SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  43
PENGELOLAAN BAHASA
DALAM PENULISAN
ARTIKEL ILMIAH
PENULISAN ARTIKEL ILMIAHPENULISAN ARTIKEL ILMIAH
1. Jembatan antara penulis dng. pembaca maka dibutuhkan teknik
khusus. Penulis dituntut menulis dengan gaya bahasa sendiri.
2. Suatu bentuk kontribusi keilmuan sehingga dapat dipandang seba-
gai sarana promosi diri.
3. Harus memenuhi tiga unsur, yaitu: (a) logika ilmu yang tepat;
(2)
bahasa yang jelas, lugas dan komunikatif; (3) sesuai aturan jurnal
yang akan disasar.
4. Menaati konvensi bidang ilmu yang ditekuni dengan berpedoman
pada jurnal ilmiahnya/gaya selingkung jurnal.
PENULISAN JUDULPENULISAN JUDUL
♦ Judul merupakan bagian awal artikel, sebelum pemba-
ca membaca keseluruhan isi artikelnya.
♦ Harus khas/berdaya pikat, singkat, informatif, komu-
nikatif, dan mampu menggambarkan keseluruhan isi
artikel. Disarankan judul antara 12 – 15 kata, tetapi
tetap mencerminkan isi dengan pas.
♦ Judul yang singkat seringkali kurang dapat menggam-
barkan isi artikel. Sebaliknya, judul yg panjang sering
mengaburkan isi artikel.
♦ Judul yang panjang dengan tetap mempertahankan ke-
jelasan makna judul maka dapat dibuatkan subjudul.
♦ Hindari singkatan dan tidak ada penambahan nama la-
tin yang bersifat umum.
♦ Hindari pemuatan kata-kata umum, seperti: penelaah-
an, studi, pengaruh, hubungan, survei.
♦ Disarankan menonjolkan dan menempatkan kata kun-
ci yang paling penting dan khas. Hal ini dimasudkan
untuk memudahkan pelayanan penelusuran pustaka.
♦ Penempatan kata kunci memiliki nilai tambah, yaitu:
(1) membantu pembaca mendapatkan gambaran isi ar-
tikel dengan mudah dan cepat, (2) merangsang pemba-
ca menjadi pembaca aktif.
♦ Judul perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
CONTOH JUDUL ARTIKELCONTOH JUDUL ARTIKEL
♦ Pengembangan Kemampuan Berpikir Sintetis Kreatif Melalui
Bahan Ajar Model Peta Konsep
♦ Tarekat: Sejarah Timbul dan Pengaruhnya di Dunia Islam
♦ Problema Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD
♦ Pemanfaatan Budaya sebagai Dasar Penguasaan Kesantunan
♦ Identifikasi Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Siswa SD
♦ Instrumen Penilaian Rencana Pelajaran Menggambar sebagai
Alternatif Pemupukan Kreativitas Siswa SD
♦ Pembinaan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat ten-
tang Pengolahan Buah Nanas Menjadi Dodol Nanas.
NAMA PENULIS DAN ALAMAT
♦ Dalam artikel berisi dua unsur,yaitu: nama penulis dan
nama lembaga/unit kerja lengkap dengan alamatnya.
♦ Nama penulis tidak dilengkapi dengan pangkat, kedu-
dukan dan gelar akademik. Penulis lebih dari satu
orang, semuanya ditulis lengkap, tidak menggunakan
singkatan dkk., atau et.al., dan lain-lain.
♦ Penulisan nama penulis berkait dengan tanggungja-
wabnya terhadap isi artikel. Karenanya, penulisan se-
tiap nama penulis, harus harus sepengetahuan dan
seizin penulis bersangkutan. Pencantuman urutan na-
ma penulis dapat menjadi unsur pelik dan menjadi
sumber sengketa
♦ Di jurnal ilmiah, ketua peneliti/penulis utama ditem-
patkan pada urutan pertama, urutan berikutnya ang-
gota. Penulis dari lembaga berlainan, alamat lembaga
masing-masing harus dicantumkan.
♦ Artikel dari skripsi/tesis/disertasi, mahasiswa penulis-
nya lazimnya sebagai penulis pertama, sedangkan
pembimbing sebagai penulis kedua/terakhir. Pembim-
bing lebih bertindak sebagai promotor untuk mem-
promosikan mahasiswanya pada masyarakat ilmiah.
♦ Penulis korespondensi tidak selalu penulis utama. Pe-
nulis korespondensi bertanggung jawab atas semua
korespondensi serta perbaikan artikel.
♦ Penulisan nama bervariasi, tetapi penulis hendaknya
taat azas menuliskan namanya, khususnya yang tidak
memiliki nama keluarga/marga/ baptis.
♦ Nama penulis konsisten baik bentuk dan pengejaannya
♦ Alamat lembaga/rumah ditulis dan lengkap, perlu di-
sertakan nomor telepon, faksimile, dan e- mail, untuk
korespondensi dengan pembaca/ilmuwan lain.
TANGGAL/GENESIS NASKAH
♦ Di bawah nama dan alamat pada beberapa jurnal ditu-
liskan tanggal penerimaan naskah oleh penerbit diikuti
tanggal naskah disetujui untuk dipublikasikan.
[Diterima 1 Februari 2010/Disetujui 8 Februari 2010]
♦ Penulisan ini dimaksudkan untuk menegaskan siapa
yang berhak sebagai penemu pertama bila kelak tim-
bul sengketa mengenai siapa penemu/peneliti yang me-
publikasikan pertama kali pada masyarakat ilmiah.
♦ Memberikan informasi waktu yang diperlukan untuk
memproses naskah sejak diterima sampai dipublikasi-
kan serta kinerja pengelola jurnal ilmiah tersebut.
ABSTRAKABSTRAK
♦ Abstrak merupakan ringkasan lengkap dan menjelas-
kan keseluruhan isi artikel. Umumnya disajikan dalam
satu paragraf dan disarankan tidak lebih 200 kata.
♦ Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan
karena abstrak merupakan bagian artikel yang dibaca
setelah judul. Dibaca tidaknya suatu artikel tergan-
tung pada kesan yang diperoleh pembaca pada saat
membaca abstraknya.
♦ Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan hal yang
mutlak harus ada (persyaratan dalam akreditasi).
♦ Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif.
Arti- nya, setiap informasi yang terkandung pada
abstrak harus berdasarkan fakta.
♦ Abstrak harus mengandung empat unsur, yaitu: (1) ar-
gumentasi logis dilakukan observasi/penelitian untuk
memecahkan masalah, (2) pendekatan untuk meme-
cahkan masalah (metode), (3) hasil dan pembahasan,
dan (4) simpulan dan saran (IMRAD: introduction,
methods, results, and discussions). Setiap unsur diung-
kapkan dalam kalimat yang singkat dan jelas sehing-
ga abstrak tidak terlalu panjang.
♦ Usahakan pembaca dapat menangkap isi artikel tanpa
harus mengacu ke artikel lengkapnya. Karena itu, ab-
strak harus disusun secara lengkap, ringkas, cermat,
objektif, dan cendikia.
♦ Pelayanan abstrak (abstracting service) menyukai ab-
strak pendek karena secara langsung dapat mengutip
keseluruhannya. Abstrak yang panjang biasanya akan
dipenggal supaya menjadi pendek. Pemenggalan ini
se-ringkali kurang memperhatikan detil isi sehingga
da-pat mengaburkan makna abstrak keseluruhan.
Tentu, hal ini merugikan penulis dan pembaca
menjadi ku-rang berkenan membaca karena
maknanya kabur.
♦ Abstrak tidak mengandung pustaka dan penunjukan
gambar, tabel, dan ilustrasi. Data dalam abstrak, hen-
daknya disajikan secara tepat sehingga pembaca tidak
perlu mengacu pada gambar, tabel, ilustrasi, rujukan
yang disajikan di dalam teks. Pada abstrak hindari
pula penggunaan singkatan.
♦ Abstrak dalam bahasa Inggris dimaksudkan agar da-
pat diakses oleh pembaca yang tidak berbahasa Indo-
nesia.
♦ Abstrak bukan “Pengantar”.
KATA KUNCIKATA KUNCI
♦ Kata kunci adalah kata-kata yang mengandung konsep
pokok yang dibahas dalam artikel.
♦ Kata kunci dapat diambil dari thesaurus bidang ilmu
masing-masing.
♦ Pilihlah kata kunci yang paling baik yang dapat mewa-
kili topik yang dibahas dalam artikel tersebut.
♦ Kata kunci penting dalam pengindeksan artikel dan
dapat membantu keteraksesan tulisan ke pembaca me-
lalui pemindaian komputer di internet. Bila ingin men-
cari suatu artikel dengan membaca kata kunci, maka
salah satu kata kunci yang ditulis dapat membuka ar-
tikel tersebut.
♦ Jumlah kata kunci 3 - 5 kata dan cara pengurutannya
dari yang spesifik ke yang umum dan ditulis dalam sa-
tu baris.
♦ Kata kunci ditempatkan sesudah abstrak.
Contoh:
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR SINTESIS KREATIF
MELALUI BAHAN AJAR MODEL PETA KONSEP
Mintasih Indriayu*, Harini, dan Dewi Merdekawati
Pendidikan Ekonomi, JPIPS FKIP UNS, Jln. Ir. Sutami 36 A Surakarta
*Alamat korespondensi: Perum Bumi Anugrah, Sapen, Mojolaban – Sukoharjo
E-mail: Indri@uns.ac.id, HP 08122605619
Diterima 1 Februari 2010 dan Disetujui 8 Februari 2010
Abstract: This research aim to describing about: there is or not make-up ability cre-
ative synthesis thinking of Economic Program Study Education Students at FKIP
UNS through development of teaching material concept map model. The research
method was CAR (Classroom Action Research) by the two cycles. Location of re-
search in Economic Education Program, FKIP UNS. Result of research show that
material teaching with concept map model can develop ability students of creative
synthesis thinking. This situation can be seen that before using materials teaching
with concept map model, the ability students to release of ideas, formulating ideas
