SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  10
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 1
Bab IV. CIDERA KEPALA
Insidens
 Tiap tahun meningkat
 Sebanding dengan peningkatatan jumlah kendaraan
 Industrialisasi
 Kecelakaan kerja
 Umur 15 – 40 tahun
 Kota besar di Indonesia
 Berakibat pada geger otak bahkan kematian
Mekanisme
1. Gaya lambat “static loading”
- Biasanya lebih 300 milidetik
- Jarang terjadi
- Kerusakan sangat parah mulai kulit kepala sampai pada jaringan otak
2. Gaya cepat “ dynamic loading”
- Kurang dari 200 milidetik bahkan sampai 50 milidetik
- dapat disebabkan Gaya yang bekerja tidak lansung pada kepala yang disebut
impulsive loading. Hal ini dapat terjadi pada saat kepala mulai bergerak atau
mulai berhenti tiba-tiba. Misalnya : anak yang diguncang bahunya dengan
keras tidak tampak adanya pukulan tapi telah terjadi gerakan hebat dalam
rongga cranium.
Gaya yang dihasilkan dapat berupa :
 Gaya regangan
 Penekanan
 Robekan
Type lesi yang diakibatkan :
a. Komosio serebri
b. Kontusio serebri
c. Diffuse axonal injury
d. Hematoma subdural
e. Hematoma intraserebral
Dynamik loading sering disebaban oleh gaya yang lansung bekerja mengenai
kepala, menimbulkan gaya akselerasi dan deselerasi.
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 2
Lesi yang diakibatkan oleh gaya lansung “contact injury” :
1. Lesi lokal
a. Cedera lapisan kulit kepala “scalp”
b. Fraktur linear
c. Fraktur depresi
d. Fraktur basis cranii
e. Hematoma epidural
f. Hematoma subdural
g. Hematoma intraserebral
h. Coup contusions
2. Lesi karena gelombang kejut “shock wave”
 Hematoma intraserebri bagian dalam
 Hematoma intraventrikel otak
3. Lesi karena cidera akslerasi
Hematoma subdural
Coup contusions
Komosio serebri
Diffuse axonal injury
Secara teori dikatakan bahwa gaya dapat dibedakan, tapi saat terjadi cedera
keapala terdiri dari gabungan beberapa gaya.
Cidera kulit kepala dapat berupa :
Secara anatomi lapisan kulit kepala tersusun dari bagian skin, sub cutaneus,
aponeurosis galea, loose aerolar tissue dan periosteum (scalp). Kulit kepala berguna
sebagai peredam pertama dari cidera kepala dengan cara mengabsorbsi sebagian energi
yang dihasilkan akibat benturan kepala tersebut. Cidera yang terjadi pada kulit kepala
dapat berupa :
 Vulnus apertum
 Laserasi / avulsi scalp
 Hematoma sub cutan / sub galea/ sub periosteum
Fraktur linear calvaria cranii
Perlu evaluasi karena dapat terjadi komplikasi berupa :
 pada daerah temporal dapat merobek a. meningea media
 pada daerah tengah kepala dapat merobekn sinus sagitalis superior
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 3
Fraktur basis cranii
- Terjadi karena adanya benturan di calvaria cranii yang kemudian
di teruskan ke arah basis cranii “Remote Fracture”
- Tulang lebih tipis daripada calvaria, duramater lebih tipis dan
melekat erat
- bila Fraktur basis cranii, biasanya duramater ikut robek
Tanda klinis fraktur basis cranii :
 Brill hematoma
 Batle’s sign
 Bloody otorrhoe
 Bloody rhinorrhoe
 Liquorhoe
 Lesi saraf kranialis terutama N. I, VII, VIII
Fraktur depresi
o Apabila ada segmen fraktur yang masuk ke dalam rongga
intracranial setebal tulang wajah
o Terjadi gaya yang terjadi pada calvaria cranii lebih besar
daripada gaya adhesi tulang sehingga lengkungan tulang tak dapat
kembali normal
o Bisa terbuka atau tertutup
o semua kasus fraktur terbuka harus segera dilakukan tindakan
bedah
KOMOSIO SEREBRI
Komosio serebri adalah gangguan fungsi otak tanpa disertai adanya
kerusakan jaringan otak
Tanda klinis :
- Hilangnya kesadaran kurang dari 15 menit
- amnesia antegrade
- Dapat diikuti dengan nyeri kepala, pusing dan mual
Tindakan :
- Observasi 2 jam di UGD
- Bila keadaan umum membaik ; boleh pulang
Indikasi harus masuk RS :
- Fraktur calvaria
- Fraktur basis cranii
- Selama observasi 2 jam di UGD terdapat nyeri kepala, pusing,
mual walaupun sudah di beri R/ simptomatis
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 4
- Ada penyakit lain misalnya diabetes melitus dan gangguan
pembekuan darah (koagulopati)
- di rumah : tidak ada yang mengawasi / mengobservasi dengan baik
- Jauh dari RS
KONTUSIO SEREBRI
