Komitmen manajemen untuk perbaikan berkelanjutan meliputi pengangkatan manajer energi, pembentukan tim energi, dan penyusunan kebijakan energi. Evaluasi kinerja meliputi pengumpulan data, normalisasi data, membuat baseline, benchmark, dan analisis data serta audit energi.
2. Outline
Manajemen Energi dan ISO 50000
Siklus Manajemen Energi
Assesmen Manajemen Energi (Energy Management
Matrix)
Tahapan Implementasi
Komitmen Manajemen
Audit Energi dan Penetapan Target
Penyusunan Rencana Tindak
Melaksanakan Rencana Tindak
Evaluasi Kemajuan
Penghargaan Terhadap Hasil
3.
4. Pengertian
• Standar Sistem Manajemen Energi menyediakan perangkat kebijakan
yang layak dengan mekanisme yang berbasis pasar untuk mendukung dan
mempengaruhi efisiensi energi di industri secara berkelanjutan.
• Kegunaan dari suatu standar manajemen energi adalah memberikan
arahan kepada perusahaan industri dalam mengintegrasikan efisiensi
energi ke dalam praktek-praktek manajemen mereka dengan menggunakan
pendekatan “plan-do-check-act” sebagaimana dikenal dan diterapkan
dalam quality and environment management systems seperti pada ISO
9001 dan ISO 14001.
5. Fitur Umum dari
Standar Sistem Manajemen Energi :
• Kebijakan Energi yang mendefinisikan cakupan, tujuan dan sasaran dari energy
management system dan memperhatikan seluruh aspek penggunaan energi yang
penting;
• Rencana Strategis yang mana memerlukan pengukuran, manajemen dan
dokumentasi untuk perbaikan yang berkelanjutan dari kinerja energi dan efisiensi
energi;
• Team manajemen energi lintas divisi yang dipimpin oleh koordinator energi yang
mana secara langsung melaporkan ke manajemen dan bertanggung jawab untuk
mengawasi penerapan dari rencana strategis tersebut;
• Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk mengatur seluruh aspek dari
pembelian, penggunaan, dan pembuangan energi;
• Identifikasi Indikator Kinerja Utama (KPI) yang spesifik untuk perusahaan yang
bersangkutan yang mana terlacak untuk mengukur tingkat keberhasilannya;
• Proyek-proyek untuk menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan dalam efisiensi
energi;
• Pembentukan Energy Manual, dokumen hidup yang melibatkan seluruh projects
dan kebijakan yang telah dilakukan dan didokumentasikan; dan
• Laporan kemajuan periodik kepada manajemen yang berdasarkan pada
pengukuran-pengukuran.
6.
7. Singkatnya, energy management systems menawarkan sebuah kerangka
kerja berbasis keahlian dan praktik-praktik terbaik untuk organisasi ataupun
perusahaan untuk mencapai tujuan efisiensi energi, rencana perbaikan,
prioritas untuk melakukan efisiensi energi maupun investasinya, monitor
dan dokumentasi dan menjamin keberlanjutan dan perbaikan tetap dari
kinerja efisiensi energi.
• Kombinasi spesifikasi ISO dan dokumen panduan diharapkan dapat
diterapkan untuk semua organisasi tanpa melihat jenis maupun ukurannya.
