SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
1 
STRUKTUR ALJABAR 
SUBGRUP NORMAL DAN GRUP FAKTOR 
TEOREMA CAUCHY 
DISUSUN OLEH : 
SHOLIHA NURWULAN : 15.1.12.4.108 
SEMESTER/KELAS : VD 
DOSEN PEMBIMBING : 
SYAHARUDDIN, M.pd 
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI 
MATARAM 
2014
2 
A. Subgrup Normal 
Pada Bab ini akan dibahas mengenai himpunan faktor yang merupakan suatu grup dengan 
perkailan yang didefinisikan dalam G. Misalkan G adalah merupakan suatu grup dengan H adalah 
merupakan subgrup dari G dan relasi a  b mod Hadalah sustu relasi ekivalensi pada G. Akan kita 
tunjukkan himpunan faktor yang merupakan suatu grup dengan perkalian yang didefinisikan dalam 
G berlaku bila dan hanya bila koset kiri dari H dalam G, aH = {ah, h ∈ H } sama dengan koset 
kanan Ha = {ha, h ∈ H }. 
1. Definisi-definisi 
Definisi I: 
Misalkan H adalah suatu Subgrup dari Grup G, Subgrup H dikatakan Subgrup Normal 
dari G bila g-1hg ∈ H untuk setiap g ∈ G dan h ∈H. 
Definisi 2: 
Misalkan H adalah suatu Subgrup Normal dari Grup G, maka setiap koset kiri dari H dalam G 
juga merupakan koset kanannya (aH = Ha) 
Dari definisi di atas dapat dikatakan untuk menentukan bahwa suatu Subgrup H adalah 
Subgrup Normal dari Grup G, maka harus dibuktikan bahwa koset-koset kiri dari H dalam 
G sama dengan koset- koset kanan dari H dalam G (aH = Ha). 
2. Teorema-teorema 
Teorema 1: 
Apabila H subgrup dari G, maka H Δ G jika dan hanya jika untuk setiap g ∈ G dan untuk setiap h 
∈ H, gng-1 ∈ H. 
Bukti: 
Misalkan H Δ G maka gH=Hg, untuk setiap g ∈ G, sehingga gHg-1 = H. Apabila n ∈ N, 
maka ghg-1 ∈ gHg-1, sehingga ghg- 1 ∈ H, untuk setiap g ∈ G. Sebaliknya, apabila 
untuk setiap g ∈ G dan untuk setiap h ∈ H, ghg- 1 ∈ H, maka ghg- 1 (g) ∈ H, yaitu gh ∈ 
Hg. Karena gh ∈ gH, maka gH ⊂ Hg. Dari ghg- 1 ∈ H, untuk setiap g ∈ G, karena g-1 ∈ 
G, maka g-1hg ∈ H, sehingga g(g-1hg) ∈ gH, yaitu hg ∈ gH. Tetapi, karena hg ∈ Hg, 
maka Hg ⊂ gH. Jadi gH=Hg. 
Teorema 2: 
Apabila H subgrup dari G, maka H Δ G jika dan hanya jika hasil kali setiap dua koset kanan (kiri) 
dari H dalam G merupakan koset kanan (kiri) dari H dalam G juga. 
Bukti: 
Misalkan H Δ G, maka Ha=aH dan Hb = Bh, untuk setiap a,b ∈ G 
(Ha)(Hb) = H(aH)b 
= HHab 
= (HH)ab 
= Hab, karena Hsubgrup dari G 
Karena a,b ∈ G, maka ab ∈ G. Sehingga Hab ∈ G/H, yaitu Hab suatu koset kanan dari 
H dalam G. Sebaliknya ambil sembarang (h1a) (h2b) ∈ (Ha) (Hb) dengan h1, h2 ∈ H 
dan (h1a) (h2b) = (h1a h2a-1) ab =h3ab, maka a h2a-1 ∈ H untuk a ∈ G, ini berarti H 
subgrup normal dari G. 
Teorema 3: 
Jika G suatu grup berhingga dan H subgrup 18 
dari G, maka ◦(G/H)= ◦G/◦H 
Bukti :
3 
◦(G/H) = iG(H), yaitu banyaknya koset kanan dari H dalam G. Menurut teorema 
langrange, karena G grup berhingga dan H subgrup dari G, maka ◦(H) | ◦(G), maka 
◦(G/H)=◦(G)/◦(H). 
Contoh: 
Misalkan (G,+) = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah suatu Grup dan 
H = {0, 2, 4} adalah merupakan Subgrup dari G. Tunjukan apakah H termasuk subgrup normal 
dari G atau bukan ? 
Jawab : 
(G,+) = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5}, generatornya 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 
Koset kiri : 
0 + H = 0 + {0, 2, 4} = {0, 2, 4} 
1 + H = 1 + {0, 2, 4} = {1, 3, 5} 
2 + H = 2 + {0, 2, 4} = {2, 4, 0} 
3 + H = 3 + {0, 2, 4} = {3, 5, 1} 
4 + H = 4 + {0, 2, 4} = {4, 0, 2} 
5 + H = 5 + {0, 2, 4} = {5, 1, 3} 
Koset kanan: 
H + 0 = {0, 2, 4} + 0 = {0, 2, 4} 
H + 1 = {0, 2, 4} + 1 = {1, 3, 5} 
H + 2 = {0, 2, 4} + 2 = {2, 4, 0} 
H + 3 = {0, 2, 4} + 3 = {3, 5, 1} 
H + 4 = {0, 2, 4} + 4 = {4, 0, 2} 
H + 5 = {0, 2, 4} + 5 = {5, 1, 3} 
Sehingga : 
0 + H = H + 0 = {0, 2, 4} 
1 + H = H + 1 = {1, 3, 5} 
2 + H = H + 2 = {2, 4, 0} 
3 + H = H + 3 = {3, 5, 1} 
H + 4 = H + 4 = {4, 0, 2} 
H + 5 = H + 5 = {5, 1, 3} 
Maka : koset kiri = koset kanan 
sehingga : Subgrup dari H = {0,2,4} merupakan Subgrup Normal 
B. Grup Faktor 
Jika H adalah merupakan Subgrup Normal dari Grup (G,*) dan G/N adalah himpunan semua 
koset-koset kiri atau koset-koset kanan dari N dalam G, yang didefinisikan : (gH)*(nH) = (g*n)H. 
Dari penjelasan tersebut, maka adapun definisi dari Grup Faktor . 
Definisi : 
Bila H adalah Subgrup Normal dari dari Grup (G,*), himpunan dari koset- koset G/H = {H*g | g ∈ G} 
membentuk Grup (H/G,*) yang didefinisikan oleh H(g1) * H(g2) = H(g1 * g2), disebut Grup Faktor 
G oleh H. 
Orde dari Grup Faktor (G/H,*) adalah banyaknya koset-koset dari H dalam G, sehingga : 
Ind|G/H| = Ind|G : H| = 
G 
H 
. 
Contoh : 
Dari soal pada contoh diatas diketahui bahwa koset kanan sama dengan koset kiri yaitu :
4 
0 + H = H + 0 = {0, 2, 4} 
1 + H = H + 1 = {1, 3, 5} 
2 + H = H + 2 = {2, 4, 0} 
3 + H = H + 3 = {3, 5, 1} 
4 + H = H + 4 = {4, 0, 2} 
5 + H = H + 5 = {5, 1, 3} Sekarang Tentukan Grup Faktor dari G oleh H, yaitu (G/H) ? 
Jawab : 
Karena Subgrup dari H = {0,2,4} merupakan Subgrup Normal 
Jadi 
= 2, Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2. 
0 + H = 2 + H = 4 + H = {0, 2, 4} 
1 + H = 3 + H = 5 + H = {1, 3, 5} 
Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2 : 
Tabel Grup Faktor G = Z6 oleh H = {0, 2, 4} 
Key Words: 
Subgrup Normal  Koset kiri = Koset Kanan (aH=Ha) 
Grup Faktor  Ind|G/H|= Ind|G:H| = 
RANGKUMAN 
Ind|G/H| = Ind|G : H| = 
G 
H 
6 
= 
3 
Misalkan kita ambil koset kiri : 
0 + H = {0, 2, 4} 
1 + H = {1, 3, 5} 
2 + H = {2, 4, 0} 
3 + H = {3, 5, 1} 
H + 4 = {4, 0, 2} 
H + 5 = {5, 1, 3} 
Maka : 
0 + H = {0, 2, 4} = H 
1 + H = {1, 3, 5} 
Sehingga G / H = { H, 1+H } 
+ H 1+H 
H H 1+H 
1+H 1+H H 
G 
H 
dan G/H 
1. Bila G adalah suatu grup berhingga, dan H adalah merupakan subgrup dari G, 
maka banyaknya koset yang berbeda dari H dalam G (disebut indeks dari H dalam
5 
Latihan 
1. Jika H subgrup dari grup berhingga G, buktikan bahwa : 
  
