan oleh kiki ?” hehehehe.... Lalu kiki mengajakku kerumah sofa dan aku setuju.
3. Sampai digerbang depan rumah sofa, aku kaget melihat betapa mewah, indah, dan
bersihnya rumah sofa. Terlihat di gerbang ada 2 mobil avanza yang mewah serta halaman
yang indah dan bersih serta besar, tapi sayang itu tak lagi indah ketika aku melihat sofa
membuka pintu perlahan dan masih terdapat seberkas usapan air mata sofa. Dan sofa
kemudian mengantarkan aku dan kiki masuk rumah menuju ruang tamu.
Sofa kemudian berbicara dengan agak tidak jelas,” kiki,maaf ? kamu sudah tau antara
aku dan bima ?”. kiki menjawab, “ iya aku tau, trus kamu kenapa menangis ?”. “aku menangis
karena telah diputusin bima !” balas sofa. Kinal berbicara sambil berdiri “kamu jadi cewek
jangan kayak gini ! baru diputusin saja udah gak bisa apa-apa, jadi cewek koq lemah !
memang begini cowok sekarang sukanya cuman nyakitin perasaan cewek”. Karena
mendengar itu, aku pun membalas perkataan dari kiki,” stoppp, kiki ! udah jangan emosi,
duduk !”.
Setelah kiki duduk kembali, aku pun membantu permasalahan ini sebagai perwakilan
cowok sejati. Aku mulai bicara,” maaf sebelumnya. Sofa aku tau perasaanmu sekarang, jadi
sabarlah ! mungkin bima bukan jodohmu. Kita tau bahwa jodoh yang tau hanya yang di atas
dan kita sebagai umat manusia hanya bisa berusaha, mengerti kan ?”. aku melihat sofa, sonya
mengangguk-angguk sedikit itu berarti sofa sedikit terima masukan.
Aku berbicara kepada kiki,” ki, kamu gimana sih ? koq kamu marah-marah ? kita
disini diundang untuk menemani dan menyemangati sofa agar tidak sedih !”. kiki menjawab,”
o iya ! hehehe...”. itulah kiki, memang sembrono tetapi kiki itu cewek yang pengertian sekali.
Lama aku dan kiki berada dirumah sofa sampai jam menunjukkan pukul 4 sore, lalu
aku dan kiki pamit tapi sebelum itu aku bertanya kepada sofa,”dimana orangtuamu ?”. sofa
menjawab,” mereka keluar, mereka masih kerja dan selalu sibuk dengan pekerjaannya maaf
ya ?”. Aku pun mengerti perasaannya maka aku langsung pergi tanpa bertemu kedua
orangtuanya.
Waktu belum berhenti, waktu tak terasa sudah 1 tahun lamanya. Aku dan sofa sudah
sangat dekat seperti sahabat, kami sering berkomunikasi dan akhirnya aku mulai berkeinginan
untuk memberitahu sonya tentang perasaanku. Aku pun sms,” sofa, bolehkah aku nanti malam
kerumahmu ? aku mau ketemu dirimu sebentar saja”.sofa menjawab,” iya gak apa-apa, tapi
kalau sudah sampai bilang ya ?”. aku gembira mendengar kata-kata itu tapi entah bagaimana
nanti malam aku bisa mengungkap perasaanku kepada sofa, namun aku harus tetap berfikir
positif dan percaya.
Hingga malam itu tiba, sesampainya didepan gerbang rumahnya aku turun dari motor.
Aku melangkah perlahan masuk dengan membawa setangkai bunga mawar, langkahku tiba-tiba
terhenti, mataku tak berkedip, badanku kaku dan tak percaya melihat apa yang terjadi
ketika aku melihat seorang laki-laki menghadap sofa dengan mengulurkan sebuah bunga
merah. Tiba-tiba jantungku terasa sakit melihat kejadian nyata yang tepat dihadapanku. Aku
terdiam membisu, diam bergerak, sakit, sedih dan marah mulai timbul dari badan ini.
