SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  55
Bab 3:
Populasi dalam Ekosistem
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Life history
Sifat Populasi
Kerapatan dan indeks Abundansi
Konsep Laju
Natalitas
Mortalitas
Penyebaran Umur
bab 3: populasi

1
Bab 3:
Asas dan konsep organisasi populasi
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Laju Instrisik
Bentuk Pertumbuhan Populasi
Fluktuasi Populasi
Penyebaran Populasi
Dispersal
Agregasi
Isolasi dan teritorialitas

bab 3: populasi

2
Life History


Life History:




Strategi” r” dimiliki oleh populasi yang masa
hidupnya pendek, ukuran tubuh kecil, laju
reproduksi cepat, menghasilkan banyak anak
dengan sedikit perhatian induk.
Contoh: ikan, kecoak,bakteri, gulma

bab 3: populasi

3
Life History
Strategi “k” dimiliki oleh populasi yang masa
hidupnya panjang, ukuran tubuhnya besar, laju
reproduksi lambat, menghasilkan sedikit anak
dengan intensif perawatan dari induknya
 Contoh : manusia, gajah, jerapah


bab 3: populasi

4
Sifat Populasi






Populasi didefinisikan sebagai kumpulan individu
dari spesies yang sama, hidup bersama pada
habitat yang sama.
Kelompok individu ini secara kolektif akan
membentuk sifat populasi yang unik dan bukan
lagi sifat individu.
Sifat Populasi dapat dikaji dengan mengamati:
KERAPATAN, NATALITAS, MORTALITAS,
PENYEBARAN UMUR, POTENSI BIOTIK,
DISPERSI, BENTUK PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN.
5
bab 3: populasi
Sifat Populasi




Sifat genetik dari populasi yang berkait dengan
ekologi: kemampuan adaptif, reproduktif, dan
mempertahankan keturunan.
Menganalisa sifat sifat populasi sangat sulit namun
dengan perkembangan metode pengukurannya
maka kini dapat diperoleh data tentang sifat
populasi dengan baik.

bab 3: populasi

6
Kerapatan dan indeks abundansi




Pengukuran yang teliti dari satu atau dua sifat
populasi akan memberi gambaran tentang
populasi lebih baik daripada berdasarkan
pengukuran yang tidak teliti dari beberapa sifat
populasi.
Kerapatan populasi adalah jumlah individu atau
biomass per satuan ruang atau volume.




Kepadatan (density digunakan untuk tumbuhan per
satuan ruang)
Kelimpahan (abundance digunakan untuk organisme
yang hidup di tiga dimensi seperti ikan, plankton per
volume)
bab 3: populasi

7
Kerapatan dan indeks abundansi






Kerapatan kotor/crude density: jumlah individu atau
biomass per satuan ruang pada seluruh habitat.
Kerapatan ekologi/ecological density: jumlah
individu atau biomass per satuan ruang pada
habitat yang hanya dihuni oleh populasi.
Dalam mempelajari populasi, ada hal yang lebih
penting lagi yaitu mengetahui perubahan yang
terjadi dalam populasi.

bab 3: populasi

8
Kerapatan dan indeks abundansi




Perubahan populasi dapat diketahui dengan
menghitung indeks abundansi nisbi. Indeks ini
diperoleh dengan menghitung populasi secara
relatif pada waktu tertentu.
Seperti jumlah ikan dengan bobot tertentu pada
tahun 2000 atau jumlah ikan yang tertangkap per
tahun dari 1989 sampai dengan 2009 (lihat grafik)

bab 3: populasi

9
Kerapatan dan indeks abundansi

bab 3: populasi

10
Kerapatan dan indeks abundansi




Kerapatan populasi merupakan sifat atau
karakter populasi yang pertama kali diperhatikan
dalam mempelajari suatu populasi.
Pengaruh populasi terhadap komunitas dan
ekosistem sangat tergantung pada spesies dan
jumlah individu atau besarnya populasi.

bab 3: populasi

11
Kerapatan dan indeks abundansi






Seperti kehadiran seekor burung di ladang
jagung akan memberi pengaruh yang berbeda
dengan kehadiran 2000 ekor burung.
Di alam, besarnya populasi dibatasi oleh aliran
energi, produktivitas dalam ekosistem, tingkat
trofik, besarnya dan laju metabolisme organisme.
Seperti di hutan akan diperoleh 20 ekor burung
dan 20.000 insekta dan tidak akan pernah
diperoleh 20.000 ekor burung dan 20 ekor
insekta.
bab 3: populasi

12
Kerapatan dan indeks abundansi






Pengaruh tingkatan trofik pada kerapatan populasi
terlihat pada jumlah individu.
Seperti jumlah ikan yang menempati tingkatan
trofik paling rendah akan lebih banyak, dan akan
berkurang pada tingkatan trofik yang lebih tinggi.
Dalam mempelajari kerapatan populasi, bila
dengan menghitung jumlah individu berarti lebih
menekankan pada peranan organisme berukuran
kecil.
bab 3: populasi

13
Kerapatan dan indeks abundansi






Sementara, bila dengan pengukuran biomass
lebih menekankan peranan orgasnisme yang
berukuran besar. Oleh karena itu,
Indeks abundansi lebih sesuai untuk
membandingkan populasi dalam ekosistem
karena indeks ini melibatkan komponen aliran
energi.
Indeks abundansi dapat disajikan dalam kategori
abundan (banyak), common (umum), rare (jarang)
atau dengan dominansi
bab 3: populasi

14
Kerapatan dan indeks abundansi






Frekuensi = persen petak contoh yang
terdapat jenis tertentu,
Abundansi = persen individu di dalam suatu
sampel (contoh).
Penutupan (cover)= persen permukaan tanah
yang ditutupi oleh proyeksi bagian tajuk
tumbuhan.

