SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL

A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya
respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah
baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
2. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial.
a. Faktor predisposisi
 Genetik
Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronchial jika terpapar dengan factor pendetus. Selain
itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan

16
b. Faktor presipitasi
 Allergen
Dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu inhalan, yang
masuk melalui saluran pernapasan, ingestan, yang masuk melalui
mulut, kontaktan, yang masuk melalui kontrak dengan kulit
 Perubahan cuaca
Cuaca

lembab

dan

hawa

pegunungan

yang

dingin

sering

mempengaruhi asama. Atmaosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma.
 Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
 Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja
 Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.

16
3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu :
a. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obatobatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
b. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan
asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu
dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa
pasien akan mengalami asma gabungan.
c. Asma gabungan

16
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.

4. Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E
abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama
melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan
erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen
maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang
bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik
dan bradikinin.

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan

menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi
mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos
bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.

16
Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada
selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa
menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat
sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal
yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita
asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi
sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas
residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama
serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal
ini bisa menyebabkan barrel chest.

Pencetus :
• Allergen
• Olahraga
• Cuaca
• Emosi

Imun
respon
menjadi
aktif

Pelepasan mediator
humoral
• Histamine
• SRS-A
• Serotonin
• Kinin

• Bronkospasme
• Edema mukosa
• Sekresi
meningkat
• inflamasi

Penghambat
kortikosteroid

5. Manifestasi Klinis
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,

16
gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu
pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah
sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang
merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin
banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi
dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali
terjadi pada malam hari.
6. Manajemen medik
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
penyakit

asma,

baik

pengobatannya

maupun

tentang

perjalanan

penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang
diberikan.
Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :
a. Pengobatan non farmakologik
 Memberikan penyuluhan
 Menghindari factor pencetus
 Pemberian cairan

16
 Fisiotherapy
 Beri O2 bila perlu

b. Pengobatan farmakologik
 Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran napas, seperti
simpatomimetik / anrenergi (orsiprenalin, fenoterol, terbutalin), sentin
(teofilin) seperti aminofilin, aminofilin, teofilin)
 Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan
serangan asma, terutama untuk asma alergik.
 Ketolifen yang mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti
kromalin.
7. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
a. Status asmatikus
b. Atelektasis
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
g. Gagal napas.

16
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
 Aktivitas / Istrahat
Tanda

: kelemahan, adanya penurunan kemampuan/peningkatan
kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur
dalam posisi duduk tinggi

Gejala

: Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas seharihari karena sulit bernapas.

 Pernapsan
Tanda

: Dispenea, bunyi napas mengi, adanya batuk berulang,
napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
susah dalam bernapas

Gejala

: Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

 Sirkulasi
Tanda

: Peningkatan

tekanan

darah,

peningkatan

jantung, kemerahan atau berkeringat
 Integritas ego
Tanda

: Ansietas, ketakutan, peka rangsangan, gelisah

16

frekuensi
Gejala

: Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya,
klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup

 Makanan dan cairan
Tanda

: Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan

Gejala

: Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena
susah untuk bernapas, klien mengatakan nafsu makannya
menurun.

 Interaksi sosial
Tanda

: Keterbatasan mobilitas fisik, susah bicara atau terbatabata, adanya ketergantungan pada orang lain.

Gejala

: Klien mengatakan susah untuk berbicara.

 Seksualitas
Tanda

: Penurunan libido

Gejala

: Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun

b. Klasifikasi Data
Data Subyektif
 Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena
sulit bernapas.
 Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.
 Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.
 Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk
bernapas

16
 Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah
bernapas
 Klien mengatakan nafsu makannya menurun.
 Klien mengatakan susah untuk berbicara.
 Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun

Data Obyektif
 Kelemahan, adanya penurunan kemampuan
 Dispenea, susah dalam bernapas
 Bunyi napas mengi
 Adanya batuk berulang
 Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan frekuensi jantung
 Kemerahan atau berkeringat
 Ansietas
 Gelisah
 Penurunan berat badan
 porsi makan tidak dihabiskan
 Keterbatasan mobilitas fisik

