Makalah ini membahas tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Pengertian kerukunan umat beragama menurut Islam adalah Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan Islam yang mendorong toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Manfaat kerukunan antar umat beragama di antaranya memberikan stabilitas sosial dan kemajuan negara.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak dulu di Negara Indonesia, hukum islam memegang peranan yang sangat
penting dalam pembentukan hukum di Indonesia selain hukum Belanda yang berlaku saat
ini. Setelah Indonesia berusia 60 tahun dan telah mengalami 6 kali pergantian presiden,
hukum islam tetap di pakai dibeberapa bidang hukumdisamping hukum Belanda tentunya.
Seperti yang kita ketahui tentunya, gelombang reformasi yang menyapu seluruh kawasan
Indonesia sejak kejatuhan Suharto banyak memunculkan kembali lembaran sejarah masa
lalu Indonesia. Salah satunya yang hingga hari ini menjadi sorotan adalah tuntutan untuk
kembali kepada syari’at islam, atau hukum islam yang kemudian mrngundang beragam
kontroversi di Indonesia. Kalau kita lihat lembaran sejarah Indonesia, salah satu faktor
pemicunya adalah tuntutan untuk mengembalikan tujuh kata bersejarah yang tadinya
terdapat dalam pembukaan atau mukadimmah konstitusi Indonesia yang dirumuskan oleh
para pendiri Indonesia.
Nilai moral agama bagi bangsa Indonesia adalah segala sesuatu atau ketentuan
yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut moral
agama. Contohnya petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara. Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keaneragaman perilaku dan
adapt istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh
agama yang mereka anut. Sikap toleransi terus tumbuh dan berkembang dalam jiwa dan
perilaku sehari-hari. Adanya kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran masing-
masing, adalah bukti dan kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Mempelajari dan mendalami nilai moral agama dan kerukunan antar umat
beragama merupakan kewajiban setiap pemeluk agama baik laki-laki maupun perempuan,
agar dalam kehidupan dapat melaksanakan perannya sebagai manusia. Oleh karena itu,
manusia manusia dalam hidupnya harus selalu berusaha untuk menjadikan seluruh
hidupnya sebagai wujud ibadah kepada Tuhan YME. Ibadah
dalam arti pengabdian yang bertujuan mencari ridho Allah SWT akan dapat dilaksanakan
secara baik dan benar apabila didasari dengan pengetahuan agama, agar tercipta juga
kerukunan antar umat beragama di Negara Indonesia.
2. 2
B. RUMUSAN MASALAH
Supaya terfokus kepada permasalahan, perlu dibuat batasan permasalahan, adapun batasan
makalah dalam makalah ini :
1. Apakah tujuan dari kerukunan antar umat beragama ?
2. Apakah pengertian kerukunan umat beragama menurut islam ?
3. Apakah manfaat dari kerukunan umat beragama ?
4. Bagaimana menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari ?
C. TUJUAN MAKALAH
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Tujuan dari kerukunan antar umat beragama
2. Pengertian kerukunan umat beragama menurut islam
3. Manfaat dari kerukunan umat beragama
4. Menerapkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari
D. KEGUNAAN MAKALAH
Adapun kegunaan makalah ini, yaitu :
1. Hasil pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan
mengenai kerukunan antar umat beragama.
2. Hasil pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk bertoleransi
antar umat beragama.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Kerukunan dalam kehidupan akan dapat melahirkan karya – karya besar yang
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya konflik pertikaian dapat
menimbulkan kerusakan di bumi. Manusia sebagai mahkluk sosial membutuhkan
keberadaan orang lain dan hal ini akan dapat terpenuhi jika nilai-nilai kerukunan tumbuh
dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. Kerukunan dapat diklasifikan menjadi dua
yaitu kerukunan antar umat islam dan kerukunan antar umat baragama atau antar umat
manusia pada umumnya.
Kerukunan antar umat islam didasarkan pada akidah islamnya dan pemenuhan kebutuhan
sosial yang digambarkan bagaikan satu bangunan, dimana umat islam satu sama lain saling
menguatkan dan juga digambarkan seperti satu tubuh jika ada bagian tubuh yang sakit
maka seluruh anggota tubuh merasakan sakit. Hal ini berbeda dengan kerukunan antar
umat beragama atau umat manusia pada umumnya. Kerukunan antar umat beragama
didasarkan pada kebutuhan sosial dimana satu sama lain saling membutuhkan agar
kebutuhan-kebutuhan hidup dapat terpenuhi. Kerukunan antar umat manusia pada
umumnya baik seagama maupun luar agama dapat diwujudkan apabila satu sama lain
dapat saling menghormati dan menghargai.
Dalam ajaran islam seorang muslim tidak dibolehkan mencaci maki orang tuanya sendiri.