4. Aku kemudian berbalik badan dan kembali untuk pulang. Tiba-tiba terdengar suara
indah seorang perempuan,”saiful... ! saiful... !”.
suara itu sering aku dengar, suara itu ternyata dari sofa yang memanggilku. Aku tak
membalas panggilannya dan diam lalu pergi dengan cepat agar sofa tidak menyusulku. Aku
tidak seperti cowok lainnya, meskipun hatiku sakit tapi aku harus tetap sabar dan tenang. Jadi
aku pergi ke taman untuk menenangkan pikiranku,” Berbaring diatas rumput yang lembut,
angin sepoi-sepoi menembus dan menghantam tubuh, suara air mancur yang gemercik di
tengah-tengah taman, dan bulan sabit memancarkan sinarnya membuat suasana dan fikiran
tenang dan damai,” Itulah kata-kata yang bagus untukku. Ketika aku merasa cukup tenang,
aku lalu pergi kerumah.
Nada dering sms membangunkanku, aku melihat sms. Itu dari sofa,” saiful, kenapa
tadi malam gak jadi kerumahku ? aku panggil kamu, tapi kamu diam dan pergi. jika ada salah,
aku minta maaf ya?”.
Aku tidak langsung marah, aku berfikir tidak ada gunanya aku marah. Maka aku
jawab,” gak apa-apa, tadi malam aku melihat ada seorang cowok dan aku fikir itu bapak kamu
jadi aku pergi dan gak jadi ketemu takutnya nanti dimarahin”. Sofa menjawab,” bukan, cowok
tadi malam itu bukan bapakku. Tapi...,” sofa tidak melanjutkan smsnya.
Karena aku penasaran dan terus memojokkan sofa untuk bilang, akhirnya sofa
menjawab,” iya, iya... begini, cowok tadi malam itu namanya Jaya. Jaya ini temanku dulu dan
tadi malam dia mengungkapkan perasaannya kepadaku, dengan berat hati aku menerima
perasaan itu”. Tadi malam aku tenang, sekarang aku marah dan menyesal melihat sms sofa.
Dalam hatiku,”kenapa aku tidak lebih awal untuk mengungkapkan perasaanku tadi
malam ? dan mengapa sofa menerima perasaan bima begitu saja ?”. aku tidak mungkin
membalas sms sofa dengan perasaan seperti itu. Maka aku balas,”ohh.. selamat ya ? semoga
baik-baik saja dengan bima dan semoga langgeng ?”. aku mulai menerima kenyataan itu, dan
putus asa untuk mendekati sofa lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak lagi
berkomunikasi dengan sofa.
3 bulan berlalu, aku masih belum menerima kenyataan yang terjadi. Cewek yang
begitu baik telah menyayangi orang lain, aku putus asa. Tiba-tiba hpku berdering tanda
seseorang memanggil, lalu aku angkat. Dan aku mendengar suara tangisan seorang cewek,”
hallo, siapa ya ?”.
“ini aku,ful !”. terdengar dari suaranya itu suara sofa. Aku bingung, kenapa tiba-tiba
sofa menangis. Aku bertanya,” kenapa kamu menangis ?”. “ini tentang aku dan jaya, lagi-lagi
cowok yang aku sayang kembali menghianatiku. Ternyata aku baru tau jaya itu cowok
playboy ! aku tidak mau lagi mencintai cowok, sudah bosan dan sakit hati aku dipermainkan
seperti ini ! ”.
karena mendengar suara sofa dengan menangis seperti itu aku tidak tega, maka aku
memberi dukungan serta semangat penuh kepadanya dan harapanku untuk mencintainya
membuat aku tidak tega karena kata-kata terakhir darinya membuat aku berfikir dua kali.
5. setelah memberi motivasi dan masukan-masukan, akhirnya sofa kembali tenang dan tidak lagi
sedih.
Suatu hari, aku pergi kerumah kiki untuk mengatakan kejujuran perasaanku kepada
sofa. “ki, ini aku jujur ya ? aku sangat sayang dan cinta sofa sejak pertama kali bertemu dan
melihatnya”.
