SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
KONSELING DAN PENAPISAN KB
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga
Berencana

Kelas 6A
Disusun Oleh :
Suci Lestari

130103100001

Edvina Risma M

130103100006

Lina Lydia

130103100013

Conita Maolaya

130103100023

Meila Linggawati

130103100039

Rizma F. Lasari

130103100042

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2012
KONSELING DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
Maksud dari konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali
kebutuhan klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami
tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.

 KONSELING
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
(Saefudin, Abdul Bari : 2002).
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam
kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang
mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan
cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang
kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu
cemas dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan”.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan
konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya.
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif
antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih
solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang
sedang dihadapi.
Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik
juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama
dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi
interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan
kepercayaan yang sudah ada.
Seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena
petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling.
Padahal dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan.
Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan
dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang
sesuai dengan budaya yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap
dan cukup akan memberikan keleluasaan pada klien

dalam memutuskan

untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice) yang akan digunakannya.

1. Tujuan konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:


Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.


Memilih metode KB yang diyakini.



Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.



Memulai dan melanjutkan KB.



Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang
tersedia.

2. Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi:
memaksa

/ voluntary

percaya

choice; Informed

diri

/ confidentiality;

consent;

Tidak

Hak klien / clien’t

rights dan Kewenangan / empowerment.

3. Keuntungan Konseling KB
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada
pelaksana kesehatan maupunpenerima layanan KB.Adapunkeuntungannya
adalah:


Klien dapat

memilih

metode kontrasepsi yang

sesuai

dengan

kebutuhannya.


Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.



Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.



Membangun rasa saling percaya.



Mengormati hak klien dan petugas.



Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.



Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

4. Hak Pasien


Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai
berikut:



Terjaga harga diri dan martabatnya.



Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.


Memperoleh informasitentang

kondisi

dan

tindakan

yang

akan

dilaksanakan.


Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.



Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.



Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.

5. Bagaimana sikap petugas kesehatan dalam melakukan konseling yang
baik terutama bagi calon klien KB baru?
Memperlakukan klien dengan baik
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan
menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara
terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun.
Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien
dengan orang lain.
Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan , mempelajari dan menanggapi keadaan klien
karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang
berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami
bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh
karena itu , petugas harus mendorong agar

klien berani berbicara dan

bertanya.
Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar
mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai
contoh pasangan muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih
banyak informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran . Bagi perempuan
dengan usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih menghendaki informasi
mengenai metode

operasi

(tubektomi dan vasektomi) . Sedangkan bagi
pasangan muda

yang belum menikah mungkin yang dikehendaki adalah

informasi mengenai infeksi

menular seksual

(IMS). Dalam memberikan

informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien
dan hendaknya menggunakan alat bantu visual (ABPK).
Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan
pilihan (Informed Choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua
informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang
diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi
yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan
waktu bagi klien untuk berdiskusi, bertanya , dan mengajukan pendapat.
Membahas metode yang diingini klien
Apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi , termasuk
keuntungan dan kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya.
Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan
berbagai jenis kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana. Petugas
mendorong klien untuk membuat suatu pilihan (informed choice). Jika tidak
ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan
kontrasepsi sesuai dengan yang dipilihnya, klien akan menggunakan
kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif.
Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar
memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya.
Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster,
pamflet, atau halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian
bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa
bahan-bahan tersebut ke rumah. Ini akan membantu klien mengingat apa yang
harus dilakukan juga dapat memberi tahu kepada orang lain.
6. Peran Konselor KB
Proses konseling dalampraktik pelayanan kebidanan terutamapada pelayanan
keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor.
Tugas seorang konselor adalah sebagai berikut:
⁻

Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat
pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

⁻

Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang
berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.

⁻

Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan
Persetujuan Tindakan Medik.

7. Ciri Konselor Efektif
⁻

Memperlakukan klien dengan baik.

⁻

Berinteraksi positif dalam posisi seimbang.

⁻

Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta
tidak berlebihan.

⁻

Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode
konstrasepsi.

⁻

Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang
sesuai dengan kondisinya.

8. Jenis Konseling
Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Konseling umum
Konseling umum dapat

dilakukan oleh petugas lapangan keluarga

berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari
berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi,
tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
b. Konseling spesifik
Konseling spesifik

dapat

dilakukan

oleh

dokter

/ bidan /

konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode
yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas
layanan.

c. Konseling pra dan pasca tindakan
Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor
/ dokter / bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang
prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan
lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.

9. Faktor Penghambat Konseling
Faktor penghambat dalam konseling antara lain :
1. Faktor individual
Keterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang
dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari :
a. faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks;
b. sudut pandang terhadap nilai-nilai;
c. faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran
dalam masyarakat, status sosial;
d. bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi
a. tujuan dan harapan terhadap komunikasi;
b. sikap terhadap interaksi;
c. pembawaan diri terhadap orang lain;
d. sejarah hubungan.
3. Faktor situasional
Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan efektif
bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang
dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
a.

kegagalan informasi penting;

b.

perpindahan topik bicara;

c.

tidak lancar;

d.

salah pengertian.

10. Langkah-Langkah Konseling KB (SATU TUJU)
Teknik Konseling Gallen dan Leitenmaier, 1987
Teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier (1987), lebih dikenal
dengan GATHER yaitu:
G : Greet respectully
A : Ask, Assess needs
T : Tell information
H : Help choose
E : Explain dan demonstrate
R : Refer or Return visit
Dalam bahasa Indonesia, juga lebih dikenal dengan SATU TUJU yang
meliputi:
Sa : Salam
T : Tanya
U : Uraikan
Tu : Bantu
J : Jelaskan
U : Kunjungan ulang atau rujuk
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru,
hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata
kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan
secara berturut-turut karena petugas harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada
langkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Kata kunci SATU
TUJU adalah sebagai berikut.


SA: SApa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinlah klien untuk membangun rasa
percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperolehnya.



T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan , serta keadaan kesehatan dan
kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.
Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan
kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam
hati klien . Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami
pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.


U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan
reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini,
serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan
alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraikan juga
mengenai risiko penularan HIV AIDS dan pilihan metode ganda.



TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien
mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis
kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan
dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan
mengenai pilihan tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinlah
bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat
menanyakan apakah Anda sudah memutuskan pilihan jenis kontrasepsi?
Atau apa jenis kontrasepsi terpilihh yang akan digunakan?



J:Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya
. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan
alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan alat / obat kontrasepsi tersebut
digunakan dan bagaiamana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah
klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri
penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya
kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek
pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji
klien apabila dapat menjawab dengan benar.



