SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1.Latar Belakang 
Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan 
perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi 
pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme (Anonim1, 2010). 
Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili 
variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan, 1998). 
Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang 
terkait dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan 
proses pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter 
tersebut adalah luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola 
aliran, dan gradien kecuraman sungai. 
1.2.Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Morfometri DAS 
2. Luas DAS 
3. Panjang dan lebar 
4. Kemiringan atau Gradien Sungai 
5. Orde dan tingkat percabangan sungai 
6. Kerapatan sungai 
1.3.Manfaat dan Tujuan 
1. Mengetahui pengertian Morfometri DAS 
2. Mengetahui luas DAS 
3. Mengetahui panjang dan lebar DAS 
4. Mengetahui Kemiringan atau Gradien Sungai 
5. Mengetahui orde dan tingkat percabangan sungai 
6. Mengetahui kerapatan sungai
BAB II 
PEMBAHASAN 
2 
2.1. Pengertian Morfomatri DAS 
Daerah Aliran Sungai (DAS)/Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau 
drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari 
suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan 
kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi 
didalam suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di 
dalam DAS tersebut. oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan 
hujan atau disebut catcment area. Semua air yang mengalir melalui sungai 
bergerak meninggalkan daerah daerah tangkapan sungai (DAS) dengan atau 
tampa memperhitungkan jalan yang ditempuh sebelum mencapai limpasan (run 
off). (Mulyo, 2004). 
Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan sebagai suatu daerah 
yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya 
akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, 
atau merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan 
fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan 
pengelolaan sumber daya alam. (Suripin, 2001). 
Menurut I Made Sandy (1985), seorang Guru Besar Geografi Universitas 
Indonesia; Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi, yang 
airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan, apabila hujan jatuh. Sebuah 
pulau selamanya terbagi habis ke dalam Daerah-Daerah Aliran Sungai. Antara 
DAS yang satu dengan DAS yang lainnya dibatasi oleh titik-titik tertinggi muka 
bumi berbentuk punggungan yang disebut stream devide atau batas daerah aliran 
(garis pemisah DAS). Bila suatu stream devide itu merupakan jajaran pebukitan 
disebut stream devide range. (Hallaf H.P., 2006). 
Morfomeri Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah yang digunakan untuk 
menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif.
3 
2.2. Luas DAS 
DAS merupakan tempat pengumpulan presipitasi ke suatu sistem sungai. 
Luas daerah aliran dapat diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada peta 
topografi. Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat 
memisahkan dan membagia air hujan ke masing-masing DAS. Garis batas 
tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta tofografi sedangkan 
luas DAS nya dapat diukur dengan alat planimeter. 
Skala peta yang digunakan akan mempengaruhi ketelitian perhitungan 
luasnya. adapun formula untuk perhitungan luas yaitu: 
Luas = Jumlah kotak x (skala)2 
2.3. Panjang dan lebar 
Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah 
hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah perbandingan antara 
luas DAS dengan panjang sungai induk. 
Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk 
2.4. Kemiringan atau Gradien Sungai 
Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan 
sebagai berikut: 
g = Jarak Vertikal/Jarak HorisontalKet : 
g = Gradien Sungai 
J. Vertikal = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m) 
J. Horisontal = Panjang sungai induk (m)
2.5. Orde dan tingkat percabangan sungai 
4 
a) Orde Sungai 
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. 
Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap 
induk sungai di dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde 
sungai akan semakin luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur 
sungainya. Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau 
indeks yang ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde. 
b) Tingkat percabangan sungai. 
Untuk menghitung tingkat percabangan sungai dapat digunakan rumus: 
Rb = Nu/Nu+1 
Ket: 
Rb = Indeks tingkat percabangan sungai 
Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u 
Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1 
2.6. Kerapatan sungai 
Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya 
anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan 
sebagai berikut: Dd = L/A 
Ket: Dd = indeks kerapatan sungai (km/km2) 
L = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya 
A = Luas DAS (km2) 
Adapun karakteristik dari nilai indeks kerapatan sungai (Dd) yaitu: 
a. Pola Denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) 
cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya 
bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis 
seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang 
dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah 
berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, 
homogen) dengan penyebaran yang luas.
b. Pola Radial Sentripugal, Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah 
hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” 
tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran 
radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti 
pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di 
bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang 
lain, ke segala arah. 
c. Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari 
satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini 
terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu 
danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai 
saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya 
memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin. 
d. Pola Paralel, Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran 
semacam ini menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai 
barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran parallel. 
