BENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkv
Bab 3. populasi dalam ekosistem
1. Bab 3:
Populasi dalam Ekosistem
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Life history
Sifat Populasi
Kerapatan dan indeks Abundansi
Konsep Laju
Natalitas
Mortalitas
Penyebaran Umur
bab 3: populasi
1
2. Bab 3:
Asas dan konsep organisasi populasi
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Laju Instrisik
Bentuk Pertumbuhan Populasi
Fluktuasi Populasi
Penyebaran Populasi
Dispersal
Agregasi
Isolasi dan teritorialitas
bab 3: populasi
2
3. Life History
Life History:
Strategi” r” dimiliki oleh populasi yang masa
hidupnya pendek, ukuran tubuh kecil, laju
reproduksi cepat, menghasilkan banyak anak
dengan sedikit perhatian induk.
Contoh: ikan, kecoak,bakteri, gulma
bab 3: populasi
3
4. Life History
Strategi “k” dimiliki oleh populasi yang masa
hidupnya panjang, ukuran tubuhnya besar, laju
reproduksi lambat, menghasilkan sedikit anak
dengan intensif perawatan dari induknya
Contoh : manusia, gajah, jerapah
bab 3: populasi
4
5. Sifat Populasi
Populasi didefinisikan sebagai kumpulan individu
dari spesies yang sama, hidup bersama pada
habitat yang sama.
Kelompok individu ini secara kolektif akan
membentuk sifat populasi yang unik dan bukan
lagi sifat individu.
Sifat Populasi dapat dikaji dengan mengamati:
KERAPATAN, NATALITAS, MORTALITAS,
PENYEBARAN UMUR, POTENSI BIOTIK,
DISPERSI, BENTUK PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN.
5
bab 3: populasi
6. Sifat Populasi
Sifat genetik dari populasi yang berkait dengan
ekologi: kemampuan adaptif, reproduktif, dan
mempertahankan keturunan.
Menganalisa sifat sifat populasi sangat sulit namun
dengan perkembangan metode pengukurannya
maka kini dapat diperoleh data tentang sifat
populasi dengan baik.
bab 3: populasi
6
7. Kerapatan dan indeks abundansi
Pengukuran yang teliti dari satu atau dua sifat
populasi akan memberi gambaran tentang
populasi lebih baik daripada berdasarkan
pengukuran yang tidak teliti dari beberapa sifat
populasi.
Kerapatan populasi adalah jumlah individu atau
biomass per satuan ruang atau volume.
Kepadatan (density digunakan untuk tumbuhan per
satuan ruang)
Kelimpahan (abundance digunakan untuk organisme
yang hidup di tiga dimensi seperti ikan, plankton per
volume)
bab 3: populasi
7
8. Kerapatan dan indeks abundansi
Kerapatan kotor/crude density: jumlah individu atau
biomass per satuan ruang pada seluruh habitat.
Kerapatan ekologi/ecological density: jumlah
individu atau biomass per satuan ruang pada
habitat yang hanya dihuni oleh populasi.
Dalam mempelajari populasi, ada hal yang lebih
penting lagi yaitu mengetahui perubahan yang
terjadi dalam populasi.
bab 3: populasi
8
9. Kerapatan dan indeks abundansi
Perubahan populasi dapat diketahui dengan
menghitung indeks abundansi nisbi. Indeks ini
diperoleh dengan menghitung populasi secara
relatif pada waktu tertentu.
Seperti jumlah ikan dengan bobot tertentu pada
tahun 2000 atau jumlah ikan yang tertangkap per
tahun dari 1989 sampai dengan 2009 (lihat grafik)
bab 3: populasi
9
11. Kerapatan dan indeks abundansi
Kerapatan populasi merupakan sifat atau
karakter populasi yang pertama kali diperhatikan
dalam mempelajari suatu populasi.
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan
ekosistem sangat tergantung pada spesies dan
jumlah individu atau besarnya populasi.
bab 3: populasi
11
12. Kerapatan dan indeks abundansi
Seperti kehadiran seekor burung di ladang
jagung akan memberi pengaruh yang berbeda
dengan kehadiran 2000 ekor burung.