U: Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian
kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau
permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan
klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

11. Di Mana dan Siapa yang Harus Memberikan Informasi dan
Konseling
Kenyataan yang ada di lapangan adalah tidak semua sarana kesehatan dapat
dijangkau oleh klien. Oleh karena itu tempat pelayanan konseling untuk
melayani masyarakat yang membutuhkannya dapat dilakukan pada 2 (dua)
jenis tempat pelayanan konseling, yaitu:


Konseling KB di Lapangan (nonklinik)
Dilaksanakan oleh para petugas di lapangan yaitu PPLKB, PLKB,
PKB, PPKBD, Sub PPKBD, dan kader yang sudah mendapatkan
pelatihan konseling yang standar. Tugas utama dipusatkan pada
pemberian informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun secara
perseorangan. Adapun informasi yang diberikan mencakup:
⁻
⁻

Proses terjadinya kehamilan/reproduksi sehat

⁻


Pengertian manfaat perencanaan keluarga

Informasi berbagai kontrasepsi yang benar dan lengkap

Konseling KB di klinik
Dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedis terlatih di klinik yaitu
dokter, bidan, perawat serta bidan di desa. Pelayanan konseling yang
dilakukan di klinik diupayakan agar diberikan secara perseorangan di
ruangan khusus.
Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai
pemantapan hasil konseling di lapangan, mencakup hal-hal berikut:
⁻

Memberikan informasi KB yang lebih rinci sesuai dengan
kebutuhan klien.

⁻

Memastikan klien memilih kontrasepsi lain seandainya yang
dipilih ternyata tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya.

⁻

Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di
klinik atau jika klien membutuhkan bantuan medis dari ahli
seandainya dalam pemeriksaan ditemui masalah kesehatan lain.

⁻

Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan
bahwa klien tidak mengalami keluhan dalam penggunaan
kontrasepsi pilihannya.

12. Konseling KB dan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan :

a. Motivasi
Motivasi pada pasien KB meliputi:
⁻

Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan
individuklien;

⁻

Menggunakan komunikasi satu arah;

⁻

Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa.

b. Pendidikan KB
Pelayanan KB yang

diberikan

pada

mengandung unsur pendidikan sebagai berikut:
⁻

Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia;

⁻

Menyediakan informasi terkini dan isu;

⁻

Menggunakan komunikasisatu arah atau dua arah;

⁻

Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa;

pasien
⁻

Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

c. Konseling KB
Konseling KB antara lain:
⁻ Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan;
⁻ Menjadi pendengar aktif;
⁻ Menjamin klien penuh informasi;
⁻ Membantu klien membuat pilihan sendiri.

13. Mengapa Informed Choice Penting
Informed

choice merupakan

Metode kontrasepsi yang

bentuk

dipilih

persetujuan

oleh klien

pilihan

setelah

tentang:
memahami

kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya / keluarganya;
Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang
obyektif, akurat dan mudah dimengerti olehklien; Pilihan yang diambil
merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.
Klien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, karena:


Informed choice adalah suatu kondisi peserta/calon peserta KB yang
memilih kontrasepsi didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah
mendapat informasi yang lengkap melalui KIP/K.



Memberdayakan para klien untuk melakukan informed choice adalah
kunci yang baik menuju pelayanan KB yang berkualitas.



Bagi calon peserta KB baru, informed choice merupakan proses
memahami kontrasepsi yang akan dipakainya.



Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplokasi
dan kegagalan tidak terkejut karena sudah mengerti tentang kontrasepsi
yang akan dipilihnya.


Bagi peserta KB tidak akan terpengaruh oleh rumor yang timbul di
kalangan masyarakat.



Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi
akan cepat berobat ke tempat pelayanan.



Bagi peserta KB yang informed choice berarti akan terjaga kelangsungan
pemakaian kontrasepsinya.

14. Alat Bantu Pengambilan Keputusan
Saat ini sudah tersedia Lembar Balik yang dikembangkan WHO dan telah
diadaptasi untuk Indonesia oleh STARH untuk digunakan dalam konseling.
ABPK membantu petugas melakukan konseling sesuai standar dengan adanya
tanda pengingat mengenai keterampilan konseling yang perlu dilakukan dan
informasi apa yang perlu diberikan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.
ABPK sekaligus mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan membantu
klien untuk mengambil keputusan.

15. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)
Pemberian Informasi yang Lengkap
Informed consent adalah bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur
klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.
Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi
tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap
keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).
Persetujuan

tindakan

medik

(Informed

Consent)

berisi

tentang

kebutuhan reproduksi klien, informed choice, dan prosedur klinik yang akan
dilakukan; ada penjelasan tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik
tersebut; standar prosedur yang akan dilakukan dan upaya untuk
menghindarkan

risiko; klien menyatakan

mengerti

tentang

semua informasi tersebut diatas dan secara sadar memberikan persetujuannya.
Informed consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai
berikut :


Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa pasangannya secara sadar
telah memberikan persetujuan terhadap tindakan medik.



Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk memberikan
persetujuan (atau sebaliknya) kecuali pada kondisi khusus / tertentu.



Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu dalam memberikan
persetujuan tetapi secarahukum, hal tersebut hanya merupakan persetujuan
terhadap konsekuensi biaya dan pemahaman risiko (yang telah dijelaskan
sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik yang akan dilakukan.

Setiap pemakaian kontrasepsi harus memperhatikan hak-hak reproduksi
individu dan pasangannya, sehingga harus diawali dengan pemberian
informasi yang lengkap . Informasi yang diberikan kepada klien / calon klien
KB tersebut harus disampaikan selengkap-lengkapnya, jujur dan benar
tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh calon/klien KB
tersebut. Dalam memberikan informasi ini penting sekali adanya komunikasi
verbal antara bidan dan klien. Ada anggapan banyak klien sering melupakan
informasi lisan yang telah diberikan oleh dokter/bidan . oleh sebab itu, untuk
mencegah hal tersebut perlu diberikan pula informasi tertulis dan jika perlu,
dibacakan kembali.

16. Pengertian Persetujuan Tindakan Medis


Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat
Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) diperlukan. Yang
dimaksud dengan informed consent adalah persetujuan yang diberikan
oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut.


Setiap tindakan medis mengandung risiko harus

dengan persetujuan

tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan ,
yaitu klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental.

17. Persetujuan Tindakan Medis oleh Pasangan Suami Istri
Dengan dilakukannya tindakan medis termasuk kontrasepsi mantap, maka
pengaruhnya terhadap lembaga perkawinan itu sendiri cukup besar sehingga
izin harus dari kedua belah pihak. Hal ini berbeda dengan tindakan medis
lainnya yang tidak menyangkut organ reproduksi yang izinnya terutama
diberikan oleh pihak yang akan mengalami tindakan tersebut.

18. Daftar Tilik untuk Petugas
Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan medis terdapat daftar
tilik untuk petugas yang digunakan untuk mengingatkan petugas adanya
beberapa aspek yang harus dijelaskan kepada klien melalui beberapa
pertanyaan

yang

berkaitan

dengan

metode

kontrasepsi

mantap

pria/perempuan, implan , dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (cara
kerja, kontra indikasi, efek samping, komplikasi, kegagalan, keuntungan /
kerugian, jadual/tempat kunjungan ulang, persyaratan kontap pria/perempuan
dan rekanalisasi serta keberhasilannya, risiko pencabutan AKDR/implan dan
jadual pencabutannya, serta kategori pencabutan AKDR/implan). Pertanyaan
tersebut harus dijawab sendiri oleh petugas dalam mengisi kode pada kotak
yang sesuai.
19. Catatan Tindakan dan Pernyataan
Sesudah calon peserta dan pasangannya menandatangani informed consent
pelayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang Lembar
Persetujuan Tindakan Medis terdapat catatan tindakan dan pernyataan tersebut
memuat catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan
, waktu, serta, pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sudah
sesuai dengan standar.

