SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi
yang bertujuan. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan guru yang
memaknainya dengan menciptakan lingkungan yng bernilai edukatif demi
kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang
terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan
dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan
peranan yang arif dan bijaksana sehingga tercipta hubungan yang harnonis
antara guru dengan anak didiknya.
Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas
dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala
konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dapat menjadi penghambat
jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari prilaku anak didik
maupun yang bersumber dari luar diri anak didik guru harus hilangkan dan
bukan membiarkannya karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak
ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.
Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara
bijaksana, bukan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap
anak akan menentukan sikap dan perbuatan, setiap guru tidak mempunyai
pandangan yang sama dalam menilai anak didiknya. Hal ini akan
mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajarannya.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan
anak didik lainnya akan berbeda dalam guru yang memandang anak didik
sebagai makhluk yang mempunyai persamaan. Maka guru penting meluruskan
pandangan yang keliru dalam menilai anak didik sebagai individu yang
berbeda, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 1
1. Bagaimana menjadi seorang guru yang profesional dan menyenangkan?
2. Bagaimana keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan atau
dilaksanakan oleh seorang guru ketika mengajar (di dalam kelas)?
3. Bagaimana metode mengajar yang efektif, conditional, dan cepat dipahami
oleh siswa dalam mengajar matematika?
4. Bagaimana metode pembelajaran yang harus diterapkan guru dalam
mengajar matematika yang kebanyakannya tidak disenangi oleh siswa?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang dilakukan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui Bagaimana menjadi seorang guru yang profesional dan
menyenangkan bagi siswa ketika di kelas.
2. Untuk mempelajari keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan atau
dilaksanakan oleh seorang guru ketika mengajar (di dalam kelas).
3. Untuk mempelajari metode mengajar yang efektif, conditional, dan cepat
dipahami oleh siswa dalam mengajar matematika.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari metode pembelajaran yang harus
diterapkan guru dalam mengajar matematika yang kebanyakannya tidak
disenangi oleh siswa.

1.4 Metode dan Teknik Penulisan
Metode dan teknik penulisan makalah yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut :
1. Study ke perpustakaan
2. Mendownload di internet
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar
Mengajar Matematika” terdiri dari tiga bab, yaitu :
1. BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.
2. BAB II Pembahasan, berisi tentang materi/inti dalam makalah ini, yaitu
keterampilan dasar mengajar matematika.
3. BAB III Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran atas makalah ini.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 2
4. Dihalaman terakhir, penulis mencantumkan “Daftar Pustaka” yaitu
sumber/rujukan yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar mengajar, hal ini sangatlah
penting sebagai syarat menjadi seorang guru. Seorang guru professional telah mengikuti
beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Turney (1973)
mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni: keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, ketrampilan membimbing diskusi, ketrampilan
mengajar kelompok dan individual, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya.
A. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga
kondisi kelas menjadi dinamis. Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set
induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan
memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup
pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Komponen ketrampilan membuka
pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi
acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materimateri yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi:
meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan
membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
1.

Pengertian
Pada umumnya, kegiatan pelajaran di kelas dimulai dengan guru melakukan

kegiatan rutin seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan
pengumuman, menyuruh menyiapkan alat-alat pengajaran dan buku yang akan
dipakai. Kemudian di akhiri dengan memberi tugas rumah. Namun kegiatankegiatan seperti itu disebut bukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran,
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 4
kegiatan-kegiatan tersebut memng harus dikerjakan oleh guru, tetepi bukan
merupakan kegiatan membuka dan menutup pelajaran. Pusat perhatian dalam
waktu membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan yang ada kaitannya
langsung dengan penyampaikan bahan pelajaran.
Jadi pengertian membuka dan menutup pelajaran ialah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk mencipatakan suasana siap mental dan untuk
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
Siswa yang siap mental untuk belajar adalah siswa yang menetahui:
1.

Tujuan pelajaran yang akan dicapai,

2.

Masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan,

3.

Langkah-langkah belajar yang akan dilakukan,

4.

Batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran.
Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang

akan dipelajari, guru dapat melakukan berbagai macam usaha, antara lain:
1.

Menimbulkan rasa ingin tahu,

2.

Bersikap hangat dan antusias,

3.

Memvarisikan gaya belajar,

4.

Menggunakan berbagai macam media pembelajarn,

5.

Memvariasikan pola interaksi belajar-mengajar.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

mengakhiri kegiatan inti pelajaran dengan maksud untuk :
1.

Memberika gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari,

2.

Menetahui tingakat pencapaian siswa, dan

3.

Tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
Usaha yang dilakukan oleh guru untuk menutup pelajaran antara lain:

1.

Merangkum kembali bahan pelajarn yang sudah disampaikan,

2.

Menyuruh siswa membuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari,

3.

Mengadakan evaluasi tentang bahan pelajarn yang baru diberikan.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 5
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran harus dilakukan pada awal dan
akhir pelajaran, dan juga pada awal dan akhir setiap penggal inti pelajaran yang
diberikan selama jam pelajaran itu.
2. Rasionel
Ada beberapa dasar pemikiran, mengapa kita harus melakukan kegiatan
membuka dan menutup pelajaran serta melatih keterampilan “membuka dan
menutup pelajaran”
a) Biasanya yang dilkukan oleh guru pada awal jam pelajaran ialah
menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat-alat pelajaran,
kemudian guru lansung masuk pada pelajaran inti, misalnya dengan kata-kata,
“ anak-anak hri ini ibu akan menerangkan tentang .....” kemudian ditutup
dengan dengan kata-kata “ nah, lonceng sudah berbunyi, maka pelajaran kita
di akhiri sampai disini.”
Prosedur mengajar demikian itu tidak menyampaikan mental siswa
untuk menerima pelajaran, dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal
yang akan dipelajari. Akibatnya siswa akan merasa bahwa pelajaran
membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan juga siswa tidak
ada gairah untuk berusaha memahami.
b) Jika guru berhasil membuka pelajaran sehingga seiswa benar-benar siap
mental untuk belajar (timbul perhatian dan motivasi untuk belajar), mka akan
nampak siswa itu:
1.

Asyik dalam melakukan tugas,

2.

Semanagt dan responnya tinggi,

3.

Banyak yang mengajukan pertanyaan dengan tepat,

4.

Cepat bereaksi terhadap saran-saran guru.

c) Jika guru berhasil menutup pelajaran dengan baik, maka sekesai proses
belajar, suwa benar-benar memperoleh pengetahuan yang bulat (utuh) sebagai
hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan.
d) Guru tidak atua belum melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran,
anatara lain karena lupa, tidak ada waktu atau belum menguasai keterampilan
membuka dan mebutup pelajaran.
3. Penggunaan dalam kelas
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 6
a. Tujuan
Dilakukannya membuka dan menutup pelajaran dengan baik

di

kelas adalah dengan maksud agar diperoleh pengaruh positif terhadap
proses dan hasil belajar. Pengaruh positif tersebut ialah :
1. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menhadapi tugas-tugas
yang akan dikerjakannya.
2. Siswa tahu batas-batas tugas yang akan dikerjakannya.
3. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatanpendekatan yang mungkn diambil dalam mempelajari bagian-bagian
dari mata pelajaran.
4. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang
telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang
belum dikenalnya.
5. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan,
atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
6. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari
pelajaran

itu,

sedankan

guru

dapat

mengetahui

tingkat

keberhasilannya dalam mengajar.
b. Prinsip-prinsip penggunaan
Prinsip-prinsip

yang

harus

digunakan

dalam

penggunaan

keterampilan membuka dan menutup pelajarn ialah:
1. Bermakna : Usaha untuk menarik perhatian atau memotivasi siswa
harus sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau
lawakan yang tiadak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya
dihindarkan.
2. Berurutan dan berkesinambungan : Kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting
pelajaran hendaknya meruapakan bagian dari satu kesatuan yang utuh.
4. Komponen – komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka pelajaran
Komponen-komponen keterampilan membuak apelajaran meliputi
menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan dan
membuat kaitan. Setiap komponen terdiru dari beberapa kelompok asspek
dan kegiatan yang saling berkesinambungan dan bersifat integratif.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 7
1. Menarik perhatian siswa
Berbagai cara dapat digunakan oleh guru untuk menarik perhatian
siswa, anatara lain:
a. Gaya mengajar guru
Untuk

menarik

perhatian

siswa,

dapat

diusahakan

penggunaan gaya mengajar yang bervariasi. Misalnya pada suatu
saat guru memilih posisi dikelas serta memilih kegiatan yang
berbeda dari yang biasa dilakukannya dalam membuka pelajaran.
Guru berdiri ditengah kelas, sambil berdeklamasi, dengan tenang
dan dengan ekspresi wajah yang meyakinkan. Pada kesempatan
lain, mungkin guru membuka pelajaran dengan bercerita dengan
ekspresi wajah dan gerakan badan yang menarik.
b. Penggunaan media pembelajaran
Untuk menarik perhatian siswa dapat digunakan berbagai
macam media pengajaran seperti gambar, model, skema, dan
sebagainya. Dengan pemilihan dan penggunaan media yang tepat,
guru dapat memperoleh beberapa keuntungan, yaitu siswa tertarik
perhatiannya, timbul motivasinya untuk belajar, dan terjadi kaitan
antara hal-hal yang sudah diketahuinya dengan hal-hal baru yang
akan dipelajari.
c. Pola interaksi yang bervariasi
Agar siswa selalu tertarik dan memusatkan perhatiannya
pada pelajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam pola
interaksi yang bervariasi, misalnya:
i. Guru