e. Pola Annular, Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi 
bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang 
topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang 
semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan 
endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan 
batuan lembut. 
f. Jaringan sungai dapat mempengaruhi besarnya debit aliran sungai yang 
dialirkan oleh anak-anak sungainya. Parameter ini dapat diukur secara 
kuantitatif dari nisbah percabangan yaitu perbandingan antara jumlah alur 
sungai orde tertentu dengan orde sungai satu tingkat di atasnya. Nilai ini 
menunjukkan bahwa semakin tinggi nisbah percabangan berarti sungai 
tersebut memiliki banyak anak-anak sungai dan fluktuasi debit yang 
terjadi juga semakin besar. Orde sungai adalah posisi percabangan alur 
sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai pada suatu DAS. 
Semakin banyak jumlah orde sungai, semakin luas dan semakin panjang 
5
pula alur sungainya. Orde sungai dapat ditetapkan dengan metode Horton, 
Strahler, Shreve, dan Scheidegger. Namun pada umumnya metode Strahler 
lebih mudah untuk diterapkan dibandingkan dengan metode yang lainnya. 
Berdasarkan metode Strahler,alur sungai paling hulu yang tidak 
mempunyai cabang disebut dengan ordepertama (orde 1), pertemuan 
antara orde pertama disebut orde kedua (orde 2), demikian seterusnya 
sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar. 
6
BAB III 
PENUTUP 
7 
3.1. Kesimpilan 
Dalam pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: 
Morfometri DAS adalah suatu ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait 
dengan aspek geomorfologi suatu daerah. yang dibatasi oleh topografi alami, 
dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu 
sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau merupakan satuan 
hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan 
kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam. 
Karakteristik yang terkait didalamnya meliputi luas DAS, panjang dan lebar DAS, 
kemiringan atau gradien sungai, orde dan tingkat percabangan sungai, dan 
kerapatan sungai. 
3.2. Saran 
Perlu adanya bahan acuan lain yang mendukung dalam pembuatan makalah 
selanjutnya. Sehingga lebih mudah untuk dipahami.
DAFTAR PUSTAKA 
http://aqdhianti.blogspot.com/2012/03/morfometri-daerah-aliran sungai.html 
Hallaf, H.P., 2005. Geomorfologi Sungai dan Pantai. Jurusan geografi FMIPA 
UNM.Makassar. 
Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai 
(Hidrometri). Nova.Bandung. 
8
9 
f. Bentuk Daerah Aliran Sungai 
Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS mempunyai 
artipenting dalam hubungannya dengan aliran sungai, yaitu berpengaruh terhadap 
kecepatan terpusat aliran 
Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS 
dapat diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya. 
Rc = 4пA/P2 
Ket: 
Rc = Basin circularity 
A = Luas DAS (m2) 
P = Keliling (m) 
п = 3,14 
Adapun karakteristik dari nilai Basin circularity yaitu: 
Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir 
menuju outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu 
konsentrasi yang diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang 
terjadi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang 
diperlukan semakin lama sehingga fluktuasi banjir semakin rendah. Bentuk DAS 
secara kuantitatif dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai nisbah 
memanjang ('elongation ratio'/Re) dan kebulatan ('circularity ratio'/Rc). Macam-macam 
benntuk Daerah Aliran Sungai: 
DAS berbentuk bulu burung 
DAS ini memiliki bentuk yang sempit dan memanjang, dimana anak-anak 
sunga (sub-DAS) mengalir memanjang di sebalah kanan dan kiri sungai utama.
Umumnya memiliki debit banjir yang kecil tetapi berlangsung cukup lama karena 
suplai air datang silih berganti dari masing-masing anak sungai. 
DAS berbentuk radial 
Sebaran aliran sungai membentuk seperi kipas atau nyaris lingkaran. 
Anak-anak sungai (sub-DAS) mengalir dari segala penjuru DAS dan tetapi 
terkonsentrasi pada satu titik secara radial, akibat dari bentuk DAS yang 
demikian. Debit banjir yang dihasilkan umumnya akan sangat besar, dalam 
catatan, hujan terjadi merata dan bersamaan di seluruh DAS tersebut. 
DAS berbentuk paralel 
Sebuah DAS yang tersusun dari percabangan dua sub-DAS yang cukup 
besar di bagian hulu, tetapi menyatu di bagain hilirnya. Masing-masing sub-DAS 
tersebut dapat memiliki karakteristik yang berbeda. Dan ketika terjadi hujan di 
Kedua sub-DAS tersebut secara bersamaan, maka akan berpotensi terjadi banjir 
yang relative besar 
10 
g. Pola Pengairan Sungai 
Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran 
sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak 
sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu 
pola tertentu. Pola itu tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, 
vegetasi yang terdapat di dalam DAS bersangkutan. 
Adapun Pola-pola Pengairan Sungai yaitu: 
1. Pola trellis dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel menurut 
strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada sungai induk 
secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan 
(folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas 
struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari 
sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara 
tegak lurus terhadap induk sungainya 
2. Pola Rektanguler, dicirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 
90o, arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan 
tegak lurus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block
mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang 
dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling 
11 
berpotongan. 
Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam 
bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis 
kerangka suatu organisme (Anonim1, 2010). Studi morfometri didasarkan pada 
sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan, 
1998). Dalam biologi perikanan pengukuran morfologi (analisis morfometri) digunakan 
untuk mengukur ciri-ciri khusus dan hubungan variasi dalam suatu taksonomi suatu stok 
populasi ikan (Mirsa dan Easton, 1999). Variasi morfometri suatu populasi pada kondisi 
geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan kondisi 
lingkungan (Tzeng, et al., 2000). Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang 
muncul merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut. 
Ikan belanak (Mugil cephalus) tersebar luas di seluruh

