SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Memahami latar belakang historis dan konseptual Pancasila dan UUD 1945
merupakan suatu bentuk kewajiban bagi setiap warga negara sebelum
melaksanakan nilai-nilainya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kewajiban tersebut merupakan konsekuensi formal dan konsekuensi
logis dalam kedudukan kita sebagai warga negara. Karena ledudukan Pancasila
sebagai dasar negara (filsafat negara), maka setiap warga negara wajib loyal
kepada dasar negaranya.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektivitas
penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar dalam
mengatur penyelenggaraan negara di segala bidang, baik bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial-budaya, maupun hankam. Era global menuntut kesiapan segenap
komponen bangsa untuk mengambil peranan sehingga dampak negatif yang muncul
dapat segera diantisipasi.
1.3 FAKTOR-FAKTOR YANG ADA HUBUNGAN
Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi terbuka, diharapkan mampu
menjadi filter untuk menyerap pengaruhperubahan zaman di era globaslisasi ini.
Leterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapan yang
berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual. Ideologi negara merupakan
hasil refleksi manusia atas kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak)
dengan dunia kehidupannya. Anatara ideologi dan kenyataan hidup masyarakat
terdapat hubungan dialektis, sehingga terjadi pengaruh timbal balik yang
terwujud dalam interaksi yang di satu pihak memmacu ideologi agar makin
realistis dan di lain pihak mendorong masyarakat agar makin mendekati bentuk
yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat dan juga membentuk
masyarakat menuju cita-cita.
BAB II
PEMBAHASAN

a.

a)

b)

c)

d)

e)

f)

Pengertian Ideologi
Kata ideologo berasal dari bahasa Latin (idea; daya cipta sebagai hasil
kesadaran manusia dan logos; ilmu). Istilah in diperkenalkan oleh filsuf
perancis A. Destut lde Tracy (1801) yang mempelajari berbagai gagasan (idea)
manusia serta kadar kebenarannya. Pengertian ini kemudian meluas sebagai
keseluruhan pemikiran, cita rasa, serta segala upaya, terutama di bidang politik .
Ideologi juga diartikan sebagai filsafah hidupdan pandangan dunia (dalam bahasa
Jerman disebut Weltanschauung).
Biasanya, ideologi selalu mengutamakan asas-asas kehidupan politik dan
kenegaraan sebagai satu kehidupan nasional yang berarti kepemimpinan,
kekuasaan, dan kelembegaan dengan tujuan kesejahteraan. Berikut ini beberapa
pengertian ideoloi.
A. Destult de Tracy
Ideologi adalah bagian dari filsafat yang merupakan ilmu yang mendasari ilmuilmu lain seperti pendidikan, etika, politik, dan sebagainya.
Labiratorium IKIP Malang
Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan cita-cita, serta metode
melaksankan/mewujudkannya.
Kamus Ilmiah Populer
Ideologi adalah cita-cita yang merupakan dasar salah satu sistem politik, paham,
kepercayaan, dan seterusnya (ideologi sosialis, ideologi islam, dan lain-lain).
Moerdiono
Ideologi adalah kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan
menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagat raya dan
bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
Encyclopedia International
Ideologi adalah sistem gagasan, keyakinan, dan sikap yang mendasari cara hidup
suatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu.
Prof. Padmo Wahyono, SH.
Ideologi diberi makna sebgai pandangan hidup bangsa, filsafah hidup bangsa,
yang berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan dan akan direalisasikan
didalam kehidupanberkelompok. Ideologi ini akan memberikan stabilitas arah
dalam hidup berkelompok dan sekaligus memberikan dinamika gerak menuju apa
yang dicita-citakan.
g)

b.

a.

b.
c.
d.
e.

Dr. Alfian
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam
tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan
adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
Dari pendapat pendapat tersebut di atas, hal yang harus dipahami adalah
bahwa suatu ideologi pada umumnya mewujudkan pandangan khas tentang
pentingnya kerjasama antar manusia dalam kerja, hubungan manusia dengan
kekuasaan ( politik negara), sumber kekuasaan bagi penguasa, dan tingkat
kesederajatan antar manusia. Sebagai akibat kekhasan tersebut suatu ideologi
bisa saja tidak dimengerti oleh kelompok lain yang tidak mau menerimanya, dan
tidak ajarang pula suatu ideologi menjadi beku, kaku, dan tidak berubah, serta
menuntut para pengikutnya untuk patuh terhadap ajarannya.
Hakikat dan Fungsi Ideologi
Suatu Ideologi pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas
kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak) dengan dunia kehidupannya.
Antara ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terjadi hubungan dialektis,
sehingga berlangsung pengaruh timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang
di satu pihakl memacu ideologi agar semakin realistis dan di lain pihak mendorong
masyarakat supaya mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara
berpikir masyarakat dan juga membentuk masyarakat menuju cita-cita.
Dengan demikian, terlihat bahwa ideologi bukanlah sekedar pengetahuan
teoritas belaka, tetapi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu
keyakinan. Ideologi adalah satu pilhan yang jelas menuntut komitmen untuk
mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang berarti
semakin tinggi pula rasa komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu
tercermin dalam sikap seorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuanketentuan normative yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapatlah di kemukakan bahwa ideologi
mempunyai fungsi sebagai berikut:
Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan
landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam
alam sekitarnya.
Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunujukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
Norma-norma yang menjadi peodman dan pegangan bagi seseorang untuk
melangkah dan bertindak.
Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
f.

c.

Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati,
serta bertingkah laku sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
di dalamnya.

Ideologi sebagai suatu sistem
Ideologi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem berpikir yang digunakan oleh
suatu masyarakat untuk menginterprestasikan (mengartikan) hidup dan
kehiduupannya. Dapat juga dikatakan sebagai identitas suatu masyarakat atau
bangsa (identity), yang sering disebut dengan istilah “kepribadian bangsa”.
Mengingat ideologi merupakan suatu sistem berpikir dalam semua aspek
kehidupan, maka ia dapat diterapkan ke dalam sistem politik, ekonomi, dan sosial
budaya. Mula-mula digali dari kenyataan-kenyataan yang (induktif), kemudian
dirumuskan dalam suatu sistem, dan akhirnya diterapkan kembali dalam segala
aspek kehidupan (deduktif).
Ideologi biasanya adalah sistem yang tertutup (deduktif-induktif). Apabila
suatu masyarakat menganut sistem ideologi tertentu, itu berarti masyarakat
tersebut menggunakan sistem deduktif; yaitu seluruh kehidupan masyarakat baik
politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial-budaya sehari-hari bersumber dari
nilai-nilai tertentu yang dianut oleh ideologinya. Contohnya ialah sosialismemarxisme, liberalisme, dan agama tertentu.
Ideologi dapat juga mengandung pengertian bahwa dia harus menegara, yaitu
nilai-nilai yang dikandungnya diatur melalui negara. Jadi, sesungguhnya negaralah
yang mempunyai peran penting di dalam sistem ideologi guna mengatur warga
negaranya dan mencapai cita-cita dan tujuannya.
d.
Pancasila sebagai ideologi nasional
Suatu sistem filsafat pada tingkat perkembangan tertentu melahirkan
ideologi. Biasanya ideologi lebih mengutamakan asas-asas kehidupan politik dan
kenegaraan sebagai satu kehidupan nasional yang esensinya adalah kepemimpinan,
kekuasaan dan kelembagaan dengan tujuan kesejahteraan. Secara filosofis,
ideologi bersumber pada suatu sistem filsafat dikembangkan dan dilaksanakan
oleh suatu ideologi. Berdasarkan asas teoritis demikian, maka nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila adalah falsafah hidup yang berkembang dalam
sosio-budaya Indonesia. Nilai Pancasila yang telah terkristalisasi dianggap
sebagai nilai dasar dan puncak (sari-sari) budaya bangsa.
Sedemikian mendasarnya nilai-nilai Pancasila dalam menjiwai dan memberikan
watak (kepribadian, identitas), pengakuan atas kedudukan Pancasila sebagai
filsafat adalah wajar. Sebagai ajaran filsafat, Pancasila mencerminkan nilai dan
pandangan mendasar dan hakikat rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan :
Ketuhanan, Kemanusiaan, Kenegaraan,, Kekluargaan dan Musyawarah, serta
Keadilan Sosial.
e.

a.
b.

a)

1)

Niali dan fungsi filsafat Pancasila telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.
Ini berarti, dengan kemerdekaan yang diperoleh bangsa dan negara Indonesia,
secara melembaga dan formal, kedudukan dan fungsi Pancasila ditingkatkan. Dari
keudukannya sebagai filsafat hidup ditingkatkan menjadi filsafat negara “dari
kondisi sosio-budaya yang terkristalisasi menjadi nilai filosofis-ideologis yang
kontinental” (dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945)
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Abdulkadir Besar dalam tulisannya tentang :Pancasila Ideologi Terbuka”,
antara lain menyebutkabn bahwa pada umumnya khalayak memehai arti “terbuka”
dari pernyataan “ideologi terbuka” sebagai filsafat keterbukaan ideologi itu
sendiri. Oleh sebab itu, pernyataan “Pancasila adalah ideologi terbuka”, banyak
dipahami secara harfiah, yaitu berbagai konsep dari ideologi lain, terutama dari
ideologi liberalisme, seperti hak asasi manusia, pasar bebas, mayoritas tunggal,
dualisme pemerintahan, serta konsekuensi logis sistem oposisi liberal, tanpa
penalaran yang sistematis nilai-nilai itu dianggap dan diberlakukan sebagai konsep
yang inheren dalam ideologi Pancasila.
Adanya anggapan umum yang demikian, dapat dipahami karena adanya sebabsebab sebagai berikut:
Orang yang bersangkutan tidak atau belum memahami ideologi Pancasila secara
memadai, dan
“Kebebasan Individu” yang menjadi nilai intrinsik ideologi liberalisme bukannya
dipersepsikan sebagai konsep ideologis, tetapi justru dipersepsikan sebagai
konsep bebas nilai yang identik dengan konsep yang bersifat objektif universal.
Semua konsep dari suatu ideologi niscaya teralir secara deduktif-logis dari
nilai intrinsik ideologi yang bersangkutan. Sebagai contoh, nilai intrinsik ideologi
liberalisme adalah kebebasan individu, ideologi komunis adalah hubungan
produksi, dan ideologi Pabcasila adalah kebersamaan. Berkenaan dengan hal
tersebut, konsep dari suatu ideologi tidak dapat diberlakukan pada ideologi lain.
Bila hal ini dipaksakan, yang akan terwujud adalah cita-cita dari ideologi lain.
Dimensi ideologi terbuka
Dalam pandangan Dr. Alfian, kekuatan suatu ideologi tergantung pada 3 (tiga)
dimensi yang terkandung didalam dirinya, yaiut:
Dimensi realitas
Bahwa nilai-nilai dasar di dalam suati ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang
hidup dalam masyarakat yang tertanam dan berakar di dalam masyarakat,
terutama pada waktu ideologi itu lahir. Dengan demikian, mereka betul-betul
merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka
bersama.
2)