bab 3: populasi

15
Kerapatan dan indeks abundansi


Perbedaan antara kerapatan kotor dan kerapatan
ekologi.
Contohnya:
Kerapatan kotor populasi ikan akan menurun bila
permukaan air menurun karena kering, akan
tetapi kerapatan ekologi ikan pada daerah
genangan akan meningkat karena daerah
genangan yang mengecil mengakibatkan ikan
akan berdesakan.
bab 3: populasi

16
Kerapatan dan indeks abundansi


Metode yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kerapatan populasi:
 PERHITUNGAN TOTAL dapat digunakan untuk
spesies dengan ukuran besar, tampak atau
berkelompok.
 METODE PENGAMBILAN CONTOH DENGAN
KUADRAT: menghitung jumlah individu di dalam
petak atau transek. Apabila sampel diambil
dengan jumlah dan besarnya petak atau transek
yang cukup maka data dapat digunakan untuk
memperkirakan besarnya populasi.
bab 3: populasi

17
Kerapatan dan indeks abundansi


METODE MENANDAI DAN TANGKAP KEMBALI
(Mark-recapture) : biasanya digunakan untuk
binatang yang bergerak.






100/p=10/100, maka p= 1000

REMOVAL SAMPLING : jumlah individu yang
disingkirkan disajikan pada sumbu y dan jumlah
individu sebelum disingkirkan pada sumbu x.
METODE TANPA PETAK: biasanya digunakan
pada organisme yang menetap. Dipilih satu
individu dan diukur jarak terdekat dengan individu
lainnya. Kemudian kerapatan diperoleh dari jarak
rata rata antar individu.
bab 3: populasi

18
Konsep laju






Populasi merupakan kesatuan yang berubah ubah
maka perlu diketahui bagaimana populasi itu
berubah.
Oleh karena itu, beberapa sifat populasi
dinyatakan dalam bentuk laju/rate yang dapat
diperoleh dengan membagi perubahan populasi
dengan waktu terjadinya perubahan tersebut.
Laju pertumbuhan populasi berarti jumlah
tambahan individu baru pada populasi dalam
kurun waktu terjadinya perubahan.
bab 3: populasi

19
Konsep laju




Laju rata rata perubahan populasi dapat dinyatakan
dengan N/ t (dN/dt).
Apabila perubahan populasi terjadi serempak,
maka dinyatakan dengan dN/dt sementara laju
perubahan per individu per waktu dinyatakan
dengan dN/N dt
 60 ekor kambing dipelihara, setelah waktu 2
tahun menjadi 240 ekor. Berapakah dN, dN/dt,
dN/Ndt
bab 3: populasi

20
Konsep laju






Laju serempak dN/Ndt tidak dapat dihitung
langsung, tetapi harus dengan menggunakan
kurva pertumbuhan lebih dahulu.
Laju pertumbuhan jenis sering dinyatakan
sebagai populasi rata rata selama kurun waktu
tertentu.
Satu persen laju pertumbuhan manusia per tahun
berarti setiap seratus manusia bertambah satu
manusia baru setiap tahun.
bab 3: populasi

21
Konsep laju

bab 3: populasi

22
Natalitas






Kelahiran/natalitas adalah kemampuan suatu
populasi untuk bertambah jumlahnya.
Laju natalitas setara dengan kelahiran pada
populasi manusia, yang berarti produksi
individu baru.
Natalitas maksimum/mutlak merupakan
produksi maksimum individu baru secara
teoritis dalam kondisi ideal artinya tidak ada
faktor pembatas dan besarnya populasi
optimum
bab 3: populasi

23
Natalitas






Natalitas ekologi (yang sebenarnya)
merupakan pertambahan individu pada suatu
populasi di alam atau lingkungan yang
sebenarnya.
Besar dan komposisi individu penyusun
populasi akan berbeda beda sesuai dengan
keadaan fisik lingkungannya.
Natalitas dinyatakan dengan laju dN/dt
bab 3: populasi

24
Natalitas


Natalitas dapat dinyatakan dengan cara
 dNn = produksi atau jumlah individu baru
dalam populasi
 dNn/dt = brith atau laju kelahiran
 dNn/Ndt = birth atau laju kelahiran per
satuan populasi
 Laju kelahiran dinyatakan dengan nol atau
positif tidak pernah bernilai negatif
bab 3: populasi

25
Natalitas




Laju pertumbuhan /dN merupakan
pertambahan atau penurunan dalam
populasi.
Sebagai hasil dari natalitas, mortalitas,
emigrasi dan imigrasi maka
laju pertumbuhan bisa berkurang/negatif,
tetap atau bertambah/positif.

bab 3: populasi

26
Natalitas




Percobaan kemampuan menghasilkan
keturunan pada burung dilakukan dengan
meletakan 3 eraman di taman kota dan
dihitung jumlah telur yang menetas dan
menjadi burung.
Dapat diperoleh laju natalitas burung per
satuan waktu atau laju natalitas per betina.

bab 3: populasi

27
Natalitas

bab 3: populasi

28
Mortalitas






Kematian individu dalam populasi merupakan
kebalikan dari natalitas.
Mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu
yang mati dalam kurun waktu tertentu.
Atau sebagai laju kematian jenis.
Mortalitas ekologi/sebenarnya berkurang atau
hilangnya individu individu di alam atau
lingkungan tertentu. Mortalitas ekologi tidak
tetap, akan berbeda pada populasi dalam
lingkungan yang berbeda
bab 3: populasi

29
Mortalitas






Mortalitas minimum secara teoritis hilangnya
individu dalam populasi pada lingkungan
yang ideal. Sekalipun dalam kondisi yang
ideal individu mati karena umur atau tua.
Di alam kebanyakkan populasi memiliki
panjang hidup lebih pendek daripada umur
fisiologis, maka mortalitas sebenarnya akan
lebih besar daripada mortalitas minimum
Mortalitas jenis biasanya dinyatakan dengan
persen yang mati dari populasi semula per
satuan waktu.
bab 3: populasi

