Pidato ini membahas tentang perjalanan reformasi di Indonesia yang diwarnai oleh berbagai masalah seperti korupsi dan krisis identitas bangsa. Korupsi telah menjadi masalah serius yang menggerogoti negara dan masyarakat. Pidato ini menekankan pentingnya upaya pemberantasan korupsi dari pemerintah beserta kesadaran masyarakat untuk menegakkan kejujuran dan hukum yang adil.
1. Yth. Ibu Sri Wahyuni selaku guru bahasa Indonesia serta teman - teman yang berbahagia.
Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena atas limpahan karunia-Nya sehingga pada pagi hari
ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat dan bahagia, Amin.
Hadirin sekalian,
Sungguh tepat bila kita merenungkan sejenak perjalan reformasi yang mengamanatkan
demokratisasi, pemberantasan korupsi, perbaikan ekonomi dan jamina sosial dan keamanan.
Harus diakui secara jujur, perjalanan nasib bangsa dan negara kita telah mengalami berbagai
musim pancaroba dan gelombang pasang surut yang melahirkan harapan sekaligus
kecemasan. Kecemasan yang mendalam selama hampir 1 dekade krisis multidimensional ini
bahkan berimbas pada krisis identitas bangsa. Taufik Ismail (2003) secara sinis memotret
kondisi ini dalam “Tak Tahu Aku Apa Jati Diriku Kini”. Terbungkuk dibebani hutang dan
merayap melata sengsara di dunia.
Hadirin yang berbahagia,
Permasalahan korupsi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tubuh bangsa ini. Telah
menjalar sebagai budaya sekaligus penyakit akut bagai virus ganas yang aktif menggerogoti
ke sekujur tubuh negara ini. Sengguh ironis sebagai bangsa yang besar, bangsa yang berbudi
luhur dan beragama bahkan menempatkan Ketuhanan YME sebagai pilar pertama dasar
negara. Dari 65 negara di dunia yang paling korup, Indonesia berada di urutan 47 dan ranking
3 sebagai negara terkorup di ASEAN. Dampak praktik korupsi begitu jelas telah memporak -
porandakan bangsa ini. Negara dengan tingkat korupsi yang tinggi memiliki tingkat
kepercayaan yang rendah terhadap institusi publik, sehingga hal tersebut akan memacu
tingkat kriminalitas dan disorganisasi sosial. Korupsi membawa dampak buruk terhadap
kinerja pemerintahan, dan buruknya kinerja pemerintahan merangsang setiap elemen
masyarakat untuk mengembangkan praktek - praktek penyuapan untuk mempermudah urusan
mereka.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Kita menaruh harapan besar pada upaya pemberantasan korupsi sebagaimana yang telah
dijanjikan presiden kita Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono. Selain bergantung dari usaha
pemerintah, kita juga harus menata diri dengan membekali agama sejak dini. Alangkah
indahnya membayangkan sinergi agama dan negara dalam pemberantasan korupsi. Kita harus
memulai dari diri kita sendiri dengan menegakkan kejujuran, penegakan hukum yang adil dan
menghayati keberagamaan melalui keteladanan para pemimpin dijalankan dengan penuh
bijaksana, tanggung jawab, dan secara nyata bukan sekedar wacana belaka. Demikian pidato
dari saya, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Apabila selama
penyampaian tardapat hal - hal yang tidak pas dan tidak berkenan dihati ibu guru dan teman -
teman mohon dimaafkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.