1. Asep Irpan
28020166
VI Akuntansi (reguler)
Latar Belakang Masalah
Dalam situasi bisnis saat ini, tingkat persaingan antara perusahaan distro terjadi
semakin ketat. Karena, hal ini didorong oleh sistem pasar bebas dalam dunia ekonomi sekarang
ini. Pasar bebas mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat mengelola perusahaannya dengan
baik, agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat.
Salah satu jenis perusahaan yang semakin banyak berkembang saat ini adalah Distro.
Pada tahun 2011 jumlah distro di kota bandung mencapai 1.200 buah. Sepuluh tahun lalu,
jumlah distro di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini kurang dari 200. Usaha ini terbagi dua, yakni
toko (penjual) dan clothing (pembuat pakaian). Distro merupakan ikon industri kreatif yang
dibanggakan warga Bandung. Selain penyerap tenaga kerja andalan, kelebihan distro
mengedepankan eksklusivitas desain dengan produk terbatas.
Toko menjual produk mode bermerek independen. Adapun clothing adalah usaha yang
memproduksi produk-produk tersebut. Setiap usaha rata-rata bisa menyerap tenaga kerja
hingga 20 orang. Karena itu, hampir semua usaha tersebut termasuk usaha kecil.
Akan tetapi, seiring dengan jumlah distro yang terus bertambah, hambatan berat
muncul, yakni pembajakan. Para pemilik distro harus berjuang sendiri karena tidak ada
perlindungan dari pemerintah. Seperti bertempur di ”rimba raya” karena hukum sulit
menyentuh aksi pembajakan itu. Sementara itu, upaya menekan pembajakan melalui
penggunaan hak atas kekayaan intelektual belum sepenuhnya dapat memecahkan persoalan.
Masalahnya, proses mendapatkan hak itu bisa memakan waktu yang lama dan setiap bulan bisa
satu desain keluar. Belum lagi hak untuk baju, tas, sepatu beda. Harus didaftarkan satu-satu
sehingga pendaftaran membutuhkan biaya yang cukup besar.
Menurut dosen Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Anang Muftiadi, kontribusi
industri kreatif, termasuk distro, terhadap perekonomian Bandung terus naik. Pada tahun 2002,
misalnya, kontribusi itu sebesar 12,8 persen atau lebih tinggi daripada nasional sebesar 8,8
persen. Pada tahun 2007, kontribusi industri kreatif di Bandung meningkat menjadi 14,5 persen
dan nasional 7,5 persen.
1
2. Dalam kegiatan usahanya, distro mengelola bahan setengah jadi atau produk jadi melalui
suatu proses produksi. Dalam perusahaan, informasi yang tepat waktu, relevan, tepat guna dan
dapat dipercaya sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen. Informasi ini akan dijadikan alat
oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang tepat, karena perusahaan dituntut untuk
memproduksi barang yang memiliki daya saing tinggi dalam biaya seefisien mungkin.
Dalam hal ini, dibutuhkan laporan yang sangat akurat tentang biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi dilaksanakan oleh perusahaan distro. Untuk memperoleh informasi
mengenai biaya produksi ini dibutuhkan pengelolaan data sesuai dengan teori serta prinsip
akuntansi, khususnya akuntansi biaya. Akuntansi biaya dalam perusahaan bertujuan untuk
menyajikan informasi harga pokok produksi per satuan produk jadi yang diserahkan oleh bagian
produksi kepada bagian gudang. Akuntansi biaya ini digunakan untuk menghitung biaya yang
dikeluarkan dari setiap proses yang dilakukan mengolah bahan setengah jadi atau pun produk
jadi.
Black Jack merupakan salah satu perusahaan, memiliki bidang usaha yang bergerak
dalam produksi. Untuk memproduksi barang jadi itu sendiri dibutuhkan biaya yang cukup
besar dan komponen biaya yang mendapat perhatian cukup serius adalah biaya produksi. Biaya
produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Informasi biaya produksi dapat digunakan manajemen untuk menetapkan harga pokok
produksi yang nantinya akan menjadi alat bagi manajemen dalam opreasional perusahan.
Di dalam perusahaan distro, umumnya biaya overhead pabrik merupakan elemen biaya
produksi yang cukup besar karena jenisnya yang cukup banyak dan jumlahnya fluktuatif dari
setiap periode. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawasan serta pengendalian yang lebih intensif
terhadap biaya overhead pabrik ini. Selain itu, dengan adanya kenaikan TDL dan kenaikan biaya
produksi baru maka untuk menutupi biaya produksi yang mengalami kenaikan, pengusaha
cloting dan distro akan menaikan harga produk mereka. Secara tidak langsung biaya produksi
berpengaruh terhadap laba perusahaan, juga berpengaruh dalam penentuan harga pokok
produksi. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah komponen dari biaya overhead itu
sendiri, sehingga perlu diperhatikan.
