SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Mekanisme Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam
Studi kasus mengenai regulasi dan pelaksanaan
partisipasi masyarakat di sektor pertambangan
Latar Belakang
• Putusan MK atas permohonan Judicial
Review terhadap UU 4/2009 tentang
Pertambangan Minerba (reg. Perkara
32/PUU-VIII/2010) pada 4 Juni 2012
• Pasal 10 huruf b sepanjang frasa
“…memperhatikan pendapat…masyarakat…”
bertentangan secara bersyarat terhadap UUD
1945 sepanjang tidak dimaknai wajib
melindungi, menghormati, dan memenuhi
kepentingan masyarakat yang wilayah
maupun tanah miliknya akan dimasukkan ke
dalam wilayah pertambangan dan
masyarakat yang akan terkena dampak 2
Latar Belakang
• Potret buruk partisipasi masyarakat pada sektor
pertambangan
• Peraturan Pelaksana dari UU 4/2009, khususnya
PP WP justru tidak mengatur mekanisme
partisipasi masyarakat dalam penetapan WP.
• Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat
penetapan WP merupakan pemicu timbulnya
konflik.
• Kaitan buruknya proses partisipasi masyarakat
dalam penetapan WP dengan partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan KLHS, Penataan
Ruang dan Perencanaan Pembangunan
3
Urgensi
• Menerjemahkan putusan MK tersebut ke
dalam sejumlah indikator untuk memeriksa:
– aturan hukum mengenai partisipasi masyarakat
masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
alam khususnya di sektor pertambangan;
– praktik pelaksanaan partisipasi masyarakat
dalam KLHS, Penataan Ruang, Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Penetapan Wilayah
Pertambangan
• Rumusan Prinsip dasar Partisipasi masyarakat
masyarakat pengelolaan sumber daya alam
khususnya sektor pertambangan yang sesuai
dengan amar putusan MK
4
Masalah Yang Diteliti
• Bagaimana pengaturan mengenai mekanisme
partisipasi masyarakat dalam penetapan wilayah
pertambangan, perencanaan pembangunan daerah
(musrenbang), penatataan ruang dan kajian
lingkungan hidup strategis?
• Bagaimana praktik pelaksanaan partisipasi
masyarakat dalam penetapan wilayah pertambangan,
perencanaan pembangunan daerah (musrenbang),
tata ruang dan kajian lingkungan hidup strategis?
• Bagaimana model mekanisme partisipasi masyarakat
yang memenuhi kriteria sebagaimana ditafsirkan oleh
Mahkamah Konstitusi dalam putusan MK pada
perkara Pengujian Undang-Undang dengan nomor
perkara No.32/PUU-VIII/2010?
5
6
Tujuan
• Untuk mengetahui pengaturan mengenai
mekanisme partisipasi masyarakat dalam
penetapan wilayah pertambangan, perencanaan
pembangunan daerah (musrenbang), penatataan
ruang dan pembuatan kajian lingkungan hidup
strategis dan untuk mengetahui pelaksanaaannya
di beberapa daerah.
• Merumuskan model mekanisme partisipasi
masyarakat yang memenuhi kriteria sebagaimana
ditafsirkan oleh Mahkamah Konstitusi dalam
putusan MK pada perkara Pengujian Undang-
Undang dengan nomor perkara No.32/PUU-
VIII/2010 7
Landasan Teoretik
• Tangga Partisipasi
dari Sherry R.
Arnstein (The
Ladder of Citizen
Participation -
1969)
• Ada 8 Anak
Tangga Partisipasi
yaitu:
8
Metode Penelitian
• Penelitian sosio-legal.
• Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik.
• Jenis data:
– primer dan sekunder.
• Pengumpulan data:
– penelusuran dokumen dan wawancara.
• Lokasi penelitian:
– NTT, Sulawesi Tenggara dan Sumatera Utara
9
Analisis Hukum
Norma Partisipasi Publik
10
Aturan Terkait
Nama Peraturan
KLHS - UU 32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
- RPP KLHS versi 23 Agustus 2011
- PermenLH 9/2011 tentang Pedoman Umum
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Penataan
Ruang
- UU 26/2007 tentang Penataan Ruang
- PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
- PP 68/2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
Analisis Hukum
Norma Partisipasi Publik
11
Perencanaan
Pembangunan
- UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan
- PP No.8/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
- Permendagri 54/2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Pertambangan - UU 4/2009 tentang Pertambangan Minerba
- PP 22/2010 tentang Wilayah Pertambangan
- PP 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.23 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara
Indikator Tangga Partisipasi
ANAK TANGGA
Partisipasi
INDIKATOR
Tangga kesatu
MANIPULASI
- Rakyat ditempatkan sebagai alat stempel untuk
merekayasa dukungan terhadap pemegang kekuasaan
Tangga kedua
TERAPI
- Rakyat ditempatkan seperti orang yang sedang sakit
sehingga perlu diberikan terapi
Tangga ketiga
PEMBERIAN
INFORMASI
- Pemerintah sudah memberi informasi kepada rakyat
mengenai hak, tanggung jawab dan pilihan-pilihan,
namun sifatnya masih informasi searah dari
“Pejabat” kepada “Rakyat” dan tidak disediakan
umpan balik dan negosiasi.
- Informasi biasanya diberikan pada tahap akhir
perencanaan sehingga rakyat hanya memiliki waktu
yang sempit untuk memengaruhi perencanaan sesuai
dengan kepentingan mereka (rakyat)
- Bentuk media informasinya antara lain berita,
pamphlet, poster, rapat-rapat. 12
13
Tangga keempat
KONSULTASI
- Meminta pendapat rakyat namun tidak menawarkan jaminan
bahwa pendapat tersebut akan diperhitungkan.
- Metode meminta pendapat biasanya melalui survey sikap
warga, pertemuan warga dan dengar perdapat publik.
- Kualitas partisipasi diukur dari berapa banyak rakyat yang
datang ke pertemuan, brosur yang dibawa pulang dan
pertanyaan yang dijawab.
Tangga kelima
PENETRAMAN
- Menempatkan beberapa wakil dari rakyat (warga/kelompok)
