SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  32
Asal Usul dan Persebaran
Manusia di Indonesia
Sejarah Kelas X Semester Genap
Asal Usul dan
Persebaran Manusia
di Indonesia
Fosil Manusia Purba
Persebaran Manusia
Purba
Hipotesis Tentang
Asal Usul dan
Persebaran Manusia
Perkembangan
Teknologi dan Sistem
Kepercayaan Awal
Masyarakat Masa
Neolitikum dan
Megalitikum
Teori Yunan
Teori Nusantara
Gelombang 1
(Proto
Melayu)
Gelombang 2
(Deutro
Melayu)
Neolitikum
Megalitikum
Teori Out of Africa
Asal-Usul dan Persebaran Manusia di
Indonesia
A. Fosil Manusia Purba Yang Di Indonesia
Jenis Penemu Tahun Tempat Penemuan Letak
Meganthropus
Paleojavanicus
Von Koeningswald 1941 Sangiran Pleistosen Bawah
Pithecanthropus
Mojokertensis
Von Koeningswald 1936 Mojokerto Pleistosen Bawah
Pithecanthropus
Robustus
F. Weidenrich 1939 Lembah bengawan solo Pleistosen Bawah
Pithecanthropus
Erectus
Eugene Dubois 1890 Trinil, Ngawi Pleistosen Tengah
Homo Soloensis Von Koeningswald 1931 Ngandong Pleistosen Atas
Homo Wajakertensis Eungene Dubois 1889 Lembah Sungai Brantas Pleistosen Atas
Homo Sapien Von Rietschoten 1892 Wajak, Tulungagung Holosen /
Alluvium
Indonesia termasuk salah satu negara tempat ditemukannya
manusia purba. Penemuan manusia purba di Indonesia dapat
dilakukan berdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan. Fosil adalah
tulang belulang, baik binatang maupun manusia, yang hidup pada
zaman purba yang usianya sekitar ratusan atau ribuan tahun. Adapun
untuk mengetahui bagaimana kehidupan manusia purba pada saat
itu, yaitu dengan cara mempelajari benda-benda peninggalannya
yang biasa disebut dengan artefak. Manusia purba yang ditemukan
di Indonesia memiliki usia yang sudah tua, hampir sama dengan
manusia purba yang ditemukan di negara-negara lainnya di dunia.
Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili penemuan manusia
purba di daratan Asia.
Daerah penemuan manusia purba di Indonesia tersebar di beberapa
tempat, khususnya di Jawa. Penemuan fosil manusia purba di Indonesia
terdapat pada lapisan pleistosen. Salah satu jenis manusia purba yang
ditemukan di Indonesia hampir memiliki kesamaan dengan yang
ditemukan di Peking Cina, yaitu jenis Pithecanthropus Erectus.
Penelitian tentang manusia purba di Indonesia telah lama dilakukan.
Sekitar abad ke-19 para sarjana dari luar meneliti manusia purba di
Indonesia. Sarjana pertama yang meneliti manusia purba di Indonesia
ialah Eugene Dubois seorang dokter dari Belanda. Dia pertama kali
mengadakan penelitian di gua-gua di Sumatera Barat. Dalam
penyelidikan ini, ia tidak menemukan kerangka manusia. Kemudian dia
mengalihkan penelitiannya di Pulau Jawa. E. Dubois pertama-tama
menemukan sebagian rahang. Kemudian pada tahun berikutnya kira-
kira 40 km dari tempat penemuan pertama, ditemukan sebuah geraham
dan bagian atas tengkorak. Pada tahun 1892, beberapa meter dari situ
ditemukan sebuah geraham lagi dan sebuah tulang paha kiri.
Untuk membedakan apakah fosil itu, fosil manusia atau kera,
E.Dubois memperkirakan isi atau volume otaknya. Volume otak dari
fosil yang ditemukan itu, diperkirakan 900 cc. Manusia biasa
memiliki volume otak lebih dari 1000 cc, sedangkan jenis kera yang
tertinggi hanya 600 cc. Jadi, fosil yang ditemukan di Trinil
merupakan makhluk di antara manusia dan kera. Bentuk fisik dari
makhluk itu ada yang sebagian menyerupai kera, dan ada yang
menyerupai manusia. Oleh karena bentuk yang demikian, maka
Dubois memberi nama Pithecanthropus Erectus artinya manusia-
kera yang berjalan tegak (pithekos = kera, anthropus = manusia,
erectus = berjalan tegak). Jika makhluk ini kera, tentu lebih tinggi
tingkatnya dari jenis kera, dan jika makhluk ini manusia harus diakui
bahwa tingkatnya lebih rendah dari manusia (Homo Sapiens).
Pithecanthropus Erectus sebagaimana
direkonstruksi oleh Dubois
Sebelum menemukan fosil tempurung kepala (cranium) dan tulang
paha tengah (femur), Dubois memulai pencariannya dengan
berlandaskan pada tiga teori. Perhatikanlah tiga landasan teori yang
dikemukakan oleh Dubois.
1. Seperti halnya dengan Darwin, Dubois percaya bahwa
evolusi manusia berasal dari daerah tropika. Hal ini berkaitan dengan
berkurangnya rambut pada tubuh manusia purba yang hanya dapat
ditoleransi di daerah tropika yang hangat.
2. Dubois mencatat bahwa dalam dunia binatang, pada
umumnya mereka tinggal di daerah geografi yang sama dengan asal
nenek moyangnya. Dari segi biologi, binatang yang paling mirip
dengan manusia ialah kera besar. Sehingga nenek moyang kera besar
diduga mempunyai hubungan kekerabatan (kinship) yang dekat
dengan manusia. Menurut Dubois, juga didukung oleh beberapa ahli
seperti Wallace dan Lyell, orangutan dan siamang lebih dekat
hubungannya dengan manusia dibanding gorila dan simpanse.
3. Dubois mengikuti perkembangan penemuan fosil rahang
atas dari sejenis kera seperti manusia yang ditemukan di Bukit
Siwalik, India pada tahun 1878. Kalau di India ditemukan fosil
semacam itu, maka terbuka kemungkinan penemuan fosil
selanjutnya di Jawa.
Berlandaskan ketiga dasar teori tersebut dan setelah mendapat
dukungan dari pemerintah Hindia Belanda, maka Dubois memulai
usaha pencariannya. Keberhasilan kedua adalah ditemukannya
fosil “java man” atau Pithecanthropus Erectus, sekarang lebih
dikenal dengan nama Homo Erectus di Trinil (Jawa Timur). Saat
ini Homo Erectus dipercaya merupakan salah satu kerabat dekat
manusia modern (Homo Sapiens). Berdasarkan analisis para ahli
dari Berkeley dengan menggunakan metode mutakhir argon-
40/argon-39 (laser-incremental heating analysis), diduga umur
fosil tersebut sekitar 1 juta tahun. Walau begitu, ada juga
kegagalan Dubois yang dalam kaitannya dengan perkembangan
ilmu pengetahuan menjadi bermakna. Salah satu kelemahan teori
Dubois adalah di missing link, yang menyebutkan mata rantai
kera manusia telah terjawab dengan ditemukannya “java man”.
Selain itu, ada kesalahan teori Dubois mengenai volume otak yang
meningkat 2 kali lipat sebanding dengan peningkatan ukuran tubuh.
Menurut Dubois volume otak fosil “java man” sekitar 700 cc, kurang
lebih setengah dari volume otak manusia modern yang sekitar 1.350
cc. Teori tersebut runtuh karena volume otak “java man” berdasarkan
penghitungan yang lebih akurat adalah sekitar 900 cc. “Java man”
terlalu pandai untuk mengisi missing link kera-manusia, ia lebih tepat
disebut manusia purba.
G.H.R von Koenigswald mengadakan penelitian dari tahun 1936
sampai 1941 di daerah sepanjang Lembah Sungai Solo. Pada tahun
1936 Koenigswald menemukan fosil tengkorak anak di dekat
Mojokerto. Kemungkinan tengkorak tersebut merupakan tengkorak
anak dari Pithecanthropus Erectus, tetapi von Koenigswald
menyebutnya Homo Mojokertensis. Von Koeningswald membagi
diluvium Lembah Sungai Solo menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan
Jetis (pleistosen bawah), di atasnya terletak lapisan Trinil (pleistosen
tengah) dan paling atas ialah lapisan Ngandong (pleistosen atas).
Pada setiap lapisan itu ditemukan jenis manusia purba.
Pada tahun 1941, von Koeningwald di dekat Sangiran Lembah
Sungai Solo juga, menemukan sebagian tulang rahang bawah yang
jauh lebih besar dan kuat dari rahang Pithecanthropus. Makhluk ini
ia beri nama Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar), karena
bentuk tubuhnya yang lebih besar. Diperkirakan hidup pada 2 juta
sampai satu juta tahun yang lalu. Von Koenigswald dan Wedenreich
kembali menemukan sebelas fosil tengkorak pada tahun 1931-1934
di dekat Desa Ngandong Lembah Bengawan Solo. Von
Koeningswald menilai hasil temuannya ini merupakan fosil dari
makhluk yang lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus
Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan sebagai manusia. Makhluk
ini oleh von Koeningswald disebut Homo Soloensis (manusia dari
Solo). Pada tahun 1899 ditemukan sebuah tengkorak di dekat Wajak
sebua desa yang tak jauh dari Tulungagung, Kediri. Tengkorak ini ini
disebut Homo Wajakensis. Menurut Dubois, Homo Wajakensis
termasuk dalam golongan bangsa Australoide, bernenek moyang
Homo Soloensis dan nantinya menurunkan bangsa-bangsa asli di
Australia.
B. Persebaran Manusia Purba
1. Penyebaran Manusia dan Bahasa Austronesia
Bahasa di asia tengah berasal dari keluarga sinn-tibet yang
melahirkan bahasa Cina, Siam, Tibet, Miao, Yiu, dan Burma.
Penyebaran keselatan melahirkan bahasa Dravida,yaitu Telugu,
Tamil, Malayalam, sedangkan penyebaran ke Asia Timur dan
Tenggara melahirkan bahasa Austronesia yang menurunkan bahasa
Melayu, Melanesia, Mikronesia, Polinesia.
Oleh karena itu ada kesamaan istilah, bahasa, nama hewan dan
tumbuhan,jadi bangsa pendukung bahasa Austronesia itu berasal
dari daerah campa.cochin china,dan kamboja dan daerah di sekitar
