Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Makalah ptk
1. 1
Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru1
Suhardjono2
Karya Tulis Ilmiah, Apa Dan Bagaimana?
Karya tulis banyak macamnya, salah satu di antaranya adalah Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Adanya tambahan kata “ilmiah” menjadikan KTI sebagai karya tulis yang berciri khusus. KTI itu harus
bersifat dan memenuhi presyaratan kegiatan ilmiah.
Kegiatan ilmiah di antaranya adalah berupa kegiatan penelitian, pengembangan dan evaluasi. Dan, laporan
tertulis dari kegiatan ilmiah tersebut, umum disebut sebagai Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Karena kegiatan ilmiah berbeda-beda, maka KTI juga beragam bentuknya. Ada yang berbentuk laporan
penelitian, ungkapan gagasan, skripsi, tulisan ilmiah populer, buku, diktat dan lain-lain.
Wujud fisik KTI dengan demikian juga berbeda-beda, tergantung kepada media pemuat dan juga tujuan
penulisannya. Pada umumnya, jurnal ilmiah, panitia seminar, perguruan tinggi, memberikan pedoman dan
tatacara penulisan bagi KTI yang diterbitkan olehnya.
Bagaimana Hubungan KTI dengan Kegiatan Penelitian?
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah. Sehingga, laporan hasil penelitian juga merupakan Karya Tulis
Ilmiah.
Bahkan, KTI yang merupakan laporan hasil penelitian, merupakan bagian penting dari macam KTI yang
dapat dibuat oleh guru, widyaiswara maupun pengawas, sebagaimana tampak pada tabel berikut.
guru widyaiswara pengawas
• KTI hasil penelitian • KTI hasil penelitian • KTI hasil penelitian
• KTI tinjauan/ulasan ilmiah • KTI tinjauan/ulasan ilmiah • KTI tinjauan/ulasan ilmiah
• Tulisan Ilmiah Populer • Tulisan Ilmiah Populer • Tulisan Ilmiah Populer
• Prasaran disampaikan dalam • Prasaran disampaikan dalam pertemuan • Prasaran disampaikan dalam pertemuan
pertemuan ilmiah ilmiah ilmiah
• Buku • Buku
• Diktat • Karya terjemahan
• Karya terjemahan • Orasi ilmiah sesuai dengan bidang
yang diajarkan
Dari tabel di atas terlihat bahwa KTI yang berupa laporan hasil penelitian dapat dipakai sebagai salah satu
macam kegiatan pengembangan profesi tenaga pendidik.
Bahkan, akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan hasil penelitian, menunjukan jumlah
yang makin meningkat.
Mengapa KTI Hasil Penelitian Makin Diminati?
1
Disampaikan pada In House Training tentang KTI khususnya mengenai Penelitian Tindakan Kelas, yang diadakan
oleh SMPN 19 Surabaya, Kamis, 13 April 2006.
2
Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, anggota Tim Penilia KTI Guru.
2. 2
Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi, terdapat kecenderungan KTI hasil penelitian menjadi
pilihan utama dari sebagian besar tenaga pendidik. Mengapa?
KTI hasil penelitian cenderung diminati dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi guru, di
antaranya karena:
1. Para guru memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi, adalah dilakukannya
kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru, salah satu tujuan kegiatan
melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan
pengembangan profesi, adalah
2. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan dilakukannya kegiatan nyata
kaidah-kaidah ilmiah, karena hanya dengan cara itu, mereka akan
dapat mengembangan profesinya. di kelas yang harus dilakukan
dengan kaidah keilmuan,
3. Kegiatan itu, dapat berupa pelaksanaan penelitian tindakan di
dalam kelas yang diyakini makin layak untuk menjadi prioritas pelaksanaan penelitian tindakan
Pada kegiatan pembelajaran, tindakan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran adalah dengan “menguji atau menerapkan” hal-hal “baru” dalam
praktik pembelajarannya.
4. Banyak inovasi baru dalam pembelajaran, terutama dalam praktik pembelajaran (misalnya penerapan
teori konstruktivistik dalam upaya mendukung pelaksanaan KBK) memerlukan verifikasi maupun
penerapan dalam proses pembelajaran.
