2.
Latar Belakang
Ayam kampung atau dikenal sebagai ayam buras mempunyai prospek yang baik
apabila dibudidayakan dengan intensif, mempunyai kelebihan dalam hal ketahanan akibat
perbedaan cuaca karena telah beradaptasi dengan lingkungan, bibit anakan (DOC) tidak
tergantung dari perusahaan besar (breeder farm) sehingga jadwal pemeliharaan dapat
diatur sendiri, harga jual yang lebih baik dari ayam RAS , begitu pula apabila dipelihara
sebagai ayam petelor harga telor ayam kampung lebih mahal dari harga telor ayam RAS,
sampai saat ini telor ayam buras masih dijual dengan harga per butir sementara telor ayam
RAS dijual per kilo. Hampir semua jenis ayam buras mempunyai prospek yang baik untuk
dibudidayakan sebagai ayam dwiguna (pedaging dan petelor) antara lain Kedu, Nunukan,
Jawa, Arab dll.
Usaha budidaya ayam buras pedaging atau petelor adalah bagian dari cluster
peternakan unggas dalam pola pertanian terpadu, dengan ketergantungan terhadap sumber
daya dari luar yang hampir hampir tidak ada, dari pengadaan bibit, pakan s/d penjualan.
Praktek Budidaya.
Uraian theoritis tentang pembudidayaan ayam dari pemilihan varitas , pemeliharaan dan
perawatan, pakan dll terlalu amat panjang untuk dibahas, praktek sederhana untuk
budidaya ayam buras sebagai dasar terapan secara singkat sbb:
Tujuan Pemeliharaan
Dibudidayakan sebagai ayam pedaging.
Harga jual daging ayam buras selalu lebih tinggi dibanding harga jual daging ayam
ras, daging ayam buras diperlukan cukup banyak untuk konsumsi konsumsi restoran dll.
Dibudidayakan sebagai ayam petelor.
Meskipun menghasilkan jumlah telor yang lebih sedikit dibanding dengan jumlah
telor ayam ras petelor dan dengan berat telor yang kecil, tetapi telor ayam buras
mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik, harga jual relatif lebih tinggi, ayam arab
merupakan ayam buras petelor yang saat ini populer dikembangkan dan diternakkan.
Bibit (DOC).
Bibit dapat dibeli dari penetasan disekeliling kita, atau membeli telor tetas untuk ditetasklan
sendiri baik dengan mesin tetas atau ditetaskan pada indukan ayam atau entok yang sedang
mengeram atau dapat dari telor indukan sendiri.
Sebaiknya satu angkatan pemeliharaan 50 ekor, 100 ekor, 200 ekor dst karena paket vaksin
terkecil biasanya untuk 50 ekor ayam.
Pemeliharaan.
Umur 1 hari s/d 30 hari dikenal sebagai masa starter dimana anak ayam dalam fase
penyempurnaan organ organ tubuh terutama organ perut, pada masa ini anak ayam
dipelihara dalam bok anakan yang dilengkapi dengan lampu pemanasan sebagai ganti
dekapan induknya sedangkan temperature dan kebutuhan luas kandang seperti tabel
dibawah
3. Temperature dan kepadatan ayam pada berbagai umur.
Umur Temperaure Ekor/m2
(Celsius)
1 hari 35
1 minggu 35 60
2 minggu 32 40
3 minggu 29 40
4 minggu 26 20
S/d 2 bulan 9
2 bulan dst 6
Pada prakteknya untuk anak ayam berumur 1 hari s/d 30 hari memerlukan
pemanasan dengan menggunakan lampu pijar 40 watt per 50 ekor anak ayam dengan
luasan box (kotak kuthukan) 1 m2.
Pemberian makan pada masa ini tidak dibatasi (ad libitum) dan apabila mungkin
diberikan sesering mungkin, air minum sebaiknya diberikan air masak atau air bersih dimana
tempat minum harus selalu dicuci tiap hari, tempat minum yang kosong mengakibatkan
anak ayam kehausan dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan begitu pula pemberian
vitamin lewat minuman sangat dianjurkan.
