SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  31
1
Tugas Makalah KBM II
KOSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN
PADA SISTEM PERNAPASAN “ASMA BRONKIAL”
DI SUSUN OLEH
Kelompok :
1.WD.JULIANTI
2.FITRA APRILIANI
3. FITRA YANI
4.FILTA KARIM
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN MUNA
2013
2
Daftar Isi
Halaman Sampul.......................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................
Bab I Pendahuluan..................................................................................
a. Latar Belakang
b. Tujuan
Bab II Pembahasan....................................................................................
Bab III Konsep Askep..............................................................................
Bab IV Kesimpulan....................................................................................
Daftar Pustaka
3
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah penulis panjatkan kehadirat-Nya selain kata puji
syukur alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penugasan ini dalam rangka pemenuhan SKS dalam keperawatan
Medikal Bedah (KMB) pada semester genap ini, dengan judul asuhan keperawatan
dengan gangguan sistem pernafasan Asma Bronkial.
Penugasan ini merupakan proses pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensip
dengan harapan dapat berguna bagi para mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak secara moril maupun materil maka dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah
berpartisipasi membantu penulis dalam menyelesaikan penugasan ini.
Disamping itu penulis juga menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam penugasan ini baik dari segi penyusunan maupun dari segi
penulisan oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima saran dan kritikan
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penugasan ini.
Akhir kata semoga penugasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi yang terbaik dari sekian banyak yang paling baik, Wassalam.
Raha, Februari 2013
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar).
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada
saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan
karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri
melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil
buangan dalam bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan (Pearce, 2008).
System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang
merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu
maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat
menimbulkan terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Gangguan sistem respirasi merupakan gangguan yang menjadi masalah besar di dunia
khususnya Indonesia diantaranya adalah penyakit pneumonia, TBC, dan asma.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari asma bronkial.
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari asma bronkial.
3. Mahasiswa mampuh memgetahui gejala dan patifisiologi dari asma asma
bronkial.
4. Mahasiswa dapat mengetahui diagnosa yang dapat muncul pada klien yang
mengalami asma bronkial
5
6
BAB II
KONSEP DASAR
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial
adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya
respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan
dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara
spontan maupun hasil dari pengobatan.
2. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial.
a. Faktor predisposisi
 Genetik
7
Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronchial jika terpapar dengan factor pendetus. Selain
itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan
b. Faktor presipitasi
 Allergen
Dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu inhalan, yang
masuk melalui saluran pernapasan, ingestan, yang masuk melalui
mulut, kontaktan, yang masuk melalui kontrak dengan kulit
 Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asama.Atmaosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma.
 Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
 Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja
8
 Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.
3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu :
a. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur.Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
b. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.Serangan
asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu
9
dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa
pasien akan mengalami asma gabungan.
c. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum.Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.
4.Dampak Terhadap Berbagai Sistem Tubuh
Pengaruh asma bronkial terhadap berbagai sistem tubuh :
1. Asma bronkial dapat menyebabkan terjadinya kekurangan kadar O2 dalam
jaringan sehingga dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan-
jaringan tepi terutama pada otot-oto tubuh, kukurangan oksigen dalam
jaringan juga dapat berdapak terhadap kerusakan jaringan sistem
