SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
ASET TAK BERUJUD

Ellyn Octavianty

1
DEFINISI ASET TAK BERUJUD
 PSAK No 19 (revisi 2009) merujuk IAS No 38,
mendefinisikan Aset Tak Berujud (disingkat ATB)
adalah aset non moneter yang dapat
diindentifikasi dan tidak memiliki substansi atau
ujud fisik.
 Jadi ada 3 kriteria definisi ATB, yaitu: (a)
keterindentifikasian, (b) keterkendalian sumber
daya, dan (c) kebermanfaatan masa depan. ATB
tidak memiliki ujud fisik dan bukan merupakan
instrumen keuangan.
Manfaat Ekonomi Masa Depan (ATB)
Entitas dapat mengevaluasi keberadaan manfaat ekonomis
masa depan dari penerimaan penjualan produk dan
jasa, penghematan biaya, yang dapat dihasilkan dari
pemanfaatan ATB. Misnya, penggunaan paten sistem
produksi mungkin tidak meningkatkan pendapatan masa
depan, namun dapat menekan kos produksi.
Manfaat ekonomi masa depan dapat timbul dari
pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis.
Manfaat ekonomi masa depan harus menggunakan
asumsi
yang
masuk
akal
dan
dapat
dipertanggungjawabkan dan disesuaikan dengan kondisi
ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset
tersebut.
Cakupan PSAK 19
 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk
aset tidak berujud, kecuali :
1. Aset tidak berujud yang diatur oleh standar lainnya.
2. Aset keuangan seperti yang didefinisikan dalam PSAK
50 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan
Pengungkapan.
3. Hak penambangan dan pengeluaran yang dilakukan
dalam rangka eksplorasi, pengembangan dan
penambangan
mineral,
minyak,
gas
alam
(sebagaimana diatur dalam PSAK 29 : Akuntansi Minyak
dan Gas Bumi) dan sumber daya lainnya yang tidak
dapat diperbaharui.
Kos Perolehan Aset Tak Berujud (ATB)
 Biaya atau kos perolehan ATB adalah Jumlah kas atau
setara kas yang dibayarkan atau niali wajar sumber daya
yang dikeluarkan untuk memperoleh aset pada saat aset
tersebut diakuisisi atau dibangun, atau tersedia, nilai
tersebut diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal
sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK.
Aset tidak berujud harus diakui jika, dan hanya jika:
1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat
ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan
2. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal
(PSAK 19)
Kos Perolehan Aset Tak Berujud (ATB)
Pengakuan ATB terkait dengan cara peroleh aset tersebut.
PSAK 19 menjelaskan beberapa cara perolehan dan
penciptaan ATB berikut ini :
1. Pemerolehan secara terpisah
2. Pemerolehan dari kombinasi bisnis
3. Izin pemerintah
4. Pertukaran aset
5. Goodwill tercipta secara internal
6. ATB lain yang tercipta secara internal
1.

Pemerolehan Secara terpisah
Jika ATB diperoleh secara terpisah dengan menyerahkan
uang atau aset moneter lainnya, maka kriteria pengakuan
dapat terpenuhi, sebab kriteria kemungkinan aliran manfaat
masa depan dapat diterima dan kos pemerolehan terukur
secara andal.
Ilustrasi :
PT Aira mengeluarkan uang untuk memperoleh sistem manajemen
perusahaan yang baru. Berikut ini jumlah dan jenis pengeluaran
tersebut:
a) Kos tenaga kerja langsung untuk menjalankan sistem
Rp150.000
b) Fee tenaga profesional Rp200.000.000
c) Kos pengujian sistem agar berfungsi wajar Rp10.000.000
d) Kos peresmian sistem baru Rp25.000.000
e) Kos iklan Rp15.000.000
f) Kos administrasi dan overhead dialokasikan ke sistem
Rp18.000.000
g) Kos pemeliharaan sistem
manajemen selama beroperasi
Rp15.000.000
h) Kos operasi inisial Rp8.000.000
7
 Butir (a) sampai dengan (c) merupakan kos teratribusi
langsung dengan pemerolehan sistem manajemen, sehingga
perlu dikapitalisasi sebagai kos sistem manajemen.
 Butir (d) sampai dengan (f) tidak berhubungan langsung
dengan sistem manajemen, sehingga tidak dapat dikapitalisasi
sebagai kos ATB sistem.
 Butir (g) dan (h) bukan kos sistem sebab kos terjadi saat
sistem mulai sedang beroperasi.
2. Pemerolehan ATB sebagai Bagian dari Pengkombinasian
Bisnis
Apabila ATB diperoleh melalui kombinasi bisnis, kos ATB
adalah nilai wajar aset pada tanggal perolehan.
Pengukuran nilai wajar menjadi faktor penting dalam
pengakuan ATB secara terpisah.
 3. Bantuan Pemerintah
Suatu entitas dapat memperoleh ATB dari pemerintah,
seperti izin stasion Radio, kuota impor, dan pemerintah
memberi bantuan sejumlah nominal tertentu. Entitas
dapat mengakui bantuan pemerintah tersebut sebesar (a)
nilai wajar; atau (b) nilai nominal bantuan ditambah
pengeluaran tambahan yang berhubungan langsung
dengan penyiapan aset tersebut.
 4. Pertukaran Aset
ATB kemungkinan diperoleh melalui pertukaran aset
bukan moneter atau aset moneter, atau kombinasi
keduanya. Pertukaran ATB dengan Aset Moneter dan non
Moneter ini diakui sebesar nilai wajar, kecuali: (a)
transaksi ini tidak memiliki substansi komersial, atau (b)
nilai wajar aset yang diterima atau aset diserahkan
terukur secara andal.
Jika ATB yang diterima tidak diakui sebesar nilai wajar, kos ATB
diakui sebesar nilai buku aset yang diserahkan. Perlakuan
Akuntansi untuk transaksi ini menggunakan ketentuan seperti yang
diatur dalam PSAK No 16, Aset Tetap.
5. Goodwill Tercipta Secara Internal
Entitas tidak dapat mengakui goodwill yang tercipta secara
internal sebagai ATB, sebab merupakan sumber daya yang
tidak teridentifikasi ( tidak terpisah, dan tidak timbul dari
transaksi kontraktual atau hak legal) dan terkendali oleh entitas
yang dapat diukur sebesar kos secara andal.
6. ATB Tercipta Secara Internal
Ada dua masalah yang berhubungan dengan pengakuan ATB
yang tercipta secara internal, yaitu (a) pengindentifikasian
apakah dan kapan terjadi atau ada suatu aset yang
terindentifikasi yang dapat menimbulkan manfaat ekonomi pada
masa depan; dan (b) penentuan kos aset secara andal. Ada 2
tahapan penciptaan ATB secara internal yaitu: Tahapan Riset
1. Perolehan terpisah