with them own language and to develop ideas still less were gratifying. But on the
contrary after applying materials teaching with concept map model at study process
of Introductory Economics can be seen the existence of make-up ability students of
creative synthesis thinking at all of its aspect.
Keywords: thinking ability, creative synthesis, learning materials, concept map
model
PENDAHULUAN
♦ Biasanya tidak diberi judul
♦ Antarkan pembaca pada inti pokok tulisan dengan
membuat pernyataan masalah yang dihadapi secara
jelas. Lazimnya inti pokok tulisan ini memuat:
– latar belakang atau konteks penelitian
– landasan teori (jika diperlukan)
– hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya
kesenjangan temuan penelitian
– wawasan rencana pemecahan masalah
– rumusan tujuan penelitian
– kemukakan hipotesis jika ada, tetapi tidak perlu
mengada-ada kalau corak penelitiannya tidak
memerlukan hipotesis.
♦ Gunakan pustaka acuan mutakhir, relevan, dan asli
(primer) yang mencerminkan state of the art.
♦ Pengacuan pustaka tidak terlalu ekstensif, tetapi
la-kukan secukupnya untuk menunjukkan bahwa
ma-salah itu betul-betul ada.
♦ Ketuntasan tinjauan pustaka perlu dilakukan secara
kritis, namun tidak perlu ditulis semuanya.
♦ Sekarang jarang ada bagian khusus “Tinjauan Pus-
taka”, rujukan ke pustaka digabungkan dalam bagi-
an “Pendahuluan” (latar belakang) dan bagian
“Pembahasan”.
♦ Pernyataan yang bersifat umum tidak diperlukan
pustaka acuan. Contoh: Cita rasa dan warna biji ka-
kao terbentuk saat proses fermentasi (Shamsudin &
Dimick, 1986).
♦ Hindari penggunaan acuan seperti: …Menurut
Akh-mad Hasan (dalam Badrus, 2008) bahwa…
PENGACUAN
♦ Pengacuan: pengutipan secara langsung (persis seperti
aslinya), parafrase (mengambil idenya dengan mengu-
bah bahasanya), atau pengakuan adanya hasil peneliti-
an atau ide serupa (untuk diketahui/dibandingkan oleh
pembaca).
♦ Ada tiga sistem pengacuan, yaitu:(1) pengacuan berku-
rung, (2) catatan kaki, dan (3) catatan akhir.
1. Pengacuan Berkurung: pengacuan dengan cara me-
nempatkan informasi tentang identitas lengkap su-
atu sumber rujukan langsung terpadu dalam teks
dalam bentuk singkat (lazimnya hanya nama penga-
rang dan tahun terbit, dan jika perlu nomor halam-
an), atau urut nomor (sesuai dengan urutan pada
daftar rujukan)
Contoh:
Hall (1994) mengingatkan untuk mengubah permainan dari
peng-
alaman menyenangkan yang lahir atas inisiatif siswa menjadi
peng-
alaman yang dibimbing guru. Terkait dengan dikotomi permainan
yang terpusat pada siswa, Meadows dan Casdan (1988:3) mencirikan
peran guru sebagai: (1) pembimbing, (2) teman, (3) konselor, dan (4)
fasilitator. Intervensi guru sebaiknya dilakukan dengan cara yang
ha-
lus.
……………………………………………………………………………
Life skills membantu murid mengembangkan kemampuan
belajar
(learning to learn) menghilangkan kebiasaan dan pola pikir yang
ti-
dak tepat, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk
dikembang-
kan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan
dan
memecahkannya secara kreatif. Tujuan pembelajaran harus mengin-
2. Catatan Kaki: pengacuan dengan cara menempatkan
informasi tentang identitas suatu sumber rujukan di
bawah teks pada halaman yang sama dengan penga-
cuannya.
3. Catatan Akhir: pengacuan dengan cara menempat-
kan informasi tentang identitas lengkap suatu sum-
ber rujukan di bagian akhir sebuah artikel.
♦ Ada tiga cara pendokumentasian sumber rujukan, ya-
itu: (1) Bibliografi, (2) Rujukan Acuan, dan (3) Pusta-
ka Acuan.
♦ Istilah Daftar Rujukan, Daftar Pustaka, atau Referensi
juga biasa digunakan sebagai cara pendokumentasian
sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat se-
mua sumber rujukan yang diacu (dirujuk) dalam teks.
METODE
♦ Pertelakan lokasi kegiatan penelitian dikemukakan se-cara
objektif (apa adanya) sesuai keperluan dan keda-laman
pendekatan.
♦ Metode dan teknik yang dipakai, rancangan percobaan serta cara
penganalisisan data diuraikan secara singkat dan cukup
terperin- ci sehingga keterulangan hasil dapat dijamin.
♦ Utamanya dalam penelitian kualitatif, adakalanya perlu
diuraikan secara jelas secukupnya alat pengumpul data, tahap-
tahap, dan waktu pengambilan cuplikan.
♦ Tulislah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan urutan pengope-
rasiannya (Misal: “ …kertas dilinting setelah digunting sesuai
ukuran” haruslah ditulis “…kertas digunting sesuai ukuran lalu
dilinting”).
♦ Dalam menguraikan prosedur, hindari bentuk kalimat perintah.
Contoh kurang baik:
* Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif, yaitu pe-
nelitian yang …
* Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Peneli-
tian eksperimen adalah…
HASIL
♦ Sajikan hasil secara bersistem
⇒ lihat lagi tujuan
⇒ lihat lagi langkah-langkah dalam metode
♦ Narasi berisi informasi yang disarikan dari data, bu-
kan menarasikan data seperti apa adanya
♦ Perjelas narasi dengan ilustrasi (gambar, tabel)
⇒ uraian dalam narasi dan ilustrasi harus selaras
(lonjakan? fluktuatif?)
⇒ nomori ilustrasi secara berurutan
⇒ ilustrasi harus diacu dalam teks
♦ sajikan data olahan, bukan data mentah
⇒ kalau perlu: reduksi data
Contoh Narasi Hasil – kurang baik
Judul: Refleksi Sewindu Reformasi: Regulasi Investasi
Masa Mendatang
Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997,
minat investor baik Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cen-
derung menurun jika dilihat dari nilai investasi. Na-
mun bila dilihat dari jumlah proyek untuk PMA terli-
hat bahwa minat investor asing masih cukup tinggi ter-
utama pada tahun 2000. Walaupun terjadi penurunan
lagi pada 2001 dan 2002. Perkembangan persetujuan
PMDN dan PMA di Indonesia dapat dilihat pada tabel
berikut ini. …
Contoh Narasi Hasil - perbaikan
Judul: Jumlah Proyek
Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997,
minat investor baik melalui Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing
(PMA) cenderung menurun dari segi jumlah proyek
(Lihat Gambar 1). Namun bila dilihat dari jumlah
proyek PMA terlihat bahwa minat investor asing bah-
kan meningkat sampai tahun 2000, empat kali diban-
dingkan keadaan jumlah proyek PMDN saat itu. Penu-
runan jumlah proyek PMA baru terjadi 4 tahun sete-
lah penurunan jumlah proyek PMDN. …
PEMBAHASAN
♦ bukan sekadar menarasikan data
♦ urutan pembahasan ~ urutan sajian data
♦ baca lagi tujuan dan hipotesis
⇒ cocokkan hipotesis/harapan dengan data
♦ berikan analisis atau tafsiran
♦ kembangkan gagasan atau argumentasi dengan menga-
itkan hasil/teori/pendapat/temuan sebelumnya
⇒ bandingkan dengan temuan terdahulu
⇒ adakah pertimbangan teoretis
⇒ adakah kemungkinan manfaat
⇒ adakah kemungkinan keterbatasan hasil
♦ kembangkan argumen dalam paragraf
♦ Tercerminkah kecendekiaan penulis?
♦ Logiskah argumentasi penulis?
♦ Bermanfaatkah tafsiran penulis?
♦ Adakah implikasi dari temuan?
♦ Adakah keterbatasan temuan?
♦ Adakah spekulasi yang berlebihan?
♦ Apakah pendapat penulis terkemas dalam pa-
ragraf yang baik?
Contoh Pembahasan – kurang baik
Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, khusus pa-
da pada 2002 persetujuan PMDN sebanyak 185 proyek dengan
nilai investasi Rp 25,3 trilyun. Dibandingkan dengan 2001 pada
periode yang sama, tercatat 264 proyek dengan nilai investasi
Rp 58,8 triliun, terjadi penurunan jumlah proyek 29,9% dan nilai
investasi 57 %. Sedang-kan untuk PMA pada 2002 tercatat 1.148
proyek dengan nilai investasi US $ 9,8 miliar, dan jika
dibanding-kan dengan periode yang sama pada tahun 2001 di
mana tercatat 1.333 proyek dengan nilai investasi sebesar US $
15,0 miliar, terja-di penurunan jumlah proyek sebesar 14 %.
Rencana investasi PMDN/PMA persetujuan 2002 tersebut akan
menyerap tenaga kerja asing sebanyak lebih kurang 214.000
orang dan tenaga ker- ja asing sebanyak kurang lebih 5.459
orang. Perkembangan per-setujuan PMA dari 1997-2002 masih
banyak investasi berasal dari Negara Asia seperti Jepang,
Korea Selatan, Singapore, kemu-dian dari benua Amerika seperti
Amerika, Kanada, dan dari Ero-pa seperti Perancis, Jerman,
Belanda dan Inggris serta dari Australia.
Contoh Pembahasan – perbaikan
Pada periode 2001-2002, terjadi penurunan jumlah
proyek PMDN sebesar 30%, tetapi penurunan nilai in-
vestasi mencapai 57%. Sementara itu, untuk PMA pa-
da kurun waktu yang sama, jumlah proyek hanya me-
nurun 14%, tetapi nilai investasinya justru menurun
lebih dari 65%. Rencana investasi PMDN dan PMA
