SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  95
BAB I
DASAR GAGASAN USAHA
1. Latar Belakang
Di zaman yang modern ini sudah banyak sekali produk-produk inovasi dan kreatif
beredar di lingkungan masyarakat, mulai dari perabotan rumah tangga sampai berbagai
macam produk lainnya. Salah satunya adalah bantal, sejarah bantal pada awalnya sebagai
tanda yang menunjukkan tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah
dikenal oleh masyarakat Mesir kuno. Tetapi Sekarang sudah banyak produsen bantal yang
membuat bantal yang beda dari yang lainnya.
UD. Mitra Jaya adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan
atau home industri barang dan pemasok (supplier) bantal, guling, sprei, bedcover dan kasur
lipat di Semarang sejak tahun 1998 hingga sekarang. Dan UD. Mitra Jaya cukup berperan
penting dalam membantu pertumbuhan ekonomi mikro, mengurangi angka pengangguran
serta menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar UD. Mitra Jaya.
Usaha ini memiliki sejarah yang begitu hebat, awalnya usaha yang didirikan oleh
Pak Rino hanya menjualkan bermacam-macam jenis bantal dengan mengambil sampel
bantal dari usaha lain, lalu dipasarkan ke masyarakat dengan metode keliling dari satu
tempat ke tempat lainnya. Hanya dengan modal usaha yang terbatas dengan menjual rumah
dimulailah usaha batal, guling dan kasur lipat ini. Seiring dengan berjalannya waktu,
melihat prospek pasar yang cukup baik akhirnya UD. Mitra Jaya mulai membuat sendiri
produk bantal, guling dan kasur lipat dengan berbagai macam tipe bantal dengan kualitas
yang bagus dan motif bantal yang sedang trend mampu bersaing dengan merk bantal yang
sudah terkenal. Didukung dengan pengalaman yang sudah ada, tenaga kerja yang handal,
para supplier dan peralatan yang cukup memadai sehingga UD. Mitra Jaya mampu
berkarya dalam memberikan hasil yang terbaik untuk para customernya. Dan memperoleh
omset perminggu hampir Rp. 20.000.000. (dua puluh juta) tergantung banyaknya
permintaan customer terhadap barang produksi UD.Mitra Jaya.
UD. Mitra Jaya berusaha memberikan produk yang terbaik kepada para
customernya dengan mendengarkan dan melihat apa yang sedang diinginkan para
customernya serta Memberikan pelayanan yang baik dan nyaman sehingga para
customernya merasakan puas selama memakai produk yang dihasilkan. Dalam hal itu UD.
Mitra Jaya pasti mempunyai beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi .
2. Visi dan Misi Perusahaan
2.1 Visi
“Menjadi produsen bantal guling yang berkualitas di Jawa Tengah dengan tenaga kerja
yang handal dan professional yang selalu mengutamakan kepuasan para pelanggan.”
2.2 Misi
Menyerap tenaga kerja yang ada untuk memenuhi kepuasan customer dan
mengasah keahlian yang dimiliki.
Menumbuhkan jiwa berwirausaha kepada masyarakat setempat.
Melakukan kerjasama yang baik kepada para customernya sehingga bisa saling
menguntungkan .
3. Prospek Pasar
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan memiliki beberapa kota
besar yang berpotensi bisnis dan perdagangan yang baik dengan tingkat pendapatan
ekonomi yang tinggi. Kota Semarang pada khususnya dan wilayah Jawa Tengah serta
Yogyakarta pada umumnya mempunyai peluang usaha yang besar dalam melakukan usaha
bantal ini karena banyak konsumen yang berasal dari Golongan bawah menengah sampai
menengah keatas menggunakan produk ini. Meskipun banyak sekali pesaing yang sama
bermunculan dalam menggeluti usaha ini dengan yang menawarkan barang yang
mempunyai kualitas yang berbeda.
4. ManfaatEkonomi
Meningkatkan pendapatan usaha sehingga dapat memberikan dampak ekonomi di
bidang usaha ini bagi lingkungan masyarakat sekitarnya.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi usaha.
Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi usaha.
Memberikan konstribusi kepada pemerintah Kota Semarang.
5. Manfaatsosial
Memberikankepuasankepadakeinginankonsumenataupelanggan
Memenuhikebutuhanmasyarakat
Dapatmengurangipengangguran
Ikutberpartisipasidalammengentaskankemiskinan
Meningkatkanpendapatanmasyarakat
BAB II
PERMASALAHAN DI UNIT KKU
1. Permasalahan Ekonomi Makro
Banyaknya tingkat pengangguran di sekitar tempat tinggal, mendorong UD. Mitra
Jaya membangun sebuah usaha rumahan atau bisa disebut juga dengan home industry yang
bertujuan untuk memberikan peluang kerja atau lapangan pekerjaan kepada masyarakat
sekitar. Mereka diberi pelatihan dan pengarahan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja.
Dengan adanya hubungan timbal balik seperti itu kedua belah pihak bisa saling
menguntungkan. Perusahaan memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan tenaga
kerja juga diuntungkan dengan adanya tempat usaha yang dekat dengan rumah tersebut dan
apabila perusahaan dapat pesanan yang mendadak atau pesanan yang banyak, para pekerja
bisa bekerja lembur.
Munculnya pesaing yang sejenis dapat menghambat proses berkembangnya suatu
usaha dan UD. Mitra Jaya mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi hal tersebut.
Perusahaan mencoba mengikuti trend yang sedang berkembang sekarang ini. Misalnya saat
ini yang sedang booming game Angry Bird, perusahaan berusaha mencari motif kain yang
bergambar angry bird, jadi perusahaan bisa tetap bersaing dengan pesaing lain serta dapat
memenuhi selera konsumen saat ini.
2. Permasalahan di perusahaan dan keorganisasian
Sistem manajemen perusahaan UD. Mitra Jaya kurang baik, karenan kurang adanya
peraturan- peraturan yang kurang jelas. Sistem manajemen berfungsi untuk memandu
semua bagian agar mencapai apa yang diharapkan perusahaan ke depan. Panduan inilah
yang menjadikan sebuah dasar dalam pelaksanaan operasional perusahaan, agar proses
perencanaan, pelaksanaan di lapangan, evaluasi dapat dijalankan dengan baik.
Sistem kekeluargaan diterapkan di UD. Mitra Jaya supaya keakraban terjalin atara
pemimpin dan karyawannya sehingga tidak ada rasa canggung. Ketika bekerja pun bisa
sedikit santai. Tapi ada sisi negatifnya yaitu kerja menjadi santai dan berangkat kerja
menjadi sering telat. Sehingga pemimpin memberi kebijakan yang penting pekerjaan
selesai sesuai target.
Kurangnya tenaga kerja dalam proses pengiriman barang menjadi salah satu
kendala yang sedang dihadapi UD.Mitra Jaya saat ini. Perusahaan merasa butuh tenaga
kerja baru untuk proses pengiriman barang terhadap pemesan atau pelanggannya. Selama
ini pemimpin yang terjun langsung di lapangan dalam proses pengiriman barangnya. Hal
itu dilakukannya karena pemimpin trauma dengan salesnya, dulu pernah ditipu dan sering
melakukan kecurangan. Yang seharusnya barang itu dikirim dengan jumlah barang sesuai
permintaan tetapi sering terjadi selisih jumlah barang, padahal sebelum barang dikirim
sudah di cek kembali jumlahnya oleh pemimpin, tetapi masih saja jumlah barangnya tidak
sesuai dengan jumlah pesanan.
Pemimpin mengira dengan cara beliau terjun langsung di lapangan dalam proses
pengiriman barang hal tersebut akan lebih efektif karena tidak akan lagi ada kecurangan
yang terjadi dan perusahaan tidak akan mengalami kerugian yang terlalu besar. Tetapi lama
kelamaan cara itu dirasa sudah tidak efektif lagi. Malah menghambat proses pengiriman
barang. Yang seharusnya dalam satu hari perusahaan dapat mengirim barang ke beberapa
tempat order, dengan kurangnya tenaga kerja khusus pengiriman barang hal tersebut tidak
dapat teratasi. Jika pemimpin sedang mengirim barang diluar kota, dan pada hari itu juga
ada pemesanan barang yang harus dikirim saat itu juga, hal itu tidak dapat dilakukan
pemimpin. Dengan begitu roses pengiriman barang jadi terhambat dan tidak efektif lagi.
3. Permasalahaan Dari Sisi Produksi
Dalam usaha ini perusahaan memproduksi barang yang menjadi kebutuhan
sekunder, bukan merupakan kebutuhan pokok, jadi perusahaan sering mengalami masalah
dalam menjual produk. Proses itu menghambat usaha kita untuk maju. Banyak terdapat
produk subtitusi seperti produk perusahaan.
UD. Mitra Jaya berusaha mengurangi tekanan produk subtitusi dengan
meningkatkan jenis produk, kualitas produk dan layanan sehingga tercipta brand image dan
loyalitas pelanggan. Biasanya produk subtitusi akan terjadi jika perusahaan pesaing sudah
dapat mengalahkan produk perusahaan UD. Mitra Jaya. Dan untuk memenangkan
persaingan tersebut UD. Mitra Jaya harus memfokuskan produksi kepada kualitas produk
yang benar – benar berkualitas dan unggul di pasaran.
4. Permasalahan dari Sisi Manajemen Keuangan
UD. Mitra Jaya saat ini sedang mengalami permasalahaan dalam manajemen
keuangan karena bagian keuangan perusahaan ini sudah risain atau mengundurkan diri.
Dan perusahaan belum mendapatkan penganti baru di bagian keuangan. Dengan
keberadaan mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Usaha di perusahaaan dapat
sedikit membantu perusahaan dalam penyusuna laporan keuangan sekarang ini.
Kenaikan bahan baku yang kadang sering terjadi, membuat perusahaan tidak
semena-mena menaikkan harga jual produk tetapi perusahaan melakukan sedikit
pengurangan jumlah produksinya.
Sisi manajemen keuangan yang sedang menjadi kendala pada UD.Mitra Jaya adalah
pemimpin sering mengunakan uang keuntungan dari usahanya untuk mencukupi biaya
kebutuhan sehari-hari keluarganya. Jadi sistem keuangan perusahaan dalam sisi
pengeluarannya sering tidak efisien dan berantakan. Seharusnya pemimpin dapat membuat
rincian penggajian untuk pribadi atau dirinya sendiri. Jadi keuntungan dari perusahaan
dapat digunakan untuk kebutuhan perusahaan.
5. Permasalahan dari Sisi Pemasaran
Permasalahan yang sering muncul di UKM yang perlu diperhatikan yaitu
kemampuan pengusaha UKM mengakses pasar yang lebih luas. Dengan produksi yang
cukup bagus bila pasar yang dijangkau terbatas maka tidak akan cukup menolong
kelangsungan hidup UKM. Karena itu diperlukan langkah-langkah mengatasi masalah
pemasaran UKM.
Kendala yang dihadapi oleh UD. Mitra Jaya yaitu kesulitan mendapatkan suplai
bahan baku berkualitas kontinyu, dan kurangnya pegawai dibidang pemasaran sehingga
pemimpinnya terjun langsung dibagian pemasarannya. Hal ini terjadi karena pemilik usaha
pernah mempunyai pengalaman buruk dengan pegawai dibagian pemasarannya (sales)
yaitu pernah ditipu oleh pegawainya sendiri. Daripada merugi akhirnya diputuskan
pemasaran juga pegang sendiri oleh pemiliknya.
Solusinya yaitu melibatkan keluarga untuk ikut terjun langsung ke bagian
pemasarannya. Dan melibatkan mitra usahanya dalam pesmasarannya. Dengan memberi
bonus produk usahanya.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
1. Gambaran Umum Pasar
1.1 Jenis produk yang dipasarkan
UD. Mitra Jaya merupakan home industri yang menghasilkan barang jadi berupa
bantal berbagai jenis seperti bantal kursi, bantal cinta, bantal imut, guling, kasur lipat dan
kasur gulung dari berbagai ukuran dan kualitas.
1.2 Wilayah pemasaran
Dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Purwokerto, Magelang dan Daerah
Istimewa Jogjakarta.
2. Permintaan
2.1 Jumlah permintaan terhadap produk
a. Sasaran konsumen
Masyarakat menengah ke atas dan kebawah
b. Jumlah konsumen.
Jumlah konsumen yang memesan produk tersebut tidak bisa ditentukan setiap harinya
mengingat barang yang dihasilkan bantal, guling, atau kasur yang bukan merupakan
kebutuhan pokok.
c. Jumlah kebutuhan.
Relatif atau bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pemesanan.
d. Total kebutuhan pertahun
Tidak terbatas karena permintaan bantal, guling, atau kasur lipat selalu meningkat.
2.2 History dan Proyeksi Permintaan pertahun
Tabel 3.1
History Permintaan
No. Tahun Total Permintaan
1 2009 68.821
2 2010 76.467
3 2011 84.963
4 2012 94.403
Tabel 3.2
Proyeksi Permintaan
No. Tahun Total Permintaan
1 2013 103.843
2 2014 114.227
3 2015 125.649
4 2016 138.213
Dilihat proyeksi permintaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sekitar 10%
dikarenakan jumlah permintaan naik dan tingkat pendapatan juga naik serta diiringi dari
UD. Mitra Jaya mengganti alat yg rusak dan menambah dengan alat yang baru sehingga
dapat bekerja dengan optimal.
3. Penawaran
UD. Mitra Jaya menawarkan produk pertahun didaerah kota Semarang dan
beberapa kota lain di Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
History Penawaran
No. Tahun Total Penawaran
1 2009 27.455
2 2010 30.271
3 2011 33.374
4 2012 36.564
Dilihat dari jumlah permintaan UD. Mitra Jaya berusaha memperbarui alat kerja
atau mesin dan memperluas pangsa pasar tidak hanya di daerah kota Semarang dan
wilayah sekitarnya saja melainkan ke kota – kota lainnya di Jawa Tengah agar dari tahun
ke tahun UD. Mitra Jaya dapat berkembang dan maju.
Tabel 3.4
Proyeksi Penawaran
No. Tahun Proyeksi Penawaran
1 2013 40.220
2 2014 44.242
3 2015 48.666
4 2016 53.533
4. Penjualan dan Pangsa Pasar
4.1 Daerah Pemasaran
Rencana dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Magelang, Purwokerto,
dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
Tabel 3.5
Proyeksi Penjualan
No Tahun Kapasitas Rencana penjualan
1 2013 40.220 39.713
2 2014 44.242 43.684
3 2015 48.666 48.052
4 2016 53.533 52.857
4.2 Pangsa Pasar
Pangsa pasar masyarakat dari segala lapisan menengah ke atas dan menengah ke bawah
Tabel 3.6
Pangsa Pasar
Tahun Permintaan Penawaran Peluang
Pasar
Rencana
Penjualan
Pangsa
Pasar
(1) (2) (3) (4 = 2-3) (5) (6 = 5/4x100%)
2013 103.843 40.220 63.623 39.713 62,4%
2014 114.227 44.242 69.985 43.684 62,4%
2015 125.649 48.666 76.983 48.052 62,4%
2016 138.213 53.533 84.680 52.857 62,4%
5. Pesaing
Ada beberapa perusahaan yang menjadi pesaing UD. Mitra Jaya, yakni :
Tabel 3.7
Pesaing UD. Mitra Jaya
No Pesaing Kapasitas produksi
1. Gieldanza Collection 32.400 / tahun
2. Ananda Collection 26.300 / tahun
3. UD. Hartono 16.400 / tahun
5.1 Produk
Pada umumnya perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa selalu
berhadapan dengan pesaing. Di Semarang terdapat usaha sejenis baik industri menengah
maupun industri kecil, dimana setiap usaha bantal, guling dan kasur lipat ini dapat menjaga
kualitas, desain, jumlah produk yang diinginkan oleh konsumen.
5.2 Harga
Dilihat dari segi harga sangat relatif karena terdiri dari beberapa usaha dagang
yang mempunyai harga yang tidak sama, karena harga tergantung dari kualitas barang yang
diproduksi, namun ada juga harga yang lebih murah dengan kualitas barang yang lebih
rendah pula dan ada pula harga yang lebih tinggi dengan kualitas tinggi. Serta adanya
harga yang tinggi dengan yang rendah.
5.3 Jalur Penjualan
Jalur penjualan untuk tahun mendatang di UD. Mitra Jaya tiap tahun semakin berkembang
di berbagai daerah di Semarang dan sekitarnya. Sedangkan untuk pengadaaan unit baru
akan dilaksanakan di beberapa kota di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
Tabel 3.8
Rencana Jalur Penjualan tahun mendatang
No Tahun KOTA
1 2013 Wilayah Semarang, Ungaran dan Demak
2 2014 Kudus, Pati, Rembang, dan Jepara
3 2015 Batang, Pekalongan, dan Purwodadi
4 2016 Tahun 2016 diharapkan mencakup semua wilayah Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
Jalur penjualan ada dua yaituV langsung kepada konsumen dan melalui agen
atau pameran-pameran yang diadakan oleh instansi yang terkait. Dapat dilihat jalur
distribusi di bawah ini :
Tetapi jalurnya tidak selamanya seperti gambar diatas karena penjualan yang ada
pada UD. Mitra Jaya sangat fleksibel karena banyak juga konsumen yang langsung
membeli ketempat dimana barang itu diproduksi.
6. Analisis STP ( Segmentasi, Targeting dan Positioning ) dan Strategi Marketing Mix
6.1 Analisis Segmenting
UD. Mitra Jaya membagi pasar menjadi beberapa segmen yaitu
6.1.1 Segmentasi Geografis
Pemasaran bantal, guling, kasur ini menyebar di daerah Semarang dan sekitarnya,
Daerah Istimewa Jogjakarta, Purwokerto, dan Malang. Penyebaran ini dilakukan oleh
UD. Mitra Jaya ke Supermarket di kota tersebut. Atau mengikuti pameran UKM yang
diadakan oleh Desperindag kota Semarang.
6.1.2 Segmentasi Demografis
Pada dasarnya produk yang dihasilkan UD. Mitra Jaya mencakup ke semua
kalangan dari kalangan bawah dan kalangan atas karena harga barang produksinya yang
masih relatif terjangkau.
Produsen
Mitra
Usaha
Konsumen
Outlet
6.1.3 Segmentasi Psikografis
Dalam menganalisis pertumbuhan saat ini masyarakat semakin banyak yang
melihat sebuah produk dari merknya. Padahal bukan jaminan juga, bisa saja merk yang
tidak terkenal mempunyai kualitas barang yang sama dengan merk terkenal. Ini karena
masyarakat sekarang lebih mengutamakan gengsinya terutama masyarakat kelas atas.
6.2 Analisis Targeting
Dalam hal targeting UD. Mitra Jaya memfokuskan produknya kepada masyarakat
yang membeli produk bantal guling dan kasur, dimana masyarakat tidak terlalu
memperdulikan tentang prestige tetapi mereka lebih cenderung mementingkan masalah
harga dan kepuasan dalam membeli sebuah produk. Oleh karena itu, produknya dijual di
supermarket, outlet atau toko, pameran UKM dan di stadion saat minggu pagi. Sehingga
diharapkan mampu menciptakan pelanggan yang loyal kepada UD. Mitra Jaya dikemudian
hari dan menjadi pelanggan tetap.
6.3 Analisis Positioning
Setelah proses targeting, maka langkah berikutnya adalah penetapan target pasar
(positioning). Untuk positioning, UD. Mitra Jaya memposisikan dirinya sebagai produk
yang mudah didapat dan dengan harga yang terjangkau. Penempatan produk dari UD.
Mitra Jaya dibenak konsumen dibandingkan dengan pesaing menurut :
6.3.1 Kualitas Produk
Kualitas produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya termasuk kualitas bagus
karena menggunakan dakron dengan kualitas yang baik. Pengemasannya pun juga bagus
menggunakan plastik mika yang tahan lama sehingga penampilan produk yang
dihasilkan lebih terlihat menarik, awet dan tahan lama.
6.3.2 Harga
UD. Mitra Jaya memberi harga yang mampu bersaing dengan para pesaingnya
dengan kualitas produk yang lebih baik daripada pesaing. Kualitas produk yang baik dan
harga yang terjangkau menurut konsumen dan para distributor, menjadi alasan utama
mengapa loyalitas pelanggan terhadap UD. Mitra Jaya tetap terjaga.
6.3.4 Distribusi
Dalam hal distribusi UD. Mitra Jaya memiliki sistem distribusi yang masih sangat
sederhana. UD. Mitra jaya menyediakan potongan harga (diskon untuk disributor atau
mitra usaha yang mengambil produk dalam jumlah banyak.
6.4 Strategi Marketing Mix
Dalam menjalankan bisnis ini, UD. Mitra Jaya juga harus menerapkan strategi
bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan marketing mix. Seperti yang telah kita
ketahui dalam bauran pemasaran ada 4 unsur, yaitu :
6.4.1 Produk
UD. Mitra Jaya membuat produk bantal, guling, kasur lipat yang modelnya sesuai
trend saat ini dan sesuai dengan keinginan konsumen. Konsumen saat ini sangat
menuntut produk yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau. UD. Mitra Jaya
berusaha menyediakan produk seperti yang diharapkan oleh pelanggan dengan
menggunakan bahan baku yang berkualitas baik.
6.4.2 Harga
Produk UD. Mitra Jaya menggunakan bahan baku yang berkualitas untuk
memproduksi produknya, harga yang ditawarkan juga masih terjangkau sesuai dengan
kualitas produk yang diberikan dibanding pesaing sejenis.
6.4.3 Jalur Penjualan
Untuk mempermudah dan memperlancar dalam penjualan ke beberapa kota,
perusahaan menggunakan armada sendiri. Jalur penjualan saat ini masih di supermarket,
pusat perbelanjaan dan distributor bantal, guling, kasur meliputi wilayah Semarang dan
sekitarnya, Daerah Istimewa Jogjakarta dan Purwokerto.
6.4.4 Promosi
Promosi yang dilakukan UD. Mitra Jaya yaitu menjalin kerjasama yang baik dengan para
mitra usahanya diberbagai kota dan terkadang mengikuti pameran UKM yang diadakan
oleh Desperindag dan membuka stand di depan stadion Diponegoro pada minggu pagi
atau menyewa stand di pusat perbelanjaan dan promosi dari mulut ke mulut dengan cara
ini lebih efektif. Tujuan melakukan promosi untuk mendapatkan pelanggan baru dan
menjaga kesetiaan pelanggan.
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN OPERASI PRODUKSI
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input,
proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi
yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Merupakan kegiatan yang mengolah bahan,
energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi
sebagai hasil yang dikehendaki.
Berikut ini, kami akan menyampaikan beberapa penjelasan mengenai produk yang
dihasilkan dan proses produksi dalam manajemen operasi produksi UD. Mitra Jaya
1. Uraian produk
No. Jenis Produk Macam Produk
1. Bantal Super King Polos
Super King Motif
Putri Polos
Putri Motif
Platinum
Imut
Cinta Polos
Cinta Motif
Santai
Kursi Sepaket Polos
Kursi Sepaket Motif
2. Guling Super King Polos
Super King motif
Putri Polos
Putri motif
Platinum
3. Kasur Kasur bayi
Kasur busa 1 m
Kasur busa 1,2 m
Kasur gulung
2. Ciri-ciri produk.
Dibanding bantal yang terbuat dari bahan kapuk atau busa, bantal Dacron atau
silikon memiliki banyak kelebihan. Sebelum kami mengupas lebih jauh kelebihan bantal Dacron
atau silikon , akan kami jelaskan dulu beberapa kekurangan dan kelebihan bantal yang berbahan
kapuk dan busa.
Bantal Kapuk
Bantal dari bahan kapuk sudah sekian lama akrab dengan kita, seakrab kita dengan kasur
yang berbahan dari kapuk. Umumnya kapuk yang digunakan berasal dari kapuk pohon randu.
Pada awal pemakaian memang terasa nyaman, terasa adem (tidak panas). Tapi lama kelamaan
kurang nyaman karena kelenturan (daya mengembang) kapuk berkurang seiring dengan semakin
menumpuknya keringat, mungkin juga air liur yang menempel selama kita tidur.
Dan repotnya bahan kapuk ini sulit dicuci, pada akhirnya untuk mengurangi kelembaban
bantal kita harus menjemurnya. Menjemur hanya mengurangi kelembaban kapuk tapi tidak
membersihkan dari kotoran. Pada akhirnya bantal ini kurang bagus bagi kesehatan kulit kepala
dan kulit wajah kita.
Bantal Busa
Bantal busa biasanya terbuat dari bahan busa dan dicampur dengan bahan-bahan sisa
potongan kain dan benang. Kelebihan bantal ini terletak pada harganya yang sangat murah
karena bahannya juga sangat murah. Kekurangan bantal busa adalah terkesan keras & kurang
nyaman buat kepala, karena permukaan bantal cenderung tidak rata. Belum lagi karena bahan
busa, kain, dan benang tidak bisa menyerap keringat dengan baik, maka kesannya terasa panas
(tidak adem).
Bantal Silikon
Bantal silikon terbuat dari bahan serat sintetis. Karena dari bahan sintetis, maka bantal
Dacron atau silikon bisa dicuci, bisa dicuci langsung dengan sarungnya, atau isi silikonnya saja
yang dicuci. Setelah dicuci & dijemur, bahan silikon tidak akan rusak, malah bisa mengembang
lagi lebih maksimal.
Jadi bantal ini sangat cocok dengan kita yang semakin peduli dengan kebersihan &
kesehatan. Bahan silikon ini sebenarnya tidak jauh beda dengan bahan dakron yang sebelumnya
kita kenal. Bedanya, kalau silikon itu seratnya lebih pendek & lebih halus. Sementara dakron
memiliki serat lebih panjang & cenderung lebih kasar. Jadi sebenarnya, silicon itu adalah dakron
yang kualitasnya paling baik.
Kelebihan bantal silikon, dibandingkan bantal dari bahan lain (kapuk, dakron):
a. Lebih Higienis
Ditinjau dari segi kesehatan, bantal silikon lebih higienis, karena tidak berdebu, anti
alergi. Untuk penderita asma malah disarankan memakai bantal silikon ini, dan tidak
diperbolehkan memakai bantal dari bahan kapuk, karena dapat menimbulkan alergi.
b. Lebih Nyaman
Bantal silikon lebih empuk, bisa menyesuaikan tekstur kepala, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit di kepala maupun leher.
c. Lebih Praktis
Khusus bantal silikon, karena bahannya elastis, jadi bisa dipress (divakum). Ini
memudahkan dalam proses pengiriman barang atau penyimpanan, karena lebih ringkas dan tidak
makan tempat.
d. Mudah Perawatannya
Setelah lama dipakai, bantal akan kotor, menimbulkan bau tidak sedap karena keringat.
Ini tidak masalah, karena bantal silikon bisa dicuci.
3. Kegunaan produk.
Sebagai sarana untuk tidur
Sebagai aksesoris furniture
Sebagai aksesoris jog mobil
4. Layout fasilitas produksi.
Keterangan :
1. Tempat pembuatan pola
2. Tempat persediaan barang jadi
3. Tempat menjahit
4. Tempat mengisi dakron
5. Tempat pengemasan
6. Tempat persediaan bahan baku
3 3 3 3
4
1
4
2
25
5
6
2
2
5. Skema / bagian alur proses produksi.
Pemotongan Kain Sesuai
Pola
Membuat Pola Yang
Diinginkan
Proses Menjahit Kain
Yang Sudah Siap
Mengisi Dakron
Menjahit Kembali Produk
Yang Telah Terisi Oleh
Dakron
Pesanan
Pengemasan
Produk siap dipasarkan
Pemesan Distributor
6. Utilitas / sarana.
 Sebagai sarana produksi, perusahaan menggunakan peralatan sebagai berikut :
No Alat Jumlah Harga Fungsi
1 Mesin jahit
Typical 3 unit @ Rp 2.500.000 Untuk menjahit pola
yang sudah jadiButterfly 1 unit @ Rp 500.000
2
Las listrik
pres
Besar 1 unit @ Rp 800.000 Untuk mengepres
produk ke dalam
plasticKecil 1 unit @ Rp 600.000
3 Timbangan 1 unit Rp 250.000
Untuk menimbang
dakron
4 Gunting 5 unit All Rp 50.000 Untuk memotong
 Sebagai sarana pemasaran dan distribusi, perusahaan menggunakan armada sebagai
berikut :
No Inventaris Jumlah Harga Fungsi
1 Daihatsu Xenia ’08 1 unit Rp 120.000.000
Sebagai sarana
transportasi dan
distribusi
2 Daihatsu ’93 1 unit Rp 15.000.000
3 Daihatsu Ezpas ’05 1 unit Rp 30.000.000
4 Sepeda motor 2 unit Rp 14.000.000
7. Bahan baku dan bahan pembantu
Bahan baku Bahan pendukung
Kain Tali raffia
Dakron Plastik
Perca Benang
Busa Resleting
8. Proses produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses
produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga
kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Berikut ini adalah proses-proses produksi yang terjadi di UD. Mitra Jaya :
1. Membuat pola sesuai yang diinginkan
2. Memotong sesuai dengan pola
3. Menjahit
1. Menjahit kain sarung
a) Membuat sarung bantal
1. Bikin pola sesuai gambar di bawah. Ukurannya sesuaikan dengan formula.
2. Ambil kain c, lipat ujung kiri-kanannya kemudian jahit.
3. Lipat sesuai garis merah, kemudian lipat lagi membentuk renda.
4. Jahit lipatan renda tersebut dengan jahitan tangan yang kasar. Lipatan jangan
terlalu besar, atur jarak sedemikian rupa sehingga panjang pita sesudah dilipat
menyusut setengahnya.
5. Letakkan pita renda tersebut diantara kedua kain a, atur seperti gambar di
bawah. Lalu jahit gabungan ketiganya sesuai garis hijau sambil mengatur letak
pita renda mengelilingi a. Warna biru menggambarkan arah renda diantara kain
a. Warna hijau menunjukkan hasil jahitan. Perhatikan, bagian yg dijahit hanya
pada 3 sisi kain a (perhatikan lg garis hijau), sehingga akan terdapat sisa pita
renda.
6. Sisa pita renda tersebut jahit lagi ke sisi yg masih kosong, namun jahit dengan
menempelkannya ke kain a yg atas. Sehingga jika jahitan benar, akan terbentuk
sebuah kantun.
7. Ambil kain b, lipat ujung kiri-kanannya dan jahit supaya lipatan tidak terbuka.
Kemudian lipat juga bagian atasnya, tempelkan ke bibir kantong melalui bagian
dalam. Kain b ini untuk menutupi jahitan renda di bibir kantung supaya rapi.
Lalu jahit mengelilingi bibir kantung sesuai garis hijau. Lipat juga bagian
bawah kain b dan jahit sehingga rapi.Sarung bantal sudah jadi dan siap dihias
jika suka.
b) membuat sarung guling
1. Bikin pola dengan menyesuaikan dimensi guling. P (panjang) pada a
adalah panjang guling sebenarnya, sedangkan L (lebar) pada a adalah lingkar
guling. Pola b nanti akan digunakan sebagai hiasan renda, ukurannya sesuaikan
dengan formula.
2. Ambil kain a, lipat a sesuai garis merah, jahit sisi-sisinya.
3. Lipat sisi kiri-kanan b, jahit
4. Tempelkan b ke bibir a sesuai gambar di bawah. Jahit b melingkar
mengelilingi bibir a sesuai garis hijau. Lakukan juga pada bibir yang lain.
5. Balik hasil jahitan di atas, balik juga b sehingga b berada di muka. Lalu
lipat masing-masing b ke arah dalam sesuai garis merah. Jahit sekitar 1-1,5 cm
dari ujung bibir sesuai garis hijau. Lakukan juga pada kain b yang satunya.
6. Guling telah jadi, tinggal memasangkan tali. Ambil 2 buah tali/pita,
masukkan ke lubang yang ditunjukkan oleh panah masing-masing ke lubang yang
di atas dan di bawah. Dengan demikian sarung guling telah selesai dan siap
dipergunakan.
7. Ini adalah foto sarung guling yang telah terpasang. Kalau dilihat dari
ujung tampak cantik kan?
2. menjahit kain untuk bantal
3. mejahit kain untuk guling
4. menjahit kain untuk kasur
8. mengisikan dakron
mengisi dakron untuk bantal
mengisi dakron untuk guling
mengisi dakron untuk kasur
9. menjahit kembali bantal, guling atau kasur yang telah terisi oleh dakron
10. pengemasan
9. Kendala dalam proses produksi
Dalam setiap proses produksi tentu saja memiliki kendala masing-masing
Berikut kendala – kendala yang ada dalam proses produksi yaitu:
1. Lokasi kecil
Lokasi usaha masih jadi satu dengan tempat tinggal sehingga banyak ruangan
yang terpakai untuk meletakkan barang – barang / bahan baku produksi dan tempat
persediaan produk yang telah jadi. Hal ini diperparah dengan menumpuknya produk –
produk yang telah jadi di tempat produksi sehingga setiap pagi karyawan harus
mengeluarkan barang – barang tersebut dan tentu saja akan menimbulkan pemborosan
waktu dan gerakan karyawan yang seharusnya tidak perlu untuk dilakukan.
2. Hujan deras
Proses produksi dilakukan di teras rumah sehingga saat hujan deras angin dan air
hujan masuk ke teras rumah sehingga menggangu proses produksi.
3. Listrik padam
Mesin produksi utama sangat bergantung dengan energi listrik sehingga saat listrik
padam proses produksi pun ikut terganggu. Pemilik usaha sudah mengantisipasinya
dengan menyediakan Genset sebagai energi listrik alternatif, tapi sayangnya genset
tersebut hanya mampu menghidupkan 2 mesin jahit saja dari 4 mesin jahit yang dimiliki.
4. Karyawan yang tidak hadir
Usaha bantal guling ini menggunakan sistem spesialisasi job untuk para
karyawannya. Maksudnya adalah setiap karyawan hanya fokus pada pekerjaannya
masing – masing sehingga bila ada karyawan yang berhalangan untuk hadir maka proses
produksi pasti akan terhambat. Sebagai langkah antisipasi mengenai hal tersebut pemilik
usaha menempatkan lebih dari 1 karyawan dalam setiap bagian proses produksi.
5. Pasokan bahan baku
Usaha ini memperoleh bahan baku dari 2 pabrik besar, biasanya kendala yang
dihadapi adalah ketika stok persediaan bahan baku habis serta pasokan bahan baku yang
datangnya terlambat.
10. Pemborosan
Pemborosan adalah “segala sesuatu selain jumlah minimum peralatan, material,
parts, ruang dan waktu pekerja yang benar-benar harus disediakan untuk menambah nilai
pada produk.” Setiap waktu pabrik selalu berusaha untuk mencari cara bagaimana
meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan atau inefisiensi yang
terjadi pada proses bisnis sehari-hari di pabriknya tentunya sangatlah kontra-produktif
dengan semangat tersebut. Karena itu setiap pabrik yang ingin maju haruslah mampu
mengidentifikasi pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat didalamnya, untuk
kemudian berusaha semaksimal mungkin mengeliminasinya. Selain dapat meningkatkan
pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain pengurangan pemborosan antara lain
mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi tingkat
frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Jenis pemborosan- pemborosan itu adalah :
1. Produksi berlebih
Produksi berlebih dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebih
cepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya. Pemborosan ini disebabkan pembuatan
produk lebih banyak jumlahnya dari jumlah yang dibutuhkan. Pada saat permintaan
cenderung meningkat, efek dari pemborosan ini mungkin tidak terlihat, namun saat
permintaan menurun, efek pemborosan ini berlipat ganda dan pabrik sering terjebak masalah
dalam penyelesaian produk yang tidak terjual sebagai persediaan (stock) yang besar.
Pemborosan ini akan menghabiskan bahan baku dan meningkatkan upah untuk pekerjaan
yang tidak dibutuhkan, membuat persediaan yang tidak perlu yang butuh tambahan
penanganan material, ruang penyimpanan dan yang lainnya.
2) Menunggu
Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang atau sesuatu menunggu
dengan diam dan tidak mengerjakan aktivitas apapun. atau Setiap saat waktu berjalan
barang-barang tidak berpindah atau tidak diolah. Hal ini terjadi karena aliran material yang
buruk, waktu pengolahan produksi yang terlalu lama, dan jarak antara proses kerja satu ke
yang lainnya terlalu jauh. Penanganannya sebenarnya mudah yaitu menghubungkan antar
proses agar pasokan secara langsung dipakai ke dalam proses berikutnya.
Penyebab lainnya adalah habisnya stok bahan baku dan terlambatnya pasokan bahan
baku sehingga produktifitas karyawan terganggu dan kapasitas produksi tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Contohnya adalah proses produksi pada :
