1. i
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU
HAMIL PADA NY.H DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BUNDA AMUT
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
di Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Baubau
Oleh :
HIKMAT
AK.130236
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU BAU
TAHUN 2016
2. ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah
Manajemen Dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu
Hamil Pada Ny.H Dengan Hipertensi Dalam Kehamilan
Di Bidan Praktek Mandiri Bunda Amut
Kabupaten Muna
Tahun 2016
Oleh:
HIKMAT
AK. 130236
Studi kasus ini diterima dan disetujui, untuk diujikan dan dipertahankan di
depan Tim Penguji Studi Kasus Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Baubau
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Amzia, S.ST, M.Kes Muh.Hasim, S.KM
Mengetahui :
Direktur AKBID yayasan Kesehatan Nasional Baubau
Sapril, S.KM, M.Sc
3. iii
HALAMAN PENGESAHAN
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU
HAMIL PADA NY.H DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BUNDA AMUT
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Oleh:
HIKMAT
AK. 130236
Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada
Hari / Tanggal : Rabu, 21 September 2016
Waktu : 15.40 – 17.40 WITA
Tempat : AKBID Yayasan Kesehatan Nasional
Telah diperbaiki dan di nyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing
1. WA ODE SITI AMZIA, S.ST.,M.Kes ( )
2. MUH. HASIM, S.KM ( )
Penguji
1. HARMIN TOHA,S.ST.,M.Kes ( )
Mengetahui
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional BauBau
SAPRIL , S.KM.,M.,Sc
4. iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama : HIKMAT
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bone Tondo,11-12-1994
Agama : Islam
Alamat lengkap : Desa Bone Tondo
B. Riwayat pendidikan
1. Lulus SDN 06 parigi : Tahun 2007
2. Lulus SMPN 5 Raha : Tahun 2010
3. Lulus SMK 1 Raha : Tahun 2013
4. Sejak tahun 2013 mengikuti pendidikan D3 Yayasan Kesehatan
Nasional Bau Bau sampai sekarang
C. Orang Tua
a. Ayah : LAMPONI
b. Ibu : WA KAN
5. v
INTISARI
Hikmat (AK 130236)“ Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Pada Ny ”H” Dengan Hipertensi Dalam Kehamilan”
(Bimbingan Oleh Wa Ode Siti Amzia S.ST,M.KesDan Muh.Hasim
S.KM)
( Bab V + 110 hal + lampiran)
Latar Belakang : Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya
140 mmHg sistolik dan 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan
berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.Hipertensi
gestasional adalah hipertensi tanpa protein urine yang timbul setelah
kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan. Hipertensi
merupakan tekanan darah diatas batas normal, hipertensi termasuk
dalam masalah global yang melanda dunia.
Tujuan Telaah :Terlaksananya Asuhan Kebidanan pada Ny.“H”dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan
pendokumentasian.
Metode Telaah :Studi kasus ini menggunakan metode Studi
Kepustakaan, Studi Kasus, Studi Dokumentasi dan Diskusi.
Hasil Studi Kasus : Setelah mendapatkan asuhan selama 3 hari, dari
tanggal 07 September 2016 sampai tanggal 10 September 2016
didapatkan hasil keadaan umum ibu baik dan kesadaran
compasmentis,tanda-tanda vital yaitu : 180/90mmhg.
Kesimpulan : Pada Studi Kasus Ini, telah di laksanakan manajemen
asuhan kebidanan sesuai dengan 7 langkah varney dan di peroleh
beberapa kesamaan dalam kesenjangan antara studi kasus dan tinjauan
pustaka, serta tekanan darah Ny.H menjadi 120/90mmhg.
Kata Kunci : Ibu Hamil Dengan Hypertensi Dalam Kehamilan
6. vi
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT serta
shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammmad SAW atas
segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi kasus yang berjudul “Manajemen Dan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.H Dengan
Hipertensi Dalam Kehamilan Di Bidan Praktek Mandiri Bunda Amut
Kabupaten Muna Tahun 2016”yang diajukan guna memenuhi salah satu
tugas pada Program Studi Diploma III Kebidanan.
Penulis sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan kelemahan
yang ada sehingga penulis menyadari bahwa studi kasus ini masih jauh
dari kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan hasil
penulisan ini.
Melalui studi kasus ini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Wa Ode Siti Amzia,SST,M.Kes Selaku Pembimbing I dan
Bapak Muh.Hasim S.KM selaku pembimbing II yang tulus ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannnya dalam memberikan bimbingan
kepada penulis sampai selesainya studi kasus ini.
Demikian pula penulis banyak ucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Sapril, SKM, M.Sc selaku Direktur yayasan Akademi
Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau Bau
2. Bapak dan ibu dosen serta staf Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau Bau yang telah banyak memberikan
bantuan, pembimbing, pengetahuan dan keterampilan yang
bermanfaat selama mengikuti pendidikan..
7. vii
3. Kepada orang tua tercinta, ayahanda Lamponi dan ibunda Wa kana
yang dengan penuh cinta mendidik, memberikan dukungan moril
maupun materi, do’a dan kasih sayang kepada penulis selama
menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Bau Bau
4. Angkatan 2013 Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
Bau Bau yang penulis tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
5. Saudara-saudariku yang menciptakan seru ceria duniaku diluar
kampus, Sahabat-sahabatku Hasriani, Niski Astria, Eni safitri, Sitti
Farina Saputri, serta rekan-rekan Akbid seangkatan dan semua
teman-teman seperjuangan di Akbid YKN yang tidak sempat saya
sebutkan satu persatu, gurau canda kalian adalah motivasi yang
menyelipkan semangat tersendiri untuk saya.
Setiap orang selalu berusaha untuk mempersembahkan sebuah
karya yang baik termasuk penulisan, namun patut disadari sepenuhnya
karya tulis ini belum sempurna baik isi maupun sistematika penulisan.
Oleh karena itu, segala usul, saran, komentar serta kritikan yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan dan akan diterima dengan senang
hati
Akhirnya semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu kebidanan dan semoga Allah SWT senantiasa
memberikan rahmat dan petunjuk dalam pemanfaatan karya tulis ilmiah
ini. Amin.
Raha, September 2016
PenulIS
8. viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................i
Lembar Persetujuan..............................................................................ii
Lembar Pengesahan.............................................................................iii
Riwayat Hidup.......................................................................................iv
Kata Pengantar......................................................................................v
Daftar Isi................................................................................................vi
Daftar Tabel..........................................................................................vii
Intisari...................................................................................................viii
Lampiran...............................................................................................ix
BAB I Pendahuluan.........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................1
B. Rumusan masalah……....................................................3
C. Tujuan Studi Kasus..........................................................4
D. Manfaat studi kasus………………… …………………......5
E. Metode Studi Kasus.........................................................6
BAB II Tinjauan Pustaka..................................................................9
A. Tinjauan Umum tentang Kehamilan ................................9
B. Konsep Manajemen Kebidanan.......................................9
C. Langkah-Langkah manajemen kebidanan......................47
D. Pendokumentasian ........................................................57
9. ix
BAB III Metodologi Penelitian........................................................60
A. Jenis Studi Kasus…………………………………….........60
B. Lokasi Studi Kasus…………...........................................60
C. Waktu Studi Kasus ...........……………………………......60
D. Subyek Studi Kasus........................................................60
E. Instrumen Studi Kasus .……………………………...... ...61
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................61
G. Alat dan Bahan yang di Butuhkan ..................................64
BAB IV Studi Kasus dan Pembahasan..........................................65
A. Hasil........... ……………………………………………......65
B. Manajemen Asuhan Kebidanan.....................................65
C. Pembahasan………………………………………….........99
BAB V Penutup ..............................................................................107
A. Kesimpulan....................................................................107
B. Saran.............................................................................109
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
10. x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Gangguan hipertensi pada kehamilan.................................31
Tabel 2.2 Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu..............66
11. xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor.
Lampiran:
1. Lampiran 1. Gangguan hipertensi dalam kehamilan
2. Lampiran 2. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
3. Lampiran 3 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian
4. Lampiran 4. Riwayat hidup
12. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka
melanjutkan keturunan, yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang
tumbuh didalam rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). perlunya
pemeriksaan kehamilan secara berkala. Kehamilan tidak normal adalah
kehamilan yang berlangsung yang mengalami komplikasi tidak sesuai
dengan berlangsungnya kehamilan normal diantaranya hiperemesis
gravidarum, abortus, anemia, letak janin, ketuban pecah dini, kehamilan
ganda. Salah satu komplikasi yang terdapat pada ibu hamil adalah
hipertensi.
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik dan 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam
pada wanita yang sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan darah
tinggi (>140 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein urine
dengan tes celup urine atau protein urine 24 jam dan tentukan diagnosis.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi tanpa protein urine yang timbul
setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan. Hipertensi
merupakan tekanan darah diatas batas normal, hipertensi termasuk
dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World
Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada 839
13. 2
juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025
dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia.
Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab
kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan
(25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil
(12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%) (WHO,
2012).
Hasil dari SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia)
tahun 2012, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2007-2012 kasus
kematian ibu melonjak naik. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per
100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan
kondisi pada tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Hal ini
disebabkan karena terjadinya bumil risti (ibu hamil dengan risiko tinggi) yang
salah satunya adalah terkena hipertensi dalam kehamilan (SDKI, 2012).
Menurut Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hipertensi
merupakan penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita
yang sedang hamil. Karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai
peringatan dini. Hipertensi dalam kehamilan atau yang disebut dengan
preeklampsia, kejadian ini persentasenya 12% dari kematian ibu di seluruh
dunia. Kemenkes tahun 2013 menyatakan bahwa hipertensi meningkatkan
angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil (Kemenkes, 2013).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna AKI
pada tahun 2014 berjumlah 12/5.706 kelahiran hidup, dan pada tahun 2015
14. 3
berjumlah 13/5.647 kelahiran hidup. Secara berturut-turut tiga tahun terakhir
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, kasus penderita hipertensi
dalam kehamilan dimulai pada tahun 2014 berjumlah 32 orang, dengan
jumlah ibu meninggal akibat preeklamsia berjumlah 4 orang. Pada tahun
2015 berjumlah 30 orang dengan jumlah meninggal akibat preeklamsia
berjumlah 1 orang. Pada tahun 2014 berjumlah 67 orang dengan jumlah ibu
meninggal akibat preeklamsia berjumlah 1 orang (profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna 2015).
Berdasarkan studi kasus yang dilakukan oleh penulis di Bidan
Praktek Mandiri Bunda Amut data mulai Januari –Agustusi 2016 jumlah ibu
hamil yang melakukan ANC berjumlah 112 orang dan yang mengalami
hipertensi berjumlah 2 orang.
Berdasarkan data yang ada peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil yang Mengalami Hipertensi dalam Kehamilan di Bidan
Praktek Mandiri Bunda Amut Kabupaten Muna tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Adapun ruang lingkup pembahasan Studi Kasus ini yaitu ”Manajemen
dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny “H” dengan
Hipertensi dalam Kehamilan’’ di Bidan Praktek Mandiri Bunda Amut Tanggal
7 s.d 10 September 2016’.
