SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  42
KEBIJAKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
PENINGKATAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN DI DAERAH
BERMASALAH KESEHATAN
RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum
KABAG HUKUM, ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN
BALITBANGKES, KEMENKES
Isu Pokok
• Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk
miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan
kepulauan terdepan.
• Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih
terbatas.
• Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh.
• Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit
menular dan tidak menular.
• Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap
beban pembiayaan kesehatan.
• Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta
penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan
belum optimalnya dukungan kerangka regulasi
ketenagaan kesehatan.
• Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat esensial, penggunaan obat yang
tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian yang berkualitas.
• Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan
informasi
kesehatan,
meliputi
pengelolaan
administrasi dan hukum kesehatan.
• Permasalahan
manajerial
dalam
sinkronisasi
perencanaan kebijakan, program, dan anggaran serta
masih terbatasnya koordinasi dan integrasi Lintas
Sektor
SASARAN
• Meningkatnya status kesehatan dan gizi
masyarakat,
• Menurunnya
angka
kesakitan
akibat
penyakit menular
• Menurunnya disparitas status kesehatan dan
status gizi antar wilayah dan antar tingkat
sosial ekonomi serta gender, dengan
menurunnya disparitas separuh dari tahun
2009.
• Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan
dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan
kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk
miskin.
• Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
• Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di
Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan
(DTPK).
• Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian
penyakit tidak menular.
• Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
PRIORITAS
• Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan
pada tahun 2010-2014 adalah “Peningkatan
akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
• Dijabarkan dalam 8 prioritas.
– Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan
Keluarga Berencana (KB);
– Perbaikan status gizi masyarakat;
– Pengendalian penyakit menular serta penyakit
tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;
– Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan
SDM kesehatan;
– Peningkatan
ketersediaan,
keterjangkauan,
pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan
obat serta pengawasan obat dan makanan;
– Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas);
– Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan
bencana dan krisis kesehatan;
– Peningkatan pelayanan kesehatan primer,
sekunder dan tersier.
• Selain itu, untuk dapat meningkatkan
akses dan kualitas pelayanan kesehatan,
kedelapan fokus prioritas pembangunan
nasional bidang kesehatan didukung oleh
peningkatan kualitas manajemen dan
pembiayaan
kesehatan,
sistem
informasi, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan melalui:
• peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran
dan pengawasan pembangunan kesehatan;
• pengembangan perencanaan pembangunan
kesehatan berbasis wilayah;
• penguatan
peraturan
perundangan
pembangunan kesehatan;
• penataan dan pengembangan sistem informasi
kesehatan untuk menjamin ketersediaan data
dan informasi kesehatan melalui pengaturan
sistem informasi yang komprehensif dan
pengembangan jejaring;
• pengembangan penguasaan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam
bidang kedokteran, kesehatan masyarakat,
rancang bangun alat kesehatan dan penyediaan
bahan baku obat
• peningkatan penapisan teknologi kesehatan
dari dalam dan luar negeri yang cost effective;
• peningkatan pembiayaan kesehatan untuk
kegiatan preventif dan promotif;
• peningkatan pembiayaan kesehatan dalam
rangka pencapaian sasaran luaran dan sasaran
hasil;
• peningkatan pembiayaan kesehatan di daerah
untuk mencapai indikator SPM;
• penguatan advokasi untuk peningkatan
pembiayaan kesehatan;
• pengembangan kemitraan dengan penyedia
pelayanan masyarakat dan swasta; dan
• peningkatan efisiensi penggunaan anggaran;
• peningkatan biaya operasional Puskesmas
dalam rangka peningkatan kegiatan preventif
dan promotif dengan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).
UNDANG UNDANG
• UU NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG WABAH
PENYAKIT MENULAR
• UU NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK
KEDOKTERAN
• UU NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN
• UU NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH
SAKIT
• UU NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG
PERKEMBANGAN
KEPENDUDUKAN
DAN
PEMBANGUNAN KELUARGA
UU- SJSN DAN BPJS
• UU NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
• UU NOMOR
24 TAHUN 2011 TENTANG
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
PERATURAN PEMERINTAH
• PP NO 39 TAHUN 1995 TENTANG PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
• PP NO 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA
KESEHATAN
• PP NO 72 TAHUN 1998 TENTANG
PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT
KESEHATAN
• PP NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN
• PP NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN
DARAH
• PP NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF
• PP NOMOR 101 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMA
BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN
• PP NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG
PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT
ADIKTIF
BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI
KESEHATAN
PERATURAN PRESIDEN
• PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN
KESEHATAN
• PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
KESEHATAN NASIONAL
PDBK
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
681/MENKES/PER/VI/2010
TENTANG
RISET
KESEHATAN NASIONAL;
• KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
1798/MENKES/SK/XII/2010 TENTANG PEDOMAN
PEMBERLAKUKAN
INDEKS
PEMBANGUNAN
KESEHATAN MASYARAKAT
• PERMENKES NOMOR 019 TAHUN 2012 TENTANG
PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH
KESEHATAN
Definisi
• Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan yang
selanjutnya disebut PDBK adalah upaya kesehatan
terfokus, terintegrasi, berbasis bukti, dilakukan secara
bertahap di daerah yang menjadi prioritas bersama
kementerian terkait, dalam jangka waktu tertentu,
sampai mampu mandiri dalam menyelenggarakan
kewenangan pemerintahan di bidang
kesehatan
seluas-luasnya.
• Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) adalah kabupaten
atau kota yang mempunyai nilai IPKM diantara rerata
sampai dengan -1 (minus satu) simpang baku, tetapi
mempunyai nilai kemiskinan (Pendataan Status
Ekonomi/PSE) di atas rerata.
• Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan
(PDBK) bertujuan mempercepat peningkatan
derajat kesehatan masyarakat pada Daerah
Bermasalah Kesehatan yang ditunjukkan dengan
peningkatan IPKM.
• Daerah Bermasalah Kesehatan terdiri atas
Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), Daerah
Bermasalah Kesehatan Berat (DBK-B) dan Daerah
Bermasalah Kesehatan Khusus (DBK-K).
Kegiatan
• PDBK dilaksanakan melalui kegiatan:
pendampingan;
riset operasional; dan
intervensi program.
Peringkat IPKM Kab di SULBAR
Riskesdas 2007
Kab/kota