persetujuan 2002 tersebut ternyata mampu menyerap
tenaga kerja dalam negeri sebanyak lebih kurang 214.
000 orang dan tenaga kerja asing sekitar 5.500 orang
(Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2003).
PMA yang disetujui dari 1997 -2002 mengungkapkan
bahwa banyak investasi yang berasal dari Asia (a.l. Je-
pang, Korea Selatan, Singapura), disusul oleh benua
Amerika (a.l. Amerika, Kanada), Eropa (a.l. Perancis,
Jerman, Belanda dan Inggris) dan Australia.
SIMPULAN
♦ Susunlah simpulan pokok keseluruh penelitian secara
hati-hati dalam dua atau tiga kalimat, yang sebaiknya
ditempatkan di paragraf akhir pembahasan.
♦ Dalam merumuskan simpulan jangan terdapat pernya-
taan yang sudah merupakan pengetahuan umum.
♦ Dibenarkan memunculkan simpulan sampai tiga kali,
yaitu dalam abstrak, pendahuluan, dan pembahasan.
Jika terjadi pengulangan, dalam penyajiannya hindari
penggunaan kata-kata yang sama.
♦ Dalam menarik simpulan bersikaplah kritis: Apakah
simpulan dapat ditafsirkan dari sudut pandang lain?,
Cukup luaskah perampatan yang digariskan dengan
melibatkan simpulan, hasil, pendapat, dan teori-teori
yang ada?
♦ Berpikir dan bernalarlah secara konklusif sehingga di-
capai simpulan yang mendekati kesempurnaan.
♦ Beberpa berkala ilmiah Indonesia menyediakan bab
khusus untuk simpulan dan terkadang juga mengha-
ruskan adanya saran. Secara internasional, cara ini ti-
dak baku, terutama untuk berkala primer yang ber-
mutu tinggi.
♦ Simpulan merupakan penutup yang logis suatu pemba-
hasan sehingga tidak perlu diberi wadah tersendiri
agar tidak memotong alur pembicaraan.
♦ Saran juga tidak sepantasnya ditonjolkan dalam arti-
kel hasil penelitian, sebab dapat tersirat dalam pemba-
hasan.
♦ Saran yang bersifat tindak lanjut terapan hanya cocok
untuk jurnal semi ilmiah yang mengarah kepada pe-
nyuluhan teknis.
DAFTAR PUSTAKA
♦ Lengkap sesuai dengan yang diacu dalam teks:
- semua yang dirujuk dalam teks masuk ke daftar pus-
taka
- semua yang ada dalam daftar pustaka memang diru-
juk dalam teks
♦ Lebih banyak menggunakan pustaka primer dan mu-
takhir (10 tahun terakhir)
♦ Tata cara penulisan daftar pustaka mengikuti gaya se-
lingkung yang berlaku di jurnal yang disasar penulis
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
Buku
Muijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective Teaching: Eviden-
ce and Practice (Second Edition). London: Sage Publications Ltd.
Sastrapradja, D.S., Adisoemarto, S., Kartawinata, S., Sastrapradja,
S., & Rifai, M.A. (1989). Keanekaragaman Hayati untuk Kelang-
sungan Hidup Bangsa. Bogor: Puslitbang Bioteknologi.
Buku terjemahan
Straus, Anselm & Corbin, Juliet. (2003). Dasar-dasar Penelitian
Kuali-tatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data
(Terjemahan oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien).
Yogyakarta: Pus-taka Pelajar Offset.
Buku kumpulan artikel
Hajar Pamadhi. (2009). “Model Pendidikan Estetika dalam Pembel-
ajaran Seni” dalam Sarwiji Suwandi dan Edy Suryanto (Ed.). Or-
kestrasi Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Surakarta:
UNS Press.
Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian
Siswandari. (2006). “Peningkatan Transferable Skills Mahasiswa Pen-
didikan Ekonomi Melalui Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Statistika Berbantuan Komputer (Upaya
Meningkatkan Competi-tive Advantage Lulusan Pendidikan
Tinggi)”. Disertasi tidak dipu-blikasikan. Malang: PPs.
Universitas Negeri Malang.
Artikel dalam jurnal atau majalah
Edy Suryanto.(2007). “Stilistika Sajak Kusebut dan Kupunya
Karya Abdul Hadi W.M.” dalam Jurnal Bahasa,Sastra, dan
Pengajarann-nya, Volume 5, Nomor 1, April 2007, hlm. 65-76.
Makalah
Asim Gunarawan. (2003). “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi
Ver-bal: Tinjauan Sosiolinguistik dan Pragmatik”. Makalah
disajikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa dan Sastra
Indonesia XXV (PIBSI XXV) di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 6-7 Oktober 2003.
Internet
Wycoff, Joyce. (2008). “Kebiasaan Mendongeng Hilang, Sastra
pun Mati” dalam http://www.kompas.co.id/kompas-
cetak/0705/04/huma- niora, diakses 5 Juni 2008.
Buku tidak berpengarang/ badan sebagai pengarang
Anonim. (1999). Annual Report. Rome: International Board for Plant
Genetic Resources.
UNESCO.(1990). Unisist Giude to Standards for Information
Handling. Paris: UNESCO.
PEREKAT KALIMAT DALAM PARAGRAF
1. Kepaduan paragraf dibangun atas kalimat-kalimat yang
berhu-
bungan logis.
2. Hubungan antarpikiran dalam paragraf menghasilkan kejelasan
struktur dan makna paragraf.
3. Hubungan antarkalimat tersebut menghasilkan paragraf yang
pa-
du, utuh, dan kompak.
4. Kepaduan ini dapat direkatkan melalui penggunaan repetisi kata
kunci/sinonim, kata ganti, kata transisi, dan struktur paralel.
5. Repetisi kata kunci: kata kunci/sinonim yang telah disebutkan da-
lam kalimat awal diulang pada kalimat kedua, ketiga, dst.
6. Kata ganti: sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat
perta-
ma dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan
ka-
ta gantinya atau padanannya.
7. Kata transisi: kata penghubung, konjungsi, perangkai yang
menya-
Contoh-contoh Perekat Kalimat:
1. Pengulangan Kata Kunci
(1) Budaya merupakan sumber kreativitas baru. (2) Budaya
yang berupa sistem ideal, sistem sosial, maupun sistem teknologi,
ke-
tiganya dapat dijadikan sumber kreativitas baru. (3) Budaya yang
bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas
konsep-
konsep pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. (4) Budaya yang
bersumber pada sistem sosial dapat mengendalikan perilaku masya-
rakat, termasuk para pemimpinnya. (5) Budaya yang bersumber
pa-
da sistem teknologi dapat mengendalikan kreativitas baru berdasar-
kan geografis bangsa, misalnya sebagai negara pertanian harus
mem-
produksi teknologi pertanian. (6) Sinergi dari ketiga sistem budaya
itu
dapat menghasilkan kreativitas yang lebih sempurna.
2. Kata Ganti
(1) Setakat ini, pengusaha Indonesia mulai mandiri. (2)
Me-
reka tidak lagi mengharapkan perlindungan sepenuhnya dari peme-
rintah. (3) Namun, dalam kaitannya dengan persaingan global, mere-
ka berharap agar pemerintah melindungi produk pertanian dengan
cara membatasi impor. (4) Mereka juga berharap agar pemerintah
menegakkan hukum dan memberanta s KKN tanpa pandang bulu.
(5) Sebab, dengan KKN, mereka harus mengeluarkan biaya produksi
yang sangat besar sehingga tidak mampu bersaing di pasar interna-
sional.
……………………………………………………………………………..
(1) KKN segera teratasi. (2) Hal ini ditandai dengan sema-
kin banyaknya kasus KKN yang terungkap dan pelakunya dihukum.
(3) Dapat dipastikan bahwa hal ini segera berdampak pada penegak-
an hukum dan keadilan. (4) Jika pemerintah berhasil mengatasi KKN
ini, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan terus meningkat.
3. Kata Transisi
Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihu-
bungkan. Kata transisi menyatakan hubungan sebagai berikut:
⇒ sebab, akibat : sebab, karena, akibatnya, maka, oleh ka-
rena itu, oleh sebab itu, dampaknya
⇒ pertentangan : tetapi, namun, berbeda dengan, sebalik-
nya, kecuali itu, meskipun
demikian
⇒ penegasan : jadi, dengan demikian, jelaslah bahwa
⇒ tambahan info : selain itu, lebih lanjut, di samping itu, de-
ngan kata lain, singkatnya, tegasnya
⇒ urutan : mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, se-
sudah itu, selanjutnya, proses ini
(1) Setelah berhasil membawa pulang medali emas bulu tangkis
olimpiade 2004, Taufik Hidayat pantas menikmati penghargaan yang
terus mengalir kepadanya. (2) Mula-mula, ia menerima sebuah ru-
mah mewah seharga 2 milliar dari gubernur DKI, yang sekaligus
se-
bagai ketua koni. (3) Kedua, …
4. Struktur Paralel
(1) Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum
menunjuk-
kan tanda-tanda yang serius. (2) Menurut Presiden Megawati
(Kom-
pas, Agustus 2004), pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh para
penegak hukum di lapangan. (3) Jika kelambanan berlarut-larut, pu-
blik menduga bahwa oknum penegak hukum belum sungguh-sung-
guh nelaksanakan tanggung jawabnya. (4) Sementara itu, para inves-
tor dan pengusaha berharap agar penegakan hukum tersebut
diper-
cepat. (5) Jika berhasil, pencapaian keadilan dan kemakmuran ma-
syarakat segera terwujud. (6) ) Ini berarti, peningkatan pertumbuhan
Ekonomi dan iklim bisnis juga terangkat.
Teknik penulisan artikel ilmiah

