SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  59
Teori dan Teknik Konseling
Terapi Gestalt
Oleh Kelompok 9
• DIAN PERMATA SARI 1213052005
• IDA SANTIKA 1213052012
• NURMAN MUSA 1213052028
• RINDA MAULINA 1213052036
• SEFTI RHOLANJIBA 1213052041
• SUEB ALIANSYAH 1213052044
KONSEP DASAR
• Manusia dalam kehidupannya selalu aktif
sebagai suatu keseluruhan.
• Setiap individu bukan semata-mata
merupakan penjumlahan dari bagian-bagian
organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan
sebagainya, melainkan merupakan suatu
koordinasi semua bagian tersebut.
• Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan
dan integrasi pemikiran, perasaan, dan
tingkah lakunya
• Setiap individu memiliki kemampuan untuk
menerima tanggung jawab pribadi, memiliki
dorongan untuk mengembangkan kesadaran
yang akan mengarahkan menuju
terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi.
 Hakikat manusia menurut Gestalt :
– Hanya dapat dipahami dalam
keseluruhan konteksnya
– Merupakan bagian dari lingkungannya
dan hanya dapat dipahami dalam
kaitannya dengan lingkungannya itu
– Aktor bukan reaktor
– Berpotensi untuk menyadari
sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi,
dan pemikirannya
– Dapat memilih secara sadar dan
bertanggung jawab
– Mampu mengatur dan mengarahkan
hidupnya secara efektif.
• Dalam hubungannya dengan perjalanan
kehidupan manusia :
tidak ada yang “ada”
kecuali “sekarang”.
Masa lalu telah pergi dan masa depan belum
dijalani, oleh karena itu yang menentukan
kehidupan manusia adalah masa sekarang.
• Kecemasan :
“kesenjangan antara
saat sekarang dan
yang akan datang”
• Jika individu menyimpang dari saat
sekarang dan menjadi terlalu terpu-
kau pada masa depan, maka mereka
mengalami kecemasan.
• Unfinished business
(urusan yang tak selesai)
perasaan-perasaan yang tidak
tersalurkan/terungkapkan
seperti : dendam, kemarahan,
kebencian, sakit hati,
kecemasan, kedudukan, rasa
berdosa, rasa diabaikan
• Karena tidak terungkapkan di dalam
kesadaran, perasaan-perasaan di ba-wa
pada kehidupan sekarang dengan cara-cara
yang menghambat hubung-an yang efektif
dengan dirinya sendi-ri dan orang lain
• Urusan yang tak selesai itu akan bertahan
sampai ia berani mengha-dapi dan
menangani/mengatasinya
ASUMSI TINGKAH LAKU
BERMASALAH
• Individu bermasalah karena terjadi pertentangan
antara kekuatan “top dog” dan keberadaan
“under dog”
o Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan,
menuntut, mengancam
o Under dog adalah keadaan defensif, membela diri,
tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
• Perkembangan yang terganggu karena
terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa
yang harus (self-image) dan apa-apa yang
diinginkan (self)
• Terjadi pertentangan antara keberadaan
sosial dan biologis
• Ketidakmampuan individu mengintegrasikan
pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
• Mengalami gap/kesenjangan sekarang
dan yang akan datang
• Melarikan diri dari kenyataan yang
harus dihadapi
• Spektrum tingkah laku bermasalah :
 Kepribadian kaku (rigid)
 Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin
tetap tergantung
 Menolak berhubungan dengan lingkungan
 Memeliharan unfinished bussiness
 Menolak kebutuhan diri sendiri
 Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam-
putih” .
Karakteristik dan asumsi dasar
konseling Gestalt
Beberapa Prinsip:
• Holisme: Menurut Latner (1986) Holisme merupakan
salah satui prinsip pokok terapi Gestalt, semua perangai
dipandang sebagai satu kesatuan dan seluruhnya
koheren, dan semua berbeda dari setiap bagiannya.
• Teori Lapangan: terapi Gestalt berdasarkan teori
lapangan yang berdasarkan pada prinsip bahwa
organisme harus dilihat dalam lingkungannya sendiri,
atau dalam konteksnya, sebagai bagian lapangan yang
berubah-rubah secara konstan. Terapi Gestalt merehat
prinsip bahwa segala sesuatu itu saling berhubungan,
saling berkaitan dan ada dalam proses.
• Proses Formasi Figur: proses formasi figur
menggambarkan bagaimana individu mengorganisir
lingkungannya dari waktu ke waktu. Dalam terapi Gestalt
lapangan yang tidak berbeda di sebut sebagi
background, dan munculnya fokus perhatian disebut
figur (Latner, 1986).
• Aturan Organismis Diri: Keadaan sekarang merupakan
masa yang paling penting dalam Gestalt terapi. Salah
satu kontribusi utama pendekatan Gestalt adalah
penekanannya pada pembelajaran untuk mengapresiasi
dan pengalaman disaat sekarang. E Polster dan Polster
(1973) mengembangkan tesis bahwa “kekuatan adalah
keadaan yang ada saat ini
Kosep Dasar Gestalt
1. Disini dan sekarang (Here and Now)
Perls mengatakan bahwa “kekuatan ada
pada masa kini” (“power is in the
present”). Pendekatan ini mengutamakan
masa sekarang, segala sesuatu tidak ada
kecuali yang ada pada masa sekarang
(the now), karena masa lalu telah berlalu
dan masa depan belum sampai, hanya
masa sekarang yang penting
2. Lapisan Neurosis ( Layers Of
Neurosis )
Manusia memiliki lima lapisan dalam perkembangan
psikologisnya:
• Lapisan phony ( the phony layer )
• Lapisan phobic ( the phobic layer )
• Lapisan impasse ( the impasse layer )
• Lapisan implosif ( the implosive layer )
• Lapisan eksplosif ( the explosive layer )
3. Urusan yang tidak selesai (unfinished business)
dan penghindaran (avoidance)
• Unfinished business adalah perasaan-perasaan yang tidak
dapat diekspresikan pada masa lalu seperti kesakitan,
kecemasan, perasaan bersalah, kemarahan, dan
sebagainya. Hal ini karena perasaan ini tidak diekspresikan
dan terus menggangu kehidupan masa sekarang, dan
membuat individu tidak dapat melakukan kontak dengan
orang lain dengan autentik
• Penghindaran (avoidance) berkaitan erat dengan
unfinished business. Penghindaran adalah individu yang
selalu menghindari untuk menghadapi unfinished business
dan dari mengalami pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan unfinished
business.
4. Energi dan hambatan energi (energy
and block to energy)
Bila terdapat masalah pada psikologis, kondisi fisiologis
dapat mengalami gangguan pula yang disebut dengan
hambatan energi.Hambatan energi dapat
dimanifestasikan dalam bentuk:
• Ketegangan pada bagian tubuh tertentu, biasanya leher
dan bahu.
• Posisi tubuh kaku dan tertutup.
• Bernapas pendek-pendek
• Tidak mau menatap orang lain ketika berbicara
• Menahan napas bila ada sesuatu yang mengganggu
• Rasa kebal atau baal pada bagian tubuh tertentu
• Berbicara dengan suara yang sangat kecil
5. Bentuk-bentuk Pertahanan Diri
(Modes of Defense)
Selain lapisan-lapisan neurosis, individu memiliki lima
bentuk pertahanan diri (Modes of defense) yang
beroperasi dalam dirinya, yaitu :
• Introjeksi: kecenderungan untuk menerima kepercayaan
dan derajat orang lain tanpa kritis, tanpa menjadikannya
selaras dengan keadaan kita sebenarnya.
• Proyeksi: kebalikan introjeksi, dalam proyeksi kita
ditunjukan aspek-aspek tertentu diri kita dalam
lingkungan. Ketika kita sedang diproyeksi, kita
mempunyai gangguan yang membedakan antara dunia
internal dan dunia luar, berupa sifat-sifat kepribadian kita
yang tidak konsisten dengan citra diri kita yang
ditunjukan didepan orang lain.
• Retrofleksi: yaitu melihat diri kita ke belakang apa yang
ingin kita lakukan pada orang lain dan sedang
melakukan apa untuk diri kita, apa yang akan dilakukan
oranglain pada kita.
• Defleksi: merupakan proses penyimpangan, sehingga
sulit untuk mempertahankan rasa keterhubungan yang
ditopang. Pemyimpangan ini berupa berkurangnya
pengalaman emosional.
• Konfluens: berupa pengaburan perbedaan antara pribadi
dan lingkungan. Konfluens dalam masalah hubungan
meliputi ketidak terlibatan diri dalam konflik.
TUJUAN KONSELING
• Tujuan utama :
Membantu klien berani
menghadapi tantangan dan
kenyataan yang harus dihadapi
• Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap
lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri,
dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan
kebermaknaan hidupnya.
• Individu yang bermasalah pada umumnya
belum memanfaatkan potensinya secara
penuh, ia baru memanfaatkan sebagaian dari
potensinya yang dimilikinya
Melalui konseling konselor
membantu klien agar potensi
yang baru dimanfaatkan
sebagian ini dimanfaatkan dan
dikembangkan secara optimal.
• Tujuan spesifik
1. Membantu klien agar dapat memper-
oleh kesadaran pribadi, memahami
kenyataan atau realitas, serta menda-
patkan insight secara penuh
2. Membantu klien menuju pencapaian
integritas kepribadiannya
3. Mengentaskan klien dari kondisinya
yang tergantung pada pertimbangan
orang lain ke mengatur diri sendiri (to
be true to himself)
4. Meningkatkan kesadaran individual
agar klien dapat beringkah laku
menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua
situasi bermasalah (unfisihed
bussines) yang muncul dan selalu
akan muncul dapat diatasi dengan
baik.
FUNGSI dan PERAN
Konselor
• Suatu fungsi yang penting dari terapis Gestalt
adalah memberikan perhatian pada bahasa
tubuh kliennya, isyarat-isyarat nonverbal dari
klien menghasilkan informasi yang kaya bagi
terapis, sebab isyarat-isyarat itu sering
“menghianati” perasaan-perasaan klien, yang
sendiri tidak menyadarinya.
Secara singkat peran terapis dalam konseling
gestalt ini adalah ;
• Menolong klien bisa mengadakan transisi dari
dukungan eksternal menjadi dukungan internal
dan ini dilakukan dengan jalan menemukan
lokasi impas. Impas yaitu titik di mana
seseorang individu menghindar penghayatan
perasaan yang mengancam oleh karenadia
mearsa kurang nyaman.
• Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien
juga memberikan tekanan pada hubungan
anatra pola bahasa dengan kepribadian (Corey,
1995: 339-340)
Pengalaman konseli dalam
proses konseling
• salah satu tanggung jawaab yang paling pertama harus
ditunaikan oleh klien adalah menetapkan apa yang
diingan mereka dari terapi. Jika klien menyatakan bahwa
mereka bingung dan tidak tahu, atau jika klien
mengharapkan terapislah yang akan menetapkan
tujuan-tujuan, maka inilah tempat terapis untuk mulai
