SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 
“KINETIKA REAKSI” 
DISUSUN 
OLEH 
KELOMPOK 3 
KELAS C 
1. Lia Yuningsih (1107114174) 
2. Mimin Lestari (1107136627) 
3. Muhammad Iqbal (1107121224) 
4. Tarsensius Wabady HL (1107120098) 
5. Wasti Rusjaya (1107111936) 
PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA 
PEKANBARU 
2013
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1.Tujuan 
- Mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi terhadap laju reaksi 
- Mempelajari pengaruh temperature terhadap laju reaksi 
1.2. Latar Belakang Teori 
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari 
berlangsungnya suatu reaksi. Kinetika reaksi menerangkan dua hal yaitu 
mekanisme reaksi dan laju reaksi. Dalam kehidupan konsep laju reaksi sudah 
banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan yang menjadi prinsipnya 
adalah semakin luas bidang sentuh maka akan semakin cepat laju reaksinya, 
seperti contoh penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi 
beberapa bagian sebelum dimasukkan ke tungku perapian. Sedangkan dalam 
bidang industri konsep pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju 
reaksi diterapkan pada beberapa industri seperti industri alumunium, logam 
alumunium diperoleh dari mineral bauksit melalui proses peleburan dan 
elektrolisis. Pada industri semen konsep laju reaksi konsep laju reaksi diterapkan 
saat batu kapur dihancurkan menggunakan mesin penghancur sampai halus. 
Penghancuran ini bertujuan mempercepat reaksi pada proses selanjutnya. 
Dalam ilmu kimia persamaan laju reaksi hanya dapat dinyatakan 
berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan didapat cara untuk 
menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju reaksi ditentukan 
berdasarkan konsentrasi awal setiap zat dipangkatkan orde reaksinya. Nilai orde 
reaksi tak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang bersangkutan, karena orde 
reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat pereaksi. Mekanisme 
reaksi dipakai untuk menerangkan bagian langkah suatu reaktan berubah menjadi 
suatu produk. 
Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat yang 
terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi
kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama 
semakin bertambah (Anderton, 1997). 
Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu 
memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua cara 
itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama 
atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak 
(Ryan, 2001). 
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi 
ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan 
berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak 
kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia. 
Lajureaksi secara mendasar tergantung pada (Hiskia Achmad,1992) : 
 Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih 
cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena 
peningkatan pertumbukan atom per satuan waktu, 
 Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama 
reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan 
meningkatkan laju reaksi. 
 Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar 
molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul. 
 Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan 
untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi 
yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak 
energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih 
rendah. 
 Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah 
lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan 
menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis 
tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan 
kembali.
 Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya 
ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi 
dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal. 
 Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini 
dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga 
meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu. 
Jika suatu zat dipanaskan, pertikel-partikel zat tersebut menyerap energi 
kalor. Pada suhu yang ebih tinggi molekul bergerak lebih cepat sehingga energi 
kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik menyebabkan kompleks 
teraktivasi lebih cepat terbentuk, karena energi aktivasi mudah terlampaui, dengan 
dewnikian reaksi berlangsung lebih cepat (Suroso, 2002). 
Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk menentukan hukum laju 
dan konstanta laju, seringkali dilakukan pada beberapa temperature. Idealnya 
langkah pertama untuk mengenali semua produknya, dan untuk menyelidiki ada 
tidaknya antar hasil sementara dan reaksi samping (Atkins, 1999). 
Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif 
(konsentrasi) pereaksi dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan) dengan setiap 
massa aktif meningkat sampai daya tertentu. Daya tertentu tersebut tidak harus 
angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari persamaan reaksinya. Hukum 
Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum aksi massa (Anonim, 2010). 