neurologi terutama pada sistem syaraf pusat yang dalam aktifitasnya
sangat membutuhkan oksigen sebagai bahan utama dalam melaksanakan
aktivitasnya. Otak tidak memiliki cadangan oksigen sehingga bila terjadi
gangguan dalam penyaluran oksigen seperti terjadi asma bronkhial dan
terjadi henti napas selama > 8-10 menit maka akan terjadi kerusakan otak.
2. Dampak tercepat sebagai akibat dari kekurangan oksigen dalam tubuh
juga dapat menyebabkan terjadinya kelemahan fisik, penurunan kontraksi
otot jantung bahkan gagal jantung karena dalam kenyataanx kadar oksigen
dalam darah sekitar 40% digunakan oleh otot jantung itu sendiri.
5.Patofisiologi dan penyimpangan KDM
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
10
alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E
abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama
melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan
erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen
maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan
menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi
mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos
bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.
Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada
selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa
menekan bagian luar bronkiolus.Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian,
maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-
kali melakukan ekspirasi.Hal ini menyebabkan dispnea.Kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama
11
serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.Hal
ini bisa menyebabkan barrel chest.
Penyimpangan KDM
6.Manifestasi Klinis
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,
gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu
Pencetus :
Allergen
Olahraga
Cuaca
Emosi
Imun
respon
menjadi
aktif
Pelepasan mediator
humoral
Histamine
SRS-A
Serotonin
Kinin
Bronkospasme
Edema mukosa
Sekresi
meningkat
inflamasi
Penghambat
kortikosteroid Nyeri pada
saluran
napapas.
bersihan jalan napas
inefektif
Sesak napas BMR
menurunKelemahan
fisik
12
pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah
sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang
merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin
banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi
dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali
terjadi pada malam hari.
7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL
1. Laboratorium
a. Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya
infeksi
b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun
dengan pemberian kortikosteroid.
2. Analisa gas darah
Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status
asmatikus.Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan
asidosis respiratorik.Pada asma ringan sampai sedang PaO2 normal
sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis
respiratorik.Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal
atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik.
3. Radiologi
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak
menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang
khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus,
vaskulasrisasi paru.]
4. Faal paru:
Menurunnya FEV1
5. Uji kulit:
Untuk menunjukkan adanya alergi
6. Uji provokasi bronkus
Dengan inhalasi histamin, asetilkolin, alergen.Penurunan FEV 1 sebesar
20% atau lebih setelah tes provokasi merupakan petanda adanya
hiperreaktivitas bronkus.
13
8.Manajemen medik
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan
penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang
diberikan.
Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :
a. Pengobatan non farmakologik
 Memberikan penyuluhan
 Menghindari factor pencetus
 Pemberian cairan
 Fisiotherapy
 Beri O2 bila perlu
b. Pengobatan farmakologik
 Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran napas, seperti
simpatomimetik / anrenergi (orsiprenalin, fenoterol, terbutalin), sentin
(teofilin) seperti aminofilin, aminofilin, teofilin)
 Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan
serangan asma, terutama untuk asma alergik.
14
 Ketolifen yang mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti
kromalin.
9. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
a. Status asmatikus
b. Atelektasis
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
g. Gagal napas.
15
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
 Aktivitas / Istrahat
Tanda : kelemahan, adanya penurunan kemampuan/peningkatan
kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur
dalam posisi duduk tinggi
Gejala : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari karena sulit bernapas.
 Pernapsan
Tanda : Dispenea, bunyi napas mengi, adanya batuk berulang,
napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
susah dalam bernapas
Gejala : Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.
 Sirkulasi
Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi
16
jantung, kemerahan atau berkeringat
 Integritas ego
Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsangan, gelisah
Gejala : Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya,
klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup
 Makanan dan cairan
Tanda : Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan
Gejala : Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena
susah untuk bernapas, klien mengatakan nafsu makannya
menurun.
 Interaksi sosial
Tanda : Keterbatasan mobilitas fisik, susah bicara atau terbata-
bata, adanya ketergantungan pada orang lain.
Gejala : Klien mengatakan susah untuk berbicara.
 Seksualitas
Tanda : Penurunan libido
Gejala : Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun
b. Klasifikasi Data
Data Subyektif
17
 Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena
sulit bernapas.
 Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.
 Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.
 Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk
bernapas
 Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah
bernapas
 Klien mengatakan nafsu makannya menurun.
 Klien mengatakan susah untuk berbicara.
 Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun
Data Obyektif
 Kelemahan, adanya penurunan kemampuan
 Dispenea, susah dalam bernapas
 Bunyi napas mengi
 Adanya batuk berulang
 Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan frekuensi jantung
 Kemerahan atau berkeringat
 Ansietas
18
 Gelisah
 Penurunan berat badan
 porsi makan tidak dihabiskan
 Keterbatasan mobilitas fisik
 Susah bicara atau terbata-bata
 Penurunan libido
c. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
1 2 3
Ds :
 Klien mengatakan
kesusahan dalam
bernapas.
Do :
 Dispenea
 Susah dalam
bernapas
 Bunyi napas mengi
 Adanya batuk
berulang
 Napas memburuk
ketika pasien
Faktor penyebab asma
(ekstrinsik dan
intrinsik)
↓
Respon imun yang
buruk terhadap
lingkungan
Merangsang produksi
antibody Ig E
↓
Merangsang
parasimpatis otonom
sistem napas : reflex
axon neuropeptida
↓
Degranulasi sel mast,
epitel, makrofag
Gangguan pertukaran
gas
19
berbaring
terlentang,
 Peningkatan
frekuensi jantung
↓
Merangsang pelepasan
mediator kimia terjadi
pengeluaran histamine,
bradikinin
Konstriksi otot polos
bronkus
↓
Bronkospasme
↓
Udara terperangkap
dalam saccus alveolus
↓
Penurunan ventilasi
alveolus
↓
Difusi gas terganggu
↓
Gangguan pertukaran
gas
Ds :
 Klien mengatakan
ketidakmampuan
untuk makan
karena susah untuk
bernapas
Faktor penyebab asma
bronchial
↓
Bronkospasme
↓
Udara terperangkap
dalam saccus alveolus
↓
Gangguan pemenuhan
keb. nutrisi
20
 Klien mengatakan
nafsu makannya
menurun.
Do :
 Penurunan berat
badan
 porsi makan tidak
dihabiskan
 Kelemahan
 Adanya penurunan
kemampuan
 Susah dalam
bernapas
Penurunan ventilasi
alveolus
↓
Difusi gas terganggu
↓
Penurunan suplay
O2dalam darah
↓
Kompensasi tubuh
untuk mendapatkan
suplay O2 yang cukup
kejaringan yaitu
dengan peningkatan
usaha bernapas
↓
Kontraksi otot
pernapasan
↓
Energy banyak
digunakan untuk
bernapas
↓
Ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
↓
Nafsu makan menurun
21
↓
Intake nutrisi kurang
↓
Gangguan pemenuhan
nutrisi
Ds :
 Klien mengatakan
tidak dapat
beristrahat dengan
cukup karena susah
bernapas
 Klien mengatakan
kekhawatiran
terhadap
kondisinya.
Do :
 Ansietas
 Gelisah
Stimulasi sesak
↓
Merangsang susunan
saraf pusat ototnom
mengaktivasi
noreefineprin
↓
Merangsang saraf
simpatis untuk
mengaktivasi RAS
↓
Mengaktifkan kerjsa
organ tubuh
↓
REM menurun
↓
Gangguan
pemenuruhan
kebutuhan istrahat
dan tidur
22
Klien terjaga
↓
Gangguan pemenuhan
kebutuhan istrahat dan
tidur.
d. Prioritas masalah
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay
oksigen
2) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
3) Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan
stimulasi sesak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen
ditandai dengan :
Ds :  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.
Do :  Dispenea
 Susah dalam bernapas
 Bunyi napas mengi
 Adanya batuk berulang
23
 Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
 Peningkatan frekuensi jantung
b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksi ditandai
dengan :
Ds :  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena
susah untuk bernapas
 Klien mengatakan nafsu makannya menurun.
Do :  Penurunan berat badan
 porsi makan tidak dihabiskan
 Kelemahan
 Adanya penurunan kemampuan
 Susah dalam bernapas
c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi
sesak ditandai dengan :
Ds :  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup
karena susah bernapas
24
 Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.
Do :  Ansietas
 Gelisah
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan
gangguan suplay oksigen
ditandai dengan :
Ds :
 Klien mengatakan
kesusahan dalam
bernapas.
Do :
 Dispenea
 Susah dalam bernapas
 Bunyi napas mengi
 Adanya batuk berulang
 Napas memburuk
Tupan :
Dalam waktu 5 hari
kerusakan pertukaran gas
teratasi
Tupen :
Setelah dilakukan intervensi
selama 3 X 24 jam, klien
akan memperlihatkan
perbaikan dalam pertukaran
gas dengan kriteria :