bekerja. Terapis bersama klien bisa mnegeksplorasi
penghidaran klien dari tanggung jawaab ini. Terapis
mengonfrontasikan kliennya dengan cara-caraa mereka
sekarang menghindari anggung jawab mereka
sertameminta mereka agar membuat putusan-putusan
tentang kelanjutan terapi.
Hubungan antara terapis
dan klien.
Praktek terapi Gestalt yang efektif melibatkan
hubungan pribadi ke pribadi antara terapis dan
klien. Yang penting adalah terapis secara aktif
berbagi persepsi-persepsi dan pengalaman-
pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi
klien disini dan sekarang. Disamping itu, terapis
memberikan umpan balik, terutama yang berkaitan
dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui
tubuhnya. Terapis harus menghadapi klien dengan
reaksi-reaksi yang jujur dan langsung serta
menantang manipulasi-manipulasi klien tanpa
menolak klien sebagai pribadi (Corey, 1995: 344).
DESKRIPSI PROSES
KONSELING
• Fokus utama konseling : bagaimana keadaan klien
sekarang serta hambatan-hambatan apa yang
muncul dalam kesadarannya
Tugas konselor : mendorong klien untuk
dapat melihat kenyataan yang ada pada
dirinya dan mau mencoba menghadapinya
• Klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif,
menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau
membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya
terjadi pada dirinya sekarang
• Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran
yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk
melakukan diagnosis, interpretasi maupun
memberi nasihat
• Konselor sejak awal konseling sudah
mengarahkan tujuan agar klien menjadi matang
dan mampu menyingkirkan hambatan-hambatn
yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri
sendiri
• Konselor membantu klien menghadapi transisi
dari ketergantungannya terhadap faktor luar
menjadi percaya akan kekuatannya sendiri.
Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan
membuka ketersesatan atau kebuntuan klien.
• Pada saat klien mengalami gejala
kesesatan dan klien menyatakan
kekalahannya terhadap lingkungan
dengan cara mengungkapkan
kelemahannya, dirinya tidak berdaya,
bodoh, atau gila
• Konselor membantu membuat perasaan
klien untuk bangkit dan mau menghadapi
ketersesatannya sehingga potensinya
dapat berkembang lebih optimal.
Deskripsi Fase-fase Proses
Konseling :
• Fase pertama
 konselor mengembangkan pertemuan konseling,
agar tercapai situasi yang memungkinkan
perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien
 Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien
berbeda, karena masing-masing klien mempunyai
keunikan sebagai individu serta memiliki
kebutuhan yang bergantung kepada masalah
yang harus dipecahkan.
• Fase kedua
 Konselor berusaha meyakinkan dan
mengkondisikan klien untuk mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan sesuai
dengan kondisi klien
 Ada dua hal yang dilakukan konselor
dalam fase ini, yaitu :
1. Membangkitkan motivasi klien :
 memberi kesempatan klien untuk menyadari
ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya
 Makin tinggi kesadaran klien terhadap
ketidakpuasannya semakin besar motivasi
untuk mencapai perubahan dirinya, sehingga
makin tinggi pula keinginannya untuk bekerja
sama dengan konselor.
2. Mebangkitkan otonomi klien :
 menekankan kepada klien bahwa klien boleh
menolak saran-saran konselor asal dapat
mengemukakan alasan-alasannya secara
bertanggung jawab.
• Fase ketiga
 Konselor mendorong klien untuk
mengatakan perasaan-perasaannya
pada saat ini
 Klien diberi kesempatan untuk
mengalami kembali segala perasaan
dan perbuatan pada masa lalu, dalam
situasi di sini dan saat ini.
 Kadang-kadang klien diperbolahkan
memproyeksikan dirinya kepada konselor
 Melalui fase ini, konselor berusaha
menemukan celah-celah kepribadian atau
aspek-aspek kepribadian yang hilang,
dari sini dapat diidentifikasi apa yang
harus dilakukan klien.
• Fase keempat
 Setelah klien memperoleh pemahaman
dan penyadaran tentang pikiran,
perasaan, dan tingkah lakunya,
konselor mengantarkan klien memasuki
fase akhir konseling
 Pada fase ini klien menunjukkan gejala-
gejala yang mengindikasikan integritas
kepribadiannya sebagai individu yang
unik dan manusiawi.
 Klien telah memiliki kepercayaan pada
potensinya, menyadari keadaan dirinya
pada saat sekarang, sadar dan
bertanggung jawab atas sifat otonominya,
perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya
dan tingkah lakunya.
 Dalam situasi ini klien secara sadar dan
bertanggung jawab memutuskan untuk
“melepaskan” diri dari konselor, dan siap
untuk mengembangan potensi dirinya.
TEKNIK KONSELING
• Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal
 Penekanan Tanggung Jawab Klien,
konselor menekankan bahwa konselor
bersedia membantu klien tetapi tidak akan
bisa mengubah klien, konselor
menekankan agar klien mengambil
tanggung jawab atas tingkah lakunya.
• Orientasi Sekarang dan Di Sini
 Konselor tidak merekonstruksi masa
lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi
memfokuskan keadaan sekarang
 Masa lalu hanya dalam kaitannya
dengan keadaan sekarang
 Konselor tidak bertanya dengan
pertanyaan “mengapa”.
• Orientasi Eksperiensial
 konselor meningkatkan kesadaran klien
tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya,
sehingga klien mampu mengintegrasikan
kembali dirinya:
 klien mempergunakan kata ganti personal
 klien mengubah kalimat pertanyaan
menjadi pernyataan
 klien mengambil peran dan tanggung jawab
 klien menyadari bahwa ada hal-hal positif
dan/atau negative pada diri atau tingkah
lakunya
• Teknik-teknik Konseling Gestal
 Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara klien
dikondisikan untuk mendialogan dua
kecenderungan yang saling bertentangan,
yaitu kecenderungan top dog dan
kecenderungan under dog, misalnya :
kecenderungan orang tua lawan
kecenderungan anak
 Kecenderungan “anak baik” lawan
kecenderungan “anak bodoh”
 Kecenderungan bertanggung jawab lawan
kecenderungan masa bodoh
 Kecenderungan otonom lawan
kecenderungan tergantung
 Kecenderungan kuat atau tegar lawan
kecenderungan lemah
 Melalui dialog yang kontradiktif ini,
menurut pandangan Gestalt pada
akhirnya klien akan mengarahkan
dirinya pada suatu posisi di mana ia
berani mengambil resiko
 Penerapan permainan dialog ini
dapat dilaksanakan dengan
menggunakan teknik “kursi kosong”.
• Latihan Saya Bertanggung Jawab
 Teknik untuk membantu klien agar mengakui
dan menerima perasaan-perasaannya dari
pada memproyek-sikan perasaannya itu
kepada orang lain.
 Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk
membuat suatu pernyataan dan kemudian
klien menambahkan dalam pernyataan itu
dengan kalimat : “...dan saya bertanggung
jawab atas hal itu”.
 Misalnya :
 “Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas
kejenuhan itu”
 “Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang,
dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”.
 “Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas
kemalasan itu”.
 Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut
Gestalt akan membantu meningkatkan
kesadaraan klien akan perasaan-perasaan yang
mungkin selama ini diingkarinya.
• Bermain Proyeksi
 Proyeksi :
Memantulkan kepada orang lain perasaan-
perasaan yang dirinya sendiri tidak mau
melihat atau menerimanya
Mengingkari perasaan-perasaan sendiri
dengan cara memantulkannya kepada orang
lain
 Sering terjadi, perasaan-perasaan
yang dipantulkan kepada orang lain
merupakan atribut yang dimilikinya
 Dalam teknik bermain proyeksi
konselor meminta kepada klien
untuk mencobakan atau melakukan
hal-hal yang diproyeksikan kepada
orang lain.
• Teknik Pembalikan
 Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu
sering kali mempresentasikan
pembalikan dari dorongan-dorongan
yang mendasarinya
 Dalam teknik ini konselor meminta klien
untuk memainkan peran yang
berkebalikan dengan perasaan-
perasaan yang dikeluhkannya.
 Misalnya :
Konselor memberi kesempatan
kepada klien untuk memainkan peran
“ekshibisionis” bagi klien pemalu
yang berlebihan
• Tetap dengan Perasaan
 Teknik ini dapat digunakan untuk klien
yang menunjukkan perasaan atau
suasana hati yang tidak menyenangkan
dan ia sangat ingin menghindarinya
 Konselor mendorong klien untuk tetap
bertahan dengan perasaan yang ingin
dihindarinya itu.
 Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari
stimulus yang menakutkan dan
menghindari perasaan-perasaan yang
tidak menyenangkan
 Dalam hal ini konselor tetap mendorong
klien untuk bertahan dengan ketakutan
atau kesakitan perasaan yang dialaminya
sekarang dan mendorong klien untuk
menyelam lebih dalam ke dalam tingklah
laku dan perasaan yang ingin dihindarinya
itu.
 Untuk membuka dan membuat jalan me-
nuju perkembangan kesadaran perasaan
yang lebih baru :
tidak cukup hanya mengkonfron-
tasi dan menghadapi perasaan-
perasaan yang ingin dihindarinya
 membutuhkan keberanian dan pengalam-
an untuk bertahan dalam kesakitan pera-
saan yang ingin dihindarinya itu.
Kelebihan terapi Gestalt
• Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan
membawa aspek-aspek masa lampau yang
relevan ke saat sekarang.
• Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap
pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh.
• Terapi Gestalt menolak mengakui ketidak
berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah.
• Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada
klien untuk menemukan makna dan penafsiran-
penafsiran sendiri.
KETERBATASAN
PENDEKATAN
1. Pendekatan gestalt cenderung kurang
memperhatikan faktor kognitif
2. Pendekatan gestalt menekankan
tanggung jawab atas diri sendiri,
tetapi mengabaikan tanggung jawab
pada orang lain
3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan
teknik-teknik gestalt dikembangkan
secara mekanis
4. Dapat terjadi klien sering bereaksi
negatif terhadap sejumlah teknik
gestalt karena merasa dirinya
dianggap anak kecil atau orang bodoh.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Contenu connexe