Kiki tertawa mendengarnya, karena dia menganggap itu sebuah lelucon. Aku terdiam
yang memcerminkan jika aku serius, lalu kemudian kiki selesai dengan tertawanya dan mulai
bicara,” haduh.... saiful, saiful.... maaf ya ? gini, sebetulnya dari awal berteman dengan sofa
aku berencana menjodohkan kamu dengan sofa karena aku tahu kamu itu selalu pergi
sendirian dan tidak ada yang menemani. Kamu itu pergi keluar pasti denganku, sampai bosan
aku, hehehehehe.,.,.,.”
Aku agak terhibur mendengar kata-kata kiki tadi. “terus, waktu awal masuk sekolah
aku mulai mencari-cari cewek yang aku anggap agak cocok untukmu. Dan akhirnya aku
kenal sofa, aku mencoba dan meyakinkan sofa agar bisa denganmu dengan menceritakan
segalanya tentangmu. Tapi sofa hanya menjawab bahwa dia belum bisa memutuskan, karena
dia masih takut dan trauma semenjak diputuskan oleh bima dan jaya”.
Aku pun tertawa mendengarnya tetapi kiki terdiam, “ hahahaha.,.,. kamu tahu aja,ki !
terima kasih ya bantuanmu ? kamu memang sahabatku yang terbaik”. Aku dan kiki memang
seperti itu, kami selalu kompak dan saling membantu ketika aku sedih maupun kiki yang
sedih. Akhirnya kiki memberi rencana dan menyuruhku untuk menembak sofa di taman, agar
tidak ada cowok lain lagi yang mendahuluiku dan agar sofa menerima aku sebagai
pasangannya. Aku setuju usulan kiki, aku sms sofa “ sofa, ini malam minggu. Aku boleh ajak
kamu ke taman ? ”. sofa membalas,”iya boleh saja, memangnya mau ngapain ?”. aku jawab,
“ada sesuatu, pokoknya kamu kesini aja !”. Aku senang melihat balasan sms dari sofa, semoga
saja malam ini berhasil.
Waktu menunjukkan pukul 06.30 malam, itu pertanda bahwa aku harus menjemput
sofa dari rumah. Sampai didepan gerbang, aku turun dari motor dan menuju ke pintu
rumahnya dan menekan bel. Ting tong..ting tong..ting tong... suara bel berbunyi, perlahan-lahan
pintu terbuka dan aku terkejut melihat penampilan sofa yang berbeda dari sebelumnya.
Aku memujinya dengan sedikit bercanda,” ehemmm...ciyee..... penampilannya
berbeda, sofa yang dulu bukanlah sofa yang sekarang. Dulu terlihat cantik, sekarang terlihat
sangat cantik”, Sofa tersenyum dan tertawa manis mendengarnya.
Lalu tanpa lama-lama aku mengajak sofa untuk berangkat langsung, aku menyalakan
motor dan sofa naik. Aku kembali terkejut, sofa tiba-tiba melingkarkan tangannya melingkari
pinggangku. Kali ini dia merangkul dengan erat seperti merangkul seseorang yang sangat
disayanginya. Aku tidak perduli, lalu kami berangkat dengan hati-hati.
Angin sepoi-sepoi dingin menerjang pepohonan dan rerumputan, bulan malam itu
tampak terlihat terbelah menjadi dua yang sebelah bersinar menyinari bumi dan yang sebelah
gelap tak terlihat . Aku dan sofa sampai ditaman dan kami duduk diatas rumput yang lembut,
6. dan aku mulai berbicara . “ aku teringat dulu, dulu aku pernah kesini. Dulu aku sering pergi
kesini sendirian untuk menenangkan fikiran, kadang aku mengajak kiki. Kasihan kiki, jika aku
mengajaknya kesini kadang dianggap dia adikku oleh orang lain sampai-sampai sekarang kiki
jarang mau aku ajak kesini karena saking malunya. Tapi tidak apa-apa, jika sendiri jauh lebih
tenang. Dan lagi, dulu aku pernah kenal seorang cewek yang cantik dan baik. Aku amat dekat
dengannya, tapi kami mungkin hanya menganggap masing-masing dari kami hanya sebatas
teman. Tapi itu tidak benar bagiku, aku sudah mulai suka dengannya sejak awal bertemu.