Kontusio serebri adalah gangguan fungsi otak yang disertai adanya kerusakan jaringan
otak sendiri.
Tanda klinis :
- Penurunan kesadaran lebih 15 menit
- Hemiparese / plegi
- Pupil anisokor
- Diikuti dengan mual-muntah, nyeri kepala, amnesia antegrade dan retrograde
- Lama gangguan berhubungan dengan luasnya kerusakan
- Harus masuk RS
HEMATOMA EPIDURAL
Hematoma epidural adalah perdarahan yang terletak antara duramater dan tulang calvaria.
 Biasa karena robeknya pembuluh darah a. maningea media.
 Kasus lain karena robeknya sinus venosus juga sinus sagitalis superior, vena
diploica, dan vena emisaria karena fraktur calvaria.
 Dengan adanya fraktur calvaria kemungkinan terjadi pedarahan intracranial lebih
besar.
Tanda klinis
1. Pupil anisokur, dilatasi satu sisi dengan hematum epidural.
2. Hemiplegi / parese, kontralateral.
3. Gejala peningkatan tekanan intracranial.
4. Penurunan kesadaran sering kali disertai “lucid interval.”
5. Mual sampai muntah.
6. Nyeri kepala menetap walaupun sudah di R/ dengan Analgesia.
Tindakan ; Burr hole exploration.
Pragnose : tergantung cepatnya tindakan medis sejak awal terjadinya cedera keadaan
klinis pasien.
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 5
HEMATOMA SUBDURAL
adalah hematoma yang berada di bawah duramater.
 Robek “bridging vein” dan pembuluh darah permukaan korteks serebri
 Bisa terjadi oleh gaya langsung (lesi coup) maupun gaya tidak langsung (lesi contra
coup).
 Prognose, tergantung GCS, umur waktu antara, cedera penyerta.
 Sebaiknya dilakukan operasi kurang dari 4 jam, bila lebih dari 8 jam angka
mortalitas lebih dari 40 %.
Berdasarkan waktu antara terjadi cidera kepala sampai terbentuknya
hematoma subdural, dibagi menjadi :
 Akut, bila kurang dari 3 hari.
 Subakut, 3 hari – 3 pekan.
 Kronis, lebih dari 3 pekan.
Presdisposi lain terjadi karena :
 Alkoholik kronis.
 Epilepsy, koagulopati.
Tindakan : burr hole exploration dan drain subdural pasif.
HEMATOMA INTRASEREBRAL
Hematoma Intraserebral adalah hematoma yang terjadi di dalam otak karena robekan
pembuluh darah di dalam jaringan otak tersebut.
 Terjadi baik gaya langsung atau tidak langsung.
 Paling sering di daerah pole dimana terdapat lobus frontalis dan temporalis.
 Tanda klinis:
- Tergantung lokasi.
- Luas robekan dan kerusakan jaringan otak.
- Daerah frontal, dengan hematoma kecil tidak terjadi gangguan kesadaran.
- Daerah kapsula interna : hemiparese / plegi.
 Tindakan operatif :
- Nyeri kepala terus menerus.
- Penurunan kesadaran.
- Hemiparese / plegi.
- gambaran CT scan terdapat hematoma lebih dari 3 cm.
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 6
DELAY TRAUMATIC INTRACEREBRAL HEMORRHAGE (SPALT APOPLEXIE)
Adanya perdarahan intraserebral yang terjadi secara lembut akibat trauma
kepala bukan spontan (tidak ada batasan waktu sampai beberapa lama, yang
penting sebelumnya di daerah perdarahan tersebut tidak ada perdarahan, hanya
berupa bercak kontusio saja, 1 sampai 2 mm).
Kriteria Bolinger:
a. Didahului oleh riwayat adanya cidera kepala
b. Ada periode asimptomatik
c. Tidak ada kelainan vaskuler / koagulopati
d. Pada autopsy, ada perdarahan intravertikel / intracerebral
Tanda klinis :
 Cedera kepala → peningkatan kesadaran
↓
Perdarahan intraserebral disertai dengan Penurunan kesadaran atau lateralisasi
Penanganan :
 sama dengan perdarah intracerebral primer
TEKANAN INTRAKRANIAL
Isi rongga kepala / cranium :
 Jaringan otak : 900 – 1200 cc.
 Pembukuh darah dan isinya : 125 – 150 cc.
 Cairan serebrospinal ; 125 – 150 cc.
Doktrin of Monro Kellie
Jika ada penambahan masa pada isi cranium maka salah satu komponen harus
melakukan kompensasi sehingga volume intracranial tetap. Mekanisme kompensasi tersebut
seperti berikut :
I. mula mula Cairan serebrospinal bergerak menuju ruang arachnoid yang ada di daerah
spinal, produksinya akan ditekan dan meningkatkan absorbsi villi-villi arachnoidales.
II. Pengurangan volume vaskuler dengan cara vosokonstriksi tetapi untuk
mempertahankan tekanan perfusi otak akan terjadi peningkatan tekanan sistolik.
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 7
Fenomena tersebut dikenal dengan cushing respon bersamaan dengan gejala