- Klien tidak mengeluh
sesak
- Frekuensi nafas normal
1. Pertahankan
posisi tidur semi fowler
dengan miring kearah
yang terkena
2. Bimbing dan latih teknik
nafas dalam secara
teratur, monitor dan catat
TTV
3. Monitor fungsi
pernapasan : cepat,
dangkal, dyspneu dan
perkembangan dada
1. Meningkatkan inspirasi
maksimal, mengurangi
penekanan pada sisi
yang normal, serta
ekspansi paru dan
ventilasi pada sisi yang
tidak sakit.
2. Diharapkan sesak
napas klien berkurang
dan perubahan kondisi
klien dapat
terobservasi
3. Perubahan dan
peningkatan frekuensi
pernapasan dapat
terobservasi
ketika pasien berbaring
terlentang,
 Peningkatan frekuensi
jantung
16 – 20 x/menit
- Pergerakan otot
pernpasan normal
- Pergerakkan dada
simetris
- Tidak terdapat retraksi
interkostalis
4. Berikan O2 BC sesuai
program yaitu 3
liter/menit
4. Diharapkan sesak
berkurang dan
kebutuhan O2
terpenuhi
2 Gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
berhubungan dengan
anoreksia ditandai dengan ;
Ds :
 Klien mengatakan
ketidakmampuan untuk
makan karena susah
untuk bernapas
 Klien mengatakan
Tupan :
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selam 5 hari,
kebutuhan nutrisi klien
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan tindakan
keperawatan selama 3 hari,
kebutuhan klien akan nutrisi
beransur-ansur terpenuhi
1. Kaji kebiasaan diet,
masukan makanan saat
ini. Catat derajat
kerusakan makanan
2. Sering lakukan
perawatan oral, buang
sekret, berikan wadah
khusus untuk sekali
pakai
1. Pasien distress
pernapasan akut sering
anoreksia karena
dispneu
2. Rasa tak enak, bau
menurunkan nafsu
makan dan dapat
menyebabkan
mual/muntah dengan
peningkatan kesulitan
napas
nafsu makannya
menurun.
Do :
 Penurunan berat badan
 porsi makan tidak
dihabiskan
 Kelemahan
 Adanya penurunan
kemampuan
 Susah dalam bernapas
dengan kriteria :
- Nafsu makan klien
meningkat
- Porsi makan dihabiskan
- Berat badan meningkat.
3. Berikanan makanan
dalam bentuk cair, dan
dengan porsi sedikit tapi
sering
4. Kolaborasi dengan tim
gizi dalam menentukan
diit yang akan diberikan
pada klien sesuai
indikasi.
3. Makanan dan dalam
bentuk cair memudah
klien dalam mencerna
makanan yang
diberikan serta porsi
sedikit tapi sering
membantu
meningkatkan
kebutuhan nutrisi klien
4. Membantu mengatasai
kebutuhan klien akan
nutrisi
3 Gangguan pemenuhan
istirahat tidur b.d
teraktivasinya RAS
ditandai dengan :
Ds :
 Klien mengatakan tidak
dapat beristrahat
dengan cukup karena
susah untuk bernapas
Do :
 Gelisah
 Insomnia
Tupan:
Setelah dilakukan perawatan
selama 5 hari kebutuhan
Istirahat tidur klien
terpenuhi
Tupen:
Setelah dilakukan intervensi
selama 2 x 24 jam klien
dapat istirahat tidur dengan
kriteria evaluasi :
- Klien mengatakan
tidurnya nyenyak tanpa
sering terbangun
- Klien dapat tidur malam
selama 8 jam
- Tidak tampak banyangan
hitam dikelopak mata
1. Identifikasi penyebab
klien tidak bisa tidur
2. Anjurkan klien untuk
berelaksasi dengan
minum segelas susu
hangat sebelum tidur
3. Anjurkan klien untuk
tidur dengan posisi yang
nyaman
4. Anjurkan klien untuk
melakukan
kebiasaannya sebelum
tidur
5. Ciptakan lingkungan
yang nyaman
1. Dapat mengidentifikasi
penyeban klien tidak
bisa tidur dan untuk
menentukan intervensi
selanjutnya
2. susu mengandung
triptopan yang
mempunyai efek
sedative
3. dapat meningkatkan
ekspansi paru yang
maksimal
4. meningkatkan relaksasi
dan kesiapan tidur
5. lingkungan tenang
membantu klien untuk
dapat beristrahat cukup
29
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan.Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.
Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien
dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peranserta pasien
yang diharapkan. Setelah semua tindakan dilaksanakan beserta respon pasien
kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan.(Keliat, 1999).
5. Evaluasi Tindakan Keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.Evaluasi dapat dibagi dua,
yaitu evaluasi hasil/sumatif dilakukan dengan membandingkan respon pasien pada
tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan.
30
BAB IV
A.KESIMPULAN
1. Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu.
2. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi (
whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri
di dada.
3. Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus
yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah
hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.
4. Prioritas masalah
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay
oksigen
b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan
stimulasi sesak
B.SARAN
Semoga makalah ini dapat di pergunakan oleh kita semua dalam proses pembelajaran
yang efektif dan bernilai guna .
31
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC; Jakarta.
Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta
Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com
Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyaki.Edisi 4
EGC; Jakarta
Roger, W. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Gramedia; Jakarta