Mengapa PTK Disarankan Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi ?
Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dilakukan dengan
melibatkan para siswanya, dapat dilakukan oleh guru. Di antaranya, PTK disarankan karena KTI
melakukan penelitian di kelasnya. Ada dua macam penelitian yang yang dihasilkan akan berupa
dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan laporan dari kegiatan nyata yang
(b) penelitian tindakan kelas (PTK).
telah dilakukan guru dalam upaya
Penelitian eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru meningkatkan mutu
dalam upayanya menulis KTI karena:
pembelajarannya, hal itu juga
1. KTI tersebut merupakan laporan dari kegiatan nyata yang berarti guru telah melakukan
dilakukan para guru di kelasnya dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajarannya – (ini tentunya berbeda dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian
diskriptif, ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya tidak memberikan dampak langsung pada proses
pembelajaran di kelasnya), dan
2. Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya
dalam kegiatan pengembangan profesionnya.
Laporan dari kedua penelitian yang apabila dilakukan dengan baik dan benar akan mendapat penghargaan
berupa angka kredit. Selanjutnya angka kredit tersebut dapat dipakai untuk melengkapi persyaratan kenaikan
golongan kepangkatannya.
Bagaimana Penelitian di Bidang Pembelajaran ?
Penelitian di bidang pembelajaran ditandai adanya permasalahan tentang hal-hal yang bekaitan dengan
proses-mengajar-belajar. Ciri khas dari penelitian pembelajaran adalah adanya kajian yang berhubungan
dengan penerapan rancangan, sajian dan evaluasi pembelajaran yang ditujukan untuk mencapai hasil belajar
tertentu, pada suatu tujuan, karakteristik siswa, lingkungan dan atapun kondisi pembelajaran spesifik.
Penelitian tentang pengaruh karakteristik siswa terhadap
hasil belajar, yang tidak ada hubungannya dengan proses
Latar Belakang Siswa Sarana/ prasarana
pembelajaran, lebih berada pada kawasan penelitian (IQ, gaya belajar,
psikologi, daripada penelitian pembelajaran. Demikian pula Sosek, dll)
Manajemen
Rancangan,
Rancangan,
Sajian, Evaluasi
Sajian, Evaluasi Hasil
Pembelajaran
Pembelajaran
Guru
Tujuan, kurikulum dan lain- lain
3. 3
penelitian tentang pengaruh manajemen persekolahan terhadap prestasi belajar siswa, lebih tepat berada
pada kawasan manajemen pendidikan.
Salah satu tugas guru adalah melakukan kegiatan pembelajaran (mulai dari merancang, menyajikan
sampai dengan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran) agar diperoleh hasil pembejalaran yang sesuai
tujuan yang dirancangkan
Diketahui, banyak faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti:
cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dll) ada pula faktor yang harus diterima apa adanya
(seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dll).
Dengan demikian terdapat banyak masalah yang berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru
dalam proses pembelajaran.
Melalui kegiatan pengembangan profesi, hendaknya para guru dapat menyelesaikan masalah
pembelajarannya melalui kegiatan nyata di kelasnya.
Kegiatan nyata itu ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan
secara profesional. Hanya dengan cara itu, maka mereka akan dalam mengembangan profesinya.
Kiranya, itulah hakikat tujuan dari kegiatan pengembangan profesi.
Apa Arti Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada input
kelas (silabus, materi,dll) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas.
Apa Tujuan PTK?
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas.
Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban
ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.
PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan
mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar.
Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain :
• Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
• Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di
dalam dan luar kelas.
• Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
• Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di
dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
Apa Luaran Penelitian Tindakan Kelas?
Luaran yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil
pembelajaran yang antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut.
• Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
• Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
4. 4
• Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar
lainnya.
• Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk
mengukur proses dan hasil belajar siswa.
• Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
• Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi
siswa di sekolah.
Bagaimana Ciri Khusus Penelitian Tindakan Kelas ?
Sebagaimana telah dijelaskan, PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan.
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami
(bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis.
Tindakan tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas
harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas.