miskin pada badan-badan publik seperti dewan pendidikan,
komisi kepolisian, dll.
- Tidak ada jaminan wakil-wakil rakyat miskin yang
ditempatkan akuntabel terhadap konstituen.
- Komposisi wakil dari para elit biasanya memegang mayoritas
kursi dari badan-badan tersebut.
Tangga keenam
KEMITRAAN
- Ada pembagian peran dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan melalui struktur seperti badan pengambilan
keputusan bersama, komite perencanaan dan mekanisme
untuk menyelesaikan kebuntuan
- Mekanisme bermitra diatur secara bersama dan perubahan-
perubahannya dilakukan melalui kesepakatan bersama
14
Tangga ketujuh
PENDELEGASIAN
KEKUASAAN
- Rakyat telah memegang posisi yang
menentukan/dominan dalam proses
perencanaan dari suatu program
pembangunan.
Tangga kedelapan
KONTROL
WARGA
- Daya kontrol rakyat semakin
meningkat, misalnya sekolah yang
dikendalikan oleh komunitas, kontrol
oleh warga miskin sehingga
pengaturan mengenai rencana suatu
pembangunan ada ditangan
rakyat/warga.
A. Norma Partisipasi Masyarakat
dalam KLHS
15
Anak Tangga Indikator Arnstein Indikator Norma Peraturan
di bidang KLHS
Tangga ketiga:
PEMBERIAN
INFORMASI
- Sudah ada informasi kepada
rakyat mengenai hak, tanggung
jawab dan pilihan-pilihan, namun
sifatnya masih informasi searah
dari “Pejabat” kepada “Rakyat”
dan tidak disediakan umpan balik
dan negosiasi.
- Informasi biasanya diberikan pada
tahap akhir perencanaan sehingga
rakyat hanya memiliki waktu yang
sempit untuk memengaruhi
perencanaan sesuai dengan
kepentingan mereka (rakyat)
- Bentuk media informasinya antara
lain berita, pamphlet, poster,
rapat-rapat.
- Pemanfaatan
dokumen-dokumen
cetak
- Pameran
- Poster
- Layanan informasi
online
- Diskusi melalui
internet
(berdasarkan Permen LH
9/2011)
16
Tangga keempat:
KONSULTASI
- Meminta pendapat rakyat namun tidak
menawarkan jaminan bahwa pendapat
tersebut akan diperhitungkan.
- Metode meminta pendapat biasanya
melalui survey sikap warga, pertemuan
warga dan dengar perdapat publik.
- Kualitas partisipasi diukur dari berapa
banyak rakyat yang datang ke
pertemuan, brosur yang dibawa pulang
dan pertanyaan yang dijawab.
- Survey kuesioner,
wawacara serta
observasi fisik dan
social
- Konsultasi publik
- Lokakarya
(berdasarkan Permen LH
9/2011)
Tangga kelima:
PENENTRAMAN
- Menempatkan beberapa wakil dari
rakyat (warga/kelompok) miskin pada
badan-badan publik seperti dewan
pendidikan, komisi kepolisian, dll.
- Tidak ada jaminan wakil-wakil rakyat
miskin yang ditempatkan akuntabel
terhadap konstituen.
- Komposisi wakil dari para elit biasanya
memegang mayoritas kursi dari badan-
badan tersebut.
- Pembentukan komite
ahli atau wakil-wakil
komunitas
(berdasarkan Permen LH
9/2011)
B. Norma Partisipasi Masyarakat
dalam Penataan Ruang
17
Anak Tangga
Indikator Arnstein Indikator Norma di bidang
Penataan Ruang
Tangga ketiga:
PEMBERIAN
INFORMASI
- Sudah ada informasi kepada
rakyat mengenai hak, tanggung
jawab dan pilihan-pilihan, namun
sifatnya masih informasi searah
dari “Pejabat” kepada “Rakyat”
dan tidak disediakan umpan balik
dan negosiasi.
- Informasi biasanya diberikan
pada tahap akhir perencanaan
sehingga rakyat hanya memiliki
waktu yang sempit untuk
memengaruhi perencanaan sesuai
dengan kepentingan mereka
(rakyat)
- Bentuk media informasinya
antara lain berita, pamphlet,
poster, rapat-rapat.
Pemberian informasi melalui:
(penjelasan Pasal 12 Ayat (1)
huruf a. PP 68/2010):
- media cetak seperti surat
kabar, tabloid, majalah,
selebaran, brosur, dan
pamflet
- media elektronik seperti
siaran radio, siaran
televisi, dan website
- media komunikasi lainnya
seperti melalui sms,
hotline, kotak pos, dan
media lainnya di mana
masyarakat dapat
memberikan masukan
dengan mudah
18
Tangga
keempat:
KONSULTASI
- Meminta pendapat
rakyat namun tidak
menawarkan jaminan
bahwa pendapat
tersebut akan
diperhitungkan.
- Metode meminta
pendapat biasanya
melalui survey sikap
warga, pertemuan
warga dan dengar
perdapat publik.
- Kualitas partisipasi
diukur dari berapa
banyak rakyat yang
datang ke pertemuan,
brosur yang dibawa
pulang dan
pertanyaan yang
dijawab.
- melakukan sosialisasi, melalui
media tatap muka antara lain
dialog, seminar, lokakarya,
diskusi, dan/atau pameran.
Sosialisasi melalui media
elektronik antara lain penyiaran
di media radio dan/atau televisi
dan rubrik tanya jawab melalui
media internet
- menyelenggarakan kegiatan
untuk menerima masukan dari
masyarakat, antara lain melalui
kegiatan konsultasi publik,
lokakarya, seminar, dan/atau
workshop
- memberikan tanggapan kepada
masyarakat sebagai penjelasan
kepada masyarakat atas
masukan yang disampaikan
kepada Pemerintah/pemerintah
daerah (Pasal 16-17-18 PP
68/2010)
C. Norma Partisipasi Masyarakat
dalam Perencanaan Pembangunan
19
Anak Tangga Indikator Arnstein Indikator Norma Peraturan
di bidang Perencanaan
Pembangunan
Tangga ketiga:
PEMBERIAN
INFORMASI
- Sudah ada informasi kepada rakyat
mengenai hak, tanggung jawab dan
pilihan-pilihan, namun sifatnya
masih informasi searah dari
“Pejabat” kepada “Rakyat” dan tidak
disediakan umpan balik dan
negosiasi.
- Informasi biasanya diberikan pada
tahap akhir perencanaan sehingga
rakyat hanya memiliki waktu yang
sempit untuk memengaruhi
perencanaan sesuai dengan
kepentingan mereka (rakyat)
- Bentuk media informasinya antara
lain berita, pamphlet, poster, rapat-
rapat.
Pemberian informasi
melalui:
- Rencana
pembangunan
daerah yang
dijadikan bahan
dalam musrenbang
(Pasal 62
Permendagri
54/2010)
20
Tangga