Contenu connexe

Tendances (15)

ASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi AsthmaASMA: patofisiologi Asthma
ASMA: patofisiologi Asthma
 
Zidan
ZidanZidan
Zidan
 
Pawerpoint bronkus akut
Pawerpoint bronkus akutPawerpoint bronkus akut
Pawerpoint bronkus akut
 
Makalah ASMA
Makalah ASMAMakalah ASMA
Makalah ASMA
 
Pawer point asma bronkhiale
Pawer point asma bronkhialePawer point asma bronkhiale
Pawer point asma bronkhiale
 
Satuan acara penyuluhan reumatik
Satuan acara penyuluhan reumatikSatuan acara penyuluhan reumatik
Satuan acara penyuluhan reumatik
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasanMacam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan
 
Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia Anatomi Fisiologi Manusia
Anatomi Fisiologi Manusia
 
Leaflet asma bronkial AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet asma bronkial AKPER PEMKAB MUNA Leaflet asma bronkial AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet asma bronkial AKPER PEMKAB MUNA
 
Media oska
Media oskaMedia oska
Media oska
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 2
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 2Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 2
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 2
 
Kliping penyakit sistem pernafasan
Kliping penyakit sistem pernafasanKliping penyakit sistem pernafasan
Kliping penyakit sistem pernafasan
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
 
Bronkhitis kronis,ppt
Bronkhitis kronis,pptBronkhitis kronis,ppt
Bronkhitis kronis,ppt
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 

En vedette

Tinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asmaTinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asmaIs Muhar
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...pjj_kemenkes
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusSelvia Agueda
 

En vedette (7)

Infarkmiokard
InfarkmiokardInfarkmiokard
Infarkmiokard
 
Tinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asmaTinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asma
 
Kep.kar infark miokard
Kep.kar infark miokardKep.kar infark miokard
Kep.kar infark miokard
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Sirkulasi Koroner (Infa...
 
Penyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akutPenyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akut
 
INFARK MIOKARD AKUT
INFARK MIOKARD AKUTINFARK MIOKARD AKUT
INFARK MIOKARD AKUT
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 

Similaire à Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA (20)

Asma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab munaAsma bronchial Akper pemkab muna
Asma bronchial Akper pemkab muna
 
Asma bronchial
Asma bronchialAsma bronchial
Asma bronchial
 
ASMA2 YOHANA.pdf
ASMA2 YOHANA.pdfASMA2 YOHANA.pdf
ASMA2 YOHANA.pdf
 
gastroenteritis
gastroenteritisgastroenteritis
gastroenteritis
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Lp asma un revisi
Lp asma un revisiLp asma un revisi
Lp asma un revisi
 
Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8Makalah sistem pernapasan 8
Makalah sistem pernapasan 8
 
Asma bronchiale
Asma bronchialeAsma bronchiale
Asma bronchiale
 
Copd
Copd Copd
Copd
 
Makalah sistem pernapasan 9
Makalah sistem pernapasan 9Makalah sistem pernapasan 9
Makalah sistem pernapasan 9
 
Copd
Copd Copd
Copd
 
Asma bronkial
Asma bronkialAsma bronkial
Asma bronkial
 
Copd Akper pemkab muna
Copd  Akper pemkab munaCopd  Akper pemkab muna
Copd Akper pemkab muna
 
Makalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasanMakalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasan
 
Makalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasanMakalah sistem pernapasan
Makalah sistem pernapasan
 