IPKM

Rank Nas

Majene

0,509314

221

Polewali Mamasa

0,446343

322

Mamasa

0,301325

430

Mamuju

0,371524

412

Mamuju Utara

0,377814

405
•Kala Karya tingkat Kabupaten dan provinsi
•Booster (Penguatan Kalakarya) tingkat
Kab dan Provinsi
•Supervisi fasilitatif dari Kementerian
Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi
PROFIL KESEHATAN
•
•
•
•
•
•
•
•
•

TENAGA KESEHATAN
GIZI
IMUNISASI
TB
HIV AIDS
MALARIA
PUSKESMAS
RS
JAMINAN KESEHATAN
TENAGA KESEHATAN
• Permenkes
Nomor
Hk.02.02/Menkes/
148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat Sebagaimana Diubah Dengan
Permenkes Nomor 17 Tahun 2013.
• Permenkes
No
1464/Menkes/Per/X/2010
Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
• Permenkes No 889/Menkes/Perv/2011 Tentang
Registrasi, Izin Praktik Dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian
• Permenkes Nomor 2052/Menkes/Per/X/
2011 Tentang Izin Praktik Dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran
• Permenkes Nomor 58 Tahun 2012 Tentang
Perawat Gigi
• Permenkes Nomor 26 Tahun 2013 Tentang
Tenaga Gizi
• Permenkes Nomor 46 Tahun 2013 Tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan
• Harus teregistrasi dengan memiliki STR
• Harus memiliki Surat Izin Kerja atau Surat Izin
Praktik sesuai ketentuan peraturan
• Memiliki Kewenangan sesuai kompetensi
• Hak dan Kewajiban
PTT DAN PENUGASAN KHUSUS
• Kepmenkes Nomor 307 Tahun 2010 Tentang
Penghasilan Pokok Dan Insentif Khusus Dokter
Pegawai Tidak Tetap Dan Bidan Pegawai Tidak
Tetap
• Permenkes Nomor 6 Tahun 2013
Tentang Kriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Terpencil, Sangat Terpencil, Dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Diminati
PTT DAN PENUGASAN KHUSUS
• Permenkes Nomor 7 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pengangkatan Dan
Penempatan Dokter Dan Bidan Sebagai
Pegawai Tidak Tetap .
• Permenkes Nomor 9 Tahun 2013
Tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan
STATUS GIZI
• PP Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Asi
Eksklusif
• Kepmenkes Nomor 247 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Operasional Keluarga Sadar Gizi Di Desa Siaga
• Kepmenkes 1593/Menkes/SK/XI/2005 tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
• Permenkes Nomor 003 Tahun 2012 Tentang Standar
Mineral Mix.
• Permenkes Nomor 2409/Menkes/Per/XII/2011
Tentang Standar Bubuk Tabur Gizi sebagaimana diubah
dengan Permenkes Nomor 28 Tahun 2012.
IMUNISASI
• Permenkes Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Imunisasi
KELUARGA BERENCANA
• Pasal 78 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehtan:
• Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana
dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi
pasangan usia subur untuk membentuk generasi
penerus yang sehat dan cerdas.
• Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan
obat dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana yang aman, bermutu, dan terjangkau
oleh masyarakat.
TUBERKULOSIS
• Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
364/Menkes/SK/V/2009
tentang
Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis
• Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
565/Menkes/Per/III/2011
tentang
Strategi
Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 20112014
• Permenkes Nomor 13 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resistan Obat
HIV AIDS
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1507/Menkes/SK/X/2005 tentang Konseling
dan Testing HIV/AIDS Secara Sukarela
(Voluntary Counselling and Testing);
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21
Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan
AIDS
• Permenkes Nomor 51 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu
Ke Anak
MALARIA
• Kepmenkes Nomor 44 /Menkes/SK/I/2007
tentang Pedoman Pengobatan Malaria
• Kepmenkes Nomor 49 /Menkes/SK/I/2007
tentang Pedoman Penemuan Penderita
Malaria
• Kepmenkes Nomor 275/Menkes/SK/III/2007
tentang Pedoman Surveilans Malaria
• Permenkes Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Pedoman Tata Laksana Malaria
OBAT
• Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional.
• Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
• Permenkes Nomor 007 Tahun 2012 Tentang
Registrasi Obat Tradisional.
• Kepmenkes Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013
Tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013
PUSKESMAS
• Kepmenkes Nomor 128/Menkes/Sk/II/ 2004
Tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
• Kepmenkes Nomor 296/Menkes/Sk/III/ 2008
Tentang Pedoman Pengobatan Dasar Di
Puskesmas
RUMAH SAKIT
• Permenkes Nomor 147/Menkes/Per/I/2010
tentang Perizinan Rumah Sakit
• Permenkes Nomor 340/Menkes/Per/III/2010
tentang Klasifikasi RS
• Permenkes Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Akreditasi Rumah Sakit
• Klinik:
• Permenkes Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Klinik
Jaminan Kesehatan
adalah perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah
Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip Asuransi Sosial dan ekuitas
(Pasal 19, UU No 40 Tahun 2004)
38
BAGIMANA MENJADI PESERTA

Setiap Penduduk Wajib menjadi Peserta Jaminan

Kesehatan, dan Untuk Menjadi Peserta harus
membayar Iuran kepada BPJS Kes. Cab. terdekat