Artinya jika seseorang mencacimaki orang tua saudaranya, maka orang tuanya pun akan
dibalas oleh saudaranya untuk dicaci maki. Demikian pula mencaci maki Tuhan atau
peribadatan agama lain, maka akibatnya pemeluk agama lain pun akan mecaci maki Alloh
kita. Sejalan dengan agama ini agar pemeluk agama lain pun menghargai dan menghormati
agama islam.
B. PENGERTIAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA MENURUT ISLAM
Kerukunan umat beragama dalam islam yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuah
islamiah berasl dari kata dasar “Akhu” yang berarti saudara, teman, sahabat,
Kata “Ukhuwah” sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda
abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan.
Sedangkan Islamiyah berasal dari kata Islam yang dalam hal ini menjadi atau memberi
4. 4
sifat Ukhuwah, sehingga jika dipadukan antara kataUkhuwah dan Islamiyah akan berarti
persaudaraan islam atau pergaulan menurut islam.
Dapat dikatakan bahwa pengertian Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang
hubungan antara orang-orang islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu
dengan yang lain seakan akan berada dalam satu ikatan. Ada hadits yang mengatakan
bahwa hubungan persahabatan antara sesama islam dalam menjamin Ukhuwah
Islamiah yang berarti bahwa antara umat islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah
satu anggota badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga
bahwa umat muslim itu bagaikan suatu bangunan yang saling menunjang satu sama lain.
Pelaksanaan Ukhuwah Islamiyah menjadi aktual, bila dihubungkan dengan masalah
solidaritas sosial. Bagi umat Islam, Ukhuwah Islamiyah adalah suatu
yang „masyru‟ artinya diperintahkan oleh agama. Kata persatuan, kesatuan, dan solidaritas
akan terasa lebih tinggi bobotnya bila disebut dengan Ukhuwah. Apabila bila
kata Ukhuwah dirangkaikan dengan kata Islamiyah, maka ia akan menggambarkan satu
bentuk dasar yakni Persaudaraan Islam merupakan potensi yang objektif.
Ibadah seperti zakat, sedekah, dan lain-lain mempunyai hubungan konseptual dengan
cita Ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah itu sendiri bukanlah tujuan, Ukhuwah
Islamiyah adalah kesatuan yang menjelmakan kerukunan hidup umat dan bangs, juga
untuk kemajuan agama, Negara, dan kemanusiaan . musuh- musuhan, maka Allah
menjinakan antara hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang
(QS. Ali Imran: 103)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nimat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nimat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
(QS. Ali Imran 105).
Artinya: “Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai dan berselisih
sesudah dating keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang
mendapat siksa yang berat.
5. 5
C. PENGERTIAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
Kerukunan umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi
dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam
kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan
bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam
memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan
pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus
memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hukum dan telah terdaftar
di pemerintah daerah.
Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah, Provinsi, maupun
Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta instansi pemerintah
lainnya. Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk memfalisitasi terwujudnya
kerukunan umat beragama, mengkoordinasi kegiatan instnsi vertikal, menumbuh
kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara
umat beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah.
Sesuai dengan tingkatannya Forum Kerukunan Umat Beragama dibentuk di Provinsi dan
Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif gengan tugas melakukan dialog
dengan pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat, menampung aspirasi Ormas
keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi
sebagai bahan kebijakan.
Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan;
1.Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama
2.Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu
3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan mematuhi peraturan keagamaan baik dalam
Agamanya maupun peraturan Negara atau Pemerintah.
Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama,
ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.
D. MANFAAT KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan
sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara
Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat beragama dapat
memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam
kehidupan berbangsa.
6. 6
"Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan
memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya dalam
Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di Jakarta, Rabu.
Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha,
dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat beragama di Indonesia pada
dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam beberapa dekade terakhir namun
beberapa persoalan, baik yang bersifat internal maupun antar-umat beragama, hingga kini
masih sering muncul.
Menurut dia, kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kerukunan umat
beragama tidak bersifat imun melainkan terkait dan terpengaruh dinamika sosial yang terus
berkembang. "Karena itu upaya memelihara kerukunan harus dilakukan secara
komprehensif, terus-menerus, tidak boleh berhenti," katanya.
Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat memberikan
kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang
kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan
kebodohan.
Ia juga mengutip perspektif pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan bahwa misi
agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan tujuan meningkatkan
sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu
dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas agama," katanya
Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin
mengatakan masyarakat Indonesia memang majemuk dan kemajemukan itu bisa menjadi
ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar.
"Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan untukdihapuskan.
Supaya bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola dengan baikdan benar,"
katanya. Ia menambahkan, untuk mengelola kemajemukan secara baik danbenar
diperlukan dialog berkejujuran guna mengurai permasalahan yang selama inimengganjal di
masing-masing kelompok masyarakat.
"Karena mungkin masalah yang selama ini terjadi di antara pemeluk agama terjadi karena
tidak sampainya informasi yang benar dari satu pihak ke pihak lain. Terputusnya jalinan
informasi antar pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka- prasangka yang mengarah
pada terbentuknya penilaian negatif," katanya.