Dok surya
Dok suryaDok surya
Dok surya
 
Ppok AKPER PEMKAB MUNA
Ppok AKPER PEMKAB MUNA Ppok AKPER PEMKAB MUNA
Ppok AKPER PEMKAB MUNA
 
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiaoksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. 1 Tugas Makalah KBM II KOSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN “ASMA BRONKIAL” DI SUSUN OLEH Kelompok : 1.WD.JULIANTI 2.FITRA APRILIANI 3. FITRA YANI 4.FILTA KARIM AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2013
  • 2. 2 Daftar Isi Halaman Sampul....................................................................................... Kata Pengantar......................................................................................... Daftar Isi.................................................................................................... Bab I Pendahuluan.................................................................................. a. Latar Belakang b. Tujuan Bab II Pembahasan.................................................................................... Bab III Konsep Askep.............................................................................. Bab IV Kesimpulan.................................................................................... Daftar Pustaka
  • 3. 3 KATA PENGANTAR Tiada kata yang paling indah penulis panjatkan kehadirat-Nya selain kata puji syukur alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penugasan ini dalam rangka pemenuhan SKS dalam keperawatan Medikal Bedah (KMB) pada semester genap ini, dengan judul asuhan keperawatan dengan gangguan sistem pernafasan Asma Bronkial. Penugasan ini merupakan proses pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensip dengan harapan dapat berguna bagi para mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA. Dalam penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi membantu penulis dalam menyelesaikan penugasan ini. Disamping itu penulis juga menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam penugasan ini baik dari segi penyusunan maupun dari segi penulisan oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penugasan ini. Akhir kata semoga penugasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi yang terbaik dari sekian banyak yang paling baik, Wassalam. Raha, Februari 2013 Penulis
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar). Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan (Pearce, 2008). System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Gangguan sistem respirasi merupakan gangguan yang menjadi masalah besar di dunia khususnya Indonesia diantaranya adalah penyakit pneumonia, TBC, dan asma. B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari asma bronkial. 2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari asma bronkial. 3. Mahasiswa mampuh memgetahui gejala dan patifisiologi dari asma asma bronkial. 4. Mahasiswa dapat mengetahui diagnosa yang dapat muncul pada klien yang mengalami asma bronkial
  • 5. 5
  • 6. 6 BAB II KONSEP DASAR A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan. 2. Etiologi Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial. a. Faktor predisposisi  Genetik
  • 7. 7 Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika terpapar dengan factor pendetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan b. Faktor presipitasi  Allergen Dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan, ingestan, yang masuk melalui mulut, kontaktan, yang masuk melalui kontrak dengan kulit  Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asama.Atmaosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.  Stress Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.  Lingkungan kerja Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja
  • 8. 8  Olahraga Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. 3. Klasifikasi Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : a. Ekstrinsik (alergik) Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat- obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur.Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik. b. Intrinsik (non alergik) Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu
  • 9. 9 dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan. c. Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum.Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik. 4.Dampak Terhadap Berbagai Sistem Tubuh Pengaruh asma bronkial terhadap berbagai sistem tubuh : 1. Asma bronkial dapat menyebabkan terjadinya kekurangan kadar O2 dalam jaringan sehingga dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan- jaringan tepi terutama pada otot-oto tubuh, kukurangan oksigen dalam jaringan juga dapat berdapak terhadap kerusakan jaringan sistem neurologi terutama pada sistem syaraf pusat yang dalam aktifitasnya sangat membutuhkan oksigen sebagai bahan utama dalam melaksanakan aktivitasnya. Otak tidak memiliki cadangan oksigen sehingga bila terjadi gangguan dalam penyaluran oksigen seperti terjadi asma bronkhial dan terjadi henti napas selama > 8-10 menit maka akan terjadi kerusakan otak. 2. Dampak tercepat sebagai akibat dari kekurangan oksigen dalam tubuh juga dapat menyebabkan terjadinya kelemahan fisik, penurunan kontraksi otot jantung bahkan gagal jantung karena dalam kenyataanx kadar oksigen dalam darah sekitar 40% digunakan oleh otot jantung itu sendiri. 5.Patofisiologi dan penyimpangan KDM Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
  • 10. 10 alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus.Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali- kali melakukan ekspirasi.Hal ini menyebabkan dispnea.Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama
  • 11. 11 serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.Hal ini bisa menyebabkan barrel chest. Penyimpangan KDM 6.Manifestasi Klinis Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu Pencetus : Allergen Olahraga Cuaca Emosi Imun respon menjadi aktif Pelepasan mediator humoral Histamine SRS-A Serotonin Kinin Bronkospasme Edema mukosa Sekresi meningkat inflamasi Penghambat kortikosteroid Nyeri pada saluran napapas. bersihan jalan napas inefektif Sesak napas BMR menurunKelemahan fisik