pernapasan yang tidak teratur dan bradikardi.
Jika kedua mekanisme tersebut gagal  Tekanan intrakranial terus meningkat 
Herniasi otak (komponen jaringan otak bergeser melewati locus minoris Resistance)
Kondisi normal tekanan foramen Monroe 0 - 15 mmHg
Derajat peningkatan :
 ringan : 15 - 20 mmHg
 sedang : 20 - 25 mmHg
 berat : > 25 mmHg
Penyebab terjadinya peningkaan tekanan intrakranial.
 Perdarahan intracranial  Hematoma epidural, hematoma subdural dan hematoma
intraserebral
 Edeme serebri  vasogenik, sistotoksik
 Peningkatan volume darah otak
 Obstruksi
 Vasodilatasi
 Hidrosefalus (Peningkatan jumlah cairan cerebrospinalis dalam sistem ventrikel)
Gejala peningkaan tekanan intrakranial :
 Nyeri kepala
 Udema pupil
 Mual hingga muntah
 Herniasi otak
Derajat kesadaran
Diukur dengan derajat koma menurut Glasgow Comma Scale.
Yang dinilai :
E  Respon membuka mata
M  Respon motorik
V  Respon verbal
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 8
Klasifikasi derajat cidera kepala :
 Ringan ; GCS > 12
 Sedang ; GCS 9 -12
 Berat ; GCS 3 - 8
Manfaat penilaian dengan GCS :
a. Penilaian seragam, deviasi maksimal 2% antar penilai.
b. Mengetahui derajat kesadaran.
c. Salah satu faktor penentu prognose dari cidera kepala.
d. Salah satu kemampuan untuk melakukan observasi penderita cidera kepala yang
dirawat di bangsal.
Yang dievaluasi (nilai )
 Respon membuka mata
 Spontan 4
 Rangsangan suara 3
 Rangsangan nyeri 2
 Tidak respon terhadap nyeri 1
 Respon motorik
 Menurut perintah 6
 Lokalisir rasa nyeri 5
 Withdrawl terhadap rasa nyeri 4
 Flexi abnormal terhadap rasa nyeri 3
 Extensi abnormal terhadap rasa nyeri 2
 Tidak ada gerakan extremitas 1
 Respon verbal
 Orientasi baik 5
 Disorientasi 4
 Kata tidak berbentuk kalimat 3
 Hanya bersuara / merintih 2
 Tidak bersuara 1
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 9
Penanganan Cidera Kepala
Ditujukan untuk perbaikan dan stabilisasi ventilasi dan sirkulasi adekwat berdasarkan
airway, Brething, circulation.
1. Penderita tidak sadar , berikan O2 8 -10 l /menit sehingga dicapai
 PaCO3 = 30 - 35 mmHg. Pa O2 > 75 mmHg.
 Saturasi O2 > 95%
2. Pertahankan TD sistolik 120 mmHg.
TD sistolik < 90 mmHg akan menyebabkan aliran darah otak berkurang → iskemia
global jaringan otak → angka kematian 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
3. Pada fase dini sudah dilakukan penilaian dan pencatatan serta tindakan :
 Waktu, mekanisme, penyebab cidera.
 GCS, ukuran pupil dan refleksi cahaya, deficit neurologis (utamanya untuk dokter).
 Cidera pada tempat lain ( tulang belakang )
4. Pemeriksaan penunjang.
5. Pemberian atau simptomatik dan cegah komplikasi (atas anjuran dokter).
6. Perawatan yang baik.
PERAWATAN DAN OBSERVASI CIDERA KEPALA DI RUANGAN.
1. Observasi kesadaran, komplikasi, vital signs (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
tubuh)
Observasi kesadaran dan komplikasi Pada cidera kepala :
selama 6 jam pertama dilakukan tiap 15 menit
selanjutnya observasi tanda tanda vital dilakukan tiap jam
2. Pemberian cairan
 Tiap kenaikan suhu 1o
C, kebutuhan cairan bagi tubuh naik 10 %
 Keseimbangan cairan harus diukur tiap pagi
 Jumlah cairan yang keluar melalui dain
 warna cairan
 Jenis cairan
 Total cairan input dan output
3. Pemasangan N G T, dengan syarat :
Tidak ada kontraindikasi
Tidak terdapat retensi dari saluran cerna
Terdapat bising usus
Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 10
4. Bila pasien gaduh gelisah, cari kemungkinan penyebab
Penyebab nyeri antara lain :
Adanya fraktur atau retensio urine
Syok
Kesadaran mulai membaik
Tempat kurang nyaman, gatal, kotor atau basah
5. Fisioterapi
Posisi kepala dimiringkan 15 o
hingga 20 o
Bagi pasien hemiparese atau hemiplegia, bila tanda tanda vital sudah baik :
o Segera dilakukan fisioterapi untuk mencegah kontraktur
o Latihan gerak pasif untuk mencegah thrombosis vena dalam
Cegah ortostatik pneumonia dan dekubitus dengan perubahan posisi tiap 2 jam
Hati hati pada penderita dengan dugaan trauma tulang belakang
6. untuk menghindari terjadinya keratitis, tutuplah mata penderita dengan kain kassa
steril yang cukup basah