keempat:
KONSULTASI
- Meminta pendapat
rakyat namun tidak
menawarkan jaminan
bahwa pendapat
tersebut akan
diperhitungkan.
- Metode meminta
pendapat biasanya
melalui survey sikap
warga, pertemuan
warga dan dengar
perdapat publik.
- Kualitas partisipasi
diukur dari berapa
banyak rakyat yang
datang ke pertemuan,
brosur yang dibawa
pulang dan pertanyaan
yang dijawab.
- Menyelenggarakan
forum konsultasi dan
musrenbang (Pasal 38
PP 8/2008 dan
Pengaturan
Musrenbang dalam
Permendagri 54/2010)
D. Norma Partisipasi Masyarakat
dalam Penetapan WP
21
Anak Tangga Indikator Arnstein Indikator Norma Peraturan di bidang
Pertambangan
Tangga kesatu:
MANIPULASI
- Rakyat
ditempatkan
sebagai alat
stempel untuk
merekayasa
dukungan terhadap
pemegang
kekuasaan
- WP ditetapkan oleh Pemerintah
setelah berkoordinasi dengan
pemerintah daerah dan
berkonsultasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (Pasal 9 ayat (2) UU
Minerba)
- Penetapan WP dilaksanakan secara
terpadu dengan memperhatikan
pendapat dari instansi pemerintah
terkait, masyarakat, dan dengan
mempertimbangkan aspek ekologi,
ekonomi, dan sosial budaya, serta
berwawasan lingkungan; (Pasal 10
huruf b UU Minerba)
STUDI KASUS
22
Proses Partisipasi Temuan di Lapangan Tingkat Tangga Partisipasi
 KLHS Sudah ada KLHS tetapi masyarakat tidak
dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS
Manipulasi
 Penataan Ruang Tidak ada informasi -
 Perencanaan
Pembangunan
RPJMD telah menetapkan focus
pembangunan pada sektor pariwisata.
Namun dalam proses musyawarah
perencanaan pada tingkat desa tidak
diberi ruang untuk membicarakan sektor
pertambangan
Manipulasi
 Penetapan Wilayah
Pertambangan/Pemberian
Izin Usaha Pertambangan
 Tidak ada informasi mengenai
penetapan wilayah pertambangan
dan proses penerbitan izin-izin
khususnya pada masa 2003-2010,
tidak melibatkan masyarakat yang
terkena dampak.
 Setelah 2010 Ada upaya Pemda
Manggarai Barat untuk mengkoreksi
praktek usaha pertambangan
dengan menghentikan sementara
izin usaha yang telah dikeluarkan.
Manipulasi, meskipun pada tahun
2010 ada upaya untuk
penentraman warga melalui
penghentian izin usaha sementara.
A. Batu Gosok
23
Proses Partisipasi Temuan di Lapangan Tingkat Tangga
Partisipasi
 KLHS Tidak ada informasi
pelaksanaan KLHS
-
 Penataan Ruang Tidak ada informasi -
 Perencanaan
Pembangunan
Tidak ada informasi -
 Penetapan
Wilayah
Pertambangan/P
emberian Izin
Usaha
Pertambangan
 Sudah ada usulan
wilayah pertambangan
dari Dinas
Pertambangan ke
Provinsi dan Provinsi ke
Pemerintah Pusat,
namun WP yang
diusulkan dari
Kabupaten tidak ada
proses partisipasi
masyarakat.
Manipulasi
B. Hakatotubu – Tambea
24
C. Batang Toru
Proses Partisipasi Temuan di Lapangan Tingkat Tangga Partisipasi
 KLHS Tidak ada informasi terkait KLHS,
hanya khusus mengenai AMDAL,
justeru masyarakat meyakini ada
upaya pemalsuan informasi
terkait pernyataan bahwa
masyarakat tidak menggunakan
sungai Batang Toru sebagai air
minum. Padahal kenyataannya
air sungai Batang Toru
dikonsumsi sebagai air minum.
Manipulasi
 Penataan Ruang Tidak ada informasi -
 Perencanaan
Pembangunan
Tidak ada informasi -
 Penetapan Wilayah
Pertambangan/Pemb
erian Izin Usaha
Pertambangan
Tidak ada informasi -
Simpulan
• Perbandingan Penilaian antara
peraturan dan praktek partisipasi
masyarakat
25
Saran / Rekomendasi
• Rumusan model Partisipasi Masyarakat yang
sesuai dengan putusan MK
– Sebagai komitment untuk memastikan
dipenuhinya hak-hak konstitusional warga
negara untuk hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat, mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun, maka masyarakat yang akan masuk
dalam area pengelolaan sumber daya alam oleh
pemerintah baik untuk investasi maupun bentuk
lainnya, diberikan hak untuk menyatakan mau
menerima atau menolak usulan kebijakan dari
pemerintah, sehingga dengan demikian rencana
suatu pembangunan ada ditangan rakyat/warga.
26
• Dari sisi tata cara / prosedur pelaksanaan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam, perlu dipastikan agar:
– Masyarakat mendapatkan informasi dari Pemerintah mengenai hak,
tanggung jawab dan pilihan-pilihan yang dapat dipertimbangkan
oleh masyarakat terhadap suatu usulan pembangunan dari
pemerintah. Informasi dimaksud diberikan mulai dari tahap
perencanaan sampai pada tahap evaluasi. Bentuk media informasi
yang disediakan dapat berupa berita, pamphlet, poster, melalui
rapat-rapat.
– Untuk memastikan bahwa suara/sikap masyarakat dapat didengar
langsung oleh pemerintah maka pemerintah harus meminta
pendapat baik melalui metode survey sikap warga, pertemuan
warga dan dengar perdapat publik.
– Tidak menutup kemungkinan dapat membentuk forum-forum
multipihak yang menempatkan wakil masyarakat sebagai bagian
dari forum tersebut, dengan menjamin bahwa perwakilan tersebut
mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat/konstituennya.
– Pada tahapan yang lebih tinggi, perlu diatur pembagian peran
dalam perencanaan dan pengambilan keputusan melalui struktur
seperti badan pengambilan keputusan bersama, komite
perencanaan dan mekanisme untuk menyelesaikan kebuntuan atas
suatu usulan pembangunan dan masyarakat yang terkena dampak
langsung dari proyek pembangunan memiliki porsi suara besar
dalam pengambilan keputusan atas suatu usulan pembangunan.
27
Keterangan:
Poster dari seorang mahasiswa
Perancis. Yang dalam bahasa
inggris berarti:
"I participate, you
participate, he participates, we
participate, you participate ... they
profit."
28