16
 Susah bicara atau terbata-bata
 Penurunan libido
c. Analisa Data
Data
1
Ds :
 Klien mengatakan

Penyebab
2
Faktor penyebab asma
(ekstrinsik dan
intrinsik)

kesusahan dalam
bernapas.
Do :
 Dispenea
 Susah dalam
bernapas
 Bunyi napas mengi
 Adanya batuk

↓
Respon imun yang
buruk terhadap
lingkungan
Merangsang produksi
antibody Ig E
↓
Merangsang
parasimpatis otonom
sistem napas : reflex
axon neuropeptida

berulang
 Napas memburuk
ketika pasien

↓
Degranulasi sel mast,
epitel, makrofag
↓

berbaring

Merangsang pelepasan

terlentang,

mediator kimia terjadi

 Peningkatan
frekuensi jantung

pengeluaran histamine,
bradikinin
Konstriksi otot polos

16

Masalah
3
Gangguan pertukaran
gas
bronkus
↓
Bronkospasme
↓
Udara terperangkap
dalam saccus alveolus
↓
Penurunan ventilasi
alveolus
↓
Difusi gas terganggu
↓
Gangguan pertukaran
Ds :

gas
Faktor penyebab asma
bronchial

 Klien mengatakan
ketidakmampuan

↓
Bronkospasme
↓

untuk makan
karena susah untuk

Udara terperangkap
dalam saccus alveolus

bernapas
 Klien mengatakan

↓
Penurunan ventilasi
alveolus

nafsu makannya
menurun.

↓
Difusi gas terganggu
↓
Penurunan suplay O2
dalam darah

16

Gangguan pemenuhan
keb. nutrisi
↓

Do :

Kompensasi tubuh
 Penurunan berat
badan
 porsi makan tidak
dihabiskan

untuk mendapatkan
suplay O2 yang cukup
kejaringan yaitu
dengan peningkatan
usaha bernapas
↓

 Kelemahan
 Adanya penurunan

Kontraksi otot
pernapasan

kemampuan
 Susah dalam

↓
Energy banyak
digunakan untuk

bernapas

bernapas
↓
Ketidakmampuan
untuk mengunyah
makanan
↓
Nafsu makan menurun
↓
Intake nutrisi kurang
↓
Gangguan pemenuhan
nutrisi

16
Ds :
 Klien mengatakan
tidak dapat
beristrahat dengan
cukup karena susah

Stimulasi sesak
↓
Merangsang susunan
saraf pusat ototnom
mengaktivasi
noreefineprin
↓

bernapas
 Klien mengatakan
kekhawatiran

Merangsang saraf
simpatis untuk
mengaktivasi RAS

terhadap
↓
kondisinya.
Do :

Mengaktifkan kerjsa
organ tubuh

 Ansietas
 Gelisah

↓
REM menurun
↓
Klien terjaga
↓
Gangguan pemenuhan
kebutuhan istrahat dan
tidur.

16

Gangguan
pemenuruhan
kebutuhan istrahat dan
tidur
d. Prioritas masalah
1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay
oksigen
2) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia
3) Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan
stimulasi sesak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen
ditandai dengan :
Ds

:  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

Do :  Dispenea
 Susah dalam bernapas
 Bunyi napas mengi
 Adanya batuk berulang
 Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,
 Peningkatan frekuensi jantung

16
b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksi ditandai
dengan :
Ds

:  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena
susah untuk bernapas

 Klien mengatakan nafsu makannya menurun.
Do :  Penurunan berat badan
 porsi makan tidak dihabiskan
 Kelemahan
 Adanya penurunan kemampuan
 Susah dalam bernapas
c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi
sesak ditandai dengan :
Ds

:  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup
karena susah bernapas

 Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.
Do :  Ansietas
 Gelisah

16
3. Rencana Keperawatan
No
1

Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Kerusakan pertukaran gas Tupan :
berhubungan

dengan

gangguan suplay oksigen
ditandai dengan :
Ds :
 Klien mengatakan

Dalam

1. Pertahankan
waktu

5

hari

kerusakan pertukaran gas
teratasi

posisi tidur semi fowler

maksimal, mengurangi

dengan miring

penekanan

kearah

yang terkena

yang

Tupen :

bernapas.