menerangkan

dan

mengajuka

pertanyaan,

siswa

mendengarkan dan menjawab pertanyaan.
ii. Guru mendemonstrasi, siswa mengamati.
iii. Guru memberikan tugas, diskusi, dan sebagainya, dan
kemudian mengawasinya.
2. Menimbulkan motivasi
Dengan adanya motivasi, proses belajar mengajar menjadi
dipermudah. Oleh karena itu, setelah anak tertarik perhatiannya pada
pelajaran, guru harus berusaha untuk menumbulkan motivasi.
Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, antara lain:
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 8
a. Dengan kehangatan dan keantusiasan.
b. Dengan menimbulkan rasa ingin tahu.
c. Mengemukakan ide yang bertentangan.
d. Dengan memperhatikan minat siswa.
3. Memberi acuan
Dalam hubungannya membuka pelajaran, memberi acuan
diaratikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan sinkat
serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh
gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan cara
yang hendak ditempuh dalam mempelajari bahan pelajaran. Usaha dan
cara memberi acuab itu antara lain ialah:
a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
b. Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan.
c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.
d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4. Membuat kaitan
Hal-hal yang telah dikenal, pengalaman-pengalaman, minat dan
kebutuhan siswa merupakan bahan pengait untuk mempermudah
pemahaman. Maka jika guru akan mengajarkan bahan pelajaran yang
baru, ia perlu menghubungkannya dengan bahan pengait (hal-hal yang
diketahui oleh siswa) tersebut. Usaha guru untuk membuat kaitan itu
misalnya dengan cara :
a. Membuat kaiatan antara aspek-aspek yang relevan dari mata
pelajaran yang telah dikenal oleh siswa. Dalam permulaan
pelajaran guru meninjau kembali samapai berapa jauh pelajaran
yang diberikan sebelumnya sudah dikuasai siswa. Caranya ialah
dengan menajukan pertanyaan- pertanyyan atay merangkum bahan
pelajaran terdahulu secara singkat.
b. Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa. Hal ini dilakukan
oleh guru jika bahan baru itu erat hubungannya dengan bahan yang
akan diajarkan.
c. Guru menjelaskan konsep atau penertiannya terlebih dahulu
sebelum bahan pelajaran tersebut dijelaskan secara rinci. Hal ini
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 9
dilakkukan jika bahan yang akan diajarkan sam sekali bahan yang
baru. Misalnya guru menjelaskan pengertian media pengajaran dulu
sebelum menguraikan jenis dan penggunaaan media.
b. Menutup pelajaran
Menjelang akhir jam pelajaran atau pada akhir tiap penggal
kegiatan belajar, guru harus melakukan melakukan kegiatan menutup
pelajaran agar siswa memperoleh ganbaran yang utuh tentang pokokpokok bahan pelajaran yang sudah diketahuinya. Cara yang dapat
dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran ialah dengan cara:
1.

Meninjau kembali
Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah
diajarkan itu sudah dikuasai oleh siswa, adapun cara untuk
meninjau kembali itu adalah:
a. Merangkum inti pelajaran
Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru, guru bersama siswa,
atau siswa sendiri (disempurnakan oleh guru).
b. Membuat ringkasan
Dengan membuat ringkasan, siswa dapat memantapkan
penguasaan

pokok-pokok

bahan

pelajaran

yang

telah

dipelajarinya. Disamping itu dengan ringkasan, siswa yang tidak
memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk dipelajari
kembali.
2.

Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa telah memperoleh wawasan
yang utuh tentang sesuatu yang telah diajarkan, guru melakukan
penelitian. Bentuk-bentuk evaluasi itu ialah:
a.

Mendemonstrasikan keterampilan.
Setelah selesai mengarang prosa atau puisi, guru meminta
siswa untuk maju kedepan kelas untuk membacakan dan
menjelaskan apa isi yang terkandung didalamnya.

b.

Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.
Setelah guru menerangkan rumus matematika, siswa
disuruh

mengerjakan soal-soal baru dengan mengunakan

rumus tersebut.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 10
c.

Mengekspresika pendapat siswa sendiri.
Guru dapat menerima siswa untuk berkomentar tentang
apakah demonstrasi yang telah dilakukan oleh guru atau oleh
siswa lain efektif atau tidak. Misalnya siswa dimintai
pendaoatnya tentang permainan peran yang baru saja
dilakukannya.

d.

Soal-soal tertulis.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat
memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan oleh siswa.
Soal-soal itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau
melengkapi lembaran kerja.

B. Ketrampilan Memberikan Penguatan
Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena
penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat
verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku
siswa yang produktif.
Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang
perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat
memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu
adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari
penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 11
Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu
kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons
yang negatif.
1 Pengertian, Tujuan, Dan Manfaat
Penguatan ialah respons terhadap suatu tingkah laku, yang dapat
meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar kelihatannya
sederhana,

baik

dalam

organisasinya

maupun

dalam

penerapannya.

Umpamanya tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa yang
dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, pujian, senyuman, anggukan
(bagus! Baik, Anda hebat, Yah, Ini siswa yang patut dicontoh!).
Pemberian penguatan dalam penerapannya harus bijaksanadan sistematis
berdasarkan cara dan prinsip yang tepat. Hal ini akan membantu pencapaian
beberapa tujuan dan mafaat dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Meningkatkan perhatian siswa.
2. Memudahkan siswa dalam peoses belajar mengajar.
3. Membangkitkan dan memelihara motivasi.
4. Mengendalikan dan mengubah tingkah laku belajar yang produktif.
5. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam mengajar.
6. Mengarahkan cara berfikir tingkat tinggi.
2 Cara penggunaan pemberian penguatan.
Cara penggunaan pemberian penguatan adalah sebagai berikut :
a. Penguatan pada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu dengan
menyebutkan

namanya

sambil

memandang

kepada

siswa

yang

berkepentingan langsung.
b. Penguatan kepada kelompok siswa
Penguatan juga dapat diberikan kepada sekelompok siswa;
umpamanya apabila satu kelas telah menyelesaikan tugas dengan baik,
maka guru ,memperbolehkan siswa bekerja bebas atau istirahat, teteapi
juga menggunakan keterampilan dasar mengajar memberi penguatan
secara verbal (dalam bentuk kata atau kalimat) seperti: “Bapak bangga
dengan kelas ini, mudah-mudahan dapat dipertahankan untuk seterusnya.
Mari kita bertepuk tangan.”
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 12
c. Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan harus segera diberikan begitu tingkah laku atau respons
siswa yang diharapkan muncul. “Oh, ya, Bapak/ibu mengucapkan terima
kasih atas karya kalian minngu yang lalu.”
d. Penguatan tidak penuh
Apabila seoarang siswa memberikan jawaban yang benar sebagian,
tindakan guru yang efektif ialah memberi penguatan tidak penuh (partial):
“Ya, jawabanmu sudah baik, hannya masih perlu dikembangakan sedikit.”
Tindakan guru selanjutnya ialah meminta siswa lain untuk
menyempurnakan jawaban temannya. Anadaikan jawaban sisiwa yang
bersangkutan sudah sempurna maka siswa yang pertama tadi dapat
menbetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah sehinnga ia masih
memiliki motivasi untuk berusaha menemukan jawaban yang sempurna.
e. Variasi dalam penggunaan
Apabila setiap kali guru memberikan penguatan dan kata yang
dipakai ialah “bagus”, maka lama kelamaan kata ”bagus” ini tidak lagi
bermakna bagi siswa. Hal ini berlaku pula pada penguatan dengan gerakan
yang bersifat monoton, umpamanya hannya dengan dengan mengacungkan
ibu jari saja. Perlu ada variasi dalam penggunaan dalam penentuan jenis
komponen penguatan.
3. Prisip-prinsip pemberian penguatan
a. Kehangatan dan keantusiasan : Dalam memberikan penguatan hendaknya
diwarnai dengan kehangtan dan antusiasme, suara, mimik, dan gerakan guru
adalah petunjuk adanya kehangatan dan keantusiasan sehingga peenguatan
yang diberikan akan menjadi lebih efektif.
b. Makna : Bila guru mengatakan kepada seorang siswa , “Karangan anda
sangat baik,” padahal karya tersebut bukan hasil siswa tersebut, maka
penguatan yang diberikan tidak bermakna bagi siswa tersebut. Sebaiknya
kepada siswa ini guru menyatakan, “Karangan Anda akan lebih baik jika
Anda berusaha sendiri.” Dengan cara ini penguatan yang diberikan itu wajar
dan bermakna bagi siswa yang bersangkutan.
c. Hindarkan pemberian respons yang negatif : Apabila siswa tidak dapat
memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan,
tetapi memindahkan giliran untuk menjawab pertanyaan tersebut kepada
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 13
siswa yang lain. Jika pertanyaan tersebut terjawab oleh siswa lain, maka
siswa tadi tidak akan terlalu tersinggung harga dirinya, dan ia menyadari
kesalahannya. Keadaan ini akan membawa atau membantu dirinya untuk
tetap berusaha belajar sehingga, apabila mendapat giliran lagi, ia akan
mampu menjawabnya.
4. Komponen-komponen pemberian penguatan
a) Penguatan verbal.
b) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan.
c) Pengutan dengan cara mendekati.
d) Penguatan dengan sentuhan.
e) penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
f) Penguatan berupa simbol atau benda.

C. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar,
penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan. Variasi
stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi
belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan
dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau
komponen, yaitu :
1) Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher
voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru
(teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement).
2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat
pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke
dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi
penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang
dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif
aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau
bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 14
3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid
dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan
variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan,
kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan.
A. Pengertian dan tujuan
Diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang
menyangkut tiga komponen yaitu, gaya mengajar yang bersifat personal,
penggunaan media dan bahan-bahan intruksional, dan pola serta tingkat
interaksi guru dengan siswa.
Tujuan dan manfaatnya ialah:
1. Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap aspekaspek belajar-mengajar yang relevan.
2. meningkatkan kemungkina berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu
melalui kegiatan penelitian (investigasi) dan penjelajahan (eksplorasi).
3. membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4. kemungkinan para siswa mendapat pelayanan serta individual sehingga
memberi kemudahan belajar.
B. Prinsip-prinsip variasi.
1

variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan, dengan
tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan
hakikat pendidikian.

2

variasi harus dilakasanakan secara lancar dan berkesinambungan.

3

Sejalan dengan prinsip 1 dan 2, komponen variasi tertentu memerlukan
susunan dan perencanaan yang baik, dicantumkan dalam rencana pelajaran
(berstuktur).

C. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi.
a> Variasi dalam gaya mengajar guru.
1. Penggunaan variasi suara.
2. Pemusatan perhatian.
3. Kesenyapan.
4. Mengadakan kontak pandang.
5. Gerakan badan dan mimik.
6. Pergantian posisi guru dalam belajar.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 15
b> Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran.
Bahan dan alat akan dapat menambahkan rasa ingin tahu siswa. Yang
amat penting lagi ialah media dan bahan yang beragam dapat merangsang
pikiran dan hasil belajar yang bermakna dan lebih bertahan lama. Variasi ini
dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Variasi alat/bahan yang dapat dilihat. (grafik, gambar, papan buletin,
ukiran, peta, dan lain sebagainya).
2) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar. (rekaman suara, radio,
musik).
3) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. (patung, alat
mainan, binatang kecil).
c> Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Komponen keterampilan mengadakan variasi dalam kelas yang terakhir
adalah mengubah pola dan tingkat interaksi anatar guru dan murid. Pola
umum interaksi tersebut sangat banyak ragamnya mulai dari situasi saat
guru mendominasi sepenuhnya kegiatan sampai kepada keadaan ketika
siswa bekerja sendiri-sendiri secara bebas.

D. Ketrampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala
informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus
relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa,
serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara
lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan
yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen
ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau
generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian
suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan,
penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

E. Ketrampilan Membimbing Diskusi
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 16
Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam
diskusi. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.
a) Pengertian Pokok
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung
dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau
bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu
masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran, dimana guru
memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah .
Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa didalam kelas dapat pula
dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu mendapatkan perhatian
ialah hendaknya para siswa dapat berpartisipasi secara aktif didalam setiap forum
diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin
banyak pula yang mereka pelajari, yang harus diperhatikan ialah masalah peranan
guru. Terlalu banyak “campur tangan” dan “main perintah” dari guru, dan
mengakibatkan siswa tidak akan dapat banyak banyak.
Diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk (tipe) dan dengan
bermacam-macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai
berikut :
 The social problema meeting
Para

mahasiswa

berbibcang-bincang

memecahkan

masalah

sosial

dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa
“terpanggil” untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidahkaidah yang berlaku, seperti dengan guru atau personel sekolah lainnya,
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 17
peraturan-peraturan dikelas/sekolah, hak-hak dan kewajiban siswa dan
sebagainya.
 The open-ended meeting
Para mahasiswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang
berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari dengan kehidupan mereka
disekolah, dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan
sebagainya.
 The educational-diagnosis meeting
Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran dikelas dengan maksud
untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah
diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih
baik/benar.
b) Relevansi Metode Diskusi
Teknik diskusi sebagai metode belajar-mengajar lebih cocok dan diperlukan
apabila guru hendak :
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh para siswa.
2) Memberikan

kesempatan

kepada

para

siswa

untuk

menyalurkan

kemampuannya masing-masing.
3) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah
dirumuskan telah dicapai.
4) Membantu para siswa belajar berfikir teoretis dan praktis lewat berbagai
mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5) Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri
maupun teman-temannya.
6) Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai
masalah yang dilihat, baik dari pengalaman sendiri, maupun dari pelajaran
sekolah.
c) Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula
pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh
guru dan siswa. Dan guru tersebut menjelaskan judul atau masalah yang
akan

didiskusikan itu harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat

dipahami baik-baik oleh setiap siswa.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 18
2) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok
diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekertaris (pencatatan), pelapor
(kalau perlu), pengatur tempat duduk, ruangan, saranan, dan sebagainya).
Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditengah siswa yang :
a) Lebih memahami/menguasai masalah yang akan didiskusikan.
b) “berwibawa” dan disenangi oleh teman-temannya.
c) Berbahasa baik dan lancar bicaranya.
d) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis.
Tugas pimpinan diskusi antara lain ialah :
a) Mengatur dan pengarah acara diskusi.
b) Pengatur “lalu lintas” percakapan.
c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat.
3) Para siswa berdiskusi didalam kelompoknya masing-masing, sedangkan
guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya (kalau ada
lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban serta memberikan dorongan
dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif
dan agar diskusi berjalan lancar. Setiap kelompok harus tahu persis apa
yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus
berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota harus tahu bahwa hak
bicaranya sama.
4) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang
dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama dari kelompok lain).
Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut.
5) Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan
laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa
mencatatnya untuk “file” kelas.
d) Peranan Guru
Beberapa peranan guru dalam diskusi antara lain ialah :
1) Guru sebagai “ahli” (=expert)
Misalnya dalam diskusi yang hendak memecahkan masalah, maka
guru dapat bertindak (berperan) sebagai seorang ahli yang mengetahui
lebih banyak mengenai berbagai hal dari pada siswanya. Disini guru dapat
memberi tahu, menjawab pertanyaan atau mengkaji (menilai) segala
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 19
sesuatu yang akan didiskusikan oleh para siswa. Sesuai dengan tugas
utamanya yaitu guru sebagai “agent of instruction”.
2) Guru sebagai “pengawas”
Agar diskusi berjalan lancar, benar, dan mencapai tujuannya,
disamping sebagai sumber informasi, maka guru pun harus bertindak
sebagai pengawas dan penilai didalam proses belajar mengajar lewat
formasi diskusi ini. Jadi, dalam formasi diskusi ini guru menentukan
tujuannya dan prosedur untuk mencapainya.
3) Guru sebagai penghubung “kemasyarakatan”
Tujuan yang ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa,
meski bagaimanapun dicoba dikhususkan, masih juga mempunyai
keterkaitan yang luas denganhal-hal yang lain dalam kehidupan masyarakat.
Dalam hal ini guru dapat memperjelasnya dan menunjukan jalan-jalan
pemecahannya sesuai dengan kriteria yang ada dan hidup dalam
masyarakat. Peranan guru disini adalah sebagai “sosializing agent”.
4) Guru sebagai “pendorong” (facilitator)
Terutama bagi siswa-siswa yang belum cukup mampu untuk
mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain maupun merumuskan serta
mengeluarkan pendapat sendiri, maka agar formasi diskusi dapat
diselenggarakan dengan baik, guru masih perlu membantu dan mendorong
setiap (anggota) kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan
kreativitas setiap siswa seoptimal mungkin.
e) Hambatan-Hambatan Didalam Diskusi
Ada dua faktor penghambat didalam diskusi, yaitu yang ada pada pihak
siswanya dan materi (bahan) yang didiskusikan.
Faktor penghambat dari pihak siswa sudah jelas persoalannya. Mereka
memang sedang dalam proses belajar dan latar belakang mereka jelas berbedabeda. Adalah tugas guru untuk membimbing mereka melalui berbagai macam
peranannya. Namun, guru harus bisa membatasi diri dari kebiasaan atau
kecenderungan terlalu sering mencampuri (intervensi) proses pemikiran atau
percakapan para siswa. Dan didalam menjelaskan, guru juga tidak tergesa-gesa
memberikan jawaban atau pemecahan masalah sebelum siswa mencoba
mencari dan menemukan sendiri. Kecuali siswa itu sendiri yang perlu

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 20
mendapat perhatian guru adalah materi (bahan) yang akan didiskusikan dan
tugas apa yang harus dilakukan oleh tiap kelompok dan anggota kelompok.
Hambatan lain yang dalam diskusi biasanya adalah bahwa setiap orang
menginginkan segera dicapainya persetujuan atau kesimpulan. Sikap seperti ini
mematikan jalan menuju terjadinya perubahan sikap pada para siswa oleh
mereka sendiri. Perubahan sikap ini lebih penting dari pada yang lain didalam
proses belajar mengajar lewat formasi diskusi. Perubahan sikap yang dimaksud
antara lain ialah agar setiap siswa mampu mendengarkan pendapat orang lain,
sensitif dan kritis terhadap pendapat yang berbeda,

maupun menanggapai

pendapat orang lain yang berbeda, dalam konteks yang sama dan sebagainya.
Dalam hubungan ini sama sekali tidak bijaksana apabila guru selalu mengkritik
pendapat siswa, apalagi kritik secara pribadi (personal critize) terhadap siswa.
f) Beberapa Keuntungan Metode Diskusi
1) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses
belajar.
2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pembelajarannya masing-masing.
3) Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan
sikap ilmiah.
4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi,
diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan
(kemampuan) diri sendiri.
5) Metode diskusi dapat menunjang usha-uasaha pengembangan sikap sosial
dan sikap demokratis para siswa.
g) Beberapa Kelemahan Metode Diskusi
1) Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya meengenai bagaimana
hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi
anggota-anggotanya.
2) Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum
pernah dipelajari sebelumnya.
3) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang
“menonjol”.
4) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 21
5) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu. Siswa tidak boleh merasa
dikejar-kejar waktu, perasaan dibtasi waktu menimbulkan kedangkalan
dalam diskusi, sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan
buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok
masalahnya.
7) Didalam diskusi, sering terjadi murid yang kurang berani mengemukakan
pendapatnya.
8) Jumlah siswa didalam kelas yang terlalu banyak akan mempengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut, Drs.Yusuf Djajadisastra (1982)
mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain
adalah :
1) Murid-murid dikelompokan menjadai kelompok-kelompok kecil, misalnya lima
orang murid setiap kelompok. Kelompok kecil ini harus terdiri dari muridmurid yang pandai dan kurang pandai, yang pandai bicara dan kurang pandai
bicara, murid laki-laki dan murid perempuan. Hal ini harus diatur benar-benar
oleh guru. Disamping itu, harus pula diperhatikan agar murid-murid yang
sekelompok itu benar-benar dapat bekerjasama. Dan dalam setiap kelompok
harus ditetapkan ketua kelompoknya.
2) Agar tidak menimbulkan rasa “kelompok-isme”, ada baiknya apabila untuk
setiap diskusi dengan tipik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompokkelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok.
Dengan demikian semua murid akan pernah akan pernah mengalami
berkerjasama dengan semua teman sekelasnya.
3) Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat
diambil dari buku-buku pelajaran murid, surat kabar, kejadian sehari-hari
disekitar sekolah, dan kegiatan dimasyarakat yang sedang menjadi pusat
perhatian penduduk setempat.
4) Mengusahakan penyesuaian waktu dengan tepat topik yang dijadikan pokok
diskusi. Membagi-bagi diskusi didalam beberapa hari/minggu berdasarkan
pembagian topik kedalam topik-topik yang lebih kecil lagi (subtopik).
Keleluasaan berdiskusi dapat pula dilakukan dengan menyelenggarakan suatu
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 22
pekan diskusi , dimana seluruh pekan itu dipergunakan untuk mendiskusikan
problema-problema yang telah dipersiapkan sebelumnya.
5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang
tersedian disekolah maupun yang terdapat diluar sekolah.
Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut kelemahan metode
diskusi dapat dikurangi. Berhasil tidaknya penggunaan metode diskusi ini banyak
bergantung pada