Dimensi idealisme
Bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersabut mengandung idealisme, bukan anganangan (utopia), yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui
perwujudan atau pengamalannya dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari
dengan berbagai dimensinya. Ideologi yang tangguh biasanya muncul dari
pertautan erat, yang saling mengisi dan saling memperkuat antara dimensi
realitas dan dimensi idealisme yang terkandung didalamnya.
3)
Dimensi fleksibelitas (pengembangan)
Bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan
merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang
dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari akikat (jati diri) yang terkandung
dalam niai-nilai dasarnya. Dimensi fleksibelitas atau dimensi pengembangan
sangat diperlukan oleh suatu ideologi guna memelihara dan memperkuat
relevansinya dari masa ke masa.
b)
Gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka
Gagasan pertama mengeni Pancasila sebagai ideologi terbuka secara formal
ditampilkan sekitar ahun 1985, walaupun semangatnya sendiri sesungguhnya
dapat ditelusuri dari pembahasan para pendiri negara pada tahun 1945.
Pemikiran Pancasila sebagai deologi terbuka tersirat di dalam penjelasan UUD
1945 di mana disebutkan “ Maka telah cukup jika Undang-Undang Dasar hanya
memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lainlain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan
kesejahteraan sosial terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik
hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang
aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada
undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah, dan mencabut”.
Dari kutipan tersebut kita dapat memahami bahwa UUD1945 pada hakikatnya
mengandung unsur keterbukaan; karena dasar UUD 1945 adalah pancasila, maka
Pancasila merupkan ideologi nasional bagi bangsa Indonesia bersifat terbuka
pula.
c)
Perwujudan Pancasila sebagai ideologi terbuka
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila bisa menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun demikian, faktor manusia baik
penguasa maupun rakyat, sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah
ideologi dalam menyelesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun ideologi, tanpa
didukung oleh sumber daya manusia yang baik, hanyalah utopia atau angan-angan
belaka
d)
Batas keterbukaan ideologi Pancasila
Suatu ideologi, apapun namanya memiliki nilai-nilai dasar atau intrinsik dan
nilai instrumental. Nilai intrinsik adalah nilai yang dirinya sendiri merupakan
tujuan. Seperangkat nilai intrinsik (nilai dasar) yang terkandung di dalam setiap
ideologi berdaya aktif. Artinya ia memberi inspirasi sekaligus energi kapada para
penganutnya untuk mencipta dan berbuat. Dengan demikian, tiap nilai intrinsik
niscaya bersifat khas dan tidak ada duanya. Dalam ideologi Pancasila, nilai
intrinsikyang dimaksud adalah nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan keadilan sosial. Sifat keterbukaan ideologi mengandung arti
bahwadi satu sisi nilai instrumental itu bersifat dinamis, yaitu dapat disesuaiakan
dengan tuntutan kemajuan zaman, bahkan dapat diganti dengan nilai instrumental
lain demi terpeliharanya relevansi ideologi dengan tingkat kemajuan masyarakat.
Namun disisi lain, penyesuaian diri maupun penggantian tersebut tidak boleh
berakibat meniadakan nilai dasar atau intrinsiknya. Dengan kata lain,
keterbukaan ideologi itu ada batasnya.
·
Batas jenis pertama :
Bahwa yang boleh disesuaikan dan diganti hanya nilai instrumental,
sedangkan nilai dasar atau intrinsiknya mutlak dilarang nilai instrumental dalam
ideologi Pancasila adalah nilai-nilai lebih lanjut dari nilai-nilai dasar atau
intrinsiknya yang dijabarkan secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD
1945, dan Peraturan Perundang-undangan lainya.
·
Batas jenis kedua, yaitu terdiri dari 2 (dua) buah norma
1) Penyesuaian nilai instrumental pada tuntutan kemajuan zaman harus dijaga
agar daya kerja nilai instrumental yang disesuaiakan itu tetap memadai untuk
mewujudkan nilai intrinsik yang bersangkutan. Sebab jika nilai instrumental
penyesuaian tersebut berdaya kerja lain, maka nilai intrinsik yang bersangkutan
tak akan pernah terwujud.
2) Nilai instrumental pengganti tidak boleh bertentangan dengan linea recta
nilai instrumental yang diganti. Sebab, bila bertentangan itu berarti
bertentangan pula dengan nilai intrinsiknya yang berdaya meniadakan nilai
intrinsikyang bersangkutan.
BAB III
KESIMPULAN