Contenu connexe

Similaire à Mekanisme partisipasi publik sda

Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikLBH Masyarakat
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAajijogja
 
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxKEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxOcdiansyah
 
Ppt Pkn Bab 3 by_Dwi khairun 10 ips1.pptx
Ppt Pkn Bab 3  by_Dwi khairun 10 ips1.pptxPpt Pkn Bab 3  by_Dwi khairun 10 ips1.pptx
Ppt Pkn Bab 3 by_Dwi khairun 10 ips1.pptxLinaHalina
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruangYayasan CAPPA
 
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi ManusiaPKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi ManusiaVERGITA HANDOKO
 
Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01Ahmad Sulton
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikMaeko Kaoin
 
Bab iii electoral systems
Bab iii electoral systemsBab iii electoral systems
Bab iii electoral systemsMuhammad Salim
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...infomagetan
 
Keterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi PemiluKeterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi PemiluAhsanul Minan
 
Makalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesiaMakalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesiaWarnet Raha
 

Similaire à Mekanisme partisipasi publik sda (20)

sistem perwakilan dan partisipasi publik
sistem perwakilan dan partisipasi publiksistem perwakilan dan partisipasi publik
sistem perwakilan dan partisipasi publik
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
 
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptxKEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
KEWENANGAN_LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA_MENURU.pptx
 
