1. PENGANTAR PENDIDIKAN
BAB VII
UPAYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN
NASIONAL
Diketik Oleh : SUSI NOVITA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU
PENDIDIKAN
STKIP DHARMA BHAKTI LUBUK ALUNG
TAHUN 2012
2. SUB MATERI
Pengelolaan Pendidikan
Guru dan Tenaga Pendidikan Lainnya
Proses Pembelajaran
Dana Pendidikan
Kurikulum
Perluasan Pelayanan Pendidikan Formal
seperti SMP terbuka, UT
3. UPAYA PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN NASIONAL
1. Pengelolaan pendidikan
3. Proses pembelajaran
2. Guru & tenaga kependidikan
lainnya
5. Kurikulum
6. Perluasan pelayanan pendidikan
formal sep SMP terbuka, UT
4. Dana pendidkan
4. 1. Pengelolaan Pendidikan
Pembaharuan program dan pengelolaan pendidikan
secara eksplisit dicantumkan pada UU No. 20 Tahun
2003 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pengelolaan pendidikan berawal dari inovasi
pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang,
metode, yang dirasakan atau di amati
orang(masyarakat), baik berupa hasil inverse
(penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan
orang), yang digunakan untukmencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah
pendidikan.
5. Tujuan inovasi pendidikan adalah
meningkatkan efesiensi, relevansi, kualitas dan
efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik
sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan
sebesar-besarnya (menurut kreteria kebutuhan
perserta didik, masyarakat dan pembangunan),
dengan menggunakan sumber tenaga, uang
alat,dan dan waktu dalam jumlah sekecil-
kecilnya. (Burhanuddin, 2010).
6. 2. Guru dan Tenaga Kependidikan
Lainnya
Pembaharuan tenaga pendidikan antara lain
pada peningkatan kualifikasinya. Dewasa ini
tenaga kependidikan yang berstatus guru/dosen
harus keluaran pendidikan tinggi.
Persyaratan menjadi guru/dosen:
Guru SD, SMP, dan SMA/K syarat minimal S1,
Dosen syarat minimalnya harus dikualifikasi
S2 (Master)
7. Pembaharuan kuantitatif untuk tenaga
kependidikan non guru adalah dengan
mengangkat tenaga kependidikan non guru
agar bertambah jumlahnya.
Tenaga kependidikan non guru lainnya, seperti
pustakawan, harus ditingkatkan
keprofesionalannya. Pustakawan harus
menguasai bidangnya.
9. Belajar Tuntas
Pengertian
Belajar tuntas adalah suatu cara dalam
proses belajar yang menuntut siswa untuk
menguasai materi pelajaran secara tuntas
dengan hasil yang memuaskan.
Tujuan
Agar siswa mendapat kesempatan untuk
mencapai angka tertinggi dengan menguasai
bahan pelajaran secara tuntas.
10. Karakteristik
Siswa belajar secara individual,
Siswa belajar dengan kecepatan masing-masing,
Setiap pokok bahasan diakhiri dengan tes,
Hasil tes langsung diketahui siswa,
Tidak mengenal adanya tinggal kelas.
Penerapan
Siswa mempelajari kegiatan belajar,
Siswa mengerjakan lembaran kerja dan
mencocokkannya dengan kunci jawaban yang
tersedia
Siswa mengerjakan tes.
11. Peranan Guru dan Siswa
Peranan guru
Memberikan pengarahan mengenai teknik
belajar dengan sistem modul,
Memberikan penjelasan apabila siswa
menemui kesulitan.
Peranan siswa
Mengerjakan tugasnya masing-masing
(individu),
Melaksanakan tes setiap akhir kegiatan.
12. Cara Belajar Siswa Aktif
• Pengertian
suatu cara mengoptimalisasikan kegiatan
siswa dalam proses belajar.
• Tujuan
agar siswa aktif dalam proses belajar,
sehingga mampu mengubah perilakunya
secara lebih efektif dan efisien.
13. • Penerapan
Guru merumuskan tujuan pengajaran.
