SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  89
Konsep spesies
Konsep habitat dan relung
Respon Organisme (bab 2)
Padan Ekologi
Pemindahan sifat
Seleksi Alam : Spesiasi allopatrik dan
simpatrik
Penjinakkan (domestikasi)
Jam Biologi
Pola Perilaku dasar
Perilaku mengatur
Perilaku bermasyarakat
Bab 1: spesies

1
Konsep spesies
Definisi Spesies
 Secara biologis:’ kelompok individu yang mampu melaksana

interbreeding secara alami dan menghasilkan keturunan yang
fertil
 Secara ekologis: sama dengan secara biologis namun dengan ciri
lain yaitu menempati niche yang spesifik dan sama
 Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies tidak
saling kawin karena hambatan geografis namun bila
dipertemukan dan dikawinkan dapat menghasilkan keturunan
fertil.
 Dua spesies yang berbeda jika saling berkawin akan
menghadapi masalah hambatan biologis; apabila menghasilkan
keturunan yang sehat, keturunan ini biasanya steril/mandul.

Bab 1: spesies

2
Konsep habitat dan relung ekologi
Habitat/house adalah tempat hidup suatu

organisme atau komunitas
Niche/home atau relung ekologi bukan hanya
merupakan habitat tetapi termasuk juga
fungsional organisme dalam komunitasnya serta
posisinya dlm gradien lingkungannya (suhu dll)
Relung ekologi terdiri atas 3 aspek:
a. habitat/relung ruang
b. fungsi organisme tersebut /relung trophik
c. lingkungan yang dapat dihuni tanpa
batas/relung multidimensi-hipervolume.
Bab 1: spesies

3
Relung ekologi suatu organisme tidak

hanyatergantung di mana organisme tadi hidup,
tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme
(misalbagaimana organisme mengubah
energi,bertingkah laku, bereaksi, mengubah
lingkunganfisik maupun biologi) dan bagaimana
organismedihambat oleh spesies lain

Bab 1: spesies

4
Bab 1: spesies

5
Konsep habitat dan relung ekologi
Relung ekologi suatu organisme tergantung pada

habitat, bagaimana organisme berperan dalam
komunitas, mengubah energi, menghadapi
lingkungan dan interaksi dengan organisme
lainnya.
Relung ekologi suatu organisme meliputi sifatsifat biologi organisme tersebut dan faktor-faktor
fisik yang mempengaruhinya.
Habitat= ALAMAT dan relung ekologi = PROFESI

Bab 1: spesies

6
Konsep habitat dan relung ekologi
Misal :
Ingin mengenal orang dalam masyarakat
Alamat : tempat orang itu dpt dijumpai
Tetangga, kedudukannnya, minat, kawannya,
pembantunya, peranan dalam masyarakat
Konsep habitat dan relung
ekologi
Untuk organisme :

aktivitas, makanan, sumber energi,metabolisme,
pertumbuhan, pengaruhnya terhadap organisme
sekitarnya, dan kemampuannya dalam
mempengaruhi lingkungan hidupnya
Konsep habitat dan relung ekologi
Contoh relung ekologi burung Parulidae yang

hidup dan berkembang biak di hutan
subtrophis/makrohabitat dapat dibedakan
menjadi 5 relung ekologi berdasarkan tempat
mencari makan dan bersarang.

Bab 1: spesies

9
Bab 1: spesies

10
Perbedaan relung dapat dilihat secara morphologi dari
jenis/komunitas seperti bentuk dan panjang paruh burung yang
menunjukkan jenis makanannya.

Bab 1: spesies

11
Bentuk mulut pada serangga

Bab 1: spesies

12
Perbedaan relung dapat juga dilihat secara morphologi dari jenis/komunitas seperti
bentuk kaki burung yang menunjukkan habitat BERBAGAI BENTUK PARUH DAN
KAKI UNGGAS SERTA FUNGSINYA.docx

Bab 1: spesies

13
Relung
Dalam species yang sama kompetisi akan sangat

berkurang bila pada tingkat perkembangan
mempunyai relung yang berbeda
Misal: berudu hebivora, sedangkan katak dewasa
insektivora
Relung
Juga terjadi antara jantan dan betina

Contoh :
a. Burung pelatuk jantan dan betina paruhnya tidak
sama besar
b. Elang dan banyak insekta jantan lebih besar daripada
betina
Respon Organisme (bab 2)
Padan Ekologi
Organisme merespon kondisi lingkungan mengikuti

aturan:

Hukum minimum
Hukum toleransi
mekanisme faktor pembatas

Hasil dari interaksi ini berupa distribusi

 akan dikaji lebih detail dalam bab 2

Bab 1: spesies

16
Padan ekologi
Padan ekologi/ECOLOGICAL EQUIVALENTS: org

yang menduduki relung ekologi yang sama atau
serupa namun pada daerah geografis yang
berbeda.
Spesies yg memiliki relung ekologi yang sama :
a. cenderung secara taksonomi berhubungan erat
pd daerah-daerah yang bersinambungan
b. Sedang pada daerah yang terpisah jauh atau
terpencil dari satu dan lainnya, sering kali tidak
berhubungan erat
Bab 1: spesies

17
Padan ekologi
Komposisi spesies dalam suatu komunitas akan

berbeda pada daerah geografis yang berbeda,
tetapi ekosistemnya akan tetap berkembang
dengan baik, asal habitat fisiknya serupa
Relung fungsional yang sepadan akan diduduki
oleh jenis organisme daerah itu. Contoh
ekosistem padang rumput akan terbentuk dimana
saja di daerah dengan iklim padang rumput /
secara geografis sama tetapi komposisi rumputnya
berbeda beda
Bab 1: spesies

18
Padan ekologi
Contoh pada herbivora pemakan rumput, bison

di Amerika, kuda liar di Eurasia, antelope di
Afrika dan kangguru di Australia mereka memiliki
relung ekologi yang sama.
Kangguru di Australia merupakan padanan
ekologi (ecological equivalent) bagi bison di
Amerika.

Bab 1: spesies

19
Pemindahan sifat
ALLOPATRIK : spesies spesies yang sama hidup

pada daerah geografis yang berbeda terpisahkan
karena adanya barrier ruang.
SYMPATRIK : spesies spesies yang berbeda hidup
pada daerah yang sama dengan relung yang
berbeda
Allopatrik= berlainan tanah air, sympatrik =
tanah air sama.

Bab 1: spesies

20
Pemindahan sifat
Perbedaan pada spesies yang berkerabat dekat

sering bertambah(divergen) pada populasi
yang simpatrik dan perbedaan
berkurang(convergen) pada populasi allopatrik
Peristiwa ini disebut pemindahan sifat
/charater displacement.

Bab 1: spesies

21
.

Bab 1: spesies

22
Pemindahan sifat
Pemindahan sifat mempunyai 2 arti adaptif :
Memperbanyak pemindahan relung dan mengurangi

persaingan
Mempertinggi terjadinya proses pemisahan genetik.
Dengan cara memelihara perbedaan dan menghalangi
hybridisasi.

Bab 1: spesies

23
Species A dan species B mempunyai habitat yang
tumpang tindih (r), pada habitat yang tidak tumpang
tindih populasi A dan B sukar dibedakan. Tetapi pada
habitat r populasi A dan B lebih divergen, karena
mempunyai ciri yang berbeda (tingkah laku,
morfologi dan fisiologi)
Terjadi “displace”
Perbedaan morfologi, akan mengurangi kompetisi
Seleksi Alam : Spesiasi allopatrik dan
simpatrik
 Spesiasi atau pembentukan spesies baru akan

terjadi apabila arus gen dalam
kelompok/komunitas terganggu atau terputus
oleh mekanisme pengucilan/isolasi.
Spesiasi allopatrik terjadi melalui pemisahan
populasi. Contoh burung finches di Galapagos
Spesiasi sympatrik terjadi melalui pemisahan
secara ekologi atau genetik pada daerah yang
sama. Contoh pada tumbuhan penyerbukan
sendiri/ reproduksi secara aseksual,
penanaman rumput dirawa yang menghasilkan
spesies baru.
Bab 1: spesies

25
Contoh : Alopatrik
suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa

danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang
menjadi terisolasi.
Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh
geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran
spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi
bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung
secara sendiri-sendiri.
 Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi
tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing
menjalani evolusi dengan caranya masing-masing
Bab 1: spesies

26
Cont’d
Mekanisme timbulnya species baru terutama

disebabkan oleh adanya species allopatrik, yaitu
jika 2 kel populasi dari satu species yang dapat
interbreeding kemudian terpisah, sehingga tidak
bisa interbreeding untuk jangka yang lama,
karena tidak dapat interbreeding dan karena
adanya adaptasi akan menjadi 2 species baru
Burung Finches

Isolasi geografis burung Finch di Kepulauan Galapagos
menghasilkan lebih dari satu lusin spesies baru hal ini
merupakan petunjuk bahwa variasi yang mengarah ke
speciasi terjadi disini
Bab 1: spesies

28
Bab 1: spesies

29
Mekanisme perkembangan Burung Finch tersebut
adalah :
1. Telah terjadi proses evolusi pada burung finch, yang

menyebabkan terjadinya perubahan fisik burung finch
yang terdapat di Kepulauan ini.

2. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena adanya
seleksi alam yang menyebabkan beberapa populasi
burung finch mengalami perubahan bentuk fisik.

3. Seleksi alam yang terjadi dikarenakan karena

minimnya persediaan makanan serta isolasi geografi
yang terjadi.

Bab 1: spesies

30
Cont’d
4. Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan
pada paruh burung yang disesuaikan dengan jenis
makanan yang ada.
5.Proses tersebut telah terjadi dari generasi ke
generasi selama ribuan tahun.
6. Proses adaptasi yang terjadi menyebabkan
terjadinya perubahan dalam pewarisan sifat
makhluk hidup terutama burung finch.

