3. Kata "teori" adalah kata dalam bahasa Inggris yang
penggunaannya sering kali tidak tepat dan
disalahartikan. Beberapa orang membandingkan
teori dengan kebenaran atau fakta, tetapi
antitesis semacam itu menunjukkan kurangnya
pemahaman mendasar akan tiga istilah tersebut.
Dalam sains, teori merupakan alat yang digunakan
untuk menghasilkan suatu penelitian dan
mengatur observasi, sedangkan "kebenaran" atau
"fakta" tidak mempunyai tempat dalam
terminologi ilmiah.
4. Teori ilmiah adalah sekumpulan asumsi yang
saling berkaitan yang memungkinkan ilmuwan
menggunakan pemikiran logika deduktif maupun
logika induktif untuk merumuskan hipotesis yang
bisa diuji
5. 1. Pertama, teori adalah sekumpulan asumsi. Asumsi
tunggal tidak akan bisa memenuhi semua
persyaratan dari sebuah teori. Asumsi tunggal,
contohnya, tidak bisa digunakan untuk
mengintegrasikan beberapa observasi, sesuatu
yang seharusnya bisa dipenuhi oleh sebuah teori.
2. Kedua, teori adalah sekumpulan asumsi yang
saling berkaitan. Asumsi yang berdiri sendiri
tidak mempunyai konsistensi internal dan tidak
bisa digunakan untuk menghasilkan hipotesis
yang signifikan dua kriteria yang harus dipenuhi
oleh sebuah teori.
6. 3. Kata kunci ketiga dalam definisi tersebut adalah asumsi.
Komponen-komponen dalam sebuah teori bukan merupakan fakta
yang telah terbukti, dalam arti sudah terbukti kebenarannya.
Komponen-komponen tersebut seolah-olah dianggap sebagai
kebenaran. Ini adalah langkah praktis yang diambil agar ilmuwan
bisa melakukan penelitian yang hasilnya bisa terus digunakan
untuk mengembangkan dan memperbaiki teori awal.
4. Keempat, peneliti menggunakan pemikiran logika deduktif untuk
merumuskan hipotesis. Prinsip-prinsip teori harus dinyatakan
dengan tepat dan konsisten secara logis untuk memudahkan para
ilmuwan menarik kesimpulan dari hipotesis yang sudah
dirumuskan sebelumnya.
Hipotesis bukanlah komponen dari sebuah teori, tetapi berasal
dari teori tersebut. Ini merupakan tugas seorang ilmuwan yang
imajinatif untuk memulai dari teori umum kemudian melalui
pemikiran deduktif sampai pada sebuah hipotesis tertentu yang
bisa diuji. Jika dalil-dalil teoretis umum tidak logis, maka teori
itu tidak bisa digunakan untuk merumuskan hipotesis. Lebih
lanjut, jika seorang peneliti menggunakan logika yang salah
dalam menarik kesimpulan hipotesis, maka hasil penelitian tidak
ada artinya dan tidak akan memberikan kontribusi pada proses
rekonstruksi teori.
7. 5. Bagian akhir dari definisi tersebut adalah bisa
diuji. Sebuah hipotesis yang tidak bisa diuji tidak
akan ada gunanya. Hipotesis memang tidak perlu
segera diuji, tetapi harus menggambarkan
kemungkinan bisa diuji sehingga para ilmuwan di
masa yang akan datang dapat mengembangkan
cara-cara yang diperlukan untuk mengujinya.
8. Manusia kadang-kadang mencampuradukkan
teori dengan filsafat, pemikiran, hipotesis,
taksonomi. Walaupun teori berkaitan dengan
masing-masing konsep, teori tidak bisa
disamakan dengan satu pun dari konsep
tersebut.
9. Pertama, teori berkaitan dengan filsafat, tetapi dalam pengertian yang lebih
sempit. Filsafat artinya kecintaan akan kebijaksanaan, dan filsuf adalah orang-
orang yang mencari kebijaksanaan melalui pemikiran dan perenungan. Filsuf
bukan ilmuwan, mereka tidak melakukan penelitian yang terkontrol untuk
memperoleh kebijaksanaan. Filsafat memiliki beberapa cabang ilmu, salah
satunya adalah epistemologi atau sifat dasar pengetahuan. Teori paling dekat
kaitannya dengan epistemologi karena para ilmuwan sering kali menggunakannya
untuk mencari pengetahuan.
