SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
ASUHAN KEPERAWATAN
KATARAK

A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut
atau bahan lensa di dalam kapsul mata. Katarak adalah suatu keadaan
patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau
denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme
normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat
terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau
sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai
proses degenerasi.
Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :
a. Katarak perkembangan (developmental) dan degeneratif,
b. Katarak congenital, juvenil, dan senile
c. Katarak komplikata
d. Katarak traumatic

2. Etiologi
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat
menderita katarak yang biasanya merupakan penyakit yng diturunkan,
peradangan di dalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak
kongenital.
Berbagai faktor dapat mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat.
Faktor lain dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan
lensa seperti DM, dan obat tertentu, sinar ultraviolet B dari cahaya matahari,
efek racun dari rokok, dan alkoho, gizi kurang vitamin E, dan radang
menahan di dalam bola mata. Obat yang

dipergunakan untuk penyakit

tertentu dapat mempercepat timbulnya katarak seperti betametason,

1
klorokuin,

klorpromazin,

kortizon,

ergotamin,

indometasin,

medrison,

pilokarpin dan beberapa obat lainnya.
Penyakit

infeksi

tertentu

dan

penyakit

seperti

DM,

dapat

mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak
komplikata.
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras,
tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, bahan Kimia, dapat merusak
lensa mata dan keadaan ini di sebut sebagai katarak traumatic.

3. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,
transparan, berbentuk kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang
besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral
terdapat nukleuas, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya
adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambah usia, nucleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas
terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas
pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna
namapak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan Kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang
memanjang daari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa Misalnya dapat
menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi. Sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke
dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia darn tidak ada pada kebanyakan
pasien yang menderita katarak.

2
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti
DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika
orang memasuki decade ke tujuh. Katarak dapat bersifat congenital dan
harus diidentifikasi awal, karena bila tidak didiagnosa dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering
yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B,
obat-obatan, alcohol, merokok, DM, dan asupan vitamin antioksidan yang
kurang dalam jangka waktu lama.

4. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala
 Tanda : tampak kecoklatan atau putih pada pupil, kekeruhan juga dapat
ditemukan pada berbagai lokalisasi korteks dan nucleus.
 Gejala : gangguan penglihatan, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap, penglihatan berawan, tampak lingkungan
cahaya/Pelangi sekitar sinar.
 Penglihatan yang berkabut atau buram
 Semakin sulit melihat pada malam hari
 Lebih sensitif terhadap cahaya
 Adanya lingkaran bias atau disebut Halo
 Membutuhkan pencahayaan yang lebih terang untuk membaca dalam
ruangan
 sering berganti kacamata atau lensa kontak
 Warna tampak menguning atau memudar
 Pandangan ganda saat menggunakan sebelah mata
 Apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih
,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif (-).

3
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien katarak adalah :
o Pemeriksaan tajam penglihatan (visus)
o Pemeriksaan sinar celah (slit lamp)
o Funduskopi
o Pemeriksaan darah lengkap

6. Penatalaksanaan Medis
a. Ekstraksi Katarak

Intrakapsular (EKIK) yang sudah jarang dilakukan

sekrang
b. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK) + Lensa intraokular
c. Fokofragmentasi dan fakoemulsifikasi adalah irigasi atau aspirasi (atau
keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran
ultrasonic untuk mengangkat nucleus dan korteks melalui insisi limbus
yang kecil (2-5 mm) + lensa intraokular.
Sebagai ganti lensa intraokular adalah lensa kontak atau kacamatan afakia.
(Daniel D. Voughan dkk, 2000 : 182 – 183).

4
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
 Aktivitas / Istrahat
Gejala

:

penurunan aktivitas akibat penurunan penglihatan

Tanda

:

Berhati-hati dalam beraktivitas

 Neurosensori
Gejala

:

penglihatan berkabut atau buram, silau terhadap cahaya,
padangan ganda saat menggunakan sebelah mata, sulit
melihat saat malam hari

Tanda

:

Adanya lingkaran bias atau disebut halo, warna tampak
menguning atau memudar, apabila katarak telah matang
pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga reflex
cahaya pada mata menjadi negative, tampak kecoklatan
atau putih pada pupil, kekeruhan juga dapat ditemukan
pada berbagai lokalisasi korteks dan nucleus.