Bagi yang tidak mampu membayar, iuran dibayar

Pemerintah sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Peserta PBI ditetapkan oleh Pemerintah, bukan
mendaftarkan dirinya menjadi peserta PBI
39
Prosedur Pelayanan
Peserta JKN
(1) Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh
BPJS Kesehatan pada satu FasKes tingkat pertama
yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah
mendapat rekomendasi dinkes kabupaten/kota
(2) Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan
selanjutnya Peserta berhak memilih Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.
(3) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat
Peserta terdaftar.
Prosedur Pelayanan
Peserta JKN
(4) Dalam keadaan tertentu, ketentuan ayat 3 tidak

berlaku bagi Peserta yang:

a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama

tempat Peserta terdaftar; atau
b. dalam keadaan kegawatdaruratan medis

(5) Jika peserta memerlukan layanan rujukan, maka
Faskes tk pertama harus merujuk ke Faskes
rujukan tk lanjut yg terdekat, sesuai sistem rujukan
yang diatur dalam ketentuan peraturan yg berlaku
Kebijakan Perundang-Undangan Daerah Bermasalah Kesehatan

Contenu connexe

Tendances

SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
IinUnique
 
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
Handaru2
 
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docxSPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
TyanBagoes
 
LPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docx
LPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docxLPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docx
LPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docx
sofiaersi
 
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
ssuserc3081c
 

Tendances (20)

SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
 
Pengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk PuskesmasPengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk Puskesmas
 
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...02.  Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
02. Standar Akreditasi Klinik-BAB I dan II_TKK dan PMKP_FINAL PASURUAN 6 Agu...
 
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docxSPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
SPO Komunikasi Efektif SBAR.docx
 
Laporan residensi pertama
Laporan residensi pertamaLaporan residensi pertama
Laporan residensi pertama
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Simpus
SimpusSimpus
Simpus
 
Contoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmContoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukm
 
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmasRangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
 
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienPenghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasien
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
LPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docx
LPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docxLPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docx
LPD K.RUMAH LANSIA yang terbaru yang kurang.docx
 
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakitProgram kerja-tahunan-rumah-sakit
Program kerja-tahunan-rumah-sakit
 
Metode penugasan fungsional dalam Keperawatan
Metode penugasan fungsional dalam KeperawatanMetode penugasan fungsional dalam Keperawatan
Metode penugasan fungsional dalam Keperawatan
 
POSYANDU.ppt
POSYANDU.pptPOSYANDU.ppt
POSYANDU.ppt
 
SOP rekam-medis-elektronik
SOP rekam-medis-elektronikSOP rekam-medis-elektronik
SOP rekam-medis-elektronik
 
Contoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitasContoh laporan komunitas
Contoh laporan komunitas
 
Bab 3 UKP.pptx
Bab 3 UKP.pptxBab 3 UKP.pptx
Bab 3 UKP.pptx
 
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
 

Similaire à Kebijakan Perundang-Undangan Daerah Bermasalah Kesehatan

2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
VikiHestiarini
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
Veniceaprilia
 

Similaire à Kebijakan Perundang-Undangan Daerah Bermasalah Kesehatan (20)

IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
 
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKkaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
 
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten WonosoboDraft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten Wonosobo
 
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
13. Pelayanan Farmasi Dalam JKN.ppt
 
kebijakan kesehatan x.ppt
kebijakan kesehatan x.pptkebijakan kesehatan x.ppt
kebijakan kesehatan x.ppt
 
PENTINGNYA REKAM MEDIK DI FASKES.pptx
PENTINGNYA REKAM MEDIK DI FASKES.pptxPENTINGNYA REKAM MEDIK DI FASKES.pptx
PENTINGNYA REKAM MEDIK DI FASKES.pptx
 
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmasStandar pelayanan kefarmasian di puskesmas
Standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
 
pemaparan tentang pelaksanaan Kebijakan Puskesmas Baru.pptx
pemaparan tentang pelaksanaan Kebijakan  Puskesmas Baru.pptxpemaparan tentang pelaksanaan Kebijakan  Puskesmas Baru.pptx
pemaparan tentang pelaksanaan Kebijakan Puskesmas Baru.pptx
 