Teori tidak berhubungan dengan "seharusnya" (ought) atau "sebaiknya" (should).
Oleh karena itu, sekumpulan prinsip tentang bagaimana seseorang sebaiknya
menjalani hidup tidak bisa disebut sebagai teori. Prinsip semacam itu melibatkan
nilai - nilai dan mendapat perhatian penting dalam filsafat. Walaupun teori tidak
terbebas dari nilai-nilai, tetapi teori dibangun dari bukti ilmiah yang diperoleh
dari keadaan yang relatif tidak bias. Tadi, tidak ada teori yang menyatakan
mengapa masyarakat sebaiknya membantu para tunawisma atau apa yang
menyebabkan karya seni dianggap hebat.
Filsafat berhubungan dengan apa yang seharusnya atau apa yang sebaiknya;
berbeda dengan teori. Teori berhubungan dengan sekumpulan besar pernyataan
"jika-maka" (if - then), tetapi kelebihan atau kekurangan yang terdapat dalam
pernyataan tersebut berada di luar wilayah teori. Contohnya, sebuah teori
mungkin menyatakan jika anak-anak dibesarkan dalam kondisi di mana benar-
benar tidak ada kontak dengan manusia, maka mereka tidak akan memiliki
kemampuan berbahasa manusia, tidak memperlihatkan perilaku pengasuhan, dan
sebagainya. Akan tetapi, pernyataan tersebut sama sekali tidak mengatakan
tentang moralitas dari pengasuhan semacam itu.
10. Kedua, teori bergantung pada pemikiran atau spekulasi, tetapi
mereka lebih dari sekadar pemikiran biasa. Mereka bukan
berasal dari pikiran seorang pemikir besar yang terlepas dari
pengamatan empiris. Mereka berkaitan erat dengan data yang
dikumpulkan secara empiris dan juga dengan sains.
Apa hubungan atara teori dan sains? Sains (science) adalah
cabang ilmu yang Mengutamakan observasi dan klasifikasi data
serta pembuktian hukum-hukum umum melalui pengujian
hipotesis. Teori merupakan alat yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memberi makna dan mengatur observasi. Teori
menyediakan lahan yang subur untukmenghasilkan hipotesis
yang bisa diuji. Tanpa adanya teori yang mengatur observasi
dan menunjukkan arah penelitian, maka sains tidak akan
berkembang.
Teori bukan merupakan khayalan - khayalan tidak berguna
yang dikemukakan oleh sarjana-sarjana tidak praktis yang
tidak mau berkecimpung dalam penelitian ilmiah.
Sebenarnya, teori itu sendiri cukup praktis dan penting untuk
kemajuan sains. Pemikiran dan observasi empiris adalah dua
landasan penting untuk membangun sebuah teori, tetapi
pemikiran tidak boleh dikemukakan sebelum adanya observasi
yang terkontrol.
11. Walaupun teori merupakan konsep yang ruang lingkupnya lebih
sempit dari filsafat, teori adalah istilah yang maknanya lebih
luas daripada hipotesis. Teori yang baik mampu menghasilkan
banyak hipotesis. Hipotesis adalah perkiraan atau prediksi
ilmiah yang cukup spesifik untuk bisa diuji validitasnya melalui
metode ilmiah. Sebuah teori masih terlalu umum untuk bisa
mengarahkan dirinya menuju sebuah pembuktian, tetapi satu
teori yang komprehensif mampu menghasilkan ribuan hipotesis.
Jadi, hipotesis lebih spesifik daripada teori. Akan tetapi, jangan
mencampuradukkan hipotesis dengan teori.
Tentu saja, teori dan hipotesis saling berkaitan erat. Dengan
menggunakan pemikiran deduktif (dari umum ke khusus),
seorang peneliti dapat menarik hipotesis yang bisa diuji dari
sebuah teori yang baik kemudian menguji hipotesis tersebut.
Hasil dari pengujian ini-apakah mendukung atau membantah
hipotesis-akan menjadi masukan bagi teori tersebut. Dengan
menggunakan pemikiran induktif (dari khusus ke umum),
peneliti akan memanfaatkan teori untuk menjelaskan hasil
penelitian. Ketika teori berkembang dan berubah, teori dapat
menghasilkan hipotesis lain, dan ketika hipotesis itu diuji maka
hasilnya akan mengubah kembali teori tersebut.