Keaktifan siswa dalam proses belajar
hendaknya mendapat nilai memadai.
Siswa melakukan tanya
jawab, diskusi, dramatisasi, dan
sebagainya.
Situasi dan kondisi kelas tidak kaku.
14. • Karakteristik
Situasi kelas menantang siswa belajar secara
bebas tapi terkendali.
Guru menyediakan dan mengusahakan sumber
belajar bagi siswa, misalnya media yang
diperlukan, buku sumber, alat bantu
pengajaran.
Kegiatan belajar siswa bervariasi, misalnya
secara diskusi, dan secara individu.
Hubungan guru dengan siswa mencerminkan
hubungan manusiawi
15. Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari
segi hasil yang dicapai siswa, tapi juga
dari segi proses belajar.
Adanya keberanian siswa mengajukan
pendapat.
Guru menghargai pendapat siswa
terlepas dari benar atau salahnya.
16. • Peranan Guru dan Siswa
Peranan guru
Mendorong, membina gairah belajar dan
partisipasi siswa secara aktif,
Tidak mendominasi kegiatan proses belajar
siswa,
Memberi kesempatan pada siswa untuk
belajar, menurut cara dan keadaan masing-
masing,
Menggunakan jenis metode dan teknik
mengajar semua pendekatan multimedia.
Peranan siswa
Kegiatan dan keberanian serta kesempatan
berpartisipasi dalam kelas
Menampilkan usaha dan kreatifitas
Melakukan sesuatu tanpa tekanan
17. Keterampilan Proses
Pengertian
suatu pendekatan yang mengacu kepada
bagaimana siswa belajar, dan apa yang ia
pelajari.
Tujuan
memberikan keterampilan praktis yang akan
dihadapi setiap orang dalam kehidupan, dan
mengembangkan pemahamannya tentang
konsep yang dipelajarinya.
18. Karakteristik
Mengajak guru serta pembina pendidikan turut
aktif dalam mengembangkan CBSA,
Mendorong siswa untuk melihat dan
memecahkan masalah-masalah yang dirasakan
bersama
Menyiapkan situasi yang menggiring siswa untu
bertanya, mengamati, bereksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri
19. Penerapan
Siswa aktif melakukan observasi untuk meneliti
suatu permasalahan,
Siswa merencanakan penelitian guna
memperoleh data yang valid,
Siswa berusaha mencari hubungan sebab akibat
pada hasil penelitiannya.
20. Peranan Guru dan Siswa
Peranan guru
Menyusun tujuan pengajaran
Memberi pengaturan waktu yang dibutuhkan
Pengaturan ruang kelas
Pengaturan siswa dalam belajar
Peranan siswa
Membantu teman memecahkan masalah
Saling memberikan informasi yang sesuai
masalah yang dihadapi
Berperan aktif dalam berbagai diskusi
Berpikir kritis, serta tanggap dalam berbagai
permasalahan
21. 4. Dana
Kebutuhan dan untuk penyelenggaraan
pendidikan semakin meningkat karena
pendidikan juga semakin mahal. Hal ini
karena, pembaharuan terus dilakukan sehingga
dana yang dibutuhkan juga bertambah. Hal ini
berkaitan dengan nilai mata uang, tingkat
implasi yang semakin tinggi memerlukan
penyesuaian dibidang pendanaan tersebut.
22. 5. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat atau rencana yang
disusun untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum di Indonsia, yaitu:
Kurikulum 1968
Kurikulum 1975
Kurikulum 1984
Kurikulum 1994
Kurikulum suplemen
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
23. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat p olitis:
mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Tujuannya pada pembentukan manusia
Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran:
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah
pelajarannya 9.
24. Kurikulum 1968 disebut sebagai kurikulum
bulat, artinya hanya memuat mata pelajaran
pokok-pokok saja. Muatan materi pelajaran
bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan. Titik
beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan.
25. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk secara
nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun
pengajaran 1976 dengan catatan, bahwa bagi
sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala
perwakilan telah mampu, diperkenankan
melaksanakannya mulai tahun 1975 .
