2. Organisasi Profesi
Organisasi profesi adalah suatu organisasi, yang
biasanya bersifat nirlaba, yang ditujukan untuk
suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi
kepentingan publik maupun profesional pada
bidang tersebut. Organisasi profesional dapat
memelihara atau menerapkan suatu standar
pelatihan dan etika pada profesi mereka untuk
melindungi kepentingan publik.
3. Ciri-ciri organisasi profesi
Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3
ciri
organisasi sebagai berikut :
Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu
organisasi profesi yang para anggotanya berasal
dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan
pendidikan dengan dasar ilmu yang sama
Misi utama organisasi profesi adalah untuk
merumuskan kode etik dan kompetensi profesi
serta memperjuangkan otonomi profesi
Kegiatan pokok organisasi profesi adalah
menetapkan serta meurmuskan standar pelayanan
profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi
serta menetapkan kebijakan profesi
4. Peran organisasi profesi
Pembina, pengembang dan pengawas
terhadap mutu pendidikan keperawatan
Pembina, pengembang dan pengawas
terhadap pelayanan keperawatan
Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan
Pembina, pengembang dan pengawas
kehidupan profesi
5. Fungsi organisasi profesi
Bidang pendidikan keperawatan
Menetapkan standar pendidikan
keperawatan
Mengembangkan pendidikan keperawatan
berjenjang lanjut
Bidang pelayanan keperawatan
Menetapkan standar profesi keperawatan
Memberikan izin praktik
Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan
Menyusun dan memberlakukan kode etik
6. Bidang IPTEK
Merencanakan, melaksanakan dan
mengawasai riset keperawatan
Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi
perkembangan IPTEK dalam keperawatan
Bidang kehidupan profesi
Membina, mengawasi organisasi profesi
Membina kerjasama dengan pemerintah,
masyarakat, profesi lain dan antar anggota
Membina kerjasama dengan organisasi profei
sejenis dengan negara lain
Membina, mengupayakan dan mengawasi
kesejahteraan anggota
7. Manfaat organisasi profesi
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi
mencakup 4 hal yaitu :
Mengembangkan dan memajukan profesi
Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk
berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan
dan memajukan profesi
8. Contoh Organisasi-Organisasi
Profesi di Indonesia
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Merupakan organisasi yang mengatur standar
profesionalisme dan aturan etka bagi profesi
dokter di Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Merupakan organisasi yang mengatur standar
profesionalisme dan aturan etika bagi profesi
akutan di indonesia. Keanggotaan dari IAI
bersifat sukarela. Dengan menjadi anggota,
seorang akuntan mempunyai kewajiban menjaga
disiplin diri di atas dan melebihi yang di syaratkan
hukum dan peraturan.
9. Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Merupakan organisasi profesi insinyur indonesia
yang terdiri dari anggota-anggota yang memiliki
latar belakang pendidikan di bidang teknik,
seperti : teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia,
dll.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)
Merupakan organisasi profesi yang mengatur
standar profesionalisme dan aturan etika sarjana
farmasi atau apoteker di Indonesia.
10. Fungsi Pokok Organisasi Profesi
Mengatur keanggotaan organisasi
Membantu anggota untuk dapat terus
memperbaharui pengetahuan sesuai
perkembangan teknologi.
Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi
profesi bagi anggotanya.
Membuat kebijakan etika profesi yang harus
diikuti oleh semua anggota.
Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar
etika profesi.
11. Pengertian Kode Etik Profesi
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos
(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat.
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang
berupa kata-kata, tulisan atau benda yang
disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan
atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode
juga dapat berarti kumpulan peraturan yang
sistematis.
12. Tujuan Kode Etik Profesi
Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota.
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota
profesi.
Untuk meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Meningkatkan layanan di atas keuntungan
pribadi.
Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
13. Fungsi Kode Etik Profesi
Memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan.
Mencegah campur tangan pihak di luar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi.
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam
berbagai bidang.
14. Pentingnya Kode Etik Profesi
Adams, dkk, dalam Ludigdo, 2007):
Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki
iklim organisasional sehingga individu-individu dapat
berlaku secara etis.
Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar
tidak cukup mampu mengarahkan perilaku organisasi
untuk mempertimbangkan dampak moral dalam
setiap keputusan bisnisnya.
Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan
status bisnis sebagai sebuah profesi, dimana kode
etik merupakan salah satu penandanya.
Kode etik dapat dipandang sebagai upaya
menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri
perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi
bagian dari budaya perusahaan dan membantu
sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya
tersebut.
15. Dampak yang timbul jika tidak
diciptakannya kode etik profesi :
Terjadinya penyalahgunaan profesi
Kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari
profesi nya karna tidak ada pedoman dalam
suatu organisasi
Memungkinkan setiap individu untuk mendahului
kepentingan pribadinya contohnya para pejabat
yang korupsi
Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang
dapat memberikan image yang buruk dari profesi
yang ditekuninya kepada masyarakat.
16. Penyebab Pelanggaran Kode Etik
Profesi
Pengaruh sifat kekeluargaan
Misalnya Seorang dosen yang memberikan nilai
tinggi kepada seorang mahasiswa dikarenakan
mahasiswa tersebut keponakan dosen tersebut.
Pengaruh jabatan
Misalnya seorang yang ingin masuk ke akademi
kepolisian , dia harus membayar puluhan juta
rupiah kepada ketua polisi di daeranhya ,
kapolsek tersebut menyalah gunakan jabatannya.
Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di
Indonesia, sehingga menyebabkan pelaku
pelanggaran kode etik profesi tidak merasa
khawatir melakukan pelanggaran.
Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari
17. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana
dan mekanisme bagi masyarakat untuk
menyampaikan keluhan
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai
substansi kode etik profesi, karena buruknya
pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari
para pengemban profesi untuk menjaga martabat
luhur profesinya
Tidak adanya kesadaran etis da moralitas
diantara para pengemban profesi untuk menjaga
martabat luhur profesinya
18. Kesimpulan
Kode etik profesi merupakan bagian dari etika
profesi. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis
secara jelas dan tegas serta terperinci tentang
apa yang baik dan tidak baik. Tujuan utama kode
etik profesi adalah memberi pelayanan khusus
dalam masyarakat tanpa mementingkan
kepentingan pribadi atau kelompok.
19. Saran
Agar tidak menyimpang dari kode etik yang
berdampak pada profesionalitas kerja maka :
Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik
profesi
Kode etik yang diterapkan hendaknya
disesuaikan dengan keadaan yang
memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi
kelompok profesi.
Terhadap pelaksanaan profesi hendaknya
menjalankan profesi yang jalani sesuai dengan
kode etik yang ditetapkan agar profesi yang