Biaya perolehan = harga beli dan segala
biaya yang dapat dikaitkan secara
langsung

2. Akuisisi sebagai bagian dari
kombinasi bisnis

Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3. Pengakuisisian dengan hibah
pemerintah

Diakui pada nilai wajar atau pada nilai
nominalnya

4. Pertukaran aset

Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi
komersial (nilai tercatat aset yang
dilepas)

5. Goodwill yang dihasilkan
internal

Tidak boleh diakui sebagai aset
(tidak dapat teridentifikasi)

6. Aset tidak berwujud yang
dihasilkan internal
11
Aset Tidak Berwujud - Internal
6. Aset tidak berwujud yang
dihasilkan internal

 Sulit menentukan apakah suatu aset tidak berwujud
yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria
untuk diakui:
 Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi
dan akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
 Menentukan biaya perolahan aset tersebut secara andal

 Perlu kriteria tambahan

12
2. Aset Tidak Berwujud - Internal
 Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang
dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas
menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua
tahap:
1. Tahap Riset, dan
2. Tahap Pengembangan
Riset adalah penelitian
orisinal dan terencana
yang dilaksanakan dengan
harapan memperoleh
pembaruan pengetahuan
dan pemahaman teknis
atas ilmu yang baru

Pengembangan adalah penerapan
temuan riset atau pengetahuan
lainnya pada suatu rencana atau
rancangan produksi bahan baku, alat,
produk, proses, sistem, atau jasa yang
sifatnya baru atau yang mengalami
perbaikan substansial, sebelum
dimulainya produksi komersial atau
pemakaian

13
3. Aset Tidak Berwujud - Internal
 Aset tidak berwujud yang timbul dari Riset tidak
boleh diakui
 Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada
saat terjadinya
Riset adalah penelitian orisinal dan
terencana yang dilaksanakan
dengan harapan memperoleh
pembaruan pengetahuan dan
pemahaman teknis atas ilmu
yang baru

14
4. ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan
 Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan
Pengembangan, diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua
hal ini:
 Kelayakan teknis penyelesaian
 Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
 Kemampuan menggunakan atau menjual
 Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis
masa depan
 Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber
daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan
atau menjualnya
 Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait
aset tersebut
15
5. Aset Tidak Berwujud - Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1

Riset

Dibebankan dan
tidak dapat
disajikan kembali

Tanggal 2

Tanggal 3

Pengembangan

Dikapitalisasi sebagai
aset tidak berwujud =
biaya perolehan

Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai
Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan
siap digunakan
16
6. Aset Tidak Berwujud - Internal

 Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar
pelanggan yang dihasilkan secara internal, tidak
boleh diakui sebagai aset tak berwujud
 Karena tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk
mengembangkan usaha secara keseluruhan

17
 ASET TAK BERWUJUD (ATB) DARI AKUISISI
Pengeluaran untuk aset tidak berwujud harus diakui sebagai beban
pada saat terjadinya, kecuali:
a) Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak
berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan.
b) Pos tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis yang
berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak
berujud.
Apabila demikian halnya pengeluran tersebut
merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi.
 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
Entitas harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai
kebijakan akuntansinya. Jika suatu aset tidak berwujud dicatat dengan
menggunakan model revaluasi, semua aset lainnya dalam kelas
tersebut harus dicatat dengan menggunakan model yang sama, kecuali
tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
Model Biaya atau Kos
Jika entitas memilih menggunakan model kos setelah pengakuan
awal ATB, aset tidak berwujud harus dinilai sebesar biaya
perolehannya (kos) dikurangi oleh akumulasi amortisasi dan
akumulasi kerugian penurunan nilai.

Model Revaluasi
Jika menggunakan model revaluasi, suatu aset tidak berwujud harus
dinilai sebesar nilai revaluasian, yaitu nilai pasar wajar pada tanggal
revaluasi dikurangi nilai akumulasi amortisasi dan akumulasi
kerugian penurunan nilai aset.
model revaluasi tidak memperbolehkan (a) revaluasi aset tidak
berujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai aset; atau
(b) aset tidak berujud saat awal diakui sejumlah (tertentu) selai kos.
Model revaluasi muncul setelah sebuah aset telah diakui awalnya
dengan metoda biaya.
Pengukuran setelah Pengakuan
Pilihan  sama seperti PSAK16 Aset Tetap
 Model Biaya,
 Biaya perolehan – akumulasi amortisasi –
akumulasi kerugian penurunan nilai
atau

 Model Revaluasi,
 Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi
kerugian penurunan nilai

20
Masa Manfaat




Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan
pada usia manfaatnya
Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud:

Terbatas

atau

Jangka waktu atau
jumlah produksi atau
jumlah unit serupa
yang dihasilkan,
selama masa manfaat

Diamortisasi

Tak Terbatas
– Berdasarkan analisis seluruh faktor relevan
– Tidak ada batas yang terlihat pada saat ini
atas periode yang mana aset diharapkan
menghasilkan manfaat
– “Tak Terbatas” berbeda dengan “Tak
Terhingga”

Tidak Diamortisasi
21
Amortisasi
 Dimulai ketika aset tersedia untuk
Masa Manfaat
digunakan
Terbatas
 Dihentikan pada waktu yang lebih dulu
antara ketika aset digolongkan sebagai
tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau
tanggal ketika aset dihentikan
pengakuannya
 Metode harus menggambarkan pola
Amortisasi
konsumsi atas manfaat aset.

Dr. Beban Amortisasi
xxx
Cr. Aset (atau akumulasi amortisasi)

xxx
22
Amortisasi

Nilai Residu

 Nilai residu direview setiap
akhir periode
 Perubahan nilai residu
diperhitungkan sebagai
perubahan estimasi akuntansi
(PSAK 25)

