SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  68
LULUS

Bertahun–tahun aku menunggu

Dengan harap–harap cemas

Bisakah aku meraih harapanku

Siang dan malam memeras otak

Giat belajar tak pernah henti




                         Tibalah detik–detik ujian menanti

                         Dengan tenang jari–jemariku mulai mengisi

                         Detik demi detik, hari demi hari

                         Akhirnya tibalah. Saat–saat yang kutunggu

                         Kubuka amplop tertutup dan kubaca

                         Alhamdullillah aku lulus

                         Senang selalu hatiku




                                                                     Bambang Saptoaji
KECEWA

Beribu harapan darimu

Semua janji – janji manismu

Ternyata semua palsu

Sedih hati ini bagai disayat sembilu

                         Mana janjimu, semuanya palsu

                         Oh …….. betapa teganya kau menyakiti hatiku

                         Hatiku sakit, hatiku luka, hatiku pedih

                         Semoga cukup aku saja yang kau sakiti

                         Jangan mencari mangsa yang lain




                                                                       Bambang Saptoaji
PERINGATAN UNTUK KAMI

                                                                 F.Zulaidah.H

Ya Allah

Begitu banyak peristiwa–peristiwa

Yang terjadi di negeri kami

Dan peristiwa itu sangat memilukan

Situ Gintung . . . .

                         Setelah kau tumpahkan air bah

                         Dan menelan banyak korban

                         Kini . . .

                         Peristiwa tragis itu terulang kembali

                         Pesawat Herkules terjatuh

                         Ya Allah

                         Apakah ini peringatan untuk kami

                         Atau hukuman

                         Begitu banyak manusia–manusia

                         Yang Engkau ambil kembali

Ya Allah

Ampuni segala dosa–dosa kami

Segala kesombongan kami

Ampuni dosa–dosa orang yang telah mendahului kami

Dan berilah ketabahan pada orang–orang yang ditinggalkan

Amien . . .
KETIKA CINTA BERSYUKUR

Butiran air mata takkan cukup tertuang

Dalam lembaran hidup manusia

Segala bentuk dan rasa

Menjadi bumbu hidup yang nikmat

                         Ketika mata menatap dunia

                         Ketika hidup menghirup kasih saying

                         Ketika cinta merasuki relung jiwa

                         Tak ada yang abadi

                         Hanya ungkapan syukur yang berlimpah

                         Menemani sisa hidup untuk sejatinya

Tangan menadahkan sejuta harapan

Untuk bisa berjalan pada sejuta kenikmatan

Ikhlas dan tawakkal

Adalah bekal yang selalu berpegang pada kita

Berjanjilah bahwa takkan habis sudah

Ketika cinta mensyukuri karunia-Nya




                                                                Sunarwati
HIDUP

Hidup

Bahagia, senang, sedih, gembira

Itulah hidup . . .

Tapi kenapa terkadang kita lupa

Pada Nya !!!

Namun waktu terus berjalan

Seakan kita tidak bisa mengulang

Menghentikan jarum jam ini

Yang terus dan terus . . . . berputar

Yang kita tetap, dan terus berjuang

Dan memperjuangkan hidup ini .. . .. .

Menjadi lebih berarti lagi

Bagi hidup kita sendiri

Kita berpijak di atas bumi ini

Dan tetap bertahan sampai saat ini

Hanya karena kemurahan, keikhlasan, kebaikan Sang Pencipta




                                                             Ismawati
LARA

Duka dan lara

Adlah satu kata

Yang tak terpisah

Dalam anugrah Cinta

                      Lara dan nestapa

                      Itu yang dirasa baginya

                      Yang putus cinta

                      Nestapa dan air mata

                      Selalu melanda baginya

                      Mereka yang merasa dunia ini hampa




                                                           Sumarni
T A N YA

Apa aku tak pantas untuk di cinta

Apa aku tak pantas untuk tertawa

Apa aku tak pantas untuk mengenal asmara

                         Kenapa?

                         Kenapa?

                         Kenapa?

                         Kenapa?

Kenapa asmara yang kurasa

Selalu berakhir dengan air mata

Kenapa! Kenapa ! Oh Kenapa!

Kenapa selalu berakhir dengan Tanya

                         Ya . . . . Tuhan lindungilah hambamu

                         Dalam hidupku yang penuh dengan nestapa

                         Untuk menerangi jiwa ragaku

                         Yang sedang dilanda asmara




                                                                   Sumarni
GURUKU

Guruku adalah guruku . . .

Harus digugu dan ditiru

Untuk bangsaku . . .

Penerus bangsa

Yang mampu memahami

Hakekat hidup adalah ibadah

Agar menjadi bangsa yang berakhlaq karimah

Berpedoman pada norma dan nilai yang benar

Berwawasan luas

Bersaing di dunia global

Menguasai ilmu dan ekonomi

                           Guruku . . .

                           Harus digugu dan ditiru untuk bangsaku

                           Agar mampu hidup beradaptasi

                           Jadi inspirator . . .

                           Jadi pemimpin . . .

                           Pemimpin yang bermartabat tinggi

                           Untuk penerus bangsa ini




                                                                    Baroroh Barid
BULANKU

Bulanku kutatap engkau

Kau bersembunyi di balik awan

Kau bersembunyi dibalik ranting–ranting

                         Ku selalu menatapmu

                         Dibalik kabut yang menyelimutimu

                         Mengapa engkau tidak bergeming

                         Kapan engkau tersenyum padaku

                         Mengobati kerinduanku

Ku kau selalu sabar

Menunggumu . . .

Menantimu

Sampai engkau muncul kembali




                                                            Suharmono
RASAKU

Sunyi mendera ranting bougenville

Kering serasa meronta

Menyusup dalam jantung

Mengalir dalam darah

                         Slalu kucoba menegakkan ranting terombang

                         Seribu kucoba

                         Serasa sejuta ku ditentang

Hujatku bagai laron di waktu hujan

Sekali tampak lalu menghilang karena bosan

Tangisku bagai aliran Sungai Kapuas

Sekali mendera lalu kering karena tidak puas

                         Kala ranting bougenvell tak berdaya

                         Kala ranting tak lagi terasa

                         Lalu kuberpikir pantaskah aku menghujatmu

                         Hanya karena inginku bukan maumu




                                                                     Yeni Lego Mintarsih
LUKA

Luka luka dan luka

Luka lara . . .

Luka nestapa . . .

Lukaku kau tidak akan tahu

                        Luka tak terperih

                        Luka tak tertahan

                        Hanya aku yang tahu

                        Hanya engkau yang tau

                        Hanya bintangku . . .

                        Pengobat lukaku

                        Hanya bintangku . . .

                        Gairahku .

                        Dan hanya padaNya . . .

                        Pelipur laraku




                                                       Siti Nurbaya
KUSUMA BANGSA

Aku hidup . . . hari ini

Ada suatu doa yang harus aku raih

Aku jalani hidup ini

Dengan harapan . . . . semua orang bisa melihat

                           Aku terus melangkah meraih cita – cita

                           Aku coba bertahan karena hidup ini terlalu berat

                           Tetapi aku tidak putus asa

                           Karena aku coba untuk terus melangkah

                           Demi bangsa ini

Bangsa Indonesia tercinta

Aku terus melangkah dan melangkah

Aku ingin menjadi kusuma bangsa

Yang selalu berguna bagi semua orang

                           Oh Tuhan . . .

                           Jadikan diriku . . .

                           Untuk menjadi bangsa ini

                           Ingin sesuatu yang baru

Demi masa depanku, masa depan bangsaku

Aku mau tersenyum untukmu

Bangsa Indonesia

                                                                              Maya Yustiana
KISAH HIDUPKU

Saat aku bangun . . .

Saat aku kembali melihat

Hari yang baru . . .

Saat aku boleh merasakkan udara yang segar . . .

Aku kembali bersujud padaMu Tuhan . . .

                            Detik berganti menit

                            Menit berganti jam

                            Jam berganti hari . . .

                            Waktu terus berlalu . . .

                            Aku terus melangkah

                            Menjalani hidup ini

                            Saat aku senang aku coba tunjukkan

                            Saat aku sedih aku coba untuk tunjukkan

Tetapi aku ingin hidup ini penuh arti

Aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa

Menjalani hidup ini . . .

Aku terus melangkah

Raih cita – cita yang mulia

Aku ingin semua orang bisa melihat

Bahwa aku bisa

Tuhan, tanya kepadaMu

Aku terus berserah

Aku coba jalani apa yang menjadi kehendakMu

Trima kasih Tuhan . . .

Aku mau kisah hidupku berarti buat orang lain

Buat orang yang ada disekitarku                                       Elsih S
PERASAAN SENANG

Bunga melati berwarna putih

Baunya harum semerbak sekali

Sungguh senang hatiku ini

Tadi malam dia datang lagi




                            PERASAAN SEDIH

Mungkin aku bukan pujangga . . .

Yang pandai merangkai kata . . .

Mungkin aku tak selalu ada di hatimu . . .

Ku ingin kau tahu isi dihatiku . . .

Ku tak akan jerah cegah hati ini . . .

Hingga dunia tak bermentari . . .

Satu yang ku pinta yakini dirimu . . .

Hati ini milikmu . . .

Semua yang kulakukan untukmu lebih dari

Kata cinta untukmu . . .




                                                           Anik Rahmawati
PERASAAN MARAH/JENGKEL

Saat ku diam terpangkuh

Kau datang menghampiri kau coba

Ganggu diriku

Kau tersenyum menatapku . . . lalu aku palingkan

Wajahku dari dirimu

Walau kau coba paksakan aku tetap ku tak mau

Seribu cara tlah kau coba tuk keinginanmu . . .

Oh . . . jangan, jangan lagi . . . . jangan lagi . . .

Buang jauh rasa cintamu padaku . . .




                                                         Anik Rahmawati
BERDUKA CITA

Ketika itu . . .

Kulihat kerumunan masa yang memenuhi rumahku

Aku hanya terbengong–bengong . . .

Menyaksikan dan bertanya dalam hati

Apa gerangan yang terjadi . . .

                          Disana sini banyak air mata

                          Mengalir membasahi pipi . . .

                          Mereka menjerit, meratapi . . .
                          seseorang yang terbujur kaku

                          Sekujur tubuhnya ditutupi dengan kain putih

Aku bertanya kesana kemari

Mengapa semua menangis, meratap dan menjerit . . .

Siapakah yang terbujur kaku itu?

Bolehkah aku melihatnya . . .

Apakah aku kenal dengannya . . .

                          Tanpa kusadari, seseorang telah membimbingku

                          Ku buka kain itu, ku tatap wajah kaku itu

                          Oh Tuhan kenalkan aku dengannya . . .

                          Aku pun menjerit . . . ayah . . . ayah . . .

                          Mengapa engkau meninggalkan kami

Tuhan . . . mengapa begitu cepat

Engkau memanggil ayah kami

Tuhan ampunilah segala dosa ayah kami

Semoga Tuhan, Engkau terima ayah disisiMu

Tabahkanlah hati kami yang telah ditinggalkan

                                                                         Lilik Rufiati
GADISKU

                                                                         Mei Suryani

Wajahmu yang mungil, lucu dan cantik

Kutimang dank u buai di setiap tidurmu

Ku beri kehangatan dalam dekapanku

Ku tuntun kau agar dapat warna dalam hidupmu,

                           Tak terasa

                           Waktu terus bergulir

                           Detik menjadi menit dan berubah menjadi jam

                           Jam terus berlalu kehari dan Minggu

                           Minggu berganti bulan dank e tahun

Kini kau telah dewasa

Saat kita berada pada satu meja

Kutatap dirimu dalam, dalam

Kau melirik, tersenyum dan bertanya . . . Mengapa?

                           Aku tersentak dalam lamunan

                           Tak . . . apa

                           Wajahmu lebih cantik saat kamu berjilbab

                           Ku membayangkan saat kecil

                           Tak terasa menetas air mataku

Ya . . . Allah. Kini aku hanya bisa berdoa

Jadikanlah ia wanita yang terbaik menurutmu

Jadikanlah ia pemimpin umatmu

Dengan ridhomu, aku memohon
TANAMAN

Di tembok

Dekat tangga semen yang retak

Di muka pintu

Rumahku yang teduh dan naung

Telah tumbuh

Tanaman kecil

Bagus dan molek warnanya

Bagai kupu – kupu

                           Barangkali sesekor burung mungil

                           Telah menyebarkan biji - biji kecil

                           Di sini

                           Bagai menebarkan kasih saying

                           Salam dan selamaat pagi

Aku bangun

Dengan muka cerah

Dan senang hati pagi itu

                           Sebab

                           Tanaman kecil pun

                           Ingin tumbuh menikmati hidup

                           Kusiram ia setiap pagi

                           Kupindahkan ke pot




Ku sayangi dan kepelihara setiap hari

Agar segar dan tetap berseri




                                                                 Tasri
PERASAAN SENANG

Datanglah

Nyatakanlah cintamu

Bila kau benar – benar menginginkanku

Aku disini duduk manis menantimu

Karena kau telah memilih diriku

Dan kau membuat diriku terbang




                                        PERASAAN BERSALAH

Cinta . . .

Sedang apakah dirimu

Seminggu tak ada kabar

Sebulan tanpa cerita

Dimanakah dirimu berada

Cinta . . .

Jangan pernah tinggalkan aku

Walau aku yang bersalah

Kupikir ku bisa tanpamu

Tapi aku tak sekuat itu

Cinta . . .