15. 4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Melaksanakan manajemen kebidanan pada Ny “H” dengan Hipertensi
dalam Kehamilan’’ di Bidan Praktek Mandiri Bunda Amut Tanggal 7 s.d 10
September 2016’. dengan menggunakan 7 langkah Varney kebidanan sesuai
wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data dasar secara lengkap dan sistematis
baik secara subjektif maupun secara objektif sesuai dengan kasus
hipertensi dalam kehamilan pada Ny’’H’’ di Bidan Praktek Mandiri
Bunda Amut Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada 7 s/d 10
September 2016
b. menentukan dan merumuskan diagnosa/masalah aktual sesuai dengan
kasus hipertensi dalam kehamilan pada Ny “H” dengan Hipertensi
dalam Kehamilan’’ di Bidan Praktek Mandiri Bunda Amut Tanggal 7
s.d 10 September 2016’.
c. Menentukan dan merumuskan diagnosa/masalah potensi di Bidan
Praktek Mandiri Bunda Amut yang dilaksanakan pada 7 s/d 10
September 2016 sesuai dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
pada Ny’’H’’
d. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera/kolaborasi sesuai
dengan kasus hipertensi dalam kehamilan pada Ny’’H’’ di Bidan Praktek
16. 5
Mandiri Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada 7 s/d 10 September
2016
e. Menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus
hipertensi dalam kehamilan pada Ny’’H’’ di Bidan Praktek Mandiri
Bunda Amut Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada 7 s/d 10
September 2016
f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan di Bidan Praktek Mandiri
Bunda Amut Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada 7 s/d 10
September 2016 sesuai dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
pada Ny’’H’’
g. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan sesuai pada kasus
hipertensi dalam kehamilan pada Ny’H’’ di Bidan Praktek Mandiri Bunda
Amut Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada 7 s/d 10 September
2016
h. Melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai dengan
kasus hipertensi dalam kehamilan pada Ny’’H’’ di Bidan Praktek Mandiri
Bunda Amut Kabupaten Muna yang dilaksanakan tanggal 7 s/d 10
September 2016
D. Manfaat Studi Kasus
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya
tentang ibu
hamil dengan hipertensi dalam kehamilan.
17. 6
b. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain untuk mengembangkan studi
kasus
berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi pendidikan
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
kebidanan dalam mengatasi masalah ibu hamil dengan hipertensi
dalam kehamilan serta dapat digunakan sebagai bahan bacaan di
perpustakaan dan bahan untuk studi
kasus selanjutnya.
b. Bahan Lahan Praktek
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan acuan informasi untuk
meningkatkan asuhan manajemen kebidanan yang diterapkan terhadap
klien dalam mengatasi masalah ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilan serta memberikan perawatan ibu hamil yang baik dan benar.
c. Bagi Penulis
Sebagai kontribusi pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dala
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti
pendidikan.
E. Metode Studi Kasus
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah, berdasarkan teori ilmiah yang
dipadukan dengan praktek dan pengalaman, penulis memerlukan data
yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa
18. 7
dalam pemecahan masalah.Untuk itu, penulis menggunakan metode
sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang teoritis penelitian,didalamnya tersimpan bahan bacaan dan
informasi yang dapat mengarahkan kita dalam menciptakan
pemahaman yang tepat tentang kasus yang dibahas.
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan
kompherensif, data yang dihimpun hingga evaluasi yang didapatkan
dengan menggunakan metode :
a. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab dengan klien yang dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan.
b. Observasi
Observasi meliputi status emosional, respon terhadap kondisi
yang dialami dan pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas
kesehatan dan lingkungannya serta pengetahuan tentang kesehatan.
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi.
19. 8
d. Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan
yang bersumber dari bidan maupun sumber lain yang menunjang
hasil pemeriksaan diagnostik.
e. Diskusi
Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu
bidan yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi
dengan dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
20. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan umum tentang kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu
perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan
mengandung kehidupan ibu maupun janin. Risiko kehamilan ini bersifat
dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal tiba-tiba dapat
menjadi berisiko tinggi. Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan
kehamilannya karena berbagai alasan. Maka dari itu penyuluhan bagi ibu
hamil sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan mengenai
kehamilan. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan ibu akan termotivasi
kuat untuk menjaga diri dan kehamilannya dengan menaati nasehat yang
diberikan tenaga kesehatan. Sehingga ibu dapat melewati masa
kehamilannya dengan baik dan menghasilkan bayi yang sehat. Proses
kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Ida Ayu Chandranita Manuaba,
2010).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FOGI),
kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
21. 10
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
minggu ke 13 hingga ke 27, dan trimester ketiga minggu ke 28 hingga ke
40 (Sarwono,2009).
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan yaitu : pembuahan atau
fertilisasi adalah bertemunya sel telur/ovum wanita dengan sel
benih/spermatozoa pria, pembelahan sel (zigot) merupakan hasil
pembuahan tersebut, nidasi/implantasi zigot tersebut pada dinding saluran
reproduksi (pada keadaan normal implantasi pada lapisan endometrium
dinding kavum uteri), pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio-janin
menjadi bakal individu baru. Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon
estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, human
somatomammotropin, prolaktin dan sebagainya. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama
awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan. Terjadi
perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi.
Dan organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh
perubahan keseimbangan hormonal tersebut.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-
sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk
22. 11
entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi
entoderm dan membentuk ruang amnion terbentuklah suatu lempeng
ambrional diantara amnion dan yolk sac. Sel-sel frotoblast mesodermal
yang tumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian dalam frotoblast,
sehingga terbentuklah sekat karionik yang kelak menjadi korion. Sel-sel
frotoblast tumbuh menjadi 2 lapisan yaitu sititrofoblast (sebelah dalam)
dan sinsiotrofoblast (sebelah luar). Vila korialis yang berhubungan dengan
desidua basalis tumbuh bercabang-cabang dan disebut sebagai korion
frondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis
(korion leave) kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang.
Dalam peringkat nidasi trofoblast dihasilkan hormon Human Chorionic
Gonadotropin (HCG).
2. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal
care adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau
dalam masa kehamilan. Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya
yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan
kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya
bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Pemeriksaan kehamilan
sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan yaitu: satu
23. 12
kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester ke dua, dan dua kali
pada trimester tiga. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah
diketahui terlambat
haid.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu
hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya dalam
mencapai beberapa sasaran utama yaitu untuk mencegah dan mengatasi
masalah kehamilan, untuk membantu masalah gizi, masalah sosial dan
untuk memberikan pendidikan penyuluhan dalam masalah persalinan dan
nifas, cara menjaga diri agar tetap sehat dalam masa hamil, membantu
wanita hamil dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi dan
juga penyuluhan tentang KB serta meningkatkan kesadaran mereka
tentang kemungkinan adanya resiko tinggi atau komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan
K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil
merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran
besar ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai
dengan standar, serta paling sedikit empat kali kunjungan dengan
distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trisemester kedua
dan dua kali pada trisemester ketiga, angka ini digunakan untuk
24. 13
melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Dalam
rangka program pelayanan selama hamil dalam penilaian untuk
menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan
kunjungan baru ibu hamil (K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang
keempat (K4), cakupan imunisasi TT2 dan cakupan pemberian Fe 90
tablet pada ibu selama hamil. Agar ibu mendapatkan semua informasi
yang diperlukan, maka petugas kesehatan akan memberikan
asuhan antenatal yang baik dengan langkah-langkah sebagai berikut:.
1) Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan
teliti apa yang diceritakan oleh ibu.
2) Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya saja.
3) Melakukan pemeriksaan laboratorium.
4) Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk
menilai apakah kehamilannya normal (tekanan darah dibawah
140/90mmHg, oedema hanya pada ekstremitas, tinggi fundus
dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia
kehamilan, denyut jantung janin 120-160 denyut permenit,
gerakan janin terasa setelah 18-20 minggu hingga melahirkan).
5) Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran
dan kemungkinan keadaan darurat:
Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi
penolong dan tempat bersalin serta perencanaan tabungan untuk
25. 14
mempersiapkan biaya persalinan.Dalam rangka program pelayanan
selama hamil dalam penilaian untuk menentukan prioritas
digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu hamil
(K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), cakupan
imunisasi TT2 dan cakupan pemberian Fe 90 tablet pada ibu
selama hal. Agar ibu mendapatkan semua informasi yang
diperlukan, maka petugas kesehatan akan memberikan
asuhan antenatal yang baik dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
6) Sapa ibu juga keluarga dan membuatnya merasa nyaman.
7) Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan
teliti
apa yang diceritakan oleh ibu.
8) Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya saja.
9) Melakukan pemeriksaan laboratorium.
10)Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk
menilai apakah kehamilannya normal (tekanan darah dibawah
140/90mmHg, oedema hanya pada ekstremitas, tinggi fundus
dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai dengan usia
kehamilan, denyut jantung janin 120-160 denyut permenit,
gerakan janin terasa
setelah 18-20 minggu hingga melahirkan).
26. 15
11)Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran
dan kemungkinan keadaan darurat:
(a) Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk
mempersiapkan rencana kelahiran, termasuk mengidentifikasi
penolong dan tempat bersalin, serta perencanaan tabungan
untuk mempersiapkan biaya persalinan.
(b) Bekerja sama dengan dengan ibu, keluarganya dan
masyarakat untuk mempersiapkan rencana jika terjadi
komplikasi, termasuk mengidentifikasi kemana harus pergi dan
transportasi untuk mencapai tempat tersebut, mempersiapkan
donor darah, mengadakan persiapan finansial dan
mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat
keputusan pertama tidak ada ditempat.
12)Memberikan konseling: gizi yaitu peningkatan konsumsi makanan
hingga 300 kalori perhari dan mengkonsumsi makanan seimbang,
latihan yang tidak berlebihan dan beristirahat jika lelah, perubahan
fisiologis yang terjadi dan cara mengatasinya, menasehati agar
mencari pertolongan segera bila mengalami tanda-tanda bahaya.
13)Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan
aman dirumah.
14)Menjaga kebersihan diri.
15)Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke 20.
27. 16
16)Memberikan imunisasi TT 0,5 cc jika sebelumnya sudah
mendapatkan.
17) Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
18) Mendokumentasikan kunjungan tersebut.
b. Pemeriksaan Leopold ( ANC )
1) Pemeriksaan Leopold 1
Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
berada dalam fundus uteri. Tujuan untuk mengetahui letak
fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus
uteri. Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala
ibu. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fund`us. Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah
dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian
lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis). Angkat jari
telunjuk kiri dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah. Letakkan
ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan
secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian.
2) Pemeriksaan Leopold II
Tujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil
janin di sepanjang sisi maternal. Untuk menentukan bagian janin
28. 17
yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang
tentukan di mana kepala janin.
Petunjuk pemeriksaan :
(1) Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri
pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
(2) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau
bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian
geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata
dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas) (Erna Setyaningrum,2013).