pantai, namun wilayah itu bukanlah penduduk asli.tempat
asal mereka berada di daerah yang jauh lebih tinggi.
2. Penyebaran Pendukung Kebudayaan Kapak Persegi
Menurut Kern dan Von Heine Geldern persebaran kapak
persegi berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan , yaitu di daerah
hulu sungai sungai terbesar di Asia Tenggara seperti di sungai
Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-tse-kiang, sungai
Mekhong, dan sungai Menam.
Dengan melalui lembah sungai itu kebudayaan dan
manusia pendukungnya menyebar menuju hilir sungai sehingga
sampai ke asia tenggara bagian utara. Disini kebudayaan itu
mempunyai cabang kebudayaan kapak bahu. Dalam
perkembangnya masing-masing berdiri sendiri dan mempunyai
jalan penyebaran yang berbeda. Pendukung kebudayaa kapak
persegi yaitu adalah bangsa Austronesia, mempunyai pusat di
daerah Tonkin. Karena mereka memiliki kepandaian membuat
perahu bercadik, mereka berlayar menggunakan perahu tersebut ke
Malaysia barat kemudian ke Sumatra, Jawa, Bali, dan terus ke
timur. Sebagian menuju Kalimantan, dari Kalimantan barat laut
kebudayaan kapak persegi tersebar ke Philipina , Formosa, dan
Jepang .
3. Penyebaran Manusia dengan Perahu Bercadik
Hornell yang mengadakan penyelidikan terhadap jenis-jenis perahu
di Nusantara dan negar-negara disekitarnya menyimpulkan bahwa perahu
bercadik adalah perahu khas bangsa Indonesia. Di India selatan ada
beberapa suku yang menurut corak kebudayaan dan fisiknya banyak
menyerupai orang Indonesia. Diantaranya suku terkenal sebagai penyelam
mutiara di teluk Manar. Mereka juga menggunakan perahu bercadik,
sedangkan suku Shanar kehidupannya terutama dari perkebunan kelapa.
Tanaman kelapa tersebut diperkirakan berasal dari Indonesia melalui
Srilangka.
4. Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah
Nusantara
Berdasarkan fosil-fosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia
dapat diketahui bahwa sejak 2 juta tahun yang lalu wilayah ini telah di huni.
Penhuninya adalah manusia-manusia purba dengan kebudayaan seperti :
meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus erectus dan homo
wajakensis. Manusia-manusia purba ini utamanya homo wajakensis lebih
mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli
Australia, aborigin.
Dengan demikian,”penduduk asli Indonesia” adalah kaum
negroid atau melanesoid atau astroloid, yang berkulit hitam.
Wilayah nusantara kemudian kedatangan bangsa melanesoid yang
berasal dari Tonkin, tepatnya dari bacson-hoabinh. Dari artefak-
artefak yang ditemukan di tempat asalnya menunjukan bahwa
induk bangsa ini berkulit hitam, berbadan kecil dan termasuk tipe
veddoid-austrolaid. Manusia Indonesia Purba yang tidak
memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka
berpindah-pindah. Ketika sampai di satu tempat yang
dilakukannya adalah mengumpulkan makanan (food gathering).
Biasanya mencari lembah-lembah atau wilayah yang
terdapat aliran sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang
(terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba
diwilayah nusantara di lembah-lembah sungai), walaupun tidak
tertutup kemungkinan ada pula yang memilih mencari di
pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid datang, mereka mulai
menetap, walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan
lagi makanan mereka akan pindah. Oleh karena itu, mereka
memilih daerah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran sungai
pula yang akan menjadi targetnya.
Sebenarnya terdapat beberapa teori yang membahas tentang asal-usul
manusia yang sekarang menghuni wilayah Nusantara ini. Teori-teori
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Teori Yunan
Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti R.H Geldern, J.H. Kern,
J.R Foster, J.R Logen, Slametmuljana, dan Asmah Haji Omar. Secara
keseluruhan, alasan-alasan yang menyokong teori ini yaitu sebagai berikut :
1) Kapak Tua yang ditemukan di wilayah Nusantara memiliki kemiripan
dengan Kapak Tua yang terdapat di Asia Tengah. Hal ini menunjukkan
adanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.
2) Bahasa Melayu yang berkembang di Nusantara serumpun dengan bahasa
yang ada di Kamboja. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kamboja
mungkin berasal dari Dataran Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong.
Arus perpindahan ini kemudian dilanjutkan ketika sebagian dari mereka
melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara. Kemiripan
bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja sekaligus menandakan pertaliannya
dengan Dataran Yunan.
Berdasarkan teori ini, orang-orang Nusantara datang dan berasal dari
Yunan. Kedatangan mereka ke Kepulauan Nusantara ini melalui dua
gelombang utama, yaitu Melayu Proto, dan juga Melayu Deutro.
1. Proto Melayu (Gelombang Pertama)
Perpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Nusantara diperkirakan
terjadi pada 2.000 SM. Arus perpindahan bangsa Austronesia ini
membawa kebudayaan Neolithikum dan dikenal dengan Proto Melayu
(Melayu Tua). Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui Jalur Barat
dan Jalur Timur.
a. Jalur Barat dari Semenanjung Malaya, Sumatera, dan ada yang menuju
jawa, ada yang menuju kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara.
b. Jalur Timur, dari Teluk Tonkin di Yunan menyusuri Pantai Asia Timur
menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua, sampai Australia.
Pada masa sekarang masih dapat ditemukan keturunan bangsa Proto
Melayu seperti Dayak, Toraja, Batak, Papua .
2. Deutro Melayu (Melayu Muda)
Gelombang kedua terjadi sekitar 500 SM. Gelombang ini juga
termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia yang disebut Deutro
Melayu (Melayu Muda). Kebudayaan yang dibawa ras ini relatif
lebih maju karena mereka sudah mengenal benda-benda dari
perunggu (Kebudayaan Dongson). Bangsa Austronesia dari ras ini
akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu yang sudah lebih dulu
datang. Sifat ras Deutro Melayu lebih terbuka terhadap
perkembangan kebudayaan luar. Mereka memilih wilayah / daerah
panrai, muara dan sungai dengan pertimbangan antara lain karena
letaknya yang strategis, mudah mendapatkan air, subur, tersedia
bahan makanan dan jalur lalu lintas yang mudah di lalui.
Melalui perjalanan waktu yang panjang, akhirnya bangsa
Deutro Melayu ini menjadi nenek moyang sebagian besar bangsa
Indonesia. Kehadirannya melahirkan kebudayaan baru dan kemudian
menjadi kebudayaan Indonesia sekarang ini.
b. Teori Nusantara
Teori ini menyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah
Nusantara ini tidak berasal dari luar melainkan mereka sudah hidup dan
berkembang di wilayah Nusantara itu sendiri. Teori ini didukung oleh
sarjanasarjana seperti J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana,
dan Gorys Keraf.
Teori Nusantara didasarkan pada alasan-alasan seperti di bawah ini.
1. Bangsa Melayu dan bangsa Jawa mempunyai tingkat peradaban yang
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu tidak berasal dari
mana-mana, tetapi berasal dan berkembang di Nusantara.
2. K. Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa bahasa
Melayu serumpun dengan bahasa Champa (Kamboja). Baginya,
persamaan yang berlaku di kedua bahasa tersebut adalah suatu fenomena
yang bersifat “kebetulan”.
3. Manusia kuno Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang terdapat di
Pulau Jawa. Penemuan manusia kuno ini di Pulau Jawa menunjukkan
adanya kemungkinan orang Melayu itu keturunan dari manusia kuno
tersebut, yakni berasal dari Jawa.
4. Bahasa yang berkembang di Nusantara yaitu rumpun bahasa
Austronesia, mempunyai perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa yang
berkembang di Asia Tengah yaitu bahasa Indo-Eropa.
c. Teori “out of Africa”
Hasil penelitian mutakhir/kontemporer menyatakan bahwa
manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Setelah
mereka berhasil melalui proses evolusi dan mencapai taraf manusia
modern, kemudian mereka bermigrasi ke seluruh benua yang ada di dunia
ini. Apabila kita bersandar pada teori ini, maka bisa dikatakan bahwa
manusia yang hidup di Indonesia sekarang ini merupakan hasil proses
migrasi manusia modern yang berasal dari Afrika tersebut. Hasil penelitian
terbaru menunjukkan bahwa fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di
Indonesia atau khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak
mempunyai hubungan langsung dengan manusia modern.
Jawa Timur tidak mempunyai hubungan langsung dengan manusia
modern. Dengan demikian, nampaknya jenis-jenis manusia purba yang
pernah hidup di Indonesia khususnya Jawa, seperti Meganthropus
Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo
Wajakensis, dan sebagainya telah mengalami kepunahan. Mereka pada
akhirnya digantikan oleh komunitas manusia yang berasal dari Afrika yang
melakukan proses migrasi hingga sampai di Kepulauan Nusantara.
Nampaknya teori ini perlu terus dikaji dan disosialisasikan, sehingga dapat
diterima oleh masyarakat.
C. Hipotesis Tentang Asal Usul dan
Persebaran Manusia
Menurut Teori para ahli, terdapat beberapa petunjuk keberadaan
masyarakat awal di Kepulauan Indonesia, seperti :
1. Prof. Dr. H. Kern
→Bangsa Indonesia berasal dari Asia. Teori ini didukung oleh
perbandingan bahasa, karena bahasa yang dipakai di Kepulauan
Indonesia, Polinesia, Melanesia, Micronesia berawal dari satu
akar bahasa yang bernama bahasa Austronesia.
2. Van Heine Geldern
→Bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini
didukung oleh artefak-artefak (bentuk budaya) yang ditemukan di
Indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ditemukan di
daratan Asia.
3. Prof. Moh Yamin
→ Bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri.
Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil dan artefak
tertua dengan jumlah terbanyak yang ditemukan di daerah
Indonesia.
Pendapat Tokoh-tokoh tentang Asal-Usul Bangsa
Indonesia
1. Max Muller
 Asal dari bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara.
2. Prof. Dr. H. Kern
 Bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kochin,
Cina, Kamboja. Kern juga menyatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia mempergunakan perahu-perahu
bercadik menuju Kepulauan Indonesia. Pendapat Kern
didukung adanya persamaan nama dan bahasa.
3. Willem Smith
 Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar
bahasa yang digunakannya, yaitu bangsa yang berbahasa Togon,
bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang berbahasa
Austria. Bahasa Austria dibagi 2 yaitu bangsa yang berbahasa
Asia dan bahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa
Austronesia mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan
Polinesia.
4. Hogen
 Bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari
Sumatra. Bangsa ini bercampur dengan bangsa Mongol yang
kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu.
Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar di wilayah sekitar
Indonesia tahun 3000 SM – 1500 SM. Bangsa Deutro Melayu
(Melayu Muda) menyebar di wilayah Indonesia sekitar tahun
1500 SM – 500 SM.
5. Drs. Moh. Ali
 Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan. Pendapat
Moh Ali dipengaruhi pendapat Kern bahwa bangsa
Indonesia berasal dari daerah Mongol dan terdesak oleh
bangsa-bangsa yang lebih kuat; mereka menyebar ke arah
selatan sampai ke wilayah Indonesia. Menurut Moh Ali :
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu
sungai-sungai besar di Asia dan kedatangannya di Indonesia
secara bergelombang.
6. Prof. Dr. Kroom
 Asal-usul bangsa Indonesia dari daerah Cina Tengah,
yang terdapat sumber-sumber sungai besar. Mereka
menyebar kewilayah Indonesia sekitar tahun 2000 SM –
1500 SM.
7. Mayundar
 Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari
India kemudian menyebar ke Indo-Cina terus ke daerah
Indonesia dan Pasifik.
8. Prof. Moh. Yamin
 Asal bangsa Indonesia dari daerah Indonesia sendiri
pendapat ini didukung suatu pernyataan tentang Blood Und
Breden Unchro yang artinya darah dan tanah bangsa
indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Fosil dan artefak itu
lebih banyak dan lebih lengkap ditemukan di wilayah
Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di
Asia. Misalnya dengan penemuan manusia purba sejenis
Homo soloensis, Homo wajakensis.
9. Brandes
 Meneliti dengan perbandingan bahasa. Bangsa yang
bermukim di Kepulauan Indonesia memiliki banyak
persamaan dengan bangsa-bangsa pada daerah-daerah yang
membentang dari sebelah utara Pulau Formosa, sebelah
barat daerah Madagaskar, sebelah selatan yaitu tanah Jawa,
Bali, sebelah timur sampai ke tepi pantai barat Amerika
(terdesak oleh alam).
D. Perkembangan Teknologi dan Sistem
Kepercayaan Awal Masyarakat Masa Neolitikum
dan Megalitikum
Perkembangan teknologi pada dasarnya dibagi menjadi dua
komponen utama, yang pertama yaitu aspek perkakas yang meliputi
peralatan yang memberikan pola teknologi sebagai objek fisik atau
material. Kedua aspek ide atau cara kerja yang meliputi sumber
informasi yang memberikan kejelasan mengenai hal-ihwal peralatan
fisik atau material tersebut.
Perkembangan dalam sistem kepercayaanpun berkembang pesat,
yaitu tentang kepercayaan manusia terhadap kekuatan yang melebihi
manusia.
Masyarakat telah mengenal teknik-teknik pengolahan logam /
perundagian (Perunggu dan Besi), yaitu :
A. Teknik Bivalve.
Cetakan yang terdiri dari dua bagian, kemudian diikat dan ke dalam
rongga cetakan itu dituangkan perunggu cair. Cetakan tersebut di
lepas dan jadilah barang yang dicetak.
B. Teknik a cire perdue / membuat benda dari lilin.
Benda yang akan dicetak dibuat dari lilin atau sejenisnya, kemudian
dibungkus dengan tanah liat yang diberi lubang. Setelah itu dibakar
maka lilin akan meleleh. Rongga bekas lilin tersebut diisi dengan
cairan perunggu, sesudah dingin perunggu membeku dan tanah liat
dibuang, maka jadilah barang yang dicetak.
1. Zaman Neolitikum
Dikenal juga sebagai zaman batu baru, manusia sadah dapat
membuat alat-alat dari batu yang telah diproses. Perkembangannya berada
pada kala Holosen, dimana bebatuan yang akan digunakan terlebih dahulu
dihaluskan yang sebelumnya telah diasah terlebih dahulu. Dengan
demikian bentuknya lebih indah dan menambah nilai guna barang, karena
relatif lebih tajam. hasilnya berupa kapak lonjong dan kapak persegi.
 Material yang digunakan pada zaman ini berupa batu.
 Kehidupannya dari nomaden menjadi menetap dan bercocok tanam.
 Pada zaman ini sudah ditemukannya api sebagai sumber kehidupan.
 Mata pencaharian dari food gathering menjadi food producing.
 Tempat tinggal di goa-goa dan ditepi pantai.
 Mereka telah mampu membuat tempat untuk memasak dan menyimpan
makanan
 Tempat memasak tersebut dari tanah liat yang dibakar (gerabah)
Alat-alat pada zaman Neolitikum ada :
 Kapak Persegi
 Kapak Bahu
 Kapak Lonjong
 Perhiasan dari Batu
Pada Zaman Neolithikum, mereka menganut sistem kepercayaan
Animisme, dengan bukti ditemukannya abris sous rous.
Animisme merupakan kepercayaan masyarakat pada suatu benda
yang memilki ruh atau jiwa.Awal munculnya di dasari oleh pengalaman
dari masyarakat.Misal,pada daerah terdapat batu besar.Masyarakat yang
lewat disamping batu mendengar orang minta tolong,memanggil-
manggil,dll.Peristiwa it uterus berkembang dan masyarakat percaya bahwa
batu besar itu punya jiwa atau ruh.
Disamping itu,muncul kepercayaan terhadap benda pusaka yang
dipandang punya jiwa atau ruh,sehingga benda tsb dianggap dapat memberi
petunjuktentang berbagai hal. Kepercayaan ini masih berkembang hingga
sekarang.Bahkan tidak hanya masyarakat desa melainkan masyarakat
kota.Selain itu benda-benda yang dipercaya punya roh yaitu,bangunan
gedung tua,candi,pohon besar,dsb.
2. Zaman Megalithikum
Dikenal dengan nama zaman batu besar, yang bersifat kerohanian daripada
peninggalan untuk kebutuhan jasmani.
 Peninggalan yang terkenal ialah menhir (tugu batu yang dibuat sebagai
tugu peringatan terhadap arwah orang yang sudah meninggal, terutama
arwah nenek moyang.
 Dolmen (sebuah menja batu yang dipergunakan sebagai tempat unutk
meletakkan sajian, berupa persembahan unutk nenel moyang
 Sarkofagus (kuburan batu yang terbuat dari lempengan batu yang
tengahnya dipahat untuk dibuat lubang dan diberi penutup yang terbuat
dari batu.
 Kuburan Batu (menyerupai fungsi yang sama dengan sarkofagus)
 Punden berundak-undak (suatau temapat yang digunakan sebagai tempat
pemujaan arwah nenek moyang.
 Waruga (kuburan batu yang berbentuk kubus dan bulat)
a
 Sistem kepercayaan Zaman Megalithikum adalah
Dinamisme.
Kepercayaan ini memilki perkembangan yang tidak jauh
berbeda dari Animisme. Dinamisme merupakan kepercayaan
bahwa tiap benda punya kekuatan gaib.Sejak berkembang
kepercayaan terhadap nenek moyang pada masa bercocok
tanam,maka kepercayaan bersifat dinamisme.Kepercayaan ini
didasari pengalaman dari masyarakat bersangkutan.
Pengalaman berkembang turun-temurun dari generasi ke
generasio hingga sekarang.Contoh,Batu cincin di nilai memiliki
kekuatan untuk melemahkan lawan.Sehingga bila batu itu
dipakai,lawannya tidak sanggup mengahadapinya.
Selain itu benda pusaka seperti keris atau tombak
dipandang memiliki kekuatan gaib untuk memohon turunnya
hujan.Bila keris itu ditancapkan dgn ujung menghadap atas
akan mendapat hujan.Kepercayaan ini mengalami
perkembangan dan bahkan hingga sekarang tetap dipercaya
oleh masyarakat.

