Dokumen tersebut membahas tentang konsep infark miokard, yang didefinisikan sebagai kematian jaringan otot jantung akibat penurunan aliran darah arteri koroner. Jenis-jenis infark dibedakan menjadi subendokardial dan transmural, sedangkan penyebabnya antara lain faktor pembuluh darah, sirkulasi, darah, dan peningkatan kebutuhan oksigen. Faktor resiko terbagi menjadi yang dapat dimodifikasi se
1. BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Infark miokard ( kadang disingkat AMI / infark miokard akut) adalah
kematian/nekrosis jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah
arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara
tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.
B. JENIS-JENIS MIOKARD INFARK
a) Miokard Infark Subendokardial
Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka
terhadap iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran
darah subendokardial yang relatif menurun dalam waktu lama sebagai akibat
perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisikondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia. Derajat nekrosis dapat
bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard, misalnya akibat
takikardia atau hipertrofi ventrikel. Walaupun pada mulanya gambaran klinis
dapat relatif ringan, kecenderungan iskemia dan infark lebih jauh merupakan
ancaman besar setelah pasien dipulangkan dari Rumah Sakit.
b) Miokard Infark Transmural
Pada lebih dari 90 % pasien miokard infark transmural berkaitan dengan
trombosis koroner. Trombosis seing terjadi di daerah yang mengalami
penyempitan arteriosklerotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan. Termasuk
disini misalnya perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan hematom
intramural, spasme yang umumnya terjadi di tempat aterosklerotik yang emboli
1
2. koroner. Miokard infark dapat terjadi walau pembuluh koroner normal, tetapi hal
ini amat jarang.
C. ETIOLOGI
Intinya AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel
jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut
diantaranya:
1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.
Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara lain:
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya: Aterosklerosis pembuluh darah koroner, Sumbatan
total arteri oleh trombus/emboli,spasme, dan arteritis.
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan
beberapa hal antara lain: (a) mengkonsumsi obat-obatan tertentu; (b) stress
emosional atau nyeri; (c) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.
b. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung
keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas
dari factor pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang
menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis
maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitrlalis,
maupun trikuspidalis) menyebabkan menurunnya cardac out put (COP).
Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menyebabkan bebarapa
2
3. bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot
jantung.
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika
daya angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan
pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang
menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain: anemia, hipoksemia,
dan polisitemia.
2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada
dikompensasi
orang
normal
diantaranya
meningkatnya
dengan
kebutuhan
meningkatkan
denyut
oksigen
jantung
mampu
untuk
meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit
jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat
kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai
oksigen tidak bertambah.
Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya
kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya: aktivtas berlebih,
emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard bisa memicu
terjadinya infark karea semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen,
sedangkan asupan oksien menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektive.
D. FAKTOR RESIKO
Secara garis besar terdapat dua jenis factor resiko bagi setiap orang untuk
terkena AMI, yaitu factor resiko yang bisa dimodifikasi dan factor resiko yang
tidak bisa dimodifikasi.
3
4. a. Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi
Merupakan factor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan
intervensi tertentu maka bisa dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini
diantaranya:
Merokok
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain: menimbulkan
aterosklerosis; peningkatan trombogenessis dan vasokontriksi; peningkatan
tekanan darah; pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung,
dan penurunan kapasitas pengangkutan oksigen
Merokok 20 batang rokok atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan
resiko 2-3 kali disbanding yang tidak merokok.
Konsumsi alcohol
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alcohol dosis rendah
hingga moderat, dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen, mengurangi
adhesi platelet, dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi, akan tetapi
semuanya masih controversial
Tidak semua literature mendukung konsep ini, bahkan peningkatan dosis
alcohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas cardiovascular karena aritmia,
hipertensi sistemik dan kardiomiopati dilatasi.
Infeksi
Infeksi Chlamydia pneumoniae , organisme gram negative intraseluler dan
penyebab umum penyakit saluran perafasan, tampaknya berhubungan dengan
penyakit koroner aterosklerotik
Hipertensi sistemik.
Hipertens sistemik menyebabkan meningkatnya after load yang secara
tidak langsung akan meningkan beban kerja jantung. Kondisi seperti ini akan
memicu hipertropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari meningkatnya after
load yang pada akhirnya meningkatan kebutuhan oksigen jantung.
4
5. Obesitas
Terdapat hubungan yang erat antara berat badan, peningkatan tekanan
darah, peningkatan kolesterol darah, DM tidak tergantung insulin, dan tingkat
aktivitas yang rendah.
Kurang olahraga
Aktivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit
jantung koroner, yaitu sebesar 20-40 %.
Penyakit Diabetes
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien dengan DM
sebesar 2- 4 lebih tinggi dibandingkan orang biasa.
Hal ini berkaitan dengan adanya abnormalitas metabolisme lipid, obesitas,
hipertensi sistemik, peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi
platelet dan peningkatan trombogenesis).
b.
Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Merupakan factor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu
diantaranya:
Usia
Resiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun
(umumnnya setelah menopause)
Jenis Kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK)pada laki-laki dua kali
lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen
endogn yang bersifat protective pada perempuan.
Hal ini terbukti insidensi PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya setare
dengan laki pada wanita setelah masa menopause
Riwayat Keluarga
5
6. Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK sebelm usia 70
tahun merupakan factor resiko independent untuk terjadinya PJK.
