SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
PERTEMUAN PERTAMA
Rahmad Agung Nugraha, S.Psi, M.Si
Universitas Pancasakti Tegal
teori
 Kata "teori" adalah kata dalam bahasa Inggris yang
penggunaannya sering kali tidak tepat dan
disalahartikan. Beberapa orang membandingkan
teori dengan kebenaran atau fakta, tetapi
antitesis semacam itu menunjukkan kurangnya
pemahaman mendasar akan tiga istilah tersebut.
Dalam sains, teori merupakan alat yang digunakan
untuk menghasilkan suatu penelitian dan
mengatur observasi, sedangkan "kebenaran" atau
"fakta" tidak mempunyai tempat dalam
terminologi ilmiah.
 Teori ilmiah adalah sekumpulan asumsi yang
saling berkaitan yang memungkinkan ilmuwan
menggunakan pemikiran logika deduktif maupun
logika induktif untuk merumuskan hipotesis yang
bisa diuji
1. Pertama, teori adalah sekumpulan asumsi. Asumsi
tunggal tidak akan bisa memenuhi semua
persyaratan dari sebuah teori. Asumsi tunggal,
contohnya, tidak bisa digunakan untuk
mengintegrasikan beberapa observasi, sesuatu
yang seharusnya bisa dipenuhi oleh sebuah teori.
2. Kedua, teori adalah sekumpulan asumsi yang
saling berkaitan. Asumsi yang berdiri sendiri
tidak mempunyai konsistensi internal dan tidak
bisa digunakan untuk menghasilkan hipotesis
yang signifikan dua kriteria yang harus dipenuhi
oleh sebuah teori.
3. Kata kunci ketiga dalam definisi tersebut adalah asumsi.
Komponen-komponen dalam sebuah teori bukan merupakan fakta
yang telah terbukti, dalam arti sudah terbukti kebenarannya.
Komponen-komponen tersebut seolah-olah dianggap sebagai
kebenaran. Ini adalah langkah praktis yang diambil agar ilmuwan
bisa melakukan penelitian yang hasilnya bisa terus digunakan
untuk mengembangkan dan memperbaiki teori awal.
4. Keempat, peneliti menggunakan pemikiran logika deduktif untuk
merumuskan hipotesis. Prinsip-prinsip teori harus dinyatakan
dengan tepat dan konsisten secara logis untuk memudahkan para
ilmuwan menarik kesimpulan dari hipotesis yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
Hipotesis bukanlah komponen dari sebuah teori, tetapi berasal
dari teori tersebut. Ini merupakan tugas seorang ilmuwan yang
imajinatif untuk memulai dari teori umum kemudian melalui
pemikiran deduktif sampai pada sebuah hipotesis tertentu yang
bisa diuji. Jika dalil-dalil teoretis umum tidak logis, maka teori
itu tidak bisa digunakan untuk merumuskan hipotesis. Lebih
lanjut, jika seorang peneliti menggunakan logika yang salah
dalam menarik kesimpulan hipotesis, maka hasil penelitian tidak
ada artinya dan tidak akan memberikan kontribusi pada proses
rekonstruksi teori.
5. Bagian akhir dari definisi tersebut adalah bisa
diuji. Sebuah hipotesis yang tidak bisa diuji tidak
akan ada gunanya. Hipotesis memang tidak perlu
segera diuji, tetapi harus menggambarkan
kemungkinan bisa diuji sehingga para ilmuwan di
masa yang akan datang dapat mengembangkan
cara-cara yang diperlukan untuk mengujinya.
 Manusia kadang-kadang mencampuradukkan
teori dengan filsafat, pemikiran, hipotesis,
taksonomi. Walaupun teori berkaitan dengan
masing-masing konsep, teori tidak bisa
disamakan dengan satu pun dari konsep
tersebut.
 Pertama, teori berkaitan dengan filsafat, tetapi dalam pengertian yang lebih
sempit. Filsafat artinya kecintaan akan kebijaksanaan, dan filsuf adalah orang-
orang yang mencari kebijaksanaan melalui pemikiran dan perenungan. Filsuf
bukan ilmuwan, mereka tidak melakukan penelitian yang terkontrol untuk
memperoleh kebijaksanaan. Filsafat memiliki beberapa cabang ilmu, salah
satunya adalah epistemologi atau sifat dasar pengetahuan. Teori paling dekat
kaitannya dengan epistemologi karena para ilmuwan sering kali menggunakannya
untuk mencari pengetahuan.
 Teori tidak berhubungan dengan "seharusnya" (ought) atau "sebaiknya" (should).
Oleh karena itu, sekumpulan prinsip tentang bagaimana seseorang sebaiknya
menjalani hidup tidak bisa disebut sebagai teori. Prinsip semacam itu melibatkan
nilai - nilai dan mendapat perhatian penting dalam filsafat. Walaupun teori tidak
terbebas dari nilai-nilai, tetapi teori dibangun dari bukti ilmiah yang diperoleh
dari keadaan yang relatif tidak bias. Tadi, tidak ada teori yang menyatakan
mengapa masyarakat sebaiknya membantu para tunawisma atau apa yang
menyebabkan karya seni dianggap hebat.
 Filsafat berhubungan dengan apa yang seharusnya atau apa yang sebaiknya;
berbeda dengan teori. Teori berhubungan dengan sekumpulan besar pernyataan
"jika-maka" (if - then), tetapi kelebihan atau kekurangan yang terdapat dalam
pernyataan tersebut berada di luar wilayah teori. Contohnya, sebuah teori
mungkin menyatakan jika anak-anak dibesarkan dalam kondisi di mana benar-
benar tidak ada kontak dengan manusia, maka mereka tidak akan memiliki
kemampuan berbahasa manusia, tidak memperlihatkan perilaku pengasuhan, dan
sebagainya. Akan tetapi, pernyataan tersebut sama sekali tidak mengatakan
tentang moralitas dari pengasuhan semacam itu.
 Kedua, teori bergantung pada pemikiran atau spekulasi, tetapi
mereka lebih dari sekadar pemikiran biasa. Mereka bukan
berasal dari pikiran seorang pemikir besar yang terlepas dari
pengamatan empiris. Mereka berkaitan erat dengan data yang
dikumpulkan secara empiris dan juga dengan sains.
 Apa hubungan atara teori dan sains? Sains (science) adalah
cabang ilmu yang Mengutamakan observasi dan klasifikasi data
serta pembuktian hukum-hukum umum melalui pengujian
hipotesis. Teori merupakan alat yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memberi makna dan mengatur observasi. Teori