Ppt Pkn Bab 3 by_Dwi khairun 10 ips1.pptx
Ppt Pkn Bab 3  by_Dwi khairun 10 ips1.pptxPpt Pkn Bab 3  by_Dwi khairun 10 ips1.pptx
Ppt Pkn Bab 3 by_Dwi khairun 10 ips1.pptx
 
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
Partisipasi masyarakat  dalam  penataan ruangPartisipasi masyarakat  dalam  penataan ruang
Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang
 
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi ManusiaPKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01Konsepku 131010214842-phpapp01
Konsepku 131010214842-phpapp01
 
Presentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politikPresentasi bab sistem politik
Presentasi bab sistem politik
 
FPIC
FPICFPIC
FPIC
 
Bab iii electoral systems
Bab iii electoral systemsBab iii electoral systems
Bab iii electoral systems
 
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
Materi sosialisasi Komisi Informasi tentang "Keterbukaan Informasi Publik" di...
 
Keterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi PemiluKeterbukaan Informasi Pemilu
Keterbukaan Informasi Pemilu
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations
LegislationsLegislations
Legislations
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Makalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesiaMakalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesia
 
Makalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesiaMakalah pemilu indonesia
Makalah pemilu indonesia
 

Plus de sonny dwi kristanu

Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014sonny dwi kristanu
 
Indonesia forest-moratorium-next-steps
Indonesia forest-moratorium-next-stepsIndonesia forest-moratorium-next-steps
Indonesia forest-moratorium-next-stepssonny dwi kristanu
 
The rise of the green and climate change 2
The rise of the green and climate change 2The rise of the green and climate change 2
The rise of the green and climate change 2sonny dwi kristanu
 
Mendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak Lingkungan
Mendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak LingkunganMendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak Lingkungan
Mendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak Lingkungansonny dwi kristanu
 
Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)
Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)
Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)sonny dwi kristanu
 

Plus de sonny dwi kristanu (8)

Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014
 
Indonesia forest-moratorium-next-steps
Indonesia forest-moratorium-next-stepsIndonesia forest-moratorium-next-steps
Indonesia forest-moratorium-next-steps
 
The rise of the green and climate change 2
The rise of the green and climate change 2The rise of the green and climate change 2
The rise of the green and climate change 2
 
Pemerintahan bersih walhi
Pemerintahan bersih walhiPemerintahan bersih walhi
Pemerintahan bersih walhi
 
Redd+ ugm 010913_final
Redd+ ugm 010913_finalRedd+ ugm 010913_final
Redd+ ugm 010913_final
 
One map participatory
One map participatoryOne map participatory
One map participatory
 
Mendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak Lingkungan
Mendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak LingkunganMendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak Lingkungan
Mendorong Pemerintah Bersih Dari Perusak Lingkungan
 
Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)
Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)
Perkembangan dan Tantangan (Gs redd+ unas_080713_final)
 