Contenu connexe

Tendances

Manusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaManusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaAbelia Hasanah
 
Asal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesiaAsal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesiaGunar Dwiyan
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purbaEm Nasrul
 
Jenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaJenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbajust Aray
 
Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesiaAsal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesiaCynthia Caroline
 
kehidupan masa pra aksara indonesia
kehidupan masa pra aksara indonesiakehidupan masa pra aksara indonesia
kehidupan masa pra aksara indonesiacybermanfx
 
Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
Kehidupan Manusia Purba di IndonesiaKehidupan Manusia Purba di Indonesia
Kehidupan Manusia Purba di IndonesiaHansen Wibowo
 
Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa Tonny Basuki
 
Manusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaManusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiamunir ikhwan
 
Jenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaJenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaYogie Firman
 
Manusia purba di dunia
Manusia purba di duniaManusia purba di dunia
Manusia purba di duniaRay Widy
 
Manusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaManusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiadidid
 
Sejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di AfrikaSejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di AfrikaHome
 
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)SejarahIndonesiaChan
 
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaPerkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaRidhwan Ardi
 

Tendances (20)

Manusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaManusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesia
 
Asal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesiaAsal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesia
 
pkn Materi 2
pkn Materi 2pkn Materi 2
pkn Materi 2
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purba
 
Jenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaJenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purba
 
Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesiaAsal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan indonesia
 
kehidupan masa pra aksara indonesia
kehidupan masa pra aksara indonesiakehidupan masa pra aksara indonesia
kehidupan masa pra aksara indonesia
 
Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
Kehidupan Manusia Purba di IndonesiaKehidupan Manusia Purba di Indonesia
Kehidupan Manusia Purba di Indonesia
 
Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa
 
Manusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaManusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesia
 
SEJARAH MANUSIA PURBA
SEJARAH MANUSIA PURBASEJARAH MANUSIA PURBA
SEJARAH MANUSIA PURBA
 
Manusia purba afrika
Manusia purba afrika Manusia purba afrika
Manusia purba afrika
 
Jenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaJenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purba
 
Manusia purba di dunia
Manusia purba di duniaManusia purba di dunia
Manusia purba di dunia
 
sejarah mengenai manusia purba
sejarah mengenai manusia purbasejarah mengenai manusia purba
sejarah mengenai manusia purba
 
Manusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaManusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesia
 
Makalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purbaMakalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purba
 
Sejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di AfrikaSejarah Manusia Purba di Afrika
Sejarah Manusia Purba di Afrika
 
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
Ppt sejarah indo 10.smk muhpa 16-53 (1)
 
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesiaPerkembangan biologis manusia purba di indonesia
Perkembangan biologis manusia purba di indonesia
 

En vedette

Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah   jenis & ciri manusia pra aksaraSejarah   jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksararizkaaafu
 
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIAKEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIAdhaneswara
 
Asal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesiaAsal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesiaYulis Permata Sari
 
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang IndonesiaSejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang IndonesiaSatria Raka Siwi
 
Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesia
Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesiaPeradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesia
Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesiaNurul F
 
Masa pra aksara di indonesia
Masa pra aksara di indonesiaMasa pra aksara di indonesia
Masa pra aksara di indonesiaTitus Haryanto
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraArdhia Pramesti
 
Persebaran nenek moyang bangsa indonesia
Persebaran nenek moyang bangsa indonesiaPersebaran nenek moyang bangsa indonesia
Persebaran nenek moyang bangsa indonesiaFendi Ard
 
Kehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Kehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal TulisanKehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Kehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal TulisanYoga Fachruddin
 
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPSPeran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPSAngelica Cendana
 
Corak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksaraCorak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksaraJorgi Genetri
 
Ppt 1 praaksara
Ppt 1 praaksaraPpt 1 praaksara
Ppt 1 praaksarafakhriza99
 
sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesia
 sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesia sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesia
sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesiaPaklekk Selaloeuyee
 
Kehidupan Deutro Melayu
Kehidupan Deutro MelayuKehidupan Deutro Melayu
Kehidupan Deutro Melayuanggaferdian
 