 Integritas ego
Gejala

:

Klien mengeluh akan kondisi matanya, klien mengatakan
kekhawatiran akan fungsi penglihatan

Tanda

:

Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan
tindakan pembedahan

b. Pengelompokan Data
Data Subyektif :
 Penurunan aktivitas akibat penurunan penglihatan
 Penglihatan berkabut atau buram
 Silau terhadap cahaya
 Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata
 Sulit melihat saat malam hari
 Klien mengeluh akan kondisi matanya
 Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan

5
Data Obyektif :
 Berhati-hati dalam beraktivitas
 Adanya lingkarab bias atau disebut halo
 Warna tampak menguning atau memudar
 Apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih,
sehingga reflex cahaya pada mata menjadi negative
 Tampak kecoklatan atau putih pada pupil
 Kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi korteks dan
nucleus.
 Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan tindakan
pembedahan

c. Analisa Data
No
1
1 Ds :

Data
2

Penyebab
3
Katarak

 Penglihatan berkabut
atau buram

persepsi
Ketidakseimbangan potein larut

 Silau terhadap cahaya

dan tidak larut

 Padangan ganda saat
menggunakan sebelah
mata

Peningkatan protein yang tidak
dapat diserap dan penurunan

Do :

sintesa protein

 Adanya lingkarab bias
atau disebut halo
 Warna tampak

Membentuk masa yang
transparan disekitar lensa

menguning atau
memudar

Penumpukan cairan

 nucleus.
 Tampak kecoklatan

Masalah
4
Gangguan

Jalan cahaya ke lensa

atau putih pada pupil

terhambat

6

sensorik
penglihatan
No
1

Data
2
 Kekeruhan juga dapat
ditemukan pada

Penyebab
3

Masalah
4

Penurunan penglihatan

berbagai lokalisasi
korteks dan

Gangguan persepsi sensorik

 Apabila katarak telah

penglihatan

matang pupil akan
tampak benar-benar
putih, sehingga reflex
cahaya pada mata
menjadi negative
2

Ds :

Adanya massa transparan pada

 Penurunan aktivitas

daerah lensa

akibat penurunan
penglihatan

Menghalingi cahaya masuk ke
retina

atau buram
Penglihatan menjadi buram

 Padangan ganda saat
menggunakan sebelah
mata
 Sulit melihat saat

terjadinya
injuri

 Penglihatan berkabut
 Silau terhadap cahaya

Resiko

Persepsi sensorik penglihatan
terhadap lingkungan sekitar

malam hari

berkurang

Do :
 Berhati-hati dalam

Resiko Injuri

beraktivitas

7
No
1
3 Ds :

Data
2

Penyebab
3
Tindakan operasi

 Klien mengatakan

rasa

kekhawatiran akan

Stressor

fungsi penglihatan
Do :

Masalah
4
Gangguan

nyaman
cemas

Ketidaktahuan klien tentang

 Klien nampak cemas

keadaan/prosedur yang akan

akan kondisinya,

dilakukan

ketakutan akan
tindakan pembedahan

Cemas

d. Prioritas Masalah
1) Gangguan persepsi sensorik : penglihatan
2) Resiko terjadi injuri
3) Gangguan rasa nyaman cemas

2. Diagnosa
a. Gangguan persepsi sensorik :

penglihatan berhubungan dengan

penurunan ketajaman penglihatan akibat kekeruhan pada lensa ditandai
dengan
Ds :
 Penglihatan berkabut atau buram
 Silau terhadap cahaya
 Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata
Do :
 Adanya lingkarab bias atau disebut halo
 Warna tampak menguning atau memudar
 Tampak kecoklatan atau putih pada pupil
 Kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi korteks

8
 Apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih,
sehingga reflex cahaya pada mata menjadi negative
b. Resiko terjadi injuri berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
ditandai dengan ;
Ds :
 Penurunan aktivitas akibat penurunan penglihatan
 Penglihatan berkabut atau buram
 Silau terhadap cahaya
 Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata
 Sulit melihat saat malam hari
Do :
 Berhati-hati dalam beraktivitas
c. Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan dengan kurangnya
pemahaman mengenai perawatan serta tindakan yang akan dilakukan
ditandai dengan
Ds :
 Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan
Do :
 Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan tindakan
pembedahan

9
3. Renaca Keperawatan
Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan
1
1

Tujuan

Intervensi

Rasional

3

4

5

2
Gangguan
sensoris

persepsi Tupan:
:

berhubungan
penurunan
penglihatan

1. Orientasikan klien terhadap

penglihatan Setelah diberikan tindakan
dengan keperawatan

lingkungan.