3. Hipertensi dalam kehamilan
a. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik dan 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6
jam pada wanita yang sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan
darah (>140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar
protein urine dengan tes celup urine atau protein urine 24 jam dan
tentukan diagnosis. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan
mortalitas yang cukup tinggi pada ibu dan bayi. Dan merupakan 7%-
10% kehamilan secara umum. Dan dari seluruh penderita hipertensi
29. 18
dalam kehamilan setengah sampai dua pertiganya merupakan
penderita yang di diagnose menderita preeklamsia atau eklamsi.
Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang mungkin
disebabkan oleh faktor herediter serta dipengaruhi oleh faktor emosi
dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi tidak menunjukan
gejala-gejala lain kecuali hipertensi. Terjadi sebelum umur kehamilan
20 minggu.
Klasifikasi:
Hipertensi Esensial terbagi 2 yaitu:
a. Hipertensi Esensial ringan (tekanan darah antara 140/90 mmHg dan
150/95 mmHg).
b. Hipertensi esensial berat (tekanan darah >150/95 mmHg).
Wanita hamil dikatakan mempunyai atau menderita hipertensi
esensial jika tekanan darah pada awal kehamilannya mencapai 140/90
mmHg. Yang membedakannya dengan preeklamsia yaitu faktor-faktor
hipertensi esensial muncul pada awal kehamilan jauh sebelum terjadi
preeklamsia serta tidak terdapat edema atau protenuria. Selama
trimester ke II kehamilan tekanan darah turun kebawah batas
normal, selanjutnya meningkat lagi sampai ke nilai awal atau kadang-
kadang lebih tinggi. Setelah UK 18 minggu lebih sulit hipertensi
esensial dari preeklamsia. Yang paling banyak ditemui adalah
hipertensi esensial ringan. Hipertensi jarang berubah menjadi ganas
secara mendadak hingga mencapai sistolik 200 mmHg atau lebih.
30. 19
Gejala-gejala seperti kelainan jantung, arteriosklerosis, perdarahan otak
dan penyakit ginjal baru muncul setelah dalam waktu lama dan penyakit
terus berlanjut. Kehamilan dengan hipertensi esensial akan
berlangsung normal sampai aterm. Pada kehamilan setelah 30 minggu
30% dari wanita hamil akan menunjukan kenaikan tekanan darahnya
namun tanpa gejala. Kira-kira 20% dari wanita hamil akan menunjukan
tekanan darah yang mencolok, bisa disertai proteinuria dan edema
(preekkamsia tidak murni) dengan keluhan sakit kepala, nyeri
epigastrium, mual, muntah dan gangguan penglihatan (visus).
Hipertensi esensial dijumpai pada 1-3% dari seluruh kehamilan.
Hipertensi ini lebih sering dijumpai pada multipara berusia lanjut dan
kira-kira 20% dari kasus Toksemia gravidarum.
Seorang wanita dapat mengidap tekanan darah tinggi sebelum
dirinya hamil atau muncul ketika hamil. Artinya, kehamilan dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi, seperti munculnya kelainan
preeklamsia (keracunan kehamilan) yang dibarengi dengan oedema
(bengkak), dan keruhnya air seni karena mengandung protein yang
cukup banyak. Tanda hipertensi dalam pemeriksaan hamil sangat
penting artinya, oleh karena itu bidan wajib melakukan pemeriksaan
tekanan darah wanita hamil. Sebab-sebab menimbulkan hipertensi
tersebut oleh beberapa ahli dijelaskan kekejangan pada pembuluh-
pembuluh rambut darah, karena pengaruh ‘racun kehamilan’ atas pusat
pembuluh darah didalam sumsum sambungan (Cindy L. Farley,2013).
31. 20
Bagi seseorang bidan harus memahami benar-benar akan artinya
tanda-tanda keracunan kehamilan tersebut. Jika pada pemeriksaan
tanda-tanda tersebut maka wajib bagi bidan untuk segera mengambil
tindakan agar supaya keracunan jangan bertambah berat, yakni
dengan memberi nasehat agar beristirahat dan mengurangi dalam
mengkonsumsi garam. Dengan tindakan seperti itu biasanya jika
keracunan belum begitu berat, tanda- tanda tersebut lekas hilang.
Tentu saja harus diawasi apakah petunjuk tersebut benar-benar di ikuti.
Dari semua penjelasan diatas akan lebih baik lagi jika dibawa ke rumah
sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam dan mendapatkan
penanganan dengan baik. Hipertensi yang terjadi pertama kali sesudah
kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan atau dala 48 jam pasca
salin. Lebih sering terjadi pada primigravida. Patologi telah terjadi
akibat implantasi
sehingga timbul iskemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.
Macam-macam hipertensi karena kehamilan:
a. Hipertensi tanpa protein atau edema.
b. Preeklamsia ringan (PER)
c. Preeklamsia berat
d. Eklamsia
Hipertensi karena kehamilan dan paling sering ditemukan tanpa gejala,
kecuali meningkatnya tekanan darah.
32. 21
1. Faktor predisposisi
Kehamilan kembar, penyakit trofoblas, hidramnion, diabetes
mellitus gangguan vaskuler plasenta, faktor herediter, riwayat
preeklamsia sebelumnya, obesitas sebelum hamil. Hipertensi
gestasional adalah hipertensi tanpa protein urine yang timbul setelah
umur kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan.
2. Diagnosis
1) Tekanan darah >140/90 mmHg
2) Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal
di usia
kehamilan <12 minggu
3) Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urine)
4) Dapat disertai dengan tanda dan gejala preeklamsia, seperti nyeri
ulu hati dan trombositopenia
5) Diagnosis pasti ditegakan pasca persalinan
3. Etiologi hipertensi
Resiko hipertensi meningkat cukup besar pada keadaan
keadaan ketika pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-
tempat antigenic plasenta terganggu.
4. Patofisiologi
Selama kehamilan normal terhadap perubahan-perubahan
dalam sistem kardiovaskular, renal dan endokrin. Perubahan ini akan
berbeda dengan respon pada patologi yang timbul dalam HDK. Pada
33. 22
trimester kedua akan terjadi perubahan tekanan darah, yaitu
penurunan sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan darah diastolik 10
mmHg yang selanjutnya meningkat kembali dan mencapai tekanan
darah normal pada usia kekahmilan trimester ketiga.
5. Prognosis
Prognosis menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria.
Terdapatnya proteinuria mengubah diagnosis hipertensi dalam
kehamilan menjadi menjadi preeklamsia.
6. Pemeriksaan diketemukan adanya tekanan darah tinggi pada saat
pemeriksaan.
7. Penatalaksanaan hipertensi:
a. Anjurkan untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur perlu
konsultasi ke dokter ahli.
b. Anjurkan untuk cukup istirahat, menjauhi emosi dan jangan
bekerja terlalu berat.
c. Cegah penambahan berat badan yang agresif. Anjurkan untuk
diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah
garam.
d. Awasi keadaan janin dengan pemeriksaan seperti biasanya. Dapat
juga dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti
elektrokadiografi fetal, USG, penentuan kadar estriol.
Penanganan hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria:
a. Jika kehamilan <37 minggu,tangani secara rawat jalan.
34. 23
b. Pantau tekanan darah, proteinuria, kondisi janin setiap minggu.
c. Apabila tekanan darah meningkat,tangani sebagai preeklamsia.
d. Apabila kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat (PJT), rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.
e. Jika tekanan darah stabil janin dapat dilahirkan secara normal.
f. Pembatasan kalori, cairan dan diet rendah garam tidak dapat
mencegah hipertensi dalam kehamilan malah dapat
membahayakan janin (Erna Setiyaningrum,2013).
Menurut Gita Maya Koemara Sakti, 2013 penanganan
hipertensi:
a. Pantau tekanan darah, urine (untuk proteinuria), dan kondisi
janin setiap minggu.
b. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia
ringan.
c. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.
d. Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala
preeklamsia dan eklamsia.
e. Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal
Terapi obat pada penderita hipertensi adalah:
1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg dengan dosis tunggal
pada pagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya
digunakan bila disertai dengan edema paru).
35. 24
2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.
3) Propanolol mulai dari 10 mg 2x sehari dapat dinaikan menjadi 20
mg 2x
sehari (kontraindikasi untuk penderita asma).
4) Nifedipin mulai 2,5 mg 2x sehari dapat dinaikan 10 mg 2x sehari.
Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat
pengawasan ketat dan harus dikonsultasikan dengan dokter untuk
proses persalinannya. Selama tekanan darah ibu tidak meningkat
sampai 150/90 mmHg berarti pertanda baik. Dia dapat hamil dan
bersalin normal tetapi saat hamil dianjurkan untuk lebih banyak
istirahat dan menghindari peningkatan berat badan terlalu banyak.
Kesejahteraan janin dipantau ketat untuk untuk mendeteksi adanya
retardasi pertumbuhan. Kehamilan tidak dibolehkan melewati aterm
karena kehamilan postterm meningkatkan risiko terjadinya
insufisiensi plasenta janin. Jika perlu, dapat dilakukan induksi
persalinan apabila tekanan darah meningkat atau terdapat tanda-
tanda Intra Uterine Growth Retardation (IUGR). Merupakan pertanda
kurang baik jika tekanan darah sangat tinggi. Jika ditemukan tekanan
darah 160/100 mmHg, harus dirawat dokter di rumah sakit. Obat-
obat antihipertensi dan sedative boleh diberikan untuk mengontrol
tekanan darah. Anamnese juga diperlukan untuk mengeluarkan ibu
dari preeklamsia. Kandungan catecholamine atau vanimalndelic acid
36. 25
(VMA) biasanya diukur karena hipertensi yang berat mungkin
disebabkan karena pheochromacytoma atau tumor pada ginjal.
Epidemiologi hipertensi dalam kehamilan dipengaruhi oleh:
1. Usia
Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada
primigravida tua. Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun
insidens >3 kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun
dapat terjadi hipertensi laten.
2. Paritas
Primigravida tua berisiko lebih tinggi untuk preeklamsia berat.
3. Ras/golongan etnik
Bias (mungkin ada perbedaan perlakuan/akses terhadap
berbagai etnik di
banyak Negara).
4. Faktor keturunan
Jika ada riwayat preeklamsia/eklamsi pada ibu/nenek penderita,
faktor risiko meningkat sampai 25%.
5. Faktor gen
Diduga adanya satu sifat resesif yang ditentukan genetik ibu dan
janin.
6. Diet/gizi
Tidak ada hubungan bermakna antara menu/pola diet tertentu
(WHO). Penelitian lain: kekurangan kalsium berhubungan dengan
37. 26
angka kejadian yang tinggi pada kejadian hipertensi. Angka kejadian
juga lebih tinggi pada ibu hamil yang obese/overweight.
7. Iklim/musim
Didaerah tropis insidens lebih tinggi.
8. Tingkah laku/soseoekonomi
Kebiasaan merokok: Insidens pada ibu perokok lebih rendah, namun
merokok selama hamil memiliki risiko kemungkinan janin dan
pertumbuhan janin terhambat yang jauh lebih tinggi. Aktifias fisik
selama hamil yaitu istirahat baring yang cukup selama hamil
mengurangi kemungkinan/insidens hipertensi dalam kehamilan.