Tendances

Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanFATHATUL FIKRIYAH
 
Pendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling GestaltPendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling GestaltAmalianur_rizki
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)mncgita
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuTiya Widiyanti
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistikRinatun4e
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiAfy Luna
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahPerkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahSatrianto Ariardi
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bkasm
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)atone_lotus
 

Tendances (20)

Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
 
Pendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling GestaltPendekatan Konseling Gestalt
Pendekatan Konseling Gestalt
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Pendekatan client centered
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
Ppt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisisPpt pendekatan psikoanalisis
Ppt pendekatan psikoanalisis
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIKEKSISTENSIAL HUMANISTIK
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa TengahPerkembangan Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Masa Dewasa Tengah
 
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGPertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLING
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
KONASI
KONASI KONASI
KONASI
 

En vedette

Terapi gestalt oum
Terapi gestalt oumTerapi gestalt oum
Terapi gestalt oumnjiga
 
Ppt teori gestalt
Ppt teori gestaltPpt teori gestalt
Ppt teori gestaltFath Anissa
 
Teori gestalt
Teori gestaltTeori gestalt
Teori gestaltyuziami
 

En vedette (6)

Terapi gestalt
Terapi gestaltTerapi gestalt
Terapi gestalt
 
Pendekatan gestalt
Pendekatan gestaltPendekatan gestalt
Pendekatan gestalt
 
Teori Gestalt
Teori GestaltTeori Gestalt
Teori Gestalt
 
Terapi gestalt oum
Terapi gestalt oumTerapi gestalt oum
Terapi gestalt oum
 
Ppt teori gestalt
Ppt teori gestaltPpt teori gestalt
Ppt teori gestalt
 
Teori gestalt
Teori gestaltTeori gestalt
Teori gestalt
 

Similaire à Gestalt

Teori gestalt (selesai) 2
Teori gestalt (selesai) 2Teori gestalt (selesai) 2
Teori gestalt (selesai) 2Babas_junot
 
Pendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestalPendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestalvarizalamir
 
teori gestalt therapy
teori gestalt therapyteori gestalt therapy
teori gestalt therapyzakwan azhar
 
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBambangCiptoUtomo
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfSeta Wicaksana
 
Carl rogers
Carl rogersCarl rogers
Carl rogersejak19
 
Strategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestaltStrategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestaltbkupstegal
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allportONe's Iwan
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriAdy Setiawan
 
Diri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri pressDiri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri pressAdy Setiawan
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 
Pertemuan ke 6
Pertemuan ke 6Pertemuan ke 6
Pertemuan ke 6setiawan02
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 
Pengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianPengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianpanamjayait
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltumaryanto86
 
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatanPengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatanRosly Darasid darasid
 

Similaire à Gestalt (20)

Teori gestalt (selesai) 2
Teori gestalt (selesai) 2Teori gestalt (selesai) 2
Teori gestalt (selesai) 2
 
Pendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestalPendekatan konseling gestal
Pendekatan konseling gestal
 
teori gestalt therapy
teori gestalt therapyteori gestalt therapy
teori gestalt therapy
 
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
 
Carl rogers
Carl rogersCarl rogers
Carl rogers
 
Strategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestaltStrategi pendekatan gestalt
Strategi pendekatan gestalt
 
Ppt kepribadian
Ppt kepribadianPpt kepribadian
Ppt kepribadian
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Allport
AllportAllport
Allport
 
Diri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri pressDiri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri press
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Pertemuan ke 6
Pertemuan ke 6Pertemuan ke 6
Pertemuan ke 6
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Kepribadian
KepribadianKepribadian
Kepribadian
 
Pengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianPengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadian
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatanPengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
Pengurusan emosi, kognitif dan tingkah laku pengawal keselamatan
 