Contenu connexe

Tendances

Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak berat
f' yagami
 
67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke
arinirahmawati
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
ami223
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Alvian P Windiramadhan
 
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNATrauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Tendances (19)

Mkla trauma in
Mkla trauma inMkla trauma in
Mkla trauma in
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
Bab ii fix
Bab ii fixBab ii fix
Bab ii fix
 
Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak berat
 
67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke67005474 patofisiologi-stroke
67005474 patofisiologi-stroke
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
 
Case neuro
Case neuroCase neuro
Case neuro
 
6.trauma tulang belakang
6.trauma tulang belakang6.trauma tulang belakang
6.trauma tulang belakang
 
Makalah trauma kapitis
Makalah  trauma kapitisMakalah  trauma kapitis
Makalah trauma kapitis
 
Trauma kepala
Trauma kepalaTrauma kepala
Trauma kepala
 
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNAAskep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla SpinalisAsuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
Asuhan Keperawatan Trauma Medulla Spinalis
 
Asuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan StrokeAsuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan Stroke
 
Hidrosefalus
HidrosefalusHidrosefalus
Hidrosefalus
 
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNATrauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
 
Neurosurgery
NeurosurgeryNeurosurgery
Neurosurgery
 
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODOASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
ASKEP SOL DI RSUP. Dr. WAHIDDIN SUDIROHUODO
 

Similaire à 4. cidera kepala

doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
ikhsan1611
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
ami223
 