Waktu produksi
Hasil produksi
Jenis Jumlah
Senin, 18 Juni 2012 - Guling putri
- Guling super king
- 7 buah
- 4 buah
Rabu, 17 Oktober
2012
- Bantal cinta
- Bantal kursi
- Guling putri
- Kasur gulung
- 5 buah
- 8 set
- 5 buah
- 4 buah
3) Memindahkan – Transporting
Memindahkan atau mengangkut produk dari proses ke proses adalah kegiatan yang
tidak menambahkan nilai ke dalam produk. Pergerakan yang berlebihan dan penanganan
yang berlebihan bisa menimbulkan kerusakan serta kemungkinan mengakibatkan turunnya
mutu produk.
4) Proses – Processing
Metode proses produksi itu sendiri bisa jadi merupakan sumber masalah yang
menghasilkan pemborosan. Langsung saja kami berikan contohnya, pada proses
pengemasan bantal atau guling jenis platinum seketika itu juga harus memasukkan label
merk ke dalamnya. Tetapi kenyataannya sablonan label bermerk itu harus dipotong terlebih
dahulu agar bisa masuk dalam kemasan bantal atau guling.
5) Persediaan – Inventory
Seperti yang telah dibahas di atas sehubungan dengan pemborosan kelebihan
produksi, persediaan yang berlebihan juga meningkatkan biaya produksi. Persediaan ini
membutuhkan tambahan dalam penanganan, ruangan, dan lainnya. Barang berlebihan dalam
proses adalah akibat dari produksi yang berlebihan dan menunggu. Kelebihan persediaan
cenderung menyembunyikan masalah di dalam pabrik yang seharusnya bisa dikenali dan
diperbaiki untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Bertambahnya persediaan akan
menyebabkan meningkatnya lead-time, menghabiskan luas lantai produktif, tertundanya
identifikasi masalah, dan menghalangi komunikasi.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan persediaan itu seharusnya tidak perlu,
maka harus mencoba untuk mengurangi tingkat persediaan yang ada, Membuang material
yang sudah tidak terpakai serta pengorganisasian tempat penyimpanan atau area kerja.
Solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
1. Diusahakan tidak memasukkan bahan baku atau material dalam jumlah yang besar ke
dalam pabrik. Solusinya adalah dengan cara pengiriman dicicil.
2. Tidak memproduksi barang yang tidak diinginkan oleh proses berikutnya.
3. Membuat produk dalam lot-lot yang kecil sehingga jika suatu saat terdapat perubahan
plan yang mendadak tidak menimbulkan loss yang besar.
4. Dengan mulai mengurangi tingkat persediaan, maka dengan mudah akan menemukan
lebih banyak masalah-masalah yang harus diarahkan sebelum tingkat persediaan
dikurangi lebih jauh.
5. Mengurangi persediaan akan menciptakan aliran langsung dari proses ke proses yang
akan menghemat biaya.
6) Gerakan – Motion
Dari pengembangan definisi pemborosan di atas adalah “apapun yang dikeluarkan
tetapi tidak menambah nilai pada produk sedapat mungkin harus dihilangkan”. Hal yang
harus ditanamkan adalah “bergerak” tidaklah sama dengan “bekerja”. “Bergerak ” tidak
otomatis menambah nilai pada produk. Pergerakan tangan, kaki, dan tubuh karyawan tidak
selalu menambah nilai pada produk. banyak contoh-contoh dari jenis pemborosan ini.
Misalnya, setiap pagi sebelum para karyawan memulai proses produksi. Mereka harus
memindahkan produk – produk yang telah menutupi area produksi. Hal ini terjadi karena
jumlah produksi yang sangat banyak sedangkan lokasi produksinya kecil.
7) Cacat – Defects
Pada saat terjadi cacat produk, karyawan pada proses berikutnya akan menciptakan
pemborosan dengan menunggu serta menambah biaya pada produk. Lebih jauh lagi
diperlukan kerja ulang terhadap produk atau bahkan produk rusak dan harus dibongkar. Jika
cacat terjadi pada proses pemasangan, diperlukan tambahan karyawan untuk
membongkarnya kembali dan tambahan komponen untuk mengganti yang rusak.
Misalnya beberapa cacat produk yang kami temukan dan harus diperbaiki pada bulan
Juli 2012 adalah :
Perbaikan Jumlah
Bantal Cinta Motif 4 buah
Guling Putri 3 buah
Bantal Cinta Polos 2 buah
Untuk mengatasi masalah ini, harus dibuat sistem yang bisa mengidentifikasi cacat atau
kondisi yang dapat mengetahui kerusakan sehingga siapa saja yang ada di tempat itu dapat
melakukan tindakan dengan segera. Tanpa sistem itu maka akan banyak rugi waktu.
Pemborosan cacat dan produk gagal ini berdampak langsung kepada kelangsungan hidup
suatu usaha dimana produk cacat mengakibatkan kerja ulang atau bahkan harus dibuang
(scrap).
6. Kapasitas dan data produksi.
No Nama Produk Jumlah
1 Bantal Cinta Polos 1.836 item
Bantal Cinta Motif 1.680 item
Bantal Super King Polos 2.516 item
Bantal Super King Motif 2.347 item
Bantal Platinum 1.986 item
Bantal Kursi Polos 986 item
Bantal Kursi Motif 1.356 item
Bantal Santai 1.693 item
Bantal Putri Polos 4.335 item
Bantal Putri Motif 3.600 item
Bantal Imut 1.673 item
2 Guling Putri Polos 2.564 item
Guling Putri Motif 2.412 item
Guling Super King Polos 1.961 item
Guling Super King Motif 1.984 item
Guling Platinum 1.685 item
3 Kasur Bayi 235 item
Kasur Lipat 1M 689 item
Kasur Lipat 1,2M 565 item
Kasur Gulung 461 item
Total kapasitas produksi dalam 1 tahun 36.564 item
History dan Proyeksi Produksi
No Tahun Jumlah produksi
1 2012 36.564 item
2 2013 40.220 item
3 2014 44.242 item
4 2015 47.666 item
5 2016 53.533 Item
11. Manajemen persediaan bahan baku dan barang jadi.
Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang – barang
yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi
barang – barang yang akan dijual.
Persediaan yang efektif adalah persediaan yang seimbang, yaitu tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Persediaan yang terlalu rendah akan menimbulkan
kekecewaan konsumen, sebaliknya persediaan yang terlalu tinggi akan menyebabkan
biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan akan melambung. Untuk itu,
manajemen persediaan harus berusaha untuk menjaga keseimbangan persediaan,
karena itu merupakan kunci keberhasilan operasi.
Salah satu kelemahan dari UKM adalah mereka masih menggunakan
manajemen yang sederhana. Begitu pula, usaha produksi bantal guling yang kami
teliti. Pemilik usaha memproduksi barang berdasarkan pesanan dan bila belum ada
pesanan, pemilik memutuskan untuk memproduksi barang sesuai dengan apa yang
ada gudang persediaan. Sehingga akan menimbulkan stok yang berlebih.
12. Limbah
Limbah sisa produksi yang dihasilkan oleh usaha ini tidak mengganggu
lingkungan sekitar. Hal ini karena semua sisa-sisa produksi baik sisa kain maupun sisa
plastic untuk mengemas barang dikumpulkan dan dijual kiloan ke pengepul kain dan
plastik.
BAB V
ORGANISASI DAN PERSONALIA
1. Data Administrasi Umum
1. Nama Usaha : UD.MITRA JAYA
2. Kualifikasi Lapangan Usaha : Pemasok dan Perajin Bantal
3. Kualifikasi Produk Usaha : Bantal
4. Nama Pengelola : Pringgo Sutjahyo Tunggalrino
5. Nama dan Tempat Usaha : Jl. Genuk Krajan Gg. 7 No.16 Rt.03 Rw.04. Semarang
6. Bentuk Badan Usaha : Perseorangan
7. Tahun Berdiri : 1998
2. Bagan / Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam setiap perusahaan berbeda-beda semua itu bergantung pada
budaya dan jenis usaha yang mereka bentuk. Struktur organisasi yang ada dalam usaha
“UD.Mitra Jaya” adalah organisasi lini. Pada struktur organisasi lini ini, wewenang atau
kendalinya dari atasan disalurkan secara vertikal ke bawahan. Sebaliknya,
pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung ditujukan kepada atasan yang member
perintah. Keuntungan dari struktur organisasi lini adalalh kesatuan perintahnya terjamin,
pembagian kerja bagi setiap karyawannya jelas dan mudah dilaksanakan, keuntungan
lainnya organisasi ini bergantung pada satu pimpinan. Adapun struktur organisasi dalam “
UD. Mitra Jaya” dapat digambarkan sebagai berikut :
PIMPINAN
BAGIAN
PRODUKSI
BAGIAN
ADMINISTRASI DAN
KEUANGAN
BAGIAN
PEMASARAN
3. Jumlah Personalia Dan Uraian Tugas
3.1 Jumlah Personalia
Jumlah karyawan yang ada di UD. MITRA JAYA terdiri dari :
a. Pemimpin sekaligus pemilik 1 (satu) orang
b. Bagian Pemasaran 2 (dua) orang
c. Bagian Produksi 6 (enam) orang
d. Administrasi dan keuangan 1 (satu) orang
3.2 Uraian Tugas
Uraian tugas dari struktur organisasi UD. MITRA JAYA, adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan
Merupakan pemimpin tertinggi di perusahaan, sebagai pemilik perusahaan.
Tugasnya adalah :
Mengawasi dan mengontrol semua kegiatan pada UD. MITRA JAYA.
Bertanggungjawab atas segala aktivitas di perusahaan.
Memberikan motivasi dan pengarahan kepada semua karyawannya.
Mengelola dan meningkatkan kegiatan usaha.
Mengkoordinir secara baik antara semua bawahan yang ada dalam melaksanakan
aktivitas perusahaan.
Menetapkan atau menentukan kebijaksanaan secara menyeluruh dan merencanakan
aktivitas perusahaan yang harus dilaksanakan.
2. Pemasaran
Merupakan seseorang yang berperan dalam penjualan produk.
Tugasnya adalah :
Memasarkan produk hasil produkis UD. MITRA JAYA
Mengantar, mengontrol keluarnya produk yang dijual.
Mencari pembeli dan memperkenalkan produk kepada konsumennya.
3. Produksi
Merupakan pengendali proses produksi.
Tugasnya adalah :
Melakukan atau menjalankan proses produksi.
Menjaga dan merawat mesin produksi.
Mengolah dan membuat produk.
4. Administrasi atau Keuangan
Merupakan bagian mengontrol, mengawasi, dan menghitung biaya pengeluaran dan
pendapatan dari penjualan produk.
Tugasnya adalah :
Mengatur keuangan dalam perusahaan.
Mencatat kas kelur masuknya dana perusahaan.
Menghitung dan mencatat semua biaya pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
Menghitung dan menentukan harga produk.
4. Sistem Penggajian
Gaji atau imbalan kerja bagi karyawan merupakan hal yang sangat berpengaruh
langsusng pada produktivitas kerja individu. Sistem gaji yang ada dalam perusahaan
diberikan untuk menciptakan keseimbangan antara apa yang diberikan karyawan kepada
perusahaan, diimbangi oleh apa yang diberikan perusahaan untuk karyawannya. Pemimpin
juga memberikan bonus setiap bulannya untuk karyawan berupa sembako. Hal itu dilakukan
dengan upaya untuk mensejahterakan karyawan. Tidak hanya itu, pemberian premi
jamsostek juga diberikan perkaryawan sebesar Rp 50.000,00 / karyawan.
Setiap perusahaan mempunyai sistem penggajian yang berbeda-beda, hal itu tergantung
dari ketentuan pemilik perusahaan. UD. Mitra Jaya mengunakan sistem penggajian yang
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Borongan
Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada banyaknya jumlah prestasi kerja
yang telah diselesaikan oleh para pekerja sebagai produksi dalam satu minggu. Gaji
diberikan setiap satu minggu sekali, besarnya disesuaikan dengan jumlah pekerjaan yang
telah diselesaikan.
2. Harian
Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada jumlah hari kerja dan gaji diberikan
setiap minggu.
Berikut rincian gaji keryawan UD.Mitra Jaya sesuai dengan pembagian kerjanya
5. Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan
5.1 Pengertian Produktivitas kerja
Produktivitas Kerja menunjukan tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai hasil
(output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. (Prof. Dari. Tjotjo Yuniarsih, Manajemen
Sumber Daya Manusia, 2009, hal 156)
Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu sistem dapat dikatakan produktif apabila
masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran yang semakin besar.
Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga
proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja
lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya.
Merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah
satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langkah pelaksanaan strateginya.
Pembagian Kerja Jumlah Tenaga
Kerja
Besar Gaji Keterangan
Pemotongan Kain 1 orang @ 195.000 Per minggu
Jahit (borongan) 3 orang @ 200.000 Per minggu
Jahit (tetap) 1 orang @ 260.000 Per minggu
Pengemasan 2 orang @ 225.000 Per minggu
Pengisian (borongan) 1 orang @ 425.000 Per minggu
Pengisian (tetap) 1 orang @ 225.000 Per minggu
5.2 Pengertian Efektivitas Kerja
Efektivitas adalah tingkat dimana organisasi dapat merealisasikan tujuan-tujuannya
atau dengan kata lain pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana
organisasi mampu mencapai tingkat yang diinginkan. (Riki Satia Muharam, Administrasi
Negara (Catatan Kuliah), 2005, hal 158)
Efektivitas kerja adalah ukuran atau kualitas keberhasilan kerja yang dicapai
karyawan. Seseorang karyawan dinyatakan bekerja efektif jika ia mampu mencapai
tujuan dengan cara yang lebih baik dari standar yang telah ditetapkan.
Efektivitas kerja karyawan dapat ditentukan dengan membandingkan antara waktu
kerja yang telah ditetapkan dengan waktu yang dibutuhkan karyawan, dan juga dapat
dibandingkan antara hasil atau kualitas yang dicapai dengan kualitas yang telah ditetapkan.
Jika pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan lebih baik dari yang ditetapkan maka
karyawan tersebut tergolong sebagai karyawan yang efektif.
5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan
Menurut Sukarna (1993:41), produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
a. Kemampuan dan ketangkasan pegawai
Setiap karyawan mempunyai tugas masing- masing sesuai pembagian tugas dan
keahliannya. Kemampuan dan ketangkasan dapat dilihat dari hasil kerja karyawan. Jika
mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan
perusahaan, maka karyawan tersebut bekerja dengan sungguh – sungguh dan
bertanggungjawab menyelesaikan apa yang sudah diperintahkan padanya. Kemampuan
dan ketangkasan tersebut akan membuat karyawan jadi lebih produktif lagi.
b. Lingkungan kerja yang baik.
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman membuat karyawan semangat dalam
bekerja dan dapat berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat
waktu.
c. Upah kerja.
Merupakan faktor yang paling sangat berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan. Upah diberikan sesuai dengan kemampuan kerjanya. Jika kerjanya ulet,
disiplin dan kreatif akan memperoleh upah yang banyak. Jika kerjanya semaunya
sendiri, santai, dan tidak disiplin akan memperoleh upah yang sedikit. Pada prinsipnya
pemberian upah yang diberikan seorang karyawan adalah sebagai perangsang yang
memiliki tujuan utama untuk meningkatkan gairah dan motivasi dalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawab yang diberikan sehingga produktivitas kerja yang dicapai
lebih optimal dan evektif. Tidak hanya upah yang diberikan, pemimpin setiap
pertengahan bulan juga memberikan bonus kepada setiap karyawannya berupa
sembako. Hal itu dilakukan dengan upaya untuk mensejahterakan karyawannya.
d. Keterampilan.
Keterampilan berkaitan erat dengan kemampuan untuk melakukan tugas dengan
cepat dan tepat sasaran serta tepat waktu. Hal ini menunjukkan seseorang yang terampil
dan mahir dalam bidang tugas dan keahlian yang digeluti dapat membuat seseorang
memahami apa yang dapat dipelajari dan dikembangkan dalam kemahiran gerak
menyelesaikan pekerjaan sehingga dengan keterampilan dapat menunjukkan
kompetensi seseorang dan menghasilkan kerja yang optimal.
e. Motivasi kerja.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung efektivitas kerja.
Efektivitas kerja di sini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya motivasi kerja yang
tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada tekanan dan paksaan dari
orang lain yang diimbangi oleh disiplin yang tinggi. Dimana UD.Mitra Jaya tersebut
masih ada kesenjangan yang terjadi, misalnya karyawan yang sering datang terlambat.
Pemimpin hendaknya memberikan perhatian serius dan solusi terutama pada aspek
pemenuhan kebutuhan fisiologis karyawan agar motivasi kerja karyawan dapat
dipertahankan dan tetap berusaha untuk meningkatkannya ke arah yang lebih baik.
Dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis berupa gaji yang memadai, maka karyawan
akan dapat bekerja secara efektif tanpa ada kekhawatiran.
f. Disiplin kerja pegawai.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin dapat diartikan bilamana karyawan
selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya
dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan. Peraturan sangat diperlukan untuk
memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan, dalam menciptakan tata tertib
yang baik, karena dengan tata tertib maka semangat kerja, moral kerja, efisiensi dan
efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan balk
jika sebagian besar karyawan mentaati peraturan-peraturan yang ada.
g. Pendidikan dan pengalaman kerja.
Pada UD. Mitra Jaya pendidikan dan pengalaman kerja tidak menjadi masalah.
Yang penting karyawannya mempunyai ketrampilan, kreatif dan ulet dalam bekerja itu
sudah dianggap produktif.
h. Kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
Pemimpin UD. Mitra Jaya sangat memperhatikan ke sehatan dan keselamatan
kerja karyawannya. Pemimpin juga mengikut sertakan karyawannya pada asuransi
jamsostek.
i. Fasilitas kerja.
Fasilitas merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses
pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai prestasi kerja karyawan. Fasilitas yang
baik dapat mempengaruhi kepuasan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Apabila
fasilitas operasional yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan
pemborosan biaya operasional yang digunakan.
j. Komunikasi.
Komunikasi adalah suatu cara penyampaian keterangan atau sumber daya kepada
yang memerlukan keterangan dengan mudah, cepat dan tepat, sehingga informasi dapat
digunakan secara efektif. Hasil Komunikasi sangat ditentukan oleh nilai-nilai,
keyakinan dan pikiran kita menentukan segala sesuatu yang kita lakukan dan katakan.
Pemimpin UD.Mitra Jaya berusaha menjaga komunikasi mereka dan saling terbuka
dengan setiap karyawannya, berusaha mendengarkan dan menerima setiap keluhan-
keluhan mereka, dan berusaha menganggap mereka adalah keluarga bukan
karyawannya.
5.4 Pengukuran Produktivitas Kerja
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu
hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai
sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat
produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah :
a. Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :
1) Kecepatan waktu kerja
2) Penghematan waktu kerja
3) Kedisiplinan waktu kerja
4) Tingkat absensi
b. Output
yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan
perusahaan. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa
dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target
dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan.
Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal-hal berikut :
a. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu.
b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.
c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.
d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain
(Rusli Syarif, 1991:7).
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam
penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan waktu
dan hasil kerja atau out put.
Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari dua
komponen yaitu:
a. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan waktu,
ketepatan masuk kerja.
b. Produksi
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan
setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan perusahaan.
5.5 Pemegang Saham Dan Perijinan Usaha
5.5.1 Pemegang Saham
Saat ini pemegang saham pada UD.Mitra Jaya adalah suami dan istri. Mengingat bahwa
usaha dagang ini merupakan usaha keluarga, maka kepemilikan saham dipegang oleh
keluarga dan tidak ada pembagian komposisi kepemilikan saham.
5.5.2 Perijinan Usaha
Dilihat dari lama berdirinya usaha dan legalitas usaha, UD.Mitra Jaya sudah mempunyai
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Sbagai bukti bahwa UD.Mitra Jaya tekah memiliki
ijin usaha, surat ijin tersebut kami lampirkan dihalaman belakang.
5.6 Kegiatan Pra Operasi Dan Jadwal Pelaksanaan Tahunan
Total biaya Operasi UD.Mitra Jaya dan kegiatan pelaksanaan dalam setiap tahunnya adalah :
Kegiatan Pra Operasi Tahunan
No
No
Uraiann Kegiatan Bulan Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemesanan dari agen X X X X X X Setiap 2 bulan
2 Pemesanan Bahan
Baku
Kain 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X Sebulan 4 kali
Dakron XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XX
Setiap Hari
Busa 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X Seminggu 2
kali
3 Waktu Pemeliharaan X X X X Setiap 3 bulan
4 Produksi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XX
Setiap Hari
BAB VI
ASPEK MANAJEMEN KEUANGAN
1. Proyeksi Keuangan
A. Sumber Dana
Sumber dana yang digunakan oleh UD. Mitra Jaya adalah dana sendiri atau modal
sendiri, yaitu Rp. 75.000.000 dari hasil menjual rumah.
B. Laporan Keuangan
PROYEKSI PENJUALAN
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2013
No Nama Produk
Harga Satuan
(Rp)
Kuantitas Total (Rp)
1 Bantal SK Polos 21.000 2475 51.975.000
Bantal SK Motif 24.000 2376 57.024.000
Bantal Putri polos 30.000 3465 103.950.000
Bantal Putri Motif 35.000 3300 115.500.000
Bantal Platinum 45.000 2337 105.165.000
Bantal Cinta Polos 37.500 2915 109.312.500
Bantal Cinta motif 45.000 3916 176.220.000
Bantal Santai 45.000 2915 131.175.000
Bantal Kursi Polos 45.000 1045 47.025.000
Bantal Kursi Motif 60.000 1155 69.300.000
Bantal Imut + sarung 30.000 1716 51.480.000
1.018.126.500
2 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000
Guling SK Motif 25.000 2134 53.350.000
Guling Putri Polos 31.000 2365 73.315.000
Guling putri Motif 35.000 2178 76.230.000
Guling Platinum 47.000 1567 73.649.000
321.798.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 737 128.975.000
kasur Lipat 1.2m 225.000 539 121.275.000
Kasur Gulung 155.000 368 57.040.000
Kasur Bayi 115.000 153 17.595.000
324.885.000
Total 39713 1.664.809.500
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2014
No Nama Produk
Harga Satuan
(Rp)
Kuantitas Total (Rp)
1 Bantal SK Polos 21.000 2722 57.162.000
Bantal SK Motif 24.000 2613 62.712.000
Bantal Putri polos 30.000 3811 114.330.000
Bantal Putri Motif 35.000 3630 127.050.000
Bantal Platinum 45.000 2570 115.650.000
Bantal Cinta Polos 37.500 3206 120.225.000
Bantal Cinta motif 45.000 4307 193.815.000
Bantal Santai 45.000 3206 144.270.000
Bantal Kursi Polos 45.000 1149 51.705.000
Bantal Kursi Motif 60.000 1270 76.200.000
Bantal Imut + sarung 30.000 1887 56.610.000
1.119.729.000
2 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000
Guling SK Motif 25.000 2347 58.675.000
Guling Putri Polos 31.000 2601 80.631.000
Guling putri Motif 35.000 2395 83.825.000
Guling Platinum 47.000 1723 80.981.000
349.366.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 810 141.750.000
kasur Lipat 1.2m 225.000 592 133.200.000
Kasur Gulung 155.000 545 84.475.000
Kasur Bayi 115.000 243 27.945.000
387.370.000
Total 43684 1.856.465.000
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2015
No Nama Produk
Harga Satuan
(Rp)
Kuantitas Total (Rp)
1 Bantal SK Polos 21.000 2994 62.874.000
Bantal SK Motif 24.000 2874 68.976.000
Bantal Putri polos 30.000 4192 125.760.000
Bantal Putri Motif 35.000 3993 139.755.000
Bantal Platinum 45.000 2827 127.215.000
Bantal Cinta Polos 37.500 3526 132.225.000
Bantal Cinta motif 45.000 4737 213.165.000
Bantal Santai 45.000 3526 158.670.000
Bantal Kursi Polos 45.000 1263 56.835.000
Bantal Kursi Motif 60.000 1397 83.820.000
Bantal Imut + sarung 30.000 2075 62.250.000
1.231.545.000
2 Guling SK Polos 22.000 2262 49.764.000
Guling SK Motif 25.000 2581 64.525.000
Guling Putri Polos 31.000 2861 88.691.000
Guling putri Motif 35.000 2634 92.190.000
Guling Platinum 47.000 1895 89.065.000
384.235.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 891 155.925.000
kasur Lipat 1.2m 225.000 651 146.475.000
Kasur Gulung 155.000 600 93.000.000
Kasur Bayi 115.000 273 31.395.000
426.795.000
Total 48052 2.042.575.000
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2016
No Nama Produk
Harga Satuan
(Rp)
Kuantitas Total (Rp)
1 Bantal SK Polos 21.000 3300 69.300.000
Bantal SK Motif 24.000 3161 75.864.000
Bantal Putri polos 30.000 4611 138.330.000
Bantal Putri Motif 35.000 4392 153.720.000
Bantal Platinum 45.000 3109 139.905.000
Bantal Cinta Polos 37.500 3878 145.425.000
Bantal Cinta motif 45.000 5210 234.450.000
Bantal Santai 45.000 3878 174.510.000
Bantal Kursi Polos 45.000 1389 62.505.000
Bantal Kursi Motif 60.000 1536 92.160.000
Bantal Imut + sarung 30.000 2282 68.460.000
1.354.629.000
2 Guling SK Polos 22.000 2488 54.736.000
Guling SK Motif 25.000 2839 70.975.000
Guling Putri Polos 31.000 3147 97.557.000
Guling putri Motif 35.000 2897 101.395.000
Guling Platinum 47.000 2084 97.948.000
422.611.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 980 171.500.000
kasur Lipat 1.2m 225.000 716 161.100.000
Kasur Gulung 155.000 660 102.300.000
Kasur Bayi 115.000 300 34.500.000
469.400.000
Total 52857 2.246.640.000
Ikhtisar Laba Rugi (Income Statements)
Proyeksi Laba Rugi
No Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1 Hasil Penjualan
Bantal 1.018.126.500 1.119.729.000 1.231.545.000 1.354.629.000
Guling 321.798.000 349.366.000 384.235.000 422.611.000
Kasur 324.885.000 387.370.000 426.795.000 469.400.000
Total Hasil Penjualan 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000
2 Biaya Pokok Penjualan
Biaya Bahan Baku 787.450.000 866.195.000 952.814.500 1.051.395.900
Biaya listrik 7.200.000 7.920.000 8.712.000 9.583.200
Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800 8.645.800 8.645.800
Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000 77.025.000 77.025.000
Biaya Perjalanan 9.600.000 10.560.000 11.616.000 12.777.600
Tot B.Pokok Produksi 891.420.800 971.845.800 1.060.313.300 1.160.927.500
Laba Kotor (1-2) 773.388.700 884.619.200 982.261.700 1.085.712.500
3 Biaya Usaha
Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000 72.000.000 72.000.000
Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500
Biaya ATK 981.700 1.079.900 1.187.800 1.306.600
Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Biaya Premi
JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000
Biaya THR 8.064.000 8.064.000 8.064.000 8.064.000
Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000 15.600.000 15.600.000
Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000
Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000
Total Biaya Usaha 133.864.200 133.962.400 134.070.300 134.189.100
4 Laba Usaha (2-3) 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.400
5 Laba Sebelum Pajak 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.400
6 Pajak ( 15 % ) 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.510
7 Laba Bersih (5-6) 543.595.825 638.058.280 720.962.690 808.794.890
Arus Kas (Sources)
PROYEKSI ARUS KAS
No Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1 Saldo Awal Kas 319.352.070 358.108.025 420.733.480 468.617.090
2 Arus Kas Masuk
1. Kas Hasil Penjualan 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000
2. Piutang - - - -
Total Arus Kas Masuk 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000
3 Arus Kas Keluar
1. Investasi 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500
2.Biaya Pokok Produksi 891.420.800 971.845.800 1.060.313.300 1.160.927.500
3.Pajak 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.510
Total Arus Kas Keluar 1.306.701.475 1.435.731.520 1.573.957.910 1.728.713.510
4 Kas Netto (2-3)
Surplus / Devisit 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490
5 Saldo Kas Akhir 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490
Neraca (Balance Sheet)
PROYEKSI NERACA EMPAT TAHUN MENDATANG
A KELOPMPOK HARTA Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1 Harta Lancar
1. Kas 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490
Total Harta Lancar 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490
2 Harta Tetap
1. Mesin / Peralatan 14.950.000 16.445.000 18.098.000 19.898.000
2. Bangunan 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000
Total Harta 264.950.000 266.445.000 268.098.000 269.898.000
3. Akumulasi penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500
Nilai buku harga tetap 259.131.500 260.626.500 262.279.500 264.079.500
3 Harta Tak Berwujud
1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000
Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490
B KELOMPOK HUTANG DAN
MODAL
1 Hutang Lancar
1. Hutang Dagang - - - -
2. Kredit Modal - - - -
Total hutang Lancar - - - -
2 Hutang Jangka Panjang
1. Kredit Investasi - - - -
Total Hutang Jangka Panjang - - - -
3 Modal
1. Modal Sendiri 420.500.000 450.500.000 495.000.000 535.500.000
2. Laba ditahan ( Periode lalu) - - - -
3. Laba Periode Berjalan 206.158.025 240.278.480 245.315.090 255.924.490
Total Modal 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490
Total Hutang & Modal 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490
( 1 + 2 + 3 )
Evaluasi Kelayakan Usaha
Perhitungan ROI Dan ROE
Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Net Operating Asset 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490
Net Incame 206.158.025 240.278.480 245.315.090 255.924.490
Net Equity 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500
ROE 64.6% 68.4% 63.5% 60.2%
ROI 32.9% 34.8% 33.2% 32.3%
Rumus ROE =
Net Income
x 100%
Net Equity
ROE Tahun 1 ( 2013 ) =
Rp 206.158.025
x 100% = 64.6%
Rp 319.352.000
ROE Tahun 2 ( 2014) =
Rp 240.278.480
x 100% = 68.4%
Rp 351.287.200
ROE Tahun 3 ( 2015) =
Rp 245.315.090
x 100% = 63.5%
Rp 386.415.900
ROE Tahun 4 ( 2016) =
Rp 255.924.490
x 100% = 60.2%
Rp 425.057.500
Rumus ROI =
Net Income
x 100%
Net Operating Aset
ROI Tahun 1 (2013) =
Rp 206.158.025
x 100% = 32.9 %
Rp 626.658.025
ROE Tahun 2 ( 2014) =
Rp 240.278.480
x 100% = 34.8 %
Rp 690.778.480
ROE Tahun 3 ( 2015) =
Rp 245.315.090
x 100% = 33.2%
Rp 740.315.090
ROE Tahun 4 ( 2016) =
Rp 255.924.490
x 100% = 32.9%
Rp 791.424.490
2. Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Rumus Working Capital To Assets Ratio = Modal Kerja Bersih
x 100%
Total Aktiva
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 420.500.000
x 100% = 67.1%
Rp 626.658.025
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2014 = Rp 450.500.000
x 100% = 65.2%
Rp 690.778.480
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 495.000.000
x 100% = 66.9%
Rp 740.315.090
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 35.500.000
x 100% = 67.7%
Rp 91.424.490
Rasio Aktifitas
Total Assets Turn Over Tahun 2013 = Rp 1.664.809.500
x 100% = 265.7%
Rp 626.658.025
Total Assets Turn Over Tahun 2014 = Rp 1.856.465.000
x 100% = 268.7%
Rp 690.778.480
Total Assets Turn Over Tahun 2015 = Rp 2.042.575.000
x 100% = 275.9%
Rp 740.315.090
Total Assets Turn Over Tahun 2016 = Rp 2.246.640.000
x 100% = 283.9%
Rp 791.424.490
Rumus Total Assets Turn Over = Total Penjualan
x 100%
Total Harta
Rasio Keuntungan
Rumus Return On Investment = Laba Bersih
x 100%
Total Harta
Return On Investment Tahun 2013 = Rp 543.595.825
x 100% = 86.7%
Rp 626.658.025
Return On Investment Tahun 2014 = Rp 638.058.280
x 100% = 92.4%
Rp 690.778.480
Return On Investment Tahun 2015 = Rp 720.962.690
x 100% = 97.4%
Rp 740.315.090
Return On Investment Tahun 2016 = Rp 808.794.890
x 100% = 120.2%
Rp 791.424.490
3. HPP
1. Bantal SK Polos 2. Guling SK Polos
Biaya Bahan Baku Rp 13.000 Biaya Bahan Baku Rp 13.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000
HPP Produksi Rp 16.400 HPP Rp 16.400
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500
HPP Produk Rp 17.900 HPP Produk Rp 17.900
3. Bantal SK Motif 4. Guling SK Motif
Biaya Bahan Baku Rp 14.500 Biaya Bahan Baku Rp 14.500
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500
HPP Rp 17.900 HPP Rp 18.400
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500
HPP Produk Rp 19.400 HPP Produk Rp 19.900
5. Bantal Putri Polos 6. Guling Putri Polos
Biaya Bahan Baku Rp 18.000 Biaya Bahan Baku Rp 18.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500
HPP Rp 21.400 HPP Rp 21.900
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500
HPP Produk Rp 22.900 HPP Produk Rp 23.400
7. Bantal Putri Motif 8. Guling Putri Motif
Biaya Bahan Baku Rp 20.000 Biaya Bahan Baku Rp 20.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500
HPP Rp 23.400 HPP Rp 23.900
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500
HPP Produk Rp 24.900 HPP Produk Rp 25.400
9. Bantal Platinum 10. Guling Platinum
Biaya Bahan Baku Rp 35.000 Biaya Bahan Baku Rp 35.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500
HPP Rp 38.400 HPP Rp 38.900
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500
HPP Produk Rp 39.900 HPP Produk Rp 40.400
11. Bantal Cinta Polos 12. Bantal Cinta Motif