Di alam, besarnya populasi dibatasi oleh aliran
energi, produktivitas dalam ekosistem, tingkat
trofik, besarnya dan laju metabolisme organisme.
Seperti di hutan akan diperoleh 20 ekor burung
dan 20.000 insekta dan tidak akan pernah
diperoleh 20.000 ekor burung dan 20 ekor
insekta.
bab 3: populasi
12
13. Kerapatan dan indeks abundansi
Pengaruh tingkatan trofik pada kerapatan populasi
terlihat pada jumlah individu.
Seperti jumlah ikan yang menempati tingkatan
trofik paling rendah akan lebih banyak, dan akan
berkurang pada tingkatan trofik yang lebih tinggi.
Dalam mempelajari kerapatan populasi, bila
dengan menghitung jumlah individu berarti lebih
menekankan pada peranan organisme berukuran
kecil.
bab 3: populasi
13
14. Kerapatan dan indeks abundansi
Sementara, bila dengan pengukuran biomass
lebih menekankan peranan orgasnisme yang
berukuran besar. Oleh karena itu,
Indeks abundansi lebih sesuai untuk
membandingkan populasi dalam ekosistem
karena indeks ini melibatkan komponen aliran
energi.
Indeks abundansi dapat disajikan dalam kategori
abundan (banyak), common (umum), rare (jarang)
atau dengan dominansi
bab 3: populasi
14
15. Kerapatan dan indeks abundansi
Frekuensi = persen petak contoh yang
terdapat jenis tertentu,
Abundansi = persen individu di dalam suatu
sampel (contoh).
Penutupan (cover)= persen permukaan tanah
yang ditutupi oleh proyeksi bagian tajuk
tumbuhan.
bab 3: populasi
15
16. Kerapatan dan indeks abundansi
Perbedaan antara kerapatan kotor dan kerapatan
ekologi.
Contohnya:
Kerapatan kotor populasi ikan akan menurun bila
permukaan air menurun karena kering, akan
tetapi kerapatan ekologi ikan pada daerah
genangan akan meningkat karena daerah
genangan yang mengecil mengakibatkan ikan
akan berdesakan.
bab 3: populasi
16
17. Kerapatan dan indeks abundansi
Metode yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kerapatan populasi:
PERHITUNGAN TOTAL dapat digunakan untuk
spesies dengan ukuran besar, tampak atau
berkelompok.
METODE PENGAMBILAN CONTOH DENGAN
KUADRAT: menghitung jumlah individu di dalam
petak atau transek. Apabila sampel diambil
dengan jumlah dan besarnya petak atau transek
yang cukup maka data dapat digunakan untuk
memperkirakan besarnya populasi.
bab 3: populasi
17
18. Kerapatan dan indeks abundansi
METODE MENANDAI DAN TANGKAP KEMBALI
(Mark-recapture) : biasanya digunakan untuk
binatang yang bergerak.
100/p=10/100, maka p= 1000
REMOVAL SAMPLING : jumlah individu yang
disingkirkan disajikan pada sumbu y dan jumlah
individu sebelum disingkirkan pada sumbu x.
METODE TANPA PETAK: biasanya digunakan
pada organisme yang menetap. Dipilih satu
individu dan diukur jarak terdekat dengan individu
lainnya. Kemudian kerapatan diperoleh dari jarak
rata rata antar individu.
bab 3: populasi
18
19. Konsep laju
Populasi merupakan kesatuan yang berubah ubah
maka perlu diketahui bagaimana populasi itu
berubah.
Oleh karena itu, beberapa sifat populasi
dinyatakan dalam bentuk laju/rate yang dapat
diperoleh dengan membagi perubahan populasi
dengan waktu terjadinya perubahan tersebut.
Laju pertumbuhan populasi berarti jumlah
tambahan individu baru pada populasi dalam
kurun waktu terjadinya perubahan.
bab 3: populasi
19
20. Konsep laju
Laju rata rata perubahan populasi dapat dinyatakan
dengan N/ t (dN/dt).