Laporan Kasus EDH Anggi.pptx
Laporan Kasus EDH Anggi.pptxLaporan Kasus EDH Anggi.pptx
Laporan Kasus EDH Anggi.pptx
AnggiOsvianty
 

Similaire à 4. cidera kepala (20)

doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
 
440097912-ppt-herniasi.pptx
440097912-ppt-herniasi.pptx440097912-ppt-herniasi.pptx
440097912-ppt-herniasi.pptx
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docxPERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
PERDARAHAN_INTRAKRANIAL.docx
 
Trauma kapitis indry
Trauma kapitis indryTrauma kapitis indry
Trauma kapitis indry
 
TRAUMA_KEPALA.ppt
TRAUMA_KEPALA.pptTRAUMA_KEPALA.ppt
TRAUMA_KEPALA.ppt
 
Laporan Kasus EDH Anggi.pptx
Laporan Kasus EDH Anggi.pptxLaporan Kasus EDH Anggi.pptx
Laporan Kasus EDH Anggi.pptx
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
UA-Peningkatan TIK.pptx
UA-Peningkatan TIK.pptxUA-Peningkatan TIK.pptx
UA-Peningkatan TIK.pptx
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Lp ckr
Lp ckrLp ckr
Lp ckr
 
Neurotrauma
NeurotraumaNeurotrauma
Neurotrauma
 
laporan kasus 20 maret 2023.pptx
laporan kasus 20 maret 2023.pptxlaporan kasus 20 maret 2023.pptx
laporan kasus 20 maret 2023.pptx
 
NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt
NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.pptNURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt
NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt
 
Cidera Kepala
Cidera KepalaCidera Kepala
Cidera Kepala
 
Trauma Kepala .pptx
Trauma Kepala .pptxTrauma Kepala .pptx
Trauma Kepala .pptx
 
Cva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyCva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomy
 