Mekanisme partisipasi publik sda

  • 1. Mekanisme Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Studi kasus mengenai regulasi dan pelaksanaan partisipasi masyarakat di sektor pertambangan
  • 2. Latar Belakang • Putusan MK atas permohonan Judicial Review terhadap UU 4/2009 tentang Pertambangan Minerba (reg. Perkara 32/PUU-VIII/2010) pada 4 Juni 2012 • Pasal 10 huruf b sepanjang frasa “…memperhatikan pendapat…masyarakat…” bertentangan secara bersyarat terhadap UUD 1945 sepanjang tidak dimaknai wajib melindungi, menghormati, dan memenuhi kepentingan masyarakat yang wilayah maupun tanah miliknya akan dimasukkan ke dalam wilayah pertambangan dan masyarakat yang akan terkena dampak 2
  • 3. Latar Belakang • Potret buruk partisipasi masyarakat pada sektor pertambangan • Peraturan Pelaksana dari UU 4/2009, khususnya PP WP justru tidak mengatur mekanisme partisipasi masyarakat dalam penetapan WP. • Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat penetapan WP merupakan pemicu timbulnya konflik. • Kaitan buruknya proses partisipasi masyarakat dalam penetapan WP dengan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan KLHS, Penataan Ruang dan Perencanaan Pembangunan 3
  • 4. Urgensi • Menerjemahkan putusan MK tersebut ke dalam sejumlah indikator untuk memeriksa: – aturan hukum mengenai partisipasi masyarakat masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam khususnya di sektor pertambangan; – praktik pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam KLHS, Penataan Ruang, Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penetapan Wilayah Pertambangan • Rumusan Prinsip dasar Partisipasi masyarakat masyarakat pengelolaan sumber daya alam khususnya sektor pertambangan yang sesuai dengan amar putusan MK 4
  • 5. Masalah Yang Diteliti • Bagaimana pengaturan mengenai mekanisme partisipasi masyarakat dalam penetapan wilayah pertambangan, perencanaan pembangunan daerah (musrenbang), penatataan ruang dan kajian lingkungan hidup strategis? • Bagaimana praktik pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam penetapan wilayah pertambangan, perencanaan pembangunan daerah (musrenbang), tata ruang dan kajian lingkungan hidup strategis? • Bagaimana model mekanisme partisipasi masyarakat yang memenuhi kriteria sebagaimana ditafsirkan oleh Mahkamah Konstitusi dalam putusan MK pada perkara Pengujian Undang-Undang dengan nomor perkara No.32/PUU-VIII/2010? 5
  • 6. 6
  • 7. Tujuan • Untuk mengetahui pengaturan mengenai mekanisme partisipasi masyarakat dalam penetapan wilayah pertambangan, perencanaan pembangunan daerah (musrenbang), penatataan ruang dan pembuatan kajian lingkungan hidup strategis dan untuk mengetahui pelaksanaaannya di beberapa daerah. • Merumuskan model mekanisme partisipasi masyarakat yang memenuhi kriteria sebagaimana ditafsirkan oleh Mahkamah Konstitusi dalam putusan MK pada perkara Pengujian Undang- Undang dengan nomor perkara No.32/PUU- VIII/2010 7
  • 8. Landasan Teoretik • Tangga Partisipasi dari Sherry R. Arnstein (The Ladder of Citizen Participation - 1969) • Ada 8 Anak Tangga Partisipasi yaitu: 8
  • 9. Metode Penelitian • Penelitian sosio-legal. • Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik. • Jenis data: – primer dan sekunder. • Pengumpulan data: – penelusuran dokumen dan wawancara. • Lokasi penelitian: – NTT, Sulawesi Tenggara dan Sumatera Utara 9
  • 10. Analisis Hukum Norma Partisipasi Publik 10 Aturan Terkait Nama Peraturan KLHS - UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup - RPP KLHS versi 23 Agustus 2011 - PermenLH 9/2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penataan Ruang - UU 26/2007 tentang Penataan Ruang - PP 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang - PP 68/2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
  • 11. Analisis Hukum Norma Partisipasi Publik 11 Perencanaan Pembangunan - UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan - PP No.8/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah - Permendagri 54/2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Pertambangan - UU 4/2009 tentang Pertambangan Minerba - PP 22/2010 tentang Wilayah Pertambangan - PP 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
  • 12. Indikator Tangga Partisipasi ANAK TANGGA Partisipasi INDIKATOR Tangga kesatu MANIPULASI - Rakyat ditempatkan sebagai alat stempel untuk merekayasa dukungan terhadap pemegang kekuasaan Tangga kedua TERAPI - Rakyat ditempatkan seperti orang yang sedang sakit sehingga perlu diberikan terapi Tangga ketiga PEMBERIAN INFORMASI - Pemerintah sudah memberi informasi kepada rakyat mengenai hak, tanggung jawab dan pilihan-pilihan, namun sifatnya masih informasi searah dari “Pejabat” kepada “Rakyat” dan tidak disediakan umpan balik dan negosiasi. - Informasi biasanya diberikan pada tahap akhir perencanaan sehingga rakyat hanya memiliki waktu yang sempit untuk memengaruhi perencanaan sesuai dengan kepentingan mereka (rakyat) - Bentuk media informasinya antara lain berita, pamphlet, poster, rapat-rapat. 12
