SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
Télécharger pour lire hors ligne
=================================================================
MATERI SEJARAH LOKAL DALAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN
SCIENTIFIC KURIKULUM 2013
oleh;
Dede Yusuf
Pendidikan Sejarah 2011-Universitas Pendidikan Indonesia
=================================================================
A. KURIKULUM 2013 DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam
perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata
pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok
pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan.

Pengembangan Kurikulum

2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemdikbud, Rasional Kurikulum 2013,
2013). Kurikulum 2013 dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan ilmiah (scientific
appoach) yang didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Ini sesuai dengan permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah
mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah
pendekatan scientific/ilmiah (Sudrajat, 2013). Upaya penerapan Pendekatan scientific/ilmiah
dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan
tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan
dielaborasi lebih lanjut.
B. SEJARAH LOKAL DAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC
Sejarah Lokal adalah suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang terbatas,
yang meliputi suatu lokalitas tertentu. Lingkup yang dimaksudkan terbatas ini terutama
dihubungkan dengan unsur wilayah dan komunitas yang ada didalamnya, bukan kepada
masalah waktu (lingkup temporal) maupun peristiwa (tema) tertentu dari masa lampaunya
(Abdullah, 2010).
Materi Sejarah Lokal atau daerah mendapat peluang luas untuk dipelajari dalam mata
pelajaran Sejarah peminatan di jenjang SMA. Daerah diminta mengembangkan materi
1
pendidikan Sejarah Lokal untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman siswa. Menurut
Endjat Djaenuderajat (Direktur Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan
Budaya) dalam wartakota.tribunnews.com mengatakan ”Pada pelaksanaan Kurikulum 2013,
pelajaran Sejarah dibagi dua, sejarah umum yang dipelajari semua siswa dan sejarah
peminatan. Materi Sejarah Lokal bisa dikembangkan di sejarah peminatan.” (Tribunnews,
2013).
Selama ini sejarah yang diajarkan di sekolah kurang bermakna bagi siswa. Ironis
sekali. Siswa diajak untuk mempelajari asal-usul daerah lain. Namun, tidak memahami asal
usul daerahnya sendiri. Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran sejarah juga tidak
memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan materi dan metode pembelajaran
karena guru kurang memiliki pemahaman teori dan metodologi sejarah. Di sinilah persoalan
pembelajaran sejarah menjadi semakin rumit. Siswa sebagai salah satu komponen dalam
sistem pembelajaran juga merasa bosan karena belajar sejarah hanya menghafalkan namanama tokoh, angka-angka tahun, dan benda-benda peninggalan yang kusam. Oleh karena itu
perlu sekali mengubah paradigma dalam pembelajaran sejarah yang cukup memberikan
stimulus siswa untuk mempelajari sejarah. Di antaranya siswa diajak untuk mampu
memparalelkan sejarah dunia dengan sejarah nasional dan Sejarah Lokal dengan metode yang
inovatif.
Pembelajaran Sejarah Lokal di daerah tertentu pada gilirannya akan mampu
mengantarkan siswa untuk mencintai daerahnya. Kecintaan siswa pada daerahnya akan
mewujudkan ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu daerah yang
ditunjukkan oleh kemampuan warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang
diyakini kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta dengan cara
memanfaatkan alam secara bijaksana.
C. LANGKAH-LANGKAH

PENDEKATAN

SCIENTIFIC

DALAM

MATERI

SEJARAH LOKAL
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata
pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu
tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
2
sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini. (Kemdikbud,
2013).

(Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran-Kemdikbud)