Biaya Bahan Baku Rp 25.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000
HPP Rp 28.750 HPP Rp 33.750
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500
HPP Produk Rp 30.250 HPP Produk Rp 35.250
13. Bantal Imut Polos 14. Bantal Santai
Biaya Bahan Baku Rp 8.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 500 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 1.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000
HPP Rp 9.500 HPP Rp 33.750
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500
HPP Produk Rp 11.000 HPP Produk Rp 35.250
15. Bantal Kursi Polos 16. Bantal Kursi Motif
Biaya Bahan Baku Rp 30.000 Biaya Bahan Baku Rp40.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp1.750
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp2.000
HPP Rp 33.750 HPP Rp43.750
Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp1.000
Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp500
HPP Produk Rp 35.250 HPP Produk Rp45.250
17. Kasur Lipat 1m 18. Kasur Lipat 1,2m
Biaya Bahan Baku Rp120.000 Biaya Bahan Baku Rp170.000
Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000
HPP Rp127.000 HPP Rp178.000
Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000
Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500
HPP Produk Rp128.500 HPP Produk Rp179.500
19. Kasur Gulung 20. Kasur Bayi
Biaya Bahan Baku Rp120.000 Biaya Bahan Baku Rp70.000
Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000
Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000
HPP Rp128.000 HPP Rp77.000
Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000
Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500
HPP Produk Rp129.500 HPP Produk Rp78.500
4. ANALISIS BEP
Rumus BEP = FC
((1-VC/S) x W)
Produk Unit Harga VC VC/Harga
1-
VC/Harga Harga x Unit
% Dari
Harga x
Unit
Bobot
(W)
Bantal SK Polos 2475 21.000 2.000 0,10 0,90 51.975.000 0,03 0,03
Bantal SK Motif 2376 24.000 2.000 0,08 0,92 57.024.000 0,03 0,03
Bantal Putri polos 3465 30.000 2.000 0,07 0,93 103.950.000 0,06 0,06
Bantal Putri Motif 3300 35.000 2.000 0,06 0,94 115.500.000 0,07 0,07
Bantal Platinum 2337 45.000 2.000 0,04 0,96 105.165.000 0,06 0,06
Bantal Cinta Polos 2915 37.500 2.000 0,05 0,95 109.312.500 0,07 0,06
Bantal Cinta motif 3916 45.000 2.000 0,04 0,96 176.220.000 0,11 0,10
Bantal Santai 2915 45.000 2.000 0,04 0,96 131.175.000 0,08 0,08
Bantal Kursi Polos 1045 45.000 2.000 0,04 0,96 47.025.000 0,03 0,03
Bantal Kursi Motif 1155 60.000 2.000 0,03 0,97 69.300.000 0,04 0,04
Bantal Imut + sarung 1716 30.000 2.000 0,07 0,93 51.480.000 0,03 0,03
Guling SK Polos 2057 22.000 2.500 0,11 0,89 45.254.000 0,03 0,02
Guling SK Motif 2134 25.000 2.500 0,10 0,90 53.350.000 0,03 0,03
Guling Putri Polos 2365 31.000 2.500 0,08 0,92 73.315.000 0,04 0,04
Guling putri Motif 2178 35.000 2.500 0,07 0,93 76.230.000 0,05 0,04
Guling Platinum 1567 47.000 2.500 0,05 0,95 73.649.000 0,04 0,04
Kasur Lipat 1m 737 175.000 3.000 0,02 0,98 128.975.000 0,08 0,08
kasur Lipat 1.2m 539 225.000 4.000 0,02 0,98 121.275.000 0,07 0,07
Kasur Gulung 368 155.000 4.000 0,03 0,97 57.040.000 0,03 0,03
Kasur Bayi 153 115.000 4.000 0,03 0,97 17.595.000 0,01 0,01
1.664.809.500 1,00 0,95
BEP =
211.407.500 222.534.210
0.95
BEP Unit (TR) = TC
P x Q = TFC + (AVC (Q)) x Jumlah Produk
P x (Q-AVC(Q))=TFC x Jumlah Produk
P-AVC =TFC x Jumlah Produk
BEP Unit (TR) = TC
P x Q = TFC x (AVC (Q))
P x (Q-AVC(Q))=TFC
(P-AVC)Q =TFC
211.407.500 176 unit/
barang1.198.000
BAB VII
ASPEK MANAJEMEN STRATEGI
1. SWOT
SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal
(dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi
yang akan dilakukan.
1.1 Metode Pengolahan Data
Alat analisis yang paling dikenal adalah analisis SWOT. Alat analisis ini
berpedoman pada konsep dasar bahwa didalam perusahaan ada 2(dua) titik pandang yang
harus selalu menjadi pusat perhatian manajemen. Dengan demikian mengandung asumsi
bahwa bidang yang pada dasarnya berada pada kendali manajemen harus selalu disiasati.
Sedangkan bidang yang pada dasarnya berada diluar kendali manajemen memiliki
kemungkinan berdampak positif bagi manajemen.analisis SWOT didasarkan pada skema
berpikir sebagai berikut:
BAGAN ANALISIS SWOT:
STRENGHT
INTERNAL
WEAKNESS
ANALIS POSISI
OPPORTUNITIES
EKSTERNAL
THREATS
Kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) merupakan elemen manajemen
yang sepenuhnya ada dalam kendali manajemen (internal and controllable). Kekuatan
adalah faktor-faktor yang selama ini berhasil dikendalikan sehingga memberikan dampak
yang positif bagi organisasi. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang sepenuhnya
ada dalam kendali organisasi.
Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats) merupakan elemen manajemen yang
sepenuhnya ada diluar kendali manajemen (external and uncontrollable). Peluang adalah
faktor-faktor yang ada diluar kendali manajemen, namun munculnya akan menjadikan
suatu peluang sukses bagi organisasi dengan catatan apabila organisasi tersebut memang
mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengadaptasinya. Ancaman adalah faktor-faktor
yang ada diluar kendali manajemen dan apabila muncul akan berpotensi untuk mengancam
kelangsungan hidup organisasi.
Dalam diagnosa dan terapi manajemen, sebaiknya manajemen berpedoman bahwa
diagnosa haruslah ditemukan dalam daerah kelemahan (Weakness) bukan daerah ancaman
(Threats). Sedangkan terapi manajemen harus bertolak dari kekuatan (Strenght) bukan
peluang (Opportunity). Oleh karena itu dapat ditarik suatu garis bahwa ancaman akan
mempengaruhi kelemahan dan peluang akan mempermudah atau meningkatkan daya
efektif dari kekutan yang dimiliki.
1.2 Deskripsi SWOT Tiap Aspek
Kekuatan ( Strengths )
1. Produk bervariasi
Dengan adanya produk yang bervariasi, maka konsumen memiliki banyak
kesempatan dalam pemilihan bantal, guling dan kasur. Serta harga yang ditawarkan
juga relatif murah dan bervariasi.
2. Manajemen tunggal
Semua urusan perusahaan dikelola sendiri oleh pemilik usaha UD. Mitra Jaya.
3. Spesialisasi tugas
Spesialisasi tugas dilakukan untuk mempermudah karyawan dalam
mengerjakan tugasnya. Karena sudah ada pembagian tugas kerja yang jelas dan
mendapatkan bagiannya masing-masing sesuai keahlian dan kemampuan karyawan.
Kelemahan ( Weakness )
1. Lokasi usaha sempit
Lokasi yang kurang luas membuat proses produksi pada perusahaan akan
terganggu jika terdapat penumpukan barang.
2. Kurang tenaga pemasaran
Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses
pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan.
3. Pembukuan kurang lengkap
Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan
laporan keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi.
Peluang ( Opportunities )
1. Pasar terbuka luas
Hal ini dibuktikan dengan kekuatan bersaing perusahaan yang dapat
mengimbangi pesaing lain dengan strategi harga yang lebih murah dibandingkan
dengan pesaingnya.
2. Diversifikasi usaha
Seiring meningkatnya tuntutan pasar serta berkembangnya usaha yang
dimiliki, terbuka pula kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha. Hal ini
didukung oleh stabilnya tingkat penjualan barang serta loyalitasnya konsumen
terhadap kualitas dari produk – produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya.
Sehingga kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar sebab
kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang
yang lain.
3. Pelanggan yang loyal
Dalam pasar yang tingkat persaingan cukup tinggi, kepuasan pelanggan dan
loyalitas pelanggan saling berhubungan. loyalitas ini muncul ketika pelanggan
melanjutkan hubungan dengan perusahaan, yang diwujudkan oleh pembelian
berulang dan menunjukan niat untuk melakukan pembelian di lain waktu. Kesetiaan
ini, termasuk juga pembelian produk-produk lain, yang dikelurkan oleh perusahaan
yang sama.
Ancaman ( Threats )
1. Inovasi pesaing
Seiring berjalannya waktu maka berkembang pula ide – ide yang dimiliki oleh
para pesaing. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh UD. Mitra Jaya agar produkya
tetap eksis dan mampu bersaing di pasar.
2. Selera konsumen yang berubah
Perubahan tren yang diminati pada waktu itu, misalnya pada tahun itu anak –
anak sangat menggemari acara Angrybird , maka semua produk yang bermotif
Angrybird laku di pasaran. Pada tahun berikutnya acara animasi tersebut telah
berganti menjadi Shaun The Sheep. Secara otomatis konsumen akan memilihkan
produk yang bermotif Shaun The Sheep untuk anak – anaknya.
3. Inflasi
Inflasi dapat menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, sehingga produsen enggan untuk meneruskan produksinya.
Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak
sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut
(biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
1.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah
masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
1.4 Analisis Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil identifikasi faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal
dengan analisa SWOT, maka didapatkan pengaruh antar variabel sangat signifikan
terhadap pencapaian misi organisasi dalam upaya melaksanakan kekuatan bersaingnya.
Selanjutnya untuk dapat mengetahui faktor nilai bobot masing-masing faktor dalam rangka
pencapaian faktor kunci keberhasilan mencapai misi diperlukan asumsi sebagai berikut:
1. Nilai Urgensi (NU)
Angka 5 : menyatakan sangat besar urgensinya
Angka 4 : menyatakan besar urgensinya
Angka 3 : menyatakan cukup besar urgensinya
Angka 2 : menyatakan kurang besar urgensinya
Angka 1 : menyatakan sangat kurang urgensinya
2. Nilai Dukungan (ND)
Angka 5 : menyatakan sangat besar dukungannya
Angka 4 : menyatakan besar dukungannya
Angka 3 : menyatakan cukup besar dukungannya
Angka 2 : menyatakan kurang besar dukungannya
Angka 1 : menyatakan sangat kurang dukungannya
3. Nilai Keterkaitan (NK)
Angka 5 : menyatakan sangat besar keterkaitannya
Angka 4 : menyatakan besarketerkaitannya
Angka 3 : menyatakan cukup besar keterkaitannya
Angka 2 : menyatakan kurang besar keterkaitannya
Angka 1 : menyatakan sangat kurang keterkaitannya
Angka 0 : menyatakan tidak ada keterkaitannya
Bobot Faktor (BF)
Besarnya bobot faktor oleh besar kecilnya tingkat urgensi faktor terhadap
pencapaian sasaran. Makin tinggi tingkat urgensinya, semakin tinggi nilai bobot
faktornya. Selanjutnya untuk memperoleh hasil akhir bobot faktor digunakan rumus
sebagai berikut:
Nilai Bobot Dukungan (NBD)
Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor
dengan Nilai Dukungan (ND), digunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Rata-rata Keterikatan (NRK)
Nilai Rata-rata Keterikatan adalah keterikatan tiap-tiap faktor terhadap
pencapaian misi yang ditetapkan. Nilai keterikatan diukur dengan skala 0 – 5. Setelah
nilai keterikatan dijumlahkan TNK lalu dibagi N – 1 komponen untuk mendapatkan akhir
rata-rata, digunakan rumus sebagai berikut:
NTK
NRK = -------------------------
N - 1
NBD = BD X ND
NILAI URGENSI
BF = -------------------------------------------------- x 100%
Total Nilai Urgensi (Internal/Eksternal)
Nilai Bobot Kertikatan (NBK)
Nilai Bobot Keterikatan adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor dengan
Nilai Rata-rata Keterikatan, digunakan rumus sebagai berikut:
Total Nilai Bobot (TNB)
Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai
Bobot Keterkaitan, digunakan rumus sebagai berikut:
Setelah dilakukan analis multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka
diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal.
Total Nilai Bobot (TNB)
Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai
Bobot keterkaitan. Rumusan yang digunakan adalah :
TNB = NBD + NBK
Setelah dilakukan analisa multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka
diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal
Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan
Setelah dievaluasi faktor internal dan eksternal dengan diberikan prosentase dan
penilaian pada BF, ND, NBD, NK, NRK, NBK dan TNB seperti table diatas, maka
dapatlah ditentukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Faktor Kunci Keberhasilan
(FKK) dapat dipilih dari Total Nilai Bobot terbesar baik dari strength (S), weakness (W),
opportunity (O) dan threat (T). berdasarkan faktor analisis terhadap semua faktor internal
TNB = NBD + NBK
NBK = NRK X BF
dan eksternal dapat diketahui faktor kunci dari setiap kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) yang dilihat dari besarnya Total
Nilai Bobot.
Peta Posisi Kemampuan Organisasi
Pemetaan ini akan menentukan arah kebijakan suatu unit orgnisasi. Penentuan
arah kebijakan, yang berimplikasi pada program-program atau kegiatan-kegiatan
didasarkan pada “Trend” atau kecenderungan melihat Nilai Faktor Kunci Keberhasilan
(FKK). Penentuan FKK adalah sebagai berikut :
a. Dipilih berdasarkan TNB terbesar
b. Jika TNB sama dipilh BF terbesar
c. Jika BF sama, dipilih NBD terbesar
d. Jika NBD sama dipilih NBK rebesar
e. Kalau BK sama, maka terserah kepada peneliti yang menentukan
Adapun kemungkinan-kemungkinan arah kecenderungannya adalah sebagai berikut :
a. Berada pada kuadran satu I (SO)
Jika “Trend” nya mengarah kepada kuadran satu (Strength, Opportunity), maka pada
unit kerja ini berada pada posisi kebijakan “Ekspansi” artinya dengan segala daya
upaya dilakukan kegiatan atau uasaha secara maksimal dengan cara :
- Memanfaatkan : Strength (Kekuatan) dan
- Meraih : Opportunity (Peluang)
b. Berada pada Kuadran II (ST)
Jika “Trend” nya mengarah pada kuadran II (Strength, Threats), maka unit kerja ini
berada pada kebijakan “mobilisasi”. Artinya upaya-upaya yang dilakukan, cenderung
mengarah kepada intensifikasi usaha peningkatan kapasitas produksi/kualitas.
c. Berada pada kuadran III (WO)
Jika Trend nya mengarah pada Kuadran III (Weakness – opportunity) maka unit kerja
ini berada pada posisi kebijakan “investasi/divestasi” artinya jangan melakukan
gerakan/aktivitas yang akan menyebabkan hancurnya unit kerja.
d. Berada pada Kuadran IV (WT)
Apabila Trend nya mengarah pada kuadran IV (Weakness- Threats), maka unit kerja
ini berada pada posisi kebijakan “Difensif/Survival” artinya, upaya-upaya yang
dilakukan akan mengarah pada efisiensi usaha.
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan gambar peta posisi kemampuan organisasi
sebagai berikut :
Gambar.1
Posisi Kekuatan Organisasi
Kekuatan Besaing
Analisa SWOT dapat di gunakan pada kondisi kekuatan bersaing , seperti tabel berikut :
S
Kwadran II Kwadran I
( MOBILISASI ) (KEUNGGULAN KOMPERATIF)
T O
Kwadran IV Kwadran III
(DEFENSIF/SURVIVAL) (INVESTASI/DIVESTASI)
W
Tabel 1
Posisi Kekuatan Bersaing UD.Mitra Jaya Semarang
I . Kekuatan III . Peluang
1. Produk bervariasi
2. Manajemen tunggal
3. Spesialisasi tugas
1 Pasar terbuka Luas
2 Loyalitas pelanggan
3 Diversifikasi Usaha
II . Kelemahan IV . Ancaman
1. Lokasi usaha sempit
2. Kurangnya tenaga penjualan
3. Pembukuan kurang lengkap
1. Inovasi pesaing
2. Selera konsumen yang berubah
3. Inflasi
Kekuatan bersaing UD. MITRA JAYA dapat di analisis dari analisis Internal
(Strength/Kekuatan dan weakness / Kelemahan ) dan analisis Internal (Opportunity/Peluang dan
Treats/Ancaman)
Strength/Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada :
a. Produk bervariasi.
b. Manajemen tunggal.
c. Spesialisasi tugas.
Weakness/Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah :
a. Lokasi usaha sempit.
b. Kurang tenaga pemasaran.
c. Pembukuan belum lengkap.
Opportunity/Peluang
Peluang yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada :
a. Pasar yang terbuka luaas
b. Diversifikasi usaha
c. Pelanggan yang loyal.
Threats/Ancaman
Ancaman yang dimiliki UD.Mitra Jaya Semarang adalah :
a. Inovasi pesaing.
b. Selera konsumen yang berubah.
c. Inflasi
Untuk dapat melihat posisi kekuatan bersaing, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor
internal dan eksternal sebagaimana dapat dilihat pada tabel evaluasi faktor internal dan eksternal
di bawah ini:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I INTERNAL
Strengths (S)
1 Produk bervariasi 5 21,7 5 1,09 3 5 5 4 3 5 4 4 5 3 3 4 0,87 1,96 I
2 Manajemen tunggal 5 21,7 5 1,09 3 3 2 2 3 3 3 5 2 2 2 2,73 0,59 1,68 II
3 Spesialisasi tugas 5 21,7 4 0,87 5 3 5 2 3 2 2 3 0 2 0 2,45 0,53 1,40
5,04
Weaknesses (W)
4 Lokasi produksi sempit 5 21,7 3 0,65 5 2 5 2 0 0 0 4 0 0 0 1,64 0,36 1,0 I
5 kurangnya tenaga penjual 2 8,7 4 0,35 4 2 2 2 0 3 0 4 4 1 2 2,18 0,19 0,54 II
6 pembukuan belum lengkap 1 4,35 3 0,13 3 3 3 0 0 1 1 1 0 0 0 1,09 0,05 0,18
23 1,72
II EKSTERNAL
Opportunities (O)
7 Pasar yang terbuka luas 5 21,7 4 0,87 5 3 2 0 3 1 1 3 3 3 3 2,45 0,53 1,40 I
8 Konsumen yang loyal 4 17,4 4 0,7 4 3 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0,17 0,87 II
9 Diversifikasi Usaha 3 13 4 0,52 4 5 3 4 4 1 3 0 2 2 1 2,64 0,34 0,87
3,14
Threats (T)
10 Inovasi oleh pesaing 5 21,7 4 0,87 5 2 0 0 4 0 3 0 2 3 2 1,91 0,42 1,28 I
11 Selera konsumen yg berubah 4 17,4 4 0,7 3 2 2 0 1 0 3 0 2 3 3 1,73 0,3 1,00 II
12 Inflasi 2 8,7 4 0,35 3 2 0 0 2 0 3 0 1 2 3 1,45 0,13 0,47
23 2,75
NILAI KETERIKATAN
NRK NBK TNB FKKNO FAKTOR INTERNAL/EKSTERNAL NU BF % ND NBD
Pada Analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diketahui bahwa kondisi internal
yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada kekuatan ( strength ) Nilai FKK ( Faktor Kunci
Keberhasilan ) pada strength dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Total Nilai Bobot Pada Kekuatan Kunci
NO Faktor TNB
1 Produk Bervariasi 1.96
2 Manajemen Tunggal 1.68
3 Spesialisasi tugas 1.40
5.04
Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya
memiliki keunggulan pada produk yang bervariasi dengan TNB sebesar 1,96 merupakan
faktor dominan dalam menentukan strategi bersaing. Sedangkan manajemen tunggal juga
merupakan kekuatan utama dalam strategi bersaing dengan TNB sebesar 1.68 yang
mencerminkan sebagai kekuatan utama lainnya dalam strategi bersaing.
Kondisi eksternal yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada peluang ( Opportunity
) . Nilai TNB pada peluang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4
Total Nilai Bobot Pada Peluang Kunci
NO Faktor TNB
1 Pasar yang terbuka luas
1.40
2 Konsumen yang loyal 0.87
3 Diversifikasi Usaha 0.87
3.14
Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya
memiliki prospek pasar yang terbuka luas dengan TNB sebesar 1.40 dan Diversifikasi Usaha
merupakan faktor yang dominan dalam menentukan strategi bersaing dengan TNB sebesar 0.87
mencerminkan sebagai peluang utama lainnya dalam strategi bersaing
Sedangkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada
pada kelemahan ( Weakness ) dan pada faktor Threat ( ancaman ) .Faktor kelemahan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Total Nilai Bobot Pada Kelemahan Kunci
NO Faktor TNB
1 Lokasi produksi sempit 1.00
2 Kurangnya tenaga penjual 0.54
3 Pembukuan belum lengkap 0.18
1.72
Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi produksi yang
sempit dengan TNB sebesar 1.00 dan kurangnya tenaga penjual dengan TNB sebesar 0.54
merupakan factor dominan yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi bersaing.
Kondisi eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada pada ancaman ( Threat ). Nilai
pada ancaman dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 5
Total Nilai Bobot Pada Ancaman Kunci
NO Faktor TNB
1 Inovasi oleh pesaing 1.28
2 Selera konsumen yg berubah 1.00
3 Inflasi 0.47
2.75
Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi yang dilakukan
oleh Pesaing sejenis dengan TNB sebesar 1.28 merupakan ancaman yang paling dominan dalam
menentukan strategi bersaing sedangkan faktor ancaman dominan lainnya adalah selera
konsumen yang berubah oleh suatu hal dengan TNB sebesar 1.00 .
Pembahasan
Melihat posisi kekeuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi S – W yang
bernilai (5.04 – 1.72 ) = 3,32 dan kondisi O – T yang bernilai ( 3.14 – 2,75 ) = 0,39. Dengan
demikian posisi kekuatan bersaing perusahaan kuadran I ( keunggulan kompetitif ) atau ada
strategi ekspansi. Kondisi kompetitif artinya bahwa perusahaan telah mampu mengelola semua
faktor – faktor produksi secara efisien . strategi yang perlu dilakukan adalah strategi Ekspansi
karena sudah mantapnya posisi bersaingnya yaitu adanya kekuatan ( S ) dan peluang ( O ) yang
merupakan kekuatan kunci.
Dengan demikian UD. Mitra Jaya yang berada pada kuadran I , menunjukan bahwa posisi
bersaing yang relatif tinggi , artinya sudah mampu mengatasi ancaman –ancaman dari
pesaingnya. Kuatnya daya saing dapat dilihat dari bervariasinya produk yang dihasilkan serta
manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun. di sisi lain dengan tetap masih
menjadi perusahaan yang memberikan peluang yang dapat di manfaatkan karena pasar yang
terbuka lebar . kekuatan bersaing secara lengkap dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Keterangan :
S – W yang bernilai (5,04 – 1.72 ) = 3,32
O – T yang bernilai ( 3,14 – 2,75 ) = 0,39
Maka interaksi yang terjadi adalah antara ( S- W ; O – T ) sebesar ( 3,32 ; 0,39 ) posisi kekuatan
bersaing perusahaan terdapat pada Kwadran I (Keunggulan Kompetitif) karena adanya kekuatan
dan peluang atau ada pada strategi ekspansi.
2. Strategi Bersaing Perusahaan
Setiap perusahaan harus mampu bersaing dipasar dalam upaya agar perusahaan dapat
bertahan hidup. Kemampuan perusahaan untuk bersaing tergantung bagaimana kemampuan
strategi yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan begitu, perusahaan perlu menerapkan
manajemen strategi dalam kelangsungan dan kegiatan usahannya. Persaingan di dunia usaha
sudah menjadi hal yang sangat wajar terjadi. Tanpa adanya pesaing usaha kita tidak akan
S
II I
6 s-o
Mobilitas (3,32 ; 0,39 )
"Arah Trend”
Keunggulan Komperatif
T 3 6 O
IV III
Defensif/Survival Investasi/Divestasi
W
berjalan dan berkembang persaingan dalam dunia usaha berkaitan dengan struktur ekonomi
yang mendasarinya dan berjalan diluar perilaku pesaing- pesaing yang ada. Keadaan
persaingan dalam suatu perusahaan tergantung dalam 5 kekuatan pokok yang meliputi :
f. Pendatang baru potensial
g. Kekuatan tawar menawar pemasok
h. Kekuatan tawar menawar pembeli
i. Ancaman produk/ jasa pengganti
j. Para pesaing itu sendiri.
Dari kelima kekuatan pokok dalam persaingan itu, UD.Mitra Jaya lebih menitikberatkan
pada poin ke tiga, yaitu kekuatan tawar menawar pembeli. Dalam hal ini pemilik usaha
membuat strategi dengan cara menaikkan harga, tetapi masih dalam harga yang masih
standar. Strategi ini dilakukan untuk mengantisipasi pembeli yang selalu berusaha untuk
menawar harga barang yang dijual. Sehingga perusahaan tetap memperoleh keuntungan
meski sudah terjadi proses tawar menawar.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Studi Kelayakan Bisnis yang kami lakukan di UD. Mitra Jaya beberapa
minggu ini. Selain mendapatkan data yang valid sebagai materi untuk memenuhi tugas
kuliah, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang keunggulan bersaing yang dimiliki oleh
UD.Mitra Jaya sehingga bisa bertahan dalam persaingan pasar yang sangat ketat pada saat
ini serta kelemahan – kelemahan yang harus diatasi agar dapat mengembangkan usaha
menjadi lebih besar.
Berikut ini adalah beberapa kekuatan dan kelemahan yang kami lihat pada UD. Mitra Jaya,
dapat disimpulkan :
1.1 Kekuatan
Produk bervariasi
Berbagai jenis produk yang dimiliki merupakan kekuatan utama yang ditawarkan oleh
UD.Mitra Jaya. Hal ini juga didukung oleh kualitas produk yang baik serta harga yang
bias bersaing di pasaran.
Manajemen tunggal
Semua kegiatan dalam usaha ini dilakukan atau dikendalikan oleh 1 orang yaitu
pemilik usaha itu sendiri. Mulai dari pemesanan bahan baku, memimpin kegiatan
produksi, mencatat administrasi keuangan sampai yang terakhir adalah pendistribusian
atau pemasaran produk ke pelanggan. Dengan keadaan seperti ini, maka pemilik usaha
dapat dengan cepat untuk mengambil sebuah keputusan bila ada masalah yang
menggangu kegiatan usaha iniserta rahasia perusahaanpun akan ikut terjamin.
Spesialisasi tugas
UD. Mitra Jaya menerapkan spesialisasi tugas pada bagian produksinya sehingga
setiap karyawan dapat focus pada tugas pekerjaan masing – masing dan dapat
memenuhi pesanan dengan tepat waktu.
1.2 Kelemahan
Lokasi usaha sempit
Lokasi usaha yang sempit membuat kegiatan produksi sedikit terganggu. Hal ini
dikarenakan ruangan yang sempit itu harus digunakan juga untuk meletakkan
persediaan produk – produk yang sudah jadi.
Kurang tenaga pemasaran
Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses
pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan.
Pembukuan kurang lengkap
Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan laporan
keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi.
Dilihat dari Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) maka posisi perusahaan berada pada kuadran I
(Strength – Opportunity) yang berarti perusahaan berada pada kondisi keunggulan komperatif
atau strategi yang dilakukan adalah strategi eksplansi. Kondisi tersebut terlihat dari posisi
kekuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi.
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Keterangan :
Melihat kondisi perusahaan ini tiap tahunnya mengalami kenaikan sekitar 10 %. Maka bisa
dikatakan perusahaan ini kedepannya dapat bersaing bahkan bisa menguasai pangsa pasar.
2. Saran
Untuk mempertahankan yang ada pada UD. Mitra Jaya bisa mengatasi kelemahan kuncinya
yaitu berupa faktor :
2.1 Manajemen yang belum terstruktur dalam organisasi.
Apabila manajemen yang terstruktur bisa menjadi pedoman untuk kelangsungan
kedapannya. Staf keuangan yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan ini untuk
mengahandle dan mendata keuangan perusahaan ini agar tidak sembrawut lagi.
2.2 Sumber daya manusia harus dikembangkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan
penambahan pendidikan dibidang design sehingga apa yang dibutuhkan konsumen
sesuai dengan perkembangan yang ada. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan
karyawan bisa memenuhi permintaan konsumen dan design tidak sepenuhnya dipegang
oleh pemimpin. Penambahan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen yang
tiap tahun semakin meningkat.
2.3 Untuk meningkatkan profit margin perlu dilakukan promosi dan peningkatan penjualan
dengan menambah selebaran, iklan dan mengikuti berbagai pameran yang diadakan oleh
pemerintah atau swasta.
Dengan demikian UD. Mitra Jaya memiliki peluang ke depan untuk terus berkembang, oleh
karena itu UD. Mitra Jaya perlu terus meningkatkan sarana dan prasarana penunjang seperti
mesin jahit modern sehingga berproduksi lebih cepat dan bisa menghasilkan produksi yang
lebih banyak. Design atau motif yang lebih bervariasi dan lebih modern atau sesuai dengan
keinginan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Kwik Kian Gie, 1997. “Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis dan Manajemen”. Jakarta
Kotler, 2002. “Organisasi harus melakukan usaha penjulan dan promosi yang agresif”
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Review Hasil Presentasi
LAPORAN PENJUALAN
HISTORY PENJUALAN TAHUN 2011
No Nama Produk
Harga
Satuan
Kuantitas Total
1 Bantal SK Polos Rp21.000 2133 Rp44.793.000
Bantal SK Motif Rp24.000 2067 Rp49.608.000
Bantal Putri polos Rp30.000 3029 Rp90.870.000
Bantal Putri Motif Rp35.000 2765 Rp96.775.000
Bantal Platinum Rp45.000 1995 Rp89.775.000
Bantal Cinta Polos Rp37.500 2445 Rp91.687.500
Bantal Cinta motif Rp45.000 3215 Rp144.675.000
Bantal Santai Rp45.000 2335 Rp105.075.000
Bantal Kursi Polos Rp45.000 967 Rp43.515.000
Bantal Kursi Motif Rp60.000 975 Rp58.500.000
Bantal Imut + sarung Rp30.000 1285 Rp38.550.000
Rp853.823.500
2 Guling SK Polos Rp22.000 1668 Rp36.696.000
Guling SK Motif Rp25.000 1520 Rp38.000.000
Guling Putri Polos Rp31.000 2019 Rp62.589.000
Guling putri Motif Rp35.000 1725 Rp60.375.000
Guling Platinum Rp47.000 1407 Rp66.129.000
Rp263.789.000
3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 509 Rp89.075.000
kasur Lipat 1.2m Rp225.000 338 Rp76.050.000
Kasur Gulung Rp155.000 299 Rp46.345.000
Kasur Bayi Rp115.000 125 Rp14.375.000
Rp225.845.000
Total 32821 Rp1.343.457.500
HISTORY PENJUALAN TAHUN 2012
No Nama Produk
Harga
Satuan
Kuantitas Total
1 Bantal SK Polos Rp21.000 2245 Rp47.145.000
Bantal SK Motif Rp24.000 2139 Rp51.336.000
Bantal Putri polos Rp30.000 3175 Rp95.250.000
Bantal Putri Motif Rp35.000 2970 Rp103.950.000
Bantal Platinum Rp45.000 2160 Rp97.200.000
Bantal Cinta Polos Rp37.500 2624 Rp98.400.000
Bantal Cinta motif Rp45.000 3525 Rp158.625.000
Bantal Santai Rp45.000 2635 Rp118.575.000
Bantal Kursi Polos Rp45.000 1002 Rp45.090.000
Bantal Kursi Motif Rp60.000 1040 Rp62.400.000
Bantal Imut + sarung Rp30.000 1595 Rp47.850.000
Rp925.821.000
2 Guling SK Polos Rp22.000 1873 Rp41.206.000
Guling SK Motif Rp25.000 1821 Rp45.525.000
Guling Putri Polos Rp31.000 2155 Rp66.805.000
Guling putri Motif Rp35.000 1961 Rp68.635.000
Guling Platinum Rp47.000 1563 Rp73.461.000
Rp295.632.000
3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 664 Rp116.200.000
kasur Lipat 1.2m Rp225.000 486 Rp109.350.000
Kasur Gulung Rp155.000 332 Rp51.460.000
Kasur Bayi Rp115.000 138 Rp15.870.000
Rp292.880.000
Total 36103 Rp1.514.333.000
LAPORAN RUGI/LABA
LAPORAN RUGI/LABA
No Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012
1 Hasil Penjualan
Bantal 853.823.500 925.821.000
Guling 263.789.000 295.632.000
Kasur 225.845.000 292.880.000
Total Hasil Penjualan 1.343.457.500 1.514.333.000
2 Biaya Pokok Penjualan
Biaya Bahan Baku 637.834.500 708.705.000
Biaya listrik 5.832.000 6.480.000
Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000
Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800
Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000
Biaya Perjalanan 7.565.000 8.640.000
Tot B.Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800
Laba Kotor (1-2) 605.055.200 703.337.200
3 Biaya Usaha
Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000
Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500
Biaya ATK 725.000 856.000
Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000
Biaya Premi JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000
Biaya THR 8.064.000 8.064.000
Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000
Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000
Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000
Total Biaya Usaha 133.607.500 133.738.500
4 Laba Usaha (2-3) 471.447.700 569.598.700
5 Laba Sebelum Pajak 471.447.700 569.598.700
6 Pajak ( 15 % ) 70.717.155 85.439.805
7 Laba Bersih (5-6) 400.730.545 484.158.895
LAPORAN ARUS KAS
No Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012
1 Saldo Awal Kas 275.662.845
2 Arus Kas Masuk
1. Kas Hasil Penjualan 1.343.457.500 1.514.333.000
2. Piutang - -
Total Arus Kas Masuk 1.343.457.500 1.514.333.000
3 Arus Kas Keluar
1. Investasi 258.675.200 298.545.325
2.Biaya Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800
3.Pajak 70.717.155 85.439.805
Total Arus Kas Keluar 1.067.794.655 1.194.980.930
4 Kas Netto (2-3)
Surplus / Devisit 275.662.845 319.352.070
5 Saldo Kas Akhir 275.662.845 319.352.070
NERACA
A KELOPMPOK HARTA Tahun 2011 Tahun 2012
1 Harta Lancar
1. Kas 275.662.845 319.352.070
Total Harta Lancar 275.662.845 319.352.070
2 Harta Tetap
1. Mesin / Peralatan 13.000.000 14.000.000
2. Bangunan 250.000.000 250.000.000
Total Harta 263.000.000 264.000.000
3. Akumulasi penyusutan 4.750.000 4.750.000
Nilai buku harga tetap 258.250.000 259.250.000
3 Harta Tak Berwujud
1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000
Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 542.262.845 586.952.070
B KELOMPOK HUTANG DAN
MODAL
1 Hutang Lancar
1. Hutang Dagang - -
2. Kredit Modal - -
Total hutang Lancar - -
2 Hutang Jangka Panjang
1. Kredit Investasi - -
Total Hutang Jangka Panjang - -
3 Modal
1. Modal Sendiri 340.000.000 390.000.000
2. Laba ditahan ( Periode lalu) - -
3. Laba Periode Berjalan 202.262.845 196.952.070
Total Modal 542.262.845 586.952.070
Total Hutang & Modal 542.262.845 586.952.070
( 1 + 2 + 3 )
Proses produksi UD. Mitra Jaya :
Memotong pola kain
Menjahit
Proses memasukan dakron
Proses pengepakan
Gudang penyimpanan dakron UD. Mitra Jaya
Barang produksi UD. Mitra Jaya berupa :
bantal biasa polos, motif, bantal cinta, guling polos dan motif , kasur lipat dan kasur gulung.
Outlet toko UD. Mitra Jaya.
“ Putri Collection” JL. Genuk Krajan
Lapak di Stadion setiap minggu pagi.
Pameran yang diadakan DESPERINDAG di Plasa Simpanglima dan DP.Mall
BISNISBANTAL
BISNISBANTAL
BISNISBANTAL
BISNISBANTAL
BISNISBANTAL
BISNISBANTAL