7. 7
Senada dengan Ma'ruf, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D
Situmorang,OFM. Cap mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama merupakan
salah satucara untuk membangun persaudaraan antar- umat beragama.
Menurut dia, tema dialog antar-umat beragama sebaiknya bukan mengarah padamasalah
theologis, ritus dan cara peribadatan setiap agama melainkan lebih ke masalah-masalah
kemanusiaan. "Dalam hal kebangsaan, sebaiknya dialog difokuskan ke moralitas, etika dan
nilai spiritual," katanya.
Ia juga menambahkan, supaya efektif dialog antar-umat beragama mesti "sepi" dari latar
belakang agama yang eksklusif dan kehendak untuk mendominasi pihak lain. "Sebab
untuk itu butuh relasi harmonis tanpa apriori, ketakutan dan penilaian yang dimutlakkan.
Yang harus dibangun adalah persaudaraan yang saling menghargai tanpa kehendak untuk
mendominasi dan eksklusif," katanya.
Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S
Tanuwibowo, agenda agama-agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk menjawab tiga
persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal dan eksternal umat
beragama yakni rasa saling percaya, kesejahteraan bersama dan penciptaan rasa aman
bagi masyarakat. "Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan
tiga hal mulia itu," demikian Budi S Tanuwibowo.
E. MENERAPKAN TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sikap fanatik beragama dan toletan harus dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Diantara wujud fanatisme dan tasamuh menurrut kandungan surat Al-Kaafiruun adalah
sebagai berikut :
1. Fanatik
a. Sebagai seorang muslim, kita harus mempertahankan keyakinan sampai akhir hayat.
b.Tidak mudah terpengaruh oleh keyakinan lain karena kita yakin bahwa hanya agama
islam yang benar.
c. Tidak mengorbankan keyakinan demi keuntungan dunia karena kita tahu bahwa
perbuatan itu akan membawa pada kerugian.
2. Tasamuh atau toleran
a. Tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain karena tidak dibenarkan agama dan
akal sehat.
b. Sabar dalam menghadapi sikap orang-orang yang mendustakan islam, sebagaimana para
Rasul terdahulu.
8. 8
c. Bersahaja dalam melaksanakan dakwah tidak mengikuti jalan pikiran objek dakwah.
d. Bebas menjalin hubungan dengan non muslim selama tidak menyangkut masalah aqidah
dan ibadah.
F. HIKMAH FANATIK DAN TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sikap fanatik dan toleransi berdampak positif dalam kehidupan bermasyarakat diantara
dampak positif sikap fanatik adalah:
1. Memilki keyakinan yang kuat sehingga lebih mantap dalam melaksanakan agama.
2. Memiliki harga diri sehingga diperhitungkan pihak lain.
3. Terpuji dalam pandangan Allah SWT.
Adapun dampak positif dari sifat toleransi, antara lain :
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
2. Terwujudnya keamanan dan ketentraman hidup sesama anggota masyarakat.
3. Terpenuhi hak-hak setiap anggota masyarakat sehingga menimbulkan kepuasan batin.
4. Menumbuhkan persatuan dan rasa kebersamaan.
9. 9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kerukunan antar umat beragama dibedakan menjadi dua yaitu: Kerukunan umat
beragama antar sesama manusia dan Kerukunan umat agama menurut islam. Kerukunan
umat beragama antar sesame manusia yaitu Hubungan sesame umat beragama dilandasi
dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dan kesetaraan
dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sedangkan, Kerukunan antar umat beragama menurut islam
yaitu Ukhuwah Islamiyah yang berarti gambaran tentang hubungan antara orang-orang
islam sebagai salah satu ikatan persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lainnya
seakan akan berada dalam satu ikatan.
B. SARAN
1. Jalinlah persaudaraan sesama umat beragama dan antarumat beragama, yang
merupakan salah satu cara bertakwa kepada Allah SWT.
2. Sebagai umat beragama, harus bisa memahami perbedaan guna mencapau
kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama manusia.
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryana, Toto. 1996. ’’Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi ”.
Bandung : 3 Mutiara.
2. Hidayat, Komarudin. 2001. “Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Umum”.Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam
11. 11
TUGAS KEWARGAN NEGARAAN
TOLERANSI UMAT DALAM
BERAGAMA
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUSTAMIN
STAMBUK : 21208277
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
12. 12
2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Kerukunan Antar Umat Beragama.............................................................3
B. Pengertian Kerukunan Umat Beragama Menurut Islam.............................3
C. Pengertian Kerukunan Beragama..............................................................3
D. Manfaat Kerukuan Antar Umat Beragama.................................................5
E. Menerapkan Toleransi Dalam Kehidupan Sehari Hari...............................7
F. Fikmah Fanatik Dan Toleransi...................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Simpulan....................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
13. 13
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis
dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“ TOLERANSI UMAT BERAGAMA ”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, Juli 2013
"Penulis"