30
Mortalitas




Untuk menggambarkan mortalitas yang
lengkap diperlukan tabel kehidupan/life table.
Kurva survivorship ada tiga:
 sangat cembung laju mortalitas rendah dan
kematian terjadi sangat dekat dengan akhir
hidupnya,
 sangat cekung laju mortalitas tinggi dan
kematian terjadi diusia muda,

bab 3: populasi

31
Mortalitas
semi logarithma apabila yang tertinggal
hidup/survive berbeda dengan tahap tahap
sejarah hidupnya.
Kurva survivorship berkaitan dengan
pemeliharaan atau perlindungan induk
kepada anaknya.
Bentuk kurva survivorship dapat berbeda
beda pada populasi dengan kerapatan yang
berbeda. Pada kepadatan yang tinggi kurva
menjadi cekung.






bab 3: populasi

32
Mortalitas

bab 3: populasi

33
Mortalitas




Ledakan populasi manusia bukan merupakan
ancaman bagi kehidupan manusia tetapi bagi
kualitas kehidupan perorangan.
Walaupun kesehatan dan makanan membuat
mortalitas menjadi rendah, tapi umur manusia
sekarang tidak ada yang lebih dari seratus
tahun.

bab 3: populasi

34
Penyebaran umur




Penyebaran umur merupakan sifat populasi
yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas,
karena kelompok umur dalam populasi
menentukan status reproduksi suatu
populasi.
Populasi yang sedang tumbuh cepat
mengandung individu muda, populasi yang
statis memiliki pembagian kelompok umur
yang merata dan populasi yang menurun
mengandung individu tua.
bab 3: populasi

35
Penyebaran umur






Populasi dapat berubah dalam strukturnya
tanpa merubah besarnya.
Ada tiga umur ekologi , pra reproduktif,
reproduktif dan paska reproduktif.
Perbandingan ketiga umur ekologi akan
berbeda beda. Manusia modern
pembagian umurnya akan sama. Pada
manusia primitif umur paska
reproduktifnya lebih pendek. Serangga
umur pra reproduktif lebih panjang daripada
umur reproduktifnya.
bab 3: populasi

36
Penyebaran umur




Untuk menggambarkan penyebaran umur
dalam suatu populasi dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah/persen individu
pada kelompok umur yang berbeda beda
dalam satu populasi dan disajikan dalam
balok mendatar.
Piramida penyebaran umur akan berbeda
beda tergantung dari persentasi/jumlah
individu tua dan muda nya.
bab 3: populasi

37
Penyebaran umur

bab 3: populasi

38
Laju intrinsik






Laju pertumbuhan jenis/spesies yang tetap
dan maksimal pada keadaan lingkungan
yang tidak terbatas baik ruang, makanan,
maupun oleh organisme lain.
Laju ini dinyatakan dengan r dengan
ketentuan dN/dt= rN.
Indeks r merupakan selisih antara laju
natalitas/b dan mortalitas/d seketika. r= b-d
bab 3: populasi

39
Laju intrinsik






Laju pertumbuhan populasi dalam keadaan
tidak terbatas, r tergantung pada struktruk
populasi: komposisi umur dan reproduksi
masing masing umur.
Pada populasi dengan peyebaran umur yang
mantap disebut laju intrinsik dari kenaikan
alami atau r maksimal
r maksimal sering dianggap sebagai potensi biotik
atau potensi reproduktif (daya reproduktif
maksimum)
bab 3: populasi

40
Bentuk pertumbuhan populasi






Pertumbuhan populasi dapat dibedakan
dengan membuat kurva pertumbuhan:
BERBENTUK J dan S (SIGMOID). Kedua
pola ini dapat digabungkan atau berubah.
Pada pola J kerapatan bertambah secara
cepat, eksponensial, berganda, kemudian
berhenti mendadak.
dN/dt=rN
 Besarnya N ditentukan oleh lingkungan
bab 3: populasi

41
Bentuk pertumbuhan populasi

bab 3: populasi

42
Bentuk pertumbuhan populasi




Pada pola S populasi bertambah perlahan
lahan, kemudian cepat dan mendekati fase
logaritme, berangsur angsur melambat
karena lingkungan.
dN/dt=rN (K-N)/K
 dimana K merupakan daya dukung alam /
carrying capacity

bab 3: populasi

43
Fluktuasi populasi






Populasi yang tumbuh dengan delta N dan
delta t rata rata nol kepadatan akan
berfluktuasi diantara daya dukung… disebut
dengan asimptotik.
Populasi membatasi diri atau dengan
menggunakan umpan balik untuk menjaga
fluktuasi ini.
Di alam, fluktuasi populasi asimptotik
dibedakan dengan fluktuasi musiman,
tahunan.
bab 3: populasi

44
Fluktuasi populasi


Penyebab terjadinya fluktuasi populasi
adalah:
 faktor ekstrinsik/ lingkungan fisik seperti
curah hujan, temperatur seringnya tidak
teratur.
 faktor intrinsik seperti kerapatan populasi,
pemangsa, penyakit, seringnya terlihat
dalam bentuk daur.
bab 3: populasi

45
Fluktuasi populasi


Fluktuasi populasi pada daerah tropis
seringnya berkaitan dengan:
 curah hujan, seperti populasi nyamuk
 aktivitas periodik organisme seperti
populasi lalat atau burung yang meningkat
pesat pada musim buah.

bab 3: populasi

46
Penyebaran populasi




Prilaku penyebaran populasi merupakan
gerakan individu atau anakan, biji, spora atau
larva ke dalam dan keluar populasi atau
daerahnya.
Ada tiga bentuk penyebaran:
 EMIGRASI gerakan keluar,
 IMIGRASI gerakan masuk,
 MIGRASI gerakan datang dan pergi
secara periodik.
bab 3: populasi