Kehidupan awal masyarakat di indonesia
Kehidupan awal masyarakat di indonesiaKehidupan awal masyarakat di indonesia
Kehidupan awal masyarakat di indonesiaTonny Basuki
 
Pembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil Budaya
Pembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil BudayaPembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil Budaya
Pembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil BudayaHeryan Putra
 

En vedette (20)

Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah   jenis & ciri manusia pra aksaraSejarah   jenis & ciri manusia pra aksara
Sejarah jenis & ciri manusia pra aksara
 
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIAKEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
 
Asal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesiaAsal usul dan persebaran manusia di indonesia
Asal usul dan persebaran manusia di indonesia
 
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang IndonesiaSejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
Sejarah Indonesia - Asal Usul Nenek Moyang Indonesia
 
Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesia
Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesiaPeradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesia
Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban indonesia
 
Masa pra aksara di indonesia
Masa pra aksara di indonesiaMasa pra aksara di indonesia
Masa pra aksara di indonesia
 
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra AksaraKehidupan manusia masa Pra Aksara
Kehidupan manusia masa Pra Aksara
 
Presentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra AksaraPresentasi Zaman Pra Aksara
Presentasi Zaman Pra Aksara
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Persebaran nenek moyang bangsa indonesia
Persebaran nenek moyang bangsa indonesiaPersebaran nenek moyang bangsa indonesia
Persebaran nenek moyang bangsa indonesia
 
Kehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Kehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal TulisanKehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Kehidupan Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
 
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPSPeran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
Peran Indonesia di Dunia Internasional - IPS
 
Corak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksaraCorak kehidupan manusia pra aksara
Corak kehidupan manusia pra aksara
 
Ppt 1 praaksara
Ppt 1 praaksaraPpt 1 praaksara
Ppt 1 praaksara
 
sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesia
 sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesia sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesia
sejarah kedatangan nenek moyang bangsa indonesia
 
Kehidupan Deutro Melayu
Kehidupan Deutro MelayuKehidupan Deutro Melayu
Kehidupan Deutro Melayu
 
Deutro & proto melayu
Deutro & proto melayuDeutro & proto melayu
Deutro & proto melayu
 
Kehidupan awal masyarakat di indonesia
Kehidupan awal masyarakat di indonesiaKehidupan awal masyarakat di indonesia
Kehidupan awal masyarakat di indonesia
 
Ppt sejarah bab 1 sma x wajib
Ppt sejarah bab 1 sma x wajibPpt sejarah bab 1 sma x wajib
Ppt sejarah bab 1 sma x wajib
 
Pembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil Budaya
Pembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil BudayaPembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil Budaya
Pembagian Zaman Praaksara Menurut Corak Kehidupan dan Hasil Budaya
 

Similaire à Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptx

Manusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdfManusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdfnadiasepty
 
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asiaPertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asiayadilia
 
Presentasi sejarah
Presentasi sejarahPresentasi sejarah
Presentasi sejarahArdite Sapan
 
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdfSalinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdfRestuBisnis
 
SEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptxSEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptxTitisTiarni2
 
Evolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusiaEvolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusiaMuchlis Soleiman
 
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02Nofalia Pebriani
 
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesiaBab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesiamulyati hidayat
 
Makalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di IndonesiaMakalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di IndonesiaIrma Triyani Yahya
 
BAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptx
BAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptxBAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptx
BAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptxudin100
 
Jenis manusia purba di indonesia beserta gambar
Jenis manusia purba di indonesia beserta gambarJenis manusia purba di indonesia beserta gambar
Jenis manusia purba di indonesia beserta gambarFreddy Then
 
Materi kelas x mengenal manusia purba, agustus 2020
Materi kelas x   mengenal manusia purba, agustus 2020Materi kelas x   mengenal manusia purba, agustus 2020
Materi kelas x mengenal manusia purba, agustus 2020Ismail Fizh
 
Tugas sejarah kelompok 1
Tugas sejarah kelompok 1Tugas sejarah kelompok 1
Tugas sejarah kelompok 1Diach Rizky
 

Similaire à Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptx (20)

Manusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdfManusia Purba.pdf
Manusia Purba.pdf
 
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asiaPertemuan 5  ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
Pertemuan 5 ciri-ciri fosil manusia purba indonesia dan asia
 
Presentasi sejarah
Presentasi sejarahPresentasi sejarah
Presentasi sejarah
 
Mengenal manusia purba
Mengenal manusia purbaMengenal manusia purba
Mengenal manusia purba
 
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdfSalinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf
Salinan 3-manusia-purba-dan-masa-prasejarah-di-indonesia.pdf
 
Penemuan manusia purba dan hasilnya
Penemuan manusia purba dan hasilnyaPenemuan manusia purba dan hasilnya
Penemuan manusia purba dan hasilnya
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
SEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptxSEJARAH INDONESIA.pptx
SEJARAH INDONESIA.pptx
 
Evolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusiaEvolusi primata dan manusia
Evolusi primata dan manusia
 
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
Evolusiprimatadanmanusia 140321110811-phpapp02
 
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesiaBab 1   menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
 
Fao
FaoFao
Fao
 
Zaman Praaksara
Zaman PraaksaraZaman Praaksara
Zaman Praaksara
 
Makalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di IndonesiaMakalah Manusia Purba Di Indonesia
Makalah Manusia Purba Di Indonesia
 
BAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptx
BAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptxBAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptx
BAB 2 Awal Kehidupan Manusia.pptx
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purba
 
Jenis manusia purba di indonesia beserta gambar
Jenis manusia purba di indonesia beserta gambarJenis manusia purba di indonesia beserta gambar
Jenis manusia purba di indonesia beserta gambar
 
Materi kelas x mengenal manusia purba, agustus 2020
Materi kelas x   mengenal manusia purba, agustus 2020Materi kelas x   mengenal manusia purba, agustus 2020
Materi kelas x mengenal manusia purba, agustus 2020
 
Tugas sejarah kelompok 1
Tugas sejarah kelompok 1Tugas sejarah kelompok 1
Tugas sejarah kelompok 1
 
Mengenal manusia purba
Mengenal manusia purbaMengenal manusia purba
Mengenal manusia purba
 