Contenu connexe

Tendances

Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
'Oke Aflatun'
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
Aulia Nofrianti
 

Tendances (20)

Laporan praktikum geografi tanah maryam
Laporan praktikum geografi tanah   maryamLaporan praktikum geografi tanah   maryam
Laporan praktikum geografi tanah maryam
 
Skala waktu-geologi
Skala waktu-geologiSkala waktu-geologi
Skala waktu-geologi
 
Deformasi geomorfologi
Deformasi geomorfologi Deformasi geomorfologi
Deformasi geomorfologi
 
Andesit dan Basalt
Andesit dan BasaltAndesit dan Basalt
Andesit dan Basalt
 
Bab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologiBab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologi
 
Makalah Proses Geomorfologi
Makalah Proses GeomorfologiMakalah Proses Geomorfologi
Makalah Proses Geomorfologi
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastikBatuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 :  Alat-Alat PemetaanBab 10 :  Alat-Alat Pemetaan
Bab 10 : Alat-Alat Pemetaan
 
Morfometri
MorfometriMorfometri
Morfometri
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
 
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanahLaporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
 
Fosil mengajar
Fosil mengajarFosil mengajar
Fosil mengajar
 
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 

Similaire à Morfometri

Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Dian Werokila
 
Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungai
Cahaya Hari
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intan
Nurul Aulia
 
Das ( daerah aliran sungai )
Das ( daerah aliran sungai )Das ( daerah aliran sungai )
Das ( daerah aliran sungai )
sylviamoniqe8
 

Similaire à Morfometri (20)

ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGIALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
 
Rekayasa Sungai
Rekayasa Sungai Rekayasa Sungai
Rekayasa Sungai
 
Praktikum i anhid
Praktikum i anhidPraktikum i anhid
Praktikum i anhid
 
rumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantararumus hidrologi hss limantara
rumus hidrologi hss limantara
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
 
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.pptPertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
 
Pertemuan 2 karakteristik das
Pertemuan 2 karakteristik dasPertemuan 2 karakteristik das
Pertemuan 2 karakteristik das
 
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
 
Makalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapanMakalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapan
 
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiGeomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
 
Karakteristik sungai
Karakteristik sungaiKarakteristik sungai
Karakteristik sungai
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran
 
Presentasi intan
Presentasi intanPresentasi intan
Presentasi intan
 
Das ( daerah aliran sungai )
Das ( daerah aliran sungai )Das ( daerah aliran sungai )
Das ( daerah aliran sungai )
 
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungaiPedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
 
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai-190...
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai-190...Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai-190...
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai-190...
 