1. Untuk
memperkenalkan

masalah

pada

ketajaman gangguan persepsi sensori

klien

lingkungan

akibat penglihatan teratasi

aktifitas

kekeruhan pada lensa.

tentang
dan
sehingga

dapat meningkatkan
Tupen :

stimulus penglihatan

Setelah diberikan tindakan 2. Bedakan
keperawatan

selama

kemampuan

ketajaman

beberapa hari gangguan

(visus)

penglihatan klien beransur-

penglihatan

2. Untuk

menentukan

kemampuan

visus

mata.

ansur

membaik

Penglihatan
normal

kedua

klien

untuk

3. Dengan adanya alat

menggunakan alat bantu

bantu (bel) aktivitas

(bel).

yang akan dilakukan

dengan 3. Anjurkan

kriteria :
-

diantara

klien

tiap mata

klien berada dalam
pengawasan perawat
1

2

3
-

4

Klien dapat melakukan 4. Dorong
aktivitas

sehari

dengan baik

hari

5

klien

melakukan

untuk
aktifitas

sederhana

4. Mempertahankan
keadaan

normal

tanpa meningkatkan
stres.

5. Libatkan keluarga dalam

5. Peran serta keluarga

perawatan serta aktivitas

dapat

klien sehari-hari

membantu

klien

dalam

beraktivitas

serta

melaksanakan
perawatan
6. Kolaborasi
medis
operasi

dengan

untuk

tim

6. Perawatan

yang

persiapan

dikerjakan

bersama

dgn

tim

kesehatan

lain akan membuat
hasil

yang

bagi klien

optimal
1
2

2

3

4

Resiko terjadinya injuri Tupan :
berhubungan
penurunan
penglihatan

1. Orientasikan

dengan Setelah dilakukan tindakan
fungsi keperawatan tidak terjadi

5
lingkungan

1. Untuk meningkatkan

staf dan situasi lain di

pengenalan,

sekitar klien.

meningkatkan

cedera injuri

stimulus respon.
2. Anjurkan

klien

untuk

2. Untuk

lebih

Tupen :

mempelajari kembali ADL

meningkatkan respon

Setelah diberikan tindakan

yang sering dilakukan.

stimulus

keperawatan

tanda-tanda

menurunkan

akan terjadi cedera injuri

ketergantungan.

tidak ada dan klien dapat 3. Anjurkan
mengenal
setelah

lingkungan
dilakukan

dan

klien

untuk

3. Untuk

meletakkan peralatan ynag

mengorientasikan

dibutuhkan

alat-alat

yang
klien

pada

tempat

perawatan selama 3 hari

yang sama dan mudah

dibutuhkan

dengan kriteria :

terjangkau.

serta



Klien dapat melakukan

pecahnya

aktivitas

yang

sehari-hari

dengan baik


Tanda injuri tidak terjadi

mengurangi
alat-alat
akan

mencederai klien
1
3

2

3

4

Gangguan rasa nyaman Tupan :
:

cemas

5

1. Gunakan

sehubungan Setelah diberikan tindakan

dengan

kurangnya keperawatan

pemahaman

klien

tidak

komunikasi

terapeutik

dalam

mengenai merasa cemas
2. Bantu

klien

untuk

Tupen :

mengungkapkan perasaan

Setelah diberikan tindakan

cemasnya.

terbuka

dalam
mengungkapkan

tentang

Klien

tidak

pada

klien

kegiatan

dari

perioperatif.

2. Mengetahui

tingkat
serta

koping

berkurang dengan kriteria 3. Menjelaskan
1x24 jam :

alami.

kecemasan

keperawatan cemas klien



lebih

perasaan yang klien

perawatan serta tindakan
yang akan dilakukan

pendekatan kepada klien.

1. Agar

yang

digunakan oleh klien
3. Klien

yang

mendapatkan

memperlihatkan tanda-

informasi

tanda

cemas

yang akan dilakukan

klien

tampak

klien

seperti
tenang 4. Melibatkan keluarga dalam

mengetahui

tindakan

yang

akan

Klien
operasi

siap

keputusan

4. Melibatkan keluarga
akan

dilakukan

terhadap perawatan yang

tingkat

dilakukan

dilakukan


pengambilan

tindakan

klien,

menurunkan
kecemasan
klien

merasa aman

akan
KATARAK

Contenu connexe

Tendances

KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxMERYMARLINA1
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnDwi Ap
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt sajiDokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt sajiSumi Tarigan
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanAmalia Senja
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmateguhprayitnopro
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatUwes Chaeruman
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragikmamasaugi
 