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam 
reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu 
diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada 
konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol. 
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju 
reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi 
adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. 
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu 
pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya 
dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan 
dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut :
A + B → AB 
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut : 
r=k [A]m[B]n 
k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing – masing 
pereaksi. 
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut : 
1. Sifat dan ukuran pereaksi 
2. Konsentrasi pereaksi 
3. Suhu reaksi 
4. Katalis 
1. Sifat dan Ukuran Pereaksi 
Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin relatif 
dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung 
semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin 
bertambah, hal ini dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi 
maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi 
dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan 
laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan 
dalam bentuk bongkahan. 
Sifat dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka 
mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara 
meledak, bahkan pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen 
fluorida. 
H2 + F2 → 2HF (sangat cepat pada temperatur kamar) 
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat 
sehingga tak Nampak perubahan kimia : 
2H2 + O2 → H2O
2. Konsentrasi 
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi 
suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. 
Besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat 
dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih 
3. Temperatur atau Suhu Reaksi 
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya 
kenaikan sebesar 10ºC akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara 
molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai 
lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih 
tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum 
menjelaskan seluruhnya, ke molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi 
mereka juga bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena 
mereka bergerak lebih cepat. Pada temperatur besar, karena makin banyak 
molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi 
cukup untuk bereaksi. 
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor 
yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya 
jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. 
4. Katalis 
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk 
mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan 
kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan katalis 
disebut dengan reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme (Keenan,1980).
BAB II 
PERCOBAAN 
2.1 Alat-alat : 
1. Gelas ukur 100 ml 
2. Stopwatch 
3. Water bath 
4. Gelas piala 600 ml 
5. Tabung reaksi 
6. Pipet ukur 
7. Batang pengaduk 
8. Thermometer 
2.2 Bahan-bahan : 
1. Na2S2O3 0,25 M 
2. HCl 1,0 M 
3. Aquadest 
2.3 Prosedur pengerjaan : 
A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 
1. 50 ml Na2S2O3 0,25 M ditempatkan dalam gelas ukur 100 ml yang 
mempunyai alas rata. Seperti yang terlihat pada gambar : 
Mata 
Gelas Ukur 
Larutan 
Na2S2O3 Tanda silang dengan 
tinta hitam pada kertas 
putih 
Mata 
Gelas Ukur 
Larutan 
Na2S2O3 
Tanda silang dengan tinta 
hitam pada kertas putih.
2. Kemudian gelas ukur tadi ditempatkan diatas sehelai kertas putih tepat 
diatas tanda silang hitam yang dibuat pada kertas putih tersebut, sehingga 
ketika dilihat dari atas melalui larutan tiosulfat, tanda silang tadi terlihat 
jelas. 
3. Ditambahkan 2 ml HCl 0,1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan, 
stopwatch dinyalakan. Larutan diaduk agar pencampuran merata, 
sementara pengamatan dari atas tetap dilakukan. 
4. Waktu yang diperlukan sampai tanda sialng hitam tidak dapat lagi diamati 
dari atas dicatat. 
5. Suhu larutan diukur dan dicatat. 
B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi 
1. 10 ml larutan tiosulfat dimasukkan kedalam gelas ukur, lalu diencerkan 
hingga volumenya mencapai 50 ml. 
2. Kemudian 2 ml HCl 1 M dimasukkan dalam tabung reaksi. Gelas ukur dan 
tabung reaksi ditempatkan dalam penangas air sampai suhunya 35oC. 
Setelah suhu mencapai kesetimbangan, suhu kedua larutan diukur dan 
dicatat. 
3. Kedalam larutan tiosulfat ditambahkan asam, dan pada saat yang 
bersamaan stopwatch dinyalakan. Larutan diaduk, kemudian ditempatkan 
diatas tanda silang hitam. Waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tak 
lagi terlihat dari atas dicatat. 
4. Langkah diatas diulangi untuk berbagai suhu sampai 65oC (dilakukan 
untuk empat suhu yang berbeda)
BAB III 
HASIL DAN DISKUSI 
3.1 Hasil percobaan 