Uu kesehatan
Uu kesehatanUu kesehatan
Uu kesehatan
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
 
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
Evaluasi integrasi pelayanan kesehatan [dr gatot; kcu bandung]
 
Renstra Kemenkes 2015-2019
Renstra Kemenkes 2015-2019Renstra Kemenkes 2015-2019
Renstra Kemenkes 2015-2019
 
draf_renstra_dinkes_edit_1.pptx
draf_renstra_dinkes_edit_1.pptxdraf_renstra_dinkes_edit_1.pptx
draf_renstra_dinkes_edit_1.pptx
 
Bahan jkn ciloto 18 okt 2019
Bahan jkn ciloto   18 okt 2019Bahan jkn ciloto   18 okt 2019
Bahan jkn ciloto 18 okt 2019
 
0127 standar yanfar puskesmas
0127  standar yanfar puskesmas0127  standar yanfar puskesmas
0127 standar yanfar puskesmas
 
Kebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmasKebijakan akreditasi puskesmas
Kebijakan akreditasi puskesmas
 
Kebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTPKebijakan Akreditasi FKTP
Kebijakan Akreditasi FKTP
 
Sosialisasi bpjs kesehatan
Sosialisasi bpjs kesehatanSosialisasi bpjs kesehatan
Sosialisasi bpjs kesehatan
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
 

Plus de Muh Saleh

RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
Muh Saleh
 

Plus de Muh Saleh (20)

Buku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaBuku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerja
 
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdfRKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
RKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2024.pdf
 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat 2023 - 2026
 
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptxEvaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
Evaluasi Capaian Program TBC Januari - Desember 2023.pptx
 
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
Update Revisi Permenkes SPM Kesehatan No 4 Tahun 2019
 
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
RPJPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2005 - 2025
 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
 
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...Keseragaman Data SIM Puskesmas  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
Keseragaman Data SIM Puskesmas Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 01.07-m...
 
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdfPermenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.pdf
 
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdfCetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024.pdf
 
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdfTransformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia V36.pdf
 
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdfPermenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022.pdf
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
 
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah  dan   Launching  Permendagr...
Materi Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Launching Permendagr...
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali MandarIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Polewali Mandar
 
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju TengahIndeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
Indeks Keluarga Sehat (IKS) Kabupaten Mamuju Tengah
 