menyediakan lahan yang subur untukmenghasilkan hipotesis
yang bisa diuji. Tanpa adanya teori yang mengatur observasi
dan menunjukkan arah penelitian, maka sains tidak akan
berkembang.
 Teori bukan merupakan khayalan - khayalan tidak berguna
yang dikemukakan oleh sarjana-sarjana tidak praktis yang
tidak mau berkecimpung dalam penelitian ilmiah.
 Sebenarnya, teori itu sendiri cukup praktis dan penting untuk
kemajuan sains. Pemikiran dan observasi empiris adalah dua
landasan penting untuk membangun sebuah teori, tetapi
pemikiran tidak boleh dikemukakan sebelum adanya observasi
yang terkontrol.
 Walaupun teori merupakan konsep yang ruang lingkupnya lebih
sempit dari filsafat, teori adalah istilah yang maknanya lebih
luas daripada hipotesis. Teori yang baik mampu menghasilkan
banyak hipotesis. Hipotesis adalah perkiraan atau prediksi
ilmiah yang cukup spesifik untuk bisa diuji validitasnya melalui
metode ilmiah. Sebuah teori masih terlalu umum untuk bisa
mengarahkan dirinya menuju sebuah pembuktian, tetapi satu
teori yang komprehensif mampu menghasilkan ribuan hipotesis.
Jadi, hipotesis lebih spesifik daripada teori. Akan tetapi, jangan
mencampuradukkan hipotesis dengan teori.
 Tentu saja, teori dan hipotesis saling berkaitan erat. Dengan
menggunakan pemikiran deduktif (dari umum ke khusus),
seorang peneliti dapat menarik hipotesis yang bisa diuji dari
sebuah teori yang baik kemudian menguji hipotesis tersebut.
Hasil dari pengujian ini-apakah mendukung atau membantah
hipotesis-akan menjadi masukan bagi teori tersebut. Dengan
menggunakan pemikiran induktif (dari khusus ke umum),
peneliti akan memanfaatkan teori untuk menjelaskan hasil
penelitian. Ketika teori berkembang dan berubah, teori dapat
menghasilkan hipotesis lain, dan ketika hipotesis itu diuji maka
hasilnya akan mengubah kembali teori tersebut.
 Taksonomi adalah klasifikasi berbagai hal berdasarkan
hubungan kekerabatannya.
 Taksonomi dianggap penting untuk perkembangan
ilmu pengetahuan karena tanpa klasifikasi data maka
ilmu pengetahuan tidak akan mampu untuk
berkembang. Akan tetapi, klasifikasi saja tidak akan
membuatnya menjadi teori. Namun, taksonomi dapat
berkembang menjadi teori ketika mulai menghasilkan
hipotesis yang bisa diuji dan menjelaskan hasil
penelitian. Contohnya, Robert McCrae dan Paul Costa
memulai penelitian mereka dengan
mengklasifikasikan manusia ke dalam lima sifat
kepribadian yang menetap; kemudian klasifikasi ini
menjadi teori serta mampu menghasilkan hipotesis
dan menjelaskan hasil penelitian.
 Jika teori
kepribadian
benar-benar
ilmiah,
mengapa ada
banyak teori
yang berbeda ?
 Munculnya banyak teori yang berbeda karena sifat
dasar teori memperbolehkan seorang teoretikus untuk
berspekulasi dari sudut pandang tertentu. Para
teoretikus harus mampu berlaku seobjektif mungkin
ketika mengumpulkan data, tetapi keputusan
mengenai data apayang dikumpulkan dan bagaimana
data diinterpretasikan adalah hak pribadi mereka.
Teori bukan merupakan hukum-hukum yang kekal.
Teori dibangun, bukan dari kenyataan yang sudah
terbukti, tetapi dari asumsi -asumsi yang
diinterpretasikan oleh individu.
 Semua teori merupakan cerminan dari latar belakang
penemunya, seperti pengalaman masa kecil, falsafah
hidup, hubungan interpersonal, dan cara memandang
dunia. Oleh karena observasi dipengaruhi oleh
kerangka pikiran dari masing-masing pengamat, maka
muncullah banyak teori yang berbeda. Meskipun
demikian, teori-teori tersebut dapat dimanfaatkan.
Manfaat dari sebuah teori tidak
bergantung pada nilai rasionalnya atau
pada kesesuaiannya dengan teori
lainnya, namun lebih bergantung pada
kemampuannya untuk menghasilkan
penelitian dan menjelaskan data hasil
penelitian serta observasi lainnya.
 Oleh karena teori kepribadian berkembang dari kepribadian para
pembuat teori (teoretikus), maka studi tentang kepribadian
mereka dianggap tepat. Beberapa tahun terakhir, cabang ilmu
psikologi yang disebut psikologi sains (psychology of science)
telah mulai mempelajari sifat pribadi para ilmuwan. Psikologi
sains mempelajari sains dan juga perilaku para ilmuwan; yaitu
meneliti dampak psikologis seorang ilmuwan dan karakteristik
pribadinya terhadap pengembangan teori ilmiah dan
penelitiannya (Feist, 1993, 1994, 2006; Feist & Gorman, 1998;
Gholson, Shadish, Neimeyer, & Houts, 1989). Dengan kata lain,
psikologi sains mempelajari bagaimana kepribadian ilmuwan,
proses kognitif, sejarah perkembangan, dan pengalaman sosial
memengaruhi bidang ilmu yang mereka geluti dan teori yang
mereka ciptakan. Beberapa peneliti (Hart, 1982; Johnson,
Germer, Efran, & Overton, 1998; Simonton, 2000; Zachar &
Leong, 1992) telah menunjukkan bahwa perbedaan kepribadian
memengaruhi orientasi teoretis seseorang dan kecenderungan
seseorang untuk mengarah pada sisi "keras" atau "lunak" dari
suatu disiplin ilmu.
 Sebuah pemahaman teori kepribadian bersandar pada informasi tentang
latar belakang sejarah, sosial, dan psikologis masing-masing teoretikus
pada saat ia menciptakan sebuah teori. Oleh karena kita percaya bahwa
teori kepribadian menggambarkan kepribadian si teoretikus, maka kita
sudah memasukkan informasi biografi yang cukup banyak untuk setiap
teoretikus besar. Memang, perbedaan kepribadian di antara para
teoretikus menjadi penyebab utama perbedaan pandangan antara
mereka yang cenderung pada psikologi kuantitatif (pakar dalam hal
perilaku, pembelajaran sosial, dan sifat) dan mereka yang cenderung
pada psikologi klinis dan kualitatif (psikoanalis, humanis, dan
eksistensialis).
 Walaupun sebagian dari kepribadian teoretikus memengaruhi teori yang