 G 
 
H 
 
i H  
G  
2. Misalkan S3 = {(1), (1 2), (1 3), (2 3), (1 2 3), (1 3 2)}, yaitu grup simetri tingkat 3 dan H = {(1), 
(1 2)} subgrup dari grup S3, tuliskan semua elemen dari 
S3 dan berapa indeks dari H dalam S3 
H 
3. Misalkan (G,x) = { e, a1, a2, a3, a4, a5 } adalah Suatu Grup dan H = { e, a2, a4 } adalah merupakan 
subgrup dari G. Tunjukkan : 
a. Apakah H merupakan subgrup normal ? 
b. Grup faktor dari G oleh H, yaitu ( G/H ) ? 
4. Diketahui G = {1,2,3,4}, dengan perkalian modulo 5, dan H = {1,4}, dimana H < G. Tentukan: 
a. iG(H) 
b. Koset-koset kiri 
c. Koset-koset kanan 
d. G/H 
5. Diberikan S = {1,2,3}, dengan fungsi komposisi: 
 
 
 
 
1 2 3 
 ,   
  
 
1 2 3 
 
 
  
1 2 3 
 
 
 
 
1 2 3 
 , dan H   , ,  
 ,   
 
   
2 1 3 
 
  
 
3 2 1 
 
 
 
 
1 2 3 
 ,   
  
 
1 2 3 
 
 
  
1 3 2 
 
 
 
 
1 2 3 
   
 
  
 
2 3 1 
 
 
 