selama 3 X 24 jam, klien

Do :

akan

memperlihatkan

 Dispenea

perbaikan dalam pertukaran

 Susah dalam bernapas

gas dengan kriteria :

 Bunyi napas mengi

- Klien

tidak

normal,
paru

sisi
serta
dan

tidak sakit.
2. Bimbing dan latih teknik 2. Diharapkan
nafas

dalam

napas klien berkurang

teratur, monitor dan catat

dan perubahan kondisi

TTV

klien dapat terobservasi
3. Perubahan

dan

fungsi

pernapasan
dangkal,

- Frekuensi nafas normal

sesak

secara

mengeluh 3. Monitor

sesak

16

pada

ventilasi pada sisi yang

Setelah dilakukan intervensi

 Napas memburuk

1. Meningkatkan inspirasi

ekspansi

kesusahan dalam

 Adanya batuk berulang

Rasional

peningkatan frekuensi

cepat,

pernapasan

:

dyspneu

perkembangan dada

dan

dapat

terobservasi
4. Diharapkan

sesak
ketika pasien berbaring
terlentang,

16 – 20 x/menit

4. Berikan O2 BC sesuai

- Pergerakan

 Peningkatan frekuensi

otot

pernpasan normal
- Pergerakkan

jantung

program

yaitu

3

liter/menit

berkurang

dan

kebutuhan

O2

terpenuhi

dada

simetris
- Tidak terdapat retraksi
2

Gangguan

interkostalis
pemenuhan Tupan :

kebutuhan
berhubungan

nutrisi
dengan

anoreksia ditandai dengan ;

1. Kaji

Setelah diberikan tindakan
keperawatan selam 5 hari,
kebutuhan

Ds :

klien

teratasi

 Klien mengatakan

nutrisi

Tupen :

makan karena susah

keperawatan selama 3 hari,

 Klien mengatakan

masukan makanan saat

pernapasan akut sering

ini.

anoreksia

Catat

16

derajat

kerusakan makanan
2. Sering

karena

dispneu

lakukan 2. Rasa tak enak, bau
menurunkan

nafsu

makan

dapat

khusus

menyebabkan

pakai

untuk

sekali

dan

mual/muntah
peningkatan

kebutuhan klien akan nutrisi
dengan kriteria :

distress

sekret, berikan wadah

Setelah diberikan tindakan

beransur-ansur

diet, 1. Pasien

perawatan oral, buang

ketidakmampuan untuk

untuk bernapas

kebiasaan

dengan
kesulitan

napas

terpenuhi
3. Berikanan

makanan 3. Makanan dan dalam
nafsu makannya
menurun.

- Nafsu

makan

klien

meningkat
- Porsi makan dihabiskan

Do :

dalam bentuk cair, dan

bentuk cair memudah

dengan porsi sedikit tapi

klien dalam mencerna

sering

makanan

- Berat badan meningkat.

yang

diberikan serta porsi
sedikit

 Penurunan berat badan

tapi

sering

membantu

 porsi makan tidak

meningkatkan

dihabiskan

kebutuhan nutrisi klien
4. Kolaborasi dengan tim 4. Membantu mengatasai

 Kelemahan

gizi dalam menentukan
diit yang akan diberikan

 Adanya penurunan
kemampuan

kebutuhan klien akan
nutrisi

pada
indikasi.

 Susah dalam bernapas

16

klien

sesuai
3

Gangguan
istirahat

pemenuhan Tupan:
tidur

teraktivasinya

b.d
RAS

ditandai dengan :

Setelah dilakukan perawatan
tidur

terpenuhi

beristrahat

dengan cukup karena
susah untuk bernapas
Do :
 Gelisah
 Insomnia

klien tidak bisa tidur

penyeban klien tidak
menentukan intervensi
berelaksasi

selama 2 x 24 jam klien
dapat istirahat tidur dengan
kriteria evaluasi :
- Klien

bisa tidur dan untuk
2. Anjurkan klien untuk

Setelah dilakukan intervensi

minum

selanjutnya

dengan 2.

segelas

susu

3. Anjurkan klien untuk
nyaman

selama 8 jam
- Tidak tampak banyangan
hitam dikelopak mata

dapat
paru yang maksimal

4.
sebelum

meningkatkan
relaksasi dan kesiapan

tidur
5. Ciptakan

efek

meningkatkan ekspansi

melakukan
kebiasaannya

yang

sedative

tidur dengan posisi yang 3.