Bahan ajar-hisrosfer
Bahan ajar-hisrosferBahan ajar-hisrosfer
Bahan ajar-hisrosfer
 

Plus de Operator Warnet Vast Raha

Plus de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Morfometri

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1.Latar Belakang Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme (Anonim1, 2010). Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan, 1998). Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter tersebut adalah luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien kecuraman sungai. 1.2.Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Morfometri DAS 2. Luas DAS 3. Panjang dan lebar 4. Kemiringan atau Gradien Sungai 5. Orde dan tingkat percabangan sungai 6. Kerapatan sungai 1.3.Manfaat dan Tujuan 1. Mengetahui pengertian Morfometri DAS 2. Mengetahui luas DAS 3. Mengetahui panjang dan lebar DAS 4. Mengetahui Kemiringan atau Gradien Sungai 5. Mengetahui orde dan tingkat percabangan sungai 6. Mengetahui kerapatan sungai
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2 2.1. Pengertian Morfomatri DAS Daerah Aliran Sungai (DAS)/Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara ke dalam suatu sungai induk. Seluruh hujan yang terjadi didalam suatu drainage basin, semua airnya akan mengisi sungai yang terdapat di dalam DAS tersebut. oleh sebab itu, areal DAS juga merupakan daerah tangkapan hujan atau disebut catcment area. Semua air yang mengalir melalui sungai bergerak meninggalkan daerah daerah tangkapan sungai (DAS) dengan atau tampa memperhitungkan jalan yang ditempuh sebelum mencapai limpasan (run off). (Mulyo, 2004). Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan sebagai suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam. (Suripin, 2001). Menurut I Made Sandy (1985), seorang Guru Besar Geografi Universitas Indonesia; Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi, yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan, apabila hujan jatuh. Sebuah pulau selamanya terbagi habis ke dalam Daerah-Daerah Aliran Sungai. Antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya dibatasi oleh titik-titik tertinggi muka bumi berbentuk punggungan yang disebut stream devide atau batas daerah aliran (garis pemisah DAS). Bila suatu stream devide itu merupakan jajaran pebukitan disebut stream devide range. (Hallaf H.P., 2006). Morfomeri Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan keadaan jaringan alur sungai secara kuantitatif.
  • 3. 3 2.2. Luas DAS DAS merupakan tempat pengumpulan presipitasi ke suatu sistem sungai. Luas daerah aliran dapat diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada peta topografi. Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan membagia air hujan ke masing-masing DAS. Garis batas tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta tofografi sedangkan luas DAS nya dapat diukur dengan alat planimeter. Skala peta yang digunakan akan mempengaruhi ketelitian perhitungan luasnya. adapun formula untuk perhitungan luas yaitu: Luas = Jumlah kotak x (skala)2 2.3. Panjang dan lebar Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke arah hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah perbandingan antara luas DAS dengan panjang sungai induk. Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk 2.4. Kemiringan atau Gradien Sungai Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: g = Jarak Vertikal/Jarak HorisontalKet : g = Gradien Sungai J. Vertikal = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m) J. Horisontal = Panjang sungai induk (m)
  • 4. 2.5. Orde dan tingkat percabangan sungai 4 a) Orde Sungai Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya. Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde. b) Tingkat percabangan sungai. Untuk menghitung tingkat percabangan sungai dapat digunakan rumus: Rb = Nu/Nu+1 Ket: Rb = Indeks tingkat percabangan sungai Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1 2.6. Kerapatan sungai Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: Dd = L/A Ket: Dd = indeks kerapatan sungai (km/km2) L = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya A = Luas DAS (km2) Adapun karakteristik dari nilai indeks kerapatan sungai (Dd) yaitu: a. Pola Denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas.
  • 5. b. Pola Radial Sentripugal, Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah. c. Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin. d. Pola Paralel, Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran semacam ini menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran parallel. e. Pola Annular, Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan lembut. f. Jaringan sungai dapat mempengaruhi besarnya debit aliran sungai yang dialirkan oleh anak-anak sungainya. Parameter ini dapat diukur secara kuantitatif dari nisbah percabangan yaitu perbandingan antara jumlah alur sungai orde tertentu dengan orde sungai satu tingkat di atasnya. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nisbah percabangan berarti sungai tersebut memiliki banyak anak-anak sungai dan fluktuasi debit yang terjadi juga semakin besar. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai pada suatu DAS. Semakin banyak jumlah orde sungai, semakin luas dan semakin panjang 5