Gestalt

  • 1. Teori dan Teknik Konseling Terapi Gestalt
  • 2. Oleh Kelompok 9 • DIAN PERMATA SARI 1213052005 • IDA SANTIKA 1213052012 • NURMAN MUSA 1213052028 • RINDA MAULINA 1213052036 • SEFTI RHOLANJIBA 1213052041 • SUEB ALIANSYAH 1213052044
  • 3. KONSEP DASAR • Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. • Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut.
  • 4. • Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya • Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi.
  • 5.  Hakikat manusia menurut Gestalt : – Hanya dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya – Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu – Aktor bukan reaktor
  • 6. – Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya – Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab – Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
  • 7. • Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia : tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.
  • 8. • Kecemasan : “kesenjangan antara saat sekarang dan yang akan datang” • Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpu- kau pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan.
  • 9. • Unfinished business (urusan yang tak selesai) perasaan-perasaan yang tidak tersalurkan/terungkapkan seperti : dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan
  • 10. • Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan di ba-wa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubung-an yang efektif dengan dirinya sendi-ri dan orang lain • Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia berani mengha-dapi dan menangani/mengatasinya
  • 11. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH • Individu bermasalah karena terjadi pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog” o Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam o Under dog adalah keadaan defensif, membela diri, tidak berdaya, lemah, pasif, ingin dimaklumi.
  • 12. • Perkembangan yang terganggu karena terjadi ketidakseimbangan antara apa-apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang diinginkan (self) • Terjadi pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis • Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
  • 13. • Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang • Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
  • 14. • Spektrum tingkah laku bermasalah :  Kepribadian kaku (rigid)  Tidak mau bebas-bertanggung jawab, ingin tetap tergantung  Menolak berhubungan dengan lingkungan  Memeliharan unfinished bussiness  Menolak kebutuhan diri sendiri  Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam- putih” .
  • 15. Karakteristik dan asumsi dasar konseling Gestalt Beberapa Prinsip: • Holisme: Menurut Latner (1986) Holisme merupakan salah satui prinsip pokok terapi Gestalt, semua perangai dipandang sebagai satu kesatuan dan seluruhnya koheren, dan semua berbeda dari setiap bagiannya. • Teori Lapangan: terapi Gestalt berdasarkan teori lapangan yang berdasarkan pada prinsip bahwa organisme harus dilihat dalam lingkungannya sendiri, atau dalam konteksnya, sebagai bagian lapangan yang berubah-rubah secara konstan. Terapi Gestalt merehat prinsip bahwa segala sesuatu itu saling berhubungan, saling berkaitan dan ada dalam proses.
  • 16. • Proses Formasi Figur: proses formasi figur menggambarkan bagaimana individu mengorganisir lingkungannya dari waktu ke waktu. Dalam terapi Gestalt lapangan yang tidak berbeda di sebut sebagi background, dan munculnya fokus perhatian disebut figur (Latner, 1986). • Aturan Organismis Diri: Keadaan sekarang merupakan masa yang paling penting dalam Gestalt terapi. Salah satu kontribusi utama pendekatan Gestalt adalah penekanannya pada pembelajaran untuk mengapresiasi dan pengalaman disaat sekarang. E Polster dan Polster (1973) mengembangkan tesis bahwa “kekuatan adalah keadaan yang ada saat ini
  • 17. Kosep Dasar Gestalt 1. Disini dan sekarang (Here and Now) Perls mengatakan bahwa “kekuatan ada pada masa kini” (“power is in the present”). Pendekatan ini mengutamakan masa sekarang, segala sesuatu tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang (the now), karena masa lalu telah berlalu dan masa depan belum sampai, hanya masa sekarang yang penting
  • 18. 2. Lapisan Neurosis ( Layers Of Neurosis ) Manusia memiliki lima lapisan dalam perkembangan psikologisnya: • Lapisan phony ( the phony layer ) • Lapisan phobic ( the phobic layer ) • Lapisan impasse ( the impasse layer ) • Lapisan implosif ( the implosive layer ) • Lapisan eksplosif ( the explosive layer )
  • 19. 3. Urusan yang tidak selesai (unfinished business) dan penghindaran (avoidance) • Unfinished business adalah perasaan-perasaan yang tidak dapat diekspresikan pada masa lalu seperti kesakitan, kecemasan, perasaan bersalah, kemarahan, dan sebagainya. Hal ini karena perasaan ini tidak diekspresikan dan terus menggangu kehidupan masa sekarang, dan membuat individu tidak dapat melakukan kontak dengan orang lain dengan autentik • Penghindaran (avoidance) berkaitan erat dengan unfinished business. Penghindaran adalah individu yang selalu menghindari untuk menghadapi unfinished business dan dari mengalami pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan unfinished business.
  • 20. 4. Energi dan hambatan energi (energy and block to energy) Bila terdapat masalah pada psikologis, kondisi fisiologis dapat mengalami gangguan pula yang disebut dengan hambatan energi.Hambatan energi dapat dimanifestasikan dalam bentuk: • Ketegangan pada bagian tubuh tertentu, biasanya leher dan bahu. • Posisi tubuh kaku dan tertutup. • Bernapas pendek-pendek • Tidak mau menatap orang lain ketika berbicara • Menahan napas bila ada sesuatu yang mengganggu • Rasa kebal atau baal pada bagian tubuh tertentu • Berbicara dengan suara yang sangat kecil