Kini aku sadari

Kaulah yang terbaik

Dan tak ada yang mampu

Gantikan cintamu
PERASAAN SEDIH

Deras hujan yang turun

Mengingatkanku pada dirimu

Aku masih disini untuk setia

Selang waktu berganti

Aku tak tahu engkau dimana

Tapi aku mencobauntk setia

                         Sesaat malam datang

                         Menjemput kesendirianku

                         Dan bila pagi datang

                         Ku tahu kau tak disampingku

                         Tapi aku mencoba untuk setia




                                                           Rika Rahmawati B
Purnama tampakkan wajah manismu

Temani hati bahagiaku

Agar aku dapat mencandai senyummu

Aku yang ceria memandangmu

Aku dendang sebuah pantun cintaku

Bawa dan peluk aku di dalam dekapan manismu

Agar terlelap hingga pagi menjelang




Sesal hati ini . . .

Dimana aku kan bawa gundahku

Menepikah

Ketengah

Ataukah aku harus menantang derasnya

Arus hidup yang terus berpolemik

Semua asa membawaku sesal

Semua derita membuatku tangis

Dan aku disini di atas pusara maut

Biarkan dan pandanglah diriku

Berpacu dengan roda–roda takdirku




Dengan sejuta marahku

Kukejar dirimu walau nafasku terpencar

Kubanting semau masalahmu

Kuumpat dengan kata – kata jorok nan menjijikkan

Pergi . . .

Jauh . . .

Bangsaat . . .
Jalanmu tertutup tak menuju kearah ini

Tanpa sesal kubuang muka manisku

Hanya wajah angker

Senyum kecut yang kupunya




                                         Noor Dianingsih
PAHIT

                                                                     Yermas Irianningsih

Pedih kurasakan . . .

Apa yang ku rasa . . .

Tak bisa kupahami . . .

Bila kusendiri . . .

Terasa hidup ini tak berarti . . .

                             Hinakah aku

                             Hidup di dunia ini

                             Tak seorangpun . . .

                             Yang dapat mengerti aku . . .

                             Memang hidup . . .

                             Tak seperti yang aku kira

                             Selalu ada cobaan untuk menjalaninya

Tuhan . . .

Bukakan pintu hatiku . . .

Untuk selalu memulaikan nama-Mu

Hanya engkaulah . . .

Yang dapat membantuku . . .

Untuk melepaskan semua bebanku

                             Sekarang . . .ku bisa tersenyum . . .

                             Walau hati ini terluka . . .

                             Kini ku merasa bahagia . . .

                             Meski hanya sesaat . . .
ANDAI KUDAPAT MEMILIH

Sudah berapa lagu yang kunyanyikan

Sudah berapa mobil yang kukejar

Sudah berapa jendela yang kuketuk

Mengharap iba kasihan

Hanya demi sekeping recehan

                         Tapi . . .

                         Aku tak boleh berhenti

                         Kaki kecilku tak boleh berhenti berlari

                         Bibir mungilku tak boleh berhenti bernyanyi

                         Jika ku masih ingin melihat esok pagi

Andai kudapat memilih . . .

Akan kutanya pada Tuhan

Mengapa kau tempatkan ruhku

Pada ragaku ini

Mengapa kau tulis takdirku segelap ini

                         Andai kudapat memilih . . .

                         Kuingin seperti mereka

                         Berlari riang di koridor sekolah

                         Dengan kaki berbalut sepatu indah

Andai kudapat memilih

Kau boleh ambil recehanku

Kau boleh ambil gitar tuaku

Kalau kau mau kau boleh ambil

Separuh hidupku

Asal aku dapat merasakan hidup

Seperti mereka
Walau hanya sekejap

                      Nuratin
BUNGA MAWAR DI TAMANKU

Lihat bunga mawarku

Tumbuh subur di tengah taman

Kelopaknya mekar bagai mahkota

Warnanya pun merah merona

                         Harumnya semerbak mewangi

                         Membuat taman tambak indah berseri

                         Siapapun ingin mendekati bunga mawarku

                         Tuk menyentuh dan mencium wanginya

Setitik embun membasahi bunga mawarku

Bagaikan pelangi di pagi hari

Segar harum wangi di tamanku

                         Kuhirup udara segar

                         Kucium mawar itu

                         Alangkah gembiranya

                         Aku pagi itu




                                                                  Choiru Madjidah
SUARA HATI

Di kala senja mulai meredup

Hawa sunyi tlah kurasakan

Tiada kurasa angin malam tlah kuhirup

Hingga dingin malam tak kauhiraukan

                          Hening . . . Sunyi . . .

                          Suka . . . Duka . . .

                          Nestapa nan lara sirli berganti

                          Sungguh kurasakan suatu derita

Itulah hidup . . .

Bagai fatamorgana . . .

Yang tiada hanyalah bayangan semu

Kurasa sungguh kurasakan

                          Berat kaki berpijak

                          Tuk mengerti sebuah arti kehidupan

                          Erat terasa tanganku kurentangkan

                          Tuk mendayu lautan kehidupan

Sungguh tak kuasa ku tepis semua ini

Hingga tak sanggup kurajut satu keinginan

Ketenangan, ketentraman yang hadir dalam batin

Itulah suara hati yang terkubur dan terhembaskan

                          Hilang msnah tak tahu arah

                          Hancur luluh . . .

                          Pedih, perih yang kurasa

                          Bertabur jadi satu




                                                               Nisaul Khoi
DUNIA MENANGIS

Ku Terawang

Gemerlap lampu kota

Banyak puing–puing di sudut kota

Kumal, kotor baju lekatmu

Kusut . . . kusam raut wajahhmu

Semua penuh tantangan yang ada . . . dan pasti ada

Diskotik, narkobah, pemulung, peminum, pencopet

Juga penghianat

                         Disini harapan–harapan musnah

                         Dengan nafas yang terengah–engah

                         Dengan hati yang penuh nestapa

                         Oh . . . .

                         Setetes, seteguh harapan yang tak mungkin kau miliki

                         Hidup yang penuh liku–liku

                         Amarah . . . dosa . .. . jinakan

                         Maka jangan kau dekati musuh–musuhmu yang bisa membuat kamu jatuh

Sana

Sini . . .pebuh cobaan

Kehancuran yang tidak berguna juga tiada berharga

Tuhan . . .

Tuhanku . . .

Sedetik tak kau ku lepas doaku pada Mu

Hilangkah dunia yang penuh kesedihan

Dengan bertawakal pada Mu Tuhan

Tak henti doaku untuk hidup dunia

Sebagai pengobat rindu jiwaku
Buanglah jauh – jauh dosa dan kejahatan dan

Raihlah . . . raihlah

Hidup di masa depan




                                              Rini Juliastuti
CINTA MEMBARA

Tak kusangka aku melewati jalan ini

Sepi . . .

Gelap . . . dan

Senyap . . .

Aku merangkah dalam keraguan

Meraba–raba mencari celah cahaya

Hatiku gundah

Semakin lama semakin resah

                         Ketika aku diam, kulihat sepasang mata penuh gairah

                         Menatapku begitu tajam, sinarnya merah bagai darah!

                         Tetapi, tak kudengar kata amarah atau cacian!

                         Yang kudengar justru desahan nafas lemah, terengah – engah

                         Meronta, memohon Sesuatu kepadaku

Tubuhku terkulai tak berdaya, diantara kesunyian yang menghimpit

Tak keluar jawaban apapun dari mulutku

Dalam keraguan, ketegaranku punah seperti asap

Kekuatan terlucuti

                         Aku telanjang tanpa keberanian

                         Aku telanjang tanpa kuasa

                         Aku telanjang tanpa kesucian

                         Aku telanjang tanpa kebenaran

                         Aku telanjang tanpa kata – kata

Bibirku rapat terkatup

Lidahku kaku tak bergerak

Mataku terpejam dalam kepasrahan

Ketika aku diam dan pasrah
Kuhirup bau nafas harum seseorang

Aku terbuai . . .

Aku terlena dalam desahnya

                         Aku tak mampu bergerak

                         Nafasnya menyengat hatiku

                         Begitu sakit . . . jauh ke dalam, dan . . .

                         Sengatannya memberikan jawaban, tentang sebuah cinta

                         Yang dalam saat sejenak . . .

                         Telah melupakan tempat tinggalnya

                         Telah melupakan kebenarannya

                         Telah melupakan kebahagian yang sejati

                         Telah melupakan kehormatannya

                         Untuk rela merebahkan kepala

                         Di atas pangkuan cinta baru yang tak pasti

Kini cinta itu bergayut pada titik kejenuhanku

Dia memberikan angan – angan yang penuh tanda Tanya

Dia memberikan harapan – harapam dalam mimpiku

Tetapi sekaligus, dia menyerangku dengan kemunafikan

Dan mencengkeramku dengan kedukaan




Puisi ini tercipta akibat dari satu peristiwa nyata, yang saat ini masih berlangsung tetapi perjalannya
masuk pada proses keberakhiran




                                                                                Endang Sri Sundari
DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU

Di bawaah telapak kakimu, Ibu

Terhampar taman Firdaus

Yang tak terpermadani indahnya

Bagi kami anak – anakmu

                           Sejak dari rahimmu

                           Kami terpelihara dalam ketulusan

                           Tiada rasa letih bagimu

                           Kau berjuang menghadap maut

Sejak kami kanak – kanak

Tiada daya bagi kami

Sampai kaki – kaki kami kukuh

Kami akan berbakti padamu, Ibu

                           Menyusuri jalan raya dunia

                           Tiada henti kau dekap kami

                           Dengan sayap kelembutan

                           Kau selalu menjadi surga

                           Bagi kami anak – anakmu

Ibu, begitu banyak pengorbananmu

Bagi kami anak – anakmu

Akan selalu mendo,akan, Ibu

Sampai akhir waktu

Hingga hayatmu                                                    Suliatin
TANPA JUDUL

Ketika sang surya menampakkan keindahnya

Terpaku aku menatapnya

Sinarnya yang terang membuat sejuk hati dan pikiran ini

Terlarut . . . terbawa oleh suasana yang indah

                         Namun tiba – tiba aku teringat suatu kejadian

                         Yang membuat aku marah !!! membuat aku geram!!!

                         Dan akhirnya tak kurasa aku menahan air mata

                         Air mataku jatuh terurai . . .

                         Terjatuh aku lemas . . .

                         Mengingat kejadian yang membuat aku sakit . . .!!!

                         Membuat aku gelap mata, hingga melakukan hal – hal yang bodoh

Oh . . . Tuhan terima kasih kuucapkan syukur padamu

Karena kami engkau telah menunjukkan aku kejalan yang benar

Betapa indah jalan hidup yang telah kau berikan padaku . . .

                         Biarlah kubuang . . . kupendam . . . dan kulupakan

                         Semua kejadian – kejadian yang amat perih dan sedih

                         Biarlah kujalani hariku yang sekarang, hari yang indah

                         Sejuk dan menyenangkan, sedamai pagi ini

                         Seperti indahnya mentari . . .




                                                                                  Sri Muliani
RASA SESAL

Memang kuakui sering ku menggoda dia

Membuat marahpun aku pernah

Tapi . . .

Dia tak melampiaskan rasa marah padaku

Malah dia menutupi kemarahan padaku

                               Terkadang ku berpikir

                               Meski dia memberikan segalanya padaku

                               Apa yang dapat kubalaskan padamu?

                               Sempat kubicara tentang hal itu

                               Tapi dia . . .tak mengharapkan hal itu

Kalau dia tak ingat pada diriku

Apa selanjutnya yang akan terjadi padaku

Keadaan ekonomi yang kurang membaik

Untuk mereka disana saja tak ada

Apalagi . . . buatku disini!

                               Mungkinkah aku putur di tengah jalan?

                               Aku rasanya disini tergantung padanya

                               Kini kumenyesal atas semua yang kulakukan padanya

                               Tapi . . . itu untuk kebaikan dia agar dia bersikap dewasa

Waktu disini rasanya hanya sebentar

Ya Allah kuatkanlah imanku

Dan tabahkan hati

Tak mungkin aku paksakan disini
LAMUNAN

Dalam kesunyian malam

Hembusan angin

Yang kian membaut

Dalam lamunan

                          Hanya bayanganmu yang menggoda

                          Dalam mimpi – mimpi yang akan jadi kenyataan

                          Kuteringat akan pelukanmu

                          Yang begitu hangat dalam dekapanmu

Sentuhanmu, belaianmu

Membuat aku

Takkan lupa akan dirimu

Itulah yang ada pada benakku

Dikala kusendiri tanpa ada

Yang menemaniku dismpingku




                                                                         Sri Indah Yati
HARAPAN SEORANG IBU

Ya Allah aku bersyukur kepadaMu!

Karena aku tlah Engkau karuniai beberapa anak untukku!

Aku mohon dan slalu kumohon kepadaMu!

Agar selalu Engkau bombing langkah – langkah anakku!

                        Ya Allah aku takut apakah aku bisa menjalankan amanatMU?

                        Maka dari itu bombing dan beri petunju untukku?

                        Sehingga aku dapat dengan baik menjalankan amanatMu!

                        Dan di suatu hari anak – anak akan bisa menjadi kebanggaanku!!

Ya Allah sekali agi aku mohonkan kepadaMu!

Agar Engkau menjaga langkah anak – anakku!

Ya Allah berilah kemudahan dalam hidup mereka!

Agar tidak ada penyesalan diakhir hidupnya!!

                        Ya Allah trima kasih atas rahmatmu!

                        Engkau tlah membimbing aku dan anak – anakku!

                        Akhirnya anakku menjadi baik karena ridhoMu!

                        Dan semoga Allah selalu melindungi dan membimbing setiap langkah anakku!




                        Zhuriyah
CINTA

Cinta adalah tanda rahasia Ketuhanan

Cinta menimbulkan rasa pilu dan kepedihan

Rasa sakit yang menghambur ke seluruh badan dan tulang

Cinta bisa datang dari manapun

Baik bumi dan langit

Cinta berlabuh dan berakhir di hadirat Illahi

                            Apa yang disebut cinta

                            Adakah kamu dapat menerangkannya?