dihasilkannya, tidak seharusnya hal ini menjadi faktor penentu satu-
satunya dari teori tersebut. Demikian juga, penerimaan saudara
terhadap satu teori atau teori lainnya seharusnya tidak bergantung
hanya pada nilai-nilai pribadi dan minat saudara. Ketika menilai dan
memilih sebuah teori, saudara sebaiknya mengakui bahwa sejarah
pribadi teoretikus memengaruhi teorinya, tetapi pada akhirnya saudara
sebaiknya menilai sebuah teori berdasarkan kriteria ilmiah yang tidak
bergantung pada sejarah pribadi seseorang. Beberapa pengamat (Feist,
2006; Feist & Gorman, 1998) telah membedakan antara sains sebagai
proses dan sains sebagai produk. Proses ilmiah mungkin dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi teoretikus, tetapi manfaat akhir dari produk
ilmiah harus dinilai secara terpisah dari proses ilmiahnya.
 Sebuah teori yang
bermanfaat memiliki
interaksi yang dinamis
dengan data hasil penelitian.
 Pertama , sebuah teori melahirkan
beberapa hipotesis yang bisa diuji
melalui penelitian untuk
menghasilkan data penelitian. Data-
data ini dimasukkan kembali ke
dalam teori sehingga mengubah
bentuk teori tersebut. Dari bentuk
teori yang baru, peneliti dapat
menarik hipotesis lain, mengujinya
melalui penelitian baru dan
menghasilkan tambahan data, yang
pada akhirnya kembali mengubah
bentuk dan memperluas teori. Siklus
ini terus berlangsung selama teori
terbukti bermanfaat.
 Kedua, sebuah teori yang bermanfaat
dapat mengubah data penelitian
menjadi lebih dari sekadar data dan
memberikan penjelasan tentang hasil
penelitian ilmiah.
Selain untuk
menstimulasi
penelitian dan
menjelaskan data
penelitian, teori yang
bermanfaat harus
memperlihatkan
kemungkinan untuk
dikaji ulang,
menyediakan panduan
bagi para praktisi
untuk meneliti
konsisten dan
memperoleh jawaban
sesederhana mungkin
Dengan demikian
teori yang
bermanfaat harus
memiliki 6 kriteria :
1. Mengembangkan
penelitian
2. Dapat dikaji ulang
3. Mengorganisasi
pengetahuan
4. Memberi panduan
pemecahan masalah
5. Konsistensi internal
6. Sederhana
Hipotesis
Penelitian
Data hasil
Penelitian
Teori
Data mengubah
bentuk teori
Teori mengubah
data menjadi
bermakna
 Kriteria paling penting untuk menilai sebuah teori bermanfaat
atau tidak adalah dari kemampuannya menstimulasi dan
mengarahkan penelitian lebih lanjut. Tanpa adanya teori yang
memadai untuk menunjukkan arah penelitian, banyak hasil
penelitian secara empiris tidak diketahui penyebabnya.
 Teori yang bermanfaat akan menstimulus dua jenis penelitian:
penelitian deskriptif (desriptive research) dan pengujian hipotesis
(hypothesis testing). Penelitian deskriptif, yg dapat memperluas
teori, menitikberatkan pada pengukuran, pemberian label, dan
kateegorisasi satuan yang dipakai dalam membangun teori.
Penelitian deskriptif mempunyai hubungan simbiosis dengan
teori. Di satu sisi, penelitian ini menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk membangun teori, di sisi lain, penelitian ini
berkembang dari teori yang dinamis dan luas. Semakin
bermanfaat suatu teori maka semakin banyak penelitian yang
dihasilkan dan semakin banyak pula jumlah penelitian
deskriptifnya yang pada akhirnya semakin lengkap pula teorinya.
pengujian hipotesis (hypothesis testing) mengarah pada
pembuktian tidak langsung dari manfaat satu teori
 Sebuah teori juga harus bisa dinilai dari kemampuannya untuk
dikonfirmasi (confirmed) atau disangkal (disconfirmed), oleh
karena itu teori harus bisa dikaji ulang (falsifiable). Untuk bisa
diulang, sebuah teori harus cukup jelas untuk mengarahkan
penelitian yang hasilnya bisa mendukung atau tidak mendukung
prinsip utamanya. Jika sebuah teori terlalu samar dan tidak jelas,
maka hasil penelitian, baik positif maupun negatif bisa
diinterpretasikan sebagai hal yang mendukung teori. Akibatnya,
teori tersebut tidak bisa diulang dan tidak bermanfaat lagi. Akan
tetapi,falsifiability tidak sama dengan tidak benar (false), ini
hanya berarti bahwa hasil penelitian yang negatif akan
menyangkal teori dan memaksa teoretikusnya untuk membuang
teori itu atau mengubahnya.
 Teori yang falsifiable memengaruhi hasil eksperimen. Sains
dibedakan dengan sesuatu yang bukan sains dari kemampuannya
untuk menolak gagasan yang tidak didukung bukti empiris
walaupun gagasan tersebut tampak logis dan rasional.
Contohnya, Aristotle menggunakan logika dalam pernyataannya
bahwa tubuh yang ringan akan jatuh dengan kecepatan yang
lebih lambat dibandingkan dengan tubuh yang berat. Walaupun
pendapatnya "masuk akal", terdapat satu kendala yaitu, secara
empiris, pendapat ini salah.
 Teori yang sangat bergantung pada perubahan alam
bawah sadar yang tidak bisa diamati akan semakin sulit
untuk dibuktikan atau disangkal. Contohnya, teori Freud
menyatakan bahwa banyak emosi dan perilaku kita, yang
disebabkan oleh kecenderungan alam bawah sadar, yang
berlawanan dengan perilaku yang kita perlihatkan.
Misalnya, kebencian yang tidak disadari mungkin
diekspresikan sebagai cinta yang disadari, atau ketakutan
yang tidak disadari terhadap perasaan homoseksual yang
terdapat dalam dirinya sendiri mungkin akan
memunculkan permusuhan yang berlebihan terhadap
kaum homoseksual. Oleh karena teori Freud
memperbolehkan adanya perubahan/transformasi pada
alam bawah sadar, maka hampir tidak mungkin untuk
membuktikan atau menyangkal teori tersebut. Sebuah
teori yang mampu menjelaskan semua hal tidak akan
menjelaskan apapun.
 Teori yang bermanfaat seharusnya juga mampu mengorganisasi
pengetahuan yang saling bertentangan. Tanpa pengorganisasian