Berat anak ayam yang baru menetas berkisar 31 s/d 35 gram tergantung besar kecilnya telor
yang ditetaskan, apabila ingin mendapatkan anak ayam yang seragam disarankan pemilihan
telor tetas dengan berat diatas 40 gram/butir.
Setelah umur 30 hari anak ayam dipindah kekandang yang lebih luas , dapat kandang postal,
ren dll tergantung sarana yang dapat disiapkan.
Pakan Ayam.
Kwalitas dan kandungan nutrisi dari pakan sangat menentukan keberhasilan
budidaya ayam buras ini, dengan pola budidaya tradisionil dimana ayam dilepas mencari
makan sendiri dan kadang kala hanya diberikan sisa sisa makanan keluarga ditambah
bekatul sekedarnya, pasti tidak akan memberikan hasil yang memuaskan , angka kematian
yang tinggi dan pertumbuhan berat yang sangat lambat tidak dapat diharapkan sebagai
usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga, pertumbuhan dengan pemeliharaan
semacam ini seperti tabel berikut.
Pertumbuhan ayam buras dengan pemeliharaan tidak intensif.
Umur Berat (gram)
1 minggu 49
1 bulan 136
2 bulan 278
3 bulan 550
4 bulan 760
5 bulan 1,170
Sumber : Teguh Prasetyo dkk
4. Sementara apabila pembudidayaan dengan menggunakan pakan unggas buatan
pabrik yang harganya relatif mahal meskipun memberikan pertumbuhan yang baik belum
tentu memberikan keuntungan, karena hasil penjualan ayam atau telor belum tentu
mencukupi untuk pembelian pakan buatan pabrik, disamping itu usaha ini sangat rentan
terhadap kemungkinan kenaikan dan kelangkaan pakan pabrik , sementara harga jual ayam
belum tentu ikut naik akibat kenaikan harga pakan ,data pertumbuhan rata rata sbb:
Pertumbuhan ayam buras dengan pemeliharaan intensif dengan pakan pabrik.
Umur Berat rata 2 (gram)
1 hari 35
1 minggu 115
2 minggu 165
3 minggu 245
4 minggu 295
5 minggu 385
6 minggu 450
Sumber : B Sarwono
Pakan Alternatif.
Pakan alternatif adalah pakan buatan sendiri dari bahan bahan lokal yang dicampur sendiri
untuk mendapatkan pakan dengan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan ayam, pakan ini
mungkin tidak sebaik pakan buatan pabrik tetapi yang jelas sangat lebih murah dan mudah
diperoleh dan akan memberikan hasil yang memuaskan dibanding dengan pakan buatan
pabrik, hal ini karena pakan telah direkayasa sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi untuk
unggas baik kandungan protein, energi metabolisme, kandungan lemak, batasan kandungan
serat kasar serta vitamin dan mineral yang diperlukan dengan menggunakan bahan bahan
hasil pertanian yang selalu mudah didapat disekeliling, bahan bahan pembentuk pakan
unggas antara lain tepung ikan, tepung kulit udang, tepung gaplek, tepung jagung, tepung
bungkil kedelai, bekatul, tepung jagung cantel, tepung daun , tepung kerang dll.
Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan unggas secara umum dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Kebutuhan nutrisi untuk unggas.