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara
dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya kita
sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap
kurun waktu. Meskipun bersifat terbuka ideologi Pancasila juga ada batasan
dalam keterbukaan tersebut. Karena terbuka disini berarti fleksibel yaitu bisa
mengikuti perkembangan zaman. Tetapi dalam kefleksibelan tersebut Pancasila
juga memiliki penyaring, yang berfungsi sebagai pemilah antara hal yang layak
untuk diikuti oleh bangsa Indonesia. Sehingga tidak semua pengaruh dari luar
bisa menyatu dengan Pancasila.

Contenu connexe

Tendances

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi NasionalZara Neur
 
Bab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesia
Bab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesiaBab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesia
Bab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesiayudikrismen1
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiAnto Kolarov
 
Ideologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politikIdeologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politiknorma 28
 
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiaBab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiayudikrismen1
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) tita_chubie
 
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuBab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuSyaiful Ahdan
 
Bab VIII pancasila sebagai etika politik
Bab VIII pancasila sebagai etika politikBab VIII pancasila sebagai etika politik
Bab VIII pancasila sebagai etika politikyudikrismen1
 
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoMengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoSaddam Tjahyo
 
Bab 5 fungsi dan kedudukan pancasila
Bab 5 fungsi dan kedudukan pancasilaBab 5 fungsi dan kedudukan pancasila
Bab 5 fungsi dan kedudukan pancasilamuliajayaabadi
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
PANCASILA
PANCASILA PANCASILA
PANCASILA Mr. FM
 
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakatPancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakatwawanekobudianto
 

Tendances (19)

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi NasionalPancasila Sebagai Ideologi Nasional
Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
 
Ideologi Negara
Ideologi NegaraIdeologi Negara
Ideologi Negara
 
IDEOLOGI
IDEOLOGIIDEOLOGI
IDEOLOGI
 
Macam macam ideologi
Macam macam ideologi Macam macam ideologi
Macam macam ideologi
 
Bab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesia
Bab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesiaBab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesia
Bab VI Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa indonesia
 
Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologiPancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 
Ideologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politikIdeologi dunia sebagai etika politik
Ideologi dunia sebagai etika politik
 
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesiaBab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
Bab VII pancasila sebagai sistem filsafat bangsa indonesia
 
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik) PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
PANCASILA (makalah pancasila sebagai etika politik)
 
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuBab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
 
Bab VIII pancasila sebagai etika politik
Bab VIII pancasila sebagai etika politikBab VIII pancasila sebagai etika politik
Bab VIII pancasila sebagai etika politik
 
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoMengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
 
Bab 5 fungsi dan kedudukan pancasila
Bab 5 fungsi dan kedudukan pancasilaBab 5 fungsi dan kedudukan pancasila
Bab 5 fungsi dan kedudukan pancasila
 
Fungsi ideologi
Fungsi ideologiFungsi ideologi
Fungsi ideologi
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
PANCASILA
PANCASILA PANCASILA
PANCASILA
 
Ideologi
IdeologiIdeologi
Ideologi
 
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakatPancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat
 
Pancasila dan liberalisme
Pancasila dan liberalismePancasila dan liberalisme
Pancasila dan liberalisme
 

En vedette

Presentación Soria
Presentación SoriaPresentación Soria
Presentación Soriaaliciasampe
 
Digit all, learning by doing - GRDF
Digit all, learning by doing - GRDFDigit all, learning by doing - GRDF
Digit all, learning by doing - GRDFFFFOD
 
Cómo romper con su adicción a una persona de Howard M- Halpen
Cómo romper con su adicción a una persona de Howard M- HalpenCómo romper con su adicción a una persona de Howard M- Halpen
Cómo romper con su adicción a una persona de Howard M- HalpenAna Giorgana
 
Chandra shekhar
Chandra shekharChandra shekhar
Chandra shekharstuding
 
Aplicaciones para Moviles
Aplicaciones para MovilesAplicaciones para Moviles
Aplicaciones para Movilesritamaldonado95
 
Mijn sunweb+ e travel summit
Mijn sunweb+ e travel summitMijn sunweb+ e travel summit
Mijn sunweb+ e travel summitTradeTracker.com
 
Rapporto di audit_settore_esportazione_alimenti
Rapporto di audit_settore_esportazione_alimentiRapporto di audit_settore_esportazione_alimenti
Rapporto di audit_settore_esportazione_alimentivdenadai
 
Expanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product Launch
Expanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product LaunchExpanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product Launch
Expanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product LaunchCNW Group
 
Travel link-building by Booming.nl
Travel link-building by Booming.nlTravel link-building by Booming.nl
Travel link-building by Booming.nlTradeTracker.com
 

En vedette (19)

Presentación Soria
Presentación SoriaPresentación Soria
Presentación Soria
 
Makalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udaraMakalah pencemaran udara
Makalah pencemaran udara
 
BDNF Grant Proposal
BDNF Grant ProposalBDNF Grant Proposal
BDNF Grant Proposal
 
Billetes falsos
Billetes falsosBilletes falsos
Billetes falsos
 
Digit all, learning by doing - GRDF
Digit all, learning by doing - GRDFDigit all, learning by doing - GRDF
Digit all, learning by doing - GRDF
 
Basic bank
Basic bankBasic bank
Basic bank
 
Cómo romper con su adicción a una persona de Howard M- Halpen
Cómo romper con su adicción a una persona de Howard M- HalpenCómo romper con su adicción a una persona de Howard M- Halpen
Cómo romper con su adicción a una persona de Howard M- Halpen
 
Makalah pencemaran lingkungan
Makalah pencemaran lingkunganMakalah pencemaran lingkungan
Makalah pencemaran lingkungan
 
The Curse: Synopsis
The Curse: SynopsisThe Curse: Synopsis
The Curse: Synopsis
 
Chandra shekhar
Chandra shekharChandra shekhar
Chandra shekhar
 
Aplicaciones para Moviles
Aplicaciones para MovilesAplicaciones para Moviles
Aplicaciones para Moviles
 
Mijn sunweb+ e travel summit
Mijn sunweb+ e travel summitMijn sunweb+ e travel summit
Mijn sunweb+ e travel summit
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Rapporto di audit_settore_esportazione_alimenti
Rapporto di audit_settore_esportazione_alimentiRapporto di audit_settore_esportazione_alimenti
Rapporto di audit_settore_esportazione_alimenti
 
Lavadora Smeg LST107
Lavadora Smeg LST107Lavadora Smeg LST107
Lavadora Smeg LST107
 
Expanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product Launch
Expanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product LaunchExpanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product Launch
Expanding Engagement and Inspiring Action with Your Next Product Launch
 
Cleansify sml
Cleansify smlCleansify sml
Cleansify sml
 
Pós leitura romance-dez_meninas
Pós leitura romance-dez_meninasPós leitura romance-dez_meninas
Pós leitura romance-dez_meninas
 
Travel link-building by Booming.nl
Travel link-building by Booming.nlTravel link-building by Booming.nl
Travel link-building by Booming.nl
 

Similaire à Pancasila Ideologi Terbuka

Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi yuli ana
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanPengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanAdy Purnomo
 
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasionalPancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasionalLucky Maharani Safitri
 
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbukaTugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbukaEko Mardianto
 
Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...
Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...
Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...Rajabul Gufron
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etikanorma 28
 
Ideologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negaraIdeologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negaraWanda Ardila
 
Makalah Pancasila
Makalah PancasilaMakalah Pancasila
Makalah Pancasilauliecha
 
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptxPancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptxHerningHambarrukmi1
 
Pancasila nasional
Pancasila nasional Pancasila nasional
Pancasila nasional susianti4
 
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdf
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdfPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdf
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdfMira Veranita
 
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanMakalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanFahmy Metala
 
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaPeran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaYulia Fauzi
 
Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01
Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01
Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Materi p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiiMateri p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiifhnx
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politiknorma 28
 
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSADINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSAfriedskoa
 

Similaire à Pancasila Ideologi Terbuka (20)

Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi Pancasila sebagai ideologi
Pancasila sebagai ideologi
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanPengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
 
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasionalPancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
Pancasila sebagai sistem filsafat dan ideologi nasional
 
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbukaTugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
Tugas pkn pancasila sebagai ideolodi terbuka
 
Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...
Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...
Ideologi Pancasila dan Ideologi Liberal Kapitalis (Mata Kuliah Pendidikan Pan...
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem EtikaMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Sistem Etika
 
Ideologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negaraIdeologi dan ideologi negara
Ideologi dan ideologi negara
 
Makalah Pancasila
Makalah PancasilaMakalah Pancasila
Makalah Pancasila
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptxPancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
 
Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3
 
Pancasila nasional
Pancasila nasional Pancasila nasional
Pancasila nasional
 
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdf
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdfPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdf
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA.pdf
 
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunanMakalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
Makalah pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan
 
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaPeran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
 
Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01
Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01
Bab5fungsidankedudukanpancasila 131125011953-phpapp01
 
Materi p kn kelas xii
Materi p kn kelas xiiMateri p kn kelas xii
Materi p kn kelas xii
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika PolitikMacam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSADINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pancasila Ideologi Terbuka