Bab 1: spesies

31
Biawak yang hidup di Galapagos umumnya dapat hidup dengan
hanya memakan daun.
Pada daerah pantai tidak tersedia dedaunan, sehingga biawak
yang hidup di sana terpaksa memakan ganggang laut. Untuk
mendapatkan makanannya, biawak harus bisa melawan ombak
pantai yang besar dan menyelam ke dasar laut sehingga biawak
memerlukan cakar untuk berpegangan pada licinnya bebatuan
yang tertelan ombak laut.
Karena kebiasaanya itulah, menyebabkan cakar pada biawak
semakin memanjang dan kuat.
Pada suatu saat biawak ini harus kembali ke darat (karena
tidak mungkin bila terus berada di dalam air). Oleh karena itu
biawak melindungi diri dengan cenderung menghitamkan
kulitnya agar terhindar dari kerusakan sinar ultra violet.

Bab 1: spesies

32
Kura kura yang hidup di Galapagos :
 berleher pendek dan badannya agak normal mendiami
daerah daratan berair sedangkan,
 kura-kura berleher panjang mendiami kawasan yang
lebih kering yang hanya ditumbuhi kaktus karena berfungsi
untuk mencari makanan berupa dedaunan.

Bab 1: spesies

33
Seleksi Alam : simpatrik
 Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan

silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies
hibrid.
 Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid
bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya
terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan
jumlah kromosomnya, membentuk poliploid
contoh speciaisi dengan mekanisme simpatrik adalah ketika tanaman
Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa
dari perkawinan menghasilkan spesies baru Arabidopsis suecica.

Bab 1: spesies

34
Simpatrik
Bab 1: spesies

36
Spesiasi

Bab 1: spesies

37
Cont’d
Contoh seleksi alam yang cepat : industrial melanism,

berkembangnya kupu2 berwarna hitam akibat
pencemaran lingkungan. Lichen menjadi hilang,
warna putih hilang, hitam dominan, kupu2 warna
putih terkena seleksi oleh predator karena terlihat
lebih nyata


Sekitar tahun 1850 yaitu masa
sebelum berkembangnya revolusi
industri di Inggris, tepatnya di
Manchester, kupu
Biston betularia berwarna cerah
lebih banyak daripada yang
berwarna gelap. , warna kulit
batang pohon di sekitar kota
Manchester sangatlah terang.
Karenanya, kupu-kupu berwarna
gelap yang hinggap pada pohonpohon tersebut mudah terlihat
sehingga mudah menjadi mangsa
bagi burung-burung dan predator
lainnya, akibatnya, jumlahnya
menjadi berkurang
Industrial Melanism

Gambar kiri sebelum Revolusi industri,
kupu bersayap gelap lebih gampang
terlihat. Gambar kanan setelah Revolusi
Industri, kupu bersayap terang yang lebih
gampang terlihat. Ini mempengaruhi
pergeseran peluang predasi.

Tetapi setelah

berlangsungnya revolusi
industri, ternyata kupu
yang berwarna gelap lebih
banyak daripada yang
berwarna cerah. Sebagian
besar kulit batang pohon
menjadi gelap akibat
polusi asap pabrik yang
dapat membunuh
Lichenes sp (jamur yang
memberi warna putih
pada pohon) yang
disebabkan oleh revolusi
industri, kupu berwarna
terang menjadi yang
paling diburu oleh
predator dan jumlah
populasi kupu berwarna
gelap meningkat.
Seleksi buatan : Penjinakan/domestikasi
Seleksi buatan dilakukan manusia untuk mendapatkan

tanaman atau hewan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Dilakukan dengan tujuan adaptasi tumbuhan atau
hewan untuk kepentingan manusia :
1) tingkat produktivitas yang tinggi;
2) ketahanan/ daya hidup;
3) keindahan dsb.
Penjinakan tumbuhan dan binatang akan
mengakibatkan perubahan genetik, karena adaptasi
timbal balik antara penjinak dan yang dijinakkan.
Bab 1: spesies

42
Penjinakan/domestikasi
Penjinakan merupakan interaksi yang dapat :
merubah ekosistem,
 mempengaruhi jumlah/besarnya populasi,
proses arus energi dan gen.
Masalah besar dan buruk akan timbul jika

domestikasi terlepas dan berubah menjadi hama.

Bab 1: spesies

43
Bab 1: spesies

44
Jagung : 10 ribu tahun lalu, jagung yang ada di dunia

beraneka bentuk dan kondisinya. Manusia menyeleksinya
sehingga hanya beberapa jenis saja. Sekarang kita punya
jagung dengan biji yang besar dan rapat, dirancang khusus
untuk memenuhi hasrat kita akan makanan.
Cabe pedas : Cabe pertama kali muncul di Amerika
Tengah dan Selatan. Di masa lalu, hanya ada 20 hingga 30
spesies liar di Amerika. Orang Indian menyeleksi lima
spesies saja yang mereka jadikan pertanian cabe. Columbus
datang ke Amerika dan membawa cabe ke Eropa. Dari
Eropa cabe menyebar ke segala sisi dunia. Sekarang telah
ada 1600 varietas cabe yang dibudidayakan oleh manusia.
Dari yang paling pedas hingga yang paling manis. Dari
cabe kuning hingga merah dan hijau, dari cabe bulat
hingga cabe keriting, kurus panjang.

Bab 1: spesies

45
Ikan mas
 Sekarang ikan mas ada yang berwarna-warni dan gendut. Ikan

mas koki adalah spesies ikan mas yang dievolusikan oleh
manusia. Seandainya kita ikan mas, kita akan memandang bahwa
ikan mas koki adalah keturunan yang cacat. Ia gendut dan susah
berenang, tapi bagi manusia kegemukan dan kelambanan gerak
mas koki adalah keindahan, dan manusia menyeleksinya dari
keturunan ikan mas menjadi jenis ikan mas khusus. Jika alam
yang menyeleksinya, maka alam perlu memberinya lingkungan
hidup yang baru untuk bertahan hidup, jika tidak ia akan punah.
Manusia memberinya lingkungan hidup mewah di akuarium, dan
ikan mas cacat dengan sirip mengembang tak bertenaga, perut
gemuk dan mata menonjol inipun terlestarikan.

Bab 1: spesies

46
Menurut ahli biologi Jared Diamond, hewan harus memenuhi
kriteria agar dapat dipertimbangkan untuk didomestikasi:
1. Pakannya mudah didapatkan. Hewan tersebut harus mau
memakan makanan yang berada di luar piramida makanan
manusia.
2. Tumbuh dengan cepat sehingga mempercepat proses
perkembangbiakkan dan dimanfaatkan.
3. Memungkinkan untuk dikembangbiakkan dalam penangkaran.
4. Tidak agresif.
5. Tidak mudah stres.
Karena syarat-syarat itulah, kebanyakan domestikasi dilakukan
pertama-tama untuk keperluan kesenangan semata sebagai
hewan peliharaan (pet). Banyak jenis binatang masa kini mulai
ditangkarkan untuk keperluan sebagai peliharaan, namun
perilaku liarnya masih terbawa. Domestikasi memerlukan
puluhan generasi untuk mendapatkan yang benar-benar adaptif
dengan lingkungan buatan manusia.
Bab 1: spesies

47
Perpindahan lokasi dari

Jagung yang asalnya Meksiko, tapi
Brasilia menumbuhkannya tiga kali
lebih banyak, China sebanyak enam
kali lebih banyak, dan Amerika
sebanyak 10 kali. Kentang yang
mulainya di Andes, kini produktor
utamanya adalah Cina, Rusia dan
Polandia. Selain dengan jelas
menunjukkan difusi dan adopsi
teknologi berkenaan dengan hasil
domestikasi, tapi hal ini menunjukkan
juga

tumbuhan yang didomestikasi
berlangsung secara luar biasa,
menyebar luas dan jauh dari
asalnya, bahkan terkadang
melimpah di kawasan yang
didatanginya. Dicontohkan
oleh Wallack (2001), gandum
(Triticum spp.)yang berasal
dari Timur Tengah, kini
diproduksi besar-besaran di
Cina, India, dan Amerika.
Jam biologi
Organisme memiliki mekanisme fisiologis untuk mengukur
waktu/JAM BIOLOGI atau mekanisme pengaturan waktu internal
dalam tubuh yang bekerja secara otomatis
 Kemampuan untuk menentukan waktu mengulangi fungsi-fungsi
dalam kurun waktu 24 jam (Cyrcadian rhytm)
 Kejadian berkaitan dengan aktivitas berperiodik dapat dalam skala
harian, bulan/pasang surut/purnama, daur musiman.
 Ritme aktivitas karena jam biologi dapat terlihat pada beberapa
organisme dari tingkat rendah seperti algae sampai manusia.
Tanaman, hewan, bahkan bakteri ternyata juga memiliki irama
sirkadian tersebut.
 Jet lag atau secara medis disebut desinkronisasi terjadi akibat
gangguan ritme sirkadian setelah kita melewati zona waktu yang
berbeda.