kecakapan

guru

didalam

membimbing

murid-muridnya

berdiskusi.
Demikian pula cara atau kebiasaan mengajar guru dan kebiasan belajar muridmurid akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya penggunaan metode
diskusi. Guru yang otoriter, yang selalu memperhatikan kekuasaan dikelas,
sehingga murid-muridnya sepanjang tahun tidak pernah memperoleh kesempatan
mengemukakan pendapatnya, tentu tidak akan mampu mengajar dengan
menggunakan metode diskusi, dimana justu murid-muridlah yang akan mendapat
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Demikian murid-murid yang
jiwanya sudah terlalu lama tertekan oleh cara guru mengajar yang otoriter tidak
akan mampu menggunakan kesempatan berdiskusi dalam jam pelajaran yang
tersedian itu. Semangat dan hasrat mengemukakan pendapat pada murid-murid ini
sudah membeku kalau tidak hendak dikatakan sudah mati. Kelas semacam ini
selalu sunyi senyap, karena tidak seorangpun berhasrat mengajukan pertanyaan.
Hidup mereka sudah dicerkam ketakutan. Murid-murid takut kalau gurunya itu
nanti akan tersinggung atas pertanyaan yang mereka ajukan kepadanya.
Dalam metode diskusi tidak demikian halnya. Metode ini adalah untuk guruguru yang berjiwa demokratis. Dengan metode ini pula murid-murid dibimbing
untuk menghayati tata cara kehidupan di kelas yang demokratis. Guru membimbing
dan mendidik murid-muridnya untuk hidup dalam suatu suasana yang penuh
tanggung jawab. Berdiskusi bukan hanya berarti asal berbicar saja tanpak
memprtanggung jawabkan apa yang dikemukakan. Setiap orang yang berbicara
atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang
dapat dipertanggung jawabkan. Menerima pendapat yang benar dan menolak
pendapat yang salah adalah suatu cara betapa metode ini dapat digunakan untuk
mendidik murid-murid menjadi berjiwa demokratis.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 23
F. Keterampilan Mengajar Kelompok dan Individual
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan
guru

agar

mengadakan

pendekatan

secara

pribadi,

mengorganisasi-kan,

membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan
kegiatan belajar-mengajar. Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah
terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih
akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing
dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah
dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat
membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon
guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat
dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan
komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian
secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya
pola observasi yang sistematis dan objektif.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting
bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses
pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.
Sikap

Beradaptasi

di

Kelas

yang

Menjadi

Perhatian

Guru

Banyak cara yang dilakukan guru untuk menyajikan materi kepada siswa, ada yang
sambil duduk di bangku guru, sambil menyandar pada meja guru, duduk
menyamping di meja siswa, sambil berjalan bolak balik arak kiri dan kanan siswa,
diam pada satu titik, berpangku tangan, tangan masuk kantong dan lain sebagainya.
Hal ini boleh-beleh saja dilakukan, tetapi yang harus diperhatikan dalam
penyampaian materi jangan sampai terganggunya konsentrasi siswa, melain yang
harus dipikirkan adalah tebangunnya semangat dan perhatian siswa terhadap materi
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 24
yang disampaikan guru. Untuk mencai hal tersebut ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru diantaranya :
 Memandang kesemua siswa Guru yang baik adalah guru yang dapat melihat
semua siswa secara merata. Pandangan yang merata ini, tentu akan
menumbuhkan semangat awal bagi siswa untuk terus mengikuti pembelajaran
yang telah dirancang oleh guru. Sebaliknya yang dilakukan guru, proses
pembelajaran akan terganggu pula Pada dasarnya memandang kesemuaan
siswa adalah sebagai faktor kontrol bagi guru, apakah siswa tetap terfokus
(memberikan perhatian) dalam pembelajaran tersebut. Bila kontrol ini terlepas,
biasanya siswa akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan halhal lain seperti :
1) mengobrol dengan teman sebangku (di luar kontek materi pelajaran),
2) mengerjakan sesuatu (mengerjakan tugas lain, membaca buku lain, dan
menggambar sesuatu diluar kontek), menguap, mengelamun dan lain
sebagainya.
Mengalamun yang dilakukan siswa, adalah suatu perbuatan yang sulit
diketahui guru karena siswa tersebut duduk dengan manis, dan tetap
memperhatikan kearah guru, dan tidak bergerak. Guru yang selalu memberikan
pandangan kepada siswa, akan cepat mengetahuai mana sisiwa yang betul
memperhatikan dan mana yang perhatiannya kosong.
 Menghadapi Siswa Bertanya Ada beberapa hal yang sering dilakukan guru
secara tidak sengaja, atau merupakan suatu kebiasaan terhadap pertanyaan
siswa sebagai berikut :
1) kurang fokus perhatian guru untuk mendengarkan atau memperhatikan
pertanyaan siswa, hingga mengakibatkan siswa terhenti untuk bertanya.
2) Memotong atau tidak memberikan sepenuhnya kepada siswa untuk
menyampaikan suatu masalah.
3) Merendah pertanyaan siswa, “ Apakah kalian dapat memahami pertanyaan
temanmu tadi”
4) Mengabaikan pertanyaan siswa. “Guru tidak mencatat pertanyaan siswa,
sehingga beberapa pertanyaan ditanyakan kembali pada siswa.

G. Ketrampilan Mengelola Kelas

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 25
Keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta
pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat
prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan
mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan
respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar
guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar
yang optimal.

H. Ketrampilan Bertanya
Yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan
yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya
lanjut Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.
Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang
yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan
hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik
dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan
yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan
pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari
:
Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris
(rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question)
dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut
taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde
question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application
question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi
(evaluation question).
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 26
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru
perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun
ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti :
menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan
sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang
harus

menjawab

sebelum

bertanya

dan

mengajukan

pertanyaan

ganda.

Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau
suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan
pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan
ketrampilan bertanya lanjut.
Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang
perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen
yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat,
Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu
berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan

ketrampilan

bertanya

lanjut

merupakan

lanjutan

dari

ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar
dapat berinisiatif sendiri.
Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan
komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar
masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponenkomponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam
menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan
pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.
Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan
membuka dan

menutup pelajarn ialah:

Bermakna,

dan

Berurutan dan

berkesinambungan.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar mengajar, hal ini
sangatlah penting sebagai syarat menjadi seorang guru. Seorang guru professional
telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar
mengajar. Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar
mengajar, yakni: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
memberikan

penguatan,

keterampilan

mengadakan

variasi,

keterampilan

menjelaskan, ketrampilan membimbing diskusi, ketrampilan mengajar kelompok
dan individual, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya.
Membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mencipatakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa agar
terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Pusat perhatian dalam waktu membuka
dan menutup pelajaran adalah kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan
penyampaikan bahan pelajaran.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri kegiatan inti pelajaran dengan maksud untuk :
1. Memberika gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari,
2. Menetahui tingakat pencapaian siswa, dan
3. Tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
membuka dan menutup pelajaran dengan baik

di kelas adalah dengan

maksud agar diperoleh pengaruh positif terhadap proses dan hasil belajar.
Komponen – komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1. Membuka pelajaran, meliputi : menarik perhatian siswa (seperti gaya mengajar
guru, penggunaan media pembelajaran, pola interaksi yang bervariasi, dan
yang lainnya), menimbulkan motivasi (seperti dengan kehangatan dan
keantusiasan, dengan menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan, atau dengan memperhatikan minat siswa), memberi acuan
(seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkahlangkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan
dibahas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan), dan membuat kaitan (Membuat
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 28
kaiatan antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dikenal
oleh siswa; Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa; Guru menjelaskan konsep atau
penertiannya terlebih dahulu sebelum bahan pelajaran tersebut dijelaskan
secara rinci). Setiap komponen terdiru dari beberapa kelompok asspek dan
kegiatan yang saling berkesinambungan dan bersifat integratif.
2. Menutup pelajaran : Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup
pelajaran ialah meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan (seperti :
merangkum pelajaran, membuat ringkasan, mengevaluasi, Mengaplikasikan
ide baru pada situasi lain, Mengekspresika pendapat siswa sendiri).
Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena
penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat
verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi.
Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang
perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat
memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu
adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari
penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.
Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu
kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons
yang negatif. Cara penggunaan pemberian penguatan adalah : Penguatan pada
pribadi tertentu, Penguatan kepada kelompok siswa, Pemberian penguatan dengan
segera, Penguatan tidak penuh, Variasi dalam penggunaan.
Prisip-prinsip pemberian penguatan, yaitu : Kehangatan dan keantusiasan,
Makna, Hindarkan pemberian respons yang negatif
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses
perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 29
atau komponen, yaitu : Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam
penggunaan media dan alat pengajaran, Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Variasi diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang
menyangkut tiga komponen yaitu, gaya mengajar yang bersifat personal,
penggunaan media dan bahan-bahan intruksional, dan pola serta tingkat interaksi
guru dengan siswa.
Tujuan dan manfaatnya ialah: Dapat menimbulkan dan meningkatkan
perhatian

siswa

terhadap

aspek-aspek

belajar-mengajar

yang

relevan;

meningkatkan kemungkina berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui
kegiatan penelitian (investigasi) dan penjelajahan (eksplorasi); membentuk sikap
positif terhadap guru dan sekolah; kemungkinan para siswa mendapat pelayanan
serta individual sehingga memberi kemudahan belajar.
Prinsip-prinsip variasi : digunakan dengan maksud tertentu, relevan, dengan
tujuan yang hendak dicapai, variasi harus dilakasanakan secara lancar dan
berkesinambungan, memerlukan susunan dan perencanaan yang baik, dicantumkan
dalam rencana pelajaran (berstuktur).
Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi meliputi dalam
gaya mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran,
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lainnya.
Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi
dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara
keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang
dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan.
Dalam penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan
penggunaan balikan.
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung
dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau
bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu
masalah.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 30
Diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk (tipe) dan dengan
bermacam-macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai
berikut :
 The social problema meeting
 The open-ended meeting
 The educational-diagnosis meeting
Beberapa Keuntungan Metode Diskusi
1. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.
2. Dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pembelajaran
3. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap
ilmiah.
4. Diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan
(kemampuan) diri sendiri.
5. Dapat menunjang usha-uasaha pengembangan sikap sosial dan sikap
demokratis para siswa.
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing
dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan
komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru
dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif
ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial
untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Sedangkan

ketrampilan

bertanya

lanjut

merupakan

lanjutan

dari

ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar
dapat berinisiatif sendiri.
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 31
Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan
membuka dan

menutup pelajarn ialah:

Bermakna,

dan

Berurutan dan

berkesinambungan.

a. Saran
Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk menambah wawasan dan
pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dan konstruktif
demi kesempurnaan penulisan makalah.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 32
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Suharsimi Arikunto,Pengelolaan Kelas Dan Siswa,Jakarta:CV Rajawali,1992.
Drs.Syaiful Bahri Djamarah (1997),Strategi Belajar Mengajar,Jakarta:PT Rineka
Cipta,1997.
Dr.Suharsimi Arikunto,Manajemen Penganjaran,Jakarta:PT Rineka Cipta,1993.
Drs.B.Suryono Subroto,Proses

Belajar

Mengajar

Di Sekolah,Jakarta:PT Rineka

Cipta,1997.

Keterampilan Dasar Mengajar Matematika

Page 33

More Related Content

What's hot

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Arvina Frida Karela
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
Rpp fungsi eksponen dan logaritma
Rpp fungsi eksponen dan logaritmaRpp fungsi eksponen dan logaritma
Rpp fungsi eksponen dan logaritmaBedoe Gates
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]Diyah Sri Hariyanti
 
Rpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanRpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanAYU Hardiyanti
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaIndah Oktriani
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixAZLAN ANDARU
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatAbdul Rais P
 
RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013
RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013
RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013Nur Halimah
 

What's hot (20)

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Translasi
TranslasiTranslasi
Translasi
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Teorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalahTeorema isomorfisma ring makalah
Teorema isomorfisma ring makalah
 
Rpp fungsi eksponen dan logaritma
Rpp fungsi eksponen dan logaritmaRpp fungsi eksponen dan logaritma
Rpp fungsi eksponen dan logaritma
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
Ppt persamaan lingkaran [diyah sri hariyanti]
 
Rpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahanRpp bilangan bulat dan pecahan
Rpp bilangan bulat dan pecahan
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
 
Rpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fixRpp kd 3.2 program linear fix
Rpp kd 3.2 program linear fix
 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
 
RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013
RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013
RPP MATEMATIKA KELAS X BAB EKSPONEN, KURIKULUM 2013
 

Similar to Keterampilan Mengajar

Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Operator Warnet Vast Raha
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Operator Warnet Vast Raha
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Operator Warnet Vast Raha
 
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka PembelajaranModul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)PratiwiKartikaSari
 
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajaraPerencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajaranoussevarenna
 
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfHarlimanDs
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docnuunaberry
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
 
keterampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajarketerampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajarsitisarahsumarn
 
ketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajarketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajarsitisarahsumarn
 

Similar to Keterampilan Mengajar (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guruKompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guru
 
Kompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guruKompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guru
 
Kompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guruKompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guru
 
Kompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guruKompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guru
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
 
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradi...
 
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka PembelajaranModul KB 1 Membuka Pembelajaran
Modul KB 1 Membuka Pembelajaran
 
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
Bab 1 modul i membuka pembelajaran(2)
 
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajaraPerencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
Perencanaan Pembelajaran - Tcl, scl, saintifik, strategi pembelajara
 
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdfArtikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
Artikel-Pembelajaran-Berdiferensiasi-T-Husni-BPMP-Aceh.pdf
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxPERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docx
 
keterampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajarketerampilan dasar mengajar
keterampilan dasar mengajar
 
ketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajarketrampilan dasar mengajar
ketrampilan dasar mengajar
 