Uraian Protein Energy Lemak (%) Serat kasar (%)
(%) (kkal/kg)
Ayam Pedaging
1 ‐ 4 minggu 23 3,050 6 4.5
5 ‐ 8 minggu 19 3,050 6 4.5
9 ‐ 12 minggu 19 3,050 5.5 4.5
Ayam Petelor
1 ‐ 4 minggu 18 2,850 5 4.5
5 ‐ 8 minggu 17 2,850 5 4.5
9 ‐ 20 minngu 15.5 2,700 4.5 5
Masa bertelor 16.5 3,000 5 4.5
5. Itik Pedaging
(mentok)
1 ‐ 4 minggu 22 3,050 5.5 5
5 ‐ 8 minggu 18 2,900 5.5 5.55
Itik Petelor (bebek)
1 ‐ 4 minggu 18 3,000 6 4.5
5 ‐ 8 minggu 15 2,800 6 5
9 ‐ 20 minggu 15 2,800 5.5 5.5
Masa bertelor 15.5 2,900 6 5.5
Puyuh
1 ‐ 3 minggu 25 2,900 5 4
4 ‐ 5 minggu 20 2,600 5 4
6 minggu dst 20 2,600 5 4
Data pemeliharaan dibawah ini memberikan gambaran lengkap hasil pembesaran ayam
buras dengan pakan alternatif.
Pertumbuhan ayam buras dengan pemeliharaan intensif dengan pakan Alternatif.
Umur Berat rata 2 (gram)
1 hari 35
1 bulan 290
2 bulan 750
3 bulan 1,100
Sumber : Pemeliharaan di Jombang thn 2000
Dengan mengacu pada pertumbuhan berat ayam tersebut diatas maka ayam sudah layak
jual sesuai permintaan pasar dengan berat 600 gram ‐ 700 gram atau diatas 1 kg, apabila
diinginkan pemeliharaan untuk induk ayam petelor maka yang dijual adalah ayam jantannya
.
Kebutuhan pakan dan minum .
Umur gram/minggu/ek gram/hari/ekor Liter air/hari/100
or ekor ayam
Minggu 1 70 10 2
Minggu 2 110 16 3
Minggu 3 160 23 5
Minggu 4 200 29 7
Minggu 5 250 36 9
Minggu 6 290 42 10
Minggu 7 320 45 12
Minggu 8 340 48 13
Minggu 9 350 50 14
Minggu 10 360 52 14.5
6. Minggu 11 370 53 15
Minggu 12 390 55 15.5
Jumlah 3,210 120
Bahan pakan alternatif.
Untuk kemudahan penyusunan pakan dibawah ini beberapa alternatif pencampuran untuk
berbagai jenis unggas utamanya ayam dan itik.
Alternatif 1.
Mencampur konsentrat ayam dengan dengan bekatul dan jagung.Konsentrat ayam adalah
pakan lengkap dengan protein tinggi untuk campuran inti pakan ternak, hanya dengan
menambahkan bekatul seperti tabel dibawah ini didapatkan pakan jadi dengan nutrisi yang
memadai untuk pertumbuhan atau untuk produksi telor.
Uraian Konsentra Bekatul padi
t (Kg) (kg)
Ayam Pedaging
1 ‐ 4 minggu 3.5 6.5
5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5
9 ‐ 12 minggu 2.5 7.5
Ayam Petelor
1 ‐ 4 minggu 3 7
5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5
9 ‐ 20 minggu 2.5 7.5
Masa bertelor 2 8
Itik Pedaging
(mentok)
1 ‐ 4 minggu 3.5 6.5
5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5
Itik Petelor (bebek)
1 ‐ 4 minggu 3.5 6.5
5 ‐ 8 minggu 2.5 7.5
9 ‐ 20 minggu 2.5 7.5
Masa bertelor 2 8
Puyuh
1 ‐ 3 minggu 3.5 6.5
4 ‐ 5 minggu 3 7
6 minggu dst 3 7
Harga pakan campuran diatas berkisar 60% dari harga pakan buatan pabrik.
Alternatif 2.
Mencampur tepung ikan Tepung Ikan dengan bahan bahan lokal lainnya yang mudah
didapat.