Apabila perubahan populasi terjadi serempak,
maka dinyatakan dengan dN/dt sementara laju
perubahan per individu per waktu dinyatakan
dengan dN/N dt
60 ekor kambing dipelihara, setelah waktu 2
tahun menjadi 240 ekor. Berapakah dN, dN/dt,
dN/Ndt
bab 3: populasi
20
21. Konsep laju
Laju serempak dN/Ndt tidak dapat dihitung
langsung, tetapi harus dengan menggunakan
kurva pertumbuhan lebih dahulu.
Laju pertumbuhan jenis sering dinyatakan
sebagai populasi rata rata selama kurun waktu
tertentu.
Satu persen laju pertumbuhan manusia per tahun
berarti setiap seratus manusia bertambah satu
manusia baru setiap tahun.
bab 3: populasi
21
23. Natalitas
Kelahiran/natalitas adalah kemampuan suatu
populasi untuk bertambah jumlahnya.
Laju natalitas setara dengan kelahiran pada
populasi manusia, yang berarti produksi
individu baru.
Natalitas maksimum/mutlak merupakan
produksi maksimum individu baru secara
teoritis dalam kondisi ideal artinya tidak ada
faktor pembatas dan besarnya populasi
optimum
bab 3: populasi
23
24. Natalitas
Natalitas ekologi (yang sebenarnya)
merupakan pertambahan individu pada suatu
populasi di alam atau lingkungan yang
sebenarnya.
Besar dan komposisi individu penyusun
populasi akan berbeda beda sesuai dengan
keadaan fisik lingkungannya.
Natalitas dinyatakan dengan laju dN/dt
bab 3: populasi
24
25. Natalitas
Natalitas dapat dinyatakan dengan cara
dNn = produksi atau jumlah individu baru
dalam populasi
dNn/dt = brith atau laju kelahiran
dNn/Ndt = birth atau laju kelahiran per
satuan populasi
Laju kelahiran dinyatakan dengan nol atau
positif tidak pernah bernilai negatif
bab 3: populasi
25
26. Natalitas
Laju pertumbuhan /dN merupakan
pertambahan atau penurunan dalam
populasi.
Sebagai hasil dari natalitas, mortalitas,
emigrasi dan imigrasi maka
laju pertumbuhan bisa berkurang/negatif,
tetap atau bertambah/positif.
bab 3: populasi
26
27. Natalitas
Percobaan kemampuan menghasilkan
keturunan pada burung dilakukan dengan
meletakan 3 eraman di taman kota dan
dihitung jumlah telur yang menetas dan
menjadi burung.
Dapat diperoleh laju natalitas burung per
satuan waktu atau laju natalitas per betina.
bab 3: populasi
27
29. Mortalitas
Kematian individu dalam populasi merupakan
kebalikan dari natalitas.
Mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu
yang mati dalam kurun waktu tertentu.
Atau sebagai laju kematian jenis.
Mortalitas ekologi/sebenarnya berkurang atau
hilangnya individu individu di alam atau
lingkungan tertentu. Mortalitas ekologi tidak
tetap, akan berbeda pada populasi dalam
lingkungan yang berbeda
bab 3: populasi
29
30. Mortalitas
Mortalitas minimum secara teoritis hilangnya
individu dalam populasi pada lingkungan
yang ideal. Sekalipun dalam kondisi yang
ideal individu mati karena umur atau tua.
Di alam kebanyakkan populasi memiliki
panjang hidup lebih pendek daripada umur
fisiologis, maka mortalitas sebenarnya akan
lebih besar daripada mortalitas minimum
Mortalitas jenis biasanya dinyatakan dengan
persen yang mati dari populasi semula per
satuan waktu.
bab 3: populasi
30
31. Mortalitas
Untuk menggambarkan mortalitas yang
lengkap diperlukan tabel kehidupan/life table.
Kurva survivorship ada tiga:
sangat cembung laju mortalitas rendah dan
kematian terjadi sangat dekat dengan akhir
hidupnya,
sangat cekung laju mortalitas tinggi dan
kematian terjadi diusia muda,
bab 3: populasi
31
32. Mortalitas
semi logarithma apabila yang tertinggal
hidup/survive berbeda dengan tahap tahap
sejarah hidupnya.