27. • Menganut pendekatan yang berorientasi pada
tujuan.
• Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti
setiap pelajaran dan bidang pelajaran memiliki arti
dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan
yang lebih akhir.
• Pendidikan Moral Pancasila dalam
kurikulum 1975 bukan hanya dibebankan
kepada bidang pelajaran Pendidikan
Moral Pancasila, tapi juga pada bidang
pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan
pendidikan agama.
28. • Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi dan
efektivitas pengguna dana, daya dan waktu yang
tersedia.
• Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik
penyusunan program pengajaran yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI).
• Organisasi pelajaran meliputi bidang -bidang studi:
agama, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan
sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan,
keterampilan , disamping Pendidikan Moral
Pancasila dan integrasi pelajaran pelajaran yang
sekelompok
29. • Pendekatan dalam strategi pembelajaran
memandang situasi belajar-mengajar sebagai
suatu sistem yang meliputi komponen -
komponen tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi,
dan metode pembelajaran
• Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian murid-
murid pada setiap akhir satuan pembelajaran
terkecil dan memperhitungkan nilai -nilai yang
dicapai muridmurid pada setiap akhir satuan
pembelajaran.
30. Prinsip-prinsip kurikulum 1975
Prinsip Fleksibilitas Program
Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Prinsip Kontinuitas
Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
31. a. Prinsip Fleksibilitas Program
Penyelenggaraannya harus mengingat faktor-
faktor ekosistem dan kemampuan
pemerintah, masyarakat, serta orang tua.
32. b. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
• Prinsip Efiensi adalah efisiensi dalam penggunaan
waktu, pendayagunaan dana, dan tenaga secara
optimal.
• Atas dasar prinsip Efisiensi dan Efektivitas tersebut
maka:
1. Kegiatan belajar yang sifatnya pilihan wajib dan
akademis ditekankan pada hari senin - jum’at
2. Kegiatan belajar yang sifatnya pilihan
wajib, eksperesif, dan rekreatif daiadkan pada
hari Sabtu.
33. 3. Setiap mata pelajaran hendaknya
diberikan selama 2-3 jam padasetiap
pertemuan.
4. Jumlah jam pelajaran efektif di
sekolah, setiap minggunya lebih sedikit dari
jumlah pelajaran pada Kurikulum 1968.
34. c. Prinsip Berorientasi pada Tujuan
1. Tujuan utama ialah tujuan pendidikan
nasional
2. Tujuan institusional ialah tujuan untuk
setiap lembaga tingkatan pendidikan
3. Tujuan kurikuler ialah tujuan untuk setiap
bidang studi
4. Tujuan Instruksional ialah tujuan setiap
pokok bahasan.
35. d. Prinsip Kontinuitas
Kurikulum pendidikan dasar disusun agar
lulusannya siap untuk berkembang menjadi
anggota masyarakat, juga siap untuk mengikuti
pendidikan tingkat pertama.
Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang
disusun untuk setiap bidang studi diajarkan secara
integral.
Pelaksanaan prinsip ini mengharuskan guru untuk
memahami hubungan secara herarki antara satuan
pelajaran.
36. e. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan yang diterima anak di sekolah
memberikan dasar/bekal untuk belajar seumur
hidup, sehingga memungkinkan seseorang
meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, serta
pengembangan potensi-potensinya sesuai
dengan kebutuhan kehidupannya.
37. Kurikulum 1984
Perbaikan kurikulum ini dilaksanakan sesuai
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0461/U/1983 tanggal 23
Oktober 1983. pendidikan diharapkan memberi
peluang lebih besar pada siswa untuk
memperoleh pendidikan sesuai bakat, minat,
kebutuhan dan kemampuannya.
Pengembangan kurikulum dilakukan secara
bertahap.