Agregasi PJK keluarga menandakan adanya predisposisi genetic pada
keadaan ini.
Terdapat bukti bahwa riwayat positif pada keluarga mempengaruhi onset
penderita PJK pada keluarga dekat
RAS
Insidensi kematian akiBat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris
lebih tinggi dibandingkan dengan peduduk local, sedangkan angka yang rendah
terdapat pada RAS apro-karibia
Geografi
Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi di Irlandia Utara, Skotlandia, dan
bagian Inggris Utara dan dapat merefleksikan perbedaan diet, kemurnian air,
merokok, struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan urban.
Tipe kepribadian
Tipe kepribadian A yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis,
gila hormat, ambisius, dan gampang marah sangat rentan untuk terkena PJK.
Terdapat hubungan antara stress dengan abnnormalitas metabolisme lipid.
Kelas social
Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar lakilaki terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja profesi (missal dokter,
pengacara dll).
Selain itu frekuensi istri pekerja kasar ternyata 2 kali lebih besar untuk
mengalami kematian dini akibat PJK dibandingkan istri pekerja professional/nonmanual.
6
7. D. PATOFISIOLOGI
AMI (akut miokard infark) terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung
cukup lama yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan
seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti
berkontraksi selamanya.
Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri
koroner/coronary artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi lemak
(plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di dalam lumen arteri
koronaria (arteri yang mensuplay darah dan oksigen pada jantung)
Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan darah
pada permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa
menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen
mencapai bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya
oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak ditangani dengan
cepat, otot jantung ang rusak itu akan mulai mati.
Selain disebabkan oleh terbentuknya sumbatan oleh plaque ternyata infark
juga bisa terjadi pada orang dengan arteri koroner normal (5%). Diasumsikan
bahwa spasme arteri koroner berperan dalam beberapa kasus ini.
Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal antara lain:
mengkonsumsi obat-obatan tertentu; stress emosional; merokok; dan paparan
suhu dingin yang ekstrim.
Spasme bisa terjadi pada pembuluh darah yang mengalami aterosklerotik
sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga bisa menimbulkan infark jika
terlambat dalam penangananya.
Letak infark ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri koroner yang
mensuplai darah ke jantung. Terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koroner
kanan dan kiri. Kemudian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu
7
8. Desenden Anterior dan arteri sirkumpeks kiri. Arteri koronaria Desenden Anterior
kiri berjalan melalui bawah anterior dinding ke arah afeks jantung. Bagian ini
menyuplai aliran dua pertiga dari septum intraventrikel, sebagaian besar apeks,
dan ventrikel kiri anterior.
Sedangkan cabang sirkumpleks kiri berjalan dari koroner kiri kearah
dinding lateral kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai meliputi atrium kiri,
seluruh dinding posterior, dan sepertiga septum intraventrikel posterior.
Selanjutnya arteri koroner kanan berjalan dari aorta sisi kanan arteri
pulmonal kearah dinding lateral kanan sampai ke posterior jantung. Bagian
jantung yang disuplai meliputi: atrium kanan, ventrikel kanan, nodus SA, nodus
AV, septum interventrikel posterior superior, bagian atrium kiri, dan permukaan
diafragmatik ventrikel kiri.
Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui jika infark anterior
kemungkinan disebabkan gangguan pada cabang desenden anterior kiri,
sedangkan infark inferior bisa disebabkan oleh lesi pada arteri koroner kanan.
Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena maka infark bisa
dibedakan menjadi infark transmural dan subendokardial. Kerusakan pada seluruh
lapisan miokardiom disebut infark transmural, sedangkan jika hanya mengenai
lapisan bagian dalam saja disebut infark subendokardial.
Infark miokardium akan mengurangi fungsi ventrikel karena otot yang
nekrosis akan kehilangan daya kotraksinya begitupun otot yang mengalami iskemi
(disekeliling daerah infark). Secara fungsional infark miokardium menyebabkan
perubahan-perubahan sebagai berikut:
Daya kontraksi menurun
Gerakan dinding abnormal (daerah yang terkena infark akan menonjol
keluar saat yang lain melakukan kontraksi)
Perubahan daya kembang dinding ventrikel
Penurunan volume sekuncup.
Penurunan fraksi ejeksi
8
9. Gangguan fungsional yang terjadi tergantung pada beberapa factor dibawah
ini:
Ukuran infark,jika mencapai 40% bisa menyebabkan syok kardiogenik
Lokasi Infark dinding anterior mengurangi fungsi mekanik jantung lebih
besar dibandingkan jika terjadi pada bagian inferior.
Sirkulasi kolateral berkembang sebagai respon terhadap iskemi kronik dan
hiperferfusi regional untuk memperbaiki aliran darah yang menuju
miokardium. Sehingga semakin banyak sirkulasi kolateral, maka gangguan
yang terjadi minimal.
Mekanisme kompensasi bertujuan untuk mempertahankan curah jantung
dan perfusi perifer. Gangguan akan mulai terasa ketika mekanisme
kompensasi jantung tidak berfungsi dengan baik.
E. TANDA DAN GEJALA
Tidak semua serangan mulai secara tiba-tiba disertai nyeri yang sangat
parah seperti yang sering kita lihat pada tayangan TV atau sinema. Tanda dan
gejala dari serangan jantung tiap orang tidak sama. Banyak serangan jantung
berjalan lambat sebagai nyeri ringan atau perasaan tidak nyaman. Bahkan
beberapa orang tanpa gejala sedikitpun (dinamakan silent heart attack)
Akan tetapi pada umumnya serangan AMI ini ditandai oleh beberapa hal
berikut:
a. Nyeri Dada
Mayoritas pasien AMI (90%) datang dengan keluhan nyeri dada.