Dalam penerapannya pendekataan scientific pada materi Sejarah Lokal seperti yang
telah dijelaskan di atas, bisa diterapkan ke dalam Sejarah Lokal yang dimulai dengan
langkah-langkah sebagai berikut: pertama, mengamati (observing) atau dalam penelitian
sejarah disebut dengan heuristik yang bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Misalnya penulis mengambil contoh
tentang salah satu sejarah kesenian di kabupaten Subang yaitu Sisingaan, dalam mengamati
atau melakukan observasi peserta didik dapat melakukan kunjungan kepada salah satu
sanggar yang menggeluti kesenian sisingaan tersebut dan mengamati tentang sisingaan
disanggar tersebut. Yang kedua yaitu menanya (questioning) dengan mengajukan pertanyaan
untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat
tanya”, melainkan dapat juga dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal. Contohnya setelah peserta didik mengamati tentang kesenian sisingan
tersebut, peserta didik mulai mewawancarai sesepuh atau yang bisa diwawancari untuk
mendapatkan data tentang sejarah kesenian sisingaan tersebut. Tahap ketiga, mengolah atau
dengan kata lain peserta didik mulai mengkritik dan menginterpretasikan dengan teman
kelompoknya. Pada tahap mengolah ini, peserta didik mengolah data dari hasil yang telah
diamatinya menjadi fakta yang valid dengan mendiskusikannya dengan kelompoknya. Pada
tahap mengolah ini peserta didik mulai menyusun dari hasil penelitiannya dengan cara
mendiskusikan dengan teman kelompoknya tentang hasil data yang telah diperoleh dari hasil
menanya atau wawancara tersebut. Dan pada tahap terakhir, peserta didik mulai menuliskan
atau menyajikaannya hasil penelitiaanya kepada teman sekelas dan guru mata pelajaran di
3
kelas, dalam menyajikan hasil penelitiannya peserta didik bisa disampaikan dalam bentuk
laporan makalah, paper, dokumentasi dan lain-lain.
D. PROBLEMATIKA MATERI SEJARAH LOKAL DALAM IMPLEMENTASI
PENDEKATAN SCIENTIFIC KURIKULUM 2013
1. Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran sejarah tidak memiliki kemauan dan
kemampuan untuk mengembangkan materi dan metode pembelajaran. Guru sering
kali mempertahankan metode yang lama dan enggan menggunakan metode baru.
Mereka menganggap bahwa metode yang baru tidak jauh berbeda dengan metode
pembelajaran yang lama dan ditambah lagi pembelajaran yang ada masih
mempertahankan pembelajaran yang teacher center bukan student center.
2. Guru kurang memiliki pemahaman teori dan metodologi sejarah. Banyak ditemukan
di lapangan, pengimplementasian pendekatan scientific dengan media sejarah lokal
akan lebih baik apabila guru menguasai pemahaman teori dan metodologi sejarah
yang kuat, hal itu merupakan kunci utama dalam sebuah penelitian dan membimbing
siswanya dalam penelitian sejarah lokal tersebut.
3. Keterbatasan guru dalam mengakses informasi baru mengenai sejarah lokal
merupakan problem ketiga. Sejarah lokal merupakan sejarah yang sifatnya ekslusif
yang belum banyak ditulis, jadi guru harus pandai dalam membimbing siswanya
dalam penelitian sejarah lokal agar tidak mengakibatkan penulisan sejarah yang salah.
4. Sulit untuk menghubungkan antara objek sejarah lokal yang sedang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang gunakan oleh guru, dalam hal ini sejarah lokal memiliki
beberapa sifat yang diantaranya ada yang terkait dengan sejarah nasional dan ada pula
yang tidak terkait dengan sejarah nasional, yang menjadi permasalahan disini
merupakan sejarah lokal yang tidak bisa dikaitkan dengan sejarah nasional.
5. Sumber yang digunakan dalam penelitian sejarah lokal yaitu bersifat oral history atau
oral tradition, permasalahan selanjutnya yaitu mengenai sumber sejarah lokal yang
bersifat oral history dan oral tradition, hal ini memerlukan keterampilan khusus dari
seorang guru dengan metodologi yang dimilikinya, agar peserta didik tidak tersesat
pada sumber yang ia dapatkan ketika observasi atau heuristik.
6. Sebagian sekolah kurang siap dalam hal finansial untuk penelitian sejarah lokal yang
sifatnya jauh dari lingkungan sekolah tersebut.
E. DAMPAK POSITIF DALAM PENGGUNAAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
PADA MATERI SEJARAH LOKAL
4
Dibalik problematika yang terdapat dalam implementasi pendekatan scientific dengan
media sejarah lokal, adapula hal positif yang dapat diperoleh dari pendekatan tersebut
(Bakharuddin, 2013) :
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
8. Mendorong