Asal usul persebaran manusia di indonesia.pptx

  • 1. Asal Usul dan Persebaran Manusia di Indonesia Sejarah Kelas X Semester Genap
  • 2. Asal Usul dan Persebaran Manusia di Indonesia Fosil Manusia Purba Persebaran Manusia Purba Hipotesis Tentang Asal Usul dan Persebaran Manusia Perkembangan Teknologi dan Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Masa Neolitikum dan Megalitikum Teori Yunan Teori Nusantara Gelombang 1 (Proto Melayu) Gelombang 2 (Deutro Melayu) Neolitikum Megalitikum Teori Out of Africa
  • 3. Asal-Usul dan Persebaran Manusia di Indonesia A. Fosil Manusia Purba Yang Di Indonesia Jenis Penemu Tahun Tempat Penemuan Letak Meganthropus Paleojavanicus Von Koeningswald 1941 Sangiran Pleistosen Bawah Pithecanthropus Mojokertensis Von Koeningswald 1936 Mojokerto Pleistosen Bawah Pithecanthropus Robustus F. Weidenrich 1939 Lembah bengawan solo Pleistosen Bawah Pithecanthropus Erectus Eugene Dubois 1890 Trinil, Ngawi Pleistosen Tengah Homo Soloensis Von Koeningswald 1931 Ngandong Pleistosen Atas Homo Wajakertensis Eungene Dubois 1889 Lembah Sungai Brantas Pleistosen Atas Homo Sapien Von Rietschoten 1892 Wajak, Tulungagung Holosen / Alluvium
  • 4. Indonesia termasuk salah satu negara tempat ditemukannya manusia purba. Penemuan manusia purba di Indonesia dapat dilakukan berdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan. Fosil adalah tulang belulang, baik binatang maupun manusia, yang hidup pada zaman purba yang usianya sekitar ratusan atau ribuan tahun. Adapun untuk mengetahui bagaimana kehidupan manusia purba pada saat itu, yaitu dengan cara mempelajari benda-benda peninggalannya yang biasa disebut dengan artefak. Manusia purba yang ditemukan di Indonesia memiliki usia yang sudah tua, hampir sama dengan manusia purba yang ditemukan di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili penemuan manusia purba di daratan Asia.
  • 5. Daerah penemuan manusia purba di Indonesia tersebar di beberapa tempat, khususnya di Jawa. Penemuan fosil manusia purba di Indonesia terdapat pada lapisan pleistosen. Salah satu jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia hampir memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Peking Cina, yaitu jenis Pithecanthropus Erectus. Penelitian tentang manusia purba di Indonesia telah lama dilakukan. Sekitar abad ke-19 para sarjana dari luar meneliti manusia purba di Indonesia. Sarjana pertama yang meneliti manusia purba di Indonesia ialah Eugene Dubois seorang dokter dari Belanda. Dia pertama kali mengadakan penelitian di gua-gua di Sumatera Barat. Dalam penyelidikan ini, ia tidak menemukan kerangka manusia. Kemudian dia mengalihkan penelitiannya di Pulau Jawa. E. Dubois pertama-tama menemukan sebagian rahang. Kemudian pada tahun berikutnya kira- kira 40 km dari tempat penemuan pertama, ditemukan sebuah geraham dan bagian atas tengkorak. Pada tahun 1892, beberapa meter dari situ ditemukan sebuah geraham lagi dan sebuah tulang paha kiri.
  • 6. Untuk membedakan apakah fosil itu, fosil manusia atau kera, E.Dubois memperkirakan isi atau volume otaknya. Volume otak dari fosil yang ditemukan itu, diperkirakan 900 cc. Manusia biasa memiliki volume otak lebih dari 1000 cc, sedangkan jenis kera yang tertinggi hanya 600 cc. Jadi, fosil yang ditemukan di Trinil merupakan makhluk di antara manusia dan kera. Bentuk fisik dari makhluk itu ada yang sebagian menyerupai kera, dan ada yang menyerupai manusia. Oleh karena bentuk yang demikian, maka Dubois memberi nama Pithecanthropus Erectus artinya manusia- kera yang berjalan tegak (pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus = berjalan tegak). Jika makhluk ini kera, tentu lebih tinggi tingkatnya dari jenis kera, dan jika makhluk ini manusia harus diakui bahwa tingkatnya lebih rendah dari manusia (Homo Sapiens).
  • 8. Sebelum menemukan fosil tempurung kepala (cranium) dan tulang paha tengah (femur), Dubois memulai pencariannya dengan berlandaskan pada tiga teori. Perhatikanlah tiga landasan teori yang dikemukakan oleh Dubois. 1. Seperti halnya dengan Darwin, Dubois percaya bahwa evolusi manusia berasal dari daerah tropika. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya rambut pada tubuh manusia purba yang hanya dapat ditoleransi di daerah tropika yang hangat. 2. Dubois mencatat bahwa dalam dunia binatang, pada umumnya mereka tinggal di daerah geografi yang sama dengan asal nenek moyangnya. Dari segi biologi, binatang yang paling mirip dengan manusia ialah kera besar. Sehingga nenek moyang kera besar diduga mempunyai hubungan kekerabatan (kinship) yang dekat dengan manusia. Menurut Dubois, juga didukung oleh beberapa ahli seperti Wallace dan Lyell, orangutan dan siamang lebih dekat hubungannya dengan manusia dibanding gorila dan simpanse.
  • 9. 3. Dubois mengikuti perkembangan penemuan fosil rahang atas dari sejenis kera seperti manusia yang ditemukan di Bukit Siwalik, India pada tahun 1878. Kalau di India ditemukan fosil semacam itu, maka terbuka kemungkinan penemuan fosil selanjutnya di Jawa. Berlandaskan ketiga dasar teori tersebut dan setelah mendapat dukungan dari pemerintah Hindia Belanda, maka Dubois memulai usaha pencariannya. Keberhasilan kedua adalah ditemukannya fosil “java man” atau Pithecanthropus Erectus, sekarang lebih dikenal dengan nama Homo Erectus di Trinil (Jawa Timur). Saat ini Homo Erectus dipercaya merupakan salah satu kerabat dekat manusia modern (Homo Sapiens). Berdasarkan analisis para ahli dari Berkeley dengan menggunakan metode mutakhir argon- 40/argon-39 (laser-incremental heating analysis), diduga umur fosil tersebut sekitar 1 juta tahun. Walau begitu, ada juga kegagalan Dubois yang dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan menjadi bermakna. Salah satu kelemahan teori Dubois adalah di missing link, yang menyebutkan mata rantai kera manusia telah terjawab dengan ditemukannya “java man”.
  • 10. Selain itu, ada kesalahan teori Dubois mengenai volume otak yang meningkat 2 kali lipat sebanding dengan peningkatan ukuran tubuh. Menurut Dubois volume otak fosil “java man” sekitar 700 cc, kurang lebih setengah dari volume otak manusia modern yang sekitar 1.350 cc. Teori tersebut runtuh karena volume otak “java man” berdasarkan penghitungan yang lebih akurat adalah sekitar 900 cc. “Java man” terlalu pandai untuk mengisi missing link kera-manusia, ia lebih tepat disebut manusia purba. G.H.R von Koenigswald mengadakan penelitian dari tahun 1936 sampai 1941 di daerah sepanjang Lembah Sungai Solo. Pada tahun 1936 Koenigswald menemukan fosil tengkorak anak di dekat Mojokerto. Kemungkinan tengkorak tersebut merupakan tengkorak anak dari Pithecanthropus Erectus, tetapi von Koenigswald menyebutnya Homo Mojokertensis. Von Koeningswald membagi diluvium Lembah Sungai Solo menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan Jetis (pleistosen bawah), di atasnya terletak lapisan Trinil (pleistosen tengah) dan paling atas ialah lapisan Ngandong (pleistosen atas). Pada setiap lapisan itu ditemukan jenis manusia purba.
  • 11. Pada tahun 1941, von Koeningwald di dekat Sangiran Lembah Sungai Solo juga, menemukan sebagian tulang rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat dari rahang Pithecanthropus. Makhluk ini ia beri nama Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar), karena bentuk tubuhnya yang lebih besar. Diperkirakan hidup pada 2 juta sampai satu juta tahun yang lalu. Von Koenigswald dan Wedenreich kembali menemukan sebelas fosil tengkorak pada tahun 1931-1934 di dekat Desa Ngandong Lembah Bengawan Solo. Von Koeningswald menilai hasil temuannya ini merupakan fosil dari makhluk yang lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan sebagai manusia. Makhluk ini oleh von Koeningswald disebut Homo Soloensis (manusia dari Solo). Pada tahun 1899 ditemukan sebuah tengkorak di dekat Wajak sebua desa yang tak jauh dari Tulungagung, Kediri. Tengkorak ini ini disebut Homo Wajakensis. Menurut Dubois, Homo Wajakensis termasuk dalam golongan bangsa Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan nantinya menurunkan bangsa-bangsa asli di Australia.
  • 12. B. Persebaran Manusia Purba 1. Penyebaran Manusia dan Bahasa Austronesia Bahasa di asia tengah berasal dari keluarga sinn-tibet yang melahirkan bahasa Cina, Siam, Tibet, Miao, Yiu, dan Burma. Penyebaran keselatan melahirkan bahasa Dravida,yaitu Telugu, Tamil, Malayalam, sedangkan penyebaran ke Asia Timur dan Tenggara melahirkan bahasa Austronesia yang menurunkan bahasa Melayu, Melanesia, Mikronesia, Polinesia. Oleh karena itu ada kesamaan istilah, bahasa, nama hewan dan tumbuhan,jadi bangsa pendukung bahasa Austronesia itu berasal dari daerah campa.cochin china,dan kamboja dan daerah di sekitar pantai, namun wilayah itu bukanlah penduduk asli.tempat asal mereka berada di daerah yang jauh lebih tinggi.