Contenu connexe

Tendances

PPT TEKS ULASAN.pptx
PPT TEKS ULASAN.pptxPPT TEKS ULASAN.pptx
PPT TEKS ULASAN.pptx
AntesPutra2
 
Keterampilan menulis
Keterampilan menulisKeterampilan menulis
Keterampilan menulis
Devhy vhy
 
Kompetensi profesional guru (pp)
Kompetensi profesional guru (pp)Kompetensi profesional guru (pp)
Kompetensi profesional guru (pp)
081374747439
 
Menulis artikel
Menulis artikelMenulis artikel
Menulis artikel
mbanarti
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
Ahyaniyani
 
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2
Amin Eko Wulandari
 
Teori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiTeori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksi
Laila Purnamasari
 
hakikat sastra dan puisi
hakikat sastra dan puisihakikat sastra dan puisi
hakikat sastra dan puisi
rizka_pratiwi
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
Ahyaniyani
 
Penyuntingan kel.10
Penyuntingan kel.10Penyuntingan kel.10
Penyuntingan kel.10
isnatin
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
rizka_pratiwi
 

Tendances (20)

Kemampuan Berbahasa Lisan
Kemampuan Berbahasa LisanKemampuan Berbahasa Lisan
Kemampuan Berbahasa Lisan
 