12. Taksonomi adalah klasifikasi berbagai hal berdasarkan
hubungan kekerabatannya.
Taksonomi dianggap penting untuk perkembangan
ilmu pengetahuan karena tanpa klasifikasi data maka
ilmu pengetahuan tidak akan mampu untuk
berkembang. Akan tetapi, klasifikasi saja tidak akan
membuatnya menjadi teori. Namun, taksonomi dapat
berkembang menjadi teori ketika mulai menghasilkan
hipotesis yang bisa diuji dan menjelaskan hasil
penelitian. Contohnya, Robert McCrae dan Paul Costa
memulai penelitian mereka dengan
mengklasifikasikan manusia ke dalam lima sifat
kepribadian yang menetap; kemudian klasifikasi ini
menjadi teori serta mampu menghasilkan hipotesis
dan menjelaskan hasil penelitian.
13. Jika teori
kepribadian
benar-benar
ilmiah,
mengapa ada
banyak teori
yang berbeda ?
Munculnya banyak teori yang berbeda karena sifat
dasar teori memperbolehkan seorang teoretikus untuk
berspekulasi dari sudut pandang tertentu. Para
teoretikus harus mampu berlaku seobjektif mungkin
ketika mengumpulkan data, tetapi keputusan
mengenai data apayang dikumpulkan dan bagaimana
data diinterpretasikan adalah hak pribadi mereka.
Teori bukan merupakan hukum-hukum yang kekal.
Teori dibangun, bukan dari kenyataan yang sudah
terbukti, tetapi dari asumsi -asumsi yang
diinterpretasikan oleh individu.
Semua teori merupakan cerminan dari latar belakang
penemunya, seperti pengalaman masa kecil, falsafah
hidup, hubungan interpersonal, dan cara memandang
dunia. Oleh karena observasi dipengaruhi oleh
kerangka pikiran dari masing-masing pengamat, maka
muncullah banyak teori yang berbeda. Meskipun
demikian, teori-teori tersebut dapat dimanfaatkan.
Manfaat dari sebuah teori tidak
bergantung pada nilai rasionalnya atau
pada kesesuaiannya dengan teori
lainnya, namun lebih bergantung pada
kemampuannya untuk menghasilkan
penelitian dan menjelaskan data hasil
penelitian serta observasi lainnya.
14. Oleh karena teori kepribadian berkembang dari kepribadian para
pembuat teori (teoretikus), maka studi tentang kepribadian
mereka dianggap tepat. Beberapa tahun terakhir, cabang ilmu
psikologi yang disebut psikologi sains (psychology of science)
telah mulai mempelajari sifat pribadi para ilmuwan. Psikologi
sains mempelajari sains dan juga perilaku para ilmuwan; yaitu
meneliti dampak psikologis seorang ilmuwan dan karakteristik
pribadinya terhadap pengembangan teori ilmiah dan
penelitiannya (Feist, 1993, 1994, 2006; Feist & Gorman, 1998;
Gholson, Shadish, Neimeyer, & Houts, 1989). Dengan kata lain,
psikologi sains mempelajari bagaimana kepribadian ilmuwan,
proses kognitif, sejarah perkembangan, dan pengalaman sosial
memengaruhi bidang ilmu yang mereka geluti dan teori yang
mereka ciptakan. Beberapa peneliti (Hart, 1982; Johnson,
Germer, Efran, & Overton, 1998; Simonton, 2000; Zachar &
Leong, 1992) telah menunjukkan bahwa perbedaan kepribadian
memengaruhi orientasi teoretis seseorang dan kecenderungan
seseorang untuk mengarah pada sisi "keras" atau "lunak" dari
suatu disiplin ilmu.
15. Sebuah pemahaman teori kepribadian bersandar pada informasi tentang
latar belakang sejarah, sosial, dan psikologis masing-masing teoretikus
pada saat ia menciptakan sebuah teori. Oleh karena kita percaya bahwa
teori kepribadian menggambarkan kepribadian si teoretikus, maka kita
sudah memasukkan informasi biografi yang cukup banyak untuk setiap
teoretikus besar. Memang, perbedaan kepribadian di antara para
teoretikus menjadi penyebab utama perbedaan pandangan antara
mereka yang cenderung pada psikologi kuantitatif (pakar dalam hal
perilaku, pembelajaran sosial, dan sifat) dan mereka yang cenderung
pada psikologi klinis dan kualitatif (psikoanalis, humanis, dan
eksistensialis).