A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 
Tabel 1. Perbandingan volume Na2S2O3 dan volume air untuk menguji pengaruh 
konsentrasi terhadap laju reaksi. 
Sistem 
Volume S2O3 
-2 
(ml) 
Volume air 
(ml) 
Volume HCl 
(ml) 
1 50 0 2 
2 40 10 2 
3 30 20 2 
4 20 30 2 
5 10 40 2 
6 5 45 2 
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 
Sistem Konsentrasi 
relatif tiosulfat 
Waktu 
(detik) 
1/waktu 
(det-1) 
1 0.25 M 16.59 0.060277 
2 0.2 M 19.35 0.051679 
3 0.15 M 21.35 0.046838 
4 0.1 M 29.66 0.033715 
5 0.05 M 81 0.012345 
6 0.025 M 160 0.00625 
Suhu : 25oC
B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi 
Tabel 3. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi 
Suhu 
Suhu 
1/suhu 
(oC) 
(oK) 
(K-1) 
Waktu 
(detik) 
1/waktu 
(det-1) 
Log 1/waktu 
35 308 0.003246753 48.06 0.0208073 -1.6817842 
45 318 0.003144654 38.78 0.0257864 -1.5886092 
50 323 0.003095975 37.16 0.0269106 -1.5700766 
55 328 0.00304878 26.01 0.0384467 -1.4151409 
65 338 0.00295858 12.92 0.0773993 -1.1112625 
3.2 Diskusi 
Laju reaksi dipengaruhi oleh jenis zat peraksi, konsentrasi zat pereaksi dan 
suhu reaksi. Semakin tinggi konsentrasi zat pereaksi, semakin cepat pula laju 
reaksi. Jadi, konsentrasi zat pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi. Dari 
percobaan yang telah dilakukan, hal ini dapat dibuktikan bahwa dengan semakin 
tingginya konsentrasi zat pereaksi (konsentrasi Na2S2O3) tanda silang pada kertas 
semakin cepat tidak terlihat atau warna campuran Na2S2O3 dan HCl semakin cepat 
keruh. Seperti terlihat pada Tabel 2. 
Selain konsentrasi, suhu juga mempengaruhi laju reaksi. Semakin tinggi suhu 
maka laju reaksi semakin cepat. Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada suhu yang 
lebih tinggi, tanda silang pada kertas semakin cepat tidak terlihat atau warna 
campuran Na2S2O3 dan HCl semakin cepat keruh dengan meningkatnya suhu.
BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN 
4.1 Kesimpulan 
1. Konsentrasi zat pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi, semakin tinggi 
konsentrasi zat pereaksi, semakin cepat pula laju reaksi. 
2. Semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat. 
4.2 Saran 
1. Pada saat melakukan pengenceran, harus dilakukan dengan hati-hati agar 
tidak terjadi kesalahan yang akan mempengaruhi konsentrasi zat tersebut. 
2. Pada saat melakukan pemanasan pada Na2S2O3 dan HCl, suhu harus benar-benar 
dijaga konstan, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengukur kecepatan 
reaksinya.
VI. Tugas 
A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 
1. Lengkapi table hasil pengamatan saudara 
Sistem 
Volume S2O3 
-2 
(ml) 
Volume air 
(ml) 
Volume HCl 
(ml) 
1 50 0 2 
2 40 10 2 
3 30 20 2 
4 20 30 2 
5 10 40 2 
6 5 45 2 
2. Dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk mengukur laju reaksi. 
Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat. 
0.3 
0.25 
0.2 
0.15 
0.1 
0.05 
0 
0 0.02 0.04 0.06 0.08 
3. Hitung ordo reaksi terhadap tiosulfat. 
Orde reaksi dapat dihitung pada konsentrasi HCl tetap 2M) 
푣1 
푣2 
= 
[퐴1]푎 푥 [퐵1]푏 
[퐴2]푎 푥 [퐵2]푏 
Maka berdasarkan percobaan diambil percobaan 1 & 2 
0.060277 
0.051679 
= 
[0.25]푎 푥 [2]푏 
[0.20]푎 푥 [2]푏 
a=ln 1.166/ln1.25 maka a=1 
konsentrasi 
konsentrasi
B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi 
1. Lengkapi hasil pengamatan saudara 
Suhu 
Suhu 
1/suhu 
(oC) 
(oK) 
(K-1) 
Waktu 
(detik) 
1/waktu 
(det-1) 
Log 1/waktu 
35 308 0.003246753 48.06 0.0208073 -1.6817842 
45 318 0.003144654 38.78 0.0257864 -1.5886092 
50 323 0.003095975 37.16 0.0269106 -1.5700766 
55 328 0.00304878 26.01 0.0384467 -1.4151409 
65 338 0.00295858 12.92 0.0773993 -1.1112625 
2. Laju reaksi dinyatakan sebagai 1/waktu, Buat kurva laju reaksi sebagai 
fungsi suhu (0C). buat kurva log laju reaksi sebagai fungsi suhu 1/suhu(K- 
1). Beri komentar mengenai bentuk kurva yang saudara peroleh.Jawab:
VII. Pertanyaan 
1. Bagaimana cara menentukan ordo reaksi secara keseluruhan. 
Pada umumnya hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi zat-zat pereaksi 
hanya diturunkan dari data eksperimen. Bilangan pangkat yang menyatakan 
hubungan konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi disebut orde reaksi. 
r = laju reaksi 
k = tetapan laju reaksi 
[A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter 
[B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter 
m = orde reaksi terhadap zat A 
n = orde reaksi terhadap zat B 
2. Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi. Beri 
komentar anda mengenai ini. 
karena tidak semua zat akan dipengaruhi oleh suhu.
DAFTAR PUSTAKA 
Achmad, Hiskia.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar Elektrokimia dan Kinetika 
Kimia. Bandung : PT. Citra Aditia Bakti 
Anderton, J. D. 1997. Foundations of Chemistry Edisi kedua. Melbourne: 
Longman 
Anonim, 2013. www.strompages.com/aboutchemistry. Di unduh tanggal 23 April 
2013 pada pukul 23.15 WIB 
Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga 
Keenan, dkk.1980.Kimia untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga 
Suroso, A. Y. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra 
Berlian 
Ryan, Lawrie. 2001. Chemistry For You. London: Nelson Thornes