9. Hiperplasentosis
Proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan
kembar, dizigotik leibh tinggi daripada monozigotik. Hidrops foetalis
berhubungan dengan kejadian preeklamsia –eklamsia dengan
kejadiannya sekitar 50% kasus. Diabetes mellitus: angka
kejadiannya yang ada kemungkinan patofisiologisnya bukan
preeklamsia murni, melainkan disertai kelainan ginjal/vascular primer
akibat diabetesnya. Mola hidatidosa: diduga degenarasi trofoblast
berlebihan berperan menyebabkan preeklamsia. Pada kasus mola
hidatidosa, hipertensi dan proteinuria terjadi lebih dini/pada usia
kehamilan muda, dan ternyata hasil pemeriksaan patologi ginjal juga
sesuai dengan pada preeklamsia( Astri Marantika, 2013)
1. Berkurangnya aliran darah ke plasenta
38. 27
Risiko yang dialami ibu hamil dengan hipertensi adalah
kurangnya aliran pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke bayi. Hal ini
dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan dapat
meningkatkan bayi berat lahir rendah.
2. Penyakit kardiovaskular dimasa depan
Wanita yang mengalami preeklamsia (ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah dan protein dalam urine setelah 20
minggu kehamilan), berisiko mengalami peningkatan penyakit
kardiovaskular dikemudian hari, meskipun fakta menunjukan bahwa
tekanan darah akan kembali normal setelah melahirkan.
4. Kelahiran premature
Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang mungkin
bisa mengancam ibu atau bayi, tidak jarang masa kehamilan
dipercepat sebelum waktunya sehingga bayinya berisiko lahir secara
premature.
5. Plasenta abrupsio (plasenta lepas sebelum waktunya)
Pada beberapa kasus dengan hipertensi dalam kehamilan, plasenta
dapat lepas sebelum waktunya dan terpisah dari rahim. Abrupsio
plasenta akan menghentikan pasokan oksigen ke bayi dan
menyebabkan perdarahan yang berat pada ibu. Resikonya adalah
kematian pada janin.
Abrupsio plasenta adalah lepasnya pasenta dari tempat
tertanamnya sebelum waktunya. Hal ini dapat menyebababkan
39. 28
perdarahan serius pada kehamilan trimester ketiga. Perdarahan
akan tersembunyi, jika perdarahan dan bagian yang terlepas berasal
dari bagian tengah plasenta, dan akan terlihat dengan jelas jika
bagian yang terlepas atau bagian yang terkoyak berada ditepi
plasenta. Faktor-faktor penyebabnya belum diketahui, tetapi kondisi
abrupsio plasenta dapat dikaitkan dengan hal-hal berikut: tekanan
darah ibu tinggi, usia ibu/ paritas cukup tinggi, perokok, gizi buruk,
korioamnionitis, trauma tumpul pada abdomen ibu, riwayat abrupsio
plasenta terdahulu, versi kepala luar, pengguna kokain terutama
crask.
Penatalaksanaan abrupsio plasenta adalah persalinan.
Apabila kondisi wanita tersebut dan kondisi janin tidak menurun,
maka kelahiran pervaginam dapat dilakukan. Penatalaksanaan juga
mencakup ketuban pecah, pemantauan janin dan induksi/stimulasi
pitosin. Apabila janin belum cukup matang dan tanda vital janin dan
ibu dalam keadaan stabil pemberian tokolitik akan bermanfaat
mempertahankan uterus dalam kondisi tenang selama sekurang-
kurangnya 48 jam. Diagnosis abrupsio plasenta harus
dipertimbangkan bagi wanita yang mengalami nyeri punggung dan
aktifitas uterus yang terasa seperti kolik. Jika ia ketahui mengalami
trauma, misalnya kecelakaan kendaraan bermotor, atau menjadi
korban pemukulan, maka perlu dilakukan observasi selama 24 jam
(Helen Varney, 2007).
40. 29
b. Hipertensi
Hipertensi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas. Preeklamsia mungkin lebih sering terdapat pada
wanita dari keluarga yang tidak mampu, namun bisa juga terjadi pada
wanita dengan ekonomi menengah ke atas. Bahkan pengamatan
menyebutkan bahwa makanan yang kurang mengandung protein sebagai
penyebab penurunan insiden eklamsia. Seharusnya preeklamsia pada
multipara dari para nulipara, tetapi kenyataanya sama- sama dapat terjadi
preeklamsia (Marmi,dkk.,2011). Keadaan ibu mungkin berkembang
menjadi preeklamsi atau mengalami abrupsio plasenta (plasenta pecah).
Janin juga berisiko karena kurangnya sirkulasi plasenta yang dapat
menyebabkan kejadian IUGR dan hipoksia. Jika tekanan darah tidak
dapat dikendalikan atau terdapat tanda-tanda IUGR atau hipoksia, dokter
dapat menghindari risiko yang serius dengan mempercepat persalinan,
atau jika keadaan berbahaya atau lebih akut atau meningkat pada awal
persalinan, persalinan dapat dengan cara sectio caesarea.
a. Patofisiologi
Penyebab hipertensi ringan belum diketahui secara jelas. Penyakit
ini
dianggap sebagai ‘’maladaptation syndrome’’ akibat vasospasme
general dengan segala akibat.
41. 30
b. Gejala Klinis preeklamsia ringan meliputi:
1) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15
mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada
kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai
kurang 160 mmHg. Diastol 90
mmHg sampai kurang 110 mmHg.
2) Proteinuria secara kuantitatif lebih dari 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau
secara kualitatif positif 2 (+2).
3) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau
tangan.
c. Pemeriksaan dan Diagnosis
1) Kehamilan lebih dari 20 minggu.
2) Kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan
pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk
pemeriksaan pertama dilakukan2 kali setelah istirahat 10 menit).
3) Edema tekan pada tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral,
wajah atau tungkai.
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan rawat jalan pasien preeklamsia ringan:
1) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
2) Sedativa ringan: tablet Phenobarbital 3x30 mg atau diazepam 3x2
mg per oral selama 7 hari.
3) Kunjungan ulang setiap 1 minggu.
42. 31
4) Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, urine lengkap,asam urat
darah, fungsi hati, fungsi ginjal (Eni Nur Rahmawati.2011).
Tabel 2.1. Gangguan Hipertensi Pada Kehamilan
Gangguan
Hipertensi
Tanda dan gejala Kriteria untuk diagnosis
Hipertensi
kronis
Dapat ringan,
sedang atau
berat
Terjadi sebelum kehamilan
20 minggu atau berlangsung
melebihi periode pasca
partum yang biasa. Dapat
mengalami pembesaran
jantung, perubahan vaskular,
insufisiensi ginjal.
TD ≥140/90 mmHg
ringan/ sedang
TD≥170.110 mmHg berat
Peningkatan tekanan dua
atau lebih dengan jeda ≥4
jam.
Preeklamsia
PIH, ringan
Usia gestasi ≥20 minggu
awitan: peningkatan TD,
proteinuria, peningkatan
refleks.Tinggi fundus rendah
untuk usia kehamilan,
peningkatan hemoglobin
sekunder akibat
hemokosentrasi
Hipertensi setelah 20
minggu:
1. Sistolik≥ 140 mmHg
2. Diastolik ≥90 mmHg
3. Pada dua kejadian
dengan jeda 6 jam
Awitan baru proteinuria:
1. 1-2+ dip, pada
2. dua specimen dalam
3. tidak ada ISK, atau
4. ≥300 mg dalam urine 24
jam.
Preeklamsia
PIH,berat
Tanda PIH Ringan:
1. Klonus
2. Penurunan Fungsi Ginjal
3. Sakit Kepala
4. Gangguan visual
5.ketidaknyamananepigastrik
6. IUGR
Hipertensi :
1. Sistolik ≥160 mmHg
2. Diastolik ≥110 mmHg
3. Hasil pemeriksaan
dengan jeda 6 jam
sumber:Lilis Lisnawati,2013
B. Konsep Manajemen Kebidanan
a. pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
43. 32
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengabilan keputusan yang berfokus
pada klien (Simatupang, E. J. 2008).
Proses ini mengraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari
pemberian asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari
pemikiran dan tindakan saja, melainkan juga perilaku pada setiap
langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai
(Asrinah, 2010).
b. Pedoman penerapan
Pedoman penerapan manajemen merupakan kumpulan
kekuatan dasar yang memberikan arah bagaimana sesuatu harus
dilakukan. Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan
praktek kebidanan dilakukan melalui suatu proses yang disebut langkah
atau proses manajemen kebidanan. Proses manajemen kebidanan
American Of Nurse Midwife yang pada dasarnya pemikirannya sama
dengan proses manajemen menurun varney. Pedoman penerapan
manajemen ini akan dibahan tentang tujuan diberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil.
1. Tujuan Asuhan Kehamilan
Menurut Vivian (2011), tujuan utama ANC adalah untuk
menurunkan/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal. Adapun tujuan khusunya adalah:
44. 33
(1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
(2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi.
(3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
(4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
(5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
(6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2. Asuhan ibu hamil ANC
1) Kunjungan antenatal pertama menyambut ibu dan seseorang
yang menemani ibu, memperkenalkan diri kepada ibu.
2) Biodata terdiri dari ibu/suami, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, pernikahan, lama menikah dan alamat.
3) Riwayat kehamilan terdiri dari tanggal pertama haid terkahir,
gerakan janin, tanda-tanda bahaya atau penyulit, kekhawatiran
khusus, keluhan utama, obat yang dikonsumsi (termasuk jamu),
imunisasi tetanus toxoid (TT).
45. 34
4) Riwayat kehamilan yang lalu yaitu jumlah kehamilan, jumlah anak
yang hidup, jarak persalinan terakhir, jumlah keguguran, jumlah
kelahiran prematur, riwayat perdarahan pada persalinan atau
pasca persalinan, persalinan dengan tindakan (operasi sesar,
vorcep,vakum dan lain-lain), penolong dan persalinan terakhir,
berat badan bayi <2,5 kg atau >4 kg.
5) Riwayat kesehatan atau penyakit yang diderita sekarang dan yang
lalu yaitu masalah kardiovaskular, hipertensi, diabetes mellitus,
malaria, penyakit kelamin/HIVAIDS, penyakit ginjal penyakit asma,
TBC dan lain-lain.
6) Riwayat sosial ekonomi yaitu status perkawinan, respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilan sekarang, riwayat Keluarga
berencana, pengambil keputusan dalam keluarga, gizi yang
dikonsumsi dan kebiasaan makan (menu seimbang), kebiasaan
hidup sehat, merokok,
minuman keras, obat terlarang, beban kerja dan kegiatan sehari-
hari.
7) Pemeriksaan fisik umum yaitu perhatikan tingkat energi ibu,
keadaan emosi dan posturnya selama pemeriksaan, menjelaskan
seluruh prosedur sambil melakukan pemeriksaan, mengajukan
pertanyaan untuk klarifikasi sambil melakukan pemeriksaan
sesuai dengan kebutuhan dan kelayakan.
46. 35
8) Tanda-tanda vital yaitu mengukur tinggi dan berat badan,
mengukur tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan, mengukur
lingkar lengan atas.