Bab 1: spesies

49
Jam Biologi
Ada orang yang bisa tidur awal dan selalu

bangun pagi. Pagi-pagi mereka sudah bangun,
dan begitu bangun mereka mampu bekerja
dengan penuh konsentrasi. Namun, ada juga
orang yang selalu begadang, mereka secara
naluri tidak dapat tidur sebelum larut malam.
Kalau bangun terlalu pagi, mereka menjadi
cepat marah dan tidak bisa berkonsentrasi saat
bekerja
Jam Biologi
Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut?
Pasalnya adalah setiap orang memiliki jam biologis atau

mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh yang
bekerja secara otomatis. Jam ini sudah terprogram secara
genetis dan menentukan kapan waktunya kita bangun dan
kapan kita tidur.
Selain pola makan dan tidur, jam biologis juga
mengatur suhu badan, aktivitas gelombang otak, produksi
hormon,regenerasi sel dan aktivitas-aktivitas biologi.
Jam Biologi
Dua teori mengenai mekanisme jam biologi
1. Hipotesis waktu endogen : jam atau waktu harian yang
telah terprogram oleh tubuh organisme dan dapat
mengukur tanpa adanya petunjuk lingkungan. Contoh :
orang bekerja dalam ruangan dengan sistem ‘shift’ dari
waktu ke waktu tertentu, lama-kelamaan orang tersebut
akan dapat mengukur kemampuan fisiologisnya yaitu waktu
harian dalam tubuh organisme yang bekerjanya
2. Hipotesis waktu eksternal : jam atau waktu harian dalam
tubuh organisme yang bekerjanya diatur oleh tanda-tanda
dari lingkungan. Contoh : kelelawar (Chiroptera) akan
terbang mencari mangsa pada saat hari menjelang gelap
Jam biologi
Jam jam biologi akan terangkai menjadi ritme

ritme respon pada lingkungan dengan secara
fisiologis organisme
Memungkinkan organisme untuk membuat
antisipasi harian musiman atau periodisitas lain
seperti sinar matahari, temperatur atau pasang
surut.

Bab 1: spesies

53
Jam biologi
Contoh :
Beberapa binatang yang hidup di alam terlihat
lebih aktif pada malam hari dan tetap tinggal di
sarangnya sepanjang siang.
Ritme aktivitas ini terjadi karena mekanisme
pencatatan waktu dengan melihat tanda terang
gelap harian akibat dari perputaran bumi. Apabila
binatang tersebut ditempat pada kondisi gelap
terus maka ritme aktivitas malam hari akan terus
berlangsung.
Bab 1: spesies

54
Jam biologi
a. Migrasi vertikal dari zooplankton. Pada

malam hari plankton naik kepermukan untuk
mencari makanan dan turun ke tempat yang
lebih dalam dan gelap pada siang hari untuk
menghidari pemangsa.
b. niktinasti

Bab 1: spesies

55
Jam biologi

Bab 1: spesies

56
 Mengapa Mengantuk Malam Hari?

 Mengapa saat malam kita mengantuk? Atau mengapa bila

masyarakat pedesaan yang belum ada listrik cenderung tidur lebih
cepat? Jawabannya adalah karena adanya hormon melatonin.
SCN (Supra Chiasmatic Nuclei) merupakan pusat jam biologis
yang dari namanya tersirat sifat peka cahayanya. Nucleus ini
terletak di atas (supra) saraf mata (chiasma) akan memerintahkan
tubuh untuk mengeluarkan hormon melatonin ini saat hari sudah
gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan memerintahkan tubuh
untuk beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang
membuat suasana malam hari menjadi terang menghambat
dikeluarkannya hormon melatonin, sehingga saat ini jam tidur
manusia lebih larut malam daripada sebelumnya.

 Tubuh kita mudah beradaptasi. Misalnya, untuk pekerja yang

bekerja saat malam hari, SCN akan beradaptasi dalam
mengeluarkan hormon melatonin sehingga mereka akan tetap
terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila malam semakin larut, kita
akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon melatonin
yang dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh
dan tekanan darah dalam tubuh.
Bab 1: spesies

57
Hormon Dalam Tubuh Saat Kita Tidur
Agar dapat memperbaiki sel-sel yang rusak, tubuh
membutuhkan tidur. Tidur sehat manusia adalah 7
sampai 9 jam setiap hari. Perbaikan sel ini dipicu oleh
hormon yang bernama Human Growth Hormone
(HGH).
Karena itu, dengan tidur yang cukup rata-rata 8 jam
per hari, sama saja dengan membiarkan tubuh Anda
memulihkan tubuh kembali. Tentu ini akan membuat
Anda bangun dengan sehat dan segar pada pagi hari
setelah tidur yang cukup.

Bab 1: spesies

58
Mengapa Anda Mampu Menahan Kencing saat
tidur?
Pernahkah Anda bertanya mengapa meskipun tidur

lebih dari 8 jam, Anda tidak merasakan ingin buang
air kecil pada saat tertidur? Saat kita tidur, tubuh
memproduksi hormon vasopressin yang
menghambat pengeluaran urine sehingga kita bisa
tidur tanpa terganggu harus ke kamar kecil.

Bab 1: spesies

59
Jam Biologi
Jam biologi ~ ritme Circadian :
siklus biologi tumbuhan selama 24 jam

Misal : gerak membuka & menutupnya stomata, gerakan tidur pada
putri malu (Mimosa pudica) atau gerak tidur pada tumbuhan lainnya.

M. pudica

Gerak tanaman kacang :
Jam 12.00
Jam 24.00

posisi daun horizontal
daun terkulai (gerakan tidur)

2
BIO100/101 Tumbuhan 2

31
Perilaku dasar merespon lingkungan
Perilaku : merupakan tindakan dari organisme

untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
agar dapat mempertahankan hidupnya.
Merupakan cara individu bermasyarakat.
Perilaku merupakan tindakan yang kompleks
yang dibentuk oleh 6 komponen : tropisme, taxis,
refleks, naluri/insting, pengetahuan, dan
penalaran.

Bab 1: spesies

61
Cont’d
Para ahli ethology (adat: perilaku)

membedakan :

Tropisme, taxis pengatur, refleks dan naluri

merupakan perilaku bawaan
Pengetahuan dan penalaran merupakan perilaku
yang dapat dipelajari

Tetapi ternyata perilaku yang dipelajari

dibangun dari perilaku bawaan seperti naluri,
refleksi dan perilaku keturunan.
Bab 1: spesies

62
Cont’d
Perilaku Bawaan/insting
1. TROPISME : pada gerakan berorientasi/terarah
organisme yang tidak mempunyai sistem syaraf,
seperti tumbuhan. Tropisme gerakan merubah arah
seperti:
Phototropisme: perputaran arah pada bunga matahari ke

arah sinar matahari
Geotropisme : Pergerakan akar ke bawah
Hidrotropisme : Hidrotropisme adalah gerak tropisme yang
disebabkan adanya rangsangan berupa air. Gerak akar
tumbuhan selalu menuju ke tempat yang basah (berair).
Misalnya, gerakan akar kaktus untuk mencari air.
Bab 1: spesies

63
Cont’d
Kemotropisme : gerak tropisme yang disebabkan adanya

rangsangan berupa zat kimia.
Misalnya, gerakan akar yang menuju unsur hara atau
pupuk dalam tanah.
Tigmotropisme : gerak tropisme yang disebabkan adanya
rangsangan berupa sentuhan benda yang lebih keras.
Misalnya, gerak pada tumbuhan yang memiliki sulur.

Bab 1: spesies

64
Bab 1: spesies

65
Bab 1: spesies

66
Cont’d
2. Taxis : gerak berpindah seluruh tubuh yang
dipengaruhi oleh rangsang, seperti :
reaksi reaksi yang tidak terarah menghindar dari

lingkungan yang tidak mendukung
reaksi reaksi terarah mendekat atau menjauhi
rangsangan
Merupakan gerak pindah tempat, terjadi pada
organisme rendah

Bab 1: spesies

67
Cont’d
Beberapa bentuk taksis :
Fototaksis : rangsangannya cahaya
contoh : Cloroplas bergerak ke sisi yang mendapatkan
cahaya
Euglena viridis selalu bergerak menuju tempat yang
terkena cahaya.
Spora jamur Pilobolus bergerak ke tempat yang cahaya.
Kemotaksis : rangsangannya adalah zat kimia
contoh :
Bacteri aerob selalu berkumpul pada tempat yang banyak
oksigen.
Spermatozoid bergerak menuju sel telur pada peristiwa
pembuahan lumut. Rangsangan penyebabnya adalah zat
gula atau protein.
Bab 1: spesies

68
Cont’d
3. Refleks : merupakan gerakan merespon
rangsangan khusus pada organ organ bagian
tubuh.
Refleks yang sudah menjadi kebiasaan
merupakan permulaan dari perilaku yang
dipelajari
4. Naluri/insting terlihat pada serangga. Seperti
urutan ketika membuat sarang,
mengumpulkan makanan, perkenalan,
perkawinan, bertelur, melindungi individu
baru.
Didapat tanpa mempelajari
Bab 1: spesies

69
Perilaku bawaan atau naluri atau insting

(instinct)
Perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan)
tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku tersebut
tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku
ini bersifat menurun. Hal ini dapat diuji dengan
menetaskan hewan ditempat terpencil, sehingga
apapun yang dilakukan hewan-hewan tersebut
berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewanhewan yang lain. Tetapi hal tersebut tidak dapat
terjadi pada hewan-hewan menyusui, karena pada
hewan-hewan menyusui selalu ada kesempatan pada
anaknya untuk belajar dari induknya. Contoh:

Bab 1: spesies

70
Pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian

aksi yang kompleks, tetapi bentuk akhir sarangnya
seluruhnya bergantung pada nalurinya. Dan bentuk sarang
ini adalah khas untuk setiap spesies, walaupun
sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola khusus
tersebut.
Sarang Laba - laba
Sumber
Gambar : http://www.harunyahya.com/indo/buku/menga
gumkan/images_mengagumkan/spider.jpg
Pada pembuatan sarang burung, misalnya sarang burung
manyar (Ploceus manyar). Meskipun burung tersebut
belum pernah melihat model sarangnya, burung manyar
secara naluriah akan membuat sarang yang sama.
Sarang Burung Manyar
Sumber
Gambar : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commo 71
Bab 1: spesies
Pada hewan tingkat tinggi
Innate : perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada
di dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir
berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku ini tidak perlu adanya
pengalaman atau memerlukan proses belajar dan sering kali terjadi
pada saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
 Insting : merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang
merupakan faktor keturunan. Semua makhluk hidup memiliki
beberapa insting dasar.
 Pola Aksi Tetap (FAPs= Fixed Action Paterns) : perilaku

stereotipik yang disebabkan adanya stimulus yang spesifik.
Contohnya saat anak burung baru menetas akan selalu
membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh
makanan di dalam mulut anak burung tersebut. Contoh
lainnya adalah anak bebek yang baru menetas akan masuk
kedalam air. Perilaku ini telah “diprogramkan
sebelumnya”, Bab 1: spesies
72
Studi kasus
mengenai
lovebird (jenis
burung)
menunjukan
perilaku dengan
pengaruh genetik
yang kuat.
Namun demikian
terdapat suatu
norma reaksi.
Perilaku dapat
diubah oleh
pengalaman
lingkungan.