3 1 2 
 
Tentukan: a. iG(H). b. Koset-koset Kiri H. 
c. Koset-koset kanan H d. G/H. 
TEOREMA CAUCHY
6 
Dalam grup simetri kita telah mempelajari orbit dari suatu elemen yang dipermutasikan 
misalkan S suatu himpunan yang tidak kosong dan A(S) adalah himpunan semua pemetaan bijektif dari 
S kedirinya sendiri. Jika a, b ∈ S didefinisikan relasi a ~ b jika dan hanya jika fn (a) = b, dengan suatu 
bilangan bulat dan f ∈ A(S), maka telah menunjukkan bahwa relasi-relasi adalah suatu relasi 
ekuivalensi Sehingga mengakibatkan terbentknya partisi pada S dan terdapat kelas -kelas ekuivalensi 
dalam S. 
A. Pengertian Orbit 
Orbit dari a oleh f adalah kelas [a] ={ x∈ S| x =fn a, n∈ B}. Apabila fka=a, untuk suatu bilanan 
bulat k, maka fkt(a)=a,untuk semua bilangan bulat t. 
Definisi: 
Misalkan G suatu grup dan himpunan tak kosong X. Suatu tindakan dari G pada X adalah suatu 
representasi permutasi: G ! Sx. Umumnya ditulis gx untuk (g)(x). Fakta bahwa _ ad alah suatu 
homomorpisma berarti bahwa g(hx) = (gh)x untuk semua g; h 2 G dan x 2 X sedangkan ex = x 
dengan e 2 G adalah elemen identitas. 
Berkenaan dengan sebarang x 2 X ada Gx _ X dan suatu subgrup G(x) dari G yang didifinisikan 
sebagai berikut: 
a. Gx = fgx j g 2 Gg dinamakan orbit dari dari x. 
b. G(x) = fg 2 Gj gx = xg dinamakan stabiliser dari x. 
Misalkan x1; x2 2 X dikatakan bahwa x1 berelasi dengan x2 yaitu x1 _ x2 bila ada g 2 G yang 
memenuhi gx1 = x2. Relasi ini adalah relasi ekivelen. Kelas ekive len dari x1 adalah Gx1. 
Berikutnya misalkan x1 _ x2 dan x2 _ x3, maka untuk g1; g2 2 G yang sesuai didapat g1x1 = x2 
dan g2x2 = x3. Sehingga diperoleh (g2g1)x1 = g2(g1x1) = g2x2 = x3. Jadi x1 _ x3. Selanjutnya 
kelas dari x1 adalah fgx1 jg 2 Gg = Gx1. 
B. Teorema-teorema 
Teorema 1: 
Jika f ∈ A(S) dan °(f) = p (prima), maka orbit dari sembarang elemen S oleh f mempunyai 1 atau p 
elemen. 
Bukti: 
Misalkan a∈S dan (f)a = a, maka orbit dari a oleh f hanya terdiri dari a sendiri, sehingga hanya 
mempunyai satu elemen. Misalkan bahwa f (a) ≠ a, dan elemen-elemen a, f(a), …,fp-1 (a) 
adalah elemen-elemen yang berbeda satu dengan lainnya dan membentuk orbit dari a oleh f. 
sebab jika tidak, maka fi(a) = fj(a) dengan 0≤ i< j≤ p-1, akan memberikan fj-i(a) = a. Jika j-i = m 
dengan 0<m≤p-I, maka fm(a) = a. karena p prima maka (m, p) =1 sehingga ada bilangan-bilangan 
bulat u, v sedemikian hingga mu + pv = 1. 
Teorema 2: 
Misalkan G suatu grup berhingga, p suatu bilangan prima dan p ⃒ ° (G), maka memuat elemen 
yang berperiode p. 
Bukti: 
Jika p = 2 maka ° (G) genap, sehingga G memuat elemen yang berperiode 2, sehingga 
diasumsikan bahwa p ≠ 2. 
Misalkan S adalah himpunan semua pasangan terurut p-tupel (a1, a2, …,ap-1, ap) dengan a1,…, 
ap ∈ G dan a1, a2 … ap-1 ap = e. Apabila ° (G = n maka S mempunyai np-1 elemen. 
Perhatikan bahwa jika a1a2 … ap-1 ap = e, maka ap a1a2 … ap-1 = e (sebab jika xy = e maka yx = e). 
kita membentuk pemetaan f : S → S yang didefinisikan oleh f (( a1, a2, …, ap)) = (ap a1 a2 … ap-1). 
Maka f suatu pemetaan bijektif, sehingga f ∈ A (S). jelas bahwa f ≠ i (pemetaan identitas ) 
dan fp = I atau ° (f)= p. 
Teorema 3: 
22
7 
Misalkan G grup berorder pq dengan p dan q dua bilangan prima yang berbeda dan p>q. jika a∈G 
°(a)= p dan H = (a), maka H⊲ G. 
Bukti: 
H = (a), maka H subgroup dari G dan karena °(a) = p, maka °(H) = p. 
H adalah satu-satunya subgroup dari G yang berorder p. sebab, jika K subgroup dari G dan 
°(K) = p, maka HK = {xy⃒x∈H dan y∈K} berorder p2, yaitu HK akan memuat p2 elemen yang 
berbeda. Sebab apabila ac=bd dengan a,b ∈H dan c, d ∈K maka b-1a = dc-1 dan b-1a∈H, dc-1 
∈K serta b-1a ∈H∩K. karena H ≠ K dan H∩K subgrup dari H dan karena °(H) = p maka H∩K 