47
Penyebaran populasi






Penyebaran mempengaruhi bentuk
pertumbuhan populasi. Beberapa individu
baru secara tetap meninggalkan dan
bergabung dengan populasinya.
Dapat terjadi pula perpindahan secara
massa, hal ini terkait dengan sifat individu
yang berkelompok dan tidak bisa berpisah/
sifat ini disebut dengan VAGILITY.
Penyebaran massa merupakan alat untuk
menduduki daerah baru.
bab 3: populasi

48
Penyebaran intern/dispersial




Penyebaran individu dalam populasi dapat
dibedakan dalam tiga pola:
ACAK,SERAGAM, BERGEROMBOL atau
BERKELOMPOK.
Pola penyebaran secara acak jarang ditemui
dialam,pola seragam didapat pada populasi
dengan tingkat persaingan yg tinggi &
terdapat pembagian ruang yg sama.
Sementara berkelompok merupakan pola yg
paling umum dapat mendekati pola acak.
bab 3: populasi

49
Penyebaran intern/dispersial
Kelompok

Seragam

bab 3: populasi

Acak

50
Penyebaran intern/dispersial






Ukuran berkelompok dalam populasi
cenderung tertentu: BERPASANGAN;
KOLONI
Dua metode yang digunakan untuk
mengetahui pola penyebaran:
 Dengan membandingkan frekuensi
terdapatnya beberapa kelompok
 Dengan metode DICE; mengukur jarak
antara individu dalam populasi.
Pola penyebaran intern ini perlu diketahui
untuk menentukan3:metode pengambilan
bab
populasi

51
Aggregasi






Pengelompokkan merupakan hasil dari:
pengumpulan individu dalam merespon
perubahan cuaca, perbedaan habitat, akibat
dari proses reproduksi dan daya tarik sosial.
Pengelompokkan akan meningkatkan
persaingan untuk mendapatkan makanan
dan tempat hidup. Namun pengelompokkan
akan meningkatkan daya hidup kelompok.
Individu yang hidup dalam kelompok memiliki
laju kematian yang rendah
bab 3: populasi

52
Isolasi dan teritorialitas






Isolasi akibat dari: persaingan antar individu
dalam mendapatkan sumber daya yang ada
atau antagonisme.
Kelompok individu biasanya membatasi
daerahnya untuk melakukan kegiatan.
Daerah ini disebut HOME RANGE atau
daerah pengembaraan. Bila daerah ini
dipertahankan secara aktif maka disebut
TERITORIAL .
Tumbuhan mempertahankan teritorialnya
dengan menghasilkan senyawa antibiotik
53
bab 3: populasi
atau allelopathik dan binatang tingkat tinggi
Isolasi dan teritorialitas

bab 3: populasi

54
Isolasi dan teritorialitas






Ukuran teritorial sangat bervariasi (m – Km)
Keberadaannya dapat berpindah pindah secara
musiman (mating)
Home range dapat overlap, namun teritorial tidak.
Kegunaan teritorial adalah :





menyediakan makanan dan pasangan
membentuk siklus reproduksi dalam populasi sehingga
dapat mengendalikan besarnya populasi
mencegah pemanfaatan sumberdaya makanan secara
berlebihan
bab 3: populasi

55

Contenu connexe

Tendances

Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
astutirisa
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
Hidayatul Annisa
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Jeanne Isbeanny LFH
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografi
Meilani Marjuki
 

Tendances (20)

Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Bab 4. komunitas
Bab 4. komunitasBab 4. komunitas
Bab 4. komunitas
 
BIODIVERSITAS
BIODIVERSITASBIODIVERSITAS
BIODIVERSITAS
 
Makalah Nemathelminthes
Makalah NemathelminthesMakalah Nemathelminthes
Makalah Nemathelminthes
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
 
Fisiologi serangga
Fisiologi seranggaFisiologi serangga
Fisiologi serangga
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografi
 
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
konsep biodiversitas
konsep biodiversitaskonsep biodiversitas
konsep biodiversitas
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Bab 2. respon organisme
Bab 2. respon organisme Bab 2. respon organisme
Bab 2. respon organisme
 

En vedette (12)

Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Soal OSK Biologi SMA 2016
Soal OSK Biologi SMA 2016Soal OSK Biologi SMA 2016
Soal OSK Biologi SMA 2016
 
Story Board
Story BoardStory Board
Story Board
 
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic lightPemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
Pemodelan Matematika dalam Penentuan siklus waktu traffic light
 
Keseimbangan Lingkungan bab 3
Keseimbangan Lingkungan bab 3Keseimbangan Lingkungan bab 3
Keseimbangan Lingkungan bab 3
 
Distribusi Populasi
Distribusi PopulasiDistribusi Populasi
Distribusi Populasi
 
Statistika Industri
Statistika IndustriStatistika Industri
Statistika Industri
 
Dinamika kependudukan
Dinamika kependudukanDinamika kependudukan
Dinamika kependudukan
 
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkunganEkosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
 
Dinamika Kependudukan
Dinamika KependudukanDinamika Kependudukan
Dinamika Kependudukan
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
Keseimbangan Ekosistem Power point ilmu lingkungan
Keseimbangan Ekosistem Power point ilmu lingkunganKeseimbangan Ekosistem Power point ilmu lingkungan
Keseimbangan Ekosistem Power point ilmu lingkungan
 

Similaire à Bab 3. populasi dalam ekosistem

Populasi Isu Dan karateristiknya
Populasi Isu Dan karateristiknyaPopulasi Isu Dan karateristiknya
Populasi Isu Dan karateristiknya
Irma Mustika Sari
 

Similaire à Bab 3. populasi dalam ekosistem (20)

Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi IkanMakalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
Makalah Dinamika Populasi Ikan tentang Populasi Ikan
 
Densitas Populasi_ekologi hewan (1).pptx
Densitas Populasi_ekologi hewan (1).pptxDensitas Populasi_ekologi hewan (1).pptx
Densitas Populasi_ekologi hewan (1).pptx
 
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdfmakalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
 