7. Uraian Tepung Tepung jagung Bungkil Bekatul (kg)
ikan (kg) (Kg) kedelai
(kg)
Ayam Pedaging
1 ‐ 4 minggu 25 20 5 50
5 ‐ 8 minggu 20 20 5 55
9 ‐ 12 minggu 15 20 5 60
Ayam Petelor
1 ‐ 4 minggu 25 20 5 50
5 ‐ 8 minggu 20 20 5 55
9 ‐ 20 minngu 15 20 5 60
Masa bertelor 10 25 5 60
Itik Pedaging
(mentok)
1 ‐ 4 minggu 25 20 5 50
5 ‐ 8 minggu 20 20 5 55
Itik Petelor (bebek)
1 ‐ 4 minggu 25 20 5 50
5 ‐ 8 minggu 20 20 5 55
9 ‐ 20 minggu 15 20 5 60
Masa bertelor 10 25 5 60
Puyuh
1 ‐ 3 minggu 25 20 5 50
4 ‐ 5 minggu 20 25 5 50
6 minggu dst 15 25 5 55
Untuk tepung bungkil kedelai disarankan menggunakan tepung bungkil kedelai
masak dengan protein tinggi dan mengandung antitripsin.
Harga pakan campuran tersebut diatas berkisar 55% dari pakan buatan pabrik.
Alternatif 3.
Apabila masih ada kesulitan dengan alternatif 1 dan alternatif 2 diatas misalnya sulit
mencari bahan pencampur yang sudah berupa tepung maka pakan dapat diganti dengan
pakan jadi siap pakai yang banyak dijual dengan kandungan komposisi kurang lebih sbb:
Uraian Pakan jadi
Ayam Pedaging
1 ‐ 4 minggu Protein 24%
5 ‐ 8 minggu Protein 22 %
9 ‐ 12 minggu Protein 20%
Ayam Petelor
1 ‐ 4 minggu Protein 24%
5 ‐ 8 minggu Protein 20 %
9 ‐ 20 minngu Protein 18%
8. Masa bertelor Protein 16%
Itik Pedaging
(mentok)
1 ‐ 4 minggu Protein 22%
5 ‐ 8 minggu Protein 18%
Itik Petelor (bebek)
1 ‐ 4 minggu Protein 24%
5 ‐ 8 minggu Protein 20%
9 ‐ 20 minggu Protein 18%
Masa bertelor Protein 16%
Puyuh
1 ‐ 3 minggu Protein 24%
4 ‐ 5 minggu Protein 22%
6 minggu dst Protein 20%
Catatan;
Hati hati waktu membeli tepung ikan karena kwalitas yang belum tentu konsisten
misalnya kadar air cukup tinggi, kandungan protein yang kurang terjamin, ada kemungkinan
tercampur dengan garam (menggunakan bahan protolan ikan asin) yang akan
mengakibatkan kotoran ayam basah dan lepasnya bulu bulu unggas, tercampurnya dengan
pasir dan tanah dalam jumlah yang cukup besar karena menggunakan bahan ikan kering
yang dijemur diatas pasir/tanah tanpa alas, atau memang bahan bukan tepung ikan yang
dicampur dengan cairan rebusan ikan , jenis jenis tepung ikan semacam ini banyak dijumpai
dipasaran.
Pengendalian penyakit.
Keberhasilan usaha budidaya ini juga tergantung kesehatan ayam baik karena serangan
penyakit maupun karena sebab lain misalnya kwalitas pakan yang jelek, pemberian pakan
yang tidak teratur, pemberian air minum yang kurang bersih, terlalu padatnya populasi
ayam dalam kandang, perubahan cuaca , stress dll sehingga perlu diadakan pencegahan
terhadap kemungkinan beberapa penyakit utamanya NCD (tetelo) dengan memberikan
vaksinasi, sedangkan vaksinasi Gumboro, Coxy, obat cacing dll tidak mutlak harus diberikan.
Untuk pengendalian cacingan lebih baik diganti dengan pemberian daun pepaya sebagai
makanan tambahan dengan interval 10 hari sekali.
Sedangkan pemberian vaksin NCD untuk pencegahan penyakit tetelo dapat diterapkan
seperti tabel dibawah ini.
Pemberian vaksinasi NCD ayam buras .
Umur Jenis Vaksinasi
4 hari Tetes mata
21 hari Air minum
56 hari Air minum
112 hari Air minum