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 

Tendances (20)

Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)Volumetri (Kimia Analitik)
Volumetri (Kimia Analitik)
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 

Similaire à KINETIKA

presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxfarihatulummah62
 
Laporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiLaporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiAwal112
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusukaIpunk HLF
 
thermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimiathermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimiasartikot
 
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docxJurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docxAzkaKamilah
 
faktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.pptfaktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.pptRookyRooby
 
Makalah laju reaksi
Makalah laju reaksiMakalah laju reaksi
Makalah laju reaksiilmanafia13
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptxJulfiana Mardatillah
 
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhipenentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhirendrafauzi
 
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoQuina Fathonah
 
mengenal laju reaksi kimia.pptx
mengenal laju reaksi kimia.pptxmengenal laju reaksi kimia.pptx
mengenal laju reaksi kimia.pptxYashmin27
 
KINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptx
KINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptxKINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptx
KINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptxHasbiNaibaho
 
LAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxLAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxjjdkdsnda
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksiMUNZAKI
 

Similaire à KINETIKA (20)

Kinematika reaksi
Kinematika reaksiKinematika reaksi
Kinematika reaksi
 
Materi Laju Rx.docx
Materi Laju Rx.docxMateri Laju Rx.docx
Materi Laju Rx.docx
 
Konsentrasi larutan
Konsentrasi larutanKonsentrasi larutan
Konsentrasi larutan
 
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
 
Laporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasiLaporan kimia konsentrasi
Laporan kimia konsentrasi
 
Laporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksiLaporan kecepatan reaksi
Laporan kecepatan reaksi
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusuka
 
thermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimiathermodinamika teknik kimia
thermodinamika teknik kimia
 
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docxJurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
 
faktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.pptfaktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.ppt
 
Makalah laju reaksi
Makalah laju reaksiMakalah laju reaksi
Makalah laju reaksi
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
 
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhipenentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
 