Tendances (20)

KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chfAsuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chf
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt sajiDokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
Dokumentasi diagnosa keperawatan.ppt saji
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi KeperawatanStandar Dokumentasi Keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Komunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatanKomunikasi dalam proses keperawatan
Komunikasi dalam proses keperawatan
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Iv. askep angina
Iv. askep anginaIv. askep angina
Iv. askep angina
 
Tugas kepala ruang
Tugas kepala ruangTugas kepala ruang
Tugas kepala ruang
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Peran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas PerawatPeran Fungsi dan tugas Perawat
Peran Fungsi dan tugas Perawat
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 

En vedette

En vedette (8)

Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
usia emas
usia emasusia emas
usia emas
 
Sap katarak
Sap katarakSap katarak
Sap katarak
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Bab 2 punca & pencegahan kemalangan
Bab 2 punca & pencegahan kemalanganBab 2 punca & pencegahan kemalangan
Bab 2 punca & pencegahan kemalangan
 
Keselamatan & Pencegahan
Keselamatan & PencegahanKeselamatan & Pencegahan
Keselamatan & Pencegahan
 
Cataract
CataractCataract
Cataract
 

Similaire à KATARAK

Similaire à KATARAK (20)

Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA Katarak AKPER PEMKAB MUNA
Katarak AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarakAsuhan keperawatan katarak
Asuhan keperawatan katarak
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus z
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Glaukoma cidera
Glaukoma cideraGlaukoma cidera
Glaukoma cidera
 
Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1Patologi pada-katarak1
Patologi pada-katarak1
 
PPT_KATARAK_pptx.pptx
PPT_KATARAK_pptx.pptxPPT_KATARAK_pptx.pptx
PPT_KATARAK_pptx.pptx
 
Miopi
MiopiMiopi
Miopi
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
materi-penyuluhan-katarak.pptx
materi-penyuluhan-katarak.pptxmateri-penyuluhan-katarak.pptx
materi-penyuluhan-katarak.pptx
 
ablasio retina
ablasio retinaablasio retina
ablasio retina
 
Contoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauhContoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauh
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
OFTALMOLOGI - Katarak Senilis Imatur (Status, Pemeriksaan, dan Tinjauan Pusta...
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