Contenu connexe

Tendances

Laporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknisLaporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknisMokh Afifuddin
 
Contoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemContoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemyussiwi purwitasari
 
Contoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriContoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriSiti Anisyah
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualArif Rahman
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanZakiyul Mu'min
 
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYAPutri Sanuria
 
Linear programming
Linear programmingLinear programming
Linear programmingAfdan Rojabi
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiaermawidiana
 
Kelompok 1 strategi operasi jasa
Kelompok 1 strategi operasi jasaKelompok 1 strategi operasi jasa
Kelompok 1 strategi operasi jasanuru atika
 
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]IAARD/Bogor, Indonesia
 
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)M Abdul Aziz
 
Keputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoKeputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoAbu Tholib
 
Kuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosenKuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosenAliTutupohoS
 

Tendances (20)

Manajemen Dana Bank
Manajemen Dana BankManajemen Dana Bank
Manajemen Dana Bank
 
Metode stepping stone
Metode stepping stoneMetode stepping stone
Metode stepping stone
 
Laporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknisLaporan kegiatan magang teknis
Laporan kegiatan magang teknis
 
Contoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemContoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistem
 
Contoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diriContoh makalah pengembangan diri
Contoh makalah pengembangan diri
 
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libreMakalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan Konseptual
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaan
 
Model dan Simulasi
Model dan SimulasiModel dan Simulasi
Model dan Simulasi
 
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
 
Linear programming
Linear programmingLinear programming
Linear programming
 
Product Development Indomie
Product Development IndomieProduct Development Indomie
Product Development Indomie
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Kelompok 1 strategi operasi jasa
Kelompok 1 strategi operasi jasaKelompok 1 strategi operasi jasa
Kelompok 1 strategi operasi jasa
 
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
Analisis rantai pasok kedelai [compatibility mode]
 
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
Analisis Manajemen Pemasaran pada PT Toyota Astra Motor (Makalah)
 
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika BisnisPrinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
Prinsip-Prinsip Etika Bisnis - Etika Bisnis
 
Keputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan RisikoKeputusan Dalam keadaan Risiko
Keputusan Dalam keadaan Risiko
 
Sistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaranSistem informasi pemasaran
Sistem informasi pemasaran
 
Kuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosenKuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosen
 

En vedette

Proposal sarung bantal kursi bermotif hias aceh
Proposal sarung bantal kursi bermotif hias acehProposal sarung bantal kursi bermotif hias aceh
Proposal sarung bantal kursi bermotif hias acehMuhammad Maulana
 
Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)
Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)
Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)audrideliana
 
MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...
MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...
MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...Noverino Rifai
 
Analisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar Industri
Analisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar IndustriAnalisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar Industri
Analisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar IndustriMarsha Amalia Putri
 
Hpp dan laporan keuangan p.dagang.pdf
Hpp dan laporan keuangan p.dagang.pdfHpp dan laporan keuangan p.dagang.pdf
Hpp dan laporan keuangan p.dagang.pdfDeby Andriana
 
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of MaterialTugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of MaterialVicky Fakhrurrazi
 
25 d menulis_surat_niaga
25 d menulis_surat_niaga25 d menulis_surat_niaga
25 d menulis_surat_niagakupangkarang
 
Reka bentuk dan penghasilan projek
Reka bentuk dan penghasilan projekReka bentuk dan penghasilan projek
Reka bentuk dan penghasilan projekKhb Ert
 
Bab 5 gerudi dan mesin gerudi
Bab 5 gerudi dan mesin gerudiBab 5 gerudi dan mesin gerudi
Bab 5 gerudi dan mesin gerudihasnul73
 
Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3
Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3
Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3norarbaayahramli
 
KHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka Bentuk
KHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka BentukKHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka Bentuk
KHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka BentukZasni @ Zaxx
 

En vedette (20)

Proposal sarung bantal kursi bermotif hias aceh
Proposal sarung bantal kursi bermotif hias acehProposal sarung bantal kursi bermotif hias aceh
Proposal sarung bantal kursi bermotif hias aceh
 
Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)
Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)
Aplikasi pemesanan sprei berbasis web (audri deliana 6701140271)
 
CV
CVCV
CV
 
laporan kku UD. Mitra Jaya
laporan kku UD. Mitra Jayalaporan kku UD. Mitra Jaya
laporan kku UD. Mitra Jaya
 
MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...
MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...
MM ITBK 2011-Manajemen Operasional-Membedah Operasional Bisnis Online-Rasya S...
 