Di samping itu PTK, karena menggunakan kegiatan nyata di kelas, menuntut etika, antara lain : (a) tidak
boleh mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru. (b) jangan terlalu menyita banyak
waktu (dalam pengambilan data, dll). (c) masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar
ada dan dihadapi oleh guru., (d) dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat
laporan, dll)
Menyusun Usulan PTK
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian itu umumnya disebut sebagai usulan
penelitian. Permohonan dana atau ijin pelaksanaan penelitian selalu mempersyaratkan adanya usulan
penelitian.
Usulan penelitian merupakan langkah pertama dari kerja penelitian. Sedangkan KTI, yang merupakan
laporan hasil penelitian, merupakan langkah terakhir.
Pada umumnya usulan PTK terdiri dari:
• Judul PTK
• Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara
Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian (terutama: potensi untuk memperbaiki
atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan).
• Bab Kajian / Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan
yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan
5. 5
• Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur Penelitian (terutama:
prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi
dan evaluasi, prosedur refleksi hasil penelitian).
• Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana pendukung pembelajaran
masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan penelitian, dan kelayakan pembiayaan).
Dapatkah Diperjelas Isi dari Usulan Penelitian?
Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian PTK adalah sebagai berikut:
Judul penelitian : Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya
tertulis di dalam judul adalah gambaran dari apa dipermasalahkan, (misalnya: peningkatan hasil belajar) dan
macam tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya (misalnya penggunaan model
pembelajaran kooperatif).
Umumnya di bawah judul dituliskan pula sub judul. Sub judul sangat umum ditulis untuk menambahkan
keterangan lebih rinci tentang populasi, seperti misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas
berapa, dan lain-lain.
Berikut adalah beberapa contoh judul PTK
1 Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada mata pelajaran X.(tuliskan nama
mata pelajarannya) 3
2 Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran X, melalui penerapan model pembelajaran
generatif.
3 Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah mata pelajaran X.
4 Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran X melalui penerapan Cooperative
Learning
5 Pembelajaran berbasis konstruktivistik dan kontekstual pada mata pelajaran X untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam pemahaman konsep
6 Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle untuk meningkatkan keterampilan siswa pada mata
pelajaran X
7 Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran X, dengan penggunaan
model pengajaran inkuiri.
8 Pembelajaran dengan model Realistic Mathematical Education dalam meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran matematika.
Pendahuluan : Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu,
dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar belakang penelitian, hendaknya
dapat dipaparkan bahwa:
1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Karena
tersebut umumnya didapat dari pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau
tenaga kependidikan lainnya di sekolah, maka jelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
3
umumnya juga disertai sub judul yang menunjukkan secara lebih rinci populasi penelitian, seperti di kelas berapa,
tahun berapa, di sekolah mana, dll.
6. 6
2. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta
dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat
memperlancar penelitian tersebut.
3. Dari identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah
tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik
kesimpulan tentang akar masalah itu.
Perumusan dan pemecahan masalah : Pada bagian ini umumnya terdiri dari jabaran tentang perumusan
masalah, cara pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.
1. Perumusan Masalah : Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan
kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif
tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator
keberhasilan tindakan, dan cara pengukuran serta cara mengevaluasinya.
2. Pemecahan Masalah : Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah.
Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, hendaknya sesuai
dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar
penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.
3. Tujuan Penelitian : Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan
mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas,
sehingga diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.
4. Kontribusi Hasil Penelitian: Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau
pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan di sekolah
lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-hal di atas, disarankan untuk terlebih dahulu
menetapkan pokok-pokok pikirannya. Penggunaan tabel, sebagaimana contoh berikut ini, kiranya akan
sangat membantu.