siswa

dalam

memahami

sejarah

sekitarnya

yang

nanti

akan

digeneralisasikan dengan sejarah nasional jika memang betul hal tersebut berkaitan
dengan sejarah nasional
F. SARAN
Media Materi sejarah lokal dalam implentasi pendekatan scientific kurikulum 2013
merupakan langkah tepat dalam mengimplementasikan pendekatan scientific. Materi sejarah
lokal bukan satu-satunya media yang digunakan dalam pengimplementasian pendekatan
scientific tapi guru juga bisa menggunakan hal-hal seperti mengamati gambar, mendiskusikan
buku (tinjauan pustaka), mendengarkan lagu-lagu sejarah, dll. Selanjutnya, penulis
menggarisbawahi bahwa sudah seharusnya guru-guru meninggalkan paradigma tentang
pendekatan pembelajaran yang lama dan mulai menggunakan pendekatan pembelajaran yang
baru. Peran pemerintah pun harus terlihat dalam mendukung hal ini, pemerintah sudah
seharusnya memberikan pelatihan-pelatihan terhadap guru-guru terutama guru-guru yang
5
berada di wilayah pedalaman. Untuk masalah sumber sejarah lokal penulis menyarankan agar
guru memberikan bimbingan kepada siswanya ketika melakukan observasi agar sumbersumber yang diterima oleh siswa tidak diterima seutuhnya, namun adanya filter kritik yang
dimana peran ini dibantu oleh guru pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. (2010). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: GMUP.
Bakharuddin. (2013, September). Pendekatan Scientific untuk Penerapan Pembelajaran
Kurikulum

2013.

Dipetik

November

15,

2013,

dari

Bakharuddin:

http://www.bakharuddin.net/2013/09/pendekatan-scientific-untuk-penerapan.html
Kemdikbud. (2013). Konsep Pendekatan Scientific. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemdikbud. (2013). Rasional Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudrajat, A. (2013, Juni 18). Pendekatan Saintifik/Ilmiah dalam Proses Pembelajaran.
Dipetik

September

15,

2013,

dari

Tentang

Pendidikan:

akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-prosespembelajaran/
Tribunnews. (2013, September 16). Sejarah Lokal Mendapat Tempat dalam Pendidikan.
Dipetik

September

20,

2013,

dari

Tribunnews:

http://wartakota.tribunnews.com/detil/berita/164637/Sejarah-Lokal-MendapatTempat-dalam-Pendidikan.

6

Contenu connexe

Dernier

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 

Dernier (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 

En vedette

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

En vedette (20)