Lap pemintalan
Lap pemintalanLap pemintalan
Lap pemintalan
 
laporan akhir magang
laporan akhir maganglaporan akhir magang
laporan akhir magang
 
Analisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar Industri
Analisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar IndustriAnalisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar Industri
Analisa Pabrik Plastik HD Putra berdasarkan Standar Industri
 
contoh surat peminjaman
contoh surat peminjamancontoh surat peminjaman
contoh surat peminjaman
 
Hpp dan laporan keuangan p.dagang.pdf
Hpp dan laporan keuangan p.dagang.pdfHpp dan laporan keuangan p.dagang.pdf
Hpp dan laporan keuangan p.dagang.pdf
 
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of MaterialTugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
 
25 d menulis_surat_niaga
25 d menulis_surat_niaga25 d menulis_surat_niaga
25 d menulis_surat_niaga
 
rekacipta
rekaciptarekacipta
rekacipta
 
Reka bentuk dan penghasilan projek
Reka bentuk dan penghasilan projekReka bentuk dan penghasilan projek
Reka bentuk dan penghasilan projek
 
Surat peminjaman alat
Surat peminjaman alatSurat peminjaman alat
Surat peminjaman alat
 
Bab 5 gerudi dan mesin gerudi
Bab 5 gerudi dan mesin gerudiBab 5 gerudi dan mesin gerudi
Bab 5 gerudi dan mesin gerudi
 
Reka cipta 1
Reka cipta 1Reka cipta 1
Reka cipta 1
 
1.1 pengenalpastian masalah
1.1 pengenalpastian masalah1.1 pengenalpastian masalah
1.1 pengenalpastian masalah
 
Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3
Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3
Modul Kemahiran Hidup Tingkatan 3
 
KHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka Bentuk
KHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka BentukKHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka Bentuk
KHB TING 2 - Bab 1.1 Faktor Reka Bentuk
 

Similaire à BISNISBANTAL

Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...Audria
 
Keusahawanan 2 produk dan marketing
Keusahawanan 2     produk dan marketingKeusahawanan 2     produk dan marketing
Keusahawanan 2 produk dan marketingAmiruddin Ahmad
 
Lirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
Lirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo NugrahaniLirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
Lirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo NugrahaniArma Setyo Nugrahani
 
Lirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptx
Lirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptxLirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptx
Lirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptxArma Setyo Nugrahani
 
Pertemuan 2 - Noble Purpose.pptx
Pertemuan 2 - Noble Purpose.pptxPertemuan 2 - Noble Purpose.pptx
Pertemuan 2 - Noble Purpose.pptxalifahidayati
 
Proposal Pendirian Usaha Distro
Proposal Pendirian Usaha DistroProposal Pendirian Usaha Distro
Proposal Pendirian Usaha DistroAi Roudatul
 
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptxDekiZulkarnain8
 
Bisnis Startup.docx
Bisnis Startup.docxBisnis Startup.docx
Bisnis Startup.docxtripplerrr10
 
UAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docx
UAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docxUAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docx
UAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docxADI FAISAL
 
PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...
PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...
PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...WafaelHusna
 
Proposal wirausaha
Proposal wirausahaProposal wirausaha
Proposal wirausahaameliadhebie
 

Similaire à BISNISBANTAL (20)

Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
Laporan Hasil Pelaksanaan Studi Lapangan ke Home Industri Keripik Apel dan Do...
 
Training gybi
Training gybiTraining gybi
Training gybi
 
Keusahawanan 2 produk dan marketing
Keusahawanan 2     produk dan marketingKeusahawanan 2     produk dan marketing
Keusahawanan 2 produk dan marketing
 
Presentasi Dasar dasar bisnis
Presentasi Dasar dasar bisnisPresentasi Dasar dasar bisnis
Presentasi Dasar dasar bisnis
 
Dasar dasar bisnis
Dasar dasar bisnisDasar dasar bisnis
Dasar dasar bisnis
 
Lirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
Lirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo NugrahaniLirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
Lirra Yuliana Putri (20) PKKWU ppt..pptx Guru Mapel : Arma Setyo Nugrahani
 
Lirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptx
Lirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptxLirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptx
Lirra Yuliana Putri (Karya Bimbingan Bu Arma Setyo Nugrahani ..pptx
 
Pertemuan 2 - Noble Purpose.pptx
Pertemuan 2 - Noble Purpose.pptxPertemuan 2 - Noble Purpose.pptx
Pertemuan 2 - Noble Purpose.pptx
 
Proposal Pendirian Usaha Distro
Proposal Pendirian Usaha DistroProposal Pendirian Usaha Distro
Proposal Pendirian Usaha Distro
 
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
01. KEWIRAUSAHAAN - MODUL I (PENDAHULUAN).pptx
 
Makalah kwu
Makalah kwuMakalah kwu
Makalah kwu
 
Bisnis Startup.docx
Bisnis Startup.docxBisnis Startup.docx
Bisnis Startup.docx
 
Pengantar Bisnis
Pengantar BisnisPengantar Bisnis
Pengantar Bisnis
 
UAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docx
UAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docxUAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docx
UAS KEWIRAUSAHAAN HERTIANA.docx
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...
PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...
PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM PERILAKU PENGUSAHA DAN DAMPAKNYA PADA KARAKTER KE...
 
PENGANTAR BISNIS
PENGANTAR BISNISPENGANTAR BISNIS
PENGANTAR BISNIS
 
BAB 3.pptx
BAB 3.pptxBAB 3.pptx
BAB 3.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Proposal wirausaha
Proposal wirausahaProposal wirausaha
Proposal wirausaha
 