sering terbangun

mengandung

mempunyai

hangat sebelum tidur

tidurnya nyenyak tanpa

susu
triptopan

mengatakan 4. Anjurkan klien untuk

- Klien dapat tidur malam

Dapat
mengidentifikasi

klien

 Klien mengatakan tidak Tupen:
dapat

penyebab 1.

selama 5 hari kebutuhan
Istirahat

Ds :

1. Identifikasi

tidur
lingkungan

yang nyaman
5.

lingkungan tenang
membantu klien untuk

16
dapat beristrahat cukup

16
1.
2.
3.
4.

dfd
dfdf
dfdf
Pelaksanaan

No

Hari /
tanggal

Diagnosa
Keperawatan

Jam

Impelementasi

1

2

3

4

5

1

Senin
1 – 6 - 09

Kerusakan
pertukaran

1. Mempertahankan posisi tidur
gas

semi fowler dengan miring

berhubungan

kearah yang terken

dengan gangguan

Hasil :

suplay oksigen

klien nyaman dengan posisi
semi fowler
2. Membimbing dan latih teknik
nafas

dalam

secara

teratur,

monitor dan catat TTV
Hasil :
Klien

kooperatif

dan

mau

dilatih teknik napas dalam dan
klien merasa lega
3. memantau fungsi pernapasan :
cepat, dangkal, dyspneu dan
perkembangan dada
4. Memberikan

O2 BC sesuai

program yaitu 3 liter/menit

2

Senin

Gangguan

1.

16

Memantau kebiasaan diet,
1 – 6 - 09

pemenuhan

masukan

kebutuhan nutrisi

Catat

makanan
derajat

saat ini.
kerusakan

makanan
Hasil :
Nafsu makan klien menurun,
porsi makan tidak dihabiskan.
2.

Sering lakukan perawatan
oral,

buang

sekret,

wadah khusus

berikan

untuk sekali

pakai
Hasil :
Klien mau untuk mengikuti
instruksi perawat
3.

Memberikanan

makanan

dalam bentuk cair, dan dengan
porsi sedikit tapi sering
4.

Penatalaksanaan pemberian
diit yang akan diberikan pada

3

Senin
1 – 6 - 09

klien sesuai indikasi.
1. Mengidentifikasi
penyebab

Gangguan
pemenuhan

klien tidak bisa tidur

istirahat tidur b.d

Hasil :

stimulasi sesak.

Klien tidak dapat beristrahat
karena sesak napas
2. Menganjurkan
berelaksasi

klien
dengan

untuk
minum

segelas susu hangat sebelum
tidur
Hasil :

16
Klien merasa nyaman setelah
relaksasi
3. Menganjurkan klien untuk tidur
dengan posisi yang nyaman
Hasil :
Klien kooperatif dan mengikuti
anjuran perawat
4. Menganjurkan
melakukan

klien

untuk

kebiasaannya

sebelum tidur
Hasil :
Klien mau untuk mengikuti
instruksi perawat
5. Menciptakan lingkungan yang
nyaman
Hasil :
Keluarga klien mau membantu
perawat

dalam

menciptakan

lingkungan yang nyaman.

16

Contenu connexe

Tendances

Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulinDasuki Suke
 
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaFransiska Oktafiani
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Prinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiPrinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiGunk Arie'sti
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)Nia Logaritma
 
Aplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatan
Aplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatanAplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatan
Aplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatanAfiefw Afiefw
 

Tendances (20)

7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Catatan perkembangan
Catatan perkembanganCatatan perkembangan
Catatan perkembangan
 
Studi kasus dm
Studi kasus dmStudi kasus dm
Studi kasus dm
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Prinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologiPrinsip prinsip epidemiologi
Prinsip prinsip epidemiologi
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Makalah ispa
Makalah ispaMakalah ispa
Makalah ispa
 
Askep obesitas
Askep obesitasAskep obesitas
Askep obesitas
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
Laporan pendahuluan oksigenasi (2)
 
Aplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatan
Aplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatanAplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatan
Aplikasi noc dan_nic_pd_proses_keperawatan
 