  • 12. 12 pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari. 7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL 1. Laboratorium a. Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya infeksi b. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun dengan pemberian kortikosteroid. 2. Analisa gas darah Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus.Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis respiratorik.Pada asma ringan sampai sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis respiratorik.Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik. 3. Radiologi Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.] 4. Faal paru: Menurunnya FEV1 5. Uji kulit: Untuk menunjukkan adanya alergi 6. Uji provokasi bronkus Dengan inhalasi histamin, asetilkolin, alergen.Penurunan FEV 1 sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi merupakan petanda adanya hiperreaktivitas bronkus.
  • 13. 13 8.Manajemen medik Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah : a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan. Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu : a. Pengobatan non farmakologik  Memberikan penyuluhan  Menghindari factor pencetus  Pemberian cairan  Fisiotherapy  Beri O2 bila perlu b. Pengobatan farmakologik  Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran napas, seperti simpatomimetik / anrenergi (orsiprenalin, fenoterol, terbutalin), sentin (teofilin) seperti aminofilin, aminofilin, teofilin)  Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan serangan asma, terutama untuk asma alergik.
  • 14. 14  Ketolifen yang mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. 9. Komplikasi Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah : a. Status asmatikus b. Atelektasis c. Hipoksemia d. Pneumothoraks e. Emfisema f. Deformitas thoraks g. Gagal napas.
  • 15. 15 BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengumpulan data  Aktivitas / Istrahat Tanda : kelemahan, adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur dalam posisi duduk tinggi Gejala : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari- hari karena sulit bernapas.  Pernapsan Tanda : Dispenea, bunyi napas mengi, adanya batuk berulang, napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang, susah dalam bernapas Gejala : Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.  Sirkulasi Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi
  • 16. 16 jantung, kemerahan atau berkeringat  Integritas ego Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsangan, gelisah Gejala : Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya, klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup  Makanan dan cairan Tanda : Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan Gejala : Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas, klien mengatakan nafsu makannya menurun.  Interaksi sosial Tanda : Keterbatasan mobilitas fisik, susah bicara atau terbata- bata, adanya ketergantungan pada orang lain. Gejala : Klien mengatakan susah untuk berbicara.  Seksualitas Tanda : Penurunan libido Gejala : Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun b. Klasifikasi Data Data Subyektif
  • 17. 17  Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas.  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.  Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah bernapas  Klien mengatakan nafsu makannya menurun.  Klien mengatakan susah untuk berbicara.  Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun Data Obyektif  Kelemahan, adanya penurunan kemampuan  Dispenea, susah dalam bernapas  Bunyi napas mengi  Adanya batuk berulang  Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,  Peningkatan tekanan darah  Peningkatan frekuensi jantung  Kemerahan atau berkeringat  Ansietas
  • 18. 18  Gelisah  Penurunan berat badan  porsi makan tidak dihabiskan  Keterbatasan mobilitas fisik  Susah bicara atau terbata-bata  Penurunan libido c. Analisa Data Data Penyebab Masalah 1 2 3 Ds :  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas. Do :  Dispenea  Susah dalam bernapas  Bunyi napas mengi  Adanya batuk berulang  Napas memburuk ketika pasien Faktor penyebab asma (ekstrinsik dan intrinsik) ↓ Respon imun yang buruk terhadap lingkungan Merangsang produksi antibody Ig E ↓ Merangsang parasimpatis otonom sistem napas : reflex axon neuropeptida ↓ Degranulasi sel mast, epitel, makrofag Gangguan pertukaran gas
  • 19. 19 berbaring terlentang,  Peningkatan frekuensi jantung ↓ Merangsang pelepasan mediator kimia terjadi pengeluaran histamine, bradikinin Konstriksi otot polos bronkus ↓ Bronkospasme ↓ Udara terperangkap dalam saccus alveolus ↓ Penurunan ventilasi alveolus ↓ Difusi gas terganggu ↓ Gangguan pertukaran gas Ds :  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas Faktor penyebab asma bronchial ↓ Bronkospasme ↓ Udara terperangkap dalam saccus alveolus ↓ Gangguan pemenuhan keb. nutrisi
  • 20. 20  Klien mengatakan nafsu makannya menurun. Do :  Penurunan berat badan  porsi makan tidak dihabiskan  Kelemahan  Adanya penurunan kemampuan  Susah dalam bernapas Penurunan ventilasi alveolus ↓ Difusi gas terganggu ↓ Penurunan suplay O2dalam darah ↓ Kompensasi tubuh untuk mendapatkan suplay O2 yang cukup kejaringan yaitu dengan peningkatan usaha bernapas ↓ Kontraksi otot pernapasan ↓ Energy banyak digunakan untuk bernapas ↓ Ketidakmampuan untuk mengunyah makanan ↓ Nafsu makan menurun
  • 21. 21 ↓ Intake nutrisi kurang ↓ Gangguan pemenuhan nutrisi Ds :  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah bernapas  Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya. Do :  Ansietas  Gelisah Stimulasi sesak ↓ Merangsang susunan saraf pusat ototnom mengaktivasi noreefineprin ↓ Merangsang saraf simpatis untuk mengaktivasi RAS ↓ Mengaktifkan kerjsa organ tubuh ↓ REM menurun ↓ Gangguan pemenuruhan kebutuhan istrahat dan tidur