BISNISBANTAL

  • 1. BAB I DASAR GAGASAN USAHA 1. Latar Belakang Di zaman yang modern ini sudah banyak sekali produk-produk inovasi dan kreatif beredar di lingkungan masyarakat, mulai dari perabotan rumah tangga sampai berbagai macam produk lainnya. Salah satunya adalah bantal, sejarah bantal pada awalnya sebagai tanda yang menunjukkan tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah dikenal oleh masyarakat Mesir kuno. Tetapi Sekarang sudah banyak produsen bantal yang membuat bantal yang beda dari yang lainnya. UD. Mitra Jaya adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan atau home industri barang dan pemasok (supplier) bantal, guling, sprei, bedcover dan kasur lipat di Semarang sejak tahun 1998 hingga sekarang. Dan UD. Mitra Jaya cukup berperan penting dalam membantu pertumbuhan ekonomi mikro, mengurangi angka pengangguran serta menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar UD. Mitra Jaya. Usaha ini memiliki sejarah yang begitu hebat, awalnya usaha yang didirikan oleh Pak Rino hanya menjualkan bermacam-macam jenis bantal dengan mengambil sampel bantal dari usaha lain, lalu dipasarkan ke masyarakat dengan metode keliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Hanya dengan modal usaha yang terbatas dengan menjual rumah dimulailah usaha batal, guling dan kasur lipat ini. Seiring dengan berjalannya waktu, melihat prospek pasar yang cukup baik akhirnya UD. Mitra Jaya mulai membuat sendiri produk bantal, guling dan kasur lipat dengan berbagai macam tipe bantal dengan kualitas yang bagus dan motif bantal yang sedang trend mampu bersaing dengan merk bantal yang sudah terkenal. Didukung dengan pengalaman yang sudah ada, tenaga kerja yang handal, para supplier dan peralatan yang cukup memadai sehingga UD. Mitra Jaya mampu berkarya dalam memberikan hasil yang terbaik untuk para customernya. Dan memperoleh omset perminggu hampir Rp. 20.000.000. (dua puluh juta) tergantung banyaknya permintaan customer terhadap barang produksi UD.Mitra Jaya. UD. Mitra Jaya berusaha memberikan produk yang terbaik kepada para customernya dengan mendengarkan dan melihat apa yang sedang diinginkan para customernya serta Memberikan pelayanan yang baik dan nyaman sehingga para
  • 2. customernya merasakan puas selama memakai produk yang dihasilkan. Dalam hal itu UD. Mitra Jaya pasti mempunyai beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi . 2. Visi dan Misi Perusahaan 2.1 Visi “Menjadi produsen bantal guling yang berkualitas di Jawa Tengah dengan tenaga kerja yang handal dan professional yang selalu mengutamakan kepuasan para pelanggan.” 2.2 Misi Menyerap tenaga kerja yang ada untuk memenuhi kepuasan customer dan mengasah keahlian yang dimiliki. Menumbuhkan jiwa berwirausaha kepada masyarakat setempat. Melakukan kerjasama yang baik kepada para customernya sehingga bisa saling menguntungkan . 3. Prospek Pasar Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan memiliki beberapa kota besar yang berpotensi bisnis dan perdagangan yang baik dengan tingkat pendapatan ekonomi yang tinggi. Kota Semarang pada khususnya dan wilayah Jawa Tengah serta Yogyakarta pada umumnya mempunyai peluang usaha yang besar dalam melakukan usaha bantal ini karena banyak konsumen yang berasal dari Golongan bawah menengah sampai menengah keatas menggunakan produk ini. Meskipun banyak sekali pesaing yang sama bermunculan dalam menggeluti usaha ini dengan yang menawarkan barang yang mempunyai kualitas yang berbeda. 4. ManfaatEkonomi Meningkatkan pendapatan usaha sehingga dapat memberikan dampak ekonomi di bidang usaha ini bagi lingkungan masyarakat sekitarnya. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi usaha. Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi usaha. Memberikan konstribusi kepada pemerintah Kota Semarang.
  • 4. BAB II PERMASALAHAN DI UNIT KKU 1. Permasalahan Ekonomi Makro Banyaknya tingkat pengangguran di sekitar tempat tinggal, mendorong UD. Mitra Jaya membangun sebuah usaha rumahan atau bisa disebut juga dengan home industry yang bertujuan untuk memberikan peluang kerja atau lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar. Mereka diberi pelatihan dan pengarahan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja. Dengan adanya hubungan timbal balik seperti itu kedua belah pihak bisa saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan tenaga kerja juga diuntungkan dengan adanya tempat usaha yang dekat dengan rumah tersebut dan apabila perusahaan dapat pesanan yang mendadak atau pesanan yang banyak, para pekerja bisa bekerja lembur. Munculnya pesaing yang sejenis dapat menghambat proses berkembangnya suatu usaha dan UD. Mitra Jaya mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi hal tersebut. Perusahaan mencoba mengikuti trend yang sedang berkembang sekarang ini. Misalnya saat ini yang sedang booming game Angry Bird, perusahaan berusaha mencari motif kain yang bergambar angry bird, jadi perusahaan bisa tetap bersaing dengan pesaing lain serta dapat memenuhi selera konsumen saat ini. 2. Permasalahan di perusahaan dan keorganisasian Sistem manajemen perusahaan UD. Mitra Jaya kurang baik, karenan kurang adanya peraturan- peraturan yang kurang jelas. Sistem manajemen berfungsi untuk memandu semua bagian agar mencapai apa yang diharapkan perusahaan ke depan. Panduan inilah yang menjadikan sebuah dasar dalam pelaksanaan operasional perusahaan, agar proses perencanaan, pelaksanaan di lapangan, evaluasi dapat dijalankan dengan baik. Sistem kekeluargaan diterapkan di UD. Mitra Jaya supaya keakraban terjalin atara pemimpin dan karyawannya sehingga tidak ada rasa canggung. Ketika bekerja pun bisa sedikit santai. Tapi ada sisi negatifnya yaitu kerja menjadi santai dan berangkat kerja menjadi sering telat. Sehingga pemimpin memberi kebijakan yang penting pekerjaan selesai sesuai target.
  • 5. Kurangnya tenaga kerja dalam proses pengiriman barang menjadi salah satu kendala yang sedang dihadapi UD.Mitra Jaya saat ini. Perusahaan merasa butuh tenaga kerja baru untuk proses pengiriman barang terhadap pemesan atau pelanggannya. Selama ini pemimpin yang terjun langsung di lapangan dalam proses pengiriman barangnya. Hal itu dilakukannya karena pemimpin trauma dengan salesnya, dulu pernah ditipu dan sering melakukan kecurangan. Yang seharusnya barang itu dikirim dengan jumlah barang sesuai permintaan tetapi sering terjadi selisih jumlah barang, padahal sebelum barang dikirim sudah di cek kembali jumlahnya oleh pemimpin, tetapi masih saja jumlah barangnya tidak sesuai dengan jumlah pesanan. Pemimpin mengira dengan cara beliau terjun langsung di lapangan dalam proses pengiriman barang hal tersebut akan lebih efektif karena tidak akan lagi ada kecurangan yang terjadi dan perusahaan tidak akan mengalami kerugian yang terlalu besar. Tetapi lama kelamaan cara itu dirasa sudah tidak efektif lagi. Malah menghambat proses pengiriman barang. Yang seharusnya dalam satu hari perusahaan dapat mengirim barang ke beberapa tempat order, dengan kurangnya tenaga kerja khusus pengiriman barang hal tersebut tidak dapat teratasi. Jika pemimpin sedang mengirim barang diluar kota, dan pada hari itu juga ada pemesanan barang yang harus dikirim saat itu juga, hal itu tidak dapat dilakukan pemimpin. Dengan begitu roses pengiriman barang jadi terhambat dan tidak efektif lagi. 3. Permasalahaan Dari Sisi Produksi Dalam usaha ini perusahaan memproduksi barang yang menjadi kebutuhan sekunder, bukan merupakan kebutuhan pokok, jadi perusahaan sering mengalami masalah dalam menjual produk. Proses itu menghambat usaha kita untuk maju. Banyak terdapat produk subtitusi seperti produk perusahaan. UD. Mitra Jaya berusaha mengurangi tekanan produk subtitusi dengan meningkatkan jenis produk, kualitas produk dan layanan sehingga tercipta brand image dan loyalitas pelanggan. Biasanya produk subtitusi akan terjadi jika perusahaan pesaing sudah dapat mengalahkan produk perusahaan UD. Mitra Jaya. Dan untuk memenangkan persaingan tersebut UD. Mitra Jaya harus memfokuskan produksi kepada kualitas produk yang benar – benar berkualitas dan unggul di pasaran.
  • 6. 4. Permasalahan dari Sisi Manajemen Keuangan UD. Mitra Jaya saat ini sedang mengalami permasalahaan dalam manajemen keuangan karena bagian keuangan perusahaan ini sudah risain atau mengundurkan diri. Dan perusahaan belum mendapatkan penganti baru di bagian keuangan. Dengan keberadaan mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Usaha di perusahaaan dapat sedikit membantu perusahaan dalam penyusuna laporan keuangan sekarang ini. Kenaikan bahan baku yang kadang sering terjadi, membuat perusahaan tidak semena-mena menaikkan harga jual produk tetapi perusahaan melakukan sedikit pengurangan jumlah produksinya. Sisi manajemen keuangan yang sedang menjadi kendala pada UD.Mitra Jaya adalah pemimpin sering mengunakan uang keuntungan dari usahanya untuk mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari keluarganya. Jadi sistem keuangan perusahaan dalam sisi pengeluarannya sering tidak efisien dan berantakan. Seharusnya pemimpin dapat membuat rincian penggajian untuk pribadi atau dirinya sendiri. Jadi keuntungan dari perusahaan dapat digunakan untuk kebutuhan perusahaan. 5. Permasalahan dari Sisi Pemasaran Permasalahan yang sering muncul di UKM yang perlu diperhatikan yaitu kemampuan pengusaha UKM mengakses pasar yang lebih luas. Dengan produksi yang cukup bagus bila pasar yang dijangkau terbatas maka tidak akan cukup menolong kelangsungan hidup UKM. Karena itu diperlukan langkah-langkah mengatasi masalah pemasaran UKM. Kendala yang dihadapi oleh UD. Mitra Jaya yaitu kesulitan mendapatkan suplai bahan baku berkualitas kontinyu, dan kurangnya pegawai dibidang pemasaran sehingga pemimpinnya terjun langsung dibagian pemasarannya. Hal ini terjadi karena pemilik usaha pernah mempunyai pengalaman buruk dengan pegawai dibagian pemasarannya (sales) yaitu pernah ditipu oleh pegawainya sendiri. Daripada merugi akhirnya diputuskan pemasaran juga pegang sendiri oleh pemiliknya. Solusinya yaitu melibatkan keluarga untuk ikut terjun langsung ke bagian pemasarannya. Dan melibatkan mitra usahanya dalam pesmasarannya. Dengan memberi bonus produk usahanya.
  • 7. BAB III ASPEK PEMASARAN 1. Gambaran Umum Pasar 1.1 Jenis produk yang dipasarkan UD. Mitra Jaya merupakan home industri yang menghasilkan barang jadi berupa bantal berbagai jenis seperti bantal kursi, bantal cinta, bantal imut, guling, kasur lipat dan kasur gulung dari berbagai ukuran dan kualitas. 1.2 Wilayah pemasaran Dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Purwokerto, Magelang dan Daerah Istimewa Jogjakarta. 2. Permintaan 2.1 Jumlah permintaan terhadap produk a. Sasaran konsumen Masyarakat menengah ke atas dan kebawah b. Jumlah konsumen. Jumlah konsumen yang memesan produk tersebut tidak bisa ditentukan setiap harinya mengingat barang yang dihasilkan bantal, guling, atau kasur yang bukan merupakan kebutuhan pokok. c. Jumlah kebutuhan. Relatif atau bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pemesanan. d. Total kebutuhan pertahun Tidak terbatas karena permintaan bantal, guling, atau kasur lipat selalu meningkat.
  • 8. 2.2 History dan Proyeksi Permintaan pertahun Tabel 3.1 History Permintaan No. Tahun Total Permintaan 1 2009 68.821 2 2010 76.467 3 2011 84.963 4 2012 94.403 Tabel 3.2 Proyeksi Permintaan No. Tahun Total Permintaan 1 2013 103.843 2 2014 114.227 3 2015 125.649 4 2016 138.213 Dilihat proyeksi permintaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sekitar 10% dikarenakan jumlah permintaan naik dan tingkat pendapatan juga naik serta diiringi dari UD. Mitra Jaya mengganti alat yg rusak dan menambah dengan alat yang baru sehingga dapat bekerja dengan optimal. 3. Penawaran UD. Mitra Jaya menawarkan produk pertahun didaerah kota Semarang dan beberapa kota lain di Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
  • 9. Tabel 3.3 History Penawaran No. Tahun Total Penawaran 1 2009 27.455 2 2010 30.271 3 2011 33.374 4 2012 36.564 Dilihat dari jumlah permintaan UD. Mitra Jaya berusaha memperbarui alat kerja atau mesin dan memperluas pangsa pasar tidak hanya di daerah kota Semarang dan wilayah sekitarnya saja melainkan ke kota – kota lainnya di Jawa Tengah agar dari tahun ke tahun UD. Mitra Jaya dapat berkembang dan maju. Tabel 3.4 Proyeksi Penawaran No. Tahun Proyeksi Penawaran 1 2013 40.220 2 2014 44.242 3 2015 48.666 4 2016 53.533 4. Penjualan dan Pangsa Pasar 4.1 Daerah Pemasaran Rencana dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Magelang, Purwokerto, dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
  • 10. Tabel 3.5 Proyeksi Penjualan No Tahun Kapasitas Rencana penjualan 1 2013 40.220 39.713 2 2014 44.242 43.684 3 2015 48.666 48.052 4 2016 53.533 52.857 4.2 Pangsa Pasar Pangsa pasar masyarakat dari segala lapisan menengah ke atas dan menengah ke bawah Tabel 3.6 Pangsa Pasar Tahun Permintaan Penawaran Peluang Pasar Rencana Penjualan Pangsa Pasar (1) (2) (3) (4 = 2-3) (5) (6 = 5/4x100%) 2013 103.843 40.220 63.623 39.713 62,4% 2014 114.227 44.242 69.985 43.684 62,4% 2015 125.649 48.666 76.983 48.052 62,4% 2016 138.213 53.533 84.680 52.857 62,4% 5. Pesaing Ada beberapa perusahaan yang menjadi pesaing UD. Mitra Jaya, yakni : Tabel 3.7 Pesaing UD. Mitra Jaya No Pesaing Kapasitas produksi 1. Gieldanza Collection 32.400 / tahun 2. Ananda Collection 26.300 / tahun 3. UD. Hartono 16.400 / tahun
  • 11. 5.1 Produk Pada umumnya perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa selalu berhadapan dengan pesaing. Di Semarang terdapat usaha sejenis baik industri menengah maupun industri kecil, dimana setiap usaha bantal, guling dan kasur lipat ini dapat menjaga kualitas, desain, jumlah produk yang diinginkan oleh konsumen. 5.2 Harga Dilihat dari segi harga sangat relatif karena terdiri dari beberapa usaha dagang yang mempunyai harga yang tidak sama, karena harga tergantung dari kualitas barang yang diproduksi, namun ada juga harga yang lebih murah dengan kualitas barang yang lebih rendah pula dan ada pula harga yang lebih tinggi dengan kualitas tinggi. Serta adanya harga yang tinggi dengan yang rendah. 5.3 Jalur Penjualan Jalur penjualan untuk tahun mendatang di UD. Mitra Jaya tiap tahun semakin berkembang di berbagai daerah di Semarang dan sekitarnya. Sedangkan untuk pengadaaan unit baru akan dilaksanakan di beberapa kota di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Tabel 3.8 Rencana Jalur Penjualan tahun mendatang No Tahun KOTA 1 2013 Wilayah Semarang, Ungaran dan Demak 2 2014 Kudus, Pati, Rembang, dan Jepara 3 2015 Batang, Pekalongan, dan Purwodadi 4 2016 Tahun 2016 diharapkan mencakup semua wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
  • 12. Jalur penjualan ada dua yaituV langsung kepada konsumen dan melalui agen atau pameran-pameran yang diadakan oleh instansi yang terkait. Dapat dilihat jalur distribusi di bawah ini : Tetapi jalurnya tidak selamanya seperti gambar diatas karena penjualan yang ada pada UD. Mitra Jaya sangat fleksibel karena banyak juga konsumen yang langsung membeli ketempat dimana barang itu diproduksi. 6. Analisis STP ( Segmentasi, Targeting dan Positioning ) dan Strategi Marketing Mix 6.1 Analisis Segmenting UD. Mitra Jaya membagi pasar menjadi beberapa segmen yaitu 6.1.1 Segmentasi Geografis Pemasaran bantal, guling, kasur ini menyebar di daerah Semarang dan sekitarnya, Daerah Istimewa Jogjakarta, Purwokerto, dan Malang. Penyebaran ini dilakukan oleh UD. Mitra Jaya ke Supermarket di kota tersebut. Atau mengikuti pameran UKM yang diadakan oleh Desperindag kota Semarang. 6.1.2 Segmentasi Demografis Pada dasarnya produk yang dihasilkan UD. Mitra Jaya mencakup ke semua kalangan dari kalangan bawah dan kalangan atas karena harga barang produksinya yang masih relatif terjangkau. Produsen Mitra Usaha Konsumen Outlet
  • 13. 6.1.3 Segmentasi Psikografis Dalam menganalisis pertumbuhan saat ini masyarakat semakin banyak yang melihat sebuah produk dari merknya. Padahal bukan jaminan juga, bisa saja merk yang tidak terkenal mempunyai kualitas barang yang sama dengan merk terkenal. Ini karena masyarakat sekarang lebih mengutamakan gengsinya terutama masyarakat kelas atas. 6.2 Analisis Targeting Dalam hal targeting UD. Mitra Jaya memfokuskan produknya kepada masyarakat yang membeli produk bantal guling dan kasur, dimana masyarakat tidak terlalu memperdulikan tentang prestige tetapi mereka lebih cenderung mementingkan masalah harga dan kepuasan dalam membeli sebuah produk. Oleh karena itu, produknya dijual di supermarket, outlet atau toko, pameran UKM dan di stadion saat minggu pagi. Sehingga diharapkan mampu menciptakan pelanggan yang loyal kepada UD. Mitra Jaya dikemudian hari dan menjadi pelanggan tetap. 6.3 Analisis Positioning Setelah proses targeting, maka langkah berikutnya adalah penetapan target pasar (positioning). Untuk positioning, UD. Mitra Jaya memposisikan dirinya sebagai produk yang mudah didapat dan dengan harga yang terjangkau. Penempatan produk dari UD. Mitra Jaya dibenak konsumen dibandingkan dengan pesaing menurut : 6.3.1 Kualitas Produk Kualitas produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya termasuk kualitas bagus karena menggunakan dakron dengan kualitas yang baik. Pengemasannya pun juga bagus menggunakan plastik mika yang tahan lama sehingga penampilan produk yang dihasilkan lebih terlihat menarik, awet dan tahan lama. 6.3.2 Harga UD. Mitra Jaya memberi harga yang mampu bersaing dengan para pesaingnya dengan kualitas produk yang lebih baik daripada pesaing. Kualitas produk yang baik dan
  • 14. harga yang terjangkau menurut konsumen dan para distributor, menjadi alasan utama mengapa loyalitas pelanggan terhadap UD. Mitra Jaya tetap terjaga. 6.3.4 Distribusi Dalam hal distribusi UD. Mitra Jaya memiliki sistem distribusi yang masih sangat sederhana. UD. Mitra jaya menyediakan potongan harga (diskon untuk disributor atau mitra usaha yang mengambil produk dalam jumlah banyak. 6.4 Strategi Marketing Mix Dalam menjalankan bisnis ini, UD. Mitra Jaya juga harus menerapkan strategi bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan marketing mix. Seperti yang telah kita ketahui dalam bauran pemasaran ada 4 unsur, yaitu : 6.4.1 Produk UD. Mitra Jaya membuat produk bantal, guling, kasur lipat yang modelnya sesuai trend saat ini dan sesuai dengan keinginan konsumen. Konsumen saat ini sangat menuntut produk yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau. UD. Mitra Jaya berusaha menyediakan produk seperti yang diharapkan oleh pelanggan dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas baik. 6.4.2 Harga Produk UD. Mitra Jaya menggunakan bahan baku yang berkualitas untuk memproduksi produknya, harga yang ditawarkan juga masih terjangkau sesuai dengan kualitas produk yang diberikan dibanding pesaing sejenis. 6.4.3 Jalur Penjualan Untuk mempermudah dan memperlancar dalam penjualan ke beberapa kota, perusahaan menggunakan armada sendiri. Jalur penjualan saat ini masih di supermarket, pusat perbelanjaan dan distributor bantal, guling, kasur meliputi wilayah Semarang dan sekitarnya, Daerah Istimewa Jogjakarta dan Purwokerto.
  • 15. 6.4.4 Promosi Promosi yang dilakukan UD. Mitra Jaya yaitu menjalin kerjasama yang baik dengan para mitra usahanya diberbagai kota dan terkadang mengikuti pameran UKM yang diadakan oleh Desperindag dan membuka stand di depan stadion Diponegoro pada minggu pagi atau menyewa stand di pusat perbelanjaan dan promosi dari mulut ke mulut dengan cara ini lebih efektif. Tujuan melakukan promosi untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan.
  • 16. BAB IV ASPEK MANAJEMEN OPERASI PRODUKSI Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil yang dikehendaki. Berikut ini, kami akan menyampaikan beberapa penjelasan mengenai produk yang dihasilkan dan proses produksi dalam manajemen operasi produksi UD. Mitra Jaya 1. Uraian produk No. Jenis Produk Macam Produk 1. Bantal Super King Polos Super King Motif Putri Polos Putri Motif Platinum Imut Cinta Polos Cinta Motif Santai Kursi Sepaket Polos Kursi Sepaket Motif 2. Guling Super King Polos Super King motif Putri Polos Putri motif Platinum 3. Kasur Kasur bayi Kasur busa 1 m Kasur busa 1,2 m Kasur gulung
  • 17. 2. Ciri-ciri produk. Dibanding bantal yang terbuat dari bahan kapuk atau busa, bantal Dacron atau silikon memiliki banyak kelebihan. Sebelum kami mengupas lebih jauh kelebihan bantal Dacron atau silikon , akan kami jelaskan dulu beberapa kekurangan dan kelebihan bantal yang berbahan kapuk dan busa. Bantal Kapuk Bantal dari bahan kapuk sudah sekian lama akrab dengan kita, seakrab kita dengan kasur yang berbahan dari kapuk. Umumnya kapuk yang digunakan berasal dari kapuk pohon randu. Pada awal pemakaian memang terasa nyaman, terasa adem (tidak panas). Tapi lama kelamaan kurang nyaman karena kelenturan (daya mengembang) kapuk berkurang seiring dengan semakin menumpuknya keringat, mungkin juga air liur yang menempel selama kita tidur. Dan repotnya bahan kapuk ini sulit dicuci, pada akhirnya untuk mengurangi kelembaban bantal kita harus menjemurnya. Menjemur hanya mengurangi kelembaban kapuk tapi tidak membersihkan dari kotoran. Pada akhirnya bantal ini kurang bagus bagi kesehatan kulit kepala dan kulit wajah kita. Bantal Busa Bantal busa biasanya terbuat dari bahan busa dan dicampur dengan bahan-bahan sisa potongan kain dan benang. Kelebihan bantal ini terletak pada harganya yang sangat murah karena bahannya juga sangat murah. Kekurangan bantal busa adalah terkesan keras & kurang nyaman buat kepala, karena permukaan bantal cenderung tidak rata. Belum lagi karena bahan busa, kain, dan benang tidak bisa menyerap keringat dengan baik, maka kesannya terasa panas (tidak adem). Bantal Silikon Bantal silikon terbuat dari bahan serat sintetis. Karena dari bahan sintetis, maka bantal Dacron atau silikon bisa dicuci, bisa dicuci langsung dengan sarungnya, atau isi silikonnya saja yang dicuci. Setelah dicuci & dijemur, bahan silikon tidak akan rusak, malah bisa mengembang lagi lebih maksimal.
  • 18. Jadi bantal ini sangat cocok dengan kita yang semakin peduli dengan kebersihan & kesehatan. Bahan silikon ini sebenarnya tidak jauh beda dengan bahan dakron yang sebelumnya kita kenal. Bedanya, kalau silikon itu seratnya lebih pendek & lebih halus. Sementara dakron memiliki serat lebih panjang & cenderung lebih kasar. Jadi sebenarnya, silicon itu adalah dakron yang kualitasnya paling baik. Kelebihan bantal silikon, dibandingkan bantal dari bahan lain (kapuk, dakron): a. Lebih Higienis Ditinjau dari segi kesehatan, bantal silikon lebih higienis, karena tidak berdebu, anti alergi. Untuk penderita asma malah disarankan memakai bantal silikon ini, dan tidak diperbolehkan memakai bantal dari bahan kapuk, karena dapat menimbulkan alergi. b. Lebih Nyaman Bantal silikon lebih empuk, bisa menyesuaikan tekstur kepala, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit di kepala maupun leher. c. Lebih Praktis Khusus bantal silikon, karena bahannya elastis, jadi bisa dipress (divakum). Ini memudahkan dalam proses pengiriman barang atau penyimpanan, karena lebih ringkas dan tidak makan tempat. d. Mudah Perawatannya Setelah lama dipakai, bantal akan kotor, menimbulkan bau tidak sedap karena keringat. Ini tidak masalah, karena bantal silikon bisa dicuci. 3. Kegunaan produk. Sebagai sarana untuk tidur Sebagai aksesoris furniture Sebagai aksesoris jog mobil
  • 19. 4. Layout fasilitas produksi. Keterangan : 1. Tempat pembuatan pola 2. Tempat persediaan barang jadi 3. Tempat menjahit 4. Tempat mengisi dakron 5. Tempat pengemasan 6. Tempat persediaan bahan baku 3 3 3 3 4 1 4 2 25 5 6 2 2
  • 20. 5. Skema / bagian alur proses produksi. Pemotongan Kain Sesuai Pola Membuat Pola Yang Diinginkan Proses Menjahit Kain Yang Sudah Siap Mengisi Dakron Menjahit Kembali Produk Yang Telah Terisi Oleh Dakron Pesanan Pengemasan Produk siap dipasarkan Pemesan Distributor
  • 21. 6. Utilitas / sarana.  Sebagai sarana produksi, perusahaan menggunakan peralatan sebagai berikut : No Alat Jumlah Harga Fungsi 1 Mesin jahit Typical 3 unit @ Rp 2.500.000 Untuk menjahit pola yang sudah jadiButterfly 1 unit @ Rp 500.000 2 Las listrik pres Besar 1 unit @ Rp 800.000 Untuk mengepres produk ke dalam plasticKecil 1 unit @ Rp 600.000 3 Timbangan 1 unit Rp 250.000 Untuk menimbang dakron 4 Gunting 5 unit All Rp 50.000 Untuk memotong  Sebagai sarana pemasaran dan distribusi, perusahaan menggunakan armada sebagai berikut : No Inventaris Jumlah Harga Fungsi 1 Daihatsu Xenia ’08 1 unit Rp 120.000.000 Sebagai sarana transportasi dan distribusi 2 Daihatsu ’93 1 unit Rp 15.000.000 3 Daihatsu Ezpas ’05 1 unit Rp 30.000.000 4 Sepeda motor 2 unit Rp 14.000.000 7. Bahan baku dan bahan pembantu Bahan baku Bahan pendukung Kain Tali raffia Dakron Plastik Perca Benang Busa Resleting
  • 22. 8. Proses produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan. Berikut ini adalah proses-proses produksi yang terjadi di UD. Mitra Jaya : 1. Membuat pola sesuai yang diinginkan 2. Memotong sesuai dengan pola 3. Menjahit 1. Menjahit kain sarung a) Membuat sarung bantal 1. Bikin pola sesuai gambar di bawah. Ukurannya sesuaikan dengan formula. 2. Ambil kain c, lipat ujung kiri-kanannya kemudian jahit. 3. Lipat sesuai garis merah, kemudian lipat lagi membentuk renda.
  • 23. 4. Jahit lipatan renda tersebut dengan jahitan tangan yang kasar. Lipatan jangan terlalu besar, atur jarak sedemikian rupa sehingga panjang pita sesudah dilipat menyusut setengahnya. 5. Letakkan pita renda tersebut diantara kedua kain a, atur seperti gambar di bawah. Lalu jahit gabungan ketiganya sesuai garis hijau sambil mengatur letak pita renda mengelilingi a. Warna biru menggambarkan arah renda diantara kain a. Warna hijau menunjukkan hasil jahitan. Perhatikan, bagian yg dijahit hanya pada 3 sisi kain a (perhatikan lg garis hijau), sehingga akan terdapat sisa pita renda. 6. Sisa pita renda tersebut jahit lagi ke sisi yg masih kosong, namun jahit dengan menempelkannya ke kain a yg atas. Sehingga jika jahitan benar, akan terbentuk sebuah kantun. 7. Ambil kain b, lipat ujung kiri-kanannya dan jahit supaya lipatan tidak terbuka. Kemudian lipat juga bagian atasnya, tempelkan ke bibir kantong melalui bagian dalam. Kain b ini untuk menutupi jahitan renda di bibir kantung supaya rapi. Lalu jahit mengelilingi bibir kantung sesuai garis hijau. Lipat juga bagian
  • 24. bawah kain b dan jahit sehingga rapi.Sarung bantal sudah jadi dan siap dihias jika suka. b) membuat sarung guling 1. Bikin pola dengan menyesuaikan dimensi guling. P (panjang) pada a adalah panjang guling sebenarnya, sedangkan L (lebar) pada a adalah lingkar guling. Pola b nanti akan digunakan sebagai hiasan renda, ukurannya sesuaikan dengan formula.
  • 25. 2. Ambil kain a, lipat a sesuai garis merah, jahit sisi-sisinya. 3. Lipat sisi kiri-kanan b, jahit 4. Tempelkan b ke bibir a sesuai gambar di bawah. Jahit b melingkar mengelilingi bibir a sesuai garis hijau. Lakukan juga pada bibir yang lain. 5. Balik hasil jahitan di atas, balik juga b sehingga b berada di muka. Lalu lipat masing-masing b ke arah dalam sesuai garis merah. Jahit sekitar 1-1,5 cm dari ujung bibir sesuai garis hijau. Lakukan juga pada kain b yang satunya.
  • 26. 6. Guling telah jadi, tinggal memasangkan tali. Ambil 2 buah tali/pita, masukkan ke lubang yang ditunjukkan oleh panah masing-masing ke lubang yang di atas dan di bawah. Dengan demikian sarung guling telah selesai dan siap dipergunakan. 7. Ini adalah foto sarung guling yang telah terpasang. Kalau dilihat dari ujung tampak cantik kan?
  • 27. 2. menjahit kain untuk bantal 3. mejahit kain untuk guling 4. menjahit kain untuk kasur 8. mengisikan dakron mengisi dakron untuk bantal mengisi dakron untuk guling mengisi dakron untuk kasur 9. menjahit kembali bantal, guling atau kasur yang telah terisi oleh dakron 10. pengemasan
  • 28. 9. Kendala dalam proses produksi Dalam setiap proses produksi tentu saja memiliki kendala masing-masing Berikut kendala – kendala yang ada dalam proses produksi yaitu: 1. Lokasi kecil Lokasi usaha masih jadi satu dengan tempat tinggal sehingga banyak ruangan yang terpakai untuk meletakkan barang – barang / bahan baku produksi dan tempat persediaan produk yang telah jadi. Hal ini diperparah dengan menumpuknya produk – produk yang telah jadi di tempat produksi sehingga setiap pagi karyawan harus mengeluarkan barang – barang tersebut dan tentu saja akan menimbulkan pemborosan waktu dan gerakan karyawan yang seharusnya tidak perlu untuk dilakukan. 2. Hujan deras Proses produksi dilakukan di teras rumah sehingga saat hujan deras angin dan air hujan masuk ke teras rumah sehingga menggangu proses produksi. 3. Listrik padam Mesin produksi utama sangat bergantung dengan energi listrik sehingga saat listrik padam proses produksi pun ikut terganggu. Pemilik usaha sudah mengantisipasinya dengan menyediakan Genset sebagai energi listrik alternatif, tapi sayangnya genset tersebut hanya mampu menghidupkan 2 mesin jahit saja dari 4 mesin jahit yang dimiliki. 4. Karyawan yang tidak hadir Usaha bantal guling ini menggunakan sistem spesialisasi job untuk para karyawannya. Maksudnya adalah setiap karyawan hanya fokus pada pekerjaannya masing – masing sehingga bila ada karyawan yang berhalangan untuk hadir maka proses produksi pasti akan terhambat. Sebagai langkah antisipasi mengenai hal tersebut pemilik usaha menempatkan lebih dari 1 karyawan dalam setiap bagian proses produksi.
  • 29. 5. Pasokan bahan baku Usaha ini memperoleh bahan baku dari 2 pabrik besar, biasanya kendala yang dihadapi adalah ketika stok persediaan bahan baku habis serta pasokan bahan baku yang datangnya terlambat. 10. Pemborosan Pemborosan adalah “segala sesuatu selain jumlah minimum peralatan, material, parts, ruang dan waktu pekerja yang benar-benar harus disediakan untuk menambah nilai pada produk.” Setiap waktu pabrik selalu berusaha untuk mencari cara bagaimana meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan atau inefisiensi yang terjadi pada proses bisnis sehari-hari di pabriknya tentunya sangatlah kontra-produktif dengan semangat tersebut. Karena itu setiap pabrik yang ingin maju haruslah mampu mengidentifikasi pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat didalamnya, untuk kemudian berusaha semaksimal mungkin mengeliminasinya. Selain dapat meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain pengurangan pemborosan antara lain mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi tingkat frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Jenis pemborosan- pemborosan itu adalah : 1. Produksi berlebih Produksi berlebih dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebih cepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya. Pemborosan ini disebabkan pembuatan produk lebih banyak jumlahnya dari jumlah yang dibutuhkan. Pada saat permintaan cenderung meningkat, efek dari pemborosan ini mungkin tidak terlihat, namun saat permintaan menurun, efek pemborosan ini berlipat ganda dan pabrik sering terjebak masalah dalam penyelesaian produk yang tidak terjual sebagai persediaan (stock) yang besar. Pemborosan ini akan menghabiskan bahan baku dan meningkatkan upah untuk pekerjaan yang tidak dibutuhkan, membuat persediaan yang tidak perlu yang butuh tambahan penanganan material, ruang penyimpanan dan yang lainnya.
  • 30. 2) Menunggu Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang atau sesuatu menunggu dengan diam dan tidak mengerjakan aktivitas apapun. atau Setiap saat waktu berjalan barang-barang tidak berpindah atau tidak diolah. Hal ini terjadi karena aliran material yang buruk, waktu pengolahan produksi yang terlalu lama, dan jarak antara proses kerja satu ke yang lainnya terlalu jauh. Penanganannya sebenarnya mudah yaitu menghubungkan antar proses agar pasokan secara langsung dipakai ke dalam proses berikutnya. Penyebab lainnya adalah habisnya stok bahan baku dan terlambatnya pasokan bahan baku sehingga produktifitas karyawan terganggu dan kapasitas produksi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Contohnya adalah proses produksi pada : Waktu produksi Hasil produksi Jenis Jumlah Senin, 18 Juni 2012 - Guling putri - Guling super king - 7 buah - 4 buah Rabu, 17 Oktober 2012 - Bantal cinta - Bantal kursi - Guling putri - Kasur gulung - 5 buah - 8 set - 5 buah - 4 buah 3) Memindahkan – Transporting Memindahkan atau mengangkut produk dari proses ke proses adalah kegiatan yang tidak menambahkan nilai ke dalam produk. Pergerakan yang berlebihan dan penanganan yang berlebihan bisa menimbulkan kerusakan serta kemungkinan mengakibatkan turunnya mutu produk.