Kurva survivorship berkaitan dengan
pemeliharaan atau perlindungan induk
kepada anaknya.
Bentuk kurva survivorship dapat berbeda
beda pada populasi dengan kerapatan yang
berbeda. Pada kepadatan yang tinggi kurva
menjadi cekung.
bab 3: populasi
32
34. Mortalitas
Ledakan populasi manusia bukan merupakan
ancaman bagi kehidupan manusia tetapi bagi
kualitas kehidupan perorangan.
Walaupun kesehatan dan makanan membuat
mortalitas menjadi rendah, tapi umur manusia
sekarang tidak ada yang lebih dari seratus
tahun.
bab 3: populasi
34
35. Penyebaran umur
Penyebaran umur merupakan sifat populasi
yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas,
karena kelompok umur dalam populasi
menentukan status reproduksi suatu
populasi.
Populasi yang sedang tumbuh cepat
mengandung individu muda, populasi yang
statis memiliki pembagian kelompok umur
yang merata dan populasi yang menurun
mengandung individu tua.
bab 3: populasi
35
36. Penyebaran umur
Populasi dapat berubah dalam strukturnya
tanpa merubah besarnya.
Ada tiga umur ekologi , pra reproduktif,
reproduktif dan paska reproduktif.
Perbandingan ketiga umur ekologi akan
berbeda beda. Manusia modern
pembagian umurnya akan sama. Pada
manusia primitif umur paska
reproduktifnya lebih pendek. Serangga
umur pra reproduktif lebih panjang daripada
umur reproduktifnya.
bab 3: populasi
36
37. Penyebaran umur
Untuk menggambarkan penyebaran umur
dalam suatu populasi dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah/persen individu
pada kelompok umur yang berbeda beda
dalam satu populasi dan disajikan dalam
balok mendatar.
Piramida penyebaran umur akan berbeda
beda tergantung dari persentasi/jumlah
individu tua dan muda nya.
bab 3: populasi
37
39. Laju intrinsik
Laju pertumbuhan jenis/spesies yang tetap
dan maksimal pada keadaan lingkungan
yang tidak terbatas baik ruang, makanan,
maupun oleh organisme lain.
Laju ini dinyatakan dengan r dengan
ketentuan dN/dt= rN.
Indeks r merupakan selisih antara laju
natalitas/b dan mortalitas/d seketika. r= b-d
bab 3: populasi
39
40. Laju intrinsik
Laju pertumbuhan populasi dalam keadaan
tidak terbatas, r tergantung pada struktruk
populasi: komposisi umur dan reproduksi
masing masing umur.
Pada populasi dengan peyebaran umur yang
mantap disebut laju intrinsik dari kenaikan
alami atau r maksimal
r maksimal sering dianggap sebagai potensi biotik
atau potensi reproduktif (daya reproduktif
maksimum)
bab 3: populasi
40
41. Bentuk pertumbuhan populasi
Pertumbuhan populasi dapat dibedakan
dengan membuat kurva pertumbuhan:
BERBENTUK J dan S (SIGMOID). Kedua
pola ini dapat digabungkan atau berubah.
Pada pola J kerapatan bertambah secara
cepat, eksponensial, berganda, kemudian
berhenti mendadak.
dN/dt=rN
Besarnya N ditentukan oleh lingkungan
bab 3: populasi
41
43. Bentuk pertumbuhan populasi
Pada pola S populasi bertambah perlahan
lahan, kemudian cepat dan mendekati fase
logaritme, berangsur angsur melambat
karena lingkungan.
dN/dt=rN (K-N)/K
dimana K merupakan daya dukung alam /
carrying capacity
bab 3: populasi
43
44. Fluktuasi populasi
Populasi yang tumbuh dengan delta N dan
delta t rata rata nol kepadatan akan
berfluktuasi diantara daya dukung… disebut
dengan asimptotik.
Populasi membatasi diri atau dengan
menggunakan umpan balik untuk menjaga
fluktuasi ini.