                            Cinta dapat menerangkan apa itu cinta

                            Ketahuilah . . .

                            Wahai kau yang menginginkan cinta

                            Takkan pernah kau dapat yang kau cari

                            Walau segenap bukit kau cari

                            Karena ia ada di hati

Cinta . . .

Hari ini ada mungkin esok kan pergi

Begitu yang terjadi silih berganti

Bagi pendamba cinta sejati

Carilah dalam relung hati

Di dalam kesunyian dan kesepian

Saat kau sendiri

Duduk terpekur menghadap Illahi Robbi




                                                                    Endang Eka S
Di saat malam telah tiba hatiku sunyi

Aku meratapi hidupku dari dulu tiada bahagia

Selalu disisihkan mulai kecil sampai sekarang

Setiap malam aku bersujud berdoa supaya

Hidupku merasakan kebahagiaan

                          Ibu kenapa aku selalu engkau sisihkan

                          Apakah aku ini bukan anak yang kamu kandung . . .?

                          Ibu kenapa engkau selalu memarahiku, selalu engkau

                          Memarahi tanpa sebab yang pasti selalu . . . selalu bersalah

Hidupku beranjak dewasa Alhamdulillah aku sudah bekerja

Aku bekerja di sekolahan melamar jadi TU tapi kepala sekolah

Menyarankan aku mengajar. Aku mengajar bekerja pagi sampai sore

Meskipun aku sudah besar masih diomeli betapa malang nasibku

                          Setiap malam aku merasakan kesendirian

                          Pagi mengajar malam dirumah setiap hari berganti hari

                          Itu yang saya lakukan, dan akhirnya hatiku merasakan

                          Bapak ibuku selalu mengusirnya tidak satu dua cowok

                          Aku mengenal cowok yang tak direstui oleh kedua

                          Orang tuaku tapi sampai sekarang aku berjalan

Setiap keluarpun aku beck strit kenapa uku begini . . .!

Ingin aku terus terang tapi tidak berani

Kenapa ibu bapakku tidak mengerti perasaanku

Aku bangga mempunyai cowok dia, dia memperhatikan aku

Aku bisa bermanja, bercanda dengan dia, dia segalanya buatku

                          Aku sering curhat dengan dia, seandainya aku

                          Berpisah aku tidak tahu, aku ingin hanya kematianlah
Yang bisa memisahkan diriku dan dia

Ibu bapak maafkan anakmu ini bukanya anakmu ini tidak

Berbakti tapi kenapa bu . . . pak kalian tidak mau memahamiku




                                                     Dwi Nur Lia
MENCARI KEPASTIAN

Suatu hari ketika aku penuh dengan keceriaan

Bagiku tugas yang berat untuk mengemban tugas

Tugas yang sangat berat kata orang

Untuk menempuh liku – liku

Dan . . . aku putuskan pada waktu itu

Berangkatlah aku dengan bayangan – bayangan Indah

Sesampai di tujuan aku tertunduk malu

Apakah aku harus maju terus

Apakah aku kembali melawan arus?

Tidak! Aku tidak akan kembali lagi!

Tidak! Aku tidak boleh putus asa

Semilir dingin bisikan yang tak bersuara

Sejenak aku . . . berhenti detak jantungku

Membara api tuk meraih harapan

Sesampai di tujuan

Ketika itu . . . mereka mendekat dengan mata yang berbinar – binar

Apa yang di kata oleh mereka apa yang terjadi pada diriku

Mereka mendekat lagi dan merapat dengan penuh

Perasaan yang panas lalu . . . dia berkata

Bohoong . . . Bohoong kamu!!

Pembohong . . .dan puaslah mereka dan puaslah aku untuk mencari kepastian

                                                                            Karyadi
BUAH HATIKU

Si kecil buah hatiku

Kau begitu lucu dan menggemaskan

Tangismu, tawamu member warna kehidupan

Kehadiranmu member bahagia dihati

Sungguh suatu anugrah, karunia yang tak ternilai

Kau cahaya hatiku

                         Tatkala kau sakit

                         Tangismu, sedihmu

                         Turut menusuk kalbu bundamu

                         Seakan turut merasakan sakitmu

Tumbuhlah, buah hatiku

Kepakkan sayapmu

Gapai cita – citamu kelak kemudian hari

Jangan kau kecewakan orang tuamu




                                                           Siti Nuriyati
DALAM KESENDIRIANKU

Sepi, sendiri tergugahku akan kisahmu

Kau curahkan semua duka deritamu

Dalam lantunan dawaiku menari

                         Senyapnya malam bangkitku akan bayangmu

                         Mungkinkah semua ini akan berakhir

                         Kisah cinta yang tiada bertepi

Malam . . . sampai kapanku harus begini

Kau coba tu selalu sabar menanti

Kekasih yang sanggup mengerti

                         Ingin . . .hatiku bersamamu

                         Namun semua terjadi dalam hidupku

                         Kegagalan yang aku alami

Biarlahkanku jalani kisah hidupku

Kesendirian temaniku dalam lamunanku

Akhir kata ku pamit

Selamat malam wahai sayangku
OBSESI GILA

Terkembang gulita senyap

Kidung kenari ruang beratap

Saput kelamika menada

Lantun puitis simfoni cinta

Roman layar hitam

Tatap singgasana larut

Pekik . . . kalbuku . . .

Gelitik . . . penaku

                            Dua malam tawa berdetik

                            Kilas kamu lanjut terbenak

                            Sembari nur atas memutih

                            Sambut logika bak pujangga

                            Obsesi . . . faham

                            Gagal cinta . . . pasti

                            Mimpi gila . . . kali

Redup mata kanda

Harusku tutup pena janda

Terucap akhir kata

Met boboX’s yaa . . .
TERSIMPAN DALAM ANGANKU

Terhanyut dalam kesesalan

Kurendam semua dalam anganku

                            Tak mungkin akan kusesali

                            Kisah hidup ini yang tiada berarti

Haruskah aku akan berlari

Menggapai mimpi indah yang kau beri

                            Namun ku pedih untuk mencari

                            Langkah hasratpun lelah tuk meniti

Mungkin semua cobaan

Terawal ku lewati

                            Kebesaranmukanku raih hingga kini

Akhirnya tlah ku telusuri

Jika kesedihan hidup hingga kini

Tak kuasa namun harus pergi

Tinggalkan masa lalu wwahai sahabat

Salam akhir maafku




                                                                 Endah Apriliyana
PENCARIAN SAHABAT SEJATI

                                                                        Ratih Sariwijaya

Tuhan . . .

Kenapa tak ada yang mau mengerti aku

Kenapa aku harus menderita

Kenapa tak ada sahabat . . . untukku

Untuk bisa memahami, mengerti dan menemani

                          Tuhan . . .

                          Kenapa setiap orang yang aku anggap sahabat

                          Menjadi musuh dalam hidupku

                          Selalu membuat sedih, resah, dan menangis

Tuhan . . .

Salahkah aku bila ingin disayangi

Salahkah aku bila ingin dilindungi

Salahkah aku bila ingin seorang sahabat

Salahkah aku ingin mengeluh padamu

                          Tuhan . . .

                          Maafkah aku bila aku salah

                          Aku mengeluh karna aku terluka

                          Aku mengeluh karna aku ingin ‘ . . .

                          “Seorang sahabat sejati”

Tuhan . . .

Maafkanlah aku bila aku sering marah padamu

Dan selalu menuntut apa yang aku inginkan
JALAN TERANG YANG KU TUJU

Aku tak tahu

Kenapa tak ada yang saying padaku

Kenapa tak ada yang memeprhatikanku

Kenapa mereka harus mengacuhkan aku

Kenapa mereka tak peduli denganku

                           Tuhan . . .

                           Apa salahku

                           Apa yang harusku perbuat

                           Apa yang harus aku lakukan

                           Kenapa harus begini

                           Kenapa harus aku yang menderita

Tuhan . ..

Tunjukkan jalan tterang untukku

Agar aku tak tersesat

Dari kegelapan dunia ini

Dan berikan ketenangan pada diriku
DOA UNTUK ANANDA

Kubaca surat sebening air

Surat itu tentang perjuangan ananda

Tetapi apa hendak di kata

Peristiwa itu memang harus terjadi

                             Kuterbangun tengah malam

                             Dekat sujudmu selaput tahajjud mendengar

                             Kupanjatkan doa untuk anandaku

                             Permata hatiku, belaian jiwaku

Bertambah gelisah hati ini

Ketika hari itu telah tiba

Kupeluk anandaku

Kudoakan agar bisa berjuang di medan laga

Tuk menggapai cita–cita

                             Oh . . . anandaku selamat berjuang

                             Oh . . . anandaku doaku selalu menyertaimu

                             Engkau agar menjadi anak sholihah

                             Anak yang berguna bagi bangsa dan Negara

                             Amin . . . amin . . .

                             Ya Rabbal alamin




                                                                          Panca Indrayani
KAWAN

Hari – hari kita lalui bersama

Suka duka kia lalui

Susah senang kita bersama

Serasa . . .

Jarak begitu dekat

Serasa . . .

Kita tak terpisahkan

Kita seperti saudara

                          Tapi sekarang . . .

                          Bagai petir di siang hari

                          Persahabatan kita

                          Pertemanan kita

                          Bubar . . . bar . . . bar

                          Bubar . . . bar . . . bar

Kini engkau jauh dariku

Walaupun engkau dekat padanganku

Serasa . . .

Hilang tanpa arti

                          Ya Allah Ya Rabb

                          Apa salahku

                          Ya Allah Ya Rabb

                          Ampuni hamba

                          Bila hamba melukai hatinya




                                                              Puji Astuti
MALAM

Suatu malam yang sunyi sepi

Hayalan – hayalanku melambung mengingatkanku lagi

Lembar demi lembar kejadian itu muncul lagi

Dia membuatku bahagia sekarang telah meninggalkanku

Dia yang kusanjung sekarang cuma tinggal nama

Tuhan inilah kebagianku yang sesaat saja

Apakah aku bersalah memperolehnya, kebhagian yang Cuma sementara

Malam apakah aku salah untuk melampiaskan kejengkelanku

Aku terlalu mempercayainya ternyata sebegitunya terhadap aku

Adakah yang indah dari hidupku, aku bukannya menyalahkan hidup

Hidup ini adalah yang harus diperjuangkan

Tuhan tuntun aku dalam hidup ini

Malam tenggelamkan aku dalam hidup ini

Adakah yang baik untuk diriku

Aku harus menutup lembar demi lembar dalam ingatanku

Esok hari harus kutatap dengan ceria

Tuhan aku hanya minta kepadamu menuntun hidup ini




                                                                   Dwi Nastiti
WARTINI, LEDEK PASAR TURI

Gemulai tangan, diiringi gamelan

Menari dikitari lelaki, diujung jalan pasar turi

Dihembus angin telanjang, terpandang ruang kedinginan

Wartini, perempuan ledek terjatuh dalam kidung

Penghasilan

Sorot lampu kuning menerang

Menatap wajah tergores pupur dan bibir bergincu

Berselendang biru tua tanpa baju

Berjoget kesana kemari berpasangan lelaki tua

Hingga tergelincir kesemak –semak tubuh

Wartini, ledek pasar Turi

Memerdekakan hati jadi penari

Buat laki – laki sapi




                                                                Masnu’ah
CATATAN SEORANG ISTRI

Ketika badai meniup mesra

Ketika rumah tangga dalam prahara

Cinta datang tiba – tiba

Pelita harapan berkelap kelip

Di dalam batin gelisah saja

Bak menanti suatu yang hendak tiba . . .

                            Bertambah gelisah hati yang gundah

                            Sangsi, kecewa, meradang resah

                            Benci, dendam . . . rindu cinta . . .

                            Apa hendak dikata

                            Jika rasa datang membabi buta

                            Siapa yang kuasa menepiskannya

Ketika hati seorang istri terluka

Kemana hendak melampiaskanya

Kemana mencari tempat berlabuh

Kemana luka dicari obatnya

Kemana temukan tinta’tuk mencatatnya

Agar hati tetap bertasbih

                            Subhanallah . . .

                            Astaqhfirllah . . .

                            Inalillah . . .

                            Allahu Akbar . . .

                            Laillahailallah . . .

                            Lahaula wala quwata illabillah . . .