  • 31. 4) Proses – Processing Metode proses produksi itu sendiri bisa jadi merupakan sumber masalah yang menghasilkan pemborosan. Langsung saja kami berikan contohnya, pada proses pengemasan bantal atau guling jenis platinum seketika itu juga harus memasukkan label merk ke dalamnya. Tetapi kenyataannya sablonan label bermerk itu harus dipotong terlebih dahulu agar bisa masuk dalam kemasan bantal atau guling. 5) Persediaan – Inventory Seperti yang telah dibahas di atas sehubungan dengan pemborosan kelebihan produksi, persediaan yang berlebihan juga meningkatkan biaya produksi. Persediaan ini membutuhkan tambahan dalam penanganan, ruangan, dan lainnya. Barang berlebihan dalam proses adalah akibat dari produksi yang berlebihan dan menunggu. Kelebihan persediaan cenderung menyembunyikan masalah di dalam pabrik yang seharusnya bisa dikenali dan diperbaiki untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Bertambahnya persediaan akan menyebabkan meningkatnya lead-time, menghabiskan luas lantai produktif, tertundanya identifikasi masalah, dan menghalangi komunikasi. Masalah-masalah yang berhubungan dengan persediaan itu seharusnya tidak perlu, maka harus mencoba untuk mengurangi tingkat persediaan yang ada, Membuang material yang sudah tidak terpakai serta pengorganisasian tempat penyimpanan atau area kerja. Solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut : 1. Diusahakan tidak memasukkan bahan baku atau material dalam jumlah yang besar ke dalam pabrik. Solusinya adalah dengan cara pengiriman dicicil. 2. Tidak memproduksi barang yang tidak diinginkan oleh proses berikutnya. 3. Membuat produk dalam lot-lot yang kecil sehingga jika suatu saat terdapat perubahan plan yang mendadak tidak menimbulkan loss yang besar. 4. Dengan mulai mengurangi tingkat persediaan, maka dengan mudah akan menemukan lebih banyak masalah-masalah yang harus diarahkan sebelum tingkat persediaan dikurangi lebih jauh.
  • 32. 5. Mengurangi persediaan akan menciptakan aliran langsung dari proses ke proses yang akan menghemat biaya. 6) Gerakan – Motion Dari pengembangan definisi pemborosan di atas adalah “apapun yang dikeluarkan tetapi tidak menambah nilai pada produk sedapat mungkin harus dihilangkan”. Hal yang harus ditanamkan adalah “bergerak” tidaklah sama dengan “bekerja”. “Bergerak ” tidak otomatis menambah nilai pada produk. Pergerakan tangan, kaki, dan tubuh karyawan tidak selalu menambah nilai pada produk. banyak contoh-contoh dari jenis pemborosan ini. Misalnya, setiap pagi sebelum para karyawan memulai proses produksi. Mereka harus memindahkan produk – produk yang telah menutupi area produksi. Hal ini terjadi karena jumlah produksi yang sangat banyak sedangkan lokasi produksinya kecil. 7) Cacat – Defects Pada saat terjadi cacat produk, karyawan pada proses berikutnya akan menciptakan pemborosan dengan menunggu serta menambah biaya pada produk. Lebih jauh lagi diperlukan kerja ulang terhadap produk atau bahkan produk rusak dan harus dibongkar. Jika cacat terjadi pada proses pemasangan, diperlukan tambahan karyawan untuk membongkarnya kembali dan tambahan komponen untuk mengganti yang rusak. Misalnya beberapa cacat produk yang kami temukan dan harus diperbaiki pada bulan Juli 2012 adalah : Perbaikan Jumlah Bantal Cinta Motif 4 buah Guling Putri 3 buah Bantal Cinta Polos 2 buah
  • 33. Untuk mengatasi masalah ini, harus dibuat sistem yang bisa mengidentifikasi cacat atau kondisi yang dapat mengetahui kerusakan sehingga siapa saja yang ada di tempat itu dapat melakukan tindakan dengan segera. Tanpa sistem itu maka akan banyak rugi waktu. Pemborosan cacat dan produk gagal ini berdampak langsung kepada kelangsungan hidup suatu usaha dimana produk cacat mengakibatkan kerja ulang atau bahkan harus dibuang (scrap). 6. Kapasitas dan data produksi. No Nama Produk Jumlah 1 Bantal Cinta Polos 1.836 item Bantal Cinta Motif 1.680 item Bantal Super King Polos 2.516 item Bantal Super King Motif 2.347 item Bantal Platinum 1.986 item Bantal Kursi Polos 986 item Bantal Kursi Motif 1.356 item Bantal Santai 1.693 item Bantal Putri Polos 4.335 item Bantal Putri Motif 3.600 item Bantal Imut 1.673 item 2 Guling Putri Polos 2.564 item Guling Putri Motif 2.412 item Guling Super King Polos 1.961 item Guling Super King Motif 1.984 item Guling Platinum 1.685 item 3 Kasur Bayi 235 item Kasur Lipat 1M 689 item Kasur Lipat 1,2M 565 item Kasur Gulung 461 item Total kapasitas produksi dalam 1 tahun 36.564 item
  • 34. History dan Proyeksi Produksi No Tahun Jumlah produksi 1 2012 36.564 item 2 2013 40.220 item 3 2014 44.242 item 4 2015 47.666 item 5 2016 53.533 Item 11. Manajemen persediaan bahan baku dan barang jadi. Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang – barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang – barang yang akan dijual. Persediaan yang efektif adalah persediaan yang seimbang, yaitu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Persediaan yang terlalu rendah akan menimbulkan kekecewaan konsumen, sebaliknya persediaan yang terlalu tinggi akan menyebabkan biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan akan melambung. Untuk itu, manajemen persediaan harus berusaha untuk menjaga keseimbangan persediaan, karena itu merupakan kunci keberhasilan operasi. Salah satu kelemahan dari UKM adalah mereka masih menggunakan manajemen yang sederhana. Begitu pula, usaha produksi bantal guling yang kami teliti. Pemilik usaha memproduksi barang berdasarkan pesanan dan bila belum ada pesanan, pemilik memutuskan untuk memproduksi barang sesuai dengan apa yang ada gudang persediaan. Sehingga akan menimbulkan stok yang berlebih.
  • 35. 12. Limbah Limbah sisa produksi yang dihasilkan oleh usaha ini tidak mengganggu lingkungan sekitar. Hal ini karena semua sisa-sisa produksi baik sisa kain maupun sisa plastic untuk mengemas barang dikumpulkan dan dijual kiloan ke pengepul kain dan plastik.
  • 36. BAB V ORGANISASI DAN PERSONALIA 1. Data Administrasi Umum 1. Nama Usaha : UD.MITRA JAYA 2. Kualifikasi Lapangan Usaha : Pemasok dan Perajin Bantal 3. Kualifikasi Produk Usaha : Bantal 4. Nama Pengelola : Pringgo Sutjahyo Tunggalrino 5. Nama dan Tempat Usaha : Jl. Genuk Krajan Gg. 7 No.16 Rt.03 Rw.04. Semarang 6. Bentuk Badan Usaha : Perseorangan 7. Tahun Berdiri : 1998 2. Bagan / Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam setiap perusahaan berbeda-beda semua itu bergantung pada budaya dan jenis usaha yang mereka bentuk. Struktur organisasi yang ada dalam usaha “UD.Mitra Jaya” adalah organisasi lini. Pada struktur organisasi lini ini, wewenang atau kendalinya dari atasan disalurkan secara vertikal ke bawahan. Sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung ditujukan kepada atasan yang member perintah. Keuntungan dari struktur organisasi lini adalalh kesatuan perintahnya terjamin, pembagian kerja bagi setiap karyawannya jelas dan mudah dilaksanakan, keuntungan lainnya organisasi ini bergantung pada satu pimpinan. Adapun struktur organisasi dalam “ UD. Mitra Jaya” dapat digambarkan sebagai berikut : PIMPINAN BAGIAN PRODUKSI BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN BAGIAN PEMASARAN
  • 37. 3. Jumlah Personalia Dan Uraian Tugas 3.1 Jumlah Personalia Jumlah karyawan yang ada di UD. MITRA JAYA terdiri dari : a. Pemimpin sekaligus pemilik 1 (satu) orang b. Bagian Pemasaran 2 (dua) orang c. Bagian Produksi 6 (enam) orang d. Administrasi dan keuangan 1 (satu) orang 3.2 Uraian Tugas Uraian tugas dari struktur organisasi UD. MITRA JAYA, adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan Merupakan pemimpin tertinggi di perusahaan, sebagai pemilik perusahaan. Tugasnya adalah : Mengawasi dan mengontrol semua kegiatan pada UD. MITRA JAYA. Bertanggungjawab atas segala aktivitas di perusahaan. Memberikan motivasi dan pengarahan kepada semua karyawannya. Mengelola dan meningkatkan kegiatan usaha. Mengkoordinir secara baik antara semua bawahan yang ada dalam melaksanakan aktivitas perusahaan. Menetapkan atau menentukan kebijaksanaan secara menyeluruh dan merencanakan aktivitas perusahaan yang harus dilaksanakan. 2. Pemasaran Merupakan seseorang yang berperan dalam penjualan produk. Tugasnya adalah : Memasarkan produk hasil produkis UD. MITRA JAYA Mengantar, mengontrol keluarnya produk yang dijual. Mencari pembeli dan memperkenalkan produk kepada konsumennya.
  • 38. 3. Produksi Merupakan pengendali proses produksi. Tugasnya adalah : Melakukan atau menjalankan proses produksi. Menjaga dan merawat mesin produksi. Mengolah dan membuat produk. 4. Administrasi atau Keuangan Merupakan bagian mengontrol, mengawasi, dan menghitung biaya pengeluaran dan pendapatan dari penjualan produk. Tugasnya adalah : Mengatur keuangan dalam perusahaan. Mencatat kas kelur masuknya dana perusahaan. Menghitung dan mencatat semua biaya pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Menghitung dan menentukan harga produk. 4. Sistem Penggajian Gaji atau imbalan kerja bagi karyawan merupakan hal yang sangat berpengaruh langsusng pada produktivitas kerja individu. Sistem gaji yang ada dalam perusahaan diberikan untuk menciptakan keseimbangan antara apa yang diberikan karyawan kepada perusahaan, diimbangi oleh apa yang diberikan perusahaan untuk karyawannya. Pemimpin juga memberikan bonus setiap bulannya untuk karyawan berupa sembako. Hal itu dilakukan dengan upaya untuk mensejahterakan karyawan. Tidak hanya itu, pemberian premi jamsostek juga diberikan perkaryawan sebesar Rp 50.000,00 / karyawan. Setiap perusahaan mempunyai sistem penggajian yang berbeda-beda, hal itu tergantung dari ketentuan pemilik perusahaan. UD. Mitra Jaya mengunakan sistem penggajian yang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Borongan Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada banyaknya jumlah prestasi kerja yang telah diselesaikan oleh para pekerja sebagai produksi dalam satu minggu. Gaji
  • 39. diberikan setiap satu minggu sekali, besarnya disesuaikan dengan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan. 2. Harian Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada jumlah hari kerja dan gaji diberikan setiap minggu. Berikut rincian gaji keryawan UD.Mitra Jaya sesuai dengan pembagian kerjanya 5. Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan 5.1 Pengertian Produktivitas kerja Produktivitas Kerja menunjukan tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai hasil (output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. (Prof. Dari. Tjotjo Yuniarsih, Manajemen Sumber Daya Manusia, 2009, hal 156) Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu sistem dapat dikatakan produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran yang semakin besar. Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langkah pelaksanaan strateginya. Pembagian Kerja Jumlah Tenaga Kerja Besar Gaji Keterangan Pemotongan Kain 1 orang @ 195.000 Per minggu Jahit (borongan) 3 orang @ 200.000 Per minggu Jahit (tetap) 1 orang @ 260.000 Per minggu Pengemasan 2 orang @ 225.000 Per minggu Pengisian (borongan) 1 orang @ 425.000 Per minggu Pengisian (tetap) 1 orang @ 225.000 Per minggu
  • 40. 5.2 Pengertian Efektivitas Kerja Efektivitas adalah tingkat dimana organisasi dapat merealisasikan tujuan-tujuannya atau dengan kata lain pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana organisasi mampu mencapai tingkat yang diinginkan. (Riki Satia Muharam, Administrasi Negara (Catatan Kuliah), 2005, hal 158) Efektivitas kerja adalah ukuran atau kualitas keberhasilan kerja yang dicapai karyawan. Seseorang karyawan dinyatakan bekerja efektif jika ia mampu mencapai tujuan dengan cara yang lebih baik dari standar yang telah ditetapkan. Efektivitas kerja karyawan dapat ditentukan dengan membandingkan antara waktu kerja yang telah ditetapkan dengan waktu yang dibutuhkan karyawan, dan juga dapat dibandingkan antara hasil atau kualitas yang dicapai dengan kualitas yang telah ditetapkan. Jika pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan lebih baik dari yang ditetapkan maka karyawan tersebut tergolong sebagai karyawan yang efektif. 5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan Menurut Sukarna (1993:41), produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu a. Kemampuan dan ketangkasan pegawai Setiap karyawan mempunyai tugas masing- masing sesuai pembagian tugas dan keahliannya. Kemampuan dan ketangkasan dapat dilihat dari hasil kerja karyawan. Jika mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan perusahaan, maka karyawan tersebut bekerja dengan sungguh – sungguh dan bertanggungjawab menyelesaikan apa yang sudah diperintahkan padanya. Kemampuan dan ketangkasan tersebut akan membuat karyawan jadi lebih produktif lagi. b. Lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik dan nyaman membuat karyawan semangat dalam bekerja dan dapat berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat waktu.
  • 41. c. Upah kerja. Merupakan faktor yang paling sangat berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. Upah diberikan sesuai dengan kemampuan kerjanya. Jika kerjanya ulet, disiplin dan kreatif akan memperoleh upah yang banyak. Jika kerjanya semaunya sendiri, santai, dan tidak disiplin akan memperoleh upah yang sedikit. Pada prinsipnya pemberian upah yang diberikan seorang karyawan adalah sebagai perangsang yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan gairah dan motivasi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan sehingga produktivitas kerja yang dicapai lebih optimal dan evektif. Tidak hanya upah yang diberikan, pemimpin setiap pertengahan bulan juga memberikan bonus kepada setiap karyawannya berupa sembako. Hal itu dilakukan dengan upaya untuk mensejahterakan karyawannya. d. Keterampilan. Keterampilan berkaitan erat dengan kemampuan untuk melakukan tugas dengan cepat dan tepat sasaran serta tepat waktu. Hal ini menunjukkan seseorang yang terampil dan mahir dalam bidang tugas dan keahlian yang digeluti dapat membuat seseorang memahami apa yang dapat dipelajari dan dikembangkan dalam kemahiran gerak menyelesaikan pekerjaan sehingga dengan keterampilan dapat menunjukkan kompetensi seseorang dan menghasilkan kerja yang optimal. e. Motivasi kerja. Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung efektivitas kerja. Efektivitas kerja di sini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya motivasi kerja yang tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada tekanan dan paksaan dari orang lain yang diimbangi oleh disiplin yang tinggi. Dimana UD.Mitra Jaya tersebut masih ada kesenjangan yang terjadi, misalnya karyawan yang sering datang terlambat. Pemimpin hendaknya memberikan perhatian serius dan solusi terutama pada aspek pemenuhan kebutuhan fisiologis karyawan agar motivasi kerja karyawan dapat dipertahankan dan tetap berusaha untuk meningkatkannya ke arah yang lebih baik. Dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis berupa gaji yang memadai, maka karyawan akan dapat bekerja secara efektif tanpa ada kekhawatiran.
  • 42. f. Disiplin kerja pegawai. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan, dalam menciptakan tata tertib yang baik, karena dengan tata tertib maka semangat kerja, moral kerja, efisiensi dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan balk jika sebagian besar karyawan mentaati peraturan-peraturan yang ada. g. Pendidikan dan pengalaman kerja. Pada UD. Mitra Jaya pendidikan dan pengalaman kerja tidak menjadi masalah. Yang penting karyawannya mempunyai ketrampilan, kreatif dan ulet dalam bekerja itu sudah dianggap produktif. h. Kesehatan dan keselamatan kerja pegawai. Pemimpin UD. Mitra Jaya sangat memperhatikan ke sehatan dan keselamatan kerja karyawannya. Pemimpin juga mengikut sertakan karyawannya pada asuransi jamsostek. i. Fasilitas kerja. Fasilitas merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai prestasi kerja karyawan. Fasilitas yang baik dapat mempengaruhi kepuasan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Apabila fasilitas operasional yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan biaya operasional yang digunakan. j. Komunikasi. Komunikasi adalah suatu cara penyampaian keterangan atau sumber daya kepada yang memerlukan keterangan dengan mudah, cepat dan tepat, sehingga informasi dapat
  • 43. digunakan secara efektif. Hasil Komunikasi sangat ditentukan oleh nilai-nilai, keyakinan dan pikiran kita menentukan segala sesuatu yang kita lakukan dan katakan. Pemimpin UD.Mitra Jaya berusaha menjaga komunikasi mereka dan saling terbuka dengan setiap karyawannya, berusaha mendengarkan dan menerima setiap keluhan- keluhan mereka, dan berusaha menganggap mereka adalah keluarga bukan karyawannya. 5.4 Pengukuran Produktivitas Kerja Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah : a. Penggunaan waktu Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi : 1) Kecepatan waktu kerja 2) Penghematan waktu kerja 3) Kedisiplinan waktu kerja 4) Tingkat absensi b. Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan perusahaan. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal-hal berikut : a. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu. b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu. c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain. e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain (Rusli Syarif, 1991:7).
  • 44. Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan waktu dan hasil kerja atau out put. Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari dua komponen yaitu: a. Efisiensi kerja Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan waktu, ketepatan masuk kerja. b. Produksi Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan perusahaan. 5.5 Pemegang Saham Dan Perijinan Usaha 5.5.1 Pemegang Saham Saat ini pemegang saham pada UD.Mitra Jaya adalah suami dan istri. Mengingat bahwa usaha dagang ini merupakan usaha keluarga, maka kepemilikan saham dipegang oleh keluarga dan tidak ada pembagian komposisi kepemilikan saham. 5.5.2 Perijinan Usaha Dilihat dari lama berdirinya usaha dan legalitas usaha, UD.Mitra Jaya sudah mempunyai Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Sbagai bukti bahwa UD.Mitra Jaya tekah memiliki ijin usaha, surat ijin tersebut kami lampirkan dihalaman belakang.
  • 45. 5.6 Kegiatan Pra Operasi Dan Jadwal Pelaksanaan Tahunan Total biaya Operasi UD.Mitra Jaya dan kegiatan pelaksanaan dalam setiap tahunnya adalah : Kegiatan Pra Operasi Tahunan No No Uraiann Kegiatan Bulan Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Pemesanan dari agen X X X X X X Setiap 2 bulan 2 Pemesanan Bahan Baku Kain 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X Sebulan 4 kali Dakron XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XX Setiap Hari Busa 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X Seminggu 2 kali 3 Waktu Pemeliharaan X X X X Setiap 3 bulan 4 Produksi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XX Setiap Hari
  • 46. BAB VI ASPEK MANAJEMEN KEUANGAN 1. Proyeksi Keuangan A. Sumber Dana Sumber dana yang digunakan oleh UD. Mitra Jaya adalah dana sendiri atau modal sendiri, yaitu Rp. 75.000.000 dari hasil menjual rumah. B. Laporan Keuangan PROYEKSI PENJUALAN PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2013 No Nama Produk Harga Satuan (Rp) Kuantitas Total (Rp) 1 Bantal SK Polos 21.000 2475 51.975.000 Bantal SK Motif 24.000 2376 57.024.000 Bantal Putri polos 30.000 3465 103.950.000 Bantal Putri Motif 35.000 3300 115.500.000 Bantal Platinum 45.000 2337 105.165.000 Bantal Cinta Polos 37.500 2915 109.312.500 Bantal Cinta motif 45.000 3916 176.220.000 Bantal Santai 45.000 2915 131.175.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1045 47.025.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1155 69.300.000 Bantal Imut + sarung 30.000 1716 51.480.000 1.018.126.500 2 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000 Guling SK Motif 25.000 2134 53.350.000 Guling Putri Polos 31.000 2365 73.315.000 Guling putri Motif 35.000 2178 76.230.000 Guling Platinum 47.000 1567 73.649.000 321.798.000 3 Kasur Lipat 1m 175.000 737 128.975.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 539 121.275.000 Kasur Gulung 155.000 368 57.040.000 Kasur Bayi 115.000 153 17.595.000 324.885.000 Total 39713 1.664.809.500
  • 47. PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2014 No Nama Produk Harga Satuan (Rp) Kuantitas Total (Rp) 1 Bantal SK Polos 21.000 2722 57.162.000 Bantal SK Motif 24.000 2613 62.712.000 Bantal Putri polos 30.000 3811 114.330.000 Bantal Putri Motif 35.000 3630 127.050.000 Bantal Platinum 45.000 2570 115.650.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3206 120.225.000 Bantal Cinta motif 45.000 4307 193.815.000 Bantal Santai 45.000 3206 144.270.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1149 51.705.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1270 76.200.000 Bantal Imut + sarung 30.000 1887 56.610.000 1.119.729.000 2 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000 Guling SK Motif 25.000 2347 58.675.000 Guling Putri Polos 31.000 2601 80.631.000 Guling putri Motif 35.000 2395 83.825.000 Guling Platinum 47.000 1723 80.981.000 349.366.000 3 Kasur Lipat 1m 175.000 810 141.750.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 592 133.200.000 Kasur Gulung 155.000 545 84.475.000 Kasur Bayi 115.000 243 27.945.000 387.370.000 Total 43684 1.856.465.000
  • 48. PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2015 No Nama Produk Harga Satuan (Rp) Kuantitas Total (Rp) 1 Bantal SK Polos 21.000 2994 62.874.000 Bantal SK Motif 24.000 2874 68.976.000 Bantal Putri polos 30.000 4192 125.760.000 Bantal Putri Motif 35.000 3993 139.755.000 Bantal Platinum 45.000 2827 127.215.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3526 132.225.000 Bantal Cinta motif 45.000 4737 213.165.000 Bantal Santai 45.000 3526 158.670.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1263 56.835.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1397 83.820.000 Bantal Imut + sarung 30.000 2075 62.250.000 1.231.545.000 2 Guling SK Polos 22.000 2262 49.764.000 Guling SK Motif 25.000 2581 64.525.000 Guling Putri Polos 31.000 2861 88.691.000 Guling putri Motif 35.000 2634 92.190.000 Guling Platinum 47.000 1895 89.065.000 384.235.000 3 Kasur Lipat 1m 175.000 891 155.925.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 651 146.475.000 Kasur Gulung 155.000 600 93.000.000 Kasur Bayi 115.000 273 31.395.000 426.795.000 Total 48052 2.042.575.000
  • 49. PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2016 No Nama Produk Harga Satuan (Rp) Kuantitas Total (Rp) 1 Bantal SK Polos 21.000 3300 69.300.000 Bantal SK Motif 24.000 3161 75.864.000 Bantal Putri polos 30.000 4611 138.330.000 Bantal Putri Motif 35.000 4392 153.720.000 Bantal Platinum 45.000 3109 139.905.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3878 145.425.000 Bantal Cinta motif 45.000 5210 234.450.000 Bantal Santai 45.000 3878 174.510.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1389 62.505.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1536 92.160.000 Bantal Imut + sarung 30.000 2282 68.460.000 1.354.629.000 2 Guling SK Polos 22.000 2488 54.736.000 Guling SK Motif 25.000 2839 70.975.000 Guling Putri Polos 31.000 3147 97.557.000 Guling putri Motif 35.000 2897 101.395.000 Guling Platinum 47.000 2084 97.948.000 422.611.000 3 Kasur Lipat 1m 175.000 980 171.500.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 716 161.100.000 Kasur Gulung 155.000 660 102.300.000 Kasur Bayi 115.000 300 34.500.000 469.400.000 Total 52857 2.246.640.000
  • 50. Ikhtisar Laba Rugi (Income Statements) Proyeksi Laba Rugi No Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 1 Hasil Penjualan Bantal 1.018.126.500 1.119.729.000 1.231.545.000 1.354.629.000 Guling 321.798.000 349.366.000 384.235.000 422.611.000 Kasur 324.885.000 387.370.000 426.795.000 469.400.000 Total Hasil Penjualan 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000 2 Biaya Pokok Penjualan Biaya Bahan Baku 787.450.000 866.195.000 952.814.500 1.051.395.900 Biaya listrik 7.200.000 7.920.000 8.712.000 9.583.200 Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800 8.645.800 8.645.800 Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000 77.025.000 77.025.000 Biaya Perjalanan 9.600.000 10.560.000 11.616.000 12.777.600 Tot B.Pokok Produksi 891.420.800 971.845.800 1.060.313.300 1.160.927.500 Laba Kotor (1-2) 773.388.700 884.619.200 982.261.700 1.085.712.500 3 Biaya Usaha Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000 72.000.000 72.000.000 Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500 Biaya ATK 981.700 1.079.900 1.187.800 1.306.600 Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 Biaya Premi JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 Biaya THR 8.064.000 8.064.000 8.064.000 8.064.000 Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000 15.600.000 15.600.000 Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 Total Biaya Usaha 133.864.200 133.962.400 134.070.300 134.189.100 4 Laba Usaha (2-3) 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.400 5 Laba Sebelum Pajak 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.400 6 Pajak ( 15 % ) 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.510 7 Laba Bersih (5-6) 543.595.825 638.058.280 720.962.690 808.794.890
  • 51. Arus Kas (Sources) PROYEKSI ARUS KAS No Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 1 Saldo Awal Kas 319.352.070 358.108.025 420.733.480 468.617.090 2 Arus Kas Masuk 1. Kas Hasil Penjualan 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000 2. Piutang - - - - Total Arus Kas Masuk 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000 3 Arus Kas Keluar 1. Investasi 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500 2.Biaya Pokok Produksi 891.420.800 971.845.800 1.060.313.300 1.160.927.500 3.Pajak 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.510 Total Arus Kas Keluar 1.306.701.475 1.435.731.520 1.573.957.910 1.728.713.510 4 Kas Netto (2-3) Surplus / Devisit 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490 5 Saldo Kas Akhir 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490
  • 52. Neraca (Balance Sheet) PROYEKSI NERACA EMPAT TAHUN MENDATANG A KELOPMPOK HARTA Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 1 Harta Lancar 1. Kas 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490 Total Harta Lancar 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490 2 Harta Tetap 1. Mesin / Peralatan 14.950.000 16.445.000 18.098.000 19.898.000 2. Bangunan 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000 Total Harta 264.950.000 266.445.000 268.098.000 269.898.000 3. Akumulasi penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500 Nilai buku harga tetap 259.131.500 260.626.500 262.279.500 264.079.500 3 Harta Tak Berwujud 1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490 B KELOMPOK HUTANG DAN MODAL 1 Hutang Lancar 1. Hutang Dagang - - - - 2. Kredit Modal - - - - Total hutang Lancar - - - - 2 Hutang Jangka Panjang 1. Kredit Investasi - - - - Total Hutang Jangka Panjang - - - - 3 Modal 1. Modal Sendiri 420.500.000 450.500.000 495.000.000 535.500.000 2. Laba ditahan ( Periode lalu) - - - - 3. Laba Periode Berjalan 206.158.025 240.278.480 245.315.090 255.924.490 Total Modal 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490 Total Hutang & Modal 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490 ( 1 + 2 + 3 )
  • 53. Evaluasi Kelayakan Usaha Perhitungan ROI Dan ROE Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Net Operating Asset 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490 Net Incame 206.158.025 240.278.480 245.315.090 255.924.490 Net Equity 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500 ROE 64.6% 68.4% 63.5% 60.2% ROI 32.9% 34.8% 33.2% 32.3% Rumus ROE = Net Income x 100% Net Equity ROE Tahun 1 ( 2013 ) = Rp 206.158.025 x 100% = 64.6% Rp 319.352.000 ROE Tahun 2 ( 2014) = Rp 240.278.480 x 100% = 68.4% Rp 351.287.200 ROE Tahun 3 ( 2015) = Rp 245.315.090 x 100% = 63.5% Rp 386.415.900 ROE Tahun 4 ( 2016) = Rp 255.924.490 x 100% = 60.2% Rp 425.057.500 Rumus ROI = Net Income x 100% Net Operating Aset ROI Tahun 1 (2013) = Rp 206.158.025 x 100% = 32.9 % Rp 626.658.025 ROE Tahun 2 ( 2014) = Rp 240.278.480 x 100% = 34.8 % Rp 690.778.480 ROE Tahun 3 ( 2015) = Rp 245.315.090 x 100% = 33.2% Rp 740.315.090 ROE Tahun 4 ( 2016) = Rp 255.924.490 x 100% = 32.9% Rp 791.424.490
  • 54. 2. Analisis Rasio Keuangan Rasio Likuiditas Rumus Working Capital To Assets Ratio = Modal Kerja Bersih x 100% Total Aktiva Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 420.500.000 x 100% = 67.1% Rp 626.658.025 Working Capital To Assets Ratio Tahun 2014 = Rp 450.500.000 x 100% = 65.2% Rp 690.778.480 Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 495.000.000 x 100% = 66.9% Rp 740.315.090 Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 35.500.000 x 100% = 67.7% Rp 91.424.490 Rasio Aktifitas Total Assets Turn Over Tahun 2013 = Rp 1.664.809.500 x 100% = 265.7% Rp 626.658.025 Total Assets Turn Over Tahun 2014 = Rp 1.856.465.000 x 100% = 268.7% Rp 690.778.480 Total Assets Turn Over Tahun 2015 = Rp 2.042.575.000 x 100% = 275.9% Rp 740.315.090 Total Assets Turn Over Tahun 2016 = Rp 2.246.640.000 x 100% = 283.9% Rp 791.424.490 Rumus Total Assets Turn Over = Total Penjualan x 100% Total Harta
  • 55. Rasio Keuntungan Rumus Return On Investment = Laba Bersih x 100% Total Harta Return On Investment Tahun 2013 = Rp 543.595.825 x 100% = 86.7% Rp 626.658.025 Return On Investment Tahun 2014 = Rp 638.058.280 x 100% = 92.4% Rp 690.778.480 Return On Investment Tahun 2015 = Rp 720.962.690 x 100% = 97.4% Rp 740.315.090 Return On Investment Tahun 2016 = Rp 808.794.890 x 100% = 120.2% Rp 791.424.490
  • 56. 3. HPP 1. Bantal SK Polos 2. Guling SK Polos Biaya Bahan Baku Rp 13.000 Biaya Bahan Baku Rp 13.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 HPP Produksi Rp 16.400 HPP Rp 16.400 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500 HPP Produk Rp 17.900 HPP Produk Rp 17.900 3. Bantal SK Motif 4. Guling SK Motif Biaya Bahan Baku Rp 14.500 Biaya Bahan Baku Rp 14.500 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500 HPP Rp 17.900 HPP Rp 18.400 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500 HPP Produk Rp 19.400 HPP Produk Rp 19.900 5. Bantal Putri Polos 6. Guling Putri Polos Biaya Bahan Baku Rp 18.000 Biaya Bahan Baku Rp 18.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500 HPP Rp 21.400 HPP Rp 21.900 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500 HPP Produk Rp 22.900 HPP Produk Rp 23.400 7. Bantal Putri Motif 8. Guling Putri Motif Biaya Bahan Baku Rp 20.000 Biaya Bahan Baku Rp 20.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500 HPP Rp 23.400 HPP Rp 23.900 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500 HPP Produk Rp 24.900 HPP Produk Rp 25.400 9. Bantal Platinum 10. Guling Platinum Biaya Bahan Baku Rp 35.000 Biaya Bahan Baku Rp 35.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500 HPP Rp 38.400 HPP Rp 38.900