Judul PTK Rumusan Masalah Tujuan Indikator Kinerja
Penerapan Apakah penerapan PBL dapat Meningkatkan Kemauan dan kemampuan serta aktivitas
pembelajar-an model meningkatkan kreativitas? kreativitas belajar dalam bertanya, diskusi, mengajukan gagasan,
Problem Based hipotesis, penyimpulan, tsnya
Learning untuk
meningkat-kan
kreativitas dan
kemampuan Sejauh mana penerapan PBL Meningkatkan Kemampuan dalam proses dan hasil
pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan keterampilan pemecahan masalah melalui berbagai tes yang
pada mata pelajaran dalam pemecahan masalah pada pemecahan dilakukan
X. mata pelajaran X? masalah
Bagaimana pengembangan
pembelajaran PBL pada mata Mengembangkan
pelajaran X? pembelajaran PBL Adanya rancangan dan bahan ajar
Tabel di atas hendaknya dapat berisi pokok-pokok pikiran yang selanjutnya dapat dipakai sebagai kerangka
pikir untuk menulis isi dari bab Perumusan dan Pemecahan Masalah.
Kajian pustaka : Pada bagian ini hendaknya dengan jelas dapat diuraikan kajian teori dan pustaka yang
menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori,
temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan
penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan
indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.
7. 7
Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran berkelompok (learning
together). Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan
1. bagaimana teori learning together, siapa saja tokoh-tokoh di belakangnya, bagaimana sejarahnya, apa
yang spesifik dari teori ini, apa persyaratannya, dan lain-lain,
2. bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut dalam pembelajaran, strategi
pembelajarannya, skenario pelaksanaan, dan sebagainya,
3. bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan,
atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil
penelitian yang sesuai, dan
4. bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di atas pada
pembelajaran terhadap hal yang akan dipecahkan.
Rencana dan prosedur penelitian : Pada bagian ini uraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan
dilakukan. Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur
hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur
ulang atau siklus.
Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam
setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus
diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah.
Dalam rencana pelaksanaan tindakan pada setiap tahapan hendaknya digambarkan peranan dan intensitas
kegiatan masing-masing anggota peneliti, sehingga tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam
penelitian tersebut.
Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok
rencana kegiatan dalam suatu tabel sebagaimana contoh berikut ini.
Siklus I Perencanaan : • Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM
Indentifikasi masalah dan • Menentukan pokok bahasan
penetapan alternatif • Mengembangkan skenario pembelajaran
pemecahan masalah
• Menyusun LKM
• Menyiapkan sumber belajar
• Mengembangkan format evaluasi
• Mengembangkan format observasi pembelajaran
Tindakan • Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan LKM
Pengamatan • Melakukan observasi dengan memakai format observasi
• Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM
Refleksi • Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi
mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
• Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, lkm,
dll.
• Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan
pada siklus berikutnya
• Evaluasi tindakan I
Siklus II Perencanaan • Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
• Pengembangan program tindakan II
Tindakan • Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan • Pengumpulan data tindakan II
Refleksi • Evaluasi Tindakan II
• Siklus- siklus berikutnya
• Kesimpulan, Saran, Rekomendasi
8. 8
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Apakah Yang Dimaksud Siklus Pada Kegiatan PTK?
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya PTK terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus
berulang.
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan
(d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
permasalaha Perencanaan Pelaksanaan
n tindakan I Tindakan I
Siklus I Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan data I
Permasalahan Pelaksanaan
Perencana
baru hasil
Tindakan II
refleksi an tindakan II
Pengamatan/
Refleksi II
Pengumpulan data II
Siklus II
Bila
permasalahan Dilanjutkan ke
Dilanjutkan ke
belum siklus berikutnya..
terselesaikan.. siklus berikutnya..
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah
diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut,
guru (bersama peneliti, bila PTKnya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus
kedua.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan
untuk mengulangi kesuksesan , atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan
yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang
tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus
pertama.
Dengan menyusun rancangan untu siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap kegaita-
kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama.
Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus
ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu.
Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan
peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
9. 9
Bagaimana Rincian Kegiatan Pelaksanaan PTK?
Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan:
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus
ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan
tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi
unsur subyektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.
Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama
tindakan berlangsung. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebaga berikut:
a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan
diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual, terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di
kelasnya. Masalahnya juga harus penting dan bermanfaat pada peningkatkan mutu hasil pembelajaran.