Askep uretritis
Askep uretritisAskep uretritis
Askep uretritis
 

En vedette

En vedette (13)

Where to sell gold
Where to sell goldWhere to sell gold
Where to sell gold
 
Buy gold pawn miami
Buy gold   pawn miamiBuy gold   pawn miami
Buy gold pawn miami
 
Periódico el mundo les noves tecnologies
Periódico el mundo les noves tecnologiesPeriódico el mundo les noves tecnologies
Periódico el mundo les noves tecnologies
 
Master thesis_Fabio Vinci
Master thesis_Fabio VinciMaster thesis_Fabio Vinci
Master thesis_Fabio Vinci
 
Mehmet i̇ntroduction
Mehmet i̇ntroductionMehmet i̇ntroduction
Mehmet i̇ntroduction
 
Institutional Research
Institutional ResearchInstitutional Research
Institutional Research
 
проект фз по труду
проект фз по трудупроект фз по труду
проект фз по труду
 
DAM - Médiathèque
DAM - MédiathèqueDAM - Médiathèque
DAM - Médiathèque
 
La escuela periodica
La escuela periodica La escuela periodica
La escuela periodica
 
Miokarditis AKPER PEMKAB MUNA
Miokarditis AKPER PEMKAB MUNA Miokarditis AKPER PEMKAB MUNA
Miokarditis AKPER PEMKAB MUNA
 
Hiv aids AKPER PEMKAB MUNA
Hiv aids AKPER PEMKAB MUNA Hiv aids AKPER PEMKAB MUNA
Hiv aids AKPER PEMKAB MUNA
 
Conventions
ConventionsConventions
Conventions
 
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISMEGagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
Gagal ginjal ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME
 

Similaire à Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA (20)

Asma bronkhial
Asma bronkhialAsma bronkhial
Asma bronkhial
 
Asma bronkial
Asma bronkialAsma bronkial
Asma bronkial
 
Asma 01
Asma 01Asma 01
Asma 01
 
Keperawatan dudut2
Keperawatan dudut2Keperawatan dudut2
Keperawatan dudut2
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Tinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asmaTinjauan teoritis asma
Tinjauan teoritis asma
 
PW ASMA.pptx
PW ASMA.pptxPW ASMA.pptx
PW ASMA.pptx
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
materi pendidikan khusus
materi pendidikan khususmateri pendidikan khusus
materi pendidikan khusus
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 3
 
Lp asma un revisi
Lp asma un revisiLp asma un revisi
Lp asma un revisi
 
Tugas kesol (asma) mistia
Tugas kesol (asma)  mistiaTugas kesol (asma)  mistia
Tugas kesol (asma) mistia
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 
Ppom
PpomPpom
Ppom
 
Ppom AKPER PEMKAB MUNA
Ppom AKPER PEMKAB MUNA Ppom AKPER PEMKAB MUNA
Ppom AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
 