Plus de Septian Muna Barakati

Plus de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

4. cidera kepala

  • 1. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 1 Bab IV. CIDERA KEPALA Insidens  Tiap tahun meningkat  Sebanding dengan peningkatatan jumlah kendaraan  Industrialisasi  Kecelakaan kerja  Umur 15 – 40 tahun  Kota besar di Indonesia  Berakibat pada geger otak bahkan kematian Mekanisme 1. Gaya lambat “static loading” - Biasanya lebih 300 milidetik - Jarang terjadi - Kerusakan sangat parah mulai kulit kepala sampai pada jaringan otak 2. Gaya cepat “ dynamic loading” - Kurang dari 200 milidetik bahkan sampai 50 milidetik - dapat disebabkan Gaya yang bekerja tidak lansung pada kepala yang disebut impulsive loading. Hal ini dapat terjadi pada saat kepala mulai bergerak atau mulai berhenti tiba-tiba. Misalnya : anak yang diguncang bahunya dengan keras tidak tampak adanya pukulan tapi telah terjadi gerakan hebat dalam rongga cranium. Gaya yang dihasilkan dapat berupa :  Gaya regangan  Penekanan  Robekan Type lesi yang diakibatkan : a. Komosio serebri b. Kontusio serebri c. Diffuse axonal injury d. Hematoma subdural e. Hematoma intraserebral Dynamik loading sering disebaban oleh gaya yang lansung bekerja mengenai kepala, menimbulkan gaya akselerasi dan deselerasi.
  • 2. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 2 Lesi yang diakibatkan oleh gaya lansung “contact injury” : 1. Lesi lokal a. Cedera lapisan kulit kepala “scalp” b. Fraktur linear c. Fraktur depresi d. Fraktur basis cranii e. Hematoma epidural f. Hematoma subdural g. Hematoma intraserebral h. Coup contusions 2. Lesi karena gelombang kejut “shock wave”  Hematoma intraserebri bagian dalam  Hematoma intraventrikel otak 3. Lesi karena cidera akslerasi Hematoma subdural Coup contusions Komosio serebri Diffuse axonal injury Secara teori dikatakan bahwa gaya dapat dibedakan, tapi saat terjadi cedera keapala terdiri dari gabungan beberapa gaya. Cidera kulit kepala dapat berupa : Secara anatomi lapisan kulit kepala tersusun dari bagian skin, sub cutaneus, aponeurosis galea, loose aerolar tissue dan periosteum (scalp). Kulit kepala berguna sebagai peredam pertama dari cidera kepala dengan cara mengabsorbsi sebagian energi yang dihasilkan akibat benturan kepala tersebut. Cidera yang terjadi pada kulit kepala dapat berupa :  Vulnus apertum  Laserasi / avulsi scalp  Hematoma sub cutan / sub galea/ sub periosteum Fraktur linear calvaria cranii Perlu evaluasi karena dapat terjadi komplikasi berupa :  pada daerah temporal dapat merobek a. meningea media  pada daerah tengah kepala dapat merobekn sinus sagitalis superior
  • 3. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 3 Fraktur basis cranii - Terjadi karena adanya benturan di calvaria cranii yang kemudian di teruskan ke arah basis cranii “Remote Fracture” - Tulang lebih tipis daripada calvaria, duramater lebih tipis dan melekat erat - bila Fraktur basis cranii, biasanya duramater ikut robek Tanda klinis fraktur basis cranii :  Brill hematoma  Batle’s sign  Bloody otorrhoe  Bloody rhinorrhoe  Liquorhoe  Lesi saraf kranialis terutama N. I, VII, VIII Fraktur depresi o Apabila ada segmen fraktur yang masuk ke dalam rongga intracranial setebal tulang wajah o Terjadi gaya yang terjadi pada calvaria cranii lebih besar daripada gaya adhesi tulang sehingga lengkungan tulang tak dapat kembali normal o Bisa terbuka atau tertutup o semua kasus fraktur terbuka harus segera dilakukan tindakan bedah KOMOSIO SEREBRI Komosio serebri adalah gangguan fungsi otak tanpa disertai adanya kerusakan jaringan otak Tanda klinis : - Hilangnya kesadaran kurang dari 15 menit - amnesia antegrade - Dapat diikuti dengan nyeri kepala, pusing dan mual Tindakan : - Observasi 2 jam di UGD - Bila keadaan umum membaik ; boleh pulang Indikasi harus masuk RS : - Fraktur calvaria - Fraktur basis cranii - Selama observasi 2 jam di UGD terdapat nyeri kepala, pusing, mual walaupun sudah di beri R/ simptomatis