Serta masalah itu harus dalam jangkauan kemampuan si peneliti
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK ini.
c. Merumuskan masalah secara jelas, jelas baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, yang berupa rumusan hipotesis
tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah,
yang kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
e. Mentukan cara untuk dapat menguji hipotesis tindakan, dengan menjabarkan indikaor-inkator
keberhasilannya, serta berbagai instrumen pengumpul data yang akan dapat dipakai untuk menganalisis
indikator keberhasilan itu.
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
Berikut disajikan contoh ringkasan permasalahan PTK yang mempunyai rumusan masalah : Apakah metode
pembelajaran konstruktivistik mampu meningkatkan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran X?
PTK ini dilakukan antara seorang peneliti (dalam hal ini dapat seorang dosen, atau pengawas, atau kepala
sekolah, atau widyaiswara) dengan kolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
melakukan diskusi berdasar kepada kedaan senyatanya yang ada di kelas, si peneliti dan guru merancang
PTK dengan kegiatan utama sebagai berikut:
• merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya yang disesuaikan dengan konsep
kontruktivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran disusun dengan berbasis kontektual yang mengacu pada
a) belajar berbasis masalah, b) pengajaran autentik, c) belajar berbasis inkuiri, d) belajar berbasis kerja,
e) belajar berbasis proyek atau penugasan dan f) belajar kooperatif.
• merancang strategi dan skenario penerapan pembelajarannya, yang menggunakan prinsip pembelajaran
konstruktivistik, seperti mengaktifan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lain-lain, yang dibuat
dengan rinci.
• Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data.
2. Tindakan:
Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Tentu saja
rancangan tindakan tersebut telah ”dilatihkan” kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan
di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan benar-benar, namun
harus tampak dan berlaku wajar.
10. 10
Pada PTK yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan tindakan ini umumnya dilakukandalam waktu antara 2
sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari
mata pelajaran tertentu.
Berikut disajikan contoh ringkasan rencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK:
Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan : A, B,
C dan D
Format tugas : pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll
oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random, dengan cara
yang menyenangkan.
Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/belajar
memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi
Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas,
guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran
Jenis data yang dikumpulkan: Makalah kelompok, lembar OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif
dalam diskusi, dll
3. Pengamatan atau Observasi:
Tahapan ini, sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksana-an. Pengamatan dilakukan pada waktu
tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahapan ini, si peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah disusun. Termasuk juga
pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap
proses dan hasil belajar siswa.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-
lain) tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, atusias mereka, mutu diskusi yang
dilakukan, dan lain-lain.
Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis, (b) rubrik, (c) lembar observasi, dan (d) cacatan
lapangan yang dpakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar
observasi, seperti misalnya aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau
pentunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
Sebagai contoh pada satu usulan PTK akan dikumpulkan data sebagai berikut : (a) skor tes esai tanpa
rubrik, (b) skor tes esai dengan rubrik, (c) skor kualitas (kualitatif) dalam pelaksanaan diskusi dan jumlah
pertanyaan dan jawaban yang terjadi selama proses pembelajaran dan (d) hasil observasi dan catatan
lapangan yang berkaitan dengan kegiatan siswa. Untuk itu akan dipakai instrumen (a) soal tes yang
berbentuk esai, yang akan diskor tanpa rubrik maupun dengan rubrik, (b) rubrik yaitu pedoman dan kriteria
penilaian/skoring baik dari tes esai maupun untuk pertanyaan dan jawaban lisan selama diskusi, (c) lembar
observasi guna memperoleh data aktivitas diskusi yang diskor dengan rubrik, dan (d) catatan lapangan.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsyahannya. Berbagai teknik dapat
dilakukan untuk tujuan ini, seperti misalnya teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan
data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku, dan lain sebagainya.
Data yang telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam
penerikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statitika dapat digunakan.
Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan pada
hakikatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Untuk itu sangat
penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTK yang dirancangkan.
11. 11
Refleksi:
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data
yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan
yang dilakukan.
Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan : perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga
permasalahan dapat teratasi (Hopkins, 1993).
Bagaimana Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas?
Apabila guru (atau pelaksana penelitian) sudah merasa puas dengan siklus-siklus itu, langkah berikutnya
tidak lain adalah menyusun laporan kegiatannya. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit
apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah dilakukan.