  • 13. 2. Penyebaran Pendukung Kebudayaan Kapak Persegi Menurut Kern dan Von Heine Geldern persebaran kapak persegi berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan , yaitu di daerah hulu sungai sungai terbesar di Asia Tenggara seperti di sungai Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-tse-kiang, sungai Mekhong, dan sungai Menam. Dengan melalui lembah sungai itu kebudayaan dan manusia pendukungnya menyebar menuju hilir sungai sehingga sampai ke asia tenggara bagian utara. Disini kebudayaan itu mempunyai cabang kebudayaan kapak bahu. Dalam perkembangnya masing-masing berdiri sendiri dan mempunyai jalan penyebaran yang berbeda. Pendukung kebudayaa kapak persegi yaitu adalah bangsa Austronesia, mempunyai pusat di daerah Tonkin. Karena mereka memiliki kepandaian membuat perahu bercadik, mereka berlayar menggunakan perahu tersebut ke Malaysia barat kemudian ke Sumatra, Jawa, Bali, dan terus ke timur. Sebagian menuju Kalimantan, dari Kalimantan barat laut kebudayaan kapak persegi tersebar ke Philipina , Formosa, dan Jepang .
  • 14. 3. Penyebaran Manusia dengan Perahu Bercadik Hornell yang mengadakan penyelidikan terhadap jenis-jenis perahu di Nusantara dan negar-negara disekitarnya menyimpulkan bahwa perahu bercadik adalah perahu khas bangsa Indonesia. Di India selatan ada beberapa suku yang menurut corak kebudayaan dan fisiknya banyak menyerupai orang Indonesia. Diantaranya suku terkenal sebagai penyelam mutiara di teluk Manar. Mereka juga menggunakan perahu bercadik, sedangkan suku Shanar kehidupannya terutama dari perkebunan kelapa. Tanaman kelapa tersebut diperkirakan berasal dari Indonesia melalui Srilangka. 4. Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah Nusantara Berdasarkan fosil-fosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia dapat diketahui bahwa sejak 2 juta tahun yang lalu wilayah ini telah di huni. Penhuninya adalah manusia-manusia purba dengan kebudayaan seperti : meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus erectus dan homo wajakensis. Manusia-manusia purba ini utamanya homo wajakensis lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli Australia, aborigin.
  • 15. Dengan demikian,”penduduk asli Indonesia” adalah kaum negroid atau melanesoid atau astroloid, yang berkulit hitam. Wilayah nusantara kemudian kedatangan bangsa melanesoid yang berasal dari Tonkin, tepatnya dari bacson-hoabinh. Dari artefak- artefak yang ditemukan di tempat asalnya menunjukan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam, berbadan kecil dan termasuk tipe veddoid-austrolaid. Manusia Indonesia Purba yang tidak memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka berpindah-pindah. Ketika sampai di satu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan makanan (food gathering). Biasanya mencari lembah-lembah atau wilayah yang terdapat aliran sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba diwilayah nusantara di lembah-lembah sungai), walaupun tidak tertutup kemungkinan ada pula yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid datang, mereka mulai menetap, walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan mereka akan pindah. Oleh karena itu, mereka memilih daerah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang akan menjadi targetnya.
  • 16. Sebenarnya terdapat beberapa teori yang membahas tentang asal-usul manusia yang sekarang menghuni wilayah Nusantara ini. Teori-teori tersebut antara lain sebagai berikut : a. Teori Yunan Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti R.H Geldern, J.H. Kern, J.R Foster, J.R Logen, Slametmuljana, dan Asmah Haji Omar. Secara keseluruhan, alasan-alasan yang menyokong teori ini yaitu sebagai berikut : 1) Kapak Tua yang ditemukan di wilayah Nusantara memiliki kemiripan dengan Kapak Tua yang terdapat di Asia Tengah. Hal ini menunjukkan adanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara. 2) Bahasa Melayu yang berkembang di Nusantara serumpun dengan bahasa yang ada di Kamboja. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kamboja mungkin berasal dari Dataran Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan ini kemudian dilanjutkan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara. Kemiripan bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja sekaligus menandakan pertaliannya dengan Dataran Yunan.
  • 17. Berdasarkan teori ini, orang-orang Nusantara datang dan berasal dari Yunan. Kedatangan mereka ke Kepulauan Nusantara ini melalui dua gelombang utama, yaitu Melayu Proto, dan juga Melayu Deutro. 1. Proto Melayu (Gelombang Pertama) Perpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Nusantara diperkirakan terjadi pada 2.000 SM. Arus perpindahan bangsa Austronesia ini membawa kebudayaan Neolithikum dan dikenal dengan Proto Melayu (Melayu Tua). Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui Jalur Barat dan Jalur Timur. a. Jalur Barat dari Semenanjung Malaya, Sumatera, dan ada yang menuju jawa, ada yang menuju kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. b. Jalur Timur, dari Teluk Tonkin di Yunan menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua, sampai Australia. Pada masa sekarang masih dapat ditemukan keturunan bangsa Proto Melayu seperti Dayak, Toraja, Batak, Papua .
  • 18. 2. Deutro Melayu (Melayu Muda) Gelombang kedua terjadi sekitar 500 SM. Gelombang ini juga termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia yang disebut Deutro Melayu (Melayu Muda). Kebudayaan yang dibawa ras ini relatif lebih maju karena mereka sudah mengenal benda-benda dari perunggu (Kebudayaan Dongson). Bangsa Austronesia dari ras ini akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu yang sudah lebih dulu datang. Sifat ras Deutro Melayu lebih terbuka terhadap perkembangan kebudayaan luar. Mereka memilih wilayah / daerah panrai, muara dan sungai dengan pertimbangan antara lain karena letaknya yang strategis, mudah mendapatkan air, subur, tersedia bahan makanan dan jalur lalu lintas yang mudah di lalui. Melalui perjalanan waktu yang panjang, akhirnya bangsa Deutro Melayu ini menjadi nenek moyang sebagian besar bangsa Indonesia. Kehadirannya melahirkan kebudayaan baru dan kemudian menjadi kebudayaan Indonesia sekarang ini.
  • 19. b. Teori Nusantara Teori ini menyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar melainkan mereka sudah hidup dan berkembang di wilayah Nusantara itu sendiri. Teori ini didukung oleh sarjanasarjana seperti J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Teori Nusantara didasarkan pada alasan-alasan seperti di bawah ini. 1. Bangsa Melayu dan bangsa Jawa mempunyai tingkat peradaban yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu tidak berasal dari mana-mana, tetapi berasal dan berkembang di Nusantara. 2. K. Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa bahasa Melayu serumpun dengan bahasa Champa (Kamboja). Baginya, persamaan yang berlaku di kedua bahasa tersebut adalah suatu fenomena yang bersifat “kebetulan”. 3. Manusia kuno Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang terdapat di Pulau Jawa. Penemuan manusia kuno ini di Pulau Jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang Melayu itu keturunan dari manusia kuno tersebut, yakni berasal dari Jawa. 4. Bahasa yang berkembang di Nusantara yaitu rumpun bahasa Austronesia, mempunyai perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa yang berkembang di Asia Tengah yaitu bahasa Indo-Eropa.
  • 20. c. Teori “out of Africa” Hasil penelitian mutakhir/kontemporer menyatakan bahwa manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Setelah mereka berhasil melalui proses evolusi dan mencapai taraf manusia modern, kemudian mereka bermigrasi ke seluruh benua yang ada di dunia ini. Apabila kita bersandar pada teori ini, maka bisa dikatakan bahwa manusia yang hidup di Indonesia sekarang ini merupakan hasil proses migrasi manusia modern yang berasal dari Afrika tersebut. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia atau khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak mempunyai hubungan langsung dengan manusia modern. Jawa Timur tidak mempunyai hubungan langsung dengan manusia modern. Dengan demikian, nampaknya jenis-jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia khususnya Jawa, seperti Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan sebagainya telah mengalami kepunahan. Mereka pada akhirnya digantikan oleh komunitas manusia yang berasal dari Afrika yang melakukan proses migrasi hingga sampai di Kepulauan Nusantara. Nampaknya teori ini perlu terus dikaji dan disosialisasikan, sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