  • 4. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 4 - Ada penyakit lain misalnya diabetes melitus dan gangguan pembekuan darah (koagulopati) - di rumah : tidak ada yang mengawasi / mengobservasi dengan baik - Jauh dari RS KONTUSIO SEREBRI Kontusio serebri adalah gangguan fungsi otak yang disertai adanya kerusakan jaringan otak sendiri. Tanda klinis : - Penurunan kesadaran lebih 15 menit - Hemiparese / plegi - Pupil anisokor - Diikuti dengan mual-muntah, nyeri kepala, amnesia antegrade dan retrograde - Lama gangguan berhubungan dengan luasnya kerusakan - Harus masuk RS HEMATOMA EPIDURAL Hematoma epidural adalah perdarahan yang terletak antara duramater dan tulang calvaria.  Biasa karena robeknya pembuluh darah a. maningea media.  Kasus lain karena robeknya sinus venosus juga sinus sagitalis superior, vena diploica, dan vena emisaria karena fraktur calvaria.  Dengan adanya fraktur calvaria kemungkinan terjadi pedarahan intracranial lebih besar. Tanda klinis 1. Pupil anisokur, dilatasi satu sisi dengan hematum epidural. 2. Hemiplegi / parese, kontralateral. 3. Gejala peningkatan tekanan intracranial. 4. Penurunan kesadaran sering kali disertai “lucid interval.” 5. Mual sampai muntah. 6. Nyeri kepala menetap walaupun sudah di R/ dengan Analgesia. Tindakan ; Burr hole exploration. Pragnose : tergantung cepatnya tindakan medis sejak awal terjadinya cedera keadaan klinis pasien.
  • 5. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 5 HEMATOMA SUBDURAL adalah hematoma yang berada di bawah duramater.  Robek “bridging vein” dan pembuluh darah permukaan korteks serebri  Bisa terjadi oleh gaya langsung (lesi coup) maupun gaya tidak langsung (lesi contra coup).  Prognose, tergantung GCS, umur waktu antara, cedera penyerta.  Sebaiknya dilakukan operasi kurang dari 4 jam, bila lebih dari 8 jam angka mortalitas lebih dari 40 %. Berdasarkan waktu antara terjadi cidera kepala sampai terbentuknya hematoma subdural, dibagi menjadi :  Akut, bila kurang dari 3 hari.  Subakut, 3 hari – 3 pekan.  Kronis, lebih dari 3 pekan. Presdisposi lain terjadi karena :  Alkoholik kronis.  Epilepsy, koagulopati. Tindakan : burr hole exploration dan drain subdural pasif. HEMATOMA INTRASEREBRAL Hematoma Intraserebral adalah hematoma yang terjadi di dalam otak karena robekan pembuluh darah di dalam jaringan otak tersebut.  Terjadi baik gaya langsung atau tidak langsung.  Paling sering di daerah pole dimana terdapat lobus frontalis dan temporalis.  Tanda klinis: - Tergantung lokasi. - Luas robekan dan kerusakan jaringan otak. - Daerah frontal, dengan hematoma kecil tidak terjadi gangguan kesadaran. - Daerah kapsula interna : hemiparese / plegi.  Tindakan operatif : - Nyeri kepala terus menerus. - Penurunan kesadaran. - Hemiparese / plegi. - gambaran CT scan terdapat hematoma lebih dari 3 cm.
  • 6. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 6 DELAY TRAUMATIC INTRACEREBRAL HEMORRHAGE (SPALT APOPLEXIE) Adanya perdarahan intraserebral yang terjadi secara lembut akibat trauma kepala bukan spontan (tidak ada batasan waktu sampai beberapa lama, yang penting sebelumnya di daerah perdarahan tersebut tidak ada perdarahan, hanya berupa bercak kontusio saja, 1 sampai 2 mm). Kriteria Bolinger: a. Didahului oleh riwayat adanya cidera kepala b. Ada periode asimptomatik c. Tidak ada kelainan vaskuler / koagulopati d. Pada autopsy, ada perdarahan intravertikel / intracerebral Tanda klinis :  Cedera kepala → peningkatan kesadaran ↓ Perdarahan intraserebral disertai dengan Penurunan kesadaran atau lateralisasi Penanganan :  sama dengan perdarah intracerebral primer TEKANAN INTRAKRANIAL Isi rongga kepala / cranium :  Jaringan otak : 900 – 1200 cc.  Pembukuh darah dan isinya : 125 – 150 cc.  Cairan serebrospinal ; 125 – 150 cc. Doktrin of Monro Kellie Jika ada penambahan masa pada isi cranium maka salah satu komponen harus melakukan kompensasi sehingga volume intracranial tetap. Mekanisme kompensasi tersebut seperti berikut : I. mula mula Cairan serebrospinal bergerak menuju ruang arachnoid yang ada di daerah spinal, produksinya akan ditekan dan meningkatkan absorbsi villi-villi arachnoidales. II. Pengurangan volume vaskuler dengan cara vosokonstriksi tetapi untuk mempertahankan tekanan perfusi otak akan terjadi peningkatan tekanan sistolik.