8. The ANSI Proposal Scope Statement
Standarisasi di bidang manajemen energi meliputi:
– Pasokan energi
– Procurement untuk peralatan dan sistem pengguna energi
– Penggunaan energi
– Semua hal yang berhubungan dengan isu-isu pembuangan energi
Standar Manajemen Energi juga mengarahkan:
– Pengukuran penggunaan energi saat ini
– Implementasi dari sistem pengukuran terhadap:
• Dokumentasi
• Pelaporan
• Validasi perbaikan yang berkelanjutan pada area manajemen
energi
9. Siklus Manajemen Energi
MEMBUAT
KOMITMEN
MENGKAJI KINERJA Audit Energi
MENENTUKAN TARGET
MENYUSUN
MONITORING
KAJI ULANG
RENCANA TINDAK
Implementasi
MENGHARGAI MELAKSANAKAN
HASIL RENCANA TINDAK
MENGEVALUASI
KEMAJUAN
11. STEP-BY-STEP MANAJEMEN ENERGI
EVALUASI MENENTUKAN
KOMITMEN ACTION PLAN
KINERJA TARGET
• Menunjuk Manajer • Mengumpulkan Data • Menentukan • Mendefinisikan
Energi • Normalisasi Data Lingkup Langkah-langkah
• Membentuk Tim • Menyusun Baseline • Memperkirakan dan target
Energi • Benchmark Potensi Perbaikan • Menentukan
• Menyusun • Menganalisa Data • Menentukan Peran dan
Kebijakan Energi • Melaksanakan Audit dan Target Sumberdaya
Evaluasi Teknis
EVALUASI MENGHARGAI
IMPLEMENTASI PROGRESS HASIL
• Menyusun Jaringan Komunikasi • Mengukur Hasil • Pengakuan Internal
• Meningkatkan Kesadaran • Kaji Ulang Rencana • Pengakuan Eksternal
(Awareness) Tindak
• Membangun Kemampuan
• Memotivasi
• Melacak dan Memonitor
12. [1] Komitmen Untuk Perbaikan Berkelanjutan
Komitmen Pimpinan
Komitmen pimpinan harus jelas dan disebarluaskan sehingga
diketahui oleh segenap karyawan dan senantiasa menjadi bagian
dari tujuan perusahaan/institusi yang dipimpin
Wujud Komitmen
Pernyataan Komitmen secara formal dalam bentuk kebijakan
energi
Pembentukan komite energi yang merupakan kumpulan dari wakil
divisi-divisi yang terkait di bidang energi
Penunjukan manajer energi atau koordinator yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan program manajemen energi
Penetapan target penghematan energi secara kuantitatif
Penyediaan dana dan personil untuk mendukung terlaksananya
program manajemen energi
Penyediaan waktu untuk memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan program manajemen energi
13. Komitmen 1 :
Mengangkat Manajer Energi (Energy Manager)
Manajer Energi :
Penanggung Jawab Pelaksana Manajemen Energi
Tugas-tugas Manajer Energi
Mengkoordinir perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi manajemen
energi
Sebagai penghubung/saluran informasi kepada Manajemen terkait dengan
pelaksanaan manajemen energi
Membentuk dan memimpin Tim Manajemen Energi
Menyusun Draft Kebijakan Energi
Menyusun basis data informasi energi: disain sistem maupun operasi
menganalisanya secara teratur.
Memeriksa biaya energi (akuntansi / audit energi).
Mengidentifikasi peluang konservasi, dan kelayakan penerapannya.
Melaksanakan penerapan konservasi energi.
Komunikasi & informasi (sosialisasi) untuk para pengguna/penghuni gedung.
Kualifikasi Personil
Manajer energi tidak harus menguasai permasalahan energi secara detil dan teknis
Manajer energi harus memahami bagaimana manajemen energi yang baik akan
membantu perusahaan/organisasi untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan
14. Komitmen 2 :
Membentuk Tim Energi
Kumpulan dari wakil divisi-divisi terkait
Engineering
Purchasing (Pengadaan)
Operation and Maintenance (Perawatan)
Facility Management
Environmental Health and Safety (KKK)
Utilities
etc
Wadah komunikasi dan bertukar pikiran dalam upaya pelaksanaan
manajemen energi di seluruh fasilitas yang ada di perusahaan
Komposisi komite disesuaikan dengan struktur perusahaan
Melakukan pertemuan berkala untuk melakukan evaluasi pemakaian
energi
perbandingan kinerja aktual dengan target dan anggaran yang telah
ditentukan sebelumnya
kinerja pada bulan sebelumnya
status upaya penghematan energi yang sedang berjalan atau yang
sedang direncanakan
15. Komitmen 3 :
Menyusun Kebijakan Energi
Kebijakan Energi merupakan formalisasi dukungan manajemen dan komitmen
organisasi untuk melaksanakan efisiensi energi
Kebijakan Energi disampaikan kepada seluruh pegawai/karyawan, pemegang
saham, masyarakat dan stakeholder lainnya.