23
ASET TAK BERUJUD DENGAN MASA MANFAAT TIDAK
TERBATAS
Perioda Amortisasi dan Metoda Amortisasi
Pengukuran ATB dengan manfaat pasti sama dengan aset tetap. Nilai
ATB harus diamortisasi selama masa manfaatnya. Nilai amortisasi aset
tidak berujud dengan masa manfaat terbatas harus dialokasi secara
sistematis sepanjang masa manfaatnya.
Amortisasi dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan, yakni ketika
aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai
dengan ketentuan yang diinginkan manajemen.
Amortisasi dihentikan pada waktu mana yang lebih awal antara
tanggal penggolongan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan
umur manfaat ATB, yaitu: Manfaat harapan ATB, pengaruh
obsolesen, permintaan, kompetisi dan faktor ekonomi, (seperti stabilitas
industri,
kemajuan
teknologi,
tindakan
legislatif)
ketentuan
24
legal, harapan umur manfaat aset lain, atau kelompok aset lain yg
 Metoda Amortisasi
Terdapat berbagai metoda amortisasi untuk mengalokasikan
jumlah amortisasi suatu aset atas dasar yang sistematis
sepanjang masa manfaatnya. Metoda-metoda tersebut meliputi
metoda garis lurus, metoda saldo menurun dan metoda unit
produksi. Metoda yang digunakan harus diterapkan secara
konsisten dari perioda keperioda lainnya, kecuali terdapat
perubahan dalam perkiraan pola konsumsi tersebut.
 Nilai Residu
Nilai residu adalah taksiran nilai yang dapat diperoleh suatu
entitas dari transaksi penghentian suatu aset, setelah dikurangi
kos penghentian aset. Nilai residu suatu aset tidak berujud
seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali:
(a) Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli asat tersebut
pada akhir masa manfaatnya; atau
 (b) Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan :
 (1) Nilai residu aset dapat ditentukan dengan mengacu pada
harga yang berlaku di pasar tersebut, dan
 (2) Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa pasar yang
aktif tersebut akan tetap tersedia sampai akhir masa manfaat
aset.
 Penghentian dan Pelepasan
Suatu aset tidak berujud harus dihentikan pengakuannya bila: (a)
dalam (proses) pelepasan; atau (b) ketika tidak terdapat lagi
manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian muncul dari
penghentian pengakuan suatu aset tidak berujud harus ditetapkan
sebesar perbedaan antara nilai bersih pelepasan (jika ada) dan nilai
buku aset. Hal tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi ketika aset
dihentikan pengakuannya (kecuali) PSAK 30 (revisi 2007). Keuntungan
tidak boleh diakui sebagai pendapatan. Pelepasan aset bisa melalui
beberapa transaksi, seperti penjualan, sewa guna usaha atau donasi.
Masa Manfaat Tak Terbatas
 Tidak diamortisasi  impairment test setiap
tahun dan kapan pun bila ada indikasi
penurunan nilai.
 Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode
 Masa manfaat tak terbatas  suatu ketika bisa
berubah jadi terbatas
 Perubahan estimasi
 Indikasi penurunan nilai

27
Rugi Penurunan Nilai
 Rugi Penurunan Nilai = Nilai tercatat – Nilai
terpulihkan
 Nilai terpulihkan = Mana yang lebih besar antara
Nilai wajar setelah dikurangi ongkos menjual
dengan Nilai kini arus kas masa depan aset
Dr. Rugi penurunan nilai
xxx
Cr. Aset (atau akumulasi penurunan nilai)

xxx

28
Penghentian dan Pelepasan
 Dihentikan pengakuannya ketika:
 Dalam (proses) pelepasan; atau
 Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan

 Keuntungan / kerugian diakui di Laporan Laba
Rugi

29
KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET TAK BERUJUD (ATB)
ATB mengalami kerugian (impaired) jika entitas tidak dapat memulihkan
nilai buku aset melalui penjualan atau menggunakannya. Jika nilai buku
lebih tinggi dari nilai pemulihan, jumlah selisih tersebut adalah rugi
penurunan nilai aset. Jika terjadi sebaliknya, tidak ada rugi penurunan
nilai aset yang perlu dicatat. Prosedur khusus perlu dilakukan untuk
ATB yang berumur terbatas dan tidak terbatas.
Rugi Penurunan Nilai bagi ATB Manfaat Terbatas:

Entitas
perlu
melakukan
pengujian
secara
intrernal
(kerusakan, kinerja menurun) dan eksternal (perubahan
lingkungan, hukum, bisnis, teknologi serta kompetisi) atas
kemungkinan penurunan nilai aset. Nilai Terpulihkan (recoverable
value) adalah jumlah lebih nilai wajar dikurang kos nuntuk menjual
atau Nilai Manfaat (Value-in-use) adalah nilai sekarang dari aliran
kas yang diharapkan dari penggunaan masa depan dan hasil
penjulan aset pada akhir masa manfaat.
 Rugi penurunan Nilai atau Rugi Impaimen (impairment Loss)
adalah selisih antara nilai buku aset dan nilai terpulihkan suatu aset
(ATB). Rugi yang terjadi dilaporkan dalam beban dan Penghasilan
lain-lain.
ILUSTRASI:
PT Hujan Gede Banget memiliki Paten dengan nilai buku Rp10.000.000
pada akhir 2010. Temuan sumber
minyak lain menyebabkan
permintaan teknologi pengolahan minyak turun. Kondisi ini
menunjukkan terjadinya penurunan nilai (impairmen). PT hujan Gede
Bnaget menentukan nilai terpulihkan sebesar Rp4.000.000 yang
dihitung berdasar nilai sekarang aliran kas masa depan( menggunakan
tingkat bunga pasar)
Rugi Impairmen, sebagai berikut:
Nilai Buku Paten
Rp10.000.000
Nilai terpulihkan (VIU)
Rp 4.000.000
Rugi Impairmen
Rp 6.000.000

31
 Ayat jurnal untuk mencatat rugi impairmen :
Rugi Impaimen_ATB
Paten

Rp6.000.000
Rp6.000.000

Setelah rugi impairmen diakui, kos paten adalah Rp4.000.000 (nilai guna
dari paten). Jumlah ini diamortisasi selama umur manfaat paten atau umur
legal paten, tergantung mana yang lebih singkat.
Apabila nilai terpulihkan lebih tinggi dibandingkan nilai buku, perlu
membuat ayat jurnal pembalikan atas rugi impairmen.
Sebagai ilustrasi melanjutkan ilustrasi sebelumnya, nilai paten Rp4.000.000
diamortisasi selama 5 tahun (umur manfaat) sebesar Rp800.000 per tahun.
Tabel menunjukkan amortisasi paten selama 5 tahun:
32
Tahun

Beban Amortisasi

2010

Nilai Buku

Rp4.000.000

2011

Rp800.000

Rp3.200.000

2012

Rp800.000

Rp2.400.000

2013

Rp800.000

Rp1.600.000

2014

Rp800.000

Rp 800.000

2015

Rp800.000
Jika pada tahun 2012, kondisi pasar minyak dunia semakin
membaik, PT PT Hujan Gede Banget melakukan pengukuran kembali
paten menjadi sebesar Rp3.500.000. Kondisi ini memerlukan ayat
jurnal sebagai berikut :
Paten (Rp3.500.00-Rp3.200.000)
Pemulihan Rugi Imparimen

Rp300.000
Rp300.000

Akun Pemulihan rugi Impairmen dilaporkan dalam Kelompok Beban
dan Penghasilan Lain-lain dalam laporan rugi-komprehensif. Nilai
buku paten menjadi sebesar Rp3.500.000 (Rp3.200.000+Rp300.000).
Beban Amortisasi Paten pada tahun 2012 sebesar Rp875.000.
RUGI PENURUNAN NILAI BAGI ATB MANFAAT TAK TERBATAS
Etitas akan melakukan penilaian impairmen terhadap ATB manfaat tak
terbatas (termasuk goodwill) setiap tahun. Pengujian impairmen atas
ATB manfaat tak terbatas selain goodwill sama dengan ATB manfaat
terbatas, yaitu membandingkan antara nilai buku dan nilai terpulihkan.
Jika nilai terpulihkan kurang dari nilai buku, perlu diakui ada terjadi
impairmen.