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpenPresentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
Presentasi Bahasa indonesia kelas IX Materi cerpen
 
PPT TEKS ULASAN.pptx
PPT TEKS ULASAN.pptxPPT TEKS ULASAN.pptx
PPT TEKS ULASAN.pptx
 
Keterampilan menulis
Keterampilan menulisKeterampilan menulis
Keterampilan menulis
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Kompetensi profesional guru (pp)
Kompetensi profesional guru (pp)Kompetensi profesional guru (pp)
Kompetensi profesional guru (pp)
 
TEKS-IKLAN-B.INDO-VIII.pptx
TEKS-IKLAN-B.INDO-VIII.pptxTEKS-IKLAN-B.INDO-VIII.pptx
TEKS-IKLAN-B.INDO-VIII.pptx
 
Menulis artikel
Menulis artikelMenulis artikel
Menulis artikel
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
 
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2
RPP BERKARAKTER BAHASA INDONESIA SMK KELAS X SEMESTER 2
 
Teori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiTeori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksi
 
Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks Berbagai jenis teks
Berbagai jenis teks
 
hakikat sastra dan puisi
hakikat sastra dan puisihakikat sastra dan puisi
hakikat sastra dan puisi
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencanaBiografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
 
Penyuntingan naskah karya ilmiah
Penyuntingan naskah karya ilmiahPenyuntingan naskah karya ilmiah
Penyuntingan naskah karya ilmiah
 
Penyuntingan kel.10
Penyuntingan kel.10Penyuntingan kel.10
Penyuntingan kel.10
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 

Similaire à Teknik penulisan artikel ilmiah

KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
yadinurcahyadin
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
Jerusman Marbun
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesia
ryurifay
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
taufiq99
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Karem Zulkifli
 

Similaire à Teknik penulisan artikel ilmiah (20)

KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiahArtikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiah
 
Bahasa indonesoa
Bahasa indonesoaBahasa indonesoa
Bahasa indonesoa
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
 
Indonesia kti
Indonesia ktiIndonesia kti
Indonesia kti
 
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptxMATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesia
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
 
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
Pusbindiklat lipi kemenkes_pedoman penulisan_kti_raker2013(1)
 
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAHPENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
 

Dernier

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Teknik penulisan artikel ilmiah