= {e}. Jadi b-1a = e, yaitu a= b. begitu pula c = d. 
Teorema 4: 
Jika G suatu grup, aG dan  (a) = m, bG dan  (b) = n dan ab = ba serta (m, n) = 1 maka  
(ab) = mn. 
Bukti: 
Misalkan H = (a) subgroup dari G dan  (H) = m. K = (b) adalah subgrup dari G dan  (K) = n. 
Karena (m, n) = 1, maka H K = {e}, sebab menurut teorema Lagrange  (H K) | m dan  (H 
 K) | n. Sedemikian hingga (ab)t = e. Karena ab = ba, maka (ab)t = at bt = e atau at = b-t  (H 
 K) = {e}, hal ini dikarenakan at = e dan  (a) = m, maka m | t. Karena (b-t)-1 = bt = e, dan  (b) 
= n, maka n | t. 
Selanjutnya karena (m, n) = 1, m | t dan n | t maka mn | t, sehingga mn  t. Karena (ab)mn = 
amn bmn = e dan  (ab) = t maka t | mn dan t  mn. Sehingga t = mn. Jadi,  (ab) = mn. 
Contoh: 
Misalkan G suatu grup dan  (G) = 15, maka G mempunyai elemen-elemen yang berorder 5 
dan 3. Misalnya a, b G dan  (a) = 5,  (b) = 3. Maka b-1ab = at dengan 0  t < 5. Sehingga 
2b-2 ab2 = b-1 (b-1ab)b = b-1 at b = (b-1 ab)t = (at)t = a 
t 
sejalan dengan ini diperoleh b-3 ab3 = 
3t a , tetapi karena b3 = e (karena  (b) = 3), maka 
3 t a = a, 
sehingga 
3 t a -1 = e dan karena  (a) = 5), maka 5 | t3 -1, yaitu t3  1 (mod 5). Selanjutnya, oleh 
teorema Fermat, t4  1 (mod 5), maka diperoleh t  1 (mod 5) dan karena 0  t < 5, maka t = 
1. Jadi b-1 ab = at = a yang berarti bahwa ab = ba. Selanjutnya, karena  (a) = 5 dan  (a) = 3, 
maka menurut teorema 3,  (ab) = 15. Ini berarti G adalah grup siklik dengan generator ab. 
Teorema 5: 
Misalkan G suatu grup yang berorder pq dengan p dan q primab dan p > q. Apabila q tidak habis 
membagi p – 1, maka G siklik. 
Bukti: 
Karena  (G) = pq dengan p dan q prima dan p > q, menurut teorema Cauchy, ada a, b  G 
dengan  (a) = p dan  (b) = q dan akibatnya b-1ab = at untuk suatu t dengan 0 < t < p. Seperti 
r argumentasi pada contoh di atas diperoleh bahwa b-r abr = t a 
, untuk setiap bilangan bulat r  
0. Demikian pula b-q abq = 
a 
q t , tetapi karena bq = e (sebab  (b) = q), maka a 
q t = a atau a 
t 1 q  = e dan karena  (a) = p, 
maka p | tq-1, sehingga tq  1(mod p). 
Menurut teorema Fermat, karena p prima dan (t, p) = 1 (sebab 0 < t < p) maka tp-1  1(mod p), 
karena q tidak habis membagi (p - 1) maka (p -1, q) = 1, sehingga ada m, nB sedemikian 
hingga m(p – 1) + nq = 1, sehingga 
t1  tm(p-1)+nq (mod p) 
 (tp-1)m (tq)n (mod p) 
t  1 (mod p) dengan 0 < t < p 
jadi t = 1
8 
Maka b-1ab = at = a sehingga ab = ba. Selanjutnya menurut teorema 4 maka  (ab) = pq, dank 
arena  (G) = pq, maka G adalah grup siklik. 
Contoh : 
a) Misalkan diketahui s = {1,2} 
Mencari : 
A1 = ( 1 2, 1 2 ) 
A2 = ( 1 2 , 2 1 ) 
Orbit a1 = (1) 
Orbit a2 = (2) 
Sehingga s2 = G = {a1, a2} 
= {(1) , (1 2) } 
P = 2 
o(G) / p = 2/2 = 1 
Key Words 
Teorema CauchyG berhingga,P 
prima, P|G,  P G 
b) Misalkan G suatu Grup dan ° (G) =15. Maka G mempunyai elemen-elemen yang berorder 
5 dan 3. Misalnya a,b ∈ G dan ° (a) = 5, ° (b) = 3, maka b-1ab=at, dengan 0 ≤ t ≤ 5 
sehingga: 
b-2ab= b-1(b-1ab)b= b-1atb = (b-1ab)t = (at)t 
Sejalan dengan ni diperoleh b-3ab3 = at3 , tetapi karena b3 = e (karena° (b)=3 ), maka at3 = 
a, sehingga (((at)t)t-1= e dan karena ° (a) = 5, maka 5 |t3-1, yaitu t3  1(mod 5). 
Selanjutnya, t4  1(mod 5) mka diperoleh t  1(mod 5) dan karena 0 ≤ t ≤ 5,maka t=1 . 
Jadi b-1ab = at = a yang berarti bahwa ab=ba. Selanjutnya , karena ° (a) = 5, ° (b) = 3, 
maka manurut teorema B.3 ° (ab) = 15. Ini berarti grup siklik dengan generator ab. 
Teorema Cauchy merupakan hipunan G yang berhingg dan P merupakan prima 
dimana P habis membagi order dari G atau cardinal G sehingga G memuat elemen order 
P 
Latihan 7.1 
Rangkuman 
1. Buktikan bahwa grup yang berorder 35 adalah siklik ! 
2. Tentukan order dari S3= {1,2,3} dengan S3 =n !