Misalnya, PT Indah membeli lisensi siaran radio senilai Rp50.000.000.
lisensi ini perlu diperbaharui setiap 10 tahun. PT Indah telah melakukan
perbaharuan lisensi dua kali dengan kos minimal. Oleh karena itu
lisensi ini diharapkan dapat memberi aliran kas tanpa batas waktu, PT
Indah melapor lisensi ini dalam kelompok ATB manfaat tanpa batas. PT
Indah menaksir nilai wajar dikurang Kos (nilai terpulihkan) sebesar
Rp40.000.000. Kondisi ini menimbulkan impairmen sebagai berikut:
 Nilai Lisensi radio
 Nilai Terpulihkan (VIU)
 Rugi Impairmen

Rp50.000.000
Rp40.000.000
Rp10.000.000

IMPAIRMEN GOODWILL
Waktu pengujian impairmen atas goodwill dilakukan setiap tahun.
Pengujian dilakukan berdasar unit tercipta kas ( cash generating unit )
ketika
memunculkan goodwill . Pendekatan ini dilakukan dengan
mengidentifikasi kelompok aset yang menimbulkan aliran kas secara
independen dari aset lain. Pencatatan goodwill ketika melakukan
kombinasi bisnis merupan contoh cash generating unit .
Misal, PT LVT membeli sebuah Divisi Alit senilai Rp2.500.000 lima tahun
yang lalu. Selama 4 tahun terakhir Divisi Alit mengalami kerugian.
Manajemen PT LVT melakukan pengkajian terhadap Divisi Alit untuk
melakukan pengujian impairmen. Berikut ini adalah aset Divisi alit
termasuk Rp500.000
Aset Tetap
Rp2.000.000
Goodwill
Rp 500.000
Sediaan barang
Rp1.300.000
Piutang Barang
Rp 400.000
Kas
Rp 300.000
Utang dagang dan Utang Wesel
(Rp 500.000)
Aset Bersih
Rp4.000.000
PT LVT menentukan nilai terpulihkan berdasar nilai guna untuk
Divisi Alit sebesar Rp4.500.000. Oleh karena nilai wajar divisi
lebih besar dari nilai buku, PT LVT tidak mengakui impairmen.
Jika nilai terpulihkan Divisi Alit sebesar Rp3.700.000, rugi
impairmen harus diakui sebesar Rp300.000, dari perhitungan
berikut:




Nilai Terpulihkan Divisi Alit
Aset Bersih Terindentifikasi
Rugi Impairmen

Rp3.700.000
Rp4.000.000
Rp 300.000

Ayat Jurnal untuk mencatat rugi impairmen goodwill sebagai berikut:
Rugi Imapairmen
Rp300.000
Goodwill
Rp300.000

Dengan demikian nilai buku goodwill menjadi sebesar Rp200.000.
Pembalikan atas rugi impairmen goodwill tidak diperkenankan. Jika
pada periode berikutnya nilai terpuluhkan aset selain goodwill lebih
tinggi dari pada nilai bukunya, PT LVT dapat melakukan
pembalikan rugi impairmen Divisi Alit yang telah diketahui.
1. Review
 Menurut PSAK 19, mana DUA dari kriteria
berikut ini yang relevan dalam menentukan masa
manfaat aset tak berwujud?
a.
b.
c.
d.

Keusangan
Periode amortisasi
Kegunaan yang diharapkan dari aset
Nilai residu aset

39
1. Review

 Menurut PSAK 19, mana DUA dari kriteria
berikut ini yang relevan dalam menentukan masa
manfaat aset tak berwujud?
a.
b.
c.
d.

Keusangan
Periode amortisasi
Kegunaan yang diharapkan dari aset
Nilai residu aset

40
2. REVIEW
 Menurut PSAK 19, kriteria pengakuan untuk aset
tak berwujud mencakup DUA dari kondisi berikut
ini:
a. Harus diukur pada biaya perolehan
b. Biaya dapat diukur dengan andal
c. Kemungkinan besar manfaat ekonomis mengalir
ketika aset digunakan
d. Diperoleh sebagai bagian integral dari bisnis

41
2. REVIEW
 Menurut PSAK 19, kriteria pengakuan
untuk aset tak berwujud mencakup DUA
dari kondisi berikut ini:
a. Harus diukur pada biaya perolehan
b. Biaya dapat diukur dengan andal
c. Kemungkinan besar manfaat ekonomis
mengalir ketika aset digunakan
d. Diperoleh sebagai bagian integral dari bisnis

42
3. Review
 PT ABC memperoleh sebuah merek seharga
Rp300juta. Diestimasikan merek ini akan
menghasilkan arus kas selama 15 tahun ke
depan. Merek ini diamortisasi selama 15 tahun
metode garis lurus. Pada akhir tahun kelima PT
XYZ membeli merek ini seharga Rp250 juta.

 Buatlah jurnal untuk mengakui transaksi ini!

43
3. REVIEW





Amortisasi per tahun = Rp300juta / 15 tahun = Rp20juta
Nilai tercatat aset:
Rp300juta – (Rp20juta X 5 th) = Rp200juta
Selisih harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai
keuntungan di laba rugi

Dr. Kas
Dr. Akm amortisasi
Cr. Aset
Cr. Keuntungan

Rp250juta
Rp100juta
Rp300juta
Rp50juta

44
4.Review
PT Armada memperoleh teknologi baru yang akan
mengubah proses manufaktur saat ini. Biaya yang terjadi
adalah sebagai berikut:
 Biaya teknologi baru
Rp1.000 juta
 Diskon yang diberikan
Rp100 juta
 Pelatihan staf untuk proses baru
Rp50 juta
 Testing teknologi baru
Rp10 juta
 Kerugian operasi awal
Rp20juta
Berapa biaya yang dapat dikapitalisir sebagai aset tak
berwujud?
45
 Aset

Cost
Dikurangi diskon
Ditambah proses testing

Rp1.000 juta
Rp 100juta
Rp
10juta
Rp 910juta

Kerugian operasi awal dan Pelatihan staf mengoperasikan
aset  p.66 diakui sebagai beban

46

More Related Content

What's hot

Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Sri Apriyanti Husain
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanDina Nurmariyani
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangRahmatia Azzindani
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPSujatmiko Wibowo
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian auditagunghery19
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Majid
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanSujatmiko Wibowo
 