Di alam, fluktuasi populasi asimptotik
dibedakan dengan fluktuasi musiman,
tahunan.
bab 3: populasi
44
45. Fluktuasi populasi
Penyebab terjadinya fluktuasi populasi
adalah:
faktor ekstrinsik/ lingkungan fisik seperti
curah hujan, temperatur seringnya tidak
teratur.
faktor intrinsik seperti kerapatan populasi,
pemangsa, penyakit, seringnya terlihat
dalam bentuk daur.
bab 3: populasi
45
46. Fluktuasi populasi
Fluktuasi populasi pada daerah tropis
seringnya berkaitan dengan:
curah hujan, seperti populasi nyamuk
aktivitas periodik organisme seperti
populasi lalat atau burung yang meningkat
pesat pada musim buah.
bab 3: populasi
46
47. Penyebaran populasi
Prilaku penyebaran populasi merupakan
gerakan individu atau anakan, biji, spora atau
larva ke dalam dan keluar populasi atau
daerahnya.
Ada tiga bentuk penyebaran:
EMIGRASI gerakan keluar,
IMIGRASI gerakan masuk,
MIGRASI gerakan datang dan pergi
secara periodik.
bab 3: populasi
47
48. Penyebaran populasi
Penyebaran mempengaruhi bentuk
pertumbuhan populasi. Beberapa individu
baru secara tetap meninggalkan dan
bergabung dengan populasinya.
Dapat terjadi pula perpindahan secara
massa, hal ini terkait dengan sifat individu
yang berkelompok dan tidak bisa berpisah/
sifat ini disebut dengan VAGILITY.
Penyebaran massa merupakan alat untuk
menduduki daerah baru.
bab 3: populasi
48
49. Penyebaran intern/dispersial
Penyebaran individu dalam populasi dapat
dibedakan dalam tiga pola:
ACAK,SERAGAM, BERGEROMBOL atau
BERKELOMPOK.
Pola penyebaran secara acak jarang ditemui
dialam,pola seragam didapat pada populasi
dengan tingkat persaingan yg tinggi &
terdapat pembagian ruang yg sama.
Sementara berkelompok merupakan pola yg
paling umum dapat mendekati pola acak.
bab 3: populasi
49
51. Penyebaran intern/dispersial
Ukuran berkelompok dalam populasi
cenderung tertentu: BERPASANGAN;
KOLONI
Dua metode yang digunakan untuk
mengetahui pola penyebaran:
Dengan membandingkan frekuensi
terdapatnya beberapa kelompok
Dengan metode DICE; mengukur jarak
antara individu dalam populasi.
Pola penyebaran intern ini perlu diketahui
untuk menentukan3:metode pengambilan
bab
populasi
51
52. Aggregasi
Pengelompokkan merupakan hasil dari:
pengumpulan individu dalam merespon
perubahan cuaca, perbedaan habitat, akibat
dari proses reproduksi dan daya tarik sosial.
Pengelompokkan akan meningkatkan
persaingan untuk mendapatkan makanan
dan tempat hidup. Namun pengelompokkan
akan meningkatkan daya hidup kelompok.
Individu yang hidup dalam kelompok memiliki
laju kematian yang rendah
bab 3: populasi
52
53. Isolasi dan teritorialitas
Isolasi akibat dari: persaingan antar individu
dalam mendapatkan sumber daya yang ada
atau antagonisme.
Kelompok individu biasanya membatasi
daerahnya untuk melakukan kegiatan.
Daerah ini disebut HOME RANGE atau
daerah pengembaraan. Bila daerah ini
dipertahankan secara aktif maka disebut
TERITORIAL .
Tumbuhan mempertahankan teritorialnya
dengan menghasilkan senyawa antibiotik
53
bab 3: populasi
atau allelopathik dan binatang tingkat tinggi
55. Isolasi dan teritorialitas
Ukuran teritorial sangat bervariasi (m – Km)
Keberadaannya dapat berpindah pindah secara
musiman (mating)
Home range dapat overlap, namun teritorial tidak.
Kegunaan teritorial adalah :
menyediakan makanan dan pasangan
membentuk siklus reproduksi dalam populasi sehingga
dapat mengendalikan besarnya populasi
mencegah pemanfaatan sumberdaya makanan secara
berlebihan
bab 3: populasi
55