Bab 1: spesies

73
Hasil penelitian Niko
Tinbergen :
1.Perilaku pencarian sarang

tawon adalah petunjuk
lingkungan.
2.Kelestarian hidup tawon
ditingkatkan oleh kemampuan
betina untuk menyimpan
informasi mengenai lokasi
sarangnya dan untuk
menggunakan informasi
tersebut untuk menemukan dan
merawat sarangnya

Bab 1: spesies

74
Tinbergen melakukan percobaan dengan menggunakan
sarang tawon yang ditempatkan di tengah lingkaran
bunga inus, kemudian lingkaran bunga pinus dipindahkan
disamping sarangnya. Ternyata tawon tersebut kembali
ketengah lingkaran, tidak ke sarang. Demikian pula
setelah lingkaran bunga pinus diganti dngan lingkaran
batu tanpa sarang, dan disebelahnya dibentuk segitiga dari
bunga pinus dengan sarang di tengahnya. Hasilnya
menunjukkan bahwa tawon kembali ke lingkaran batu,
bukan ke sarang di tengah segitiga bunga pinus. Hasil
tersebut menyatakan bahwa tawon dapat menggunakan
suatu bentuk di tanah dan terus menjaga lingkaran
75
tersebut dengan 1: spesies untuk mangenal sesuatu.
Bab belajar
Perilaku yang dipelajari
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi kareena

pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau “innate
behavior”), dan karena akibat proses belajar atau
penglaman yang dapat disebabkan karena melalui
suatu proses belajar yang sederhana.
Belajar (learning) : Suatu proses pembelajaran yang
merupakan perubahan adaptif pada perilaku sebagai
hasil dari pengalaman di masa sebelumnya. :
Habituasi, Imprinting, Asosiasi, Imitasi, Inovasi

Bab 1: spesies

76
 Habituasi (habituation)
 Habitasi adalah suatu bentuk belajar yang paling sederhana, akan terjadi jika

stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh organisme (hewan) secra
berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebut maka organisme (hewan)
akan mengabaikannya. Habitusi akan dihasilkan setelah organisme (hewan)
belajar, sehingga akan kehilangan respons bila stimulus dilakukan berulangulang dan tidak membahayakan dirinya.
 Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secara perlahan
seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh ke
belakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka anjing tersebut
tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akakn tetapi hal
menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda
memukl perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respons
kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada
prinsipnnya tidak hilang, tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karena
belajar.

Bab 1: spesies

77
 Imprinting
 Adalah suatu pengenalan terhadap satu objek seperti induk, hal tersebut

terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir. Contohnya sekelompok
angsa yang baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat
suatu objek yang memberinya makan, maka anak-anak angsa tersebut akan
menganggap anda atau objek tersebut sebagai induknya dan akan terus
mengikuti anda atau objek. Walaupun anak-anak angsa tersebut melihat
induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap
bahwa objek atau anda adalah induknya. Conto tersebut adalah hasil
percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah Nobel karena kajian
tersebut.
 Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada makhluk hidup walaupun
stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah. Misalnya induk burung
akan memberi makan pada boneka anak burung yang membuka mulut pada
sarangnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa dewasa yang diberi
makan di belakangnya.

Bab 1: spesies

78
Imitasi
Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku

sebagai akibat dari pengamatan dan meniru hewan
lainnya. Perilaku tipe ini banyak dipelajari pada
burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh
suatu periode kritis tertentu. Banyak hewan predator,
termasuk kucing, anjing dan serigala kelihatannya
belajar dasar taktik berburu dengan mengamati dan
menirukan induknya. Pada beberapa kasus, factor
genetis dan mencoba-coba dalam tipe belajar ini
memegang peran penting.
Bab 1: spesies

79
Asosiasi atau Pengkondisian (Associative Learning)
Definisi asosiasi atau pengkondisian adalah perilaku

yang disebabkan oleh suatu hasil dari suatu respons
terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi
tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab
prilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus.
Respons adalah sesuatu yang di produksi atau
dihasilkan karena adanya stimulus.

Bab 1: spesies

80
 Inovasi atau “Problem Solving” atau “Insight Learning”
 Inovasi atau disebut juga “reasoning” adalah suatu kemampuan untuk

merespons sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan
tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses belajar dan merupakan
perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme (hewan).
Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan)
untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan
dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme
(hewan dan juga manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau
bertindak untuk melakukan sesuatu dengan alasan tertentu atau
berfikir. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian masalah, sehingga
tipe perilaku ini sering pula diberi istilah “problem solving”.

Bab 1: spesies

81
Perilaku Pengaturan
Usaha untuk menciptakan lingkungan yang

optimal dilakukan sendiri oleh organisme dengan
perilaku mengatur atau pengaturan fisiologis.
Perilaku mengatur merupakan komponen
penting dalam kompensasi dan ekotipe.
Tanggapan/respon yang berupa perilaku terhadap
lingkungannya.

Bab 1: spesies

82
Cont’d
Dalam menciptakan lingkungan yang optimal

dilakukan dengan cara perilaku mengatur secara
fisiologis.
Pada binatang homeotherm /endotherm
mengatur suhu tubuhnya dengan cara fisiologis.
Seperti burung, mamalia
Pada binatang poilikotherm /exotherm mengatur
suhu tubuhnya dengan perilaku. Seperti reptil

Bab 1: spesies

83
Perilaku bermasyarakat
Perilaku bermasyarakat terlihat jelas pada
binatang tingkat tinggi :
Bagaimana mereka mengkomunikasikan
aktivitasnya ke semua anggota masyarakat?
Bagaimana memilih pemimpin?
Bagaimana perilaku agresif untuk
mempertahankan teritorialnya?
Kebanyakan informasi yang dikomunikasikan
merupakan pesan untuk mengkoordinasikan
kegiatan kegiatan individu dalam organisasi
bermasyarakat
Bab 1: spesies

84
Cont’d
Dalam organisasi kemasyarakatan diperlukan

komponen jaringan komunikasi, bentuk hierarki,
dominan, pendidikan, perimbangan antara
persaingan dan kerjasama, antara agresi dan
pasif .
Organisasi kemasyarakat dapat dibentuk dalam
monospesifik /hanya satu spesies atau
polyspesifisik/lebih dari satu spesies.

Bab 1: spesies

85
Komunikasi
Komunikasi visual berhubungan dengan penglihatan :
kupu-kupu jantan melihat adanya kupu-kupu betina
kunang-kunang jantan yang terbang dan menyala di
malam hari
 komunikasi pada lebah madu yang melakukan tariantarian untuk memberi tahu temannya jika menemukan
sumber makanan.
saat mempertahankan daerah teritori
Komunikasi suara atau auditory communication :
mengetahui derah teritori, untuk mengenali sesama
spesies dan digunakan untuk mengetahui sumber
makanan dan untuk melakukan perkawinan, hingga untuk
menginformasikan adanya bahaya.
Bab 1: spesies

86
Cont’d
Komunikasi kimia /pheromon : terjadi karena adanya

bahan kimia yang disekresikan keluar tubuh

organisme dan dapat dikenali (melalui bau,
dimakan, dan lain-lain) oleh sesama spesies dan
akan berguna untuk berbagai kehidupannya,
misalnya untuk kawin, tempat berkumpul
(agregasi), menemukan makanan, mengenali
koloni, adanya bahaya, dll.

Bab 1: spesies

87
Pesan yang disampaikan lewat komunikasi :
Penyerangan
Meloloskan diri dari bahaya
Nonagonistik subset: ketakutan
Asosiasi: asosiasi sosial
Subset; hubungan antara pasang, orang tua dan
anak
 Pemainan
 Persetubuhan
 Frustasi






Bab 1: spesies

88
Review
Habitat
Relung
Padan ekologi
Pemindahan sifat: simpatrik, alopatrik
Speciasi : simpatrik dan allopatrik
Jam biologi : berkaitan dengan waktu
Perilaku: bawaan dan dipelajari

Bab 1: spesies

89

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiENCIK ROSIANA
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiHariyatunnisa Ahmad
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor PembatasNur Aini
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologirobinsyah putra
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Interaksi antar spesies
Interaksi antar spesiesInteraksi antar spesies
Interaksi antar spesiesYuliana Wita
 

Tendances (20)

Ekologi hewan
Ekologi hewanEkologi hewan
Ekologi hewan
 
faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi TumbuhanFisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor Pembatas
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologi
 
Enzim dan Fotosintesis
Enzim dan FotosintesisEnzim dan Fotosintesis
Enzim dan Fotosintesis
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
 
Ekologi Populasi
Ekologi PopulasiEkologi Populasi
Ekologi Populasi
 
Genetika populasi
Genetika populasiGenetika populasi
Genetika populasi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Interaksi antar spesies
Interaksi antar spesiesInteraksi antar spesies
Interaksi antar spesies
 

En vedette (7)

sistem ekologi
sistem ekologisistem ekologi
sistem ekologi
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasi
 
Ppt cnidaria dan porifera
Ppt cnidaria dan poriferaPpt cnidaria dan porifera
Ppt cnidaria dan porifera
 
Sistem Saraf
Sistem SarafSistem Saraf
Sistem Saraf
 
Ekologi Lingkungan
Ekologi LingkunganEkologi Lingkungan
Ekologi Lingkungan
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 