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 bObligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 bFuturum2
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiAndiErwinGhozali
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian auditFaras Tika
 

What's hot (20)

Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
Psak 26-biaya-pinjaman-ias-23-140212
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva Tidak BerwujudAktiva Tidak Berwujud
Aktiva Tidak Berwujud
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaan
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian audit
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
Chapter 08 piutang-pertemuan ke-2
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
 
Akuntansi koperasi
Akuntansi koperasiAkuntansi koperasi
Akuntansi koperasi
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 bObligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 b
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit
 

Similar to ATB Dari Akuisisi Dan Pengukuran Setelah Pengakuan

Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Sri Apriyanti Husain
 
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward AccrualAset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward AccrualRuth J. Silaban
 
Akt keuangan
Akt keuanganAkt keuangan
Akt keuangan140413nay
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakrantong
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiNovi Lestara
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudWawan Dwi Hadisaputro
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiIntan Diliyana
 
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015azhar dwi osra
 
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxPRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxAIdilHelbet
 

Similar to ATB Dari Akuisisi Dan Pengukuran Setelah Pengakuan (20)

Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
Psak 19-aset-tidak-berwujud-ias-38
 
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward AccrualAset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
Aset Lainnya_Accrual Basis vs Cash Toward Accrual
 
Akt keuangan
Akt keuanganAkt keuangan
Akt keuangan
 
Intangible Assets_KLPK2_ko.pptx
Intangible Assets_KLPK2_ko.pptxIntangible Assets_KLPK2_ko.pptx
Intangible Assets_KLPK2_ko.pptx
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psak
 
aset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasiaset-tetap-dan-properti-investasi
aset-tetap-dan-properti-investasi
 
presentasi ok.pptx
presentasi ok.pptxpresentasi ok.pptx
presentasi ok.pptx
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Rangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasiRangkuman properti investasi
Rangkuman properti investasi
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
 
intangible asset
intangible assetintangible asset
intangible asset
 
Aset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptxAset-tetap.pptx
Aset-tetap.pptx
 
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
 
Psak16
Psak16Psak16
Psak16
 
Ta konsep aktiva
Ta konsep aktivaTa konsep aktiva
Ta konsep aktiva
 
Aset vs akrual
Aset vs akrualAset vs akrual
Aset vs akrual
 
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxPRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
 
Soal etap
Soal etapSoal etap
Soal etap
 

More from Uchiha Emzhie

More from Uchiha Emzhie (8)

Sia 6 unpak
Sia 6 unpakSia 6 unpak
Sia 6 unpak
 
Dfd
DfdDfd
Dfd
 
Sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansiSistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansi
 
Sia 7 unpak
Sia 7 unpakSia 7 unpak
Sia 7 unpak
 
Sia 2 unpak
Sia 2 unpakSia 2 unpak
Sia 2 unpak
 
Pengukuran biaya perolehan
Pengukuran biaya perolehanPengukuran biaya perolehan
Pengukuran biaya perolehan
 
Aset tak lancar yg dimiliki u dijual
Aset tak lancar yg dimiliki u dijualAset tak lancar yg dimiliki u dijual
Aset tak lancar yg dimiliki u dijual
 
Bahan ajar risiko investasi
Bahan ajar risiko investasiBahan ajar risiko investasi
Bahan ajar risiko investasi
 

Recently uploaded

warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalmohtamrin
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 

Recently uploaded (17)

warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 

ATB Dari Akuisisi Dan Pengukuran Setelah Pengakuan

  • 1. ASET TAK BERUJUD Ellyn Octavianty 1
  • 2. DEFINISI ASET TAK BERUJUD  PSAK No 19 (revisi 2009) merujuk IAS No 38, mendefinisikan Aset Tak Berujud (disingkat ATB) adalah aset non moneter yang dapat diindentifikasi dan tidak memiliki substansi atau ujud fisik.  Jadi ada 3 kriteria definisi ATB, yaitu: (a) keterindentifikasian, (b) keterkendalian sumber daya, dan (c) kebermanfaatan masa depan. ATB tidak memiliki ujud fisik dan bukan merupakan instrumen keuangan.
  • 3. Manfaat Ekonomi Masa Depan (ATB) Entitas dapat mengevaluasi keberadaan manfaat ekonomis masa depan dari penerimaan penjualan produk dan jasa, penghematan biaya, yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan ATB. Misnya, penggunaan paten sistem produksi mungkin tidak meningkatkan pendapatan masa depan, namun dapat menekan kos produksi. Manfaat ekonomi masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Manfaat ekonomi masa depan harus menggunakan asumsi yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan dan disesuaikan dengan kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.
  • 4. Cakupan PSAK 19  Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk aset tidak berujud, kecuali : 1. Aset tidak berujud yang diatur oleh standar lainnya. 2. Aset keuangan seperti yang didefinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan. 3. Hak penambangan dan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi, pengembangan dan penambangan mineral, minyak, gas alam (sebagaimana diatur dalam PSAK 29 : Akuntansi Minyak dan Gas Bumi) dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbaharui.
  • 5. Kos Perolehan Aset Tak Berujud (ATB)  Biaya atau kos perolehan ATB adalah Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau niali wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset pada saat aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau tersedia, nilai tersebut diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK. Aset tidak berujud harus diakui jika, dan hanya jika: 1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan 2. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal (PSAK 19)
  • 6. Kos Perolehan Aset Tak Berujud (ATB) Pengakuan ATB terkait dengan cara peroleh aset tersebut. PSAK 19 menjelaskan beberapa cara perolehan dan penciptaan ATB berikut ini : 1. Pemerolehan secara terpisah 2. Pemerolehan dari kombinasi bisnis 3. Izin pemerintah 4. Pertukaran aset 5. Goodwill tercipta secara internal 6. ATB lain yang tercipta secara internal 1. Pemerolehan Secara terpisah Jika ATB diperoleh secara terpisah dengan menyerahkan uang atau aset moneter lainnya, maka kriteria pengakuan dapat terpenuhi, sebab kriteria kemungkinan aliran manfaat masa depan dapat diterima dan kos pemerolehan terukur secara andal.
  • 7. Ilustrasi : PT Aira mengeluarkan uang untuk memperoleh sistem manajemen perusahaan yang baru. Berikut ini jumlah dan jenis pengeluaran tersebut: a) Kos tenaga kerja langsung untuk menjalankan sistem Rp150.000 b) Fee tenaga profesional Rp200.000.000 c) Kos pengujian sistem agar berfungsi wajar Rp10.000.000 d) Kos peresmian sistem baru Rp25.000.000 e) Kos iklan Rp15.000.000 f) Kos administrasi dan overhead dialokasikan ke sistem Rp18.000.000 g) Kos pemeliharaan sistem manajemen selama beroperasi Rp15.000.000 h) Kos operasi inisial Rp8.000.000 7
  • 8.  Butir (a) sampai dengan (c) merupakan kos teratribusi langsung dengan pemerolehan sistem manajemen, sehingga perlu dikapitalisasi sebagai kos sistem manajemen.  Butir (d) sampai dengan (f) tidak berhubungan langsung dengan sistem manajemen, sehingga tidak dapat dikapitalisasi sebagai kos ATB sistem.  Butir (g) dan (h) bukan kos sistem sebab kos terjadi saat sistem mulai sedang beroperasi. 2. Pemerolehan ATB sebagai Bagian dari Pengkombinasian Bisnis Apabila ATB diperoleh melalui kombinasi bisnis, kos ATB adalah nilai wajar aset pada tanggal perolehan. Pengukuran nilai wajar menjadi faktor penting dalam pengakuan ATB secara terpisah.
  • 9.  3. Bantuan Pemerintah Suatu entitas dapat memperoleh ATB dari pemerintah, seperti izin stasion Radio, kuota impor, dan pemerintah memberi bantuan sejumlah nominal tertentu. Entitas dapat mengakui bantuan pemerintah tersebut sebesar (a) nilai wajar; atau (b) nilai nominal bantuan ditambah pengeluaran tambahan yang berhubungan langsung dengan penyiapan aset tersebut.  4. Pertukaran Aset ATB kemungkinan diperoleh melalui pertukaran aset bukan moneter atau aset moneter, atau kombinasi keduanya. Pertukaran ATB dengan Aset Moneter dan non Moneter ini diakui sebesar nilai wajar, kecuali: (a) transaksi ini tidak memiliki substansi komersial, atau (b) nilai wajar aset yang diterima atau aset diserahkan terukur secara andal.
  • 10. Jika ATB yang diterima tidak diakui sebesar nilai wajar, kos ATB diakui sebesar nilai buku aset yang diserahkan. Perlakuan Akuntansi untuk transaksi ini menggunakan ketentuan seperti yang diatur dalam PSAK No 16, Aset Tetap. 5. Goodwill Tercipta Secara Internal Entitas tidak dapat mengakui goodwill yang tercipta secara internal sebagai ATB, sebab merupakan sumber daya yang tidak teridentifikasi ( tidak terpisah, dan tidak timbul dari transaksi kontraktual atau hak legal) dan terkendali oleh entitas yang dapat diukur sebesar kos secara andal. 6. ATB Tercipta Secara Internal Ada dua masalah yang berhubungan dengan pengakuan ATB yang tercipta secara internal, yaitu (a) pengindentifikasian apakah dan kapan terjadi atau ada suatu aset yang terindentifikasi yang dapat menimbulkan manfaat ekonomi pada masa depan; dan (b) penentuan kos aset secara andal. Ada 2 tahapan penciptaan ATB secara internal yaitu: Tahapan Riset
  • 11. 1. Perolehan terpisah Biaya perolehan = harga beli dan segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung 2. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis Nilai wajar pada tanggal akuisisi 3. Pengakuisisian dengan hibah pemerintah Diakui pada nilai wajar atau pada nilai nominalnya 4. Pertukaran aset Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi komersial (nilai tercatat aset yang dilepas) 5. Goodwill yang dihasilkan internal Tidak boleh diakui sebagai aset (tidak dapat teridentifikasi) 6. Aset tidak berwujud yang dihasilkan internal 11
  • 12. Aset Tidak Berwujud - Internal 6. Aset tidak berwujud yang dihasilkan internal  Sulit menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui:  Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi dan akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan  Menentukan biaya perolahan aset tersebut secara andal  Perlu kriteria tambahan 12
  • 13. 2. Aset Tidak Berwujud - Internal  Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap: 1. Tahap Riset, dan 2. Tahap Pengembangan Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian 13
  • 14. 3. Aset Tidak Berwujud - Internal  Aset tidak berwujud yang timbul dari Riset tidak boleh diakui  Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada saat terjadinya Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru 14
  • 15. 4. ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan  Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan, diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua hal ini:  Kelayakan teknis penyelesaian  Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya  Kemampuan menggunakan atau menjual  Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan  Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya  Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut 15