dan kategorisasi, hasil penelitian tidak akan ada artinya dan
dibiarkan begitu saja. Kecuali data diolah menjadi kerangka
pikir yang dapat dipahami, peneliti tidak akan mempunyai arah
yang jelas untuk diikuti dalam mencari pengetahuan lebih
lanjut. Mereka tidak dapat membuat pertanyaan tanpa adanya
kerangka teoretis yang mendasari informasi yang mereka
peroleh. Tanpa adanya pertanyaan, maka penelitian lebih lanjut
sulit untuk dilakukan.
 Teori kepribadian yang bermanfaat hams mampu menyatukan
dari apa yang sudah iiketahui tentang perilaku manusia dengan
perkembangan kepribadian. Teori ini harus mampu mengubah
sebanyak mungkin informasi menjadi kerangka pikir yang lebih
bermakna. Jika teori kepribadian tidak memberikan penjelasan
yang masuk akal tentang perilaku tertentu, maka teori tersebut
menjadi tidak bermanfaat.
 Kriteria keempat untuk teori yang bermanfaat adalah kemampuannya
untuk memandu praktisi menghadapi permasalahan sehari-hari yang
sulit. Contohnya, para orang tua, guru, manajer bisnis, dan psikoterapis
sering dihadapkan pada banyak pertanyaan di mana mereka mencoba
untuk menemukan jawabannya. Teori yang baik menyediakan petunjuk
untuk memukan jawaban-jawaban tersebut. Tanpa teori yang
bermanfaat, praktisi akan terjebak dalam teknik coba-salah (trial and
error), dengan orientasi teoretis yang baik, mereka bisa menentukan
tindakan tepat yang harus dilakukan.
 Untuk psikoanalis Freudian dan terapis Rogerian, jawaban atas
pertanyaan yang sama akan sangat berbeda. Untuk pertanyaan
"Bagaimana aku bisa memberikan perawatan terbaik untuk pasien ini?"
terapis psikoanalisis akan menjawab dengan: Jika psikoneurosis
disebabkan oleh konflik seksual di masa kecil yang telah masuk ke alam
bawah sadar, maka cara terbaik bagi saya untuk membantu pasien ini
adalah dengan mempelajari represi-represi tersebut dan membiarkan
pasien mengulang kembali pengalaman-pengalamannya tanpa adanya
konflik yang hadir. Untuk pertanyaan yang sama, terapis Rogerian akan
menjawab: Jika, untuk bisa dewasa secara psikologis manusia
membutuhkan empati, perhatian positif yang tidak bersyarat, dan
hubungan yang seimbang dengan terapis, maka cara terbaik bagi saya
untuk membantunya adalah dengan menciptakan kondisi yang
membuatnya nyaman dan tidak merasa terancam. Perhatikan bahwa
kedua terapis menjawab dalam kerangka jika-maka (if-then), walaupun
kedua jawaban tersebut menyebutkan dua tindakan yang berbeda.
 Juga termasuk dalam kriteria ini adalah bagaimana
sebuah teori menstimulasi gagasan dan tindakan dalam
disiplin ilmu lainnya, seperti seni, sastra (termasuk film
dan drama televisi), hukum, sosiologi, filsafat, agama,
pendidikan, administrasi bisnis, dan psikoterapi.Sebagian
besar teori yang dibahas dalam buku ini sudah
memengaruhi wilayah lain di luar psikologi. Contohnya,
teari Freud telah mendorong penelitian tentang
pemulihan ingatan (recovered memories), sebuah topik
yang sangat penting bagi para pengacara. Juga, teori Carl
Jung menarik minat para ahli agama dan merebut
perhatian para penulis populer, seperti Joseph Campbell
dan lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada teori Alfred
Adler, Erik Erikson, B. F. Skinner, Abraham Maslow, Carl
Rogers, Rollo May, dan teoretikus kepribadian lainnya
yang telah menarik minat dan perhatian bidang-bidang
ilmu lainnya.
 Sebuah teori yang bermanfaat tidak perlu konsisten dengan
teori lain, tetapi teori ini harus konsisten dengan dirinya
sendiri. Teori yang konsisten secara internal adalah teori
yang komponen-kamponennya memiliki kemiripan secara
logis. Batasan terhadap ruang lingkupnya ditentukan
dengan hati-hati dan karena itu tidak memberikan
penjelasan di luar dari ruang lingkupnya. Teori yang
memiliki konsistensi internal juga menggunakan bahasa
yang konsisten; yaitu, teori tersebut tidak menggunakan
istilah yang sama untuk dua hal berbeda atau
menggunakan dua istilah berbeda untuk konsep yang sama
 Teori yang baik akan menggunakan konsep dan istilah yang
sudah didefinisikan secara operasional dan jelas. Definisi
operasional adalah definisi yang menentukan satuan dalam
hal perilaku dan peristiwa teramati yang bisa diukur.
Contohnya, ekstrover bisa didefinisikan secara operasional
sebagai tiap orang yang mencapai skor tertentu, yang
sudah ditetapkan sebelumnya, dalam sebuah tes
kepribadian.
 Ketika dua teori mempunyai kesamaan dalam hal
kemampuannva untuk menghasilkan penelitian,
dapat disangkal memberi makna pada data,
memandu praktisi dan mempunyai konsistensi
internal, ternyata teori yang lebih sederhana
lebih disukai. Ini adalah hukum parsimony.
 Pada kenyataannya, tentu saja, dua teori tidak
pernah tepat sama dalam kriteria-kriteria ini,
tetapi secara umum, teori yang sederhana dan
langsung pada masalah lebih bermanfaat dari
pada teori dengan Konsep yang rumit dan bahasa
yang esoteris (yang hanya dipahami oleh kalangan
tertentu).
 Seperti sudah kita ketahui sebelumnya, kriteria
utama suatu teori yang bermanfaat adalah
kemampuannya menghasilkan penelitian. Kita
juga mengetahui bahwa teori dan data penelitian
mempunyai hubungan berkesinambungan: teori
memberi makna pada data dan data berasal dari
penelitian eksperimental yang dibuat untuk
menguji hipotesis yang berasal dari teori. Namun,
tidak semua data berasal dari penelitian
eksperimental. Banyak di antaranya berasal dari
observasi yang kita buat setiap hari. Observasi
artinya hanya memperhatikan sesuatu atau
memberi perhatian pada sesuatu.
Sekian
dan
Wassalammu’alaikum Wr.Wb
rahmadagungnugraha@yahoo.com