Perbedaan dengan nyeri pada angina adalah nyer pada AMI lebih panjang yaitu
minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang dari itu. Disamping itu pada
angina biasanya nyeri akan hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark
tidak.Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat
dingin atau perasaan takut.
9
10. Mskipun AMI memiliki cirri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan
kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang
terasa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita
DM berkaitan dengan neuropathy.
Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini
merupakan gejala utama.
Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang
dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena
neuropati
yang
menyertai
diabetes
dapat
mengganggu
neuroreseptor (menumpulkan pengalaman nyeri)
b. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolic ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hipervenntilasi.
Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya
disfungsi ventrikel kiri yang bermakna
c. Gejala Gastrointestinal
10
11. Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya
lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga
bisa menyebabkan cegukan
d. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, dan
gejala akibat emboli arteri (misalnya stroke, iskemia ekstrimitas)
F. PENANGANAN
Tujuan dari penanganan pada infark miokard adalah menghentikan
perkembangan serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung (memberikan
kesempatan untuk penyembuhan) dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berikut ini adalah penanganan yang dilakukan pada pasien dengan AMI:
Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan
oksigen yang melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja
jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit melalu binasal kanul.
pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan
dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan.
Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga
mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung
berarti memberikan kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri.
Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi
yang diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan
mendapatkan asupa nutrisi lewat mulut karena akan meningkatkan
kebutuhan tubuh erhadap oksigen sehingga bisa membebani jantung.
Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya
mendapatkan aspirin (antiplatelet) untuk mencegah pembekuan darah.
11
12. Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap aspirin dapat diganti dengan
clopidogrel.
Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja jantung dan
memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga
dapat membedakan apakah ia Infark atau Angina, pada infark biasanya
nyeri tidak hilang dengan pemberian nitrogliserin.
Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat
mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada
pasien dengan riwayat gangguan pernafasan. Sebagai gantinya maka
digunakan petidin
Pada prinsipnya jika mendapatkan korban yang dicurigai mendapatkan
serangan jantung, segera hubungi 118 untuk mendapatkan pertolongan segera.
Karena terlambat 1-2 menit saa nyawa korban mungkin tidak terselamatkan lagi.
Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan AMI diantaranya:
1. Obat-obatan trombolitik
Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh
darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih
lanjut.
Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat
arteri koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah
timbul gejal pertama dan tidak boleh lebih dari 12 am pasca serangan. Selain
itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun
Contohnya adalah streptokinase
2. Beta Blocker
Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan
jantung tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki
aritmia.
12
13. Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol)
dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)
3. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors
Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada
otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan
pada otot jantung.
Misalnya captropil
4. Obat-obatan antikoagulan
Obat- obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan
darah pada arteri.
Missal: heparin dan enoksaparin.
5. Obat-obatan Antiplatelet
Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet untuk
membentuk bekuan yang tidak diinginkan.
Jika obat-obatan tidak mampu menangani/menghentikan serangan
jantung., maka dpat dilakukan tindakan medis, yaitu antara lain
a. Angioplasti
Tindakan non-bedah ini dapat dilakukan dengan membuka arteri
koroner yang tersumbat oleh bekuan darah. Selama angioplasty kateter
dengan balon pada ujungnya dimasukan melalui pembuluh darah menuju
arteri koroner yang tersumbat. Kemudian balon dikembangkan untuk
mendorong plaq melawan dinding arteri. Melebarnya bagian dalam arteri
akan mengembalikan aliran darah.
Pada angioplasti, dapat diletakan tabung kecil (stent) dalam arteri yang
tersumbat sehingga menjaganya tetap terbuka. Beberapa stent biasanya
dilapisi obat-obatan yang mencegah terjadinya bendungan ulang pada
arteri.
b. CABG (Coronary Artery Bypass Grafting)
Merupakan tindakan pembedahan dimana arteri atau vena diambil dari
bagian tubuh lain kemudian disambungkan untuk membentuk jalan pintas
13
14. melewati arteri koroner yang tersumbat. Sehingga menyediakan jalan baru
untuk aliran darah yang menuju sel-sel otot jantung.
Setelah pasien kembali ke rumah maka penanganan tidak berhenti,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Mematuhi manajemen terapi lanjutan dirumah baik berupa obat-obatan
maupn mengikuti program rehabilitasi.
Melakukan upaya perubahan gaya hidup sehat yang bertujuan untuk
menurunkan
kemungkinan
kekambuhan,
misalnya
antara
lain:
menghindari merokok, menurunkan BB, merubah dit, dan meningatkan
aktivitas fisik.
14
15. BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas/Istrahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur
Pola hidup menetap, jadwal olahraga tidak teratur
Tanda : takikardi, dispnea pada istrahat dan aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat infark sebelumnya, penyakit arteri koroner,gagal jantung kronis,
masalah tekanan darah, diabetes melitus.
Tanda : TD : dapat normal atau naik/turun ;perubahan postural dicatat dari tidur
Sampai duduk/berdiri.
Nadi : dapat normal ; penuh/takkuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat; tidak teratur (distritmia) mungkin terjadi.
Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra ; S3/S4 mungkin menunjukan gagal
Jantung/penurunan kontraktilitas atau komplain ventrikel.
Murmur : bila ada menunjukan gagal katup atau disfungsi otot papilar.
Friksi : dicurigai perikarditis
Irama jantung : dapat teratur atau tidak teratur
Edema : distensi vena juguler, edema dependen/perifer, edema umum.
Krekels mungkin ada dengan gagal jantung/ventrikel.
Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar pada membran
mukosa dan bibir.
15
16. c. Integritas Ego
Gejala : menyangkal gejala penting/adanya kondisi
Takut mati, perasaan ajal sudah dekat
Marah pada penyakit/perawatan yang tak perlu
Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan
Tanda : menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata
Gelisah, marah, perilaku menyerang
Fokus pada diri sendiri/nyeri
d. Eliminasi
Tanda : normal atau bunyi usus menurun
e. Makanan/Cairan
Tanda : mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, yeri ulu hati/terbakar
Gejala : penurunan turgor kulit; kulit kering berkeringat
Muntah
Anoreksia
Perubahan berat badan
f. Higiene
Gejal/tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan diri
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tisur atau saat bangun (duduk atau istrahat)
Tanda : perubahan mental
Kelemahan
16
17. h. Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala :nyeri dada yang tiimbulnya mendadak (dapat/tak berhubungan dengan
aktivitas), tidak dengan dengan istrahat atau nitrogliserin
lokasi : tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia : dapat menyebar
ke tangan, rahang, wajah.
Kualitas : churusing, menyempit, berat, menetap, tertekan.
Intensitas : biasanya 10 pada skala 1 – 10
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh.
Menangis, merintih, meregang, menggeliat
Menarik diri, kehilangan kontak mata
Respon otomatik : perubahan frekuensi/irama jantung, tekanan darah,
Pernapasan, warna kulit/kelembaban. Kesadaran.
i. Pernapasan
Gejala : dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nokturnal
Batuk dengan tanpa produksi sputum
Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronik
Tanda : peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat
Pucat atau sianosis
Bunyi napas : bersih atau krekels/mengi
Sputum : bersih, merah muda kental
j. Interaksi Sosial
Gejala : stress
Kesulitan koping dengan stressor ang ada misalnya penyakit dan
perawatan di rumah sakit.
Tanda : kesulitan istrahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus
menerus).
17
18. k. Pemeriksaan Diagnostik
Penegakan diagnosa serangan jantung berdasarkan gejala, riwayat
kesehatan prbadi dan kelarga, serta hasil test diagnostic.
a. EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan
menmghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik
diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan
mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST.
Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal
untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen ST. Saat
nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik disekitar area nekrotik,
gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif secara
elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan perubahan gelombang T saat
iskemik terjasi lagi. Pada awal infark miokard, elevasi ST disertai dengan
gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang
T membalik. Sesuai dengan umur infark miokard, gelombang Q menetap dan
segmen ST kembali normal.
Gambaran spesifik pada rekaman EKG
Daerah infark
Perubahan EKG
Anterior
Elevasi segmen ST pada lead V3 -V4,
perubahan resiprokal (depresi ST) pada lead II,
III, aVF.
Inferior
Elevasi segmen T pada lead II, III, aVF,
perubahan resiprokal (depresi ST) V1 – V6, I,
aVL.
18
19. Lateral
Elevasi segmen ST pada I, aVL, V5 – V6.
Posterior
Perubahan resiprokal (depresi ST) pada II, III,
aVF, terutama gelombang R pada V1 – V2.
Ventrikel kanan
Perubahan gambaran dinding inferior
b. Test Darah
Selama serangan, sel-sel otot jantung mati dan pecah sehingga proteinprotein tertentu keluar masuk aliran darah.
Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini CPK-MB
terdetekai setelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24 jam dan kembali menjadi
normal setelah 24 jam berikutnya.
LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi pada tahap lanjut infark miokard
yaitu setelah 24 jam kemudian mencapai puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat
dideteksi sampai dengan 2 minggu.Iso enzim LDH lebih spesifik dibandingkan
CPK-MB akan tetapi penggunaan klinisnya masih kalah akurat dengan nilai
Troponin, terutama Troponin T. Seperti yang kita ketahui bahwa ternyata
isoenzim CPK-MB maupun LDH selain ditemukan pada otot jantung juga bisa
ditemukan pada otot skeletal.
Troponin T & I merupakan protein merupakan tanda paling spesifik
cedera otot jantung, terutama Troponin T (TnT)Tn T sudah terdeteksi 3-4 jam
pasca kerusakan miokard dan masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3
minggu.Pengukuran serial enzim jantung diukur setiap selama tiga hari pertama;
peningkatan bermakna jika nilainya 2 kali batas tertinggi nilai normal.
c. Coronary Angiography
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan sinar x
pada jantung dan pembuluh darah. Sering dilakukan selama serangan untuk
menemukan letak sumbatan pada arteri koroner. Dokter memasukan kateter
19
20. melalui arteri pada lengan atau paha menujua jantung. Prosedur ini dinamakan
kateterisasi jantung, yang merupakan bagian dari angiografi koroner Zat kontras
yang terlihat melalui sinar x diinjeksikan melalui ujung kateter pada aliran darah.