9) Pemeriksaan fisik khusus yaitu meminta klien untuk melepaskan
pakaian, dan menawarkan kain lain penutup tubuhnya, membantu
klien berbaring ditempat tidur pemeriksaan yang bersih, pemeriksa
mencuci tangan sesuai standar.
10) Pemeriksaan kepala, wajah dan leher terdiri dari kulit
kepala/rambut, wajah mata hidung, mulut, telinga, memeriksa dan
meraba leher.
11) Payudara yaitu dengan posisi klien disamping, menilai bentuk,
ukuran, simetris atau tidak, putting susu menonjol atau masuk
kedalam atau datar, adanya kolostrum atau cairan lain, adanya
benjolan serta adanya nyeri tekan.
12) Abdomen memeriksa apakah ada bekas luka operasi, striae dan
linea, melakukan palpasi pada abdomen, mendengar dan
menghitung denyut jantung janin.
13) Tangan dan kaki yaitu memeriksa adanya oedema, pucat
pada kuku jari, memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui
adanya varise dan memeriksa refleks patella, untuk melihat
terjadinya gerakan hiperfleksia.
14) Genitalia eksterna (bila ada indikasi) membantu klien mengambil
posisi untuk pemeriksaan genitalia eksterna dan menutup tubuh
47. 36
mencuci tangan dan melakukan pemeriksaan (Kepmenkes
938/Menkes/SK/VIII/2007).
3. Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut
antenatal care adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum
melahirkan atau dalam masa kehamilan. Pemeliharaan kehamilan
merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan
terhadap kesehatan ibu dan kandungannya.
a) Pemeriksaan Leopold 1
Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
berada dalam fundus uteri. Tujuan untuk mengetahui letak
fundus uteri dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus
uteri.
b) Pemeriksaan Leopold II
Tujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin di
sepanjang sisi maternal. Untuk menentukan bagian janin yang
berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di
mana kepala janin.
c) Pemeriksaan Leopold III
Tujuan untuk menentukan apa yang berada dibagian terendah
bawah janin,jika bundar, melenting, dan keras (kepala), dan jika
teraba bulat, tidak melenting dan lunak (bokong).
48. 37
d) Pemeriksaan Leopold IV
Tujuan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
janin masuk dalam rongga panggul.
4. Perubahan fisiologi wanita hamil
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima
dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta dan amnion)
sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar
biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan
dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa
minggu setelah persalinan.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama
oleh hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron. Hal ini dapat
dilihat dengan perubahan uterus pada awal kehamilan mirip
dengan kehamilan ektopik. Akan tetapi, setelah kehamilan 12
minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan
dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,
dan ligamentum rondotum berada sedikit dibawah apeks fundus,
sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit diatas
pertengahan uterus. Posisi palsenta juga mempengaruhi
penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang
mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah besar
lebih cepat dibandingkan bagian lainnya sehingga akan
49. 38
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dinamakan dengan
tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih
seperti bentuk aslinya seperti buah advokat. Seiring dengan
perkembangannya daerah fundus dan korpus akan membulat dan
akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
Panjang uterus akan bertambah lebih cepat dibandingkan
lebarnya sehingga akan berbentuk oval. Ismus uteri pada minggu
pertama akan mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang
mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak yang
dikenal dengan tanda hegar.
Sejak trimester I kehamilan uterus akan mengalami kontraksi
yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri. Pada
trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Fenomena ini pertama kali diperkenalkan oleh Braxton
Hicks pada tahun 1872 sehingga disebut kontraksi Braxton Hicks.
Braxton Hicks kontraksi ini muncul tiba-tiba dan sporadik,
intensitasnya bervariasi antara 5-25 mmHg. Sampai bulan terakhir
kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan meningkat
pada satu atau dua minggu sebelum persalinan. Hal ini erat
kaitannya dengan meningkatnya jumlah reseptor oksitosin dan
gap injuction diantara sel-sel miometrium. Pada saat ini kontraksi
akan terjadi setiap 10 samapi 20 menit, dan pada akhir kehamilan
50. 39
kontraksi ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan dianggap
sebagai persalinan palsu ( Sarwono,2009).
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit
ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat.
Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus,
dan pada kehamilan akhir diatas 32 minggu menjadi segmen
bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muscular tipis, mudah
ruptur, kontraksi minimal sangat berbahaya jika lemah, dapat
ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri
mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan
perlunakan akibat progesteron (tanda hegar), warna menjadi
livide/kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan
memberikan gejala keputihan. Tumbuh membesar primer,
maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterine.
Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan progesteron berperan
untuk elastisitas/kelenturan uterus.
Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen
menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi akibat penurunan
kosentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos
dan jaringan elastis, serabut kolagen bersatu dengan arah parallel
terhadap sesamanya sehingga serviks menjadi lunak dibanding
kondisi tidak hamil tetapi tetap mampu mempertahankan
kehamilan. Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi
51. 40
penurunan lebih lanjut dari kosentrasi kolagen. Kosentrasinya
menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi dalam
keadaan menyebar (dispersi) dan ter-remodel menjadi serat.
Dispersi meningkat oleh peningkatan rasio dekorin terhadap
kolagen. Proses perbaikan serviks terjadi setelah persalinan
sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan berulang. Waktu
yang tidak tepat bagi perubahan kompleks ini akan mengkibatkan
persalinan preterm, penundaan persalinan menjadi postterm dan
bahkan gangguan persalinan persalinan ( Sarwono,2009).
3) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh
plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen.
Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru tidak terjadi ovulasi,
tidak terjadi siklus hormonal menstruasi. Proses ovulasi selama
kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesteron dalam jumlah yang relatif minimal.
4) Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus
dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta
52. 41
(diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara serta meningkatkan
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak,
kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar montgomery,
terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor.
Puting susu membesar dan menonjol (Icesmi Sukarni K, 2013).
5) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan
mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal
dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak
berkilau yang merupakan sikatrik dan striae sebelumnya.
6) Perubahan metabolisme
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah,
dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat
badan akan bertambah 12,5 kg. Pada trimester kedua dan ketiga
perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan
per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan
gizi kurang atau lebih di anjurkan menambah berat badan per
minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.
53. 42
7) Sistem kardiovaskular
Pada minggu kelima cardiak output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular
sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung.
Antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma
sehingga juga terjadi peningkatan preload. Perfoma ventrikel
selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular
sistematik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasitas
vaskuler juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan.
Peningkatan estrogen dan progesteron juga akan menyebabkan
terjadinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.
8) Traktus digestivus
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas
otot polos pada traktus digestivus dan penurunan seksresi asam
hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan
gejala berupa pirosis (beatburn) yang disebabkan oleh refluks
asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat perubahan
posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian
bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan
penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan
motilitas usus besar.
54. 43
9) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu
atas panggul,
keluhan itu timbul kembali.
10) Sistem endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan
membesar ±135%. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu
mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan yang
mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar.
Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan
aterm. Sebaliknya, setelah persalinan kosentrasinya pada plasma
akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu menyusui.
11) Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum
pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke
posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang
ke arah dua tugkai. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan
55. 44
tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
kehamilan (Sarwono, 2009).
12) Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon didalam
tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu
tubuh dalam mempertahankan kehamilan.
5. Tanda Pasti kehamilan
1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
2) Terasa gerakan janin
3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan,
ada
gambaran embrio.
4) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (16
miggu)
6. Tanda Tidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar
2) Tanda Hegar
3) Tanda Chadwick yaitu warna kebiruan pada serviks,vagina dan
vulva.
4) Tanda piscasek yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah
sehingga menonjol jelas kearah pembesaran tersebut.
5) Braxton Hicks bila uterus di rangsang (distimulasi dengan
diraba) akan mudah berkontraksi.
56. 45
6) Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat.
7) Ballotement positif jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu
dengan cara menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka
akan terasa ‘pantulan’di sisi yang lain.
8) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi
pembuahan.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar
hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang melebihi ambang
normal, mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.
7. Dugaan Hamil
1) Amenorhoe / tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat
haid)
2) Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi.
3) Pusing
4) Miksing/sering buang air kecil
5) Obstipasi
6) Hiperpigmentasi, striae, cloasma, linea nigra
7) Varises
8) Payudara menegang
9) Perubahan perasaan
10) BB bertambah
Tanda bahaya dalam kehamilan adalah tanda-tanda yang di
identifikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
57. 46
kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal:
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat
3. Masalah penglihatan
4. Bengkak pada muka atau tangan
5. Nyeri abdomen yang hebat
6. Mual muntah yang berlebihan
Berbagai macam tanda bahaya yang perlu segera di rujuk untuk segera
mendapatkan pertolongan:
1. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan adalah tanda tersering dari keguguran, sehingga
setiap wanita hamil yang mengalami perdarahan dari vagina harus
segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Perdarahan ini dapat
terjadi abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak
dan kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri
perdarahan ini bisa berarti plasenta previa dan solusio plasenta.
Penanganan hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria:
a). Jika kehamilan <37 minggu,tangani secara rawat jalan.
b). Pantau tekanan darah, proteinuria, kondisi janin setiap minggu.
c). Apabila tekanan darah meningkat,tangani sebagai preeklamsia.
58. 47
d).Apabila kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat (PJT), rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.
e). Jika tekanan darah stabil janin dapat dilahirkan secara normal.
f).Pembatasan kalori, cairan dan diet rendah garam tidak dapat
mencegah hipertensi dalam kehamilan malah dapat membahayakan
janin (Erna Setiyaningrum,2013).
C. Langkah – langkah Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari dari beberapa langkah yang
berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri
dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka
yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan
tetapi, setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah kedalam tugas-
tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi
klien. Berikut langkah - langkah dalam proses
penatalaksanaan menurut Varney:
1. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap,untuk memperoleh data klien dilakukan melalui
anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Data yang
terkumpul bisa berupa data subjektif dan objektif.
59. 48
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari hasil wawancara
atau anamnese secara langsung kepada klien dan keluarga.
Data subjektif ini mencakup semua keluhan-keluhan dari klien
terhadap masalah kesehatan yang lain pada hipertensi dalam
kehamilan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
pada umur kehamilan >20 minggu dan biasanya tanpa disertai
gejala apapun (Gita Maya Koemara Sakti, 2013).
(1) Identitas
(a) Nama
Untuk membedaka pasien dengan pasien lain.
(b) Umur
Untuk mengetahui berapa umur pasien apakah umur
pasien merupakan resiko tinggi atau tidak.
(c) Bangsa/suku
Untuk mengetahui adat/kebiasaan yang dianut oleh
keluarga
berdasarkan suku dan bangsa tertentu.
(d) Agama
Untukmengetahui kepercayaan klien yang berhubungan
dengan pemberian motivasi spiritual pada pasien.
(e) Pendidikan
60. 49
Berhubungan dengan penerimaan motivasi yang
diberikan petugas dapat diterima sesuai dengan tingkat
pengetahuan.
(f) Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf ekonomi keluarga agar sesuai
dengan pelayanan yang diberikan.
(g) Status perkawinan
Untuk mengetahui umur pertama kali kawin dan lama
perkawinan.
(h) Alamat
Untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal klien.