  • 21. 5. Bentuk-bentuk Pertahanan Diri (Modes of Defense) Selain lapisan-lapisan neurosis, individu memiliki lima bentuk pertahanan diri (Modes of defense) yang beroperasi dalam dirinya, yaitu : • Introjeksi: kecenderungan untuk menerima kepercayaan dan derajat orang lain tanpa kritis, tanpa menjadikannya selaras dengan keadaan kita sebenarnya. • Proyeksi: kebalikan introjeksi, dalam proyeksi kita ditunjukan aspek-aspek tertentu diri kita dalam lingkungan. Ketika kita sedang diproyeksi, kita mempunyai gangguan yang membedakan antara dunia internal dan dunia luar, berupa sifat-sifat kepribadian kita yang tidak konsisten dengan citra diri kita yang ditunjukan didepan orang lain.
  • 22. • Retrofleksi: yaitu melihat diri kita ke belakang apa yang ingin kita lakukan pada orang lain dan sedang melakukan apa untuk diri kita, apa yang akan dilakukan oranglain pada kita. • Defleksi: merupakan proses penyimpangan, sehingga sulit untuk mempertahankan rasa keterhubungan yang ditopang. Pemyimpangan ini berupa berkurangnya pengalaman emosional. • Konfluens: berupa pengaburan perbedaan antara pribadi dan lingkungan. Konfluens dalam masalah hubungan meliputi ketidak terlibatan diri dalam konflik.
  • 23. TUJUAN KONSELING • Tujuan utama : Membantu klien berani menghadapi tantangan dan kenyataan yang harus dihadapi • Klien dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya.
  • 24. • Individu yang bermasalah pada umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh, ia baru memanfaatkan sebagaian dari potensinya yang dimilikinya Melalui konseling konselor membantu klien agar potensi yang baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara optimal.
  • 25. • Tujuan spesifik 1. Membantu klien agar dapat memper- oleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta menda- patkan insight secara penuh 2. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
  • 26. 3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself) 4. Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.
  • 27. FUNGSI dan PERAN Konselor • Suatu fungsi yang penting dari terapis Gestalt adalah memberikan perhatian pada bahasa tubuh kliennya, isyarat-isyarat nonverbal dari klien menghasilkan informasi yang kaya bagi terapis, sebab isyarat-isyarat itu sering “menghianati” perasaan-perasaan klien, yang sendiri tidak menyadarinya.
  • 28. Secara singkat peran terapis dalam konseling gestalt ini adalah ; • Menolong klien bisa mengadakan transisi dari dukungan eksternal menjadi dukungan internal dan ini dilakukan dengan jalan menemukan lokasi impas. Impas yaitu titik di mana seseorang individu menghindar penghayatan perasaan yang mengancam oleh karenadia mearsa kurang nyaman. • Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien juga memberikan tekanan pada hubungan anatra pola bahasa dengan kepribadian (Corey, 1995: 339-340)
  • 29. Pengalaman konseli dalam proses konseling • salah satu tanggung jawaab yang paling pertama harus ditunaikan oleh klien adalah menetapkan apa yang diingan mereka dari terapi. Jika klien menyatakan bahwa mereka bingung dan tidak tahu, atau jika klien mengharapkan terapislah yang akan menetapkan tujuan-tujuan, maka inilah tempat terapis untuk mulai bekerja. Terapis bersama klien bisa mnegeksplorasi penghidaran klien dari tanggung jawaab ini. Terapis mengonfrontasikan kliennya dengan cara-caraa mereka sekarang menghindari anggung jawab mereka sertameminta mereka agar membuat putusan-putusan tentang kelanjutan terapi.
  • 30. Hubungan antara terapis dan klien. Praktek terapi Gestalt yang efektif melibatkan hubungan pribadi ke pribadi antara terapis dan klien. Yang penting adalah terapis secara aktif berbagi persepsi-persepsi dan pengalaman- pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi klien disini dan sekarang. Disamping itu, terapis memberikan umpan balik, terutama yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui tubuhnya. Terapis harus menghadapi klien dengan reaksi-reaksi yang jujur dan langsung serta menantang manipulasi-manipulasi klien tanpa menolak klien sebagai pribadi (Corey, 1995: 344).
  • 31. DESKRIPSI PROSES KONSELING • Fokus utama konseling : bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya Tugas konselor : mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya • Klien bisa diajak untuk memilih dua alternatif, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang
  • 32. • Konselor menghindarkan diri dari pikiran-pikiran yang abstrak, keinginan-keinginannya untuk melakukan diagnosis, interpretasi maupun memberi nasihat • Konselor sejak awal konseling sudah mengarahkan tujuan agar klien menjadi matang dan mampu menyingkirkan hambatan-hambatn yang menyebabkan klien tidak dapat berdiri sendiri • Konselor membantu klien menghadapi transisi dari ketergantungannya terhadap faktor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri. Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan membuka ketersesatan atau kebuntuan klien.
  • 33. • Pada saat klien mengalami gejala kesesatan dan klien menyatakan kekalahannya terhadap lingkungan dengan cara mengungkapkan kelemahannya, dirinya tidak berdaya, bodoh, atau gila • Konselor membantu membuat perasaan klien untuk bangkit dan mau menghadapi ketersesatannya sehingga potensinya dapat berkembang lebih optimal.
  • 34. Deskripsi Fase-fase Proses Konseling : • Fase pertama  konselor mengembangkan pertemuan konseling, agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien  Pola hubungan yang diciptakan untuk setiap klien berbeda, karena masing-masing klien mempunyai keunikan sebagai individu serta memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan.
  • 35. • Fase kedua  Konselor berusaha meyakinkan dan mengkondisikan klien untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan kondisi klien  Ada dua hal yang dilakukan konselor dalam fase ini, yaitu :
  • 36. 1. Membangkitkan motivasi klien :  memberi kesempatan klien untuk menyadari ketidaksenangannya atau ketidakpuasannya  Makin tinggi kesadaran klien terhadap ketidakpuasannya semakin besar motivasi untuk mencapai perubahan dirinya, sehingga makin tinggi pula keinginannya untuk bekerja sama dengan konselor. 2. Mebangkitkan otonomi klien :  menekankan kepada klien bahwa klien boleh menolak saran-saran konselor asal dapat mengemukakan alasan-alasannya secara bertanggung jawab.