1 Pendahuluan Ekologi Hewan.pptx
1 Pendahuluan Ekologi Hewan.pptx1 Pendahuluan Ekologi Hewan.pptx
1 Pendahuluan Ekologi Hewan.pptx
 
EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan
 
Ekologi Kelas XI.pptx
Ekologi Kelas XI.pptxEkologi Kelas XI.pptx
Ekologi Kelas XI.pptx
 
Ekologi hewan
Ekologi hewan Ekologi hewan
Ekologi hewan
 
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfedoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
 
Kel 4
Kel 4Kel 4
Kel 4
 
Kel 4
Kel 4Kel 4
Kel 4
 
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
Ekologi pertumbuhan populasi lingkungan.
 
populasi MH.ppt
populasi MH.pptpopulasi MH.ppt
populasi MH.ppt
 
Materi Mata kuliah Ecology Populas1i.ppt
Materi Mata kuliah Ecology Populas1i.pptMateri Mata kuliah Ecology Populas1i.ppt
Materi Mata kuliah Ecology Populas1i.ppt
 
EKOLOGI POPULASI.ppt
EKOLOGI POPULASI.pptEKOLOGI POPULASI.ppt
EKOLOGI POPULASI.ppt
 
Dinamika penduduk
Dinamika pendudukDinamika penduduk
Dinamika penduduk
 
Aksi, interaksi dan kepunahan serta analisis extinc
Aksi, interaksi dan kepunahan serta analisis extincAksi, interaksi dan kepunahan serta analisis extinc
Aksi, interaksi dan kepunahan serta analisis extinc
 
Populasi Isu Dan karateristiknya
Populasi Isu Dan karateristiknyaPopulasi Isu Dan karateristiknya
Populasi Isu Dan karateristiknya
 
Populasi.pdf
Populasi.pdfPopulasi.pdf
Populasi.pdf
 
Inisiasi 5
Inisiasi 5Inisiasi 5
Inisiasi 5
 

Dernier

Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953
 
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pillsAbortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
BENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkv
BENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkvBENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkv
BENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkv
sonyaawitan
 

Dernier (14)

Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953 dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...
Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953  dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953  dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...
Cara Menggugurkan Kandungan 082223109953 dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bula...
 
MODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdf
MODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdfMODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdf
MODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdf
 
SUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdf
SUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdfSUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdf
SUPPLIER JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM PROFESIONAL MALANG.pdf
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 🎰👑
 
PENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptx
PENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptxPENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptx
PENYULUHAN CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI.pptx
 
Tumbuhan dan lingkungannya power point..
Tumbuhan dan lingkungannya power point..Tumbuhan dan lingkungannya power point..
Tumbuhan dan lingkungannya power point..
 
Aksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdf
Aksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdfAksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdf
Aksi Nyata Ide-Ide Praktis Pembelajaran.pdf
 
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Cirebon Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
Jual Obat Aborsi Banjarbaru ( ASLI ) 082223109953 Kami Jual Obat Penggugur Ka...
 
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pillsAbortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
Abortion pills in Riyadh Saudi Arabia !! +966572737505 Get Cytotec pills
 
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Musi Rawas #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills In Kuwait |+966572737505 | Get Cytotec
 
SITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARU
SITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARUSITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARU
SITUS GACOR MUDAH MENANG ATRIUM GAMING 2024 TERBARU
 
BENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkv
BENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkvBENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkv
BENTUK KEMASAN OBAT.pdf yfibfuhbcigkvkcjxjxjcjcjcjcjcjvkvkv
 