 PENAPISAN
Upaya untuk melakukan telaah dan kajian tentang kondisi kesehatan klien
dengan kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang diinginkan.
Tujuan Sesi


Mengetahui mekanisme kerja alat kontrasepsi dan pengaruhnya terhadap
fungsi normal tubuh



Menyelaraskan metode yang diinginkan dengan kondisi kesehatan klien



Menentukan kondisi kesehatan klien yang paling memungkinkan untuk
satu metode terpilih atau berbagai alternatif yang ada

Tujuan Penapisan Klien
Untuk menentukan:


Apakah ada masalah medik, kondisi biologik sebagai penyulit teknis, tidak
terpenuhinya syarat teknis-medik yang dapat menghalangi penggunaan
metode KB tertentu.



Apakah perlu dilakukan penilaian/pengelolaan lanjut terhadap masalah
medik yang ditemukan agar penggunaan kontrasepsi memungkinkan.

Perencanaan Keluarga Dan Penapisan Klien


Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera setelah ia mendapat
haid yang pertama (menarche)



Keseburan

seoramg

perempuan

akan

terus

berlangsung

sampai

berhentinya haid (menopuse)


Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya resiko rendah untuk ibu dan anak
adalah antara 20-35 tahun.



Persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya



Jarak antara 2 kelahiran sebaiknya 2-4 tahun.

Penapisan klien
Tujuan utama penapisan klie sebelum pemberian suatu kontrasepsi adalah untuk
menentukan apakah ada :


Kehamilan



Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus



Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membuuhkan
pengamatan dan pengelolaan lanjut.

Penapisan Klien
(alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan dalam atau laboratorium)
Kecuali untuk AKDR dan kontrasepsi mantap, pada umumnya tidak diperlukan
pemeriksaan dalam atau laboratorium karena:


Sebagian besar klien berusia diantara 16-35 tahun dan sehat



Insidensi keganasan atau tumor genitalia jarang terjadi pada golongan
usia di atas



Kandungan hormon pada alat kontrasepsi masa kini, berkualitas baik
dan efektif

pada dosis rendah sehingga jarang

menimbulkan efek

samping atau komplikasi serius

Klien tidak hamil apabila:


Tidak sanggama sejak haid terakhir



Sedang menggunakan alat kontrasepsi efektif secara baik dan benar



Dalam 7 hari pertama haid terakhir



Dalam 4 minggu pascapersalinan



Dalam 7 hari pascakeguguran


Memberi ASI eksklusif dan belum haid

Bagaimana bila klien mungkinhamil?


Pemeriksaan

bimanual

hanya dapat mendeteksi kehamilan di atas 6

minggu


Uji

kehamilan tidak selalu memberikan kepastian kecuali bila

menggunakan jenis yang sangat sensitif


Jika tidak tersedia uji kehamilan, anjurkan memakai kondom hingga
haid berikut atau observasi kepastian hamil

Penapisan Untuk Semua Metode
Untuk AKDR


Riwayat hubungan seksual selain dengan pasangannya



PMS/STI lainnya pada 3 bulan kebelakang



Infeksi Pelvik atau KET (dalam 3 bulan terakhir)



Menometroragia



Haid berkepanjangan (>8 hari)



Dismenore berat (perlu analgesik atau istirahat)



Metroragia atau perdarahan bercak setelah menggunakan kontrasepsi



Penyakit katup jantung simptomatik

Maka apabila terdapat tanda-tanda seperti di atas klien tidak dapat menggunakan
AKDR yang mengandung progestin

Penapisan Klien KB suntik dan Pil
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian metode suntik dan pil
adalah untu menentukan:
1. Adanya keadaa yang membutuhkan perhatian khusus
2. Adanya masalah yang membutuhkan perhatian khusus
Daftar Tilik Penapisan Kliaen Suntik dan Pil

No

Keadaan Klien

1

Hari pertama Haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih

YA

TIDAK
2

Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan¹⁾²⁾

3

Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setelah
senggama

4

Ikterus pada kulit atau mata

5

Nyeri kepala hebat/ gangguan visual

6

Nyeri hebat pada betis,paha,dada,atau tungkak bengkak
(edema)

7

Tekanan darah diatas 150 mmHg(sistolik) atau 90
mmHg(diastolik)

8

Massa atau benjolan pada payudara

9

Sedang minum

(mengkonsumsi) obat-obatan anti

kejang(epilepsi)³⁾

Keterangan :
a. apabila klien menyusui dari 6 minggu pasca persalinan maka pil
kombinasi adalah metode pilihan terakhir.
b. tidak cocok untuk pil progestin (mini pil), suntikan (DMPA NET-ET)
c. Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-ET)
Jika semua jawaban diatas adalah “Tidak” dan tidak dicurigai adanya kehamilan
dapat diteruskan dengan konseling khusus. Bila respon banyak yang “Ya” berarti
klien perlu dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.
Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi
diatas. Namun, petugas harus mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya.
Bila diperlukan petugas dapat mengulang pertanyaan dengan cara yang berbeda.
Juga perlu diperhitungkan masalah social, budaya, atau agama yang mungkin
berpengaruh terhadap espon klien tersebut ( dan pasangannya).
Bagaimana menyakini klien tidak dalam keadaan hamil, yaitu apabila:
a) Tidak senggama sejak haid terakhir
b) Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar
c) Sekarang di dalam 7 hari pertama haid terakhir
d) Didalam 4 minggu pasca persalinan
e) Dalam 7 pasca keguguran
f) Menyusui dan tidak haid (MAL)

Daftar tilik penapisan klien
Metode Hormonal (Pil Kombinasi, Pil Progestin,
Suntikan Dan Susuk)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau
lebih?
Apakah menyusui dan < 6 minggu pascapersalinan? 1,2
Apakah mengalami perdarahan pervaginam bercak
antara haid setelah senggama?

Ya

Tidak
Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata?
Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan
visual?
Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada,
atau tungkai bengkak (edema)?
Apakah pernah mengalami tekanan darah > 160 mmhg
(sistolik) atau ? 90 mmhg (diastolik)?
Apakah ada masa atau benjolan payudara?
Apakah klien sedang mengkonsumsi obat-obatan anti
kejang (epilepsi)? 3
AKDR (Semua Jenis Pelepas Tembaga dan Progestin)
Apakah klien (pasangan) mempunyai pasangan lain?
Apakh pernah mengalami IMS?
Apakah pernah mengalami kehamilan ektopik atau
radang panggul?
Apakah pernah mengalami haid banyak ( >1-2 pembalut
setiap 4 jam)?
Apakah pernah mengalami haid lama ( > 8 hari )?
Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang
membutuhkan analgetikadan atau ibtirahat baring?
Apakah

pernah

mengalami

perdarahan/perdarahan

bercak antra haid atau detelah senggama?
Apakah pernah mengalami penyakit jantung vaskular
atau kongital?

1. Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan muda
pil kombinasi adalah metode pilihan akhir.
2. Tidak cocok untuk pil progestin ( minipil ), suntikan ( DMPA atau NETET ) atau susuk
3.