Tetap! Tetap keagungkan namaMu

Karena ini semua ujian dari Mu
Meski berat kulalui episode ini

Namun aku harus mampu melewatinya

Tangga demi tangga

Harus kupijak dengan segala ketegaran jiwa




                                             Siti Sri Suhartini
KEDUA ORANG TUAKU

Detak waktu yang berlalu

Membawa diri meraih sejuta mimpi dan angan

Sampai mati ku tak akan melupakanmu

                         Kau pastikan langkah

                         Diiringi terik sang surya

                         Membasuh kulit dan dadamu

                         Dalam hitam putih hidupmu

Semua yang kulihat ada pada dirimu

Jadikanku yang terbaik untukmu

Dukamu kauselimuti dengan senyummu

Terik mentari jadi saksi langkahmu

                         Lelah hatimu yang tak dapat kulihat

                         Andai saja dapat kurasa letih jiwamu karena sifatku

                         Kehidupanmu jadi keteladanan bagiku

                         Kasih sucimu hanya untukmu

Untuk anak dan cucumu

Yang tak akan hilang dan tak akan bisa sirna

Apa yang dapat kupersembahkan untukmu

Doalah yang dapat ku panjatkan

                         Ku serahkan apapun yang kumampu

                         Ayah . . . Ibu

                         Engkau surga hatiku

                         Satu hati untukku selamanya




                                                                               Suprijatin
HANYA AKU YANG TAHU

Aku hanya tahu mengeji

Tanpa mencermin diri sendiri

Aku hanya tahu mencaci

Tanpa melihat keburukan sendiri

                         Aku hanya tahu mengata

                         Tanpa meneliti isi hatinya

                         Aku hanya tahu membantah

                         Tanpa memikirkan kesusahannya

Aku hanya tahu mengutuk

Tanpa melihat kebaikannya

Aku hanya tahu menuduh

Tanpa usul periksa

                         Aku hanya tahu menghina

                         Tanpa mengetahui rahasianya

                         Aku hanya tahu memarahinya

                         Tanpa mengetahui hal sebentar

Aku hanya tahu mengata

Aku hanya tahu menghina

Tanpa menyadari

Tiada beda antara kita




                                                          Solichah
WAJAH

Engkau dapat mengatakan banyak hal

Walaupun tanpa mengucapkan sepatah kata

Hanya dengan memandang wajahmu

Banyak arti yang dapat kau sampaikan

                        Engkau tersenyum dengan wajah berbinar

                        Tampaklah engkau sangat senang

                        Gembira dan bersuka cita

Tapi apabila alismu engkau angkat

Dahi engkau kerutkan dan bibirmu cemberut

Maka ada sesuatu yang membuatmu

Marah, jengkel, emosi dan sedih

                        Siapa saja yang melihat mimic wajahmu

                        Orang akan mengetahui perasaanmu

                        Orang akan mengetahui pikiranmu

                        Agar memperoleh arti tanpa suara




                                                                 Anggraini
KESUNYIAN

Kesunyian itu hanya ada di hatiku

Rasa yang sunyi itu adalah kebehagiaanku

Keputusan itu adalah pedangku

Sedangkan cinta itu adalah hidupku

Haruskah aku percaya Allah masih menyayangiku?

Dimana Cintaku?

Kesunyian ini terasa membunuhku

Sayap – sayapnya begitu biadab mencumbuiku

Kesunyian ini begitu menyiksaku

Kelopak – kelopaknya bermekaran meracuni benakku

Kemana cintaku?

Ya Allah maafkanlah aku

Karena cintaku membutakanku . . .




                                                       Iin Indayani
LIMA KALI BERCINTA

Dalam dingin yang menusuk tulang

Ku terlelap dalam selimut tebal

Disaat kesunyian yang dingin

Ku terbangun dalam aadzan yang memanggil

Bangunlah, mari kita bercinta dalam Subuh

Terasa sejuk dalam lubuk hati yang dalam

Waktu beranjak dan terus beranjak, dan beranjak

Sang suryapun terus bergerak di atas kepalaku

Duhai kekasihku marilah kita bercinta di waktu Dhuhur

Ketika air wudhu membasahi muka

Kesegaran dalam jiwa serasaa di dalam surga

Untuk kesekian kalinya ku bercinta dan bersujud dalam waktu Ashar

Bercinta dalam sehari lima kali

Ya, aku bercinta kembali dalam Magrib yang tenang

Kekasihku, Engkau air yang mengguyur sanubariku

Engkaulah bulan purnama penerang malam

Duhai, belahan jiwa, waktu memanggil kita

Ya, kita, aku, hambamu, kekasihmu

Kau panggil aku pada saat bercinta

Bercinta pada waktu Isyak

Dalam sujud, kepasrahan dan ketaqwaan

Duhai kekasihku akankah esok aku bisa bercinta




                                                                    Siti Fatimah B
PUTUS ASA

Kupejamkan mataku . . .

Kurasakan jiwaku ini melayang

Meninggalkan ragaaku

Yang terhempas

                       Aku melihat awan putih

                       Langit berwarna biru

                       Kuhempaskan jiwaku

                       Kesalah satu awan disana

Kicau burung – burung bersahut – sahutan

Terdengar riang ditelingaku

Dari bawah sana

Aku memandangnya

                       Semua masalahku terserap kedamaian

                       Kurasa aku siap membuka mataku kembali

                       Namun, apa yang terjadi . . .?

                       Ketika kubuka mataku

                       Yang ada hanyalah keputusasaan




                                                                Agustin Sulistiyorini
NYANYIAN DUKA

Menjulang dalam hidup

Kugenggam kerajaan dunia

Kau singkirkan kerikil – kerikil

Yang merintangi langkahku

                         Kau puaskan kerabatmu

                         Seakan tak ada orang hidup selain dirimu

                         Puji – pujian demikian besar

                         Selama 32 tahun

Ketika reformasi bergelora

Kau turun tahta

Kau jalani hidup dengan nyanyian duka

Nyanyian mengusut, menghasut, menyudut

                         Hingga kau tergolek tak berdaya

                         Hidup tidak, matipun tidak

                         Namun nyanyian duka itu terus bergelora

                         Hingga kau tiada




                                                                    I Putu Ambara M
BADAI

Kepada siapa sunyi ini kubagikan?

Setelah kota di dalam hatiku hancur dihantam badai



Hujan . . . hanya gerimis

Kelam, pekat dan angin bersautan di antara reruntuhan

Dinding – dinding tua



Kemana langkah ini mesti kuarahkan?

Seperti raja yang kehilangan mahkota

Kupikul duka rakyat diantara harapan dan putus asa



Ya Allah . . .

Di pintu gerbang ini aku berdoa

Tapi tidak tahu apa yang harus kupinta



Karena aku tahu bukan?

Sesuatu yang paling aku harapkan

Ternyata badai yang mematikan




                                                        Diah Sukma R
MUNGKINKAH
Malam pekat menghujan kota Malang

Desir angin dan lolong anjing menusuk tulang

Geliat hati saling bicara

Mengoyak rasa hilangkan duka

                       Malam sunyi bergerak menurut waktu

                       Di ujung jalan kita duduk tertegun

                       Sebuah rencana tak berakar muncul sebagai tujuan

                       Diiringi aroma bunga tersebar di sepanjang jalan

                       Mengacak – acak lembar demi lembar pikiran kita

Kaki pagi mulai melangkah, jemari lentik membuka

Gorden menyongsong fajar, menguak cakrawala

Mengharap kasih belahan jiwa



Selaksa rasa telah tercipta, sejuta duka tertimbun sementara

Namun . . .



Esok mungkin tak lagi, pagi ini kita bangun sedangkan

Mereka masih tidur

Mungkin, esok tak lagi, bersama kita merendah mimpi




                                                                          Ririn Ambarwati
SEBUAH HATI
Aku adalah seorang wanita

Yang punya harga diri dan kasih

Aku bukanlah pelukis

Yang bisa menjadikan lukisan itu nyata

Aku bukanlah pujangga

Yang bisa merangkai kata

Yang bisa menjadikan kalimat itu indah

Tetapi aku hanya mempunyai sebuah hati

Yang sedikit demi sedikit kutitipkan kepadamu

Semoga engkau menerima




                                                        Winda Harmawati
AKU TENGGELAM
Aku tenggelam dalam kesombongan

Dalam pekat malam yang mengerikan

Aku berteriak, meminta tolong

Tapi apakah yang aku dapatkan?

Semua membisu, mulutnya terkunci

Tangan dan kakinya enggan menyapa

Aku berlari dan terus berlari . . .

Mencari pintu lain, yang terbuka . . .

Tapi semua terkunci, terikat rapat

Laknat!!!

Sebuah kesombongan yang mencekikku . . .

Sebuah kegoisan, yang memikamku . . .

Aku masih berlari . . . tak bertujuan . . .

Menunggu . . . sapa malaikat . . .mungkin . . .

Ridwan . . . Malik . . . atau siapa

Aku tak begitu mengerti

Matahari condong ke barat

Aku mengikutinya, aku tak sengaja

Apa ini keliru, langkahku berakhir???

Dalam jalan gelap ini . . .

Aku bersimpuh . . . menangis . . .

Aku . . . tak sanggup lagi !!




                                                              Estu Mulyawati
SEPI MALAM INI
Sepi malam ini, dalam kelam tanpa sinar

Sepi . . . sepi mala mini pohonpun tiada bergerak

Ku tunggu dering teleponmu

Kutunggu dengan iringan detak . . . detik . .. . jam dindingku

                       Maafkan kata yang tak sempat terucap

                       Maafkan diamku yang tak kau suka

Sungguh . . . aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Tanpa romatisme yang membara

Tanpa pesona yang memabukkan

Sungguh . . . aku ingin mencintaimu penuh kesederhanaan

                       Seperti angin yang berhembus di pematang sawah

                       Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

                       Seperti Khadijah dan Muhammad

                       Saling merindu di kala jauh

                       Saling member dikala sedih

Aeh, semoga kau mengerti

Dalam malam yang sepi

Aku tunggu jawab . . .mu




                       Latifah
TERHENTI
Empat tahun lalu aku kuliah

Aku berharap kuliahku baik – baik saja

Aku senang bisa bertemu dengan teman – teman

Sepropesiku

Tetapi . . . kenyataan berkata lain

Aku berhenti . . .

Kuliahku berhenti karena suatu hal

Namun akupun tak patah semangat

Sekarang aku bisa kuliah lagi

Dengan rasa senang, gembira tanpa aku sadari

Melanjutkan sampai saat ini




                                                      Adi Rumpoko
AKU SEORANG WANITA

Aku seorang wanita

Yang punya hati dan perasaan

Mungkin aku kelihatan kasar

Tetapi jiwaku tetap wanita

                      Aku seorang wanita

                      Yang tidak bisa terbang lincah

                      Janganlah aku dibiarkan melamun

                      Jangan biarkan daku menangis meraung – raung

Aku seorang wanita

Aku mungkin jahat dan hina

Namun aku tetap wanita
yang perlu belaian kasih saying

                      Aku seorang wanita

                      Yang lemah segalanya

                      Janganlah engkau salahkan aku

                      Kalau aku melupakan perasaan aku

Aku seorang wanita

Yang punya harga diri dan amarah

Wahai semua jejaka

Jangan engkau mempermainkan jiwa wanita

                      Aku seorang wanita

                      Yang selalu menunggu dan menanti

                      Sepi sunyi senyap selalu ada

                      Harapan penantian kasih tak kunjung tiba



                                                                     Aninda
AKU SEORANG WANITA

Aku seorang wanita

Yang punya hati dan perasaan

Mungkin aku kelihatan kasar

Tetapi jiwa ku tetap wanita

                      Aku seorang wanita

                      Yang tidak bisa bersendirian

                      Janganlah aku dibiarkan tanpa teman

                      Jangan biarkan daku duka tanpa keluhan

Aku seorang wanita

Aku mungkin jahat dan hina

Namun aku tetap wanita

Yang perlu belaian kasih saying

                      Aku seorang wanita

                      Yang lemah segalanya

                      Anganlah engkau salahkan daku

                      Jika kalau aku meluapkan perasaanku

Aku seorang wanita

Mungkin aku kuat dan tabah

Dalam hadapi dugaan hidup

Namun hati wanita Tuhan saja yang

Mengetahuinya

                      Aku seorang wanita

                      Yang memerlukan teman hidup

                      Bukan karena aku tidak beramarah

                      Tapi karena perlukan kasih dan cinta

Aku seorang wanita

Yang Tuhan karuniakan kelembutan

Walau bagaimana hatiku membara

Namun jiwaku tidak sampai

Membenci manusia
Mudjiarti

                                                  LULUS

Bertahun – tahun aku menunggu

Dengan harap – harap cemas

Bisakah aku meraih harapanku

Siang dan malam memeras otak

Giat belajar tak pernah mati

                       Tibalah detik – detik ujian menanti

                       Dengan tenang jari – jemariku malas mengisi

                       Detik demi detik, hari demi hari

                       Akhirnya tibalah saat – saat yang kutunggu

                       Kubuka amplop tertutup dan kubaca

                       Alhamdulillah aku lulus

                       Senang selalu hatiku

                                                 KECEWA

Beriba harapan darimu

Semua janji – janji manismu

Ternyata semua palsu

Sedih hatimu bagai disayat sembilu

                       Mana janjimu, semuanya palsu

                       Oh . . . betapa leganya kau menyakiti hatiku

                       Hatiku sakit, hatiku luka, hatiku pedih




                                                                      M. Saptaputra

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadi
Laporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadiLaporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadi
Laporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadiahmad riadi
 
Contoh Proposal Pelantikan Bantara dan Laksana
Contoh Proposal Pelantikan Bantara dan LaksanaContoh Proposal Pelantikan Bantara dan Laksana
Contoh Proposal Pelantikan Bantara dan LaksanaYamanaka Ara
 
Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016
Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016
Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016Namin AB Ibnu Solihin
 
Susunan acara rat
Susunan acara ratSusunan acara rat
Susunan acara ratBas Yuni
 
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPAT
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPATMATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPAT
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPATAmin Eko Wulandari
 
Kliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docxKliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docxArissugiyarto1
 
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian PenghargaanKetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian PenghargaanAbdullah Luthfi
 
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaUtami Trianti
 
Proposal santunan yatim 10 muharram 1435 h
Proposal santunan yatim 10 muharram 1435 hProposal santunan yatim 10 muharram 1435 h
Proposal santunan yatim 10 muharram 1435 hAdi Kurniadi
 
Formulir donatur tetap masjid Baiturrohman
Formulir donatur tetap masjid BaiturrohmanFormulir donatur tetap masjid Baiturrohman
Formulir donatur tetap masjid Baiturrohmanalijaya singebate
 
Contoh surat permohonan izin bupati
Contoh surat permohonan izin bupatiContoh surat permohonan izin bupati
Contoh surat permohonan izin bupatiAdi Yamin
 
Media pembelajaran unsur instrinsik
Media pembelajaran unsur instrinsikMedia pembelajaran unsur instrinsik
Media pembelajaran unsur instrinsikguest8f4c0d
 
Juknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiJuknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiKhoirun Nif'an
 