Dengan adanya kenaikan sejumlah bahan kaos, secara otomatis biaya produksi juga akan
mengalami kenaikan "Yang paling terasa untuk produksi kaos, harga kain naik hingga
10.000-15.000 rupiah dan biaya produksi kaos bisa naik hingga 3.000 rupiah per kaos, menurut
3. para pemilik distro di Bandung. Pada awal tahun 2011, harga kain Rp 70.000 per roll naik hingga
harga Rp 84.000 per roll dan diperkirakan kalau harga kain akan naik lagi. Untuk jenis katun
combat mencapai Rp 65.000 per kg. Pada tahun ini harganya sudah mencapai Rp 100.000 per kg.
Selain harus menghadapi kenaikan harga bahan baku, industri clothing juga mendapat ancaman
dari maraknya produk impor setelah pemberlakukan perdagangan bebas Asean-China
(ACFTA).
Saat terjadi kenaikan harga, produsen pasti akan terkena dampak atau efeknya (baik
secara langsung atau tidak). Misalnya sebuah perusahaan FO yang memproduksi pakaian jadi,
jaket, tas, topi dan asesoris lainnya, jika terjadi kenaikan harga pada bahan baku produksi
mereka seperti kain, maka dapat dipastikan proses produksi mereka akan terganggu. Tingginya
harga bahan baku tersebut membuat perusahaan harus melakukan perhitungan dan peramalan
ulang mengenai biaya produksi dan laba yang akan mereka dapatkan. Biaya produksi akan
meningkat tajam seiring dengan kenaikan harga bahan baku produksi. Dengan situasi seperti itu
perusahaan akan berusaha mencari cara untuk menekan harga produksi. Perusahaan akan
menaikkan harga jual produknya sebagai solusi atas kenaikan harga bahan baku produksi, hal
ini terpaksa ditempuh oleh perusahaan meskipun akan berdampak pada penurunan tingkat
penjualan produk mereka di pasaran karena konsumen akan mencari produk sejenis dengan
harga yang lebih murah.
Harga pokok produksi adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk
atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi
atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja. Harga pokok produksi merupakan
salah satu faktor yang menentukan harga jual produk. Harga pokok produk yang tinggi akan
menghasilkan harga jual yang tinggi pula. Harga pokok produk yang tinggi akan mengurangi
persentase laba yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk membahas tentang pengaruh
biaya produksi terhadap harga pokok produksi. Komponen biaya produksi yang ingin saya teliti
adalah biaya overhead pabrik. Dengan dilakukannya efisiensi terhadap biaya overhead pabrik
maka perusahaan dapat memperkecil harga pokok produksi. Oleh karena itu, permasalahan
yang akan diteliti adalah “Analisis Pengaruh Biaya Overhead Pabrik Terhadap Harga Pokok
Produksi Pada Distro Black Jack”.
3
4. Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian dalam hal ini adalah:
Bagaimana faktor input bahan baku berpengaruh terhadap tingkat produksi pada distro
BlackJack?
Bagaimana perkembangan biaya overhead pabrik pada distro Black Jack?
Bagaimana perkembangan harga pokok produksi pada distro Black Jack?
Bagaimana pengaruh biaya overhead pabrik terhadap penentuan harga pokok produksi pada
distro Black Jack?
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dalam
penelitian ini peneliti akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan
penelitian ini, yaitu:
Adanya kenaikan TDL dan kenaikan biaya produksi (bahan baku) maka untuk
menutupi biaya produksi yang mengalami kenaikan, pengusaha cloting dan distro akan
menaikan harga produk mereka. Secara tidak langsung biaya produksi berpengaruh terhadap
laba perusahaan, juga berpengaruh dalam penentuan harga pokok produksi. Hal ini disebabkan
karena banyaknya jumlah komponen dari biaya overhead itu sendiri, sehingga perlu
diperhatikan.
Jadi secara garis besar, kenaikan harga (dalam hal ini kenaikan harga bahan baku
produksi) lebih banyak memberikan dampak negatif bagi para produsen karena dengan
kenaikan harga bahan baku produksi, mereka dipaksa untuk melakukan pilihan sulit seperti
menaikkan harga jual produk, pengurangan kuantitas penjualan produk, dan penggunaan bahan
baku produksi dengan kualitas yang lebih rendah. Itu semua mereka lakukan dengan berbagai
resiko, seperti menurunnya hasil penjualan produk karena ditinggalkan konsumen, dan lain-
lain. Sehingga perusahaan harus tetap melakukan itu untuk menjaga kelangsungan hidup usaha
produksinya. Masalah:
Apakah hasil produksi akan bertambah jika biaya produksi mengalami kenaikan?
Apakah ada hubungan antara kenaikan biaya produksi dengan penetapan harga pokok
produksi?
5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk :
Menganalisis pengaruh input bahan baku terhadap produksi distro BlackJack.
Menganalisis bagaimana perkembangan biaya overhead pabrik pada distro Black Jack.
Menganalisis bagaimana perkembangan harga pokok produksi pada distro Black Jack.
Menganalisis pengaruh biaya overhead pabrik terhadap penentuan harga pokok produksi
pada distro Black Jack.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Memberikan masukan dan informasi tambahan yang berguna bagi perkembangan usaha pada
distro BlackJack.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan produksi dan Akuntansi.
Judul/Topik :
“Analisis Pengaruh Biaya Overhead Pabrik Terhadap Harga Pokok Produksi
Pada Distro Black Jack”
5