  • 2. PENULISAN ARTIKEL ILMIAHPENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1. Jembatan antara penulis dng. pembaca maka dibutuhkan teknik khusus. Penulis dituntut menulis dengan gaya bahasa sendiri. 2. Suatu bentuk kontribusi keilmuan sehingga dapat dipandang seba- gai sarana promosi diri. 3. Harus memenuhi tiga unsur, yaitu: (a) logika ilmu yang tepat; (2) bahasa yang jelas, lugas dan komunikatif; (3) sesuai aturan jurnal yang akan disasar. 4. Menaati konvensi bidang ilmu yang ditekuni dengan berpedoman pada jurnal ilmiahnya/gaya selingkung jurnal.
  • 3. PENULISAN JUDULPENULISAN JUDUL ♦ Judul merupakan bagian awal artikel, sebelum pemba- ca membaca keseluruhan isi artikelnya. ♦ Harus khas/berdaya pikat, singkat, informatif, komu- nikatif, dan mampu menggambarkan keseluruhan isi artikel. Disarankan judul antara 12 – 15 kata, tetapi tetap mencerminkan isi dengan pas. ♦ Judul yang singkat seringkali kurang dapat menggam- barkan isi artikel. Sebaliknya, judul yg panjang sering mengaburkan isi artikel.
  • 4. ♦ Judul yang panjang dengan tetap mempertahankan ke- jelasan makna judul maka dapat dibuatkan subjudul. ♦ Hindari singkatan dan tidak ada penambahan nama la- tin yang bersifat umum. ♦ Hindari pemuatan kata-kata umum, seperti: penelaah- an, studi, pengaruh, hubungan, survei. ♦ Disarankan menonjolkan dan menempatkan kata kun- ci yang paling penting dan khas. Hal ini dimasudkan untuk memudahkan pelayanan penelusuran pustaka.
  • 5. ♦ Penempatan kata kunci memiliki nilai tambah, yaitu: (1) membantu pembaca mendapatkan gambaran isi ar- tikel dengan mudah dan cepat, (2) merangsang pemba- ca menjadi pembaca aktif. ♦ Judul perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
  • 6. CONTOH JUDUL ARTIKELCONTOH JUDUL ARTIKEL ♦ Pengembangan Kemampuan Berpikir Sintetis Kreatif Melalui Bahan Ajar Model Peta Konsep ♦ Tarekat: Sejarah Timbul dan Pengaruhnya di Dunia Islam ♦ Problema Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD ♦ Pemanfaatan Budaya sebagai Dasar Penguasaan Kesantunan ♦ Identifikasi Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Siswa SD ♦ Instrumen Penilaian Rencana Pelajaran Menggambar sebagai Alternatif Pemupukan Kreativitas Siswa SD ♦ Pembinaan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat ten- tang Pengolahan Buah Nanas Menjadi Dodol Nanas.
  • 7. NAMA PENULIS DAN ALAMAT ♦ Dalam artikel berisi dua unsur,yaitu: nama penulis dan nama lembaga/unit kerja lengkap dengan alamatnya. ♦ Nama penulis tidak dilengkapi dengan pangkat, kedu- dukan dan gelar akademik. Penulis lebih dari satu orang, semuanya ditulis lengkap, tidak menggunakan singkatan dkk., atau et.al., dan lain-lain. ♦ Penulisan nama penulis berkait dengan tanggungja- wabnya terhadap isi artikel. Karenanya, penulisan se- tiap nama penulis, harus harus sepengetahuan dan seizin penulis bersangkutan. Pencantuman urutan na- ma penulis dapat menjadi unsur pelik dan menjadi sumber sengketa
  • 8. ♦ Di jurnal ilmiah, ketua peneliti/penulis utama ditem- patkan pada urutan pertama, urutan berikutnya ang- gota. Penulis dari lembaga berlainan, alamat lembaga masing-masing harus dicantumkan. ♦ Artikel dari skripsi/tesis/disertasi, mahasiswa penulis- nya lazimnya sebagai penulis pertama, sedangkan pembimbing sebagai penulis kedua/terakhir. Pembim- bing lebih bertindak sebagai promotor untuk mem- promosikan mahasiswanya pada masyarakat ilmiah. ♦ Penulis korespondensi tidak selalu penulis utama. Pe- nulis korespondensi bertanggung jawab atas semua korespondensi serta perbaikan artikel.
  • 9. ♦ Penulisan nama bervariasi, tetapi penulis hendaknya taat azas menuliskan namanya, khususnya yang tidak memiliki nama keluarga/marga/ baptis. ♦ Nama penulis konsisten baik bentuk dan pengejaannya ♦ Alamat lembaga/rumah ditulis dan lengkap, perlu di- sertakan nomor telepon, faksimile, dan e- mail, untuk korespondensi dengan pembaca/ilmuwan lain.
  • 10. TANGGAL/GENESIS NASKAH ♦ Di bawah nama dan alamat pada beberapa jurnal ditu- liskan tanggal penerimaan naskah oleh penerbit diikuti tanggal naskah disetujui untuk dipublikasikan. [Diterima 1 Februari 2010/Disetujui 8 Februari 2010] ♦ Penulisan ini dimaksudkan untuk menegaskan siapa yang berhak sebagai penemu pertama bila kelak tim- bul sengketa mengenai siapa penemu/peneliti yang me- publikasikan pertama kali pada masyarakat ilmiah. ♦ Memberikan informasi waktu yang diperlukan untuk memproses naskah sejak diterima sampai dipublikasi- kan serta kinerja pengelola jurnal ilmiah tersebut.
  • 11. ABSTRAKABSTRAK ♦ Abstrak merupakan ringkasan lengkap dan menjelas- kan keseluruhan isi artikel. Umumnya disajikan dalam satu paragraf dan disarankan tidak lebih 200 kata. ♦ Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan karena abstrak merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Dibaca tidaknya suatu artikel tergan- tung pada kesan yang diperoleh pembaca pada saat membaca abstraknya. ♦ Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan hal yang mutlak harus ada (persyaratan dalam akreditasi).
  • 12. ♦ Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif. Arti- nya, setiap informasi yang terkandung pada abstrak harus berdasarkan fakta. ♦ Abstrak harus mengandung empat unsur, yaitu: (1) ar- gumentasi logis dilakukan observasi/penelitian untuk memecahkan masalah, (2) pendekatan untuk meme- cahkan masalah (metode), (3) hasil dan pembahasan, dan (4) simpulan dan saran (IMRAD: introduction, methods, results, and discussions). Setiap unsur diung- kapkan dalam kalimat yang singkat dan jelas sehing- ga abstrak tidak terlalu panjang.
  • 13. ♦ Usahakan pembaca dapat menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke artikel lengkapnya. Karena itu, ab- strak harus disusun secara lengkap, ringkas, cermat, objektif, dan cendikia. ♦ Pelayanan abstrak (abstracting service) menyukai ab- strak pendek karena secara langsung dapat mengutip keseluruhannya. Abstrak yang panjang biasanya akan dipenggal supaya menjadi pendek. Pemenggalan ini se-ringkali kurang memperhatikan detil isi sehingga da-pat mengaburkan makna abstrak keseluruhan. Tentu, hal ini merugikan penulis dan pembaca menjadi ku-rang berkenan membaca karena maknanya kabur.
  • 14. ♦ Abstrak tidak mengandung pustaka dan penunjukan gambar, tabel, dan ilustrasi. Data dalam abstrak, hen- daknya disajikan secara tepat sehingga pembaca tidak perlu mengacu pada gambar, tabel, ilustrasi, rujukan yang disajikan di dalam teks. Pada abstrak hindari pula penggunaan singkatan. ♦ Abstrak dalam bahasa Inggris dimaksudkan agar da- pat diakses oleh pembaca yang tidak berbahasa Indo- nesia. ♦ Abstrak bukan “Pengantar”.
  • 15. KATA KUNCIKATA KUNCI ♦ Kata kunci adalah kata-kata yang mengandung konsep pokok yang dibahas dalam artikel. ♦ Kata kunci dapat diambil dari thesaurus bidang ilmu masing-masing. ♦ Pilihlah kata kunci yang paling baik yang dapat mewa- kili topik yang dibahas dalam artikel tersebut. ♦ Kata kunci penting dalam pengindeksan artikel dan dapat membantu keteraksesan tulisan ke pembaca me- lalui pemindaian komputer di internet. Bila ingin men- cari suatu artikel dengan membaca kata kunci, maka salah satu kata kunci yang ditulis dapat membuka ar- tikel tersebut. ♦ Jumlah kata kunci 3 - 5 kata dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke yang umum dan ditulis dalam sa- tu baris. ♦ Kata kunci ditempatkan sesudah abstrak.
  • 16. Contoh: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR SINTESIS KREATIF MELALUI BAHAN AJAR MODEL PETA KONSEP Mintasih Indriayu*, Harini, dan Dewi Merdekawati Pendidikan Ekonomi, JPIPS FKIP UNS, Jln. Ir. Sutami 36 A Surakarta *Alamat korespondensi: Perum Bumi Anugrah, Sapen, Mojolaban – Sukoharjo E-mail: Indri@uns.ac.id, HP 08122605619 Diterima 1 Februari 2010 dan Disetujui 8 Februari 2010 Abstract: This research aim to describing about: there is or not make-up ability cre- ative synthesis thinking of Economic Program Study Education Students at FKIP UNS through development of teaching material concept map model. The research method was CAR (Classroom Action Research) by the two cycles. Location of re- search in Economic Education Program, FKIP UNS. Result of research show that material teaching with concept map model can develop ability students of creative synthesis thinking. This situation can be seen that before using materials teaching with concept map model, the ability students to release of ideas, formulating ideas with them own language and to develop ideas still less were gratifying. But on the contrary after applying materials teaching with concept map model at study process of Introductory Economics can be seen the existence of make-up ability students of creative synthesis thinking at all of its aspect. Keywords: thinking ability, creative synthesis, learning materials, concept map model