Contenu connexe

Tendances

Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanNia Matus
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikStepanyCristy
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahNia Matus
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Centralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizersCentralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizerswahyuhenky
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiJujun Muhamad Jubaerudin
 

Tendances (20)

Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklik
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Grup Siklik
Grup SiklikGrup Siklik
Grup Siklik
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Centralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizersCentralizers, normalizers, center, stabilizers
Centralizers, normalizers, center, stabilizers
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
 

Similaire à Subgrup normal dan grup faktor

Similaire à Subgrup normal dan grup faktor (20)

05 Materi Subgrup.pdf
05 Materi Subgrup.pdf05 Materi Subgrup.pdf
05 Materi Subgrup.pdf
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
 
Template PPT.pptx
Template PPT.pptxTemplate PPT.pptx
Template PPT.pptx
 
Teorema homomorfisme dasar
Teorema homomorfisme dasarTeorema homomorfisme dasar
Teorema homomorfisme dasar
 
7.grup
7.grup7.grup
7.grup
 
Grup
GrupGrup
Grup
 
3
33
3
 
Teori grup
Teori grupTeori grup
Teori grup
 
Grup
GrupGrup
Grup
 
Koset
KosetKoset
Koset
 
Aljabar abstract B
Aljabar abstract BAljabar abstract B
Aljabar abstract B
 
KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptxKELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
KELOMPOK_1_GRUP FIKS.pptx
 
Aljabar
AljabarAljabar
Aljabar
 
Grup Siklik [Repaired].pptx
Grup Siklik [Repaired].pptxGrup Siklik [Repaired].pptx
Grup Siklik [Repaired].pptx
 
Komposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsiKomposisi dua-fungsi
Komposisi dua-fungsi
 
Grup siklik (strukur aljabar)
Grup siklik (strukur aljabar)Grup siklik (strukur aljabar)
Grup siklik (strukur aljabar)
 
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
MATEMATIKANLANJUT, GRUP SIKLIK (CONTOH SOAL DAN TEOREMA)
 
1_2.pdf
1_2.pdf1_2.pdf
1_2.pdf
 
Grup siklik makalah
Grup siklik makalahGrup siklik makalah
Grup siklik makalah
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 

Plus de Sholiha Nurwulan

Grup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikGrup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikSholiha Nurwulan
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSholiha Nurwulan
 
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupSholiha Nurwulan
 

Plus de Sholiha Nurwulan (6)

Soal bangun-datarr
Soal bangun-datarrSoal bangun-datarr
Soal bangun-datarr
 
Soal bangun-datar
Soal bangun-datarSoal bangun-datar
Soal bangun-datar
 
Grup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklikGrup simetri dan grup siklik
Grup simetri dan grup siklik
 
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa KhulafaurrasyidinSejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Khulafaurrasyidin
 
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 kelompok 5: Operasi Biner dan Grup
 
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan GrupVD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
VD-108 klmpk 5: Operasi Biner dan Grup
 