Bab 3. populasi dalam ekosistem

  • 1. Bab 3: Populasi dalam Ekosistem 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Life history Sifat Populasi Kerapatan dan indeks Abundansi Konsep Laju Natalitas Mortalitas Penyebaran Umur bab 3: populasi 1
  • 2. Bab 3: Asas dan konsep organisasi populasi 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Laju Instrisik Bentuk Pertumbuhan Populasi Fluktuasi Populasi Penyebaran Populasi Dispersal Agregasi Isolasi dan teritorialitas bab 3: populasi 2
  • 3. Life History  Life History:   Strategi” r” dimiliki oleh populasi yang masa hidupnya pendek, ukuran tubuh kecil, laju reproduksi cepat, menghasilkan banyak anak dengan sedikit perhatian induk. Contoh: ikan, kecoak,bakteri, gulma bab 3: populasi 3
  • 4. Life History Strategi “k” dimiliki oleh populasi yang masa hidupnya panjang, ukuran tubuhnya besar, laju reproduksi lambat, menghasilkan sedikit anak dengan intensif perawatan dari induknya  Contoh : manusia, gajah, jerapah  bab 3: populasi 4
  • 5. Sifat Populasi    Populasi didefinisikan sebagai kumpulan individu dari spesies yang sama, hidup bersama pada habitat yang sama. Kelompok individu ini secara kolektif akan membentuk sifat populasi yang unik dan bukan lagi sifat individu. Sifat Populasi dapat dikaji dengan mengamati: KERAPATAN, NATALITAS, MORTALITAS, PENYEBARAN UMUR, POTENSI BIOTIK, DISPERSI, BENTUK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. 5 bab 3: populasi
  • 6. Sifat Populasi   Sifat genetik dari populasi yang berkait dengan ekologi: kemampuan adaptif, reproduktif, dan mempertahankan keturunan. Menganalisa sifat sifat populasi sangat sulit namun dengan perkembangan metode pengukurannya maka kini dapat diperoleh data tentang sifat populasi dengan baik. bab 3: populasi 6
  • 7. Kerapatan dan indeks abundansi   Pengukuran yang teliti dari satu atau dua sifat populasi akan memberi gambaran tentang populasi lebih baik daripada berdasarkan pengukuran yang tidak teliti dari beberapa sifat populasi. Kerapatan populasi adalah jumlah individu atau biomass per satuan ruang atau volume.   Kepadatan (density digunakan untuk tumbuhan per satuan ruang) Kelimpahan (abundance digunakan untuk organisme yang hidup di tiga dimensi seperti ikan, plankton per volume) bab 3: populasi 7
  • 8. Kerapatan dan indeks abundansi    Kerapatan kotor/crude density: jumlah individu atau biomass per satuan ruang pada seluruh habitat. Kerapatan ekologi/ecological density: jumlah individu atau biomass per satuan ruang pada habitat yang hanya dihuni oleh populasi. Dalam mempelajari populasi, ada hal yang lebih penting lagi yaitu mengetahui perubahan yang terjadi dalam populasi. bab 3: populasi 8
  • 9. Kerapatan dan indeks abundansi   Perubahan populasi dapat diketahui dengan menghitung indeks abundansi nisbi. Indeks ini diperoleh dengan menghitung populasi secara relatif pada waktu tertentu. Seperti jumlah ikan dengan bobot tertentu pada tahun 2000 atau jumlah ikan yang tertangkap per tahun dari 1989 sampai dengan 2009 (lihat grafik) bab 3: populasi 9
  • 10. Kerapatan dan indeks abundansi bab 3: populasi 10
  • 11. Kerapatan dan indeks abundansi   Kerapatan populasi merupakan sifat atau karakter populasi yang pertama kali diperhatikan dalam mempelajari suatu populasi. Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem sangat tergantung pada spesies dan jumlah individu atau besarnya populasi. bab 3: populasi 11
  • 12. Kerapatan dan indeks abundansi    Seperti kehadiran seekor burung di ladang jagung akan memberi pengaruh yang berbeda dengan kehadiran 2000 ekor burung. Di alam, besarnya populasi dibatasi oleh aliran energi, produktivitas dalam ekosistem, tingkat trofik, besarnya dan laju metabolisme organisme. Seperti di hutan akan diperoleh 20 ekor burung dan 20.000 insekta dan tidak akan pernah diperoleh 20.000 ekor burung dan 20 ekor insekta. bab 3: populasi 12
  • 13. Kerapatan dan indeks abundansi    Pengaruh tingkatan trofik pada kerapatan populasi terlihat pada jumlah individu. Seperti jumlah ikan yang menempati tingkatan trofik paling rendah akan lebih banyak, dan akan berkurang pada tingkatan trofik yang lebih tinggi. Dalam mempelajari kerapatan populasi, bila dengan menghitung jumlah individu berarti lebih menekankan pada peranan organisme berukuran kecil. bab 3: populasi 13
  • 14. Kerapatan dan indeks abundansi    Sementara, bila dengan pengukuran biomass lebih menekankan peranan orgasnisme yang berukuran besar. Oleh karena itu, Indeks abundansi lebih sesuai untuk membandingkan populasi dalam ekosistem karena indeks ini melibatkan komponen aliran energi. Indeks abundansi dapat disajikan dalam kategori abundan (banyak), common (umum), rare (jarang) atau dengan dominansi bab 3: populasi 14
  • 15. Kerapatan dan indeks abundansi    Frekuensi = persen petak contoh yang terdapat jenis tertentu, Abundansi = persen individu di dalam suatu sampel (contoh). Penutupan (cover)= persen permukaan tanah yang ditutupi oleh proyeksi bagian tajuk tumbuhan. bab 3: populasi 15
  • 16. Kerapatan dan indeks abundansi  Perbedaan antara kerapatan kotor dan kerapatan ekologi. Contohnya: Kerapatan kotor populasi ikan akan menurun bila permukaan air menurun karena kering, akan tetapi kerapatan ekologi ikan pada daerah genangan akan meningkat karena daerah genangan yang mengecil mengakibatkan ikan akan berdesakan. bab 3: populasi 16
  • 17. Kerapatan dan indeks abundansi  Metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan kerapatan populasi:  PERHITUNGAN TOTAL dapat digunakan untuk spesies dengan ukuran besar, tampak atau berkelompok.  METODE PENGAMBILAN CONTOH DENGAN KUADRAT: menghitung jumlah individu di dalam petak atau transek. Apabila sampel diambil dengan jumlah dan besarnya petak atau transek yang cukup maka data dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya populasi. bab 3: populasi 17