  • 22. 22 Klien terjaga ↓ Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat dan tidur. d. Prioritas masalah 1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen 2) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia 3) Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi sesak 2. Diagnosa Keperawatan a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas. Do :  Dispenea  Susah dalam bernapas  Bunyi napas mengi  Adanya batuk berulang
  • 23. 23  Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,  Peningkatan frekuensi jantung b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksi ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas  Klien mengatakan nafsu makannya menurun. Do :  Penurunan berat badan  porsi makan tidak dihabiskan  Kelemahan  Adanya penurunan kemampuan  Susah dalam bernapas c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi sesak ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah bernapas
  • 24. 24  Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya. Do :  Ansietas  Gelisah
  • 25. 3. Rencana Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas. Do :  Dispenea  Susah dalam bernapas  Bunyi napas mengi  Adanya batuk berulang  Napas memburuk Tupan : Dalam waktu 5 hari kerusakan pertukaran gas teratasi Tupen : Setelah dilakukan intervensi selama 3 X 24 jam, klien akan memperlihatkan perbaikan dalam pertukaran gas dengan kriteria : - Klien tidak mengeluh sesak - Frekuensi nafas normal 1. Pertahankan posisi tidur semi fowler dengan miring kearah yang terkena 2. Bimbing dan latih teknik nafas dalam secara teratur, monitor dan catat TTV 3. Monitor fungsi pernapasan : cepat, dangkal, dyspneu dan perkembangan dada 1. Meningkatkan inspirasi maksimal, mengurangi penekanan pada sisi yang normal, serta ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit. 2. Diharapkan sesak napas klien berkurang dan perubahan kondisi klien dapat terobservasi 3. Perubahan dan peningkatan frekuensi pernapasan dapat terobservasi
  • 26. ketika pasien berbaring terlentang,  Peningkatan frekuensi jantung 16 – 20 x/menit - Pergerakan otot pernpasan normal - Pergerakkan dada simetris - Tidak terdapat retraksi interkostalis 4. Berikan O2 BC sesuai program yaitu 3 liter/menit 4. Diharapkan sesak berkurang dan kebutuhan O2 terpenuhi 2 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan ; Ds :  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas  Klien mengatakan Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selam 5 hari, kebutuhan nutrisi klien teratasi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, kebutuhan klien akan nutrisi beransur-ansur terpenuhi 1. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan 2. Sering lakukan perawatan oral, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai 1. Pasien distress pernapasan akut sering anoreksia karena dispneu 2. Rasa tak enak, bau menurunkan nafsu makan dan dapat menyebabkan mual/muntah dengan peningkatan kesulitan napas
  • 27. nafsu makannya menurun. Do :  Penurunan berat badan  porsi makan tidak dihabiskan  Kelemahan  Adanya penurunan kemampuan  Susah dalam bernapas dengan kriteria : - Nafsu makan klien meningkat - Porsi makan dihabiskan - Berat badan meningkat. 3. Berikanan makanan dalam bentuk cair, dan dengan porsi sedikit tapi sering 4. Kolaborasi dengan tim gizi dalam menentukan diit yang akan diberikan pada klien sesuai indikasi. 3. Makanan dan dalam bentuk cair memudah klien dalam mencerna makanan yang diberikan serta porsi sedikit tapi sering membantu meningkatkan kebutuhan nutrisi klien 4. Membantu mengatasai kebutuhan klien akan nutrisi
  • 28. 3 Gangguan pemenuhan istirahat tidur b.d teraktivasinya RAS ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah untuk bernapas Do :  Gelisah  Insomnia Tupan: Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari kebutuhan Istirahat tidur klien terpenuhi Tupen: Setelah dilakukan intervensi selama 2 x 24 jam klien dapat istirahat tidur dengan kriteria evaluasi : - Klien mengatakan tidurnya nyenyak tanpa sering terbangun - Klien dapat tidur malam selama 8 jam - Tidak tampak banyangan hitam dikelopak mata 1. Identifikasi penyebab klien tidak bisa tidur 2. Anjurkan klien untuk berelaksasi dengan minum segelas susu hangat sebelum tidur 3. Anjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman 4. Anjurkan klien untuk melakukan kebiasaannya sebelum tidur 5. Ciptakan lingkungan yang nyaman 1. Dapat mengidentifikasi penyeban klien tidak bisa tidur dan untuk menentukan intervensi selanjutnya 2. susu mengandung triptopan yang mempunyai efek sedative 3. dapat meningkatkan ekspansi paru yang maksimal 4. meningkatkan relaksasi dan kesiapan tidur 5. lingkungan tenang membantu klien untuk dapat beristrahat cukup
  • 29. 29 4. Implementasi Keperawatan Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peranserta pasien yang diharapkan. Setelah semua tindakan dilaksanakan beserta respon pasien kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan.(Keliat, 1999). 5. Evaluasi Tindakan Keperawatan Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi hasil/sumatif dilakukan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan.
  • 30. 30 BAB IV A.KESIMPULAN 1. Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. 2. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. 3. Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. 4. Prioritas masalah a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi sesak B.SARAN Semoga makalah ini dapat di pergunakan oleh kita semua dalam proses pembelajaran yang efektif dan bernilai guna .
  • 31. 31 DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC; Jakarta. Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyaki.Edisi 4 EGC; Jakarta Roger, W. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Gramedia; Jakarta