Zat kontras itu memingkinkan dokter dapat mempelajari aliran darah yang
melewati pembuluh darah dan jantung Jika ditemukan sumbatan, tindakan lain
yang dinamakan angioplasty, dpat dilakukan untuk memulihkan aliran darah pada
arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang berpori)
dalam arteri untuk menjaga arteri tetap terbuka.
B. KLASIFIKASI DATA
Data subjektif :
Takikardi
Dispnea
Jantung berdebar
Nyeri dada yang mendadak
Merasa kesakitan pada area dada yang menjalar ke bahu, wajah, lengan,
leher
Nyeri seperti ditusuk-tusuk, tertekan
Merasakan nyeri yang tidak hilang dengan istrahat maupun nitrogliserin
Marasa kesulitan untuk tidur
Merasa lemah
Takut mati
Merasa ajal sudah dekat
Menyangkal
Mual
Anoreksia
Merasa tidak nyaman
Merasa lemah
Klie merasa bingung dengan keadaan penyekitnya
20
21. Data objektif :
Wajah meringis
Merintih
Menggeliat
Nampak sesak
Bunyi usus menurun
Muntah
Penurunan berat badan
Bunyi jantung ekstra ; S3 dan S4
Tekanan darah menurun
Takikardi
Dispnea dengan/tanpa kerja
Dispnea nokturnal
Kesulitan istrahat dengan tenang
Irama jantung tidak teratur
Nampak gelisah
Menolak. Menyangkal
Wajah pucat
Sianosis
Membran mukosa bibir pucat
Capilary refill time melambat (lebih dari 3 detik)
Penurunan turgor kulit
Kesulitan melakukan tugas perawatan diri
Perubahan mental
Nampak lemah
Sering bertanya tentang penyakit
Menguap
Palpebra hitam
Ketakutan
Tonus otot menurun
21
22. C. ANALISA DATA
No
1
Symtomps
Etiologi
DS :
Problem
Pola napas tidak
Klien merasa sesak
efektif
DO :
Dispnea dengan/tanpa
kerja
Nampak sesak
Dispnea nokturnal
Ekpansi
paru
tidak
sempurna
2
DS :
Nyeri
Nyeri
dada
yang
mendadak.
Merasa
kesakitan
pada area dada yang
menjalar
ke
bahu,
wajah, lengan, leher.
Nyeri seperti ditusuktusuk, tertekan.
Merasakan nyeri yang
tidak hilang dengan
istrahat
maupun
nitrogliserin.
DO :
Wajah meringis
Merintih
Menggeliat
3
DS :
Penurunan curah
22
23. jantung
Jantung berdebar
DO :
Tekanan
darah
menurun
Bunyi jantung ekstra ;
S3 dan S4
Takikardi
Irama jantung tidak
teratur
4
DS :
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
Mual
tubuh
Anoreksia
DO :
Bunyi usus menurun
Muntah
Penurunan
berat
badan
5
DS :
Gangguan perfusi
jaringan perifer
Merasa lemah
DO :
Wajah pucat
Sianosis
Membran
mukosa
bibir pucat
Capilary refill time
melambat (lebih dari 3
detik)
Penurunan turgor kulit
6
DS :
Intoleransi
Merasa lemah
aktivitas
23
24. Malas beraktivitas
DO :
Nampak lemah
Tonus otot menurun
7
DS :
Ansietas
Takut mati
Merasa
ajal
sudah
dekat
Menyangkal
DO :
Nampak gelisah
Perubahan mental
ketakutan
8
DS :
Gangguan pola
Marasa
kesulitan
tidur
untuk tidur
Merasa tidak nyaman
DO :
Nampak
kesulitan
istrahat dengan tenang
Menguap
Palpebra hitam
9
DS :
Defisit perawatan
diri
Ketidaknyamanan
Merasa
tidak
melakukan
bisa
kativitas
perawatan diri
DO :
Ketidakmampuan
melakukan perawatan
24
25. diri
Penurunan
fungsi
umum
10
DS :
Kurang
Klie merasa bingung
dengan
pengetahuan
keadaan
penyekitnya.
DO :
Sering
bertanya
tentang penyakit.
Nampak keingungan.
D. DIAGNOSA KEPERAWATA
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelebihan cairan pada paru
ditandai dengan
DS :
Klien merasa sesak
DO :
Dispnea dengan/tanpa kerja
Nampak sesak
Dispnea nokturnal
Ekpansi paru tidak sempurna
2. Nyeri berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner ditandai
dengan
DS :
Nyeri dada yang mendadak.
Merasa kesakitan pada area dada yang menjalar ke bahu, wajah, lengan,
leher.
25
26. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, tertekan.
Merasakan nyeri yang tidak hilang dengan istrahat maupun nitrogliserin.