Walaupun sebagian dari kepribadian teoretikus memengaruhi teori yang
dihasilkannya, tidak seharusnya hal ini menjadi faktor penentu satu-
satunya dari teori tersebut. Demikian juga, penerimaan saudara
terhadap satu teori atau teori lainnya seharusnya tidak bergantung
hanya pada nilai-nilai pribadi dan minat saudara. Ketika menilai dan
memilih sebuah teori, saudara sebaiknya mengakui bahwa sejarah
pribadi teoretikus memengaruhi teorinya, tetapi pada akhirnya saudara
sebaiknya menilai sebuah teori berdasarkan kriteria ilmiah yang tidak
bergantung pada sejarah pribadi seseorang. Beberapa pengamat (Feist,
2006; Feist & Gorman, 1998) telah membedakan antara sains sebagai
proses dan sains sebagai produk. Proses ilmiah mungkin dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi teoretikus, tetapi manfaat akhir dari produk
ilmiah harus dinilai secara terpisah dari proses ilmiahnya.
16. Sebuah teori yang
bermanfaat memiliki
interaksi yang dinamis
dengan data hasil penelitian.
Pertama , sebuah teori melahirkan
beberapa hipotesis yang bisa diuji
melalui penelitian untuk
menghasilkan data penelitian. Data-
data ini dimasukkan kembali ke
dalam teori sehingga mengubah
bentuk teori tersebut. Dari bentuk
teori yang baru, peneliti dapat
menarik hipotesis lain, mengujinya
melalui penelitian baru dan
menghasilkan tambahan data, yang
pada akhirnya kembali mengubah
bentuk dan memperluas teori. Siklus
ini terus berlangsung selama teori
terbukti bermanfaat.
Kedua, sebuah teori yang bermanfaat
dapat mengubah data penelitian
menjadi lebih dari sekadar data dan
memberikan penjelasan tentang hasil
penelitian ilmiah.
17. Selain untuk
menstimulasi
penelitian dan
menjelaskan data
penelitian, teori yang
bermanfaat harus
memperlihatkan
kemungkinan untuk
dikaji ulang,
menyediakan panduan
bagi para praktisi
untuk meneliti
konsisten dan
memperoleh jawaban
sesederhana mungkin
Dengan demikian
teori yang
bermanfaat harus
memiliki 6 kriteria :
1. Mengembangkan
penelitian
2. Dapat dikaji ulang
3. Mengorganisasi
pengetahuan
4. Memberi panduan
pemecahan masalah
5. Konsistensi internal
6. Sederhana
19. Kriteria paling penting untuk menilai sebuah teori bermanfaat
atau tidak adalah dari kemampuannya menstimulasi dan
mengarahkan penelitian lebih lanjut. Tanpa adanya teori yang
memadai untuk menunjukkan arah penelitian, banyak hasil
penelitian secara empiris tidak diketahui penyebabnya.
Teori yang bermanfaat akan menstimulus dua jenis penelitian:
penelitian deskriptif (desriptive research) dan pengujian hipotesis
(hypothesis testing). Penelitian deskriptif, yg dapat memperluas
teori, menitikberatkan pada pengukuran, pemberian label, dan
kateegorisasi satuan yang dipakai dalam membangun teori.
Penelitian deskriptif mempunyai hubungan simbiosis dengan
teori. Di satu sisi, penelitian ini menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk membangun teori, di sisi lain, penelitian ini
berkembang dari teori yang dinamis dan luas. Semakin
bermanfaat suatu teori maka semakin banyak penelitian yang
dihasilkan dan semakin banyak pula jumlah penelitian
deskriptifnya yang pada akhirnya semakin lengkap pula teorinya.
pengujian hipotesis (hypothesis testing) mengarah pada
pembuktian tidak langsung dari manfaat satu teori
20. Sebuah teori juga harus bisa dinilai dari kemampuannya untuk
dikonfirmasi (confirmed) atau disangkal (disconfirmed), oleh
karena itu teori harus bisa dikaji ulang (falsifiable). Untuk bisa
diulang, sebuah teori harus cukup jelas untuk mengarahkan
penelitian yang hasilnya bisa mendukung atau tidak mendukung
prinsip utamanya. Jika sebuah teori terlalu samar dan tidak jelas,
maka hasil penelitian, baik positif maupun negatif bisa
diinterpretasikan sebagai hal yang mendukung teori. Akibatnya,
teori tersebut tidak bisa diulang dan tidak bermanfaat lagi. Akan
tetapi,falsifiability tidak sama dengan tidak benar (false), ini
hanya berarti bahwa hasil penelitian yang negatif akan
menyangkal teori dan memaksa teoretikusnya untuk membuang
teori itu atau mengubahnya.