  • 18. Kerapatan dan indeks abundansi  METODE MENANDAI DAN TANGKAP KEMBALI (Mark-recapture) : biasanya digunakan untuk binatang yang bergerak.    100/p=10/100, maka p= 1000 REMOVAL SAMPLING : jumlah individu yang disingkirkan disajikan pada sumbu y dan jumlah individu sebelum disingkirkan pada sumbu x. METODE TANPA PETAK: biasanya digunakan pada organisme yang menetap. Dipilih satu individu dan diukur jarak terdekat dengan individu lainnya. Kemudian kerapatan diperoleh dari jarak rata rata antar individu. bab 3: populasi 18
  • 19. Konsep laju    Populasi merupakan kesatuan yang berubah ubah maka perlu diketahui bagaimana populasi itu berubah. Oleh karena itu, beberapa sifat populasi dinyatakan dalam bentuk laju/rate yang dapat diperoleh dengan membagi perubahan populasi dengan waktu terjadinya perubahan tersebut. Laju pertumbuhan populasi berarti jumlah tambahan individu baru pada populasi dalam kurun waktu terjadinya perubahan. bab 3: populasi 19
  • 20. Konsep laju   Laju rata rata perubahan populasi dapat dinyatakan dengan N/ t (dN/dt). Apabila perubahan populasi terjadi serempak, maka dinyatakan dengan dN/dt sementara laju perubahan per individu per waktu dinyatakan dengan dN/N dt  60 ekor kambing dipelihara, setelah waktu 2 tahun menjadi 240 ekor. Berapakah dN, dN/dt, dN/Ndt bab 3: populasi 20
  • 21. Konsep laju    Laju serempak dN/Ndt tidak dapat dihitung langsung, tetapi harus dengan menggunakan kurva pertumbuhan lebih dahulu. Laju pertumbuhan jenis sering dinyatakan sebagai populasi rata rata selama kurun waktu tertentu. Satu persen laju pertumbuhan manusia per tahun berarti setiap seratus manusia bertambah satu manusia baru setiap tahun. bab 3: populasi 21
  • 22. Konsep laju bab 3: populasi 22
  • 23. Natalitas    Kelahiran/natalitas adalah kemampuan suatu populasi untuk bertambah jumlahnya. Laju natalitas setara dengan kelahiran pada populasi manusia, yang berarti produksi individu baru. Natalitas maksimum/mutlak merupakan produksi maksimum individu baru secara teoritis dalam kondisi ideal artinya tidak ada faktor pembatas dan besarnya populasi optimum bab 3: populasi 23
  • 24. Natalitas    Natalitas ekologi (yang sebenarnya) merupakan pertambahan individu pada suatu populasi di alam atau lingkungan yang sebenarnya. Besar dan komposisi individu penyusun populasi akan berbeda beda sesuai dengan keadaan fisik lingkungannya. Natalitas dinyatakan dengan laju dN/dt bab 3: populasi 24
  • 25. Natalitas  Natalitas dapat dinyatakan dengan cara  dNn = produksi atau jumlah individu baru dalam populasi  dNn/dt = brith atau laju kelahiran  dNn/Ndt = birth atau laju kelahiran per satuan populasi  Laju kelahiran dinyatakan dengan nol atau positif tidak pernah bernilai negatif bab 3: populasi 25
  • 26. Natalitas   Laju pertumbuhan /dN merupakan pertambahan atau penurunan dalam populasi. Sebagai hasil dari natalitas, mortalitas, emigrasi dan imigrasi maka laju pertumbuhan bisa berkurang/negatif, tetap atau bertambah/positif. bab 3: populasi 26
  • 27. Natalitas   Percobaan kemampuan menghasilkan keturunan pada burung dilakukan dengan meletakan 3 eraman di taman kota dan dihitung jumlah telur yang menetas dan menjadi burung. Dapat diperoleh laju natalitas burung per satuan waktu atau laju natalitas per betina. bab 3: populasi 27
  • 29. Mortalitas    Kematian individu dalam populasi merupakan kebalikan dari natalitas. Mortalitas dapat dinyatakan sebagai individu yang mati dalam kurun waktu tertentu. Atau sebagai laju kematian jenis. Mortalitas ekologi/sebenarnya berkurang atau hilangnya individu individu di alam atau lingkungan tertentu. Mortalitas ekologi tidak tetap, akan berbeda pada populasi dalam lingkungan yang berbeda bab 3: populasi 29
  • 30. Mortalitas    Mortalitas minimum secara teoritis hilangnya individu dalam populasi pada lingkungan yang ideal. Sekalipun dalam kondisi yang ideal individu mati karena umur atau tua. Di alam kebanyakkan populasi memiliki panjang hidup lebih pendek daripada umur fisiologis, maka mortalitas sebenarnya akan lebih besar daripada mortalitas minimum Mortalitas jenis biasanya dinyatakan dengan persen yang mati dari populasi semula per satuan waktu. bab 3: populasi 30
  • 31. Mortalitas   Untuk menggambarkan mortalitas yang lengkap diperlukan tabel kehidupan/life table. Kurva survivorship ada tiga:  sangat cembung laju mortalitas rendah dan kematian terjadi sangat dekat dengan akhir hidupnya,  sangat cekung laju mortalitas tinggi dan kematian terjadi diusia muda, bab 3: populasi 31
  • 32. Mortalitas semi logarithma apabila yang tertinggal hidup/survive berbeda dengan tahap tahap sejarah hidupnya. Kurva survivorship berkaitan dengan pemeliharaan atau perlindungan induk kepada anaknya. Bentuk kurva survivorship dapat berbeda beda pada populasi dengan kerapatan yang berbeda. Pada kepadatan yang tinggi kurva menjadi cekung.    bab 3: populasi 32
  • 34. Mortalitas   Ledakan populasi manusia bukan merupakan ancaman bagi kehidupan manusia tetapi bagi kualitas kehidupan perorangan. Walaupun kesehatan dan makanan membuat mortalitas menjadi rendah, tapi umur manusia sekarang tidak ada yang lebih dari seratus tahun. bab 3: populasi 34
  • 35. Penyebaran umur   Penyebaran umur merupakan sifat populasi yang mempengaruhi natalitas dan mortalitas, karena kelompok umur dalam populasi menentukan status reproduksi suatu populasi. Populasi yang sedang tumbuh cepat mengandung individu muda, populasi yang statis memiliki pembagian kelompok umur yang merata dan populasi yang menurun mengandung individu tua. bab 3: populasi 35