  • 13. 13 Tangga keempat KONSULTASI - Meminta pendapat rakyat namun tidak menawarkan jaminan bahwa pendapat tersebut akan diperhitungkan. - Metode meminta pendapat biasanya melalui survey sikap warga, pertemuan warga dan dengar perdapat publik. - Kualitas partisipasi diukur dari berapa banyak rakyat yang datang ke pertemuan, brosur yang dibawa pulang dan pertanyaan yang dijawab. Tangga kelima PENETRAMAN - Menempatkan beberapa wakil dari rakyat (warga/kelompok) miskin pada badan-badan publik seperti dewan pendidikan, komisi kepolisian, dll. - Tidak ada jaminan wakil-wakil rakyat miskin yang ditempatkan akuntabel terhadap konstituen. - Komposisi wakil dari para elit biasanya memegang mayoritas kursi dari badan-badan tersebut. Tangga keenam KEMITRAAN - Ada pembagian peran dalam perencanaan dan pengambilan keputusan melalui struktur seperti badan pengambilan keputusan bersama, komite perencanaan dan mekanisme untuk menyelesaikan kebuntuan - Mekanisme bermitra diatur secara bersama dan perubahan- perubahannya dilakukan melalui kesepakatan bersama
  • 14. 14 Tangga ketujuh PENDELEGASIAN KEKUASAAN - Rakyat telah memegang posisi yang menentukan/dominan dalam proses perencanaan dari suatu program pembangunan. Tangga kedelapan KONTROL WARGA - Daya kontrol rakyat semakin meningkat, misalnya sekolah yang dikendalikan oleh komunitas, kontrol oleh warga miskin sehingga pengaturan mengenai rencana suatu pembangunan ada ditangan rakyat/warga.
  • 15. A. Norma Partisipasi Masyarakat dalam KLHS 15 Anak Tangga Indikator Arnstein Indikator Norma Peraturan di bidang KLHS Tangga ketiga: PEMBERIAN INFORMASI - Sudah ada informasi kepada rakyat mengenai hak, tanggung jawab dan pilihan-pilihan, namun sifatnya masih informasi searah dari “Pejabat” kepada “Rakyat” dan tidak disediakan umpan balik dan negosiasi. - Informasi biasanya diberikan pada tahap akhir perencanaan sehingga rakyat hanya memiliki waktu yang sempit untuk memengaruhi perencanaan sesuai dengan kepentingan mereka (rakyat) - Bentuk media informasinya antara lain berita, pamphlet, poster, rapat-rapat. - Pemanfaatan dokumen-dokumen cetak - Pameran - Poster - Layanan informasi online - Diskusi melalui internet (berdasarkan Permen LH 9/2011)
  • 16. 16 Tangga keempat: KONSULTASI - Meminta pendapat rakyat namun tidak menawarkan jaminan bahwa pendapat tersebut akan diperhitungkan. - Metode meminta pendapat biasanya melalui survey sikap warga, pertemuan warga dan dengar perdapat publik. - Kualitas partisipasi diukur dari berapa banyak rakyat yang datang ke pertemuan, brosur yang dibawa pulang dan pertanyaan yang dijawab. - Survey kuesioner, wawacara serta observasi fisik dan social - Konsultasi publik - Lokakarya (berdasarkan Permen LH 9/2011) Tangga kelima: PENENTRAMAN - Menempatkan beberapa wakil dari rakyat (warga/kelompok) miskin pada badan-badan publik seperti dewan pendidikan, komisi kepolisian, dll. - Tidak ada jaminan wakil-wakil rakyat miskin yang ditempatkan akuntabel terhadap konstituen. - Komposisi wakil dari para elit biasanya memegang mayoritas kursi dari badan- badan tersebut. - Pembentukan komite ahli atau wakil-wakil komunitas (berdasarkan Permen LH 9/2011)
  • 17. B. Norma Partisipasi Masyarakat dalam Penataan Ruang 17 Anak Tangga Indikator Arnstein Indikator Norma di bidang Penataan Ruang Tangga ketiga: PEMBERIAN INFORMASI - Sudah ada informasi kepada rakyat mengenai hak, tanggung jawab dan pilihan-pilihan, namun sifatnya masih informasi searah dari “Pejabat” kepada “Rakyat” dan tidak disediakan umpan balik dan negosiasi. - Informasi biasanya diberikan pada tahap akhir perencanaan sehingga rakyat hanya memiliki waktu yang sempit untuk memengaruhi perencanaan sesuai dengan kepentingan mereka (rakyat) - Bentuk media informasinya antara lain berita, pamphlet, poster, rapat-rapat. Pemberian informasi melalui: (penjelasan Pasal 12 Ayat (1) huruf a. PP 68/2010): - media cetak seperti surat kabar, tabloid, majalah, selebaran, brosur, dan pamflet - media elektronik seperti siaran radio, siaran televisi, dan website - media komunikasi lainnya seperti melalui sms, hotline, kotak pos, dan media lainnya di mana masyarakat dapat memberikan masukan dengan mudah
  • 18. 18 Tangga keempat: KONSULTASI - Meminta pendapat rakyat namun tidak menawarkan jaminan bahwa pendapat tersebut akan diperhitungkan. - Metode meminta pendapat biasanya melalui survey sikap warga, pertemuan warga dan dengar perdapat publik. - Kualitas partisipasi diukur dari berapa banyak rakyat yang datang ke pertemuan, brosur yang dibawa pulang dan pertanyaan yang dijawab. - melakukan sosialisasi, melalui media tatap muka antara lain dialog, seminar, lokakarya, diskusi, dan/atau pameran. Sosialisasi melalui media elektronik antara lain penyiaran di media radio dan/atau televisi dan rubrik tanya jawab melalui media internet - menyelenggarakan kegiatan untuk menerima masukan dari masyarakat, antara lain melalui kegiatan konsultasi publik, lokakarya, seminar, dan/atau workshop - memberikan tanggapan kepada masyarakat sebagai penjelasan kepada masyarakat atas masukan yang disampaikan kepada Pemerintah/pemerintah daerah (Pasal 16-17-18 PP 68/2010)
  • 19. C. Norma Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan 19 Anak Tangga Indikator Arnstein Indikator Norma Peraturan di bidang Perencanaan Pembangunan Tangga ketiga: PEMBERIAN INFORMASI - Sudah ada informasi kepada rakyat mengenai hak, tanggung jawab dan pilihan-pilihan, namun sifatnya masih informasi searah dari “Pejabat” kepada “Rakyat” dan tidak disediakan umpan balik dan negosiasi. - Informasi biasanya diberikan pada tahap akhir perencanaan sehingga rakyat hanya memiliki waktu yang sempit untuk memengaruhi perencanaan sesuai dengan kepentingan mereka (rakyat) - Bentuk media informasinya antara lain berita, pamphlet, poster, rapat- rapat. Pemberian informasi melalui: - Rencana pembangunan daerah yang dijadikan bahan dalam musrenbang (Pasal 62 Permendagri 54/2010)