  • 57. Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500 HPP Produk Rp 39.900 HPP Produk Rp 40.400 11. Bantal Cinta Polos 12. Bantal Cinta Motif Biaya Bahan Baku Rp 25.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 HPP Rp 28.750 HPP Rp 33.750 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500 HPP Produk Rp 30.250 HPP Produk Rp 35.250 13. Bantal Imut Polos 14. Bantal Santai Biaya Bahan Baku Rp 8.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 500 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 1.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 HPP Rp 9.500 HPP Rp 33.750 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500 HPP Produk Rp 11.000 HPP Produk Rp 35.250 15. Bantal Kursi Polos 16. Bantal Kursi Motif Biaya Bahan Baku Rp 30.000 Biaya Bahan Baku Rp40.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp1.750 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp2.000 HPP Rp 33.750 HPP Rp43.750 Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp500 HPP Produk Rp 35.250 HPP Produk Rp45.250 17. Kasur Lipat 1m 18. Kasur Lipat 1,2m Biaya Bahan Baku Rp120.000 Biaya Bahan Baku Rp170.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000 HPP Rp127.000 HPP Rp178.000 Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500 HPP Produk Rp128.500 HPP Produk Rp179.500
  • 58. 19. Kasur Gulung 20. Kasur Bayi Biaya Bahan Baku Rp120.000 Biaya Bahan Baku Rp70.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000 HPP Rp128.000 HPP Rp77.000 Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500 HPP Produk Rp129.500 HPP Produk Rp78.500 4. ANALISIS BEP Rumus BEP = FC ((1-VC/S) x W) Produk Unit Harga VC VC/Harga 1- VC/Harga Harga x Unit % Dari Harga x Unit Bobot (W) Bantal SK Polos 2475 21.000 2.000 0,10 0,90 51.975.000 0,03 0,03 Bantal SK Motif 2376 24.000 2.000 0,08 0,92 57.024.000 0,03 0,03 Bantal Putri polos 3465 30.000 2.000 0,07 0,93 103.950.000 0,06 0,06 Bantal Putri Motif 3300 35.000 2.000 0,06 0,94 115.500.000 0,07 0,07 Bantal Platinum 2337 45.000 2.000 0,04 0,96 105.165.000 0,06 0,06 Bantal Cinta Polos 2915 37.500 2.000 0,05 0,95 109.312.500 0,07 0,06 Bantal Cinta motif 3916 45.000 2.000 0,04 0,96 176.220.000 0,11 0,10 Bantal Santai 2915 45.000 2.000 0,04 0,96 131.175.000 0,08 0,08 Bantal Kursi Polos 1045 45.000 2.000 0,04 0,96 47.025.000 0,03 0,03 Bantal Kursi Motif 1155 60.000 2.000 0,03 0,97 69.300.000 0,04 0,04 Bantal Imut + sarung 1716 30.000 2.000 0,07 0,93 51.480.000 0,03 0,03 Guling SK Polos 2057 22.000 2.500 0,11 0,89 45.254.000 0,03 0,02 Guling SK Motif 2134 25.000 2.500 0,10 0,90 53.350.000 0,03 0,03 Guling Putri Polos 2365 31.000 2.500 0,08 0,92 73.315.000 0,04 0,04 Guling putri Motif 2178 35.000 2.500 0,07 0,93 76.230.000 0,05 0,04 Guling Platinum 1567 47.000 2.500 0,05 0,95 73.649.000 0,04 0,04 Kasur Lipat 1m 737 175.000 3.000 0,02 0,98 128.975.000 0,08 0,08 kasur Lipat 1.2m 539 225.000 4.000 0,02 0,98 121.275.000 0,07 0,07 Kasur Gulung 368 155.000 4.000 0,03 0,97 57.040.000 0,03 0,03 Kasur Bayi 153 115.000 4.000 0,03 0,97 17.595.000 0,01 0,01 1.664.809.500 1,00 0,95
  • 59. BEP = 211.407.500 222.534.210 0.95 BEP Unit (TR) = TC P x Q = TFC + (AVC (Q)) x Jumlah Produk P x (Q-AVC(Q))=TFC x Jumlah Produk P-AVC =TFC x Jumlah Produk BEP Unit (TR) = TC P x Q = TFC x (AVC (Q)) P x (Q-AVC(Q))=TFC (P-AVC)Q =TFC 211.407.500 176 unit/ barang1.198.000
  • 60. BAB VII ASPEK MANAJEMEN STRATEGI 1. SWOT SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. 1.1 Metode Pengolahan Data Alat analisis yang paling dikenal adalah analisis SWOT. Alat analisis ini berpedoman pada konsep dasar bahwa didalam perusahaan ada 2(dua) titik pandang yang harus selalu menjadi pusat perhatian manajemen. Dengan demikian mengandung asumsi bahwa bidang yang pada dasarnya berada pada kendali manajemen harus selalu disiasati. Sedangkan bidang yang pada dasarnya berada diluar kendali manajemen memiliki kemungkinan berdampak positif bagi manajemen.analisis SWOT didasarkan pada skema berpikir sebagai berikut: BAGAN ANALISIS SWOT: STRENGHT INTERNAL WEAKNESS ANALIS POSISI OPPORTUNITIES EKSTERNAL THREATS Kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) merupakan elemen manajemen yang sepenuhnya ada dalam kendali manajemen (internal and controllable). Kekuatan adalah faktor-faktor yang selama ini berhasil dikendalikan sehingga memberikan dampak yang positif bagi organisasi. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang sepenuhnya ada dalam kendali organisasi.
  • 61. Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats) merupakan elemen manajemen yang sepenuhnya ada diluar kendali manajemen (external and uncontrollable). Peluang adalah faktor-faktor yang ada diluar kendali manajemen, namun munculnya akan menjadikan suatu peluang sukses bagi organisasi dengan catatan apabila organisasi tersebut memang mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengadaptasinya. Ancaman adalah faktor-faktor yang ada diluar kendali manajemen dan apabila muncul akan berpotensi untuk mengancam kelangsungan hidup organisasi. Dalam diagnosa dan terapi manajemen, sebaiknya manajemen berpedoman bahwa diagnosa haruslah ditemukan dalam daerah kelemahan (Weakness) bukan daerah ancaman (Threats). Sedangkan terapi manajemen harus bertolak dari kekuatan (Strenght) bukan peluang (Opportunity). Oleh karena itu dapat ditarik suatu garis bahwa ancaman akan mempengaruhi kelemahan dan peluang akan mempermudah atau meningkatkan daya efektif dari kekutan yang dimiliki. 1.2 Deskripsi SWOT Tiap Aspek Kekuatan ( Strengths ) 1. Produk bervariasi Dengan adanya produk yang bervariasi, maka konsumen memiliki banyak kesempatan dalam pemilihan bantal, guling dan kasur. Serta harga yang ditawarkan juga relatif murah dan bervariasi. 2. Manajemen tunggal Semua urusan perusahaan dikelola sendiri oleh pemilik usaha UD. Mitra Jaya. 3. Spesialisasi tugas Spesialisasi tugas dilakukan untuk mempermudah karyawan dalam mengerjakan tugasnya. Karena sudah ada pembagian tugas kerja yang jelas dan mendapatkan bagiannya masing-masing sesuai keahlian dan kemampuan karyawan. Kelemahan ( Weakness ) 1. Lokasi usaha sempit Lokasi yang kurang luas membuat proses produksi pada perusahaan akan terganggu jika terdapat penumpukan barang.
  • 62. 2. Kurang tenaga pemasaran Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan. 3. Pembukuan kurang lengkap Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan laporan keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi. Peluang ( Opportunities ) 1. Pasar terbuka luas Hal ini dibuktikan dengan kekuatan bersaing perusahaan yang dapat mengimbangi pesaing lain dengan strategi harga yang lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya. 2. Diversifikasi usaha Seiring meningkatnya tuntutan pasar serta berkembangnya usaha yang dimiliki, terbuka pula kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha. Hal ini didukung oleh stabilnya tingkat penjualan barang serta loyalitasnya konsumen terhadap kualitas dari produk – produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya. Sehingga kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar sebab kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang yang lain. 3. Pelanggan yang loyal Dalam pasar yang tingkat persaingan cukup tinggi, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan saling berhubungan. loyalitas ini muncul ketika pelanggan melanjutkan hubungan dengan perusahaan, yang diwujudkan oleh pembelian berulang dan menunjukan niat untuk melakukan pembelian di lain waktu. Kesetiaan ini, termasuk juga pembelian produk-produk lain, yang dikelurkan oleh perusahaan yang sama.
  • 63. Ancaman ( Threats ) 1. Inovasi pesaing Seiring berjalannya waktu maka berkembang pula ide – ide yang dimiliki oleh para pesaing. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh UD. Mitra Jaya agar produkya tetap eksis dan mampu bersaing di pasar. 2. Selera konsumen yang berubah Perubahan tren yang diminati pada waktu itu, misalnya pada tahun itu anak – anak sangat menggemari acara Angrybird , maka semua produk yang bermotif Angrybird laku di pasaran. Pada tahun berikutnya acara animasi tersebut telah berganti menjadi Shaun The Sheep. Secara otomatis konsumen akan memilihkan produk yang bermotif Shaun The Sheep untuk anak – anaknya. 3. Inflasi Inflasi dapat menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, sehingga produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil). 1.3 Analisis SWOT Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
  • 64. 3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. 4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 1.4 Analisis Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan hasil identifikasi faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal dengan analisa SWOT, maka didapatkan pengaruh antar variabel sangat signifikan terhadap pencapaian misi organisasi dalam upaya melaksanakan kekuatan bersaingnya. Selanjutnya untuk dapat mengetahui faktor nilai bobot masing-masing faktor dalam rangka pencapaian faktor kunci keberhasilan mencapai misi diperlukan asumsi sebagai berikut: 1. Nilai Urgensi (NU) Angka 5 : menyatakan sangat besar urgensinya Angka 4 : menyatakan besar urgensinya Angka 3 : menyatakan cukup besar urgensinya Angka 2 : menyatakan kurang besar urgensinya Angka 1 : menyatakan sangat kurang urgensinya 2. Nilai Dukungan (ND) Angka 5 : menyatakan sangat besar dukungannya Angka 4 : menyatakan besar dukungannya Angka 3 : menyatakan cukup besar dukungannya Angka 2 : menyatakan kurang besar dukungannya Angka 1 : menyatakan sangat kurang dukungannya 3. Nilai Keterkaitan (NK) Angka 5 : menyatakan sangat besar keterkaitannya Angka 4 : menyatakan besarketerkaitannya Angka 3 : menyatakan cukup besar keterkaitannya Angka 2 : menyatakan kurang besar keterkaitannya
  • 65. Angka 1 : menyatakan sangat kurang keterkaitannya Angka 0 : menyatakan tidak ada keterkaitannya Bobot Faktor (BF) Besarnya bobot faktor oleh besar kecilnya tingkat urgensi faktor terhadap pencapaian sasaran. Makin tinggi tingkat urgensinya, semakin tinggi nilai bobot faktornya. Selanjutnya untuk memperoleh hasil akhir bobot faktor digunakan rumus sebagai berikut: Nilai Bobot Dukungan (NBD) Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor dengan Nilai Dukungan (ND), digunakan rumus sebagai berikut: Nilai Rata-rata Keterikatan (NRK) Nilai Rata-rata Keterikatan adalah keterikatan tiap-tiap faktor terhadap pencapaian misi yang ditetapkan. Nilai keterikatan diukur dengan skala 0 – 5. Setelah nilai keterikatan dijumlahkan TNK lalu dibagi N – 1 komponen untuk mendapatkan akhir rata-rata, digunakan rumus sebagai berikut: NTK NRK = ------------------------- N - 1 NBD = BD X ND NILAI URGENSI BF = -------------------------------------------------- x 100% Total Nilai Urgensi (Internal/Eksternal)
  • 66. Nilai Bobot Kertikatan (NBK) Nilai Bobot Keterikatan adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor dengan Nilai Rata-rata Keterikatan, digunakan rumus sebagai berikut: Total Nilai Bobot (TNB) Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai Bobot Keterkaitan, digunakan rumus sebagai berikut: Setelah dilakukan analis multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal. Total Nilai Bobot (TNB) Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai Bobot keterkaitan. Rumusan yang digunakan adalah : TNB = NBD + NBK Setelah dilakukan analisa multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan Setelah dievaluasi faktor internal dan eksternal dengan diberikan prosentase dan penilaian pada BF, ND, NBD, NK, NRK, NBK dan TNB seperti table diatas, maka dapatlah ditentukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) dapat dipilih dari Total Nilai Bobot terbesar baik dari strength (S), weakness (W), opportunity (O) dan threat (T). berdasarkan faktor analisis terhadap semua faktor internal TNB = NBD + NBK NBK = NRK X BF
  • 67. dan eksternal dapat diketahui faktor kunci dari setiap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) yang dilihat dari besarnya Total Nilai Bobot. Peta Posisi Kemampuan Organisasi Pemetaan ini akan menentukan arah kebijakan suatu unit orgnisasi. Penentuan arah kebijakan, yang berimplikasi pada program-program atau kegiatan-kegiatan didasarkan pada “Trend” atau kecenderungan melihat Nilai Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Penentuan FKK adalah sebagai berikut : a. Dipilih berdasarkan TNB terbesar b. Jika TNB sama dipilh BF terbesar c. Jika BF sama, dipilih NBD terbesar d. Jika NBD sama dipilih NBK rebesar e. Kalau BK sama, maka terserah kepada peneliti yang menentukan Adapun kemungkinan-kemungkinan arah kecenderungannya adalah sebagai berikut : a. Berada pada kuadran satu I (SO) Jika “Trend” nya mengarah kepada kuadran satu (Strength, Opportunity), maka pada unit kerja ini berada pada posisi kebijakan “Ekspansi” artinya dengan segala daya upaya dilakukan kegiatan atau uasaha secara maksimal dengan cara : - Memanfaatkan : Strength (Kekuatan) dan - Meraih : Opportunity (Peluang) b. Berada pada Kuadran II (ST) Jika “Trend” nya mengarah pada kuadran II (Strength, Threats), maka unit kerja ini berada pada kebijakan “mobilisasi”. Artinya upaya-upaya yang dilakukan, cenderung mengarah kepada intensifikasi usaha peningkatan kapasitas produksi/kualitas. c. Berada pada kuadran III (WO) Jika Trend nya mengarah pada Kuadran III (Weakness – opportunity) maka unit kerja ini berada pada posisi kebijakan “investasi/divestasi” artinya jangan melakukan gerakan/aktivitas yang akan menyebabkan hancurnya unit kerja. d. Berada pada Kuadran IV (WT)
  • 68. Apabila Trend nya mengarah pada kuadran IV (Weakness- Threats), maka unit kerja ini berada pada posisi kebijakan “Difensif/Survival” artinya, upaya-upaya yang dilakukan akan mengarah pada efisiensi usaha. Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan gambar peta posisi kemampuan organisasi sebagai berikut : Gambar.1 Posisi Kekuatan Organisasi Kekuatan Besaing Analisa SWOT dapat di gunakan pada kondisi kekuatan bersaing , seperti tabel berikut : S Kwadran II Kwadran I ( MOBILISASI ) (KEUNGGULAN KOMPERATIF) T O Kwadran IV Kwadran III (DEFENSIF/SURVIVAL) (INVESTASI/DIVESTASI) W
  • 69. Tabel 1 Posisi Kekuatan Bersaing UD.Mitra Jaya Semarang I . Kekuatan III . Peluang 1. Produk bervariasi 2. Manajemen tunggal 3. Spesialisasi tugas 1 Pasar terbuka Luas 2 Loyalitas pelanggan 3 Diversifikasi Usaha II . Kelemahan IV . Ancaman 1. Lokasi usaha sempit 2. Kurangnya tenaga penjualan 3. Pembukuan kurang lengkap 1. Inovasi pesaing 2. Selera konsumen yang berubah 3. Inflasi Kekuatan bersaing UD. MITRA JAYA dapat di analisis dari analisis Internal (Strength/Kekuatan dan weakness / Kelemahan ) dan analisis Internal (Opportunity/Peluang dan Treats/Ancaman) Strength/Kekuatan Kekuatan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada : a. Produk bervariasi. b. Manajemen tunggal. c. Spesialisasi tugas. Weakness/Kelemahan Kelemahan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah : a. Lokasi usaha sempit. b. Kurang tenaga pemasaran. c. Pembukuan belum lengkap. Opportunity/Peluang Peluang yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada : a. Pasar yang terbuka luaas b. Diversifikasi usaha
  • 70. c. Pelanggan yang loyal. Threats/Ancaman Ancaman yang dimiliki UD.Mitra Jaya Semarang adalah : a. Inovasi pesaing. b. Selera konsumen yang berubah. c. Inflasi Untuk dapat melihat posisi kekuatan bersaing, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor internal dan eksternal sebagaimana dapat dilihat pada tabel evaluasi faktor internal dan eksternal di bawah ini:
  • 71. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 I INTERNAL Strengths (S) 1 Produk bervariasi 5 21,7 5 1,09 3 5 5 4 3 5 4 4 5 3 3 4 0,87 1,96 I 2 Manajemen tunggal 5 21,7 5 1,09 3 3 2 2 3 3 3 5 2 2 2 2,73 0,59 1,68 II 3 Spesialisasi tugas 5 21,7 4 0,87 5 3 5 2 3 2 2 3 0 2 0 2,45 0,53 1,40 5,04 Weaknesses (W) 4 Lokasi produksi sempit 5 21,7 3 0,65 5 2 5 2 0 0 0 4 0 0 0 1,64 0,36 1,0 I 5 kurangnya tenaga penjual 2 8,7 4 0,35 4 2 2 2 0 3 0 4 4 1 2 2,18 0,19 0,54 II 6 pembukuan belum lengkap 1 4,35 3 0,13 3 3 3 0 0 1 1 1 0 0 0 1,09 0,05 0,18 23 1,72 II EKSTERNAL Opportunities (O) 7 Pasar yang terbuka luas 5 21,7 4 0,87 5 3 2 0 3 1 1 3 3 3 3 2,45 0,53 1,40 I 8 Konsumen yang loyal 4 17,4 4 0,7 4 3 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0,17 0,87 II 9 Diversifikasi Usaha 3 13 4 0,52 4 5 3 4 4 1 3 0 2 2 1 2,64 0,34 0,87 3,14 Threats (T) 10 Inovasi oleh pesaing 5 21,7 4 0,87 5 2 0 0 4 0 3 0 2 3 2 1,91 0,42 1,28 I 11 Selera konsumen yg berubah 4 17,4 4 0,7 3 2 2 0 1 0 3 0 2 3 3 1,73 0,3 1,00 II 12 Inflasi 2 8,7 4 0,35 3 2 0 0 2 0 3 0 1 2 3 1,45 0,13 0,47 23 2,75 NILAI KETERIKATAN NRK NBK TNB FKKNO FAKTOR INTERNAL/EKSTERNAL NU BF % ND NBD
  • 72. Pada Analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diketahui bahwa kondisi internal yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada kekuatan ( strength ) Nilai FKK ( Faktor Kunci Keberhasilan ) pada strength dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Total Nilai Bobot Pada Kekuatan Kunci NO Faktor TNB 1 Produk Bervariasi 1.96 2 Manajemen Tunggal 1.68 3 Spesialisasi tugas 1.40 5.04 Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya memiliki keunggulan pada produk yang bervariasi dengan TNB sebesar 1,96 merupakan faktor dominan dalam menentukan strategi bersaing. Sedangkan manajemen tunggal juga merupakan kekuatan utama dalam strategi bersaing dengan TNB sebesar 1.68 yang mencerminkan sebagai kekuatan utama lainnya dalam strategi bersaing. Kondisi eksternal yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada peluang ( Opportunity ) . Nilai TNB pada peluang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4 Total Nilai Bobot Pada Peluang Kunci NO Faktor TNB 1 Pasar yang terbuka luas 1.40 2 Konsumen yang loyal 0.87 3 Diversifikasi Usaha 0.87 3.14 Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
  • 73. Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya memiliki prospek pasar yang terbuka luas dengan TNB sebesar 1.40 dan Diversifikasi Usaha merupakan faktor yang dominan dalam menentukan strategi bersaing dengan TNB sebesar 0.87 mencerminkan sebagai peluang utama lainnya dalam strategi bersaing Sedangkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada pada kelemahan ( Weakness ) dan pada faktor Threat ( ancaman ) .Faktor kelemahan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Total Nilai Bobot Pada Kelemahan Kunci NO Faktor TNB 1 Lokasi produksi sempit 1.00 2 Kurangnya tenaga penjual 0.54 3 Pembukuan belum lengkap 0.18 1.72 Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi produksi yang sempit dengan TNB sebesar 1.00 dan kurangnya tenaga penjual dengan TNB sebesar 0.54 merupakan factor dominan yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi bersaing. Kondisi eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada pada ancaman ( Threat ). Nilai pada ancaman dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 5 Total Nilai Bobot Pada Ancaman Kunci NO Faktor TNB 1 Inovasi oleh pesaing 1.28 2 Selera konsumen yg berubah 1.00 3 Inflasi 0.47 2.75 Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
  • 74. Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi yang dilakukan oleh Pesaing sejenis dengan TNB sebesar 1.28 merupakan ancaman yang paling dominan dalam menentukan strategi bersaing sedangkan faktor ancaman dominan lainnya adalah selera konsumen yang berubah oleh suatu hal dengan TNB sebesar 1.00 . Pembahasan Melihat posisi kekeuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi S – W yang bernilai (5.04 – 1.72 ) = 3,32 dan kondisi O – T yang bernilai ( 3.14 – 2,75 ) = 0,39. Dengan demikian posisi kekuatan bersaing perusahaan kuadran I ( keunggulan kompetitif ) atau ada strategi ekspansi. Kondisi kompetitif artinya bahwa perusahaan telah mampu mengelola semua faktor – faktor produksi secara efisien . strategi yang perlu dilakukan adalah strategi Ekspansi karena sudah mantapnya posisi bersaingnya yaitu adanya kekuatan ( S ) dan peluang ( O ) yang merupakan kekuatan kunci. Dengan demikian UD. Mitra Jaya yang berada pada kuadran I , menunjukan bahwa posisi bersaing yang relatif tinggi , artinya sudah mampu mengatasi ancaman –ancaman dari pesaingnya. Kuatnya daya saing dapat dilihat dari bervariasinya produk yang dihasilkan serta manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun. di sisi lain dengan tetap masih menjadi perusahaan yang memberikan peluang yang dapat di manfaatkan karena pasar yang terbuka lebar . kekuatan bersaing secara lengkap dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
  • 75. Keterangan : S – W yang bernilai (5,04 – 1.72 ) = 3,32 O – T yang bernilai ( 3,14 – 2,75 ) = 0,39 Maka interaksi yang terjadi adalah antara ( S- W ; O – T ) sebesar ( 3,32 ; 0,39 ) posisi kekuatan bersaing perusahaan terdapat pada Kwadran I (Keunggulan Kompetitif) karena adanya kekuatan dan peluang atau ada pada strategi ekspansi. 2. Strategi Bersaing Perusahaan Setiap perusahaan harus mampu bersaing dipasar dalam upaya agar perusahaan dapat bertahan hidup. Kemampuan perusahaan untuk bersaing tergantung bagaimana kemampuan strategi yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan begitu, perusahaan perlu menerapkan manajemen strategi dalam kelangsungan dan kegiatan usahannya. Persaingan di dunia usaha sudah menjadi hal yang sangat wajar terjadi. Tanpa adanya pesaing usaha kita tidak akan S II I 6 s-o Mobilitas (3,32 ; 0,39 ) "Arah Trend” Keunggulan Komperatif T 3 6 O IV III Defensif/Survival Investasi/Divestasi W
  • 76. berjalan dan berkembang persaingan dalam dunia usaha berkaitan dengan struktur ekonomi yang mendasarinya dan berjalan diluar perilaku pesaing- pesaing yang ada. Keadaan persaingan dalam suatu perusahaan tergantung dalam 5 kekuatan pokok yang meliputi : f. Pendatang baru potensial g. Kekuatan tawar menawar pemasok h. Kekuatan tawar menawar pembeli i. Ancaman produk/ jasa pengganti j. Para pesaing itu sendiri. Dari kelima kekuatan pokok dalam persaingan itu, UD.Mitra Jaya lebih menitikberatkan pada poin ke tiga, yaitu kekuatan tawar menawar pembeli. Dalam hal ini pemilik usaha membuat strategi dengan cara menaikkan harga, tetapi masih dalam harga yang masih standar. Strategi ini dilakukan untuk mengantisipasi pembeli yang selalu berusaha untuk menawar harga barang yang dijual. Sehingga perusahaan tetap memperoleh keuntungan meski sudah terjadi proses tawar menawar.
  • 77. BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian Studi Kelayakan Bisnis yang kami lakukan di UD. Mitra Jaya beberapa minggu ini. Selain mendapatkan data yang valid sebagai materi untuk memenuhi tugas kuliah, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang keunggulan bersaing yang dimiliki oleh UD.Mitra Jaya sehingga bisa bertahan dalam persaingan pasar yang sangat ketat pada saat ini serta kelemahan – kelemahan yang harus diatasi agar dapat mengembangkan usaha menjadi lebih besar. Berikut ini adalah beberapa kekuatan dan kelemahan yang kami lihat pada UD. Mitra Jaya, dapat disimpulkan : 1.1 Kekuatan Produk bervariasi Berbagai jenis produk yang dimiliki merupakan kekuatan utama yang ditawarkan oleh UD.Mitra Jaya. Hal ini juga didukung oleh kualitas produk yang baik serta harga yang bias bersaing di pasaran. Manajemen tunggal Semua kegiatan dalam usaha ini dilakukan atau dikendalikan oleh 1 orang yaitu pemilik usaha itu sendiri. Mulai dari pemesanan bahan baku, memimpin kegiatan produksi, mencatat administrasi keuangan sampai yang terakhir adalah pendistribusian atau pemasaran produk ke pelanggan. Dengan keadaan seperti ini, maka pemilik usaha dapat dengan cepat untuk mengambil sebuah keputusan bila ada masalah yang menggangu kegiatan usaha iniserta rahasia perusahaanpun akan ikut terjamin. Spesialisasi tugas UD. Mitra Jaya menerapkan spesialisasi tugas pada bagian produksinya sehingga setiap karyawan dapat focus pada tugas pekerjaan masing – masing dan dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu.
  • 78. 1.2 Kelemahan Lokasi usaha sempit Lokasi usaha yang sempit membuat kegiatan produksi sedikit terganggu. Hal ini dikarenakan ruangan yang sempit itu harus digunakan juga untuk meletakkan persediaan produk – produk yang sudah jadi. Kurang tenaga pemasaran Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan. Pembukuan kurang lengkap Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan laporan keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi. Dilihat dari Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) maka posisi perusahaan berada pada kuadran I (Strength – Opportunity) yang berarti perusahaan berada pada kondisi keunggulan komperatif atau strategi yang dilakukan adalah strategi eksplansi. Kondisi tersebut terlihat dari posisi kekuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi. 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
  • 79. Keterangan : Melihat kondisi perusahaan ini tiap tahunnya mengalami kenaikan sekitar 10 %. Maka bisa dikatakan perusahaan ini kedepannya dapat bersaing bahkan bisa menguasai pangsa pasar. 2. Saran Untuk mempertahankan yang ada pada UD. Mitra Jaya bisa mengatasi kelemahan kuncinya yaitu berupa faktor : 2.1 Manajemen yang belum terstruktur dalam organisasi. Apabila manajemen yang terstruktur bisa menjadi pedoman untuk kelangsungan kedapannya. Staf keuangan yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan ini untuk mengahandle dan mendata keuangan perusahaan ini agar tidak sembrawut lagi. 2.2 Sumber daya manusia harus dikembangkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan penambahan pendidikan dibidang design sehingga apa yang dibutuhkan konsumen sesuai dengan perkembangan yang ada. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan karyawan bisa memenuhi permintaan konsumen dan design tidak sepenuhnya dipegang oleh pemimpin. Penambahan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen yang tiap tahun semakin meningkat. 2.3 Untuk meningkatkan profit margin perlu dilakukan promosi dan peningkatan penjualan dengan menambah selebaran, iklan dan mengikuti berbagai pameran yang diadakan oleh pemerintah atau swasta. Dengan demikian UD. Mitra Jaya memiliki peluang ke depan untuk terus berkembang, oleh karena itu UD. Mitra Jaya perlu terus meningkatkan sarana dan prasarana penunjang seperti mesin jahit modern sehingga berproduksi lebih cepat dan bisa menghasilkan produksi yang lebih banyak. Design atau motif yang lebih bervariasi dan lebih modern atau sesuai dengan keinginan konsumen.
  • 80. DAFTAR PUSTAKA Kwik Kian Gie, 1997. “Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis dan Manajemen”. Jakarta Kotler, 2002. “Organisasi harus melakukan usaha penjulan dan promosi yang agresif”
  • 81. LAMPIRAN – LAMPIRAN Review Hasil Presentasi LAPORAN PENJUALAN HISTORY PENJUALAN TAHUN 2011 No Nama Produk Harga Satuan Kuantitas Total 1 Bantal SK Polos Rp21.000 2133 Rp44.793.000 Bantal SK Motif Rp24.000 2067 Rp49.608.000 Bantal Putri polos Rp30.000 3029 Rp90.870.000 Bantal Putri Motif Rp35.000 2765 Rp96.775.000 Bantal Platinum Rp45.000 1995 Rp89.775.000 Bantal Cinta Polos Rp37.500 2445 Rp91.687.500 Bantal Cinta motif Rp45.000 3215 Rp144.675.000 Bantal Santai Rp45.000 2335 Rp105.075.000 Bantal Kursi Polos Rp45.000 967 Rp43.515.000 Bantal Kursi Motif Rp60.000 975 Rp58.500.000 Bantal Imut + sarung Rp30.000 1285 Rp38.550.000 Rp853.823.500 2 Guling SK Polos Rp22.000 1668 Rp36.696.000 Guling SK Motif Rp25.000 1520 Rp38.000.000 Guling Putri Polos Rp31.000 2019 Rp62.589.000 Guling putri Motif Rp35.000 1725 Rp60.375.000 Guling Platinum Rp47.000 1407 Rp66.129.000 Rp263.789.000 3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 509 Rp89.075.000 kasur Lipat 1.2m Rp225.000 338 Rp76.050.000 Kasur Gulung Rp155.000 299 Rp46.345.000 Kasur Bayi Rp115.000 125 Rp14.375.000 Rp225.845.000 Total 32821 Rp1.343.457.500
  • 82. HISTORY PENJUALAN TAHUN 2012 No Nama Produk Harga Satuan Kuantitas Total 1 Bantal SK Polos Rp21.000 2245 Rp47.145.000 Bantal SK Motif Rp24.000 2139 Rp51.336.000 Bantal Putri polos Rp30.000 3175 Rp95.250.000 Bantal Putri Motif Rp35.000 2970 Rp103.950.000 Bantal Platinum Rp45.000 2160 Rp97.200.000 Bantal Cinta Polos Rp37.500 2624 Rp98.400.000 Bantal Cinta motif Rp45.000 3525 Rp158.625.000 Bantal Santai Rp45.000 2635 Rp118.575.000 Bantal Kursi Polos Rp45.000 1002 Rp45.090.000 Bantal Kursi Motif Rp60.000 1040 Rp62.400.000 Bantal Imut + sarung Rp30.000 1595 Rp47.850.000 Rp925.821.000 2 Guling SK Polos Rp22.000 1873 Rp41.206.000 Guling SK Motif Rp25.000 1821 Rp45.525.000 Guling Putri Polos Rp31.000 2155 Rp66.805.000 Guling putri Motif Rp35.000 1961 Rp68.635.000 Guling Platinum Rp47.000 1563 Rp73.461.000 Rp295.632.000 3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 664 Rp116.200.000 kasur Lipat 1.2m Rp225.000 486 Rp109.350.000 Kasur Gulung Rp155.000 332 Rp51.460.000 Kasur Bayi Rp115.000 138 Rp15.870.000 Rp292.880.000 Total 36103 Rp1.514.333.000
  • 83. LAPORAN RUGI/LABA LAPORAN RUGI/LABA No Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012 1 Hasil Penjualan Bantal 853.823.500 925.821.000 Guling 263.789.000 295.632.000 Kasur 225.845.000 292.880.000 Total Hasil Penjualan 1.343.457.500 1.514.333.000 2 Biaya Pokok Penjualan Biaya Bahan Baku 637.834.500 708.705.000 Biaya listrik 5.832.000 6.480.000 Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000 Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800 Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000 Biaya Perjalanan 7.565.000 8.640.000 Tot B.Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800 Laba Kotor (1-2) 605.055.200 703.337.200 3 Biaya Usaha Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000 Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500 Biaya ATK 725.000 856.000 Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000 Biaya Premi JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000 Biaya THR 8.064.000 8.064.000 Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000 Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000 Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000 Total Biaya Usaha 133.607.500 133.738.500 4 Laba Usaha (2-3) 471.447.700 569.598.700 5 Laba Sebelum Pajak 471.447.700 569.598.700 6 Pajak ( 15 % ) 70.717.155 85.439.805 7 Laba Bersih (5-6) 400.730.545 484.158.895
  • 84. LAPORAN ARUS KAS No Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012 1 Saldo Awal Kas 275.662.845 2 Arus Kas Masuk 1. Kas Hasil Penjualan 1.343.457.500 1.514.333.000 2. Piutang - - Total Arus Kas Masuk 1.343.457.500 1.514.333.000 3 Arus Kas Keluar 1. Investasi 258.675.200 298.545.325 2.Biaya Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800 3.Pajak 70.717.155 85.439.805 Total Arus Kas Keluar 1.067.794.655 1.194.980.930 4 Kas Netto (2-3) Surplus / Devisit 275.662.845 319.352.070 5 Saldo Kas Akhir 275.662.845 319.352.070
  • 85. NERACA A KELOPMPOK HARTA Tahun 2011 Tahun 2012 1 Harta Lancar 1. Kas 275.662.845 319.352.070 Total Harta Lancar 275.662.845 319.352.070 2 Harta Tetap 1. Mesin / Peralatan 13.000.000 14.000.000 2. Bangunan 250.000.000 250.000.000 Total Harta 263.000.000 264.000.000 3. Akumulasi penyusutan 4.750.000 4.750.000 Nilai buku harga tetap 258.250.000 259.250.000 3 Harta Tak Berwujud 1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000 Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 542.262.845 586.952.070 B KELOMPOK HUTANG DAN MODAL 1 Hutang Lancar 1. Hutang Dagang - - 2. Kredit Modal - - Total hutang Lancar - - 2 Hutang Jangka Panjang 1. Kredit Investasi - - Total Hutang Jangka Panjang - - 3 Modal 1. Modal Sendiri 340.000.000 390.000.000 2. Laba ditahan ( Periode lalu) - - 3. Laba Periode Berjalan 202.262.845 196.952.070 Total Modal 542.262.845 586.952.070 Total Hutang & Modal 542.262.845 586.952.070 ( 1 + 2 + 3 )
  • 86. Proses produksi UD. Mitra Jaya : Memotong pola kain Menjahit Proses memasukan dakron
  • 87. Proses pengepakan Gudang penyimpanan dakron UD. Mitra Jaya
  • 88. Barang produksi UD. Mitra Jaya berupa : bantal biasa polos, motif, bantal cinta, guling polos dan motif , kasur lipat dan kasur gulung. Outlet toko UD. Mitra Jaya. “ Putri Collection” JL. Genuk Krajan
  • 89. Lapak di Stadion setiap minggu pagi. Pameran yang diadakan DESPERINDAG di Plasa Simpanglima dan DP.Mall