2.docx
2.docx2.docx
2.docx
 

Keterampilan Mengajar

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan guru yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yng bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana sehingga tercipta hubungan yang harnonis antara guru dengan anak didiknya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari prilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik guru harus hilangkan dan bukan membiarkannya karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara bijaksana, bukan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak akan menentukan sikap dan perbuatan, setiap guru tidak mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didiknya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajarannya. Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dalam guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang mempunyai persamaan. Maka guru penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik sebagai individu yang berbeda, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 1
  • 2. 1. Bagaimana menjadi seorang guru yang profesional dan menyenangkan? 2. Bagaimana keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan atau dilaksanakan oleh seorang guru ketika mengajar (di dalam kelas)? 3. Bagaimana metode mengajar yang efektif, conditional, dan cepat dipahami oleh siswa dalam mengajar matematika? 4. Bagaimana metode pembelajaran yang harus diterapkan guru dalam mengajar matematika yang kebanyakannya tidak disenangi oleh siswa? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan yang dilakukan penulis adalah : 1. Untuk mengetahui Bagaimana menjadi seorang guru yang profesional dan menyenangkan bagi siswa ketika di kelas. 2. Untuk mempelajari keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan atau dilaksanakan oleh seorang guru ketika mengajar (di dalam kelas). 3. Untuk mempelajari metode mengajar yang efektif, conditional, dan cepat dipahami oleh siswa dalam mengajar matematika. 4. Untuk mengetahui dan mempelajari metode pembelajaran yang harus diterapkan guru dalam mengajar matematika yang kebanyakannya tidak disenangi oleh siswa. 1.4 Metode dan Teknik Penulisan Metode dan teknik penulisan makalah yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Study ke perpustakaan 2. Mendownload di internet 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar Matematika” terdiri dari tiga bab, yaitu : 1. BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan. 2. BAB II Pembahasan, berisi tentang materi/inti dalam makalah ini, yaitu keterampilan dasar mengajar matematika. 3. BAB III Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran atas makalah ini. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 2
  • 3. 4. Dihalaman terakhir, penulis mencantumkan “Daftar Pustaka” yaitu sumber/rujukan yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar mengajar, hal ini sangatlah penting sebagai syarat menjadi seorang guru. Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, ketrampilan membimbing diskusi, ketrampilan mengajar kelompok dan individual, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya. A. Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis. Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materimateri yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi. 1. Pengertian Pada umumnya, kegiatan pelajaran di kelas dimulai dengan guru melakukan kegiatan rutin seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman, menyuruh menyiapkan alat-alat pengajaran dan buku yang akan dipakai. Kemudian di akhiri dengan memberi tugas rumah. Namun kegiatankegiatan seperti itu disebut bukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran, Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 4
  • 5. kegiatan-kegiatan tersebut memng harus dikerjakan oleh guru, tetepi bukan merupakan kegiatan membuka dan menutup pelajaran. Pusat perhatian dalam waktu membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan penyampaikan bahan pelajaran. Jadi pengertian membuka dan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mencipatakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Siswa yang siap mental untuk belajar adalah siswa yang menetahui: 1. Tujuan pelajaran yang akan dicapai, 2. Masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, 3. Langkah-langkah belajar yang akan dilakukan, 4. Batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan berbagai macam usaha, antara lain: 1. Menimbulkan rasa ingin tahu, 2. Bersikap hangat dan antusias, 3. Memvarisikan gaya belajar, 4. Menggunakan berbagai macam media pembelajarn, 5. Memvariasikan pola interaksi belajar-mengajar. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran dengan maksud untuk : 1. Memberika gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, 2. Menetahui tingakat pencapaian siswa, dan 3. Tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Usaha yang dilakukan oleh guru untuk menutup pelajaran antara lain: 1. Merangkum kembali bahan pelajarn yang sudah disampaikan, 2. Menyuruh siswa membuat ringkasan bahan yang sudah dipelajari, 3. Mengadakan evaluasi tentang bahan pelajarn yang baru diberikan. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 5
  • 6. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran harus dilakukan pada awal dan akhir pelajaran, dan juga pada awal dan akhir setiap penggal inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. 2. Rasionel Ada beberapa dasar pemikiran, mengapa kita harus melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran serta melatih keterampilan “membuka dan menutup pelajaran” a) Biasanya yang dilkukan oleh guru pada awal jam pelajaran ialah menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat-alat pelajaran, kemudian guru lansung masuk pada pelajaran inti, misalnya dengan kata-kata, “ anak-anak hri ini ibu akan menerangkan tentang .....” kemudian ditutup dengan dengan kata-kata “ nah, lonceng sudah berbunyi, maka pelajaran kita di akhiri sampai disini.” Prosedur mengajar demikian itu tidak menyampaikan mental siswa untuk menerima pelajaran, dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Akibatnya siswa akan merasa bahwa pelajaran membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan juga siswa tidak ada gairah untuk berusaha memahami. b) Jika guru berhasil membuka pelajaran sehingga seiswa benar-benar siap mental untuk belajar (timbul perhatian dan motivasi untuk belajar), mka akan nampak siswa itu: 1. Asyik dalam melakukan tugas, 2. Semanagt dan responnya tinggi, 3. Banyak yang mengajukan pertanyaan dengan tepat, 4. Cepat bereaksi terhadap saran-saran guru. c) Jika guru berhasil menutup pelajaran dengan baik, maka sekesai proses belajar, suwa benar-benar memperoleh pengetahuan yang bulat (utuh) sebagai hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan. d) Guru tidak atua belum melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran, anatara lain karena lupa, tidak ada waktu atau belum menguasai keterampilan membuka dan mebutup pelajaran. 3. Penggunaan dalam kelas Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 6
  • 7. a. Tujuan Dilakukannya membuka dan menutup pelajaran dengan baik di kelas adalah dengan maksud agar diperoleh pengaruh positif terhadap proses dan hasil belajar. Pengaruh positif tersebut ialah : 1. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menhadapi tugas-tugas yang akan dikerjakannya. 2. Siswa tahu batas-batas tugas yang akan dikerjakannya. 3. Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatanpendekatan yang mungkn diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran. 4. Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya. 5. Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa. 6. Siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedankan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar. b. Prinsip-prinsip penggunaan Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajarn ialah: 1. Bermakna : Usaha untuk menarik perhatian atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang tiadak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya dihindarkan. 2. Berurutan dan berkesinambungan : Kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya meruapakan bagian dari satu kesatuan yang utuh. 4. Komponen – komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran a. Membuka pelajaran Komponen-komponen keterampilan membuak apelajaran meliputi menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan. Setiap komponen terdiru dari beberapa kelompok asspek dan kegiatan yang saling berkesinambungan dan bersifat integratif. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 7
  • 8. 1. Menarik perhatian siswa Berbagai cara dapat digunakan oleh guru untuk menarik perhatian siswa, anatara lain: a. Gaya mengajar guru Untuk menarik perhatian siswa, dapat diusahakan penggunaan gaya mengajar yang bervariasi. Misalnya pada suatu saat guru memilih posisi dikelas serta memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa dilakukannya dalam membuka pelajaran. Guru berdiri ditengah kelas, sambil berdeklamasi, dengan tenang dan dengan ekspresi wajah yang meyakinkan. Pada kesempatan lain, mungkin guru membuka pelajaran dengan bercerita dengan ekspresi wajah dan gerakan badan yang menarik. b. Penggunaan media pembelajaran Untuk menarik perhatian siswa dapat digunakan berbagai macam media pengajaran seperti gambar, model, skema, dan sebagainya. Dengan pemilihan dan penggunaan media yang tepat, guru dapat memperoleh beberapa keuntungan, yaitu siswa tertarik perhatiannya, timbul motivasinya untuk belajar, dan terjadi kaitan antara hal-hal yang sudah diketahuinya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari. c. Pola interaksi yang bervariasi Agar siswa selalu tertarik dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam pola interaksi yang bervariasi, misalnya: i. Guru menerangkan dan mengajuka pertanyaan, siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan. ii. Guru mendemonstrasi, siswa mengamati. iii. Guru memberikan tugas, diskusi, dan sebagainya, dan kemudian mengawasinya. 2. Menimbulkan motivasi Dengan adanya motivasi, proses belajar mengajar menjadi dipermudah. Oleh karena itu, setelah anak tertarik perhatiannya pada pelajaran, guru harus berusaha untuk menumbulkan motivasi. Ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi, antara lain: Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 8
  • 9. a. Dengan kehangatan dan keantusiasan. b. Dengan menimbulkan rasa ingin tahu. c. Mengemukakan ide yang bertentangan. d. Dengan memperhatikan minat siswa. 3. Memberi acuan Dalam hubungannya membuka pelajaran, memberi acuan diaratikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan sinkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari bahan pelajaran. Usaha dan cara memberi acuab itu antara lain ialah: a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas. b. Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan. c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 4. Membuat kaitan Hal-hal yang telah dikenal, pengalaman-pengalaman, minat dan kebutuhan siswa merupakan bahan pengait untuk mempermudah pemahaman. Maka jika guru akan mengajarkan bahan pelajaran yang baru, ia perlu menghubungkannya dengan bahan pengait (hal-hal yang diketahui oleh siswa) tersebut. Usaha guru untuk membuat kaitan itu misalnya dengan cara : a. Membuat kaiatan antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dikenal oleh siswa. Dalam permulaan pelajaran guru meninjau kembali samapai berapa jauh pelajaran yang diberikan sebelumnya sudah dikuasai siswa. Caranya ialah dengan menajukan pertanyaan- pertanyyan atay merangkum bahan pelajaran terdahulu secara singkat. b. Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa. Hal ini dilakukan oleh guru jika bahan baru itu erat hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan. c. Guru menjelaskan konsep atau penertiannya terlebih dahulu sebelum bahan pelajaran tersebut dijelaskan secara rinci. Hal ini Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 9
  • 10. dilakkukan jika bahan yang akan diajarkan sam sekali bahan yang baru. Misalnya guru menjelaskan pengertian media pengajaran dulu sebelum menguraikan jenis dan penggunaaan media. b. Menutup pelajaran Menjelang akhir jam pelajaran atau pada akhir tiap penggal kegiatan belajar, guru harus melakukan melakukan kegiatan menutup pelajaran agar siswa memperoleh ganbaran yang utuh tentang pokokpokok bahan pelajaran yang sudah diketahuinya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran ialah dengan cara: 1. Meninjau kembali Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah diajarkan itu sudah dikuasai oleh siswa, adapun cara untuk meninjau kembali itu adalah: a. Merangkum inti pelajaran Kegiatan ini dapat dilakukan oleh guru, guru bersama siswa, atau siswa sendiri (disempurnakan oleh guru). b. Membuat ringkasan Dengan membuat ringkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan pokok-pokok bahan pelajaran yang telah dipelajarinya. Disamping itu dengan ringkasan, siswa yang tidak memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk dipelajari kembali. 2. Mengevaluasi Untuk mengetahui apakah siswa telah memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang telah diajarkan, guru melakukan penelitian. Bentuk-bentuk evaluasi itu ialah: a. Mendemonstrasikan keterampilan. Setelah selesai mengarang prosa atau puisi, guru meminta siswa untuk maju kedepan kelas untuk membacakan dan menjelaskan apa isi yang terkandung didalamnya. b. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain. Setelah guru menerangkan rumus matematika, siswa disuruh mengerjakan soal-soal baru dengan mengunakan rumus tersebut. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 10
  • 11. c. Mengekspresika pendapat siswa sendiri. Guru dapat menerima siswa untuk berkomentar tentang apakah demonstrasi yang telah dilakukan oleh guru atau oleh siswa lain efektif atau tidak. Misalnya siswa dimintai pendaoatnya tentang permainan peran yang baru saja dilakukannya. d. Soal-soal tertulis. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan oleh siswa. Soal-soal itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau melengkapi lembaran kerja. B. Ketrampilan Memberikan Penguatan Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 11