Proposal Munjungan buyut karsiyem
Proposal Munjungan buyut karsiyemProposal Munjungan buyut karsiyem
Proposal Munjungan buyut karsiyemalijaya singebate
 
Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015
Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015
Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015andri setiadi
 

Tendances (20)

Laporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadi
Laporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadiLaporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadi
Laporan praktek kerja industri 2016 2017 smk al-baisuny ahmad riadi
 
Pangkat dan jabatan pegawai fix
Pangkat dan jabatan pegawai   fixPangkat dan jabatan pegawai   fix
Pangkat dan jabatan pegawai fix
 
Contoh Proposal Pelantikan Bantara dan Laksana
Contoh Proposal Pelantikan Bantara dan LaksanaContoh Proposal Pelantikan Bantara dan Laksana
Contoh Proposal Pelantikan Bantara dan Laksana
 
Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016
Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016
Contoh Jadwal Acara Training Guru Inspiratif Untuk 2 Hari tahun 2016
 
Susunan acara rat
Susunan acara ratSusunan acara rat
Susunan acara rat
 
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPAT
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPATMATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPAT
MATERI PELAJARAN BAHASA INDONESIA : MEMBACA CEPAT
 
Kliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docxKliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docx
 
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian PenghargaanKetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
 
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknyaKumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
Kumpulan puisi dan unsur intrinsiknya
 
Proposal santunan yatim 10 muharram 1435 h
Proposal santunan yatim 10 muharram 1435 hProposal santunan yatim 10 muharram 1435 h
Proposal santunan yatim 10 muharram 1435 h
 
Formulir donatur tetap masjid Baiturrohman
Formulir donatur tetap masjid BaiturrohmanFormulir donatur tetap masjid Baiturrohman
Formulir donatur tetap masjid Baiturrohman
 
Contoh surat permohonan izin bupati
Contoh surat permohonan izin bupatiContoh surat permohonan izin bupati
Contoh surat permohonan izin bupati
 
Explanation Text about Tsunami
Explanation Text about TsunamiExplanation Text about Tsunami
Explanation Text about Tsunami
 
Buku tabungan
Buku tabunganBuku tabungan
Buku tabungan
 
puisi Ibu
puisi Ibupuisi Ibu
puisi Ibu
 
Media pembelajaran unsur instrinsik
Media pembelajaran unsur instrinsikMedia pembelajaran unsur instrinsik
Media pembelajaran unsur instrinsik
 
Juknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islamiJuknis baca puisi islami
Juknis baca puisi islami
 
Tentatif TAKLIMAT 3-2018
Tentatif TAKLIMAT 3-2018Tentatif TAKLIMAT 3-2018
Tentatif TAKLIMAT 3-2018
 
Proposal Munjungan buyut karsiyem
Proposal Munjungan buyut karsiyemProposal Munjungan buyut karsiyem
Proposal Munjungan buyut karsiyem
 
Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015
Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015
Proposal kegiatan maulid nabi Muhammad SAW 1437H/2015
 

En vedette (20)

1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan1000 puisi kehidupan
1000 puisi kehidupan
 
Kumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi SekolahkuKumpulan Puisi Sekolahku
Kumpulan Puisi Sekolahku
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Puisi guru
Puisi guruPuisi guru
Puisi guru
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Keindahan alam
Keindahan alamKeindahan alam
Keindahan alam
 
Syair agus rusmanto
Syair agus rusmantoSyair agus rusmanto
Syair agus rusmanto
 
Kumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadiKumpulan puisi nedi suryadi
Kumpulan puisi nedi suryadi
 
Intro
IntroIntro
Intro
 
Lirik lagu superman is dead
Lirik lagu superman is deadLirik lagu superman is dead
Lirik lagu superman is dead
 
Buku Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) SMA Kelas XI
Buku Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) SMA Kelas XIBuku Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) SMA Kelas XI
Buku Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) SMA Kelas XI
 
X ia-4 agra yb (02) puisi
X ia-4 agra yb (02) puisiX ia-4 agra yb (02) puisi
X ia-4 agra yb (02) puisi
 
Ibu tnpa mp3
Ibu tnpa mp3Ibu tnpa mp3
Ibu tnpa mp3
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Puisi soft skill etika bisnis
Puisi   soft skill etika bisnisPuisi   soft skill etika bisnis
Puisi soft skill etika bisnis
 
A310060126
A310060126A310060126
A310060126
 
Puisi tria
Puisi triaPuisi tria
Puisi tria
 
Proposal t.i.
Proposal t.i.Proposal t.i.
Proposal t.i.
 
Puisi anak jalanan
Puisi anak jalananPuisi anak jalanan
Puisi anak jalanan
 
Dasar perencanaan pemasaran
Dasar perencanaan pemasaranDasar perencanaan pemasaran
Dasar perencanaan pemasaran
 

Similaire à Puisi Saya

Similaire à Puisi Saya (20)

Bantu Ponakan buat Tugas
Bantu Ponakan buat TugasBantu Ponakan buat Tugas
Bantu Ponakan buat Tugas
 
The Shorts
The ShortsThe Shorts
The Shorts
 
cinta
cintacinta
cinta
 
Puisi faiha
Puisi faihaPuisi faiha
Puisi faiha
 
Asa yang tlah
Asa yang tlahAsa yang tlah
Asa yang tlah
 
Hmmm a ku
Hmmm a kuHmmm a ku
Hmmm a ku
 
Aku dan air mata
Aku dan air mataAku dan air mata
Aku dan air mata
 
Puisi Koe
Puisi KoePuisi Koe
Puisi Koe
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Muntahan kalbu
Muntahan kalbuMuntahan kalbu
Muntahan kalbu
 
Mencari cintaku yang hilang
Mencari cintaku yang hilangMencari cintaku yang hilang
Mencari cintaku yang hilang
 
Love story
Love storyLove story
Love story
 
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario dramaAntologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
 
Sabda Rimba Rimbasadewo
Sabda Rimba RimbasadewoSabda Rimba Rimbasadewo
Sabda Rimba Rimbasadewo
 
Sabda Rimba Book (Rimbasadewo)
Sabda Rimba Book (Rimbasadewo)Sabda Rimba Book (Rimbasadewo)
Sabda Rimba Book (Rimbasadewo)
 
Kisah
KisahKisah
Kisah
 
Puisi karya Nurul Hidayatullah Binti Andi Hasanuddin
Puisi karya Nurul Hidayatullah Binti Andi HasanuddinPuisi karya Nurul Hidayatullah Binti Andi Hasanuddin
Puisi karya Nurul Hidayatullah Binti Andi Hasanuddin
 

Dernier

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Dernier (20)