KATARAK

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul mata. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi. Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut : a. Katarak perkembangan (developmental) dan degeneratif, b. Katarak congenital, juvenil, dan senile c. Katarak komplikata d. Katarak traumatic 2. Etiologi Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat menderita katarak yang biasanya merupakan penyakit yng diturunkan, peradangan di dalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak kongenital. Berbagai faktor dapat mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa seperti DM, dan obat tertentu, sinar ultraviolet B dari cahaya matahari, efek racun dari rokok, dan alkoho, gizi kurang vitamin E, dan radang menahan di dalam bola mata. Obat yang dipergunakan untuk penyakit tertentu dapat mempercepat timbulnya katarak seperti betametason, 1
  • 2. klorokuin, klorpromazin, kortizon, ergotamin, indometasin, medrison, pilokarpin dan beberapa obat lainnya. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti DM, dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata. Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, bahan Kimia, dapat merusak lensa mata dan keadaan ini di sebut sebagai katarak traumatic. 3. Patofisiologi Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleuas, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambah usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna namapak seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan Kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang daari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa Misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi. Sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia darn tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. 2
  • 3. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika orang memasuki decade ke tujuh. Katarak dapat bersifat congenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok, DM, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama. 4. Manifestasi Klinis Tanda dan Gejala  Tanda : tampak kecoklatan atau putih pada pupil, kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi korteks dan nucleus.  Gejala : gangguan penglihatan, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap, penglihatan berawan, tampak lingkungan cahaya/Pelangi sekitar sinar.  Penglihatan yang berkabut atau buram  Semakin sulit melihat pada malam hari  Lebih sensitif terhadap cahaya  Adanya lingkaran bias atau disebut Halo  Membutuhkan pencahayaan yang lebih terang untuk membaca dalam ruangan  sering berganti kacamata atau lensa kontak  Warna tampak menguning atau memudar  Pandangan ganda saat menggunakan sebelah mata  Apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif (-). 3
  • 4. 5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang dilakukan pada klien katarak adalah : o Pemeriksaan tajam penglihatan (visus) o Pemeriksaan sinar celah (slit lamp) o Funduskopi o Pemeriksaan darah lengkap 6. Penatalaksanaan Medis a. Ekstraksi Katarak Intrakapsular (EKIK) yang sudah jarang dilakukan sekrang b. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK) + Lensa intraokular c. Fokofragmentasi dan fakoemulsifikasi adalah irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran ultrasonic untuk mengangkat nucleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm) + lensa intraokular. Sebagai ganti lensa intraokular adalah lensa kontak atau kacamatan afakia. (Daniel D. Voughan dkk, 2000 : 182 – 183). 4
  • 5. B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data  Aktivitas / Istrahat Gejala : penurunan aktivitas akibat penurunan penglihatan Tanda : Berhati-hati dalam beraktivitas  Neurosensori Gejala : penglihatan berkabut atau buram, silau terhadap cahaya, padangan ganda saat menggunakan sebelah mata, sulit melihat saat malam hari Tanda : Adanya lingkaran bias atau disebut halo, warna tampak menguning atau memudar, apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga reflex cahaya pada mata menjadi negative, tampak kecoklatan atau putih pada pupil, kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi korteks dan nucleus.  Integritas ego Gejala : Klien mengeluh akan kondisi matanya, klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan Tanda : Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan tindakan pembedahan b. Pengelompokan Data Data Subyektif :  Penurunan aktivitas akibat penurunan penglihatan  Penglihatan berkabut atau buram  Silau terhadap cahaya  Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata  Sulit melihat saat malam hari  Klien mengeluh akan kondisi matanya  Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan 5
  • 6. Data Obyektif :  Berhati-hati dalam beraktivitas  Adanya lingkarab bias atau disebut halo  Warna tampak menguning atau memudar  Apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga reflex cahaya pada mata menjadi negative  Tampak kecoklatan atau putih pada pupil  Kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi korteks dan nucleus.  Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan tindakan pembedahan c. Analisa Data No 1 1 Ds : Data 2 Penyebab 3 Katarak  Penglihatan berkabut atau buram persepsi Ketidakseimbangan potein larut  Silau terhadap cahaya dan tidak larut  Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata Peningkatan protein yang tidak dapat diserap dan penurunan Do : sintesa protein  Adanya lingkarab bias atau disebut halo  Warna tampak Membentuk masa yang transparan disekitar lensa menguning atau memudar Penumpukan cairan  nucleus.  Tampak kecoklatan Masalah 4 Gangguan Jalan cahaya ke lensa atau putih pada pupil terhambat 6 sensorik penglihatan