Subgrup normal dan grup faktor

  • 1. 1 STRUKTUR ALJABAR SUBGRUP NORMAL DAN GRUP FAKTOR TEOREMA CAUCHY DISUSUN OLEH : SHOLIHA NURWULAN : 15.1.12.4.108 SEMESTER/KELAS : VD DOSEN PEMBIMBING : SYAHARUDDIN, M.pd JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM 2014
  • 2. 2 A. Subgrup Normal Pada Bab ini akan dibahas mengenai himpunan faktor yang merupakan suatu grup dengan perkailan yang didefinisikan dalam G. Misalkan G adalah merupakan suatu grup dengan H adalah merupakan subgrup dari G dan relasi a  b mod Hadalah sustu relasi ekivalensi pada G. Akan kita tunjukkan himpunan faktor yang merupakan suatu grup dengan perkalian yang didefinisikan dalam G berlaku bila dan hanya bila koset kiri dari H dalam G, aH = {ah, h ∈ H } sama dengan koset kanan Ha = {ha, h ∈ H }. 1. Definisi-definisi Definisi I: Misalkan H adalah suatu Subgrup dari Grup G, Subgrup H dikatakan Subgrup Normal dari G bila g-1hg ∈ H untuk setiap g ∈ G dan h ∈H. Definisi 2: Misalkan H adalah suatu Subgrup Normal dari Grup G, maka setiap koset kiri dari H dalam G juga merupakan koset kanannya (aH = Ha) Dari definisi di atas dapat dikatakan untuk menentukan bahwa suatu Subgrup H adalah Subgrup Normal dari Grup G, maka harus dibuktikan bahwa koset-koset kiri dari H dalam G sama dengan koset- koset kanan dari H dalam G (aH = Ha). 2. Teorema-teorema Teorema 1: Apabila H subgrup dari G, maka H Δ G jika dan hanya jika untuk setiap g ∈ G dan untuk setiap h ∈ H, gng-1 ∈ H. Bukti: Misalkan H Δ G maka gH=Hg, untuk setiap g ∈ G, sehingga gHg-1 = H. Apabila n ∈ N, maka ghg-1 ∈ gHg-1, sehingga ghg- 1 ∈ H, untuk setiap g ∈ G. Sebaliknya, apabila untuk setiap g ∈ G dan untuk setiap h ∈ H, ghg- 1 ∈ H, maka ghg- 1 (g) ∈ H, yaitu gh ∈ Hg. Karena gh ∈ gH, maka gH ⊂ Hg. Dari ghg- 1 ∈ H, untuk setiap g ∈ G, karena g-1 ∈ G, maka g-1hg ∈ H, sehingga g(g-1hg) ∈ gH, yaitu hg ∈ gH. Tetapi, karena hg ∈ Hg, maka Hg ⊂ gH. Jadi gH=Hg. Teorema 2: Apabila H subgrup dari G, maka H Δ G jika dan hanya jika hasil kali setiap dua koset kanan (kiri) dari H dalam G merupakan koset kanan (kiri) dari H dalam G juga. Bukti: Misalkan H Δ G, maka Ha=aH dan Hb = Bh, untuk setiap a,b ∈ G (Ha)(Hb) = H(aH)b = HHab = (HH)ab = Hab, karena Hsubgrup dari G Karena a,b ∈ G, maka ab ∈ G. Sehingga Hab ∈ G/H, yaitu Hab suatu koset kanan dari H dalam G. Sebaliknya ambil sembarang (h1a) (h2b) ∈ (Ha) (Hb) dengan h1, h2 ∈ H dan (h1a) (h2b) = (h1a h2a-1) ab =h3ab, maka a h2a-1 ∈ H untuk a ∈ G, ini berarti H subgrup normal dari G. Teorema 3: Jika G suatu grup berhingga dan H subgrup 18 dari G, maka ◦(G/H)= ◦G/◦H Bukti :
  • 3. 3 ◦(G/H) = iG(H), yaitu banyaknya koset kanan dari H dalam G. Menurut teorema langrange, karena G grup berhingga dan H subgrup dari G, maka ◦(H) | ◦(G), maka ◦(G/H)=◦(G)/◦(H). Contoh: Misalkan (G,+) = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah suatu Grup dan H = {0, 2, 4} adalah merupakan Subgrup dari G. Tunjukan apakah H termasuk subgrup normal dari G atau bukan ? Jawab : (G,+) = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5}, generatornya 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 Koset kiri : 0 + H = 0 + {0, 2, 4} = {0, 2, 4} 1 + H = 1 + {0, 2, 4} = {1, 3, 5} 2 + H = 2 + {0, 2, 4} = {2, 4, 0} 3 + H = 3 + {0, 2, 4} = {3, 5, 1} 4 + H = 4 + {0, 2, 4} = {4, 0, 2} 5 + H = 5 + {0, 2, 4} = {5, 1, 3} Koset kanan: H + 0 = {0, 2, 4} + 0 = {0, 2, 4} H + 1 = {0, 2, 4} + 1 = {1, 3, 5} H + 2 = {0, 2, 4} + 2 = {2, 4, 0} H + 3 = {0, 2, 4} + 3 = {3, 5, 1} H + 4 = {0, 2, 4} + 4 = {4, 0, 2} H + 5 = {0, 2, 4} + 5 = {5, 1, 3} Sehingga : 0 + H = H + 0 = {0, 2, 4} 1 + H = H + 1 = {1, 3, 5} 2 + H = H + 2 = {2, 4, 0} 3 + H = H + 3 = {3, 5, 1} H + 4 = H + 4 = {4, 0, 2} H + 5 = H + 5 = {5, 1, 3} Maka : koset kiri = koset kanan sehingga : Subgrup dari H = {0,2,4} merupakan Subgrup Normal B. Grup Faktor Jika H adalah merupakan Subgrup Normal dari Grup (G,*) dan G/N adalah himpunan semua koset-koset kiri atau koset-koset kanan dari N dalam G, yang didefinisikan : (gH)*(nH) = (g*n)H. Dari penjelasan tersebut, maka adapun definisi dari Grup Faktor . Definisi : Bila H adalah Subgrup Normal dari dari Grup (G,*), himpunan dari koset- koset G/H = {H*g | g ∈ G} membentuk Grup (H/G,*) yang didefinisikan oleh H(g1) * H(g2) = H(g1 * g2), disebut Grup Faktor G oleh H. Orde dari Grup Faktor (G/H,*) adalah banyaknya koset-koset dari H dalam G, sehingga : Ind|G/H| = Ind|G : H| = G H . Contoh : Dari soal pada contoh diatas diketahui bahwa koset kanan sama dengan koset kiri yaitu :