Kebijakan Energi yang baik mencakup:
Tujuan : memiliki tujuan yang jelas dan terukur yang mereleksikan komitmen, kultur
dan prioritas organisasi
Akuntabilitas : mendefinisikan dengan baik jalur komando, peran dalam organisasi
dan otoritas bagi personil untuk melaksanakan rencana manajemen energi
Jaminan Perbaikan Berkelanjutan : memuat mekanisme evaluasi dan perbaikan
kebijakan sesuai dengan perubahan kebutuhan dan prioritas
Sasaran : Memiliki sasaran yang terkait erat dengan sasaran organisasi secara
keseluruhan
Kunci Sukses :
Kebijakan disahkan oleh manajemen puncak
Melibatkan personil-personil kunci dalam penyusunan kebijakan
Menyesuaikan policy dengan budaya perusahaan
Mudah dipahami oleh manajemen dan karyawan
Memuat rincian yang dapat dterjemahkan dalam operasi sehari-hari
Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua staf dan karyawan dan mendorong semua
untuk ikut terlibat
16. Contoh Format Kebijakan Energi
KEBIJAKAN ENERGI PERUSAHAAN ABC
Tujuan :
Perusahaan ABC komitmen untuk menggunakan dan membeli energi
secara efisien, efektif dalam biaya dan ramah lingkungan.
Untuk mencapai tujuan ini, ABC akan :
selalu meningkatkan efisiensi penggunaan energinya melalui
penyusunan dan penerapkan program-program manajemen energi
secara luas yang mendukung operasi dan kepuasan pelanggan
serta menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
Penerapan
Kebijakan ini diterapkan untuk semua fasilitas, unit bisnis dan
karyawan ABC
Disahkan oleh :
Direktur Utama ABC
17.
18.
19. [2] Evaluasi Kinerja 1
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data
Tentukan lingkup dan jenis data yag diambil
Hitung untuk semua sumber energi
Dokumentasikan semua penggunaan energi
Kumpulkan data fasilitas dan operasional
Menyusun sistem penelusuran data:
Lingkup : lingkup, rincian dan frekuensi pengumpulan data
Perawatan : sistem harus mudah untuk digunakan, diupdate dan
dimaintain
Pelaporan dan Komunikasi : Kinerja energi harus dapat disampaikan ke
seluruh organisasi dan memotivasi untuk melakuan perubahan. Perlu
disusun format yang mudah dipahami untuk seluruh level organisasi.
20. [2] Evaluasi Kinerja 2
Normalisasi Data dan Menyusun Baseline
Normalisasi Data
Data penggunaan energi berubah-rubah berdasarkan banyak faktor.
Untuk Gedung : Cuaca, Ukuran Fasilitas, Jam operasi, tingkat okupansi, dll
Untuk Industri : bahan baku, jenis produk, output, proses produksi, jam
operasi, dll
Normalisasi adalah proses untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut,
sehingga data yang terkumpul dapat dibandingkan secara fair, sehingga
dapat terlihat tingkat efisiensi penggunaan energi secara akurat.
Tahapan Normalisasi
Tentukan faktor pengaruh
Temukan variabel pengkoreksi
Tentukan faktor pembobot
Menyusun Baseline
Susun Basis Tahunan — bisa berdasarkan rata-rata tahunan, gunakan
data paling lengkap dan paling relevan
Tentukan Satuan : pilih satuan pengukuran yang paling efektif dan tepat
untuk menyatakan kinerja energi perusahaan/organisasi
Mis : kWh/m2, GJ/ton-produk, kg-bahan bakar/kg, ....
Publikasikan hasil : Publikasikan baseline kinerja fasilitas/perusahaan
kepada manajer, pengguna dan seluruh stakeholder kunci di organisasi
21. [2] Evaluasi Kinerja 3
Benchmark dan Analisa Data
Benchmark :
Membandingkan performa perusahaan dengan standard acuan tertentu
Benchmark bisa berupa :
1. Performa historis
2. Rata-rata Industri sejenis
3. Terbaik di kelas
4. Best Practice
Analisa Data :
Analisa Kuantitatif :
Profil Penggunaan.