Contenu connexe

Tendances

Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosialPuryanto SS
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie kliendihastinee
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenVivia Maya Rafica
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theorymankoma2012
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisapsepti17
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertrina_nurjanah96
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalDiana Amelia Bagti
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptNofrida Atika
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatanAfra Balqis
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 

Tendances (20)

Psikologi sosial
Psikologi sosialPsikologi sosial
Psikologi sosial
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
 
Social Learning Theory
Social Learning TheorySocial Learning Theory
Social Learning Theory
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
 
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
Persepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - pptPersepsi Sosial - ppt
Persepsi Sosial - ppt
 
Cattell
CattellCattell
Cattell
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatan
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 

Similaire à TEORI DALAM PSIKOLOGI

Pengantar - Teori Kepribadian.pptx
Pengantar - Teori Kepribadian.pptxPengantar - Teori Kepribadian.pptx
Pengantar - Teori Kepribadian.pptxcitrahatileometa1
 
Modul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handoutModul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handoutFaiz Sujudi
 
Modul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handout Modul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handout mankoma2013
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaARIYASAFIKAR1
 
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_okFilsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_okKira R. Yamato
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalYossytaAryanto
 

Similaire à TEORI DALAM PSIKOLOGI (20)

Pengantar - Teori Kepribadian.pptx
Pengantar - Teori Kepribadian.pptxPengantar - Teori Kepribadian.pptx
Pengantar - Teori Kepribadian.pptx
 
Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Modul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handoutModul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handout
 
Modul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handout Modul 1 tekom s1 handout
Modul 1 tekom s1 handout
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
materi_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.pptmateri_1_hidayat.ppt
materi_1_hidayat.ppt
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_okFilsafat ipa pertemuan_ib_ok
Filsafat ipa pertemuan_ib_ok
 
Bab 6 husni (1)
Bab 6 husni (1)Bab 6 husni (1)
Bab 6 husni (1)
 
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soalTugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
Tugas pengantar filsafat ilmu kumpulan soal
 
Filsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkapFilsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkap
 
Ilmu
IlmuIlmu
Ilmu
 

Dernier

Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfSBMNessyaPutriPaulan
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimNodd Nittong
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 

Dernier (20)

Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdfPPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
PPT Hukum Adat Keberadaan Hukum Adat Di Kehidupan Masyarakat.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin LimAsi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
Asi Eksklusif Dong - buku untuk para ayah - Robin Lim
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 