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memahami latar belakang historis dan konseptual Pancasila dan UUD 1945 merupakan suatu bentuk kewajiban bagi setiap warga negara sebelum melaksanakan nilai-nilainya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kewajiban tersebut merupakan konsekuensi formal dan konsekuensi logis dalam kedudukan kita sebagai warga negara. Karena ledudukan Pancasila sebagai dasar negara (filsafat negara), maka setiap warga negara wajib loyal kepada dasar negaranya. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektivitas penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar dalam mengatur penyelenggaraan negara di segala bidang, baik bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun hankam. Era global menuntut kesiapan segenap komponen bangsa untuk mengambil peranan sehingga dampak negatif yang muncul dapat segera diantisipasi. 1.3 FAKTOR-FAKTOR YANG ADA HUBUNGAN Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi terbuka, diharapkan mampu menjadi filter untuk menyerap pengaruhperubahan zaman di era globaslisasi ini. Leterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapan yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual. Ideologi negara merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak) dengan dunia kehidupannya. Anatara ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terdapat hubungan dialektis, sehingga terjadi pengaruh timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang di satu pihak memmacu ideologi agar makin realistis dan di lain pihak mendorong masyarakat agar makin mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat dan juga membentuk masyarakat menuju cita-cita.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN a. a) b) c) d) e) f) Pengertian Ideologi Kata ideologo berasal dari bahasa Latin (idea; daya cipta sebagai hasil kesadaran manusia dan logos; ilmu). Istilah in diperkenalkan oleh filsuf perancis A. Destut lde Tracy (1801) yang mempelajari berbagai gagasan (idea) manusia serta kadar kebenarannya. Pengertian ini kemudian meluas sebagai keseluruhan pemikiran, cita rasa, serta segala upaya, terutama di bidang politik . Ideologi juga diartikan sebagai filsafah hidupdan pandangan dunia (dalam bahasa Jerman disebut Weltanschauung). Biasanya, ideologi selalu mengutamakan asas-asas kehidupan politik dan kenegaraan sebagai satu kehidupan nasional yang berarti kepemimpinan, kekuasaan, dan kelembegaan dengan tujuan kesejahteraan. Berikut ini beberapa pengertian ideoloi. A. Destult de Tracy Ideologi adalah bagian dari filsafat yang merupakan ilmu yang mendasari ilmuilmu lain seperti pendidikan, etika, politik, dan sebagainya. Labiratorium IKIP Malang Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan cita-cita, serta metode melaksankan/mewujudkannya. Kamus Ilmiah Populer Ideologi adalah cita-cita yang merupakan dasar salah satu sistem politik, paham, kepercayaan, dan seterusnya (ideologi sosialis, ideologi islam, dan lain-lain). Moerdiono Ideologi adalah kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat) untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya. Encyclopedia International Ideologi adalah sistem gagasan, keyakinan, dan sikap yang mendasari cara hidup suatu kelompok, kelas, atau masyarakat tertentu. Prof. Padmo Wahyono, SH. Ideologi diberi makna sebgai pandangan hidup bangsa, filsafah hidup bangsa, yang berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan dan akan direalisasikan didalam kehidupanberkelompok. Ideologi ini akan memberikan stabilitas arah dalam hidup berkelompok dan sekaligus memberikan dinamika gerak menuju apa yang dicita-citakan.
  • 3. g) b. a. b. c. d. e. Dr. Alfian Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan. Dari pendapat pendapat tersebut di atas, hal yang harus dipahami adalah bahwa suatu ideologi pada umumnya mewujudkan pandangan khas tentang pentingnya kerjasama antar manusia dalam kerja, hubungan manusia dengan kekuasaan ( politik negara), sumber kekuasaan bagi penguasa, dan tingkat kesederajatan antar manusia. Sebagai akibat kekhasan tersebut suatu ideologi bisa saja tidak dimengerti oleh kelompok lain yang tidak mau menerimanya, dan tidak ajarang pula suatu ideologi menjadi beku, kaku, dan tidak berubah, serta menuntut para pengikutnya untuk patuh terhadap ajarannya. Hakikat dan Fungsi Ideologi Suatu Ideologi pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak) dengan dunia kehidupannya. Antara ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terjadi hubungan dialektis, sehingga berlangsung pengaruh timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang di satu pihakl memacu ideologi agar semakin realistis dan di lain pihak mendorong masyarakat supaya mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat dan juga membentuk masyarakat menuju cita-cita. Dengan demikian, terlihat bahwa ideologi bukanlah sekedar pengetahuan teoritas belaka, tetapi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi adalah satu pilhan yang jelas menuntut komitmen untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang berarti semakin tinggi pula rasa komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuanketentuan normative yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapatlah di kemukakan bahwa ideologi mempunyai fungsi sebagai berikut: Struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunujukkan tujuan dalam kehidupan manusia. Norma-norma yang menjadi peodman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