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 

Materi sejarah lokal dalam implementasi pendekatan scientific kurikulum 2013

  • 1. ================================================================= MATERI SEJARAH LOKAL DALAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC KURIKULUM 2013 oleh; Dede Yusuf Pendidikan Sejarah 2011-Universitas Pendidikan Indonesia ================================================================= A. KURIKULUM 2013 DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Kemdikbud, Rasional Kurikulum 2013, 2013). Kurikulum 2013 dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan ilmiah (scientific appoach) yang didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Ini sesuai dengan permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan scientific/ilmiah (Sudrajat, 2013). Upaya penerapan Pendekatan scientific/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut. B. SEJARAH LOKAL DAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC Sejarah Lokal adalah suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang terbatas, yang meliputi suatu lokalitas tertentu. Lingkup yang dimaksudkan terbatas ini terutama dihubungkan dengan unsur wilayah dan komunitas yang ada didalamnya, bukan kepada masalah waktu (lingkup temporal) maupun peristiwa (tema) tertentu dari masa lampaunya (Abdullah, 2010). Materi Sejarah Lokal atau daerah mendapat peluang luas untuk dipelajari dalam mata pelajaran Sejarah peminatan di jenjang SMA. Daerah diminta mengembangkan materi 1
  • 2. pendidikan Sejarah Lokal untuk memperkaya pengetahuan dan pemahaman siswa. Menurut Endjat Djaenuderajat (Direktur Sejarah dan Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Budaya) dalam wartakota.tribunnews.com mengatakan ”Pada pelaksanaan Kurikulum 2013, pelajaran Sejarah dibagi dua, sejarah umum yang dipelajari semua siswa dan sejarah peminatan. Materi Sejarah Lokal bisa dikembangkan di sejarah peminatan.” (Tribunnews, 2013). Selama ini sejarah yang diajarkan di sekolah kurang bermakna bagi siswa. Ironis sekali. Siswa diajak untuk mempelajari asal-usul daerah lain. Namun, tidak memahami asal usul daerahnya sendiri. Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran sejarah juga tidak memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan materi dan metode pembelajaran karena guru kurang memiliki pemahaman teori dan metodologi sejarah. Di sinilah persoalan pembelajaran sejarah menjadi semakin rumit. Siswa sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran juga merasa bosan karena belajar sejarah hanya menghafalkan namanama tokoh, angka-angka tahun, dan benda-benda peninggalan yang kusam. Oleh karena itu perlu sekali mengubah paradigma dalam pembelajaran sejarah yang cukup memberikan stimulus siswa untuk mempelajari sejarah. Di antaranya siswa diajak untuk mampu memparalelkan sejarah dunia dengan sejarah nasional dan Sejarah Lokal dengan metode yang inovatif. Pembelajaran Sejarah Lokal di daerah tertentu pada gilirannya akan mampu mengantarkan siswa untuk mencintai daerahnya. Kecintaan siswa pada daerahnya akan mewujudkan ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh kemampuan warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang diyakini kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta dengan cara memanfaatkan alam secara bijaksana. C. LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM MATERI SEJARAH LOKAL Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau 2
  • 3. sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran disajikan berikut ini. (Kemdikbud, 2013). (Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran-Kemdikbud) Dalam penerapannya pendekataan scientific pada materi Sejarah Lokal seperti yang telah dijelaskan di atas, bisa diterapkan ke dalam Sejarah Lokal yang dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, mengamati (observing) atau dalam penelitian sejarah disebut dengan heuristik yang bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Misalnya penulis mengambil contoh tentang salah satu sejarah kesenian di kabupaten Subang yaitu Sisingaan, dalam mengamati atau melakukan observasi peserta didik dapat melakukan kunjungan kepada salah satu sanggar yang menggeluti kesenian sisingaan tersebut dan mengamati tentang sisingaan disanggar tersebut. Yang kedua yaitu menanya (questioning) dengan mengajukan pertanyaan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan dapat juga dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Contohnya setelah peserta didik mengamati tentang kesenian sisingan tersebut, peserta didik mulai mewawancarai sesepuh atau yang bisa diwawancari untuk mendapatkan data tentang sejarah kesenian sisingaan tersebut. Tahap ketiga, mengolah atau dengan kata lain peserta didik mulai mengkritik dan menginterpretasikan dengan teman kelompoknya. Pada tahap mengolah ini, peserta didik mengolah data dari hasil yang telah diamatinya menjadi fakta yang valid dengan mendiskusikannya dengan kelompoknya. Pada tahap mengolah ini peserta didik mulai menyusun dari hasil penelitiannya dengan cara mendiskusikan dengan teman kelompoknya tentang hasil data yang telah diperoleh dari hasil menanya atau wawancara tersebut. Dan pada tahap terakhir, peserta didik mulai menuliskan atau menyajikaannya hasil penelitiaanya kepada teman sekelas dan guru mata pelajaran di 3