Similaire à EKOSPESIASI

Lk1 modul 3
Lk1 modul 3Lk1 modul 3
Lk1 modul 3buirvina
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayatimayavivianti
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiPretty Menur
 
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5ArdanSyaifulAmri
 
Mekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruMekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruf' yagami
 
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_xModul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_xSanto Widodo
 
Ipa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organisme
Ipa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organismeIpa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organisme
Ipa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organismem. syaiful anwar
 
Keanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantaeKeanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantaeWidya Ariska
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupAzizatul Zainia
 
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanModul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanSofyan F
 
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanModul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanfiriwijarini
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup Erreina Saifa
 
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.pptcupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.pptILALA2
 
Syasridafransiska 140501223505-phpapp01
Syasridafransiska 140501223505-phpapp01Syasridafransiska 140501223505-phpapp01
Syasridafransiska 140501223505-phpapp01Chyassriida Fransiska
 

Similaire à EKOSPESIASI (20)

EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
 
Lk1 modul 3
Lk1 modul 3Lk1 modul 3
Lk1 modul 3
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
BAHAN AJAR BIODIVERSITAS GEOGRAFI SEMESTER 5
 
Mekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruMekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baru
 
Tugas ipa
Tugas ipaTugas ipa
Tugas ipa
 
Syasrida fransiska
Syasrida fransiskaSyasrida fransiska
Syasrida fransiska
 
Syasrida fransiska
Syasrida fransiskaSyasrida fransiska
Syasrida fransiska
 
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_xModul bahan ajar_biologi_kelas_x
Modul bahan ajar_biologi_kelas_x
 
Ipa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organisme
Ipa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organismeIpa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organisme
Ipa kls 9 bab 4. kelangsungan hidup organisme
 
Keanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantaeKeanegaragaman hayati dan plantae
Keanegaragaman hayati dan plantae
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
 
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanModul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
 
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanModul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup
 
Modul 2 biodiversitas new
Modul 2 biodiversitas newModul 2 biodiversitas new
Modul 2 biodiversitas new
 
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.pptcupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
cupdf.com_spesiasi-5607c4035a1c6.ppt
 
Ekosistem2
Ekosistem2Ekosistem2
Ekosistem2
 
Syasridafransiska 140501223505-phpapp01
Syasridafransiska 140501223505-phpapp01Syasridafransiska 140501223505-phpapp01
Syasridafransiska 140501223505-phpapp01
 

Plus de Syarifah Algadri

Plus de Syarifah Algadri (6)

Carp genetics
Carp genetics Carp genetics
Carp genetics
 
Hk. Dinamika
Hk. Dinamika Hk. Dinamika
Hk. Dinamika
 
Bab 4. komunitas
Bab 4. komunitasBab 4. komunitas
Bab 4. komunitas
 
Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem
 
Bab 2. respon organisme
Bab 2. respon organisme Bab 2. respon organisme
Bab 2. respon organisme
 
Respirasi, Fisiologi hewan 1
Respirasi, Fisiologi hewan 1Respirasi, Fisiologi hewan 1
Respirasi, Fisiologi hewan 1
 