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Puisi Saya

  • 1. LULUS Bertahun–tahun aku menunggu Dengan harap–harap cemas Bisakah aku meraih harapanku Siang dan malam memeras otak Giat belajar tak pernah henti Tibalah detik–detik ujian menanti Dengan tenang jari–jemariku mulai mengisi Detik demi detik, hari demi hari Akhirnya tibalah. Saat–saat yang kutunggu Kubuka amplop tertutup dan kubaca Alhamdullillah aku lulus Senang selalu hatiku Bambang Saptoaji
  • 2. KECEWA Beribu harapan darimu Semua janji – janji manismu Ternyata semua palsu Sedih hati ini bagai disayat sembilu Mana janjimu, semuanya palsu Oh …….. betapa teganya kau menyakiti hatiku Hatiku sakit, hatiku luka, hatiku pedih Semoga cukup aku saja yang kau sakiti Jangan mencari mangsa yang lain Bambang Saptoaji
  • 3. PERINGATAN UNTUK KAMI F.Zulaidah.H Ya Allah Begitu banyak peristiwa–peristiwa Yang terjadi di negeri kami Dan peristiwa itu sangat memilukan Situ Gintung . . . . Setelah kau tumpahkan air bah Dan menelan banyak korban Kini . . . Peristiwa tragis itu terulang kembali Pesawat Herkules terjatuh Ya Allah Apakah ini peringatan untuk kami Atau hukuman Begitu banyak manusia–manusia Yang Engkau ambil kembali Ya Allah Ampuni segala dosa–dosa kami Segala kesombongan kami Ampuni dosa–dosa orang yang telah mendahului kami Dan berilah ketabahan pada orang–orang yang ditinggalkan Amien . . .
  • 4. KETIKA CINTA BERSYUKUR Butiran air mata takkan cukup tertuang Dalam lembaran hidup manusia Segala bentuk dan rasa Menjadi bumbu hidup yang nikmat Ketika mata menatap dunia Ketika hidup menghirup kasih saying Ketika cinta merasuki relung jiwa Tak ada yang abadi Hanya ungkapan syukur yang berlimpah Menemani sisa hidup untuk sejatinya Tangan menadahkan sejuta harapan Untuk bisa berjalan pada sejuta kenikmatan Ikhlas dan tawakkal Adalah bekal yang selalu berpegang pada kita Berjanjilah bahwa takkan habis sudah Ketika cinta mensyukuri karunia-Nya Sunarwati
  • 5. HIDUP Hidup Bahagia, senang, sedih, gembira Itulah hidup . . . Tapi kenapa terkadang kita lupa Pada Nya !!! Namun waktu terus berjalan Seakan kita tidak bisa mengulang Menghentikan jarum jam ini Yang terus dan terus . . . . berputar Yang kita tetap, dan terus berjuang Dan memperjuangkan hidup ini .. . .. . Menjadi lebih berarti lagi Bagi hidup kita sendiri Kita berpijak di atas bumi ini Dan tetap bertahan sampai saat ini Hanya karena kemurahan, keikhlasan, kebaikan Sang Pencipta Ismawati
  • 6. LARA Duka dan lara Adlah satu kata Yang tak terpisah Dalam anugrah Cinta Lara dan nestapa Itu yang dirasa baginya Yang putus cinta Nestapa dan air mata Selalu melanda baginya Mereka yang merasa dunia ini hampa Sumarni
  • 7. T A N YA Apa aku tak pantas untuk di cinta Apa aku tak pantas untuk tertawa Apa aku tak pantas untuk mengenal asmara Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa asmara yang kurasa Selalu berakhir dengan air mata Kenapa! Kenapa ! Oh Kenapa! Kenapa selalu berakhir dengan Tanya Ya . . . . Tuhan lindungilah hambamu Dalam hidupku yang penuh dengan nestapa Untuk menerangi jiwa ragaku Yang sedang dilanda asmara Sumarni
  • 8. GURUKU Guruku adalah guruku . . . Harus digugu dan ditiru Untuk bangsaku . . . Penerus bangsa Yang mampu memahami Hakekat hidup adalah ibadah Agar menjadi bangsa yang berakhlaq karimah Berpedoman pada norma dan nilai yang benar Berwawasan luas Bersaing di dunia global Menguasai ilmu dan ekonomi Guruku . . . Harus digugu dan ditiru untuk bangsaku Agar mampu hidup beradaptasi Jadi inspirator . . . Jadi pemimpin . . . Pemimpin yang bermartabat tinggi Untuk penerus bangsa ini Baroroh Barid
  • 9. BULANKU Bulanku kutatap engkau Kau bersembunyi di balik awan Kau bersembunyi dibalik ranting–ranting Ku selalu menatapmu Dibalik kabut yang menyelimutimu Mengapa engkau tidak bergeming Kapan engkau tersenyum padaku Mengobati kerinduanku Ku kau selalu sabar Menunggumu . . . Menantimu Sampai engkau muncul kembali Suharmono
  • 10. RASAKU Sunyi mendera ranting bougenville Kering serasa meronta Menyusup dalam jantung Mengalir dalam darah Slalu kucoba menegakkan ranting terombang Seribu kucoba Serasa sejuta ku ditentang Hujatku bagai laron di waktu hujan Sekali tampak lalu menghilang karena bosan Tangisku bagai aliran Sungai Kapuas Sekali mendera lalu kering karena tidak puas Kala ranting bougenvell tak berdaya Kala ranting tak lagi terasa Lalu kuberpikir pantaskah aku menghujatmu Hanya karena inginku bukan maumu Yeni Lego Mintarsih
  • 11. LUKA Luka luka dan luka Luka lara . . . Luka nestapa . . . Lukaku kau tidak akan tahu Luka tak terperih Luka tak tertahan Hanya aku yang tahu Hanya engkau yang tau Hanya bintangku . . . Pengobat lukaku Hanya bintangku . . . Gairahku . Dan hanya padaNya . . . Pelipur laraku Siti Nurbaya
  • 12. KUSUMA BANGSA Aku hidup . . . hari ini Ada suatu doa yang harus aku raih Aku jalani hidup ini Dengan harapan . . . . semua orang bisa melihat Aku terus melangkah meraih cita – cita Aku coba bertahan karena hidup ini terlalu berat Tetapi aku tidak putus asa Karena aku coba untuk terus melangkah Demi bangsa ini Bangsa Indonesia tercinta Aku terus melangkah dan melangkah Aku ingin menjadi kusuma bangsa Yang selalu berguna bagi semua orang Oh Tuhan . . . Jadikan diriku . . . Untuk menjadi bangsa ini Ingin sesuatu yang baru Demi masa depanku, masa depan bangsaku Aku mau tersenyum untukmu Bangsa Indonesia Maya Yustiana
  • 13. KISAH HIDUPKU Saat aku bangun . . . Saat aku kembali melihat Hari yang baru . . . Saat aku boleh merasakkan udara yang segar . . . Aku kembali bersujud padaMu Tuhan . . . Detik berganti menit Menit berganti jam Jam berganti hari . . . Waktu terus berlalu . . . Aku terus melangkah Menjalani hidup ini Saat aku senang aku coba tunjukkan Saat aku sedih aku coba untuk tunjukkan Tetapi aku ingin hidup ini penuh arti Aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa Menjalani hidup ini . . . Aku terus melangkah Raih cita – cita yang mulia Aku ingin semua orang bisa melihat Bahwa aku bisa Tuhan, tanya kepadaMu Aku terus berserah Aku coba jalani apa yang menjadi kehendakMu Trima kasih Tuhan . . . Aku mau kisah hidupku berarti buat orang lain Buat orang yang ada disekitarku Elsih S
  • 14. PERASAAN SENANG Bunga melati berwarna putih Baunya harum semerbak sekali Sungguh senang hatiku ini Tadi malam dia datang lagi PERASAAN SEDIH Mungkin aku bukan pujangga . . . Yang pandai merangkai kata . . . Mungkin aku tak selalu ada di hatimu . . . Ku ingin kau tahu isi dihatiku . . . Ku tak akan jerah cegah hati ini . . . Hingga dunia tak bermentari . . . Satu yang ku pinta yakini dirimu . . . Hati ini milikmu . . . Semua yang kulakukan untukmu lebih dari Kata cinta untukmu . . . Anik Rahmawati
  • 15. PERASAAN MARAH/JENGKEL Saat ku diam terpangkuh Kau datang menghampiri kau coba Ganggu diriku Kau tersenyum menatapku . . . lalu aku palingkan Wajahku dari dirimu Walau kau coba paksakan aku tetap ku tak mau Seribu cara tlah kau coba tuk keinginanmu . . . Oh . . . jangan, jangan lagi . . . . jangan lagi . . . Buang jauh rasa cintamu padaku . . . Anik Rahmawati
  • 16. BERDUKA CITA Ketika itu . . . Kulihat kerumunan masa yang memenuhi rumahku Aku hanya terbengong–bengong . . . Menyaksikan dan bertanya dalam hati Apa gerangan yang terjadi . . . Disana sini banyak air mata Mengalir membasahi pipi . . . Mereka menjerit, meratapi . . . seseorang yang terbujur kaku Sekujur tubuhnya ditutupi dengan kain putih Aku bertanya kesana kemari Mengapa semua menangis, meratap dan menjerit . . . Siapakah yang terbujur kaku itu? Bolehkah aku melihatnya . . . Apakah aku kenal dengannya . . . Tanpa kusadari, seseorang telah membimbingku Ku buka kain itu, ku tatap wajah kaku itu Oh Tuhan kenalkan aku dengannya . . . Aku pun menjerit . . . ayah . . . ayah . . . Mengapa engkau meninggalkan kami Tuhan . . . mengapa begitu cepat Engkau memanggil ayah kami Tuhan ampunilah segala dosa ayah kami Semoga Tuhan, Engkau terima ayah disisiMu Tabahkanlah hati kami yang telah ditinggalkan Lilik Rufiati
  • 17. GADISKU Mei Suryani Wajahmu yang mungil, lucu dan cantik Kutimang dank u buai di setiap tidurmu Ku beri kehangatan dalam dekapanku Ku tuntun kau agar dapat warna dalam hidupmu, Tak terasa Waktu terus bergulir Detik menjadi menit dan berubah menjadi jam Jam terus berlalu kehari dan Minggu Minggu berganti bulan dank e tahun Kini kau telah dewasa Saat kita berada pada satu meja Kutatap dirimu dalam, dalam Kau melirik, tersenyum dan bertanya . . . Mengapa? Aku tersentak dalam lamunan Tak . . . apa Wajahmu lebih cantik saat kamu berjilbab Ku membayangkan saat kecil Tak terasa menetas air mataku Ya . . . Allah. Kini aku hanya bisa berdoa Jadikanlah ia wanita yang terbaik menurutmu Jadikanlah ia pemimpin umatmu Dengan ridhomu, aku memohon
  • 18. TANAMAN Di tembok Dekat tangga semen yang retak Di muka pintu Rumahku yang teduh dan naung Telah tumbuh Tanaman kecil Bagus dan molek warnanya Bagai kupu – kupu Barangkali sesekor burung mungil Telah menyebarkan biji - biji kecil Di sini Bagai menebarkan kasih saying Salam dan selamaat pagi Aku bangun Dengan muka cerah Dan senang hati pagi itu Sebab Tanaman kecil pun Ingin tumbuh menikmati hidup Kusiram ia setiap pagi Kupindahkan ke pot Ku sayangi dan kepelihara setiap hari Agar segar dan tetap berseri Tasri
  • 19. PERASAAN SENANG Datanglah Nyatakanlah cintamu Bila kau benar – benar menginginkanku Aku disini duduk manis menantimu Karena kau telah memilih diriku Dan kau membuat diriku terbang PERASAAN BERSALAH Cinta . . . Sedang apakah dirimu Seminggu tak ada kabar Sebulan tanpa cerita Dimanakah dirimu berada Cinta . . . Jangan pernah tinggalkan aku Walau aku yang bersalah Kupikir ku bisa tanpamu Tapi aku tak sekuat itu Cinta . . . Kini aku sadari Kaulah yang terbaik Dan tak ada yang mampu Gantikan cintamu
  • 20. PERASAAN SEDIH Deras hujan yang turun Mengingatkanku pada dirimu Aku masih disini untuk setia Selang waktu berganti Aku tak tahu engkau dimana Tapi aku mencobauntk setia Sesaat malam datang Menjemput kesendirianku Dan bila pagi datang Ku tahu kau tak disampingku Tapi aku mencoba untuk setia Rika Rahmawati B
  • 21. Purnama tampakkan wajah manismu Temani hati bahagiaku Agar aku dapat mencandai senyummu Aku yang ceria memandangmu Aku dendang sebuah pantun cintaku Bawa dan peluk aku di dalam dekapan manismu Agar terlelap hingga pagi menjelang Sesal hati ini . . . Dimana aku kan bawa gundahku Menepikah Ketengah Ataukah aku harus menantang derasnya Arus hidup yang terus berpolemik Semua asa membawaku sesal Semua derita membuatku tangis Dan aku disini di atas pusara maut Biarkan dan pandanglah diriku Berpacu dengan roda–roda takdirku Dengan sejuta marahku Kukejar dirimu walau nafasku terpencar Kubanting semau masalahmu Kuumpat dengan kata – kata jorok nan menjijikkan Pergi . . . Jauh . . . Bangsaat . . .
  • 22. Jalanmu tertutup tak menuju kearah ini Tanpa sesal kubuang muka manisku Hanya wajah angker Senyum kecut yang kupunya Noor Dianingsih
  • 23. PAHIT Yermas Irianningsih Pedih kurasakan . . . Apa yang ku rasa . . . Tak bisa kupahami . . . Bila kusendiri . . . Terasa hidup ini tak berarti . . . Hinakah aku Hidup di dunia ini Tak seorangpun . . . Yang dapat mengerti aku . . . Memang hidup . . . Tak seperti yang aku kira Selalu ada cobaan untuk menjalaninya Tuhan . . . Bukakan pintu hatiku . . . Untuk selalu memulaikan nama-Mu Hanya engkaulah . . . Yang dapat membantuku . . . Untuk melepaskan semua bebanku Sekarang . . .ku bisa tersenyum . . . Walau hati ini terluka . . . Kini ku merasa bahagia . . . Meski hanya sesaat . . .
  • 24. ANDAI KUDAPAT MEMILIH Sudah berapa lagu yang kunyanyikan Sudah berapa mobil yang kukejar Sudah berapa jendela yang kuketuk Mengharap iba kasihan Hanya demi sekeping recehan Tapi . . . Aku tak boleh berhenti Kaki kecilku tak boleh berhenti berlari Bibir mungilku tak boleh berhenti bernyanyi Jika ku masih ingin melihat esok pagi Andai kudapat memilih . . . Akan kutanya pada Tuhan Mengapa kau tempatkan ruhku Pada ragaku ini Mengapa kau tulis takdirku segelap ini Andai kudapat memilih . . . Kuingin seperti mereka Berlari riang di koridor sekolah Dengan kaki berbalut sepatu indah Andai kudapat memilih Kau boleh ambil recehanku Kau boleh ambil gitar tuaku Kalau kau mau kau boleh ambil Separuh hidupku Asal aku dapat merasakan hidup Seperti mereka
  • 26. BUNGA MAWAR DI TAMANKU Lihat bunga mawarku Tumbuh subur di tengah taman Kelopaknya mekar bagai mahkota Warnanya pun merah merona Harumnya semerbak mewangi Membuat taman tambak indah berseri Siapapun ingin mendekati bunga mawarku Tuk menyentuh dan mencium wanginya Setitik embun membasahi bunga mawarku Bagaikan pelangi di pagi hari Segar harum wangi di tamanku Kuhirup udara segar Kucium mawar itu Alangkah gembiranya Aku pagi itu Choiru Madjidah