Teori Tumbukan
Teori TumbukanTeori Tumbukan
Teori Tumbukan
 
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
 
mengenal laju reaksi kimia.pptx
mengenal laju reaksi kimia.pptxmengenal laju reaksi kimia.pptx
mengenal laju reaksi kimia.pptx
 
KINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptx
KINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptxKINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptx
KINEKTIKA DAN STABILTAS (1).pptx
 
LAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxLAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptx
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Kinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me oKinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me o
 

Dernier

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Dernier (8)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

KINETIKA

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA “KINETIKA REAKSI” DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 KELAS C 1. Lia Yuningsih (1107114174) 2. Mimin Lestari (1107136627) 3. Muhammad Iqbal (1107121224) 4. Tarsensius Wabady HL (1107120098) 5. Wasti Rusjaya (1107111936) PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA PEKANBARU 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Tujuan - Mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi terhadap laju reaksi - Mempelajari pengaruh temperature terhadap laju reaksi 1.2. Latar Belakang Teori Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari berlangsungnya suatu reaksi. Kinetika reaksi menerangkan dua hal yaitu mekanisme reaksi dan laju reaksi. Dalam kehidupan konsep laju reaksi sudah banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan yang menjadi prinsipnya adalah semakin luas bidang sentuh maka akan semakin cepat laju reaksinya, seperti contoh penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian sebelum dimasukkan ke tungku perapian. Sedangkan dalam bidang industri konsep pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi diterapkan pada beberapa industri seperti industri alumunium, logam alumunium diperoleh dari mineral bauksit melalui proses peleburan dan elektrolisis. Pada industri semen konsep laju reaksi konsep laju reaksi diterapkan saat batu kapur dihancurkan menggunakan mesin penghancur sampai halus. Penghancuran ini bertujuan mempercepat reaksi pada proses selanjutnya. Dalam ilmu kimia persamaan laju reaksi hanya dapat dinyatakan berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan didapat cara untuk menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju reaksi ditentukan berdasarkan konsentrasi awal setiap zat dipangkatkan orde reaksinya. Nilai orde reaksi tak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang bersangkutan, karena orde reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat pereaksi. Mekanisme reaksi dipakai untuk menerangkan bagian langkah suatu reaktan berubah menjadi suatu produk. Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi
  • 3. kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi semakin lama semakin bertambah (Anderton, 1997). Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua cara itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak (Ryan, 2001). Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia. Lajureaksi secara mendasar tergantung pada (Hiskia Achmad,1992) :  Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan waktu,  Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi.  Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.  Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.  Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali.
  • 4.  Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.  Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu. Jika suatu zat dipanaskan, pertikel-partikel zat tersebut menyerap energi kalor. Pada suhu yang ebih tinggi molekul bergerak lebih cepat sehingga energi kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik menyebabkan kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk, karena energi aktivasi mudah terlampaui, dengan dewnikian reaksi berlangsung lebih cepat (Suroso, 2002). Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk menentukan hukum laju dan konstanta laju, seringkali dilakukan pada beberapa temperature. Idealnya langkah pertama untuk mengenali semua produknya, dan untuk menyelidiki ada tidaknya antar hasil sementara dan reaksi samping (Atkins, 1999). Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif (konsentrasi) pereaksi dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan) dengan setiap massa aktif meningkat sampai daya tertentu. Daya tertentu tersebut tidak harus angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari persamaan reaksinya. Hukum Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum aksi massa (Anonim, 2010). Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol. Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut :
  • 5. A + B → AB Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut : r=k [A]m[B]n k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing – masing pereaksi. Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut : 1. Sifat dan ukuran pereaksi 2. Konsentrasi pereaksi 3. Suhu reaksi 4. Katalis 1. Sifat dan Ukuran Pereaksi Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin relatif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan. Sifat dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya mereka mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour bereaksi secara meledak, bahkan pada temperatur kamar, dengan menghasilkan molekul hidrogen fluorida. H2 + F2 → 2HF (sangat cepat pada temperatur kamar) Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat sehingga tak Nampak perubahan kimia : 2H2 + O2 → H2O
  • 6. 2. Konsentrasi Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih 3. Temperatur atau Suhu Reaksi Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan sebesar 10ºC akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum menjelaskan seluruhnya, ke molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi mereka juga bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak lebih cepat. Pada temperatur besar, karena makin banyak molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi cukup untuk bereaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. 4. Katalis Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan katalis disebut dengan reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme (Keenan,1980).
  • 7. BAB II PERCOBAAN 2.1 Alat-alat : 1. Gelas ukur 100 ml 2. Stopwatch 3. Water bath 4. Gelas piala 600 ml 5. Tabung reaksi 6. Pipet ukur 7. Batang pengaduk 8. Thermometer 2.2 Bahan-bahan : 1. Na2S2O3 0,25 M 2. HCl 1,0 M 3. Aquadest 2.3 Prosedur pengerjaan : A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 1. 50 ml Na2S2O3 0,25 M ditempatkan dalam gelas ukur 100 ml yang mempunyai alas rata. Seperti yang terlihat pada gambar : Mata Gelas Ukur Larutan Na2S2O3 Tanda silang dengan tinta hitam pada kertas putih Mata Gelas Ukur Larutan Na2S2O3 Tanda silang dengan tinta hitam pada kertas putih.
  • 8. 2. Kemudian gelas ukur tadi ditempatkan diatas sehelai kertas putih tepat diatas tanda silang hitam yang dibuat pada kertas putih tersebut, sehingga ketika dilihat dari atas melalui larutan tiosulfat, tanda silang tadi terlihat jelas. 3. Ditambahkan 2 ml HCl 0,1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan, stopwatch dinyalakan. Larutan diaduk agar pencampuran merata, sementara pengamatan dari atas tetap dilakukan. 4. Waktu yang diperlukan sampai tanda sialng hitam tidak dapat lagi diamati dari atas dicatat. 5. Suhu larutan diukur dan dicatat. B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi 1. 10 ml larutan tiosulfat dimasukkan kedalam gelas ukur, lalu diencerkan hingga volumenya mencapai 50 ml. 2. Kemudian 2 ml HCl 1 M dimasukkan dalam tabung reaksi. Gelas ukur dan tabung reaksi ditempatkan dalam penangas air sampai suhunya 35oC. Setelah suhu mencapai kesetimbangan, suhu kedua larutan diukur dan dicatat. 3. Kedalam larutan tiosulfat ditambahkan asam, dan pada saat yang bersamaan stopwatch dinyalakan. Larutan diaduk, kemudian ditempatkan diatas tanda silang hitam. Waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tak lagi terlihat dari atas dicatat. 4. Langkah diatas diulangi untuk berbagai suhu sampai 65oC (dilakukan untuk empat suhu yang berbeda)
  • 9. BAB III HASIL DAN DISKUSI 3.1 Hasil percobaan A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Tabel 1. Perbandingan volume Na2S2O3 dan volume air untuk menguji pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Sistem Volume S2O3 -2 (ml) Volume air (ml) Volume HCl (ml) 1 50 0 2 2 40 10 2 3 30 20 2 4 20 30 2 5 10 40 2 6 5 45 2 Tabel 2. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi Sistem Konsentrasi relatif tiosulfat Waktu (detik) 1/waktu (det-1) 1 0.25 M 16.59 0.060277 2 0.2 M 19.35 0.051679 3 0.15 M 21.35 0.046838 4 0.1 M 29.66 0.033715 5 0.05 M 81 0.012345 6 0.025 M 160 0.00625 Suhu : 25oC