SAP Asma Anak
SAP Asma AnakSAP Asma Anak
SAP Asma Anak
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan. 2. Etiologi Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial. a. Faktor predisposisi  Genetik Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika terpapar dengan factor pendetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan 16
  • 2. b. Faktor presipitasi  Allergen Dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan, ingestan, yang masuk melalui mulut, kontaktan, yang masuk melalui kontrak dengan kulit  Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asama. Atmaosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.  Stress Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.  Lingkungan kerja Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja  Olahraga Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. 16
  • 3. 3. Klasifikasi Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : a. Ekstrinsik (alergik) Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obatobatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik. b. Intrinsik (non alergik) Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan. c. Asma gabungan 16
  • 4. Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik. 4. Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. 16
  • 5. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest. Pencetus : • Allergen • Olahraga • Cuaca • Emosi Imun respon menjadi aktif Pelepasan mediator humoral • Histamine • SRS-A • Serotonin • Kinin • Bronkospasme • Edema mukosa • Sekresi meningkat • inflamasi Penghambat kortikosteroid 5. Manifestasi Klinis Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, 16
  • 6. gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari. 6. Manajemen medik Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah : a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan. Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu : a. Pengobatan non farmakologik  Memberikan penyuluhan  Menghindari factor pencetus  Pemberian cairan 16
  • 7.  Fisiotherapy  Beri O2 bila perlu b. Pengobatan farmakologik  Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran napas, seperti simpatomimetik / anrenergi (orsiprenalin, fenoterol, terbutalin), sentin (teofilin) seperti aminofilin, aminofilin, teofilin)  Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan serangan asma, terutama untuk asma alergik.  Ketolifen yang mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. 7. Komplikasi Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah : a. Status asmatikus b. Atelektasis c. Hipoksemia d. Pneumothoraks e. Emfisema f. Deformitas thoraks g. Gagal napas. 16
  • 8. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengumpulan data  Aktivitas / Istrahat Tanda : kelemahan, adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur dalam posisi duduk tinggi Gejala : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas seharihari karena sulit bernapas.  Pernapsan Tanda : Dispenea, bunyi napas mengi, adanya batuk berulang, napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang, susah dalam bernapas Gejala : Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.  Sirkulasi Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan jantung, kemerahan atau berkeringat  Integritas ego Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsangan, gelisah 16 frekuensi
  • 9. Gejala : Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya, klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup  Makanan dan cairan Tanda : Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan Gejala : Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas, klien mengatakan nafsu makannya menurun.  Interaksi sosial Tanda : Keterbatasan mobilitas fisik, susah bicara atau terbatabata, adanya ketergantungan pada orang lain. Gejala : Klien mengatakan susah untuk berbicara.  Seksualitas Tanda : Penurunan libido Gejala : Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun b. Klasifikasi Data Data Subyektif  Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas.  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.  Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas 16
  • 10.  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah bernapas  Klien mengatakan nafsu makannya menurun.  Klien mengatakan susah untuk berbicara.  Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun Data Obyektif  Kelemahan, adanya penurunan kemampuan  Dispenea, susah dalam bernapas  Bunyi napas mengi  Adanya batuk berulang  Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,  Peningkatan tekanan darah  Peningkatan frekuensi jantung  Kemerahan atau berkeringat  Ansietas  Gelisah  Penurunan berat badan  porsi makan tidak dihabiskan  Keterbatasan mobilitas fisik 16