  • 12. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif. 1 Pengertian, Tujuan, Dan Manfaat Penguatan ialah respons terhadap suatu tingkah laku, yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar mengajar kelihatannya sederhana, baik dalam organisasinya maupun dalam penerapannya. Umpamanya tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, pujian, senyuman, anggukan (bagus! Baik, Anda hebat, Yah, Ini siswa yang patut dicontoh!). Pemberian penguatan dalam penerapannya harus bijaksanadan sistematis berdasarkan cara dan prinsip yang tepat. Hal ini akan membantu pencapaian beberapa tujuan dan mafaat dalam proses belajar mengajar yaitu: 1. Meningkatkan perhatian siswa. 2. Memudahkan siswa dalam peoses belajar mengajar. 3. Membangkitkan dan memelihara motivasi. 4. Mengendalikan dan mengubah tingkah laku belajar yang produktif. 5. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam mengajar. 6. Mengarahkan cara berfikir tingkat tinggi. 2 Cara penggunaan pemberian penguatan. Cara penggunaan pemberian penguatan adalah sebagai berikut : a. Penguatan pada pribadi tertentu Penguatan harus jelas ditujukan kepada siswa tertentu dengan menyebutkan namanya sambil memandang kepada siswa yang berkepentingan langsung. b. Penguatan kepada kelompok siswa Penguatan juga dapat diberikan kepada sekelompok siswa; umpamanya apabila satu kelas telah menyelesaikan tugas dengan baik, maka guru ,memperbolehkan siswa bekerja bebas atau istirahat, teteapi juga menggunakan keterampilan dasar mengajar memberi penguatan secara verbal (dalam bentuk kata atau kalimat) seperti: “Bapak bangga dengan kelas ini, mudah-mudahan dapat dipertahankan untuk seterusnya. Mari kita bertepuk tangan.” Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 12
  • 13. c. Pemberian penguatan dengan segera Penguatan harus segera diberikan begitu tingkah laku atau respons siswa yang diharapkan muncul. “Oh, ya, Bapak/ibu mengucapkan terima kasih atas karya kalian minngu yang lalu.” d. Penguatan tidak penuh Apabila seoarang siswa memberikan jawaban yang benar sebagian, tindakan guru yang efektif ialah memberi penguatan tidak penuh (partial): “Ya, jawabanmu sudah baik, hannya masih perlu dikembangakan sedikit.” Tindakan guru selanjutnya ialah meminta siswa lain untuk menyempurnakan jawaban temannya. Anadaikan jawaban sisiwa yang bersangkutan sudah sempurna maka siswa yang pertama tadi dapat menbetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah sehinnga ia masih memiliki motivasi untuk berusaha menemukan jawaban yang sempurna. e. Variasi dalam penggunaan Apabila setiap kali guru memberikan penguatan dan kata yang dipakai ialah “bagus”, maka lama kelamaan kata ”bagus” ini tidak lagi bermakna bagi siswa. Hal ini berlaku pula pada penguatan dengan gerakan yang bersifat monoton, umpamanya hannya dengan dengan mengacungkan ibu jari saja. Perlu ada variasi dalam penggunaan dalam penentuan jenis komponen penguatan. 3. Prisip-prinsip pemberian penguatan a. Kehangatan dan keantusiasan : Dalam memberikan penguatan hendaknya diwarnai dengan kehangtan dan antusiasme, suara, mimik, dan gerakan guru adalah petunjuk adanya kehangatan dan keantusiasan sehingga peenguatan yang diberikan akan menjadi lebih efektif. b. Makna : Bila guru mengatakan kepada seorang siswa , “Karangan anda sangat baik,” padahal karya tersebut bukan hasil siswa tersebut, maka penguatan yang diberikan tidak bermakna bagi siswa tersebut. Sebaiknya kepada siswa ini guru menyatakan, “Karangan Anda akan lebih baik jika Anda berusaha sendiri.” Dengan cara ini penguatan yang diberikan itu wajar dan bermakna bagi siswa yang bersangkutan. c. Hindarkan pemberian respons yang negatif : Apabila siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan, tetapi memindahkan giliran untuk menjawab pertanyaan tersebut kepada Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 13
  • 14. siswa yang lain. Jika pertanyaan tersebut terjawab oleh siswa lain, maka siswa tadi tidak akan terlalu tersinggung harga dirinya, dan ia menyadari kesalahannya. Keadaan ini akan membawa atau membantu dirinya untuk tetap berusaha belajar sehingga, apabila mendapat giliran lagi, ia akan mampu menjawabnya. 4. Komponen-komponen pemberian penguatan a) Penguatan verbal. b) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan. c) Pengutan dengan cara mendekati. d) Penguatan dengan sentuhan. e) penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. f) Penguatan berupa simbol atau benda. C. Ketrampilan Mengadakan Variasi Keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : 1) Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement). 2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 14
  • 15. 3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. A. Pengertian dan tujuan Diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang menyangkut tiga komponen yaitu, gaya mengajar yang bersifat personal, penggunaan media dan bahan-bahan intruksional, dan pola serta tingkat interaksi guru dengan siswa. Tujuan dan manfaatnya ialah: 1. Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap aspekaspek belajar-mengajar yang relevan. 2. meningkatkan kemungkina berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui kegiatan penelitian (investigasi) dan penjelajahan (eksplorasi). 3. membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. 4. kemungkinan para siswa mendapat pelayanan serta individual sehingga memberi kemudahan belajar. B. Prinsip-prinsip variasi. 1 variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan, dengan tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan hakikat pendidikian. 2 variasi harus dilakasanakan secara lancar dan berkesinambungan. 3 Sejalan dengan prinsip 1 dan 2, komponen variasi tertentu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik, dicantumkan dalam rencana pelajaran (berstuktur). C. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi. a> Variasi dalam gaya mengajar guru. 1. Penggunaan variasi suara. 2. Pemusatan perhatian. 3. Kesenyapan. 4. Mengadakan kontak pandang. 5. Gerakan badan dan mimik. 6. Pergantian posisi guru dalam belajar. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 15
  • 16. b> Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran. Bahan dan alat akan dapat menambahkan rasa ingin tahu siswa. Yang amat penting lagi ialah media dan bahan yang beragam dapat merangsang pikiran dan hasil belajar yang bermakna dan lebih bertahan lama. Variasi ini dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Variasi alat/bahan yang dapat dilihat. (grafik, gambar, papan buletin, ukiran, peta, dan lain sebagainya). 2) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar. (rekaman suara, radio, musik). 3) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. (patung, alat mainan, binatang kecil). c> Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Komponen keterampilan mengadakan variasi dalam kelas yang terakhir adalah mengubah pola dan tingkat interaksi anatar guru dan murid. Pola umum interaksi tersebut sangat banyak ragamnya mulai dari situasi saat guru mendominasi sepenuhnya kegiatan sampai kepada keadaan ketika siswa bekerja sendiri-sendiri secara bebas. D. Ketrampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan. Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. E. Ketrampilan Membimbing Diskusi Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 16
  • 17. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. a) Pengertian Pokok Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran, dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah . Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa didalam kelas dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah hendaknya para siswa dapat berpartisipasi secara aktif didalam setiap forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak pula yang mereka pelajari, yang harus diperhatikan ialah masalah peranan guru. Terlalu banyak “campur tangan” dan “main perintah” dari guru, dan mengakibatkan siswa tidak akan dapat banyak banyak. Diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk (tipe) dan dengan bermacam-macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai berikut :  The social problema meeting Para mahasiswa berbibcang-bincang memecahkan masalah sosial dikelasnya atau disekolahnya dengan harapan setiap siswa akan merasa “terpanggil” untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidahkaidah yang berlaku, seperti dengan guru atau personel sekolah lainnya, Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 17
  • 18. peraturan-peraturan dikelas/sekolah, hak-hak dan kewajiban siswa dan sebagainya.  The open-ended meeting Para mahasiswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari dengan kehidupan mereka disekolah, dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan sebagainya.  The educational-diagnosis meeting Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran dikelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik/benar. b) Relevansi Metode Diskusi Teknik diskusi sebagai metode belajar-mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak : 1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh para siswa. 2) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing. 3) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah dicapai. 4) Membantu para siswa belajar berfikir teoretis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah. 5) Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya. 6) Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang dilihat, baik dari pengalaman sendiri, maupun dari pelajaran sekolah. c) Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi 1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Dan guru tersebut menjelaskan judul atau masalah yang akan didiskusikan itu harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh setiap siswa. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 18
  • 19. 2) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekertaris (pencatatan), pelapor (kalau perlu), pengatur tempat duduk, ruangan, saranan, dan sebagainya). Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditengah siswa yang : a) Lebih memahami/menguasai masalah yang akan didiskusikan. b) “berwibawa” dan disenangi oleh teman-temannya. c) Berbahasa baik dan lancar bicaranya. d) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis. Tugas pimpinan diskusi antara lain ialah : a) Mengatur dan pengarah acara diskusi. b) Pengatur “lalu lintas” percakapan. c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat. 3) Para siswa berdiskusi didalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya (kalau ada lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan lancar. Setiap kelompok harus tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota harus tahu bahwa hak bicaranya sama. 4) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama dari kelompok lain). Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut. 5) Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa mencatatnya untuk “file” kelas. d) Peranan Guru Beberapa peranan guru dalam diskusi antara lain ialah : 1) Guru sebagai “ahli” (=expert) Misalnya dalam diskusi yang hendak memecahkan masalah, maka guru dapat bertindak (berperan) sebagai seorang ahli yang mengetahui lebih banyak mengenai berbagai hal dari pada siswanya. Disini guru dapat memberi tahu, menjawab pertanyaan atau mengkaji (menilai) segala Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 19
  • 20. sesuatu yang akan didiskusikan oleh para siswa. Sesuai dengan tugas utamanya yaitu guru sebagai “agent of instruction”. 2) Guru sebagai “pengawas” Agar diskusi berjalan lancar, benar, dan mencapai tujuannya, disamping sebagai sumber informasi, maka guru pun harus bertindak sebagai pengawas dan penilai didalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi ini. Jadi, dalam formasi diskusi ini guru menentukan tujuannya dan prosedur untuk mencapainya. 3) Guru sebagai penghubung “kemasyarakatan” Tujuan yang ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa, meski bagaimanapun dicoba dikhususkan, masih juga mempunyai keterkaitan yang luas denganhal-hal yang lain dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini guru dapat memperjelasnya dan menunjukan jalan-jalan pemecahannya sesuai dengan kriteria yang ada dan hidup dalam masyarakat. Peranan guru disini adalah sebagai “sosializing agent”. 4) Guru sebagai “pendorong” (facilitator) Terutama bagi siswa-siswa yang belum cukup mampu untuk mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain maupun merumuskan serta mengeluarkan pendapat sendiri, maka agar formasi diskusi dapat diselenggarakan dengan baik, guru masih perlu membantu dan mendorong setiap (anggota) kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan kreativitas setiap siswa seoptimal mungkin. e) Hambatan-Hambatan Didalam Diskusi Ada dua faktor penghambat didalam diskusi, yaitu yang ada pada pihak siswanya dan materi (bahan) yang didiskusikan. Faktor penghambat dari pihak siswa sudah jelas persoalannya. Mereka memang sedang dalam proses belajar dan latar belakang mereka jelas berbedabeda. Adalah tugas guru untuk membimbing mereka melalui berbagai macam peranannya. Namun, guru harus bisa membatasi diri dari kebiasaan atau kecenderungan terlalu sering mencampuri (intervensi) proses pemikiran atau percakapan para siswa. Dan didalam menjelaskan, guru juga tidak tergesa-gesa memberikan jawaban atau pemecahan masalah sebelum siswa mencoba mencari dan menemukan sendiri. Kecuali siswa itu sendiri yang perlu Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 20