  • 20. 20 Tangga keempat: KONSULTASI - Meminta pendapat rakyat namun tidak menawarkan jaminan bahwa pendapat tersebut akan diperhitungkan. - Metode meminta pendapat biasanya melalui survey sikap warga, pertemuan warga dan dengar perdapat publik. - Kualitas partisipasi diukur dari berapa banyak rakyat yang datang ke pertemuan, brosur yang dibawa pulang dan pertanyaan yang dijawab. - Menyelenggarakan forum konsultasi dan musrenbang (Pasal 38 PP 8/2008 dan Pengaturan Musrenbang dalam Permendagri 54/2010)
  • 21. D. Norma Partisipasi Masyarakat dalam Penetapan WP 21 Anak Tangga Indikator Arnstein Indikator Norma Peraturan di bidang Pertambangan Tangga kesatu: MANIPULASI - Rakyat ditempatkan sebagai alat stempel untuk merekayasa dukungan terhadap pemegang kekuasaan - WP ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Pasal 9 ayat (2) UU Minerba) - Penetapan WP dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan pendapat dari instansi pemerintah terkait, masyarakat, dan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya, serta berwawasan lingkungan; (Pasal 10 huruf b UU Minerba)
  • 22. STUDI KASUS 22 Proses Partisipasi Temuan di Lapangan Tingkat Tangga Partisipasi  KLHS Sudah ada KLHS tetapi masyarakat tidak dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS Manipulasi  Penataan Ruang Tidak ada informasi -  Perencanaan Pembangunan RPJMD telah menetapkan focus pembangunan pada sektor pariwisata. Namun dalam proses musyawarah perencanaan pada tingkat desa tidak diberi ruang untuk membicarakan sektor pertambangan Manipulasi  Penetapan Wilayah Pertambangan/Pemberian Izin Usaha Pertambangan  Tidak ada informasi mengenai penetapan wilayah pertambangan dan proses penerbitan izin-izin khususnya pada masa 2003-2010, tidak melibatkan masyarakat yang terkena dampak.  Setelah 2010 Ada upaya Pemda Manggarai Barat untuk mengkoreksi praktek usaha pertambangan dengan menghentikan sementara izin usaha yang telah dikeluarkan. Manipulasi, meskipun pada tahun 2010 ada upaya untuk penentraman warga melalui penghentian izin usaha sementara. A. Batu Gosok
  • 23. 23 Proses Partisipasi Temuan di Lapangan Tingkat Tangga Partisipasi  KLHS Tidak ada informasi pelaksanaan KLHS -  Penataan Ruang Tidak ada informasi -  Perencanaan Pembangunan Tidak ada informasi -  Penetapan Wilayah Pertambangan/P emberian Izin Usaha Pertambangan  Sudah ada usulan wilayah pertambangan dari Dinas Pertambangan ke Provinsi dan Provinsi ke Pemerintah Pusat, namun WP yang diusulkan dari Kabupaten tidak ada proses partisipasi masyarakat. Manipulasi B. Hakatotubu – Tambea
  • 24. 24 C. Batang Toru Proses Partisipasi Temuan di Lapangan Tingkat Tangga Partisipasi  KLHS Tidak ada informasi terkait KLHS, hanya khusus mengenai AMDAL, justeru masyarakat meyakini ada upaya pemalsuan informasi terkait pernyataan bahwa masyarakat tidak menggunakan sungai Batang Toru sebagai air minum. Padahal kenyataannya air sungai Batang Toru dikonsumsi sebagai air minum. Manipulasi  Penataan Ruang Tidak ada informasi -  Perencanaan Pembangunan Tidak ada informasi -  Penetapan Wilayah Pertambangan/Pemb erian Izin Usaha Pertambangan Tidak ada informasi -
  • 25. Simpulan • Perbandingan Penilaian antara peraturan dan praktek partisipasi masyarakat 25
  • 26. Saran / Rekomendasi • Rumusan model Partisipasi Masyarakat yang sesuai dengan putusan MK – Sebagai komitment untuk memastikan dipenuhinya hak-hak konstitusional warga negara untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun, maka masyarakat yang akan masuk dalam area pengelolaan sumber daya alam oleh pemerintah baik untuk investasi maupun bentuk lainnya, diberikan hak untuk menyatakan mau menerima atau menolak usulan kebijakan dari pemerintah, sehingga dengan demikian rencana suatu pembangunan ada ditangan rakyat/warga. 26
  • 27. • Dari sisi tata cara / prosedur pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam, perlu dipastikan agar: – Masyarakat mendapatkan informasi dari Pemerintah mengenai hak, tanggung jawab dan pilihan-pilihan yang dapat dipertimbangkan oleh masyarakat terhadap suatu usulan pembangunan dari pemerintah. Informasi dimaksud diberikan mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap evaluasi. Bentuk media informasi yang disediakan dapat berupa berita, pamphlet, poster, melalui rapat-rapat. – Untuk memastikan bahwa suara/sikap masyarakat dapat didengar langsung oleh pemerintah maka pemerintah harus meminta pendapat baik melalui metode survey sikap warga, pertemuan warga dan dengar perdapat publik. – Tidak menutup kemungkinan dapat membentuk forum-forum multipihak yang menempatkan wakil masyarakat sebagai bagian dari forum tersebut, dengan menjamin bahwa perwakilan tersebut mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat/konstituennya. – Pada tahapan yang lebih tinggi, perlu diatur pembagian peran dalam perencanaan dan pengambilan keputusan melalui struktur seperti badan pengambilan keputusan bersama, komite perencanaan dan mekanisme untuk menyelesaikan kebuntuan atas suatu usulan pembangunan dan masyarakat yang terkena dampak langsung dari proyek pembangunan memiliki porsi suara besar dalam pengambilan keputusan atas suatu usulan pembangunan. 27
  • 28. Keterangan: Poster dari seorang mahasiswa Perancis. Yang dalam bahasa inggris berarti: "I participate, you participate, he participates, we participate, you participate ... they profit." 28