(2) Data biologis/fisiologis
(a) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien diperlukan untuk
menentukan tindak lanjut dan memberikan asuhan
kebidanan. Keluhan yang biasanya muncul dalam
kasus hipertensi dalam kehamilan yaitu meningkatnya
tekanan darah pada umur kehamilan > 20 minggu dan
tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya serta
tidak terdapat protein urine dan oedema. Hipertensi
karena kehamilan dan PER sering ditemukan tanpa
gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognosis
menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria.
61. 50
Terdapatnya proteinuria mengubah diagnosis hipertensi
dalam kehamilan menjadi menjadi preeklamsia (Erna
setyaningrum, 2013). Dan menurut Lilis Lisnawati,
2013 resiko hipertensi meningkat cukup besar pada
keadaan-keadaan ketika pembentukan antibodi
penghambat terhadap tempat-tempat antigenic
plasenta terganggu. Patofisiologi hipertensi, selama
kehamilan normal terhadap perubahan-perubahan
dalam system kardiovaskular, renal dan endokrin.
Perubahan ini akan berbeda dengan respon pada
patologi yang timbul dalam HDK. Pada trimester kedua
akan terjadi perubahan tekanan darah, yaitu penurunan
sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan darah diastolik
10 mmHg yang selanjutnya meningkat kembali dan
mencapai tekanan darah normal pada usia kehamilan
trimester ketiga.
(b) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Yang harus ditanyakan adalah bagaimana riwayat
kehamilan yang lalu, riwayat persalinannya apakah ada
penyulit, bagaimana jenis persalinannya, berapa usia
kehamilannya, siapa yang menolong persalinannya,
berapa berat badan dan panjang badan bayinya, apa
jenis kelaminnya, apakah hidup atau mati dan apakah
62. 51
pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
mengalami hipertensi dalam kehamilan
Riwayat kehamilan dan persalinan ini
mempengaruhi terjadinya hipertensi dalam kehamilan
karena ibu dengan hipertensi memiliki tekanan darah
tinggi, protein urine negative dan tidak disertai dengan
oedema, baik dalam masa kehamilan, persalinan dan
nifas yang lalu sehingga sangat penting bagi ibu untuk
mengontrol kehamilan minimal 4 kali selama hamil.
(c) Riwayat Kesehatan/Penyakit Klien
Untuk mengetahui apakah klien pernah atau
sedang menderita penyakit seperti jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, hepatitis, TBC.
(d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam anggota
keluarga klien ada yang menderita penyakit ironis
seperti jantung, hipertensi, DM, asma ginjal, hepatitis,
TBC.
(e) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui umur berapa klien menarche,
berapa lama dan berapa siklus haidnya 1 bulan,
bagaimana warna dan bau darah menstruasi yang
63. 52
keluar, apakah mengalami dysmenorhea dan flour
albus atau tidak dan untuk
mengetahui kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).
(f) Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Berisi tentang bagaimana pola kebiasaan sehari-
hari yang dilakukan oleh klien yang meliputi pola nutrisi,
pola eliminasi, pola istirahat, pola personal hygiene,
pola aktivitas dan perilaku kesehatan. Ibu hamil dengan
hipertensi tetap membutuhkan makanan tetapi
dianjurkan untuk diet makanan yang tinggi protein,
rendah lemak, dan pembatasan cairan dan garam tidak
bisa mencegah hipertensi dalam kehamilan.
Pembatasan kalori, cairan dan diet rendah garam tidak
dapat mencegah hipertensi dalam kehamilan malah
dapat membahayakan janin (Erna Setiyaningrum,2013).
(3) Data Psikososial
Untuk mengetahui bagaimana klien dan suami serta
keluarga.
(4) Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana keadaan klien khusus
dengan ibadahnya.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
64. 53
Pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan umum terdiri seperti
pemeriksaan status kesadaran dan keadaan umum ibu
meliputi tafsiran persalinan, berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas (LILA) dan pemeriksaan tanda -
tanda vital (tekanan darah,
nadi, suhu, dan pernapasan).
2) Pemeriksaan Khusus (Head To Toe)
Menurut Sarwono (2010) pemeriksaan sstematik dilakukan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mengetahui
keadaan umum yang mempengaruhi kesehatam atau
kehamilan dan persalinan ibu meliputi:
- Kepala : Perlu dikaji bagaimana kebersihan rambut, kulit
kepala, ada ketombe/tidak, ada benjolan atau tidak pada
kepala.
- Muka : Perhatikan adanya cloasma gravidarum,
pucat/tidak, ada pembengkakan pada wajah/tidak.
- Mata : Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu
mengalami anemia/tidak, dengan melihat konjungtiva
berwarna pucat/tidak, dan bagaimana skleranya.
- Hidung : Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ada
pembesaran polip pada hidung yang dapat berpengaruh
pada jalan napas.
65. 54
- Telinga : Perlu dikaji untuk mengetahui keadaan telinga
apakah terdapat serumen/tidak, karena dapat
berpengaruh pada pendengaran.
- Mulut : Perlu dikaji apakah pucat/tidak, pecah-
pecah/tidak, ada stomatitis/tidak, gigi berlubang/tidak
ada caries/tidak dan bau mulut.
- Leher : Perlu dikaji untuk mengetahui adanya
pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya disebabkan
karena kekurangan garam beryodium.
- Dada dan payudara : Perlu dikaji untuk mengetahui
adanya kemungkinan benjolan yang tidak normal,
perhatikan ukuran payudara simetris/tidak, putting
payudara (menonjol,datar, masuk), keluarnya
colostrum/cairan lain, hiperpigmentasi pada areola
mammae dan kebersihannya, perhatikan retraksi dada,
dan adanya kemungkinan massa/nodul pada aksila.
- Abdomen : Perlu dikaji untuk mengetahui apakah
pembesaran perut sesuai umur kehamilan, apakah
pigmentasi di linea nigra/alba, striae gravidarum, adakah
luka bekas operasi/nyeri tekan yang sekiranya perlu
pengawasan khusus saat persalinan, untuk menentukan
letak dan presentasi janin, turunya bagian terendah
janin, tinggi fundus uteri, dan denyut jantung janin.
66. 55
- Ekstremitas : Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ada
kelainan/tidak, bisa digerakkan/tidak, adakah
oedema/tidak, varices/tidak.
- Perkusi : Metode pemeriksaan dengan cara mengetuk
dilakukan untuk mengetahui refleks patella bila negative
menunjukan kekurangan vitamin B.
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan
diagnosa
dan untuk menetukan adakah faktor resiko meliputi USG
untuk memastikan perkiraan klinis hipertensi dalam
kehamilan dan juga untuk mengidentifikasi adanya protein
didalam urine yang dapat membahayakan kehamilan
terutama pda ibu dan janin.setiap kelainan janin, pada
trimester III bagian terendah janin mulai memasuki PAP
sehingga letak dan presentasi janin tidak berubah lagi.
2) Langkah II. Interpretasi Data Dasar
Data dasar yang telah dikumpulkan diinteprestasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Masalah yang sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami
pasien yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian.
3) Langkah III. Identifikasi diagnosis/masalah potensial
67. 56
Langkah ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin
akan terjadi pada klien jika tidak mendapatkan penanganan yang
akurat, yang dilakukan melalui pengamatan, observasi, dan
persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi. Masalah
potensial/diagnosis potensial pada ibu hamil dengan hipertensi
dalam kehamilan dapat muncul tetapi juga tidak muncul. Masalah
potensial/diagnosis potensial muncul nyeri epigastrium, sampai
timbul mual dan muntah (Gita Maya Koemara Sakti, 2013), yang
dapat menyebabkan potensial terjadinya preeklamsia ringan dan
Abrupsio plasenta.
4) Langkah IV. Perlunya tindakan segera atau
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh
bidan atau dokter yang harus bertindak segera dalam rangka
menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Pada tahap ini bidan dapat
melakukan tindakan emergensi sesuai kewenangannya, kolaborasi
maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan janin.
5) Langkah V.Rencana Asuhan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan
pada tahap sebelumnya, juga mengantisipasi diagnosa dan
masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari atas
rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya.
68. 57
6) Langkah VI. Implementasi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan,
bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung
jawab terhadap tindakan langsung, konsultasi maupun kolaborasi,
implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan
serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
7) Langkah VII. Evaluasi
Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah
terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanaannya..
D. Dokumentasi Asuhan Kebidanan (SOAP)
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang
dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang
telah dilakukan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses
pikir yang sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang klien
sesuai langkah-langkah dalam manajemen kebidanan.
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas dan logis
serta tertulis. Metode 4 langkah yang disebut SOAP ini dihasilkan dari
proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Metode SOAP dipakai
untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis sebagai
catatan kemajuan informasi yang sistematis yang mengorganisir
69. 58
penemuan dan kesimpulan menjadi suatu rencana asuhan (Asrinah,
2010).
Alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah. Agar
orang lain mengetahui apa yang telah dilaksanakan oleh bidan melalui
proses berpikir sistematis maka dilakukanlah pendokumentasian dalam
bentuk SOAP:
S :Data subjektif adalah data yang didapat dari pertanyaan yang
disampaikan dengan menggunakan standar yaitu diakui. Adapun
data subjetif terdiri dari Menurut Mufdilah (2009) identitas klien
meliputi identitas istri/suami yang terdiri dari nama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, pernikahan, lama menikah, alamat.
O :Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspkesi,
palpasi, perkusi dan auskultasi, serta pemeriksaan penunjang
laboratorium.Menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien melalui anamneses, sebagai langkah 1
Varney.
A :Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan
masalah yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap
kondisi tersebut. Penegakkan diagnosa kebidanan dijadikan
sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman
keselamatan klien. menggambarkan pendokumentasian hasil
analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
identifikasi diagnosa atau masalah aktual, antisipasi diagnosa atau
70. 59
masalah potensial dan perlunya intervensi segera oleh bidan atau
dokter, konsultasi kolaborasi dan rujukan. Menggambarkan langkah
2, 3, dan 4 Varney.
P : Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh bidan dalam melakukan intrvensi dalam memecahkan masalah
klien (Nurul Jannah, 2011). Menggambarkan pendokumentasian
dari tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment
sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney (Asrinah, 2010).
71. 60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis studi kasus
Laporan studi kasus ini dengan metode deskriptif yaituh suatu metode
yang di lakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat
gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi
yang di lakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu
proses yang terdiri dari unit tunggal,yaituh satu orang, sekelompok penduduk
yang terkena suatu masalah.(Notoatmodjo,2005)
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus
dilaksanakan(Notoatmodjo,2005).Studi kasus ini di laksanakan di BPM
Bunda Amut.
C. Waktu studi kasus
Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi
kasus akan di laksanakan(Notoatmodjo,2005) 30 agustus sampai 15
september 2016.
D. Subyek Studi Kasus
Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang
dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus(Notoatmodjo,2005)
Subyek laporan studi kasus ini adalah ibu hamil dengan hipertensi.
72. 61
E. Instrumen studi kasus
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data(Arikunto,2006) pada kasus ini instrumen
yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan
kebidanan pada ibu hamil.