Teori yang falsifiable memengaruhi hasil eksperimen. Sains
dibedakan dengan sesuatu yang bukan sains dari kemampuannya
untuk menolak gagasan yang tidak didukung bukti empiris
walaupun gagasan tersebut tampak logis dan rasional.
Contohnya, Aristotle menggunakan logika dalam pernyataannya
bahwa tubuh yang ringan akan jatuh dengan kecepatan yang
lebih lambat dibandingkan dengan tubuh yang berat. Walaupun
pendapatnya "masuk akal", terdapat satu kendala yaitu, secara
empiris, pendapat ini salah.
21. Teori yang sangat bergantung pada perubahan alam
bawah sadar yang tidak bisa diamati akan semakin sulit
untuk dibuktikan atau disangkal. Contohnya, teori Freud
menyatakan bahwa banyak emosi dan perilaku kita, yang
disebabkan oleh kecenderungan alam bawah sadar, yang
berlawanan dengan perilaku yang kita perlihatkan.
Misalnya, kebencian yang tidak disadari mungkin
diekspresikan sebagai cinta yang disadari, atau ketakutan
yang tidak disadari terhadap perasaan homoseksual yang
terdapat dalam dirinya sendiri mungkin akan
memunculkan permusuhan yang berlebihan terhadap
kaum homoseksual. Oleh karena teori Freud
memperbolehkan adanya perubahan/transformasi pada
alam bawah sadar, maka hampir tidak mungkin untuk
membuktikan atau menyangkal teori tersebut. Sebuah
teori yang mampu menjelaskan semua hal tidak akan
menjelaskan apapun.
22. Teori yang bermanfaat seharusnya juga mampu mengorganisasi
pengetahuan yang saling bertentangan. Tanpa pengorganisasian
dan kategorisasi, hasil penelitian tidak akan ada artinya dan
dibiarkan begitu saja. Kecuali data diolah menjadi kerangka
pikir yang dapat dipahami, peneliti tidak akan mempunyai arah
yang jelas untuk diikuti dalam mencari pengetahuan lebih
lanjut. Mereka tidak dapat membuat pertanyaan tanpa adanya
kerangka teoretis yang mendasari informasi yang mereka
peroleh. Tanpa adanya pertanyaan, maka penelitian lebih lanjut
sulit untuk dilakukan.
Teori kepribadian yang bermanfaat hams mampu menyatukan
dari apa yang sudah iiketahui tentang perilaku manusia dengan
perkembangan kepribadian. Teori ini harus mampu mengubah
sebanyak mungkin informasi menjadi kerangka pikir yang lebih
bermakna. Jika teori kepribadian tidak memberikan penjelasan
yang masuk akal tentang perilaku tertentu, maka teori tersebut
menjadi tidak bermanfaat.
23. Kriteria keempat untuk teori yang bermanfaat adalah kemampuannya
untuk memandu praktisi menghadapi permasalahan sehari-hari yang
sulit. Contohnya, para orang tua, guru, manajer bisnis, dan psikoterapis
sering dihadapkan pada banyak pertanyaan di mana mereka mencoba
untuk menemukan jawabannya. Teori yang baik menyediakan petunjuk
untuk memukan jawaban-jawaban tersebut. Tanpa teori yang
bermanfaat, praktisi akan terjebak dalam teknik coba-salah (trial and
error), dengan orientasi teoretis yang baik, mereka bisa menentukan
tindakan tepat yang harus dilakukan.