38. Karakteristik Kurikulum 1984
Landasan Pengembangan
Nilai dasar (basic value) adalah Pancasila dan
UUD 1945
Fakta empiris dapat dicari dari sumber
ketentuan yang berlaku (GBHN) hasil penelitian
dan pengembangan, dan hasil penilain
kurikulum
Segi teoritis berarti pengembangan kurikulum
perlu mempertimbangkan adaya
perkembangan, teori-teori IPTEK.
39. Prinsip Pengembangan
Prinsip relevansi mengacu pada upaya
penyesuaian kurikulum.
Pendekatan pengembangan (developmental
approach)mengharuskan adanya penilaian
kurikulum secara terus menerus.
Perkembangan masyarakat. IPTEK berjalan dan
berubah.
Pengembangan kurikulum mendasar pada
prinsip keluesan, perangkat program kurikulum
perlu disesuaikan pelaksanaannya.
Guna tercapai tujuan secara tepat digunakan
prinsip efektivitas.
40. Kegiatan Kurikulum
Kegiatan kurikulum ada 3, yaitu intrakurikuler,
kokurekuler, dan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan sesuai
program.
Kegiatan kokurekuler di luar struktur program.
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan membina
bakat dan prestasi siswa.
Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar
proses belajar-mengajar (PBM) adalah pendekatan
keterampilan proses yang diwujudkan dalam
bentuk cara belajar siswa aktif.
Sistem Nilai
41. Sistem kredit
sistem kredit adalah ukuran satuan belajar siswa
yang ditentukan oleh jumlah jam pelajaran tatap
muka.
fungsi penerapan sistem kredit:
Pengukur beban siswa yaitu menunjukkan
ukuran minimal atau maksimal bahan belajar
siswa.
Pencerminan dari perolehan tentang
pengetahuan/keterampilan tertentu dalam
waktu tertentu
Pengakuan atas penyelesaian suatu program
studi pada tingkat semester.
42. Kurikulum 1994
Kurikulum ini diberlakukan pada awal PELITA VI.
Ciri yang membedakan Kurikulum 1994 dengan
kurikulum sebelunya, ada pada pelaksanaan
pendidikan dasar 9 tahun, memberlakukan
kurikulum muatan lokal serta menyempurnakan
tiga kemampuan dasar : membaca, menulis, dan
menghitung (3M) yang fungsional.
Dalam mengembangkan relevansi pendidikan di
SD, juga dikembangkan kurikulum muatan lokal
yang dinyatakan dalam keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0421/U/1987
tanggal 11 Juli 1987.
43. Tujuan kurikulum muatan lokal, antara lain:
Mendekatkan peserta didik dengan lingkungan,
Menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima di
sekolah,
Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan
daerah,
Menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan
peserta didik,
Mengembangkan potensi peserta didik sesuai
dengan lingkungannnya.
44. Kurikulum Suplemen
Latar Belakang
Kurikulum yang berlaku (kurikulum 1994)
mendapat tanggapan, kritik, dan saran dari para
praktisi, pakar, ahli serta masyarakat.
Tanggapan masyarakat tentang kurikuler
semakin meningkat,
Kurikulum 1994 teralu padat seperti, banyaknya
mata pelajaran dan substansinya dari setiap
mata pelajaran, materi kurang sesuai
Kurikulum yang berlaku dianggap kurang
mengakomodasi keragaman potensi peserta
didik, aspirasi dan peran serta masyarakat
45. Berdasarkan beberapa hal tersebut, maka
diperoleh hasil penyesuaian yaitu suplemen
GBPP kurikulum 1994. suplemen tersebut
mencakup semua mata pelajaran untuk satuan
pendidikan SD, SLTP, SMU yang mulai
diimplementasikan pada awal tahun pelajaran
1999/2000.
46. Tujuan
Meningkatkan efektivitas dan kualitas
pembelajaran,
Meningkatkan hasil belajar siswa.
Strategi
Menelaah hasil pengkajian kurikulum pendidikan
dasar dan menengah sebagai dasar melihat
permasalahan dalam pelaksanaan kurikulum,
Mengakaji GBPP dalam rangka merumuskan
perbaikan GBPP,
Membahas usulan perbaikan GBPP dengan cara
berdiskusi,
Memfinalisasi usulan suplemen
penyempurnaan/penyesuaian GBPP untuk
masing-masing persekolahan.
47. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kompetensi yaitu kemampuan yang perlu dikuasai
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran
yang dapat dilihat dari kognitif
(pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan afektif
(sikap).
Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu
pada upaya penyiapan individu yang mampu
melakukan perangkat kompetensi yang telah
ditentukan.
48. Ciri-ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi
Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa
baik se cara individual maupun klasikal
Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes)
dan keberagaman
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga
sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar
dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi
49. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah sebuah kurikulum operasional
pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. KTSP
secara yuridis diamanatkan oleh Undang –
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
50. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun
ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah
sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing
-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan
KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP
51. 6. Perluasan Pelayanan Pendidikan Formal
SD Pamong
SD Kecil
SMP Terbuka
Universita Terbuka
52. 1. SD Pamong
Proyek ini merupakan pendidikan bersama
pemerintah Indonesia dan Innotech, lembaga
yang didirikan oleh badan kerja sama Menteri-
Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara. Proyek
ini juga dikenal dengan istilah Impact
(Instruction of Management by Parent
Community and Teachers).
PAMONG singkatan dari Pendidikan Anak oleh
Masyarakat, Orang Tua, dan Guru.
53. Tujuan SD Pamong
Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya
dapat mengikuti pendidikan sekolah atau
membantu siswa yang drop-out,
Membantu anak-anak yang tidak mau terikat oleh
tempat dan waktu dalam belajar,
Mengurangi penggunaan tenaga guru sehingga
rasio guru terhadap murid dapat menjadi 1:200,
Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar,
dengan pembiayaan yang sedikit dapat ditampung
sebanyak mungkin siswa.
54. 2. SD Kecil
Ciri-ciri SD Kecil :
Kelas yang ada lebih sedikit dari SD biasa
Jumlah murid lebih kecil (20/30 orang)
Jumlah guru lebih sedikit
Pendekatan belajar meliputi, belajar sendiri
melalui modul, belajar kelompok, klasikal
Kurikulum sama dengan SD biasa
Pelaksanaan SD Kecil sudah ada di Kalimantan
Tengah, KalTim,
Murid yang pandai dijadikan tutor untuk mengajar
murid-murid lain.
55. 3. SMP Terbuka (SMPT)
SMP Terbuka (SMPT) adalah Sekolah Menengah
Tingkat Pertama yang kegiatan belajarnya
sebagian besar diselenggarakan di luar
gedung sekolah dengan cara penyampaian
pelajaran melaului berbagai media, dan
interaksi yang terbatas antara guru dan
murid.
56. Latar belakang berdirinya SMP Terbuka
Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat
belajar
Tenaga pendidikan yang tidak cukup
Memperluas kesempatan belajar dalam
rangka pemerataan pendidikan
Menanggulangi anak terlantar bagi anak
yang tidak diterima di SMP Negeri.
57. Ciri-ciri SMP Terbuka
Terbuka bagi siswa tanpa pembatasan umur
dan tanpa syarat-syarat akademik
Terbuka dalam memilih program belajar
untuk mencapai ijazah formal
Terbuka dalam proses belajar mengajar
Terbuka dalam keluar masuk kelas/sekolah
sesuai dengan waktu yang tersedia oleh
siswa
Terbuka dalam pengelolaan sekolah
58. 4. Universitas Terbuka
Unversitas Terbuka (UT) merupakan lembaga
pendidikan tinggi yang menerapkan sistem belajar
jarak jauh.
tujuan utamanya adalah meningkatkan partisipasi
perguruan tinggi dari 5% menjadi 8.2%.
Pelayanan pendidikan oleh UT diselenggarak melalui
penggunaan paket modal belajar sehingga dapat
mencapai sasaran mahasiswa dalam jumlah yang
lebih besar dibandingkan dengan kemampuan
pelayanan di perguruan tinggi biasa.