F. Tehnik pengumpulan data
Tehnik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil
data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang di ambil secara lansung di ambil dari
objek-objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun
organisasi(Riwidikdo,2006) studi kasus ini menggunakan data
primer dengan cara:
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik, inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan(Nursalam,2008) .
2) Palpasi
Palpasi adalah tehnik pemerisaan menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang
sensitif(Nursalam,2008) palpasi pada kasus ibu bersalin
dengan serotinus yaituh meraba perut ibu.(Windjosastro,2007)
73. 62
3) Perkusi
Perkusi adalah tehnik pemeriksaan dengan mengetuk-
ngetukan jari kebagian tubuh klien yang akan di kaji untuk
membandingkan bagian yang kiri dan yang
kanan(Nursalam,2008). Perkusi pada ibu serotinus dengan
pemeriksaan refleks pattela.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang di hasikan oleh
tubuh(Nursalam,2008) Auskultasi pada kasus ibu dengan
serotinus yaituh mengukur tekanan darah(Nursalam,2005)
b. Wawancara
Wawancara yaituh suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau peneliti secara lisan
dari seorang responden, sasaran peneliti atau bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut(facetoface)
(Notoatmodjo,2005).pada studi kasus ini wawancara dilakukan pada
pasien dan keluarga.
c. Pengamatan
Kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
menggunakan seluruh alat indera mengobservasi dapat dilakukan
dengan penglihatan, penciuman ,pendengaran, peraba dan
74. 63
pengecap(Arikunto,2006).Dalam studi kasus ini observasi pada ibu
dengan hipertensi adalah observasi intake dan output(Mansjoer,2001)
1. Data sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan
sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk
menegakan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan
memonitor respon pasien terhadap tindakan(Notoatmodjo,2005)
Data sekunder dalam studi kasus ini di peroleh dari:
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang di
persiapkan karena danya permintaan seorang
penyidik(Arikunto,2006)
Dalam kasus ini dokumentasim dilakukan dengan
mengumpulkan data yang di ambil dari klien di BPM Bunda
Amut.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang
sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis
dalam suatu penelitian(Notoatmodjo,2005). Studi
kepustakaan pada ibu dengan hipertensi mengambil dari
buku-buku kesehatan tahun 2011-2012.
75. 64
G.Alat dan bahan yang di butuhkan
- Buku tulis, dan bolpoin
Tensi Meter, stetoskop dan obat-obatan.
76. 65
BAB IV
HASIL, STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran umum tentang lokasi penelitian
BPM Bunda Amut terletak di jalan Kartika ,Kelurahan Sidodadi,
kecamatan Bata Laiworu, kabupaten Muna.
Secara umum jenis pelayanan yang di berikan antara lain, pelayanan
kesehatan yang meliputi: Antenatal care( ANC),persalinan normal, KB,
imunisasi, dan pemeriksaan ISPA.
Tenaga kesehatan yang bertugas di BPM Bunda Amut berjumlah 3
orang, sarana dan prasarana terdiri dari satu ruangan persalinan
dengan dua tempat tidur, dan satu ruangan nifas.
Jam buka pelayanan mulai pukul 16.00-20.00 wita, sedangkan
pelayanan persalinan melayani 24 jam.
B. Manajemen Asuhan Kebidanan
Langkah I. Pengumpulan Data Dasar
1. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny. “S”/ Tn. “A”
Umur : 29 tahun/ 32 tahun
Suku : Muna/ Muna
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan : SMA/ SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
77. 66
Nikah/Lamanya : II/I / ± 1,2 tahun
Alamat : Kelurahan Sidodadi Kecamatan Batalaiworu.
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan hamil yang ketiga, satu kali melahirkan dan
satu kali keguguran , hamil 8 bulan, Hari Pertama Haid Terakhir
tanggal 7-2-2016, pergerakan janinnya mulai dirasakan sejak umur
kehamilan 4 bulan dan masih dirasakan sampai sekarang, gerakan
janinnya dirasakan pada perut sebelah kiri ibu, pada kunjungan pertama
umur kehamilan 2 bulan, tekanan darahnya normal (110/70 mmHg),
ada kunjungan kedua umur kehamilan 6 bulan, tekanan darahnya
meningkat (140/80 mmHg), tekanan darah sebelum hamil dalam batas
normal (110/70 mmHg), Selama hamil tidak merasakan nyeri tekan
pada perut saat ditekan, tidak pernah mengalami sakit kepala, dan tidak
pernah nyeri ulu hati selama hamil.
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Tahun kehamilan persalinan bayi nifas
UK keadaan Jenis tempat Penolong JK/BB
g PB
2004 40 mgg baik Normal Rumah Bidan P/3200
GR/49
CM
Baik
2007 40 mgg baik Normal Rumah Bidan L/3000
Gr/50
Baik
78. 67
4. Riwayat Kesehatan Sekarang dan yang Lalu
Ibu mengatakan selama hami mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1
kali, tidak pernah menderita penyakit menular seksual , HIV/AIDS,
hepatitis, TBC, tidak pernah menderita penyakit diabetes mellitus,
jantung, asma, malaria, dan ginjal, tidak ada alergi terhadap makanan
dan obat-obatan, tidak ada riwayat operasi tumor, tidak ada riwayat
trauma.
5. Riwayat keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengidap penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, tidak ada anggota keluarga yang mengidap
penyakit turunan
sebagai penyakit jantung, hemophilia, DM, dan penyakit lainnya.
6. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali mendapatkan haid umur 15 tahun, lama
haid 6-7 hari, rutin setiap bulan dan tidak ada keluhan nyeri haid,
7. Riwayat Ginekologi
Tidak ada riwayat penyakit tumor dan tidak ada riwayat infeksi alat
reproduksi.
8. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari
1) Kebutuhan Nutrisi
a) Kebiasaan
79. 68
Ibu mengatakan pola makan teratur, frekuensi 3 kali sehari, jenis
makanan nasi, ikan, sayur, ikan,air putih, kadang buah,
kebutuhan cairan : 6-7 gelas/hari
b) Perubahan selama hamil
Pada trimester pertama nafsu makan berkurang karena
mengalami mual muntah,dan kembali normal pada trimester
kedua sampai sekarang dan banyak mengkonsumsi air.
2) Kebutuhan Eliminasi
a) Kebiasaan BAK
Frekuensi 4-7 kali / hari, Warna / bau kekuning-kuningan/
khas amoniak.
Kebiasaan BAB
Frekuensi 1 kali / hari, warna / konsistensi: Kuning muda /
lunak, gangguan BABtidak ada
b) Perubahan selama hamil
(1) BAK sering kencing pada trimester pertama dan sekarang.
(2) BAB : Tidak ada perubahan.
3) Kebutuhan Kebersihan Diri (Personal hygiene)
a) Kebiasaan
Ibu mengatakan keramas 2-3 kali seminggu, mandi 2 kali sehari,
sikat gigi sesudah makan menggunakan pasta gigi, kuku tangan
dan kaki, dipotong setiap kali panjang, pakaian diganti setiap kali
kotor dan setelah mandi.
80. 69
b) Perubahan selama hamil :
Tidak ada perubahan.
4) Kebutuhan istirahat dan tidur
a) Kebiasaan
Tidur siang maksimal 1 jam, tidur malam maksimal 7 jam
b) Perubahan selama hamil
Tidur siang maksimal 2 jam, tidur malam maksimal 8 jam.
5) Aktivitas dan Olahraga
a) Kebiasaan
Aktivitas/kebiatan sehari-hari didalam rumah tangga biasa
dilakukan sendiri. Olahraga senam hamil tidak dilakukan.
b) Perubahan selama hamil
Aktivitas/kegiatan sehari-hari di dalam rumah tangga dibantu
oleh keluarga dan senam hami tidak dilakukan.
9. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum ibu : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tafsiran persalinan : 07-09-2016
d. Berat badan sebelum hamil: 62 kg
e. Berat badan saat hamil : 71 kg
f. Tinggi badan : 155 cm
g. Lingkar lengan atas : 28 cm
81. 70
h. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Pernapasan : 20 kali / menit
Suhu : 37o
C
i. Pada buku register ibu hamil di Bidan Praktek Mandiri Bunda Amut
tertulis riwayat tekanan darah pada kehamilan sebelumnya normal
(120/80 mmHg).
2) Pemeriksaan Fisik Khusus (Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
a. kepala
Inspeksi
Palpasi
:
:
Rambut ikal, Kulit kepala bersih, tidak ada
ketombe,
tidak rontok, tidak ada benjolan
b. Wajah
Inspeksi : tidak pucat, ekspresi wajah baik, tidak ada
cloasma gravidarum
Palpasi : tidak ada oedema
c. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan bola
mata normal, konjungtiva merah muda, dan
sclera tidak ikterus
d. Hidung
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
polip
Palpasi : Tidak nyeri tekan
e. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, bersih, bersih, tidak
ada serumen
f. Mulut
Inspeksi : Bibir lembab, tidak pucat, tidak pecah-
pecah, tidak ada stomatitis, tampak karies
gigi, gigi berlubang
g. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada pelebaran vena jugularis, dan
tidak pembesaran kelenjar limfa
h. Dada
Inspeksi : Tidak ada tanda- tanda distress pernapasan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan/massa/tanda-tanda
peradangan
82. 71
i. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol, hyperpigmentasi areola mammae,
tidak ada retraksi payudara atau dimpling
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
kolostrum sudah ada saat dipencet.
j. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut sesuai umur
kehamilan, tidak ada luka bekas operasi
tampak linea nigra, striae albicans, tonus
otot perut kendor.
Palpasi
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Auskultasi
:
:
:
:
:
:
tidak ada nyeri tekan
TFU :30cm pertengahan pusat-
processus xifoydeus, teraba bulat, tidak
melenting, dan lunak yaitu bokong.
pada perut sebelah kanan teraba datar,
keras dan memanjang seperti papan (pu-
ka)
Pada perut bagian bawah ibu teraba
keras, bundar dan melenting (kepala)
Bagian terendah janin belum masuk
masuk PAP (konvergen)
Denyut jantung janin terdengar kuat dan
jelas pada kuadran kanan bawah perut ibu
dengan frekuensi 138 kali/menit
Pengukuran : : TFU= 32 cm
TBJ = (TFU-12) x155
TBJ = 3000 gr
k. Ekstremitas atas
Inspeksi
Palpasi
:
:
Simetris kiri dan kanan, kuku bersih, jari-
jari tangan lengkap, kuku bersih dan tidak
pucat.
Tidak ada oedema dipunggung tangan
l. Ekstremitas bawah
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
:
:
:
Simetris kiri dan kanan, kuku bersih, jari-
jari tangan lengkap, tidak ada varises
Tidak ada oedema
Refleks patella positif kiri dan kanan
3. Data Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
4. Data Sosial dan Ekonomi
Hubungan ibu dan keluarganya serta lingkungannya harmonis.
83. 72
5. Data Spiritual
Selama hamil ibu tetap menjalankan sholat 5 waktu dan berdoa agar
kehamilannya berlangsung normal dan dapat melahirkan dengan
selamat.