  • 4. f. c. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta bertingkah laku sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya. Ideologi sebagai suatu sistem Ideologi dapat dirumuskan sebagai suatu sistem berpikir yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk menginterprestasikan (mengartikan) hidup dan kehiduupannya. Dapat juga dikatakan sebagai identitas suatu masyarakat atau bangsa (identity), yang sering disebut dengan istilah “kepribadian bangsa”. Mengingat ideologi merupakan suatu sistem berpikir dalam semua aspek kehidupan, maka ia dapat diterapkan ke dalam sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya. Mula-mula digali dari kenyataan-kenyataan yang (induktif), kemudian dirumuskan dalam suatu sistem, dan akhirnya diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan (deduktif). Ideologi biasanya adalah sistem yang tertutup (deduktif-induktif). Apabila suatu masyarakat menganut sistem ideologi tertentu, itu berarti masyarakat tersebut menggunakan sistem deduktif; yaitu seluruh kehidupan masyarakat baik politik, ekonomi, maupun kehidupan sosial-budaya sehari-hari bersumber dari nilai-nilai tertentu yang dianut oleh ideologinya. Contohnya ialah sosialismemarxisme, liberalisme, dan agama tertentu. Ideologi dapat juga mengandung pengertian bahwa dia harus menegara, yaitu nilai-nilai yang dikandungnya diatur melalui negara. Jadi, sesungguhnya negaralah yang mempunyai peran penting di dalam sistem ideologi guna mengatur warga negaranya dan mencapai cita-cita dan tujuannya. d. Pancasila sebagai ideologi nasional Suatu sistem filsafat pada tingkat perkembangan tertentu melahirkan ideologi. Biasanya ideologi lebih mengutamakan asas-asas kehidupan politik dan kenegaraan sebagai satu kehidupan nasional yang esensinya adalah kepemimpinan, kekuasaan dan kelembagaan dengan tujuan kesejahteraan. Secara filosofis, ideologi bersumber pada suatu sistem filsafat dikembangkan dan dilaksanakan oleh suatu ideologi. Berdasarkan asas teoritis demikian, maka nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah falsafah hidup yang berkembang dalam sosio-budaya Indonesia. Nilai Pancasila yang telah terkristalisasi dianggap sebagai nilai dasar dan puncak (sari-sari) budaya bangsa. Sedemikian mendasarnya nilai-nilai Pancasila dalam menjiwai dan memberikan watak (kepribadian, identitas), pengakuan atas kedudukan Pancasila sebagai filsafat adalah wajar. Sebagai ajaran filsafat, Pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakikat rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan : Ketuhanan, Kemanusiaan, Kenegaraan,, Kekluargaan dan Musyawarah, serta Keadilan Sosial.
  • 5. e. a. b. a) 1) Niali dan fungsi filsafat Pancasila telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Ini berarti, dengan kemerdekaan yang diperoleh bangsa dan negara Indonesia, secara melembaga dan formal, kedudukan dan fungsi Pancasila ditingkatkan. Dari keudukannya sebagai filsafat hidup ditingkatkan menjadi filsafat negara “dari kondisi sosio-budaya yang terkristalisasi menjadi nilai filosofis-ideologis yang kontinental” (dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945) Pancasila sebagai ideologi terbuka Abdulkadir Besar dalam tulisannya tentang :Pancasila Ideologi Terbuka”, antara lain menyebutkabn bahwa pada umumnya khalayak memehai arti “terbuka” dari pernyataan “ideologi terbuka” sebagai filsafat keterbukaan ideologi itu sendiri. Oleh sebab itu, pernyataan “Pancasila adalah ideologi terbuka”, banyak dipahami secara harfiah, yaitu berbagai konsep dari ideologi lain, terutama dari ideologi liberalisme, seperti hak asasi manusia, pasar bebas, mayoritas tunggal, dualisme pemerintahan, serta konsekuensi logis sistem oposisi liberal, tanpa penalaran yang sistematis nilai-nilai itu dianggap dan diberlakukan sebagai konsep yang inheren dalam ideologi Pancasila. Adanya anggapan umum yang demikian, dapat dipahami karena adanya sebabsebab sebagai berikut: Orang yang bersangkutan tidak atau belum memahami ideologi Pancasila secara memadai, dan “Kebebasan Individu” yang menjadi nilai intrinsik ideologi liberalisme bukannya dipersepsikan sebagai konsep ideologis, tetapi justru dipersepsikan sebagai konsep bebas nilai yang identik dengan konsep yang bersifat objektif universal. Semua konsep dari suatu ideologi niscaya teralir secara deduktif-logis dari nilai intrinsik ideologi yang bersangkutan. Sebagai contoh, nilai intrinsik ideologi liberalisme adalah kebebasan individu, ideologi komunis adalah hubungan produksi, dan ideologi Pabcasila adalah kebersamaan. Berkenaan dengan hal tersebut, konsep dari suatu ideologi tidak dapat diberlakukan pada ideologi lain. Bila hal ini dipaksakan, yang akan terwujud adalah cita-cita dari ideologi lain. Dimensi ideologi terbuka Dalam pandangan Dr. Alfian, kekuatan suatu ideologi tergantung pada 3 (tiga) dimensi yang terkandung didalam dirinya, yaiut: Dimensi realitas Bahwa nilai-nilai dasar di dalam suati ideologi bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam masyarakat yang tertanam dan berakar di dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir. Dengan demikian, mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama.