  • 37. • Fase ketiga  Konselor mendorong klien untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada saat ini  Klien diberi kesempatan untuk mengalami kembali segala perasaan dan perbuatan pada masa lalu, dalam situasi di sini dan saat ini.
  • 38.  Kadang-kadang klien diperbolahkan memproyeksikan dirinya kepada konselor  Melalui fase ini, konselor berusaha menemukan celah-celah kepribadian atau aspek-aspek kepribadian yang hilang, dari sini dapat diidentifikasi apa yang harus dilakukan klien.
  • 39. • Fase keempat  Setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya, konselor mengantarkan klien memasuki fase akhir konseling  Pada fase ini klien menunjukkan gejala- gejala yang mengindikasikan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi.
  • 40.  Klien telah memiliki kepercayaan pada potensinya, menyadari keadaan dirinya pada saat sekarang, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya dan tingkah lakunya.  Dalam situasi ini klien secara sadar dan bertanggung jawab memutuskan untuk “melepaskan” diri dari konselor, dan siap untuk mengembangan potensi dirinya.
  • 41. TEKNIK KONSELING • Prinsip Kerja Teknik Konseling Gestal  Penekanan Tanggung Jawab Klien, konselor menekankan bahwa konselor bersedia membantu klien tetapi tidak akan bisa mengubah klien, konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas tingkah lakunya.
  • 42. • Orientasi Sekarang dan Di Sini  Konselor tidak merekonstruksi masa lalu atau motif-motif tidak sadar, tetapi memfokuskan keadaan sekarang  Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang  Konselor tidak bertanya dengan pertanyaan “mengapa”.
  • 43. • Orientasi Eksperiensial  konselor meningkatkan kesadaran klien tentang diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga klien mampu mengintegrasikan kembali dirinya:  klien mempergunakan kata ganti personal  klien mengubah kalimat pertanyaan menjadi pernyataan  klien mengambil peran dan tanggung jawab  klien menyadari bahwa ada hal-hal positif dan/atau negative pada diri atau tingkah lakunya
  • 44. • Teknik-teknik Konseling Gestal  Permainan Dialog Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya : kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak
  • 45.  Kecenderungan “anak baik” lawan kecenderungan “anak bodoh”  Kecenderungan bertanggung jawab lawan kecenderungan masa bodoh  Kecenderungan otonom lawan kecenderungan tergantung  Kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan lemah
  • 46.  Melalui dialog yang kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada akhirnya klien akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko  Penerapan permainan dialog ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”.
  • 47. • Latihan Saya Bertanggung Jawab  Teknik untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyek-sikan perasaannya itu kepada orang lain.  Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian klien menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat : “...dan saya bertanggung jawab atas hal itu”.
  • 48.  Misalnya :  “Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas kejenuhan itu”  “Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”.  “Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu”.  Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan klien akan perasaan-perasaan yang mungkin selama ini diingkarinya.
  • 49. • Bermain Proyeksi  Proyeksi : Memantulkan kepada orang lain perasaan- perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau menerimanya Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya kepada orang lain
  • 50.  Sering terjadi, perasaan-perasaan yang dipantulkan kepada orang lain merupakan atribut yang dimilikinya  Dalam teknik bermain proyeksi konselor meminta kepada klien untuk mencobakan atau melakukan hal-hal yang diproyeksikan kepada orang lain.
  • 51. • Teknik Pembalikan  Gejala-gejala dan tingkah laku tertentu sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasarinya  Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran yang berkebalikan dengan perasaan- perasaan yang dikeluhkannya.
  • 52.  Misalnya : Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi klien pemalu yang berlebihan
  • 53. • Tetap dengan Perasaan  Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan dan ia sangat ingin menghindarinya  Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
  • 54.  Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan  Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien untuk bertahan dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
  • 55.  Untuk membuka dan membuat jalan me- nuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru : tidak cukup hanya mengkonfron- tasi dan menghadapi perasaan- perasaan yang ingin dihindarinya  membutuhkan keberanian dan pengalam- an untuk bertahan dalam kesakitan pera- saan yang ingin dihindarinya itu.
  • 56. Kelebihan terapi Gestalt • Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau yang relevan ke saat sekarang. • Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-pesan tubuh. • Terapi Gestalt menolak mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak berubah. • Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna dan penafsiran- penafsiran sendiri.
  • 57. KETERBATASAN PENDEKATAN 1. Pendekatan gestalt cenderung kurang memperhatikan faktor kognitif 2. Pendekatan gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri, tetapi mengabaikan tanggung jawab pada orang lain
  • 58. 3. Menjadi tidak produktf bila penggunaan teknik-teknik gestalt dikembangkan secara mekanis 4. Dapat terjadi klien sering bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik gestalt karena merasa dirinya dianggap anak kecil atau orang bodoh.