  • 16. 5. Aset Tidak Berwujud - Internal Kapan pengeluaran dikapitalisasi? Tanggal 1 Riset Dibebankan dan tidak dapat disajikan kembali Tanggal 2 Tanggal 3 Pengembangan Dikapitalisasi sebagai aset tidak berwujud = biaya perolehan Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan siap digunakan 16
  • 17. 6. Aset Tidak Berwujud - Internal  Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan yang dihasilkan secara internal, tidak boleh diakui sebagai aset tak berwujud  Karena tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan 17
  • 18.  ASET TAK BERWUJUD (ATB) DARI AKUISISI Pengeluaran untuk aset tidak berwujud harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali: a) Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan. b) Pos tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis yang berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berujud. Apabila demikian halnya pengeluran tersebut merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi.  PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN Entitas harus memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya. Jika suatu aset tidak berwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi, semua aset lainnya dalam kelas tersebut harus dicatat dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
  • 19. Model Biaya atau Kos Jika entitas memilih menggunakan model kos setelah pengakuan awal ATB, aset tidak berwujud harus dinilai sebesar biaya perolehannya (kos) dikurangi oleh akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Model Revaluasi Jika menggunakan model revaluasi, suatu aset tidak berwujud harus dinilai sebesar nilai revaluasian, yaitu nilai pasar wajar pada tanggal revaluasi dikurangi nilai akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset. model revaluasi tidak memperbolehkan (a) revaluasi aset tidak berujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai aset; atau (b) aset tidak berujud saat awal diakui sejumlah (tertentu) selai kos. Model revaluasi muncul setelah sebuah aset telah diakui awalnya dengan metoda biaya.
  • 20. Pengukuran setelah Pengakuan Pilihan  sama seperti PSAK16 Aset Tetap  Model Biaya,  Biaya perolehan – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai atau  Model Revaluasi,  Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai 20
  • 21. Masa Manfaat   Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan pada usia manfaatnya Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud: Terbatas atau Jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan, selama masa manfaat Diamortisasi Tak Terbatas – Berdasarkan analisis seluruh faktor relevan – Tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan manfaat – “Tak Terbatas” berbeda dengan “Tak Terhingga” Tidak Diamortisasi 21
  • 22. Amortisasi  Dimulai ketika aset tersedia untuk Masa Manfaat digunakan Terbatas  Dihentikan pada waktu yang lebih dulu antara ketika aset digolongkan sebagai tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau tanggal ketika aset dihentikan pengakuannya  Metode harus menggambarkan pola Amortisasi konsumsi atas manfaat aset. Dr. Beban Amortisasi xxx Cr. Aset (atau akumulasi amortisasi) xxx 22
  • 23. Amortisasi Nilai Residu  Nilai residu direview setiap akhir periode  Perubahan nilai residu diperhitungkan sebagai perubahan estimasi akuntansi (PSAK 25) 23
  • 24. ASET TAK BERUJUD DENGAN MASA MANFAAT TIDAK TERBATAS Perioda Amortisasi dan Metoda Amortisasi Pengukuran ATB dengan manfaat pasti sama dengan aset tetap. Nilai ATB harus diamortisasi selama masa manfaatnya. Nilai amortisasi aset tidak berujud dengan masa manfaat terbatas harus dialokasi secara sistematis sepanjang masa manfaatnya. Amortisasi dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan, yakni ketika aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai dengan ketentuan yang diinginkan manajemen. Amortisasi dihentikan pada waktu mana yang lebih awal antara tanggal penggolongan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan umur manfaat ATB, yaitu: Manfaat harapan ATB, pengaruh obsolesen, permintaan, kompetisi dan faktor ekonomi, (seperti stabilitas industri, kemajuan teknologi, tindakan legislatif) ketentuan 24 legal, harapan umur manfaat aset lain, atau kelompok aset lain yg
  • 25.  Metoda Amortisasi Terdapat berbagai metoda amortisasi untuk mengalokasikan jumlah amortisasi suatu aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metoda-metoda tersebut meliputi metoda garis lurus, metoda saldo menurun dan metoda unit produksi. Metoda yang digunakan harus diterapkan secara konsisten dari perioda keperioda lainnya, kecuali terdapat perubahan dalam perkiraan pola konsumsi tersebut.  Nilai Residu Nilai residu adalah taksiran nilai yang dapat diperoleh suatu entitas dari transaksi penghentian suatu aset, setelah dikurangi kos penghentian aset. Nilai residu suatu aset tidak berujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali: (a) Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli asat tersebut pada akhir masa manfaatnya; atau
  • 26.  (b) Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan :  (1) Nilai residu aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut, dan  (2) Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa pasar yang aktif tersebut akan tetap tersedia sampai akhir masa manfaat aset.  Penghentian dan Pelepasan Suatu aset tidak berujud harus dihentikan pengakuannya bila: (a) dalam (proses) pelepasan; atau (b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian muncul dari penghentian pengakuan suatu aset tidak berujud harus ditetapkan sebesar perbedaan antara nilai bersih pelepasan (jika ada) dan nilai buku aset. Hal tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi ketika aset dihentikan pengakuannya (kecuali) PSAK 30 (revisi 2007). Keuntungan tidak boleh diakui sebagai pendapatan. Pelepasan aset bisa melalui beberapa transaksi, seperti penjualan, sewa guna usaha atau donasi.
  • 27. Masa Manfaat Tak Terbatas  Tidak diamortisasi  impairment test setiap tahun dan kapan pun bila ada indikasi penurunan nilai.  Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode  Masa manfaat tak terbatas  suatu ketika bisa berubah jadi terbatas  Perubahan estimasi  Indikasi penurunan nilai 27
  • 28. Rugi Penurunan Nilai  Rugi Penurunan Nilai = Nilai tercatat – Nilai terpulihkan  Nilai terpulihkan = Mana yang lebih besar antara Nilai wajar setelah dikurangi ongkos menjual dengan Nilai kini arus kas masa depan aset Dr. Rugi penurunan nilai xxx Cr. Aset (atau akumulasi penurunan nilai) xxx 28
  • 29. Penghentian dan Pelepasan  Dihentikan pengakuannya ketika:  Dalam (proses) pelepasan; atau  Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan  Keuntungan / kerugian diakui di Laporan Laba Rugi 29
  • 30. KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET TAK BERUJUD (ATB) ATB mengalami kerugian (impaired) jika entitas tidak dapat memulihkan nilai buku aset melalui penjualan atau menggunakannya. Jika nilai buku lebih tinggi dari nilai pemulihan, jumlah selisih tersebut adalah rugi penurunan nilai aset. Jika terjadi sebaliknya, tidak ada rugi penurunan nilai aset yang perlu dicatat. Prosedur khusus perlu dilakukan untuk ATB yang berumur terbatas dan tidak terbatas. Rugi Penurunan Nilai bagi ATB Manfaat Terbatas: Entitas perlu melakukan pengujian secara intrernal (kerusakan, kinerja menurun) dan eksternal (perubahan lingkungan, hukum, bisnis, teknologi serta kompetisi) atas kemungkinan penurunan nilai aset. Nilai Terpulihkan (recoverable value) adalah jumlah lebih nilai wajar dikurang kos nuntuk menjual atau Nilai Manfaat (Value-in-use) adalah nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dari penggunaan masa depan dan hasil penjulan aset pada akhir masa manfaat.