  • 7. No 1 Data 2  Kekeruhan juga dapat ditemukan pada Penyebab 3 Masalah 4 Penurunan penglihatan berbagai lokalisasi korteks dan Gangguan persepsi sensorik  Apabila katarak telah penglihatan matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga reflex cahaya pada mata menjadi negative 2 Ds : Adanya massa transparan pada  Penurunan aktivitas daerah lensa akibat penurunan penglihatan Menghalingi cahaya masuk ke retina atau buram Penglihatan menjadi buram  Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata  Sulit melihat saat terjadinya injuri  Penglihatan berkabut  Silau terhadap cahaya Resiko Persepsi sensorik penglihatan terhadap lingkungan sekitar malam hari berkurang Do :  Berhati-hati dalam Resiko Injuri beraktivitas 7
  • 8. No 1 3 Ds : Data 2 Penyebab 3 Tindakan operasi  Klien mengatakan rasa kekhawatiran akan Stressor fungsi penglihatan Do : Masalah 4 Gangguan nyaman cemas Ketidaktahuan klien tentang  Klien nampak cemas keadaan/prosedur yang akan akan kondisinya, dilakukan ketakutan akan tindakan pembedahan Cemas d. Prioritas Masalah 1) Gangguan persepsi sensorik : penglihatan 2) Resiko terjadi injuri 3) Gangguan rasa nyaman cemas 2. Diagnosa a. Gangguan persepsi sensorik : penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan akibat kekeruhan pada lensa ditandai dengan Ds :  Penglihatan berkabut atau buram  Silau terhadap cahaya  Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata Do :  Adanya lingkarab bias atau disebut halo  Warna tampak menguning atau memudar  Tampak kecoklatan atau putih pada pupil  Kekeruhan juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi korteks 8
  • 9.  Apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga reflex cahaya pada mata menjadi negative b. Resiko terjadi injuri berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan ditandai dengan ; Ds :  Penurunan aktivitas akibat penurunan penglihatan  Penglihatan berkabut atau buram  Silau terhadap cahaya  Padangan ganda saat menggunakan sebelah mata  Sulit melihat saat malam hari Do :  Berhati-hati dalam beraktivitas c. Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan dengan kurangnya pemahaman mengenai perawatan serta tindakan yang akan dilakukan ditandai dengan Ds :  Klien mengatakan kekhawatiran akan fungsi penglihatan Do :  Klien nampak cemas akan kondisinya, ketakutan akan tindakan pembedahan 9
  • 10. 3. Renaca Keperawatan Perencanaan No Diagnosa Keperawatan 1 1 Tujuan Intervensi Rasional 3 4 5 2 Gangguan sensoris persepsi Tupan: : berhubungan penurunan penglihatan 1. Orientasikan klien terhadap penglihatan Setelah diberikan tindakan dengan keperawatan lingkungan. 1. Untuk memperkenalkan masalah pada ketajaman gangguan persepsi sensori klien lingkungan akibat penglihatan teratasi aktifitas kekeruhan pada lensa. tentang dan sehingga dapat meningkatkan Tupen : stimulus penglihatan Setelah diberikan tindakan 2. Bedakan keperawatan selama kemampuan ketajaman beberapa hari gangguan (visus) penglihatan klien beransur- penglihatan 2. Untuk menentukan kemampuan visus mata. ansur membaik Penglihatan normal kedua klien untuk 3. Dengan adanya alat menggunakan alat bantu bantu (bel) aktivitas (bel). yang akan dilakukan dengan 3. Anjurkan kriteria : - diantara klien tiap mata klien berada dalam pengawasan perawat
  • 11. 1 2 3 - 4 Klien dapat melakukan 4. Dorong aktivitas sehari dengan baik hari 5 klien melakukan untuk aktifitas sederhana 4. Mempertahankan keadaan normal tanpa meningkatkan stres. 5. Libatkan keluarga dalam 5. Peran serta keluarga perawatan serta aktivitas dapat klien sehari-hari membantu klien dalam beraktivitas serta melaksanakan perawatan 6. Kolaborasi medis operasi dengan untuk tim 6. Perawatan yang persiapan dikerjakan bersama dgn tim kesehatan lain akan membuat hasil yang bagi klien optimal
  • 12. 1 2 2 3 4 Resiko terjadinya injuri Tupan : berhubungan penurunan penglihatan 1. Orientasikan dengan Setelah dilakukan tindakan fungsi keperawatan tidak terjadi 5 lingkungan 1. Untuk meningkatkan staf dan situasi lain di pengenalan, sekitar klien. meningkatkan cedera injuri stimulus respon. 2. Anjurkan klien untuk 2. Untuk lebih Tupen : mempelajari kembali ADL meningkatkan respon Setelah diberikan tindakan yang sering dilakukan. stimulus keperawatan tanda-tanda menurunkan akan terjadi cedera injuri ketergantungan. tidak ada dan klien dapat 3. Anjurkan mengenal setelah lingkungan dilakukan dan klien untuk 3. Untuk meletakkan peralatan ynag mengorientasikan dibutuhkan alat-alat yang klien pada tempat perawatan selama 3 hari yang sama dan mudah dibutuhkan dengan kriteria : terjangkau. serta  Klien dapat melakukan pecahnya aktivitas yang sehari-hari dengan baik  Tanda injuri tidak terjadi mengurangi alat-alat akan mencederai klien
  • 13. 1 3 2 3 4 Gangguan rasa nyaman Tupan : : cemas 5 1. Gunakan sehubungan Setelah diberikan tindakan dengan kurangnya keperawatan pemahaman klien tidak komunikasi terapeutik dalam mengenai merasa cemas 2. Bantu klien untuk Tupen : mengungkapkan perasaan Setelah diberikan tindakan cemasnya. terbuka dalam mengungkapkan tentang Klien tidak pada klien kegiatan dari perioperatif. 2. Mengetahui tingkat serta koping berkurang dengan kriteria 3. Menjelaskan 1x24 jam : alami. kecemasan keperawatan cemas klien  lebih perasaan yang klien perawatan serta tindakan yang akan dilakukan pendekatan kepada klien. 1. Agar yang digunakan oleh klien 3. Klien yang mendapatkan memperlihatkan tanda- informasi tanda cemas yang akan dilakukan klien tampak klien seperti tenang 4. Melibatkan keluarga dalam mengetahui tindakan yang akan Klien operasi siap keputusan 4. Melibatkan keluarga akan dilakukan terhadap perawatan yang tingkat dilakukan dilakukan  pengambilan tindakan klien, menurunkan kecemasan klien merasa aman akan