Dernier

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 

Dernier (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 

EKOSPESIASI

  • 1. Konsep spesies Konsep habitat dan relung Respon Organisme (bab 2) Padan Ekologi Pemindahan sifat Seleksi Alam : Spesiasi allopatrik dan simpatrik Penjinakkan (domestikasi) Jam Biologi Pola Perilaku dasar Perilaku mengatur Perilaku bermasyarakat Bab 1: spesies 1
  • 2. Konsep spesies Definisi Spesies  Secara biologis:’ kelompok individu yang mampu melaksana interbreeding secara alami dan menghasilkan keturunan yang fertil  Secara ekologis: sama dengan secara biologis namun dengan ciri lain yaitu menempati niche yang spesifik dan sama  Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies tidak saling kawin karena hambatan geografis namun bila dipertemukan dan dikawinkan dapat menghasilkan keturunan fertil.  Dua spesies yang berbeda jika saling berkawin akan menghadapi masalah hambatan biologis; apabila menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan ini biasanya steril/mandul. Bab 1: spesies 2
  • 3. Konsep habitat dan relung ekologi Habitat/house adalah tempat hidup suatu organisme atau komunitas Niche/home atau relung ekologi bukan hanya merupakan habitat tetapi termasuk juga fungsional organisme dalam komunitasnya serta posisinya dlm gradien lingkungannya (suhu dll) Relung ekologi terdiri atas 3 aspek: a. habitat/relung ruang b. fungsi organisme tersebut /relung trophik c. lingkungan yang dapat dihuni tanpa batas/relung multidimensi-hipervolume. Bab 1: spesies 3
  • 4. Relung ekologi suatu organisme tidak hanyatergantung di mana organisme tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme (misalbagaimana organisme mengubah energi,bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkunganfisik maupun biologi) dan bagaimana organismedihambat oleh spesies lain Bab 1: spesies 4
  • 6. Konsep habitat dan relung ekologi Relung ekologi suatu organisme tergantung pada habitat, bagaimana organisme berperan dalam komunitas, mengubah energi, menghadapi lingkungan dan interaksi dengan organisme lainnya. Relung ekologi suatu organisme meliputi sifatsifat biologi organisme tersebut dan faktor-faktor fisik yang mempengaruhinya. Habitat= ALAMAT dan relung ekologi = PROFESI Bab 1: spesies 6
  • 7. Konsep habitat dan relung ekologi Misal : Ingin mengenal orang dalam masyarakat Alamat : tempat orang itu dpt dijumpai Tetangga, kedudukannnya, minat, kawannya, pembantunya, peranan dalam masyarakat
  • 8. Konsep habitat dan relung ekologi Untuk organisme : aktivitas, makanan, sumber energi,metabolisme, pertumbuhan, pengaruhnya terhadap organisme sekitarnya, dan kemampuannya dalam mempengaruhi lingkungan hidupnya
  • 9. Konsep habitat dan relung ekologi Contoh relung ekologi burung Parulidae yang hidup dan berkembang biak di hutan subtrophis/makrohabitat dapat dibedakan menjadi 5 relung ekologi berdasarkan tempat mencari makan dan bersarang. Bab 1: spesies 9
  • 11. Perbedaan relung dapat dilihat secara morphologi dari jenis/komunitas seperti bentuk dan panjang paruh burung yang menunjukkan jenis makanannya. Bab 1: spesies 11
  • 12. Bentuk mulut pada serangga Bab 1: spesies 12
  • 13. Perbedaan relung dapat juga dilihat secara morphologi dari jenis/komunitas seperti bentuk kaki burung yang menunjukkan habitat BERBAGAI BENTUK PARUH DAN KAKI UNGGAS SERTA FUNGSINYA.docx Bab 1: spesies 13
  • 14. Relung Dalam species yang sama kompetisi akan sangat berkurang bila pada tingkat perkembangan mempunyai relung yang berbeda Misal: berudu hebivora, sedangkan katak dewasa insektivora
  • 15. Relung Juga terjadi antara jantan dan betina Contoh : a. Burung pelatuk jantan dan betina paruhnya tidak sama besar b. Elang dan banyak insekta jantan lebih besar daripada betina
  • 16. Respon Organisme (bab 2) Padan Ekologi Organisme merespon kondisi lingkungan mengikuti aturan: Hukum minimum Hukum toleransi mekanisme faktor pembatas Hasil dari interaksi ini berupa distribusi  akan dikaji lebih detail dalam bab 2 Bab 1: spesies 16
  • 17. Padan ekologi Padan ekologi/ECOLOGICAL EQUIVALENTS: org yang menduduki relung ekologi yang sama atau serupa namun pada daerah geografis yang berbeda. Spesies yg memiliki relung ekologi yang sama : a. cenderung secara taksonomi berhubungan erat pd daerah-daerah yang bersinambungan b. Sedang pada daerah yang terpisah jauh atau terpencil dari satu dan lainnya, sering kali tidak berhubungan erat Bab 1: spesies 17
  • 18. Padan ekologi Komposisi spesies dalam suatu komunitas akan berbeda pada daerah geografis yang berbeda, tetapi ekosistemnya akan tetap berkembang dengan baik, asal habitat fisiknya serupa Relung fungsional yang sepadan akan diduduki oleh jenis organisme daerah itu. Contoh ekosistem padang rumput akan terbentuk dimana saja di daerah dengan iklim padang rumput / secara geografis sama tetapi komposisi rumputnya berbeda beda Bab 1: spesies 18
  • 19. Padan ekologi Contoh pada herbivora pemakan rumput, bison di Amerika, kuda liar di Eurasia, antelope di Afrika dan kangguru di Australia mereka memiliki relung ekologi yang sama. Kangguru di Australia merupakan padanan ekologi (ecological equivalent) bagi bison di Amerika. Bab 1: spesies 19
  • 20. Pemindahan sifat ALLOPATRIK : spesies spesies yang sama hidup pada daerah geografis yang berbeda terpisahkan karena adanya barrier ruang. SYMPATRIK : spesies spesies yang berbeda hidup pada daerah yang sama dengan relung yang berbeda Allopatrik= berlainan tanah air, sympatrik = tanah air sama. Bab 1: spesies 20
  • 21. Pemindahan sifat Perbedaan pada spesies yang berkerabat dekat sering bertambah(divergen) pada populasi yang simpatrik dan perbedaan berkurang(convergen) pada populasi allopatrik Peristiwa ini disebut pemindahan sifat /charater displacement. Bab 1: spesies 21
  • 23. Pemindahan sifat Pemindahan sifat mempunyai 2 arti adaptif : Memperbanyak pemindahan relung dan mengurangi persaingan Mempertinggi terjadinya proses pemisahan genetik. Dengan cara memelihara perbedaan dan menghalangi hybridisasi. Bab 1: spesies 23
  • 24. Species A dan species B mempunyai habitat yang tumpang tindih (r), pada habitat yang tidak tumpang tindih populasi A dan B sukar dibedakan. Tetapi pada habitat r populasi A dan B lebih divergen, karena mempunyai ciri yang berbeda (tingkah laku, morfologi dan fisiologi) Terjadi “displace” Perbedaan morfologi, akan mengurangi kompetisi
  • 25. Seleksi Alam : Spesiasi allopatrik dan simpatrik  Spesiasi atau pembentukan spesies baru akan terjadi apabila arus gen dalam kelompok/komunitas terganggu atau terputus oleh mekanisme pengucilan/isolasi. Spesiasi allopatrik terjadi melalui pemisahan populasi. Contoh burung finches di Galapagos Spesiasi sympatrik terjadi melalui pemisahan secara ekologi atau genetik pada daerah yang sama. Contoh pada tumbuhan penyerbukan sendiri/ reproduksi secara aseksual, penanaman rumput dirawa yang menghasilkan spesies baru. Bab 1: spesies 25
  • 26. Contoh : Alopatrik suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri.  Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing Bab 1: spesies 26
  • 27. Cont’d Mekanisme timbulnya species baru terutama disebabkan oleh adanya species allopatrik, yaitu jika 2 kel populasi dari satu species yang dapat interbreeding kemudian terpisah, sehingga tidak bisa interbreeding untuk jangka yang lama, karena tidak dapat interbreeding dan karena adanya adaptasi akan menjadi 2 species baru
  • 28. Burung Finches Isolasi geografis burung Finch di Kepulauan Galapagos menghasilkan lebih dari satu lusin spesies baru hal ini merupakan petunjuk bahwa variasi yang mengarah ke speciasi terjadi disini Bab 1: spesies 28
  • 30. Mekanisme perkembangan Burung Finch tersebut adalah : 1. Telah terjadi proses evolusi pada burung finch, yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik burung finch yang terdapat di Kepulauan ini. 2. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena adanya seleksi alam yang menyebabkan beberapa populasi burung finch mengalami perubahan bentuk fisik. 3. Seleksi alam yang terjadi dikarenakan karena minimnya persediaan makanan serta isolasi geografi yang terjadi. Bab 1: spesies 30
  • 31. Cont’d 4. Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan pada paruh burung yang disesuaikan dengan jenis makanan yang ada. 5.Proses tersebut telah terjadi dari generasi ke generasi selama ribuan tahun. 6. Proses adaptasi yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pewarisan sifat makhluk hidup terutama burung finch. Bab 1: spesies 31
  • 32. Biawak yang hidup di Galapagos umumnya dapat hidup dengan hanya memakan daun. Pada daerah pantai tidak tersedia dedaunan, sehingga biawak yang hidup di sana terpaksa memakan ganggang laut. Untuk mendapatkan makanannya, biawak harus bisa melawan ombak pantai yang besar dan menyelam ke dasar laut sehingga biawak memerlukan cakar untuk berpegangan pada licinnya bebatuan yang tertelan ombak laut. Karena kebiasaanya itulah, menyebabkan cakar pada biawak semakin memanjang dan kuat. Pada suatu saat biawak ini harus kembali ke darat (karena tidak mungkin bila terus berada di dalam air). Oleh karena itu biawak melindungi diri dengan cenderung menghitamkan kulitnya agar terhindar dari kerusakan sinar ultra violet. Bab 1: spesies 32
  • 33. Kura kura yang hidup di Galapagos :  berleher pendek dan badannya agak normal mendiami daerah daratan berair sedangkan,  kura-kura berleher panjang mendiami kawasan yang lebih kering yang hanya ditumbuhi kaktus karena berfungsi untuk mencari makanan berupa dedaunan. Bab 1: spesies 33
  • 34. Seleksi Alam : simpatrik  Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid.  Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk poliploid contoh speciaisi dengan mekanisme simpatrik adalah ketika tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa dari perkawinan menghasilkan spesies baru Arabidopsis suecica. Bab 1: spesies 34
  • 38. Cont’d Contoh seleksi alam yang cepat : industrial melanism, berkembangnya kupu2 berwarna hitam akibat pencemaran lingkungan. Lichen menjadi hilang, warna putih hilang, hitam dominan, kupu2 warna putih terkena seleksi oleh predator karena terlihat lebih nyata
  • 39.  Sekitar tahun 1850 yaitu masa sebelum berkembangnya revolusi industri di Inggris, tepatnya di Manchester, kupu Biston betularia berwarna cerah lebih banyak daripada yang berwarna gelap. , warna kulit batang pohon di sekitar kota Manchester sangatlah terang. Karenanya, kupu-kupu berwarna gelap yang hinggap pada pohonpohon tersebut mudah terlihat sehingga mudah menjadi mangsa bagi burung-burung dan predator lainnya, akibatnya, jumlahnya menjadi berkurang
  • 40. Industrial Melanism Gambar kiri sebelum Revolusi industri, kupu bersayap gelap lebih gampang terlihat. Gambar kanan setelah Revolusi Industri, kupu bersayap terang yang lebih gampang terlihat. Ini mempengaruhi pergeseran peluang predasi. Tetapi setelah berlangsungnya revolusi industri, ternyata kupu yang berwarna gelap lebih banyak daripada yang berwarna cerah. Sebagian besar kulit batang pohon menjadi gelap akibat polusi asap pabrik yang dapat membunuh Lichenes sp (jamur yang memberi warna putih pada pohon) yang disebabkan oleh revolusi industri, kupu berwarna terang menjadi yang paling diburu oleh predator dan jumlah populasi kupu berwarna gelap meningkat.
  • 41.