  • 10. B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Tabel 3. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Suhu Suhu 1/suhu (oC) (oK) (K-1) Waktu (detik) 1/waktu (det-1) Log 1/waktu 35 308 0.003246753 48.06 0.0208073 -1.6817842 45 318 0.003144654 38.78 0.0257864 -1.5886092 50 323 0.003095975 37.16 0.0269106 -1.5700766 55 328 0.00304878 26.01 0.0384467 -1.4151409 65 338 0.00295858 12.92 0.0773993 -1.1112625 3.2 Diskusi Laju reaksi dipengaruhi oleh jenis zat peraksi, konsentrasi zat pereaksi dan suhu reaksi. Semakin tinggi konsentrasi zat pereaksi, semakin cepat pula laju reaksi. Jadi, konsentrasi zat pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi. Dari percobaan yang telah dilakukan, hal ini dapat dibuktikan bahwa dengan semakin tingginya konsentrasi zat pereaksi (konsentrasi Na2S2O3) tanda silang pada kertas semakin cepat tidak terlihat atau warna campuran Na2S2O3 dan HCl semakin cepat keruh. Seperti terlihat pada Tabel 2. Selain konsentrasi, suhu juga mempengaruhi laju reaksi. Semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat. Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada suhu yang lebih tinggi, tanda silang pada kertas semakin cepat tidak terlihat atau warna campuran Na2S2O3 dan HCl semakin cepat keruh dengan meningkatnya suhu.
  • 11. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Konsentrasi zat pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi, semakin tinggi konsentrasi zat pereaksi, semakin cepat pula laju reaksi. 2. Semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat. 4.2 Saran 1. Pada saat melakukan pengenceran, harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang akan mempengaruhi konsentrasi zat tersebut. 2. Pada saat melakukan pemanasan pada Na2S2O3 dan HCl, suhu harus benar-benar dijaga konstan, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengukur kecepatan reaksinya.
  • 12. VI. Tugas A. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi 1. Lengkapi table hasil pengamatan saudara Sistem Volume S2O3 -2 (ml) Volume air (ml) Volume HCl (ml) 1 50 0 2 2 40 10 2 3 30 20 2 4 20 30 2 5 10 40 2 6 5 45 2 2. Dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk mengukur laju reaksi. Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat. 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 0.02 0.04 0.06 0.08 3. Hitung ordo reaksi terhadap tiosulfat. Orde reaksi dapat dihitung pada konsentrasi HCl tetap 2M) 푣1 푣2 = [퐴1]푎 푥 [퐵1]푏 [퐴2]푎 푥 [퐵2]푏 Maka berdasarkan percobaan diambil percobaan 1 & 2 0.060277 0.051679 = [0.25]푎 푥 [2]푏 [0.20]푎 푥 [2]푏 a=ln 1.166/ln1.25 maka a=1 konsentrasi konsentrasi
  • 13. B. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi 1. Lengkapi hasil pengamatan saudara Suhu Suhu 1/suhu (oC) (oK) (K-1) Waktu (detik) 1/waktu (det-1) Log 1/waktu 35 308 0.003246753 48.06 0.0208073 -1.6817842 45 318 0.003144654 38.78 0.0257864 -1.5886092 50 323 0.003095975 37.16 0.0269106 -1.5700766 55 328 0.00304878 26.01 0.0384467 -1.4151409 65 338 0.00295858 12.92 0.0773993 -1.1112625 2. Laju reaksi dinyatakan sebagai 1/waktu, Buat kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu (0C). buat kurva log laju reaksi sebagai fungsi suhu 1/suhu(K- 1). Beri komentar mengenai bentuk kurva yang saudara peroleh.Jawab:
  • 14. VII. Pertanyaan 1. Bagaimana cara menentukan ordo reaksi secara keseluruhan. Pada umumnya hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi zat-zat pereaksi hanya diturunkan dari data eksperimen. Bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat pereaksi dengan laju reaksi disebut orde reaksi. r = laju reaksi k = tetapan laju reaksi [A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter [B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter m = orde reaksi terhadap zat A n = orde reaksi terhadap zat B 2. Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi. Beri komentar anda mengenai ini. karena tidak semua zat akan dipengaruhi oleh suhu.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Hiskia.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung : PT. Citra Aditia Bakti Anderton, J. D. 1997. Foundations of Chemistry Edisi kedua. Melbourne: Longman Anonim, 2013. www.strompages.com/aboutchemistry. Di unduh tanggal 23 April 2013 pada pukul 23.15 WIB Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga Keenan, dkk.1980.Kimia untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga Suroso, A. Y. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra Berlian Ryan, Lawrie. 2001. Chemistry For You. London: Nelson Thornes