TEORI DALAM PSIKOLOGI

  • 1. PERTEMUAN PERTAMA Rahmad Agung Nugraha, S.Psi, M.Si Universitas Pancasakti Tegal
  • 3.  Kata "teori" adalah kata dalam bahasa Inggris yang penggunaannya sering kali tidak tepat dan disalahartikan. Beberapa orang membandingkan teori dengan kebenaran atau fakta, tetapi antitesis semacam itu menunjukkan kurangnya pemahaman mendasar akan tiga istilah tersebut. Dalam sains, teori merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan suatu penelitian dan mengatur observasi, sedangkan "kebenaran" atau "fakta" tidak mempunyai tempat dalam terminologi ilmiah.
  • 4.  Teori ilmiah adalah sekumpulan asumsi yang saling berkaitan yang memungkinkan ilmuwan menggunakan pemikiran logika deduktif maupun logika induktif untuk merumuskan hipotesis yang bisa diuji
  • 5. 1. Pertama, teori adalah sekumpulan asumsi. Asumsi tunggal tidak akan bisa memenuhi semua persyaratan dari sebuah teori. Asumsi tunggal, contohnya, tidak bisa digunakan untuk mengintegrasikan beberapa observasi, sesuatu yang seharusnya bisa dipenuhi oleh sebuah teori. 2. Kedua, teori adalah sekumpulan asumsi yang saling berkaitan. Asumsi yang berdiri sendiri tidak mempunyai konsistensi internal dan tidak bisa digunakan untuk menghasilkan hipotesis yang signifikan dua kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah teori.
  • 6. 3. Kata kunci ketiga dalam definisi tersebut adalah asumsi. Komponen-komponen dalam sebuah teori bukan merupakan fakta yang telah terbukti, dalam arti sudah terbukti kebenarannya. Komponen-komponen tersebut seolah-olah dianggap sebagai kebenaran. Ini adalah langkah praktis yang diambil agar ilmuwan bisa melakukan penelitian yang hasilnya bisa terus digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki teori awal. 4. Keempat, peneliti menggunakan pemikiran logika deduktif untuk merumuskan hipotesis. Prinsip-prinsip teori harus dinyatakan dengan tepat dan konsisten secara logis untuk memudahkan para ilmuwan menarik kesimpulan dari hipotesis yang sudah dirumuskan sebelumnya. Hipotesis bukanlah komponen dari sebuah teori, tetapi berasal dari teori tersebut. Ini merupakan tugas seorang ilmuwan yang imajinatif untuk memulai dari teori umum kemudian melalui pemikiran deduktif sampai pada sebuah hipotesis tertentu yang bisa diuji. Jika dalil-dalil teoretis umum tidak logis, maka teori itu tidak bisa digunakan untuk merumuskan hipotesis. Lebih lanjut, jika seorang peneliti menggunakan logika yang salah dalam menarik kesimpulan hipotesis, maka hasil penelitian tidak ada artinya dan tidak akan memberikan kontribusi pada proses rekonstruksi teori.
  • 7. 5. Bagian akhir dari definisi tersebut adalah bisa diuji. Sebuah hipotesis yang tidak bisa diuji tidak akan ada gunanya. Hipotesis memang tidak perlu segera diuji, tetapi harus menggambarkan kemungkinan bisa diuji sehingga para ilmuwan di masa yang akan datang dapat mengembangkan cara-cara yang diperlukan untuk mengujinya.
  • 8.  Manusia kadang-kadang mencampuradukkan teori dengan filsafat, pemikiran, hipotesis, taksonomi. Walaupun teori berkaitan dengan masing-masing konsep, teori tidak bisa disamakan dengan satu pun dari konsep tersebut.
  • 9.  Pertama, teori berkaitan dengan filsafat, tetapi dalam pengertian yang lebih sempit. Filsafat artinya kecintaan akan kebijaksanaan, dan filsuf adalah orang- orang yang mencari kebijaksanaan melalui pemikiran dan perenungan. Filsuf bukan ilmuwan, mereka tidak melakukan penelitian yang terkontrol untuk memperoleh kebijaksanaan. Filsafat memiliki beberapa cabang ilmu, salah satunya adalah epistemologi atau sifat dasar pengetahuan. Teori paling dekat kaitannya dengan epistemologi karena para ilmuwan sering kali menggunakannya untuk mencari pengetahuan.  Teori tidak berhubungan dengan "seharusnya" (ought) atau "sebaiknya" (should). Oleh karena itu, sekumpulan prinsip tentang bagaimana seseorang sebaiknya menjalani hidup tidak bisa disebut sebagai teori. Prinsip semacam itu melibatkan nilai - nilai dan mendapat perhatian penting dalam filsafat. Walaupun teori tidak terbebas dari nilai-nilai, tetapi teori dibangun dari bukti ilmiah yang diperoleh dari keadaan yang relatif tidak bias. Tadi, tidak ada teori yang menyatakan mengapa masyarakat sebaiknya membantu para tunawisma atau apa yang menyebabkan karya seni dianggap hebat.  Filsafat berhubungan dengan apa yang seharusnya atau apa yang sebaiknya; berbeda dengan teori. Teori berhubungan dengan sekumpulan besar pernyataan "jika-maka" (if - then), tetapi kelebihan atau kekurangan yang terdapat dalam pernyataan tersebut berada di luar wilayah teori. Contohnya, sebuah teori mungkin menyatakan jika anak-anak dibesarkan dalam kondisi di mana benar- benar tidak ada kontak dengan manusia, maka mereka tidak akan memiliki kemampuan berbahasa manusia, tidak memperlihatkan perilaku pengasuhan, dan sebagainya. Akan tetapi, pernyataan tersebut sama sekali tidak mengatakan tentang moralitas dari pengasuhan semacam itu.
  • 10.  Kedua, teori bergantung pada pemikiran atau spekulasi, tetapi mereka lebih dari sekadar pemikiran biasa. Mereka bukan berasal dari pikiran seorang pemikir besar yang terlepas dari pengamatan empiris. Mereka berkaitan erat dengan data yang dikumpulkan secara empiris dan juga dengan sains.  Apa hubungan atara teori dan sains? Sains (science) adalah cabang ilmu yang Mengutamakan observasi dan klasifikasi data serta pembuktian hukum-hukum umum melalui pengujian hipotesis. Teori merupakan alat yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memberi makna dan mengatur observasi. Teori menyediakan lahan yang subur untukmenghasilkan hipotesis yang bisa diuji. Tanpa adanya teori yang mengatur observasi dan menunjukkan arah penelitian, maka sains tidak akan berkembang.  Teori bukan merupakan khayalan - khayalan tidak berguna yang dikemukakan oleh sarjana-sarjana tidak praktis yang tidak mau berkecimpung dalam penelitian ilmiah.  Sebenarnya, teori itu sendiri cukup praktis dan penting untuk kemajuan sains. Pemikiran dan observasi empiris adalah dua landasan penting untuk membangun sebuah teori, tetapi pemikiran tidak boleh dikemukakan sebelum adanya observasi yang terkontrol.
  • 11.  Walaupun teori merupakan konsep yang ruang lingkupnya lebih sempit dari filsafat, teori adalah istilah yang maknanya lebih luas daripada hipotesis. Teori yang baik mampu menghasilkan banyak hipotesis. Hipotesis adalah perkiraan atau prediksi ilmiah yang cukup spesifik untuk bisa diuji validitasnya melalui metode ilmiah. Sebuah teori masih terlalu umum untuk bisa mengarahkan dirinya menuju sebuah pembuktian, tetapi satu teori yang komprehensif mampu menghasilkan ribuan hipotesis. Jadi, hipotesis lebih spesifik daripada teori. Akan tetapi, jangan mencampuradukkan hipotesis dengan teori.  Tentu saja, teori dan hipotesis saling berkaitan erat. Dengan menggunakan pemikiran deduktif (dari umum ke khusus), seorang peneliti dapat menarik hipotesis yang bisa diuji dari sebuah teori yang baik kemudian menguji hipotesis tersebut. Hasil dari pengujian ini-apakah mendukung atau membantah hipotesis-akan menjadi masukan bagi teori tersebut. Dengan menggunakan pemikiran induktif (dari khusus ke umum), peneliti akan memanfaatkan teori untuk menjelaskan hasil penelitian. Ketika teori berkembang dan berubah, teori dapat menghasilkan hipotesis lain, dan ketika hipotesis itu diuji maka hasilnya akan mengubah kembali teori tersebut.