Untuk psikoanalis Freudian dan terapis Rogerian, jawaban atas
pertanyaan yang sama akan sangat berbeda. Untuk pertanyaan
"Bagaimana aku bisa memberikan perawatan terbaik untuk pasien ini?"
terapis psikoanalisis akan menjawab dengan: Jika psikoneurosis
disebabkan oleh konflik seksual di masa kecil yang telah masuk ke alam
bawah sadar, maka cara terbaik bagi saya untuk membantu pasien ini
adalah dengan mempelajari represi-represi tersebut dan membiarkan
pasien mengulang kembali pengalaman-pengalamannya tanpa adanya
konflik yang hadir. Untuk pertanyaan yang sama, terapis Rogerian akan
menjawab: Jika, untuk bisa dewasa secara psikologis manusia
membutuhkan empati, perhatian positif yang tidak bersyarat, dan
hubungan yang seimbang dengan terapis, maka cara terbaik bagi saya
untuk membantunya adalah dengan menciptakan kondisi yang
membuatnya nyaman dan tidak merasa terancam. Perhatikan bahwa
kedua terapis menjawab dalam kerangka jika-maka (if-then), walaupun
kedua jawaban tersebut menyebutkan dua tindakan yang berbeda.
24. Juga termasuk dalam kriteria ini adalah bagaimana
sebuah teori menstimulasi gagasan dan tindakan dalam
disiplin ilmu lainnya, seperti seni, sastra (termasuk film
dan drama televisi), hukum, sosiologi, filsafat, agama,
pendidikan, administrasi bisnis, dan psikoterapi.Sebagian
besar teori yang dibahas dalam buku ini sudah
memengaruhi wilayah lain di luar psikologi. Contohnya,
teari Freud telah mendorong penelitian tentang
pemulihan ingatan (recovered memories), sebuah topik
yang sangat penting bagi para pengacara. Juga, teori Carl
Jung menarik minat para ahli agama dan merebut
perhatian para penulis populer, seperti Joseph Campbell
dan lainnya. Hal yang sama juga terjadi pada teori Alfred
Adler, Erik Erikson, B. F. Skinner, Abraham Maslow, Carl
Rogers, Rollo May, dan teoretikus kepribadian lainnya
yang telah menarik minat dan perhatian bidang-bidang
ilmu lainnya.
25. Sebuah teori yang bermanfaat tidak perlu konsisten dengan
teori lain, tetapi teori ini harus konsisten dengan dirinya
sendiri. Teori yang konsisten secara internal adalah teori
yang komponen-kamponennya memiliki kemiripan secara
logis. Batasan terhadap ruang lingkupnya ditentukan
dengan hati-hati dan karena itu tidak memberikan
penjelasan di luar dari ruang lingkupnya. Teori yang
memiliki konsistensi internal juga menggunakan bahasa
yang konsisten; yaitu, teori tersebut tidak menggunakan
istilah yang sama untuk dua hal berbeda atau
menggunakan dua istilah berbeda untuk konsep yang sama
Teori yang baik akan menggunakan konsep dan istilah yang
sudah didefinisikan secara operasional dan jelas. Definisi
operasional adalah definisi yang menentukan satuan dalam
hal perilaku dan peristiwa teramati yang bisa diukur.
Contohnya, ekstrover bisa didefinisikan secara operasional
sebagai tiap orang yang mencapai skor tertentu, yang
sudah ditetapkan sebelumnya, dalam sebuah tes
kepribadian.
26. Ketika dua teori mempunyai kesamaan dalam hal
kemampuannva untuk menghasilkan penelitian,
dapat disangkal memberi makna pada data,
memandu praktisi dan mempunyai konsistensi
internal, ternyata teori yang lebih sederhana
lebih disukai. Ini adalah hukum parsimony.
Pada kenyataannya, tentu saja, dua teori tidak
pernah tepat sama dalam kriteria-kriteria ini,
tetapi secara umum, teori yang sederhana dan
langsung pada masalah lebih bermanfaat dari
pada teori dengan Konsep yang rumit dan bahasa
yang esoteris (yang hanya dipahami oleh kalangan
tertentu).
27. Seperti sudah kita ketahui sebelumnya, kriteria
utama suatu teori yang bermanfaat adalah
kemampuannya menghasilkan penelitian. Kita
juga mengetahui bahwa teori dan data penelitian
mempunyai hubungan berkesinambungan: teori
memberi makna pada data dan data berasal dari
penelitian eksperimental yang dibuat untuk
menguji hipotesis yang berasal dari teori. Namun,
tidak semua data berasal dari penelitian
eksperimental. Banyak di antaranya berasal dari
observasi yang kita buat setiap hari. Observasi
artinya hanya memperhatikan sesuatu atau
memberi perhatian pada sesuatu.