Kerangka penulisan KTI yang berupa hasil laporan kegiatan penelitian, pada umumnya adalah sebagai
berikut:
Ciri khusus Kerangka Penulisan
KTI ini merupakan laporan hasil KTI laporan hasil penelitian umumnya terdiri dari tiga bagian utama
penelitian. Untuk dapat membuat laporan yaitu:
penelitian, si penulis terlebih dahulu
Bagian pendahuluan yang terdiri dari : halaman judul, lembaran
harus melakukan penelitian.
persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan
Kegiatan penelitian yang umum daftar lampiran, serta abstrak atau ringkasan.
dilakukan oleh guru adalah di bidang
Bagian Isi yang umumnya terdiri dari beberapa bab sebagai berikut
pembelajaran di kelas atau di
sekolahnya. Karena, tujuan (a) Bab I Pendahuluan atau permasalahan, yang berisi latar belakang
pengembangan profesinya adalah di masalah, pembatasan, rumusan masalah, tujuan, kegunaan, dll,
bidang peningkatan mutu
(b) Bab II Kajian Teori atau pembahasan kepustakaan,
pembelajarannya.
(c) Bab III Metode Penelitian
Macam kegiatan penelitian pembelajaran
yang umum dilakukan adalah (1) (d) Bab IV Hasil Penelitian dan Diskusi Hasil Penelitian,
penelitian tindakan kelas, atau (2)
penelitian eksperimen di bidang (e) Bab V Kesimpulan dan Saran
pembelajaran. Bagian Penunjang yang umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka
dan lampiran-lampiran.
Menilai Laporan PTK
Bagaimana kriteria KTI yang benar dan baik?
Laporan PTK sebagai Karya Tulis Ilmiah, harus memenuhi kriteria KTI yang benar dan baik. Bagaimana
menilai KTI yang benar dan baik?
Sebelum dikirimkan untuk dievaluasi, hendaknya KTI itu:
a. Dinilai kembali oleh si penulis. Apakah semua komponen yang seharusnya ada dalam suatu KTI telah
tersajikan dengan baik dan benar pada KTInya. Apakah permasalahan yang ingin dipecahkan telah
memperoleh penjelasan jawabannya? Apakah sajian tulisnya sudah cukup jelas dan mudah dipahami
oleh orang lain? Intinya, sangat disarankan KTI yang telah selesai, dibaca dengan cermat (dan
diperbaiki kembali) sebelum dikirim untuk dievaluasi.
12. 12
b. Juga disarankan untuk mendiskusikan terlebih dahulu KTI tersebut dengan sejawat guru yang lain,
terutama guru yang juga sedang melakukan KTI. Manfaat dari diskusi ini adalah diperolehnya masukan
dan saran dari orang lain.
c. Dalam melakukan kedua hal di atas, gunakanlah pedoman penulisan KTI yang berlaku. Pedoman khusus
penilaian KTI umumnya diberlakukan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk penilaian angka kredit guru,
telah ditetapkan pedoman tersebut. Demikian pula untuk usulan PTK bagi para dosen yang ditetapkan
oleh Dikti.
d. Secara umum KTI yang baik dan benar adalah KTI yang APIK.
Berikut adalah contoh pedoman yang dipakai dalam mengevaluasi usulan PTK yang ditetapkan oleh Dikti 4
No Kriteria Acuan
1 Masalah yang diteliti Masalah nyata, jelas mendesak
Peneliti berwenang memecahkan masalah dilihat dari kemampuan, waktu, sarana,
prasarana
Rumusan masalah jelas
Identifikasi penyebab masalah jelas
2 Cara pemecahan Menunjukkan akar penyebab masalah
masalah Pilihan tindakan untuk memecahkan masalah dalam bentuk PTK/CAR
3 Luaran Penelitian Secara jelas tampak indikator keberhasilan
Potensial memperbaiki proses dan hasil pendidikan/pembelajaran
Peningkatan kualitas penggunaan metoda, media, alat dan sumber belajar
4 Orientasi Penelitian Keterkaitan judul, permasalahan, kajian pustaka, dan metodologi, serta hasil yang
diharapkan
Permasalahan didukung data yang aktual
Orisinalitas penelitian (bukan merupakan pengulangan)
5 Prosedur Ketepatan dan kejelasan tahapan tiap siklus
Kesesuaian dengan langkah PTK
Mencakup lebih dari satu siklus
Ketepatan instrumen dan cara merekam hasil tindakan
6 Umum Judul jelas memperlihatkan masalah dan tindakan yang akan dilakukan
Kesesuaian personalia
Kewajaran biaya dan waktu penelitian
Penutup
Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan salah satu dari lima macam kegiatan pengembangan profesi. Laporan
hasil penelitian, dapat dipakai sebagai KTI guru dalam pengembangan profesi.