  • 12.  Taksonomi adalah klasifikasi berbagai hal berdasarkan hubungan kekerabatannya.  Taksonomi dianggap penting untuk perkembangan ilmu pengetahuan karena tanpa klasifikasi data maka ilmu pengetahuan tidak akan mampu untuk berkembang. Akan tetapi, klasifikasi saja tidak akan membuatnya menjadi teori. Namun, taksonomi dapat berkembang menjadi teori ketika mulai menghasilkan hipotesis yang bisa diuji dan menjelaskan hasil penelitian. Contohnya, Robert McCrae dan Paul Costa memulai penelitian mereka dengan mengklasifikasikan manusia ke dalam lima sifat kepribadian yang menetap; kemudian klasifikasi ini menjadi teori serta mampu menghasilkan hipotesis dan menjelaskan hasil penelitian.
  • 13.  Jika teori kepribadian benar-benar ilmiah, mengapa ada banyak teori yang berbeda ?  Munculnya banyak teori yang berbeda karena sifat dasar teori memperbolehkan seorang teoretikus untuk berspekulasi dari sudut pandang tertentu. Para teoretikus harus mampu berlaku seobjektif mungkin ketika mengumpulkan data, tetapi keputusan mengenai data apayang dikumpulkan dan bagaimana data diinterpretasikan adalah hak pribadi mereka. Teori bukan merupakan hukum-hukum yang kekal. Teori dibangun, bukan dari kenyataan yang sudah terbukti, tetapi dari asumsi -asumsi yang diinterpretasikan oleh individu.  Semua teori merupakan cerminan dari latar belakang penemunya, seperti pengalaman masa kecil, falsafah hidup, hubungan interpersonal, dan cara memandang dunia. Oleh karena observasi dipengaruhi oleh kerangka pikiran dari masing-masing pengamat, maka muncullah banyak teori yang berbeda. Meskipun demikian, teori-teori tersebut dapat dimanfaatkan. Manfaat dari sebuah teori tidak bergantung pada nilai rasionalnya atau pada kesesuaiannya dengan teori lainnya, namun lebih bergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan penelitian dan menjelaskan data hasil penelitian serta observasi lainnya.
  • 14.  Oleh karena teori kepribadian berkembang dari kepribadian para pembuat teori (teoretikus), maka studi tentang kepribadian mereka dianggap tepat. Beberapa tahun terakhir, cabang ilmu psikologi yang disebut psikologi sains (psychology of science) telah mulai mempelajari sifat pribadi para ilmuwan. Psikologi sains mempelajari sains dan juga perilaku para ilmuwan; yaitu meneliti dampak psikologis seorang ilmuwan dan karakteristik pribadinya terhadap pengembangan teori ilmiah dan penelitiannya (Feist, 1993, 1994, 2006; Feist & Gorman, 1998; Gholson, Shadish, Neimeyer, & Houts, 1989). Dengan kata lain, psikologi sains mempelajari bagaimana kepribadian ilmuwan, proses kognitif, sejarah perkembangan, dan pengalaman sosial memengaruhi bidang ilmu yang mereka geluti dan teori yang mereka ciptakan. Beberapa peneliti (Hart, 1982; Johnson, Germer, Efran, & Overton, 1998; Simonton, 2000; Zachar & Leong, 1992) telah menunjukkan bahwa perbedaan kepribadian memengaruhi orientasi teoretis seseorang dan kecenderungan seseorang untuk mengarah pada sisi "keras" atau "lunak" dari suatu disiplin ilmu.
  • 15.  Sebuah pemahaman teori kepribadian bersandar pada informasi tentang latar belakang sejarah, sosial, dan psikologis masing-masing teoretikus pada saat ia menciptakan sebuah teori. Oleh karena kita percaya bahwa teori kepribadian menggambarkan kepribadian si teoretikus, maka kita sudah memasukkan informasi biografi yang cukup banyak untuk setiap teoretikus besar. Memang, perbedaan kepribadian di antara para teoretikus menjadi penyebab utama perbedaan pandangan antara mereka yang cenderung pada psikologi kuantitatif (pakar dalam hal perilaku, pembelajaran sosial, dan sifat) dan mereka yang cenderung pada psikologi klinis dan kualitatif (psikoanalis, humanis, dan eksistensialis).  Walaupun sebagian dari kepribadian teoretikus memengaruhi teori yang dihasilkannya, tidak seharusnya hal ini menjadi faktor penentu satu- satunya dari teori tersebut. Demikian juga, penerimaan saudara terhadap satu teori atau teori lainnya seharusnya tidak bergantung hanya pada nilai-nilai pribadi dan minat saudara. Ketika menilai dan memilih sebuah teori, saudara sebaiknya mengakui bahwa sejarah pribadi teoretikus memengaruhi teorinya, tetapi pada akhirnya saudara sebaiknya menilai sebuah teori berdasarkan kriteria ilmiah yang tidak bergantung pada sejarah pribadi seseorang. Beberapa pengamat (Feist, 2006; Feist & Gorman, 1998) telah membedakan antara sains sebagai proses dan sains sebagai produk. Proses ilmiah mungkin dipengaruhi oleh karakteristik pribadi teoretikus, tetapi manfaat akhir dari produk ilmiah harus dinilai secara terpisah dari proses ilmiahnya.
  • 16.  Sebuah teori yang bermanfaat memiliki interaksi yang dinamis dengan data hasil penelitian.  Pertama , sebuah teori melahirkan beberapa hipotesis yang bisa diuji melalui penelitian untuk menghasilkan data penelitian. Data- data ini dimasukkan kembali ke dalam teori sehingga mengubah bentuk teori tersebut. Dari bentuk teori yang baru, peneliti dapat menarik hipotesis lain, mengujinya melalui penelitian baru dan menghasilkan tambahan data, yang pada akhirnya kembali mengubah bentuk dan memperluas teori. Siklus ini terus berlangsung selama teori terbukti bermanfaat.  Kedua, sebuah teori yang bermanfaat dapat mengubah data penelitian menjadi lebih dari sekadar data dan memberikan penjelasan tentang hasil penelitian ilmiah.
  • 17. Selain untuk menstimulasi penelitian dan menjelaskan data penelitian, teori yang bermanfaat harus memperlihatkan kemungkinan untuk dikaji ulang, menyediakan panduan bagi para praktisi untuk meneliti konsisten dan memperoleh jawaban sesederhana mungkin Dengan demikian teori yang bermanfaat harus memiliki 6 kriteria : 1. Mengembangkan penelitian 2. Dapat dikaji ulang 3. Mengorganisasi pengetahuan 4. Memberi panduan pemecahan masalah 5. Konsistensi internal 6. Sederhana
  • 18. Hipotesis Penelitian Data hasil Penelitian Teori Data mengubah bentuk teori Teori mengubah data menjadi bermakna
  • 19.  Kriteria paling penting untuk menilai sebuah teori bermanfaat atau tidak adalah dari kemampuannya menstimulasi dan mengarahkan penelitian lebih lanjut. Tanpa adanya teori yang memadai untuk menunjukkan arah penelitian, banyak hasil penelitian secara empiris tidak diketahui penyebabnya.  Teori yang bermanfaat akan menstimulus dua jenis penelitian: penelitian deskriptif (desriptive research) dan pengujian hipotesis (hypothesis testing). Penelitian deskriptif, yg dapat memperluas teori, menitikberatkan pada pengukuran, pemberian label, dan kateegorisasi satuan yang dipakai dalam membangun teori. Penelitian deskriptif mempunyai hubungan simbiosis dengan teori. Di satu sisi, penelitian ini menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun teori, di sisi lain, penelitian ini berkembang dari teori yang dinamis dan luas. Semakin bermanfaat suatu teori maka semakin banyak penelitian yang dihasilkan dan semakin banyak pula jumlah penelitian deskriptifnya yang pada akhirnya semakin lengkap pula teorinya. pengujian hipotesis (hypothesis testing) mengarah pada pembuktian tidak langsung dari manfaat satu teori