Setelah dilakukan pengumpulan data, melalui anamnese dari beberapa
hal dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, maka dapat ditegakkan
diagnosa masalah aktual pada Ny.H
B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Setelah dilakukan pengumpulan data dasar, maka ditegakkan
diagnosis pada Ny.’’H’’ yaitu GIIIPIIA0, umur kehamilan 34 minggu 3 hari,
tunggal, hidup, keadaan umum ibu dan janin baik dengan hipertensi
dalam kehamilan.
1. GIIIPIIA0
Dasar
Data Subjektif :Ibu mengatakan hamil ketiga, tidak pernah keguguran
Data Objektif :
a. Tonus otot perut tampak kendor
b. Tampak striae albicans
c. Tampak linea nigra
Analisa dan Interpretasi Data :
a. Tonus otot perut kendor karena telah mengalami peregangan pada
kehamilan sebelumnya.
84. 73
b. Peregangan ini kadang-kadang menimbulkan sensasi menyerupai
rasa gatal. Setelah kelahiran striae biasanya memudar, walaupun
striae tersebut
tidak menghilang secara keseluruhan. Variasi warna striae tergantung
pada warna kulit ibu hamil. Striae tampak berwarna pink pada wanita
berkulit cerah, dan tampak berwarna kontras dari pada kulit lainnya
pada wanita berkulit gelap (Manuaba, 2010).
c. Jika otot dinding abdomen tidak kuat menahan regangannya maka
otot rektus akan terpisah digaris tengah sehingga membentuk
diastasis rekti yang lebar dan bervariasi. Garis tengah ini sering
mengalami hiperpigmentasi yang disebut linea nigra. (Sarwono,
2009).
2. Umur Kehamilan 34 minggu 3 hari
Dasar
Data Subjektif :
a. Ibu datang memeriksakan kehamilannya tanggal 7 September 2016
b. Ibu mengatakan HPHT tanggal 7 -1-2016
Data Objektif :
a. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
b. Tinggi fundus uteri 30 cm
Analisa dan Interpretasi Data :
a. Dari HPHT tanggal 7 -1-2016 sampai tanggal pengkajian 7-09-2016
maka usia kehamilan ibu 33 minggu menurut rumus Neagle.
85. 74
Berdasarkan perhitungan neagle tafsiran persalinan dapat dihitung
dengan acuan HPHT yaitu tanggal +7, bulan -3, tahun +1 jika bulan
HPHT antara bulan 4-12. Jika antara bulan 1-3 maka tanggal +7,
bulan +9, dan tahun tetap (Obstetric dan ginekologi, 2011).
Sehingga tafsiran persalinan ibu
berdasarkan haid terakhirnya adalah tanggal 14 -10-2016.
b. Pembesaran perut disebabkan oleh adanya pertumbuhan janin dan
di bawah pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
menyebabkan hipertropi otot polos (Sarwono, 2010).
3. Tunggal
Dasar
Data Subjektif : Ibu mengatakan gerakan janinnya dirasakan pada perut
sebelah kiri ibu.
Data Objektif :
a. Leopold I : Tinggi fundus uteri 34 cm, teraba bokong
b. Lepold III : Kepala
c. Pada auskultasi, denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan
teratur pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah kanan bawah perut ibu
dengan frekuensi 138x/menit.
Analisa dan Interpretasi Data :
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, teraba dua bagian besar
pada lokasi yang berbeda, bagian kepala pada kuadran perut bagian
bokong berada pada kuadran fundus. Pada kehamilan tunggal hanya
86. 75
satu bunyi jantung dengan frekuensi 120-160 kali/menit. Dengan
pergerakan janin pada salah satu sisi perut ibu yang menandakan
kehamilan tunggal (Manuaba, 2010).
4. Hidup
Dasar
Data Subjektif : Ibu merasakan pergerakan janin kuat terutama pada
perut atas sebelah kiri.
Data Objektif : Pada auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur
pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah kanan perut ibu
dengan frekuensi 138 x/menit.
Analisa dan Interpretasi Data :
Janin yang hidup ditandai dengan adanya pergerakan janin yang
dapat dirasakan oleh ibunya, dan pada auskultasi terdengar DJJ yang jelas
dan teratur (Obstetri Fisiologi, UNPAD).
5. Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik
Dasar
Data Subjektif : Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada
perut atas sebelah kiri.
Data Objektif :
a. KU ibu baik
b. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
87. 76
Pernapasan : 20 kali / menit
Suhu : 37o
C
c. Auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu
pada sisi
sebelah kanan perut ibu dengan frekuensi 138 x/menit.
Analisa dan Interpretasi Data
Dengan normalnya tanda-tanda vital yang dimiliki ibu mendandakan
ibu dalam keadaan baik dengan tekanan darah normal (systole 100-120,
dan diastole 70-90 mmHg, nadi normal (80-100 kali/menit), suhu normal
(36,5°c-37,5°c), dan pernapasan normal (16-24 kali/menit) (Obstetri
Fisiologi, UNPAD). Ibu merasakan gerakan janinnya kuat dan bunyi
jantung teratur dengan frekuensi 120-160x/menit menandakan janin
dalam keadaan baik (Buku Saku Obstetric dan Ginekologi Edisi 9,
2009).
6. Hipertensi dalam kehamilan
Dasar
Data Subjektif :
a. Pada kunjugan pertama umur kehamilan 2 bulan tekanan darahnya
normal (120/70 mmHg).
b. Pada kunjungan kedua umur kehamilan 6 bulan tekanan darahnya
meningkat (140/80 mmHg).
c. Sebelum hamil tekanan darahnya normal (110/70 mmHg).
Data Objektif :
88. 77
a. Tekanan darah 140/90 mmHg
b. Proteinuria (-)
Analisa dan Interpretasi Data
a. Hipertensi karena kehamilan dan Hipertensi ringan sering ditemukan
tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah (Lilis Lisnawati,
2013).
b. Prognosis menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria.
Terdapatnya proteinuria mengubah diagnosis hipertensi dalam
kehamilan mdi menjadi preeklamsia (Erna Setyaningrum, 2013).
C.Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Berdasarkan keadaan klien maka dapat ditetapkan adanya suatu
diagnosa atau masalah potensial yang akan terjadi abrupsio plasenta dan
Hipertensi ringan.
Data Subjektif: -
Data Objektif: Tekanan darah: 140/90 mmHg
Analisa dan Interpretasi Data :
a. Salah satu penyebab terjadinya abrupsio plasenta adalah tekanan
darah ibu tinggi. ( Helen Varney, 2007). Abrupsio plasenta (lepasnya
plasenta sebelum waktunya) pada beberapa kasus dengan hipertensi
dalam kehamilan, plasenta dapat lepas sebelum waktunya dan
terpisah dirahim. Abrupsio plasenta akan menghentikan pasokan
oksigen ke bayi dan menyebabkan perdarahan yang berat pada ibu
resikonya adalah kematian
89. 78
janin dalam rahim (Manuaba, 2008).
b. Preeklamsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu pada penyakit trofoblas (Eni Nur Rahmawati,2011).
D. Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Berdasarkan data yang dikumpulkan pada Ny.’’S’’ telah dilakukan
tindakan konsultasi dengan dokter ahli kandungan untuk melakukan USG
dan pemeriksaan urine.
E. Langkah V. Rencana Asuhan Kebidanan
Sesuai dengan beberapa diagnosa dan masalah yang ada maka
disusunlah rencana asuhan yang komprehensif guna mengatasi dan
memenuhi kebutuhan ibu yang meliputi upaya prefentif, promotif, dan
rehabilitasi. Dalam memilih asuhan yang akan dilaksanakan dimaksudkan
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ada. Asuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Hipertensi dapat teratasi
b. Tidak terjadi abrupsio plasenta dan preeklamsia
c. Kehamilan dapat berlangsung normal sampai aterm
2. Kriteria
a. Tekanan darah dalam batas normal
90. 79
b. Tidak terjadi perdarahan disertai rasa nyeri dan protein urine (-)
c. Kehamilan berlangsung normal, ditandai dengan:
1) Kehamilan aterm dengan umur 37 minggu sampai 42 minggu.
2) Tidak ada tanda bahaya
3) Peningkatan berat badan normal
4) Keadaan umum ibu baik ditandai dengan:
(1) Tanda-tanda vital normal :
- Tekanan darah : 90/70 - 120/80 mmHg
- Nadi : 60 - 100x/menit
- Pernapasan : 16 - 24x/menit
- Suhu : 36,50
C - 37,50
C
(2) Denyut jantung janin dalam batas normal antara 120 -
160x/menit.
3. Rencana Tindakan
1) Umum
a) Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan jelaskan hal-hal yang
dianggap perlu seperti : peningkatan tekanan darah,dan keadaan
umum ibu dan janin.
Rasional : Penyampaian dan penjelasan tentang hasil
pemeriksaan kepada ibu sangat penting agar ibu
dapat mengetahui perkembangan kehamilannya serta
merupakan tujuan utama pemeriksaan antenatal yang
berkualitas.
91. 80
b) Berikan dukungan psikologis dan spiritual pada ibu dengan
melibatkan suami dan keluarga dalam perawatan klien.
Rasional : Dukungan psikologis dan keterlibatan suami dan
keluarg merupakan psikoterapi dan perawatan klien
sehingga dapat memberikan semangat dan
membantu dalam proses penyembuhan. Di samping
itu agar ibu lebih optimis menghadapi kehamilannya
dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Hipertensi
a) Lakukan pemeriksaan satu kali seminggu untuk memantau
tekanan darah, urine, kenaikan berat badan, oedema dan kondisi
janin.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan yang dialami ibu dan
janinnya yang disebabkan pengaruh preeklampsia
ringan dan mendeteksi adanya preeklampsia berat.
b) Anjurkan ibu agar tidak stress karena dapat mempengaruhi
kehamilannya.
Rasional : Agar tidak terjadi perubahan faktor psikologi pada ibu
terhadap banyaknya pikiran yang dapat menyebabkan
kenaikan tekanan darah dan dapat berdampak pada
kehamilannya.
92. 81
c) Ajarkan pada ibu untuk untuk mengenali tanda-tanda terjadi
preeklampsia ringan yaitu rasa nyeri di daerah epigastrium,
penglihatan kabur, mual sampai muntah, sakit kepala yang hebat.
Rasional : Agar ibu mengerti dan dapat mengambil keputusan
klinik
d) Anjurkan ibu untuk melakukan konsultasi dengan dokter ahli
kandungan.
Rasional : untuk mengetahui kondisi kehamilan lebih jelas melalui
pemeriksaan USG
3) Health Education pada ibu tentang :
a) Istirahat yang cukup
Rasional :Adanya peningkatan fungsi-fungsi fisiologi tubuh
diperlukan istirahat yang cukup untuk memberi
relaksasi yang cukup pada otot serta mengurangi
beban kerja jantung.
b) Diet seimbang dalam kehamilan yaitu tinggi protein, rendah lemak,
cairan dan garam tidak perlu dikurangi.
Rasional : Ibu hamil dengan hipertensi tetap membutuhkan
makanan yang tinggi protein, rendah lemak, dan
pembatasan cairan dan garam tidak bisa mencegah
hipertensi dalam kehamilan tetapi malah dapat
membahayakan janin.
c) Personal hygiene dalam kehamilan