Tidak cocok untuk suntikan progestin ( DMPA atau NET-ET )

Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan syarat pemakaian
metode kontrasepsi secara berlebihan sehingga mempengaruhi pemilihan metode
kontrasepsi dari klien. Akibatnya, banyak permintaan pemeriksaan laboratorium
yang sebenarnya tidak diperlukan ( misalnya pemeriksaan kolesterol, fungsi hati,
glukosa atau pap smear ).
Walaupun permintaan menjadi klien keluarga berencana meningkat, kemampuan
pelayanan terbatas karena tidak tersedianya laboratorium untuk pemeriksaan yang
diminta. Keadaan ini merupakan hambatan terhadap pemilihan kontrasepsi dan
pelaksanaan pelayanan. Karena itu agar klien dapatb memperoleh cara kontrasepsi
yang terbaik sesuai dengan pilihannya, penilaian calon klien harus dibatasi pada
prosedur yang diperlukan untuk semua klien pada setiap tatanan.
Jika semua keadaan diatas adalah “ tidak “ (negatif) dan tidak dicurigai adanya
kehamilan, maka dapat diteruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon
banyak yang “ ya “ (positif), berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan
akhir dibuat.
Catatan :
Klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi diatas.
Namun,petugas kesehatan hams mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya.
Bila diperlukan, petugas dapat mengulangi pertanyaan dengan cara yang berbeda.
Juga perlu diperhatikan masalah sosial, budaya atau agama yang mungkin
berpengaruh terhadap respon klien tersebut ( dan pasangannya ).
Tabel 2-2 : Daftar Penapisan Klien. Metode Operasi ( Tubektomi )
Keadaan klien

Dapat dilakukan pada Dilakukan
fasilitas rawat jalan

Keadaan
anamnesa

umum

( Keadaan
dan tidak

ada

umum

difasilitas

rujukan
baik, Diabetes tidak terkontrol,

tanda-tanda riwayat

gangguan
pemeriksaan fisik )

penyakit jantung, paru pembekuan darah, ada
atau ginjal

tanda-tanda

penyakit

jantung, paru atau ginjal
Keadaan emosional

Tenang

Tekanan darah

< 160/100 mmhg

Berat badan

35-85 kg

Riwayat

Cemas, takut


160/100mmhg

>85 kg ; >35 kg

operasi Bekas secsio sesarea ( Operasi

abdomen/ panggul

tanpa perlekatan )

abbdomen

lainnya, perlekatan atau
terdapat kelainan pada
pemeriksaan panggul

Riwayat radang panggul, Pemeriksaan

dalam Pemeriksaan dalam ada

hamil ektopik, apendisitis

normal

kelainan

anemia

Hb 8 g%

Hb < 8 g%

Tabel 2-3 : daftar Tilik Penapisan Klien. Metode Operasi ( Vasektomi )
Keadaan klien

Dapat dilakukan pada Dilakukan di fasilitas
fasilitas rawat jalan

Keadaan

umum

anamnesis

( Keadaan umum baik , Diabetes tidak terkontrol,
dan tidak

pemeriksaan fisik )

rujukan

ada

tanda-tanda riwayat

gangguan

penyakit jantung, paru pembekuan darah, ada
atau ginjal

tanda-tanda

penyakit

jantung, paru atau ginjal
Keadaan emosional

tenang

Tekanan darah

< 160/100 mmhg

Infeksi

atau

kelainan normal

skrotum/ inguinal
Anemia

Cemas, takut


160/100mmhg

Tanda-tanda infeksi atau
ada kelainan

Hb 8 g%

Bagaimana meyakini bahwa klien tidak hamil

Hb < 8 g%
Klien tidak hamil apabila :
1. Tidak senggama sejak haid terakhir
2. Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar
3. Sekarang didalam 7 hari pertama haid terakhir
4. Didalam 4 minggu pascapersalinan
5. Dalam 7 hari pasca keguguran
6. Menyusui dan tidak haid ( lihat bawah )
Pemeriksaan fisik jarang dibutuhkan , kecuali untuk menyingkirkan kehamilan
yang lebih dari 6-8 minggu.
Laboratorium
Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji kehamilan
yang lebih sensitif. Jika tidak tersedia tes kehamilan yang sensitif, klien
dianjurkan memakai kontrasepsi barier sampai haid berikutnya.

Amenorea Laktasi sebagai Andalan Cara Kontrasepsi
Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) sangat efektif mencegah kehamilan (
pencegahan 98% jika dilaksanakan secara benar pada 6 bulan pertama
pascapersalinan;ekslusif ASI ( lebih daari 8x sehari ) ; pencegahan 93% jika
dilaksanakan sampai 12 bulan pascapersalinan).
Pada perpanjangan mamsa menyusui petugas kesehatan dapat meyakinkan bahwa
wanita tersebut tidak akan hamil bila sampai 6 bulan pascapersalinan
melaksanakan MAL dengan baik.
Untuk klien yang akan memakai kontrasepsi jangka panjang ( suntikan, Norplant
atau AKDR ) dan sudah lebih 6 bulan pascapersalinan disarankan untuk dilakukan
pemeriksaan dalam guna menyingkirkan kehamilan.
Prosedur penapisan klien
Metode
KBA
Prosedur

atau
MAL

Metode
barier

Hormonal (Pil
Kombinasi, Pil

AKDR

Progestin/Suntik/

Kontap
Wanita

Implan)
Penapisan

Ya (lihat

Ya (lihat

daftar)

daftar)2

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Tidak 3

ya

-

-

-

Tidak

-

Ya

-

-

Tidak

Ya

Ya

-

Tidak

Tidak

Ya

Ya

-

Ya

Tidak

Ya

Ya

-

Tidak

-

-

Ya

Tidak

Tidak

Ya (lihat daftar)1

Tidak

Tidak

Pemeriksaan

Tidak

Wanita umum
Abdomen

reproduksi
Seleksi
ISR/IMS
resiko tinggi

Pemeriksaan
spekulum
Pemeriksan
dalam
Pria

(lipat

paha,

penis,

testis skrotum)
1. Metode hormonal
2. Oklusi tba dan vasektomi
3. Bila ceklis penapisan benar semua “tidak” pemeriksaan tidak diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

1. BKKBN. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Hartanto.2003. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBN
3. Hanafi. 2001. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBN
4. Di akses dari : http://www.bkkbn.go.id/artikel/Pages/Alat-BantuKomunikasi-Interpersonal-atauKonseling-KB.aspx
5. Di

akses

dari

:

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/03/makalah-tentangmempraktekkan-program.html
6. Di akses dari: http://www.scribd.com/doc/80551669/Advokasi-DanKie
7. Di akses dari: http://www.scribd.com/doc/77418456/KB

More Related Content

What's hot

24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
shona2493
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Operator Warnet Vast Raha
 
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Informed choice & informed consent
Informed choice & informed consentInformed choice & informed consent
Informed choice & informed consent
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan MedisKB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
KB 3 Perencanaan Keluarga, Penapisan dan Persyaratan Medis
 
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
 
informed choice
informed choiceinformed choice
informed choice
 
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
 
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KB
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KBMekanisme Pencatatan & pelaporan KB
Mekanisme Pencatatan & pelaporan KB
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Contoh soap bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan ObstetrikStabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
Stabilisasi Maternal Untuk Persiapan Rujukan Obstetrik
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
Isu etik bidan dengan tenaga kesehatan lain kelompok 4
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan praktik perkawinan, kehamilan,persa...
 