  • 42. Seleksi buatan : Penjinakan/domestikasi Seleksi buatan dilakukan manusia untuk mendapatkan tanaman atau hewan yang sesuai dengan kebutuhannya. Dilakukan dengan tujuan adaptasi tumbuhan atau hewan untuk kepentingan manusia : 1) tingkat produktivitas yang tinggi; 2) ketahanan/ daya hidup; 3) keindahan dsb. Penjinakan tumbuhan dan binatang akan mengakibatkan perubahan genetik, karena adaptasi timbal balik antara penjinak dan yang dijinakkan. Bab 1: spesies 42
  • 43. Penjinakan/domestikasi Penjinakan merupakan interaksi yang dapat : merubah ekosistem,  mempengaruhi jumlah/besarnya populasi, proses arus energi dan gen. Masalah besar dan buruk akan timbul jika domestikasi terlepas dan berubah menjadi hama. Bab 1: spesies 43
  • 45. Jagung : 10 ribu tahun lalu, jagung yang ada di dunia beraneka bentuk dan kondisinya. Manusia menyeleksinya sehingga hanya beberapa jenis saja. Sekarang kita punya jagung dengan biji yang besar dan rapat, dirancang khusus untuk memenuhi hasrat kita akan makanan. Cabe pedas : Cabe pertama kali muncul di Amerika Tengah dan Selatan. Di masa lalu, hanya ada 20 hingga 30 spesies liar di Amerika. Orang Indian menyeleksi lima spesies saja yang mereka jadikan pertanian cabe. Columbus datang ke Amerika dan membawa cabe ke Eropa. Dari Eropa cabe menyebar ke segala sisi dunia. Sekarang telah ada 1600 varietas cabe yang dibudidayakan oleh manusia. Dari yang paling pedas hingga yang paling manis. Dari cabe kuning hingga merah dan hijau, dari cabe bulat hingga cabe keriting, kurus panjang. Bab 1: spesies 45
  • 46. Ikan mas  Sekarang ikan mas ada yang berwarna-warni dan gendut. Ikan mas koki adalah spesies ikan mas yang dievolusikan oleh manusia. Seandainya kita ikan mas, kita akan memandang bahwa ikan mas koki adalah keturunan yang cacat. Ia gendut dan susah berenang, tapi bagi manusia kegemukan dan kelambanan gerak mas koki adalah keindahan, dan manusia menyeleksinya dari keturunan ikan mas menjadi jenis ikan mas khusus. Jika alam yang menyeleksinya, maka alam perlu memberinya lingkungan hidup yang baru untuk bertahan hidup, jika tidak ia akan punah. Manusia memberinya lingkungan hidup mewah di akuarium, dan ikan mas cacat dengan sirip mengembang tak bertenaga, perut gemuk dan mata menonjol inipun terlestarikan. Bab 1: spesies 46
  • 47. Menurut ahli biologi Jared Diamond, hewan harus memenuhi kriteria agar dapat dipertimbangkan untuk didomestikasi: 1. Pakannya mudah didapatkan. Hewan tersebut harus mau memakan makanan yang berada di luar piramida makanan manusia. 2. Tumbuh dengan cepat sehingga mempercepat proses perkembangbiakkan dan dimanfaatkan. 3. Memungkinkan untuk dikembangbiakkan dalam penangkaran. 4. Tidak agresif. 5. Tidak mudah stres. Karena syarat-syarat itulah, kebanyakan domestikasi dilakukan pertama-tama untuk keperluan kesenangan semata sebagai hewan peliharaan (pet). Banyak jenis binatang masa kini mulai ditangkarkan untuk keperluan sebagai peliharaan, namun perilaku liarnya masih terbawa. Domestikasi memerlukan puluhan generasi untuk mendapatkan yang benar-benar adaptif dengan lingkungan buatan manusia. Bab 1: spesies 47
  • 48. Perpindahan lokasi dari Jagung yang asalnya Meksiko, tapi Brasilia menumbuhkannya tiga kali lebih banyak, China sebanyak enam kali lebih banyak, dan Amerika sebanyak 10 kali. Kentang yang mulainya di Andes, kini produktor utamanya adalah Cina, Rusia dan Polandia. Selain dengan jelas menunjukkan difusi dan adopsi teknologi berkenaan dengan hasil domestikasi, tapi hal ini menunjukkan juga tumbuhan yang didomestikasi berlangsung secara luar biasa, menyebar luas dan jauh dari asalnya, bahkan terkadang melimpah di kawasan yang didatanginya. Dicontohkan oleh Wallack (2001), gandum (Triticum spp.)yang berasal dari Timur Tengah, kini diproduksi besar-besaran di Cina, India, dan Amerika.
  • 49. Jam biologi Organisme memiliki mekanisme fisiologis untuk mengukur waktu/JAM BIOLOGI atau mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara otomatis  Kemampuan untuk menentukan waktu mengulangi fungsi-fungsi dalam kurun waktu 24 jam (Cyrcadian rhytm)  Kejadian berkaitan dengan aktivitas berperiodik dapat dalam skala harian, bulan/pasang surut/purnama, daur musiman.  Ritme aktivitas karena jam biologi dapat terlihat pada beberapa organisme dari tingkat rendah seperti algae sampai manusia. Tanaman, hewan, bahkan bakteri ternyata juga memiliki irama sirkadian tersebut.  Jet lag atau secara medis disebut desinkronisasi terjadi akibat gangguan ritme sirkadian setelah kita melewati zona waktu yang berbeda. Bab 1: spesies 49
  • 50. Jam Biologi Ada orang yang bisa tidur awal dan selalu bangun pagi. Pagi-pagi mereka sudah bangun, dan begitu bangun mereka mampu bekerja dengan penuh konsentrasi. Namun, ada juga orang yang selalu begadang, mereka secara naluri tidak dapat tidur sebelum larut malam. Kalau bangun terlalu pagi, mereka menjadi cepat marah dan tidak bisa berkonsentrasi saat bekerja
  • 51. Jam Biologi Apa yang menyebabkan perbedaan tersebut? Pasalnya adalah setiap orang memiliki jam biologis atau mekanisme pengaturan waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara otomatis. Jam ini sudah terprogram secara genetis dan menentukan kapan waktunya kita bangun dan kapan kita tidur. Selain pola makan dan tidur, jam biologis juga mengatur suhu badan, aktivitas gelombang otak, produksi hormon,regenerasi sel dan aktivitas-aktivitas biologi.
  • 52. Jam Biologi Dua teori mengenai mekanisme jam biologi 1. Hipotesis waktu endogen : jam atau waktu harian yang telah terprogram oleh tubuh organisme dan dapat mengukur tanpa adanya petunjuk lingkungan. Contoh : orang bekerja dalam ruangan dengan sistem ‘shift’ dari waktu ke waktu tertentu, lama-kelamaan orang tersebut akan dapat mengukur kemampuan fisiologisnya yaitu waktu harian dalam tubuh organisme yang bekerjanya 2. Hipotesis waktu eksternal : jam atau waktu harian dalam tubuh organisme yang bekerjanya diatur oleh tanda-tanda dari lingkungan. Contoh : kelelawar (Chiroptera) akan terbang mencari mangsa pada saat hari menjelang gelap
  • 53. Jam biologi Jam jam biologi akan terangkai menjadi ritme ritme respon pada lingkungan dengan secara fisiologis organisme Memungkinkan organisme untuk membuat antisipasi harian musiman atau periodisitas lain seperti sinar matahari, temperatur atau pasang surut. Bab 1: spesies 53
  • 54. Jam biologi Contoh : Beberapa binatang yang hidup di alam terlihat lebih aktif pada malam hari dan tetap tinggal di sarangnya sepanjang siang. Ritme aktivitas ini terjadi karena mekanisme pencatatan waktu dengan melihat tanda terang gelap harian akibat dari perputaran bumi. Apabila binatang tersebut ditempat pada kondisi gelap terus maka ritme aktivitas malam hari akan terus berlangsung. Bab 1: spesies 54
  • 55. Jam biologi a. Migrasi vertikal dari zooplankton. Pada malam hari plankton naik kepermukan untuk mencari makanan dan turun ke tempat yang lebih dalam dan gelap pada siang hari untuk menghidari pemangsa. b. niktinasti Bab 1: spesies 55
  • 56. Jam biologi Bab 1: spesies 56
  • 57.  Mengapa Mengantuk Malam Hari?  Mengapa saat malam kita mengantuk? Atau mengapa bila masyarakat pedesaan yang belum ada listrik cenderung tidur lebih cepat? Jawabannya adalah karena adanya hormon melatonin. SCN (Supra Chiasmatic Nuclei) merupakan pusat jam biologis yang dari namanya tersirat sifat peka cahayanya. Nucleus ini terletak di atas (supra) saraf mata (chiasma) akan memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan hormon melatonin ini saat hari sudah gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan memerintahkan tubuh untuk beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang membuat suasana malam hari menjadi terang menghambat dikeluarkannya hormon melatonin, sehingga saat ini jam tidur manusia lebih larut malam daripada sebelumnya.  Tubuh kita mudah beradaptasi. Misalnya, untuk pekerja yang bekerja saat malam hari, SCN akan beradaptasi dalam mengeluarkan hormon melatonin sehingga mereka akan tetap terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila malam semakin larut, kita akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon melatonin yang dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh dan tekanan darah dalam tubuh. Bab 1: spesies 57
  • 58. Hormon Dalam Tubuh Saat Kita Tidur Agar dapat memperbaiki sel-sel yang rusak, tubuh membutuhkan tidur. Tidur sehat manusia adalah 7 sampai 9 jam setiap hari. Perbaikan sel ini dipicu oleh hormon yang bernama Human Growth Hormone (HGH). Karena itu, dengan tidur yang cukup rata-rata 8 jam per hari, sama saja dengan membiarkan tubuh Anda memulihkan tubuh kembali. Tentu ini akan membuat Anda bangun dengan sehat dan segar pada pagi hari setelah tidur yang cukup. Bab 1: spesies 58
  • 59. Mengapa Anda Mampu Menahan Kencing saat tidur? Pernahkah Anda bertanya mengapa meskipun tidur lebih dari 8 jam, Anda tidak merasakan ingin buang air kecil pada saat tertidur? Saat kita tidur, tubuh memproduksi hormon vasopressin yang menghambat pengeluaran urine sehingga kita bisa tidur tanpa terganggu harus ke kamar kecil. Bab 1: spesies 59
  • 60. Jam Biologi Jam biologi ~ ritme Circadian : siklus biologi tumbuhan selama 24 jam Misal : gerak membuka & menutupnya stomata, gerakan tidur pada putri malu (Mimosa pudica) atau gerak tidur pada tumbuhan lainnya. M. pudica Gerak tanaman kacang : Jam 12.00 Jam 24.00 posisi daun horizontal daun terkulai (gerakan tidur) 2 BIO100/101 Tumbuhan 2 31
  • 61. Perilaku dasar merespon lingkungan Perilaku : merupakan tindakan dari organisme untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya agar dapat mempertahankan hidupnya. Merupakan cara individu bermasyarakat. Perilaku merupakan tindakan yang kompleks yang dibentuk oleh 6 komponen : tropisme, taxis, refleks, naluri/insting, pengetahuan, dan penalaran. Bab 1: spesies 61
  • 62. Cont’d Para ahli ethology (adat: perilaku) membedakan : Tropisme, taxis pengatur, refleks dan naluri merupakan perilaku bawaan Pengetahuan dan penalaran merupakan perilaku yang dapat dipelajari Tetapi ternyata perilaku yang dipelajari dibangun dari perilaku bawaan seperti naluri, refleksi dan perilaku keturunan. Bab 1: spesies 62
  • 63. Cont’d Perilaku Bawaan/insting 1. TROPISME : pada gerakan berorientasi/terarah organisme yang tidak mempunyai sistem syaraf, seperti tumbuhan. Tropisme gerakan merubah arah seperti: Phototropisme: perputaran arah pada bunga matahari ke arah sinar matahari Geotropisme : Pergerakan akar ke bawah Hidrotropisme : Hidrotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa air. Gerak akar tumbuhan selalu menuju ke tempat yang basah (berair). Misalnya, gerakan akar kaktus untuk mencari air. Bab 1: spesies 63
  • 64. Cont’d Kemotropisme : gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa zat kimia. Misalnya, gerakan akar yang menuju unsur hara atau pupuk dalam tanah. Tigmotropisme : gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa sentuhan benda yang lebih keras. Misalnya, gerak pada tumbuhan yang memiliki sulur. Bab 1: spesies 64
  • 67. Cont’d 2. Taxis : gerak berpindah seluruh tubuh yang dipengaruhi oleh rangsang, seperti : reaksi reaksi yang tidak terarah menghindar dari lingkungan yang tidak mendukung reaksi reaksi terarah mendekat atau menjauhi rangsangan Merupakan gerak pindah tempat, terjadi pada organisme rendah Bab 1: spesies 67