DO :
Wajah meringis
Merintih
Menggeliat
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beruhubungan dengan
kontraktilitas miokard berkurang ditandai dengan
DS :
Jantung berdebar
DO :
Tekanan darah menurun
Bunyi jantung ekstra ; S3 dan S4
Takikardi
Irama jantung tidak teratur
4. Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
aliran
darah
ke
saluran
gastrointestinal menurun ditandai dengan
DS :
Mual
Anoreksia
DO :
Bunyi usus menurun
Muntah
Penurunan berat badan
5. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan beruhubungan
dengan suplai darah ke seluruh jaringan berkurang ditandai dengan
DS :
26
27. Merasa lemah
DO :
Wajah pucat
Sianosis
Membran mukosa bibir pucat
Capilary refill time melambat (lebih dari 3 detik)
Penurunan turgor kulit
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
darah dan kebutuhan oksigen jaringan ditandai dengan
DS :
Merasa lemah
Malas beraktivitas
DO :
Nampak lemah
Tonus otot menurun
7. Ansietas berhubungan dengan pola penyakit dan hospitalisasi ditandai
dengan
DS :
Takut mati
Merasa ajal sudah dekat
Menyangkal
DO :
Nampak gelisah
Perubahan mental
Ketakutan
8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan efek nyeri ditandai dengan
DS :
27
28. Marasa kesulitan untuk tidur
Merasa tidak nyaman
DO :
Nampak kesulitan istrahat dengan tenang
Menguap
Palpebra hitam
9. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
DS :
Ketidaknyamanan
Merasa tidak bisa melakukan kativitas perawatan diri
DO :
Ketidakmampuan melakukan perawatan diri
Penurunan fungsi umum
10. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit ditandai dengan
DS :
Klie merasa bingung dengan keadaan penyekitnya.
DO :
Sering bertanya tentang penyakit.
Nampak keingungan.
E. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memperbaiki/mempertahankan oksigenasi/ventilasi adekuat
2. Menghilangkan nyeri
3. Mencegah/meminimalkan terjadinya komplikasi miokard
4. Perbaikan nutrisi yang adekuat
28
29. 5. Perfusi jaringan yang adekuat
6. Toleran terhadap aktivitas
7. Menghilangkan cemas
8. Meningkatkan pola tidur
9. Memaksimalkan perawatan diri
10. Memberiakn informasi tentang proses penyakit.
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Pola napas tidak Tujuaan :
efektif
Pola
berhubungan
efektif
Kaji fungsi pernapasan.
ditandai dengan
sianosis
dan
dini komplikasi.
Berikan
perhatian
terhadap
status volume cairan.
Untuk
mencegah
kelebihan cairan pada
ada
paru dan jantung.
merasa
Berikan dorongan pada pasien
Unutk
untuk
DS :
Klien
Untuk mendeteksi tanda
napas
dengan kelebihan adekuat
cairan pada paru Tidak
Rasional
pengumpulan
napas
dalam
dan
mencegah
mengubah posisi.
Dispnea
Mengoptimilkan
Kolaborasi
DO :
dalam dasar paru.
Berikan posisi semi fowler
sesak
ekspansi
cairan
pemberian
ventilator
dengan/tanpa
paru,
mengurangi beban fungsi
paru.
kerja
Nampak sesak
Dispnea
nokturnal
Ekpansi
paru
tidak sempurna
2
Nyeri
Tujuan :
Kaji keluhan pasien mengenai
Data tersebut membantu
29
30. berhubungan
nyeri dada, meliputi : lokasi,
menentukan
dengan penurunan hilang
radiasi,
dan
aliran
yang mempengaruhinya.
koroner
Nyeri
darah
dada
durasi
dan
faktor
ditandai
efek
penyebab
nyeri
serta
dada
merupakan
garis
dasar
untuk
dengan
membandingkan
DS :
gejala
pasca terapi.
Nyeri dada yang
Berikan istirahat fisik dengan
Untuk mengurangi rasa
mendadak.
punggung ditinggikan
tidak
nyaman
serta
dispnea
kesakitan
pada
dan
istirahat
fisik
Merasa
juga
dapat
area dada yang
mengurangi
menjalar
oksigen jantung.
bahu,
ke
wajah,
lengan, leher.
Nyeri
seperti
ditusuk-tusuk,
Kolaborasi dengan tim medis
Untuk
pemberian :
otot
Obat
vasodilator
(NTG) dan antikoagulan.
konsumsi
memulihkan
jantung
untuk
memastikan
peredaan
tertekan.
Terapi trombolitik.
maksimum
Merasakan nyeri
Preparat analgesik
(inhalasi
yang
hilang
tidak
dengan
istrahat maupun
nitrogliserin.
DO :
(Morfin Sulfat).
Pemberian oksigen
bersamaan dengan analgesik
dan
nyeri
oksigen
menurunkan
yang
berkaitan
dengan
tingkat
nyeri
rendahnya
oksigen
bersirkulasi).
Wajah meringis
Merintih
Menggeliat
30
yang
31. 3
Penurunan
curah Tujuan :
Pantau tekanan darah, nadi
darah
Indikator
klinis
perifer.
keadekuatan
jantung
Takanan
berhubungan
normal
jantung.
dengan
Tidak terdengar
memungkinkan
beruhubungan
bunyi
dini/tindakan
dengan
abnormal
kontraktilitas
Bunyi
jantung
dari
curah
Pemantauan
deteksi
terhadap
dekompensasi.
jantung
miokard berkurang normal
Pantau irama jantung sesuai
Distritmia umum pada
indikasi.
pasien dengan penyakit
ditandai dengan
Tanda-tanda
umum,
berkenaan
DS :
sianosis hilang.
dengan
peningkatan
Jantung
tekanan
berdebar
atrium serta abnormalitas
DO :
volume
konduksi.
Tekanan
darah
menurun
Bunyi
dan
Tingkatkan/dorong
tirah
Menurunkan
volume
baring dengan kepala tempat
jantung
darah yang kembali ke
tidur ditinggikan 45 derajat.
jantung (preload) yang
ekstra ; S3 dan
memungkinkan
S4
oksigenasi, menurunkan
Takikardi
regangan jantung.