  • 17. PENDAHULUAN ♦ Biasanya tidak diberi judul ♦ Antarkan pembaca pada inti pokok tulisan dengan membuat pernyataan masalah yang dihadapi secara jelas. Lazimnya inti pokok tulisan ini memuat: – latar belakang atau konteks penelitian – landasan teori (jika diperlukan) – hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya kesenjangan temuan penelitian – wawasan rencana pemecahan masalah – rumusan tujuan penelitian – kemukakan hipotesis jika ada, tetapi tidak perlu mengada-ada kalau corak penelitiannya tidak memerlukan hipotesis.
  • 18. ♦ Gunakan pustaka acuan mutakhir, relevan, dan asli (primer) yang mencerminkan state of the art. ♦ Pengacuan pustaka tidak terlalu ekstensif, tetapi la-kukan secukupnya untuk menunjukkan bahwa ma-salah itu betul-betul ada. ♦ Ketuntasan tinjauan pustaka perlu dilakukan secara kritis, namun tidak perlu ditulis semuanya. ♦ Sekarang jarang ada bagian khusus “Tinjauan Pus- taka”, rujukan ke pustaka digabungkan dalam bagi- an “Pendahuluan” (latar belakang) dan bagian “Pembahasan”. ♦ Pernyataan yang bersifat umum tidak diperlukan pustaka acuan. Contoh: Cita rasa dan warna biji ka- kao terbentuk saat proses fermentasi (Shamsudin & Dimick, 1986). ♦ Hindari penggunaan acuan seperti: …Menurut Akh-mad Hasan (dalam Badrus, 2008) bahwa…
  • 19. PENGACUAN ♦ Pengacuan: pengutipan secara langsung (persis seperti aslinya), parafrase (mengambil idenya dengan mengu- bah bahasanya), atau pengakuan adanya hasil peneliti- an atau ide serupa (untuk diketahui/dibandingkan oleh pembaca). ♦ Ada tiga sistem pengacuan, yaitu:(1) pengacuan berku- rung, (2) catatan kaki, dan (3) catatan akhir. 1. Pengacuan Berkurung: pengacuan dengan cara me- nempatkan informasi tentang identitas lengkap su- atu sumber rujukan langsung terpadu dalam teks dalam bentuk singkat (lazimnya hanya nama penga- rang dan tahun terbit, dan jika perlu nomor halam- an), atau urut nomor (sesuai dengan urutan pada daftar rujukan)
  • 20. Contoh: Hall (1994) mengingatkan untuk mengubah permainan dari peng- alaman menyenangkan yang lahir atas inisiatif siswa menjadi peng- alaman yang dibimbing guru. Terkait dengan dikotomi permainan yang terpusat pada siswa, Meadows dan Casdan (1988:3) mencirikan peran guru sebagai: (1) pembimbing, (2) teman, (3) konselor, dan (4) fasilitator. Intervensi guru sebaiknya dilakukan dengan cara yang ha- lus. …………………………………………………………………………… Life skills membantu murid mengembangkan kemampuan belajar (learning to learn) menghilangkan kebiasaan dan pola pikir yang ti- dak tepat, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembang- kan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkannya secara kreatif. Tujuan pembelajaran harus mengin-
  • 21. 2. Catatan Kaki: pengacuan dengan cara menempatkan informasi tentang identitas suatu sumber rujukan di bawah teks pada halaman yang sama dengan penga- cuannya. 3. Catatan Akhir: pengacuan dengan cara menempat- kan informasi tentang identitas lengkap suatu sum- ber rujukan di bagian akhir sebuah artikel. ♦ Ada tiga cara pendokumentasian sumber rujukan, ya- itu: (1) Bibliografi, (2) Rujukan Acuan, dan (3) Pusta- ka Acuan. ♦ Istilah Daftar Rujukan, Daftar Pustaka, atau Referensi juga biasa digunakan sebagai cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat se- mua sumber rujukan yang diacu (dirujuk) dalam teks.
  • 22. METODE ♦ Pertelakan lokasi kegiatan penelitian dikemukakan se-cara objektif (apa adanya) sesuai keperluan dan keda-laman pendekatan. ♦ Metode dan teknik yang dipakai, rancangan percobaan serta cara penganalisisan data diuraikan secara singkat dan cukup terperin- ci sehingga keterulangan hasil dapat dijamin. ♦ Utamanya dalam penelitian kualitatif, adakalanya perlu diuraikan secara jelas secukupnya alat pengumpul data, tahap- tahap, dan waktu pengambilan cuplikan. ♦ Tulislah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan urutan pengope- rasiannya (Misal: “ …kertas dilinting setelah digunting sesuai ukuran” haruslah ditulis “…kertas digunting sesuai ukuran lalu dilinting”). ♦ Dalam menguraikan prosedur, hindari bentuk kalimat perintah. Contoh kurang baik: * Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif, yaitu pe- nelitian yang … * Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Peneli- tian eksperimen adalah…
  • 23. HASIL ♦ Sajikan hasil secara bersistem ⇒ lihat lagi tujuan ⇒ lihat lagi langkah-langkah dalam metode ♦ Narasi berisi informasi yang disarikan dari data, bu- kan menarasikan data seperti apa adanya ♦ Perjelas narasi dengan ilustrasi (gambar, tabel) ⇒ uraian dalam narasi dan ilustrasi harus selaras (lonjakan? fluktuatif?) ⇒ nomori ilustrasi secara berurutan ⇒ ilustrasi harus diacu dalam teks ♦ sajikan data olahan, bukan data mentah ⇒ kalau perlu: reduksi data
  • 24. Contoh Narasi Hasil – kurang baik Judul: Refleksi Sewindu Reformasi: Regulasi Investasi Masa Mendatang Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997, minat investor baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cen- derung menurun jika dilihat dari nilai investasi. Na- mun bila dilihat dari jumlah proyek untuk PMA terli- hat bahwa minat investor asing masih cukup tinggi ter- utama pada tahun 2000. Walaupun terjadi penurunan lagi pada 2001 dan 2002. Perkembangan persetujuan PMDN dan PMA di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini. …
  • 25.
  • 26. Contoh Narasi Hasil - perbaikan Judul: Jumlah Proyek Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997, minat investor baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cenderung menurun dari segi jumlah proyek (Lihat Gambar 1). Namun bila dilihat dari jumlah proyek PMA terlihat bahwa minat investor asing bah- kan meningkat sampai tahun 2000, empat kali diban- dingkan keadaan jumlah proyek PMDN saat itu. Penu- runan jumlah proyek PMA baru terjadi 4 tahun sete- lah penurunan jumlah proyek PMDN. …
  • 27.
  • 28. PEMBAHASAN ♦ bukan sekadar menarasikan data ♦ urutan pembahasan ~ urutan sajian data ♦ baca lagi tujuan dan hipotesis ⇒ cocokkan hipotesis/harapan dengan data ♦ berikan analisis atau tafsiran ♦ kembangkan gagasan atau argumentasi dengan menga- itkan hasil/teori/pendapat/temuan sebelumnya ⇒ bandingkan dengan temuan terdahulu ⇒ adakah pertimbangan teoretis ⇒ adakah kemungkinan manfaat ⇒ adakah kemungkinan keterbatasan hasil ♦ kembangkan argumen dalam paragraf
  • 29. ♦ Tercerminkah kecendekiaan penulis? ♦ Logiskah argumentasi penulis? ♦ Bermanfaatkah tafsiran penulis? ♦ Adakah implikasi dari temuan? ♦ Adakah keterbatasan temuan? ♦ Adakah spekulasi yang berlebihan? ♦ Apakah pendapat penulis terkemas dalam pa- ragraf yang baik?
  • 30. Contoh Pembahasan – kurang baik Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, khusus pa- da pada 2002 persetujuan PMDN sebanyak 185 proyek dengan nilai investasi Rp 25,3 trilyun. Dibandingkan dengan 2001 pada periode yang sama, tercatat 264 proyek dengan nilai investasi Rp 58,8 triliun, terjadi penurunan jumlah proyek 29,9% dan nilai investasi 57 %. Sedang-kan untuk PMA pada 2002 tercatat 1.148 proyek dengan nilai investasi US $ 9,8 miliar, dan jika dibanding-kan dengan periode yang sama pada tahun 2001 di mana tercatat 1.333 proyek dengan nilai investasi sebesar US $ 15,0 miliar, terja-di penurunan jumlah proyek sebesar 14 %. Rencana investasi PMDN/PMA persetujuan 2002 tersebut akan menyerap tenaga kerja asing sebanyak lebih kurang 214.000 orang dan tenaga ker- ja asing sebanyak kurang lebih 5.459 orang. Perkembangan per-setujuan PMA dari 1997-2002 masih banyak investasi berasal dari Negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Singapore, kemu-dian dari benua Amerika seperti Amerika, Kanada, dan dari Ero-pa seperti Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris serta dari Australia.