  • 6. pula alur sungainya. Orde sungai dapat ditetapkan dengan metode Horton, Strahler, Shreve, dan Scheidegger. Namun pada umumnya metode Strahler lebih mudah untuk diterapkan dibandingkan dengan metode yang lainnya. Berdasarkan metode Strahler,alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan ordepertama (orde 1), pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (orde 2), demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar. 6
  • 7. BAB III PENUTUP 7 3.1. Kesimpilan Dalam pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: Morfometri DAS adalah suatu ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang terkait dengan aspek geomorfologi suatu daerah. yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada sungai tersebut, atau merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam. Karakteristik yang terkait didalamnya meliputi luas DAS, panjang dan lebar DAS, kemiringan atau gradien sungai, orde dan tingkat percabangan sungai, dan kerapatan sungai. 3.2. Saran Perlu adanya bahan acuan lain yang mendukung dalam pembuatan makalah selanjutnya. Sehingga lebih mudah untuk dipahami.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA http://aqdhianti.blogspot.com/2012/03/morfometri-daerah-aliran sungai.html Hallaf, H.P., 2005. Geomorfologi Sungai dan Pantai. Jurusan geografi FMIPA UNM.Makassar. Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Nova.Bandung. 8
  • 9. 9 f. Bentuk Daerah Aliran Sungai Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS mempunyai artipenting dalam hubungannya dengan aliran sungai, yaitu berpengaruh terhadap kecepatan terpusat aliran Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS dapat diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya. Rc = 4пA/P2 Ket: Rc = Basin circularity A = Luas DAS (m2) P = Keliling (m) п = 3,14 Adapun karakteristik dari nilai Basin circularity yaitu: Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama sehingga fluktuasi banjir semakin rendah. Bentuk DAS secara kuantitatif dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai nisbah memanjang ('elongation ratio'/Re) dan kebulatan ('circularity ratio'/Rc). Macam-macam benntuk Daerah Aliran Sungai: DAS berbentuk bulu burung DAS ini memiliki bentuk yang sempit dan memanjang, dimana anak-anak sunga (sub-DAS) mengalir memanjang di sebalah kanan dan kiri sungai utama.
  • 10. Umumnya memiliki debit banjir yang kecil tetapi berlangsung cukup lama karena suplai air datang silih berganti dari masing-masing anak sungai. DAS berbentuk radial Sebaran aliran sungai membentuk seperi kipas atau nyaris lingkaran. Anak-anak sungai (sub-DAS) mengalir dari segala penjuru DAS dan tetapi terkonsentrasi pada satu titik secara radial, akibat dari bentuk DAS yang demikian. Debit banjir yang dihasilkan umumnya akan sangat besar, dalam catatan, hujan terjadi merata dan bersamaan di seluruh DAS tersebut. DAS berbentuk paralel Sebuah DAS yang tersusun dari percabangan dua sub-DAS yang cukup besar di bagian hulu, tetapi menyatu di bagain hilirnya. Masing-masing sub-DAS tersebut dapat memiliki karakteristik yang berbeda. Dan ketika terjadi hujan di Kedua sub-DAS tersebut secara bersamaan, maka akan berpotensi terjadi banjir yang relative besar 10 g. Pola Pengairan Sungai Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah dimana cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola itu tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam DAS bersangkutan. Adapun Pola-pola Pengairan Sungai yaitu: 1. Pola trellis dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya 2. Pola Rektanguler, dicirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90o, arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block
  • 11. mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling 11 berpotongan. Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan analisis kerangka suatu organisme (Anonim1, 2010). Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. (Turan, 1998). Dalam biologi perikanan pengukuran morfologi (analisis morfometri) digunakan untuk mengukur ciri-ciri khusus dan hubungan variasi dalam suatu taksonomi suatu stok populasi ikan (Mirsa dan Easton, 1999). Variasi morfometri suatu populasi pada kondisi geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan struktur genetik dan kondisi lingkungan (Tzeng, et al., 2000). Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut. Ikan belanak (Mugil cephalus) tersebar luas di seluruh