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan
 

Viewers also liked

Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbPercakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Operator Warnet Vast Raha
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Operator Warnet Vast Raha
 
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataDialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3
Fitri Handayani
 
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baruDialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Operator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (20)

KB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaikan MedikKB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaikan Medik
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbPercakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
 
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramataDialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
 
Pilihan Metode Kontrasepsi
Pilihan Metode Kontrasepsi Pilihan Metode Kontrasepsi
Pilihan Metode Kontrasepsi
 
Kalender suntik-3-bulan
Kalender suntik-3-bulanKalender suntik-3-bulan
Kalender suntik-3-bulan
 
Kb 3 explaining procedure
Kb 3 explaining procedureKb 3 explaining procedure
Kb 3 explaining procedure
 
pelayanan kb
pelayanan kbpelayanan kb
pelayanan kb
 
Makalah pelayanan edukatif
Makalah pelayanan edukatifMakalah pelayanan edukatif
Makalah pelayanan edukatif
 
Askeb kb suntik
Askeb kb suntikAskeb kb suntik
Askeb kb suntik
 
Pelayanan kb
Pelayanan kbPelayanan kb
Pelayanan kb
 
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan
 
Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3Kontrasepsi oral kelompok 3
Kontrasepsi oral kelompok 3
 
Penapisan ibu bersalin
Penapisan ibu bersalinPenapisan ibu bersalin
Penapisan ibu bersalin
 
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)
 
KB 3 Aspek Pemasaran Usaha
KB 3 Aspek Pemasaran UsahaKB 3 Aspek Pemasaran Usaha
KB 3 Aspek Pemasaran Usaha
 
KB 1 Aspek Keuangan
KB 1 Aspek KeuanganKB 1 Aspek Keuangan
KB 1 Aspek Keuangan
 
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baruDialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
Dialog konseling pemakaian kb implant pada aseptor baru
 
KB 2 Studi Kelayakan Usaha
KB 2 Studi Kelayakan UsahaKB 2 Studi Kelayakan Usaha
KB 2 Studi Kelayakan Usaha
 

Similar to Konseling dan penapisan kb

01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11
Stiunus Esap
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
shashamarta
 
SOP PENYULUHAN KB.docx
SOP PENYULUHAN KB.docxSOP PENYULUHAN KB.docx
SOP PENYULUHAN KB.docx
Ikar11
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Uwes Chaeruman
 

Similar to Konseling dan penapisan kb (20)

Konseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kbKonseling dan penapisan kb
Konseling dan penapisan kb
 
PROGRAM_KIE_DALAM_PELAYANAN_KB.ppt
PROGRAM_KIE_DALAM_PELAYANAN_KB.pptPROGRAM_KIE_DALAM_PELAYANAN_KB.ppt
PROGRAM_KIE_DALAM_PELAYANAN_KB.ppt
 
Kie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBKie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KB
 
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
Referat konseling kontrasepsi (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11
 
01 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 1101 konseling & ptm ctu 11
01 konseling & ptm ctu 11
 
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes SurakartaPelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
Pelayanan Kontrasepsi dan KB di Masyarakat Poltekkes Surakarta
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdfPENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.pdf
 
Etica AKPER PEMKAB MUNA
Etica AKPER PEMKAB MUNA Etica AKPER PEMKAB MUNA
Etica AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT Konseling Gizi
PPT Konseling GiziPPT Konseling Gizi
PPT Konseling Gizi
 
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptxkomunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
komunikasidalampraktekfarmasi-121107014428-phpapp01.pptx
 
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidanpelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
pelayanan kontrsepsi bagi dokter dan bidan
 
SOP PENYULUHAN KB.docx
SOP PENYULUHAN KB.docxSOP PENYULUHAN KB.docx
SOP PENYULUHAN KB.docx
 
Ppt konseling mow
Ppt konseling mowPpt konseling mow
Ppt konseling mow
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
 
PELAYANAN KB.pptx
PELAYANAN KB.pptxPELAYANAN KB.pptx
PELAYANAN KB.pptx
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 4
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Konseling dan penapisan kb