Irama
jantung
tidak teratur
Diskusikan/demonstrasikan
Reduksi ensietas dapat
teknik manajemen stress.
menurunkan
jantung
stimulasi
simpatis
dan
beban kerja jantung.
Berikan oksigen suplemen.
Memberikan
oksigen
untuk ambilan miokard
dalam
upaya
31
untuk
32. mengkompensasi
peningkatan
kebutuhan
oksigen.
4
Nutrisi kurang dari Tujuan :
Jelaskan klien dan keluarga
Klien
kebutuhan
tentang pentingnya makanan
dapat
bagi tubuh.
pentingnya
aliran
tubuh Masukan
darah
ke makanan
saluran
adekuat
gastrointestinal
Mual
dan
keluarga
mengetahui
makanan
bagi tubuh.
dan
menurun ditandai muntah
Monitor jumlah makanan yang
Untuk
mengetahui
masuk
besarnya makanan yang
dengan
hilang/berkurang
DS :
Peningkatan
Monitor adanya muntah dan
Sebagai
berat badan
catat jumlah, frekuensi dan
melakukan
warna.
keperawatan
Mual
Anoreksia
dikonsumsi.
DO :
Bunyi
untuk
tindakan
dan
pengobatan selanjutnya.
usus
Berikan
makanan
yang
menurun
bervariasi
menurut
dietnya
Muntah
untuk merangsang nafsu makan.
Agar
klien
termotivasi
merangsang
dapat
dan
nafsu
makan.
Penurunan berat
badan
data
Berikan makanan dalam porsi
Untuk
mengurangi
32
33. kecil namun sering.
perasaan dan memenuhi
kebutuhan
makanan
bagi klien.
Tambahan asupan protein.
Protein
tambahan
membantu
perbaikan
dan
penyembuhan
jaringan,
trigliserida
rantai
sedang
meningkatkan absorbsi
lemak dan vitamin larut
dalam
lemak
mencegah
untuk
masalah
malabsorbsi.
Kolaborasi dengan tim medik
Sebagai
untuk
menghambat
pemberian
obat
anti
emetik.
terapi
untuk
rangsangan mual dan
muntah.
5
Gangguan perfusi Tujuan :
Kaji/periksa suhu kulit dan nadi
Untuk
jaringan
perifer dengan sering.
perfusi
perifer Kesadaran
jaringan
yang
berhubungan
dalam
dengan
normal (kompos
Biarkan pasien di atas tempat
Unutk
beruhubungan
mentis)
tidur atau kursi istirahat.
kelebihan beban kerja
dengan
batas
menentukan
adekuat.
suplai Tidak pusing
mengurangi
jantung.
darah ke seluruh
Kolaborasi dengan tim medis
Untuk
memperbanyak
jaringan berkurang
pemberian oksigen.
suplai
oksigen
ditandai dengan
bersirkulasi.
DS :
Merasa lemah
DO :
Wajah pucat
33
yang
34. Sianosis
Membran mukosa
bibir pucat
Capilary
time
(lebih
refill
melambat
dari
3
detik)
Penurunan turgor
kulit
6
Intoleransi
Tujuan :
Kaji toleransi pasien terhadap
Parameter
aktivitas
Toleran terhadap
aktivitas
menggunakan
resppon fisiologis pasien
berhubungan
aktivitas
parameter
nyeri
terhadap stress aktivitas
dengan
Dapat
kelemahan dan kelemahan.
;
dada,
dan
menunjukan
indikator
derajat
ketidakseimbangan melakukan
pengaruh kelebihan kerja
antara suplai darah aktivitas
jantung.
dan
oksigen
kebutuhan keseharian
jaringan
Kaji
kesiapan
meningkatkan
untuk
Stabilitas fisiologi pada
aktivitas
istrahat penting untuk
ditandai dengan
misalnya
DS :
kelemahan/kelelahan, TD/nadi
penurunan
Merasa lemah
Berikan
aktivitas individual.
pada latihan.
beraktivitas
tingkat
stabil peningkatan aktivitas
Malas
memajukan
Nampak lemah
Tonus
Tehnik
penghematan
kebutuhan anjurkan menyikat
DO :
bantuan
sesuai
energi
menurunkan
gigi dengan duduk.
penggunaan energi dan
sehingga
otot
memabantu
keseimbamgan
menurun
suplai
dan kebutuhan oksigen.
Dorong
pasien
untuk
berpartisipasi dalam memilih
Meningkatkan toleransi
terhadap
34
kemajuan
35. periode aktivitas.
aktivitas dan mencegah
kelemahan.
7
Ansietas
Tujuan :
Kaji tingkat kecemasan pasien
Data
berhubungan
Kecemasan
dan
memberikan
dengan
pola hilang/berkurang
penyakit
keluarganya
serta
dan Tidak gelisah
mekanisme koping.
tersebut
informasi
mengenai
perasaan
sehat secara umum dan
hospitalisasi
Dapat menerima
psikologis
ditandai dengan
kondisi penyakit
gejala pasca terapi dapat
DS :
sehingga
dibandingkan.
Takut mati
Kaji
Merasa ajal sudah
spiritual.
kebutuhan
bimbingan
Jika pasien memerlukan
dukungan
keagamaan,
dekat
konseling
agama akan
Menyangkal
membantu
mengurangi
kecemasan
DO :
dan
rasa
takut.