  • 68. Cont’d Beberapa bentuk taksis : Fototaksis : rangsangannya cahaya contoh : Cloroplas bergerak ke sisi yang mendapatkan cahaya Euglena viridis selalu bergerak menuju tempat yang terkena cahaya. Spora jamur Pilobolus bergerak ke tempat yang cahaya. Kemotaksis : rangsangannya adalah zat kimia contoh : Bacteri aerob selalu berkumpul pada tempat yang banyak oksigen. Spermatozoid bergerak menuju sel telur pada peristiwa pembuahan lumut. Rangsangan penyebabnya adalah zat gula atau protein. Bab 1: spesies 68
  • 69. Cont’d 3. Refleks : merupakan gerakan merespon rangsangan khusus pada organ organ bagian tubuh. Refleks yang sudah menjadi kebiasaan merupakan permulaan dari perilaku yang dipelajari 4. Naluri/insting terlihat pada serangga. Seperti urutan ketika membuat sarang, mengumpulkan makanan, perkenalan, perkawinan, bertelur, melindungi individu baru. Didapat tanpa mempelajari Bab 1: spesies 69
  • 70. Perilaku bawaan atau naluri atau insting (instinct) Perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan) tertentu pada suatu spesies, biarpun perilaku tersebut tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini bersifat menurun. Hal ini dapat diuji dengan menetaskan hewan ditempat terpencil, sehingga apapun yang dilakukan hewan-hewan tersebut berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewanhewan yang lain. Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada hewan-hewan menyusui, karena pada hewan-hewan menyusui selalu ada kesempatan pada anaknya untuk belajar dari induknya. Contoh: Bab 1: spesies 70
  • 71. Pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi yang kompleks, tetapi bentuk akhir sarangnya seluruhnya bergantung pada nalurinya. Dan bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola khusus tersebut. Sarang Laba - laba Sumber Gambar : http://www.harunyahya.com/indo/buku/menga gumkan/images_mengagumkan/spider.jpg Pada pembuatan sarang burung, misalnya sarang burung manyar (Ploceus manyar). Meskipun burung tersebut belum pernah melihat model sarangnya, burung manyar secara naluriah akan membuat sarang yang sama. Sarang Burung Manyar Sumber Gambar : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commo 71 Bab 1: spesies
  • 72. Pada hewan tingkat tinggi Innate : perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku ini tidak perlu adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dan sering kali terjadi pada saat baru lahir dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).  Insting : merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang merupakan faktor keturunan. Semua makhluk hidup memiliki beberapa insting dasar.  Pola Aksi Tetap (FAPs= Fixed Action Paterns) : perilaku stereotipik yang disebabkan adanya stimulus yang spesifik. Contohnya saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan di dalam mulut anak burung tersebut. Contoh lainnya adalah anak bebek yang baru menetas akan masuk kedalam air. Perilaku ini telah “diprogramkan sebelumnya”, Bab 1: spesies 72
  • 73. Studi kasus mengenai lovebird (jenis burung) menunjukan perilaku dengan pengaruh genetik yang kuat. Namun demikian terdapat suatu norma reaksi. Perilaku dapat diubah oleh pengalaman lingkungan. Bab 1: spesies 73
  • 74. Hasil penelitian Niko Tinbergen : 1.Perilaku pencarian sarang tawon adalah petunjuk lingkungan. 2.Kelestarian hidup tawon ditingkatkan oleh kemampuan betina untuk menyimpan informasi mengenai lokasi sarangnya dan untuk menggunakan informasi tersebut untuk menemukan dan merawat sarangnya Bab 1: spesies 74
  • 75. Tinbergen melakukan percobaan dengan menggunakan sarang tawon yang ditempatkan di tengah lingkaran bunga inus, kemudian lingkaran bunga pinus dipindahkan disamping sarangnya. Ternyata tawon tersebut kembali ketengah lingkaran, tidak ke sarang. Demikian pula setelah lingkaran bunga pinus diganti dngan lingkaran batu tanpa sarang, dan disebelahnya dibentuk segitiga dari bunga pinus dengan sarang di tengahnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tawon kembali ke lingkaran batu, bukan ke sarang di tengah segitiga bunga pinus. Hasil tersebut menyatakan bahwa tawon dapat menggunakan suatu bentuk di tanah dan terus menjaga lingkaran 75 tersebut dengan 1: spesies untuk mangenal sesuatu. Bab belajar
  • 76. Perilaku yang dipelajari Seringkali suatu perilaku hewan terjadi kareena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau “innate behavior”), dan karena akibat proses belajar atau penglaman yang dapat disebabkan karena melalui suatu proses belajar yang sederhana. Belajar (learning) : Suatu proses pembelajaran yang merupakan perubahan adaptif pada perilaku sebagai hasil dari pengalaman di masa sebelumnya. : Habituasi, Imprinting, Asosiasi, Imitasi, Inovasi Bab 1: spesies 76
  • 77.  Habituasi (habituation)  Habitasi adalah suatu bentuk belajar yang paling sederhana, akan terjadi jika stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh organisme (hewan) secra berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebut maka organisme (hewan) akan mengabaikannya. Habitusi akan dihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akan kehilangan respons bila stimulus dilakukan berulangulang dan tidak membahayakan dirinya.  Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secara perlahan seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka ia akan menoleh ke belakang, bila anda memukul dengan berulang kali, maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akan menoleh. Akakn tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukul perlahan dibagian lain, atau anda memukl perlahan setelah beberapa hari, anjing akan memberikan respons kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnnya tidak hilang, tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karena belajar. Bab 1: spesies 77
  • 78.  Imprinting  Adalah suatu pengenalan terhadap satu objek seperti induk, hal tersebut terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir. Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir anda beri makan atau angsa-angsa tersebut melihat suatu objek yang memberinya makan, maka anak-anak angsa tersebut akan menganggap anda atau objek tersebut sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atau objek. Walaupun anak-anak angsa tersebut melihat induknya yang benar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwa objek atau anda adalah induknya. Conto tersebut adalah hasil percobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah Nobel karena kajian tersebut.  Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada makhluk hidup walaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah. Misalnya induk burung akan memberi makan pada boneka anak burung yang membuka mulut pada sarangnya. Anak-anak angsa akan mengikuti boneka angsa dewasa yang diberi makan di belakangnya. Bab 1: spesies 78
  • 79. Imitasi Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai akibat dari pengamatan dan meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyak dipelajari pada burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatas oleh suatu periode kritis tertentu. Banyak hewan predator, termasuk kucing, anjing dan serigala kelihatannya belajar dasar taktik berburu dengan mengamati dan menirukan induknya. Pada beberapa kasus, factor genetis dan mencoba-coba dalam tipe belajar ini memegang peran penting. Bab 1: spesies 79
  • 80. Asosiasi atau Pengkondisian (Associative Learning) Definisi asosiasi atau pengkondisian adalah perilaku yang disebabkan oleh suatu hasil dari suatu respons terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak. Kondisi penyebab prilaku tersebut dikatakan pula sebagai stimulus. Respons adalah sesuatu yang di produksi atau dihasilkan karena adanya stimulus. Bab 1: spesies 80
  • 81.  Inovasi atau “Problem Solving” atau “Insight Learning”  Inovasi atau disebut juga “reasoning” adalah suatu kemampuan untuk merespons sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukan dengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses belajar dan merupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme (hewan). Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme (hewan) untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yang baru dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya, setiap organisme (hewan dan juga manusia) dapat memiliki perilaku tertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu dengan alasan tertentu atau berfikir. Subjek dari inovasi adalah penyelesaian masalah, sehingga tipe perilaku ini sering pula diberi istilah “problem solving”. Bab 1: spesies 81
  • 82. Perilaku Pengaturan Usaha untuk menciptakan lingkungan yang optimal dilakukan sendiri oleh organisme dengan perilaku mengatur atau pengaturan fisiologis. Perilaku mengatur merupakan komponen penting dalam kompensasi dan ekotipe. Tanggapan/respon yang berupa perilaku terhadap lingkungannya. Bab 1: spesies 82
  • 83. Cont’d Dalam menciptakan lingkungan yang optimal dilakukan dengan cara perilaku mengatur secara fisiologis. Pada binatang homeotherm /endotherm mengatur suhu tubuhnya dengan cara fisiologis. Seperti burung, mamalia Pada binatang poilikotherm /exotherm mengatur suhu tubuhnya dengan perilaku. Seperti reptil Bab 1: spesies 83
  • 84. Perilaku bermasyarakat Perilaku bermasyarakat terlihat jelas pada binatang tingkat tinggi : Bagaimana mereka mengkomunikasikan aktivitasnya ke semua anggota masyarakat? Bagaimana memilih pemimpin? Bagaimana perilaku agresif untuk mempertahankan teritorialnya? Kebanyakan informasi yang dikomunikasikan merupakan pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan kegiatan individu dalam organisasi bermasyarakat Bab 1: spesies 84
  • 85. Cont’d Dalam organisasi kemasyarakatan diperlukan komponen jaringan komunikasi, bentuk hierarki, dominan, pendidikan, perimbangan antara persaingan dan kerjasama, antara agresi dan pasif . Organisasi kemasyarakat dapat dibentuk dalam monospesifik /hanya satu spesies atau polyspesifisik/lebih dari satu spesies. Bab 1: spesies 85
  • 86. Komunikasi Komunikasi visual berhubungan dengan penglihatan : kupu-kupu jantan melihat adanya kupu-kupu betina kunang-kunang jantan yang terbang dan menyala di malam hari  komunikasi pada lebah madu yang melakukan tariantarian untuk memberi tahu temannya jika menemukan sumber makanan. saat mempertahankan daerah teritori Komunikasi suara atau auditory communication : mengetahui derah teritori, untuk mengenali sesama spesies dan digunakan untuk mengetahui sumber makanan dan untuk melakukan perkawinan, hingga untuk menginformasikan adanya bahaya. Bab 1: spesies 86
  • 87. Cont’d Komunikasi kimia /pheromon : terjadi karena adanya bahan kimia yang disekresikan keluar tubuh organisme dan dapat dikenali (melalui bau, dimakan, dan lain-lain) oleh sesama spesies dan akan berguna untuk berbagai kehidupannya, misalnya untuk kawin, tempat berkumpul (agregasi), menemukan makanan, mengenali koloni, adanya bahaya, dll. Bab 1: spesies 87
  • 88. Pesan yang disampaikan lewat komunikasi : Penyerangan Meloloskan diri dari bahaya Nonagonistik subset: ketakutan Asosiasi: asosiasi sosial Subset; hubungan antara pasang, orang tua dan anak  Pemainan  Persetubuhan  Frustasi      Bab 1: spesies 88
  • 89. Review Habitat Relung Padan ekologi Pemindahan sifat: simpatrik, alopatrik Speciasi : simpatrik dan allopatrik Jam biologi : berkaitan dengan waktu Perilaku: bawaan dan dipelajari Bab 1: spesies 89

Notes de l'éditeur

  1. /