  • 11.  Susah bicara atau terbata-bata  Penurunan libido c. Analisa Data Data 1 Ds :  Klien mengatakan Penyebab 2 Faktor penyebab asma (ekstrinsik dan intrinsik) kesusahan dalam bernapas. Do :  Dispenea  Susah dalam bernapas  Bunyi napas mengi  Adanya batuk ↓ Respon imun yang buruk terhadap lingkungan Merangsang produksi antibody Ig E ↓ Merangsang parasimpatis otonom sistem napas : reflex axon neuropeptida berulang  Napas memburuk ketika pasien ↓ Degranulasi sel mast, epitel, makrofag ↓ berbaring Merangsang pelepasan terlentang, mediator kimia terjadi  Peningkatan frekuensi jantung pengeluaran histamine, bradikinin Konstriksi otot polos 16 Masalah 3 Gangguan pertukaran gas
  • 12. bronkus ↓ Bronkospasme ↓ Udara terperangkap dalam saccus alveolus ↓ Penurunan ventilasi alveolus ↓ Difusi gas terganggu ↓ Gangguan pertukaran Ds : gas Faktor penyebab asma bronchial  Klien mengatakan ketidakmampuan ↓ Bronkospasme ↓ untuk makan karena susah untuk Udara terperangkap dalam saccus alveolus bernapas  Klien mengatakan ↓ Penurunan ventilasi alveolus nafsu makannya menurun. ↓ Difusi gas terganggu ↓ Penurunan suplay O2 dalam darah 16 Gangguan pemenuhan keb. nutrisi
  • 13. ↓ Do : Kompensasi tubuh  Penurunan berat badan  porsi makan tidak dihabiskan untuk mendapatkan suplay O2 yang cukup kejaringan yaitu dengan peningkatan usaha bernapas ↓  Kelemahan  Adanya penurunan Kontraksi otot pernapasan kemampuan  Susah dalam ↓ Energy banyak digunakan untuk bernapas bernapas ↓ Ketidakmampuan untuk mengunyah makanan ↓ Nafsu makan menurun ↓ Intake nutrisi kurang ↓ Gangguan pemenuhan nutrisi 16
  • 14. Ds :  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah Stimulasi sesak ↓ Merangsang susunan saraf pusat ototnom mengaktivasi noreefineprin ↓ bernapas  Klien mengatakan kekhawatiran Merangsang saraf simpatis untuk mengaktivasi RAS terhadap ↓ kondisinya. Do : Mengaktifkan kerjsa organ tubuh  Ansietas  Gelisah ↓ REM menurun ↓ Klien terjaga ↓ Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat dan tidur. 16 Gangguan pemenuruhan kebutuhan istrahat dan tidur
  • 15. d. Prioritas masalah 1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen 2) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia 3) Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi sesak 2. Diagnosa Keperawatan a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas. Do :  Dispenea  Susah dalam bernapas  Bunyi napas mengi  Adanya batuk berulang  Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,  Peningkatan frekuensi jantung 16
  • 16. b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksi ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk bernapas  Klien mengatakan nafsu makannya menurun. Do :  Penurunan berat badan  porsi makan tidak dihabiskan  Kelemahan  Adanya penurunan kemampuan  Susah dalam bernapas c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi sesak ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah bernapas  Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya. Do :  Ansietas  Gelisah 16
  • 17. 3. Rencana Keperawatan No 1 Rencana Keperawatan Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Kerusakan pertukaran gas Tupan : berhubungan dengan gangguan suplay oksigen ditandai dengan : Ds :  Klien mengatakan Dalam 1. Pertahankan waktu 5 hari kerusakan pertukaran gas teratasi posisi tidur semi fowler maksimal, mengurangi dengan miring penekanan kearah yang terkena yang Tupen : bernapas. selama 3 X 24 jam, klien Do : akan memperlihatkan  Dispenea perbaikan dalam pertukaran  Susah dalam bernapas gas dengan kriteria :  Bunyi napas mengi - Klien tidak normal, paru sisi serta dan tidak sakit. 2. Bimbing dan latih teknik 2. Diharapkan nafas dalam napas klien berkurang teratur, monitor dan catat dan perubahan kondisi TTV klien dapat terobservasi 3. Perubahan dan fungsi pernapasan dangkal, - Frekuensi nafas normal sesak secara mengeluh 3. Monitor sesak 16 pada ventilasi pada sisi yang Setelah dilakukan intervensi  Napas memburuk 1. Meningkatkan inspirasi ekspansi kesusahan dalam  Adanya batuk berulang Rasional peningkatan frekuensi cepat, pernapasan : dyspneu perkembangan dada dan dapat terobservasi 4. Diharapkan sesak