KTI yang dapat dinilai adalah KTI yang “APIK yaitu yang A sli, P erlu, artinya permasalahan yang
APIK,”
dikaji pada penelitian itu memang mempunyai manfaat, dan bukan hal yang mengada-ada, I lmiah, yaitu
kerja penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan kebenaran ilmiah. Dan K onsisten,
artinya bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada pada bidang kelimuan yang sesuai
dengan kemampuan guru tersebut.
Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang bertujuan dengan upaya
peningkatan mutu hasil pembelajaran dari siswanya, di kelas atau di sekolahnya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar-
4
Dikutip dari Panduan Penyusunan usulan dan laporan Penelitian tindakan kelas (classroom action research) Tahun anggaran
2005, Dirjen Dikti
13. 13
mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada input kelas (silabus, materi,dll) ataupun output (hasil
belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami
(bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis. Pada
PTK kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru (tumbuhnya sikap profesional
dalam diri guru) karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu
membiasakan-membelajaran guru untuk menulis dan membuat catatan,.
Kepustakaan
Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka kreditnya
Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25
tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995
Ardhana, Wayan (1987). Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Arikunto, Suharsimi, (2002), Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT)
Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG)
Semarang, yang diselenggarakan oleh Proyek Pengembangan Sistem dan Standar profesional Tenaga
Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat jenderal pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Dirjen Dikti (2005) Panduan Penyusunan usulan dan laporan Penelitian tindakan kelas (classroom action
research) Tahun anggaran 2005
Elliot, John (1991) Action Reseach Education Change. Philadelpia: Open University Press.
Hopkins, David (1993) A Teacher Guide to Classroom Reseach. Philadelpia: Open University Press.
Kemmis and McTaggart (1994) The Action Research Planner, Dekain University
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen.
Suhardjono (2003) Penelitian Tindakan Kelas. Makalah pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Jabatan
Fungsional Guru, Direktorat Tenaga Kependidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Suhardjono, (2005), Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada
pelatihan peningkatan mutu guru di Makasar, Jakarta tahun 2005
Suriasumantri, Jujun S. (1984). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan
Prof. Suhardjono, lahir di Kebumen, 23 Maret 1946. Sarjana Teknik Sipil Universitas
Brawijaya tahun 1972. Diploma on Hydraulic Engineering dari International Institute
of Hydraulic Engineering TH Delft, Nederland, 1977, Magister Kependidikan IKIP
Jakarta tahun 1982, dan lulus sebagai Doktor Kependidikan bidang Studi Teknologi
Pembelajaran IKIP Malang, 1990. Guru Besar dalam Metode Penelitian tahun 2000. Ia
mengikuti berbagai pendidikan tambahan, di bidang kependidikan dan pengembangan
sumber daya air baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain di University of
Newcastle, Inggris (1997), International Institute for Infrastructural, Hydraulic and
Enviromental Engineering, Manila (1996), State University of New York at Albany,
USA (1988), University of Southern California, Los Angeles, USA (1980).
Dosen tetap di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, sejak tahun 1970. Mendapat tugas
tambahan sebagai dekan selama dua periode yaitu tahun 1982-1985, dan tahun 2001-2005, ketua P3AI
14. 14
Unibraw 1996-2001, serta pernah mendapat berbagai tugas kependidikan yang lain. Di antaranya sejak
1996 membantu sebagai anggota tim penatar dan penilai KTI dalam pengembangan profesi guru.