  • 31.  Rugi penurunan Nilai atau Rugi Impaimen (impairment Loss) adalah selisih antara nilai buku aset dan nilai terpulihkan suatu aset (ATB). Rugi yang terjadi dilaporkan dalam beban dan Penghasilan lain-lain. ILUSTRASI: PT Hujan Gede Banget memiliki Paten dengan nilai buku Rp10.000.000 pada akhir 2010. Temuan sumber minyak lain menyebabkan permintaan teknologi pengolahan minyak turun. Kondisi ini menunjukkan terjadinya penurunan nilai (impairmen). PT hujan Gede Bnaget menentukan nilai terpulihkan sebesar Rp4.000.000 yang dihitung berdasar nilai sekarang aliran kas masa depan( menggunakan tingkat bunga pasar) Rugi Impairmen, sebagai berikut: Nilai Buku Paten Rp10.000.000 Nilai terpulihkan (VIU) Rp 4.000.000 Rugi Impairmen Rp 6.000.000 31
  • 32.  Ayat jurnal untuk mencatat rugi impairmen : Rugi Impaimen_ATB Paten Rp6.000.000 Rp6.000.000 Setelah rugi impairmen diakui, kos paten adalah Rp4.000.000 (nilai guna dari paten). Jumlah ini diamortisasi selama umur manfaat paten atau umur legal paten, tergantung mana yang lebih singkat. Apabila nilai terpulihkan lebih tinggi dibandingkan nilai buku, perlu membuat ayat jurnal pembalikan atas rugi impairmen. Sebagai ilustrasi melanjutkan ilustrasi sebelumnya, nilai paten Rp4.000.000 diamortisasi selama 5 tahun (umur manfaat) sebesar Rp800.000 per tahun. Tabel menunjukkan amortisasi paten selama 5 tahun: 32
  • 34. Jika pada tahun 2012, kondisi pasar minyak dunia semakin membaik, PT PT Hujan Gede Banget melakukan pengukuran kembali paten menjadi sebesar Rp3.500.000. Kondisi ini memerlukan ayat jurnal sebagai berikut : Paten (Rp3.500.00-Rp3.200.000) Pemulihan Rugi Imparimen Rp300.000 Rp300.000 Akun Pemulihan rugi Impairmen dilaporkan dalam Kelompok Beban dan Penghasilan Lain-lain dalam laporan rugi-komprehensif. Nilai buku paten menjadi sebesar Rp3.500.000 (Rp3.200.000+Rp300.000). Beban Amortisasi Paten pada tahun 2012 sebesar Rp875.000.
  • 35. RUGI PENURUNAN NILAI BAGI ATB MANFAAT TAK TERBATAS Etitas akan melakukan penilaian impairmen terhadap ATB manfaat tak terbatas (termasuk goodwill) setiap tahun. Pengujian impairmen atas ATB manfaat tak terbatas selain goodwill sama dengan ATB manfaat terbatas, yaitu membandingkan antara nilai buku dan nilai terpulihkan. Jika nilai terpulihkan kurang dari nilai buku, perlu diakui ada terjadi impairmen. Misalnya, PT Indah membeli lisensi siaran radio senilai Rp50.000.000. lisensi ini perlu diperbaharui setiap 10 tahun. PT Indah telah melakukan perbaharuan lisensi dua kali dengan kos minimal. Oleh karena itu lisensi ini diharapkan dapat memberi aliran kas tanpa batas waktu, PT Indah melapor lisensi ini dalam kelompok ATB manfaat tanpa batas. PT Indah menaksir nilai wajar dikurang Kos (nilai terpulihkan) sebesar Rp40.000.000. Kondisi ini menimbulkan impairmen sebagai berikut:
  • 36.  Nilai Lisensi radio  Nilai Terpulihkan (VIU)  Rugi Impairmen Rp50.000.000 Rp40.000.000 Rp10.000.000 IMPAIRMEN GOODWILL Waktu pengujian impairmen atas goodwill dilakukan setiap tahun. Pengujian dilakukan berdasar unit tercipta kas ( cash generating unit ) ketika memunculkan goodwill . Pendekatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok aset yang menimbulkan aliran kas secara independen dari aset lain. Pencatatan goodwill ketika melakukan kombinasi bisnis merupan contoh cash generating unit . Misal, PT LVT membeli sebuah Divisi Alit senilai Rp2.500.000 lima tahun yang lalu. Selama 4 tahun terakhir Divisi Alit mengalami kerugian. Manajemen PT LVT melakukan pengkajian terhadap Divisi Alit untuk melakukan pengujian impairmen. Berikut ini adalah aset Divisi alit termasuk Rp500.000
  • 37. Aset Tetap Rp2.000.000 Goodwill Rp 500.000 Sediaan barang Rp1.300.000 Piutang Barang Rp 400.000 Kas Rp 300.000 Utang dagang dan Utang Wesel (Rp 500.000) Aset Bersih Rp4.000.000 PT LVT menentukan nilai terpulihkan berdasar nilai guna untuk Divisi Alit sebesar Rp4.500.000. Oleh karena nilai wajar divisi lebih besar dari nilai buku, PT LVT tidak mengakui impairmen. Jika nilai terpulihkan Divisi Alit sebesar Rp3.700.000, rugi impairmen harus diakui sebesar Rp300.000, dari perhitungan berikut:
  • 38.    Nilai Terpulihkan Divisi Alit Aset Bersih Terindentifikasi Rugi Impairmen Rp3.700.000 Rp4.000.000 Rp 300.000 Ayat Jurnal untuk mencatat rugi impairmen goodwill sebagai berikut: Rugi Imapairmen Rp300.000 Goodwill Rp300.000  Dengan demikian nilai buku goodwill menjadi sebesar Rp200.000. Pembalikan atas rugi impairmen goodwill tidak diperkenankan. Jika pada periode berikutnya nilai terpuluhkan aset selain goodwill lebih tinggi dari pada nilai bukunya, PT LVT dapat melakukan pembalikan rugi impairmen Divisi Alit yang telah diketahui.
  • 39. 1. Review  Menurut PSAK 19, mana DUA dari kriteria berikut ini yang relevan dalam menentukan masa manfaat aset tak berwujud? a. b. c. d. Keusangan Periode amortisasi Kegunaan yang diharapkan dari aset Nilai residu aset 39
  • 40. 1. Review  Menurut PSAK 19, mana DUA dari kriteria berikut ini yang relevan dalam menentukan masa manfaat aset tak berwujud? a. b. c. d. Keusangan Periode amortisasi Kegunaan yang diharapkan dari aset Nilai residu aset 40
  • 41. 2. REVIEW  Menurut PSAK 19, kriteria pengakuan untuk aset tak berwujud mencakup DUA dari kondisi berikut ini: a. Harus diukur pada biaya perolehan b. Biaya dapat diukur dengan andal c. Kemungkinan besar manfaat ekonomis mengalir ketika aset digunakan d. Diperoleh sebagai bagian integral dari bisnis 41
  • 42. 2. REVIEW  Menurut PSAK 19, kriteria pengakuan untuk aset tak berwujud mencakup DUA dari kondisi berikut ini: a. Harus diukur pada biaya perolehan b. Biaya dapat diukur dengan andal c. Kemungkinan besar manfaat ekonomis mengalir ketika aset digunakan d. Diperoleh sebagai bagian integral dari bisnis 42
  • 43. 3. Review  PT ABC memperoleh sebuah merek seharga Rp300juta. Diestimasikan merek ini akan menghasilkan arus kas selama 15 tahun ke depan. Merek ini diamortisasi selama 15 tahun metode garis lurus. Pada akhir tahun kelima PT XYZ membeli merek ini seharga Rp250 juta.  Buatlah jurnal untuk mengakui transaksi ini! 43
  • 44. 3. REVIEW     Amortisasi per tahun = Rp300juta / 15 tahun = Rp20juta Nilai tercatat aset: Rp300juta – (Rp20juta X 5 th) = Rp200juta Selisih harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai keuntungan di laba rugi Dr. Kas Dr. Akm amortisasi Cr. Aset Cr. Keuntungan Rp250juta Rp100juta Rp300juta Rp50juta 44
  • 45. 4.Review PT Armada memperoleh teknologi baru yang akan mengubah proses manufaktur saat ini. Biaya yang terjadi adalah sebagai berikut:  Biaya teknologi baru Rp1.000 juta  Diskon yang diberikan Rp100 juta  Pelatihan staf untuk proses baru Rp50 juta  Testing teknologi baru Rp10 juta  Kerugian operasi awal Rp20juta Berapa biaya yang dapat dikapitalisir sebagai aset tak berwujud? 45
  • 46.  Aset Cost Dikurangi diskon Ditambah proses testing Rp1.000 juta Rp 100juta Rp 10juta Rp 910juta Kerugian operasi awal dan Pelatihan staf mengoperasikan aset  p.66 diakui sebagai beban 46