  • 18. ketika pasien berbaring terlentang, 16 – 20 x/menit 4. Berikan O2 BC sesuai - Pergerakan  Peningkatan frekuensi otot pernpasan normal - Pergerakkan jantung program yaitu 3 liter/menit berkurang dan kebutuhan O2 terpenuhi dada simetris - Tidak terdapat retraksi 2 Gangguan interkostalis pemenuhan Tupan : kebutuhan berhubungan nutrisi dengan anoreksia ditandai dengan ; 1. Kaji Setelah diberikan tindakan keperawatan selam 5 hari, kebutuhan Ds : klien teratasi  Klien mengatakan nutrisi Tupen : makan karena susah keperawatan selama 3 hari,  Klien mengatakan masukan makanan saat pernapasan akut sering ini. anoreksia Catat 16 derajat kerusakan makanan 2. Sering karena dispneu lakukan 2. Rasa tak enak, bau menurunkan nafsu makan dapat khusus menyebabkan pakai untuk sekali dan mual/muntah peningkatan kebutuhan klien akan nutrisi dengan kriteria : distress sekret, berikan wadah Setelah diberikan tindakan beransur-ansur diet, 1. Pasien perawatan oral, buang ketidakmampuan untuk untuk bernapas kebiasaan dengan kesulitan napas terpenuhi 3. Berikanan makanan 3. Makanan dan dalam
  • 19. nafsu makannya menurun. - Nafsu makan klien meningkat - Porsi makan dihabiskan Do : dalam bentuk cair, dan bentuk cair memudah dengan porsi sedikit tapi klien dalam mencerna sering makanan - Berat badan meningkat. yang diberikan serta porsi sedikit  Penurunan berat badan tapi sering membantu  porsi makan tidak meningkatkan dihabiskan kebutuhan nutrisi klien 4. Kolaborasi dengan tim 4. Membantu mengatasai  Kelemahan gizi dalam menentukan diit yang akan diberikan  Adanya penurunan kemampuan kebutuhan klien akan nutrisi pada indikasi.  Susah dalam bernapas 16 klien sesuai
  • 20. 3 Gangguan istirahat pemenuhan Tupan: tidur teraktivasinya b.d RAS ditandai dengan : Setelah dilakukan perawatan tidur terpenuhi beristrahat dengan cukup karena susah untuk bernapas Do :  Gelisah  Insomnia klien tidak bisa tidur penyeban klien tidak menentukan intervensi berelaksasi selama 2 x 24 jam klien dapat istirahat tidur dengan kriteria evaluasi : - Klien bisa tidur dan untuk 2. Anjurkan klien untuk Setelah dilakukan intervensi minum selanjutnya dengan 2. segelas susu 3. Anjurkan klien untuk nyaman selama 8 jam - Tidak tampak banyangan hitam dikelopak mata dapat paru yang maksimal 4. sebelum meningkatkan relaksasi dan kesiapan tidur 5. Ciptakan efek meningkatkan ekspansi melakukan kebiasaannya yang sedative tidur dengan posisi yang 3. sering terbangun mengandung mempunyai hangat sebelum tidur tidurnya nyenyak tanpa susu triptopan mengatakan 4. Anjurkan klien untuk - Klien dapat tidur malam Dapat mengidentifikasi klien  Klien mengatakan tidak Tupen: dapat penyebab 1. selama 5 hari kebutuhan Istirahat Ds : 1. Identifikasi tidur lingkungan yang nyaman 5. lingkungan tenang membantu klien untuk 16
  • 22. 1. 2. 3. 4. dfd dfdf dfdf Pelaksanaan No Hari / tanggal Diagnosa Keperawatan Jam Impelementasi 1 2 3 4 5 1 Senin 1 – 6 - 09 Kerusakan pertukaran 1. Mempertahankan posisi tidur gas semi fowler dengan miring berhubungan kearah yang terken dengan gangguan Hasil : suplay oksigen klien nyaman dengan posisi semi fowler 2. Membimbing dan latih teknik nafas dalam secara teratur, monitor dan catat TTV Hasil : Klien kooperatif dan mau dilatih teknik napas dalam dan klien merasa lega 3. memantau fungsi pernapasan : cepat, dangkal, dyspneu dan perkembangan dada 4. Memberikan O2 BC sesuai program yaitu 3 liter/menit 2 Senin Gangguan 1. 16 Memantau kebiasaan diet,
  • 23. 1 – 6 - 09 pemenuhan masukan kebutuhan nutrisi Catat makanan derajat saat ini. kerusakan makanan Hasil : Nafsu makan klien menurun, porsi makan tidak dihabiskan. 2. Sering lakukan perawatan oral, buang sekret, wadah khusus berikan untuk sekali pakai Hasil : Klien mau untuk mengikuti instruksi perawat 3. Memberikanan makanan dalam bentuk cair, dan dengan porsi sedikit tapi sering 4. Penatalaksanaan pemberian diit yang akan diberikan pada 3 Senin 1 – 6 - 09 klien sesuai indikasi. 1. Mengidentifikasi penyebab Gangguan pemenuhan klien tidak bisa tidur istirahat tidur b.d Hasil : stimulasi sesak. Klien tidak dapat beristrahat karena sesak napas 2. Menganjurkan berelaksasi klien dengan untuk minum segelas susu hangat sebelum tidur Hasil : 16
  • 24. Klien merasa nyaman setelah relaksasi 3. Menganjurkan klien untuk tidur dengan posisi yang nyaman Hasil : Klien kooperatif dan mengikuti anjuran perawat 4. Menganjurkan melakukan klien untuk kebiasaannya sebelum tidur Hasil : Klien mau untuk mengikuti instruksi perawat 5. Menciptakan lingkungan yang nyaman Hasil : Keluarga klien mau membantu perawat dalam menciptakan lingkungan yang nyaman. 16