Dokumen tersebut membahas tentang ragam bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Ragam bahasa dibedakan berdasarkan media (lisan dan tulis), cara pandang penutur (dialek, terpelajar, resmi, tak resmi), dan topik pembicaraan (ilmiah, hukum, bisnis, agama, sosial, kedokteran, sastra). Dokumen juga membahas hubungan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah serta pengaruh pen
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
1. MAKALAH
RAGAM BAHASA DAERAH, BAHASA INDONESIA DAN
BAHASA ASING
UNIVERSITAS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN HAMZANWADI LOMBOK UTARA
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur yang ingin penulis ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nyalah karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Dalam karya ilmiah ini, penulis membahas mengenai
“Budaya Asing Terhadap Budaya Indonesia”, suatu permasalahan yang selalu dialami
oleh remaja Indonesia yang ikut-ikutan dan terpengaruh terhadap budaya luar mulai
dari segi bicara dan pakaian.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai
pengaruh perkembangan budaya luar terhadap budaya Indonesia yang sangat
diperlukan dengan harapan bahwa remaja dapat mengetahui dampak positif dan
dampak negatif dari pengaruh budaya luar terhadap budaya Indonesia sehingga para
remaja Indonesia dapat memahami dan mengetahui dampak negatif dan positif ini
secara bijak. Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya penulis mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam penulis
kepada yang terhormat :
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu, Penulis juga sangat mengaharapkan kritik dan saran dari
para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Demikian karya tulis ilmiah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin
3. 1. Pengertian bahasa daerah
Pengertian bahasa menurut Bill Adams adalah sebuah sistem pengembangan
psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif. Sedangkan
menurut Wittgenstein bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami,
berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Menurut
Ferdinand De Saussure bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena
dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda
dari kelompok yang lain. Dan menurut Plato Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan
pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan
rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat
mulut.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahasa merupakan sistem lambang
bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan
yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi
serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Di Indonesia terdapat banyak bahasa yang
digunakan oleh masyarakatnya yang sering disebut sebagai bahasa daerah.
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam
sebuah negara kebangsaan, baik daerah kecil, negara bagian
federal atau provinsi, atau daerah yang luas. Bahasa daerah sudah ada sejak zaman
dulu. Jumlahnya sampai beratus-ratus dan tersebar diseluruh kepulauan, mulai dari
pulau Formosa (Taiwan) di sebelah utara sampai ke Selandia Baru disebelah selatan,
dari Mandagaskar di sebelah barat sampai kepulau-pulau Paas di sebelah timur yang
merupakan suatu keluarga besar dan masih dekat hubungannya dengan Austronesia.
2. hubungan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah
Antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah mempunyai hubungan yang sangat erat,
tidak dapat dipungkiri adanya bahasa Indonesia yang muncul seiring dengan
perkembangan bahasa daerah itu sendiri. Karena bahasa daerah dan bahasa
Indonesia saling melengkapi. Terutama dalam hal berkomunikasi antar masyarakat.
Dengan adanya dua bahasa ini menimbulkan kedwibahasaan di negara Indonesia.
4. Dalam Seminar Pengembangan Bahasa Daerah (1976) itu, yang merumuskan tujuaan
pembinaan dan pengembangan bahasa daerah sebagai berikut : (a) Di bidang struktur
bahasa, tujuannya ialah terbinanyabahasa daerah yang strukturnya terpelihara dan
sesuai dengan keperluan masa sekarang. (b) Dibidang pemakai, tujuan pembinaan
adalah agar kedwibahasaan itu tetap (stabil), yaitu pemakai itu menguasai kedua
bahasa itu seimbang, dan tidak menjadi ekabasahawan semata-mata. Jumlah pemakai
itu hendaknya tetap berkembang dan tidak sebaliknya menyusut. (c) Di bidang
pemakaian, pembinaan bertujuan agar bahasa daerah dipergunakan secara penuh
sesuai dengan fungsinya, dalam keseimbangan dengan bahasa Indonesia seperti
ditetapkan dalam Politik Bahasa Nasional.[3] Jadi antara bahasa Indonesia dan bahasa
Daerah telah terjadi kontak sosial dan budaya yang aktif. Jiwa bahasa Indonesia dan
jiwa bahasa Daerah telah bertemu. Kedua bahasa saling bersangkutan dan
memperhatikan. Akhirnya kedua bahasa saling mempengaruhi.
3. pengaruh penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh
terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya
bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak
memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah
Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam
mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu
mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam
mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “megapa”
diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman
yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat
menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan
digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus
dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara
yang kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan
5. identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota
Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah
dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar
menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit
atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi
suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi
Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
4. Dampak yang akan timbul
Berikut beberapa dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia:
1. Dampak Positif:
a. Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
b. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
c. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
d. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
e. Sebagai alat pemersatu antar budaya dan bangsa.
2. Dampak Negatif
a. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
b. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang
baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
c. Dapat menimbulkan kesalah pahaman.
6. 1. Pengertian Bahasa indonesia
Bahasa indonesia adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media
atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yang terdiri dari :
Ragam bahasa lisan.
Ragam bahasa tulisan.
Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan
fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan sedangkan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai dasarnya, dinamakan
ragam bahasa tulisan. Jadi dalam ragam bahasa lisan kita berurusan dengan lafal,
dalam ragam bahasa tulisan kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain
itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua ragam tersebut memiliki hubungan
yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya ragam bahasa lisan. Oleh karena
itu sering timbul kesan antara ragam bahasa lisan dan tulisan itu sama. Padahal, kedua
jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki sistem
seperangkat kaidah yang berbeda satu dengan yang lainnya.
2. Macam-macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik
pembicaraan.
1. Ragam bahasa berdasarkan media
a. Ragam bahasa Media (Lisan)
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri
kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta
kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri
kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi
pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya
dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa
dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut
7. sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak
menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan, ragam bahasa
serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing
adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
· Memerlukan orang kedua/teman bicara.
· Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
· Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh.
· Berlangsung cepat
Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”
b. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang
diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur
bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam
struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka,
hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.
8. Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa
kata ) :
A. Tata Bahasa :
a. Ragam Bahasa lisan
1) Nia sedang baca surat kabar.
2) Ari mau nulis surat.
3) Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b. Ragam bahasa tulisan.
1) Nia sedang membaca surat kabar.
2) Ari mau menulis surat.
3) Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
B. Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2) Kita harus bikin karya tulis.
3) Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam bahasa tulisan
1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2) Kita harus membuat karya tulis.
3) Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.
2. Ragam bahasa Indonesia dari cara pandang penutur.
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa indonesia terdiri dari ragam
dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
Contoh:
Ragam dialek : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam terpelajar : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam resmi : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak resmi : “Saya sudah baca buku itu”
3. Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.
9. Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah,
ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam
sastra.
Ragam hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.
1. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang pertama kali dituturkan di Inggris pada
Abad Pertengahan Awal dan saat ini merupakan bahasa yang paling umum digunakan
di seluruh dunia. Bahasa Inggris dituturkan sebagai bahasa pertama oleh mayoritas
penduduk di berbagai negara, termasuk Britania Raya, Irlandia, Amerika Serikat,
Kanada, Australia, Selandia Baru, dan sejumlah negara-negara Karibia; serta menjadi
bahasa resmi di hampir 60 negara berdaulat. Bahasa Inggris adalah bahasa ibu ketiga
yang paling banyak dituturkan di seluruh dunia, setelah bahasa Mandarin dan bahasa
Spanyol. Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa kedua dan bahasa resmi oleh
Uni Eropa, Negara Persemakmuran, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta beragam
organisasi lainnya.
Bahasa Inggris berkembang pertama kali di Kerajaan Anglo-Saxon Inggris dan di
wilayah yang saat ini membentuk Skotlandia tenggara. Setelah meluasnya pengaruh
Britania Raya pada abad ke-17 dan ke-20 melalui Imperium Britania, bahasa Inggris
tersebar luas di seluruh dunia. Di samping itu, luasnya penggunaan bahasa Inggris juga
disebabkan oleh penyebaran kebudayaan dan teknologi Amerika Serikat yang
mendominasi di sepanjang abad ke-20. Hal-hal tersebut telah menyebabkan bahasa
Inggris saat ini menjadi bahasa utama dan secara tidak resmi dianggap sebagai lingua
franca di berbagai belahan dunia.
Menurut sejarahnya, bahasa Inggris berasal dari peleburan beragam dialek terkait,
yang saat ini secara kolektif dikenal dengan bahasa Inggris Kuno, yang dibawa ke
pantai timur Pulau Britania oleh pendatang Jermanik (Anglo-Saxons) pada abad ke-5;
kata English' berasal dari nama Angles. Suku Anglo-Saxons ini sendiri berasal dari
wilayah Angeln (saat ini Schleswig-Holstein, Jerman). Bahasa Inggris awal juga
dipengaruhi oleh bahasa Norse Kuno setelah Viking menaklukkan Inggris pada abad
ke-9 dan ke-10.
Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad ke-11 menyebabkan bahasa
Inggris juga mendapat pengaruh dari bahasa Perancis Norman, dan kosakata serta
ejaan dalam bahasa Inggris mulai dipengaruhi oleh bahasa Latin Romawi (meskipun
bahasa Inggris sendiri bukanlah rumpun bahasa Romawi), yang kemudian dikenal
dengan bahasa Inggris Pertengahan. Pergeseran Vokal yang dimulai di Inggris bagian
10. selatan pada abad ke-15 adalah salah satu peristiwa bersejarah yang menandai
peralihan bahasa Inggris Pertengahan menjadi bahasa Inggris Modern.
Selain Anglo-Saxons dan Perancis Norman, sejumlah besar kata dalam bahasa
Inggris juga berakar dari bahasa Latin, karena Latin adalah lingua franca Gereja Kristen
dan bahasa utama di kalangan intelektual Eropa,dan telah menjadi dasar kosakata bagi
bahasa Inggris modern.
Karena telah mengalami perpaduan beragam kata dari berbagai bahasa di sepanjang
sejarah, bahasa Inggris modern memiliki kosakata yang sangat banyak jumlahnya,
dengan pengejaan yang kompleks dan tidak teratur, khususnya vokal. Bahasa Inggris
modern tidak hanya merupakan perpaduan dari bahasa-bahasa Eropa, tetapi juga dari
berbagai bahasa di seluruh dunia. Oxford English Dictionary memuat daftar lebih dari
250.000 kata berbeda, tidak termasuk istilah-istilah teknis, sains, dan bahasa gaul yang
jumlahnya juga sangat banyak.