  • 1. KONSELING DAN PENAPISAN KB Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga Berencana Kelas 6A Disusun Oleh : Suci Lestari 130103100001 Edvina Risma M 130103100006 Lina Lydia 130103100013 Conita Maolaya 130103100023 Meila Linggawati 130103100039 Rizma F. Lasari 130103100042 PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2012
  • 2. KONSELING DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS Maksud dari konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali kebutuhan klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.  KONSELING Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002). Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien. Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996). Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
  • 3. Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. Seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling. Padahal dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan pada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice) yang akan digunakannya. 1. Tujuan konseling KB Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:  Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.
  • 4.  Memilih metode KB yang diyakini.  Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.  Memulai dan melanjutkan KB.  Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang tersedia. 2. Prinsip Konseling KB Prinsip konseling KB meliputi: memaksa / voluntary percaya choice; Informed diri / confidentiality; consent; Tidak Hak klien / clien’t rights dan Kewenangan / empowerment. 3. Keuntungan Konseling KB Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana kesehatan maupunpenerima layanan KB.Adapunkeuntungannya adalah:  Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.  Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.  Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.  Membangun rasa saling percaya.  Mengormati hak klien dan petugas.  Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.  Menghilangkan rumor dan konsep yang salah. 4. Hak Pasien  Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut:  Terjaga harga diri dan martabatnya.  Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.
  • 5.  Memperoleh informasitentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan.  Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.  Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.  Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan. 5. Bagaimana sikap petugas kesehatan dalam melakukan konseling yang baik terutama bagi calon klien KB baru? Memperlakukan klien dengan baik Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien dengan orang lain. Interaksi antara petugas dan klien Petugas harus mendengarkan , mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu , petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai contoh pasangan muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih banyak informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran . Bagi perempuan dengan usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih menghendaki informasi mengenai metode operasi (tubektomi dan vasektomi) . Sedangkan bagi
  • 6. pasangan muda yang belum menikah mungkin yang dikehendaki adalah informasi mengenai infeksi menular seksual (IMS). Dalam memberikan informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien dan hendaknya menggunakan alat bantu visual (ABPK). Menghindari pemberian informasi yang berlebihan Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan (Informed Choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan waktu bagi klien untuk berdiskusi, bertanya , dan mengajukan pendapat. Membahas metode yang diingini klien Apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi , termasuk keuntungan dan kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya. Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana. Petugas mendorong klien untuk membuat suatu pilihan (informed choice). Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan yang dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pamflet, atau halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa bahan-bahan tersebut ke rumah. Ini akan membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juga dapat memberi tahu kepada orang lain.
  • 7. 6. Peran Konselor KB Proses konseling dalampraktik pelayanan kebidanan terutamapada pelayanan keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang konselor adalah sebagai berikut: ⁻ Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. ⁻ Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia. ⁻ Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan Tindakan Medik. 7. Ciri Konselor Efektif ⁻ Memperlakukan klien dengan baik. ⁻ Berinteraksi positif dalam posisi seimbang. ⁻ Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan. ⁻ Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi. ⁻ Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan kondisinya. 8. Jenis Konseling Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Konseling umum Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
  • 8. b. Konseling spesifik Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan. c. Konseling pra dan pasca tindakan Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor / dokter / bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri. 9. Faktor Penghambat Konseling Faktor penghambat dalam konseling antara lain : 1. Faktor individual Keterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari : a. faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks; b. sudut pandang terhadap nilai-nilai; c. faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status sosial; d. bahasa. 2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi a. tujuan dan harapan terhadap komunikasi; b. sikap terhadap interaksi;
  • 9. c. pembawaan diri terhadap orang lain; d. sejarah hubungan. 3. Faktor situasional Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah : a. kegagalan informasi penting; b. perpindahan topik bicara; c. tidak lancar; d. salah pengertian. 10. Langkah-Langkah Konseling KB (SATU TUJU) Teknik Konseling Gallen dan Leitenmaier, 1987 Teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier (1987), lebih dikenal dengan GATHER yaitu: G : Greet respectully A : Ask, Assess needs T : Tell information H : Help choose E : Explain dan demonstrate R : Refer or Return visit Dalam bahasa Indonesia, juga lebih dikenal dengan SATU TUJU yang meliputi:
  • 10. Sa : Salam T : Tanya U : Uraikan Tu : Bantu J : Jelaskan U : Kunjungan ulang atau rujuk Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berturut-turut karena petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut.  SA: SApa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinlah klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.  T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan , serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien . Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.
  • 11.  U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraikan juga mengenai risiko penularan HIV AIDS dan pilihan metode ganda.  TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinlah bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan apakah Anda sudah memutuskan pilihan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilihh yang akan digunakan?  J:Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya . Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaiamana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.  U: Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau
  • 12. permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah. 11. Di Mana dan Siapa yang Harus Memberikan Informasi dan Konseling Kenyataan yang ada di lapangan adalah tidak semua sarana kesehatan dapat dijangkau oleh klien. Oleh karena itu tempat pelayanan konseling untuk melayani masyarakat yang membutuhkannya dapat dilakukan pada 2 (dua) jenis tempat pelayanan konseling, yaitu:  Konseling KB di Lapangan (nonklinik) Dilaksanakan oleh para petugas di lapangan yaitu PPLKB, PLKB, PKB, PPKBD, Sub PPKBD, dan kader yang sudah mendapatkan pelatihan konseling yang standar. Tugas utama dipusatkan pada pemberian informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun secara perseorangan. Adapun informasi yang diberikan mencakup: ⁻ ⁻ Proses terjadinya kehamilan/reproduksi sehat ⁻  Pengertian manfaat perencanaan keluarga Informasi berbagai kontrasepsi yang benar dan lengkap Konseling KB di klinik Dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedis terlatih di klinik yaitu dokter, bidan, perawat serta bidan di desa. Pelayanan konseling yang dilakukan di klinik diupayakan agar diberikan secara perseorangan di ruangan khusus. Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling di lapangan, mencakup hal-hal berikut:
  • 13. ⁻ Memberikan informasi KB yang lebih rinci sesuai dengan kebutuhan klien. ⁻ Memastikan klien memilih kontrasepsi lain seandainya yang dipilih ternyata tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya. ⁻ Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di klinik atau jika klien membutuhkan bantuan medis dari ahli seandainya dalam pemeriksaan ditemui masalah kesehatan lain. ⁻ Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak mengalami keluhan dalam penggunaan kontrasepsi pilihannya. 12. Konseling KB dan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan : a. Motivasi Motivasi pada pasien KB meliputi: ⁻ Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan individuklien; ⁻ Menggunakan komunikasi satu arah; ⁻ Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa. b. Pendidikan KB Pelayanan KB yang diberikan pada mengandung unsur pendidikan sebagai berikut: ⁻ Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia; ⁻ Menyediakan informasi terkini dan isu; ⁻ Menggunakan komunikasisatu arah atau dua arah; ⁻ Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa; pasien
  • 14. ⁻ Menghilangkan rumor dan konsep yang salah. c. Konseling KB Konseling KB antara lain: ⁻ Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan; ⁻ Menjadi pendengar aktif; ⁻ Menjamin klien penuh informasi; ⁻ Membantu klien membuat pilihan sendiri. 13. Mengapa Informed Choice Penting Informed choice merupakan Metode kontrasepsi yang bentuk dipilih persetujuan oleh klien pilihan setelah tentang: memahami kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya / keluarganya; Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti olehklien; Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia. Klien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, karena:  Informed choice adalah suatu kondisi peserta/calon peserta KB yang memilih kontrasepsi didasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasi yang lengkap melalui KIP/K.  Memberdayakan para klien untuk melakukan informed choice adalah kunci yang baik menuju pelayanan KB yang berkualitas.  Bagi calon peserta KB baru, informed choice merupakan proses memahami kontrasepsi yang akan dipakainya.  Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplokasi dan kegagalan tidak terkejut karena sudah mengerti tentang kontrasepsi yang akan dipilihnya.
  • 15.  Bagi peserta KB tidak akan terpengaruh oleh rumor yang timbul di kalangan masyarakat.  Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi akan cepat berobat ke tempat pelayanan.  Bagi peserta KB yang informed choice berarti akan terjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsinya. 14. Alat Bantu Pengambilan Keputusan Saat ini sudah tersedia Lembar Balik yang dikembangkan WHO dan telah diadaptasi untuk Indonesia oleh STARH untuk digunakan dalam konseling. ABPK membantu petugas melakukan konseling sesuai standar dengan adanya tanda pengingat mengenai keterampilan konseling yang perlu dilakukan dan informasi apa yang perlu diberikan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien. ABPK sekaligus mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan membantu klien untuk mengambil keputusan. 15. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Pemberian Informasi yang Lengkap Informed consent adalah bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien. Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut. Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya). Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) berisi tentang kebutuhan reproduksi klien, informed choice, dan prosedur klinik yang akan
  • 16. dilakukan; ada penjelasan tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik tersebut; standar prosedur yang akan dilakukan dan upaya untuk menghindarkan risiko; klien menyatakan mengerti tentang semua informasi tersebut diatas dan secara sadar memberikan persetujuannya. Informed consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai berikut :  Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa pasangannya secara sadar telah memberikan persetujuan terhadap tindakan medik.  Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk memberikan persetujuan (atau sebaliknya) kecuali pada kondisi khusus / tertentu.  Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu dalam memberikan persetujuan tetapi secarahukum, hal tersebut hanya merupakan persetujuan terhadap konsekuensi biaya dan pemahaman risiko (yang telah dijelaskan sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik yang akan dilakukan. Setiap pemakaian kontrasepsi harus memperhatikan hak-hak reproduksi individu dan pasangannya, sehingga harus diawali dengan pemberian informasi yang lengkap . Informasi yang diberikan kepada klien / calon klien KB tersebut harus disampaikan selengkap-lengkapnya, jujur dan benar tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh calon/klien KB tersebut. Dalam memberikan informasi ini penting sekali adanya komunikasi verbal antara bidan dan klien. Ada anggapan banyak klien sering melupakan informasi lisan yang telah diberikan oleh dokter/bidan . oleh sebab itu, untuk mencegah hal tersebut perlu diberikan pula informasi tertulis dan jika perlu, dibacakan kembali. 16. Pengertian Persetujuan Tindakan Medis  Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) diperlukan. Yang
  • 17. dimaksud dengan informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut.  Setiap tindakan medis mengandung risiko harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan , yaitu klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental. 17. Persetujuan Tindakan Medis oleh Pasangan Suami Istri Dengan dilakukannya tindakan medis termasuk kontrasepsi mantap, maka pengaruhnya terhadap lembaga perkawinan itu sendiri cukup besar sehingga izin harus dari kedua belah pihak. Hal ini berbeda dengan tindakan medis lainnya yang tidak menyangkut organ reproduksi yang izinnya terutama diberikan oleh pihak yang akan mengalami tindakan tersebut. 18. Daftar Tilik untuk Petugas Pada halaman belakang lembar persetujuan tindakan medis terdapat daftar tilik untuk petugas yang digunakan untuk mengingatkan petugas adanya beberapa aspek yang harus dijelaskan kepada klien melalui beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan metode kontrasepsi mantap pria/perempuan, implan , dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (cara kerja, kontra indikasi, efek samping, komplikasi, kegagalan, keuntungan / kerugian, jadual/tempat kunjungan ulang, persyaratan kontap pria/perempuan dan rekanalisasi serta keberhasilannya, risiko pencabutan AKDR/implan dan jadual pencabutannya, serta kategori pencabutan AKDR/implan). Pertanyaan tersebut harus dijawab sendiri oleh petugas dalam mengisi kode pada kotak yang sesuai.
  • 18. 19. Catatan Tindakan dan Pernyataan Sesudah calon peserta dan pasangannya menandatangani informed consent pelayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang Lembar Persetujuan Tindakan Medis terdapat catatan tindakan dan pernyataan tersebut memuat catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan , waktu, serta, pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar.  PENAPISAN Upaya untuk melakukan telaah dan kajian tentang kondisi kesehatan klien dengan kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang diinginkan. Tujuan Sesi
  • 19.  Mengetahui mekanisme kerja alat kontrasepsi dan pengaruhnya terhadap fungsi normal tubuh  Menyelaraskan metode yang diinginkan dengan kondisi kesehatan klien  Menentukan kondisi kesehatan klien yang paling memungkinkan untuk satu metode terpilih atau berbagai alternatif yang ada Tujuan Penapisan Klien Untuk menentukan:  Apakah ada masalah medik, kondisi biologik sebagai penyulit teknis, tidak terpenuhinya syarat teknis-medik yang dapat menghalangi penggunaan metode KB tertentu.  Apakah perlu dilakukan penilaian/pengelolaan lanjut terhadap masalah medik yang ditemukan agar penggunaan kontrasepsi memungkinkan. Perencanaan Keluarga Dan Penapisan Klien  Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera setelah ia mendapat haid yang pertama (menarche)  Keseburan seoramg perempuan akan terus berlangsung sampai berhentinya haid (menopuse)  Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya resiko rendah untuk ibu dan anak adalah antara 20-35 tahun.  Persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya  Jarak antara 2 kelahiran sebaiknya 2-4 tahun. Penapisan klien
  • 20. Tujuan utama penapisan klie sebelum pemberian suatu kontrasepsi adalah untuk menentukan apakah ada :  Kehamilan  Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus  Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membuuhkan pengamatan dan pengelolaan lanjut. Penapisan Klien (alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan dalam atau laboratorium) Kecuali untuk AKDR dan kontrasepsi mantap, pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan dalam atau laboratorium karena:  Sebagian besar klien berusia diantara 16-35 tahun dan sehat  Insidensi keganasan atau tumor genitalia jarang terjadi pada golongan usia di atas  Kandungan hormon pada alat kontrasepsi masa kini, berkualitas baik dan efektif pada dosis rendah sehingga jarang menimbulkan efek samping atau komplikasi serius Klien tidak hamil apabila:  Tidak sanggama sejak haid terakhir  Sedang menggunakan alat kontrasepsi efektif secara baik dan benar  Dalam 7 hari pertama haid terakhir  Dalam 4 minggu pascapersalinan  Dalam 7 hari pascakeguguran
  • 21.  Memberi ASI eksklusif dan belum haid Bagaimana bila klien mungkinhamil?  Pemeriksaan bimanual hanya dapat mendeteksi kehamilan di atas 6 minggu  Uji kehamilan tidak selalu memberikan kepastian kecuali bila menggunakan jenis yang sangat sensitif  Jika tidak tersedia uji kehamilan, anjurkan memakai kondom hingga haid berikut atau observasi kepastian hamil Penapisan Untuk Semua Metode