Nampak gelisah
Perubahan mental
Biarkan pasien dan keluarganya
Kecemasan yang tidak
Ketakutan
mengekspresikan
dapat
kecemasan
dan ketakutannya.
dihilangkan
(respons
stress)
meningkatkan konsumsi
oksigen jantung.
Manfaatkan waktu kunjungan
Kehadiran
yang
anggota keluarga dapat
fleksibel,
yang
dukungan
memungkinkan
kehadiran
mengurangi
keluarga
membantu
pasien maupun keluarga.
untuk
kecemasan
mengurangi kecemasan pasien.
Dukung partisipasi aktif dalam
Rehabilitasi
jantung
program rehabilitasi jantung.
yang diresepkan dapat
membantu
menghilangkan
ketakutan
35
akan
36. kematian,
dapat
meningkatkan
perasaan
sehat.
Ajarkan
tehnik
pengurangan
stress.
Pengurangan
dapat
stress
membantu
mengurangi
konsumsi
oksigen miokardium dan
dapat
meningkatkan
perasaan sehat.
8
Gangguan
pola Tujuan :
tidur berhubungan Pola
Tentukan
aktivitas
dengan efek nyeri istrahat
yang
kebiasaan
tidur
Mengkaji perlunya dan
biasanya dan perubahan yang
mengidentifikasi
terjadi.
intervensi yang tepat.
ditandai dengan
teratur
Berikan tempat tidur yang
Meningkatkan
DS :
Menunjukan
nyaman.
kenyamanan tidur serta
peningkatan
Marasa
dukungan
kesulitan untuk pola tidur
tidur
Merasa
fisiologis/psikologis.
Kurangi kebisingan.
Memberikan
tidak
nyaman
DO :
situasi
kondusif saat tidur
Dorong posisi nyaman , bantu
Pengubahan
dalam mengubah posisi.
mengubah area tekanan
Nampak
dan
kesulitan
posisi
istrahat.
meningkatkan
istrahat dengan
Tingkatkan
tenang
kenyamanan waktu tidur mis;
relaksasi.
Menguap
masase,
mempunyai
Palpebra hitam
hangat.
segelas
regimen
susu
air
Meningkatkan
soporifik,
sintesis
efe
Susu
kualitas
meningkatan
serotonin,
neurotransmitter
membantu
yang
pasien
tertidur dan tidur lebih
36
37. lama.
9
Defisit perawatan Tujuan :
Idebtifikasi
diri
umum (0-4 : 0: perawatan diri
menentukan
tingkat
dengan kelemahan berbagai
secara penuh, 1: memerlukan
kemampuan
pasien
ditandai dengan
aktivitas
penggunaan
dalam
DS :
perawatan
berhubungan Dapat melakuka
Ketidaknyaman
diri
dengan mandiri
an
peralatan,
tingkat
fungsi
alat
atau
memerlukan
dan
bantuan
2:
Sebagai
dasar
dalam
melakkukan
aktivitas perawatan diri.
pengawasan
orang lain, 3: memerlukan
Merasa
bantuan
tidak
dan
pengawasan
bisa melakukan
orang lain dan peralatan atau
kativitas
alat, 4: tergantung dan tidak
perawatan diri
dapat berpartisipasi).
Pertahnkan mobilitas, kontrol
Mendukung
Ketidakmampua
terhadap nyeri dan program
kemandirian fisik dan
n
latihan.
emosional.
DO :
melakukan
perawatan diri
Kaji
hambatan
terhadap
Penurunan
partisipasi dalam perawatan
meningkatakan
fungsi umum
diri
kemandirian, yang akan
identifikasi
untuk
modifikasi lingkunngan.
Menyiapkan
meningkatkan
untuk
harga
diri.
10
Kurang
Tujuan :
Kaji
pengetahuan
Memahami
tentang
berhubungan
tentang
pengobatannya, identifikasi
pengobatan
dapat
dengan kurangnya prognosis
sumber
memberi
dasar
informasi tentang penyakit
diterima klien
penyakit
pengetahuan
klien
Penyakit
dan
informasi
yang
informasi
pada klien dan prosedur
pengetahuan bagi klien
ditandai Informasi
dengan
Memberi
tentang panyakit yang
adekuat
dideritanya.
DS :
Klie
merasa
Buat
bingung
dengan
pembelajaran
rancangan
Sebagai petunjuk dalam
yang
proses terapi penyakit
37
38. keadaan
mencakup :
penyekitnya.
Jenis
DO :
Sering
dan memudahkan dalam
Penyakit
dan
penyebabnya.
bertanya
pelaksanaannya.
menghindari
Upaya penanggulangan
tentang penyakit.
seperti pemberian obat-
Nampak
hal-hal
memperburuk
obatan, tindakan operasi
keingungan.
yang
Serta
keadaan penyakit.
bila ada indikasi.
Prognosa dan prevalensi
Penyakit.
Kondisi-kondisi
yang
dapat menyebabkan hal
yang lebih buruk dan
kondisi
yang
mempercepat
penyembuhan.
Laksanakan
bersama
pembelajaran
dengan
anggota
Pelaksanaan
pembelajaran
bersama
keluarga, perhatian kondisi
anggota keluarga dapat
klien dan lingkungannya.
meningkatkan
perawatan pemulangan
pasien di rumah dan
lingkungan yang dapat
memperingan
penyakit.
38
kondisi