  • 4. 4 0 + H = H + 0 = {0, 2, 4} 1 + H = H + 1 = {1, 3, 5} 2 + H = H + 2 = {2, 4, 0} 3 + H = H + 3 = {3, 5, 1} 4 + H = H + 4 = {4, 0, 2} 5 + H = H + 5 = {5, 1, 3} Sekarang Tentukan Grup Faktor dari G oleh H, yaitu (G/H) ? Jawab : Karena Subgrup dari H = {0,2,4} merupakan Subgrup Normal Jadi = 2, Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2. 0 + H = 2 + H = 4 + H = {0, 2, 4} 1 + H = 3 + H = 5 + H = {1, 3, 5} Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2 : Tabel Grup Faktor G = Z6 oleh H = {0, 2, 4} Key Words: Subgrup Normal  Koset kiri = Koset Kanan (aH=Ha) Grup Faktor  Ind|G/H|= Ind|G:H| = RANGKUMAN Ind|G/H| = Ind|G : H| = G H 6 = 3 Misalkan kita ambil koset kiri : 0 + H = {0, 2, 4} 1 + H = {1, 3, 5} 2 + H = {2, 4, 0} 3 + H = {3, 5, 1} H + 4 = {4, 0, 2} H + 5 = {5, 1, 3} Maka : 0 + H = {0, 2, 4} = H 1 + H = {1, 3, 5} Sehingga G / H = { H, 1+H } + H 1+H H H 1+H 1+H 1+H H G H dan G/H 1. Bila G adalah suatu grup berhingga, dan H adalah merupakan subgrup dari G, maka banyaknya koset yang berbeda dari H dalam G (disebut indeks dari H dalam
  • 5. 5 Latihan 1. Jika H subgrup dari grup berhingga G, buktikan bahwa :    G  H  i H  G  2. Misalkan S3 = {(1), (1 2), (1 3), (2 3), (1 2 3), (1 3 2)}, yaitu grup simetri tingkat 3 dan H = {(1), (1 2)} subgrup dari grup S3, tuliskan semua elemen dari S3 dan berapa indeks dari H dalam S3 H 3. Misalkan (G,x) = { e, a1, a2, a3, a4, a5 } adalah Suatu Grup dan H = { e, a2, a4 } adalah merupakan subgrup dari G. Tunjukkan : a. Apakah H merupakan subgrup normal ? b. Grup faktor dari G oleh H, yaitu ( G/H ) ? 4. Diketahui G = {1,2,3,4}, dengan perkalian modulo 5, dan H = {1,4}, dimana H < G. Tentukan: a. iG(H) b. Koset-koset kiri c. Koset-koset kanan d. G/H 5. Diberikan S = {1,2,3}, dengan fungsi komposisi:     1 2 3  ,      1 2 3     1 2 3     1 2 3  , dan H   , ,   ,       2 1 3     3 2 1     1 2 3  ,      1 2 3     1 3 2     1 2 3        2 3 1    3 1 2  Tentukan: a. iG(H). b. Koset-koset Kiri H. c. Koset-koset kanan H d. G/H. TEOREMA CAUCHY
  • 6. 6 Dalam grup simetri kita telah mempelajari orbit dari suatu elemen yang dipermutasikan misalkan S suatu himpunan yang tidak kosong dan A(S) adalah himpunan semua pemetaan bijektif dari S kedirinya sendiri. Jika a, b ∈ S didefinisikan relasi a ~ b jika dan hanya jika fn (a) = b, dengan suatu bilangan bulat dan f ∈ A(S), maka telah menunjukkan bahwa relasi-relasi adalah suatu relasi ekuivalensi Sehingga mengakibatkan terbentknya partisi pada S dan terdapat kelas -kelas ekuivalensi dalam S. A. Pengertian Orbit Orbit dari a oleh f adalah kelas [a] ={ x∈ S| x =fn a, n∈ B}. Apabila fka=a, untuk suatu bilanan bulat k, maka fkt(a)=a,untuk semua bilangan bulat t. Definisi: Misalkan G suatu grup dan himpunan tak kosong X. Suatu tindakan dari G pada X adalah suatu representasi permutasi: G ! Sx. Umumnya ditulis gx untuk (g)(x). Fakta bahwa _ ad alah suatu homomorpisma berarti bahwa g(hx) = (gh)x untuk semua g; h 2 G dan x 2 X sedangkan ex = x dengan e 2 G adalah elemen identitas. Berkenaan dengan sebarang x 2 X ada Gx _ X dan suatu subgrup G(x) dari G yang didifinisikan sebagai berikut: a. Gx = fgx j g 2 Gg dinamakan orbit dari dari x. b. G(x) = fg 2 Gj gx = xg dinamakan stabiliser dari x. Misalkan x1; x2 2 X dikatakan bahwa x1 berelasi dengan x2 yaitu x1 _ x2 bila ada g 2 G yang memenuhi gx1 = x2. Relasi ini adalah relasi ekivelen. Kelas ekive len dari x1 adalah Gx1. Berikutnya misalkan x1 _ x2 dan x2 _ x3, maka untuk g1; g2 2 G yang sesuai didapat g1x1 = x2 dan g2x2 = x3. Sehingga diperoleh (g2g1)x1 = g2(g1x1) = g2x2 = x3. Jadi x1 _ x3. Selanjutnya kelas dari x1 adalah fgx1 jg 2 Gg = Gx1. B. Teorema-teorema Teorema 1: Jika f ∈ A(S) dan °(f) = p (prima), maka orbit dari sembarang elemen S oleh f mempunyai 1 atau p elemen. Bukti: Misalkan a∈S dan (f)a = a, maka orbit dari a oleh f hanya terdiri dari a sendiri, sehingga hanya mempunyai satu elemen. Misalkan bahwa f (a) ≠ a, dan elemen-elemen a, f(a), …,fp-1 (a) adalah elemen-elemen yang berbeda satu dengan lainnya dan membentuk orbit dari a oleh f. sebab jika tidak, maka fi(a) = fj(a) dengan 0≤ i< j≤ p-1, akan memberikan fj-i(a) = a. Jika j-i = m dengan 0<m≤p-I, maka fm(a) = a. karena p prima maka (m, p) =1 sehingga ada bilangan-bilangan bulat u, v sedemikian hingga mu + pv = 1. Teorema 2: Misalkan G suatu grup berhingga, p suatu bilangan prima dan p ⃒ ° (G), maka memuat elemen yang berperiode p. Bukti: Jika p = 2 maka ° (G) genap, sehingga G memuat elemen yang berperiode 2, sehingga diasumsikan bahwa p ≠ 2. Misalkan S adalah himpunan semua pasangan terurut p-tupel (a1, a2, …,ap-1, ap) dengan a1,…, ap ∈ G dan a1, a2 … ap-1 ap = e. Apabila ° (G = n maka S mempunyai np-1 elemen. Perhatikan bahwa jika a1a2 … ap-1 ap = e, maka ap a1a2 … ap-1 = e (sebab jika xy = e maka yx = e). kita membentuk pemetaan f : S → S yang didefinisikan oleh f (( a1, a2, …, ap)) = (ap a1 a2 … ap-1). Maka f suatu pemetaan bijektif, sehingga f ∈ A (S). jelas bahwa f ≠ i (pemetaan identitas ) dan fp = I atau ° (f)= p. Teorema 3: 22