  • 31. Contoh Pembahasan – perbaikan Pada periode 2001-2002, terjadi penurunan jumlah proyek PMDN sebesar 30%, tetapi penurunan nilai in- vestasi mencapai 57%. Sementara itu, untuk PMA pa- da kurun waktu yang sama, jumlah proyek hanya me- nurun 14%, tetapi nilai investasinya justru menurun lebih dari 65%. Rencana investasi PMDN dan PMA persetujuan 2002 tersebut ternyata mampu menyerap tenaga kerja dalam negeri sebanyak lebih kurang 214. 000 orang dan tenaga kerja asing sekitar 5.500 orang (Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2003). PMA yang disetujui dari 1997 -2002 mengungkapkan bahwa banyak investasi yang berasal dari Asia (a.l. Je- pang, Korea Selatan, Singapura), disusul oleh benua Amerika (a.l. Amerika, Kanada), Eropa (a.l. Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris) dan Australia.
  • 32. SIMPULAN ♦ Susunlah simpulan pokok keseluruh penelitian secara hati-hati dalam dua atau tiga kalimat, yang sebaiknya ditempatkan di paragraf akhir pembahasan. ♦ Dalam merumuskan simpulan jangan terdapat pernya- taan yang sudah merupakan pengetahuan umum. ♦ Dibenarkan memunculkan simpulan sampai tiga kali, yaitu dalam abstrak, pendahuluan, dan pembahasan. Jika terjadi pengulangan, dalam penyajiannya hindari penggunaan kata-kata yang sama. ♦ Dalam menarik simpulan bersikaplah kritis: Apakah simpulan dapat ditafsirkan dari sudut pandang lain?, Cukup luaskah perampatan yang digariskan dengan melibatkan simpulan, hasil, pendapat, dan teori-teori yang ada?
  • 33. ♦ Berpikir dan bernalarlah secara konklusif sehingga di- capai simpulan yang mendekati kesempurnaan. ♦ Beberpa berkala ilmiah Indonesia menyediakan bab khusus untuk simpulan dan terkadang juga mengha- ruskan adanya saran. Secara internasional, cara ini ti- dak baku, terutama untuk berkala primer yang ber- mutu tinggi. ♦ Simpulan merupakan penutup yang logis suatu pemba- hasan sehingga tidak perlu diberi wadah tersendiri agar tidak memotong alur pembicaraan. ♦ Saran juga tidak sepantasnya ditonjolkan dalam arti- kel hasil penelitian, sebab dapat tersirat dalam pemba- hasan. ♦ Saran yang bersifat tindak lanjut terapan hanya cocok untuk jurnal semi ilmiah yang mengarah kepada pe- nyuluhan teknis.
  • 34. DAFTAR PUSTAKA ♦ Lengkap sesuai dengan yang diacu dalam teks: - semua yang dirujuk dalam teks masuk ke daftar pus- taka - semua yang ada dalam daftar pustaka memang diru- juk dalam teks ♦ Lebih banyak menggunakan pustaka primer dan mu- takhir (10 tahun terakhir) ♦ Tata cara penulisan daftar pustaka mengikuti gaya se- lingkung yang berlaku di jurnal yang disasar penulis
  • 35. Contoh Penulisan Daftar Pustaka Buku Muijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective Teaching: Eviden- ce and Practice (Second Edition). London: Sage Publications Ltd. Sastrapradja, D.S., Adisoemarto, S., Kartawinata, S., Sastrapradja, S., & Rifai, M.A. (1989). Keanekaragaman Hayati untuk Kelang- sungan Hidup Bangsa. Bogor: Puslitbang Bioteknologi. Buku terjemahan Straus, Anselm & Corbin, Juliet. (2003). Dasar-dasar Penelitian Kuali-tatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data (Terjemahan oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien). Yogyakarta: Pus-taka Pelajar Offset.
  • 36. Buku kumpulan artikel Hajar Pamadhi. (2009). “Model Pendidikan Estetika dalam Pembel- ajaran Seni” dalam Sarwiji Suwandi dan Edy Suryanto (Ed.). Or- kestrasi Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Surakarta: UNS Press. Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian Siswandari. (2006). “Peningkatan Transferable Skills Mahasiswa Pen- didikan Ekonomi Melalui Peningkatan Kualitas Pembelajaran Statistika Berbantuan Komputer (Upaya Meningkatkan Competi-tive Advantage Lulusan Pendidikan Tinggi)”. Disertasi tidak dipu-blikasikan. Malang: PPs. Universitas Negeri Malang. Artikel dalam jurnal atau majalah Edy Suryanto.(2007). “Stilistika Sajak Kusebut dan Kupunya Karya Abdul Hadi W.M.” dalam Jurnal Bahasa,Sastra, dan Pengajarann-nya, Volume 5, Nomor 1, April 2007, hlm. 65-76.
  • 37. Makalah Asim Gunarawan. (2003). “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi Ver-bal: Tinjauan Sosiolinguistik dan Pragmatik”. Makalah disajikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia XXV (PIBSI XXV) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 6-7 Oktober 2003. Internet Wycoff, Joyce. (2008). “Kebiasaan Mendongeng Hilang, Sastra pun Mati” dalam http://www.kompas.co.id/kompas- cetak/0705/04/huma- niora, diakses 5 Juni 2008. Buku tidak berpengarang/ badan sebagai pengarang Anonim. (1999). Annual Report. Rome: International Board for Plant Genetic Resources. UNESCO.(1990). Unisist Giude to Standards for Information Handling. Paris: UNESCO.
  • 38. PEREKAT KALIMAT DALAM PARAGRAF 1. Kepaduan paragraf dibangun atas kalimat-kalimat yang berhu- bungan logis. 2. Hubungan antarpikiran dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. 3. Hubungan antarkalimat tersebut menghasilkan paragraf yang pa- du, utuh, dan kompak. 4. Kepaduan ini dapat direkatkan melalui penggunaan repetisi kata kunci/sinonim, kata ganti, kata transisi, dan struktur paralel. 5. Repetisi kata kunci: kata kunci/sinonim yang telah disebutkan da- lam kalimat awal diulang pada kalimat kedua, ketiga, dst. 6. Kata ganti: sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat perta- ma dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan ka- ta gantinya atau padanannya. 7. Kata transisi: kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menya-
  • 39. Contoh-contoh Perekat Kalimat: 1. Pengulangan Kata Kunci (1) Budaya merupakan sumber kreativitas baru. (2) Budaya yang berupa sistem ideal, sistem sosial, maupun sistem teknologi, ke- tiganya dapat dijadikan sumber kreativitas baru. (3) Budaya yang bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas konsep- konsep pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. (4) Budaya yang bersumber pada sistem sosial dapat mengendalikan perilaku masya- rakat, termasuk para pemimpinnya. (5) Budaya yang bersumber pa- da sistem teknologi dapat mengendalikan kreativitas baru berdasar- kan geografis bangsa, misalnya sebagai negara pertanian harus mem- produksi teknologi pertanian. (6) Sinergi dari ketiga sistem budaya itu dapat menghasilkan kreativitas yang lebih sempurna.
  • 40. 2. Kata Ganti (1) Setakat ini, pengusaha Indonesia mulai mandiri. (2) Me- reka tidak lagi mengharapkan perlindungan sepenuhnya dari peme- rintah. (3) Namun, dalam kaitannya dengan persaingan global, mere- ka berharap agar pemerintah melindungi produk pertanian dengan cara membatasi impor. (4) Mereka juga berharap agar pemerintah menegakkan hukum dan memberanta s KKN tanpa pandang bulu. (5) Sebab, dengan KKN, mereka harus mengeluarkan biaya produksi yang sangat besar sehingga tidak mampu bersaing di pasar interna- sional. …………………………………………………………………………….. (1) KKN segera teratasi. (2) Hal ini ditandai dengan sema- kin banyaknya kasus KKN yang terungkap dan pelakunya dihukum. (3) Dapat dipastikan bahwa hal ini segera berdampak pada penegak- an hukum dan keadilan. (4) Jika pemerintah berhasil mengatasi KKN ini, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan terus meningkat.
  • 41. 3. Kata Transisi Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihu- bungkan. Kata transisi menyatakan hubungan sebagai berikut: ⇒ sebab, akibat : sebab, karena, akibatnya, maka, oleh ka- rena itu, oleh sebab itu, dampaknya ⇒ pertentangan : tetapi, namun, berbeda dengan, sebalik- nya, kecuali itu, meskipun demikian ⇒ penegasan : jadi, dengan demikian, jelaslah bahwa ⇒ tambahan info : selain itu, lebih lanjut, di samping itu, de- ngan kata lain, singkatnya, tegasnya ⇒ urutan : mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, se- sudah itu, selanjutnya, proses ini (1) Setelah berhasil membawa pulang medali emas bulu tangkis olimpiade 2004, Taufik Hidayat pantas menikmati penghargaan yang terus mengalir kepadanya. (2) Mula-mula, ia menerima sebuah ru- mah mewah seharga 2 milliar dari gubernur DKI, yang sekaligus se- bagai ketua koni. (3) Kedua, …
  • 42. 4. Struktur Paralel (1) Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjuk- kan tanda-tanda yang serius. (2) Menurut Presiden Megawati (Kom- pas, Agustus 2004), pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh para penegak hukum di lapangan. (3) Jika kelambanan berlarut-larut, pu- blik menduga bahwa oknum penegak hukum belum sungguh-sung- guh nelaksanakan tanggung jawabnya. (4) Sementara itu, para inves- tor dan pengusaha berharap agar penegakan hukum tersebut diper- cepat. (5) Jika berhasil, pencapaian keadilan dan kemakmuran ma- syarakat segera terwujud. (6) ) Ini berarti, peningkatan pertumbuhan Ekonomi dan iklim bisnis juga terangkat.