  • 27. SUARA HATI Di kala senja mulai meredup Hawa sunyi tlah kurasakan Tiada kurasa angin malam tlah kuhirup Hingga dingin malam tak kauhiraukan Hening . . . Sunyi . . . Suka . . . Duka . . . Nestapa nan lara sirli berganti Sungguh kurasakan suatu derita Itulah hidup . . . Bagai fatamorgana . . . Yang tiada hanyalah bayangan semu Kurasa sungguh kurasakan Berat kaki berpijak Tuk mengerti sebuah arti kehidupan Erat terasa tanganku kurentangkan Tuk mendayu lautan kehidupan Sungguh tak kuasa ku tepis semua ini Hingga tak sanggup kurajut satu keinginan Ketenangan, ketentraman yang hadir dalam batin Itulah suara hati yang terkubur dan terhembaskan Hilang msnah tak tahu arah Hancur luluh . . . Pedih, perih yang kurasa Bertabur jadi satu Nisaul Khoi
  • 28. DUNIA MENANGIS Ku Terawang Gemerlap lampu kota Banyak puing–puing di sudut kota Kumal, kotor baju lekatmu Kusut . . . kusam raut wajahhmu Semua penuh tantangan yang ada . . . dan pasti ada Diskotik, narkobah, pemulung, peminum, pencopet Juga penghianat Disini harapan–harapan musnah Dengan nafas yang terengah–engah Dengan hati yang penuh nestapa Oh . . . . Setetes, seteguh harapan yang tak mungkin kau miliki Hidup yang penuh liku–liku Amarah . . . dosa . .. . jinakan Maka jangan kau dekati musuh–musuhmu yang bisa membuat kamu jatuh Sana Sini . . .pebuh cobaan Kehancuran yang tidak berguna juga tiada berharga Tuhan . . . Tuhanku . . . Sedetik tak kau ku lepas doaku pada Mu Hilangkah dunia yang penuh kesedihan Dengan bertawakal pada Mu Tuhan Tak henti doaku untuk hidup dunia Sebagai pengobat rindu jiwaku
  • 29. Buanglah jauh – jauh dosa dan kejahatan dan Raihlah . . . raihlah Hidup di masa depan Rini Juliastuti
  • 30. CINTA MEMBARA Tak kusangka aku melewati jalan ini Sepi . . . Gelap . . . dan Senyap . . . Aku merangkah dalam keraguan Meraba–raba mencari celah cahaya Hatiku gundah Semakin lama semakin resah Ketika aku diam, kulihat sepasang mata penuh gairah Menatapku begitu tajam, sinarnya merah bagai darah! Tetapi, tak kudengar kata amarah atau cacian! Yang kudengar justru desahan nafas lemah, terengah – engah Meronta, memohon Sesuatu kepadaku Tubuhku terkulai tak berdaya, diantara kesunyian yang menghimpit Tak keluar jawaban apapun dari mulutku Dalam keraguan, ketegaranku punah seperti asap Kekuatan terlucuti Aku telanjang tanpa keberanian Aku telanjang tanpa kuasa Aku telanjang tanpa kesucian Aku telanjang tanpa kebenaran Aku telanjang tanpa kata – kata Bibirku rapat terkatup Lidahku kaku tak bergerak Mataku terpejam dalam kepasrahan Ketika aku diam dan pasrah
  • 31. Kuhirup bau nafas harum seseorang Aku terbuai . . . Aku terlena dalam desahnya Aku tak mampu bergerak Nafasnya menyengat hatiku Begitu sakit . . . jauh ke dalam, dan . . . Sengatannya memberikan jawaban, tentang sebuah cinta Yang dalam saat sejenak . . . Telah melupakan tempat tinggalnya Telah melupakan kebenarannya Telah melupakan kebahagian yang sejati Telah melupakan kehormatannya Untuk rela merebahkan kepala Di atas pangkuan cinta baru yang tak pasti Kini cinta itu bergayut pada titik kejenuhanku Dia memberikan angan – angan yang penuh tanda Tanya Dia memberikan harapan – harapam dalam mimpiku Tetapi sekaligus, dia menyerangku dengan kemunafikan Dan mencengkeramku dengan kedukaan Puisi ini tercipta akibat dari satu peristiwa nyata, yang saat ini masih berlangsung tetapi perjalannya masuk pada proses keberakhiran Endang Sri Sundari
  • 32. DIBAWAH TELAPAK KAKI IBU Di bawaah telapak kakimu, Ibu Terhampar taman Firdaus Yang tak terpermadani indahnya Bagi kami anak – anakmu Sejak dari rahimmu Kami terpelihara dalam ketulusan Tiada rasa letih bagimu Kau berjuang menghadap maut Sejak kami kanak – kanak Tiada daya bagi kami Sampai kaki – kaki kami kukuh Kami akan berbakti padamu, Ibu Menyusuri jalan raya dunia Tiada henti kau dekap kami Dengan sayap kelembutan Kau selalu menjadi surga Bagi kami anak – anakmu Ibu, begitu banyak pengorbananmu Bagi kami anak – anakmu Akan selalu mendo,akan, Ibu Sampai akhir waktu Hingga hayatmu Suliatin
  • 33. TANPA JUDUL Ketika sang surya menampakkan keindahnya Terpaku aku menatapnya Sinarnya yang terang membuat sejuk hati dan pikiran ini Terlarut . . . terbawa oleh suasana yang indah Namun tiba – tiba aku teringat suatu kejadian Yang membuat aku marah !!! membuat aku geram!!! Dan akhirnya tak kurasa aku menahan air mata Air mataku jatuh terurai . . . Terjatuh aku lemas . . . Mengingat kejadian yang membuat aku sakit . . .!!! Membuat aku gelap mata, hingga melakukan hal – hal yang bodoh Oh . . . Tuhan terima kasih kuucapkan syukur padamu Karena kami engkau telah menunjukkan aku kejalan yang benar Betapa indah jalan hidup yang telah kau berikan padaku . . . Biarlah kubuang . . . kupendam . . . dan kulupakan Semua kejadian – kejadian yang amat perih dan sedih Biarlah kujalani hariku yang sekarang, hari yang indah Sejuk dan menyenangkan, sedamai pagi ini Seperti indahnya mentari . . . Sri Muliani
  • 34. RASA SESAL Memang kuakui sering ku menggoda dia Membuat marahpun aku pernah Tapi . . . Dia tak melampiaskan rasa marah padaku Malah dia menutupi kemarahan padaku Terkadang ku berpikir Meski dia memberikan segalanya padaku Apa yang dapat kubalaskan padamu? Sempat kubicara tentang hal itu Tapi dia . . .tak mengharapkan hal itu Kalau dia tak ingat pada diriku Apa selanjutnya yang akan terjadi padaku Keadaan ekonomi yang kurang membaik Untuk mereka disana saja tak ada Apalagi . . . buatku disini! Mungkinkah aku putur di tengah jalan? Aku rasanya disini tergantung padanya Kini kumenyesal atas semua yang kulakukan padanya Tapi . . . itu untuk kebaikan dia agar dia bersikap dewasa Waktu disini rasanya hanya sebentar Ya Allah kuatkanlah imanku Dan tabahkan hati Tak mungkin aku paksakan disini
  • 35. LAMUNAN Dalam kesunyian malam Hembusan angin Yang kian membaut Dalam lamunan Hanya bayanganmu yang menggoda Dalam mimpi – mimpi yang akan jadi kenyataan Kuteringat akan pelukanmu Yang begitu hangat dalam dekapanmu Sentuhanmu, belaianmu Membuat aku Takkan lupa akan dirimu Itulah yang ada pada benakku Dikala kusendiri tanpa ada Yang menemaniku dismpingku Sri Indah Yati
  • 36. HARAPAN SEORANG IBU Ya Allah aku bersyukur kepadaMu! Karena aku tlah Engkau karuniai beberapa anak untukku! Aku mohon dan slalu kumohon kepadaMu! Agar selalu Engkau bombing langkah – langkah anakku! Ya Allah aku takut apakah aku bisa menjalankan amanatMU? Maka dari itu bombing dan beri petunju untukku? Sehingga aku dapat dengan baik menjalankan amanatMu! Dan di suatu hari anak – anak akan bisa menjadi kebanggaanku!! Ya Allah sekali agi aku mohonkan kepadaMu! Agar Engkau menjaga langkah anak – anakku! Ya Allah berilah kemudahan dalam hidup mereka! Agar tidak ada penyesalan diakhir hidupnya!! Ya Allah trima kasih atas rahmatmu! Engkau tlah membimbing aku dan anak – anakku! Akhirnya anakku menjadi baik karena ridhoMu! Dan semoga Allah selalu melindungi dan membimbing setiap langkah anakku! Zhuriyah
  • 37. CINTA Cinta adalah tanda rahasia Ketuhanan Cinta menimbulkan rasa pilu dan kepedihan Rasa sakit yang menghambur ke seluruh badan dan tulang Cinta bisa datang dari manapun Baik bumi dan langit Cinta berlabuh dan berakhir di hadirat Illahi Apa yang disebut cinta Adakah kamu dapat menerangkannya? Cinta dapat menerangkan apa itu cinta Ketahuilah . . . Wahai kau yang menginginkan cinta Takkan pernah kau dapat yang kau cari Walau segenap bukit kau cari Karena ia ada di hati Cinta . . . Hari ini ada mungkin esok kan pergi Begitu yang terjadi silih berganti Bagi pendamba cinta sejati Carilah dalam relung hati Di dalam kesunyian dan kesepian Saat kau sendiri Duduk terpekur menghadap Illahi Robbi Endang Eka S
  • 38. Di saat malam telah tiba hatiku sunyi Aku meratapi hidupku dari dulu tiada bahagia Selalu disisihkan mulai kecil sampai sekarang Setiap malam aku bersujud berdoa supaya Hidupku merasakan kebahagiaan Ibu kenapa aku selalu engkau sisihkan Apakah aku ini bukan anak yang kamu kandung . . .? Ibu kenapa engkau selalu memarahiku, selalu engkau Memarahi tanpa sebab yang pasti selalu . . . selalu bersalah Hidupku beranjak dewasa Alhamdulillah aku sudah bekerja Aku bekerja di sekolahan melamar jadi TU tapi kepala sekolah Menyarankan aku mengajar. Aku mengajar bekerja pagi sampai sore Meskipun aku sudah besar masih diomeli betapa malang nasibku Setiap malam aku merasakan kesendirian Pagi mengajar malam dirumah setiap hari berganti hari Itu yang saya lakukan, dan akhirnya hatiku merasakan Bapak ibuku selalu mengusirnya tidak satu dua cowok Aku mengenal cowok yang tak direstui oleh kedua Orang tuaku tapi sampai sekarang aku berjalan Setiap keluarpun aku beck strit kenapa uku begini . . .! Ingin aku terus terang tapi tidak berani Kenapa ibu bapakku tidak mengerti perasaanku Aku bangga mempunyai cowok dia, dia memperhatikan aku Aku bisa bermanja, bercanda dengan dia, dia segalanya buatku Aku sering curhat dengan dia, seandainya aku Berpisah aku tidak tahu, aku ingin hanya kematianlah
  • 39. Yang bisa memisahkan diriku dan dia Ibu bapak maafkan anakmu ini bukanya anakmu ini tidak Berbakti tapi kenapa bu . . . pak kalian tidak mau memahamiku Dwi Nur Lia
  • 40. MENCARI KEPASTIAN Suatu hari ketika aku penuh dengan keceriaan Bagiku tugas yang berat untuk mengemban tugas Tugas yang sangat berat kata orang Untuk menempuh liku – liku Dan . . . aku putuskan pada waktu itu Berangkatlah aku dengan bayangan – bayangan Indah Sesampai di tujuan aku tertunduk malu Apakah aku harus maju terus Apakah aku kembali melawan arus? Tidak! Aku tidak akan kembali lagi! Tidak! Aku tidak boleh putus asa Semilir dingin bisikan yang tak bersuara Sejenak aku . . . berhenti detak jantungku Membara api tuk meraih harapan Sesampai di tujuan Ketika itu . . . mereka mendekat dengan mata yang berbinar – binar Apa yang di kata oleh mereka apa yang terjadi pada diriku Mereka mendekat lagi dan merapat dengan penuh Perasaan yang panas lalu . . . dia berkata Bohoong . . . Bohoong kamu!! Pembohong . . .dan puaslah mereka dan puaslah aku untuk mencari kepastian Karyadi
  • 41. BUAH HATIKU Si kecil buah hatiku Kau begitu lucu dan menggemaskan Tangismu, tawamu member warna kehidupan Kehadiranmu member bahagia dihati Sungguh suatu anugrah, karunia yang tak ternilai Kau cahaya hatiku Tatkala kau sakit Tangismu, sedihmu Turut menusuk kalbu bundamu Seakan turut merasakan sakitmu Tumbuhlah, buah hatiku Kepakkan sayapmu Gapai cita – citamu kelak kemudian hari Jangan kau kecewakan orang tuamu Siti Nuriyati
  • 42. DALAM KESENDIRIANKU Sepi, sendiri tergugahku akan kisahmu Kau curahkan semua duka deritamu Dalam lantunan dawaiku menari Senyapnya malam bangkitku akan bayangmu Mungkinkah semua ini akan berakhir Kisah cinta yang tiada bertepi Malam . . . sampai kapanku harus begini Kau coba tu selalu sabar menanti Kekasih yang sanggup mengerti Ingin . . .hatiku bersamamu Namun semua terjadi dalam hidupku Kegagalan yang aku alami Biarlahkanku jalani kisah hidupku Kesendirian temaniku dalam lamunanku Akhir kata ku pamit Selamat malam wahai sayangku
  • 43. OBSESI GILA Terkembang gulita senyap Kidung kenari ruang beratap Saput kelamika menada Lantun puitis simfoni cinta Roman layar hitam Tatap singgasana larut Pekik . . . kalbuku . . . Gelitik . . . penaku Dua malam tawa berdetik Kilas kamu lanjut terbenak Sembari nur atas memutih Sambut logika bak pujangga Obsesi . . . faham Gagal cinta . . . pasti Mimpi gila . . . kali Redup mata kanda Harusku tutup pena janda Terucap akhir kata Met boboX’s yaa . . .
  • 44. TERSIMPAN DALAM ANGANKU Terhanyut dalam kesesalan Kurendam semua dalam anganku Tak mungkin akan kusesali Kisah hidup ini yang tiada berarti Haruskah aku akan berlari Menggapai mimpi indah yang kau beri Namun ku pedih untuk mencari Langkah hasratpun lelah tuk meniti Mungkin semua cobaan Terawal ku lewati Kebesaranmukanku raih hingga kini Akhirnya tlah ku telusuri Jika kesedihan hidup hingga kini Tak kuasa namun harus pergi Tinggalkan masa lalu wwahai sahabat Salam akhir maafku Endah Apriliyana
  • 45. PENCARIAN SAHABAT SEJATI Ratih Sariwijaya Tuhan . . . Kenapa tak ada yang mau mengerti aku Kenapa aku harus menderita Kenapa tak ada sahabat . . . untukku Untuk bisa memahami, mengerti dan menemani Tuhan . . . Kenapa setiap orang yang aku anggap sahabat Menjadi musuh dalam hidupku Selalu membuat sedih, resah, dan menangis Tuhan . . . Salahkah aku bila ingin disayangi Salahkah aku bila ingin dilindungi Salahkah aku bila ingin seorang sahabat Salahkah aku ingin mengeluh padamu Tuhan . . . Maafkah aku bila aku salah Aku mengeluh karna aku terluka Aku mengeluh karna aku ingin ‘ . . . “Seorang sahabat sejati” Tuhan . . . Maafkanlah aku bila aku sering marah padamu Dan selalu menuntut apa yang aku inginkan
  • 46. JALAN TERANG YANG KU TUJU Aku tak tahu Kenapa tak ada yang saying padaku Kenapa tak ada yang memeprhatikanku Kenapa mereka harus mengacuhkan aku Kenapa mereka tak peduli denganku Tuhan . . . Apa salahku Apa yang harusku perbuat Apa yang harus aku lakukan Kenapa harus begini Kenapa harus aku yang menderita Tuhan . .. Tunjukkan jalan tterang untukku Agar aku tak tersesat Dari kegelapan dunia ini Dan berikan ketenangan pada diriku