Perasaan kasih sayang dan cinta tak sempat sampai kehatinya. Aku terasa sakit ketika aku
tahu dia sudah menyayangi orang lain, dan aku merasa kasihan ketika dia sedih maupun
menangis sampai aku tak tega melihatnya. Kadang-kadang aku sedih dan marah hingga
akhirnya hanya tamanlah tempat aku menenangkan diri. Menyedihkan bukan ?”.
sofa mendengarkan ceritaku, sepertinya dia sangat memahami ceritaku,” iya, maaf
ya ?”. aku merasa bingung, tiba-tiba sofa meneteskan air mata,” maaf kenapa ? sudah jangan
sedih !”. “aku tahu itu, yang kamu ceritakan bukanlah tentang orang lain tetapi itu aku kan ?”
jawab sofa dengan meneteskan air mata yang tak kunjung reda.
Aku terkejut jika sofa mengerti maksud ceritaku tadi. Kemudian sofa bercerita,” aku
tau itu, aku dulu menganggap cowok itu sama saja. Hanya memberikan harapan palsu, tapi
semenjak mengenalmu lebih dekat dan berteman agak lama aku tahu kamu itu orangnya
humoris, bukan munafik seperti cowok lainnya. Dan yang paling aku suka dari kamu yaitu
sekarang !”. aku masih merasa bingung,” apanya yang sekarang ?”.
Sonya menjawab, “ROMANTIS...” sambil tersenyum malu. Lalu sofa mencubitku,“
mengapa gak dari dulu saja sih kamu nembak aku ? aku sudah menunggu dari dulu kayak gini
!”.
Tiba-tiba sofa memelukku sambil menangis. Aku jawab pertanyaannya dengan
mengusap air matanya,”sudah jangan sedih ! iya maaf,membuatmu menunggu lama. Oh iya !
katanya kamu pengen tau sekarang kan ? coba lihat aku !”.
Kami saling bertatapan mata, lalu aku mulai berkata “ sofa, aku sudah sejak dulu ingin
bilang bahwa aku sangat menyayangimu. Bolehkah aku menjadi pacarmu ?”. “tidak boleh !”
jawab sofa dengan sedikit marah. Aku kembali bertanya dengan nada keputusasaan,
“kenapa?”.
“seharusnya, bolehkah aku menjadi pendamping terakhir dalam hidupmu ?
gitu...hehehehe” jawab sonya dengan senyum manis yang aku tunggu dari tadi. Kemudian aku
mengulang kata-kata yang diucapkan sofa tadi,” sofa, bolehkah aku menjadi pendamping
terakhir dalam hidupmu ?”. “iya, tapi awas ya lok bohong ? nanti aku aduin mama dan papaku
!” jawab sofa. “hehehehe.,., iya, aku janji !” kataku untuk meyakinkan sofa.
Aku kembali bertanya,” oya sofa, kelihatannya kamu tau jika malam ini aku mau
nembak kamu ?”. sonya menjawab,” iya, sebelum kamu ajak aku pergi keluar aku dikasih tau
kiki lok kamu nembak aku dan jangan cerita ke kamu sebelum kamu selesai nembak.hehehe...
jadi hari ini aku tampil agak cantik kayak gini biar kamu gak kecewa. Hehehehe.,.”. Dengan
7. agak kecewa terpaksa aku menjawab,” ya sudahlah yang penting aku sudah gak ada beban
lagi dan aku sekarang bisa pergi berduaan denganmu, hehehehe...”
Dan akhirnya sejak saat itu, aku dan sofa menjalin hubungan yang dipisahkan oleh
jarak atau bisa dibilang LDR karena sofa dan aku berbeda sekolah dari awal sampai sekarang
sudah menjadi mahasiswa. Sofa di Malang dan aku di Jogja. Akan tetapi Jika waktunya tiba,
kami akan selalu bersama.
HAPPY BITHDAY 6TH