  • 20.  Sebuah teori juga harus bisa dinilai dari kemampuannya untuk dikonfirmasi (confirmed) atau disangkal (disconfirmed), oleh karena itu teori harus bisa dikaji ulang (falsifiable). Untuk bisa diulang, sebuah teori harus cukup jelas untuk mengarahkan penelitian yang hasilnya bisa mendukung atau tidak mendukung prinsip utamanya. Jika sebuah teori terlalu samar dan tidak jelas, maka hasil penelitian, baik positif maupun negatif bisa diinterpretasikan sebagai hal yang mendukung teori. Akibatnya, teori tersebut tidak bisa diulang dan tidak bermanfaat lagi. Akan tetapi,falsifiability tidak sama dengan tidak benar (false), ini hanya berarti bahwa hasil penelitian yang negatif akan menyangkal teori dan memaksa teoretikusnya untuk membuang teori itu atau mengubahnya.  Teori yang falsifiable memengaruhi hasil eksperimen. Sains dibedakan dengan sesuatu yang bukan sains dari kemampuannya untuk menolak gagasan yang tidak didukung bukti empiris walaupun gagasan tersebut tampak logis dan rasional. Contohnya, Aristotle menggunakan logika dalam pernyataannya bahwa tubuh yang ringan akan jatuh dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan dengan tubuh yang berat. Walaupun pendapatnya "masuk akal", terdapat satu kendala yaitu, secara empiris, pendapat ini salah.
  • 21.  Teori yang sangat bergantung pada perubahan alam bawah sadar yang tidak bisa diamati akan semakin sulit untuk dibuktikan atau disangkal. Contohnya, teori Freud menyatakan bahwa banyak emosi dan perilaku kita, yang disebabkan oleh kecenderungan alam bawah sadar, yang berlawanan dengan perilaku yang kita perlihatkan. Misalnya, kebencian yang tidak disadari mungkin diekspresikan sebagai cinta yang disadari, atau ketakutan yang tidak disadari terhadap perasaan homoseksual yang terdapat dalam dirinya sendiri mungkin akan memunculkan permusuhan yang berlebihan terhadap kaum homoseksual. Oleh karena teori Freud memperbolehkan adanya perubahan/transformasi pada alam bawah sadar, maka hampir tidak mungkin untuk membuktikan atau menyangkal teori tersebut. Sebuah teori yang mampu menjelaskan semua hal tidak akan menjelaskan apapun.
  • 22.  Teori yang bermanfaat seharusnya juga mampu mengorganisasi pengetahuan yang saling bertentangan. Tanpa pengorganisasian dan kategorisasi, hasil penelitian tidak akan ada artinya dan dibiarkan begitu saja. Kecuali data diolah menjadi kerangka pikir yang dapat dipahami, peneliti tidak akan mempunyai arah yang jelas untuk diikuti dalam mencari pengetahuan lebih lanjut. Mereka tidak dapat membuat pertanyaan tanpa adanya kerangka teoretis yang mendasari informasi yang mereka peroleh. Tanpa adanya pertanyaan, maka penelitian lebih lanjut sulit untuk dilakukan.  Teori kepribadian yang bermanfaat hams mampu menyatukan dari apa yang sudah iiketahui tentang perilaku manusia dengan perkembangan kepribadian. Teori ini harus mampu mengubah sebanyak mungkin informasi menjadi kerangka pikir yang lebih bermakna. Jika teori kepribadian tidak memberikan penjelasan yang masuk akal tentang perilaku tertentu, maka teori tersebut menjadi tidak bermanfaat.
  • 23.  Kriteria keempat untuk teori yang bermanfaat adalah kemampuannya untuk memandu praktisi menghadapi permasalahan sehari-hari yang sulit. Contohnya, para orang tua, guru, manajer bisnis, dan psikoterapis sering dihadapkan pada banyak pertanyaan di mana mereka mencoba untuk menemukan jawabannya. Teori yang baik menyediakan petunjuk untuk memukan jawaban-jawaban tersebut. Tanpa teori yang bermanfaat, praktisi akan terjebak dalam teknik coba-salah (trial and error), dengan orientasi teoretis yang baik, mereka bisa menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan.  Untuk psikoanalis Freudian dan terapis Rogerian, jawaban atas pertanyaan yang sama akan sangat berbeda. Untuk pertanyaan "Bagaimana aku bisa memberikan perawatan terbaik untuk pasien ini?" terapis psikoanalisis akan menjawab dengan: Jika psikoneurosis disebabkan oleh konflik seksual di masa kecil yang telah masuk ke alam bawah sadar, maka cara terbaik bagi saya untuk membantu pasien ini adalah dengan mempelajari represi-represi tersebut dan membiarkan pasien mengulang kembali pengalaman-pengalamannya tanpa adanya konflik yang hadir. Untuk pertanyaan yang sama, terapis Rogerian akan menjawab: Jika, untuk bisa dewasa secara psikologis manusia membutuhkan empati, perhatian positif yang tidak bersyarat, dan hubungan yang seimbang dengan terapis, maka cara terbaik bagi saya untuk membantunya adalah dengan menciptakan kondisi yang membuatnya nyaman dan tidak merasa terancam. Perhatikan bahwa kedua terapis menjawab dalam kerangka jika-maka (if-then), walaupun kedua jawaban tersebut menyebutkan dua tindakan yang berbeda.
  • 24.  Juga termasuk dalam kriteria ini adalah bagaimana sebuah teori menstimulasi gagasan dan tindakan dalam disiplin ilmu lainnya, seperti seni, sastra (termasuk film dan drama televisi), hukum, sosiologi, filsafat, agama, pendidikan, administrasi bisnis, dan psikoterapi.Sebagian besar teori yang dibahas dalam buku ini sudah memengaruhi wilayah lain di luar psikologi. Contohnya, teari Freud telah mendorong penelitian tentang pemulihan ingatan (recovered memories), sebuah topik yang sangat penting bagi para pengacara. Juga, teori Carl Jung menarik minat para ahli agama dan merebut perhatian para penulis populer, seperti Joseph Campbell dan lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada teori Alfred Adler, Erik Erikson, B. F. Skinner, Abraham Maslow, Carl Rogers, Rollo May, dan teoretikus kepribadian lainnya yang telah menarik minat dan perhatian bidang-bidang ilmu lainnya.
  • 25.  Sebuah teori yang bermanfaat tidak perlu konsisten dengan teori lain, tetapi teori ini harus konsisten dengan dirinya sendiri. Teori yang konsisten secara internal adalah teori yang komponen-kamponennya memiliki kemiripan secara logis. Batasan terhadap ruang lingkupnya ditentukan dengan hati-hati dan karena itu tidak memberikan penjelasan di luar dari ruang lingkupnya. Teori yang memiliki konsistensi internal juga menggunakan bahasa yang konsisten; yaitu, teori tersebut tidak menggunakan istilah yang sama untuk dua hal berbeda atau menggunakan dua istilah berbeda untuk konsep yang sama  Teori yang baik akan menggunakan konsep dan istilah yang sudah didefinisikan secara operasional dan jelas. Definisi operasional adalah definisi yang menentukan satuan dalam hal perilaku dan peristiwa teramati yang bisa diukur. Contohnya, ekstrover bisa didefinisikan secara operasional sebagai tiap orang yang mencapai skor tertentu, yang sudah ditetapkan sebelumnya, dalam sebuah tes kepribadian.
  • 26.  Ketika dua teori mempunyai kesamaan dalam hal kemampuannva untuk menghasilkan penelitian, dapat disangkal memberi makna pada data, memandu praktisi dan mempunyai konsistensi internal, ternyata teori yang lebih sederhana lebih disukai. Ini adalah hukum parsimony.  Pada kenyataannya, tentu saja, dua teori tidak pernah tepat sama dalam kriteria-kriteria ini, tetapi secara umum, teori yang sederhana dan langsung pada masalah lebih bermanfaat dari pada teori dengan Konsep yang rumit dan bahasa yang esoteris (yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu).
  • 27.  Seperti sudah kita ketahui sebelumnya, kriteria utama suatu teori yang bermanfaat adalah kemampuannya menghasilkan penelitian. Kita juga mengetahui bahwa teori dan data penelitian mempunyai hubungan berkesinambungan: teori memberi makna pada data dan data berasal dari penelitian eksperimental yang dibuat untuk menguji hipotesis yang berasal dari teori. Namun, tidak semua data berasal dari penelitian eksperimental. Banyak di antaranya berasal dari observasi yang kita buat setiap hari. Observasi artinya hanya memperhatikan sesuatu atau memberi perhatian pada sesuatu.