  • 47. DOA UNTUK ANANDA Kubaca surat sebening air Surat itu tentang perjuangan ananda Tetapi apa hendak di kata Peristiwa itu memang harus terjadi Kuterbangun tengah malam Dekat sujudmu selaput tahajjud mendengar Kupanjatkan doa untuk anandaku Permata hatiku, belaian jiwaku Bertambah gelisah hati ini Ketika hari itu telah tiba Kupeluk anandaku Kudoakan agar bisa berjuang di medan laga Tuk menggapai cita–cita Oh . . . anandaku selamat berjuang Oh . . . anandaku doaku selalu menyertaimu Engkau agar menjadi anak sholihah Anak yang berguna bagi bangsa dan Negara Amin . . . amin . . . Ya Rabbal alamin Panca Indrayani
  • 48. KAWAN Hari – hari kita lalui bersama Suka duka kia lalui Susah senang kita bersama Serasa . . . Jarak begitu dekat Serasa . . . Kita tak terpisahkan Kita seperti saudara Tapi sekarang . . . Bagai petir di siang hari Persahabatan kita Pertemanan kita Bubar . . . bar . . . bar Bubar . . . bar . . . bar Kini engkau jauh dariku Walaupun engkau dekat padanganku Serasa . . . Hilang tanpa arti Ya Allah Ya Rabb Apa salahku Ya Allah Ya Rabb Ampuni hamba Bila hamba melukai hatinya Puji Astuti
  • 49. MALAM Suatu malam yang sunyi sepi Hayalan – hayalanku melambung mengingatkanku lagi Lembar demi lembar kejadian itu muncul lagi Dia membuatku bahagia sekarang telah meninggalkanku Dia yang kusanjung sekarang cuma tinggal nama Tuhan inilah kebagianku yang sesaat saja Apakah aku bersalah memperolehnya, kebhagian yang Cuma sementara Malam apakah aku salah untuk melampiaskan kejengkelanku Aku terlalu mempercayainya ternyata sebegitunya terhadap aku Adakah yang indah dari hidupku, aku bukannya menyalahkan hidup Hidup ini adalah yang harus diperjuangkan Tuhan tuntun aku dalam hidup ini Malam tenggelamkan aku dalam hidup ini Adakah yang baik untuk diriku Aku harus menutup lembar demi lembar dalam ingatanku Esok hari harus kutatap dengan ceria Tuhan aku hanya minta kepadamu menuntun hidup ini Dwi Nastiti
  • 50. WARTINI, LEDEK PASAR TURI Gemulai tangan, diiringi gamelan Menari dikitari lelaki, diujung jalan pasar turi Dihembus angin telanjang, terpandang ruang kedinginan Wartini, perempuan ledek terjatuh dalam kidung Penghasilan Sorot lampu kuning menerang Menatap wajah tergores pupur dan bibir bergincu Berselendang biru tua tanpa baju Berjoget kesana kemari berpasangan lelaki tua Hingga tergelincir kesemak –semak tubuh Wartini, ledek pasar Turi Memerdekakan hati jadi penari Buat laki – laki sapi Masnu’ah
  • 51. CATATAN SEORANG ISTRI Ketika badai meniup mesra Ketika rumah tangga dalam prahara Cinta datang tiba – tiba Pelita harapan berkelap kelip Di dalam batin gelisah saja Bak menanti suatu yang hendak tiba . . . Bertambah gelisah hati yang gundah Sangsi, kecewa, meradang resah Benci, dendam . . . rindu cinta . . . Apa hendak dikata Jika rasa datang membabi buta Siapa yang kuasa menepiskannya Ketika hati seorang istri terluka Kemana hendak melampiaskanya Kemana mencari tempat berlabuh Kemana luka dicari obatnya Kemana temukan tinta’tuk mencatatnya Agar hati tetap bertasbih Subhanallah . . . Astaqhfirllah . . . Inalillah . . . Allahu Akbar . . . Laillahailallah . . . Lahaula wala quwata illabillah . . . Tetap! Tetap keagungkan namaMu Karena ini semua ujian dari Mu
  • 52. Meski berat kulalui episode ini Namun aku harus mampu melewatinya Tangga demi tangga Harus kupijak dengan segala ketegaran jiwa Siti Sri Suhartini
  • 53. KEDUA ORANG TUAKU Detak waktu yang berlalu Membawa diri meraih sejuta mimpi dan angan Sampai mati ku tak akan melupakanmu Kau pastikan langkah Diiringi terik sang surya Membasuh kulit dan dadamu Dalam hitam putih hidupmu Semua yang kulihat ada pada dirimu Jadikanku yang terbaik untukmu Dukamu kauselimuti dengan senyummu Terik mentari jadi saksi langkahmu Lelah hatimu yang tak dapat kulihat Andai saja dapat kurasa letih jiwamu karena sifatku Kehidupanmu jadi keteladanan bagiku Kasih sucimu hanya untukmu Untuk anak dan cucumu Yang tak akan hilang dan tak akan bisa sirna Apa yang dapat kupersembahkan untukmu Doalah yang dapat ku panjatkan Ku serahkan apapun yang kumampu Ayah . . . Ibu Engkau surga hatiku Satu hati untukku selamanya Suprijatin
  • 54. HANYA AKU YANG TAHU Aku hanya tahu mengeji Tanpa mencermin diri sendiri Aku hanya tahu mencaci Tanpa melihat keburukan sendiri Aku hanya tahu mengata Tanpa meneliti isi hatinya Aku hanya tahu membantah Tanpa memikirkan kesusahannya Aku hanya tahu mengutuk Tanpa melihat kebaikannya Aku hanya tahu menuduh Tanpa usul periksa Aku hanya tahu menghina Tanpa mengetahui rahasianya Aku hanya tahu memarahinya Tanpa mengetahui hal sebentar Aku hanya tahu mengata Aku hanya tahu menghina Tanpa menyadari Tiada beda antara kita Solichah
  • 55. WAJAH Engkau dapat mengatakan banyak hal Walaupun tanpa mengucapkan sepatah kata Hanya dengan memandang wajahmu Banyak arti yang dapat kau sampaikan Engkau tersenyum dengan wajah berbinar Tampaklah engkau sangat senang Gembira dan bersuka cita Tapi apabila alismu engkau angkat Dahi engkau kerutkan dan bibirmu cemberut Maka ada sesuatu yang membuatmu Marah, jengkel, emosi dan sedih Siapa saja yang melihat mimic wajahmu Orang akan mengetahui perasaanmu Orang akan mengetahui pikiranmu Agar memperoleh arti tanpa suara Anggraini
  • 56. KESUNYIAN Kesunyian itu hanya ada di hatiku Rasa yang sunyi itu adalah kebehagiaanku Keputusan itu adalah pedangku Sedangkan cinta itu adalah hidupku Haruskah aku percaya Allah masih menyayangiku? Dimana Cintaku? Kesunyian ini terasa membunuhku Sayap – sayapnya begitu biadab mencumbuiku Kesunyian ini begitu menyiksaku Kelopak – kelopaknya bermekaran meracuni benakku Kemana cintaku? Ya Allah maafkanlah aku Karena cintaku membutakanku . . . Iin Indayani
  • 57. LIMA KALI BERCINTA Dalam dingin yang menusuk tulang Ku terlelap dalam selimut tebal Disaat kesunyian yang dingin Ku terbangun dalam aadzan yang memanggil Bangunlah, mari kita bercinta dalam Subuh Terasa sejuk dalam lubuk hati yang dalam Waktu beranjak dan terus beranjak, dan beranjak Sang suryapun terus bergerak di atas kepalaku Duhai kekasihku marilah kita bercinta di waktu Dhuhur Ketika air wudhu membasahi muka Kesegaran dalam jiwa serasaa di dalam surga Untuk kesekian kalinya ku bercinta dan bersujud dalam waktu Ashar Bercinta dalam sehari lima kali Ya, aku bercinta kembali dalam Magrib yang tenang Kekasihku, Engkau air yang mengguyur sanubariku Engkaulah bulan purnama penerang malam Duhai, belahan jiwa, waktu memanggil kita Ya, kita, aku, hambamu, kekasihmu Kau panggil aku pada saat bercinta Bercinta pada waktu Isyak Dalam sujud, kepasrahan dan ketaqwaan Duhai kekasihku akankah esok aku bisa bercinta Siti Fatimah B
  • 58. PUTUS ASA Kupejamkan mataku . . . Kurasakan jiwaku ini melayang Meninggalkan ragaaku Yang terhempas Aku melihat awan putih Langit berwarna biru Kuhempaskan jiwaku Kesalah satu awan disana Kicau burung – burung bersahut – sahutan Terdengar riang ditelingaku Dari bawah sana Aku memandangnya Semua masalahku terserap kedamaian Kurasa aku siap membuka mataku kembali Namun, apa yang terjadi . . .? Ketika kubuka mataku Yang ada hanyalah keputusasaan Agustin Sulistiyorini
  • 59. NYANYIAN DUKA Menjulang dalam hidup Kugenggam kerajaan dunia Kau singkirkan kerikil – kerikil Yang merintangi langkahku Kau puaskan kerabatmu Seakan tak ada orang hidup selain dirimu Puji – pujian demikian besar Selama 32 tahun Ketika reformasi bergelora Kau turun tahta Kau jalani hidup dengan nyanyian duka Nyanyian mengusut, menghasut, menyudut Hingga kau tergolek tak berdaya Hidup tidak, matipun tidak Namun nyanyian duka itu terus bergelora Hingga kau tiada I Putu Ambara M
  • 60. BADAI Kepada siapa sunyi ini kubagikan? Setelah kota di dalam hatiku hancur dihantam badai Hujan . . . hanya gerimis Kelam, pekat dan angin bersautan di antara reruntuhan Dinding – dinding tua Kemana langkah ini mesti kuarahkan? Seperti raja yang kehilangan mahkota Kupikul duka rakyat diantara harapan dan putus asa Ya Allah . . . Di pintu gerbang ini aku berdoa Tapi tidak tahu apa yang harus kupinta Karena aku tahu bukan? Sesuatu yang paling aku harapkan Ternyata badai yang mematikan Diah Sukma R
  • 61. MUNGKINKAH Malam pekat menghujan kota Malang Desir angin dan lolong anjing menusuk tulang Geliat hati saling bicara Mengoyak rasa hilangkan duka Malam sunyi bergerak menurut waktu Di ujung jalan kita duduk tertegun Sebuah rencana tak berakar muncul sebagai tujuan Diiringi aroma bunga tersebar di sepanjang jalan Mengacak – acak lembar demi lembar pikiran kita Kaki pagi mulai melangkah, jemari lentik membuka Gorden menyongsong fajar, menguak cakrawala Mengharap kasih belahan jiwa Selaksa rasa telah tercipta, sejuta duka tertimbun sementara Namun . . . Esok mungkin tak lagi, pagi ini kita bangun sedangkan Mereka masih tidur Mungkin, esok tak lagi, bersama kita merendah mimpi Ririn Ambarwati
  • 62. SEBUAH HATI Aku adalah seorang wanita Yang punya harga diri dan kasih Aku bukanlah pelukis Yang bisa menjadikan lukisan itu nyata Aku bukanlah pujangga Yang bisa merangkai kata Yang bisa menjadikan kalimat itu indah Tetapi aku hanya mempunyai sebuah hati Yang sedikit demi sedikit kutitipkan kepadamu Semoga engkau menerima Winda Harmawati
  • 63. AKU TENGGELAM Aku tenggelam dalam kesombongan Dalam pekat malam yang mengerikan Aku berteriak, meminta tolong Tapi apakah yang aku dapatkan? Semua membisu, mulutnya terkunci Tangan dan kakinya enggan menyapa Aku berlari dan terus berlari . . . Mencari pintu lain, yang terbuka . . . Tapi semua terkunci, terikat rapat Laknat!!! Sebuah kesombongan yang mencekikku . . . Sebuah kegoisan, yang memikamku . . . Aku masih berlari . . . tak bertujuan . . . Menunggu . . . sapa malaikat . . .mungkin . . . Ridwan . . . Malik . . . atau siapa Aku tak begitu mengerti Matahari condong ke barat Aku mengikutinya, aku tak sengaja Apa ini keliru, langkahku berakhir??? Dalam jalan gelap ini . . . Aku bersimpuh . . . menangis . . . Aku . . . tak sanggup lagi !! Estu Mulyawati
  • 64. SEPI MALAM INI Sepi malam ini, dalam kelam tanpa sinar Sepi . . . sepi mala mini pohonpun tiada bergerak Ku tunggu dering teleponmu Kutunggu dengan iringan detak . . . detik . .. . jam dindingku Maafkan kata yang tak sempat terucap Maafkan diamku yang tak kau suka Sungguh . . . aku ingin mencintaimu dengan sederhana Tanpa romatisme yang membara Tanpa pesona yang memabukkan Sungguh . . . aku ingin mencintaimu penuh kesederhanaan Seperti angin yang berhembus di pematang sawah Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Seperti Khadijah dan Muhammad Saling merindu di kala jauh Saling member dikala sedih Aeh, semoga kau mengerti Dalam malam yang sepi Aku tunggu jawab . . .mu Latifah
  • 65. TERHENTI Empat tahun lalu aku kuliah Aku berharap kuliahku baik – baik saja Aku senang bisa bertemu dengan teman – teman Sepropesiku Tetapi . . . kenyataan berkata lain Aku berhenti . . . Kuliahku berhenti karena suatu hal Namun akupun tak patah semangat Sekarang aku bisa kuliah lagi Dengan rasa senang, gembira tanpa aku sadari Melanjutkan sampai saat ini Adi Rumpoko
  • 66. AKU SEORANG WANITA Aku seorang wanita Yang punya hati dan perasaan Mungkin aku kelihatan kasar Tetapi jiwaku tetap wanita Aku seorang wanita Yang tidak bisa terbang lincah Janganlah aku dibiarkan melamun Jangan biarkan daku menangis meraung – raung Aku seorang wanita Aku mungkin jahat dan hina Namun aku tetap wanita yang perlu belaian kasih saying Aku seorang wanita Yang lemah segalanya Janganlah engkau salahkan aku Kalau aku melupakan perasaan aku Aku seorang wanita Yang punya harga diri dan amarah Wahai semua jejaka Jangan engkau mempermainkan jiwa wanita Aku seorang wanita Yang selalu menunggu dan menanti Sepi sunyi senyap selalu ada Harapan penantian kasih tak kunjung tiba Aninda
  • 67. AKU SEORANG WANITA Aku seorang wanita Yang punya hati dan perasaan Mungkin aku kelihatan kasar Tetapi jiwa ku tetap wanita Aku seorang wanita Yang tidak bisa bersendirian Janganlah aku dibiarkan tanpa teman Jangan biarkan daku duka tanpa keluhan Aku seorang wanita Aku mungkin jahat dan hina Namun aku tetap wanita Yang perlu belaian kasih saying Aku seorang wanita Yang lemah segalanya Anganlah engkau salahkan daku Jika kalau aku meluapkan perasaanku Aku seorang wanita Mungkin aku kuat dan tabah Dalam hadapi dugaan hidup Namun hati wanita Tuhan saja yang Mengetahuinya Aku seorang wanita Yang memerlukan teman hidup Bukan karena aku tidak beramarah Tapi karena perlukan kasih dan cinta Aku seorang wanita Yang Tuhan karuniakan kelembutan Walau bagaimana hatiku membara Namun jiwaku tidak sampai Membenci manusia
  • 68. Mudjiarti LULUS Bertahun – tahun aku menunggu Dengan harap – harap cemas Bisakah aku meraih harapanku Siang dan malam memeras otak Giat belajar tak pernah mati Tibalah detik – detik ujian menanti Dengan tenang jari – jemariku malas mengisi Detik demi detik, hari demi hari Akhirnya tibalah saat – saat yang kutunggu Kubuka amplop tertutup dan kubaca Alhamdulillah aku lulus Senang selalu hatiku KECEWA Beriba harapan darimu Semua janji – janji manismu Ternyata semua palsu Sedih hatimu bagai disayat sembilu Mana janjimu, semuanya palsu Oh . . . betapa leganya kau menyakiti hatiku Hatiku sakit, hatiku luka, hatiku pedih M. Saptaputra