Kebijakan Perundang-Undangan Daerah Bermasalah Kesehatan

  • 1. KEBIJAKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENINGKATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI DAERAH BERMASALAH KESEHATAN RIATI ANGGRIANI,SH,MARS,MHum KABAG HUKUM, ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN BALITBANGKES, KEMENKES
  • 2. Isu Pokok • Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan terdepan. • Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas. • Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh. • Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. • Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan.
  • 3. • Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan. • Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat esensial, penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas. • Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan. • Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program, dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi Lintas Sektor
  • 4. SASARAN • Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, • Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular • Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009.
  • 5. • Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin. • Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen. • Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). • Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular. • Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
  • 6. PRIORITAS • Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014 adalah “Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. • Dijabarkan dalam 8 prioritas. – Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB); – Perbaikan status gizi masyarakat; – Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;
  • 7. – Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan; – Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; – Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas); – Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; – Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
  • 8. • Selain itu, untuk dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, kedelapan fokus prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan didukung oleh peningkatan kualitas manajemen dan pembiayaan kesehatan, sistem informasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan melalui:
  • 9. • peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan kesehatan; • pengembangan perencanaan pembangunan kesehatan berbasis wilayah; • penguatan peraturan perundangan pembangunan kesehatan; • penataan dan pengembangan sistem informasi kesehatan untuk menjamin ketersediaan data dan informasi kesehatan melalui pengaturan sistem informasi yang komprehensif dan pengembangan jejaring; • pengembangan penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, rancang bangun alat kesehatan dan penyediaan bahan baku obat
  • 10. • peningkatan penapisan teknologi kesehatan dari dalam dan luar negeri yang cost effective; • peningkatan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventif dan promotif; • peningkatan pembiayaan kesehatan dalam rangka pencapaian sasaran luaran dan sasaran hasil; • peningkatan pembiayaan kesehatan di daerah untuk mencapai indikator SPM;
  • 11. • penguatan advokasi untuk peningkatan pembiayaan kesehatan; • pengembangan kemitraan dengan penyedia pelayanan masyarakat dan swasta; dan • peningkatan efisiensi penggunaan anggaran; • peningkatan biaya operasional Puskesmas dalam rangka peningkatan kegiatan preventif dan promotif dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
  • 12. UNDANG UNDANG • UU NOMOR 4 TAHUN 1984 TENTANG WABAH PENYAKIT MENULAR • UU NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN • UU NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN • UU NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT • UU NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA
  • 13. UU- SJSN DAN BPJS • UU NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL • UU NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
  • 14. PERATURAN PEMERINTAH • PP NO 39 TAHUN 1995 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN • PP NO 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN • PP NO 72 TAHUN 1998 TENTANG PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN • PP NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN
  • 15. • PP NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH • PP NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF • PP NOMOR 101 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN • PP NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI KESEHATAN
  • 16. PERATURAN PRESIDEN • PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN • PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM KESEHATAN NASIONAL
  • 17. PDBK • PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 681/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG RISET KESEHATAN NASIONAL; • KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1798/MENKES/SK/XII/2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERLAKUKAN INDEKS PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT • PERMENKES NOMOR 019 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN DAERAH BERMASALAH KESEHATAN
  • 18. Definisi • Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan yang selanjutnya disebut PDBK adalah upaya kesehatan terfokus, terintegrasi, berbasis bukti, dilakukan secara bertahap di daerah yang menjadi prioritas bersama kementerian terkait, dalam jangka waktu tertentu, sampai mampu mandiri dalam menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang kesehatan seluas-luasnya. • Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) adalah kabupaten atau kota yang mempunyai nilai IPKM diantara rerata sampai dengan -1 (minus satu) simpang baku, tetapi mempunyai nilai kemiskinan (Pendataan Status Ekonomi/PSE) di atas rerata.