  • 22. Untuk AKDR  Riwayat hubungan seksual selain dengan pasangannya  PMS/STI lainnya pada 3 bulan kebelakang  Infeksi Pelvik atau KET (dalam 3 bulan terakhir)  Menometroragia  Haid berkepanjangan (>8 hari)  Dismenore berat (perlu analgesik atau istirahat)  Metroragia atau perdarahan bercak setelah menggunakan kontrasepsi  Penyakit katup jantung simptomatik Maka apabila terdapat tanda-tanda seperti di atas klien tidak dapat menggunakan AKDR yang mengandung progestin Penapisan Klien KB suntik dan Pil Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian metode suntik dan pil adalah untu menentukan: 1. Adanya keadaa yang membutuhkan perhatian khusus 2. Adanya masalah yang membutuhkan perhatian khusus Daftar Tilik Penapisan Kliaen Suntik dan Pil No Keadaan Klien 1 Hari pertama Haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih YA TIDAK
  • 23. 2 Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan¹⁾²⁾ 3 Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setelah senggama 4 Ikterus pada kulit atau mata 5 Nyeri kepala hebat/ gangguan visual 6 Nyeri hebat pada betis,paha,dada,atau tungkak bengkak (edema) 7 Tekanan darah diatas 150 mmHg(sistolik) atau 90 mmHg(diastolik) 8 Massa atau benjolan pada payudara 9 Sedang minum (mengkonsumsi) obat-obatan anti kejang(epilepsi)³⁾ Keterangan : a. apabila klien menyusui dari 6 minggu pasca persalinan maka pil kombinasi adalah metode pilihan terakhir. b. tidak cocok untuk pil progestin (mini pil), suntikan (DMPA NET-ET) c. Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-ET)
  • 24. Jika semua jawaban diatas adalah “Tidak” dan tidak dicurigai adanya kehamilan dapat diteruskan dengan konseling khusus. Bila respon banyak yang “Ya” berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat. Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi diatas. Namun, petugas harus mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya. Bila diperlukan petugas dapat mengulang pertanyaan dengan cara yang berbeda. Juga perlu diperhitungkan masalah social, budaya, atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap espon klien tersebut ( dan pasangannya). Bagaimana menyakini klien tidak dalam keadaan hamil, yaitu apabila: a) Tidak senggama sejak haid terakhir b) Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar c) Sekarang di dalam 7 hari pertama haid terakhir d) Didalam 4 minggu pasca persalinan e) Dalam 7 pasca keguguran f) Menyusui dan tidak haid (MAL) Daftar tilik penapisan klien Metode Hormonal (Pil Kombinasi, Pil Progestin, Suntikan Dan Susuk) Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih? Apakah menyusui dan < 6 minggu pascapersalinan? 1,2 Apakah mengalami perdarahan pervaginam bercak antara haid setelah senggama? Ya Tidak
  • 25. Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata? Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual? Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak (edema)? Apakah pernah mengalami tekanan darah > 160 mmhg (sistolik) atau ? 90 mmhg (diastolik)? Apakah ada masa atau benjolan payudara? Apakah klien sedang mengkonsumsi obat-obatan anti kejang (epilepsi)? 3 AKDR (Semua Jenis Pelepas Tembaga dan Progestin) Apakah klien (pasangan) mempunyai pasangan lain? Apakh pernah mengalami IMS? Apakah pernah mengalami kehamilan ektopik atau radang panggul? Apakah pernah mengalami haid banyak ( >1-2 pembalut setiap 4 jam)? Apakah pernah mengalami haid lama ( > 8 hari )? Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang membutuhkan analgetikadan atau ibtirahat baring? Apakah pernah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antra haid atau detelah senggama? Apakah pernah mengalami penyakit jantung vaskular atau kongital? 1. Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan muda pil kombinasi adalah metode pilihan akhir. 2. Tidak cocok untuk pil progestin ( minipil ), suntikan ( DMPA atau NETET ) atau susuk
  • 26. 3. Tidak cocok untuk suntikan progestin ( DMPA atau NET-ET ) Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan syarat pemakaian metode kontrasepsi secara berlebihan sehingga mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi dari klien. Akibatnya, banyak permintaan pemeriksaan laboratorium yang sebenarnya tidak diperlukan ( misalnya pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa atau pap smear ). Walaupun permintaan menjadi klien keluarga berencana meningkat, kemampuan pelayanan terbatas karena tidak tersedianya laboratorium untuk pemeriksaan yang diminta. Keadaan ini merupakan hambatan terhadap pemilihan kontrasepsi dan pelaksanaan pelayanan. Karena itu agar klien dapatb memperoleh cara kontrasepsi yang terbaik sesuai dengan pilihannya, penilaian calon klien harus dibatasi pada prosedur yang diperlukan untuk semua klien pada setiap tatanan. Jika semua keadaan diatas adalah “ tidak “ (negatif) dan tidak dicurigai adanya kehamilan, maka dapat diteruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon banyak yang “ ya “ (positif), berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat. Catatan : Klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi diatas. Namun,petugas kesehatan hams mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya. Bila diperlukan, petugas dapat mengulangi pertanyaan dengan cara yang berbeda. Juga perlu diperhatikan masalah sosial, budaya atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap respon klien tersebut ( dan pasangannya ). Tabel 2-2 : Daftar Penapisan Klien. Metode Operasi ( Tubektomi ) Keadaan klien Dapat dilakukan pada Dilakukan fasilitas rawat jalan Keadaan anamnesa umum ( Keadaan dan tidak ada umum difasilitas rujukan baik, Diabetes tidak terkontrol, tanda-tanda riwayat gangguan
  • 27. pemeriksaan fisik ) penyakit jantung, paru pembekuan darah, ada atau ginjal tanda-tanda penyakit jantung, paru atau ginjal Keadaan emosional Tenang Tekanan darah < 160/100 mmhg Berat badan 35-85 kg Riwayat Cemas, takut  160/100mmhg >85 kg ; >35 kg operasi Bekas secsio sesarea ( Operasi abdomen/ panggul tanpa perlekatan ) abbdomen lainnya, perlekatan atau terdapat kelainan pada pemeriksaan panggul Riwayat radang panggul, Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam ada hamil ektopik, apendisitis normal kelainan anemia Hb 8 g% Hb < 8 g% Tabel 2-3 : daftar Tilik Penapisan Klien. Metode Operasi ( Vasektomi ) Keadaan klien Dapat dilakukan pada Dilakukan di fasilitas fasilitas rawat jalan Keadaan umum anamnesis ( Keadaan umum baik , Diabetes tidak terkontrol, dan tidak pemeriksaan fisik ) rujukan ada tanda-tanda riwayat gangguan penyakit jantung, paru pembekuan darah, ada atau ginjal tanda-tanda penyakit jantung, paru atau ginjal Keadaan emosional tenang Tekanan darah < 160/100 mmhg Infeksi atau kelainan normal skrotum/ inguinal Anemia Cemas, takut  160/100mmhg Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan Hb 8 g% Bagaimana meyakini bahwa klien tidak hamil Hb < 8 g%
  • 28. Klien tidak hamil apabila : 1. Tidak senggama sejak haid terakhir 2. Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar 3. Sekarang didalam 7 hari pertama haid terakhir 4. Didalam 4 minggu pascapersalinan 5. Dalam 7 hari pasca keguguran 6. Menyusui dan tidak haid ( lihat bawah ) Pemeriksaan fisik jarang dibutuhkan , kecuali untuk menyingkirkan kehamilan yang lebih dari 6-8 minggu. Laboratorium Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji kehamilan yang lebih sensitif. Jika tidak tersedia tes kehamilan yang sensitif, klien dianjurkan memakai kontrasepsi barier sampai haid berikutnya. Amenorea Laktasi sebagai Andalan Cara Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) sangat efektif mencegah kehamilan ( pencegahan 98% jika dilaksanakan secara benar pada 6 bulan pertama pascapersalinan;ekslusif ASI ( lebih daari 8x sehari ) ; pencegahan 93% jika dilaksanakan sampai 12 bulan pascapersalinan). Pada perpanjangan mamsa menyusui petugas kesehatan dapat meyakinkan bahwa wanita tersebut tidak akan hamil bila sampai 6 bulan pascapersalinan melaksanakan MAL dengan baik. Untuk klien yang akan memakai kontrasepsi jangka panjang ( suntikan, Norplant atau AKDR ) dan sudah lebih 6 bulan pascapersalinan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan dalam guna menyingkirkan kehamilan. Prosedur penapisan klien
  • 29. Metode KBA Prosedur atau MAL Metode barier Hormonal (Pil Kombinasi, Pil AKDR Progestin/Suntik/ Kontap Wanita Implan) Penapisan Ya (lihat Ya (lihat daftar) daftar)2 Tidak Ya Ya Tidak Tidak 3 ya - - - Tidak - Ya - - Tidak Ya Ya - Tidak Tidak Ya Ya - Ya Tidak Ya Ya - Tidak - - Ya Tidak Tidak Ya (lihat daftar)1 Tidak Tidak Pemeriksaan Tidak Wanita umum Abdomen reproduksi Seleksi ISR/IMS resiko tinggi Pemeriksaan spekulum Pemeriksan dalam Pria (lipat paha, penis, testis skrotum) 1. Metode hormonal 2. Oklusi tba dan vasektomi 3. Bila ceklis penapisan benar semua “tidak” pemeriksaan tidak diperlukan.
  • 30. DAFTAR PUSTAKA 1. BKKBN. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2. Hartanto.2003. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBN 3. Hanafi. 2001. Buku Acuan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : ISBN 4. Di akses dari : http://www.bkkbn.go.id/artikel/Pages/Alat-BantuKomunikasi-Interpersonal-atauKonseling-KB.aspx 5. Di akses dari : http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/03/makalah-tentangmempraktekkan-program.html 6. Di akses dari: http://www.scribd.com/doc/80551669/Advokasi-DanKie 7. Di akses dari: http://www.scribd.com/doc/77418456/KB