Evaluasi dan Komparasi Kinerja
Studi dampak finansial
Identifikasi kekurangan data
Analisa Kualitatif
Interview Operator (permasalahan operasi lapangan)
Kaji ulang kebijakan dan prosedur (SOP)
22. [2] Evaluasi Kinerja 4
Audit dan Evaluasi Teknis
Evaluasi kinerja perlu dilakukan secara periodik untuk menelusuri perubahan kinerja dari
peralatan, proses maupun sistem.
Audit Energi merupakan studi komprehensif yang dilakukan oleh profesional terkait dengan
kinerja dari sistem maupun peralatan untuk membandingkan dengan standard kinerja yang
ingin dicapai atau best practice. Hasilnya berupa peluang peningkatan kinerja atau peluang
penghematan energi yang mungkin dilakukan.
Titik Kritis dari Audit Energi antara lain :
Pembentukan Tim : Tim audit harus melibatkan ahli yang dibutuhkan terkait dengan
sistem, proses dan peralatan. Pelaksanaan oleh pihak luar (pihak ketiga) diperlukan untuk
menghasilkan hasil yang objektif.
Perencanaan dan Strategi Pelaksanaan Audit: pelaksanaan disusun sesuai dengan
skala prioritas. Gunakan hasil benchmark untuk mengidentifikasi fasilitas yang memiliki
kinerja kurang baik. Peralatan-peralatan pada fasilitas tersebut menjadi target untuk
evaluasi
Penyusunan Laporan Audit; laporan hasil audit harus mencakup rangkuman yang berisi
tahapan/langkah-langkah yang realistis untuk mengurangi penggunaan energi.
Rekomendasi yang dikeluarkan mulai dari yang sederhana seperti pengendalian operasi
dan perawatan alat sampai dengan penggantian peralatan. Perkirakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut..
23. [3] Menentukan Target (1)
Target kinerja akan mendorong aktifitas manajemen
energi ke arah perbaikan yang berkelanjutan (continuous
improvement).
Susun target secara jelas dan terukur, manfaatkan
pengetahuan anggota Tim Energi untuk menyusun
target yang agresif tapi realistis, dan mintakan review
dari Manajemen untuk memperoleh umpan balik dan
dukungan.
Target yang baik dapat digunakan sebagai acuan dalam
pengambil keputusan dan sebagai tolok ukur
pengukuran progres kegiatan.
Komunikasikan target ke seluruh karyawan untuk
memotivasi seluruh staf dalam mendukung upaya-upaya
manajemen energi.
24. Menentukan Target (2)
Tahapan dalam menentukan Target
3.1 Menentukan lingkup
- Lingkup Organisasi (level manajemen, seluruh perusahaan, fasilitas/peralatan
tertentu)
- Lingkup Waktu (jangka pendek, jangka panjang)
3.2 Perkirakan potensi perbaikan
Review data kinerja
Benchmarking
Evaluasi projek-projek terdahulu dan best practices
Review hasil kajian dan audit teknis
Perbandingan dengan organisasi sejenis
Hubungkan dengan target organisasi yang lebih luas
3.3 Menentukan Target
Pengurangan Penggunaan Energi
Best-in-class
Peningkatan EfisiensiEfficiency improvement
Perbaikan Lingkungan
Threshold goals
Stretch goals
25. [4] Menyusun Rencana Tindak
Rencana tindak disusun sebagai peta jalan untuk perbaikan kinerja guna mencapai target
energi yang diinginkan.
Rencana tindak harus dievaluasi dan diperbaharui secara rutin sesuai dengan capaian,
perubahan kinerja dan perubahan prioritas.