  • 7. 7 Misalkan G grup berorder pq dengan p dan q dua bilangan prima yang berbeda dan p>q. jika a∈G °(a)= p dan H = (a), maka H⊲ G. Bukti: H = (a), maka H subgroup dari G dan karena °(a) = p, maka °(H) = p. H adalah satu-satunya subgroup dari G yang berorder p. sebab, jika K subgroup dari G dan °(K) = p, maka HK = {xy⃒x∈H dan y∈K} berorder p2, yaitu HK akan memuat p2 elemen yang berbeda. Sebab apabila ac=bd dengan a,b ∈H dan c, d ∈K maka b-1a = dc-1 dan b-1a∈H, dc-1 ∈K serta b-1a ∈H∩K. karena H ≠ K dan H∩K subgrup dari H dan karena °(H) = p maka H∩K = {e}. Jadi b-1a = e, yaitu a= b. begitu pula c = d. Teorema 4: Jika G suatu grup, aG dan  (a) = m, bG dan  (b) = n dan ab = ba serta (m, n) = 1 maka  (ab) = mn. Bukti: Misalkan H = (a) subgroup dari G dan  (H) = m. K = (b) adalah subgrup dari G dan  (K) = n. Karena (m, n) = 1, maka H K = {e}, sebab menurut teorema Lagrange  (H K) | m dan  (H  K) | n. Sedemikian hingga (ab)t = e. Karena ab = ba, maka (ab)t = at bt = e atau at = b-t  (H  K) = {e}, hal ini dikarenakan at = e dan  (a) = m, maka m | t. Karena (b-t)-1 = bt = e, dan  (b) = n, maka n | t. Selanjutnya karena (m, n) = 1, m | t dan n | t maka mn | t, sehingga mn  t. Karena (ab)mn = amn bmn = e dan  (ab) = t maka t | mn dan t  mn. Sehingga t = mn. Jadi,  (ab) = mn. Contoh: Misalkan G suatu grup dan  (G) = 15, maka G mempunyai elemen-elemen yang berorder 5 dan 3. Misalnya a, b G dan  (a) = 5,  (b) = 3. Maka b-1ab = at dengan 0  t < 5. Sehingga 2b-2 ab2 = b-1 (b-1ab)b = b-1 at b = (b-1 ab)t = (at)t = a t sejalan dengan ini diperoleh b-3 ab3 = 3t a , tetapi karena b3 = e (karena  (b) = 3), maka 3 t a = a, sehingga 3 t a -1 = e dan karena  (a) = 5), maka 5 | t3 -1, yaitu t3  1 (mod 5). Selanjutnya, oleh teorema Fermat, t4  1 (mod 5), maka diperoleh t  1 (mod 5) dan karena 0  t < 5, maka t = 1. Jadi b-1 ab = at = a yang berarti bahwa ab = ba. Selanjutnya, karena  (a) = 5 dan  (a) = 3, maka menurut teorema 3,  (ab) = 15. Ini berarti G adalah grup siklik dengan generator ab. Teorema 5: Misalkan G suatu grup yang berorder pq dengan p dan q primab dan p > q. Apabila q tidak habis membagi p – 1, maka G siklik. Bukti: Karena  (G) = pq dengan p dan q prima dan p > q, menurut teorema Cauchy, ada a, b  G dengan  (a) = p dan  (b) = q dan akibatnya b-1ab = at untuk suatu t dengan 0 < t < p. Seperti r argumentasi pada contoh di atas diperoleh bahwa b-r abr = t a , untuk setiap bilangan bulat r  0. Demikian pula b-q abq = a q t , tetapi karena bq = e (sebab  (b) = q), maka a q t = a atau a t 1 q  = e dan karena  (a) = p, maka p | tq-1, sehingga tq  1(mod p). Menurut teorema Fermat, karena p prima dan (t, p) = 1 (sebab 0 < t < p) maka tp-1  1(mod p), karena q tidak habis membagi (p - 1) maka (p -1, q) = 1, sehingga ada m, nB sedemikian hingga m(p – 1) + nq = 1, sehingga t1  tm(p-1)+nq (mod p)  (tp-1)m (tq)n (mod p) t  1 (mod p) dengan 0 < t < p jadi t = 1
  • 8. 8 Maka b-1ab = at = a sehingga ab = ba. Selanjutnya menurut teorema 4 maka  (ab) = pq, dank arena  (G) = pq, maka G adalah grup siklik. Contoh : a) Misalkan diketahui s = {1,2} Mencari : A1 = ( 1 2, 1 2 ) A2 = ( 1 2 , 2 1 ) Orbit a1 = (1) Orbit a2 = (2) Sehingga s2 = G = {a1, a2} = {(1) , (1 2) } P = 2 o(G) / p = 2/2 = 1 Key Words Teorema CauchyG berhingga,P prima, P|G,  P G b) Misalkan G suatu Grup dan ° (G) =15. Maka G mempunyai elemen-elemen yang berorder 5 dan 3. Misalnya a,b ∈ G dan ° (a) = 5, ° (b) = 3, maka b-1ab=at, dengan 0 ≤ t ≤ 5 sehingga: b-2ab= b-1(b-1ab)b= b-1atb = (b-1ab)t = (at)t Sejalan dengan ni diperoleh b-3ab3 = at3 , tetapi karena b3 = e (karena° (b)=3 ), maka at3 = a, sehingga (((at)t)t-1= e dan karena ° (a) = 5, maka 5 |t3-1, yaitu t3  1(mod 5). Selanjutnya, t4  1(mod 5) mka diperoleh t  1(mod 5) dan karena 0 ≤ t ≤ 5,maka t=1 . Jadi b-1ab = at = a yang berarti bahwa ab=ba. Selanjutnya , karena ° (a) = 5, ° (b) = 3, maka manurut teorema B.3 ° (ab) = 15. Ini berarti grup siklik dengan generator ab. Teorema Cauchy merupakan hipunan G yang berhingg dan P merupakan prima dimana P habis membagi order dari G atau cardinal G sehingga G memuat elemen order P Latihan 7.1 Rangkuman 1. Buktikan bahwa grup yang berorder 35 adalah siklik ! 2. Tentukan order dari S3= {1,2,3} dengan S3 =n !