  • 4. kelas, dalam menyajikan hasil penelitiannya peserta didik bisa disampaikan dalam bentuk laporan makalah, paper, dokumentasi dan lain-lain. D. PROBLEMATIKA MATERI SEJARAH LOKAL DALAM IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC KURIKULUM 2013 1. Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran sejarah tidak memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan materi dan metode pembelajaran. Guru sering kali mempertahankan metode yang lama dan enggan menggunakan metode baru. Mereka menganggap bahwa metode yang baru tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran yang lama dan ditambah lagi pembelajaran yang ada masih mempertahankan pembelajaran yang teacher center bukan student center. 2. Guru kurang memiliki pemahaman teori dan metodologi sejarah. Banyak ditemukan di lapangan, pengimplementasian pendekatan scientific dengan media sejarah lokal akan lebih baik apabila guru menguasai pemahaman teori dan metodologi sejarah yang kuat, hal itu merupakan kunci utama dalam sebuah penelitian dan membimbing siswanya dalam penelitian sejarah lokal tersebut. 3. Keterbatasan guru dalam mengakses informasi baru mengenai sejarah lokal merupakan problem ketiga. Sejarah lokal merupakan sejarah yang sifatnya ekslusif yang belum banyak ditulis, jadi guru harus pandai dalam membimbing siswanya dalam penelitian sejarah lokal agar tidak mengakibatkan penulisan sejarah yang salah. 4. Sulit untuk menghubungkan antara objek sejarah lokal yang sedang dianalisis dengan materi pembelajaran yang gunakan oleh guru, dalam hal ini sejarah lokal memiliki beberapa sifat yang diantaranya ada yang terkait dengan sejarah nasional dan ada pula yang tidak terkait dengan sejarah nasional, yang menjadi permasalahan disini merupakan sejarah lokal yang tidak bisa dikaitkan dengan sejarah nasional. 5. Sumber yang digunakan dalam penelitian sejarah lokal yaitu bersifat oral history atau oral tradition, permasalahan selanjutnya yaitu mengenai sumber sejarah lokal yang bersifat oral history dan oral tradition, hal ini memerlukan keterampilan khusus dari seorang guru dengan metodologi yang dimilikinya, agar peserta didik tidak tersesat pada sumber yang ia dapatkan ketika observasi atau heuristik. 6. Sebagian sekolah kurang siap dalam hal finansial untuk penelitian sejarah lokal yang sifatnya jauh dari lingkungan sekolah tersebut. E. DAMPAK POSITIF DALAM PENGGUNAAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SEJARAH LOKAL 4
  • 5. Dibalik problematika yang terdapat dalam implementasi pendekatan scientific dengan media sejarah lokal, adapula hal positif yang dapat diperoleh dari pendekatan tersebut (Bakharuddin, 2013) : 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. 8. Mendorong siswa dalam memahami sejarah sekitarnya yang nanti akan digeneralisasikan dengan sejarah nasional jika memang betul hal tersebut berkaitan dengan sejarah nasional F. SARAN Media Materi sejarah lokal dalam implentasi pendekatan scientific kurikulum 2013 merupakan langkah tepat dalam mengimplementasikan pendekatan scientific. Materi sejarah lokal bukan satu-satunya media yang digunakan dalam pengimplementasian pendekatan scientific tapi guru juga bisa menggunakan hal-hal seperti mengamati gambar, mendiskusikan buku (tinjauan pustaka), mendengarkan lagu-lagu sejarah, dll. Selanjutnya, penulis menggarisbawahi bahwa sudah seharusnya guru-guru meninggalkan paradigma tentang pendekatan pembelajaran yang lama dan mulai menggunakan pendekatan pembelajaran yang baru. Peran pemerintah pun harus terlihat dalam mendukung hal ini, pemerintah sudah seharusnya memberikan pelatihan-pelatihan terhadap guru-guru terutama guru-guru yang 5
  • 6. berada di wilayah pedalaman. Untuk masalah sumber sejarah lokal penulis menyarankan agar guru memberikan bimbingan kepada siswanya ketika melakukan observasi agar sumbersumber yang diterima oleh siswa tidak diterima seutuhnya, namun adanya filter kritik yang dimana peran ini dibantu oleh guru pembimbing. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, T. (2010). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: GMUP. Bakharuddin. (2013, September). Pendekatan Scientific untuk Penerapan Pembelajaran Kurikulum 2013. Dipetik November 15, 2013, dari Bakharuddin: http://www.bakharuddin.net/2013/09/pendekatan-scientific-untuk-penerapan.html Kemdikbud. (2013). Konsep Pendekatan Scientific. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemdikbud. (2013). Rasional Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sudrajat, A. (2013, Juni 18). Pendekatan Saintifik/Ilmiah dalam Proses Pembelajaran. Dipetik September 15, 2013, dari Tentang Pendidikan: akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-prosespembelajaran/ Tribunnews. (2013, September 16). Sejarah Lokal Mendapat Tempat dalam Pendidikan. Dipetik September 20, 2013, dari Tribunnews: http://wartakota.tribunnews.com/detil/berita/164637/Sejarah-Lokal-MendapatTempat-dalam-Pendidikan. 6