  • 21. C. Hipotesis Tentang Asal Usul dan Persebaran Manusia Menurut Teori para ahli, terdapat beberapa petunjuk keberadaan masyarakat awal di Kepulauan Indonesia, seperti : 1. Prof. Dr. H. Kern →Bangsa Indonesia berasal dari Asia. Teori ini didukung oleh perbandingan bahasa, karena bahasa yang dipakai di Kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Micronesia berawal dari satu akar bahasa yang bernama bahasa Austronesia. 2. Van Heine Geldern →Bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak-artefak (bentuk budaya) yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
  • 22. 3. Prof. Moh Yamin → Bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Hal ini dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil dan artefak tertua dengan jumlah terbanyak yang ditemukan di daerah Indonesia. Pendapat Tokoh-tokoh tentang Asal-Usul Bangsa Indonesia 1. Max Muller  Asal dari bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara. 2. Prof. Dr. H. Kern  Bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kochin, Cina, Kamboja. Kern juga menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mempergunakan perahu-perahu bercadik menuju Kepulauan Indonesia. Pendapat Kern didukung adanya persamaan nama dan bahasa.
  • 23. 3. Willem Smith  Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang digunakannya, yaitu bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang berbahasa Austria. Bahasa Austria dibagi 2 yaitu bangsa yang berbahasa Asia dan bahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia. 4. Hogen  Bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatra. Bangsa ini bercampur dengan bangsa Mongol yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar di wilayah sekitar Indonesia tahun 3000 SM – 1500 SM. Bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda) menyebar di wilayah Indonesia sekitar tahun 1500 SM – 500 SM.
  • 24. 5. Drs. Moh. Ali  Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan. Pendapat Moh Ali dipengaruhi pendapat Kern bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol dan terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat; mereka menyebar ke arah selatan sampai ke wilayah Indonesia. Menurut Moh Ali : nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai-sungai besar di Asia dan kedatangannya di Indonesia secara bergelombang. 6. Prof. Dr. Kroom  Asal-usul bangsa Indonesia dari daerah Cina Tengah, yang terdapat sumber-sumber sungai besar. Mereka menyebar kewilayah Indonesia sekitar tahun 2000 SM – 1500 SM. 7. Mayundar  Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India kemudian menyebar ke Indo-Cina terus ke daerah Indonesia dan Pasifik.
  • 25. 8. Prof. Moh. Yamin  Asal bangsa Indonesia dari daerah Indonesia sendiri pendapat ini didukung suatu pernyataan tentang Blood Und Breden Unchro yang artinya darah dan tanah bangsa indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Fosil dan artefak itu lebih banyak dan lebih lengkap ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Asia. Misalnya dengan penemuan manusia purba sejenis Homo soloensis, Homo wajakensis. 9. Brandes  Meneliti dengan perbandingan bahasa. Bangsa yang bermukim di Kepulauan Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa pada daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara Pulau Formosa, sebelah barat daerah Madagaskar, sebelah selatan yaitu tanah Jawa, Bali, sebelah timur sampai ke tepi pantai barat Amerika (terdesak oleh alam).
  • 26. D. Perkembangan Teknologi dan Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Masa Neolitikum dan Megalitikum Perkembangan teknologi pada dasarnya dibagi menjadi dua komponen utama, yang pertama yaitu aspek perkakas yang meliputi peralatan yang memberikan pola teknologi sebagai objek fisik atau material. Kedua aspek ide atau cara kerja yang meliputi sumber informasi yang memberikan kejelasan mengenai hal-ihwal peralatan fisik atau material tersebut. Perkembangan dalam sistem kepercayaanpun berkembang pesat, yaitu tentang kepercayaan manusia terhadap kekuatan yang melebihi manusia.
  • 27. Masyarakat telah mengenal teknik-teknik pengolahan logam / perundagian (Perunggu dan Besi), yaitu : A. Teknik Bivalve. Cetakan yang terdiri dari dua bagian, kemudian diikat dan ke dalam rongga cetakan itu dituangkan perunggu cair. Cetakan tersebut di lepas dan jadilah barang yang dicetak. B. Teknik a cire perdue / membuat benda dari lilin. Benda yang akan dicetak dibuat dari lilin atau sejenisnya, kemudian dibungkus dengan tanah liat yang diberi lubang. Setelah itu dibakar maka lilin akan meleleh. Rongga bekas lilin tersebut diisi dengan cairan perunggu, sesudah dingin perunggu membeku dan tanah liat dibuang, maka jadilah barang yang dicetak.
  • 28. 1. Zaman Neolitikum Dikenal juga sebagai zaman batu baru, manusia sadah dapat membuat alat-alat dari batu yang telah diproses. Perkembangannya berada pada kala Holosen, dimana bebatuan yang akan digunakan terlebih dahulu dihaluskan yang sebelumnya telah diasah terlebih dahulu. Dengan demikian bentuknya lebih indah dan menambah nilai guna barang, karena relatif lebih tajam. hasilnya berupa kapak lonjong dan kapak persegi.  Material yang digunakan pada zaman ini berupa batu.  Kehidupannya dari nomaden menjadi menetap dan bercocok tanam.  Pada zaman ini sudah ditemukannya api sebagai sumber kehidupan.  Mata pencaharian dari food gathering menjadi food producing.  Tempat tinggal di goa-goa dan ditepi pantai.  Mereka telah mampu membuat tempat untuk memasak dan menyimpan makanan  Tempat memasak tersebut dari tanah liat yang dibakar (gerabah)
  • 29. Alat-alat pada zaman Neolitikum ada :  Kapak Persegi  Kapak Bahu  Kapak Lonjong  Perhiasan dari Batu Pada Zaman Neolithikum, mereka menganut sistem kepercayaan Animisme, dengan bukti ditemukannya abris sous rous. Animisme merupakan kepercayaan masyarakat pada suatu benda yang memilki ruh atau jiwa.Awal munculnya di dasari oleh pengalaman dari masyarakat.Misal,pada daerah terdapat batu besar.Masyarakat yang lewat disamping batu mendengar orang minta tolong,memanggil- manggil,dll.Peristiwa it uterus berkembang dan masyarakat percaya bahwa batu besar itu punya jiwa atau ruh. Disamping itu,muncul kepercayaan terhadap benda pusaka yang dipandang punya jiwa atau ruh,sehingga benda tsb dianggap dapat memberi petunjuktentang berbagai hal. Kepercayaan ini masih berkembang hingga sekarang.Bahkan tidak hanya masyarakat desa melainkan masyarakat kota.Selain itu benda-benda yang dipercaya punya roh yaitu,bangunan gedung tua,candi,pohon besar,dsb.
  • 30. 2. Zaman Megalithikum Dikenal dengan nama zaman batu besar, yang bersifat kerohanian daripada peninggalan untuk kebutuhan jasmani.  Peninggalan yang terkenal ialah menhir (tugu batu yang dibuat sebagai tugu peringatan terhadap arwah orang yang sudah meninggal, terutama arwah nenek moyang.  Dolmen (sebuah menja batu yang dipergunakan sebagai tempat unutk meletakkan sajian, berupa persembahan unutk nenel moyang  Sarkofagus (kuburan batu yang terbuat dari lempengan batu yang tengahnya dipahat untuk dibuat lubang dan diberi penutup yang terbuat dari batu.  Kuburan Batu (menyerupai fungsi yang sama dengan sarkofagus)  Punden berundak-undak (suatau temapat yang digunakan sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang.  Waruga (kuburan batu yang berbentuk kubus dan bulat)
  • 31. a
  • 32.  Sistem kepercayaan Zaman Megalithikum adalah Dinamisme. Kepercayaan ini memilki perkembangan yang tidak jauh berbeda dari Animisme. Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa tiap benda punya kekuatan gaib.Sejak berkembang kepercayaan terhadap nenek moyang pada masa bercocok tanam,maka kepercayaan bersifat dinamisme.Kepercayaan ini didasari pengalaman dari masyarakat bersangkutan. Pengalaman berkembang turun-temurun dari generasi ke generasio hingga sekarang.Contoh,Batu cincin di nilai memiliki kekuatan untuk melemahkan lawan.Sehingga bila batu itu dipakai,lawannya tidak sanggup mengahadapinya. Selain itu benda pusaka seperti keris atau tombak dipandang memiliki kekuatan gaib untuk memohon turunnya hujan.Bila keris itu ditancapkan dgn ujung menghadap atas akan mendapat hujan.Kepercayaan ini mengalami perkembangan dan bahkan hingga sekarang tetap dipercaya oleh masyarakat.