  • 19. • Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) bertujuan mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada Daerah Bermasalah Kesehatan yang ditunjukkan dengan peningkatan IPKM. • Daerah Bermasalah Kesehatan terdiri atas Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), Daerah Bermasalah Kesehatan Berat (DBK-B) dan Daerah Bermasalah Kesehatan Khusus (DBK-K).
  • 20. Kegiatan • PDBK dilaksanakan melalui kegiatan: pendampingan; riset operasional; dan intervensi program.
  • 21. Peringkat IPKM Kab di SULBAR Riskesdas 2007 Kab/kota IPKM Rank Nas Majene 0,509314 221 Polewali Mamasa 0,446343 322 Mamasa 0,301325 430 Mamuju 0,371524 412 Mamuju Utara 0,377814 405
  • 22. •Kala Karya tingkat Kabupaten dan provinsi •Booster (Penguatan Kalakarya) tingkat Kab dan Provinsi •Supervisi fasilitatif dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi
  • 24. TENAGA KESEHATAN • Permenkes Nomor Hk.02.02/Menkes/ 148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat Sebagaimana Diubah Dengan Permenkes Nomor 17 Tahun 2013. • Permenkes No 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan • Permenkes No 889/Menkes/Perv/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
  • 25. • Permenkes Nomor 2052/Menkes/Per/X/ 2011 Tentang Izin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran • Permenkes Nomor 58 Tahun 2012 Tentang Perawat Gigi • Permenkes Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Tenaga Gizi • Permenkes Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
  • 26. Tenaga Kesehatan • Harus teregistrasi dengan memiliki STR • Harus memiliki Surat Izin Kerja atau Surat Izin Praktik sesuai ketentuan peraturan • Memiliki Kewenangan sesuai kompetensi • Hak dan Kewajiban
  • 27. PTT DAN PENUGASAN KHUSUS • Kepmenkes Nomor 307 Tahun 2010 Tentang Penghasilan Pokok Dan Insentif Khusus Dokter Pegawai Tidak Tetap Dan Bidan Pegawai Tidak Tetap • Permenkes Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Kriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil, Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Diminati
  • 28. PTT DAN PENUGASAN KHUSUS • Permenkes Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengangkatan Dan Penempatan Dokter Dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap . • Permenkes Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan
  • 29. STATUS GIZI • PP Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Asi Eksklusif • Kepmenkes Nomor 247 Tahun 2007 Tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi Di Desa Siaga • Kepmenkes 1593/Menkes/SK/XI/2005 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia • Permenkes Nomor 003 Tahun 2012 Tentang Standar Mineral Mix. • Permenkes Nomor 2409/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Standar Bubuk Tabur Gizi sebagaimana diubah dengan Permenkes Nomor 28 Tahun 2012.
  • 30. IMUNISASI • Permenkes Nomor 42 Tahun 2013 tentang Imunisasi
  • 31. KELUARGA BERENCANA • Pasal 78 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehtan: • Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas. • Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
  • 32. TUBERKULOSIS • Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 565/Menkes/Per/III/2011 tentang Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 20112014 • Permenkes Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat
  • 33. HIV AIDS • Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1507/Menkes/SK/X/2005 tentang Konseling dan Testing HIV/AIDS Secara Sukarela (Voluntary Counselling and Testing); • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS • Permenkes Nomor 51 Tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak
  • 34. MALARIA • Kepmenkes Nomor 44 /Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Pengobatan Malaria • Kepmenkes Nomor 49 /Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Penemuan Penderita Malaria • Kepmenkes Nomor 275/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Surveilans Malaria • Permenkes Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Laksana Malaria
  • 35. OBAT • Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional. • Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. • Permenkes Nomor 007 Tahun 2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional. • Kepmenkes Nomor 312/Menkes/SK/IX/2013 Tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013
  • 36. PUSKESMAS • Kepmenkes Nomor 128/Menkes/Sk/II/ 2004 Tentang Kebijakan Dasar Puskesmas • Kepmenkes Nomor 296/Menkes/Sk/III/ 2008 Tentang Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas
  • 37. RUMAH SAKIT • Permenkes Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit • Permenkes Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi RS • Permenkes Nomor 12 Tahun 2010 tentang Akreditasi Rumah Sakit • Klinik: • Permenkes Nomor 28 Tahun 2010 tentang Klinik
  • 38. Jaminan Kesehatan adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah Jaminan Kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip Asuransi Sosial dan ekuitas (Pasal 19, UU No 40 Tahun 2004) 38
  • 39. BAGIMANA MENJADI PESERTA Setiap Penduduk Wajib menjadi Peserta Jaminan Kesehatan, dan Untuk Menjadi Peserta harus membayar Iuran kepada BPJS Kes. Cab. terdekat Bagi yang tidak mampu membayar, iuran dibayar Pemerintah sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) Peserta PBI ditetapkan oleh Pemerintah, bukan mendaftarkan dirinya menjadi peserta PBI 39
  • 40. Prosedur Pelayanan Peserta JKN (1) Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada satu FasKes tingkat pertama yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinkes kabupaten/kota (2) Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya Peserta berhak memilih Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang diinginkan. (3) Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar.
  • 41. Prosedur Pelayanan Peserta JKN (4) Dalam keadaan tertentu, ketentuan ayat 3 tidak berlaku bagi Peserta yang: a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar; atau b. dalam keadaan kegawatdaruratan medis (5) Jika peserta memerlukan layanan rujukan, maka Faskes tk pertama harus merujuk ke Faskes rujukan tk lanjut yg terdekat, sesuai sistem rujukan yang diatur dalam ketentuan peraturan yg berlaku

Notes de l'éditeur

  1. {}