  • 6. 2) Dimensi idealisme Bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersabut mengandung idealisme, bukan anganangan (utopia), yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan atau pengamalannya dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari dengan berbagai dimensinya. Ideologi yang tangguh biasanya muncul dari pertautan erat, yang saling mengisi dan saling memperkuat antara dimensi realitas dan dimensi idealisme yang terkandung didalamnya. 3) Dimensi fleksibelitas (pengembangan) Bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau mengingkari akikat (jati diri) yang terkandung dalam niai-nilai dasarnya. Dimensi fleksibelitas atau dimensi pengembangan sangat diperlukan oleh suatu ideologi guna memelihara dan memperkuat relevansinya dari masa ke masa. b) Gagasan pancasila sebagai ideologi terbuka Gagasan pertama mengeni Pancasila sebagai ideologi terbuka secara formal ditampilkan sekitar ahun 1985, walaupun semangatnya sendiri sesungguhnya dapat ditelusuri dari pembahasan para pendiri negara pada tahun 1945. Pemikiran Pancasila sebagai deologi terbuka tersirat di dalam penjelasan UUD 1945 di mana disebutkan “ Maka telah cukup jika Undang-Undang Dasar hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan lainlain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah, dan mencabut”. Dari kutipan tersebut kita dapat memahami bahwa UUD1945 pada hakikatnya mengandung unsur keterbukaan; karena dasar UUD 1945 adalah pancasila, maka Pancasila merupkan ideologi nasional bagi bangsa Indonesia bersifat terbuka pula. c) Perwujudan Pancasila sebagai ideologi terbuka Sebagai ideologi terbuka, Pancasila bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun demikian, faktor manusia baik penguasa maupun rakyat, sangat menentukan dalam mengukur kemampuan sebuah ideologi dalam menyelesaikan berbagai masalah. Sebaik apapun ideologi, tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik, hanyalah utopia atau angan-angan belaka d) Batas keterbukaan ideologi Pancasila Suatu ideologi, apapun namanya memiliki nilai-nilai dasar atau intrinsik dan nilai instrumental. Nilai intrinsik adalah nilai yang dirinya sendiri merupakan tujuan. Seperangkat nilai intrinsik (nilai dasar) yang terkandung di dalam setiap
  • 7. ideologi berdaya aktif. Artinya ia memberi inspirasi sekaligus energi kapada para penganutnya untuk mencipta dan berbuat. Dengan demikian, tiap nilai intrinsik niscaya bersifat khas dan tidak ada duanya. Dalam ideologi Pancasila, nilai intrinsikyang dimaksud adalah nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan keadilan sosial. Sifat keterbukaan ideologi mengandung arti bahwadi satu sisi nilai instrumental itu bersifat dinamis, yaitu dapat disesuaiakan dengan tuntutan kemajuan zaman, bahkan dapat diganti dengan nilai instrumental lain demi terpeliharanya relevansi ideologi dengan tingkat kemajuan masyarakat. Namun disisi lain, penyesuaian diri maupun penggantian tersebut tidak boleh berakibat meniadakan nilai dasar atau intrinsiknya. Dengan kata lain, keterbukaan ideologi itu ada batasnya. · Batas jenis pertama : Bahwa yang boleh disesuaikan dan diganti hanya nilai instrumental, sedangkan nilai dasar atau intrinsiknya mutlak dilarang nilai instrumental dalam ideologi Pancasila adalah nilai-nilai lebih lanjut dari nilai-nilai dasar atau intrinsiknya yang dijabarkan secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945, dan Peraturan Perundang-undangan lainya. · Batas jenis kedua, yaitu terdiri dari 2 (dua) buah norma 1) Penyesuaian nilai instrumental pada tuntutan kemajuan zaman harus dijaga agar daya kerja nilai instrumental yang disesuaiakan itu tetap memadai untuk mewujudkan nilai intrinsik yang bersangkutan. Sebab jika nilai instrumental penyesuaian tersebut berdaya kerja lain, maka nilai intrinsik yang bersangkutan tak akan pernah terwujud. 2) Nilai instrumental pengganti tidak boleh bertentangan dengan linea recta nilai instrumental yang diganti. Sebab, bila bertentangan itu berarti bertentangan pula dengan nilai intrinsiknya yang berdaya meniadakan nilai intrinsikyang bersangkutan.
  • 8. BAB III KESIMPULAN Sebagai ideologi terbuka, Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu. Meskipun bersifat terbuka ideologi Pancasila juga ada batasan dalam keterbukaan tersebut. Karena terbuka disini berarti fleksibel yaitu bisa mengikuti perkembangan zaman. Tetapi dalam kefleksibelan tersebut Pancasila juga memiliki penyaring, yang berfungsi sebagai pemilah antara hal yang layak untuk diikuti oleh bangsa Indonesia. Sehingga tidak semua pengaruh dari luar bisa menyatu dengan Pancasila.