Komunikasikan rencana tindak ke seluruh organisasi dengan baik
4.1 Mendefinisikan tahapan teknis
Evaluasi hasil kajian teknis dan audit
Tentukan langkah-langkah pencapaian
4.2 Mendefinisikan target capaian
Susun target kinerja untuk setiap fasilitas, departemen dan organisasi
Susun time line untuk setiap tindakan, termasuk jadwal pertemuan reguler untuk
mengevaluasi progres, tanggal penyelesaia, milestone dan keluaran yang diharapkan
Susun sistem pemantauan pencapaian kegiatan
4.3 Menentukan peran
Identifikasi peran internal
Identifikasi peran external
4.4 Menentukan sumberdaya
Definisikan sumberdaya yang dibutuhkan
Pastikan sumberdaya dapat diperoleh
26. [5] Implementasi Rencana Tindak
Peroleh dukungan dan kerjasama dari seluruh elemen kunci pada setiap level di
dalam organisasi agar rencana tindak dapat diimplementasikan dengan baik.
Suksesnya kegiatan seringkali tergantung dari kesadaran, komitmen dan
kemampuan personal yang mengimplementasikan project.
5.1 Susun Jalur Komunikasi
Komunikasikan informasi tentang program manajemen energi kepada elemen-
elemen kunci dalam organisasi
5.2 Meningkatkan Kesadaran
Bangun dukungan dari semua level organisasi untuk setiap inisiatif kegiatan dan
sasaran
5.3 Membangun Kemampuan
Melalui pelatihan-pelatihan, kampanye, penyediaan akses terhadap informasi,
sampaikan kesuksesan, prosedur dan teknologi yang dibutuhkan untuk
mengembangkan kemampuan staf.
5.4 Memotivasi
Ciptakan insentif untuk mendorong staf meningkatkan kinerjanya dalam mencapai
sasaran.
5.5 Lacak dan monitor
Pantau progres kegiatan dengan membangun sistem pemantauan sebagai bagian
dari penyusunan rencana tindak.
27. [6] Evaluasi hasil
Evaluasi pencapaian meliputi evaluasi data energi dan evaluasi aktivitas yang telah
dilakukan sesuai rencana tindak.
Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyusun rencana tindak yang baru,
mengidentifikasi best practices dan menyusun target kinerja yang baru
Evaluasi kinerja energi dan efektifitas program manajemen energi secara rutin
membantu manajer energi dalam :
Mengukur efektifitas program/project
Memastikan keputusan berdasarkan informasi yang baik
Menghargai individu dan team yang telah bekerja dengan baik
Mendokumentasi peluang-peluang penghematan dan keuntungan lainnya
yang tidak terukur untuk mendorong penyusunan program ke depannya
6.1 Pengukuran hasil
Bandingkan capaian kinerja dengan target yang telah ditentukan
6.2 Kajiulang rencana tindak
Evaluasi apa-apa saja yang telah berjalan baik dan tidak, untuk mengidentifikasi
best practices
28. [7] Pengakuan terhadap Pencapaian
Pengakuan terhadap capaian program-program manajemen energi terbukti mampu untuk
menjaga momentum dan dukungan terhadap program-program yang ada.
Penghargaan kepada mereka yang telah berjasa untuk mencapai capaian oganisasi
akan memotivasi staf dan karyawan dan membangun iklim positif terhadap program
manajemen energi
Memperoleh pengakuan dari luar dibutuhkan untuk memvalidasi pentingnya program
manajemen energi ke seluruh stake holde, internal dan eksternal dan memberikan
citra perusahan yang positif
7.1 Pengakuan Internal
Tentukan level pengakuan individu, team, fasilitas
Menyusun kriteria : ide terbaik, penurunan energi tertinggi, penghematan
terbesar, dll
Tentukan bentuk pengakuan : sertifikat, baju, mug, insentif, bonus, dll
7.2 Memperoleh pengakuan eksternal
Dari pemerintah, media, asosiasi, atau pihak ketiga lainya
Program-program Kerjasama di bidang konservasi energi
Pengakuan standard kinerja / akreditasi (ISO, Energy Star, Green Industry, Eco
Industry, dll)
Penghargaan-penghargaan / Awards (ASEAN Awards)
Laporan Publik.