  • 36. Penyebaran umur    Populasi dapat berubah dalam strukturnya tanpa merubah besarnya. Ada tiga umur ekologi , pra reproduktif, reproduktif dan paska reproduktif. Perbandingan ketiga umur ekologi akan berbeda beda. Manusia modern pembagian umurnya akan sama. Pada manusia primitif umur paska reproduktifnya lebih pendek. Serangga umur pra reproduktif lebih panjang daripada umur reproduktifnya. bab 3: populasi 36
  • 37. Penyebaran umur   Untuk menggambarkan penyebaran umur dalam suatu populasi dapat dilakukan dengan menghitung jumlah/persen individu pada kelompok umur yang berbeda beda dalam satu populasi dan disajikan dalam balok mendatar. Piramida penyebaran umur akan berbeda beda tergantung dari persentasi/jumlah individu tua dan muda nya. bab 3: populasi 37
  • 38. Penyebaran umur bab 3: populasi 38
  • 39. Laju intrinsik    Laju pertumbuhan jenis/spesies yang tetap dan maksimal pada keadaan lingkungan yang tidak terbatas baik ruang, makanan, maupun oleh organisme lain. Laju ini dinyatakan dengan r dengan ketentuan dN/dt= rN. Indeks r merupakan selisih antara laju natalitas/b dan mortalitas/d seketika. r= b-d bab 3: populasi 39
  • 40. Laju intrinsik    Laju pertumbuhan populasi dalam keadaan tidak terbatas, r tergantung pada struktruk populasi: komposisi umur dan reproduksi masing masing umur. Pada populasi dengan peyebaran umur yang mantap disebut laju intrinsik dari kenaikan alami atau r maksimal r maksimal sering dianggap sebagai potensi biotik atau potensi reproduktif (daya reproduktif maksimum) bab 3: populasi 40
  • 41. Bentuk pertumbuhan populasi    Pertumbuhan populasi dapat dibedakan dengan membuat kurva pertumbuhan: BERBENTUK J dan S (SIGMOID). Kedua pola ini dapat digabungkan atau berubah. Pada pola J kerapatan bertambah secara cepat, eksponensial, berganda, kemudian berhenti mendadak. dN/dt=rN  Besarnya N ditentukan oleh lingkungan bab 3: populasi 41
  • 43. Bentuk pertumbuhan populasi   Pada pola S populasi bertambah perlahan lahan, kemudian cepat dan mendekati fase logaritme, berangsur angsur melambat karena lingkungan. dN/dt=rN (K-N)/K  dimana K merupakan daya dukung alam / carrying capacity bab 3: populasi 43
  • 44. Fluktuasi populasi    Populasi yang tumbuh dengan delta N dan delta t rata rata nol kepadatan akan berfluktuasi diantara daya dukung… disebut dengan asimptotik. Populasi membatasi diri atau dengan menggunakan umpan balik untuk menjaga fluktuasi ini. Di alam, fluktuasi populasi asimptotik dibedakan dengan fluktuasi musiman, tahunan. bab 3: populasi 44
  • 45. Fluktuasi populasi  Penyebab terjadinya fluktuasi populasi adalah:  faktor ekstrinsik/ lingkungan fisik seperti curah hujan, temperatur seringnya tidak teratur.  faktor intrinsik seperti kerapatan populasi, pemangsa, penyakit, seringnya terlihat dalam bentuk daur. bab 3: populasi 45
  • 46. Fluktuasi populasi  Fluktuasi populasi pada daerah tropis seringnya berkaitan dengan:  curah hujan, seperti populasi nyamuk  aktivitas periodik organisme seperti populasi lalat atau burung yang meningkat pesat pada musim buah. bab 3: populasi 46
  • 47. Penyebaran populasi   Prilaku penyebaran populasi merupakan gerakan individu atau anakan, biji, spora atau larva ke dalam dan keluar populasi atau daerahnya. Ada tiga bentuk penyebaran:  EMIGRASI gerakan keluar,  IMIGRASI gerakan masuk,  MIGRASI gerakan datang dan pergi secara periodik. bab 3: populasi 47
  • 48. Penyebaran populasi    Penyebaran mempengaruhi bentuk pertumbuhan populasi. Beberapa individu baru secara tetap meninggalkan dan bergabung dengan populasinya. Dapat terjadi pula perpindahan secara massa, hal ini terkait dengan sifat individu yang berkelompok dan tidak bisa berpisah/ sifat ini disebut dengan VAGILITY. Penyebaran massa merupakan alat untuk menduduki daerah baru. bab 3: populasi 48
  • 49. Penyebaran intern/dispersial   Penyebaran individu dalam populasi dapat dibedakan dalam tiga pola: ACAK,SERAGAM, BERGEROMBOL atau BERKELOMPOK. Pola penyebaran secara acak jarang ditemui dialam,pola seragam didapat pada populasi dengan tingkat persaingan yg tinggi & terdapat pembagian ruang yg sama. Sementara berkelompok merupakan pola yg paling umum dapat mendekati pola acak. bab 3: populasi 49
  • 51. Penyebaran intern/dispersial    Ukuran berkelompok dalam populasi cenderung tertentu: BERPASANGAN; KOLONI Dua metode yang digunakan untuk mengetahui pola penyebaran:  Dengan membandingkan frekuensi terdapatnya beberapa kelompok  Dengan metode DICE; mengukur jarak antara individu dalam populasi. Pola penyebaran intern ini perlu diketahui untuk menentukan3:metode pengambilan bab populasi 51
  • 52. Aggregasi    Pengelompokkan merupakan hasil dari: pengumpulan individu dalam merespon perubahan cuaca, perbedaan habitat, akibat dari proses reproduksi dan daya tarik sosial. Pengelompokkan akan meningkatkan persaingan untuk mendapatkan makanan dan tempat hidup. Namun pengelompokkan akan meningkatkan daya hidup kelompok. Individu yang hidup dalam kelompok memiliki laju kematian yang rendah bab 3: populasi 52
  • 53. Isolasi dan teritorialitas    Isolasi akibat dari: persaingan antar individu dalam mendapatkan sumber daya yang ada atau antagonisme. Kelompok individu biasanya membatasi daerahnya untuk melakukan kegiatan. Daerah ini disebut HOME RANGE atau daerah pengembaraan. Bila daerah ini dipertahankan secara aktif maka disebut TERITORIAL . Tumbuhan mempertahankan teritorialnya dengan menghasilkan senyawa antibiotik 53 bab 3: populasi atau allelopathik dan binatang tingkat tinggi
  • 55. Isolasi dan teritorialitas     Ukuran teritorial sangat bervariasi (m – Km) Keberadaannya dapat berpindah pindah secara musiman (mating) Home range dapat overlap, namun teritorial tidak. Kegunaan teritorial adalah :    menyediakan makanan dan pasangan membentuk siklus reproduksi dalam populasi sehingga dapat mengendalikan besarnya populasi mencegah pemanfaatan sumberdaya makanan secara berlebihan bab 3: populasi 55

Notes de l'éditeur

  1. //
  2. LITZ