  • 7. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 7 Fenomena tersebut dikenal dengan cushing respon bersamaan dengan gejala pernapasan yang tidak teratur dan bradikardi. Jika kedua mekanisme tersebut gagal  Tekanan intrakranial terus meningkat  Herniasi otak (komponen jaringan otak bergeser melewati locus minoris Resistance) Kondisi normal tekanan foramen Monroe 0 - 15 mmHg Derajat peningkatan :  ringan : 15 - 20 mmHg  sedang : 20 - 25 mmHg  berat : > 25 mmHg Penyebab terjadinya peningkaan tekanan intrakranial.  Perdarahan intracranial  Hematoma epidural, hematoma subdural dan hematoma intraserebral  Edeme serebri  vasogenik, sistotoksik  Peningkatan volume darah otak  Obstruksi  Vasodilatasi  Hidrosefalus (Peningkatan jumlah cairan cerebrospinalis dalam sistem ventrikel) Gejala peningkaan tekanan intrakranial :  Nyeri kepala  Udema pupil  Mual hingga muntah  Herniasi otak Derajat kesadaran Diukur dengan derajat koma menurut Glasgow Comma Scale. Yang dinilai : E  Respon membuka mata M  Respon motorik V  Respon verbal
  • 8. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 8 Klasifikasi derajat cidera kepala :  Ringan ; GCS > 12  Sedang ; GCS 9 -12  Berat ; GCS 3 - 8 Manfaat penilaian dengan GCS : a. Penilaian seragam, deviasi maksimal 2% antar penilai. b. Mengetahui derajat kesadaran. c. Salah satu faktor penentu prognose dari cidera kepala. d. Salah satu kemampuan untuk melakukan observasi penderita cidera kepala yang dirawat di bangsal. Yang dievaluasi (nilai )  Respon membuka mata  Spontan 4  Rangsangan suara 3  Rangsangan nyeri 2  Tidak respon terhadap nyeri 1  Respon motorik  Menurut perintah 6  Lokalisir rasa nyeri 5  Withdrawl terhadap rasa nyeri 4  Flexi abnormal terhadap rasa nyeri 3  Extensi abnormal terhadap rasa nyeri 2  Tidak ada gerakan extremitas 1  Respon verbal  Orientasi baik 5  Disorientasi 4  Kata tidak berbentuk kalimat 3  Hanya bersuara / merintih 2  Tidak bersuara 1
  • 9. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 9 Penanganan Cidera Kepala Ditujukan untuk perbaikan dan stabilisasi ventilasi dan sirkulasi adekwat berdasarkan airway, Brething, circulation. 1. Penderita tidak sadar , berikan O2 8 -10 l /menit sehingga dicapai  PaCO3 = 30 - 35 mmHg. Pa O2 > 75 mmHg.  Saturasi O2 > 95% 2. Pertahankan TD sistolik 120 mmHg. TD sistolik < 90 mmHg akan menyebabkan aliran darah otak berkurang → iskemia global jaringan otak → angka kematian 2 hingga 3 kali lebih tinggi. 3. Pada fase dini sudah dilakukan penilaian dan pencatatan serta tindakan :  Waktu, mekanisme, penyebab cidera.  GCS, ukuran pupil dan refleksi cahaya, deficit neurologis (utamanya untuk dokter).  Cidera pada tempat lain ( tulang belakang ) 4. Pemeriksaan penunjang. 5. Pemberian atau simptomatik dan cegah komplikasi (atas anjuran dokter). 6. Perawatan yang baik. PERAWATAN DAN OBSERVASI CIDERA KEPALA DI RUANGAN. 1. Observasi kesadaran, komplikasi, vital signs (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh) Observasi kesadaran dan komplikasi Pada cidera kepala : selama 6 jam pertama dilakukan tiap 15 menit selanjutnya observasi tanda tanda vital dilakukan tiap jam 2. Pemberian cairan  Tiap kenaikan suhu 1o C, kebutuhan cairan bagi tubuh naik 10 %  Keseimbangan cairan harus diukur tiap pagi  Jumlah cairan yang keluar melalui dain  warna cairan  Jenis cairan  Total cairan input dan output 3. Pemasangan N G T, dengan syarat : Tidak ada kontraindikasi Tidak terdapat retensi dari saluran cerna Terdapat bising usus
  • 10. Bahan Kuliah Ilmu Bedah AKPER PEMKAB MUNA 10 4. Bila pasien gaduh gelisah, cari kemungkinan penyebab Penyebab nyeri antara lain : Adanya fraktur atau retensio urine Syok Kesadaran mulai membaik Tempat kurang nyaman, gatal, kotor atau basah 5. Fisioterapi Posisi kepala dimiringkan 15 o hingga 20 o Bagi pasien hemiparese atau hemiplegia, bila tanda tanda vital sudah baik : o Segera dilakukan fisioterapi untuk mencegah kontraktur o Latihan gerak pasif untuk mencegah thrombosis vena dalam Cegah ortostatik pneumonia dan dekubitus dengan perubahan posisi tiap 2 jam Hati hati pada penderita dengan dugaan trauma tulang belakang 6. untuk menghindari terjadinya keratitis, tutuplah mata penderita dengan kain kassa steril yang cukup basah