  • 21. mendapat perhatian guru adalah materi (bahan) yang akan didiskusikan dan tugas apa yang harus dilakukan oleh tiap kelompok dan anggota kelompok. Hambatan lain yang dalam diskusi biasanya adalah bahwa setiap orang menginginkan segera dicapainya persetujuan atau kesimpulan. Sikap seperti ini mematikan jalan menuju terjadinya perubahan sikap pada para siswa oleh mereka sendiri. Perubahan sikap ini lebih penting dari pada yang lain didalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi. Perubahan sikap yang dimaksud antara lain ialah agar setiap siswa mampu mendengarkan pendapat orang lain, sensitif dan kritis terhadap pendapat yang berbeda, maupun menanggapai pendapat orang lain yang berbeda, dalam konteks yang sama dan sebagainya. Dalam hubungan ini sama sekali tidak bijaksana apabila guru selalu mengkritik pendapat siswa, apalagi kritik secara pribadi (personal critize) terhadap siswa. f) Beberapa Keuntungan Metode Diskusi 1) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar. 2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pembelajarannya masing-masing. 3) Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. 4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi, diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri. 5) Metode diskusi dapat menunjang usha-uasaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. g) Beberapa Kelemahan Metode Diskusi 1) Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya meengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya. 2) Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya. 3) Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang “menonjol”. 4) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 21
  • 22. 5) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu. Siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu, perasaan dibtasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi, sehingga hasilnya tidak bermanfaat. 6) Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya. 7) Didalam diskusi, sering terjadi murid yang kurang berani mengemukakan pendapatnya. 8) Jumlah siswa didalam kelas yang terlalu banyak akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut, Drs.Yusuf Djajadisastra (1982) mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain adalah : 1) Murid-murid dikelompokan menjadai kelompok-kelompok kecil, misalnya lima orang murid setiap kelompok. Kelompok kecil ini harus terdiri dari muridmurid yang pandai dan kurang pandai, yang pandai bicara dan kurang pandai bicara, murid laki-laki dan murid perempuan. Hal ini harus diatur benar-benar oleh guru. Disamping itu, harus pula diperhatikan agar murid-murid yang sekelompok itu benar-benar dapat bekerjasama. Dan dalam setiap kelompok harus ditetapkan ketua kelompoknya. 2) Agar tidak menimbulkan rasa “kelompok-isme”, ada baiknya apabila untuk setiap diskusi dengan tipik atau problema baru selalu dibentuk lagi kelompokkelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok. Dengan demikian semua murid akan pernah akan pernah mengalami berkerjasama dengan semua teman sekelasnya. 3) Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku-buku pelajaran murid, surat kabar, kejadian sehari-hari disekitar sekolah, dan kegiatan dimasyarakat yang sedang menjadi pusat perhatian penduduk setempat. 4) Mengusahakan penyesuaian waktu dengan tepat topik yang dijadikan pokok diskusi. Membagi-bagi diskusi didalam beberapa hari/minggu berdasarkan pembagian topik kedalam topik-topik yang lebih kecil lagi (subtopik). Keleluasaan berdiskusi dapat pula dilakukan dengan menyelenggarakan suatu Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 22
  • 23. pekan diskusi , dimana seluruh pekan itu dipergunakan untuk mendiskusikan problema-problema yang telah dipersiapkan sebelumnya. 5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang tersedian disekolah maupun yang terdapat diluar sekolah. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut kelemahan metode diskusi dapat dikurangi. Berhasil tidaknya penggunaan metode diskusi ini banyak bergantung pada kecakapan guru didalam membimbing murid-muridnya berdiskusi. Demikian pula cara atau kebiasaan mengajar guru dan kebiasan belajar muridmurid akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya penggunaan metode diskusi. Guru yang otoriter, yang selalu memperhatikan kekuasaan dikelas, sehingga murid-muridnya sepanjang tahun tidak pernah memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya, tentu tidak akan mampu mengajar dengan menggunakan metode diskusi, dimana justu murid-muridlah yang akan mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Demikian murid-murid yang jiwanya sudah terlalu lama tertekan oleh cara guru mengajar yang otoriter tidak akan mampu menggunakan kesempatan berdiskusi dalam jam pelajaran yang tersedian itu. Semangat dan hasrat mengemukakan pendapat pada murid-murid ini sudah membeku kalau tidak hendak dikatakan sudah mati. Kelas semacam ini selalu sunyi senyap, karena tidak seorangpun berhasrat mengajukan pertanyaan. Hidup mereka sudah dicerkam ketakutan. Murid-murid takut kalau gurunya itu nanti akan tersinggung atas pertanyaan yang mereka ajukan kepadanya. Dalam metode diskusi tidak demikian halnya. Metode ini adalah untuk guruguru yang berjiwa demokratis. Dengan metode ini pula murid-murid dibimbing untuk menghayati tata cara kehidupan di kelas yang demokratis. Guru membimbing dan mendidik murid-muridnya untuk hidup dalam suatu suasana yang penuh tanggung jawab. Berdiskusi bukan hanya berarti asal berbicar saja tanpak memprtanggung jawabkan apa yang dikemukakan. Setiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan. Menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah suatu cara betapa metode ini dapat digunakan untuk mendidik murid-murid menjadi berjiwa demokratis. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 23
  • 24. F. Keterampilan Mengajar Kelompok dan Individual Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan kegiatan belajar-mengajar. Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif. Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Selaha satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya. Sikap Beradaptasi di Kelas yang Menjadi Perhatian Guru Banyak cara yang dilakukan guru untuk menyajikan materi kepada siswa, ada yang sambil duduk di bangku guru, sambil menyandar pada meja guru, duduk menyamping di meja siswa, sambil berjalan bolak balik arak kiri dan kanan siswa, diam pada satu titik, berpangku tangan, tangan masuk kantong dan lain sebagainya. Hal ini boleh-beleh saja dilakukan, tetapi yang harus diperhatikan dalam penyampaian materi jangan sampai terganggunya konsentrasi siswa, melain yang harus dipikirkan adalah tebangunnya semangat dan perhatian siswa terhadap materi Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 24
  • 25. yang disampaikan guru. Untuk mencai hal tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru diantaranya :  Memandang kesemua siswa Guru yang baik adalah guru yang dapat melihat semua siswa secara merata. Pandangan yang merata ini, tentu akan menumbuhkan semangat awal bagi siswa untuk terus mengikuti pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Sebaliknya yang dilakukan guru, proses pembelajaran akan terganggu pula Pada dasarnya memandang kesemuaan siswa adalah sebagai faktor kontrol bagi guru, apakah siswa tetap terfokus (memberikan perhatian) dalam pembelajaran tersebut. Bila kontrol ini terlepas, biasanya siswa akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan halhal lain seperti : 1) mengobrol dengan teman sebangku (di luar kontek materi pelajaran), 2) mengerjakan sesuatu (mengerjakan tugas lain, membaca buku lain, dan menggambar sesuatu diluar kontek), menguap, mengelamun dan lain sebagainya. Mengalamun yang dilakukan siswa, adalah suatu perbuatan yang sulit diketahui guru karena siswa tersebut duduk dengan manis, dan tetap memperhatikan kearah guru, dan tidak bergerak. Guru yang selalu memberikan pandangan kepada siswa, akan cepat mengetahuai mana sisiwa yang betul memperhatikan dan mana yang perhatiannya kosong.  Menghadapi Siswa Bertanya Ada beberapa hal yang sering dilakukan guru secara tidak sengaja, atau merupakan suatu kebiasaan terhadap pertanyaan siswa sebagai berikut : 1) kurang fokus perhatian guru untuk mendengarkan atau memperhatikan pertanyaan siswa, hingga mengakibatkan siswa terhenti untuk bertanya. 2) Memotong atau tidak memberikan sepenuhnya kepada siswa untuk menyampaikan suatu masalah. 3) Merendah pertanyaan siswa, “ Apakah kalian dapat memahami pertanyaan temanmu tadi” 4) Mengabaikan pertanyaan siswa. “Guru tidak mencatat pertanyaan siswa, sehingga beberapa pertanyaan ditanyakan kembali pada siswa. G. Ketrampilan Mengelola Kelas Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 25
  • 26. Keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal. Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. H. Ketrampilan Bertanya Yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question). Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 26
  • 27. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Ketrampilan bertanya di bedakan atas ketrampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut. Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponenkomponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi. Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajarn ialah: Bermakna, dan Berurutan dan berkesinambungan. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 27
  • 28. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar mengajar, hal ini sangatlah penting sebagai syarat menjadi seorang guru. Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, ketrampilan membimbing diskusi, ketrampilan mengajar kelompok dan individual, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya. Membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mencipatakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Pusat perhatian dalam waktu membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan penyampaikan bahan pelajaran. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran dengan maksud untuk : 1. Memberika gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, 2. Menetahui tingakat pencapaian siswa, dan 3. Tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. membuka dan menutup pelajaran dengan baik di kelas adalah dengan maksud agar diperoleh pengaruh positif terhadap proses dan hasil belajar. Komponen – komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran 1. Membuka pelajaran, meliputi : menarik perhatian siswa (seperti gaya mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, pola interaksi yang bervariasi, dan yang lainnya), menimbulkan motivasi (seperti dengan kehangatan dan keantusiasan, dengan menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, atau dengan memperhatikan minat siswa), memberi acuan (seperti mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkahlangkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan-pertanyaan), dan membuat kaitan (Membuat Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 28
  • 29. kaiatan antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dikenal oleh siswa; Guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa; Guru menjelaskan konsep atau penertiannya terlebih dahulu sebelum bahan pelajaran tersebut dijelaskan secara rinci). Setiap komponen terdiru dari beberapa kelompok asspek dan kegiatan yang saling berkesinambungan dan bersifat integratif. 2. Menutup pelajaran : Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran ialah meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan (seperti : merangkum pelajaran, membuat ringkasan, mengevaluasi, Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, Mengekspresika pendapat siswa sendiri). Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif. Cara penggunaan pemberian penguatan adalah : Penguatan pada pribadi tertentu, Penguatan kepada kelompok siswa, Pemberian penguatan dengan segera, Penguatan tidak penuh, Variasi dalam penggunaan. Prisip-prinsip pemberian penguatan, yaitu : Kehangatan dan keantusiasan, Makna, Hindarkan pemberian respons yang negatif Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 29
  • 30. atau komponen, yaitu : Variasi dalam cara mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Variasi diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang menyangkut tiga komponen yaitu, gaya mengajar yang bersifat personal, penggunaan media dan bahan-bahan intruksional, dan pola serta tingkat interaksi guru dengan siswa. Tujuan dan manfaatnya ialah: Dapat menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan; meningkatkan kemungkina berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu melalui kegiatan penelitian (investigasi) dan penjelajahan (eksplorasi); membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah; kemungkinan para siswa mendapat pelayanan serta individual sehingga memberi kemudahan belajar. Prinsip-prinsip variasi : digunakan dengan maksud tertentu, relevan, dengan tujuan yang hendak dicapai, variasi harus dilakasanakan secara lancar dan berkesinambungan, memerlukan susunan dan perencanaan yang baik, dicantumkan dalam rencana pelajaran (berstuktur). Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi meliputi dalam gaya mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran, Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dalam penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 30
  • 31. Diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk (tipe) dan dengan bermacam-macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang terkenal adalah sebagai berikut :  The social problema meeting  The open-ended meeting  The educational-diagnosis meeting Beberapa Keuntungan Metode Diskusi 1. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar. 2. Dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pembelajaran 3. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. 4. Diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri. 5. Dapat menunjang usha-uasaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 31
  • 32. Prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajarn ialah: Bermakna, dan Berurutan dan berkesinambungan. a. Saran Jadikanlah makalah ini sebagai media untuk menambah wawasan dan pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dan konstruktif demi kesempurnaan penulisan makalah. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 32
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Dr.Suharsimi Arikunto,Pengelolaan Kelas Dan Siswa,Jakarta:CV Rajawali,1992. Drs.Syaiful Bahri Djamarah (1997),Strategi Belajar Mengajar,Jakarta:PT Rineka Cipta,1997. Dr.Suharsimi Arikunto,Manajemen Penganjaran,Jakarta:PT Rineka Cipta,1993. Drs.B.Suryono Subroto,Proses Belajar Mengajar Di Sekolah,Jakarta:PT Rineka Cipta,1997. Keterampilan Dasar Mengajar Matematika Page 33